SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
Download to read offline
1
MAKALAH
STUDI MASYARAKAT INDONESIA
Tentang
“ Kebudayaan Penduduk Kalimantan Tengah ”
DOSEN PEMBIMBING : Alfi Sahrin, M. Pd
DI SUSUN OLEH :
Kelompok VI (Enam )
Ketua : St. Hajar Kurniati
Anggota : 1. Muhammad Fitrah
2. Nuhra
3. Nuraini
KELAS/ SEMESTER : B/ VII (Tujuh)
PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN SOSIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
( STKIP-BIMA )
2
KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum warrahmatullahi wabbarakatuh.
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan makalah Studi Masyarakat
Indonesia (SMI) tentang “ Kebudayaan Kalimantan Tengah ”.
Dengan selesainya tugas makalah ini, tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang
telah memberikan masukkan-masukan yang positif kepada penulis. Terutama kepada Dosen
pembimbing, serta tidak lupa saya mengucapkan banyak terimakasih juga kepada rekan-
rekan yang telah membantu.
Makalah Studi Masyarakat Indoesia tentang “KEBUDAYAAN PENDUDUK
KALIMANTAN TENGAH” ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah studi masyarakat
indonesia tentang “KEBUDAYAAN PENDUDUK KALIMANTAN TENGAH “ serta untuk
mengetahui tentang sejauhmana perubahan kebudayaan penduduk kalimantan tengah akibat
dari pengaruh globasasi. Maka dengan segala kerendahan penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun kesempurnaan pembuatan makalah kedepannya, dan jika dalam
penyusunan isi maupun penulisan yang tidak sempurna saya mohon maaf. Dan semoga
makalah ini bermanfaat. Amiiiiiiinnnn............................
Wassalamualaikum warrahmatullahi wabbarakatuh.
Bima, November, 2014
Kelompok VI
Penulis
3
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Latar belakang masalah ...................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ............................................................................................... 2
C. Tujuan ................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 3
A. Identifikasi ......................................................................................................... 3
B. Jumlah Penduduk ............................................................................................... 4
C. Bentuk Desa ....................................................................................................... 5
D. Mata Pencaharian Hidup .................................................................................... 6
E. Sistem Kekerabatan ............................................................................................ 8
F. Sistem Kemayarakatan ....................................................................................... 11
G. Sistem Religi ...................................................................................................... 13
BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 15
A. Kesimpulan......................................................................................................... 15
B. Kritik dan Saran................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Persoalan kebudayaan kontemporer sangatlah beragam dan bervariasi sebagai
mana yang telah kita ketahui bersama. Dimana masing-masing budaya saling memiliki
karakter dan cirinya tersendiri, maka kemajemukkan itu tidaklah bisa dipandang dengan
sejajar seperti apa yang terdapat dalam diri personal manusia (individu).
Kebudayaan ada karena tercipta oleh manusia, sama halnya dengan
masyarakat (penduduk) ada karena kebudayaan yang menciptakannya. Seperti halnya
dengan penduduk Kalimantan Tengah, dimana kebudayaan Kalimantan Tengah tercipta
dari kebiasaan, serta aturan dari masyarakat pada jamannya dulu yaitu masyarakat
dayak.
Kalimantan tengah adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak
dipulau Kalimantan. Ibukotanya adalah kota Palangkaraya. Kalimantan Tengah
memiliki luas 157.983 km dan berpenduduk sekitar 2.202.599 jiwa, yang terdiri atas
1.147.878 laki-laki dan 1.054.721 perempuan. (hasil sensus penduduk Indonesia 2010)
Dimasa penjajahan, suku dayak di daerah Kalimantan Tengah, sekalipun telah
bersosialisasi dengan pendatang, namun tetap berada dalam lingkungannya sendiri
tahun 1919, generasi muda dayak yang telah mengenyam pendidikan formal,
mengusahakan kemajuan bagi masyarakat dengan mendirikan serikat dayak dan
koperasi dayak yang di pelopori oleh Hausman Babu, M. Lampe Philips Sinar Haji
Abdul Gani dan masih banyak lainnya.
Serikat dayak dan koperasi dayak bergerak aktif hingga tahun 1926. Sejak saat
itu suku dayak menjadi lebih mengenal keadaan zaman dan mulai bergerak. Tahun
1928 kedua organisasi tersebut dilebur menjadi pakat dayak, yang bergerak dalam
bidang social, ekonomi, politik mereka yang terlibat aktif dalam kegiatan tersebut ialah
Hausman Babu, Anton samat. Pakat dayak merupakan perjuangan hingga bubarnya
pemerintahan belanda di Indonesia tahun 1975.
5
B. Rumusan Masalah.
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam pembuatan makalah Studi
Masyarakat Indonesia tentang” KEBUDAYAAN PENDUDUK KALIMANTAN
TENGAH ” antara lain :
1. Jelaskan Idenifikasi kebudayaan penduduk kalimantan tengah?
2. Jelasan jumlah penduduk kalimantan tengah ?
3. Jelaskan bentuk Desa penduduk kalimantan tengah ?
4. Deskipsikan mata pencahrian hidup masyarakat kalimantan tengah?
5. Jelaskan Sistim Kekerabatan penduduk kalimantan tengah ?
6. Jelaskan sistim kemasyarakatan penduduk kalimantan tengah ?
7. Jelaskan sistim Religi penduduk kalimantan tengah ?
C. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dalam penyusunan makalah Studi Masyarakat
Indonesia tentang “ KEBUDAYAAN PENDUDUK KALIMANTAN TENGAH “
antara lain :
1. Untuk mengetahui Idetifikasi kebudayaan penduduk kalimantan tengah!
2. Untuk dapat mendeskripsikan jumlah Penduduk kalimantan tengah !
3. Untuk mengetahui bentuk desa penduduk kalimantan tengah !
4. Untuk mengetahui mata pencaharian penduduk kalimantan tengah !
5. Untuk mengetahui sistim kekerabatan penduduk kalimantan tengah !
6. Untuk mengetahui sistim kemasyarakatan penduduk kalimantan tengah !
7. Untuk mengetahui sistim religi penduduk kalimantan tengah !
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Identifikasi
Kalimantan tengah adalah salah satu dari propinsi-propinsi Republik indonesia
yang terletak di pulau kalimantan. Propinsi kalimantan terdiri dari lima kabupaten
yaitu:
1. Kota waringin barat,
2. Kota waringin timur
3. Kapuas
4. Barito utara,dan
5. Barito selatan
Luas seluruh wilayah kalimantan tengah adalah 152.600 km
, sehingga
melebihi luas pulau jawa dan madura bersama, namun daerah itu menurut sensus 1961
hanya berpenduduk 497.000 jiwa, jadi kepadatan penduduk rata-rata hanya 3,3 orang
saja tiap kilometer persegi. Sebagian besar penduduknya terdiri dari orang Dayak, yang
terbagi atas beberapa suku bangsa seperti Ngaju, OT Danum, Ma’anyam, Ot Siang,
lawangan, Katigan dan sebagainya. Mereka ini berdiam di desa-desa sepanjang sungai-
sungai Barito, Kapuas, Kahayan, Katingan (Mendawai), Mentaya, Seruyan, Kurnai,
Arut, (Lemandandau), Jelai dan lain-lain.
Pulau kalimantan adalah pulau terbesar ketiga setelah pulau tanah Hijau
(Greenland) dan pulau Irian. sebagai akibat kolonialisme Barat pulau itu kini terpecah
menjadi 3 wilayah dari 3 negara, yaitu bekas jajahan inggris di utara menjadi wilayah
negara malaysia dan kesultanan Brunai, sedangkan bekas jajahan belanda di selatan
menjadi wilayah republik indonesia. Luas kalimantan adalah kira-kira 746.540 km
.
dari luas itu 539.460 km
.
Menurut Tjilik Riwut, di sekitar hulu sungai Barito dan sungai Mahakam ada
orang Dayak yang cara hidupnya masih belum menetap, artinya masih belum
mempunyai desa, karena mata pencahrian hidupnya masih belum bertani melainkan
berburu.
7
Penduduk Kalimantan Tengah selain ‘orang Dayak’ yang merupakan
penduduk ‘ asli ’ daerah itu, ada pula keturunan orang-orang pendatang. Keturunan
pendatang ini diantaranya adalah orang Banjar, Bugis, Madura, Makasar, Meayu, Cina,
dan lain sebagainya.
Dari sekian macam banyak orang Dayak di kalimantan Tengah, yang hanya
penulis bicarakan dan bahas kebudayaannya adalah dari tiga suku bangsa saja, ( Suku :
Ngaju, Ot-Danum dan Ma’anyan ).
Tempat tinggal suku Bangsa Ngaju adalah di sepanjang sungai-sungai besar
Kalimantan Tengah seperti Kapuas, Kahayan, Rungan, Manuhin, Barito dan Katingan.
Sedangkan tempat kediaman orang Ot-Danum adalah selain di sepanjang hulu sungai-
sungai besar seperti Kahayan, Rungan, Barito dan Kapuas, juga di hulu sungai-sungai
dari kalimantan barat, seperti sungai Melawi ( anak sungai kapuas dari kalimantan
Barat).
Suku bangsa Ma’anyan tersebar di berbagai bagian dari Kabupaten Barito
Selatan yaitu di tepi timur sungai Barito, terutama di antara anak-anak sungai seperti
Patai, Telang, Karau, Dayu di timur. Daerah suku bangsa Ma’anyan bersentuhan
dengan wilayah orang Banjar dari daerah hulu sungai dari kalimantan Selatan, di barat
berbatasan dengan suku-suku bangsa Bakumpai, dan orang Banjar dari daerah hulu
sungai dari sungai Barito, di selatan dibatasi tanah paya-paya di selatan sungai Patai,
dan diutara sampai ke sungai ayu di sebelah utara Buntuk (ibukota kabupaten barito
selatan).
Di daerah aliran sungai-sungai Karau dan ayu, orang Ma’anyan banyak
bercampur dengan suku bangsa Dayak lain, yaitu suku bangsa Lawangan, yang
memang sudah mendiami wilayah itu sebelum orang Ma’anyan memasukinya.
B. Jumlah Penduduk
Sensus penduduk tahun 1961 oleh pemerintah pusat dan sensus pada tahun-
tahun kemudian oleh pemerintah daerah tidak mencatat jumlah penduduk menurut suku
bangsa, maka dari itu sukar untuk mengetahui masing-masing suku bangsa penduduk.
Jumlah penduduk kalimantan Tengah berdasarkan sensus penduduk tahun 1961 adalah
496.518 jiwa dengan perincian seperti yang tertera pada tabel :
8
No Kotapraja dan Kabupaten Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Kotapraja Palangkaraya 4.070 2.786 6.856
2 Kabupaten Kapuas 78.027 77.021 155.048
3 Kabupaten Barito Utara 36.444 35.404 71.848
4 Kabupaten Barito Selatan 36.788 36.578 73.366
5 Kabupaten Kota Waringin Barat 25.975 25.174 51.149
6 Kabupaten Kota Waringin Timur 70.008 68.243 138.251
Jml 251.312 245.206 496.518
Jumlah penduduk berdasarkan sensus yang dilakukan oleh pemerintah
provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 1963 adalah 593.828 jiwa. Dan dari
perwakilan departemen agama provinsi kalimantan tengah tetap dilaporkan bahwa pada
tahun 1968 jumlah penduduk provinsi itu sudah bertambah menjadi di sekitar 750.000
jiwa. Melihat angka-angka tersebut, dapatlah di tarik kesimpulan bahwa di kalimantan
tengah telah terjadi perkembangan penduduk yang sangat pesat. Hal ini orang dapat
mengerti, apabila di ingat bahwa di bangunnya kota Palangkaraya serta di bukanya
daerah kalimantan yang masih mempunyai banyak tanah kosong, telah tertarik banyak
transmigran spontan yang berasal dari jawa yang sudah padat.
Mengenai jumlah penduduk dari ketiga suku bangsa Dayak yang di bicarakan
dalam pembahasan ini,dimana jumlah penduduk Ot-Danum 5900 jiwa,dan jumlah
penduduk Ma’anyan diantara 3.00 sampai 4.000 jiwa.
C. Bentuk Desa
Orang-orang Dayak di Kalimantan Tengah mendiami desa-desa yang terletak
jauh satu dari yang lain, di tepi-tepi atau dekat sungai-sungai besar dan kecil dari
propinsi itu. Komunikasia antara satu desa dengan desa yang lain pada umumnya
melalui air, dan jarang sekali melalui darat. Hal ini disebabkan karena daerah dimana
desa-desa itu didirikan masih merupakan daerah hutan tropis dengan semak dan belukar
bawah yang padat. Untuk mengunjungi suatu desa, orang harus merapatkan perahunya
pada sebuah tempat berlabuh yang di buwat dari balok-balok. Satu desa pada umumnya
mempunyai 100-500 penduduk.
9
Rumah-rumah desa pada umumnya didirikan ditepi jalan yang dibuat sejajar
ataupun tegak lurus dengan sungai. Rumah penduduk pada umumnya dibuat dari
‘SIRAP’ (lempengan kayu) atau kulit kayu. Rumah-rumah itu pada umumnya didirikan
di atas ‘tonggak-tonggak’ kira-kira 2,5 meter, sehingga untuk memasukinya, kita harus
menaiki tangga yang dibuat dari setengah balok yang di beri lekuk-lekuk tempat kaki
berpijak.
Dahulu rumah-rumah gaya lama di Kalimantan Tengah berupa Rumah
Panjang yang oleh orang Ngaju dan Ot-Danum disebut ‘Betang’. Betang tersebut
mempunyai ruangan-ruangan kecil (bilik) sampai lima puluh buah banyaknya titik.
Rumah semacam itu kini sudah jarang di kalimantan tengah, tetapi masih banyak
terdapat di daerah utara, yaitu di daerah-daerah ssuku bangsa Ot-Siang Murung.
Didaerah sungai Kahayan hanya didaerah suku bangsa Ot-Danum saja yang masih
terdapat rumah Betang, yaitu di Tumbang Kurik dan di Tumbang Anoi.
Di desa Telang (daerah Ma’anyan) dulu menurut cerita penduduk juga pernah
ada Rumah-rumah tradisional semacam itu, tetapi pada saat sekarang sudah tidak ada
bekas-bekasnya lagi. Rumah-rumah panjang juga terbuat dari kayu dan Bertonggak
tinggi sebagai kakinya, tinggi Tonggak adalah diantara 5-7 meter, rumah panjang pada
masa dahulu adalah tempat kediaman keluarga Ambilineal Kecil (minimal ramage).
Bentuk Rumah yang paling umum kini terdapat di kalimantan Tengah adalah
Rumah-rumah berbentuk lebih kecil, di diami oleh 1-5 keluarga batih (inti) yaitu yang
terdiri dari 1 keluarga batih senior di tambah dengan keluarga batih anak-anaknya, baik
yang laki-laki maupun perempuan, yang dapat kita sebut keluarga luas.
D. Mata Pencaharian Hidup.
1. Berladang.
Berladang adalah suatu pekerjaan yang memakan banyak sekali tenaga
untuk mengerjakannya, penghuni dari suatu rumah tangga saja tidak mencukupi,
mereka harus memperoleh bantuan dari tetangga mereka. Oleh karena itu di desa
Telang Ma’anyan misalnya, telah dikembangkan suatu sistim kerjasama dengan
jalan membentuk kelompok gotong royong, yang biasanya berdasarkan hubungan
ketetanggan atau persahabatan.
10
kelompok ini terdiri dari 12-15 orang, yang secara bergiliran membuka
hutan bagi ladang masing-masing anggota. Secara teoritis, sebuah rumah tangga
yang sedang menerima bantuan, harus membayarnya kembali. Didalam rumah
tangga yang kekurangan tenaga kerja laki-laki, kaum wanitalah yang menggantikan
pekerjaan kasar itu, yaitu membuka hutan, membersihkan semak-semak, bahkan
juga menebang pohon-pohon yang sebenarnya pekerjaan orang laki-laki.
Di daerah Ngaju dan Ot-Danum pekerjaan yang bersifat gitong royong itu
juga ada, dan rumah tangga yang kekurangan tenaga kerja karena kematian misalnya
sering mendapat bantuan sukarela dari tetangga-tetangganya.
Siklus pengerjaan ladang di Kalimantan adalah sebagai berikut :
· Pada bulan Mei,Juni atau Juli : Orang menebang pohon-pohon di hutan setelah
penebangan, batang-batang kayu, cabang-cabang, ranting-ranting serta daun-
daunnya dibiarkan mengering selama dua bulan.
· Pada bulan Agustus atau September : seluruh hasil tebangan tadi sudah harus di
bakar karena setelah itu musim hujan sudah tiba. Abu bekas pembakaran tadi
dibiarkan sebagai Pupuk. setelah itu tibalah masanya untuk mulai menanam
pada bulan Oktober.
· Pada bulan Oktober, November, Desember dan Januari : Pada bulan ini dimulai
masa tanam dan berlangsung sampai masa tumbuh dan perkembangan tanaman
yang di panen. Pada bulan oktober, pekerjaan ini didaerah Ma’anyam dilakukan
secara bergotong-royong. Para laki-laki berbaris di muka sambil menusuk-
nusuk tanah dengan tongkat tugalnya, sedangkan para wanitanya berbaris
mengikuti di belakang, sambil memasukkan beberapa butir padi kedalam
lubang-lubang yang dibuat oleh kaum laki-laki tadi. Pekerjaan selanjutnya, yaitu
merawat serta menjaga pertumbuhan bibit tersebut menjadi tanggungan rumah
tangga masing-masing.
· Pada bulan februari dan Maret : Tibalah musim panen, hal ini tergantung pada
jenis padi yang ditanam.
11
2. Berburu
Berburu adalah mencari hasil hutan dan mencari ikan. Sumber protein
orang Dayak Kalimantan Tengah pada umumnya dipenuhi dengan makanan yang
terdiri dari ikan-ikan sungai, daging babi, kerbau dan ayam. Walaupun sangat
digemari, bukanlah merupakan makanan sehari-hari, tetapi makanan pada waktu ada
upacara-upacara adat atau pada waktu desa di kunjungi oleh tamu-tamu penting. Di
hutan sekitar tempat kediaman ada juga binatang liar seperti babi hutan dan rus,
tetapi karena senjata api (Dondang) kurang dimiliki mereka, maka daging binatang-
binatang tersebut hanya menjadi makanan yang bersifat kadangkala saja.
Alat tradisional orang Ngaju untuk berburu selain dondang masih ada
beberapa alat yang penting lainnya, seperti Lonjo (tombak), ambang (parang), jarat
(jerat), sipet (ranjau kayu atau bambu runcing) atau Tambuwung.
E. Sistem Kekerabatan.
Sistem kekerabatan orang Dayak Kalimantan tengah, baik Ngaju, Ot-Danum
Maupun Ma’anyan, berdasarkan prinsip keturunan ‘ambilineal’ yang menghitungkan
hubungan kekerabatan untuk sebagian orang dalam masyarakat melalui orang laki-laki
dan untuk sebagian orang yang lain dalam masyarakat itu juga melalui orang-orang
wanita.
Pada masa dahulu, pada waktu di daerah Kalimantan Tengah masih ada
rumah-rumah panjang, maka kelompok, kekerabatan yang terpenting dalam masyarakat
mereka adalah keluarga ambilineal kecil. Bentuk keluarga ini timbul kalau ada keluarga
luas. Untuk memperkuat rasa identitas itu, maka dikembangkan orientasi terhadap
nenek moyang yang hidup 2-3 angkatan yang lampau.
Pada masa sekarang kelompok kekerabatan yang terpenting adalah keluaga-
luas utrolokal yang di Kalimantan Tengah biasanya menjadi isi dari suatu rumah
tangga. Rumah tangga ini juga berlaku sebagai kesatauan fisik, misalnya dalam sistem
gotong-royong, dan sebagai kesatuan rohaniah dalam uapacara-upacara agama
kaharingan. Setiap keluarga luas mempunyai Roh pelindung sendiri dan beberapa di
antaranya memuja roh-roh nenek moyangnya sendiri.
12
Pada orang Dayak ada perkawinan yang dianggap ideal dan amat di ingini oleh
umum, yaitu ‘perkawinan diantara dua orang bersaudara sepupu yang kakek-kakeknya
adalah saudara sekandung’ yaitu apa yang disebut (hajenan) dalam bahasa Ngaju
(saudara sepupu derajat kedua). Selain itu juga dianggap baik ‘perkawinan diantara dua
orang saudara sepupu yang ibu-ibunya bersaudara sekandung’ dan diantara cross-
cousin.
perkawinan yang dianggap ‘sumbang (salah horoi dalam bahasa Ngaju),
adalah perkawinan antara saudara sepupu yang ayah-ayahnya adalah besaudara
sekandung (patri paralel cousin), dan terutama sekali perkawinan diantara orang-orang
dari generasi yang berbeda, misalnya ’antara seorang anak dengan orang tuanya, atau
antara seorang gadis dengan mamaknya’. Persetubuhan diantara seorang mamak
dengan keponakannya dianggap sedemikian buruknya, sehingga untuk itu perlu
diadakan upacara sebagai penghapus dosa. Dalam hal ini orang yang bersalah tadi di
haruskan makan dari dulang(tempat makan babi) sambil merangkak di hadapan warga
desa yang sengaja di undang untuk menyaksikan upacara tersebut. Pantangan kawin
tersebut, jika dilanggar berarti ‘Tulah besar’ yang menurut kepercayaan orang Ngaju
dan Ot-Danum dapat mendatangkan bencana bukan saja pada orang-orang yang
bersangkutan, tetapi juga pada seluruh warga desa, sehingga perlu di netralisasi dengan
upacara penawar seperti yang di ceritakan di atas. Orang-orang Dayak tidak melarang
gadis-gadis mereka menikah dari suku bangsa lain, asalkan saja laki-laki asing tersebut
bersedia untuk tunduk terhadap adat mereka, dan bersedia terus berdiam di desa
mereka.
Pergaulan antar pemuda dan pemudi dayak kalimantan tengah adalah bebas
dalam batas-batas tertentu. Sepasang pemuda pemudi boleh bergaul asal ditempat ada
orang tua yang mengawasi mereka, misalnya di pesta, dimana mereka dianjurkan untuk
bergurau dan menari bersama-sama. Apabila seorang laki-laki didapati sedang
berduaan dengan seorang wanita yang bukan istrinya atau saudara sekandungnya di
tempat yang sepi, akan didenda menurut Hukum Adat, yaitu akan di singer (Ngaju) atau
di danda (Ma’anyan).
Seorang pemuda boleh pergi bersama-sama dengan seorang pemudi asalkan
ada seorang bibi atau paman yang menyertainya. Demikian juga seorang laki-laki
dewasa boleh bercakap-cakap dengan istri orang lain asalkan ada orang ketiga
13
Adat melamar terurai di atas juga terdapat pada suku-bangsa Dayak Ma’anyam
yang menurut Hudson disebut pipakatan yaitu perkawinan yang diurus oleh orang tua,
karena di-mapakati, (dimufakati) oleh orang tuanya tetapi selain bentuk perkawinan
tersebut di atas, pada orang Ma’anyan ada satu bentuk perkawinan lagi yang pada
dewasa ini sudah mulai umum, yaitu ijari (berasal dari kata jadi atau lari), atau kawin
‘lari’.
walaupun namanya ‘kawin lari’ tetapi bukan berarti bahwa dengan larinya
sepasang merpati itu, perkawinan sudah dapat terjadi. Larinya itu hanya baru
merupakan tindakan pertama menuju ke rumah kepala adat yang disebut pengulu, atau
kerumah seorang kawan baik yang mempunyai kedudukan baik didalam masyarakat.
Kepada tokoh-tokoh itu mereka sampaikan keputusan hati mereka, dan tokoh itulah
yang kemudian menghubungi orang-orang tua kedua belah pihak tersebut.
Jika orang tidak berkeberatan, maka kontrak perkawinan segera dibuat, dan
upacara perkawinan yang dilangsungkan ini disebut kawin setengah. Setelah selesai
berlangsungnya pesta perkawinan ini, dua sejoli tersebut sudah boleh hidup bersama
sebagai suami istri untuk waktu tiga bulan. Dalam waktu itu mereka diwajibkan untuk
berusaha untuk mengumpulkan biaya guna membiayai pesta perkawinan menurut adat.
Perkawinan orang Dayak Kalimantan Tengah pada umumnya adalah
monogami, hal ini bukan saja berlaku pada mereka yang beragama nasrani, tetapi juga
pada mereka yang beragama kaharingan. Adat kaharingan sebenarnya tidak melarang
seorang laki-laki mengambil lebih dari seorang isteri, tetapi dalam prakteknya hal itu
jarang sekali dapat dilakukan, karena adat waib membayar pelaku lagi yang bukan
sedikit jumlahnya itu.
Di kalimantan Tengah angka perceraian adalah cukup tinggi. Menurut Hudson,
tiga desa di daerah Ma’anyan, 25% dari perkawinan-perkawinan yang di akhiri dengan
perceraian. Perceraian pada orang Ngaju, Ot-Danum maupun Ma’anyan biasanya
terjadi karena tidak setianya salah satu pihak.
perceraian sebagai akibat seorang istri mandul tak pernah terjadi, karena ada
adat mengadopsi anak yang di lakukan secara luas. Pada perceraian, anak-anak yang
masih kecil biasanya ikut dengan ibunya, sedangkan anak-anak yang sudah agak besar
menjadi tanggungan kaum kerabat dari kedua belah pihak menurut keadaan.
14
F. Sistem Kemasyarakatan
Propinsi kalimantan tengah terdiri dari satu kotamadya dan lima kabupaten.
Kotamadya tersebut adalah palangkaraya yang didirikan di atas wilayah desa Pahandut
di kabupaten Kapuas. Palangkaraya adalah ibukota propinsi Kalimantan Tengah.
Adapun kelima kabupaten Kalimantan Tengah adalah :
1. Kota Waringin Barat (Ibukota : Pangkalan Bun), merupakan daerah aliran sungai-
sungai kota Waringin, Lamandau dan Arut.
2. Kota Waringin Timur (Ibukota : Sampit), merupakan daerah aliran sungai-sungai-
sungai pembuan (Seruyan), dan Sampit (Mentaya).
3. Kapuas (Ibukota : Kuala Kapuas), merupakan daerah aliran sungai-sungai
Katingan (Mendawai), Kahayan dan Kapuas.
4. Barito Selatan (Ibukota : Muntok), merupakan daerah aliran sungai-sungai Patai,
Telang, Dayu, Paku Karau dan Ayuh.
5. Barito Utara (Ibukota : Muara Teweh), merupakan daerah aliran sungai-sungai
Montalat, Teweh, Lahai, Busang dan Murung.
Propinsi Kalimantan Tengah dikepala oleh seorang ‘Gubernur’ dan kabupaten
dikepalai oleh seorang ‘Bupati’ yang diangkat oleh Gubernur. Berhubung kesukaran
komunikasi di Kalimantan Tengah, maka pengaruh seorang bupati menjadi besar
sekali.
Dulu kabupaten dibagi menjadi beberapa kewedanaan dan masing-masing
kewedanaan kemudian dibagi lagi menjadi kecamatan-kecamatan, tetapi sejak tahun
1964 kewedanaan dihapuskan. Kecamatan selanjutnya di bagi lagi kedalam desa-desa
yang di kepalai oleh seorang ’Pembekal’. Didalam satu desa di samping ada seorang
pembekal yang merupakan kepala desa urusan administratif pemerintahan desa, ada
seorang kepala lagi yang khusus mengurus adat setempat yang disebut ‘pangulu’. Para
pengulu tersebut berada dibawah seorang kepala adat di tingkat kecamatan yang
disebut ‘Demang’. Pangulu dari suatu desa dalam hal mengurus adat desanya
didampingi oleh satu dewan orang-orang tua yang didaerah Ma’anyan disebut Mantir.
Penduduk Kalimantan Tengah, selain mempunyai desa-desa induk, juga
mempunyai desa-desa ladang. Jika mengingat mata pencaharian hidup orang Dayak
Kalimantan Tengah adalah berdasarkan perladangan yang harus berpindah-pindah,
15
maka rupa-rupanya bentuk desa asli dari mereka adalah justru desa ladang yang semi-
permanen dan bukan desa induk yang permanen. Menurut Hudson desa-desa induk
adalah rupa-rupanya bentuk kesatuan setempat yang di bentuk oleh pemerintah
Kolonial sejak kira-kira tahun 1856. Pada dewasa ini, walaupun sudah ada desa-desa
induk yang permanen, tetapi karena mata pencaharian hidup orang Dayak Kalimantan
Tengah masih tetap berladang, maka sebagian besar dari orang desa, terutama yang
masih kuat bekerja, hidup di desa-desa ladang mereka untuk lebih dari enam bulan tiap-
tiap tahun.
Hukum adat Kalimantan menurut Hudson adalah hukum setempat yang tidak
tertulis. Sanksi dari hukum adat kebanyakan berupa pemberian ganti kerugian
(Ma’anyan danda), maksud pembayaran ganti kerugian adalah mengembalikan
keseimbangan ketenangan masyarakat yang dikacaukan oleh kejahatan seperti misalnya
pembunuhan, melarikan isteri orang dan sebagainya. Hukum adat selain menentukan
hukuman terhadap pelanggaran adat yang berupa denda secara materil. Juga
mengharuskan si pelanggar membayar denda secara upacara, yaitu dengan maksud
memulihkan keseimbangan alam dengan jalan mengambil hati para dewa agar tidak
marah lagi. Setiap denda dapat berbentuk Pembayaran benda-benda materiiel (uang,
benda-benda antik) dan berbentuk sajian binatang kepada para dewa. Suatu upacara
yang penting dalam rangka ini adalah upacara memercikkan darah binatang sajian ke
sekeliling desa, dengan maksud sebagai penawar. Upacara ini di laksanakan ketika di
desa telah terjadi pelanggaran pantangan kawin dan zina. Dan harus dikurbankan
seekor babi dan darahnya dipercik-percikkan pada pohon-pohon buah-buah yang
tumbuh disekeliling desa dengan secabang daun-daunan dengan maksud agar pohon-
pohon tersebut dapat berbuah lagi dengan baik.
Pada dewasa ini di Kalimantan Tengah selain berlaku hukum adat, berlaku
juga hukum pidana R.I. Walaupun diantara kedua hukum tersebut sering terjadi
pertentangan, tetapi kebanyakan adalah salin mengisi. Umpamanya di salah satu desa di
paju sepuluh (daerah Ma’anyan), telah ada kejadian bahwa sebuah perangkap untuk
rusa di hutan menyebabkan kecelakaan dan membunuh seorang laki-laki yang
merupakan anak tunggal dari suami isteri yang sudah lanjut umurnya. Karena kejadian
itu menurut hukum pidana tidak disebabkan oleh kejahatan, maka pemilik perangkap
tadi di serahkan kepada kebijaksanaan sidang hukum adat. Sidang hukum adat
kemudian telah men-danda-nya dan mengatur agar ia dapat diadopsi oleh orang tua si
16
korban, sehingga dengan demikian ia dapat memberi nafkah pada kedua orang tua itu
tadi.
G. Religi
Berdasarkan Religinya, penduduk Propinsi Kalimantan Tengah dibagi menjadi
empat golongan, yaitu : 1) golongan yang menganut agama Islam, 2) golongan yang
menganut agama Pribumi, 2) golongan yang menganut agama Kristen, dan 4) golongan
yang menganut Katholik.
Menurut laporan Perwakilan Departemen Agama Propisi Kalimantan Tengah
(1968), maka orang islam merupakan golongan terbesar. Jumlah besar dari orang islam
itu sudah tentu disebabkan karena di propinsi kalimantan tengah sekarang ini ada
banyak orang datang. Di daerah hilir sungai-sungai besar banyak orang pribumi atau
orang dayak telah juga menjadi orang islam lebih dari satu-dua abad lamanya, tetapi
dalam zaman sebelum perang Dunia ke-II, mereka biasanya tidak mau dianggap orang
dayak lagi, karena sebutan itu berarti ‘orang udik’ dan dianggap sangat merendahkan.
Agama asli dari penduduk pribumi adalah agama ‘Kaharingan’. Sebutann itu
dipergunakan sesudah perang Dunia ke-II, waktu diantara penduduk pribumi di
kalimantan timbul suatu kesadaran akan kepribadian kebudayaan mereka sendiri dan
suatu keinginan kuat untuk menghidupkan kembali kebudayaan Dayak yang asli.
Adapun agama Kristen mulai masuk daerah Kalimantan Tengah mulai pertengahan
abad yang lalu, dan aliran agama Kristen yang pada masa sekarang ini paling besar
jumlah penganutnya adalah aliran gereja Kalimantan Evngelis. Dan adapun agama
Katolik baru disebarkan diantara orang Dayak di Kalimantan Tengah mulai zaman
kemerdekaan.
Umat Kaharingan percaya bahwa alam sekitar hidupnya itu penuh dengan
mahluk-mahluk halus dan roh-roh yang menempati tiang rumah, batu-batu besar,
pohon-pohon besar, hutan belukar, air. Pokoknya alam sekeliling tempat tinggal
manusia.
Kepercayaan terhadap ruh nenek moyang dan makhluk-makhluk halus lainnya
yang menempati alam sekeliling itu, terwujud dalam upacar-upacara keagamaan.
Kecuali upacara-upacara kecil yang dilakukan pada waktu-waktu tertentu. Dan yang
pada umumnya pemberian sajian kepada ruh-ruh, ada suatu rangkai upacara yang
17
dilakukan orang pada peristiwa-peristiwa penting sepanjang lingkaran hidupnya, seperti
upacara, menyambut kelahiran anak, upacar memandikan bayi, dan sebagainya.
Diantara upacara-upacara lingkaran hidup tersebut, dapat juga disebut upacara
mengubur dan upacara pembakaran mayat. Kalau orang dayak mati, mayatnya dikubur
dulu dalam sebuah peti mayat dari kayu berbentuk perahu lesung. Kuburan itu
dianggap orang kuburan sementara, karena upacara yang terpenting berhubung dengan
kematian adalah upacara pembakaran mayat secara besar-besaran. Pada upacara itu
tulang belulang terutama tengkoraknya, dari semua kaum kerabat yang telah meninggal
dalam suatu masa yang tertentu digali lagi dan dipindahkan ke suatu pemakaman yang
tetap, sebuah bangunan berukiran indah (sandung).
Pada orang Ma’anyan tulang belulang tadi dibakar dan abunya ditempatkan
dalam sebuah pemakaman tetap berupa bangunan. Karena upacara itu biasanya
dilakukan oleh suatu jumlah dari keluarga-keluarga luas secara bersama-sama, maka
sifatnya selalu besar-besaran dan berlangsung dari seminggu sampai dua-tiga minggu
berturut-turut. Dalam hal ini pengunjung-pengunjung dari banyak desa-desa dari suatu
daerah yang luas akan datang untuk merayakan perayaan yang istimewa itu.
Kecuali upacara-upacara terbatas didalam lingkungan keluarga, atau upacara-
upacara besar-besaran yang menyangkut seluruh masyarakat desa, bahkan banyak desa-
desa, terurai di atas, orang Dayak tentu juga mengenal upacara-upacara keagamaan
yang dilakukan oleh beberapa keluarga, ialah upacara-upacara yang bersangkut paut
dengan pertanian di ladang, dengan maksud untuk menambah kesuburan tanah, untuk
menolak hama-hama, dan untuk mengusaha hasil bumi yang berlimpah-limpah. Dalam
upacara serupa itu yang juga dipimpin oleh seorang balian, sering tampak berbagai
unsur dari ilmu gaib.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kalimantan tengah adalah salah satu dari propinsi-propinsi Republik indonesia
yang terletak di pulau kalimantan, dan Propinsi Kalimantan terdiri dari lima Kabupaten
yaitu: (Kota waringin barat, Kota waringin timur, Kapuas, Barito utara, dan Barito
selatan).
Luas seluruh wilayah kalimantan tengah adalah 152.600 km
, sehingga
melebihi luas Pulau Jawa dan Madura bersama. Namun daerah itu menurut sensus1961
hanya berpenduduk 497.000 jiwa, jadi kepadatan penduduk rata-rata hanya 3,3 orang
saja tiap kilometer persegi. Sebagian besar penduduknya terdiri dari orang Dayak, yang
terbagi atas beberapa suku bangsa seperti Ngaju, Ot-Daum, Ma’anyam, Ot-Siang,
lawangan, Katigan dan sebagainya. Dan mereka ini berdiam di desa-desa sepanjang
sungai-sungai Barito, Kapuas, Kahayan, Katingan (Mendawai), Mentaya, Seruyan,
Kurnai, Arut, (Lemandandau), Jelai dan lain-lain.
Pulau kalimantan adalah pulau terbesar ketiga setelah pulau tanah Hijau
(Greenland) dan pulau Irian. Sebagai akibat kolonialisme Barat pulau itu kini terpecah
menjadi 3 wilayah dari 3 negara, yaitu bekas jajahan Inggris di utara menjadi wilayah
negara Malaysia dan kesultanan Brunai, sedangkan bekas jajahan belanda di selatan
menjadi wilayah Republik Indonesia. Luas kalimantan adalah kira-kira 746.540 km
.
dari luas itu 539.460 km
.
Orang-orang Dayak di Kalimantan Tengah mendiami desa-desa yang terletak
jauh satu dari yang lain, di tepi-tepi atau dekat sungai-sungai besar dan kecil dari
propinsi itu . Komunikasi antara satu desa dengan desa yang lain pada umumnya
melalui air, dan jarang sekali melalui darat. Hal ini disebabkan karena daerah dimana
desa-desa itu didirikan masih merupakan daerah hutan tropis dengan semak dan belukar
bawah yang padat. Untuk mengunjungi suatu desa, orang harus merapatkan perahunya
pada sebuah tempat berlabuh yang di buwat dari balok-balok. Satu desa pada umumnya
mempunyai 100 -500 penduduk.
19
B. Kritik dan Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penyajian makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Menyadari akan hal itu maka penulis mengharapkan kritik serta saran
yang membangun dari teman-teman mahasiswa demi kesempurnaan makalah ini
sehingga kedepannya penulis bisa menyajikan makalah yang lebih baik lagi di
kemudian hari.

More Related Content

What's hot

KAMUS BAHASA JAWA LENGKAP
KAMUS BAHASA JAWA LENGKAPKAMUS BAHASA JAWA LENGKAP
KAMUS BAHASA JAWA LENGKAPARISKA COMPNET
 
Negara Kesatuan Republik Indonesia
Negara Kesatuan Republik IndonesiaNegara Kesatuan Republik Indonesia
Negara Kesatuan Republik IndonesiaNita Kurniasih
 
Peta jalur masuknya bangsa barat ke indonesia
Peta jalur masuknya bangsa barat ke indonesiaPeta jalur masuknya bangsa barat ke indonesia
Peta jalur masuknya bangsa barat ke indonesiayuni mediyanti sari
 
Budaya nasional dan interaksi global
Budaya nasional dan interaksi globalBudaya nasional dan interaksi global
Budaya nasional dan interaksi globalmafle kh
 
Perkembangan peradaban islam di indonesia pada masa penjajahan barat dan penj...
Perkembangan peradaban islam di indonesia pada masa penjajahan barat dan penj...Perkembangan peradaban islam di indonesia pada masa penjajahan barat dan penj...
Perkembangan peradaban islam di indonesia pada masa penjajahan barat dan penj...Hendry Irawan
 
RAHMAD ISLAM BAGI NUSANTARA
RAHMAD ISLAM BAGI NUSANTARARAHMAD ISLAM BAGI NUSANTARA
RAHMAD ISLAM BAGI NUSANTARANamaku Merah
 
Geo wilayah fungsional
Geo  wilayah fungsionalGeo  wilayah fungsional
Geo wilayah fungsionalandriehasan
 
Kerajaan - Kerajaan Islam di Nusantara
Kerajaan - Kerajaan Islam di NusantaraKerajaan - Kerajaan Islam di Nusantara
Kerajaan - Kerajaan Islam di Nusantarahannafatiha
 
Kumpulan Panduan Teknis Praktisi Mengajar 2023 - Perguruan Tinggi dan Dosen (...
Kumpulan Panduan Teknis Praktisi Mengajar 2023 - Perguruan Tinggi dan Dosen (...Kumpulan Panduan Teknis Praktisi Mengajar 2023 - Perguruan Tinggi dan Dosen (...
Kumpulan Panduan Teknis Praktisi Mengajar 2023 - Perguruan Tinggi dan Dosen (...ssuser940db3
 
Buku Siswa prakarya dan Kewirausahaan kelas XI semester 1 kurikulum 2013
Buku Siswa  prakarya dan Kewirausahaan kelas XI semester 1 kurikulum 2013Buku Siswa  prakarya dan Kewirausahaan kelas XI semester 1 kurikulum 2013
Buku Siswa prakarya dan Kewirausahaan kelas XI semester 1 kurikulum 2013Sudanis Hariyanto
 
Sejarah masuknya islam ke indonesia.pptx [autosaved]
Sejarah masuknya islam ke indonesia.pptx [autosaved]Sejarah masuknya islam ke indonesia.pptx [autosaved]
Sejarah masuknya islam ke indonesia.pptx [autosaved]pierse
 
Makalah kerajaan mataram
Makalah kerajaan mataramMakalah kerajaan mataram
Makalah kerajaan mataramBridhaz Bravo
 
Potensi Geografis Kabupaten Serang
Potensi Geografis Kabupaten SerangPotensi Geografis Kabupaten Serang
Potensi Geografis Kabupaten SerangAruni Chaerunisa
 
Makalah makanan khas kabupaten muna
Makalah makanan khas kabupaten munaMakalah makanan khas kabupaten muna
Makalah makanan khas kabupaten munaWarnet Raha
 
Buku Siswa PPKn Kelas IX Edisi Revisi 2017
Buku Siswa PPKn Kelas IX Edisi Revisi 2017Buku Siswa PPKn Kelas IX Edisi Revisi 2017
Buku Siswa PPKn Kelas IX Edisi Revisi 2017Muhamad Yogi
 
Proposal Pembuatan Produk Kerajinan Dari Bahan Keras
Proposal Pembuatan Produk Kerajinan Dari Bahan KerasProposal Pembuatan Produk Kerajinan Dari Bahan Keras
Proposal Pembuatan Produk Kerajinan Dari Bahan KerasEva Ria Safitri
 
masa penjajahan bangsa kolonial di indonesia
masa penjajahan bangsa kolonial di indonesiamasa penjajahan bangsa kolonial di indonesia
masa penjajahan bangsa kolonial di indonesiaahmad arif
 

What's hot (20)

KAMUS BAHASA JAWA LENGKAP
KAMUS BAHASA JAWA LENGKAPKAMUS BAHASA JAWA LENGKAP
KAMUS BAHASA JAWA LENGKAP
 
Negara Kesatuan Republik Indonesia
Negara Kesatuan Republik IndonesiaNegara Kesatuan Republik Indonesia
Negara Kesatuan Republik Indonesia
 
Peta jalur masuknya bangsa barat ke indonesia
Peta jalur masuknya bangsa barat ke indonesiaPeta jalur masuknya bangsa barat ke indonesia
Peta jalur masuknya bangsa barat ke indonesia
 
Budaya nasional dan interaksi global
Budaya nasional dan interaksi globalBudaya nasional dan interaksi global
Budaya nasional dan interaksi global
 
Perkembangan peradaban islam di indonesia pada masa penjajahan barat dan penj...
Perkembangan peradaban islam di indonesia pada masa penjajahan barat dan penj...Perkembangan peradaban islam di indonesia pada masa penjajahan barat dan penj...
Perkembangan peradaban islam di indonesia pada masa penjajahan barat dan penj...
 
RAHMAD ISLAM BAGI NUSANTARA
RAHMAD ISLAM BAGI NUSANTARARAHMAD ISLAM BAGI NUSANTARA
RAHMAD ISLAM BAGI NUSANTARA
 
Geo wilayah fungsional
Geo  wilayah fungsionalGeo  wilayah fungsional
Geo wilayah fungsional
 
Kerajaan - Kerajaan Islam di Nusantara
Kerajaan - Kerajaan Islam di NusantaraKerajaan - Kerajaan Islam di Nusantara
Kerajaan - Kerajaan Islam di Nusantara
 
Kumpulan Panduan Teknis Praktisi Mengajar 2023 - Perguruan Tinggi dan Dosen (...
Kumpulan Panduan Teknis Praktisi Mengajar 2023 - Perguruan Tinggi dan Dosen (...Kumpulan Panduan Teknis Praktisi Mengajar 2023 - Perguruan Tinggi dan Dosen (...
Kumpulan Panduan Teknis Praktisi Mengajar 2023 - Perguruan Tinggi dan Dosen (...
 
Buku Siswa prakarya dan Kewirausahaan kelas XI semester 1 kurikulum 2013
Buku Siswa  prakarya dan Kewirausahaan kelas XI semester 1 kurikulum 2013Buku Siswa  prakarya dan Kewirausahaan kelas XI semester 1 kurikulum 2013
Buku Siswa prakarya dan Kewirausahaan kelas XI semester 1 kurikulum 2013
 
Sejarah masuknya islam ke indonesia.pptx [autosaved]
Sejarah masuknya islam ke indonesia.pptx [autosaved]Sejarah masuknya islam ke indonesia.pptx [autosaved]
Sejarah masuknya islam ke indonesia.pptx [autosaved]
 
RESUME MOOC PPPK.doc
RESUME MOOC PPPK.docRESUME MOOC PPPK.doc
RESUME MOOC PPPK.doc
 
Makalah kerajaan mataram
Makalah kerajaan mataramMakalah kerajaan mataram
Makalah kerajaan mataram
 
Potensi Geografis Kabupaten Serang
Potensi Geografis Kabupaten SerangPotensi Geografis Kabupaten Serang
Potensi Geografis Kabupaten Serang
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
Makalah makanan khas kabupaten muna
Makalah makanan khas kabupaten munaMakalah makanan khas kabupaten muna
Makalah makanan khas kabupaten muna
 
Kerajaan majapahit
Kerajaan majapahitKerajaan majapahit
Kerajaan majapahit
 
Buku Siswa PPKn Kelas IX Edisi Revisi 2017
Buku Siswa PPKn Kelas IX Edisi Revisi 2017Buku Siswa PPKn Kelas IX Edisi Revisi 2017
Buku Siswa PPKn Kelas IX Edisi Revisi 2017
 
Proposal Pembuatan Produk Kerajinan Dari Bahan Keras
Proposal Pembuatan Produk Kerajinan Dari Bahan KerasProposal Pembuatan Produk Kerajinan Dari Bahan Keras
Proposal Pembuatan Produk Kerajinan Dari Bahan Keras
 
masa penjajahan bangsa kolonial di indonesia
masa penjajahan bangsa kolonial di indonesiamasa penjajahan bangsa kolonial di indonesia
masa penjajahan bangsa kolonial di indonesia
 

Viewers also liked

Makalah pemberdayaan masyarakat desa
Makalah pemberdayaan masyarakat desaMakalah pemberdayaan masyarakat desa
Makalah pemberdayaan masyarakat desaSeptian Muna Barakati
 
Makalah seni rupa singapura
Makalah seni rupa singapuraMakalah seni rupa singapura
Makalah seni rupa singapuraWarnet Raha
 
Sejarah mode tata rias pengantin kalimantan tengah
Sejarah mode tata rias pengantin kalimantan tengahSejarah mode tata rias pengantin kalimantan tengah
Sejarah mode tata rias pengantin kalimantan tengahNolis Marliati
 
Tahap 1 persepsi pengaruh gaya hidup dan pola makan sehari-hari terhadap kese...
Tahap 1 persepsi pengaruh gaya hidup dan pola makan sehari-hari terhadap kese...Tahap 1 persepsi pengaruh gaya hidup dan pola makan sehari-hari terhadap kese...
Tahap 1 persepsi pengaruh gaya hidup dan pola makan sehari-hari terhadap kese...Noor Azizah
 
Musik tradisional daerah Kalbar
Musik tradisional daerah KalbarMusik tradisional daerah Kalbar
Musik tradisional daerah Kalbaremanuela_ac
 
Bab v pemuliaan dan perkawinan
Bab v pemuliaan dan perkawinanBab v pemuliaan dan perkawinan
Bab v pemuliaan dan perkawinanRMontong
 
Tata cara mengubur jenazah dalam Islam
Tata cara mengubur jenazah dalam IslamTata cara mengubur jenazah dalam Islam
Tata cara mengubur jenazah dalam IslamAgoeng R Aiueo
 
Ilmu Lingkungan - Respon Populasi Babi terhadap Tekanan Lingkungan
Ilmu Lingkungan - Respon Populasi Babi terhadap Tekanan LingkunganIlmu Lingkungan - Respon Populasi Babi terhadap Tekanan Lingkungan
Ilmu Lingkungan - Respon Populasi Babi terhadap Tekanan LingkunganJajat Rohmana
 
KEPENDUDUKAN DAN ASPEK ASPEK KEHIDUPAN MANUSIA PKLH
KEPENDUDUKAN DAN ASPEK ASPEK KEHIDUPAN MANUSIA PKLHKEPENDUDUKAN DAN ASPEK ASPEK KEHIDUPAN MANUSIA PKLH
KEPENDUDUKAN DAN ASPEK ASPEK KEHIDUPAN MANUSIA PKLHNovi Cahyaningrum
 
Makalah kebudayaan
Makalah kebudayaanMakalah kebudayaan
Makalah kebudayaanJaka_caniago
 
Suku Minangkabau dan Suku Dayak. (Sosiologi)
Suku Minangkabau dan Suku Dayak. (Sosiologi)Suku Minangkabau dan Suku Dayak. (Sosiologi)
Suku Minangkabau dan Suku Dayak. (Sosiologi)Isna Nusa Kumalasari
 
Makalah Perilaku Konsumen: Pengaruh Kebudayaan Dalam Perilaku Konsumen
Makalah Perilaku Konsumen: Pengaruh Kebudayaan Dalam Perilaku KonsumenMakalah Perilaku Konsumen: Pengaruh Kebudayaan Dalam Perilaku Konsumen
Makalah Perilaku Konsumen: Pengaruh Kebudayaan Dalam Perilaku KonsumenPangeran Kristian
 

Viewers also liked (20)

Suku dayak
Suku dayakSuku dayak
Suku dayak
 
Presentation
PresentationPresentation
Presentation
 
Makalah pemberdayaan masyarakat desa
Makalah pemberdayaan masyarakat desaMakalah pemberdayaan masyarakat desa
Makalah pemberdayaan masyarakat desa
 
Makalah seni rupa singapura
Makalah seni rupa singapuraMakalah seni rupa singapura
Makalah seni rupa singapura
 
Sejarah mode tata rias pengantin kalimantan tengah
Sejarah mode tata rias pengantin kalimantan tengahSejarah mode tata rias pengantin kalimantan tengah
Sejarah mode tata rias pengantin kalimantan tengah
 
Tahap 1 persepsi pengaruh gaya hidup dan pola makan sehari-hari terhadap kese...
Tahap 1 persepsi pengaruh gaya hidup dan pola makan sehari-hari terhadap kese...Tahap 1 persepsi pengaruh gaya hidup dan pola makan sehari-hari terhadap kese...
Tahap 1 persepsi pengaruh gaya hidup dan pola makan sehari-hari terhadap kese...
 
Suku Dayak, Kalimantan
Suku Dayak, KalimantanSuku Dayak, Kalimantan
Suku Dayak, Kalimantan
 
Babi
BabiBabi
Babi
 
Musik tradisional daerah Kalbar
Musik tradisional daerah KalbarMusik tradisional daerah Kalbar
Musik tradisional daerah Kalbar
 
Makalah kependudukan di indonesia
Makalah kependudukan di indonesiaMakalah kependudukan di indonesia
Makalah kependudukan di indonesia
 
Suku Dayak
Suku DayakSuku Dayak
Suku Dayak
 
Bab v pemuliaan dan perkawinan
Bab v pemuliaan dan perkawinanBab v pemuliaan dan perkawinan
Bab v pemuliaan dan perkawinan
 
Tata cara mengubur jenazah dalam Islam
Tata cara mengubur jenazah dalam IslamTata cara mengubur jenazah dalam Islam
Tata cara mengubur jenazah dalam Islam
 
Ilmu Lingkungan - Respon Populasi Babi terhadap Tekanan Lingkungan
Ilmu Lingkungan - Respon Populasi Babi terhadap Tekanan LingkunganIlmu Lingkungan - Respon Populasi Babi terhadap Tekanan Lingkungan
Ilmu Lingkungan - Respon Populasi Babi terhadap Tekanan Lingkungan
 
Nur
NurNur
Nur
 
Makalah multikultural
Makalah multikulturalMakalah multikultural
Makalah multikultural
 
KEPENDUDUKAN DAN ASPEK ASPEK KEHIDUPAN MANUSIA PKLH
KEPENDUDUKAN DAN ASPEK ASPEK KEHIDUPAN MANUSIA PKLHKEPENDUDUKAN DAN ASPEK ASPEK KEHIDUPAN MANUSIA PKLH
KEPENDUDUKAN DAN ASPEK ASPEK KEHIDUPAN MANUSIA PKLH
 
Makalah kebudayaan
Makalah kebudayaanMakalah kebudayaan
Makalah kebudayaan
 
Suku Minangkabau dan Suku Dayak. (Sosiologi)
Suku Minangkabau dan Suku Dayak. (Sosiologi)Suku Minangkabau dan Suku Dayak. (Sosiologi)
Suku Minangkabau dan Suku Dayak. (Sosiologi)
 
Makalah Perilaku Konsumen: Pengaruh Kebudayaan Dalam Perilaku Konsumen
Makalah Perilaku Konsumen: Pengaruh Kebudayaan Dalam Perilaku KonsumenMakalah Perilaku Konsumen: Pengaruh Kebudayaan Dalam Perilaku Konsumen
Makalah Perilaku Konsumen: Pengaruh Kebudayaan Dalam Perilaku Konsumen
 

Similar to KEBUDAYAAN DAYAK

MAKALAH DINDA ZENY PUTRI.docx
MAKALAH DINDA ZENY PUTRI.docxMAKALAH DINDA ZENY PUTRI.docx
MAKALAH DINDA ZENY PUTRI.docxSariCahyati
 
The Example of Electronic Book (e-book)
The Example of Electronic Book (e-book)The Example of Electronic Book (e-book)
The Example of Electronic Book (e-book)Pandu Adi
 
Problematika kebudayaan
Problematika kebudayaanProblematika kebudayaan
Problematika kebudayaanHaidar Bashofi
 
Eseimen budaya dan pembelajaran 2012
Eseimen budaya dan pembelajaran 2012Eseimen budaya dan pembelajaran 2012
Eseimen budaya dan pembelajaran 2012Pensil Dan Pemadam
 
PPKn SMK FASE E KEBERAGAMAN.pptx
PPKn SMK FASE E KEBERAGAMAN.pptxPPKn SMK FASE E KEBERAGAMAN.pptx
PPKn SMK FASE E KEBERAGAMAN.pptxKomingBlank
 
PANCASILA (Falsafah budaya bangsa)
PANCASILA (Falsafah budaya bangsa)PANCASILA (Falsafah budaya bangsa)
PANCASILA (Falsafah budaya bangsa)nuralfiyani24
 
Buku areal konflik Riau
Buku areal konflik RiauBuku areal konflik Riau
Buku areal konflik RiauSelvia Sari
 
tugas sosped fix
tugas sosped fixtugas sosped fix
tugas sosped fixsulai men
 
Masyarakat Pelbagai Kaum Malaysia
Masyarakat Pelbagai Kaum MalaysiaMasyarakat Pelbagai Kaum Malaysia
Masyarakat Pelbagai Kaum MalaysiaMyong Dae Lee
 
Topik 3 etika dlm masyarakat kepelbagaian
Topik 3 etika dlm masyarakat kepelbagaianTopik 3 etika dlm masyarakat kepelbagaian
Topik 3 etika dlm masyarakat kepelbagaianSharifahNurAbu
 
PPT RENDAHNYA KESADARAN TENTANG WAWASAN NUSANTARA DI INDONESIA DALAM MEMPERTA...
PPT RENDAHNYA KESADARAN TENTANG WAWASAN NUSANTARA DI INDONESIA DALAM MEMPERTA...PPT RENDAHNYA KESADARAN TENTANG WAWASAN NUSANTARA DI INDONESIA DALAM MEMPERTA...
PPT RENDAHNYA KESADARAN TENTANG WAWASAN NUSANTARA DI INDONESIA DALAM MEMPERTA...andi septi
 
Studi Wilayah Asteng Peminggiran 0ke2
Studi Wilayah Asteng Peminggiran 0ke2Studi Wilayah Asteng Peminggiran 0ke2
Studi Wilayah Asteng Peminggiran 0ke2dkarhita
 
BAB 3 ETIKA DAN PERADABAN DALAM MASYARAKAT KEPELBAGAIAN.docx.pptx
BAB 3 ETIKA DAN PERADABAN DALAM MASYARAKAT KEPELBAGAIAN.docx.pptxBAB 3 ETIKA DAN PERADABAN DALAM MASYARAKAT KEPELBAGAIAN.docx.pptx
BAB 3 ETIKA DAN PERADABAN DALAM MASYARAKAT KEPELBAGAIAN.docx.pptxAvinaashChandran
 
Langkah langkah perpaduan
Langkah langkah perpaduanLangkah langkah perpaduan
Langkah langkah perpaduanFuzi Gee
 
Makalah ilmu sosial budaya dasar
Makalah  ilmu sosial budaya dasarMakalah  ilmu sosial budaya dasar
Makalah ilmu sosial budaya dasarLaely H
 
Jurnal komunikasi. hafizah sidi r. (d1212037)
Jurnal komunikasi. hafizah sidi r. (d1212037)Jurnal komunikasi. hafizah sidi r. (d1212037)
Jurnal komunikasi. hafizah sidi r. (d1212037)Adi Widodo
 
Global Village
Global VillageGlobal Village
Global Villagedianaists
 

Similar to KEBUDAYAAN DAYAK (20)

MAKALAH DINDA ZENY PUTRI.docx
MAKALAH DINDA ZENY PUTRI.docxMAKALAH DINDA ZENY PUTRI.docx
MAKALAH DINDA ZENY PUTRI.docx
 
The Example of Electronic Book (e-book)
The Example of Electronic Book (e-book)The Example of Electronic Book (e-book)
The Example of Electronic Book (e-book)
 
Proposal antrokum madura
Proposal antrokum maduraProposal antrokum madura
Proposal antrokum madura
 
Problematika kebudayaan
Problematika kebudayaanProblematika kebudayaan
Problematika kebudayaan
 
Eseimen budaya dan pembelajaran 2012
Eseimen budaya dan pembelajaran 2012Eseimen budaya dan pembelajaran 2012
Eseimen budaya dan pembelajaran 2012
 
PPKn SMK FASE E KEBERAGAMAN.pptx
PPKn SMK FASE E KEBERAGAMAN.pptxPPKn SMK FASE E KEBERAGAMAN.pptx
PPKn SMK FASE E KEBERAGAMAN.pptx
 
PANCASILA (Falsafah budaya bangsa)
PANCASILA (Falsafah budaya bangsa)PANCASILA (Falsafah budaya bangsa)
PANCASILA (Falsafah budaya bangsa)
 
Buku areal konflik Riau
Buku areal konflik RiauBuku areal konflik Riau
Buku areal konflik Riau
 
tugas sosped fix
tugas sosped fixtugas sosped fix
tugas sosped fix
 
Masyarakat Pelbagai Kaum Malaysia
Masyarakat Pelbagai Kaum MalaysiaMasyarakat Pelbagai Kaum Malaysia
Masyarakat Pelbagai Kaum Malaysia
 
Topik 3 etika dlm masyarakat kepelbagaian
Topik 3 etika dlm masyarakat kepelbagaianTopik 3 etika dlm masyarakat kepelbagaian
Topik 3 etika dlm masyarakat kepelbagaian
 
PPT RENDAHNYA KESADARAN TENTANG WAWASAN NUSANTARA DI INDONESIA DALAM MEMPERTA...
PPT RENDAHNYA KESADARAN TENTANG WAWASAN NUSANTARA DI INDONESIA DALAM MEMPERTA...PPT RENDAHNYA KESADARAN TENTANG WAWASAN NUSANTARA DI INDONESIA DALAM MEMPERTA...
PPT RENDAHNYA KESADARAN TENTANG WAWASAN NUSANTARA DI INDONESIA DALAM MEMPERTA...
 
Studi Wilayah Asteng Peminggiran 0ke2
Studi Wilayah Asteng Peminggiran 0ke2Studi Wilayah Asteng Peminggiran 0ke2
Studi Wilayah Asteng Peminggiran 0ke2
 
BAB 3 ETIKA DAN PERADABAN DALAM MASYARAKAT KEPELBAGAIAN.docx.pptx
BAB 3 ETIKA DAN PERADABAN DALAM MASYARAKAT KEPELBAGAIAN.docx.pptxBAB 3 ETIKA DAN PERADABAN DALAM MASYARAKAT KEPELBAGAIAN.docx.pptx
BAB 3 ETIKA DAN PERADABAN DALAM MASYARAKAT KEPELBAGAIAN.docx.pptx
 
Langkah langkah perpaduan
Langkah langkah perpaduanLangkah langkah perpaduan
Langkah langkah perpaduan
 
Makalah ilmu sosial budaya dasar
Makalah  ilmu sosial budaya dasarMakalah  ilmu sosial budaya dasar
Makalah ilmu sosial budaya dasar
 
Jurnal komunikasi. hafizah sidi r. (d1212037)
Jurnal komunikasi. hafizah sidi r. (d1212037)Jurnal komunikasi. hafizah sidi r. (d1212037)
Jurnal komunikasi. hafizah sidi r. (d1212037)
 
MAKALAH KEBUDAYAAN KAB. MUNA
MAKALAH KEBUDAYAAN KAB. MUNAMAKALAH KEBUDAYAAN KAB. MUNA
MAKALAH KEBUDAYAAN KAB. MUNA
 
Global Village
Global VillageGlobal Village
Global Village
 
Ppkn7 bab4
Ppkn7 bab4Ppkn7 bab4
Ppkn7 bab4
 

Recently uploaded

Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 

Recently uploaded (20)

Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 

KEBUDAYAAN DAYAK

  • 1. 1 MAKALAH STUDI MASYARAKAT INDONESIA Tentang “ Kebudayaan Penduduk Kalimantan Tengah ” DOSEN PEMBIMBING : Alfi Sahrin, M. Pd DI SUSUN OLEH : Kelompok VI (Enam ) Ketua : St. Hajar Kurniati Anggota : 1. Muhammad Fitrah 2. Nuhra 3. Nuraini KELAS/ SEMESTER : B/ VII (Tujuh) PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN SOSIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ( STKIP-BIMA )
  • 2. 2 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum warrahmatullahi wabbarakatuh. Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan makalah Studi Masyarakat Indonesia (SMI) tentang “ Kebudayaan Kalimantan Tengah ”. Dengan selesainya tugas makalah ini, tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukkan-masukan yang positif kepada penulis. Terutama kepada Dosen pembimbing, serta tidak lupa saya mengucapkan banyak terimakasih juga kepada rekan- rekan yang telah membantu. Makalah Studi Masyarakat Indoesia tentang “KEBUDAYAAN PENDUDUK KALIMANTAN TENGAH” ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah studi masyarakat indonesia tentang “KEBUDAYAAN PENDUDUK KALIMANTAN TENGAH “ serta untuk mengetahui tentang sejauhmana perubahan kebudayaan penduduk kalimantan tengah akibat dari pengaruh globasasi. Maka dengan segala kerendahan penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun kesempurnaan pembuatan makalah kedepannya, dan jika dalam penyusunan isi maupun penulisan yang tidak sempurna saya mohon maaf. Dan semoga makalah ini bermanfaat. Amiiiiiiinnnn............................ Wassalamualaikum warrahmatullahi wabbarakatuh. Bima, November, 2014 Kelompok VI Penulis
  • 3. 3 DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL .................................................................................................. i KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1 A. Latar belakang masalah ...................................................................................... 1 B. Rumusan masalah ............................................................................................... 2 C. Tujuan ................................................................................................................ 2 BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 3 A. Identifikasi ......................................................................................................... 3 B. Jumlah Penduduk ............................................................................................... 4 C. Bentuk Desa ....................................................................................................... 5 D. Mata Pencaharian Hidup .................................................................................... 6 E. Sistem Kekerabatan ............................................................................................ 8 F. Sistem Kemayarakatan ....................................................................................... 11 G. Sistem Religi ...................................................................................................... 13 BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 15 A. Kesimpulan......................................................................................................... 15 B. Kritik dan Saran................................................................................................. 16 DAFTAR PUSTAKA
  • 4. 4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persoalan kebudayaan kontemporer sangatlah beragam dan bervariasi sebagai mana yang telah kita ketahui bersama. Dimana masing-masing budaya saling memiliki karakter dan cirinya tersendiri, maka kemajemukkan itu tidaklah bisa dipandang dengan sejajar seperti apa yang terdapat dalam diri personal manusia (individu). Kebudayaan ada karena tercipta oleh manusia, sama halnya dengan masyarakat (penduduk) ada karena kebudayaan yang menciptakannya. Seperti halnya dengan penduduk Kalimantan Tengah, dimana kebudayaan Kalimantan Tengah tercipta dari kebiasaan, serta aturan dari masyarakat pada jamannya dulu yaitu masyarakat dayak. Kalimantan tengah adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak dipulau Kalimantan. Ibukotanya adalah kota Palangkaraya. Kalimantan Tengah memiliki luas 157.983 km dan berpenduduk sekitar 2.202.599 jiwa, yang terdiri atas 1.147.878 laki-laki dan 1.054.721 perempuan. (hasil sensus penduduk Indonesia 2010) Dimasa penjajahan, suku dayak di daerah Kalimantan Tengah, sekalipun telah bersosialisasi dengan pendatang, namun tetap berada dalam lingkungannya sendiri tahun 1919, generasi muda dayak yang telah mengenyam pendidikan formal, mengusahakan kemajuan bagi masyarakat dengan mendirikan serikat dayak dan koperasi dayak yang di pelopori oleh Hausman Babu, M. Lampe Philips Sinar Haji Abdul Gani dan masih banyak lainnya. Serikat dayak dan koperasi dayak bergerak aktif hingga tahun 1926. Sejak saat itu suku dayak menjadi lebih mengenal keadaan zaman dan mulai bergerak. Tahun 1928 kedua organisasi tersebut dilebur menjadi pakat dayak, yang bergerak dalam bidang social, ekonomi, politik mereka yang terlibat aktif dalam kegiatan tersebut ialah Hausman Babu, Anton samat. Pakat dayak merupakan perjuangan hingga bubarnya pemerintahan belanda di Indonesia tahun 1975.
  • 5. 5 B. Rumusan Masalah. Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam pembuatan makalah Studi Masyarakat Indonesia tentang” KEBUDAYAAN PENDUDUK KALIMANTAN TENGAH ” antara lain : 1. Jelaskan Idenifikasi kebudayaan penduduk kalimantan tengah? 2. Jelasan jumlah penduduk kalimantan tengah ? 3. Jelaskan bentuk Desa penduduk kalimantan tengah ? 4. Deskipsikan mata pencahrian hidup masyarakat kalimantan tengah? 5. Jelaskan Sistim Kekerabatan penduduk kalimantan tengah ? 6. Jelaskan sistim kemasyarakatan penduduk kalimantan tengah ? 7. Jelaskan sistim Religi penduduk kalimantan tengah ? C. Tujuan Adapun yang menjadi tujuan dalam penyusunan makalah Studi Masyarakat Indonesia tentang “ KEBUDAYAAN PENDUDUK KALIMANTAN TENGAH “ antara lain : 1. Untuk mengetahui Idetifikasi kebudayaan penduduk kalimantan tengah! 2. Untuk dapat mendeskripsikan jumlah Penduduk kalimantan tengah ! 3. Untuk mengetahui bentuk desa penduduk kalimantan tengah ! 4. Untuk mengetahui mata pencaharian penduduk kalimantan tengah ! 5. Untuk mengetahui sistim kekerabatan penduduk kalimantan tengah ! 6. Untuk mengetahui sistim kemasyarakatan penduduk kalimantan tengah ! 7. Untuk mengetahui sistim religi penduduk kalimantan tengah !
  • 6. 6 BAB II PEMBAHASAN A. Identifikasi Kalimantan tengah adalah salah satu dari propinsi-propinsi Republik indonesia yang terletak di pulau kalimantan. Propinsi kalimantan terdiri dari lima kabupaten yaitu: 1. Kota waringin barat, 2. Kota waringin timur 3. Kapuas 4. Barito utara,dan 5. Barito selatan Luas seluruh wilayah kalimantan tengah adalah 152.600 km , sehingga melebihi luas pulau jawa dan madura bersama, namun daerah itu menurut sensus 1961 hanya berpenduduk 497.000 jiwa, jadi kepadatan penduduk rata-rata hanya 3,3 orang saja tiap kilometer persegi. Sebagian besar penduduknya terdiri dari orang Dayak, yang terbagi atas beberapa suku bangsa seperti Ngaju, OT Danum, Ma’anyam, Ot Siang, lawangan, Katigan dan sebagainya. Mereka ini berdiam di desa-desa sepanjang sungai- sungai Barito, Kapuas, Kahayan, Katingan (Mendawai), Mentaya, Seruyan, Kurnai, Arut, (Lemandandau), Jelai dan lain-lain. Pulau kalimantan adalah pulau terbesar ketiga setelah pulau tanah Hijau (Greenland) dan pulau Irian. sebagai akibat kolonialisme Barat pulau itu kini terpecah menjadi 3 wilayah dari 3 negara, yaitu bekas jajahan inggris di utara menjadi wilayah negara malaysia dan kesultanan Brunai, sedangkan bekas jajahan belanda di selatan menjadi wilayah republik indonesia. Luas kalimantan adalah kira-kira 746.540 km . dari luas itu 539.460 km . Menurut Tjilik Riwut, di sekitar hulu sungai Barito dan sungai Mahakam ada orang Dayak yang cara hidupnya masih belum menetap, artinya masih belum mempunyai desa, karena mata pencahrian hidupnya masih belum bertani melainkan berburu.
  • 7. 7 Penduduk Kalimantan Tengah selain ‘orang Dayak’ yang merupakan penduduk ‘ asli ’ daerah itu, ada pula keturunan orang-orang pendatang. Keturunan pendatang ini diantaranya adalah orang Banjar, Bugis, Madura, Makasar, Meayu, Cina, dan lain sebagainya. Dari sekian macam banyak orang Dayak di kalimantan Tengah, yang hanya penulis bicarakan dan bahas kebudayaannya adalah dari tiga suku bangsa saja, ( Suku : Ngaju, Ot-Danum dan Ma’anyan ). Tempat tinggal suku Bangsa Ngaju adalah di sepanjang sungai-sungai besar Kalimantan Tengah seperti Kapuas, Kahayan, Rungan, Manuhin, Barito dan Katingan. Sedangkan tempat kediaman orang Ot-Danum adalah selain di sepanjang hulu sungai- sungai besar seperti Kahayan, Rungan, Barito dan Kapuas, juga di hulu sungai-sungai dari kalimantan barat, seperti sungai Melawi ( anak sungai kapuas dari kalimantan Barat). Suku bangsa Ma’anyan tersebar di berbagai bagian dari Kabupaten Barito Selatan yaitu di tepi timur sungai Barito, terutama di antara anak-anak sungai seperti Patai, Telang, Karau, Dayu di timur. Daerah suku bangsa Ma’anyan bersentuhan dengan wilayah orang Banjar dari daerah hulu sungai dari kalimantan Selatan, di barat berbatasan dengan suku-suku bangsa Bakumpai, dan orang Banjar dari daerah hulu sungai dari sungai Barito, di selatan dibatasi tanah paya-paya di selatan sungai Patai, dan diutara sampai ke sungai ayu di sebelah utara Buntuk (ibukota kabupaten barito selatan). Di daerah aliran sungai-sungai Karau dan ayu, orang Ma’anyan banyak bercampur dengan suku bangsa Dayak lain, yaitu suku bangsa Lawangan, yang memang sudah mendiami wilayah itu sebelum orang Ma’anyan memasukinya. B. Jumlah Penduduk Sensus penduduk tahun 1961 oleh pemerintah pusat dan sensus pada tahun- tahun kemudian oleh pemerintah daerah tidak mencatat jumlah penduduk menurut suku bangsa, maka dari itu sukar untuk mengetahui masing-masing suku bangsa penduduk. Jumlah penduduk kalimantan Tengah berdasarkan sensus penduduk tahun 1961 adalah 496.518 jiwa dengan perincian seperti yang tertera pada tabel :
  • 8. 8 No Kotapraja dan Kabupaten Laki-laki Perempuan Jumlah 1 Kotapraja Palangkaraya 4.070 2.786 6.856 2 Kabupaten Kapuas 78.027 77.021 155.048 3 Kabupaten Barito Utara 36.444 35.404 71.848 4 Kabupaten Barito Selatan 36.788 36.578 73.366 5 Kabupaten Kota Waringin Barat 25.975 25.174 51.149 6 Kabupaten Kota Waringin Timur 70.008 68.243 138.251 Jml 251.312 245.206 496.518 Jumlah penduduk berdasarkan sensus yang dilakukan oleh pemerintah provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 1963 adalah 593.828 jiwa. Dan dari perwakilan departemen agama provinsi kalimantan tengah tetap dilaporkan bahwa pada tahun 1968 jumlah penduduk provinsi itu sudah bertambah menjadi di sekitar 750.000 jiwa. Melihat angka-angka tersebut, dapatlah di tarik kesimpulan bahwa di kalimantan tengah telah terjadi perkembangan penduduk yang sangat pesat. Hal ini orang dapat mengerti, apabila di ingat bahwa di bangunnya kota Palangkaraya serta di bukanya daerah kalimantan yang masih mempunyai banyak tanah kosong, telah tertarik banyak transmigran spontan yang berasal dari jawa yang sudah padat. Mengenai jumlah penduduk dari ketiga suku bangsa Dayak yang di bicarakan dalam pembahasan ini,dimana jumlah penduduk Ot-Danum 5900 jiwa,dan jumlah penduduk Ma’anyan diantara 3.00 sampai 4.000 jiwa. C. Bentuk Desa Orang-orang Dayak di Kalimantan Tengah mendiami desa-desa yang terletak jauh satu dari yang lain, di tepi-tepi atau dekat sungai-sungai besar dan kecil dari propinsi itu. Komunikasia antara satu desa dengan desa yang lain pada umumnya melalui air, dan jarang sekali melalui darat. Hal ini disebabkan karena daerah dimana desa-desa itu didirikan masih merupakan daerah hutan tropis dengan semak dan belukar bawah yang padat. Untuk mengunjungi suatu desa, orang harus merapatkan perahunya pada sebuah tempat berlabuh yang di buwat dari balok-balok. Satu desa pada umumnya mempunyai 100-500 penduduk.
  • 9. 9 Rumah-rumah desa pada umumnya didirikan ditepi jalan yang dibuat sejajar ataupun tegak lurus dengan sungai. Rumah penduduk pada umumnya dibuat dari ‘SIRAP’ (lempengan kayu) atau kulit kayu. Rumah-rumah itu pada umumnya didirikan di atas ‘tonggak-tonggak’ kira-kira 2,5 meter, sehingga untuk memasukinya, kita harus menaiki tangga yang dibuat dari setengah balok yang di beri lekuk-lekuk tempat kaki berpijak. Dahulu rumah-rumah gaya lama di Kalimantan Tengah berupa Rumah Panjang yang oleh orang Ngaju dan Ot-Danum disebut ‘Betang’. Betang tersebut mempunyai ruangan-ruangan kecil (bilik) sampai lima puluh buah banyaknya titik. Rumah semacam itu kini sudah jarang di kalimantan tengah, tetapi masih banyak terdapat di daerah utara, yaitu di daerah-daerah ssuku bangsa Ot-Siang Murung. Didaerah sungai Kahayan hanya didaerah suku bangsa Ot-Danum saja yang masih terdapat rumah Betang, yaitu di Tumbang Kurik dan di Tumbang Anoi. Di desa Telang (daerah Ma’anyan) dulu menurut cerita penduduk juga pernah ada Rumah-rumah tradisional semacam itu, tetapi pada saat sekarang sudah tidak ada bekas-bekasnya lagi. Rumah-rumah panjang juga terbuat dari kayu dan Bertonggak tinggi sebagai kakinya, tinggi Tonggak adalah diantara 5-7 meter, rumah panjang pada masa dahulu adalah tempat kediaman keluarga Ambilineal Kecil (minimal ramage). Bentuk Rumah yang paling umum kini terdapat di kalimantan Tengah adalah Rumah-rumah berbentuk lebih kecil, di diami oleh 1-5 keluarga batih (inti) yaitu yang terdiri dari 1 keluarga batih senior di tambah dengan keluarga batih anak-anaknya, baik yang laki-laki maupun perempuan, yang dapat kita sebut keluarga luas. D. Mata Pencaharian Hidup. 1. Berladang. Berladang adalah suatu pekerjaan yang memakan banyak sekali tenaga untuk mengerjakannya, penghuni dari suatu rumah tangga saja tidak mencukupi, mereka harus memperoleh bantuan dari tetangga mereka. Oleh karena itu di desa Telang Ma’anyan misalnya, telah dikembangkan suatu sistim kerjasama dengan jalan membentuk kelompok gotong royong, yang biasanya berdasarkan hubungan ketetanggan atau persahabatan.
  • 10. 10 kelompok ini terdiri dari 12-15 orang, yang secara bergiliran membuka hutan bagi ladang masing-masing anggota. Secara teoritis, sebuah rumah tangga yang sedang menerima bantuan, harus membayarnya kembali. Didalam rumah tangga yang kekurangan tenaga kerja laki-laki, kaum wanitalah yang menggantikan pekerjaan kasar itu, yaitu membuka hutan, membersihkan semak-semak, bahkan juga menebang pohon-pohon yang sebenarnya pekerjaan orang laki-laki. Di daerah Ngaju dan Ot-Danum pekerjaan yang bersifat gitong royong itu juga ada, dan rumah tangga yang kekurangan tenaga kerja karena kematian misalnya sering mendapat bantuan sukarela dari tetangga-tetangganya. Siklus pengerjaan ladang di Kalimantan adalah sebagai berikut : · Pada bulan Mei,Juni atau Juli : Orang menebang pohon-pohon di hutan setelah penebangan, batang-batang kayu, cabang-cabang, ranting-ranting serta daun- daunnya dibiarkan mengering selama dua bulan. · Pada bulan Agustus atau September : seluruh hasil tebangan tadi sudah harus di bakar karena setelah itu musim hujan sudah tiba. Abu bekas pembakaran tadi dibiarkan sebagai Pupuk. setelah itu tibalah masanya untuk mulai menanam pada bulan Oktober. · Pada bulan Oktober, November, Desember dan Januari : Pada bulan ini dimulai masa tanam dan berlangsung sampai masa tumbuh dan perkembangan tanaman yang di panen. Pada bulan oktober, pekerjaan ini didaerah Ma’anyam dilakukan secara bergotong-royong. Para laki-laki berbaris di muka sambil menusuk- nusuk tanah dengan tongkat tugalnya, sedangkan para wanitanya berbaris mengikuti di belakang, sambil memasukkan beberapa butir padi kedalam lubang-lubang yang dibuat oleh kaum laki-laki tadi. Pekerjaan selanjutnya, yaitu merawat serta menjaga pertumbuhan bibit tersebut menjadi tanggungan rumah tangga masing-masing. · Pada bulan februari dan Maret : Tibalah musim panen, hal ini tergantung pada jenis padi yang ditanam.
  • 11. 11 2. Berburu Berburu adalah mencari hasil hutan dan mencari ikan. Sumber protein orang Dayak Kalimantan Tengah pada umumnya dipenuhi dengan makanan yang terdiri dari ikan-ikan sungai, daging babi, kerbau dan ayam. Walaupun sangat digemari, bukanlah merupakan makanan sehari-hari, tetapi makanan pada waktu ada upacara-upacara adat atau pada waktu desa di kunjungi oleh tamu-tamu penting. Di hutan sekitar tempat kediaman ada juga binatang liar seperti babi hutan dan rus, tetapi karena senjata api (Dondang) kurang dimiliki mereka, maka daging binatang- binatang tersebut hanya menjadi makanan yang bersifat kadangkala saja. Alat tradisional orang Ngaju untuk berburu selain dondang masih ada beberapa alat yang penting lainnya, seperti Lonjo (tombak), ambang (parang), jarat (jerat), sipet (ranjau kayu atau bambu runcing) atau Tambuwung. E. Sistem Kekerabatan. Sistem kekerabatan orang Dayak Kalimantan tengah, baik Ngaju, Ot-Danum Maupun Ma’anyan, berdasarkan prinsip keturunan ‘ambilineal’ yang menghitungkan hubungan kekerabatan untuk sebagian orang dalam masyarakat melalui orang laki-laki dan untuk sebagian orang yang lain dalam masyarakat itu juga melalui orang-orang wanita. Pada masa dahulu, pada waktu di daerah Kalimantan Tengah masih ada rumah-rumah panjang, maka kelompok, kekerabatan yang terpenting dalam masyarakat mereka adalah keluarga ambilineal kecil. Bentuk keluarga ini timbul kalau ada keluarga luas. Untuk memperkuat rasa identitas itu, maka dikembangkan orientasi terhadap nenek moyang yang hidup 2-3 angkatan yang lampau. Pada masa sekarang kelompok kekerabatan yang terpenting adalah keluaga- luas utrolokal yang di Kalimantan Tengah biasanya menjadi isi dari suatu rumah tangga. Rumah tangga ini juga berlaku sebagai kesatauan fisik, misalnya dalam sistem gotong-royong, dan sebagai kesatuan rohaniah dalam uapacara-upacara agama kaharingan. Setiap keluarga luas mempunyai Roh pelindung sendiri dan beberapa di antaranya memuja roh-roh nenek moyangnya sendiri.
  • 12. 12 Pada orang Dayak ada perkawinan yang dianggap ideal dan amat di ingini oleh umum, yaitu ‘perkawinan diantara dua orang bersaudara sepupu yang kakek-kakeknya adalah saudara sekandung’ yaitu apa yang disebut (hajenan) dalam bahasa Ngaju (saudara sepupu derajat kedua). Selain itu juga dianggap baik ‘perkawinan diantara dua orang saudara sepupu yang ibu-ibunya bersaudara sekandung’ dan diantara cross- cousin. perkawinan yang dianggap ‘sumbang (salah horoi dalam bahasa Ngaju), adalah perkawinan antara saudara sepupu yang ayah-ayahnya adalah besaudara sekandung (patri paralel cousin), dan terutama sekali perkawinan diantara orang-orang dari generasi yang berbeda, misalnya ’antara seorang anak dengan orang tuanya, atau antara seorang gadis dengan mamaknya’. Persetubuhan diantara seorang mamak dengan keponakannya dianggap sedemikian buruknya, sehingga untuk itu perlu diadakan upacara sebagai penghapus dosa. Dalam hal ini orang yang bersalah tadi di haruskan makan dari dulang(tempat makan babi) sambil merangkak di hadapan warga desa yang sengaja di undang untuk menyaksikan upacara tersebut. Pantangan kawin tersebut, jika dilanggar berarti ‘Tulah besar’ yang menurut kepercayaan orang Ngaju dan Ot-Danum dapat mendatangkan bencana bukan saja pada orang-orang yang bersangkutan, tetapi juga pada seluruh warga desa, sehingga perlu di netralisasi dengan upacara penawar seperti yang di ceritakan di atas. Orang-orang Dayak tidak melarang gadis-gadis mereka menikah dari suku bangsa lain, asalkan saja laki-laki asing tersebut bersedia untuk tunduk terhadap adat mereka, dan bersedia terus berdiam di desa mereka. Pergaulan antar pemuda dan pemudi dayak kalimantan tengah adalah bebas dalam batas-batas tertentu. Sepasang pemuda pemudi boleh bergaul asal ditempat ada orang tua yang mengawasi mereka, misalnya di pesta, dimana mereka dianjurkan untuk bergurau dan menari bersama-sama. Apabila seorang laki-laki didapati sedang berduaan dengan seorang wanita yang bukan istrinya atau saudara sekandungnya di tempat yang sepi, akan didenda menurut Hukum Adat, yaitu akan di singer (Ngaju) atau di danda (Ma’anyan). Seorang pemuda boleh pergi bersama-sama dengan seorang pemudi asalkan ada seorang bibi atau paman yang menyertainya. Demikian juga seorang laki-laki dewasa boleh bercakap-cakap dengan istri orang lain asalkan ada orang ketiga
  • 13. 13 Adat melamar terurai di atas juga terdapat pada suku-bangsa Dayak Ma’anyam yang menurut Hudson disebut pipakatan yaitu perkawinan yang diurus oleh orang tua, karena di-mapakati, (dimufakati) oleh orang tuanya tetapi selain bentuk perkawinan tersebut di atas, pada orang Ma’anyan ada satu bentuk perkawinan lagi yang pada dewasa ini sudah mulai umum, yaitu ijari (berasal dari kata jadi atau lari), atau kawin ‘lari’. walaupun namanya ‘kawin lari’ tetapi bukan berarti bahwa dengan larinya sepasang merpati itu, perkawinan sudah dapat terjadi. Larinya itu hanya baru merupakan tindakan pertama menuju ke rumah kepala adat yang disebut pengulu, atau kerumah seorang kawan baik yang mempunyai kedudukan baik didalam masyarakat. Kepada tokoh-tokoh itu mereka sampaikan keputusan hati mereka, dan tokoh itulah yang kemudian menghubungi orang-orang tua kedua belah pihak tersebut. Jika orang tidak berkeberatan, maka kontrak perkawinan segera dibuat, dan upacara perkawinan yang dilangsungkan ini disebut kawin setengah. Setelah selesai berlangsungnya pesta perkawinan ini, dua sejoli tersebut sudah boleh hidup bersama sebagai suami istri untuk waktu tiga bulan. Dalam waktu itu mereka diwajibkan untuk berusaha untuk mengumpulkan biaya guna membiayai pesta perkawinan menurut adat. Perkawinan orang Dayak Kalimantan Tengah pada umumnya adalah monogami, hal ini bukan saja berlaku pada mereka yang beragama nasrani, tetapi juga pada mereka yang beragama kaharingan. Adat kaharingan sebenarnya tidak melarang seorang laki-laki mengambil lebih dari seorang isteri, tetapi dalam prakteknya hal itu jarang sekali dapat dilakukan, karena adat waib membayar pelaku lagi yang bukan sedikit jumlahnya itu. Di kalimantan Tengah angka perceraian adalah cukup tinggi. Menurut Hudson, tiga desa di daerah Ma’anyan, 25% dari perkawinan-perkawinan yang di akhiri dengan perceraian. Perceraian pada orang Ngaju, Ot-Danum maupun Ma’anyan biasanya terjadi karena tidak setianya salah satu pihak. perceraian sebagai akibat seorang istri mandul tak pernah terjadi, karena ada adat mengadopsi anak yang di lakukan secara luas. Pada perceraian, anak-anak yang masih kecil biasanya ikut dengan ibunya, sedangkan anak-anak yang sudah agak besar menjadi tanggungan kaum kerabat dari kedua belah pihak menurut keadaan.
  • 14. 14 F. Sistem Kemasyarakatan Propinsi kalimantan tengah terdiri dari satu kotamadya dan lima kabupaten. Kotamadya tersebut adalah palangkaraya yang didirikan di atas wilayah desa Pahandut di kabupaten Kapuas. Palangkaraya adalah ibukota propinsi Kalimantan Tengah. Adapun kelima kabupaten Kalimantan Tengah adalah : 1. Kota Waringin Barat (Ibukota : Pangkalan Bun), merupakan daerah aliran sungai- sungai kota Waringin, Lamandau dan Arut. 2. Kota Waringin Timur (Ibukota : Sampit), merupakan daerah aliran sungai-sungai- sungai pembuan (Seruyan), dan Sampit (Mentaya). 3. Kapuas (Ibukota : Kuala Kapuas), merupakan daerah aliran sungai-sungai Katingan (Mendawai), Kahayan dan Kapuas. 4. Barito Selatan (Ibukota : Muntok), merupakan daerah aliran sungai-sungai Patai, Telang, Dayu, Paku Karau dan Ayuh. 5. Barito Utara (Ibukota : Muara Teweh), merupakan daerah aliran sungai-sungai Montalat, Teweh, Lahai, Busang dan Murung. Propinsi Kalimantan Tengah dikepala oleh seorang ‘Gubernur’ dan kabupaten dikepalai oleh seorang ‘Bupati’ yang diangkat oleh Gubernur. Berhubung kesukaran komunikasi di Kalimantan Tengah, maka pengaruh seorang bupati menjadi besar sekali. Dulu kabupaten dibagi menjadi beberapa kewedanaan dan masing-masing kewedanaan kemudian dibagi lagi menjadi kecamatan-kecamatan, tetapi sejak tahun 1964 kewedanaan dihapuskan. Kecamatan selanjutnya di bagi lagi kedalam desa-desa yang di kepalai oleh seorang ’Pembekal’. Didalam satu desa di samping ada seorang pembekal yang merupakan kepala desa urusan administratif pemerintahan desa, ada seorang kepala lagi yang khusus mengurus adat setempat yang disebut ‘pangulu’. Para pengulu tersebut berada dibawah seorang kepala adat di tingkat kecamatan yang disebut ‘Demang’. Pangulu dari suatu desa dalam hal mengurus adat desanya didampingi oleh satu dewan orang-orang tua yang didaerah Ma’anyan disebut Mantir. Penduduk Kalimantan Tengah, selain mempunyai desa-desa induk, juga mempunyai desa-desa ladang. Jika mengingat mata pencaharian hidup orang Dayak Kalimantan Tengah adalah berdasarkan perladangan yang harus berpindah-pindah,
  • 15. 15 maka rupa-rupanya bentuk desa asli dari mereka adalah justru desa ladang yang semi- permanen dan bukan desa induk yang permanen. Menurut Hudson desa-desa induk adalah rupa-rupanya bentuk kesatuan setempat yang di bentuk oleh pemerintah Kolonial sejak kira-kira tahun 1856. Pada dewasa ini, walaupun sudah ada desa-desa induk yang permanen, tetapi karena mata pencaharian hidup orang Dayak Kalimantan Tengah masih tetap berladang, maka sebagian besar dari orang desa, terutama yang masih kuat bekerja, hidup di desa-desa ladang mereka untuk lebih dari enam bulan tiap- tiap tahun. Hukum adat Kalimantan menurut Hudson adalah hukum setempat yang tidak tertulis. Sanksi dari hukum adat kebanyakan berupa pemberian ganti kerugian (Ma’anyan danda), maksud pembayaran ganti kerugian adalah mengembalikan keseimbangan ketenangan masyarakat yang dikacaukan oleh kejahatan seperti misalnya pembunuhan, melarikan isteri orang dan sebagainya. Hukum adat selain menentukan hukuman terhadap pelanggaran adat yang berupa denda secara materil. Juga mengharuskan si pelanggar membayar denda secara upacara, yaitu dengan maksud memulihkan keseimbangan alam dengan jalan mengambil hati para dewa agar tidak marah lagi. Setiap denda dapat berbentuk Pembayaran benda-benda materiiel (uang, benda-benda antik) dan berbentuk sajian binatang kepada para dewa. Suatu upacara yang penting dalam rangka ini adalah upacara memercikkan darah binatang sajian ke sekeliling desa, dengan maksud sebagai penawar. Upacara ini di laksanakan ketika di desa telah terjadi pelanggaran pantangan kawin dan zina. Dan harus dikurbankan seekor babi dan darahnya dipercik-percikkan pada pohon-pohon buah-buah yang tumbuh disekeliling desa dengan secabang daun-daunan dengan maksud agar pohon- pohon tersebut dapat berbuah lagi dengan baik. Pada dewasa ini di Kalimantan Tengah selain berlaku hukum adat, berlaku juga hukum pidana R.I. Walaupun diantara kedua hukum tersebut sering terjadi pertentangan, tetapi kebanyakan adalah salin mengisi. Umpamanya di salah satu desa di paju sepuluh (daerah Ma’anyan), telah ada kejadian bahwa sebuah perangkap untuk rusa di hutan menyebabkan kecelakaan dan membunuh seorang laki-laki yang merupakan anak tunggal dari suami isteri yang sudah lanjut umurnya. Karena kejadian itu menurut hukum pidana tidak disebabkan oleh kejahatan, maka pemilik perangkap tadi di serahkan kepada kebijaksanaan sidang hukum adat. Sidang hukum adat kemudian telah men-danda-nya dan mengatur agar ia dapat diadopsi oleh orang tua si
  • 16. 16 korban, sehingga dengan demikian ia dapat memberi nafkah pada kedua orang tua itu tadi. G. Religi Berdasarkan Religinya, penduduk Propinsi Kalimantan Tengah dibagi menjadi empat golongan, yaitu : 1) golongan yang menganut agama Islam, 2) golongan yang menganut agama Pribumi, 2) golongan yang menganut agama Kristen, dan 4) golongan yang menganut Katholik. Menurut laporan Perwakilan Departemen Agama Propisi Kalimantan Tengah (1968), maka orang islam merupakan golongan terbesar. Jumlah besar dari orang islam itu sudah tentu disebabkan karena di propinsi kalimantan tengah sekarang ini ada banyak orang datang. Di daerah hilir sungai-sungai besar banyak orang pribumi atau orang dayak telah juga menjadi orang islam lebih dari satu-dua abad lamanya, tetapi dalam zaman sebelum perang Dunia ke-II, mereka biasanya tidak mau dianggap orang dayak lagi, karena sebutan itu berarti ‘orang udik’ dan dianggap sangat merendahkan. Agama asli dari penduduk pribumi adalah agama ‘Kaharingan’. Sebutann itu dipergunakan sesudah perang Dunia ke-II, waktu diantara penduduk pribumi di kalimantan timbul suatu kesadaran akan kepribadian kebudayaan mereka sendiri dan suatu keinginan kuat untuk menghidupkan kembali kebudayaan Dayak yang asli. Adapun agama Kristen mulai masuk daerah Kalimantan Tengah mulai pertengahan abad yang lalu, dan aliran agama Kristen yang pada masa sekarang ini paling besar jumlah penganutnya adalah aliran gereja Kalimantan Evngelis. Dan adapun agama Katolik baru disebarkan diantara orang Dayak di Kalimantan Tengah mulai zaman kemerdekaan. Umat Kaharingan percaya bahwa alam sekitar hidupnya itu penuh dengan mahluk-mahluk halus dan roh-roh yang menempati tiang rumah, batu-batu besar, pohon-pohon besar, hutan belukar, air. Pokoknya alam sekeliling tempat tinggal manusia. Kepercayaan terhadap ruh nenek moyang dan makhluk-makhluk halus lainnya yang menempati alam sekeliling itu, terwujud dalam upacar-upacara keagamaan. Kecuali upacara-upacara kecil yang dilakukan pada waktu-waktu tertentu. Dan yang pada umumnya pemberian sajian kepada ruh-ruh, ada suatu rangkai upacara yang
  • 17. 17 dilakukan orang pada peristiwa-peristiwa penting sepanjang lingkaran hidupnya, seperti upacara, menyambut kelahiran anak, upacar memandikan bayi, dan sebagainya. Diantara upacara-upacara lingkaran hidup tersebut, dapat juga disebut upacara mengubur dan upacara pembakaran mayat. Kalau orang dayak mati, mayatnya dikubur dulu dalam sebuah peti mayat dari kayu berbentuk perahu lesung. Kuburan itu dianggap orang kuburan sementara, karena upacara yang terpenting berhubung dengan kematian adalah upacara pembakaran mayat secara besar-besaran. Pada upacara itu tulang belulang terutama tengkoraknya, dari semua kaum kerabat yang telah meninggal dalam suatu masa yang tertentu digali lagi dan dipindahkan ke suatu pemakaman yang tetap, sebuah bangunan berukiran indah (sandung). Pada orang Ma’anyan tulang belulang tadi dibakar dan abunya ditempatkan dalam sebuah pemakaman tetap berupa bangunan. Karena upacara itu biasanya dilakukan oleh suatu jumlah dari keluarga-keluarga luas secara bersama-sama, maka sifatnya selalu besar-besaran dan berlangsung dari seminggu sampai dua-tiga minggu berturut-turut. Dalam hal ini pengunjung-pengunjung dari banyak desa-desa dari suatu daerah yang luas akan datang untuk merayakan perayaan yang istimewa itu. Kecuali upacara-upacara terbatas didalam lingkungan keluarga, atau upacara- upacara besar-besaran yang menyangkut seluruh masyarakat desa, bahkan banyak desa- desa, terurai di atas, orang Dayak tentu juga mengenal upacara-upacara keagamaan yang dilakukan oleh beberapa keluarga, ialah upacara-upacara yang bersangkut paut dengan pertanian di ladang, dengan maksud untuk menambah kesuburan tanah, untuk menolak hama-hama, dan untuk mengusaha hasil bumi yang berlimpah-limpah. Dalam upacara serupa itu yang juga dipimpin oleh seorang balian, sering tampak berbagai unsur dari ilmu gaib.
  • 18. 18 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Kalimantan tengah adalah salah satu dari propinsi-propinsi Republik indonesia yang terletak di pulau kalimantan, dan Propinsi Kalimantan terdiri dari lima Kabupaten yaitu: (Kota waringin barat, Kota waringin timur, Kapuas, Barito utara, dan Barito selatan). Luas seluruh wilayah kalimantan tengah adalah 152.600 km , sehingga melebihi luas Pulau Jawa dan Madura bersama. Namun daerah itu menurut sensus1961 hanya berpenduduk 497.000 jiwa, jadi kepadatan penduduk rata-rata hanya 3,3 orang saja tiap kilometer persegi. Sebagian besar penduduknya terdiri dari orang Dayak, yang terbagi atas beberapa suku bangsa seperti Ngaju, Ot-Daum, Ma’anyam, Ot-Siang, lawangan, Katigan dan sebagainya. Dan mereka ini berdiam di desa-desa sepanjang sungai-sungai Barito, Kapuas, Kahayan, Katingan (Mendawai), Mentaya, Seruyan, Kurnai, Arut, (Lemandandau), Jelai dan lain-lain. Pulau kalimantan adalah pulau terbesar ketiga setelah pulau tanah Hijau (Greenland) dan pulau Irian. Sebagai akibat kolonialisme Barat pulau itu kini terpecah menjadi 3 wilayah dari 3 negara, yaitu bekas jajahan Inggris di utara menjadi wilayah negara Malaysia dan kesultanan Brunai, sedangkan bekas jajahan belanda di selatan menjadi wilayah Republik Indonesia. Luas kalimantan adalah kira-kira 746.540 km . dari luas itu 539.460 km . Orang-orang Dayak di Kalimantan Tengah mendiami desa-desa yang terletak jauh satu dari yang lain, di tepi-tepi atau dekat sungai-sungai besar dan kecil dari propinsi itu . Komunikasi antara satu desa dengan desa yang lain pada umumnya melalui air, dan jarang sekali melalui darat. Hal ini disebabkan karena daerah dimana desa-desa itu didirikan masih merupakan daerah hutan tropis dengan semak dan belukar bawah yang padat. Untuk mengunjungi suatu desa, orang harus merapatkan perahunya pada sebuah tempat berlabuh yang di buwat dari balok-balok. Satu desa pada umumnya mempunyai 100 -500 penduduk.
  • 19. 19 B. Kritik dan Saran Penulis menyadari bahwa dalam penyajian makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Menyadari akan hal itu maka penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari teman-teman mahasiswa demi kesempurnaan makalah ini sehingga kedepannya penulis bisa menyajikan makalah yang lebih baik lagi di kemudian hari.