Artikel Profilling DNA, tugas biologi dari guruku yang pas repot-repotnya try out malah nambah-nambahi beban, untungnya jadi :) mau view yang lebih menarik check out di ilmukudisekolah.blogspot.com jangan lupa share ke akun sosialmu dan beri 1+ ya :) :)
Artikel Pengujian/Profiling DNA - Bioteknologi Modern
1. Bioteknologi modern
𝐴𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙 𝑃𝐸𝑁𝐺𝑈𝐽𝐼𝐴𝑁 𝐷𝑁𝐴
By : Zhalsabella kh bahri / xii ankes no. 24 / uploaded at my site:
ilmukudisekolah.blogspot.com
Bioteknologi memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan manusia dan
tuntutan di bidang forensik, dalam idang forensik Profiling DNA digunakan dalam analisis
forensik untuk mengidentifikasi sampel DNA di TKP atau untuk menentukan keturunan.
Pengujian DNA (DNA testing), juga dikenal sebagai profiling DNA (DNA profiling),
penyidikan genetik/DNA, atau penyidikjarian genetik/DNA (genetic/DNA fingerprinting) dan
semacamnya. Memang profilling DNA ini memiliki banyak sebutan dan penamaan tetapi
secara harfiah tetap sama, Pengujian DNA yaitu suatu pengujian forensik menggunakan
teknik biologi molekuler untuk mendapatkan profil DNA dari sejumlah materi uji yang
merupakan bahan biologis. Profil DNA ini biasa disebut sebagai sidik jari DNA (DNA
fingerprint), Profil DNA berupa himpunan data yang menggambarkan susunan DNA yang
khas dari sampelnya. Kasus yang palingumum dari pengujian DNA biasanya penentuan orang
tua dari seorang bayi atau penyelidikan pemerkosaan/pembunuhan.
Metode pengujian DNA ini pertama kali dilaporkan pada publikasi 1986 oleh Sir Alec
Jeffreys dari Universitas Leicester, Inggris; konon penemuannya terjadi secara kebetulan.
Teknik ini dikomersialkan pada tahun 1987 ketika perusahaan teknik kimia ICI membuka
pusat pengujian DNA di Inggris. Metode ini sekarang menjadi prosedur forensik rutin di
banyak negara.
Prinsip dasar pengujian DNA adalah pencocokan data (genetik) sebelum dan sesudah
kejadian yang diselidiki. Dalam pengujian DNA, hanya sebagian kecil berkas DNA yang
dipakai untuk pengujian. Sasaran utama adalah bagian DNA yang berisi pengulangan urutan
basa, suatu bagian DNA yang dikenal sebagai pengulangan berurutan yang bervariasi
(variable number tandem repeats, VNTR). VNTR dapat berupa minisatelit maupun
mikrosatelit DNA adalah molekul yang stabil dan tidak mudah terurai oleh gangguan fisik
atau kimia. Selain itu, DNA yang dimiliki oleh suatu individu selalu sama profilnya, tidak
peduli dari bagian tubuh mana sampel diambil, asalkan terdapat sel tubuh terikat pada sampel
tersebut. Ini memberikan keunggulan uji DNA daripada sidik jari ataupun sidik gigi dalam
kasus yang melibatkan bagian-bagian tubuh yang terpencar.
2. Tergantung dari kasusnya, sampel dapat dikumpulkan dari tanda jejak kematian/
kejadian tempat kejadian perkara (TKP), dari tubuh korban atau tersangka maupun barang
pribadi mereka lebih spesifik pada sikat gigi dan sisir rambut, bisa juga dari kerabat, maupun
saudara kandung atau tiri, atau bisa juga dari bank sampel seperti bank sperma atau bank
jaringan yang menyimpan jaringan berisi profil DNA pihak-pihak yang tersangka terlibat
dalam kasus tersebut. Sampel hewan juga diperoleh dengan cara mirip manusia, sedangkan
sampel tumbuhan diambil dari sisa tumbuhan yang menjadi barang bukti. Teknik pengujian
DNA pada hewan dan tumbuhan juga dapat menentukan suatu galur/kultivar (masuknya
materi genetik tertentu)
Untuk melakukan profiling DNA harus dilakukan ekstraksi DNA dari sampel materi
uji. Sumber yang paling umum adalah ekstrak atau sisa dari tubuh manusia, seperti :
darah
sperma
kulit
sisa jaringan epitel dari ludah atau dinding mulut
pangkal rambut yang membawa sel kulit, dan sebagainya.
Profil-profil DNA dari berbagai sampel akan dicocokkan sesuai dengan alur
pembuktian yang akan dibangun dan metode profiling (penanda genetik) yang digunakan.
Pada kasus yang melibatkan jasad yang mati, sampel-sampel yang diambil dari barang
pribadi atau kerabat korban serta terduga pelaku (sebagai barang bukti "sebelum kematian")
akan dicocokkan dengan sampel-sampel yang diambil dari TKP, bagian jasad korban, atau
tubuh terduga pelaku (sebagai barang bukti "setelah kematian"). Dengan membandingkan
kode garis-garis DNA itu dengan DNA anggota keluarga terdekatnya, jatidiri korban ledakan
bom atau jatuhnya pesawat terbang yang hancur masih dapat dilacak. Dengan cara
membandingkan sampel korban dengan sekuens kode genetika keluarga terdekatnya.
Pengujian DNA dapat menjadi bukti positif bagi identitas seseorang dan tidak butuh
sampel banyak. Sedang pada pengujian genotip, seperti golongan darah dan antigen lekosit,
diperlukan sampel dalam jumlah banyak. Sebaliknya pada pengujian sidik jari DNA hanya
dibutuhkan contoh jaringan tubuh yang mengandung DNA dalam jumlah sedikit saja.
Sekian artikel saya seputar pengujian/profiling DNA ang merupakan salah satu
aplikasi dari bioteknologi modern, semoga bermanfaat bagi pembaca.