Dokumen tersebut membahas tentang multivibrator bistabil, yaitu rangkaian elektronik yang memiliki dua keadaan stabil dan digunakan untuk memproses sinyal denyut serta operasi logika dan memori. Multivibrator bistabil dapat dibuat menggunakan transistor bipolar atau operasional amplifier, dan memiliki dua keadaan aktif yang dikontrol oleh trigger eksternal.
1. D I S U S U N O L E H
SUSANTO
(1410502001)
MULTIVIBRATOR bistabil
(bistable multivibrator)
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN S1
FAKULTAS TEKNIK-UNIVERSITAS TIDAR
2015
Dosen Pengampu
Bpk R. Suryoto Edy Raharjo,S.T.,M.Eng.
3. Multivibrator adalah rangkaian elektronik terpadu
yang digunakan untuk menerapkan variasi dari
sistem dua keadaan (two state system) yang dapat
menghasilkan suatu sinyal kontinu, yang dapat
digunakan sebagai pewaktu (timer) dari rangkaian-
rangkaian sekuensial.
4. Multivibrator adalah rangkaian elektronik terpadu
yang digunakan untuk menerapkan variasi dari
sistem dua keadaan (two state system) yang dapat
menghasilkan suatu sinyal kontinu, yang dapat
digunakan sebagai pewaktu (timer) dari rangkaian-
rangkaian sekuensial.
5. Multivibrator beroperasi sebagai osilator, yaitu
sebagai sebuah rangkaian pembangkit sinyal, di
mana sinyal yang dihasilkan pada keluaran akan
berbentuk gelombang persegi (square wave).
Multivibrator dalam pengoperasiannya memiliki dua
keadaan utama, yaitu keadaan stabil dan keadaan
tak stabil.
6. Keadaan stabil adalah keadaan di mana taraf
amplitudo sinyal keluaran adalah tetap/stagnan
pada suatu nilai tertentu.
Keadaan tak stabil adalah keadaan di mana taraf
ampiltudo sinyal selalu berubah-ubah mengikuti
denyut tegangan pada komponen aktif.
Keadaan tak stabil dipengaruhi oleh waktu laju
pengisian/pengosongan kapasitor yang besarnya
ditentukan dari kapasitas kapasitor.
7. Rangkaian multivibrator terdiri dari komponen
penguat aktif yang dikopel silang dengan komponen-
komponen pasif (resistor dan kapasitor).
Fungsi resistor pada rangkaian multivibrator adalah
sebagai sumber arus bagi pengisian muatan
kapasitor, sedangkan kapasitor berfungsi sebagai
kopel yang akan menentukan besar tegangan dari
komponen penguat yang aktif.
8. Rangkaian multivibrator dapat dibuat dengan
transistor bipolar (bipolar junction transistor, BJT),
FET dan penguat operasional (operational ampilfier,
op-amp), yang mana bentuk rangkaian untuk setiap
komponen aktif perlu disesuaikan dengan
karakteristik dari setiap komponen aktif tersebut.
Karena cara kerja FET lebih rumit dari cara kerja
BJT, rangkaian multivibrator pada umumnya dibuat
dengan rangkaian BJT.
9. Jenis-jenis Multivibrator
Berdasarkan bentuk sinyal keluaran (output),
multivibrator dapat dibagi ke dalam 3 jenis, yaitu:
1. Multivibrator astabil (astable multivibrator)
2. Multivibrator monostabil (monostable multivibrator)
3. Multivibrator bistabil (bistable multivibrator)
11. Multivibrator Bistabil
Multivibrator bistabil adalah multivibrator yang
memiliki dua keadaan stabil.
Tidak adanya waktu pengisian/pengosongan karena
tidak memiliki kapasitor, sehingga waktu aktif dari
komponen penguat diatur oleh pemicu (trigger)
eksternal.
Memiliki dua keadaan ‘set’ dan ‘reset’ yang
menyebabkan pada keadaan awal komponen-
komponen aktif menghantar.
Multivibrator ini disebut juga dengan flip flop atau
latch (penahan) yang mempunyai dua state.
12. Flip flop merupakan elemen dasar dari rangkaian
logika sekuensial.
Output dari flip flop tergantung dari keadaan
rangkaian sebelumnya.
Output dari flip flop terdiri dari Q dan Q . Dimana
keadaan berlawanan dengan Q.
Salah satu contoh dari triggered flip flop adalah RS
flip flop.
14. Cara Kerja
Pada awal rangkaian diaktifkan, kedua transistor
berada dalam keadaan aktif karena tak adanya
kapasitor.
Jika ada masukan denyut pemicu dari terminal ‘set’,
maka Q1 akan berada pada daerah aktif, sedangkan
Q2 akan berada pada daerah cut-off.
Jika ada masukan denyut pemicu dari terminal
‘reset’, maka Q2 akan berada pada daerah aktif,
sedangkan Q1 akan berada pada daerah cut-off.
16. Cara Kerja
• Ada/tidaknya denyut masukan dari terminal VIN
mempengaruhi nilai keluaran (output) dari op-amp,
di mana jika ada sinyal masukan pada terminal
masukan negatif op-amp, maka akan timbul nilai ‘1’
pada terminal keluaran dan begitu juga sebaliknya
untuk nilai ‘0’ pada keluaran diperoleh dengan
meniadakan sinyal masukan pada terminal masukan
negatif.
17. 1. Tidak menggunakan kapasitor sehingga pada awal
rangkaian diaktifkan komponen penguat berada
pada daerah aktif.
2. Pengubahan keadaan dari sinyal keluaran
dilakukan dengan menerapkan masukan “set” dan
“reset” pada komponen penguat yang aktif. Jika
diberikan masukan pada salah satu terminal
tersebut, maka keadaan keluaran akan berubah ke
taraf kebalikan dari keadaan awal.
Karakteristik Multivibrator bistabil
19. • Multivibrator bistabil
Kegunaan dari multivibrator bistabil antara
lain:
1. Membangkitkan dan memproses sinyal-
sinyal denyut.
2. Melakukan operasi-operasi seperti
penyimpanan bit data dan operasi logika
(aljabar Boole)
3. Pembentuk sistem memori dalam bentuk
flip-flop RS atau JK.
Aplikasi Multivibrator