SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
Download to read offline
PENGEMBANGAN PARIWISATA BERKELANJUTAN
OBJEK WISATA PANTAI SENGGIGI
DI LOMBOK - NTB
I Ketut Suardana
Dosen Akademi Pariwisata Dharma Nusantara Sakti Yogyakarta
Jl. Babarsari TB.VI/11. Depok, Sleman-Yogyakarta. Telp. (0274) 486836
Intisari
Pengembangan pariwisata berkelanjutan yang dikembangkan oleh pemerintah
NTB sebagai implikasi dari otonomi daerah merupakan metode atau tehnik yang paling
tepat untuk membangun pariwisata.
Kerjasama yang sinergi atara pemerintah, stakeholder dan masyarakat menjadi
dasar utama dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan. Data telah menunjukkan dari
tahun ke tahun kunjungan wisatawan di NTB terus meningkat, dampaknya meningkatnya
PAD di NTB dan menurunnya angka pengangguran terutama masyarakat sekitar objek
wisata.
1.1. Latar Belakang
Pulau Lombok yang memiliki luas 473.780 hektare ini tak hanya
menyimpan kekayaan wisata alam semata. Sektor wisata lain adalah
tempat-tempat bersejarah peninggalan kerajaan Selaparang pada abad
8. Salah satu situs kerajaan itu adalah Taman N armada di Kota
Narmada yang berjarak sekitar 10 km dari Kota Mataram. Situs ini
memiliki tiga kolam yang merupakan miniatur dari Segara Anak.
Bicara Pulau Lombok maka pikiran menerawang ke hamparan pantai
Senggigi yang eksotis, indah, dan menawan. Pantai berpas ir putih
dengan deburan ombak kecilnya ini sayang untuk dilewatkan. Tak heran
bila banyak wisatawan mancanegara (wisman) maupun wisatawan
nusantara (wisnu) menyinggahinya.
Semangat wisata Pulau Lombok juga dikibarkan lewat ”Anda bisa
melihat Bali di Lombok, tapi Anda tak bisa melihat Lombok di Bali‟.
Slogan wisata itu tak berlebihan, karena nuansa Lombok tak jauh beda
dengan nuansa di Pulau Bali. Anda bisa melihat pura atau tata cara
peribadatan umat Hindu -Budha sekaligus ratusan bangunan masjid dan
mushola. Apalagi keindahan pantai di Lombok menyerupai pantai -
pantai di Bali, bahkan lebih alami.
Ada dua karakter budaya yang menonjol di wilayah pulau ini yakni
budaya Islam dan Hindu. Tak sedikit bangunan pura dan masjid yang
berdiri di sini. Namun jumlah ban gunan masjid relatif lebih banyak
karena masyarakat Lombok banyak yang menganut agama Islam.
Bahkan Pulau Lombok juga dikenal sebagai pulau seribu masjid.
Kontradiksi itu yang membuat wisatawan menemukan suasana Bali di
Lombok. ”Saya senang tinggal di Lomb ok karena masyarakat di sini
tidak usil. Apalagi, lalu lintasnya tidak macet dan padat seperti Bali,”
ujar Stuart, wisman asal Amerika saat ditemui di pantai Senggigi.
Lombok (penduduk pada tahun 1990:
2.403.025) adalah sebuah pulau di kepulauan
Sunda Kecil atau Nusa Tenggara yang
terpisahkan oleh Selat Lombok dari Bali di
sebelah barat dan Selat Alas di sebelah timur
dari Sumbawa. Pulau i ni kurang lebih bulat bentuknya
dengan semacam “ekor” di sisi barat daya yang panjangnya kurang
lebih 70 km. Pulau ini luasnya adalah 4.725 km² (sedikit lebih
kecil daripada Bali). Kota utama di pulau ini adalah Kota Mataram
Bahasa Sasak dipakai oleh masyarakat Pulau Lombok, Propinsi
Nusa Tenggara Barat. Bahasa ini mempunyai gradasi sebagaimana
Bahasa Bali dan Bahasa Jaw a. Bahasa Sasak mirip dan serumpun
dengan Bahasa Bali.
Bahasa Sasak mempunyai dialek -dialek yang berbeda menurut
wilayah, bahkan dialek di kawasan Lombok Timur kerap sukar
dipahami oleh para penutur Sasak lainnya.
Indahnya pantai di kabupaten Lombok Barat (Lombar) ini sempat
menjadi canda bahwa yang „memiliki‟ pantai di seluruh Lombar
bukan Provinsi NTB, melainkan milik TVRI. ”Soalnya, TVRI tiap
hari menayangkan pantai Senggigi dan pulau -pulau di sekitarnya
pada tayangan acara penutupan malam hari. Bagi ya ng belum pernah
datang ke pulau Lombok sebenarnya bisa menikmati keindahan
pantai di Lombok Barat lewat tayangan TVRI. Tapi rasanya kurang
pas kalau belum menikmati sendiri ke sini,” kata Agus, pemandu
wisata dari Lombok Sumbawa Promo.
Panorama pantai Senggigi tak kalah menarik dibanding pantai lain
di Pulau Bali. Pantai ini memiliki panjang 13 km dari desa Senggigi
Kecamatan Gunung Sari hingga desa Pemenang, Kecamatan Tanjung,
di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). Sepanjang kiri pantai
berderet ribuan pohon kelapa dan nyiur yang melambai.
Pemandangan alam bebas pantai Senggigi bisa dinikmati pula di -
gazebo yang dibangun pengusaha resor t maupun hotel-hotel
berbintang. Hampir semua reso rt maupun hotel di situ memilih
lokasinya berdekatan dengan bibir pa ntai. Bahkan view pantai
Senggigi dicipta menyatu dengan resor t dan hotel, tanpa ada pagar
pembatas.
Di sepanjang pantai ini, para nelayan setempat menawarkan wisata
bahari dengan menyewakan perahu layar per jam Rp 50 ribu. Tak
sedikit wisman maupun wisnus yang tiap hari berlayar ke tengah
laut dengan perahu-perahu layar nelayan.
Pemandangan pantai Senggigi sebenarnya belum seberapa jika
dibandingkan dengan keindahan wisata bahari yang ditawarkan oleh
beberapa pulau kecil yang mengelilingi Pulau Lombok. Se but saja
Gili Meno, Gili Trawangan, Gili Air, maupun Pantai Kute (bukan
Pantai Kuta yang terletak di Pulau Bali).
Gambar 1.2
Peta Pulau Lombok
1.2. Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi
1.2.1.Kajian Aspek Lingkungan Internal
a. Kekuatan
1. Tersedianya peraturan perundang-undangan, mulai dari undang-
undang sampai dengan dalam bentuk Perda yaitu Perda Nomor 9
Tahun 1989 tentang Pembangunan Kawasan Pariwisata di Daerah
Nusa Tenggara Barat dan Peraturan Gubernur tentang pengelolaan
kebudayaan dan Pariwisata.
2. Tersedianya sarana/prasarana, tenaga dan aspek penunjang
lainnya dalam pelaksanaan pembangunan kebudayaan dan
pariwisata.
3. Diperluasnya tugas pokok dan fungsi dinas yang bersenergi
antara kebudayaan dan Pariwisata.
4. Posisi geografis NTB yang berada pada po sisi silang daerah
tujuan wisata (segi tiga emas daerah tujuan wisata -Bali-Komodo
dan Tanah Toraja).
5. Masyarakat NTB yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan etnis
dikenal suka membantu dan ramah yang merupakan modal untuk
membangun industry pariwisata se bagai industry jasa.
6. Kekayaan nilai budaya NTB yang bersumber dari keanekaragaman
suku, bahasa, etnis, adat istiadat adalah potensi pariwisata yang
bernilai tinggi.
7. Telah dilaksanakan konsep Pembangunan Berwawasan
Kebudayaan Daerah, dimana orientasi pemban gunan diperlukan
sentuhan budaya yang akan menjadi perekat keutuhan daerah.
b. Kelemahan
1. Terbatasnya sarana penunjang terutama sarana transportasi
2. Terbatasnya kemampuan tenaga yang tersedia.
3. Terbatasnya sumber pembiayaan dalam pembangunan nilai
budaya, kesenian, sejarah, purbakala, dan pariwisata terutama
karena terserapnya anggaran daerah untuk mendukung sector
pendidikan, infrastruktur dan kesehatan.
4. Lemahnya konsolidasi personil maupun program sebagai akibat
dilakukannya penataan Organisasi/Kelembagaan y ang berulang-
ulang.
5. Antara kabupaten/Kota yang satu dengan lainnnya kelembagaan
yang menangani kebudayaan dan pariwisata berbeda -beda
sehingga menyulitkan proses koordinasi.
6. Kekayaan budaya daerah baik dalam bentuk benda (tangible) dan
yang tak benda intan gible) belum dikelola secara sinergis sebagai
asset wisata.
1.2.2. Kajian Aspek Lingkungan Eksternal
a. Peluang
1.Berkembangnya arus globalisasi dan meningkatkan hubungan
antar Negara dengan warna budaya masing -masing akan
berdampak positif terhadap ketahanan budaya daerah yang
memiliki cirri khas dan identitas tersendiri.
2.Kebudayaan daerah yang terus berkembang dan dilestarikan
memiliki pangsa pasar wisata tersendiri dan terus meningkat.
3.Meningkatkan minat investor dalam, maupun luar negeri untuk
melalukan investasi pada sector pariwisata.
4.Kebijakan Pemerintah propinsi NTB untuk menempatkan sector
pariwisata sebagai prioritas kedua pembangunan propinsi NTB.
5.Potensi Alam, Budaya, tradisi dan industry di 15 kawasan
pengembangan Pariwisata NTB, dari segi kuantitas dan
kualitas relative besar dan bila direkayasa dengan bantuan
teknologi akan dapat dijadikan sebagai obyek wisata yang
memiliki daya tarik tersendiri .
b. Ancaman
1.Krisis Ekonomi Global yang melanda Negara -negara di
kawasan Eropa berdampak kepada pasar tradisional wisata
NTB akan mengakibatkan kelesuan ekonomi dan menurunnya
minat berwisata para wisatawan.
2.Belum mantapnya pelaksanaan otonomi daerah di
kabupaten/Kota, menyulitkan koordinasi pembinaan
kebudayaan dan pariwisata.
3.Investasi dan asset wisata dikuasai pihak luar dan dapat
menimbulkan konflik kepentingan dengan masyarakat
setempat.
4.Masih terbatasnya jalur penerbangan Internasional ke NTB.
5.Belum memadai pelabuhan dan sarana transportasi laut ke NTB
yang memenuhistandar pelayaran untuk wisatawan.
6.Perhatian hokum untuk berinvestasi yang kurang terjamin akan
mengakibatkan hilangnya minat investor menanamkan
modalnya di daerah.
1.3. Analisia Isu-Isu Mikro/Makro.
1.3.1. Isu Mikro
1. Perencanaan harus mempertimbangkan optimalisasi Quality of Eksperience
2. Meminimalkan dampak negatif yang timbul akibat adanya perencanaan untuk
menjaga Quality of resource
3. Pelestarian budaya lokal untuk menghidupkan kawasan
1.3.2. Isu Makro :
1. Paradigma Pembangunan Berkelanjutan
2. Mass Tourism vs Special Interest Tourism
I. KAJIAN TEORI
2.1. Definisi Pariwisata Berkelanjutan
Menurut Spillane, (2001:57). Kepariwisataan itu penting disebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya yaitu: (1) Berkurangnya penerimaan Devisa dari ekspor
minyak dibandingkan waktu sebelumnya, (2) Prospek Pariwisata yang tetap
memperlihatkan kecenderungan meningkat dari waktu-kewaktu dan (3) Besarnya potensi
wisata yang dimiliki bagi pengembangan pariwisata di Indonesia.
Perencanaan (planning) merupakan fungsi manajemen pertama dan mendasar,
yang menjadi titik awal bagi fungsi-fungsi berikutnya (Suyitno, 2001:2).
G.R. Terry Planning adalah pemilihan fakta-fakta dan usaha menghubung-
hubungkan antara fakta yang satu dengan fakta yang lain, kemudian membuat perkiraan
dan peramalan tentang keadaan dan perumusan tindakan untuk masa yang akan datang
yang sekiranya diperlukan untuk mencapai hasil yang dikehendaki.
Tujuan pembangunan berkelanjutan ialah memadukan pembangunan dengan
lingkungan sejak awal proses penyusunan kebijaksanaan dan pengambilan keputusan
yang strategik sampai pada penerapannya di lapangan (Prof.Dr.R.E.Soeriaatmadja,
1997:37).
Berdasarkan hasil identifikasi Masyarakat Ekowisata Indonesia, Propinsi Nusa
Tenggara Barat merupakan salah satu daerah tujuan ekowisata yang banyak dikunjungi
wisatawan, baik wisatawan asing maupun domestik (Oka A, Yoeti, 1999:44).
Menurut Sumodiningrat (1999), bahwa pemberdayaan masyarakat merupakan
upaya untuk memandirikan masyarakat lewat perwujudan potensi kemampuan yang
mereka miliki. Adapun pemberdayaan masyarakat senantiasa menyangkut dua kelompok
yang saling terkait, yaitu masyarakat sebagai pihak yang diberdayakan dan pihak yang
menaruh kepedulian sebagai pihak yang memberdayakan.
Konsep pariwisata yang memperhatikan aspek keberlanjutan ini kemudian dikenal
sebagai konsep/konstruk Sustainable Tourism Development. Konsep Sustainable Tourism
Development didefenisikan oleh World Tourism Organization (WTO) sebagai :
“Tourism development that meets the needs of present tourists and host regions while
protecting and enhancing opportunities for the future” (WTO, 1990).
Secara singkat, konsep Sustainable Tourism Development tergambar dalam
diagram di bawah ini :
KONSEP/KONSTRUK
SUSTAINABLE TOURISM DEVELOPMENT
ECONOMICALLY
VIABLE
SOCIAL AND
CULTURALLY ENVIRONMENTALLY
ACCEPTABLE SUSTAINABLE
TECHNOLOGICALLY
APPROPRIATE
Konsep Sustainable Tourism Development – sebagaimana diagram di atas –
mengandung prinsip utama yakni bahwa pengembangan pariwisata haruslah memiliki
perhatian khusus pada:
1. Keberlanjutan ekologi : system ekologi di suatu kawasan tidak boleh terganggu oleh
adanya pengembangan kegiatan pariwisata.
2. Keberlanjutan social dan budaya : perkembangan wisata di suatu kawasan haruslah
disesuaikan dengan budaya dan nilai-nilai yang dimiliki oleh penduduk local.
3. Keberlajutan ekonomi : perkembangan kegiatan pariwisata harus dikelola secara
efisien; sehingga sumber daya yang ada dapat mencukupi kebutuhan saat ini maupun
di masa mendatang.
Dari ketiga butir diatas, makin jelaslah bahwa keberlanjutan ekologi menempati
posisi yang sangat penting dalam pengembangan pariwisata; sehingga dalam upaya
pengembangan kegiatan wisata di suatu kawasan sudah selayaknyalah apabila aspek ini
menjadi salah satu aspek utama yang tidak boleh ditinggalkan.
2.2. Tujuan Berwisata
Berbagai macam motivasi dan tujuan tertentu mendorong seseorang untuk mengadakan
perjalanan wisata, antara lain:
1. Berwisata untuk menikmati dan rekreasi
2. Berwisata untuk memperoleh pengalaman dan pengetahuan tentang suasana yang hanya
terdapat di daerah tujuan wisata yang dituju.
3. Berwisata untuk menyaksikan dan memahami seni dan budaya masyarakat di daerah
tertentu.
4. Berwisata untuk berpartisipasi ataupun menyaksikan peristiwa olah raga yang
diselenggarakan baik di dalam maupun di luar daerah tempat tinggalnya.
5. Berwisata sambil menyelesaikan urusan usaha.
6. Berwisata sambil menghadiri pertemuan, seminar ataupun konferensi yang
diselenggarakan didalam atau disekitar daerah tujuan wisata.
7. Wisata untuk tujuan kombinasi lebih dari satu yang tersebut di atas.
2.3. Aspek-Aspek Prencanaan Pariwisata
1. Aspek pasar, menyangkut pasar serta kebutuhannya.
2. Aspek sumber daya, antara lain
a. Sarana dan prasarana
b. Sumber daya manusia.
3. Aspek produk: berkaitan dengan upaya meramu dan mengemas produk wisata, yang
berintikan:
a. Penyusunan program
b. Perhitungan harga, dan
c. Penentuan kebijaksanaan produk.
4. Aspek operasional: menyangkut kegiatan yang akan dilakukan dalam mewujudkan
produk wisata, yang terdiri atas:
a. Kegiatan pra-penyelenggaraan
b. Kegiatan selama penyelenggaraan, dan
c. Kegiatan pasca penyelenggaraan.
. Kesesuaian Demand – Supply
Dalam Konteks Perncanaan Kepariwisataan
Sisi Permintaan Sisi Penawaran
Wisatawan Produk Wisata
- Motivasi - Kepuasan Wisatawan - Atraksi
- Preferensi - Nilai Jual - Amenitis
- Ekspektasi - Daya Saing - Aksesibilitas
KONSEP, STRATEGI DAN PERENCANAAN
PROGRAM PENGEMBANGAN
Pada hakekatnya perencanaan dan pengembangan suatu obyek dan daya
tarik wisata tidak lain ditunjukkan untuk menarik kujungan wisatawan ke suatu obyek.
Sehingga rencana pengambangan harus memperhatikan dan mendasarkan pada kajian
terhadap karakteristik sisi permintaan.
Dari Sisi Permintaan (Wisatawan)
o Motivasi = dorongan yang muncul dari diri seseorang untukmelakukan
pemenuhan atas suatu kebutuhan.
o Referensi = Sesuatu yang menjadi pilihan target pasar, pilihan disini didasarkan
atas sekelompok atribut yang menyertainya seperti, kualitas promosi, nilai
tambah, performa dan fitur lainnya.
o Ekspektasi = sesuatu yang diharapkan oleh konsumen untuk dapat memberikan
kepuasan. Tolok ukur dari kesesuaian antara ekspektasi dengan penawaran suatu
produk adalah kepuasan (satisfaction).
Sumber : Marketing Management, Philip Kotler, 2000
Sisi Penawaran (Produk Wisata)
o Atraksi = keseluruhan bentukan alam, budaya, hal-hal khusus, dan aktivitas
terkait dengannya di suatu wilaya yang menraik wisatawan untuk
mengunjunginya.
o Amenitas = segala sesuatu yang mendukung kemudahan witawan dalam
melakukan aktivitas di suatu daerah/kawasan/obyek wisata (misalkan: wartel,
penunjuk lokasi, telephone umum, ATM, Rental)
o Aksesibilitas = keseluruhan komponen yang mendukung pergerakan seorang
wisatawan mulai dari Negara/daerah asalnya, ketika berada di lokasi yang
dikunjungi (termasuk objek wisata danfasilitas, sarana dan prasarana pendukung
lainnya), hingga kembali lagi ke Negara/daerah asalnya.
Asesibilitas disini termasuk didalamnya: jaringan/rute transportasi(darat,
laut, udara), jalan menuju lokasi objek, jaringan pendukung pergerakan di dalam
objek, jaringan pendukung pergerakan di dalam objek, baik untuk orang sehat
maupun dengan keterbatasan fisik (diffable people).
Sumber : Tourism Planning, Edward Inskeep, 1991
II. PROFIL KAWASAN
3.1. Kondisi Geografis
Geografi, topografi dan demografi
Selat Lombok adalah batas flora dan fauna
Asia. Mulai dari Lombok ke a rah timur, flora
dan fauna menunjukkan ciri -ciri khas Australia.
Ilmuwan yang pertama kali menyatakan hal ini
adalah Alfred Russel Wallace, seorang ilmuan
yang berasal dari negara Inggris di abad ke-19. Untuk menghormatinya
maka batas ini disebut Garis Wal lace.
Topografi pulau ini didominasi oleh gunung berapi Rinjani yang
ketinggiannya adalah 3.726 meter di atas permukaan laut dan
membuatnya yang ketiga tertinggi di Indonesia. Daerah selatan pulau
ini adalah sebuah ladang terbuka bebas yang subur dan ditan ami dengan
jagung, padi, kopi, tembakau dan kapas.
Sekitar 80% penduduk pulau ini adalah suku Sasak, sebuah suku bangsa
yang masih dekat dengan suku bangsa Bali, tetapi sebagian besar
memeluk agama Islam. Sisa penduduk adalah orang Bali, Jawa,
Tionghoa dan Arab.
Pembagian administrative
Lombok termasuk provinsi Nusa Tenggara Barat dan pulau ini sendiri
dibagi menjadi empat Daerah Tingkat II:
1. Kota Mataram
2. Kabupaten Lombok Barat
3. Kabupaten Lombok Tengah
4. Kabupaten Lombok Timur
3.2. Atraksi Wisata
Obyek wisata pantai seperti pantai senggigi, Pantai sire, Obyek wisata Tiga Gili (Gili Air,
Meno dan Trawangan)
 Obyek wisata peninggalan sejarah seperti : Taman Narmada, Lingsar dan Batu Bolong.
 Oyek wisata alam hutan seperti : Sesaot, Danau Segara Anak, air terjun Sindang Gile dan
Obyek wisata alam lainnya.
NARMADA : Terletak 10 Km arah timur Cakranegara
merupakn tiruan dari Gunung Rinjani. Dibangun sebab Raja
Anak Agung Gede Karang Asem sudah terlalu tua untuk
melakukan persembahyangan. Awal abad 19, raja membuat
replica tersebut serta sebuah pura suci Narmada.
Persembahyangan dipimpin oleh Pendeta di Pura tersebut
tanpa pergi ke Gunung Rinjani. Pada saat sekarang, taman
terbuka untuk umum dan menjadi pusat rekreasi yang selalu ramai oleh wisatawan lokal
maupun mancanegara.
Didalamnya terdapat mata air yang konon airnya berasal dari Gunung Rinjani dan di
percaya bisa menjadikan seseorang menjadi tetap awet muda sehingga disebut air awet
muda. Pura ini mengambil nama dari sebuah sungai suci Di India yang memuja Shiwa
yaitu Pura Kalasa.
SURANADI
Suranadi merupakan salah satu pura suci di Pulau Lombok, ada
bebrapa mata air, Ikan tuna yang hidup dikolam yang ada
didalamnya dianggap suci dan tidak boleh di tangkap. Disamping itu Suranadi merupakan
hutan wisata yang terletak 13 Km sebelah kota Mataram yang mempunyai Udara sejuk
dan dihuni oleh berbagai jenis burung yang dapat dinikmati oleh pengunjung.
LINGSAR
Lingsar terletak disebelah utara Narmada yang
merupakan tempat pemujaan yang berdampingan antara
pemeluk agama hindu dan suku sasak.Pura Hindu yang
disucikan ini didirikan pada tahun 1714. Suku Sasak
yang beragama islam bersama umat Hindu pada amusim
penghujan akhir bulan Nopember-desember ditempat ini
melaksanakan Perang Ketupat.
Diawali dengan upacara persembahyangan di tempat pemujaan masing-masing,
kemudian mereka memasuki lapangan di luar tempat pemujaan dan dilanjutkan dengan
saling lempar ketupat diantara peserta upacara.
Masyarakat meyakini bahwa upacara ini akan membawa berkah dengan turunnya hujan,
sementara yang lain menyebutkan, upacara ini dilaksanakan sebagai wujud rasa syukur
atas hujan yang diturunkan oleh Tuhan bagi kemakmuran hidup mereka.
PUSUK:
Merupakan puncak bukit dengan hutan
tropisnya.Terdapat banyak kera dan dari tempat ini dapat
disaksikan panorama alam yang sangat
menabjubkan.Jarak dari Kota Mataram 10 Km dapat
ditempuh dengan berbagai sarana transportasi.
BATU BOLONG:
Batu Bolong merupakan salah satu tempat wisata dekat
pantai dimana terdapat sebuah batu yang berlubang
cukup besar di bagian tengahnya .Di sini juga terdapat
sebuah Pura yang berdiri diatas batu karang.Pura ini
berhadapan dengan selat lombok dan Gunung Agung-
Bali. Sering diadakan upacara-upacara keagamaan oleh
masyarakat beragama Hindu.Dari tempat ini kita dapat menikmati matahari terbenam.
SINDANG GILE
Wilayah wisata ini terletak kurang lebih 80 Km dari mataram,
merupakan tempat perhentian sebelum mendaki Guning rinjani.
Di kawasn ini terdapat air terjun yang sangat indah dengan
pemandangan yang alami serta air yang dingin . Tak jauh dari
tempat ini terdapat juga air terjun tiu Pepe yang sangat indah
dan ditempat ini wisatawan dapat berendam diair yang dingin
dan berenang.
3.3. Aksesibilitas
Cara Mencapai Daerah Ini:
Ada beberapa alternatif untuk mencapai Pantai Senggigi, yaitu:
*Dari Bali; Tiba di Pelabuhan Lembar, Anda bisa langsung
menuju pantai Senggigi dengan menggunakan bis 3/4 atau
mencarter mobil bersama penumpang lainnya.
* Setelah tiba di bandara Selaparang Mataram jika anda ingin menuju
Senggigi, anda langsung pergi ke arah matahari terbenam, sekitar 8 km ke barat. Di
tengah perjalanan anda akan melihat tradisional transportasi yang biasa di sebut
Cidomo karena banyak sudut-sudut mataram yang belum terjangkau oleh kendaraan
roda empat. Sebelumnya anda akan melewati pasar traditional Ampenan (Kebon Roek),
pasar ini adalah pasar yang terdekat dari daerah senggigi dan sekitarnya.
Setelah menempuh perjalanan 15 menit anda akan mulai menempuh jalur yang
berkelok dan hawa laut karena jalan yang anda lalui dekat dengan laut, anda akan
melintasi Makam Keramat tempat yang bagus untuk mengambil gambar yang punya
latar belakang laut, setelah melewati Makam Keramat anda akan melintasi sebuah pura
yang menjorok ke laut yaitu Pura Batu Bolong. Setelah melewati Pura Batu Bolong
anda akan langsung masuk ke wilayah Senggigi yang terkenal dengan pasir putihnya.
Jika anda mempunyai waktu anda bisa meneruskan perjalan melewati senggigi ke Desa
Mangsit di sini akan kagum melihat pemandangan laut yang cantik dengan pohon
kelapa sebagai penghiasnya, saran kami jangan lupa abadikan perjalan anda.
*Dari Ampenan, Anda bisa menaiki Bemo yang tersedia mulai
pukul 06.00 pagi hingga 06.30 PM untuk sekitar Rp. 1,500 jurusan
Ampenan-Senggigi,atauSenggigi-Ampenan
3.4. Fasilitas
Tempat Menginap
Di sekitar Pantai Senggigi banyak terdapat penginapan yang bisa
dijadikan pilihan sesuai dengan kebutuhan Anda. Mulai dari hotel
berbintang, resor, hotel melati hingga pemondokan. Beberapa tempat
menginap yang dapat dijadikan alternative adalah Holiday Inn, the
Oberoi, Sheraton Senggigi, Melati Dua Cottage, Pool Villa Club,
Panorama Cottage, dan lain-lain.
DATA KUNJUNGAN PER TAHUN
No TAHUN WIS-NU WIS-MAN JUMLAH
1 2000 24.511 65.615 90.126
2 2001 54.540 40.098 94.638
3 2002 104.898 51.606 156.504
4 2003 72.593 73.410 146.006
5 2004 96.107 104.133 200.240
6 2005 88.199 134.531 222.730
7 2006 87.819 131.461 229.280
8 2007 122.260 131.352 253.612
9 2008 229.114 315.387 544.501
10 2009 232.120 387.250 619.370
Data : Kantor dinas DIPARSENIBUD Lombok Barat.
Dari table di atas Nampak bahwa jumlah kunjungan wisatawan Mancanegara dan
Nusantara di Kabupaten Lombok Barat kurun waktu 2000-2009, memiliki kenaikan yang
cukup signifikan dimana dalam dunia pariwisata sudah mengalami perkembangan yang
cukup diminati perbagai kalangan, baik dari golongan tinggi, menengah, maupun sampai
tingkat bawah. Semuanya itu pada dasarnya menginginkan suasana yang baru bagi
mereka.
Objek wisata yang berada di Kabupaten Lombok Barat merupakan andalan
Propinsi Nusa Tenggara Barat dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan baik
Wisman maupun Wisnu. Karena sebagian besar obyek wisata seperti pantai Senggigi,
Gili Air, Meno, Trawangan dan Taman Narmada sudah menjadi tujuan wisata yang
dikenal.
III. ANALISIS PARIWISATA BERKELANJUTAN
Analisa yang digunakan dalam rencana pengembangan berkelanjutan kawasan pantai
senggigi di pulau Lombok adalah SWOT
4.1 Analisa SWOT
4.1.1 Strenghts (Kekuatan)
4.1.1.1 Pengembangan pariwisata sebagai sector strategis dalam pengembangan
perekonomian, telah diakomodir oleh berbagai tingkatan, baik di tingkat
pemerintahan, kabupaten, propinsi, maupun pusat.
4.1.1.2 Memiliki objek wisata cukup beragam dan tersebar sekitar kawasan pantai
senggigi meliputi: wisata alam, wisata budaya, dan minat khusus.
Pengembangan pariwisata sebagai sector strategis yang masih terus
dikembangkan yang berkelanjutan.
4.1.1.3 Penetapan kawasan pantai senggigi sebagai kawasan unggulan di tingkat
propinsi.
4.1.2 Weakness (Kelemahan)
4.1.2.1 Belum adanya tindakan kongkret yang berasal dari kebijakan pemerintah
daerah tingkat II Lombok Barat sesuai dengan otonomi daerah di kawasan pantai
senggigi.
4.1.2.2 Belum berkembangnya obyek wisata baru sekitar kawasan pantai
senggigi.
4.1.2.3 Kurangnya kesadaran masyarakat setempat dalam menjaga lingkungan
Hidup yang indah dan mempesona.
4.1.2.4 Tercemarnya kawasan pantai senggigi yang berakibat pada
kegiatan pariwisata.
4.1.3 Opportunity (Peluang)
4.4.3.1 Trend”back to nature
4.1.3.2 Letak kawasan pantai senggigi masih relative dekat, baik dari bandara,
kota, maupun pelabuhan lembar selat lombok.
4.1.4 Threats (Ancaman)
4.1.4.1 Akses menuju objek wisata pantai senggigi masih sangat memperhatinkan.
4.1.4.2 Jika tidak dikelola secara professional, maka pantai senggigi akan
tersaingi oleh pantai lainnya, seperti pantai kuta yang berada di Lombok
tengah.
4.1.4.3 Apabila masyarakat setempat tidak diadakan pembinaan secara
berkelanjutan, maka wisatawan merasa terganggu atau tidak nyaman.
4.2 Hasil Analisa SWOT
(Strategi pengembangan pariwisata kawasan pantai senggigi)
Hasil analisa SWOT menghasilkan strategi
 Mengembangkan objek wisata pantai senggigi dengan konsep wisata bahari.
 Meningkatkan kesadaran melalui pendidikan dan penyuluhan tentang lingkungan
hidup.
 Menetapkan kebijakan yang mengatur kegiatan di kawasan pantai senggigi.
 Pengembangan produk
 Wisata yang back to nature
 Melibatkan peran serta masyarakat sekitar, dalam menjaga kebersihan kawasan
pantai senggigi.
4.3. Acuan dalam rangka mengatasi kelemahan dan ancaman
Upaya mencapai sasaran yang diinginkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2009-2013 dalam rangka mengatasi kelemahan dan
ancaman, maka ditetapkan acuan sebagai berikut:
1. Terjadinya peningkatan arus kunjunagna wisatawan ke NTB disertai peningkatan
rata-rata lama tinggal selama berwisata di NTB.
2. Terlaksananya kegiatan bimbingan, supervise dan apresiasi pengembangan
kebudayaan dan pariwisata.
3. Terwujudnya sumber daya manusia yang professional di bidang budaya dan
pariwisata.
4. Terwujudnya pedoman, norma, kriteria, standard an prosedur untuk mendukung
pembangunan kebudayaan dan pariwisata.
5. Terbangunnya komitmen untuk mendukung pembangunan bidang kebudayaan dan
pariwisata.
6. Terlaksananya penataan destinasi-destinasi unggulan dan destinasi-destinasi baru.
7. Terkelolanya segenap potensi budaya dan pariwisata untuk kemajuan pembangunan
daerah.
4.4. Aspek Kebijakan.
Dalam upaya untuk mencapai sasaran pembangunan bidang kebudayaan dan
kepariwisataan Daerah Nusa Tengggara Barat, maka aspek kebijakan pembangunan
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai salah satu
pemangku kebijakan pembangunan kebudayaan dan kepariwisataan diarahkan untuk 4
(empat) kebijakan, yaitu:
1. Pemantapan Citra dan kondisi pariwisata NTB melalui pembuatan branding dan
market respositioning pariwisata NTB dan meningkatkan promosi wisata minat
khusus.
2. Mendorong terciptanya iklim yang kondusip bagi pengembangan kebudayaan dan
pariwisata.
3. Meningkatkan efektifitas peran sebagai regulator dan fasilitator dalam peningkatan
komoditas SDM di bidang kebudayaan dan pariwisata.
4. Melakukan standarisasi, pelestarian dan perlindungan terhadap karya citra budaya
dan pariwisata.
KESIMPULAN
Dampak dari pengembangan pariwisata berkelanjutan di objek wisata senggigi
memberikan sumbangan yang sangan signifikan bagi peningkatan pendapatan asli daerah (PAD)
bagi Propinsi Nusa Tenggara Barat. Diharapkan pemerintah propinsi nusa tenggara barat dalam
pengembangan pariwisata berkelanjutan, selain objek wisata senggigi juga melakukan hal yang
sama, sehingga pengembangan pariwisata berkelanjutan di NTB benar-benar menjadi sumber
peningkatan hidup masyarakat.
Para pihak industry (stakeholder) harus mampu berperan sebagai pengelola industry
pariwisata di NTB yang mampu menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat, dalam
rangka menurunkan angka pengangguran yang masih tinggi.
Para masyarakat disekitar objek wisata, baik senggigi maupun wisata lain mampu
memberikan pelayanan yang terbaik guna menyenangkan para wisatawan sehingga mereka dapat
tinggal lebih lama dan jika kembali mereka akan menceritakan relasi atau temannya tentang
keramah tamahan masyarakat setempat.
Sinerginya antara fasilitator, motifator, yaitu pemerintah, regulator yaitu stakeholder
(industry) dan masyarakat setempat menjadi modal utama dalam upaya pengembangan
pariwisata berkenlanjutan di NTB akan menjadi kenyataan.
Daftar Pustaka
Cooper, C & Friends. (2005) Tourism Principles and Practice. Third Edition. Essec: Pearson
Education Limited.
Disbudpar Provinsi NTB. (2008) Rencana Strategis (Renstra).
Gunn, Clare A. (1994) Tourism Planning, Basics, Concepts and Cases. Third Edition.
Washington: Taylor&Francis.
Inskeep, Edward. (1991) Tourism Planning, An Integrated and Sustainable Development
Approach. New York: Van Nostrand Reinhold.
Mill, R.C. & Morrison, A. M. (1992) The Tourism System, An Introductory Text. Second Edition.
New Jerseys: Prentice Halls.
Mowforth, Martin & Munt, Ian (2003) Tourism and Sustainability: New Tourism n the Third
World. New York: Routledge.
Nirwandar, Sapta (2008) Pembangunan Sektor Pariwisata di Era Otonomi Daerah. Diakses dari
http://www.wisatamelayu.com, Tanggal 2 Juli 2008, Jam 19.13.
Nuryanti, Wiendu & Hwang, Won Gyu (2001) Private and Public Sector Partnership in Tourism
Development. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Theobold, William F. (2005) Global Tourism. Third Edition. Amsterdam: Elsevier.
WTO (1998) Guide or Local Authorities on Developing Sustainable Tourism. Madrid: World
Tourism Organization.
Vellas, Francois & Becherel, Lionel (1995) International Tourism An Economic Perpective.
London: Machillen Press LTD.

More Related Content

What's hot

Model Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan
Model Pengembangan Pariwisata BerkelanjutanModel Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan
Model Pengembangan Pariwisata BerkelanjutanTogar Simatupang
 
Komponen kegiatan pariwisata
Komponen kegiatan pariwisataKomponen kegiatan pariwisata
Komponen kegiatan pariwisataSekar Advianty
 
10 destinasi pariwisata prioritas
10 destinasi pariwisata prioritas10 destinasi pariwisata prioritas
10 destinasi pariwisata prioritasmuriadin
 
Pengembangan Pariwisata Daerah
Pengembangan Pariwisata Daerah Pengembangan Pariwisata Daerah
Pengembangan Pariwisata Daerah Dadang Solihin
 
M03 Lembaga Kepariwisataan
M03 Lembaga KepariwisataanM03 Lembaga Kepariwisataan
M03 Lembaga KepariwisataanSapto Siswoyo
 
PPT Potensi dan Pengelolaan Sumber Daya Pariwisata
PPT Potensi dan Pengelolaan Sumber Daya PariwisataPPT Potensi dan Pengelolaan Sumber Daya Pariwisata
PPT Potensi dan Pengelolaan Sumber Daya PariwisataDoris Agusnita
 
Rencana Pembangunan Desa Wisata
Rencana Pembangunan Desa WisataRencana Pembangunan Desa Wisata
Rencana Pembangunan Desa Wisataactnow2profit
 
Dampak ekonomi pengembangan desa wisata nglanggeran
Dampak ekonomi pengembangan desa wisata nglanggeranDampak ekonomi pengembangan desa wisata nglanggeran
Dampak ekonomi pengembangan desa wisata nglanggeranhary hermawan
 
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...Abida Muttaqiena
 
Paparan sdm kepariwisataan dispar lampung
Paparan sdm kepariwisataan dispar lampungPaparan sdm kepariwisataan dispar lampung
Paparan sdm kepariwisataan dispar lampungeko ari
 
Kelompok Sadar Wisata.pptx
Kelompok Sadar Wisata.pptxKelompok Sadar Wisata.pptx
Kelompok Sadar Wisata.pptxjenalabidin17
 
KSPN Kepulauan Seribu
KSPN Kepulauan SeribuKSPN Kepulauan Seribu
KSPN Kepulauan SeribuYani Adriani
 
Pengembangan Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Nasional 2013
Pengembangan Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Nasional 2013Pengembangan Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Nasional 2013
Pengembangan Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Nasional 2013Andrie Trisaksono
 
Sukses Mengelola Bisnis Pariwisata
Sukses Mengelola Bisnis PariwisataSukses Mengelola Bisnis Pariwisata
Sukses Mengelola Bisnis PariwisataNoersal Samad
 
Paparan Sosialisasi Desa Wisata.pptx
Paparan Sosialisasi Desa Wisata.pptxPaparan Sosialisasi Desa Wisata.pptx
Paparan Sosialisasi Desa Wisata.pptxMediaInformasi
 

What's hot (20)

Model Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan
Model Pengembangan Pariwisata BerkelanjutanModel Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan
Model Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan
 
Pengembangan pariwisata bahari
Pengembangan pariwisata bahariPengembangan pariwisata bahari
Pengembangan pariwisata bahari
 
Komponen kegiatan pariwisata
Komponen kegiatan pariwisataKomponen kegiatan pariwisata
Komponen kegiatan pariwisata
 
10 destinasi pariwisata prioritas
10 destinasi pariwisata prioritas10 destinasi pariwisata prioritas
10 destinasi pariwisata prioritas
 
Pengembangan Pariwisata Daerah
Pengembangan Pariwisata Daerah Pengembangan Pariwisata Daerah
Pengembangan Pariwisata Daerah
 
Sistem perencanaan kepariwisataan
Sistem perencanaan kepariwisataanSistem perencanaan kepariwisataan
Sistem perencanaan kepariwisataan
 
M03 Lembaga Kepariwisataan
M03 Lembaga KepariwisataanM03 Lembaga Kepariwisataan
M03 Lembaga Kepariwisataan
 
PPT Potensi dan Pengelolaan Sumber Daya Pariwisata
PPT Potensi dan Pengelolaan Sumber Daya PariwisataPPT Potensi dan Pengelolaan Sumber Daya Pariwisata
PPT Potensi dan Pengelolaan Sumber Daya Pariwisata
 
Rencana Pembangunan Desa Wisata
Rencana Pembangunan Desa WisataRencana Pembangunan Desa Wisata
Rencana Pembangunan Desa Wisata
 
Ekowisata bahari
Ekowisata bahariEkowisata bahari
Ekowisata bahari
 
Dampak ekonomi pengembangan desa wisata nglanggeran
Dampak ekonomi pengembangan desa wisata nglanggeranDampak ekonomi pengembangan desa wisata nglanggeran
Dampak ekonomi pengembangan desa wisata nglanggeran
 
Usaha sarana pariwisata
Usaha sarana pariwisataUsaha sarana pariwisata
Usaha sarana pariwisata
 
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
 
Paparan sdm kepariwisataan dispar lampung
Paparan sdm kepariwisataan dispar lampungPaparan sdm kepariwisataan dispar lampung
Paparan sdm kepariwisataan dispar lampung
 
Kelompok Sadar Wisata.pptx
Kelompok Sadar Wisata.pptxKelompok Sadar Wisata.pptx
Kelompok Sadar Wisata.pptx
 
KSPN Kepulauan Seribu
KSPN Kepulauan SeribuKSPN Kepulauan Seribu
KSPN Kepulauan Seribu
 
Pengembangan Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Nasional 2013
Pengembangan Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Nasional 2013Pengembangan Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Nasional 2013
Pengembangan Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Nasional 2013
 
Sukses Mengelola Bisnis Pariwisata
Sukses Mengelola Bisnis PariwisataSukses Mengelola Bisnis Pariwisata
Sukses Mengelola Bisnis Pariwisata
 
Pengembangan Eko Wisata
Pengembangan Eko WisataPengembangan Eko Wisata
Pengembangan Eko Wisata
 
Paparan Sosialisasi Desa Wisata.pptx
Paparan Sosialisasi Desa Wisata.pptxPaparan Sosialisasi Desa Wisata.pptx
Paparan Sosialisasi Desa Wisata.pptx
 

Similar to OPTIMASI PARIWISATA

Sekilas Lombok Sumbawa
Sekilas Lombok SumbawaSekilas Lombok Sumbawa
Sekilas Lombok SumbawaMingMuslimin1
 
STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PANTAI PEH PULO SEBAGAI OBJEK WISATA UN...
STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PANTAI PEH PULO SEBAGAI OBJEK WISATA UN...STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PANTAI PEH PULO SEBAGAI OBJEK WISATA UN...
STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PANTAI PEH PULO SEBAGAI OBJEK WISATA UN...arnabichristie
 
Peran Laut Sebagai Rekreasi
Peran Laut Sebagai RekreasiPeran Laut Sebagai Rekreasi
Peran Laut Sebagai RekreasiFikri Azhari
 
Strategi peningkatan dan pengawasan
Strategi peningkatan dan pengawasanStrategi peningkatan dan pengawasan
Strategi peningkatan dan pengawasanpra_yoga2305
 
Desa dayak pampang.docx
Desa dayak pampang.docxDesa dayak pampang.docx
Desa dayak pampang.docxSILVI VIA
 
Selling indonesia konsep dan strategi membumikan pariwisata indonesia
Selling indonesia konsep dan strategi membumikan pariwisata indonesiaSelling indonesia konsep dan strategi membumikan pariwisata indonesia
Selling indonesia konsep dan strategi membumikan pariwisata indonesiaJambuMaduHijauMakass
 
Potensi sumber daya alam Bali
Potensi sumber daya alam BaliPotensi sumber daya alam Bali
Potensi sumber daya alam BaliMuhammad Ansar
 
EKOWISATA kelompok 8 lokpol.pptx
EKOWISATA kelompok 8 lokpol.pptxEKOWISATA kelompok 8 lokpol.pptx
EKOWISATA kelompok 8 lokpol.pptxBagasMaulana28
 
Pembangunan Pariwisata dalam Era Otonomi Daerah
Pembangunan Pariwisata dalam Era Otonomi DaerahPembangunan Pariwisata dalam Era Otonomi Daerah
Pembangunan Pariwisata dalam Era Otonomi DaerahHanin Pradita
 
BI Institute - Pariwisata dan Narasi Kota Tua
BI Institute - Pariwisata dan Narasi Kota TuaBI Institute - Pariwisata dan Narasi Kota Tua
BI Institute - Pariwisata dan Narasi Kota TuaDadang Solihin
 
PTT MINIRISET KELOMPOK 1 GEO PARIWISATA new.pptx
PTT MINIRISET KELOMPOK 1 GEO PARIWISATA new.pptxPTT MINIRISET KELOMPOK 1 GEO PARIWISATA new.pptx
PTT MINIRISET KELOMPOK 1 GEO PARIWISATA new.pptxDeboraginting1
 
Pengembangan eco tourism untuk konservasi sumber daya
Pengembangan eco tourism untuk konservasi sumber dayaPengembangan eco tourism untuk konservasi sumber daya
Pengembangan eco tourism untuk konservasi sumber dayaRai Utama I Gusti Bagus
 
PPT Desa Malaka.pptx
PPT Desa Malaka.pptxPPT Desa Malaka.pptx
PPT Desa Malaka.pptxasmiranda3
 
Literasi TIK - Pariwisata (Puspita I.D.)
Literasi TIK - Pariwisata (Puspita I.D.)Literasi TIK - Pariwisata (Puspita I.D.)
Literasi TIK - Pariwisata (Puspita I.D.)PuspitaIndahDestari
 

Similar to OPTIMASI PARIWISATA (20)

Sekilas Lombok Sumbawa
Sekilas Lombok SumbawaSekilas Lombok Sumbawa
Sekilas Lombok Sumbawa
 
Destinasi wisata
Destinasi wisataDestinasi wisata
Destinasi wisata
 
STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PANTAI PEH PULO SEBAGAI OBJEK WISATA UN...
STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PANTAI PEH PULO SEBAGAI OBJEK WISATA UN...STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PANTAI PEH PULO SEBAGAI OBJEK WISATA UN...
STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PANTAI PEH PULO SEBAGAI OBJEK WISATA UN...
 
Peran Laut Sebagai Rekreasi
Peran Laut Sebagai RekreasiPeran Laut Sebagai Rekreasi
Peran Laut Sebagai Rekreasi
 
Strategi peningkatan dan pengawasan
Strategi peningkatan dan pengawasanStrategi peningkatan dan pengawasan
Strategi peningkatan dan pengawasan
 
Desa dayak pampang.docx
Desa dayak pampang.docxDesa dayak pampang.docx
Desa dayak pampang.docx
 
Tugas Pak SEKDIS.pptx
Tugas Pak SEKDIS.pptxTugas Pak SEKDIS.pptx
Tugas Pak SEKDIS.pptx
 
Selling indonesia konsep dan strategi membumikan pariwisata indonesia
Selling indonesia konsep dan strategi membumikan pariwisata indonesiaSelling indonesia konsep dan strategi membumikan pariwisata indonesia
Selling indonesia konsep dan strategi membumikan pariwisata indonesia
 
Pantai pulau datok
Pantai pulau datokPantai pulau datok
Pantai pulau datok
 
Potensi sumber daya alam Bali
Potensi sumber daya alam BaliPotensi sumber daya alam Bali
Potensi sumber daya alam Bali
 
EKOWISATA kelompok 8 lokpol.pptx
EKOWISATA kelompok 8 lokpol.pptxEKOWISATA kelompok 8 lokpol.pptx
EKOWISATA kelompok 8 lokpol.pptx
 
Pembangunan Pariwisata dalam Era Otonomi Daerah
Pembangunan Pariwisata dalam Era Otonomi DaerahPembangunan Pariwisata dalam Era Otonomi Daerah
Pembangunan Pariwisata dalam Era Otonomi Daerah
 
BI Institute - Pariwisata dan Narasi Kota Tua
BI Institute - Pariwisata dan Narasi Kota TuaBI Institute - Pariwisata dan Narasi Kota Tua
BI Institute - Pariwisata dan Narasi Kota Tua
 
PTT MINIRISET KELOMPOK 1 GEO PARIWISATA new.pptx
PTT MINIRISET KELOMPOK 1 GEO PARIWISATA new.pptxPTT MINIRISET KELOMPOK 1 GEO PARIWISATA new.pptx
PTT MINIRISET KELOMPOK 1 GEO PARIWISATA new.pptx
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Pengembangan eco tourism untuk konservasi sumber daya
Pengembangan eco tourism untuk konservasi sumber dayaPengembangan eco tourism untuk konservasi sumber daya
Pengembangan eco tourism untuk konservasi sumber daya
 
PPT Desa Malaka.pptx
PPT Desa Malaka.pptxPPT Desa Malaka.pptx
PPT Desa Malaka.pptx
 
Puspita
PuspitaPuspita
Puspita
 
Literasi TIK - Pariwisata (Puspita I.D.)
Literasi TIK - Pariwisata (Puspita I.D.)Literasi TIK - Pariwisata (Puspita I.D.)
Literasi TIK - Pariwisata (Puspita I.D.)
 
ARTIKEL SAIL KOMODO
ARTIKEL SAIL KOMODOARTIKEL SAIL KOMODO
ARTIKEL SAIL KOMODO
 

More from ketutsuardanajogja

Peranan Room Boy Terhadap Efektivitas Kerja Pada Housekeeping Department Di L...
Peranan Room Boy Terhadap Efektivitas Kerja Pada Housekeeping Department Di L...Peranan Room Boy Terhadap Efektivitas Kerja Pada Housekeeping Department Di L...
Peranan Room Boy Terhadap Efektivitas Kerja Pada Housekeeping Department Di L...ketutsuardanajogja
 
KINERJA WAITER/WAITRESS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN (STUDI KA...
KINERJA WAITER/WAITRESS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN (STUDI KA...KINERJA WAITER/WAITRESS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN (STUDI KA...
KINERJA WAITER/WAITRESS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN (STUDI KA...ketutsuardanajogja
 
PERANAN PASTRY DALAM MENUNJANG OPERASIONAL SAHID HOTEL YOGYAKARTA
PERANAN PASTRY DALAM MENUNJANG OPERASIONAL SAHID HOTEL YOGYAKARTAPERANAN PASTRY DALAM MENUNJANG OPERASIONAL SAHID HOTEL YOGYAKARTA
PERANAN PASTRY DALAM MENUNJANG OPERASIONAL SAHID HOTEL YOGYAKARTAketutsuardanajogja
 
STRATEGI BELL BOY DALAM MENGOPTIMALKAN LAYANAN SAAT HIGH SESSION DI HOTEL PHO...
STRATEGI BELL BOY DALAM MENGOPTIMALKAN LAYANAN SAAT HIGH SESSION DI HOTEL PHO...STRATEGI BELL BOY DALAM MENGOPTIMALKAN LAYANAN SAAT HIGH SESSION DI HOTEL PHO...
STRATEGI BELL BOY DALAM MENGOPTIMALKAN LAYANAN SAAT HIGH SESSION DI HOTEL PHO...ketutsuardanajogja
 
Jurnal taman nasional bunaken sebagai destinasi unggulan sulut
Jurnal taman nasional bunaken sebagai destinasi unggulan sulutJurnal taman nasional bunaken sebagai destinasi unggulan sulut
Jurnal taman nasional bunaken sebagai destinasi unggulan sulutketutsuardanajogja
 
Jurnal keindahan destinasi pantai sanur bali
Jurnal keindahan destinasi pantai sanur baliJurnal keindahan destinasi pantai sanur bali
Jurnal keindahan destinasi pantai sanur baliketutsuardanajogja
 
Jurnal urban tourism cakranegara ntb
Jurnal urban tourism cakranegara ntbJurnal urban tourism cakranegara ntb
Jurnal urban tourism cakranegara ntbketutsuardanajogja
 
PERANAN PRAMUSAJI DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PELANGGAN DI ABHAYAGIRI RESTAUR...
PERANAN PRAMUSAJI DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PELANGGAN DI ABHAYAGIRI RESTAUR...PERANAN PRAMUSAJI DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PELANGGAN DI ABHAYAGIRI RESTAUR...
PERANAN PRAMUSAJI DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PELANGGAN DI ABHAYAGIRI RESTAUR...ketutsuardanajogja
 
Analisis Karakterisktik wisatawan dan implikasinya pada pengembangan destinas...
Analisis Karakterisktik wisatawan dan implikasinya pada pengembangan destinas...Analisis Karakterisktik wisatawan dan implikasinya pada pengembangan destinas...
Analisis Karakterisktik wisatawan dan implikasinya pada pengembangan destinas...ketutsuardanajogja
 
PENGEMBANGAN PARIWISATA KOTA TOMOHON SEBAGAI KOTA BUNGA SULAWESI UTARA
PENGEMBANGAN PARIWISATA KOTA TOMOHON SEBAGAI KOTA BUNGA SULAWESI UTARAPENGEMBANGAN PARIWISATA KOTA TOMOHON SEBAGAI KOTA BUNGA SULAWESI UTARA
PENGEMBANGAN PARIWISATA KOTA TOMOHON SEBAGAI KOTA BUNGA SULAWESI UTARAketutsuardanajogja
 

More from ketutsuardanajogja (10)

Peranan Room Boy Terhadap Efektivitas Kerja Pada Housekeeping Department Di L...
Peranan Room Boy Terhadap Efektivitas Kerja Pada Housekeeping Department Di L...Peranan Room Boy Terhadap Efektivitas Kerja Pada Housekeeping Department Di L...
Peranan Room Boy Terhadap Efektivitas Kerja Pada Housekeeping Department Di L...
 
KINERJA WAITER/WAITRESS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN (STUDI KA...
KINERJA WAITER/WAITRESS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN (STUDI KA...KINERJA WAITER/WAITRESS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN (STUDI KA...
KINERJA WAITER/WAITRESS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN (STUDI KA...
 
PERANAN PASTRY DALAM MENUNJANG OPERASIONAL SAHID HOTEL YOGYAKARTA
PERANAN PASTRY DALAM MENUNJANG OPERASIONAL SAHID HOTEL YOGYAKARTAPERANAN PASTRY DALAM MENUNJANG OPERASIONAL SAHID HOTEL YOGYAKARTA
PERANAN PASTRY DALAM MENUNJANG OPERASIONAL SAHID HOTEL YOGYAKARTA
 
STRATEGI BELL BOY DALAM MENGOPTIMALKAN LAYANAN SAAT HIGH SESSION DI HOTEL PHO...
STRATEGI BELL BOY DALAM MENGOPTIMALKAN LAYANAN SAAT HIGH SESSION DI HOTEL PHO...STRATEGI BELL BOY DALAM MENGOPTIMALKAN LAYANAN SAAT HIGH SESSION DI HOTEL PHO...
STRATEGI BELL BOY DALAM MENGOPTIMALKAN LAYANAN SAAT HIGH SESSION DI HOTEL PHO...
 
Jurnal taman nasional bunaken sebagai destinasi unggulan sulut
Jurnal taman nasional bunaken sebagai destinasi unggulan sulutJurnal taman nasional bunaken sebagai destinasi unggulan sulut
Jurnal taman nasional bunaken sebagai destinasi unggulan sulut
 
Jurnal keindahan destinasi pantai sanur bali
Jurnal keindahan destinasi pantai sanur baliJurnal keindahan destinasi pantai sanur bali
Jurnal keindahan destinasi pantai sanur bali
 
Jurnal urban tourism cakranegara ntb
Jurnal urban tourism cakranegara ntbJurnal urban tourism cakranegara ntb
Jurnal urban tourism cakranegara ntb
 
PERANAN PRAMUSAJI DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PELANGGAN DI ABHAYAGIRI RESTAUR...
PERANAN PRAMUSAJI DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PELANGGAN DI ABHAYAGIRI RESTAUR...PERANAN PRAMUSAJI DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PELANGGAN DI ABHAYAGIRI RESTAUR...
PERANAN PRAMUSAJI DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PELANGGAN DI ABHAYAGIRI RESTAUR...
 
Analisis Karakterisktik wisatawan dan implikasinya pada pengembangan destinas...
Analisis Karakterisktik wisatawan dan implikasinya pada pengembangan destinas...Analisis Karakterisktik wisatawan dan implikasinya pada pengembangan destinas...
Analisis Karakterisktik wisatawan dan implikasinya pada pengembangan destinas...
 
PENGEMBANGAN PARIWISATA KOTA TOMOHON SEBAGAI KOTA BUNGA SULAWESI UTARA
PENGEMBANGAN PARIWISATA KOTA TOMOHON SEBAGAI KOTA BUNGA SULAWESI UTARAPENGEMBANGAN PARIWISATA KOTA TOMOHON SEBAGAI KOTA BUNGA SULAWESI UTARA
PENGEMBANGAN PARIWISATA KOTA TOMOHON SEBAGAI KOTA BUNGA SULAWESI UTARA
 

OPTIMASI PARIWISATA

  • 1. PENGEMBANGAN PARIWISATA BERKELANJUTAN OBJEK WISATA PANTAI SENGGIGI DI LOMBOK - NTB I Ketut Suardana Dosen Akademi Pariwisata Dharma Nusantara Sakti Yogyakarta Jl. Babarsari TB.VI/11. Depok, Sleman-Yogyakarta. Telp. (0274) 486836 Intisari Pengembangan pariwisata berkelanjutan yang dikembangkan oleh pemerintah NTB sebagai implikasi dari otonomi daerah merupakan metode atau tehnik yang paling tepat untuk membangun pariwisata. Kerjasama yang sinergi atara pemerintah, stakeholder dan masyarakat menjadi dasar utama dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan. Data telah menunjukkan dari tahun ke tahun kunjungan wisatawan di NTB terus meningkat, dampaknya meningkatnya PAD di NTB dan menurunnya angka pengangguran terutama masyarakat sekitar objek wisata. 1.1. Latar Belakang Pulau Lombok yang memiliki luas 473.780 hektare ini tak hanya menyimpan kekayaan wisata alam semata. Sektor wisata lain adalah tempat-tempat bersejarah peninggalan kerajaan Selaparang pada abad 8. Salah satu situs kerajaan itu adalah Taman N armada di Kota Narmada yang berjarak sekitar 10 km dari Kota Mataram. Situs ini memiliki tiga kolam yang merupakan miniatur dari Segara Anak. Bicara Pulau Lombok maka pikiran menerawang ke hamparan pantai Senggigi yang eksotis, indah, dan menawan. Pantai berpas ir putih dengan deburan ombak kecilnya ini sayang untuk dilewatkan. Tak heran bila banyak wisatawan mancanegara (wisman) maupun wisatawan nusantara (wisnu) menyinggahinya. Semangat wisata Pulau Lombok juga dikibarkan lewat ”Anda bisa melihat Bali di Lombok, tapi Anda tak bisa melihat Lombok di Bali‟. Slogan wisata itu tak berlebihan, karena nuansa Lombok tak jauh beda dengan nuansa di Pulau Bali. Anda bisa melihat pura atau tata cara
  • 2. peribadatan umat Hindu -Budha sekaligus ratusan bangunan masjid dan mushola. Apalagi keindahan pantai di Lombok menyerupai pantai - pantai di Bali, bahkan lebih alami. Ada dua karakter budaya yang menonjol di wilayah pulau ini yakni budaya Islam dan Hindu. Tak sedikit bangunan pura dan masjid yang berdiri di sini. Namun jumlah ban gunan masjid relatif lebih banyak karena masyarakat Lombok banyak yang menganut agama Islam. Bahkan Pulau Lombok juga dikenal sebagai pulau seribu masjid. Kontradiksi itu yang membuat wisatawan menemukan suasana Bali di Lombok. ”Saya senang tinggal di Lomb ok karena masyarakat di sini tidak usil. Apalagi, lalu lintasnya tidak macet dan padat seperti Bali,” ujar Stuart, wisman asal Amerika saat ditemui di pantai Senggigi. Lombok (penduduk pada tahun 1990: 2.403.025) adalah sebuah pulau di kepulauan Sunda Kecil atau Nusa Tenggara yang terpisahkan oleh Selat Lombok dari Bali di sebelah barat dan Selat Alas di sebelah timur dari Sumbawa. Pulau i ni kurang lebih bulat bentuknya dengan semacam “ekor” di sisi barat daya yang panjangnya kurang lebih 70 km. Pulau ini luasnya adalah 4.725 km² (sedikit lebih kecil daripada Bali). Kota utama di pulau ini adalah Kota Mataram Bahasa Sasak dipakai oleh masyarakat Pulau Lombok, Propinsi Nusa Tenggara Barat. Bahasa ini mempunyai gradasi sebagaimana Bahasa Bali dan Bahasa Jaw a. Bahasa Sasak mirip dan serumpun dengan Bahasa Bali. Bahasa Sasak mempunyai dialek -dialek yang berbeda menurut wilayah, bahkan dialek di kawasan Lombok Timur kerap sukar dipahami oleh para penutur Sasak lainnya.
  • 3. Indahnya pantai di kabupaten Lombok Barat (Lombar) ini sempat menjadi canda bahwa yang „memiliki‟ pantai di seluruh Lombar bukan Provinsi NTB, melainkan milik TVRI. ”Soalnya, TVRI tiap hari menayangkan pantai Senggigi dan pulau -pulau di sekitarnya pada tayangan acara penutupan malam hari. Bagi ya ng belum pernah datang ke pulau Lombok sebenarnya bisa menikmati keindahan pantai di Lombok Barat lewat tayangan TVRI. Tapi rasanya kurang pas kalau belum menikmati sendiri ke sini,” kata Agus, pemandu wisata dari Lombok Sumbawa Promo. Panorama pantai Senggigi tak kalah menarik dibanding pantai lain di Pulau Bali. Pantai ini memiliki panjang 13 km dari desa Senggigi Kecamatan Gunung Sari hingga desa Pemenang, Kecamatan Tanjung, di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). Sepanjang kiri pantai berderet ribuan pohon kelapa dan nyiur yang melambai. Pemandangan alam bebas pantai Senggigi bisa dinikmati pula di - gazebo yang dibangun pengusaha resor t maupun hotel-hotel berbintang. Hampir semua reso rt maupun hotel di situ memilih lokasinya berdekatan dengan bibir pa ntai. Bahkan view pantai Senggigi dicipta menyatu dengan resor t dan hotel, tanpa ada pagar pembatas. Di sepanjang pantai ini, para nelayan setempat menawarkan wisata bahari dengan menyewakan perahu layar per jam Rp 50 ribu. Tak sedikit wisman maupun wisnus yang tiap hari berlayar ke tengah laut dengan perahu-perahu layar nelayan. Pemandangan pantai Senggigi sebenarnya belum seberapa jika dibandingkan dengan keindahan wisata bahari yang ditawarkan oleh beberapa pulau kecil yang mengelilingi Pulau Lombok. Se but saja Gili Meno, Gili Trawangan, Gili Air, maupun Pantai Kute (bukan Pantai Kuta yang terletak di Pulau Bali).
  • 4. Gambar 1.2 Peta Pulau Lombok 1.2. Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi 1.2.1.Kajian Aspek Lingkungan Internal a. Kekuatan 1. Tersedianya peraturan perundang-undangan, mulai dari undang- undang sampai dengan dalam bentuk Perda yaitu Perda Nomor 9 Tahun 1989 tentang Pembangunan Kawasan Pariwisata di Daerah Nusa Tenggara Barat dan Peraturan Gubernur tentang pengelolaan kebudayaan dan Pariwisata. 2. Tersedianya sarana/prasarana, tenaga dan aspek penunjang lainnya dalam pelaksanaan pembangunan kebudayaan dan pariwisata. 3. Diperluasnya tugas pokok dan fungsi dinas yang bersenergi antara kebudayaan dan Pariwisata. 4. Posisi geografis NTB yang berada pada po sisi silang daerah tujuan wisata (segi tiga emas daerah tujuan wisata -Bali-Komodo dan Tanah Toraja). 5. Masyarakat NTB yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan etnis dikenal suka membantu dan ramah yang merupakan modal untuk membangun industry pariwisata se bagai industry jasa.
  • 5. 6. Kekayaan nilai budaya NTB yang bersumber dari keanekaragaman suku, bahasa, etnis, adat istiadat adalah potensi pariwisata yang bernilai tinggi. 7. Telah dilaksanakan konsep Pembangunan Berwawasan Kebudayaan Daerah, dimana orientasi pemban gunan diperlukan sentuhan budaya yang akan menjadi perekat keutuhan daerah. b. Kelemahan 1. Terbatasnya sarana penunjang terutama sarana transportasi 2. Terbatasnya kemampuan tenaga yang tersedia. 3. Terbatasnya sumber pembiayaan dalam pembangunan nilai budaya, kesenian, sejarah, purbakala, dan pariwisata terutama karena terserapnya anggaran daerah untuk mendukung sector pendidikan, infrastruktur dan kesehatan. 4. Lemahnya konsolidasi personil maupun program sebagai akibat dilakukannya penataan Organisasi/Kelembagaan y ang berulang- ulang. 5. Antara kabupaten/Kota yang satu dengan lainnnya kelembagaan yang menangani kebudayaan dan pariwisata berbeda -beda sehingga menyulitkan proses koordinasi. 6. Kekayaan budaya daerah baik dalam bentuk benda (tangible) dan yang tak benda intan gible) belum dikelola secara sinergis sebagai asset wisata. 1.2.2. Kajian Aspek Lingkungan Eksternal a. Peluang 1.Berkembangnya arus globalisasi dan meningkatkan hubungan antar Negara dengan warna budaya masing -masing akan berdampak positif terhadap ketahanan budaya daerah yang memiliki cirri khas dan identitas tersendiri. 2.Kebudayaan daerah yang terus berkembang dan dilestarikan memiliki pangsa pasar wisata tersendiri dan terus meningkat. 3.Meningkatkan minat investor dalam, maupun luar negeri untuk melalukan investasi pada sector pariwisata. 4.Kebijakan Pemerintah propinsi NTB untuk menempatkan sector pariwisata sebagai prioritas kedua pembangunan propinsi NTB. 5.Potensi Alam, Budaya, tradisi dan industry di 15 kawasan pengembangan Pariwisata NTB, dari segi kuantitas dan kualitas relative besar dan bila direkayasa dengan bantuan teknologi akan dapat dijadikan sebagai obyek wisata yang memiliki daya tarik tersendiri .
  • 6. b. Ancaman 1.Krisis Ekonomi Global yang melanda Negara -negara di kawasan Eropa berdampak kepada pasar tradisional wisata NTB akan mengakibatkan kelesuan ekonomi dan menurunnya minat berwisata para wisatawan. 2.Belum mantapnya pelaksanaan otonomi daerah di kabupaten/Kota, menyulitkan koordinasi pembinaan kebudayaan dan pariwisata. 3.Investasi dan asset wisata dikuasai pihak luar dan dapat menimbulkan konflik kepentingan dengan masyarakat setempat. 4.Masih terbatasnya jalur penerbangan Internasional ke NTB. 5.Belum memadai pelabuhan dan sarana transportasi laut ke NTB yang memenuhistandar pelayaran untuk wisatawan. 6.Perhatian hokum untuk berinvestasi yang kurang terjamin akan mengakibatkan hilangnya minat investor menanamkan modalnya di daerah. 1.3. Analisia Isu-Isu Mikro/Makro. 1.3.1. Isu Mikro 1. Perencanaan harus mempertimbangkan optimalisasi Quality of Eksperience 2. Meminimalkan dampak negatif yang timbul akibat adanya perencanaan untuk menjaga Quality of resource 3. Pelestarian budaya lokal untuk menghidupkan kawasan 1.3.2. Isu Makro : 1. Paradigma Pembangunan Berkelanjutan 2. Mass Tourism vs Special Interest Tourism I. KAJIAN TEORI 2.1. Definisi Pariwisata Berkelanjutan Menurut Spillane, (2001:57). Kepariwisataan itu penting disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu: (1) Berkurangnya penerimaan Devisa dari ekspor minyak dibandingkan waktu sebelumnya, (2) Prospek Pariwisata yang tetap memperlihatkan kecenderungan meningkat dari waktu-kewaktu dan (3) Besarnya potensi wisata yang dimiliki bagi pengembangan pariwisata di Indonesia. Perencanaan (planning) merupakan fungsi manajemen pertama dan mendasar, yang menjadi titik awal bagi fungsi-fungsi berikutnya (Suyitno, 2001:2).
  • 7. G.R. Terry Planning adalah pemilihan fakta-fakta dan usaha menghubung- hubungkan antara fakta yang satu dengan fakta yang lain, kemudian membuat perkiraan dan peramalan tentang keadaan dan perumusan tindakan untuk masa yang akan datang yang sekiranya diperlukan untuk mencapai hasil yang dikehendaki. Tujuan pembangunan berkelanjutan ialah memadukan pembangunan dengan lingkungan sejak awal proses penyusunan kebijaksanaan dan pengambilan keputusan yang strategik sampai pada penerapannya di lapangan (Prof.Dr.R.E.Soeriaatmadja, 1997:37). Berdasarkan hasil identifikasi Masyarakat Ekowisata Indonesia, Propinsi Nusa Tenggara Barat merupakan salah satu daerah tujuan ekowisata yang banyak dikunjungi wisatawan, baik wisatawan asing maupun domestik (Oka A, Yoeti, 1999:44). Menurut Sumodiningrat (1999), bahwa pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk memandirikan masyarakat lewat perwujudan potensi kemampuan yang mereka miliki. Adapun pemberdayaan masyarakat senantiasa menyangkut dua kelompok yang saling terkait, yaitu masyarakat sebagai pihak yang diberdayakan dan pihak yang menaruh kepedulian sebagai pihak yang memberdayakan. Konsep pariwisata yang memperhatikan aspek keberlanjutan ini kemudian dikenal sebagai konsep/konstruk Sustainable Tourism Development. Konsep Sustainable Tourism Development didefenisikan oleh World Tourism Organization (WTO) sebagai : “Tourism development that meets the needs of present tourists and host regions while protecting and enhancing opportunities for the future” (WTO, 1990). Secara singkat, konsep Sustainable Tourism Development tergambar dalam diagram di bawah ini :
  • 8. KONSEP/KONSTRUK SUSTAINABLE TOURISM DEVELOPMENT ECONOMICALLY VIABLE SOCIAL AND CULTURALLY ENVIRONMENTALLY ACCEPTABLE SUSTAINABLE TECHNOLOGICALLY APPROPRIATE Konsep Sustainable Tourism Development – sebagaimana diagram di atas – mengandung prinsip utama yakni bahwa pengembangan pariwisata haruslah memiliki perhatian khusus pada: 1. Keberlanjutan ekologi : system ekologi di suatu kawasan tidak boleh terganggu oleh adanya pengembangan kegiatan pariwisata. 2. Keberlanjutan social dan budaya : perkembangan wisata di suatu kawasan haruslah disesuaikan dengan budaya dan nilai-nilai yang dimiliki oleh penduduk local. 3. Keberlajutan ekonomi : perkembangan kegiatan pariwisata harus dikelola secara efisien; sehingga sumber daya yang ada dapat mencukupi kebutuhan saat ini maupun di masa mendatang. Dari ketiga butir diatas, makin jelaslah bahwa keberlanjutan ekologi menempati posisi yang sangat penting dalam pengembangan pariwisata; sehingga dalam upaya pengembangan kegiatan wisata di suatu kawasan sudah selayaknyalah apabila aspek ini menjadi salah satu aspek utama yang tidak boleh ditinggalkan. 2.2. Tujuan Berwisata
  • 9. Berbagai macam motivasi dan tujuan tertentu mendorong seseorang untuk mengadakan perjalanan wisata, antara lain: 1. Berwisata untuk menikmati dan rekreasi 2. Berwisata untuk memperoleh pengalaman dan pengetahuan tentang suasana yang hanya terdapat di daerah tujuan wisata yang dituju. 3. Berwisata untuk menyaksikan dan memahami seni dan budaya masyarakat di daerah tertentu. 4. Berwisata untuk berpartisipasi ataupun menyaksikan peristiwa olah raga yang diselenggarakan baik di dalam maupun di luar daerah tempat tinggalnya. 5. Berwisata sambil menyelesaikan urusan usaha. 6. Berwisata sambil menghadiri pertemuan, seminar ataupun konferensi yang diselenggarakan didalam atau disekitar daerah tujuan wisata. 7. Wisata untuk tujuan kombinasi lebih dari satu yang tersebut di atas. 2.3. Aspek-Aspek Prencanaan Pariwisata 1. Aspek pasar, menyangkut pasar serta kebutuhannya. 2. Aspek sumber daya, antara lain a. Sarana dan prasarana b. Sumber daya manusia. 3. Aspek produk: berkaitan dengan upaya meramu dan mengemas produk wisata, yang berintikan: a. Penyusunan program b. Perhitungan harga, dan c. Penentuan kebijaksanaan produk.
  • 10. 4. Aspek operasional: menyangkut kegiatan yang akan dilakukan dalam mewujudkan produk wisata, yang terdiri atas: a. Kegiatan pra-penyelenggaraan b. Kegiatan selama penyelenggaraan, dan c. Kegiatan pasca penyelenggaraan. . Kesesuaian Demand – Supply Dalam Konteks Perncanaan Kepariwisataan Sisi Permintaan Sisi Penawaran Wisatawan Produk Wisata - Motivasi - Kepuasan Wisatawan - Atraksi - Preferensi - Nilai Jual - Amenitis - Ekspektasi - Daya Saing - Aksesibilitas KONSEP, STRATEGI DAN PERENCANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN Pada hakekatnya perencanaan dan pengembangan suatu obyek dan daya tarik wisata tidak lain ditunjukkan untuk menarik kujungan wisatawan ke suatu obyek. Sehingga rencana pengambangan harus memperhatikan dan mendasarkan pada kajian terhadap karakteristik sisi permintaan. Dari Sisi Permintaan (Wisatawan) o Motivasi = dorongan yang muncul dari diri seseorang untukmelakukan pemenuhan atas suatu kebutuhan. o Referensi = Sesuatu yang menjadi pilihan target pasar, pilihan disini didasarkan atas sekelompok atribut yang menyertainya seperti, kualitas promosi, nilai tambah, performa dan fitur lainnya. o Ekspektasi = sesuatu yang diharapkan oleh konsumen untuk dapat memberikan kepuasan. Tolok ukur dari kesesuaian antara ekspektasi dengan penawaran suatu produk adalah kepuasan (satisfaction). Sumber : Marketing Management, Philip Kotler, 2000
  • 11. Sisi Penawaran (Produk Wisata) o Atraksi = keseluruhan bentukan alam, budaya, hal-hal khusus, dan aktivitas terkait dengannya di suatu wilaya yang menraik wisatawan untuk mengunjunginya. o Amenitas = segala sesuatu yang mendukung kemudahan witawan dalam melakukan aktivitas di suatu daerah/kawasan/obyek wisata (misalkan: wartel, penunjuk lokasi, telephone umum, ATM, Rental) o Aksesibilitas = keseluruhan komponen yang mendukung pergerakan seorang wisatawan mulai dari Negara/daerah asalnya, ketika berada di lokasi yang dikunjungi (termasuk objek wisata danfasilitas, sarana dan prasarana pendukung lainnya), hingga kembali lagi ke Negara/daerah asalnya. Asesibilitas disini termasuk didalamnya: jaringan/rute transportasi(darat, laut, udara), jalan menuju lokasi objek, jaringan pendukung pergerakan di dalam objek, jaringan pendukung pergerakan di dalam objek, baik untuk orang sehat maupun dengan keterbatasan fisik (diffable people). Sumber : Tourism Planning, Edward Inskeep, 1991 II. PROFIL KAWASAN 3.1. Kondisi Geografis Geografi, topografi dan demografi Selat Lombok adalah batas flora dan fauna Asia. Mulai dari Lombok ke a rah timur, flora dan fauna menunjukkan ciri -ciri khas Australia. Ilmuwan yang pertama kali menyatakan hal ini adalah Alfred Russel Wallace, seorang ilmuan yang berasal dari negara Inggris di abad ke-19. Untuk menghormatinya maka batas ini disebut Garis Wal lace. Topografi pulau ini didominasi oleh gunung berapi Rinjani yang ketinggiannya adalah 3.726 meter di atas permukaan laut dan membuatnya yang ketiga tertinggi di Indonesia. Daerah selatan pulau ini adalah sebuah ladang terbuka bebas yang subur dan ditan ami dengan jagung, padi, kopi, tembakau dan kapas.
  • 12. Sekitar 80% penduduk pulau ini adalah suku Sasak, sebuah suku bangsa yang masih dekat dengan suku bangsa Bali, tetapi sebagian besar memeluk agama Islam. Sisa penduduk adalah orang Bali, Jawa, Tionghoa dan Arab. Pembagian administrative Lombok termasuk provinsi Nusa Tenggara Barat dan pulau ini sendiri dibagi menjadi empat Daerah Tingkat II: 1. Kota Mataram 2. Kabupaten Lombok Barat 3. Kabupaten Lombok Tengah 4. Kabupaten Lombok Timur 3.2. Atraksi Wisata Obyek wisata pantai seperti pantai senggigi, Pantai sire, Obyek wisata Tiga Gili (Gili Air, Meno dan Trawangan)  Obyek wisata peninggalan sejarah seperti : Taman Narmada, Lingsar dan Batu Bolong.  Oyek wisata alam hutan seperti : Sesaot, Danau Segara Anak, air terjun Sindang Gile dan Obyek wisata alam lainnya. NARMADA : Terletak 10 Km arah timur Cakranegara merupakn tiruan dari Gunung Rinjani. Dibangun sebab Raja Anak Agung Gede Karang Asem sudah terlalu tua untuk melakukan persembahyangan. Awal abad 19, raja membuat replica tersebut serta sebuah pura suci Narmada. Persembahyangan dipimpin oleh Pendeta di Pura tersebut tanpa pergi ke Gunung Rinjani. Pada saat sekarang, taman terbuka untuk umum dan menjadi pusat rekreasi yang selalu ramai oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. Didalamnya terdapat mata air yang konon airnya berasal dari Gunung Rinjani dan di percaya bisa menjadikan seseorang menjadi tetap awet muda sehingga disebut air awet muda. Pura ini mengambil nama dari sebuah sungai suci Di India yang memuja Shiwa yaitu Pura Kalasa. SURANADI Suranadi merupakan salah satu pura suci di Pulau Lombok, ada bebrapa mata air, Ikan tuna yang hidup dikolam yang ada
  • 13. didalamnya dianggap suci dan tidak boleh di tangkap. Disamping itu Suranadi merupakan hutan wisata yang terletak 13 Km sebelah kota Mataram yang mempunyai Udara sejuk dan dihuni oleh berbagai jenis burung yang dapat dinikmati oleh pengunjung. LINGSAR Lingsar terletak disebelah utara Narmada yang merupakan tempat pemujaan yang berdampingan antara pemeluk agama hindu dan suku sasak.Pura Hindu yang disucikan ini didirikan pada tahun 1714. Suku Sasak yang beragama islam bersama umat Hindu pada amusim penghujan akhir bulan Nopember-desember ditempat ini melaksanakan Perang Ketupat. Diawali dengan upacara persembahyangan di tempat pemujaan masing-masing, kemudian mereka memasuki lapangan di luar tempat pemujaan dan dilanjutkan dengan saling lempar ketupat diantara peserta upacara. Masyarakat meyakini bahwa upacara ini akan membawa berkah dengan turunnya hujan, sementara yang lain menyebutkan, upacara ini dilaksanakan sebagai wujud rasa syukur atas hujan yang diturunkan oleh Tuhan bagi kemakmuran hidup mereka. PUSUK: Merupakan puncak bukit dengan hutan tropisnya.Terdapat banyak kera dan dari tempat ini dapat disaksikan panorama alam yang sangat menabjubkan.Jarak dari Kota Mataram 10 Km dapat ditempuh dengan berbagai sarana transportasi. BATU BOLONG: Batu Bolong merupakan salah satu tempat wisata dekat pantai dimana terdapat sebuah batu yang berlubang cukup besar di bagian tengahnya .Di sini juga terdapat sebuah Pura yang berdiri diatas batu karang.Pura ini berhadapan dengan selat lombok dan Gunung Agung- Bali. Sering diadakan upacara-upacara keagamaan oleh masyarakat beragama Hindu.Dari tempat ini kita dapat menikmati matahari terbenam.
  • 14. SINDANG GILE Wilayah wisata ini terletak kurang lebih 80 Km dari mataram, merupakan tempat perhentian sebelum mendaki Guning rinjani. Di kawasn ini terdapat air terjun yang sangat indah dengan pemandangan yang alami serta air yang dingin . Tak jauh dari tempat ini terdapat juga air terjun tiu Pepe yang sangat indah dan ditempat ini wisatawan dapat berendam diair yang dingin dan berenang. 3.3. Aksesibilitas Cara Mencapai Daerah Ini: Ada beberapa alternatif untuk mencapai Pantai Senggigi, yaitu: *Dari Bali; Tiba di Pelabuhan Lembar, Anda bisa langsung menuju pantai Senggigi dengan menggunakan bis 3/4 atau mencarter mobil bersama penumpang lainnya. * Setelah tiba di bandara Selaparang Mataram jika anda ingin menuju Senggigi, anda langsung pergi ke arah matahari terbenam, sekitar 8 km ke barat. Di tengah perjalanan anda akan melihat tradisional transportasi yang biasa di sebut Cidomo karena banyak sudut-sudut mataram yang belum terjangkau oleh kendaraan roda empat. Sebelumnya anda akan melewati pasar traditional Ampenan (Kebon Roek), pasar ini adalah pasar yang terdekat dari daerah senggigi dan sekitarnya. Setelah menempuh perjalanan 15 menit anda akan mulai menempuh jalur yang berkelok dan hawa laut karena jalan yang anda lalui dekat dengan laut, anda akan melintasi Makam Keramat tempat yang bagus untuk mengambil gambar yang punya latar belakang laut, setelah melewati Makam Keramat anda akan melintasi sebuah pura yang menjorok ke laut yaitu Pura Batu Bolong. Setelah melewati Pura Batu Bolong anda akan langsung masuk ke wilayah Senggigi yang terkenal dengan pasir putihnya. Jika anda mempunyai waktu anda bisa meneruskan perjalan melewati senggigi ke Desa Mangsit di sini akan kagum melihat pemandangan laut yang cantik dengan pohon kelapa sebagai penghiasnya, saran kami jangan lupa abadikan perjalan anda. *Dari Ampenan, Anda bisa menaiki Bemo yang tersedia mulai pukul 06.00 pagi hingga 06.30 PM untuk sekitar Rp. 1,500 jurusan Ampenan-Senggigi,atauSenggigi-Ampenan 3.4. Fasilitas Tempat Menginap Di sekitar Pantai Senggigi banyak terdapat penginapan yang bisa dijadikan pilihan sesuai dengan kebutuhan Anda. Mulai dari hotel berbintang, resor, hotel melati hingga pemondokan. Beberapa tempat menginap yang dapat dijadikan alternative adalah Holiday Inn, the
  • 15. Oberoi, Sheraton Senggigi, Melati Dua Cottage, Pool Villa Club, Panorama Cottage, dan lain-lain. DATA KUNJUNGAN PER TAHUN No TAHUN WIS-NU WIS-MAN JUMLAH 1 2000 24.511 65.615 90.126 2 2001 54.540 40.098 94.638 3 2002 104.898 51.606 156.504 4 2003 72.593 73.410 146.006 5 2004 96.107 104.133 200.240 6 2005 88.199 134.531 222.730 7 2006 87.819 131.461 229.280 8 2007 122.260 131.352 253.612 9 2008 229.114 315.387 544.501 10 2009 232.120 387.250 619.370 Data : Kantor dinas DIPARSENIBUD Lombok Barat. Dari table di atas Nampak bahwa jumlah kunjungan wisatawan Mancanegara dan Nusantara di Kabupaten Lombok Barat kurun waktu 2000-2009, memiliki kenaikan yang cukup signifikan dimana dalam dunia pariwisata sudah mengalami perkembangan yang cukup diminati perbagai kalangan, baik dari golongan tinggi, menengah, maupun sampai tingkat bawah. Semuanya itu pada dasarnya menginginkan suasana yang baru bagi mereka. Objek wisata yang berada di Kabupaten Lombok Barat merupakan andalan Propinsi Nusa Tenggara Barat dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan baik Wisman maupun Wisnu. Karena sebagian besar obyek wisata seperti pantai Senggigi,
  • 16. Gili Air, Meno, Trawangan dan Taman Narmada sudah menjadi tujuan wisata yang dikenal. III. ANALISIS PARIWISATA BERKELANJUTAN Analisa yang digunakan dalam rencana pengembangan berkelanjutan kawasan pantai senggigi di pulau Lombok adalah SWOT 4.1 Analisa SWOT 4.1.1 Strenghts (Kekuatan) 4.1.1.1 Pengembangan pariwisata sebagai sector strategis dalam pengembangan perekonomian, telah diakomodir oleh berbagai tingkatan, baik di tingkat pemerintahan, kabupaten, propinsi, maupun pusat. 4.1.1.2 Memiliki objek wisata cukup beragam dan tersebar sekitar kawasan pantai senggigi meliputi: wisata alam, wisata budaya, dan minat khusus. Pengembangan pariwisata sebagai sector strategis yang masih terus dikembangkan yang berkelanjutan. 4.1.1.3 Penetapan kawasan pantai senggigi sebagai kawasan unggulan di tingkat propinsi. 4.1.2 Weakness (Kelemahan) 4.1.2.1 Belum adanya tindakan kongkret yang berasal dari kebijakan pemerintah daerah tingkat II Lombok Barat sesuai dengan otonomi daerah di kawasan pantai senggigi. 4.1.2.2 Belum berkembangnya obyek wisata baru sekitar kawasan pantai senggigi. 4.1.2.3 Kurangnya kesadaran masyarakat setempat dalam menjaga lingkungan Hidup yang indah dan mempesona. 4.1.2.4 Tercemarnya kawasan pantai senggigi yang berakibat pada kegiatan pariwisata. 4.1.3 Opportunity (Peluang)
  • 17. 4.4.3.1 Trend”back to nature 4.1.3.2 Letak kawasan pantai senggigi masih relative dekat, baik dari bandara, kota, maupun pelabuhan lembar selat lombok. 4.1.4 Threats (Ancaman) 4.1.4.1 Akses menuju objek wisata pantai senggigi masih sangat memperhatinkan. 4.1.4.2 Jika tidak dikelola secara professional, maka pantai senggigi akan tersaingi oleh pantai lainnya, seperti pantai kuta yang berada di Lombok tengah. 4.1.4.3 Apabila masyarakat setempat tidak diadakan pembinaan secara berkelanjutan, maka wisatawan merasa terganggu atau tidak nyaman. 4.2 Hasil Analisa SWOT (Strategi pengembangan pariwisata kawasan pantai senggigi) Hasil analisa SWOT menghasilkan strategi  Mengembangkan objek wisata pantai senggigi dengan konsep wisata bahari.  Meningkatkan kesadaran melalui pendidikan dan penyuluhan tentang lingkungan hidup.  Menetapkan kebijakan yang mengatur kegiatan di kawasan pantai senggigi.  Pengembangan produk  Wisata yang back to nature  Melibatkan peran serta masyarakat sekitar, dalam menjaga kebersihan kawasan pantai senggigi. 4.3. Acuan dalam rangka mengatasi kelemahan dan ancaman Upaya mencapai sasaran yang diinginkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2009-2013 dalam rangka mengatasi kelemahan dan ancaman, maka ditetapkan acuan sebagai berikut: 1. Terjadinya peningkatan arus kunjunagna wisatawan ke NTB disertai peningkatan rata-rata lama tinggal selama berwisata di NTB. 2. Terlaksananya kegiatan bimbingan, supervise dan apresiasi pengembangan kebudayaan dan pariwisata. 3. Terwujudnya sumber daya manusia yang professional di bidang budaya dan pariwisata. 4. Terwujudnya pedoman, norma, kriteria, standard an prosedur untuk mendukung pembangunan kebudayaan dan pariwisata.
  • 18. 5. Terbangunnya komitmen untuk mendukung pembangunan bidang kebudayaan dan pariwisata. 6. Terlaksananya penataan destinasi-destinasi unggulan dan destinasi-destinasi baru. 7. Terkelolanya segenap potensi budaya dan pariwisata untuk kemajuan pembangunan daerah. 4.4. Aspek Kebijakan. Dalam upaya untuk mencapai sasaran pembangunan bidang kebudayaan dan kepariwisataan Daerah Nusa Tengggara Barat, maka aspek kebijakan pembangunan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai salah satu pemangku kebijakan pembangunan kebudayaan dan kepariwisataan diarahkan untuk 4 (empat) kebijakan, yaitu: 1. Pemantapan Citra dan kondisi pariwisata NTB melalui pembuatan branding dan market respositioning pariwisata NTB dan meningkatkan promosi wisata minat khusus. 2. Mendorong terciptanya iklim yang kondusip bagi pengembangan kebudayaan dan pariwisata. 3. Meningkatkan efektifitas peran sebagai regulator dan fasilitator dalam peningkatan komoditas SDM di bidang kebudayaan dan pariwisata. 4. Melakukan standarisasi, pelestarian dan perlindungan terhadap karya citra budaya dan pariwisata. KESIMPULAN Dampak dari pengembangan pariwisata berkelanjutan di objek wisata senggigi memberikan sumbangan yang sangan signifikan bagi peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) bagi Propinsi Nusa Tenggara Barat. Diharapkan pemerintah propinsi nusa tenggara barat dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan, selain objek wisata senggigi juga melakukan hal yang sama, sehingga pengembangan pariwisata berkelanjutan di NTB benar-benar menjadi sumber peningkatan hidup masyarakat.
  • 19. Para pihak industry (stakeholder) harus mampu berperan sebagai pengelola industry pariwisata di NTB yang mampu menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat, dalam rangka menurunkan angka pengangguran yang masih tinggi. Para masyarakat disekitar objek wisata, baik senggigi maupun wisata lain mampu memberikan pelayanan yang terbaik guna menyenangkan para wisatawan sehingga mereka dapat tinggal lebih lama dan jika kembali mereka akan menceritakan relasi atau temannya tentang keramah tamahan masyarakat setempat. Sinerginya antara fasilitator, motifator, yaitu pemerintah, regulator yaitu stakeholder (industry) dan masyarakat setempat menjadi modal utama dalam upaya pengembangan pariwisata berkenlanjutan di NTB akan menjadi kenyataan. Daftar Pustaka Cooper, C & Friends. (2005) Tourism Principles and Practice. Third Edition. Essec: Pearson Education Limited. Disbudpar Provinsi NTB. (2008) Rencana Strategis (Renstra). Gunn, Clare A. (1994) Tourism Planning, Basics, Concepts and Cases. Third Edition. Washington: Taylor&Francis. Inskeep, Edward. (1991) Tourism Planning, An Integrated and Sustainable Development Approach. New York: Van Nostrand Reinhold. Mill, R.C. & Morrison, A. M. (1992) The Tourism System, An Introductory Text. Second Edition. New Jerseys: Prentice Halls. Mowforth, Martin & Munt, Ian (2003) Tourism and Sustainability: New Tourism n the Third World. New York: Routledge. Nirwandar, Sapta (2008) Pembangunan Sektor Pariwisata di Era Otonomi Daerah. Diakses dari http://www.wisatamelayu.com, Tanggal 2 Juli 2008, Jam 19.13. Nuryanti, Wiendu & Hwang, Won Gyu (2001) Private and Public Sector Partnership in Tourism Development. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Theobold, William F. (2005) Global Tourism. Third Edition. Amsterdam: Elsevier. WTO (1998) Guide or Local Authorities on Developing Sustainable Tourism. Madrid: World Tourism Organization. Vellas, Francois & Becherel, Lionel (1995) International Tourism An Economic Perpective. London: Machillen Press LTD.