SlideShare a Scribd company logo
1 of 75
Download to read offline
Lima	tahun	sudah	Indonesia	Mengajar	turut	mewarnai	pen-
didikan	di	Pegunungan	Bintang.	Banyak	perubahan	terjadi	
yang	terekam	oleh	Pengajar	Muda.	Sebagai	pelari	terakhir,	
Pengajar	 Muda	 XIX	 berusaha	 mendokumentasikan	 cerita	
baik	 yang	 ditebar	 oleh	 banyak	 pihak	 yakni	 orang	 tua,	
kepala	sekolah,	masyarakat,	dan	penggerak	pendidikan.
Seperti	 perintah	 Tuhan	 yang	 menyatakan	 “Sampaikanlah	
walau	 hanya	 satu	 ayat”,	 kami	 meyakini	 bahwa	 sekecil	
apapun	kebaikan	atas	nama	pendidikan,	harus	disebarluas-
kan.	 Oleh	 karena	 itu,	 kumpulan	 cerita	 baik	 ini,	 bernama	
KOTEKA.	 Yang	 merupakan	 akronim	 dari	 Ketika	 Dorang	
Tebar	Kebaikan.
Majalah	ini	dikemas	secara	ringan	agar	lebih	mudah	dipa-
hami	 khalayak	 umum	 dan	 berusaha	 menyajikan	 konten	
yang	informatif,	edukatif,	dan	aplikatif.	Semoga	upaya	ini	
bisa	memantik	semangat	para	penggerak	daerah.	Akhirnya,	
dengan	berat	hati	Indonesia	Mengajar	harus	mengucapkan	
sayonara	kepada	tanah	Aplim	Apom.	Namun,	kami	percaya	
bahwa	api	semangat	akan	selalu	berkobar	di	Pegunungan	
Bintang.
Bintang.
Indonesia	Mengajar	hadir	di	Pegunungan	Bintang	dengan	mengirimkan	Pengajar	Muda	(PM)	XI	yang	berjum-
lah	10	orang	pada	bulan	Desember	2015.
PM	XI	disebar	pada	3	titik,	yaitu	SD	Inpres	Argapilong,	SD	Inpres	Pepera,	dan	SD	Inpres	Aboding.
Bulan	Juli,	PM	XI	melaksanakan	kegiatan	Guru	Jelajah	(GAJAH)	ronde	1.	Kegiatan	dilaksanakan	di	sekolah	SD	
Inpres	Abirip,	SD	Inpres	Yumakot,	SD	Inpres	Iwur,	dan	SD	Inpres	Bumbakon.	Kegiatan	GAJAH	meliputi	Kegiatan	
Bermain	dan	Belajar	(KBB),	Kegiatan	Belajar	Mengajar,	Lokakarya	Guru,	dan	Diskusi	Masyarakat.
Bulan	Agustus	dan	September,	PM	XI	kembali	melakukan	GAJAH	Ronde	2	di	sekolah	yaitu	SD	YPPK	Mabilabol,	SD	
Inpres	Aldom,	SD	Inpres	Dabolding,	SD	YPPK	Kukding,	SD	Inpres	Esipding,	SD	Inpres	Okbape,	SD	Inpres	Mimin	
dan	SD	Inpres	Mangabib.
Oktober	PM	XI	berkolaborasi	dengan	berbagai	pihak	menyelenggarakan	Karnaval	Anak	Papua	(KAP).	Ke-
giatan	ini	dalam	rangka	memperingati	hari	Sumpah	Pemuda	dengan	mengadakan	Pawai	Budaya.	Kegiatan	
diikuti	oleh	13	sekolah	dasar.
PM	XIII	berjumlah	8	orang	yang	disebar	di	6	titik,	yaitu	
SD	 Inpres	 Argapilong,	 SD	 Inpres	 Abirip,	 SD	 Inpres	
Pepera,	SD	Inpres	Aboding,	SD	Inpres	Bumbakon,	dan	SD	
Inpres	Mimin.
Maret,	PM	XIII	melaksanakan	kegiatan	GAJAH	ke	SD	Inpres
Argapilong	dan	SD	Inpres	Abirip.
Agustus,	PM	XIII	kembali	melaksanakan	GAJAH	di	SD	Inpres	Mimin	dan
SD	Inpres	Bumbakon.
Oktober,	PM	XIII	mengadakan	kegiatan	Karnaval	Anak	Papua	2017	dengan	ke-
giatan	Pawai	Budaya,	Lomba	Cerdas	Tangkas,	dan	Ruang	Berbagi	Ilmu	(RUBI).	
Juli,	 PM	 XV	 menggagas	 Forum	 Diskusi	 Multi	 Aktor	 (FDMA)	 Pegunungan	 Bintang.	
FDMA	 bertujuan	 untuk	 mempertemukan	 penggerak	 pendidikan	 perorangan	
maupun	kelompok	yang	memiliki	kepedulian	terhadap	pendidikan	di	Pegunungan	
Bintang.
Oktober,	PM	XV	berkolaborasi	dengan	pihak	Polres	Pegunungan	Bintang	menyelenggar-
akan	 Kegiatan	 Belajar	 dan	 Bermain	 Bersama.	 Kegiatan	 diikuti	 oleh	 anak-anak	 seki-
taran	kota	Oksibil.	
November,	Peresmian	Taman	Baca	Masyarakat	Mabin	Gubin,	yang	merupakan	tindak	lanjut	
dari	 FDMA.	 TBM	 di	 bangun	 atas	 gotong	 royong	 dan	 sumbangsih	 dari	 berbagai	 pihak	 yang	
peduli	akan	pendidikan	di	Pegunungan	Bintang.
Desember,	 Santa	 Goes	 To	 Yunabol	 berkolaborasi	 dengan	 Bang	 Edu.	 Kegiatan	 ini	 melibatkan	 penggerak	
FGI	dalam	memperingati	Hari	Raya	Natal.	Melakukan	KBB,	panggung	dongeng,		dan	berbagi	bingkisan.
Desember	 2018,	 PM	 XVII	 diajak	 berkolaborasi	 oleh	 Bang	 Edu	 untuk	 melaksanakan	
Kemah	 Anak	 Bangsa	 (KAB).	 Kegiatan	 meliputi	 KBB,	 Pengenalan	 Profesi,	 MOP,	 Lomba	
Taekwondo,	dan	Lomba	Olahraga.	
Maret,	 PM	 XVII	 menggagas	 Forum	 Diskusi	 Gerakan	 Pendidikan	 (FDGP)	 2019	
sebagai	upaya	tindak	lanjut	dari	FDMA	2018.	Forum	ini	bertujuan	untuk	menje-
jaringkan	Stakeholder	tingkat	kabupaten	hingga	provinsi.
April	–	Mei,	mengadakan	rapat	tindak	lanjut	FDGP	yang	kemudian	melahirkan	
Komunitas	Peduli	Pendidikan	Pegunungan	Bintang	Papua	(KP3BP).	Beranggota	
para	penggerak	pendidikan	dari	latar	belakang	yang	berbeda,	diantaranya	guru,	
kepala	sekolah,	pemuda	daerah,	hingga	penggerak	TBM.
Juni,	PM	XVII	melakukan	Jelajah	Distrik	(JELDIS)	ke	Kungulding.	Di	bulan	
September	 ke	 Bumbakon	 dan	 bulan	 Oktober	 ke	 Okatem	 serta	 Pepera.	 PM	
melakukan	kegiatan	Bermain	dan	Belajar	bersama	anak-anak.	
Juli,	Dinas	menginisiasi	program	Guru	Hebat	untuk	memenuhi	
kekurangan	 guru	 di	 distrik-distrik.	 KP3BP	 didampingi	 PM	
XVII	 menjadi	 penggerak	 perekrutan	 Guru	 Hebat	 dari	 proses	
seleksi	berkas	hingga	test	tulis.	
PM	XIX	berjumlah	6	orang	yang	disebar	di	5	titik.	SD	Inpres	Mimin	pada	angkatan	ini	sudah	diluluskan	
sehingga	PM	tidak	di	tugaskan	lagi	di	sekolah	tersebut.
Februari,	 PM	 XIX	 memulai	 perjalanannya	 dengan	 kegiatan	 HUT	 Baden	 Powell	 Ke-163	 dan	 Guru	 Hebat	
berkolaborasi	dengan	KP3BP	dan	Dinas	Pendidikan	Pegunungan	Bintang.
April	 dan	 Mei	 PM	 XIX	 berkolaborasi	 dengan	 TNI-POLRI	 Pegunungan	 Bintang	 melaksanakan	 kegiatan	
sosialisasi	Covid-19	di	Distrik	Oksibil,	Serambakon,	Okaom,	dan	Kalomdol.
Agustus	2020,	PM	XIX	melaksanakan	kegiatan	Pegubin	Got	Talents	(PGT).	Berkolaborasi	dengan	berbagai	
pihak,	kegiatan	ini	diikuti	oleh	5	Sekolah	Dasar	sekitar	kota	dan		di	laksanakan	di	SMKN	1	Oksibil.
Oktober,	PM	XIX	menggagas	Forum	Guru	Inspiratif	(FGI)	menyasar	guru-guru	sekolah	dasar	di	6	sekolah	
sekitar	kota.	Pertemuan	perdana	dilaksanakan	pada	tanggal	9	Oktober	2020.	Dikemudian	hari,	FGI	menja-
di	wadah	berkolaborasi	guru-guru	dengan	Dinas	Pendidikan	Pegunungan	Bintang.
November,	 FGI	 berkolaborasi	 dengan	 PM	 XIX	 menyelenggarakan	 Hari	 Guru	 Nasional.	 Kegiatan	 tersebut	
melibatkan	SD,	SMP,	SMA	/	SMK	sekitar	kota	dalam	pawai	budaya.
ada	 tanggal	 21	 Februari	 2020,	 tanah	
Aplim	Apom	seperti	sedang	diserbu	pasu-
kan	 berbaju	 cokelat	 yang	 berlambang	
P
tunas	kelapa.	Diserbu	dengan	penuh	semangat	
dan	 antusias	 dari	 anak-anak	 sekolah	 beserta	
guru	pendamping	untuk	ikut	dalam	Kemah	Pra-
muka	Peduli.	Mereka	mengenakan	seragam	pra-
muka	ala	kadarnya,	tidak	lengkap	bahkan	ada	
yang	 berseragam	 putih-merah	 sebab	 tidak	
punya	baju	pramuka.		Namun,	bagi	pihak	yang	
hadir,	 semua	 kekurangan	 itu	 teralihkan	 oleh	
kelengkapan	semangat	dan	kegembiraan	yang	
terpancar	dari	wajah	anak-anak
Kegiatan	 ini	 diikuti	 oleh	 peserta	 penggalang	
dari	sembilan	sekolah	yaitu	SD	Negeri	Balil,	SD	
Inpres	Dabolding,	SD	Inpres	Esipding,	SD	YPPK	
St.	 Agustinus	 Yapimakot,	 SD	 Inpres	 Aboding,	
SD	Inpres	Pepera,	SD	Inpres	Abirip,	SD	Inpres	
Argapilong	dan	SD	Inpres	Bulangkop.	Dari	jauh	
mereka	hadir	memikul	bahan	makanan	di	bahu	
kiri,	sedangkan	di	bahu	kanan	mereka	berteng-
kiri,	sedangkan	di	bahu	kanan	mereka	berteng-
ger	 tumpukan	 kayu	 bakar.	 Lalu,	 para	 peng-
galang	 itu	 mengikuti	 kakak-kakak	 penegak	
dari	panitia	OSIS	untuk	mendengarkan	arahan	
pendirian	tenda	dan	latihan	upacara.
Sementara	 itu,	 di	 tempat	 yang	 sama,	 berbagai	
pihak	saling	baku	bantu	menyiapkan	perlengka-
pan	dan	lokasi	kegiatan.	Dessy	Janggo,	pengger-
ak	 pramuka	 sekaligus	 ketua	 pelaksana,	 dengan	
tongkat	yang	menyanggah	sebelah	kakinya,	mon-
dar-mandir	 memberikan	 arahan	 kepada	 semua	
seksi.	Guru-guru	sibuk	memasak	untuk	kebutu-
han	 sekolahnya	 masing-masing,	 aparat	 kea-
manan	 bergotong-royong	 mendirikan	 tenda	
utama	 dan	 panitia	 dari	 Komunitas	 Peduli	 Pen-
didikan	 menyiapkan	 instalasi	 listrik	 dan	 air.	
Hari	 itu	 tidak	 ada	 yang	 duduk	 santai,	 semua	
sibuk	mengerjakan	tugas	dengan	khidmat.
Kemah	 Pramuka	 Peduli	 dilaksanakan	 untuk	
memperingati	 HUT	 Baden	 Powell	 yang	 ke-163.	
Kegiatan	ini	berlangsung	selama	tiga	hari.	Diisi	
dengan	 beragam	 materi.	 Bukan	
hanya	 tentang	 pramuka,	 ada	 banyak	
materi	 keren	 yang	 tak	 kalah	 menar-
ik.	 Siapa	 yang	 menyangka,	 seorang	
dokter,	namanya	dr.	Ave.	Ia	duduk	di	
tengah	 ratusan	 anak	 untuk	 berbagi	
ilmu	 Perilaku	 Hidup	 Bersih	 dan	
Sehat,	betapa	antusiasnya	anak-anak	
Sehat,	betapa	antusiasnya	anak-anak	
menyimak	 satu	 demi	 satu	 kata	 yang	
terucap	dari	ibu	dokter	tersebut.	Tak	
mau	 kalah,	 Kak	 Amin	 dan	
teman-teman	dari	PT.	Antam,	Binmas	
Polres	Pegubin	dan	Kopassus	
juga	ambil	bagian.
Mereka	berbagi	inspirasi	kepada	anak-anak	pramu-
ka	 agar	 tidak	 takut	 untuk	 bermimpi.	 Karena	
menurut	 mereka,	 hal	 yang	 paling	 penting	 untuk	
kita	miliki	sejak	kecil	adalah	mimpi.	Sebab	mimpi	
itulah	 yang	 menemani	 kita	 di	 setiap	 langkah	
menuju	masa	gemilang.
Kegiatan	 memasuki	 momen	 puncaknya	 pada	 hari	
ketiga	 ketika	 upacara	 peringatan	 hari	 lahir	 sang	
Bapak	 Pramuka	 dilaksanakan.	 Sekitar	 200	 orang	
memadati	 lapangan	 berlumpur	 SDN	 Balil.	 Berke-
sempatan	 menjadi	 pembina	 upacara,	 La	 Igasa	
selaku	 Kepala	 Dinas	 Pendidikan	 menyampaikan	
semangatnya	 untuk	 menghidupkan	 kembali	 pen-
didikan	kepramukaan.
Pramuka	 harus	 mulai	 dihidupkan	 kembali,	 sebab	
ini	 penting	 sebagai	 bekal	 dini	 untuk	 anak-anak	
Pegunungan	 Bintang	 menghadapi	 kehidupan	 di	
masa	 depan,”	 terang	 Kadisdik	 yang	 selanjutnya	
juga	menutup	kegiatan	ini	secara	resmi.
Usai	sudah	peringatan	HUT	Baden	Powell	ke-163.	
Terselenggaranya	kegiatan	ini	adalah	wujud	nyata	
kolaborasi	banyak	pihak.	Pramuka	mulanya	adalah	
program	 kerja	 Komunitas	 Peduli	 Pendidikan	
Pegunungan	 Bintang	 Papua	 (KP3BP).	 Seiring	 ber-
jalannya	 waktu,	 komunitas	 mulai	 memberanikan	
diri	mewujudkan	mimpinya	untuk	menggelar	
kemah	yang	mampu	melibatkan	sekolah	di	
distrik-distrik.	 Seperti	 terkena	 sihir	 kata	
bijak	 “	 sendiri	 kita	 bisa	 berjalan	 lebih	
cepat,	 namun,	 bersama	 kita	 bisa	 berjalan	
lebih	jauh.”	Akhirnya	komunitas	mulai	men-
gajak	pihak	untuk	turut	menyelenggarakan	
Kemah	Pramuka	Peduli.
Ibarat	 air	 yang	 mampu	 menghancurkan	
batu,	 seperti	 itulah	 kesabaran	 komunitas	
yang	 akhirnya	 bisa	 menggerakkan	 hati	
banyak	 pihak.	 Mulai	 dari	 pemerintah	
daerah,	PT.	Antam,	PT.	Wika,	Penggerak	Pra-
muka	Kabupaten,	OSIS	SMP	dan	SMA,	Penga-
jar	 Muda	 19,	 guru-guru	 dan	 TNI/POLRI.	
Berbagai	 pihak	 tersebut	 mengambil	 peran	
masing-masing	 untuk	 menyukseskan	
kegiatan	 ini.	 Ada	 yang	 sebagai	 panitia,	
peserta,	pendamping,	pemateri,	serta	tamu	
undangan.	 Kini,	 mereka	 mulai	 percaya	
bahwa	Pramuka	adalah	bagian	dari	pendidi-
kan	karakter	yang	sangat	bermanfaat	bagi	
anak	didik	untuk	mengajarkan	nilai,	sikap,	
perilaku,	 dan	 keterampilan	 yang	 baik	
sebagai	 bekal	 menuju	 masa	 remaja	 hingga	
dewasa.	(ica)
Tanggal	8	Agustus	2020	dipilih	sebagai	hari	pelaksanaan	
memperingati	 HUT	 NKRI	 ke-75	 di	 Pegunungan	 Bintang.	
Kegiatan	 dikemas	 dalam	 Pegubin	 Got	 Talents,	 ajang	
perlombaan	tingkat	sekolah	dasar.	
“Kita	 Papua	 kita	 cinta	 Indonesia,	 NKRI	 harga	 mati.	 Yes!	
Yes!	 Yes!”	 teriak	 anak-anak	 	 SD	 Inpres	 Dabolding	 untuk	
mengakhiri	 lomba	 yel-yel	 sekolah	 tersebut.	 Semangat	
anak-anak	seolah	menggetarkan	semua	yang	hadir	di	lapa-
ngan	SMKN	1	Oksibil	saat	itu.
Guyuran	 hujan	 saat	 sesi	 pembukaan,	 tak	 mampu	 men-
gusik	 posisi	 anak-anak	 dari	 barisannya,	 mereka	 malah	
bersorak	 senang	 merasakan	 hujan	 sambil	 mengangkat	
bendera	plastik	merah	putih	dan	khidmat	menyanyikan	
lagu	 Hari	 Kemerdekaan.	 Semangat	 anak-anak	 pun	 turut	
meneguhkan	 sikap	 guru	 pendamping	 untuk	 tetap	 setia	
menemani	anak-anak	mengikuti	upacara	pembukaan.
Tak	kalah	menarik,	peserta	kelas	rendah	pun	ikut	berparti-
sipasi	di	lomba	mewarnai.	Mereka	saling	unjuk	kemampuan	
mengoleskan	tinta	rupa	warna	ke	gambar	burung	garuda.	
Salah	satu	peserta	bahkan	sudah	mengumpulkan	hasilnya	
sebelum	 waktu	 usai.	 Di	 lomba	 hapalan	 teks,	 anak-anak	
dengan	penuh	semangat	membacakan	teks	UUD	1945	dan	
Pancasila.	 Walaupun	 banyak	 yang	 salah,	 mereka	 tetap	
percaya	diri	di	hadapan	para	juri.
percaya	diri	di	hadapan	para	juri.
“Anak-anak	 sangat	 senang	 ikut	 lomba	 seperti	 ini.	 Apalagi	
yang	 berhasil	 membawa	 pialanya	 pulang.	 Sebab,	 mereka	
sudah	 jenuh	 belajar	 di	 rumah	 terus.”	 Terang	 Jeni	 Kalon-
tong,	guru	pendamping	SD	YPPK	Mabilabol.	
Juara	 Umum	 pada	 gelaran	 Pegubin	 Got	 Talents	 kali	 ini	
berhasil	 dibawa	 pulang	 oleh	 SD	 YPPK	 Mabilabol.	 Mereka	
bersorak	 bangga	 akan	 kemenangannya.	 Tak	 mau	 kalah,	
sekolah	lain	ikut	menyanyikan	yel-yel	mereka.	Indra,	Pen-
damping	 SD	 YPPK	 Yapimakot	 menerangkan	 meski	 tidak	
membawa	banyak	piala,	mereka	tetap	merasa	puas	mengi-
kuti	 perlombaan.	 Menang	 kalah	 tak	 jadi	 masalah,	 karena	
yang	 utama	 adalah	 partisipasi	 dan	 kebersamaan	 antar	
sekolah.	 Pandemi	 telah	 menyebabkan	 anak-anak	 bosan	
karena	 harus	 belajar	 dari	 rumah	 terlalu	 lama	 makanya	
mereka	 sangat	 senang	 mengikuti	 acara	 ini.	 Pegubin	 Got	
Talents	 ditutup	 dengan	 upacara	 bendera.	 Sorak	 sorai	
jargon	setiap	sekolah	yang	digemuruhkan	menandai	bera-
khirnya	acara	peringatan	17	Agustus	tersebut.	(sth)
Rasanya	 baru	 kemarin	 Pegubin	 Got	 Talents	 (PGT)	
menggetarkan	 lapangan	 SMKN	 1	 Oksibil.	 Padahal	
sudah	 empat	 bulan	 berlalu.	 Dominikus	 Tarong,	
Kepala	 Sekolah	 yang	 rela	 hati	 membantu	 bahkan	
menyediakan	 tempat,	 masih	 bisa	 menceritakan	
setiap	 proses	 kegiatan	 tersebut.	 Mulai	 dari	 betapa	
senangnya	 beliau	 saat	 melepaskan	 balon	 harapan	
pada	pembukaan,	menjadi	juri	lomba	menyanyi	dan	
pada	pembukaan,	menjadi	juri	lomba	menyanyi	dan	
menyerahkan	hadiah	kepada	anak-anak	yang	menja-
di	 juara.	 Beliau	 menjelaskan	 bahwa	 acara	 tersebut	
luar	biasa.	Di	masa	sulit	pandemi,	sekolah	libur,	dan	
sepinya	 kegiatan	 pendidikan.	 PGT	 bisa	 sukses	
diselenggarakan.	Sebagai	bonusnya,	kini	terbentuk-
lah	Forum	Guru	Inspiratif	(FGI)	yang	tak	lain	adalah	
guru-guru	yang	hadir	di	PGT.
Latar	 belakang	 Pengajar	 Muda	 (PM)	 menginisiasi	
PGT	terbilang	unik.	Kenapa?	Karena	begitu	tiba-tiba	
baik	 dalam	 persiapan	 maupun	 pelaksanaan.	 Pada	
H-2	 pelaksanaan	 misalnya,	 PM	 masih	 mengurus	
surat	 izin	 dari	 Satgas	 Covid-19.	 Perlengkapan	 dan	
hadiah	 lomba	 bahkan	 baru	 tiba	 di	 Oksibil	 dari	
Jayapura	 pada	 Jumat	 (7/08),	 padahal	 besoknya,	
acara	sudah	digelar.	
acara	sudah	digelar.	
Terhitung	 sejak	 Maret,	 tidak	 ada	 sama	 sekali	
kegiatan	 pendidikan	 di	 Pegunungan	 Bintang.	
Hari-hari	 besar	 yang	 seharusnya	 dapat	 disemarak-
kan	 dengan	 acara	 pendidikan	 berlalu	 begitu	 saja.	
Beberapa	 upaya	 telah	 ditempuh	 oleh	 penggerak	
pendidikan	untuk	mengajak	Dinas	Pendidikan	mengi-
nisiasi	kegiatan.	Sayangnya,	pandemi	adalah	jawaban	
yang	tidak	bisa	dibantah.
Kejenuhan	 dan	 keresahan	 tersebut	 yang	 menjadi	
alasan	 kuat	 Pengajar	 Muda	 19	 untuk	 menginisiasi	
kegiatan	 perayaan	 kemerdekaan	 di	 tengah	 ketidak-
mungkinan.	 Berbekal	 niat	 dan	 semangat,	 disertai	
kerja	 keras	 selama	 dua	 minggu,	 akhirnya	 PGT	 bisa	
diselenggarakan	 dengan	 bantuan	 banyak	 pihak.	 Tak	
kurang	200	orang	berpartisipasi	di	acara	ini.	Mereka	
terdiri	 dari	 murid	 SD,	 guru,	 kepala	 sekolah,	 Dinas	
terdiri	 dari	 murid	 SD,	 guru,	 kepala	 sekolah,	 Dinas	
Pendidikan,	Pengawas	Pendidikan,	Komunitas	Peduli	
Pendidikan,	 TNI/POLRI	 dan	 lainnya.	 Pihak	 yang	
terlibat	 tidak	 hanya	 hadir	 sebagai	 tamu,	 melainkan	
ada	 yang	 menjadi	 juri	 perlombaan	 untuk	 lima	 SD	
yang	sedang	bersaing	membawa	pulang	piala	beserta	
hadiah.	
Tak	 disangka,	 di	 kemudian	 hari	 dampak	 PGT	 begitu	
terasa.	 Terbukti	 dua	 bulan	 kemudian,	 terbentuklah	
Forum	 Guru	 Inspiratif.	 Ruang	 belajar	 dan	 berbagi	
antar	 guru	 yang	 terinspirasi	 dari	 kolaborasi	 PGT.	
(sth)	
PGT, Pantik
Kolaborasi di
Tengah Pandemi
PGT, Pantik
Kolaborasi di
Tengah Pandemi
Saat	sesi	fasilitasi,	guru-guru	diajak	berdiskusi	men-
genai	 kondisi	 pendidikan	 di	 Pegunungan	 Bintang.	
Mereka	saling	mengemukakan	gagasan	untuk	perbai-
kan	pendidikan	di	Pegubin.	Senang,	sedih,	haru,	opti-
mis	 saling	 mengaduk-aduk	 perasaan	 semua	 yang	
hadir.
Ia	melanjutkan,“guru-guru	sebagian	besar	hanya	men-
jalankan	 tugasnya	 di	 sekolah.	 Berangkat,	 mengajar	
lalu	 pulang.	 Selalu	 begitu.	 Kurang	 inisiatif	 untuk	
mengembangkan	 potensi	 anak-anak.”	 Sementara	 itu,	
Mina	 dari	 SDN	 Balil	 menjelaskan	 pengalamannya	
terkait	 Kelompok	 Kerja	 Guru	 (KKG)	 yang	 sekarang	
sudah	 tidak	 aktif	 lagi	 karena	 minimnya	 dukungan	
dari	pemda.	
dari	pemda.	
Akhirnya,	 semua	 sepakat	 dengan	 adanya	 perkumpu-
lan	guru	di	Oksibil.	Terbentuklah	Forum	Guru	Inspira-
tif	(FGI).	Wadah	berbagi	guru-guru	yang	peduli	pen-
didikan	di	Pegubin.	Mereka	meyakini	bahwa	masalah	
pendidikan	 dapat	 dipecahkan	 secara	 kolektif.	 Lalu,	
para	guru	merumuskan	beberapa	hal	seperti	struktur	
organisasi,	visi-misi	dan	pertemuan	berikutnya.
“Untuk	 sementara,	 kita	 harus	 fokus	 di	 sekitar	 kota	
dulu.	Ke	depannya	mungkin	bisa	dikembangkan	ke	dis-
trik-distrik.	Yang	penting	kita	harus	kompak,	rela	hati	
dan	 semangat	 demi	 masa	 depan	 anak-anak	 kita”	
Pidato	Ishak,	setelah	terpilih	sebagai	ketua	FGI.	(nzr)
Potluck,	Cara	Penggerak	Peringati	
HGN	di	Tengah	Keterbatasan	Dana
Potluck,	Cara	Penggerak	Peringati	
HGN	di	Tengah	Keterbatasan	Dana
Potluck,	Cara	Penggerak	Peringati	
HGN	di	Tengah	Keterbatasan	Dana
Apa	jadinya	jika	dana	gagal	dicairkan	saat	H-3	acara?	Itulah	
yang	dialami	Penggerak	Forum	Guru	Inspiratif	(FGI)	ketika	
merencanakan	 Peringatan	 Hari	 Guru	 Nasional	 (HGN)	 pada	
25	 november	 lalu.	 Penggerak	 segera	 mengadakan	 rapat	
dadakan	 untuk	 mencari	 solusi	 alternatif.	 Senin	 Sore	
(23/11),	 penggerak	 FGI,	 Dinas	 Pendidikan	 dan	 Pengajar	
Muda	19	memenuhi	salah	satu	ruang	kelas	SD	Inpres	Dabold-
ing.	 Hadir	 pula	 beberapa	 kepala	 sekolah	 yang	 merupakan	
ing.	 Hadir	 pula	 beberapa	 kepala	 sekolah	 yang	 merupakan	
tamu	undangan	di	gelaran	HGN.	
Semua	pihak	saling	berlomba	menawarkan	pendapatnya	se-
bagai	solusi	agar	rencana	kegiatan	tetap	terlaksana.	Kadis-
dik	 Pegubin,	 La	 Igasa	 mencoba	 memetakan	 permasalahan	
dengan	rinci.	Ia	menjelaskan	bahwa	anggaran	paling	besar	
dialokasikan	 untuk	 konsumsi.	 Maka	 Ia	 mengajak	 semua	
yang	 hadir	 memikirkan	 jalan	 keluar	 untuk	 menyiasati	
beban	makan	dan	minum	tersebut.
Seorang	Penggerak	FGI	yang	hadir	mengusulkan	bahwa	semua	
pihak	 baik	 panitia	 maupun	 tamu	 undangan	 dalam	 Peringatan	
HGN	saling	menanggung	biaya	konsumsi	masing-masing.
Untuk	 peringatan	 HGN,	 sebenarnya	 dana	 yang	 dianggarkan	
sebesar	96	juta.	Meski	tidak	bisa	cair,	kegiatan	tetap	terlaksa-
na	dengan	meriah	hingga	mampu	melibatkan	400	orang	yang	
hadir.	Tidak	hanya	itu,	masyarakat	sekitar	dan	para	pedagang	
kios	 di	 sepanjang	 jalan	 sangat	 antusias	 menyaksikan	 pawai	
anak-anak	yang	mengenakan	baju	adat	Koteka	dan	Unom.
amanya	Bapak	Dominikus	Tarong.	Akrab	di-
panggil	 Bapak	 Domin	 di	 lingkungan	 se-
kolah	 dan	 tempat	 tinggalnya	 kini.	 Sedari	
kecil	 cita-citanya	 bukanlah	 menjadi	 seorang	
guru.	Beliau	ingin	menjadi	seorang	kapten	kapal	
laut.	 Menjadi	 kapten	 di	 kole-kole	 atau	 perahu	
kecil	menjadi	bagian	favorit	di	masa	kecilnya.Ter-
motivasi	 dari	 tempat	 kelahirannya	 yang	 terletak	
di	tepi	Sungai	Kia,	anak	sungai	dari	Sungai	Digul	
yang	menjadi	salah	satu	sungai	terbesar	di	Papua.		
Namun,	karena	banyaknya	hambatan	mimpi	men-
Namun,	karena	banyaknya	hambatan	mimpi	men-
jadi	 kapten	 perlahan-lahan	 mulai	 redup.	 Tangan	
Tuhan	 mengantarkannya	 menjadi	 seorang	 guru.	
Beliau	 percaya	 bahwa	 amanah	 tak	 akan	 salah	
memilih	pundak.
Singkat	 cerita,	 beliau	 memilih	 melanjutkan	 pen-
didikan	di	Universitras	Cendrawasih	dengan	pro-
gram	studi	matematika.	Setelah	mendapat	ijazah,	
beliau	 mencoba	 peruntungannya	 untuk	 menjadi	
pegawai	negeri	sipil.	Di	tahun	1990,	beliau	diang-
kat	menjadi	Aparatur	Sipil	Negara	(ASN)	tepatnya	
di	SMP	Negeri	Oksibil.	Waktu	itu	masih		beribu	ko-
takan	 Wamena,	 Kabupaten	 Jayawijaya.	 Beliau	
menjadi	 salah	 satu	 perintis	 agar	 SMK	 Negeri	
hadir	di	tanah	Aplim	Apom	guna	menjawab	tanta-
ngan	 kehidupan	 yang	 kelak	 akan	 dihadapi	 oleh	
anak	 didiknya.	 Tentu	 bukan	 hal	 yang	 mudah	
untuk	membabat	alas	demi	keberlanjutan	pendidi-
kan	kejuruan	di	sini.	Sekarang	beliau	sedang	men-
jalankan	 perannya	 sebagai	 kepala	 sekolah	 di	
SMKN	1	Oksibil.
26
Banyak	 hal	 yang	 beliau	 lakukan	 untuk	 mengem-
bangkan	 pendidikan	 masyarakat	 Papua	 dalam	
ranah	pendidikan	utamanya	di	daerah	ini.	Beliau	
tidak	sendiri,	ada	beberapa	teman	seperjuangann-
ya	 yang	 juga	 turut	 ikut	 mendirikan	 PAUD	 ANG-
GREK		dan	PKBM	Tamsinar,	serta	terlibat	menjadi	
anggota	 Komunitas	 Peduli	 Pendidikan	 Pegunun-
gan	Bintang	Papua	di	bidang	nonformal.	Semuan-
ya	dilakukan	dengan	kesadaran	penuh.	Semata-ma-
ta	 untuk	 melihat	 binar	 mata	 yang	 bahagia	 dari	
anak-anak	yang	tumbuh	di	tanah	Aplim	Apom.	
engabdian	bisa	tumbuh	di	kalangan	kelu-
arga,	rekan	kerja,	bahkan	anak	didik.	Bagi	
Bapak	 Domin,	 tak	 perlu	 melakukan	
hal	untuk	membuat	orang	terkesan,	apapun	yang	
dilakukan	 dengan	 hati,	 akan	 menyentuh	 hati	
yang	 lain	 juga.	 Sepanjang	 karirnya	 menjadi	
tenaga	pendidikan,	beliau	berusaha	bertanggung	
jawab	 atas	 perbuatan	 dan	 perkataan	 yang	
pernah	dilontarkan	olehnya	maupun	orang	lain.	
Seperti	 saat	 beliau	 menggaungkan	 kedisiplinan	
untuk	 anak	 didiknya.	 Saat	 itulah	 beliau	 yang	
untuk	 anak	 didiknya.	 Saat	 itulah	 beliau	 yang	
menjadi	 orang	 pertama	 yang	 hadir	 di	 sekolah	
sebelum	rekan-rekan	guru	dan	siswanya	tiba	di	
sekolah.	 Beliau	 hadir	 sebagai	 contoh.	 Sebab	
guru	adalah	tolok	ukur	utama	pembentukan	kar-
akter	anak	di	sekolah.	
Dengan	 motivasi	 “melayani”	 ia	 menjadi	 sosok	
yang	mengajarkan	anak-anak	didiknya	untuk	ber-
sungguh-sungguh,	 tidak	 peduli	 sekecil	 apapun	
tanggung	 jawab	 yang	 sedang	 diemban.	 Beliau	
memiliki	 senyum	 yang	 khas,	 suara	 yang	 meren-
dah,	padahal	dipikirannya	tertanam	ide	yang	tak	
mengenal	 batas.	 Semua	 dilakukan	 dan	 diterima	
karena	itu	adalah	pemberian	Yang	Maha	Kuasa.
etika	 Tuhan	 mengarahkan	 itu	 kepada	
kita.	 Maka	 saat	 itu,	 Tuhan	 percaya	 pada	
kita.	 Bukan	 dengan	 mengharapkan	
balasan	yang	bersifat	duniawi	baik	itu	uang	atau-
pun	kebutuhan	jasmani	lainnya”	tegasnya.
Di	 sepanjang	 jalan	 ketika	 bertepatan	 bertemu,	
beliau	 tak	 sungkan	 untuk	 bertegur	 sapa.	 Suatu	
hal	 yang	 kecil,	 tetapi	 sangat	 berdampak	 kepada	
kita	semua	sebagai	sesama	saudara	dalam	Tuhan.	
enjadi	 Kepala	 SMK	 Negeri	 satu-satunya	
di	 ibu	 kota	 Oksibil	 jelas	 menjadi	 peker-
jaan	rumah	yang	besar	bagi	beliau.	Ayah	
dari	tiga	orang	anak	ini	tidak	ingin	redup	begitu	
saja	dengan	metode	pelajaran	yang	begitu-begitu	
saja.	Kepalan	tangannya	yang	begitu	kuat	seolah	
mengisyaratkan	betapa	kuat	tekad	usaha	yang	ia	
miliki.	 Beberapa	 kali	 beliau	 melakukan	 studi	
banding	 ke	 sekolah	 lain	 di	 berbagai	 daerah	 di	
luar	 Papua,	 salah	 satunya	 di	 SMK	 Tekung	 Luma-
jang.
jang.
Tidak	 berhenti	 di	 situ	 saja,	 beliau	 mengikutkan	
anak-anaknya	untuk	perlombaan	tingkat	kabupat-
en,	provinsi,	hingga	nasional.	Seperti	Lomba	Kom-
petensi	Siswa	di	Jayapura,	dan	mewakili	Provinsi	
Papua	untuk	bertanding	tingkat	nasional	di	Kota	
Palembang	pada	tahun	2015	untuk	bidang	lomba	
Joinery.	 Sebelum	 bertanding	 di	 tingkat	 provinsi,	
SMKN	1	Oksibil	menjadi	peserta	satu-satunya	dari	
wilayah	Adat	Lapago	(Pegunungan	Bintang,	Jayaw-
ijaya,	 Yahukimo,	 Yalimo,	 Tolikara,	 Lani	 Jaya,	
Puncak	Jaya)	yang	berani	maju	bertanding	di	ting-
kat	provinsi.	Tak	ketinggalan	rombongan	SMKN	1	
Oksibil	 juga	 berhasil	 melenggang	 ke	 Malang	 dan	
Solo	untuk	bidang	lomba	Agronomy.
Semua	 diusahakan	 agar	 anak	 didiknya	 bisa	
merasakan	 hal	 yang	 sama	 dengan	 di	 kota.beliau	
percaya	 pintar	 itu	 adalah	 milik	 semua	 orang.	
Tidak	 peduli	 tinggal	 di	 gunung,	 di	 laut,	 atau	 di	
daratan	sekalipun.		Alhasil,	beliau	banyak	mem-
peroleh	bantuan	berkat	kegigihan	dan	niat	baikn-
ya.	 Kurang	 lebih	 sudah	 tiga	 puluh	 tahun	 sepak	
terjangnya	di	dunia	pendidikan	Pegunungan	Bin-
tang.	 Sebuah	 masa	 pengabdian	 yang	 tak	 tenilai	
apapun.
etaplah	 menjadi	 kapten	 dalam	 besarnya	
ombak	 lautan	 pendidikan	 di	 Pegunungan	
Bintang.	 Biarlah	 segala	 upayamu	 dipeluk	
oleh	Tuhan.	Sebab	tak	ada	usaha	yang	pernah	ter-
lewat	dari	pantauan.	Tuhan	Berkati.	(Ica)
Harapan	saya	guru-guru	mendapatkan	pelati-
han	untuk	meningkatkan	kompetensi	menga-
jar.	 Bisa	 melalui	 Dinas	 Pendidikan	 atau	
macam	 Indonesia	 Mengajar	 yang	 mengirim-
kan	 Pengajar	 Muda.	 Seperti	 K13.	 Kita	 gu-
ru-guru	 di	 sini,	 masih	 sedikit	 yang	 mema-
hami	 itu.	 Karena	 saya	 punya	 mimpi	
anak-anak	 kita	 kelak	 bisa	 mengharumkan	
nama	 daerah,	 bersaing	 dengan	 daerah	 lain	
juga	bisa	ikut	olimpiade.
Tentunya	saya	tidak	bisa	sendiri,	harus	bekerja	
sama.	Seperti	FGI	ini,	guru-guru	saling	mengisi	
dan	 melengkapi.	 Kita	 buktikan	 dulu	 dengan	
praktik	di	lapangan	agar	pihak	lain	seperti	pe-
merintah	 daerah	 bisa	 melihat	 kita	 dan	 men-
dukung.	Caranya	adalah	semua	pikiran	yang	ori-
entasinya	 uang	 harus	 dihilangkan,	 kalau	 kita	
ingin	memajukan	pendidikan	harus	suka	rela.
aya	 melihat	 adik-adik	 PM	 ini	 selalu	
datang	ke	sekolah,	melaksanakan	ke-
giatan	 belajar	 dan	 bermain	 dengan	
anak-anak.	 Mulanya	 saya	 ragu,	
namun	 saya	 berpikir	 coba	 dulu.		
Saya	 akan	 berkoordinasi	 dengan	
teman-teman	penggerak	yang	lain	untuk	mel-
anjutkan	 FGI.	 Seperti	 apa	 bentuknya	 nanti	
kalau	kita	semua	sudah	kumpul	baru	dibicar-
akan.
Karena	pengalaman	KKG	dulu,	sudah	berkum-
pul	tapi	tidak	bertahan	lama,	hanya	sebentar	
saja.	 Saya	 tidak	 pernah	 membayangkan	 FGI	
bisa	seperti	sekarang.	Guru-guru	kompak,	se-
mangat	 dan	 rela	 hati	 untuk	 berkumpul.	
Berkat	adik-adik	PM,	FGI	bisa	terbentuk	dan	
ada	perkumpulan	guru	di	Oksibil.
Secara	 pribadi,	 saya	 berkorban	 dulu.	 Nanti	
orang	 lain	 bisa	 lihat.	 Karena	 kan	 ada	 bukti	
nyata	 yang	 kita	 contohkan.	 Harus	 belajar	
dari	 pengalaman	 dan	 semua	 perlu	 dikomu-
nikasikan.	 Selalu	 saya	 tekankan	 dan	 wajib	
bahwa	 bekerja	 jangan	 pikir	 uang,	 kerja	 dulu	
kasih	contoh	dulu	baru	nanti	kita	bisa	menga-
jak	yang	lainnya.	
Butuh	 masukan	 dari	 teman-teman,	 seperti	
pak	 sekretaris,	 untuk	 merangkul	 guru-guru	
yang	 belum	 merasa	 yakin.	 Membuat	 sesuatu	
kegiatan	 seperti	 bikin	 perangkat	 mengajar	
supaya	guru-guru	merasa	terangkul.	Dan	mem-
buat	 sesuatu	 bukti	 	 nyata	 dengan	 kegiatan	
tersebut	agar	mereka	tertarik	bergabung.
Saya	 berusaha	 untuk	 membantu	 memberikan	
apa	yang	saya	bisa	untuk	pendidikan.	Saya	priba-
di	tujuan	bergabung	FGI	ini	ialah	untuk	bisa	me-
warnai	pendidikan	Pegunungan	Bintang.	Awaln-
ya,	 saya	 bercita-cita	 menjadi	 Polisi	 atau	 TNI.	
Namun,	 saat	 saya	 gagal	 sampai	 lima	 kali,	 saya	
akhirnya	mencoba	jadi	guru	dan	langsung	bertu-
gas	 di	 desa	 pedalaman.	 Hal	 itu	 membuat	 saya	
lebih	 banyak	 belajar	 dan	 menghargai	 pendidi-
kan.	 Guru	 adalah	 tugas	 sangat	 mulia,	 itu	 yang	
saya	rasakan	setelah	menjadi	guru,	ada	tantan-
gan	tersendiri,	karena	bapak	saya	juga	seorang	
guru.	
Bergabung	 di	 FGI	 ini	 menjadi	 suatu	 tantangan	
bagi	 saya	 untuk	 belajar	 dan	 bergerak	 bersama.	
Seperti	kegiatan	HUT	PGRI	kemarin	yang	tanpa	
anggaran	namun	tetap	terlaksana	dengan	bantu-
an	 swadaya	 kepala	 sekolah,	 guru-guru	 dan	
dinas	 pendidikan.	 Saya	 sangat	 bersyukur.	 Saya	
percaya	 kalau	 semua	 dilakukan	 bersama	 bisa	
terwujud.	Karena	saya	tidak	bisa	berjalan	sendi-
terwujud.	Karena	saya	tidak	bisa	berjalan	sendi-
ri.
Selagi	masih	bisa	bernafas,	mendidik	itu	tanggu-
ng	jawab	kita	bersama.	Karena	dengan	pendidi-
kan	 kita	 bisa	 membawa	 perubahan	 walaupun	
sedikit.	Tidak	ada	kata	terlambat	untuk	memaju-
kan	pendidikan.	(nzr)
ore	yang	mendung	dan	sejuknya	angin	peu-
nungan,	 mengiringi	 perjalanan	 Pengajar	
Muda	 19	 menuju	 suatu	 kedai	 kopi.	
s
s
Kak	 Frans,	 sapaan	 akrabnya,	 adalah	 satu	 dari	
sekian	ribu	pemuda	di	Pegunungan	Bintang	yang	
mengambil	 jalan	 hidup	 berbeda	 di	 antara	 yang	
lain.	 Ketika	 banyak	 orang	 berbondong-bondong	
mendaftar	 CPNS	 agar	 bisa	 ‘hidup	 terjamin’,	 Ia	
justru	menolak	saat	ditawari	posisi	strategis	di	
lingkungan	 pemda.	 Pun	 juga,	 ketika	 sebagian	
orang	memutuskan	untuk	menetap	di	kota	maju	
orang	memutuskan	untuk	menetap	di	kota	maju	
setelah	 lulus	 kuliah,	 dengan	 harapan	 lebih	
mudah	dalam	meniti	karir,	ia	malah	kembali	ke	
daerahnya	yang	bisa	dikatakan	masih	tertinggal.	
Alhasil,	Kak	Frans	memutuskan	membuka	kedai	
kopi	dan	menjadi	penggerak	literasi.
Tahun	2011,	Kak	Frans	berkesempatan	menem-
puh	 pendidikan	 sarjana	 melalui	 beasiswa	 pe-
merintah	daerah.	Ia	mengambil	jurusan	Pendidi-
kan	Akuntansi	di	Universitas	Sanata	Dharma,	Yo-
gyakarta.	Selama	kuliah,	Kak	Frans	aktif	beror-
ganisasi,	berdiskusi	dan	menulis	majalah.	Bersa-
ma	 dengan	 teman-temannya,	 ia	 aktif	 mempro-
duksi	 majalah	 setiap	 minggu	 dengan	 swadaya	
ogja,	kota		pendidikan	yang	maju	tempat	be-
lajar	 para	 mahasiswa	 dari	 berbagai	 penju-
ru.	Kota	dengan	budaya	literasi	kokoh	yang	
J
menawarkan	 beragam	 buku.	 Dari	 anak-anak	
hingga	orang	tua	bisa	dengan	muda	mengakses	
jendela	 ilmu,	 baik	 dari	 perpustakaan	 daerah,	
kampus	 hingga	 pedagang	 buku	 eceran.	 Pikiran	
itulah	yang	membuat	Kak	Frans	mengingat	kem-
bali	kondisi	literasi	di	kampung	halamannya.	
Muncul	 rasa	 keprihatinan	 yang	 menyesakkan	
dadanya.	Perpustakaan	daerah	yang	belum	ada,	
kemampuan	anak-anak	membaca	kurang,	hingga	
tidak	tersedianya	buku-buku	selain	hanya	buku	
mata	pelajaran.	Sehingga,	ia	memutuskan	untuk	
membuat	Taman	Baca	Masyarakat	ketika	studin-
ya	selesai.
etelah	lima	tahun	mengeyam	pendidikan	di	Kota	
Gudeg,	Kak	Frans	akhirnya	kembali	ke	Pegunun-
gan	 Bintang	 untuk	 mewujudkan	 mimpinya	
	membuat	Taman	Baca	Masyarakat.	Dalam	perjalanan-
nya,	Kak	Frans	mengalami	jatuh	bangun	karena	bersi-
keras	 dengan	 mimpinya	 tersebut.	 Ia	 sudah	 berusaha	
mengajukan	proposal	ke	pemerintah	daerah.	Sayangn-
ya,	 idenya	 tidak	 disambut	 baik	 oleh	 pemda.	 Tidak	
putus	asa,	ia	mencoba	menghubungi	teman-temannya	
semasa	kuliah	untuk	membantunya.	
Ternyata	 benar,	 niat	 baik	 pasti	 dilancarkan.	 Upaya	
Kak	Frans	mulai	menemui	titik	terang	ketika	ada	pro-
gram	pembagian	buku	gratis	dari	Kemendikbud.	Pelan	
tapi	 pasti,	 dengan	 dibantu	 rekan-rekannya,	 ia	 mulai	
mengumpulkan	buku-buku	tersebut	di	rumahnya.	Se-
makin	banyak	buku	yang	terkumpul,	ia	kemudian	ber-
inisiatif	 membangun	 TBM	 dengan	 memanfaatkan	
lahan	kosong	miliknya.
Akhirnya	pada	tahun	2017,	dengan	dibantu	beberapa	
pihak	seperti	Satgas	PAMTAS,	Pengajar	Muda	Indone-
sia	 Mengajar	 dan	 penggerak	 pendidikan,	 ia	 berhasil	
meresmikan	 TBM	 Mabin	 Gubin.	 Sementara	 ini,	 TBM	
ini	bisa	dibilang	Perpustakaan	Daerah	versi	sederha-
na.	 Setiap	 harinya,	 anak-anak	 dari	 SD	 hingga	 SMA	
sangat	antusias	untuk	berkunjung	dan	melihat	ribuan	
koleksi	buku	Kak	Frans.	
Tidak	cukup	sampai	di	situ,	Kak	Frans	mulai	mengem-
bangkan	 upayanya	 untuk	 menarik	 minat	 baca	
anak-anak	lebih	banyak	lagi	dengan	merancang	pro-
gram	“Buku	Masuk	Sekolah”	di	tahun	2019.	Program	
tersebut,	 menyasar	 siswa	 SMP-SMA.	 Setiap	 minggu,	
dengan	 mengendarai	 motor	 yang	 dipasang	 rak	 buku	
di	 atasnya,	 Kak	 Frans	 berkeliling	 mengantar	 koleksi	
bukunya	 tersebut.	 Dengan	 sabar	 dan	 telaten,	 ia	
menunggu	anak-anak	yang	penuh	semangat	membaca	
buku-buku	itu	hingga	selesai.	Selepas	berkeliling,	ia	
masih	melanjutkan	aktivitasnya	di	TBM.	Ia	mengajar-
kan	 anak-anak	 sekitar	 belajar	 membaca	 dan	 meng-
hitung.
Semua	 yang	 dilakukan	 Frans	 adalah	 semata-mata	
untuk	 anak-anak.	 Meski	 harus	 mengeluarkan	 banyak	
biaya,	ia	dengan	rela	hati	melakukannya.	Lalu,	apakah	
keputusannya	 mengambil	 jalan	 tidak	 populer	 ini,	 ia	
sesali?	 Jawabannya	 adalah	 tidak.	 Justru	 Kak	 Frans	
sangat	bersyukur	mengambil	jalan	yang	membuatnya	
bahagia.	 Betapa	 senangnya	 Kak	 Frans,	 ketika	 salah	
satu	 anak	 yang	 ia	 bimbing,	 berhasil	 memenangkan	
satu	 anak	 yang	 ia	 bimbing,	 berhasil	 memenangkan	
lomba	pidato	tingkat	SD	dan	kini	mendapatkan	beasis-
wa	 untuk	 bersekolah	 di	 Bali.	 Ternyata	 kebahagiaan	
itu	perasaan,	bukan	sekadar	nilai	yang	bisa	dirupiah-
kan.	(jun)
Anda dapat mengenal kami
@ind_mengajar Indonesia Mengajar
Indonesian Mengajar
“Saya	 sebagai	 kakak	 dan	 keluarga	 disini,	 perasaan	 yang	
amat	luar	biasa.	Dari	PM	awal	hingga	akhir,	mereka	amat	
sangat	membantu	dalam	hal	semua	kegiatan	baik	formal	
maupun	informal.	Program-program	PM	sangat	membuat	
antusias	semua	kalangan.	PM	menjadi	panutan	bagi	kalan-
gan	 utamanya	 yang	 bergerak	 di	 pendidikan.	 Semoga	
kehidupan	 disini	 bisa	 menjadi	 pembelajaran	 kelak	
dikehidupan	 mereka	 di	 masa	 datang.	 Tetaplah	 jalani	
dikehidupan	 mereka	 di	 masa	 datang.	 Tetaplah	 jalani	
hidup	dengan	apa	adanya	agar	tetap	bisa	bahagia.”
Saya	merasa	senang	ada	Pengajar	Muda	di	kabupat-
en	 ini.	 Karena	 mereka	 memberikan	 pembelajaran	
karakter	 untuk	 anak	 didik.	 Dan	 selama	 pandemi,	
Pengajar	 Muda	 berkolaborasi	 dengan	 TNI/POLRI	
dalam	 Pencegahan	 Penanggulangan	 Covid-19.	 Dan	
mereka	mampu	menghandle	anak-anak	dalam	mem-
berikan	 pembelajaran	 Perilaku	 Hidup	 Bersih	 dan	
Sehat	 (PHBS).	 Pesan	 saya.	 Tetaplah	 berkarya	
dimana	 pun	 kalian	 berada	 demi	 kemajuan	 bangsa	
dan	Negara.	Kalau	boleh,	Pengajar	Muda	ini	diper-
panjang	di	kabupaten	ini.
Saya	 merasa	 kehadiran	 IM	 di	 Kabupaten	 Pegunungan	
Bintang	 betul-betul	 dirasakan	 oleh	 seluruh	 masyarakat	
terutama	di	lingkungan	dinas	pendidikan.	Karena	Penga-
jar	Muda	bukan	hanya	memberikan	proses	pembelajaran,	
tetapi		menggerakkan	guru-guru	yang	ada	di	sekolah-se-
kolah	sehingga	mereka	bisa	menjadi	guru	yang	profesion-
al	 dan	 membuat	 anak-anak	 merasa	 nyaman,	 senang	 dan	
tertarik	dalam	belajar.	Satu	lagi	yang	saya	rasakan	kehad-
iran	Pengajar	Muda	di	sini	adalah	mereka	mampu	meng-
himpun	guru-guru	di	kota	membentuk	Forum	Guru	Inspi-
ratif	(FGI)	sehingga	ada	perubahan	signifikan	dari	guru,	
contohnya	guru	tidak	hanya	mengajar	lalu	pulang,	akan	
tetapi	 sudah	 mulai	 memetakan	 potensi	 anak	 didiknya.	
Harapan	saya	adalah	apa	yang	Pengajar	Muda	terapkan	di	
kabupaten	 ini,	 mudah-mudahan	 bisa	 dipraktikkan	 di	
sekolah-sekolah	 oleh	 para	 penggerak	 pendidikan	 yang	
sudah	dilatih.	Pesan	saya,	teruslah	berjuang	karena	masa	
depan	ada	di	depan	kita	“
“saya	memberikan	apresiasi	atas	program	IM	yang	
sangat	 luar	 biasa,	 sebagai	 ujung	 tombak	 dalam	
rangka	menyentuh	dunia	Pendidikan	di	pedalaman	
Papua.	Dengan	semangat	dan	kerja	keras	yang	luar	
biasa	 menghadapi	 tantangan	 yang	 begitu	 berat,	
namun	 tetap	 bersinergi	 dengan	 anak-anak	 Papua.	
Bakti	dan	karya	mu	akan	terukir	indah	di	kalbu	dan	
sanubari	anak-anak	Papua.	sukses	untuk	IM	!!”
sanubari	anak-anak	Papua.	sukses	untuk	IM	!!”
“Sangat	 luar	 biasa.	 Pengajar	 Muda	 yang	 ada	 di	
Oksibil	 penuh	 semangat	 yang	 patut	 kita	 tiru.	
Berwawasan	 luas	 dan	 ide-ide	 yang	 cemerlang	
yang	 patut	 kita	 apresiasi.	 Sangat	 terlibat	 aktif	
dalam	 interaksi	 dengan	 sekolah,	 masyarakat,	
bahkan	dinas	daerah.	Secara	pribadi	banyak	ilmu	
yang	saya	dapat	dari	Pengajar	Muda.	Ilmu	untuk	
mewarnai	pendidikan	yang	ada	di	Oksibil”.
mewarnai	pendidikan	yang	ada	di	Oksibil”.
“Saya	 sangat	 senang	 dan	 berterimakasih	 kepada	
Pengajar	 Muda,	 karena	 banyak	 hal	 yang	 Saya	
pelajari	 bersama	 mereka.	 Dimana	 kami	 memiliki	
satu	tujuan	yang	sama	yaitu	memajukan	pendidi-
kan	 di	 Papua	 dan	 pada	 khususnya	 di	 Kabupaten	
Pegunungan	Bintang”	
“Saya	 sebagai	 kepala	 sekolah	 merasa	 senang	 dan	
terbantu	 dengan	 ditempatkannya	 bapak/ibu	 guru	
IM	di	Pepera.	Bapak/Ibu	guru	mampu	bersosialisa-
si	 dengan	 masyarakat.	 Semoga	 bapak/ibu	 guru	
Pepera	sehat	sampai	ke	kampung	nantinya”
“Senang.	 PM	 yang	 sekarang	 itu	 kompak,	 turun	 ke	
sekolah-sekolah	 dan	 dekat	 dengan	 guru-guru	 di	
Oksibil.	Kalau	ketemu	orang	itu	disapa,	ramah	dan	
mudah	 dekat	 dengan	 orang.	 Semenjak	 PM	 ini	 ada	
jugalah	 terbentuknya	 Forum	 Guru	 Inspiratif,	 jadi	
membuat	 guru-guru	 bisa	 kumpul,	 saya	 senang	
sekali	semangatnya
“Saya	senang	ada	bapak/ibu	guru	Indonesia	Menga-
jar	di	kita	pu	kampung”	
“Kami	 mengucap	 syukur	 kehadiran	 PM	 terutama	
ketika	ada	beberapa	pertemuan,	kami	dapat	peng-
etahuan,	 permainan	 dan	 tepuk-tepukan	 yang	 luar	
biasa	 sehingga	 dapat	 kami	 praktikkan	 di	 dalam	
kelas	untuk	anak-anak	kami.		Kami	berterimakasih	
kepada	PM	yang	sudah	berbagi	dengan	kami.	Kami	
tidak	 dapat	 membalas,	 Tuhan	 lah	 yang	 membalas	
kepada	PM.’’
kepada	PM.’’
“Senang,	 bangga	 atas	 hadirnya	 PM	 di	 Pegunungan	
Bintang.	sehingga	ada	kegiatan	yang	bagus.	Menga-
jarkan	 kami	 tepuk-tepuk	 untuk	 kami	 ajar	 ke	
anak-anak	di	sekolah.”
APA	KATA	PENGAJAR	MUDA
APA	KATA	PENGAJAR	MUDA
MAJALAH KOTEKA
MAJALAH KOTEKA
MAJALAH KOTEKA
MAJALAH KOTEKA
MAJALAH KOTEKA
MAJALAH KOTEKA

More Related Content

What's hot

Microsoft word makalah kebudayaan kependudukan kalimantan tengah
Microsoft word   makalah kebudayaan kependudukan kalimantan tengahMicrosoft word   makalah kebudayaan kependudukan kalimantan tengah
Microsoft word makalah kebudayaan kependudukan kalimantan tengah
Fitrah Plur
 
SILABUS MATERI PERTEMUAN KKKS
SILABUS MATERI PERTEMUAN KKKSSILABUS MATERI PERTEMUAN KKKS
SILABUS MATERI PERTEMUAN KKKS
Jamaludin ..
 
Penjelajahan samudra
Penjelajahan samudraPenjelajahan samudra
Penjelajahan samudra
Arul Jhaya
 

What's hot (20)

Aksi Nyata Merdeka Belajar
Aksi Nyata Merdeka BelajarAksi Nyata Merdeka Belajar
Aksi Nyata Merdeka Belajar
 
Kemitraan sekolah dengan keluarga dan masyarakat
Kemitraan sekolah dengan keluarga dan masyarakatKemitraan sekolah dengan keluarga dan masyarakat
Kemitraan sekolah dengan keluarga dan masyarakat
 
Microsoft word makalah kebudayaan kependudukan kalimantan tengah
Microsoft word   makalah kebudayaan kependudukan kalimantan tengahMicrosoft word   makalah kebudayaan kependudukan kalimantan tengah
Microsoft word makalah kebudayaan kependudukan kalimantan tengah
 
RPP PAI Kelas 6 Semester 2
RPP PAI Kelas 6 Semester 2RPP PAI Kelas 6 Semester 2
RPP PAI Kelas 6 Semester 2
 
Proposal tentang perpisahan kelas
Proposal tentang perpisahan kelas Proposal tentang perpisahan kelas
Proposal tentang perpisahan kelas
 
AKSI NYATA - TOPIK 1.pdf
AKSI NYATA - TOPIK 1.pdfAKSI NYATA - TOPIK 1.pdf
AKSI NYATA - TOPIK 1.pdf
 
SILABUS MATERI PERTEMUAN KKKS
SILABUS MATERI PERTEMUAN KKKSSILABUS MATERI PERTEMUAN KKKS
SILABUS MATERI PERTEMUAN KKKS
 
3.Deskripsi Kegiatan Benahi 1-10 Satpen - Kemdikbud .pptx
3.Deskripsi Kegiatan Benahi 1-10 Satpen - Kemdikbud .pptx3.Deskripsi Kegiatan Benahi 1-10 Satpen - Kemdikbud .pptx
3.Deskripsi Kegiatan Benahi 1-10 Satpen - Kemdikbud .pptx
 
Evakuasi code blue
Evakuasi code blueEvakuasi code blue
Evakuasi code blue
 
Menjahit Luka Dengan Bermacam Teknik
Menjahit Luka Dengan Bermacam Teknik Menjahit Luka Dengan Bermacam Teknik
Menjahit Luka Dengan Bermacam Teknik
 
Bumi dan Alam Semesta Buku Guru Kelas 3 tema 8
Bumi dan Alam Semesta Buku Guru Kelas 3 tema 8Bumi dan Alam Semesta Buku Guru Kelas 3 tema 8
Bumi dan Alam Semesta Buku Guru Kelas 3 tema 8
 
AKSI NYATA RAPOR PENDIDIKAN (1).pdf
AKSI NYATA RAPOR PENDIDIKAN (1).pdfAKSI NYATA RAPOR PENDIDIKAN (1).pdf
AKSI NYATA RAPOR PENDIDIKAN (1).pdf
 
SERTIFIKAT KOMUNITAS BELAJAR FIX UPLOAD.pdf
SERTIFIKAT KOMUNITAS BELAJAR FIX UPLOAD.pdfSERTIFIKAT KOMUNITAS BELAJAR FIX UPLOAD.pdf
SERTIFIKAT KOMUNITAS BELAJAR FIX UPLOAD.pdf
 
Ppt kerajaan islam di Indonesia
Ppt kerajaan islam di IndonesiaPpt kerajaan islam di Indonesia
Ppt kerajaan islam di Indonesia
 
Konsep Perawatan Luka Dekubitus dan Gangrene
Konsep Perawatan Luka Dekubitus dan GangreneKonsep Perawatan Luka Dekubitus dan Gangrene
Konsep Perawatan Luka Dekubitus dan Gangrene
 
Triase
TriaseTriase
Triase
 
Rpp 14 kalingga sriwijaya
Rpp 14 kalingga sriwijayaRpp 14 kalingga sriwijaya
Rpp 14 kalingga sriwijaya
 
aksinyata 1 Bu Juhariyah.pdf
aksinyata 1 Bu Juhariyah.pdfaksinyata 1 Bu Juhariyah.pdf
aksinyata 1 Bu Juhariyah.pdf
 
PPT ALUR PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA.pptx
PPT ALUR PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA.pptxPPT ALUR PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA.pptx
PPT ALUR PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA.pptx
 
Penjelajahan samudra
Penjelajahan samudraPenjelajahan samudra
Penjelajahan samudra
 

Similar to MAJALAH KOTEKA (6)

Buku KCPKLB.pdf
Buku KCPKLB.pdfBuku KCPKLB.pdf
Buku KCPKLB.pdf
 
Sungai bersih
Sungai bersihSungai bersih
Sungai bersih
 
Tugas Program CSR Tentang Pendidikan
Tugas Program CSR Tentang PendidikanTugas Program CSR Tentang Pendidikan
Tugas Program CSR Tentang Pendidikan
 
PROFIL DHURUNG ELMO - BAWEAN
PROFIL DHURUNG ELMO - BAWEANPROFIL DHURUNG ELMO - BAWEAN
PROFIL DHURUNG ELMO - BAWEAN
 
PROFIL DHURUNG ELMO - BAWEAN
PROFIL DHURUNG ELMO - BAWEANPROFIL DHURUNG ELMO - BAWEAN
PROFIL DHURUNG ELMO - BAWEAN
 
K1 t1-st2-p6 rpp tema 1 kelas 1sub tema 2 (6)
K1 t1-st2-p6 rpp tema 1 kelas 1sub tema 2 (6)K1 t1-st2-p6 rpp tema 1 kelas 1sub tema 2 (6)
K1 t1-st2-p6 rpp tema 1 kelas 1sub tema 2 (6)
 

Recently uploaded

Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.docPresentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
LeoRahmanBoyanese
 
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannyaModul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
Novi Cherly
 
KISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.doc
KISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.docKISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.doc
KISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.doc
riska190321
 

Recently uploaded (20)

Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.docPresentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1
PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1
PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1
 
Aksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdf
Aksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdfAksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdf
Aksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdf
 
PPT MODUL 6 Bahasa Indonesia UT Bjn.pptx
PPT MODUL 6 Bahasa Indonesia UT Bjn.pptxPPT MODUL 6 Bahasa Indonesia UT Bjn.pptx
PPT MODUL 6 Bahasa Indonesia UT Bjn.pptx
 
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah Penggerak 1.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah Penggerak 1.pptxLokakarya Kepemimpinan Sekolah Penggerak 1.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah Penggerak 1.pptx
 
AKSI NYATA fASILITATOR pEMBELAJARAN (.pptx
AKSI NYATA fASILITATOR pEMBELAJARAN (.pptxAKSI NYATA fASILITATOR pEMBELAJARAN (.pptx
AKSI NYATA fASILITATOR pEMBELAJARAN (.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT TUGAS DISKUSI KELOMPOK 3 KELAS 224 MODUL 1.4.pdf
PPT TUGAS DISKUSI KELOMPOK 3 KELAS 224 MODUL 1.4.pdfPPT TUGAS DISKUSI KELOMPOK 3 KELAS 224 MODUL 1.4.pdf
PPT TUGAS DISKUSI KELOMPOK 3 KELAS 224 MODUL 1.4.pdf
 
Modul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdf
Modul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdfModul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdf
Modul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdf
 
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanMateri Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.4.pdf Ninik Widarsih
Tugas Mandiri 1.4.a.4.4.pdf Ninik WidarsihTugas Mandiri 1.4.a.4.4.pdf Ninik Widarsih
Tugas Mandiri 1.4.a.4.4.pdf Ninik Widarsih
 
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdf
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdfLaporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdf
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdf
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
form Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMM
form Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMMform Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMM
form Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMM
 
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannyaModul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
KISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.doc
KISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.docKISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.doc
KISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.doc
 

MAJALAH KOTEKA

  • 1.
  • 2.
  • 3. Lima tahun sudah Indonesia Mengajar turut mewarnai pen- didikan di Pegunungan Bintang. Banyak perubahan terjadi yang terekam oleh Pengajar Muda. Sebagai pelari terakhir, Pengajar Muda XIX berusaha mendokumentasikan cerita baik yang ditebar oleh banyak pihak yakni orang tua, kepala sekolah, masyarakat, dan penggerak pendidikan. Seperti perintah Tuhan yang menyatakan “Sampaikanlah walau hanya satu ayat”, kami meyakini bahwa sekecil apapun kebaikan atas nama pendidikan, harus disebarluas- kan. Oleh karena itu, kumpulan cerita baik ini, bernama KOTEKA. Yang merupakan akronim dari Ketika Dorang Tebar Kebaikan. Majalah ini dikemas secara ringan agar lebih mudah dipa- hami khalayak umum dan berusaha menyajikan konten yang informatif, edukatif, dan aplikatif. Semoga upaya ini bisa memantik semangat para penggerak daerah. Akhirnya, dengan berat hati Indonesia Mengajar harus mengucapkan sayonara kepada tanah Aplim Apom. Namun, kami percaya bahwa api semangat akan selalu berkobar di Pegunungan Bintang. Bintang.
  • 4.
  • 5. Indonesia Mengajar hadir di Pegunungan Bintang dengan mengirimkan Pengajar Muda (PM) XI yang berjum- lah 10 orang pada bulan Desember 2015. PM XI disebar pada 3 titik, yaitu SD Inpres Argapilong, SD Inpres Pepera, dan SD Inpres Aboding. Bulan Juli, PM XI melaksanakan kegiatan Guru Jelajah (GAJAH) ronde 1. Kegiatan dilaksanakan di sekolah SD Inpres Abirip, SD Inpres Yumakot, SD Inpres Iwur, dan SD Inpres Bumbakon. Kegiatan GAJAH meliputi Kegiatan Bermain dan Belajar (KBB), Kegiatan Belajar Mengajar, Lokakarya Guru, dan Diskusi Masyarakat. Bulan Agustus dan September, PM XI kembali melakukan GAJAH Ronde 2 di sekolah yaitu SD YPPK Mabilabol, SD Inpres Aldom, SD Inpres Dabolding, SD YPPK Kukding, SD Inpres Esipding, SD Inpres Okbape, SD Inpres Mimin dan SD Inpres Mangabib. Oktober PM XI berkolaborasi dengan berbagai pihak menyelenggarakan Karnaval Anak Papua (KAP). Ke- giatan ini dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda dengan mengadakan Pawai Budaya. Kegiatan diikuti oleh 13 sekolah dasar. PM XIII berjumlah 8 orang yang disebar di 6 titik, yaitu SD Inpres Argapilong, SD Inpres Abirip, SD Inpres Pepera, SD Inpres Aboding, SD Inpres Bumbakon, dan SD Inpres Mimin. Maret, PM XIII melaksanakan kegiatan GAJAH ke SD Inpres Argapilong dan SD Inpres Abirip. Agustus, PM XIII kembali melaksanakan GAJAH di SD Inpres Mimin dan SD Inpres Bumbakon. Oktober, PM XIII mengadakan kegiatan Karnaval Anak Papua 2017 dengan ke- giatan Pawai Budaya, Lomba Cerdas Tangkas, dan Ruang Berbagi Ilmu (RUBI). Juli, PM XV menggagas Forum Diskusi Multi Aktor (FDMA) Pegunungan Bintang. FDMA bertujuan untuk mempertemukan penggerak pendidikan perorangan maupun kelompok yang memiliki kepedulian terhadap pendidikan di Pegunungan Bintang. Oktober, PM XV berkolaborasi dengan pihak Polres Pegunungan Bintang menyelenggar- akan Kegiatan Belajar dan Bermain Bersama. Kegiatan diikuti oleh anak-anak seki- taran kota Oksibil. November, Peresmian Taman Baca Masyarakat Mabin Gubin, yang merupakan tindak lanjut dari FDMA. TBM di bangun atas gotong royong dan sumbangsih dari berbagai pihak yang peduli akan pendidikan di Pegunungan Bintang.
  • 6. Desember, Santa Goes To Yunabol berkolaborasi dengan Bang Edu. Kegiatan ini melibatkan penggerak FGI dalam memperingati Hari Raya Natal. Melakukan KBB, panggung dongeng, dan berbagi bingkisan. Desember 2018, PM XVII diajak berkolaborasi oleh Bang Edu untuk melaksanakan Kemah Anak Bangsa (KAB). Kegiatan meliputi KBB, Pengenalan Profesi, MOP, Lomba Taekwondo, dan Lomba Olahraga. Maret, PM XVII menggagas Forum Diskusi Gerakan Pendidikan (FDGP) 2019 sebagai upaya tindak lanjut dari FDMA 2018. Forum ini bertujuan untuk menje- jaringkan Stakeholder tingkat kabupaten hingga provinsi. April – Mei, mengadakan rapat tindak lanjut FDGP yang kemudian melahirkan Komunitas Peduli Pendidikan Pegunungan Bintang Papua (KP3BP). Beranggota para penggerak pendidikan dari latar belakang yang berbeda, diantaranya guru, kepala sekolah, pemuda daerah, hingga penggerak TBM. Juni, PM XVII melakukan Jelajah Distrik (JELDIS) ke Kungulding. Di bulan September ke Bumbakon dan bulan Oktober ke Okatem serta Pepera. PM melakukan kegiatan Bermain dan Belajar bersama anak-anak. Juli, Dinas menginisiasi program Guru Hebat untuk memenuhi kekurangan guru di distrik-distrik. KP3BP didampingi PM XVII menjadi penggerak perekrutan Guru Hebat dari proses seleksi berkas hingga test tulis. PM XIX berjumlah 6 orang yang disebar di 5 titik. SD Inpres Mimin pada angkatan ini sudah diluluskan sehingga PM tidak di tugaskan lagi di sekolah tersebut. Februari, PM XIX memulai perjalanannya dengan kegiatan HUT Baden Powell Ke-163 dan Guru Hebat berkolaborasi dengan KP3BP dan Dinas Pendidikan Pegunungan Bintang. April dan Mei PM XIX berkolaborasi dengan TNI-POLRI Pegunungan Bintang melaksanakan kegiatan sosialisasi Covid-19 di Distrik Oksibil, Serambakon, Okaom, dan Kalomdol. Agustus 2020, PM XIX melaksanakan kegiatan Pegubin Got Talents (PGT). Berkolaborasi dengan berbagai pihak, kegiatan ini diikuti oleh 5 Sekolah Dasar sekitar kota dan di laksanakan di SMKN 1 Oksibil. Oktober, PM XIX menggagas Forum Guru Inspiratif (FGI) menyasar guru-guru sekolah dasar di 6 sekolah sekitar kota. Pertemuan perdana dilaksanakan pada tanggal 9 Oktober 2020. Dikemudian hari, FGI menja- di wadah berkolaborasi guru-guru dengan Dinas Pendidikan Pegunungan Bintang. November, FGI berkolaborasi dengan PM XIX menyelenggarakan Hari Guru Nasional. Kegiatan tersebut melibatkan SD, SMP, SMA / SMK sekitar kota dalam pawai budaya.
  • 7.
  • 8. ada tanggal 21 Februari 2020, tanah Aplim Apom seperti sedang diserbu pasu- kan berbaju cokelat yang berlambang P tunas kelapa. Diserbu dengan penuh semangat dan antusias dari anak-anak sekolah beserta guru pendamping untuk ikut dalam Kemah Pra- muka Peduli. Mereka mengenakan seragam pra- muka ala kadarnya, tidak lengkap bahkan ada yang berseragam putih-merah sebab tidak punya baju pramuka. Namun, bagi pihak yang hadir, semua kekurangan itu teralihkan oleh kelengkapan semangat dan kegembiraan yang terpancar dari wajah anak-anak Kegiatan ini diikuti oleh peserta penggalang dari sembilan sekolah yaitu SD Negeri Balil, SD Inpres Dabolding, SD Inpres Esipding, SD YPPK St. Agustinus Yapimakot, SD Inpres Aboding, SD Inpres Pepera, SD Inpres Abirip, SD Inpres Argapilong dan SD Inpres Bulangkop. Dari jauh mereka hadir memikul bahan makanan di bahu kiri, sedangkan di bahu kanan mereka berteng- kiri, sedangkan di bahu kanan mereka berteng- ger tumpukan kayu bakar. Lalu, para peng- galang itu mengikuti kakak-kakak penegak dari panitia OSIS untuk mendengarkan arahan pendirian tenda dan latihan upacara. Sementara itu, di tempat yang sama, berbagai pihak saling baku bantu menyiapkan perlengka- pan dan lokasi kegiatan. Dessy Janggo, pengger- ak pramuka sekaligus ketua pelaksana, dengan tongkat yang menyanggah sebelah kakinya, mon- dar-mandir memberikan arahan kepada semua seksi. Guru-guru sibuk memasak untuk kebutu- han sekolahnya masing-masing, aparat kea- manan bergotong-royong mendirikan tenda utama dan panitia dari Komunitas Peduli Pen- didikan menyiapkan instalasi listrik dan air. Hari itu tidak ada yang duduk santai, semua sibuk mengerjakan tugas dengan khidmat. Kemah Pramuka Peduli dilaksanakan untuk memperingati HUT Baden Powell yang ke-163. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari. Diisi dengan beragam materi. Bukan hanya tentang pramuka, ada banyak materi keren yang tak kalah menar- ik. Siapa yang menyangka, seorang dokter, namanya dr. Ave. Ia duduk di tengah ratusan anak untuk berbagi ilmu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, betapa antusiasnya anak-anak Sehat, betapa antusiasnya anak-anak menyimak satu demi satu kata yang terucap dari ibu dokter tersebut. Tak mau kalah, Kak Amin dan teman-teman dari PT. Antam, Binmas Polres Pegubin dan Kopassus juga ambil bagian.
  • 9. Mereka berbagi inspirasi kepada anak-anak pramu- ka agar tidak takut untuk bermimpi. Karena menurut mereka, hal yang paling penting untuk kita miliki sejak kecil adalah mimpi. Sebab mimpi itulah yang menemani kita di setiap langkah menuju masa gemilang. Kegiatan memasuki momen puncaknya pada hari ketiga ketika upacara peringatan hari lahir sang Bapak Pramuka dilaksanakan. Sekitar 200 orang memadati lapangan berlumpur SDN Balil. Berke- sempatan menjadi pembina upacara, La Igasa selaku Kepala Dinas Pendidikan menyampaikan semangatnya untuk menghidupkan kembali pen- didikan kepramukaan. Pramuka harus mulai dihidupkan kembali, sebab ini penting sebagai bekal dini untuk anak-anak Pegunungan Bintang menghadapi kehidupan di masa depan,” terang Kadisdik yang selanjutnya juga menutup kegiatan ini secara resmi. Usai sudah peringatan HUT Baden Powell ke-163. Terselenggaranya kegiatan ini adalah wujud nyata kolaborasi banyak pihak. Pramuka mulanya adalah program kerja Komunitas Peduli Pendidikan Pegunungan Bintang Papua (KP3BP). Seiring ber- jalannya waktu, komunitas mulai memberanikan diri mewujudkan mimpinya untuk menggelar kemah yang mampu melibatkan sekolah di distrik-distrik. Seperti terkena sihir kata bijak “ sendiri kita bisa berjalan lebih cepat, namun, bersama kita bisa berjalan lebih jauh.” Akhirnya komunitas mulai men- gajak pihak untuk turut menyelenggarakan Kemah Pramuka Peduli. Ibarat air yang mampu menghancurkan batu, seperti itulah kesabaran komunitas yang akhirnya bisa menggerakkan hati banyak pihak. Mulai dari pemerintah daerah, PT. Antam, PT. Wika, Penggerak Pra- muka Kabupaten, OSIS SMP dan SMA, Penga- jar Muda 19, guru-guru dan TNI/POLRI. Berbagai pihak tersebut mengambil peran masing-masing untuk menyukseskan kegiatan ini. Ada yang sebagai panitia, peserta, pendamping, pemateri, serta tamu undangan. Kini, mereka mulai percaya bahwa Pramuka adalah bagian dari pendidi- kan karakter yang sangat bermanfaat bagi anak didik untuk mengajarkan nilai, sikap, perilaku, dan keterampilan yang baik sebagai bekal menuju masa remaja hingga dewasa. (ica)
  • 10.
  • 11.
  • 12. Tanggal 8 Agustus 2020 dipilih sebagai hari pelaksanaan memperingati HUT NKRI ke-75 di Pegunungan Bintang. Kegiatan dikemas dalam Pegubin Got Talents, ajang perlombaan tingkat sekolah dasar. “Kita Papua kita cinta Indonesia, NKRI harga mati. Yes! Yes! Yes!” teriak anak-anak SD Inpres Dabolding untuk mengakhiri lomba yel-yel sekolah tersebut. Semangat anak-anak seolah menggetarkan semua yang hadir di lapa- ngan SMKN 1 Oksibil saat itu. Guyuran hujan saat sesi pembukaan, tak mampu men- gusik posisi anak-anak dari barisannya, mereka malah bersorak senang merasakan hujan sambil mengangkat bendera plastik merah putih dan khidmat menyanyikan lagu Hari Kemerdekaan. Semangat anak-anak pun turut meneguhkan sikap guru pendamping untuk tetap setia menemani anak-anak mengikuti upacara pembukaan. Tak kalah menarik, peserta kelas rendah pun ikut berparti- sipasi di lomba mewarnai. Mereka saling unjuk kemampuan mengoleskan tinta rupa warna ke gambar burung garuda. Salah satu peserta bahkan sudah mengumpulkan hasilnya sebelum waktu usai. Di lomba hapalan teks, anak-anak dengan penuh semangat membacakan teks UUD 1945 dan Pancasila. Walaupun banyak yang salah, mereka tetap percaya diri di hadapan para juri. percaya diri di hadapan para juri. “Anak-anak sangat senang ikut lomba seperti ini. Apalagi yang berhasil membawa pialanya pulang. Sebab, mereka sudah jenuh belajar di rumah terus.” Terang Jeni Kalon- tong, guru pendamping SD YPPK Mabilabol. Juara Umum pada gelaran Pegubin Got Talents kali ini berhasil dibawa pulang oleh SD YPPK Mabilabol. Mereka bersorak bangga akan kemenangannya. Tak mau kalah, sekolah lain ikut menyanyikan yel-yel mereka. Indra, Pen- damping SD YPPK Yapimakot menerangkan meski tidak membawa banyak piala, mereka tetap merasa puas mengi- kuti perlombaan. Menang kalah tak jadi masalah, karena yang utama adalah partisipasi dan kebersamaan antar sekolah. Pandemi telah menyebabkan anak-anak bosan karena harus belajar dari rumah terlalu lama makanya mereka sangat senang mengikuti acara ini. Pegubin Got Talents ditutup dengan upacara bendera. Sorak sorai jargon setiap sekolah yang digemuruhkan menandai bera- khirnya acara peringatan 17 Agustus tersebut. (sth)
  • 13. Rasanya baru kemarin Pegubin Got Talents (PGT) menggetarkan lapangan SMKN 1 Oksibil. Padahal sudah empat bulan berlalu. Dominikus Tarong, Kepala Sekolah yang rela hati membantu bahkan menyediakan tempat, masih bisa menceritakan setiap proses kegiatan tersebut. Mulai dari betapa senangnya beliau saat melepaskan balon harapan pada pembukaan, menjadi juri lomba menyanyi dan pada pembukaan, menjadi juri lomba menyanyi dan menyerahkan hadiah kepada anak-anak yang menja- di juara. Beliau menjelaskan bahwa acara tersebut luar biasa. Di masa sulit pandemi, sekolah libur, dan sepinya kegiatan pendidikan. PGT bisa sukses diselenggarakan. Sebagai bonusnya, kini terbentuk- lah Forum Guru Inspiratif (FGI) yang tak lain adalah guru-guru yang hadir di PGT. Latar belakang Pengajar Muda (PM) menginisiasi PGT terbilang unik. Kenapa? Karena begitu tiba-tiba baik dalam persiapan maupun pelaksanaan. Pada H-2 pelaksanaan misalnya, PM masih mengurus surat izin dari Satgas Covid-19. Perlengkapan dan hadiah lomba bahkan baru tiba di Oksibil dari Jayapura pada Jumat (7/08), padahal besoknya, acara sudah digelar. acara sudah digelar. Terhitung sejak Maret, tidak ada sama sekali kegiatan pendidikan di Pegunungan Bintang. Hari-hari besar yang seharusnya dapat disemarak- kan dengan acara pendidikan berlalu begitu saja. Beberapa upaya telah ditempuh oleh penggerak pendidikan untuk mengajak Dinas Pendidikan mengi- nisiasi kegiatan. Sayangnya, pandemi adalah jawaban yang tidak bisa dibantah. Kejenuhan dan keresahan tersebut yang menjadi alasan kuat Pengajar Muda 19 untuk menginisiasi kegiatan perayaan kemerdekaan di tengah ketidak- mungkinan. Berbekal niat dan semangat, disertai kerja keras selama dua minggu, akhirnya PGT bisa diselenggarakan dengan bantuan banyak pihak. Tak kurang 200 orang berpartisipasi di acara ini. Mereka terdiri dari murid SD, guru, kepala sekolah, Dinas terdiri dari murid SD, guru, kepala sekolah, Dinas Pendidikan, Pengawas Pendidikan, Komunitas Peduli Pendidikan, TNI/POLRI dan lainnya. Pihak yang terlibat tidak hanya hadir sebagai tamu, melainkan ada yang menjadi juri perlombaan untuk lima SD yang sedang bersaing membawa pulang piala beserta hadiah. Tak disangka, di kemudian hari dampak PGT begitu terasa. Terbukti dua bulan kemudian, terbentuklah Forum Guru Inspiratif. Ruang belajar dan berbagi antar guru yang terinspirasi dari kolaborasi PGT. (sth) PGT, Pantik Kolaborasi di Tengah Pandemi PGT, Pantik Kolaborasi di Tengah Pandemi
  • 14. Saat sesi fasilitasi, guru-guru diajak berdiskusi men- genai kondisi pendidikan di Pegunungan Bintang. Mereka saling mengemukakan gagasan untuk perbai- kan pendidikan di Pegubin. Senang, sedih, haru, opti- mis saling mengaduk-aduk perasaan semua yang hadir. Ia melanjutkan,“guru-guru sebagian besar hanya men- jalankan tugasnya di sekolah. Berangkat, mengajar lalu pulang. Selalu begitu. Kurang inisiatif untuk mengembangkan potensi anak-anak.” Sementara itu, Mina dari SDN Balil menjelaskan pengalamannya terkait Kelompok Kerja Guru (KKG) yang sekarang sudah tidak aktif lagi karena minimnya dukungan dari pemda. dari pemda. Akhirnya, semua sepakat dengan adanya perkumpu- lan guru di Oksibil. Terbentuklah Forum Guru Inspira- tif (FGI). Wadah berbagi guru-guru yang peduli pen- didikan di Pegubin. Mereka meyakini bahwa masalah pendidikan dapat dipecahkan secara kolektif. Lalu, para guru merumuskan beberapa hal seperti struktur organisasi, visi-misi dan pertemuan berikutnya. “Untuk sementara, kita harus fokus di sekitar kota dulu. Ke depannya mungkin bisa dikembangkan ke dis- trik-distrik. Yang penting kita harus kompak, rela hati dan semangat demi masa depan anak-anak kita” Pidato Ishak, setelah terpilih sebagai ketua FGI. (nzr)
  • 15.
  • 16.
  • 17. Potluck, Cara Penggerak Peringati HGN di Tengah Keterbatasan Dana Potluck, Cara Penggerak Peringati HGN di Tengah Keterbatasan Dana Potluck, Cara Penggerak Peringati HGN di Tengah Keterbatasan Dana Apa jadinya jika dana gagal dicairkan saat H-3 acara? Itulah yang dialami Penggerak Forum Guru Inspiratif (FGI) ketika merencanakan Peringatan Hari Guru Nasional (HGN) pada 25 november lalu. Penggerak segera mengadakan rapat dadakan untuk mencari solusi alternatif. Senin Sore (23/11), penggerak FGI, Dinas Pendidikan dan Pengajar Muda 19 memenuhi salah satu ruang kelas SD Inpres Dabold- ing. Hadir pula beberapa kepala sekolah yang merupakan ing. Hadir pula beberapa kepala sekolah yang merupakan tamu undangan di gelaran HGN. Semua pihak saling berlomba menawarkan pendapatnya se- bagai solusi agar rencana kegiatan tetap terlaksana. Kadis- dik Pegubin, La Igasa mencoba memetakan permasalahan dengan rinci. Ia menjelaskan bahwa anggaran paling besar dialokasikan untuk konsumsi. Maka Ia mengajak semua yang hadir memikirkan jalan keluar untuk menyiasati beban makan dan minum tersebut. Seorang Penggerak FGI yang hadir mengusulkan bahwa semua pihak baik panitia maupun tamu undangan dalam Peringatan HGN saling menanggung biaya konsumsi masing-masing. Untuk peringatan HGN, sebenarnya dana yang dianggarkan sebesar 96 juta. Meski tidak bisa cair, kegiatan tetap terlaksa- na dengan meriah hingga mampu melibatkan 400 orang yang hadir. Tidak hanya itu, masyarakat sekitar dan para pedagang kios di sepanjang jalan sangat antusias menyaksikan pawai anak-anak yang mengenakan baju adat Koteka dan Unom.
  • 18.
  • 19.
  • 20.
  • 21.
  • 22.
  • 23.
  • 24.
  • 25.
  • 26. amanya Bapak Dominikus Tarong. Akrab di- panggil Bapak Domin di lingkungan se- kolah dan tempat tinggalnya kini. Sedari kecil cita-citanya bukanlah menjadi seorang guru. Beliau ingin menjadi seorang kapten kapal laut. Menjadi kapten di kole-kole atau perahu kecil menjadi bagian favorit di masa kecilnya.Ter- motivasi dari tempat kelahirannya yang terletak di tepi Sungai Kia, anak sungai dari Sungai Digul yang menjadi salah satu sungai terbesar di Papua. Namun, karena banyaknya hambatan mimpi men- Namun, karena banyaknya hambatan mimpi men- jadi kapten perlahan-lahan mulai redup. Tangan Tuhan mengantarkannya menjadi seorang guru. Beliau percaya bahwa amanah tak akan salah memilih pundak. Singkat cerita, beliau memilih melanjutkan pen- didikan di Universitras Cendrawasih dengan pro- gram studi matematika. Setelah mendapat ijazah, beliau mencoba peruntungannya untuk menjadi pegawai negeri sipil. Di tahun 1990, beliau diang- kat menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) tepatnya di SMP Negeri Oksibil. Waktu itu masih beribu ko- takan Wamena, Kabupaten Jayawijaya. Beliau menjadi salah satu perintis agar SMK Negeri hadir di tanah Aplim Apom guna menjawab tanta- ngan kehidupan yang kelak akan dihadapi oleh anak didiknya. Tentu bukan hal yang mudah untuk membabat alas demi keberlanjutan pendidi- kan kejuruan di sini. Sekarang beliau sedang men- jalankan perannya sebagai kepala sekolah di SMKN 1 Oksibil. 26 Banyak hal yang beliau lakukan untuk mengem- bangkan pendidikan masyarakat Papua dalam ranah pendidikan utamanya di daerah ini. Beliau tidak sendiri, ada beberapa teman seperjuangann- ya yang juga turut ikut mendirikan PAUD ANG- GREK dan PKBM Tamsinar, serta terlibat menjadi anggota Komunitas Peduli Pendidikan Pegunun- gan Bintang Papua di bidang nonformal. Semuan- ya dilakukan dengan kesadaran penuh. Semata-ma- ta untuk melihat binar mata yang bahagia dari anak-anak yang tumbuh di tanah Aplim Apom. engabdian bisa tumbuh di kalangan kelu- arga, rekan kerja, bahkan anak didik. Bagi Bapak Domin, tak perlu melakukan hal untuk membuat orang terkesan, apapun yang dilakukan dengan hati, akan menyentuh hati yang lain juga. Sepanjang karirnya menjadi tenaga pendidikan, beliau berusaha bertanggung jawab atas perbuatan dan perkataan yang pernah dilontarkan olehnya maupun orang lain. Seperti saat beliau menggaungkan kedisiplinan untuk anak didiknya. Saat itulah beliau yang untuk anak didiknya. Saat itulah beliau yang menjadi orang pertama yang hadir di sekolah sebelum rekan-rekan guru dan siswanya tiba di sekolah. Beliau hadir sebagai contoh. Sebab guru adalah tolok ukur utama pembentukan kar- akter anak di sekolah. Dengan motivasi “melayani” ia menjadi sosok yang mengajarkan anak-anak didiknya untuk ber- sungguh-sungguh, tidak peduli sekecil apapun tanggung jawab yang sedang diemban. Beliau memiliki senyum yang khas, suara yang meren- dah, padahal dipikirannya tertanam ide yang tak mengenal batas. Semua dilakukan dan diterima karena itu adalah pemberian Yang Maha Kuasa.
  • 27. etika Tuhan mengarahkan itu kepada kita. Maka saat itu, Tuhan percaya pada kita. Bukan dengan mengharapkan balasan yang bersifat duniawi baik itu uang atau- pun kebutuhan jasmani lainnya” tegasnya. Di sepanjang jalan ketika bertepatan bertemu, beliau tak sungkan untuk bertegur sapa. Suatu hal yang kecil, tetapi sangat berdampak kepada kita semua sebagai sesama saudara dalam Tuhan. enjadi Kepala SMK Negeri satu-satunya di ibu kota Oksibil jelas menjadi peker- jaan rumah yang besar bagi beliau. Ayah dari tiga orang anak ini tidak ingin redup begitu saja dengan metode pelajaran yang begitu-begitu saja. Kepalan tangannya yang begitu kuat seolah mengisyaratkan betapa kuat tekad usaha yang ia miliki. Beberapa kali beliau melakukan studi banding ke sekolah lain di berbagai daerah di luar Papua, salah satunya di SMK Tekung Luma- jang. jang. Tidak berhenti di situ saja, beliau mengikutkan anak-anaknya untuk perlombaan tingkat kabupat- en, provinsi, hingga nasional. Seperti Lomba Kom- petensi Siswa di Jayapura, dan mewakili Provinsi Papua untuk bertanding tingkat nasional di Kota Palembang pada tahun 2015 untuk bidang lomba Joinery. Sebelum bertanding di tingkat provinsi, SMKN 1 Oksibil menjadi peserta satu-satunya dari wilayah Adat Lapago (Pegunungan Bintang, Jayaw- ijaya, Yahukimo, Yalimo, Tolikara, Lani Jaya, Puncak Jaya) yang berani maju bertanding di ting- kat provinsi. Tak ketinggalan rombongan SMKN 1 Oksibil juga berhasil melenggang ke Malang dan Solo untuk bidang lomba Agronomy. Semua diusahakan agar anak didiknya bisa merasakan hal yang sama dengan di kota.beliau percaya pintar itu adalah milik semua orang. Tidak peduli tinggal di gunung, di laut, atau di daratan sekalipun. Alhasil, beliau banyak mem- peroleh bantuan berkat kegigihan dan niat baikn- ya. Kurang lebih sudah tiga puluh tahun sepak terjangnya di dunia pendidikan Pegunungan Bin- tang. Sebuah masa pengabdian yang tak tenilai apapun. etaplah menjadi kapten dalam besarnya ombak lautan pendidikan di Pegunungan Bintang. Biarlah segala upayamu dipeluk oleh Tuhan. Sebab tak ada usaha yang pernah ter- lewat dari pantauan. Tuhan Berkati. (Ica)
  • 28.
  • 29.
  • 30.
  • 31.
  • 32.
  • 33. Harapan saya guru-guru mendapatkan pelati- han untuk meningkatkan kompetensi menga- jar. Bisa melalui Dinas Pendidikan atau macam Indonesia Mengajar yang mengirim- kan Pengajar Muda. Seperti K13. Kita gu- ru-guru di sini, masih sedikit yang mema- hami itu. Karena saya punya mimpi anak-anak kita kelak bisa mengharumkan nama daerah, bersaing dengan daerah lain juga bisa ikut olimpiade. Tentunya saya tidak bisa sendiri, harus bekerja sama. Seperti FGI ini, guru-guru saling mengisi dan melengkapi. Kita buktikan dulu dengan praktik di lapangan agar pihak lain seperti pe- merintah daerah bisa melihat kita dan men- dukung. Caranya adalah semua pikiran yang ori- entasinya uang harus dihilangkan, kalau kita ingin memajukan pendidikan harus suka rela.
  • 34. aya melihat adik-adik PM ini selalu datang ke sekolah, melaksanakan ke- giatan belajar dan bermain dengan anak-anak. Mulanya saya ragu, namun saya berpikir coba dulu. Saya akan berkoordinasi dengan teman-teman penggerak yang lain untuk mel- anjutkan FGI. Seperti apa bentuknya nanti kalau kita semua sudah kumpul baru dibicar- akan. Karena pengalaman KKG dulu, sudah berkum- pul tapi tidak bertahan lama, hanya sebentar saja. Saya tidak pernah membayangkan FGI bisa seperti sekarang. Guru-guru kompak, se- mangat dan rela hati untuk berkumpul. Berkat adik-adik PM, FGI bisa terbentuk dan ada perkumpulan guru di Oksibil. Secara pribadi, saya berkorban dulu. Nanti orang lain bisa lihat. Karena kan ada bukti nyata yang kita contohkan. Harus belajar dari pengalaman dan semua perlu dikomu- nikasikan. Selalu saya tekankan dan wajib bahwa bekerja jangan pikir uang, kerja dulu kasih contoh dulu baru nanti kita bisa menga- jak yang lainnya. Butuh masukan dari teman-teman, seperti pak sekretaris, untuk merangkul guru-guru yang belum merasa yakin. Membuat sesuatu kegiatan seperti bikin perangkat mengajar supaya guru-guru merasa terangkul. Dan mem- buat sesuatu bukti nyata dengan kegiatan tersebut agar mereka tertarik bergabung. Saya berusaha untuk membantu memberikan apa yang saya bisa untuk pendidikan. Saya priba- di tujuan bergabung FGI ini ialah untuk bisa me- warnai pendidikan Pegunungan Bintang. Awaln- ya, saya bercita-cita menjadi Polisi atau TNI. Namun, saat saya gagal sampai lima kali, saya akhirnya mencoba jadi guru dan langsung bertu- gas di desa pedalaman. Hal itu membuat saya lebih banyak belajar dan menghargai pendidi- kan. Guru adalah tugas sangat mulia, itu yang saya rasakan setelah menjadi guru, ada tantan- gan tersendiri, karena bapak saya juga seorang guru. Bergabung di FGI ini menjadi suatu tantangan bagi saya untuk belajar dan bergerak bersama. Seperti kegiatan HUT PGRI kemarin yang tanpa anggaran namun tetap terlaksana dengan bantu- an swadaya kepala sekolah, guru-guru dan dinas pendidikan. Saya sangat bersyukur. Saya percaya kalau semua dilakukan bersama bisa terwujud. Karena saya tidak bisa berjalan sendi- terwujud. Karena saya tidak bisa berjalan sendi- ri. Selagi masih bisa bernafas, mendidik itu tanggu- ng jawab kita bersama. Karena dengan pendidi- kan kita bisa membawa perubahan walaupun sedikit. Tidak ada kata terlambat untuk memaju- kan pendidikan. (nzr)
  • 35.
  • 36.
  • 37. ore yang mendung dan sejuknya angin peu- nungan, mengiringi perjalanan Pengajar Muda 19 menuju suatu kedai kopi. s s Kak Frans, sapaan akrabnya, adalah satu dari sekian ribu pemuda di Pegunungan Bintang yang mengambil jalan hidup berbeda di antara yang lain. Ketika banyak orang berbondong-bondong mendaftar CPNS agar bisa ‘hidup terjamin’, Ia justru menolak saat ditawari posisi strategis di lingkungan pemda. Pun juga, ketika sebagian orang memutuskan untuk menetap di kota maju orang memutuskan untuk menetap di kota maju setelah lulus kuliah, dengan harapan lebih mudah dalam meniti karir, ia malah kembali ke daerahnya yang bisa dikatakan masih tertinggal. Alhasil, Kak Frans memutuskan membuka kedai kopi dan menjadi penggerak literasi. Tahun 2011, Kak Frans berkesempatan menem- puh pendidikan sarjana melalui beasiswa pe- merintah daerah. Ia mengambil jurusan Pendidi- kan Akuntansi di Universitas Sanata Dharma, Yo- gyakarta. Selama kuliah, Kak Frans aktif beror- ganisasi, berdiskusi dan menulis majalah. Bersa- ma dengan teman-temannya, ia aktif mempro- duksi majalah setiap minggu dengan swadaya ogja, kota pendidikan yang maju tempat be- lajar para mahasiswa dari berbagai penju- ru. Kota dengan budaya literasi kokoh yang J menawarkan beragam buku. Dari anak-anak hingga orang tua bisa dengan muda mengakses jendela ilmu, baik dari perpustakaan daerah, kampus hingga pedagang buku eceran. Pikiran itulah yang membuat Kak Frans mengingat kem- bali kondisi literasi di kampung halamannya. Muncul rasa keprihatinan yang menyesakkan dadanya. Perpustakaan daerah yang belum ada, kemampuan anak-anak membaca kurang, hingga tidak tersedianya buku-buku selain hanya buku mata pelajaran. Sehingga, ia memutuskan untuk membuat Taman Baca Masyarakat ketika studin- ya selesai. etelah lima tahun mengeyam pendidikan di Kota Gudeg, Kak Frans akhirnya kembali ke Pegunun- gan Bintang untuk mewujudkan mimpinya membuat Taman Baca Masyarakat. Dalam perjalanan- nya, Kak Frans mengalami jatuh bangun karena bersi- keras dengan mimpinya tersebut. Ia sudah berusaha mengajukan proposal ke pemerintah daerah. Sayangn- ya, idenya tidak disambut baik oleh pemda. Tidak putus asa, ia mencoba menghubungi teman-temannya semasa kuliah untuk membantunya. Ternyata benar, niat baik pasti dilancarkan. Upaya Kak Frans mulai menemui titik terang ketika ada pro- gram pembagian buku gratis dari Kemendikbud. Pelan tapi pasti, dengan dibantu rekan-rekannya, ia mulai mengumpulkan buku-buku tersebut di rumahnya. Se- makin banyak buku yang terkumpul, ia kemudian ber- inisiatif membangun TBM dengan memanfaatkan lahan kosong miliknya. Akhirnya pada tahun 2017, dengan dibantu beberapa pihak seperti Satgas PAMTAS, Pengajar Muda Indone- sia Mengajar dan penggerak pendidikan, ia berhasil meresmikan TBM Mabin Gubin. Sementara ini, TBM ini bisa dibilang Perpustakaan Daerah versi sederha- na. Setiap harinya, anak-anak dari SD hingga SMA sangat antusias untuk berkunjung dan melihat ribuan koleksi buku Kak Frans. Tidak cukup sampai di situ, Kak Frans mulai mengem- bangkan upayanya untuk menarik minat baca anak-anak lebih banyak lagi dengan merancang pro- gram “Buku Masuk Sekolah” di tahun 2019. Program tersebut, menyasar siswa SMP-SMA. Setiap minggu, dengan mengendarai motor yang dipasang rak buku di atasnya, Kak Frans berkeliling mengantar koleksi bukunya tersebut. Dengan sabar dan telaten, ia menunggu anak-anak yang penuh semangat membaca buku-buku itu hingga selesai. Selepas berkeliling, ia masih melanjutkan aktivitasnya di TBM. Ia mengajar- kan anak-anak sekitar belajar membaca dan meng- hitung. Semua yang dilakukan Frans adalah semata-mata untuk anak-anak. Meski harus mengeluarkan banyak biaya, ia dengan rela hati melakukannya. Lalu, apakah keputusannya mengambil jalan tidak populer ini, ia sesali? Jawabannya adalah tidak. Justru Kak Frans sangat bersyukur mengambil jalan yang membuatnya bahagia. Betapa senangnya Kak Frans, ketika salah satu anak yang ia bimbing, berhasil memenangkan satu anak yang ia bimbing, berhasil memenangkan lomba pidato tingkat SD dan kini mendapatkan beasis- wa untuk bersekolah di Bali. Ternyata kebahagiaan itu perasaan, bukan sekadar nilai yang bisa dirupiah- kan. (jun)
  • 38.
  • 39.
  • 40.
  • 41.
  • 42.
  • 43.
  • 44.
  • 45.
  • 46.
  • 47.
  • 48.
  • 49.
  • 50.
  • 51.
  • 52.
  • 53.
  • 54.
  • 55.
  • 56.
  • 57.
  • 58.
  • 59.
  • 60.
  • 61.
  • 62.
  • 63.
  • 64.
  • 65.
  • 66. Anda dapat mengenal kami @ind_mengajar Indonesia Mengajar Indonesian Mengajar
  • 67. “Saya sebagai kakak dan keluarga disini, perasaan yang amat luar biasa. Dari PM awal hingga akhir, mereka amat sangat membantu dalam hal semua kegiatan baik formal maupun informal. Program-program PM sangat membuat antusias semua kalangan. PM menjadi panutan bagi kalan- gan utamanya yang bergerak di pendidikan. Semoga kehidupan disini bisa menjadi pembelajaran kelak dikehidupan mereka di masa datang. Tetaplah jalani dikehidupan mereka di masa datang. Tetaplah jalani hidup dengan apa adanya agar tetap bisa bahagia.” Saya merasa senang ada Pengajar Muda di kabupat- en ini. Karena mereka memberikan pembelajaran karakter untuk anak didik. Dan selama pandemi, Pengajar Muda berkolaborasi dengan TNI/POLRI dalam Pencegahan Penanggulangan Covid-19. Dan mereka mampu menghandle anak-anak dalam mem- berikan pembelajaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Pesan saya. Tetaplah berkarya dimana pun kalian berada demi kemajuan bangsa dan Negara. Kalau boleh, Pengajar Muda ini diper- panjang di kabupaten ini. Saya merasa kehadiran IM di Kabupaten Pegunungan Bintang betul-betul dirasakan oleh seluruh masyarakat terutama di lingkungan dinas pendidikan. Karena Penga- jar Muda bukan hanya memberikan proses pembelajaran, tetapi menggerakkan guru-guru yang ada di sekolah-se- kolah sehingga mereka bisa menjadi guru yang profesion- al dan membuat anak-anak merasa nyaman, senang dan tertarik dalam belajar. Satu lagi yang saya rasakan kehad- iran Pengajar Muda di sini adalah mereka mampu meng- himpun guru-guru di kota membentuk Forum Guru Inspi- ratif (FGI) sehingga ada perubahan signifikan dari guru, contohnya guru tidak hanya mengajar lalu pulang, akan tetapi sudah mulai memetakan potensi anak didiknya. Harapan saya adalah apa yang Pengajar Muda terapkan di kabupaten ini, mudah-mudahan bisa dipraktikkan di sekolah-sekolah oleh para penggerak pendidikan yang sudah dilatih. Pesan saya, teruslah berjuang karena masa depan ada di depan kita “ “saya memberikan apresiasi atas program IM yang sangat luar biasa, sebagai ujung tombak dalam rangka menyentuh dunia Pendidikan di pedalaman Papua. Dengan semangat dan kerja keras yang luar biasa menghadapi tantangan yang begitu berat, namun tetap bersinergi dengan anak-anak Papua. Bakti dan karya mu akan terukir indah di kalbu dan sanubari anak-anak Papua. sukses untuk IM !!” sanubari anak-anak Papua. sukses untuk IM !!”
  • 68. “Sangat luar biasa. Pengajar Muda yang ada di Oksibil penuh semangat yang patut kita tiru. Berwawasan luas dan ide-ide yang cemerlang yang patut kita apresiasi. Sangat terlibat aktif dalam interaksi dengan sekolah, masyarakat, bahkan dinas daerah. Secara pribadi banyak ilmu yang saya dapat dari Pengajar Muda. Ilmu untuk mewarnai pendidikan yang ada di Oksibil”. mewarnai pendidikan yang ada di Oksibil”. “Saya sangat senang dan berterimakasih kepada Pengajar Muda, karena banyak hal yang Saya pelajari bersama mereka. Dimana kami memiliki satu tujuan yang sama yaitu memajukan pendidi- kan di Papua dan pada khususnya di Kabupaten Pegunungan Bintang” “Saya sebagai kepala sekolah merasa senang dan terbantu dengan ditempatkannya bapak/ibu guru IM di Pepera. Bapak/Ibu guru mampu bersosialisa- si dengan masyarakat. Semoga bapak/ibu guru Pepera sehat sampai ke kampung nantinya” “Senang. PM yang sekarang itu kompak, turun ke sekolah-sekolah dan dekat dengan guru-guru di Oksibil. Kalau ketemu orang itu disapa, ramah dan mudah dekat dengan orang. Semenjak PM ini ada jugalah terbentuknya Forum Guru Inspiratif, jadi membuat guru-guru bisa kumpul, saya senang sekali semangatnya “Saya senang ada bapak/ibu guru Indonesia Menga- jar di kita pu kampung” “Kami mengucap syukur kehadiran PM terutama ketika ada beberapa pertemuan, kami dapat peng- etahuan, permainan dan tepuk-tepukan yang luar biasa sehingga dapat kami praktikkan di dalam kelas untuk anak-anak kami. Kami berterimakasih kepada PM yang sudah berbagi dengan kami. Kami tidak dapat membalas, Tuhan lah yang membalas kepada PM.’’ kepada PM.’’ “Senang, bangga atas hadirnya PM di Pegunungan Bintang. sehingga ada kegiatan yang bagus. Menga- jarkan kami tepuk-tepuk untuk kami ajar ke anak-anak di sekolah.”