SlideShare a Scribd company logo
1
2
Bawean, sebuah pulau kecil yang berada di tengah Laut Jawa, memiliki sejarah
akulturasi budaya yang panjang. Bawean memiliki masyarakat yang multi etnis. Lantas
tidak aneh apabila Pulau Bawean sebagai wadah interaksi budaya yang mapan,
akhirnya menghasilkan berbagai macam produk budaya lokal. Salah satunya adalah
“dhurung”. Jika di Jawa Barat memiliki saung, maka di Pulau Bawean dhurung memiliki
fungsi dan filosofi yang berbeda. Dhurung dimiliki oleh hampir seluruh rumah di
Bawean. Pada awalnya, secara simbolis melambangkan tempat untuk menetralisir
energi negatif sebelum sesorang masuk ke dalam rumahnya setelah perjalanan jauh.
Secara fungsional, dhurung digunakan untuk berbagai kegiatan sosial seperti sebagai
lumbung padi, tempat berkumpulnya warga hingga tempat belajar mengaji. Hal ini
menunjukkan betapa penting dan tingginya posisi dhurung dalam ekosistem sosial
kemasyarakatan Bawean pada masa itu.
Namun laiknya produk budaya lain yang dinamis, dhurung pun juga mengalami
pergeseran fungsi dan persepsi. Saat ini dhurung masih digunakan sebagai pusat
interaksi keseharian masyarakat seperti bercengkrama. Akibatnya dhurung akhrisnya
dipersepsikan hanya sebagai tempat bergosip. Saat ini padi telah disimpan di rumah
warga, kegiatan keagamaan dilaksanakan di masjid dan mushala, hingga dhurung pun
kehilangan pamornya.
Melihat fenomena ini, beberapa komunitas dusun yang ada di Bawean bersama dengan
Pengajar Muda dari Indonesia Mengajar berinisiatif utuk lebih memanfaatkan
keberadaan dhurung. Fokus yang dipilih adalah kegiatan pendidikan dengan
menjadikan dhurung sebagai tempat pembelajaran masyarakat dari usai anak, remaja
sampai dewasa yang dilengkapi dengan berbagai bahan bacaan serte media
oembelajaran anak. Kegiatan ini diharapkan dapat merevitalisasi nilai-nilai luhur yang
selama ini lekat dengan dhurung, utamanya dengan mengembalikan khitah dhurung
sebagai pusat pembelajaran masyarakat dan tempat menyimpan aset penting
masyarakat. Dulu aset penting itu mungkin berbentuk padi, namun kini masyarakat
telah sepakat bahwa ilmu adalah aset yang paling hakiki. Itulah mengapa kegiatan
modifikasi kearifan lokal ini dinamakan “Dhurung Elmo” (Elmo, dalam bahawa Bawean
berarti Ilmu)
3
Dhurung elmo
adalah taman
baca dalam
sebuah wadah
interaksi alami
di tengah-tengah
masyarakat
Dhurung Elmo,
menggalang bahan
bacaan berbentuk
majalah dari
masyarakat, karena
majalah memiliki
karakteristik
berkelanjutan dan isi
beragam
Dhurung elmo
dikelola secara
mandiri oleh
masyarakat,
mulai dari
mekanisme
distribusi
dampai
Dhurung elmo secara
perlahan akan
membawa isu
pendidikan ke tengah-
tengah ranah
keseharian masyarakat,
sehingga masyarakat
akan menjadikan
pendidikan sebagai
urusan bersama
Dhurung elmo
bercita-cita
untuk
membentuk
sebuah ruang
interaksi positif
bagi masyarakat
antar dusun
4
Dhurung Elmo adalah sebuah aksi keterlibatan, banyak pihak yang bekerja secara
bersama-sama untuk mewujudkan sebuah cita-cita mulia di bidang pendidikan
GRESIK
(Dikumpulkan di
rumah relawan,
dikirim ke
Bawean 3 bulan
sekali melalui
kapal. Biaya
ditanggung oleh
pengelola
Dhurung Elmo)
Pulau Bawean
(diambil dan
dikumpulkan di
rumah relawan
untuk proses
pernyortiran bahan
bacaan, bahan
bacaan diambil
oleh masing-
masing pengelola
Dhurung Elmo
yaitu
Penganggungjawab
dusun)
Pengelola Dhurung
Elmo
(bertanggung
jawab mengambil
bahan bacaan ke
rumah
pengumpulan buku
dan masin-masing
dhurung elmo
mengumpulkan
iuran Rp. 500,- per
hari untuk
mengganti biaya
pengiriman dari
Gresik ke Bawean)
GRESIK
(kantor-kantor
instansi
pemerintahan
Kabupaten
Gresik dan
dikumpulkan
sebulan sekali
oleh relawan di
Kabupaten
Gresik)
5
Pada tahap pertama, ada sepuluh dusun yang menyelenggarakan Dhurung Elmo sebagai
Persebaran tersebut antara lain ada di dusun Pinanggunung, Batulintang, Serambah, Tanahrata,
Telukmur, Grejeg, Panyalpangan, Pamona, Daun, dan Pulai Gili. Sepuluh dusun tersebut siap
untuk menjadi role model bagi dusun-dusun lainnya di Pulau Bawean.
6
7
Satu Cita-cita yang Sama
Oleh : Tuti Alfiani
khir Januari 2015 lalu, barangkali menjadi momentum yang membangkitkan
optimisme. Di aula Pondok Pesantren Hasan Jufri Pulau Bawean, belasan orang
berkumpul dalam workshop “Dhurung Elmo” dengan tekad yang sama, yaitu
bertekad mengambil bagian dalam upaya perubahan pendidikan dan wawasan bagi
masyarakat di Pulau Bawean, terutama di dusun tempat mereka tinggal. Di luar
dugaan bahwa yang berkumpul tidak hanya berasal dari satu latar belakang saja. Mereka
adalah kepala dusun, guru SD, guru madrasah, kader kesehatan dusun, mahasiswa, hingga
kepala sekolah turut berkomitmen untuk bersama-sama gotong royong mewujudkan taman
baca “dhurung elmo” sebagai salah satu cara untuk membuat perubahan itu semakin
mendekat. Tiap sesi sepanjang workshop berlangsung, peserta menunjukkan antusiasme akan
rencana “Dhurung Elmo”, terutama pada saat sesi diskusi.
Bagi kami ini adalah awal yang baik, bukan karena kuantitas yang hanya belasan
orang, tapi kami percaya bahwa yang hadir adalah orang-orang yang terpanggil hatinya yang
secara sadar siap bergerak bukan hanya untuk dirinya sendiri, melainkan untuk orang-orang
yang ada di tanah kelahirannya. Mereka adalah pemilik sah “Dhurung Elmo”, yang siap
mengelola secara bersama-sama dan menjadikannya sebagai salah satu alat untuk membuat
dusun-dusun di Pulau Bawean semakin berilmu dan berwawasan.
Sekilas tentang taman baca “Dhurung Elmo”, berasal dari kata “Dhurung” dan Elmo
(Elmo - Bahasa Bawean, yang berarti Ilmu). ”Dhurung” merupakan produk kekayaan budaya
lokal yang kurang lebih memiliki fungsi sebagai tempat berkumpul dan menyimpan padi
A
8
sehingga tidak heran selalu ramai, sepanjang hari. Banyak usia anak-anak hingga dewasa
berkumpul di sana. Berkumpulnya warga di dhurung adalah modal untuk menciptakan
interaksi positif satu sama lain antar warga dusun. Guna meningkatkan manfaat dan nilai
dhurung maka berbagai pihak sepakat untuk menjadikan dhurung sebagai taman baca.
Dengan harapan bahwa hadirnya bahan bacaan berupa buku dan majalah di dhurung-dhurung
mereka, akan banyak ilmu, informasi dan wawasan yang bisa didapat baik untuk anak-anak
maupun warga dusun. “Dhurung Elmo” juga sebagai pengikat antar warga lokal yang peduli
dengan pendidikan, relawan, dan masyarakat luas yang memiliki kontribusi yang sama di
bidang pendidikan.
Uniknya, “Dhurung Elmo” dikelola secara mandiri oleh orang-orang lokal di Pulau
Bawean, dibantu oleh relawan yang dekat dengan kabupaten dan menggalang bahan bacaan
dari masyarakat luas. Seperti yang kami saksikan dalam satu bulan terakhir ini, bahwa orang
berbondong-bondong untuk mendonasikan bahan bacaan berupa buku dan majalah yang akan
menjadi sahabat baru bagi warga di dusun-dusun. Seperti tetesan embun saat kerontang, ini
menjadi pelepas dahaga yang menyejukkan. Relawan, donatur, koordinasi dan bergerak
bersama, setidaknya ramuan inilah yang membuat denyut perubahan itu semakin terasa.
Kini, 10 dusun di Pulau Bawean telah siap mengambil langkah baik ini, menjadikan
dusunnya sebagai dusun percontohan yang membantu menyelamatkan kualitas pendidikan
dan memperkaya wawasan warga di dusun masing-masing.
9
Bukan Ngerumpi Biasa!
Oleh: Sonya Winanda
“Eh, lakena si A ternyata selingkuh! Tao be’na?” (suami si A ternyata selingkuh! Tau kamu?)
“Ongkhu? Pantaslah binina ngamuk-ngamuk phei” (serius? Pantas istrinya marah-marah aja)
Demikianlah kira-kira potongan percakapan yang akan anda dengar jika duduk-duduk di dhurung.
Salah seorang warga pernah mengatakan, jika ingin tahu berita terbaru, tak perlu susah. Datanglah
ke dhurung lalu pasang telinga baik-baik. Anda akan mendapatkan lebih dari yang diharapkan.
Itu dulu. Kini para warga yang sering ngariung di dhurung, terutama dhurung di Dusun Panyal
Pangan, Pulau Bawean, terdengar membicarakan topik yang agak berbeda. Gosip tetap ada namun
dengan pembahasan yang lebih berkualitas. Mereka berbicara tentang petualangan di planet Nibiru,
resep masakan, cara memanfaatkan berang bekas hingga posisi tidur yang baik. Semua itu mereka
dapatkan dari buku dan majalah yang tersedia di Dhurung Elmo (DE)
Dhurung merupakan salah satu hasil produk kearifan lokal Pulau Bawean. Bentuknya mirip dengan
saung dari Jawa Barat namun dengan fungsi dan filosofi berbeda. Hampir semua rumah di Bawean
memiliki dhurung, baik secara individu maupun kolektif oleh beberapa rumah. Awalnya, secara
simbolis dhurung melambangkan tempat menetralisir energi negatif seseorang sebelum memasuki
rumahnya dari perjalanan jauh. Secara fungsional, dhurung dipakai sebagai lumbung padi, tempat
berkumpulnya warga hingga tempat mengaji.
Namun laiknya produk budaya yang dinamis, dhurung pun mengalami pergeseran fungsi dan
persepsi. Saat ini dhurung masih menjadi pusat interaksi keseharian masyarakat seperti
1
0
bercengkarama; namun tak lebih dari itu. Akibatnya dhurung lebih dikenal sebagai tempat bergosip.
Saat ini padi telah disimpan di rumah warga, kegiatan keagamaan telah dipindah ke masjid dan
mushola. Dhurung pun kehilangan pamornya.
Kini, kehadiran DE tengah berusaha mengembalikan fungsi positif dhurung bahkan semakin
memperluasnya. Warga tak hanya menggosipkan tetangga atau hal kurang penting lainnya.
Masyarakat, terutama Ibu-ibu dan Bapak-bapak yang pulang beraktifitas dari sawah atau kebun
menyempatkan diri singgah di DE. Ada yang melanjutkan bacaan kemarin atau mencari tahu solusi
permasalahan sehari-hari dari buku baru.
Untuk tahap pertama, telah tersebar sepuluh dhurung di sepuluh Dusun di Bawean. Buku dan
majalah pengisi DE datang dari berbagai sumber: korporat, donasi masyarakat dan kotak
pengumpulan. Hingga saat ini ada seribu buah buku dan majalah yang telah diterima. Menariknya,
proses pengumpulan, pengklasifikasian dan distribusi ditangani langsung oleh para relawan baik dari
Bawean maupun luar Bawean.
Tercipta pola interaksi yang sebetulnya telah lama dirindukan warga, berbagi hal bermanfaat lalu
mendiskusikannya. Tak sampai disitu saja, Ibu-ibu muslimat Dusun Panyal Pangan yang sekaligus
menjadi penanggung jawab, sepakat untuk terus mengembangkan fungsi DE. Dalam salah satu
pertemuannya, dengan serius mereka membahas tata kelola DE. Termasuk pengurus, tata tertib
serta sumber dana.
Warga selalu antusias terhadap hal baru. Oleh sebab itu, penanggung jawab berkomitmen untuk
terus berinovasi. Seperti salah satu ide yang disampaikan Bu Fatimah, kader kesehatan Dusun,
bahwa ilmu yang diperoleh dari buku atau majalah dapat dipraktekkan langsung di DE. Contohnya
demo cara memanfaatkan barang-barang bekas. Kegiatan ini tentu akan menarik perhatian warga
baik yang telah memanfaatkan DE maupun yang belum. Diharapkan nama DE bergaung sampai ke
sudut Dusun hingga makin ramai pengunjung.
Membaca buku mungkin hanyalah kegiatan yang sederhana namun tidak demikian dengan efek yang
ditimbulkannya. Terutama di DE, warga tak hanya mendapat pengetahuan baru tapi juga jejaring.
Diharapkan hubungan baik ini dapat merekatkan orang-orang hebat Bawean sehingga mereka dapat
saling bertukar pikiran. Dan sangat mungkin tercipta inovasi-inovasi yang lebih menarik nantinya.
Maka jika Anda ingin menjadi bagian dari perubahan ini, jangan ragu. Mari terlibat! Satu bacaan pun
amat berharga di DE. Tunggu apa lagi 
1
1
Pendidikan Tanpa Sekat
(Abdul Fatah)
“Tangan kanan ke depan, ke belakang
Depan belakang lalu goyangkan
Tepuk tangan dan berputarlah
Mudahkan caranya“
“Sekali lagi!” teriak Mas Danang dan Mbak Nana memberi semangat kepada anak-anak
Dusun Telukmur, sesekali mereka juga menggoda dengan gerakan yang mengundang
semangat anak-anak untuk bergoyang lebih semangat lagi. Hasilnya heboh luar biasa,
sehingga Mbak Tuti repot dibuatnya dalam mencari momen yang tepat untuk
mengabadikannya. Itulah kira-kira sekelumit gambaran saat acara peresmian Dhurung Elmo
(DE) Dusun Telukmur, semua bernyanyi dan bergembira bersama cuaca cerah pagi itu.
Namun sayang sekali karena Mbak Laila, Mas Teguh dan Mbak Sonya berhalangan hadir
pada acara tersebut. Padahal panitia telah memundurkan jadwal kegiatan yang seharusnya
dilaksanakan pada minggu yang lalu, dengan harapan seluruh Pengajar Muda (PM) dapat
hadir di Dusun Telukmur, namun rupanya kesibukan para PM memang cukup padat. Aku
sangat kagum dengan totalitas pengabdian yang telah diberikan mereka untuk kampung
halamanku—Bawean—karena ternyata kita jadi mengetahui bahwa semalam mereka semua
1
2
baru saja mengisi acara di Dusun Paginda hingga larut malam. Sementara keesokan paginya
pukul 09.30 WIB mereka sudah harus berada di dusunku dalam rangka peresmian DE
sekaligus sebagai ajang silaturahmi dengan warga. Mungkin dapat dibayangkan bagaimana
rasa lelah yang mereka rasakan.
Akhirnya momen yang telah dinanti pun datang. Mas Danang dan Mbak Nana tiba dengan
wajah yang sangat sumringah dan tidak tampak rasa lelah di wajah mereka, walaupun mereka
sehabis melaksanakan tugas sampai larut pada malam sebelumnya di Dusun Paginda. “Maaf
Pak kami sedikit telat,” kata Mas Danang, “Mbak Tuti masih di belakang karena ban
motornya bocor di Diponggo” katanya. Aku salut dengan semangat yang mereka tampakkan.
Andaikata mereka dapat lebih lama lagi tinggal di sini aku sangat yakin akan lebih banyak
lagi kolaborasi segar yang mereka tawarkan pada kami, sebagaimana ketika mereka
menawarkan konsep DE dalam pertemuan di Kampus Sekolah Tinggi Agama Islam Hasan
Jufri Januari lalu. Masih jelas dalam ingatanku diskusi awal dengan para PM, untuk
menyediakan bahan bacaan yang layak baca di tempat yang tidak biasa, yaitu dhurung.
Padahal sebagaimana yang selama ini kita pahami, bahan bacaan biasanya ditempatkan di
tempat yang lebih familiar seperti sekolah dan perpustakaan. Tapi kali ini PM menawarkan
inisiatif kolaborasi dengan „selera lebih‟. “Kita harus bisa memberi manfaat lebih dari
keberadaan dhurung yang ada di Bawean,” kata Mbak Tuti dalam sesi pertemuan tersebut.
Kata-katanya meluncur dengan tegas berupaya memberikan keyakinan kepada kami bahwa
kita perlu melakukan sesuatu di daerah masing-masing agar pergaulan masyarakat dengan
pendidikan tidak terlalu dibatasi oleh sekat-sekat formal. Sehingga buku sebagai sumber ilmu
pengetahuan bisa dengan mudah dijangkau oleh siapapun dalam keadaan apapun. Memang
dalam konteks ini aku mengakui dhurung sangat strategis; posisinya mudah dijumpai dan
suasana kekeluargaan yang ada. Fakta bahwa mulai dari orang tua, remaja sampai anak-anak
sudah terbiasa berinteraksi di dalamnya, semakin menambah kesan yang ada.
Semua yang hadir dalam pertemuan itu bersemangat karena merasa mendapat wawasan baru,
semangat baru dan kami semua pulang dengan membawa kesepakatan untuk mewujudkan
keberadaan DE di dusun masing-masing. Aku pun pulang dengan perasaan bangga karena
sebentar lagi salah satu dhurung di tempatku sudah bukan dhurung biasa lagi, sudah bukan
lagi dhurung yang hanya dimanfatkan untuk beristirahat atau sekedar tempat bercengkrama.
Namun lebih dari itu, sebagai tempat menyenangkan semua warga untuk mencari berbagai
1
3
informasi yang dibutuhkan. Amboi, suatu nilai manfaat yang sangat indah dan semua itu
dapat dirasakan berkat kerja sama seluruh elemen masyarakat bersama para PM.
1
4
“DHURUNG ELMO”
Oleh : Saiful, S.Pd.I
“Dhurung elmo”, itulah sebutan untuk salah satu dhurung yang
ditempati buku-buku didusun serambah, istilah itu di ambil dari salah satu
gagasan guru IM (Indonesia Mengajar) yang memang mempunyai inisiatif
untuk memanfaatkan dhurung-dhurung dipulau Bawean ini bukan hanya
sekedar tempat ngobrol, ngerumpi ataupun tempat beristirahat dan sekedar
duduk santai. Tapi juga bisa dibuat sebagai wadah yang paling tepat untuk
membaca dan belajar.
Memang realita dimasyarakat Bawean, khususnya didaerah pegunungan,
dhurung secara esensinya dijadikan tempat penyimpanan padi waktu panen,
selain sebagai tempat masyarakat berkumpul dan duduk beristirahat. Namun
setelah kedatangan enam orang Pengajar Muda periode ke-empat yang berasal
dari berbagai kota yang ditempatkan di enam dusun terpencil dibawean, mereka
langsung mempunyai inisiatif mengubah fungsi dhurung itu sendiri, yang
awalnya hanya dijadikan tempat ngobrol, namun sekarang dijadikan tempat
belajar. Itu juga yang berlaku didusun serambah.
“Kami mempunyai sebuah gagasan, gimana kalau salah satu dhurung
1
5
didusun serambah ini, kita jadikan tempat buku-buku, seperti
perpustakaan, agar anak-anak dan masyarakat disini lebih besar
kemauan untuk membacanya “
Kata salah satu guru IM yang bertugas di dusun Serambah, Bu Ratna. Ia
menjelaskan gagasannya kepada kami dan kamipun menimpalinya dengan
sangat semangat, karena bagi kami itu adalah langkah yang baik dan harus
didukung serta di implementasikan di masyarakat kami.
“Itu ide yang bagus loh Bu. Aku sangat setuju, tapi kira-kira dhurung
yang mana ya, yang sekiranya cocok ditempati buku-buku itu?“
“Iya,makanya itu juga sih yang harus saya bicarain sama kamu “
Lama dengan obrolan panjang, sambil dibumbui candaan dan gurauan,
kita sama-sama setuju memilih dhurung Bu Yuna yang letaknya tepat ditengah
tengah Dusun Serambah dan tepat disamping jalan poros dusun. Kami memilih
dhurung itu karena beranggapan dhurung itu letaknya strategis sehingga mudah
dijangkau anak-anak maupun masyarakat.
Letak dhurung tersebut, tepat berada ditengah-tengah dusun kami.
Sebelum ditempati buku-buku, kami meminta izin terlebih dahulu kepada Bu
Yuna, selaku pemilik. Setelah mendapatkan izin darinya, kami dengan dibantu
oleh beberapa siswa di MDU (Madrasah Diniyah Ula) membersihkan dan
merapikan dhurung tersebut, serta sedikit menghiasnya dengan beberapa
gambar dan kertas crep yang kami gunting berbentuk panjang yang dijadikan
penghias atap dhurung itu. Lalu, setelah semuanya dirasa siap, selang tiga hari
kemudian, kami jemput buku-buku yang telah disediakan untuk dusun kami di
kawasan Kecamatan Sangkapura, disalah satu rumah relawan Bawean, buku-
buku itu sudah dibungkus dengan satu kardus dan dipilah menjadi beberapa
bagian yang akan dibawa ke masing-masing dusun yang memiliki Dhurung
Elmo. Setelah itu buku-buku yang sudah kami ambil, dan sudah ada dirumah
kami, kami bawa ke dhurung Bu Yuna, kami tata buku itu sebagus mungkin
dibeberapa kardus yang sudah kami hias bersama siswa kami.
1
6
Sejak terbentuknya Dhurung Elmo di dusun kami banyak siswa SD,
MDU maupun MTs berdatangan yang tujuannya hanya untuk membaca buku-
buku yang sudah kami tata disana, bahkan ada juga yang meminjam buku itu.
“Ustadz, aku pinjam bukunya ya ustadz, mau dibawa kerumah” Kata
salah satu dari mereka kepada kami sambil memegang buku yang
diperlihatkan kepada kami.
“ Ya, boleh, tapi kalau sudah membaca kembalikan ya.”
Itu jawaban kami dengan tersenyum bangga kepadanya. Bahkan bukan
hanya siswa-siswi pelajar saja yang membaca buku-buku didhurung itu, sampai
kepada beberapa bapak-bapak dan ibu-ibu masyarakat sekalipun ada yang
meminjam dan membaca buku buku di Dhurung Elmo tersebut.
Luar biasa ! Kami bangga melihatnya, berarti masyarakat begitu antusias
dengan adanya dhurung elmo ini, kami tau dan yakin, masyarakat serambah
haus dan senang terhadap ilmu pengetahuan, hanya saja mungkin kurang
adanya motivasi ekstrinsik bagi mereka. Guru IM ! I like it ! fantastic ! itulah
,mungkin luapan yang bisa kami ungkapkan, rasa bangga karena telah mampu
menumbuhkan inovasi sebagus itu. Berkat teman teman IM Kami sekarang bisa
melihat indahnya keramaian membaca anak anak siswa dan siswi kami
khususnnya dan masyarakat serambah Umumnya.
Thanks for you All!
1
7
Bacalah!
Oleh : Pak Bul
“Membaca adalah salah satu proses
untuk memperoleh elmu dan pengetahuan.
Begitu pentingnya membaca hingga Allah
menurunkan wahyu pertamanya dengan kata iqra”
Ada yang sedikit berbeda dari salah satu sudut dhurung di Pulau Gili, sore itu
para ibu dan anak-anak berdatangan, satu-satu mulai mengobrak-abrik kardus
bertuliskan Dhurung Elmu. Awalnya agak ribut, namun satu persatu mulai
terdiam. Telihat mereka khusuk dengan bukunya masing-masing.
Dhurung adalah tempat multi guna bagi warga Bawean, khususnya Pulau Gili.
Di sebuah tempat yang diberi nama dhurung inilah warga bisa bebas berdialog,
berdiskusi, dan bertukar ide, atau sekedar melepas lelah sepulang memancing.
Namun rupanya dhurung ini telah menjadi begitu nyaman bagi warga untuk
1
8
istirahat dan bersenda gurau hingga terkadang mereka lupa, ada waktu luang
yang terlalu sayang untuk dibuang.
Elmu ialah suatu pengetahuan yang harus dimiliki oleh seseorang agar hidupnya
terarah menuju hidup yang bahagia. Elmu ini bisa didapat melalui suatu proses
yang cukup melelahkan, menantang, dan sekaligus menyenangkan. Selain
belajar di sekolah, sebenarnya ada juga cara yang mudah untuk memperoleh
suatu pengetahuan, misalnya dengan membaca di tempat yang tidak formal
seperti dhurung ini.
Dari keanekaragaman fungsi dhurung ini, alangkah baiknya jika dhurung juga
dijadikan tempat untuk belajar dan membaca buku. Belajar dan membaca di
dhurung di sela-sela waktu luang membuat proses belajar menjadi tidak terasa.
Untuk itulah, Pengajar Muda angkatan 8 bersama warga Bawean berkolaborasi
bersama memberdayakan dhurung ini sebagai taman baca yang dikenal dengan
sebutan Dhurung Elmu.
Agar kemanfaatannya semakin besar, sejumlah buku hasil donasi para relawan
ditempatkan di dhurung, dengan harapan agar aktivitas membaca semakin
digandrungi dan menjadi kebiasaan positif yang diturunkan. Sehingga ilmu
pengetahuan warga dan anak-anak kami semakin bertambah. Karena penulis
yakin, membaca adalah salah satu proses untuk memperoleh elmu dan
pengetahuan. Begitu pentingnya membaca hingga Allah menurunkan wahyu
pertamanya dengan kata iqra yang artinya bacalah. Jadi, mari kita manfaatkan
Dhurung Elmu ini untuk menambah ilmu pengetahuan kita.
1
9
Dhurung Elmu Desa Grejek
Oleh : Laila Tri Nurachma
“Nis, pembukaan Dhurung Elmu Minggu nanti di Grejek ya. Ada Pak
Mahfud juga.”
Sepenggal informasi dari Ratna pada saya dan teman-teman satu tim di
Bawean mengawali Senin kami di bulan Maret 2015.
Setelah proses diskusi panjang dengan para penggerak lokal sejak akhir
tahun 2014, akhirnya kami (Pengajar Muda dan penggerak lokal di Bawean)
sepakat untuk meningkatkan manfaat produk lokal kami (dhurung) dengan
mengadakan Dhurung Elmu. Dhurung Elmu adalah sebuah gerakan masyarakat
guna meningkatkan minat baca warga dengan memanfaatkan fasilitas dhurung
yang banyak dimiliki oleh warga Bawean. Dhurung sendiri, kawan, adalah
gazebo khas Bawean.
Ok, kembali ke bulan Maret. Malam Minggu saya dan teman-teman
menginap di Sangkapura untuk rapat koordinasi. Minggu paginya kami bersiap
2
0
untuk berangkat ke Grejek. Karena tahu akan ada Pak Mahfud (kepala UPTD
Pendidikan Tambak), saya sengaja memilih baju yang agak formal untuk datang
ke Desa Grejek. Saya sendiri tak tahu akan seperti apa kegiatan di Grejek nanti.
Ratna hanya mengatakan bahwa kita akan mengisi kegiatan awal dhurung elmu
dengan membuat alat permainan bersama anak-anak dan orang tuanya.
Pagi ini kami iseng mencoba jalur baru menuju Grejek, yaitu lewat jalur
tengah. Ternyata, kondisi jalan di jalur tengah penuh liku, menurun, dan
menanjak. Alhasil kami pun kepayahan dan butuh waktu perjalanan cukup
lama. Sungguh terkejutnya saya ketika tiba di Grejek. Tenda biru telah
memayungi sebuah rumah. Dhurung di pekarangannya sudah dihias menarik
dengan kertas warna-warni, tulisan-tulisan arahan, struktur organisasi Dhurung
Elmu, dan tak lupa sebuah rak berisi berbagai macam buku dan majalah telah
terpasang di dhurung. Bahkan, sebuah tempat sampah kayu sudah disiapkan di
pinggir dhurung agar setiap warga yang membaca di dhurung sambil makan-
makan tidak kesulitan untuk membuang bungkus makanannya.
Pembukaan Dhurung Elmu Grejek diawali dengan sambutan dari Pak
Agus, koordinator II yang juga kepala sekolah SDN 2 Kebun Teluk Dalam
tempat Ratna mengajar. Setelah itu, dilanjutkan oleh sambutan dari Tuti,
perwakilan Pengajar Muda. Peresmian Dhurung Elmu dilaksanakan setelahnya
dan dilakukan oleh Pak Mahfud. Dalam pidato singkatnya, Pak Mahfud sangat
mengapresiasi usaha bersama warga Desa Grejek yang juga didukung oleh
kepala desa dan kepala dusunnya. Tentu saja, dengan adanya Dhurung Elmu ini
bisa meningkatkan kemampuan baca bagi anak dan menambah informasi baru
bagi orang dewasanya. Di tengah sambutan, tiba-tiba Pak Arabi dan Pak
Rahman (relawan Dhurung Elmu Bawean) datang dengan kaos sederhana. Kami
pun tercenang, mereka pun tercenang.
Bagian yang paling menarik bagi saya dimulai setelah pita peresmian
digunting, yaitu membuat alat permainan. Anak-anak dan orang tua bersama-
sama mewarnai pola-pola gambar hewan yang sudah saya dan teman-teman
saya siapkan sebelumnya. Kami semua hari ini membuat wayang-wayangan
dengan karakter hewan. Setelah diwarnai, kami menempelkannya di atas kardus
bekas, lalu diberi bambu. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat
wayang-wayangan ini adalah bahan-bahan yang mudah dijumpai di sini dan
sudah familiar bagi warga. Penutupnya, saya, Teguh, Sonya, dan Ratna
2
1
memainkan lakon wayang di depan anak-anak Desa Grejek. Anak-anak tertawa
melihat wayang yang mereka buat digerak-gerakan dan memainkan sebuah
cerita. Kebahagiaan ini semakin lengkap saat kami makan bersama. Dengan
sukarela, para ibu datang ke dhurung dengan membawa nampan-nampan berisi
berbagai macam kudapan dan minuman. Ada juga ibu yang sengaja menyiapkan
soto untuk santap siang kami. Pak Arabi dan Pak Rahman pun sampai tak
menyangka bahwa kegiatan hari ini akan semeriah itu.
Begini lah ceritanya ketika sekelompok masyarakat yang ingin lebih maju
dan memajukan dirinya dalam pendidikan bertemu dengan sekelompok anak
muda gila yang selalu optimis bahwa perubahan baik pasti bisa dilakukan. Saat
keduanya bertemu, berkolaborasi, dan berusaha bersama, semuanya akan
mengusahakan yang terbaik yang bisa dilakukan. Walau mungkin publikasi
kami belum maksimal, gaya bercerita kami kurang jelas, kami, Pengajar Muda
Bawean, terus mengupayakan agar semakin banyak aktor yang terlibat dalam
Dhurung Elmu ini, baik sebagai penyumbang buku, pengisi kegiatan dhurung,
atau bisa jadi kegiatan kembangan lainnya yang belum terpikirkan saat ini. Dan,
para warga, khususnya penggerak lokal yang telah mengupayakan berjalannya
Dhurung Elmu hingga saat ini, selalu bersemangat untuk saling mengajak
memanfaatkan Dhurung Elmu dan memberikan ide kegiatan tambahan yang
bisa dilakukan di dhurung kami.
Pendidikan ternyata tidak hanya bisa dilakukan di sekolah, dan tidak hanya
bisa dilakukan oleh guru. Membaca bersama di dhurung sambil berkegiatan
bersama antara anak-anak dan orang tuanya ternyata bisa menjadi alternatif
pendidikan baru bagi kami di Pulau Bawean. Jadi, mau ikut bergabung bersama
kami?

More Related Content

Similar to PROFIL DHURUNG ELMO - BAWEAN

Kliping sejarah kebudayaan Bali
Kliping sejarah kebudayaan BaliKliping sejarah kebudayaan Bali
Kliping sejarah kebudayaan Bali
Dede Adi Nugraha
 
Persentasi MATERI tugas Kelompok Batalam.pptx
Persentasi MATERI tugas Kelompok  Batalam.pptxPersentasi MATERI tugas Kelompok  Batalam.pptx
Persentasi MATERI tugas Kelompok Batalam.pptx
HidayahHidayah9
 
KATA PENGANTAR BUKU PRANATA BANYU DESA DASUN - ANGGA HERMANSAH.docx
KATA PENGANTAR BUKU PRANATA BANYU DESA DASUN - ANGGA HERMANSAH.docxKATA PENGANTAR BUKU PRANATA BANYU DESA DASUN - ANGGA HERMANSAH.docx
KATA PENGANTAR BUKU PRANATA BANYU DESA DASUN - ANGGA HERMANSAH.docx
pemajuankebudayaande
 
Pesisir Selatan
Pesisir SelatanPesisir Selatan
Pesisir Selatan
muslimin harist pratama
 
Tugas ti tentang kebudayaan
Tugas ti tentang kebudayaanTugas ti tentang kebudayaan
Tugas ti tentang kebudayaan
cicinkura
 
Motif Anggota Komunitas dalam Mengelola Rumah Baca Anak "Sahabat Jiwa" Di Kot...
Motif Anggota Komunitas dalam Mengelola Rumah Baca Anak "Sahabat Jiwa" Di Kot...Motif Anggota Komunitas dalam Mengelola Rumah Baca Anak "Sahabat Jiwa" Di Kot...
Motif Anggota Komunitas dalam Mengelola Rumah Baca Anak "Sahabat Jiwa" Di Kot...
MuhammadWildanAliSya
 
Makalah tradisi sariga kabupaten muna
Makalah tradisi  sariga  kabupaten munaMakalah tradisi  sariga  kabupaten muna
Makalah tradisi sariga kabupaten muna
Operator Warnet Vast Raha
 
Tugas pancasila
Tugas pancasilaTugas pancasila
Tugas pancasila
Adi II
 
Makalah tradisi sariga kabupaten muna
Makalah tradisi  sariga  kabupaten munaMakalah tradisi  sariga  kabupaten muna
Makalah tradisi sariga kabupaten muna
Septian Muna Barakati
 
Makalah tradisi sariga kabupaten muna
Makalah tradisi  sariga  kabupaten munaMakalah tradisi  sariga  kabupaten muna
Makalah tradisi sariga kabupaten muna
Operator Warnet Vast Raha
 
Paket Wisata Banyuwangi, Valuable Tour by Tour Banyuwangi
Paket Wisata Banyuwangi, Valuable Tour by Tour BanyuwangiPaket Wisata Banyuwangi, Valuable Tour by Tour Banyuwangi
Paket Wisata Banyuwangi, Valuable Tour by Tour Banyuwangi
tour banyuwangi
 
Sedikit sebanyak info mengenai suku
Sedikit sebanyak info mengenai sukuSedikit sebanyak info mengenai suku
Sedikit sebanyak info mengenai suku
ceceliajeylus
 
Makalah sistem kehidupan kampung naga
Makalah sistem kehidupan kampung nagaMakalah sistem kehidupan kampung naga
Makalah sistem kehidupan kampung nagaBilhad Hard
 
TITIN ASNITA POHAN,S.Pd_TUGAS RUANG KOLABORASI_MODUL1.1 (1).pptx
TITIN ASNITA POHAN,S.Pd_TUGAS RUANG KOLABORASI_MODUL1.1 (1).pptxTITIN ASNITA POHAN,S.Pd_TUGAS RUANG KOLABORASI_MODUL1.1 (1).pptx
TITIN ASNITA POHAN,S.Pd_TUGAS RUANG KOLABORASI_MODUL1.1 (1).pptx
TITINASNITAPOHANSPD
 
Tugas Analisis Sosio Kultur KHD ROENAH.pptx
Tugas Analisis Sosio Kultur KHD ROENAH.pptxTugas Analisis Sosio Kultur KHD ROENAH.pptx
Tugas Analisis Sosio Kultur KHD ROENAH.pptx
RoroJongrang3
 
Makalah sosiologi "KEBUDAYAAN NUSA TENGGARA"
Makalah sosiologi "KEBUDAYAAN NUSA TENGGARA"Makalah sosiologi "KEBUDAYAAN NUSA TENGGARA"
Makalah sosiologi "KEBUDAYAAN NUSA TENGGARA"
Airlangga University , Indonesia
 
ANALISIS KEBUDAYAAN DESA REMPUNG
ANALISIS KEBUDAYAAN DESA REMPUNGANALISIS KEBUDAYAAN DESA REMPUNG
ANALISIS KEBUDAYAAN DESA REMPUNG
Potpotya Fitri
 
Buku Panduan Festival Bandeng Mrico
Buku Panduan Festival Bandeng MricoBuku Panduan Festival Bandeng Mrico
Buku Panduan Festival Bandeng Mrico
pemajuankebudayaande
 
Tugas pp ips
Tugas pp ipsTugas pp ips
Tugas pp ipstickaaja
 
Wawasan kemaritiman (penduduk B) 2015 A
Wawasan kemaritiman (penduduk B) 2015 AWawasan kemaritiman (penduduk B) 2015 A
Wawasan kemaritiman (penduduk B) 2015 A
Kemala Sari
 

Similar to PROFIL DHURUNG ELMO - BAWEAN (20)

Kliping sejarah kebudayaan Bali
Kliping sejarah kebudayaan BaliKliping sejarah kebudayaan Bali
Kliping sejarah kebudayaan Bali
 
Persentasi MATERI tugas Kelompok Batalam.pptx
Persentasi MATERI tugas Kelompok  Batalam.pptxPersentasi MATERI tugas Kelompok  Batalam.pptx
Persentasi MATERI tugas Kelompok Batalam.pptx
 
KATA PENGANTAR BUKU PRANATA BANYU DESA DASUN - ANGGA HERMANSAH.docx
KATA PENGANTAR BUKU PRANATA BANYU DESA DASUN - ANGGA HERMANSAH.docxKATA PENGANTAR BUKU PRANATA BANYU DESA DASUN - ANGGA HERMANSAH.docx
KATA PENGANTAR BUKU PRANATA BANYU DESA DASUN - ANGGA HERMANSAH.docx
 
Pesisir Selatan
Pesisir SelatanPesisir Selatan
Pesisir Selatan
 
Tugas ti tentang kebudayaan
Tugas ti tentang kebudayaanTugas ti tentang kebudayaan
Tugas ti tentang kebudayaan
 
Motif Anggota Komunitas dalam Mengelola Rumah Baca Anak "Sahabat Jiwa" Di Kot...
Motif Anggota Komunitas dalam Mengelola Rumah Baca Anak "Sahabat Jiwa" Di Kot...Motif Anggota Komunitas dalam Mengelola Rumah Baca Anak "Sahabat Jiwa" Di Kot...
Motif Anggota Komunitas dalam Mengelola Rumah Baca Anak "Sahabat Jiwa" Di Kot...
 
Makalah tradisi sariga kabupaten muna
Makalah tradisi  sariga  kabupaten munaMakalah tradisi  sariga  kabupaten muna
Makalah tradisi sariga kabupaten muna
 
Tugas pancasila
Tugas pancasilaTugas pancasila
Tugas pancasila
 
Makalah tradisi sariga kabupaten muna
Makalah tradisi  sariga  kabupaten munaMakalah tradisi  sariga  kabupaten muna
Makalah tradisi sariga kabupaten muna
 
Makalah tradisi sariga kabupaten muna
Makalah tradisi  sariga  kabupaten munaMakalah tradisi  sariga  kabupaten muna
Makalah tradisi sariga kabupaten muna
 
Paket Wisata Banyuwangi, Valuable Tour by Tour Banyuwangi
Paket Wisata Banyuwangi, Valuable Tour by Tour BanyuwangiPaket Wisata Banyuwangi, Valuable Tour by Tour Banyuwangi
Paket Wisata Banyuwangi, Valuable Tour by Tour Banyuwangi
 
Sedikit sebanyak info mengenai suku
Sedikit sebanyak info mengenai sukuSedikit sebanyak info mengenai suku
Sedikit sebanyak info mengenai suku
 
Makalah sistem kehidupan kampung naga
Makalah sistem kehidupan kampung nagaMakalah sistem kehidupan kampung naga
Makalah sistem kehidupan kampung naga
 
TITIN ASNITA POHAN,S.Pd_TUGAS RUANG KOLABORASI_MODUL1.1 (1).pptx
TITIN ASNITA POHAN,S.Pd_TUGAS RUANG KOLABORASI_MODUL1.1 (1).pptxTITIN ASNITA POHAN,S.Pd_TUGAS RUANG KOLABORASI_MODUL1.1 (1).pptx
TITIN ASNITA POHAN,S.Pd_TUGAS RUANG KOLABORASI_MODUL1.1 (1).pptx
 
Tugas Analisis Sosio Kultur KHD ROENAH.pptx
Tugas Analisis Sosio Kultur KHD ROENAH.pptxTugas Analisis Sosio Kultur KHD ROENAH.pptx
Tugas Analisis Sosio Kultur KHD ROENAH.pptx
 
Makalah sosiologi "KEBUDAYAAN NUSA TENGGARA"
Makalah sosiologi "KEBUDAYAAN NUSA TENGGARA"Makalah sosiologi "KEBUDAYAAN NUSA TENGGARA"
Makalah sosiologi "KEBUDAYAAN NUSA TENGGARA"
 
ANALISIS KEBUDAYAAN DESA REMPUNG
ANALISIS KEBUDAYAAN DESA REMPUNGANALISIS KEBUDAYAAN DESA REMPUNG
ANALISIS KEBUDAYAAN DESA REMPUNG
 
Buku Panduan Festival Bandeng Mrico
Buku Panduan Festival Bandeng MricoBuku Panduan Festival Bandeng Mrico
Buku Panduan Festival Bandeng Mrico
 
Tugas pp ips
Tugas pp ipsTugas pp ips
Tugas pp ips
 
Wawasan kemaritiman (penduduk B) 2015 A
Wawasan kemaritiman (penduduk B) 2015 AWawasan kemaritiman (penduduk B) 2015 A
Wawasan kemaritiman (penduduk B) 2015 A
 

Recently uploaded

IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdfIKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
sriwulandari723
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
SABDA
 
peluang kejadian total dan kaidah nbayes
peluang kejadian total dan kaidah nbayespeluang kejadian total dan kaidah nbayes
peluang kejadian total dan kaidah nbayes
ayyurah2004
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
margagurifma2023
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
esmaducoklat
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
JALANJALANKENYANG
 
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
StevanusOkiRudySusan
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
MsElisazmar
 
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
Arumdwikinasih
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
ssuser4dafea
 
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
tsuroyya38
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
SABDA
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
NirmalaJane
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
AqlanHaritsAlfarisi
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
NanieIbrahim
 

Recently uploaded (20)

IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdfIKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
 
peluang kejadian total dan kaidah nbayes
peluang kejadian total dan kaidah nbayespeluang kejadian total dan kaidah nbayes
peluang kejadian total dan kaidah nbayes
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
 
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
 
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
 
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
 

PROFIL DHURUNG ELMO - BAWEAN

  • 1. 1
  • 2. 2 Bawean, sebuah pulau kecil yang berada di tengah Laut Jawa, memiliki sejarah akulturasi budaya yang panjang. Bawean memiliki masyarakat yang multi etnis. Lantas tidak aneh apabila Pulau Bawean sebagai wadah interaksi budaya yang mapan, akhirnya menghasilkan berbagai macam produk budaya lokal. Salah satunya adalah “dhurung”. Jika di Jawa Barat memiliki saung, maka di Pulau Bawean dhurung memiliki fungsi dan filosofi yang berbeda. Dhurung dimiliki oleh hampir seluruh rumah di Bawean. Pada awalnya, secara simbolis melambangkan tempat untuk menetralisir energi negatif sebelum sesorang masuk ke dalam rumahnya setelah perjalanan jauh. Secara fungsional, dhurung digunakan untuk berbagai kegiatan sosial seperti sebagai lumbung padi, tempat berkumpulnya warga hingga tempat belajar mengaji. Hal ini menunjukkan betapa penting dan tingginya posisi dhurung dalam ekosistem sosial kemasyarakatan Bawean pada masa itu. Namun laiknya produk budaya lain yang dinamis, dhurung pun juga mengalami pergeseran fungsi dan persepsi. Saat ini dhurung masih digunakan sebagai pusat interaksi keseharian masyarakat seperti bercengkrama. Akibatnya dhurung akhrisnya dipersepsikan hanya sebagai tempat bergosip. Saat ini padi telah disimpan di rumah warga, kegiatan keagamaan dilaksanakan di masjid dan mushala, hingga dhurung pun kehilangan pamornya. Melihat fenomena ini, beberapa komunitas dusun yang ada di Bawean bersama dengan Pengajar Muda dari Indonesia Mengajar berinisiatif utuk lebih memanfaatkan keberadaan dhurung. Fokus yang dipilih adalah kegiatan pendidikan dengan menjadikan dhurung sebagai tempat pembelajaran masyarakat dari usai anak, remaja sampai dewasa yang dilengkapi dengan berbagai bahan bacaan serte media oembelajaran anak. Kegiatan ini diharapkan dapat merevitalisasi nilai-nilai luhur yang selama ini lekat dengan dhurung, utamanya dengan mengembalikan khitah dhurung sebagai pusat pembelajaran masyarakat dan tempat menyimpan aset penting masyarakat. Dulu aset penting itu mungkin berbentuk padi, namun kini masyarakat telah sepakat bahwa ilmu adalah aset yang paling hakiki. Itulah mengapa kegiatan modifikasi kearifan lokal ini dinamakan “Dhurung Elmo” (Elmo, dalam bahawa Bawean berarti Ilmu)
  • 3. 3 Dhurung elmo adalah taman baca dalam sebuah wadah interaksi alami di tengah-tengah masyarakat Dhurung Elmo, menggalang bahan bacaan berbentuk majalah dari masyarakat, karena majalah memiliki karakteristik berkelanjutan dan isi beragam Dhurung elmo dikelola secara mandiri oleh masyarakat, mulai dari mekanisme distribusi dampai Dhurung elmo secara perlahan akan membawa isu pendidikan ke tengah- tengah ranah keseharian masyarakat, sehingga masyarakat akan menjadikan pendidikan sebagai urusan bersama Dhurung elmo bercita-cita untuk membentuk sebuah ruang interaksi positif bagi masyarakat antar dusun
  • 4. 4 Dhurung Elmo adalah sebuah aksi keterlibatan, banyak pihak yang bekerja secara bersama-sama untuk mewujudkan sebuah cita-cita mulia di bidang pendidikan GRESIK (Dikumpulkan di rumah relawan, dikirim ke Bawean 3 bulan sekali melalui kapal. Biaya ditanggung oleh pengelola Dhurung Elmo) Pulau Bawean (diambil dan dikumpulkan di rumah relawan untuk proses pernyortiran bahan bacaan, bahan bacaan diambil oleh masing- masing pengelola Dhurung Elmo yaitu Penganggungjawab dusun) Pengelola Dhurung Elmo (bertanggung jawab mengambil bahan bacaan ke rumah pengumpulan buku dan masin-masing dhurung elmo mengumpulkan iuran Rp. 500,- per hari untuk mengganti biaya pengiriman dari Gresik ke Bawean) GRESIK (kantor-kantor instansi pemerintahan Kabupaten Gresik dan dikumpulkan sebulan sekali oleh relawan di Kabupaten Gresik)
  • 5. 5 Pada tahap pertama, ada sepuluh dusun yang menyelenggarakan Dhurung Elmo sebagai Persebaran tersebut antara lain ada di dusun Pinanggunung, Batulintang, Serambah, Tanahrata, Telukmur, Grejeg, Panyalpangan, Pamona, Daun, dan Pulai Gili. Sepuluh dusun tersebut siap untuk menjadi role model bagi dusun-dusun lainnya di Pulau Bawean.
  • 6. 6
  • 7. 7 Satu Cita-cita yang Sama Oleh : Tuti Alfiani khir Januari 2015 lalu, barangkali menjadi momentum yang membangkitkan optimisme. Di aula Pondok Pesantren Hasan Jufri Pulau Bawean, belasan orang berkumpul dalam workshop “Dhurung Elmo” dengan tekad yang sama, yaitu bertekad mengambil bagian dalam upaya perubahan pendidikan dan wawasan bagi masyarakat di Pulau Bawean, terutama di dusun tempat mereka tinggal. Di luar dugaan bahwa yang berkumpul tidak hanya berasal dari satu latar belakang saja. Mereka adalah kepala dusun, guru SD, guru madrasah, kader kesehatan dusun, mahasiswa, hingga kepala sekolah turut berkomitmen untuk bersama-sama gotong royong mewujudkan taman baca “dhurung elmo” sebagai salah satu cara untuk membuat perubahan itu semakin mendekat. Tiap sesi sepanjang workshop berlangsung, peserta menunjukkan antusiasme akan rencana “Dhurung Elmo”, terutama pada saat sesi diskusi. Bagi kami ini adalah awal yang baik, bukan karena kuantitas yang hanya belasan orang, tapi kami percaya bahwa yang hadir adalah orang-orang yang terpanggil hatinya yang secara sadar siap bergerak bukan hanya untuk dirinya sendiri, melainkan untuk orang-orang yang ada di tanah kelahirannya. Mereka adalah pemilik sah “Dhurung Elmo”, yang siap mengelola secara bersama-sama dan menjadikannya sebagai salah satu alat untuk membuat dusun-dusun di Pulau Bawean semakin berilmu dan berwawasan. Sekilas tentang taman baca “Dhurung Elmo”, berasal dari kata “Dhurung” dan Elmo (Elmo - Bahasa Bawean, yang berarti Ilmu). ”Dhurung” merupakan produk kekayaan budaya lokal yang kurang lebih memiliki fungsi sebagai tempat berkumpul dan menyimpan padi A
  • 8. 8 sehingga tidak heran selalu ramai, sepanjang hari. Banyak usia anak-anak hingga dewasa berkumpul di sana. Berkumpulnya warga di dhurung adalah modal untuk menciptakan interaksi positif satu sama lain antar warga dusun. Guna meningkatkan manfaat dan nilai dhurung maka berbagai pihak sepakat untuk menjadikan dhurung sebagai taman baca. Dengan harapan bahwa hadirnya bahan bacaan berupa buku dan majalah di dhurung-dhurung mereka, akan banyak ilmu, informasi dan wawasan yang bisa didapat baik untuk anak-anak maupun warga dusun. “Dhurung Elmo” juga sebagai pengikat antar warga lokal yang peduli dengan pendidikan, relawan, dan masyarakat luas yang memiliki kontribusi yang sama di bidang pendidikan. Uniknya, “Dhurung Elmo” dikelola secara mandiri oleh orang-orang lokal di Pulau Bawean, dibantu oleh relawan yang dekat dengan kabupaten dan menggalang bahan bacaan dari masyarakat luas. Seperti yang kami saksikan dalam satu bulan terakhir ini, bahwa orang berbondong-bondong untuk mendonasikan bahan bacaan berupa buku dan majalah yang akan menjadi sahabat baru bagi warga di dusun-dusun. Seperti tetesan embun saat kerontang, ini menjadi pelepas dahaga yang menyejukkan. Relawan, donatur, koordinasi dan bergerak bersama, setidaknya ramuan inilah yang membuat denyut perubahan itu semakin terasa. Kini, 10 dusun di Pulau Bawean telah siap mengambil langkah baik ini, menjadikan dusunnya sebagai dusun percontohan yang membantu menyelamatkan kualitas pendidikan dan memperkaya wawasan warga di dusun masing-masing.
  • 9. 9 Bukan Ngerumpi Biasa! Oleh: Sonya Winanda “Eh, lakena si A ternyata selingkuh! Tao be’na?” (suami si A ternyata selingkuh! Tau kamu?) “Ongkhu? Pantaslah binina ngamuk-ngamuk phei” (serius? Pantas istrinya marah-marah aja) Demikianlah kira-kira potongan percakapan yang akan anda dengar jika duduk-duduk di dhurung. Salah seorang warga pernah mengatakan, jika ingin tahu berita terbaru, tak perlu susah. Datanglah ke dhurung lalu pasang telinga baik-baik. Anda akan mendapatkan lebih dari yang diharapkan. Itu dulu. Kini para warga yang sering ngariung di dhurung, terutama dhurung di Dusun Panyal Pangan, Pulau Bawean, terdengar membicarakan topik yang agak berbeda. Gosip tetap ada namun dengan pembahasan yang lebih berkualitas. Mereka berbicara tentang petualangan di planet Nibiru, resep masakan, cara memanfaatkan berang bekas hingga posisi tidur yang baik. Semua itu mereka dapatkan dari buku dan majalah yang tersedia di Dhurung Elmo (DE) Dhurung merupakan salah satu hasil produk kearifan lokal Pulau Bawean. Bentuknya mirip dengan saung dari Jawa Barat namun dengan fungsi dan filosofi berbeda. Hampir semua rumah di Bawean memiliki dhurung, baik secara individu maupun kolektif oleh beberapa rumah. Awalnya, secara simbolis dhurung melambangkan tempat menetralisir energi negatif seseorang sebelum memasuki rumahnya dari perjalanan jauh. Secara fungsional, dhurung dipakai sebagai lumbung padi, tempat berkumpulnya warga hingga tempat mengaji. Namun laiknya produk budaya yang dinamis, dhurung pun mengalami pergeseran fungsi dan persepsi. Saat ini dhurung masih menjadi pusat interaksi keseharian masyarakat seperti
  • 10. 1 0 bercengkarama; namun tak lebih dari itu. Akibatnya dhurung lebih dikenal sebagai tempat bergosip. Saat ini padi telah disimpan di rumah warga, kegiatan keagamaan telah dipindah ke masjid dan mushola. Dhurung pun kehilangan pamornya. Kini, kehadiran DE tengah berusaha mengembalikan fungsi positif dhurung bahkan semakin memperluasnya. Warga tak hanya menggosipkan tetangga atau hal kurang penting lainnya. Masyarakat, terutama Ibu-ibu dan Bapak-bapak yang pulang beraktifitas dari sawah atau kebun menyempatkan diri singgah di DE. Ada yang melanjutkan bacaan kemarin atau mencari tahu solusi permasalahan sehari-hari dari buku baru. Untuk tahap pertama, telah tersebar sepuluh dhurung di sepuluh Dusun di Bawean. Buku dan majalah pengisi DE datang dari berbagai sumber: korporat, donasi masyarakat dan kotak pengumpulan. Hingga saat ini ada seribu buah buku dan majalah yang telah diterima. Menariknya, proses pengumpulan, pengklasifikasian dan distribusi ditangani langsung oleh para relawan baik dari Bawean maupun luar Bawean. Tercipta pola interaksi yang sebetulnya telah lama dirindukan warga, berbagi hal bermanfaat lalu mendiskusikannya. Tak sampai disitu saja, Ibu-ibu muslimat Dusun Panyal Pangan yang sekaligus menjadi penanggung jawab, sepakat untuk terus mengembangkan fungsi DE. Dalam salah satu pertemuannya, dengan serius mereka membahas tata kelola DE. Termasuk pengurus, tata tertib serta sumber dana. Warga selalu antusias terhadap hal baru. Oleh sebab itu, penanggung jawab berkomitmen untuk terus berinovasi. Seperti salah satu ide yang disampaikan Bu Fatimah, kader kesehatan Dusun, bahwa ilmu yang diperoleh dari buku atau majalah dapat dipraktekkan langsung di DE. Contohnya demo cara memanfaatkan barang-barang bekas. Kegiatan ini tentu akan menarik perhatian warga baik yang telah memanfaatkan DE maupun yang belum. Diharapkan nama DE bergaung sampai ke sudut Dusun hingga makin ramai pengunjung. Membaca buku mungkin hanyalah kegiatan yang sederhana namun tidak demikian dengan efek yang ditimbulkannya. Terutama di DE, warga tak hanya mendapat pengetahuan baru tapi juga jejaring. Diharapkan hubungan baik ini dapat merekatkan orang-orang hebat Bawean sehingga mereka dapat saling bertukar pikiran. Dan sangat mungkin tercipta inovasi-inovasi yang lebih menarik nantinya. Maka jika Anda ingin menjadi bagian dari perubahan ini, jangan ragu. Mari terlibat! Satu bacaan pun amat berharga di DE. Tunggu apa lagi 
  • 11. 1 1 Pendidikan Tanpa Sekat (Abdul Fatah) “Tangan kanan ke depan, ke belakang Depan belakang lalu goyangkan Tepuk tangan dan berputarlah Mudahkan caranya“ “Sekali lagi!” teriak Mas Danang dan Mbak Nana memberi semangat kepada anak-anak Dusun Telukmur, sesekali mereka juga menggoda dengan gerakan yang mengundang semangat anak-anak untuk bergoyang lebih semangat lagi. Hasilnya heboh luar biasa, sehingga Mbak Tuti repot dibuatnya dalam mencari momen yang tepat untuk mengabadikannya. Itulah kira-kira sekelumit gambaran saat acara peresmian Dhurung Elmo (DE) Dusun Telukmur, semua bernyanyi dan bergembira bersama cuaca cerah pagi itu. Namun sayang sekali karena Mbak Laila, Mas Teguh dan Mbak Sonya berhalangan hadir pada acara tersebut. Padahal panitia telah memundurkan jadwal kegiatan yang seharusnya dilaksanakan pada minggu yang lalu, dengan harapan seluruh Pengajar Muda (PM) dapat hadir di Dusun Telukmur, namun rupanya kesibukan para PM memang cukup padat. Aku sangat kagum dengan totalitas pengabdian yang telah diberikan mereka untuk kampung halamanku—Bawean—karena ternyata kita jadi mengetahui bahwa semalam mereka semua
  • 12. 1 2 baru saja mengisi acara di Dusun Paginda hingga larut malam. Sementara keesokan paginya pukul 09.30 WIB mereka sudah harus berada di dusunku dalam rangka peresmian DE sekaligus sebagai ajang silaturahmi dengan warga. Mungkin dapat dibayangkan bagaimana rasa lelah yang mereka rasakan. Akhirnya momen yang telah dinanti pun datang. Mas Danang dan Mbak Nana tiba dengan wajah yang sangat sumringah dan tidak tampak rasa lelah di wajah mereka, walaupun mereka sehabis melaksanakan tugas sampai larut pada malam sebelumnya di Dusun Paginda. “Maaf Pak kami sedikit telat,” kata Mas Danang, “Mbak Tuti masih di belakang karena ban motornya bocor di Diponggo” katanya. Aku salut dengan semangat yang mereka tampakkan. Andaikata mereka dapat lebih lama lagi tinggal di sini aku sangat yakin akan lebih banyak lagi kolaborasi segar yang mereka tawarkan pada kami, sebagaimana ketika mereka menawarkan konsep DE dalam pertemuan di Kampus Sekolah Tinggi Agama Islam Hasan Jufri Januari lalu. Masih jelas dalam ingatanku diskusi awal dengan para PM, untuk menyediakan bahan bacaan yang layak baca di tempat yang tidak biasa, yaitu dhurung. Padahal sebagaimana yang selama ini kita pahami, bahan bacaan biasanya ditempatkan di tempat yang lebih familiar seperti sekolah dan perpustakaan. Tapi kali ini PM menawarkan inisiatif kolaborasi dengan „selera lebih‟. “Kita harus bisa memberi manfaat lebih dari keberadaan dhurung yang ada di Bawean,” kata Mbak Tuti dalam sesi pertemuan tersebut. Kata-katanya meluncur dengan tegas berupaya memberikan keyakinan kepada kami bahwa kita perlu melakukan sesuatu di daerah masing-masing agar pergaulan masyarakat dengan pendidikan tidak terlalu dibatasi oleh sekat-sekat formal. Sehingga buku sebagai sumber ilmu pengetahuan bisa dengan mudah dijangkau oleh siapapun dalam keadaan apapun. Memang dalam konteks ini aku mengakui dhurung sangat strategis; posisinya mudah dijumpai dan suasana kekeluargaan yang ada. Fakta bahwa mulai dari orang tua, remaja sampai anak-anak sudah terbiasa berinteraksi di dalamnya, semakin menambah kesan yang ada. Semua yang hadir dalam pertemuan itu bersemangat karena merasa mendapat wawasan baru, semangat baru dan kami semua pulang dengan membawa kesepakatan untuk mewujudkan keberadaan DE di dusun masing-masing. Aku pun pulang dengan perasaan bangga karena sebentar lagi salah satu dhurung di tempatku sudah bukan dhurung biasa lagi, sudah bukan lagi dhurung yang hanya dimanfatkan untuk beristirahat atau sekedar tempat bercengkrama. Namun lebih dari itu, sebagai tempat menyenangkan semua warga untuk mencari berbagai
  • 13. 1 3 informasi yang dibutuhkan. Amboi, suatu nilai manfaat yang sangat indah dan semua itu dapat dirasakan berkat kerja sama seluruh elemen masyarakat bersama para PM.
  • 14. 1 4 “DHURUNG ELMO” Oleh : Saiful, S.Pd.I “Dhurung elmo”, itulah sebutan untuk salah satu dhurung yang ditempati buku-buku didusun serambah, istilah itu di ambil dari salah satu gagasan guru IM (Indonesia Mengajar) yang memang mempunyai inisiatif untuk memanfaatkan dhurung-dhurung dipulau Bawean ini bukan hanya sekedar tempat ngobrol, ngerumpi ataupun tempat beristirahat dan sekedar duduk santai. Tapi juga bisa dibuat sebagai wadah yang paling tepat untuk membaca dan belajar. Memang realita dimasyarakat Bawean, khususnya didaerah pegunungan, dhurung secara esensinya dijadikan tempat penyimpanan padi waktu panen, selain sebagai tempat masyarakat berkumpul dan duduk beristirahat. Namun setelah kedatangan enam orang Pengajar Muda periode ke-empat yang berasal dari berbagai kota yang ditempatkan di enam dusun terpencil dibawean, mereka langsung mempunyai inisiatif mengubah fungsi dhurung itu sendiri, yang awalnya hanya dijadikan tempat ngobrol, namun sekarang dijadikan tempat belajar. Itu juga yang berlaku didusun serambah. “Kami mempunyai sebuah gagasan, gimana kalau salah satu dhurung
  • 15. 1 5 didusun serambah ini, kita jadikan tempat buku-buku, seperti perpustakaan, agar anak-anak dan masyarakat disini lebih besar kemauan untuk membacanya “ Kata salah satu guru IM yang bertugas di dusun Serambah, Bu Ratna. Ia menjelaskan gagasannya kepada kami dan kamipun menimpalinya dengan sangat semangat, karena bagi kami itu adalah langkah yang baik dan harus didukung serta di implementasikan di masyarakat kami. “Itu ide yang bagus loh Bu. Aku sangat setuju, tapi kira-kira dhurung yang mana ya, yang sekiranya cocok ditempati buku-buku itu?“ “Iya,makanya itu juga sih yang harus saya bicarain sama kamu “ Lama dengan obrolan panjang, sambil dibumbui candaan dan gurauan, kita sama-sama setuju memilih dhurung Bu Yuna yang letaknya tepat ditengah tengah Dusun Serambah dan tepat disamping jalan poros dusun. Kami memilih dhurung itu karena beranggapan dhurung itu letaknya strategis sehingga mudah dijangkau anak-anak maupun masyarakat. Letak dhurung tersebut, tepat berada ditengah-tengah dusun kami. Sebelum ditempati buku-buku, kami meminta izin terlebih dahulu kepada Bu Yuna, selaku pemilik. Setelah mendapatkan izin darinya, kami dengan dibantu oleh beberapa siswa di MDU (Madrasah Diniyah Ula) membersihkan dan merapikan dhurung tersebut, serta sedikit menghiasnya dengan beberapa gambar dan kertas crep yang kami gunting berbentuk panjang yang dijadikan penghias atap dhurung itu. Lalu, setelah semuanya dirasa siap, selang tiga hari kemudian, kami jemput buku-buku yang telah disediakan untuk dusun kami di kawasan Kecamatan Sangkapura, disalah satu rumah relawan Bawean, buku- buku itu sudah dibungkus dengan satu kardus dan dipilah menjadi beberapa bagian yang akan dibawa ke masing-masing dusun yang memiliki Dhurung Elmo. Setelah itu buku-buku yang sudah kami ambil, dan sudah ada dirumah kami, kami bawa ke dhurung Bu Yuna, kami tata buku itu sebagus mungkin dibeberapa kardus yang sudah kami hias bersama siswa kami.
  • 16. 1 6 Sejak terbentuknya Dhurung Elmo di dusun kami banyak siswa SD, MDU maupun MTs berdatangan yang tujuannya hanya untuk membaca buku- buku yang sudah kami tata disana, bahkan ada juga yang meminjam buku itu. “Ustadz, aku pinjam bukunya ya ustadz, mau dibawa kerumah” Kata salah satu dari mereka kepada kami sambil memegang buku yang diperlihatkan kepada kami. “ Ya, boleh, tapi kalau sudah membaca kembalikan ya.” Itu jawaban kami dengan tersenyum bangga kepadanya. Bahkan bukan hanya siswa-siswi pelajar saja yang membaca buku-buku didhurung itu, sampai kepada beberapa bapak-bapak dan ibu-ibu masyarakat sekalipun ada yang meminjam dan membaca buku buku di Dhurung Elmo tersebut. Luar biasa ! Kami bangga melihatnya, berarti masyarakat begitu antusias dengan adanya dhurung elmo ini, kami tau dan yakin, masyarakat serambah haus dan senang terhadap ilmu pengetahuan, hanya saja mungkin kurang adanya motivasi ekstrinsik bagi mereka. Guru IM ! I like it ! fantastic ! itulah ,mungkin luapan yang bisa kami ungkapkan, rasa bangga karena telah mampu menumbuhkan inovasi sebagus itu. Berkat teman teman IM Kami sekarang bisa melihat indahnya keramaian membaca anak anak siswa dan siswi kami khususnnya dan masyarakat serambah Umumnya. Thanks for you All!
  • 17. 1 7 Bacalah! Oleh : Pak Bul “Membaca adalah salah satu proses untuk memperoleh elmu dan pengetahuan. Begitu pentingnya membaca hingga Allah menurunkan wahyu pertamanya dengan kata iqra” Ada yang sedikit berbeda dari salah satu sudut dhurung di Pulau Gili, sore itu para ibu dan anak-anak berdatangan, satu-satu mulai mengobrak-abrik kardus bertuliskan Dhurung Elmu. Awalnya agak ribut, namun satu persatu mulai terdiam. Telihat mereka khusuk dengan bukunya masing-masing. Dhurung adalah tempat multi guna bagi warga Bawean, khususnya Pulau Gili. Di sebuah tempat yang diberi nama dhurung inilah warga bisa bebas berdialog, berdiskusi, dan bertukar ide, atau sekedar melepas lelah sepulang memancing. Namun rupanya dhurung ini telah menjadi begitu nyaman bagi warga untuk
  • 18. 1 8 istirahat dan bersenda gurau hingga terkadang mereka lupa, ada waktu luang yang terlalu sayang untuk dibuang. Elmu ialah suatu pengetahuan yang harus dimiliki oleh seseorang agar hidupnya terarah menuju hidup yang bahagia. Elmu ini bisa didapat melalui suatu proses yang cukup melelahkan, menantang, dan sekaligus menyenangkan. Selain belajar di sekolah, sebenarnya ada juga cara yang mudah untuk memperoleh suatu pengetahuan, misalnya dengan membaca di tempat yang tidak formal seperti dhurung ini. Dari keanekaragaman fungsi dhurung ini, alangkah baiknya jika dhurung juga dijadikan tempat untuk belajar dan membaca buku. Belajar dan membaca di dhurung di sela-sela waktu luang membuat proses belajar menjadi tidak terasa. Untuk itulah, Pengajar Muda angkatan 8 bersama warga Bawean berkolaborasi bersama memberdayakan dhurung ini sebagai taman baca yang dikenal dengan sebutan Dhurung Elmu. Agar kemanfaatannya semakin besar, sejumlah buku hasil donasi para relawan ditempatkan di dhurung, dengan harapan agar aktivitas membaca semakin digandrungi dan menjadi kebiasaan positif yang diturunkan. Sehingga ilmu pengetahuan warga dan anak-anak kami semakin bertambah. Karena penulis yakin, membaca adalah salah satu proses untuk memperoleh elmu dan pengetahuan. Begitu pentingnya membaca hingga Allah menurunkan wahyu pertamanya dengan kata iqra yang artinya bacalah. Jadi, mari kita manfaatkan Dhurung Elmu ini untuk menambah ilmu pengetahuan kita.
  • 19. 1 9 Dhurung Elmu Desa Grejek Oleh : Laila Tri Nurachma “Nis, pembukaan Dhurung Elmu Minggu nanti di Grejek ya. Ada Pak Mahfud juga.” Sepenggal informasi dari Ratna pada saya dan teman-teman satu tim di Bawean mengawali Senin kami di bulan Maret 2015. Setelah proses diskusi panjang dengan para penggerak lokal sejak akhir tahun 2014, akhirnya kami (Pengajar Muda dan penggerak lokal di Bawean) sepakat untuk meningkatkan manfaat produk lokal kami (dhurung) dengan mengadakan Dhurung Elmu. Dhurung Elmu adalah sebuah gerakan masyarakat guna meningkatkan minat baca warga dengan memanfaatkan fasilitas dhurung yang banyak dimiliki oleh warga Bawean. Dhurung sendiri, kawan, adalah gazebo khas Bawean. Ok, kembali ke bulan Maret. Malam Minggu saya dan teman-teman menginap di Sangkapura untuk rapat koordinasi. Minggu paginya kami bersiap
  • 20. 2 0 untuk berangkat ke Grejek. Karena tahu akan ada Pak Mahfud (kepala UPTD Pendidikan Tambak), saya sengaja memilih baju yang agak formal untuk datang ke Desa Grejek. Saya sendiri tak tahu akan seperti apa kegiatan di Grejek nanti. Ratna hanya mengatakan bahwa kita akan mengisi kegiatan awal dhurung elmu dengan membuat alat permainan bersama anak-anak dan orang tuanya. Pagi ini kami iseng mencoba jalur baru menuju Grejek, yaitu lewat jalur tengah. Ternyata, kondisi jalan di jalur tengah penuh liku, menurun, dan menanjak. Alhasil kami pun kepayahan dan butuh waktu perjalanan cukup lama. Sungguh terkejutnya saya ketika tiba di Grejek. Tenda biru telah memayungi sebuah rumah. Dhurung di pekarangannya sudah dihias menarik dengan kertas warna-warni, tulisan-tulisan arahan, struktur organisasi Dhurung Elmu, dan tak lupa sebuah rak berisi berbagai macam buku dan majalah telah terpasang di dhurung. Bahkan, sebuah tempat sampah kayu sudah disiapkan di pinggir dhurung agar setiap warga yang membaca di dhurung sambil makan- makan tidak kesulitan untuk membuang bungkus makanannya. Pembukaan Dhurung Elmu Grejek diawali dengan sambutan dari Pak Agus, koordinator II yang juga kepala sekolah SDN 2 Kebun Teluk Dalam tempat Ratna mengajar. Setelah itu, dilanjutkan oleh sambutan dari Tuti, perwakilan Pengajar Muda. Peresmian Dhurung Elmu dilaksanakan setelahnya dan dilakukan oleh Pak Mahfud. Dalam pidato singkatnya, Pak Mahfud sangat mengapresiasi usaha bersama warga Desa Grejek yang juga didukung oleh kepala desa dan kepala dusunnya. Tentu saja, dengan adanya Dhurung Elmu ini bisa meningkatkan kemampuan baca bagi anak dan menambah informasi baru bagi orang dewasanya. Di tengah sambutan, tiba-tiba Pak Arabi dan Pak Rahman (relawan Dhurung Elmu Bawean) datang dengan kaos sederhana. Kami pun tercenang, mereka pun tercenang. Bagian yang paling menarik bagi saya dimulai setelah pita peresmian digunting, yaitu membuat alat permainan. Anak-anak dan orang tua bersama- sama mewarnai pola-pola gambar hewan yang sudah saya dan teman-teman saya siapkan sebelumnya. Kami semua hari ini membuat wayang-wayangan dengan karakter hewan. Setelah diwarnai, kami menempelkannya di atas kardus bekas, lalu diberi bambu. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat wayang-wayangan ini adalah bahan-bahan yang mudah dijumpai di sini dan sudah familiar bagi warga. Penutupnya, saya, Teguh, Sonya, dan Ratna
  • 21. 2 1 memainkan lakon wayang di depan anak-anak Desa Grejek. Anak-anak tertawa melihat wayang yang mereka buat digerak-gerakan dan memainkan sebuah cerita. Kebahagiaan ini semakin lengkap saat kami makan bersama. Dengan sukarela, para ibu datang ke dhurung dengan membawa nampan-nampan berisi berbagai macam kudapan dan minuman. Ada juga ibu yang sengaja menyiapkan soto untuk santap siang kami. Pak Arabi dan Pak Rahman pun sampai tak menyangka bahwa kegiatan hari ini akan semeriah itu. Begini lah ceritanya ketika sekelompok masyarakat yang ingin lebih maju dan memajukan dirinya dalam pendidikan bertemu dengan sekelompok anak muda gila yang selalu optimis bahwa perubahan baik pasti bisa dilakukan. Saat keduanya bertemu, berkolaborasi, dan berusaha bersama, semuanya akan mengusahakan yang terbaik yang bisa dilakukan. Walau mungkin publikasi kami belum maksimal, gaya bercerita kami kurang jelas, kami, Pengajar Muda Bawean, terus mengupayakan agar semakin banyak aktor yang terlibat dalam Dhurung Elmu ini, baik sebagai penyumbang buku, pengisi kegiatan dhurung, atau bisa jadi kegiatan kembangan lainnya yang belum terpikirkan saat ini. Dan, para warga, khususnya penggerak lokal yang telah mengupayakan berjalannya Dhurung Elmu hingga saat ini, selalu bersemangat untuk saling mengajak memanfaatkan Dhurung Elmu dan memberikan ide kegiatan tambahan yang bisa dilakukan di dhurung kami. Pendidikan ternyata tidak hanya bisa dilakukan di sekolah, dan tidak hanya bisa dilakukan oleh guru. Membaca bersama di dhurung sambil berkegiatan bersama antara anak-anak dan orang tuanya ternyata bisa menjadi alternatif pendidikan baru bagi kami di Pulau Bawean. Jadi, mau ikut bergabung bersama kami?