2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
R&D dan DDR
1. Makalah Metodologi Penelitian Pendidikan
Research and Development (R&D)
Dan
Design and Development Research (D&DR)
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Bambang Subali
Disusun oleh:
Suraihana Mutia (14725251030)
Aldina Eka Andriani (15725251013)
Yuningsih (15725251028)
Pramukti Cendani Putri (15725251049)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2015
2. Kata Pengantar
Puji syukur atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, atas kelimpahan nikmat-Nya
sehingga Kami bisa menyelesaikan makalah Research and Development (R&D) dan Design
and Development Research (D&DR) ini dengan lancar. Makalah ini disajikan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan. Makalah disusun
berdasarkan referensi terkait dari berbagai sumber yang relevan.
Adapun makalah ini membahas tentang pengertian R&D dan D&DR, karakteristik,
tahap-tahap penelitian, disertai dengan contoh judul yang berkaitan dengan R&D dan D&DR.
Makalah ini sudah kami usahakan semaksimal mungkin dengan bantuan kerja kelompok dan
bantuan teman-teman. Untuk itu, tak lupa Kami sampaikan ucapan terimakasih kepada semua
pihak yang telah berkenan membantu menyelesaikan makalah ini.
Namun, tidak dipungkiri bahwa dalam menyusun makalah ini tentu penulis memiliki
banyak kekurangan. Termasuk bagian isi yang kurang mendalam atau hal lain. Oleh karena
itu, dengan penuh lapang dada penulis mempersilakan pembaca untuk masukan berupa kritik
dan saran yang membangun.
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi mahasiswa
dan pihak terkait. Demikian yang dapat kami sampaikan, atas keterbatasan yang kami miliki
semoga menjadikan perbaikan buat kita semua. Sekian dan terimakasih.
Yogyakarta, 9 November 2015
Penulis,
3. DAFTAR ISI
Kata Pengantar ....................................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
C. Tujuan ......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Penelitian R&D ........................................................................................... 3
B. Penelitian DDR ........................................................................................... 28
BAB III KESIMPULAN
Kesimpulan ...................................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kegiatan penelitian telah diyakini banyak kalangan, terutama dikalangan akademik,
sebagai suatu kegiatan untuk mencari kebenaran ilmiah. Dengan penelitian, seseorang
dapat memprediksi, menjelaskan, dan melakukan generalisasi. Pada akhirnya, hasil
penelitian diharapakan dapat member kesejahteraan bagi umat manusia.
Penelitian memiliki beragam jenis, antara lain jenis penelitian survey, observasi,
eksperimen, maupun jenis penelitian pengembangan. Tiap-tiap jenis penelitian tersebut
memiliki karakteristik masing-masing, sehingga berbeda satu sama lain. Jenis penelitian
yang akan dikaji dalam makalah ini adalah Research and Development (R&D) dan
Design and Development Research (D&DR/DDR).
Pada awalnya, metode Penelitian dan Pengembangan (Research and
Development/R&D) mulai diterapkan pada dunia industri dan merupakan ujung tombak
dari suatu industri dalam menghasilkan produk-poduk baru yang dibutuhkan oleh pasar.
Hampir 4% biaya digunakan untuk penelitian dan pengembangan dalam bidang industri,
bahkan untuk bidang-bidang tertentu (komputer dan farmasi) hampir melebihi 4% (Borg
and Hall: 1989). Dalam bidang sosial dan pendidikan, peranan Penelitian dan
Pengembangan (Research and Development/R&D) masih sangat kecil dan kurang dari
1% dari biaya pendidikan secara keseluruhan.
Di samping R&D, penelitian DDR merupakan penelitian pengembangan dalam
bidang sains. Pendekatan pada penelitian DDR diasumsikan bahwa sains dan paham
empiric menunjukkan rute yang lebih efektif dan reliabel untuk disiplin integrity
daripada menggantungkan pada siasat artistic dan solusi ahli dasar. Sedikit model,
strategi desain, dan alat dikerjakan dilatihan yang memiliki uji empiric dan validasi. Hal
ini merupakan celah yang tepat bagi penelitian DDR sebagai solusi terbaiknya.
Kedua jenis penelitian pengembangan tersebut, baik R&D maupun DDR
menghasilkan produk pengembangan tertentu sesuai bidang masing-masing. Penelitian
R&D sekarang banyak yang dikembangkan dalam bidang pendidikan, meskipun
demikian dalam akhir-akhir ini sudah ditemukan metode penelitian pendidikan baru yaitu
5. 2
penelitian DDR. Oleh karena itu, untuk lebih jelasnya perbedaan antara R&D dan DDR
dapat disajikan pada makalah berikut.
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah yang dapat disusun dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apa pengertian penelitian R&D dan DDR?
2. Apa saja karakteristik dari penelitian R&D dan DDR?
3. Bagaimana prosedur pelaksanaan penelitian R&D dan DDR?
4. Apa saja model penelitian R&D dan DDR?
C. TUJUAN
Tujuan yang akan dicapai dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian penelitian R&D dan DDR.
2. Untuk mengetahui karakteristik dari penelitian R&D dan DDR.
3. Untuk mengetahui prosedur pelaksanaan penelitian R&D dan DDR.
4. Untuk mengetahui model penelitian R&D dan DDR.
6. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENELITIAN RESEARCH ANF DEVELOPMENT (R&D)
1. Pengertian R&D
R&D adalah suatu rangkaian proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu
produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada. Yang dimaksud dengan produk
dalam konteks ini adalah tidak selalu berbentuk hardware (buku, modul, alat bantu
pembelajaran di kelas dan laboratorium), tetapi bisa juga perangkat lunak (software) seperti
program untuk pengolahan data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau laboratorium,
ataupun model-model pendidikan, pembelajaran pelatihan, bimbingan, evaluasi, manajemen,
dan lain-lain.
Menurut Richey dan Nelson dalam Paidi (2011: 55) penelitian pengembangan
merupakan suatu pengkajian sistematis terhadap pendesainan, pengembangan dan evaluasi
program, proses dan produk pembelajaran yang harus memenuhi kriteria validitas,
praktikalitas, dan efektivitas. Suatu produk atau program dikatakan valid apabila ia
merefleksikan jiwa pengetahuan (state-of-the-art knowledge). Ini yang disebut sebagai vaiditas
isi; sementara itu komponen-komponen produk dikatakan praktikal apabila produk tersebut
menanggap bahwa ia dapat digunakan (usable). Kemudian suatu produk dikatakan efektif
apabila ia memberikan hasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh pengembang.
Penelitian dalam bidang pendidikan pada umumnya lebih ditujukan untuk menemukan
pengetahuan baru berkenaan dengan fenomena-fenomena yang bersifat fundamental, serta
praktik-praktik pendidikan. Penelitian tentang fenomena-fenomena fundamental pendidikan
tersebut dilakukan melalui penelitian dasar (basic research), sedang penelitian tentang praktik
pendidikan dilakukan melalui penelitian terapan (applied research). Beberapa penelitian
terapan secara sengaja diarahkan pada pengembangan produk, beberapa penelitian lain
mengembangkan suatu produk secara tidak sengaja, karena dalam penelitiannya mengandung
atau menuntut pengembangan produk. Penelitian dan pengembangan merupakan metode
penghubung atau pemutus kesenjangan antara penelitian dasar dengan penelitian terapan.
Sesuatu produk yang baik yang akan dihasilkan apakah itu perangkat keras atau
perangkat lunak, memiliki karakteristik-karakteristik tertentu. Karakteristik tersebut
merupakan perpaduan dari sejumlah konsep, prinsip, asumsi, hipotesis, prosedur berkenaan
dengan sesuatu hal yang telah ditemukan atau yang telah dihasikan dari penelitian dasar.
7. 4
Menurut Borg and Gall (1989: 624), penelitian pengembangan (Research and
development /R&D) adalah sebuah proses yang digunakan untuk mengembangkan dan
menvalidasi produk pendidikan. Hasil dari penelitian pengembangan tidak hanya
pengembangan sebuah produk yang sudah ada melainkan juga untuk menemukan pengetahuan
atau jawaban atas permasalahan praktis. Metode penelitian dan pengembangan juga
didefinisikan sebagai suatu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk
tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2011 : 297). Selanjutnya,
penelitian pengembangan atau research and development (R&D) adalah sebuah strategi atau
metode penelitian yang cukup ampuh untukmemperbaiki praktik (Sukmadinata, 2009).
Penelitian dan pengembangan juga diartikan sebagai suatu proses atau langkah-langkah untuk
mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada yang dapat
dipertanggungjawabkan (Sujadi, 2003:164). Sejalan dengan hal tersebut, menurut Richey and
Klein (2007 : 1), pengembangan adalah proses penerjemahan spesifikasi desain ke dalam
bentuk fisik yang berkaitan dengan desain belajar sistematik, pengembangan dan evaluasi
memproses dengan maksud menetapkan dasar empiris untuk mengkreasikan produk
pembelajaran dan non-pembelajaran yang baru atau model peningkatan pengembangan yang
sudah ada. Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat
analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektfan produk tersebut agar dapat berfungsi di
masyarakat luas maka diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan produk tersebut.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat dipahami bahwa penelitian pengembangan
adalah suatu langkah untuk mengembangkan suatu produk baruatau menyempurnakan produk
yang sudah ada dan menguji keefekitifannya, serta bersifat longitudinal atau bertahap dapat
multy years.
Sesuai dengan namanya, Research & Developmnet difahami sebagai kegiatan penelitian
yang dimulai dengan research dan diteruskan dengan development. Kegiatan
research dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang kebutuhan pengguna (needs
assessment), sedangkan kegiatan development dilakukan untuk menghasilkan perangkat
pembelajaran.
Pemahaman ini tidak terlalu tepat. Kegiatan research tidak hanya dilakukan pada
tahap needs assesment, tapi juga pada proses pengembangan produk, yang memerlukan
kegiatan pengumpulan data dan analisis data, yaitu pada tahap proses validasi ahli dan pada
tahap validasi empiris atau uji-coba. Sedangkan nama development mengacu pada produk
yang dihasilkan dalam proyek penelitian.
8. 5
2. Karakteristik R&D
Karakteristik langkah pokok R&D yang membedakannya dengan pendekatan penelitian
lain menurut Borg and Gall, 1983 antara lain:
a. Studying research findings pertinent to the product to be developed yaitu, melakukan studi
atau penelitian awal untuk mencari temuan-temuan penelaitian terkait dengan produk yang
akan dikembangkan.
b. Developing the product base on this findings yaitu, mengembangkan produk berdasarkan
temuan penelitian tersebut.
c. Field testing it in the setting where it will be used eventually yaitu, dilakukannya uji
lapangan dalam seting atau situasi senyatanya dimana produk tersebut nantinya digunakan.
d. Revising it to correct the deficiencies found in the field-testing stage yaitu, melakukan
revisi untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ditemukan dalam tahap-tahap uji
lapangan.
Dari empat ciri utama R&D tersebut, memberikan gambaran bahwa ciri utama R&D
adalah adanya langkah-langkah penelitian awal tekait dengan produk yang akan
dikembangkan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut kemudian produk pendidikan dirancang
dan dikembangkan untuk kemudian diuji dan diperbaiki/direvisi. Penelitian ini berbentuk
“siklus”, yang diawali dengan adanya kebutuhan, permasalahan yang membutuhkan
pemecahan dengan suatu produk tertentu. Dalam bidang pendidikan, produk-produk yang
dihasilkan melalui penelitian R&D diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pendidikan,
yaitu lulusan yang jumlahnya banyak, berkualitas, dan relevan dengan kebutuhan. Produk-
produk pendidikan misalnya kurikulum yang spesifik untuk keperluan pendidikan tertentu,
metode mengajar, media pendidikan, buku ajar, modul, kompetensi tenaga kependidikan,
sistem evaluasi, model uji kompetensi, penataan ruang kelas, dan model unit produksi.
3. Metode yang digunakan dalam Penelitian dan Pengembangan
Dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan, terdapat beberapa metode yang
digunakan, yaitu metode: deskriptif, evaluative, dan eksperimental. Penelitian deskriptif
digunakan dalam penelitian awal untuk menghimpun data tentang kondisi yang ada. Kondisi
yang ada mencakup: (1) Kondisi produk-produk yang sudah ada sebagai bahan perbandingan
atau bahan dasar (embrio) produk yang akan dikembangkan; (2) kondisi pihak pengguna
(dalam bidang pendidikan misalnya sekolah, guru, kepala sekolah, siswa, serta pengguna
lainnya); (3) Kondisi faktor-faktor pendukung dan penghambat pengembangan dan
penggunaan dari produk yang akan dihasilkan, mencakup unsur pendidik dan tenaga
9. 6
kependidikan, sarana prasarana, biaya, pengelolaan, dan lingkungan pendidikan dimana
produk tersebut akan diterapkan.
Metode evaluative, digunakan untuk mengevaluasi produk dalam proses uji coba
pengembangan suatu produk. Produk penelitian dikembangkan melalui serangkaian uji coba
pada setiap kegian uji coba diadakan evaluai, baik itu evaluasi hasil maupun evaluasi proses.
Berdasarkan temuan-temuan pada hasil uji coba diadakan penyempurnaan (revisi model).
Metode eksperimen digunakan untuk menguji keampuhan dari produk yang dihasilkan.
Walaupun dalam tahap uji coba telah ada evaluasi (pengukuran), tetapi pengukuran tersebut
masih dalam rangka pengembangan produk, belum ada kelompok pembanding. Dalam
eksperimen telah diadakan pengukuran selain pada kelompok eksperimen juga pada kelompok
pembanding atau kelompok kontrol. Pemilihan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
dilakukan secara acak atau random. Perbandingan hasil eksperimen pada kedua kelompok
tersebut dapat menunjukkan tingkat keampuhan dan produk yang dihasilkan (Triarto, 2010
206-208).
4. Prosedur Penelitian dan Pengembangan
Ada beberapa model penelitian pengembangan dalam bidang pendidikan, antara lain
model Borg and Gall, model Dick and Carey, model ADDIE, model Kemp, model PPSI,
model 4D, dan model Sugiyono. Untuk lebih memahami kedua model tersebut maka diuraikan
sebagai berikut:
a. Model Borg & Gall
Menurut Borg and Gall (1989:782), yang dimaksud dengan model penelitian dan
pengembangan adalah “a process used develop and validate educational product”.
Kadang-kadang penelitian ini juga disebut „research based development’, yang muncul
sebagai strategi dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Selain untuk
mengembangkan dan memvalidasi hasil-hasil pendidikan, research and development juga
bertujuan untuk menemukan pengetahuan-pengetahuan baru melalui „basic research’, atau
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan khusus tentang masalah-masalah yang bersifat
praktis melalui „applied research’, yang digunakan untuk meningkatkan praktik-praktik
pendidikan.
Menurut Borg dan Gall (1989: 783-795), pendekatan research and development (R
& D) dalam pendidikan meliputi sepuluh langkah. Adapun bagan langkah-langkah
penelitiannya seperti ditunjukkan pada gambar berikut:
10. 7
Gambar 1. Langkah-langkah penggunaan Metode Research and Development (R&D) menurut Borg
dan Gall
Selanjutnya, untuk dapat memahami tiap langkah tersebut dapat dijelaskansebagai berikut:
1) Studi Pendahuluan (Research and Information Collecting)
Langkah pertama ini meliputi analisis kebutuhan, studi pustaka/literatur,
penelitian skala kecil dan standar laporan yang dibutuhkan.
a) Analisis kebutuhan: Untuk melakukan analisis kebutuhan ada beberapa kriteria,
yaitu:
Apakah produk yang akan dikembangkan merupakan hal yang penting bagi
pendidikan?
Apakah produknya mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan?
Apakah SDM yang memiliki keterampilan, pengetahuan dan pengalaman yang
akan mengembangkan produk tersebut ada?
Apakah waktu untuk mengembangkan produk tersebut cukup?
b) Studi pustaka/literatur: Studi literatur dilakukan untuk pengenalan sementara
terhadap produk yang akan dikembangkan. Studi literatur ini dikerjakan
untukmengumpulkan temuan riset dan informasi lain yang bersangkutan dengan
pengembangan produk yang direncanakan.
c) Riset skala kecil: Pengembang sering mempunyai pertanyaan yang tidak bisa
dijawab dengan mengacu pada reseach belajar atau teks professional. Oleh
karenanya pengembang perlu melakukan riset skala kecil untuk mengetahui
beberapa hal tentang produk yang akan dikembangkan.
2) Merencanakan Penelitian (Planning)
11. 8
Setelah melakukan studi pendahuluan, pengembang dapat melanjutkan langkah
kedua, yaitu merencanakan penelitian. Perencaaan penelitian R & D meliputi:
a) merumuskan tujuan penelitian;
b) memperkirakan dana, tenaga dan waktu
c) merumuskan kualifikasi peneliti dan bentuk-bentuk partisipasinya dalam
penelitian.
3) Pengembangan Desain (Develop Preliminary of Product)
Langkah ini meliputi: 1) Menentukan desain produk yang akan dikembangkan
(desain hipotetik); 2) menentukan sarana dan prasarana penelitian yang dibutuhkan
selama proses penelitian dan pengembangan; 3) menentukan tahaptahap pelaksanaan uji
desain di lapangan; 4) menentukan deskripsi tugas pihakpihak yang terlibat dalam
penelitian.
4) Preliminary Field Testing
Langkah ini merupakan uji produk secara terbatas. Langkah ini meliputi:
a) melakukan uji lapangan awal terhadap desain produk;
b) bersifat terbatas, baik substansi desain maupun pihak-pihak yang terlibat;
c) uji lapangan awal dilakukan secara berulang-ulang sehingga diperoleh desain
layak, baik substansi maupun metodologi.
5) Revisi Hasil Uji Lapangan Terbatas (Main Product Revision)
Langkah ini merupakan perbaikan model atau desain berdasarakan uji lapangan
terbatas. Penyempurnaan produk awal akan dilakukan setelah dilakukan uji coba
lapangan secara terbatas. Pada tahap penyempurnaan produk awal ini, lebih banyak
dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Evaluasi yang dilakukan lebih pada evaluasi
terhadap proses, sehingga perbaikan yang dilakukan bersifat perbaikan internal.
6) Main Field Test
Langkah merupakan uji produk secara lebih luas. Langkah ini meliputi:
a) melakukan uji efektivitas desain produk;
b) uji efektivitas desain, pada umumnya, menggunakan teknik eksperimen model
penggulangan;
c) Hasil uji lapangan adalah diperoleh desain yang efektif, baik dari sisi substansi
maupun metodologi.
7) Revisi Hasi Uji Lapangan Lebih Luas (Operational Product Revision)
Langkah ini merupakan perbaikan kedua setelah dilakukan uji lapangan yang
lebih luas dari uji lapangan yang pertama. Penyempurnaan produk dari hasil uji
12. 9
lapangan lebih luas ini akan lebih memantapkan produk yang kita kembangkan, karena
pada tahap uji coba lapangan sebelumnya dilaksanakan dengan adanya kelompok
kontrol. Desain yang digunakan adalah pretest dan posttest. Selain perbaikan yang
bersifat internal. Penyempurnaan produk ini didasarkan pada evaluasi hasil sehingga
pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif.
8) Uji Kelayakan (Operational Field Testing)
Langkah ini meliputi sebaiknya dilakukan dengan skala besar:
a) melakukan uji efektivitas dan adaptabilitas desain produk;
b) uji efektivitas dan adabtabilitas desain melibatkan para calon pemakai produk;
c) hasil uji lapangan adalah diperoleh model desain yang siap diterapkan, baik dari
sisi substansi maupun metodologi.
9) Revisi Final Hasil Uji Kelayakan (Final Product Revision)
Langkah ini akan lebih menyempurnakan produk yang sedang dikembangkan.
Penyempurnaan produk akhir dipandang perlu untuk lebih akuratnya produk yang
dikembangkan. Pada tahap ini sudah didapatkan suatu produk yang tingkat
efektivitasnya dapat dipertanggungjawabkan. Hasil penyempurnaan produk akhir
memiliki nilai “generalisasi” yang dapat diandalkan.
10) Desiminasi dan Implementasi Produk Akhir (Dissemination and Implementation)
Langkah ini mengandung kegiatan sosialisasi dan distribusi. Kegiatan ini
diwujudkan dalam bentuk sosialisasi produk hasil pengembangan kepada calon
pengguna dan pihak-pihak yang terkait di bidang pendidikan. Pola sosialisasi bisa
berupa seminar, pelatihan, dan publikasi.
b. Model Dick and Carey
Model Dick and Carey terdiri dari 10 langkah. Setiap langkah sangat jelas maksud
dan tujuannya sehingga bagi perancang pemula sangat cocok sebagai dasar untuk
mempelajari model desain yang lain. Kesepuluh langkah pada model Dick and Carey
menunjukan hubungan yang sangat jelas, dan tidak terputus antara langkah yang satu
dengan yang lainya. Dengan kata lain, sistem yang terdapat pada Dick and Carey sangat
ringkas, namun isinya padat dan jelas dari satu urutan ke urutan berikutnya.
Model ini termasuk ke dalam model prosedural. Langkah–langkah desain penelitian
pengembangan menurut Dick and Carey adalah:
1) Mengidentifikasikan tujuan umum pembelajaran.
2) Melaksanakan analisis instruksional.
3) Analisis pembelajar dan lingkungan.
13. 10
4) Merumuskan tujuan performansi.
5) Mengembangkan tes acuan patokan.
6) Mengembangkan strategi instruksional.
7) Mengembangkan dan memilih materi instruksional.
8) Merancang dan melaksanakan evaluasi formatif.
9) Merevisi bahan pembelajaran.
10) Merancang dan melaksanakan evaluasi sumatif.
Gambar 2. Model Perancangan dan Pengembangan Pengajaran Menurut Dick & Carey (dalam
Trianto, 2007: 62)
Berikut penjabaran langkah-langkahnya:
1. Mengidentifikasikan tujuan umum pembelajaran (Identity Instructional Goal(s)).
Tahap awal model ini adalah menentukan apa yang diinginkan agar pebelajar
dapat melakukannya ketika mereka telah menyelesaikan program Instruksional. Tujuan
Instruksional mungkin dapat diturunkan dari daftar tujuan, dari analisis kinerja
(performance analysis), dari penilaian kebutuhan (needs assessment), dari pengalaman
praktis dengan kesulitan belajar pebelajar, dari analisis orang-orang yang melakukan
pekerjaan (Job Analysis), atau dari persyaratan lain untuk instruksi baru. Langkah ini
14. 11
sangat sesuai dengan kurikulum perguruan tinggi maupun sekolah menengah dan
sekolah dasar, khususnya dalam mata pelajaran tertentu di mana tujuan pembelajaran
pada kurikulum agar dapat melahirkan suatu rancangan pembangunan.
2. Melakukan Analisis Instruksional (Conduct Instructional Analysis)
Langkah ini, pertama mengklasifikasi tujuanke dalam ranah belajar Gagne,
menentukan langkah-demi-langkah apa yang dilakukan orang ketika mereka melakukan
tujuan tersebut (mengenali keterampilan bawahan / subordinat). Langkah terakhir dalam
proses analisis Instruksional adalah untuk menentukan keterampilan, pengetahuan, dan
sikap, yang dikenal sebagai perilaku masukan (entry behaviors), yang diperlukan
peserta didik untuk dapat memulai Instruksional. Peta konsep akan menggambarkan
hubungan di antara semua keterampilan yang telah diidentifikasi.
3. Analisis Pembelajar dan Lingkungan (Analyze Learners and Contexts)
Langkah ini melakukan analisis pembelajar, analisis konteks di mana mereka
akan belajar, dan analisis konteks di mana mereka akan menggunakannya. Keterampilan
pembelajar, pilihan, dan sikap yang telah dimiliki pembelajar akan digunakan untuk
merancang strategi Instruksional.
4. Merumuskan Tujuan Performansi (Write Performance Objectives)
Pernyataan-pernyataan tersebut berasal dari keterampilan yang diidentifikasi
dalam analisis Instruksional, akan mengidentifikasi keterampilan yang harus dipelajari,
kondisi di mana keterampilan yang harus dilakukan, dan kriteria untuk kinerja yang
sukses.
5. Pengembangan Tes Acuan Patokan (Develop Assessment Instruments).
Berdasarkan tujuan performansi yang telah ditulis, langkah ini adalah
mengembangkan butir-butir penilaian yang sejajar (tes acuan patokan) untuk mengukur
kemampuan siwa seperti yang diperkirakan dari tujuan. Penekanan utama berkaitan
diletakkan pada jenis keterampilan yang digambarkan dalam tujuan dan penilaian yang
diminta.
6. Pengembangan Strategi Instruksional (Develop Instructional Strategy).
Bagian-bagian siasat Instruksional menekankan komponen untuk
mengembangkan belajar pebelajar termasuk kegiatan praInstruksional, presentasi isi,
partisipasi peserta didik, penilaian, dan tindak lanjut kegiatan.
7. Mengembangkan dan Memilih Material Instruksional (Develop and Select
Instructional Materials).
15. 12
Ketika kita menggunakan istilah bahan Instruksional kita sudah termasuk segala
bentuk Instruksional seperti panduan guru, modul, overhead transparansi, kaset video,
komputer berbasis multimedia, dan halaman web untuk Instruksional jarak jauh.
maksudnya bahan memiliki konotasi.
8. Merancang dan Melaksanakan Penilaian Formatif (Design and Conduct Formative
Evaluation of Instruction).
Ada tiga jenis evaluasi formatif yaitu penilaian satu-satu, penilaian kelompok
kecil, dan penilaian uji lapangan. Setiap jenis penilaian memberikan informasi yang
berbeda bagi perancang untuk digunakan dalam meningkatkan Instruksional. Teknik
serupa dapat diterapkan pada penilaian formatif terhadap bahan atau Instruksional di
kelas.
9. Revisi Instruksional (Revise Instruction).
Strategi Instruksional ditinjau kembali dan akhirnya semua pertimbangan ini
dimasukkan ke dalam revisi Instruksional untuk membuatnya menjadi alat Instruksional
lebih efektif.
10. Merancang dan Melaksanakan Evaluasi Sumatif (Design And Conduct Summative
Evaluation).
Hasil-hasil pada tahap di atas dijadikan dasar untuk menulis perangkat yang
dibutuhkan. Hasil perangkat selanjutnya divalidasi dan diujicobakan di kelas/
diimplementasikan di kelas dengan evaluasi sumatif.
Penggunaan model Dick and Carey dalam pengembangan suatu mata pelajaran
dimaksudkan agar (1) pada awal proses pembelajaran anak didik atau siswa dapat
mengetahui dan mampu melakukan hal–hal yang berkaitan dengan materi pada akhir
pembelajaran, (2) adanya pertautan antara tiap komponen khususnya strategi pembelajaran
dan hasil pembelajaran yang dikehendaki, (3) menerangkan langkah–langkah yang perlu
dilakukan dalam melakukan perencanaan desain pembelajaran.
c. Model ADDIE
Ada satu model desain pembelajaran yang lebih sifatnya lebih generik yaitu model
ADDIE (Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate). ADDIE muncul pada tahun
1990-an yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda. Salah satu fungsinya ADIDE yaitu
menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang
efektif, dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri.
Model ini menggunakan 5 tahap pengembangan yakni:
1) Analysis (analisis)
16. 13
2) Design (disain/perancangan)
3) Development (pengembangan)
4) Implementation (implementasi/eksekusi)
5) Evaluation (evaluasi/umpan balik)
Berikut penjabaran kelima langkah model ADDIE:
1) Analysis (analisis)
Tahap analisis merupakan suatu proses mendefinisikan apa yang akan
dipelajari oleh peserta belajar , yaitu melakukan needs assessment (analisis
kebutuhan), mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan melakukan analisis
tugas (task analysis). Oleh karena itu, output yang akan kita hasilkan adalah
berupa karakteristik atau profile calon peserta belajar, identifikasi kesenjangan,
identifikasi kebutuhan dan analisis tugas yang rinci didasarkan atas kebutuhan.
2) Design (Desain)
Tahap ini dikenal juga dengan istilah membuat rancangan (blue-print).
Ibarat bangunan, maka sebelum dibangun gambar rancang bangun (blue-print)
diatas kertas harus ada terlebih dahulu. Apa yang kita lakukan dalam tahap
desain ini? Pertama merumuskan tujuan pembelajaran yang SMAR (spesifik,
measurable, applicable, dan realistic). Selanjutnya menyusun tes , dimana tes
tersebut harus didasarkan pada tujuan pembelajaran yag telah dirumuskan tadi.
Kemudian tentukanlah strategi pembelajaran yang tepat harusnya seperti apa
untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam hal ini ada banyak pilihan kombinasi
metode dan media yang dapat kita pilih dan tentukan yang paling relevan.
Disamping itu, pertimbangkan pula sumber-sumber pendukung lain, semisal
sumber belajar yang relevan, lingkungan belajar yang seperti apa seharusnya,
dan lain-lain. Semua itu tertuang dalam sautu dokumen bernama blue-print yang
jelas dan rinci.
3) Development (Pengembangan)
Pengembangan adalah proses mewujudkan blue-print alias desain tadi
menjadi kenyataan. Artinya, jika dalam desain diperlukan suatu software berupa
multimedia pembelajaran, maka multimedia tersebut harus dikembangkan. Atau
diperlukan modul cetak, maka modul tersebut perlu dikembangkan. Begitu pula
17. 14
halnya dengan lingkungan belajar lain yang akan mendukung proses
pembelajaran semuanya harus disiapkan dalam tahap ini. Satu langkah penting
dalam tahap pengembangan adalah uji coba sebelum diimplementasikan. Tahap
uji coba ini memang merupakan bagian dari salah satu langkah ADDIE, yaitu
evaluasi. Lebih tepatnya evaluasi formatif, karena hasilnya digunakan untuk
memperbaiki sistem pembelajaran yang sedang kita kembangkan.
4) Implementasi (Implementation)
Implementasi adalah langkah nyata untuk menerapkan sistem
pembelajaran yang sedang kita buat. Artinya, pada tahap ini semua yang telah
dikembangkan diinstal atau diset sedemikian rupa sesuai dengan peran atau
fungsinya agar bisa diimplementasikan. Misal, jika memerlukan software
tertentu maka software tersebut harus sudah diinstal. Jika penataan lingkungan
harus tertentu, maka lingkungan atau seting tertentu tersebut juga harus ditata.
Barulah diimplementasikan sesuai skenario atau desain awal.
5) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi adalah proses untuk melihat apakah sistem pembelajaran yang
sedang dibangun berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak. Sebenarnya
tahap evaluasi bisa terjadi pada setiap empat tahap di atas. Evaluasi yang terjadi
pada setiap empat tahap diatas itu dinamakan evaluasi formatif, karena
tujuannya untuk kebutuhan revisi. Misal, pada tahap rancangan, mungkin kita
memerlukan salah satu bentuk evaluasi formatif misalnya review ahli untuk
memberikan input terhadap rancangan yang sedang kita buat. Pada tahap
pengembangan, mungkin perlu uji coba dari produk yang kita kembangkan atau
mungkin perlu evaluasi kelompok kecil dan lain-lain.
Dengan adanya model instruksional berdasarkan ADDIE ini, jelas sangat
membantu pengembangan material dan program pelatihan yang tepat sasaran,
efektif, maupun dinamis. Aplikasi teori SDM maupun perilaku seperti social
learning, pembelajaran aktif (active learning), pembelajaran jarak jauh (distance
learning), paham konstruktif (constructivism), aliran strength based (positive-based
management), aliran perilaku manusia (behaviourism), maupun paham kognitif
(cognitivism) akan sangat membantu pengembangan material pelatihan bagi
18. 15
instruktur. Ketika diamati secara teliti ADDIE ini mempunyai sifat pendekatan
Teknologi Pendidikan, yaitu:
1) Pendekatan isomorfi, yaitu yang mengunakan berbagai kajian atau bidang keilmuan
kedalam suatu kebulatan tersendiri
2) Pendekatan sistematik . yaitu cara yang berurutan dan terarah dalam usaha memecahkan
persoalan, yaitu berawal dari analisis dan diakhiri dengan evaluasi dan begitu
seterusnya.
3) Pendekatan sinergistik, yaitu yang menjamin adanya nilai tambah dari keseluruhan
kegiatan dibanding dengan bila kegiatan itu dijalankan sendiri- sendiri.
4) Sistemik, yaitu pengkajian secara menyeluruh(satu kesatuan)
d. Model Kemp
Menurut Kemp (dalam, Trianto, 2007: 53) Pengembangan perangkat
merupakan suatu lingkaran yang kontinum. Tiap-tiap langkah pengembangan
berhubungan langsung dengan aktivitas revisi. Pengembangan perangkat ini
dimulai dari titik manapun sesuai di dalam siklus tersebut.
Pengembangan perangkat model Kemp memberi kesempatan kepada para
pengembang untuk dapat memulai dari komponen manapun. Namun karena
kurikulum yang berlaku secara nasional di Indonesia dan berorientasi pada tujuan,
maka seyogyanya proses pengembangan itu dimulai dari tujuan.
Secara umum model pengembangan model Kemp ditunjukkan pada
gambar berikut:
19. 16
Model pengembangan sistem pembelajaran ini memuat pengembangan perangkat
pembelajaran. Terdapat sepuluh unsur rencana perancangan pembelajaran.
Kesepuluh unsur tersebut adalah:
1) Identifikasi masalah pembelajaran, tujuan dari tahapan ini adalah mengidentifikasi
antara tujuan menurut kurikulum yang berlaku dengan fakta yang terjadi di
lapangan baik yang menyangkut model, pendekatan, metode, teknik maupun
strategi yang digunakan guru.
2) Analisis Siswa, analisis ini dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan
karateristik siswa yang meliputi ciri, kemampuan dan pengalaan baik individu
maupun kelompok.
3) Analisis Tugas, analisis ini adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi suatu
pengajaran, analisis konsep, analisis pemrosesan informasi, dan analisis
prosedural yang digunakan untuk memudahkan pemahaman dan penguasaan
tentang tugas-tugas belajar dan tujuan pembelajaran yang dituangkan dalam
bentuk Rencana Program Pembelajaran (RPP) dan lembar kegiatan siswa (LKS)
20. 17
4) Merumuskan Indikator, Analisis ini berfungsi sebagai (a) alat untuk mendesain kegiatan
pembelajaran, (b) kerangka kerja dalam merencanakan mengevaluasi hasil belajar siswa,
dan (c) panduan siswa dalam belajar.
5) Penyusunan Instrumen Evaluasi, Bertujuan untuk menilai hasil belajar,
kriteria penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan patokan, hal ini dimaksudkan
untuk mengukur ketuntasan pencapaian kompetensi dasar yang telah dirumuskan.
6) Strategi Pembelajaran, Pada tahap ini pemilihan strategi belajar mengajar yang sesuai
dengan tujuan. Kegiatan ini meliputi: pemilihan model, pendekatan, metode, pemilihan
format, yang dipandang mampu memberikan pengalaman yang berguna untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
7) Pemilihan media atau sumber belajar, Keberhasilan pembelajaran sangat tergantung pada
penggunaan sumber pembelajaran atau media yang dipilih, jika sumber-sumber
pembelajaran dipilih dan disiapkan dengan hati-hati, maka dapat memenuhi tujuan
pembelajaran.
8) Merinci pelayanan penunjang yang diperlukan untuk mengembangkan dan melaksanakan
dan melaksanakan semua kegiatan dan untuk memperoleh atau membuat bahan.
9) Menyiapkan evaluasi hasil belajar dan hasil program.
10) Melakukan kegiatan revisi perangkat pembelajaran, setiap langkah rancangan
pembelajaran selalu dihubungkan dengan revisi. Kegiatan ini dimaksudkan untuk
mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang dibuat.
e. Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional)
Model pengembangan PPSI dilakukan untuk rancangan pembelajaran
sebagaimana bagan berikut:
21. 18
Gambar 4. Model pengembangan PPSI (Mudhofir dalam Sasongko, 2004: 57)
Secara garis besar, model pengembangan PPSI mengikuti pola dan siklus
pengembangan yang mencakup: (1) perumusan tujuan, (2) pengembangan alat
evaluasi, (3) kegiatan belajar, (4) pengembangan program kegiatan, (5) pelaksanaan
pengembangan. Sesuai bagan di atas, perumusan tujuan menjadi dasar bagi
penentuan alat evaluasi pembelajaran dan rumusan kegiatan belajar. Rumusan
kegiatan belajar lebih lanjut menjadi dasar pengembangan program kegiatan, yang
selanjutnya adalah pelaksanaan pengembangan. Hasil pelaksanaan tentunya
dievaluasi, dan selanjutnya hasil evaluasi digunakan untuk merevisi pengembangan
program kegiatan, rumusan kegiatan belajar, dan alat evaluasi.
f. Model 4D
Model pengembangan 4-D (Four D) merupakan model pengembangan
perangkat pembelajaran. Model ini dikembangkan oleh S. Thagarajan, Dorothy S.
Semmel, dan Melvyn I. Semmel. Model pengembangan 4D terdiri atas 4 tahap
utama yaitu: (1) Define (Pembatasan), (2) Design (Perancangan), (3) Develop
(Pengembangan) dan Disseminate (Penyebaran), atau diadaptasi Model 4-P, yaitu
22. 19
Pendefinisian, Perancangan, Pengembangan, dan Penyebaran seperti pada gambar 5
berikut:
Gambar 5. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran 4-D Thigarajan (Trianto, 2007: 66)
Secara garis besar keempat tahap tersebut sebagai berikut.
1) Tahap Pendefinisian (define). Tujuan tahap ini adalah menentapkan dan mendefinisikan
syarat-syarat pembelajaran di awali dengan analisis tujuan dari batasan materi yang
dikembangkan perangkatnya. Tahap ini meliputi 5 langkah pokok, yaitu: (a) Analisis
ujung depan, (b) Analisis siswa, (c) Analisis tugas. (d) Analisis konsep, dan (e)
Perumusan tujuan pembelajaran.
2) Tahap Perencanaan (Design ). Tujuan tahap ini adalah menyiapkan prototipe perangkat
pembelajaran. Tahap ini terdiri dari empat langkah yaitu, (a) Penyusunan tes acuan
patokan, merupakan langkah awal yang menghubungkan antara tahap define dan tahap
23. 20
design. Tes disusun berdasarkan hasil perumusan Tujuan Pembelajaran Khusus
(Kompetensi Dasar dalam kurikukum KTSP). Tes ini merupakan suatu alat mengukur
terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa setelah kegiatan belajar mengajar, (b)
Pemilihan media yang sesuai tujuan, untuk menyampaikan materi pelajaran, (c)
Pemilihan format. Di dalam pemilihan format ini misalnya dapat dilakukan dengan
mengkaji format-format perangkat yang sudah ada dan yang dikembangkan di negara-
negara yang lebih maju.
3) Tahap Pengembangan (Develop). Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan perangkat
pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan masukan dari pakar. Tahap ini meliputi:
(a) validasi perangkat oleh para pakar diikuti dengan revisi, (b) simulasi yaitu kegiatan
mengoperasionalkan rencana pengajaran, dan (c) uji coba terbatas dengan siswa yang
sesungguhnya. Hasil tahap (b) dan (c) digunakan sebagai dasar revisi. Langkah
berikutnya adalah uji coba lebih lanjut dengan siswa yang sesuai dengan kelas
sesungguhnya.
4) Tahap penyebaran (Disseminate). Pada tahap ini merupakan tahap penggunaan perangkat
yang telah dikembangkan pada skala yang lebih luas misalnya di kelas lain, di sekolah
lain, oleh guru yang lain. Tujuan lain adalah untuk menguji efektivitas penggunaan
perangkat di dalam KBM.
5. Jenis dan Teknik Analisis Data
Dalam uji coba R&D, data digunakan sebagai dasar untuk menentukan
keefektifan, efisiensi dan daya tarik produk yang dihasilkan. Oleh sebab itu, jenis data
yang dikumpulkan harus disesuaikan dengan informasi yang dibutuhkan tentang
produk yang dikembangkan dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Teknis analisis data yang digunakan harus disesuaikan dengan jenis data yang
dikumpulkan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam teknik analisis data sebagai
berikut:
a. Analisis data mencakup prosedur organisasi data, reduksi dan penyajian data baik
dengan table, bagan, atau grafik.
b. Data diklasifikasikan berdasarkan jenis dan komponen produk yang dikembangkan.
c. Data dianalisis secara kualitatif-naratif maupun dalam bentuk perhitungan
kuantitatif.
d. Penyajian hasil analisis dibatasi pada hal-hal yang bersifat factual tanpa interpretasi
pengembang, sehingga dapat dijadikan dasar dalam melakukan revisi produk.
24. 21
e. Penggunaan perhitungan statistic harus sesuai dengan permasalahan yang diajukan
dan produk yang akan dikembangkan.
6. Sistematika Laporan Penelitian dan Pengembangan (Research and Development/ R&D)
Sistematika laporan R&D adalah seperti berikut:
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
1) Latar Belakang Masalah
2) Identifikasi Masalah
3) Pembatasan Masalah dan atau Fokus Penelitian
4) Rumusan Masalah
5) Tujuan Pengembangan
6) Spesifikasi Produk yang Dikembangkan
7) Manfaat Pengembangan
8) Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan
BAB II LANDASAN TEORI
1) Kajian Teori
2) Kajian Penelitian yang Relevan
3) Kerangka Pikir
4) Pertanyaan Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN
1. Model Pengembangan
2. Prosedur Pengembangan
3. Uji Coba Produk
2) Desain Uji Coba
3) Subjek Coba
4) Jenis Data
5) Instrument Pengumpulan Data
25. 22
6) Teknik Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
2) Data Uji Coba
3) Analisis Data
4) Revisi Produk
5) Kajian produk Akhir
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
a. Simpulan tentang Produk
b. Keterbatasan Penelitian
c. Saran Pemanfaatan, Diseminasi, dan Pengembangan Produk Lebih
Lanjut
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Contoh Judul Penelitian dan Pengembangan (R&D)
1. Pengembangan Media Pembelajaran Video Animasi Untuk Pencapaian Kompetensi
Dasar Menganalisis Cara Perpindahan Kalor.
2. Pengembangan Multimedia Pembelajaran Tematik Untuk Siswa Sekolah Dasar.
3. Pengembangan Pola Pembelajaran Teknologi bagi Anak-Anak Cacat.
4. Pengembangan Model Pembelajaran Program Produktif Sekolah Menengah Kejuruan.
5. Pengembangan Bahan Ajar Fisika Interaktif untuk Konsep Pembelajaran Kinematika di
Sekolah Menegah Atas.
6. Pengembangan Modul Cetak Berbasis Kompetensi Pada Konsep Kinematika di Kelas
XI SMA/MA .
7. Pengembangan E-Learning Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang kreatif
untuk kelas XI Semester Ganjil.
8. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Contextual Teaching
and Learning Berbasis Iman dan Taqwa.
9. Pengembangan Modul Limit dan Turunan Fungsi Berbasis RME dan TIK di SMAN 2
Sungai Tarab.
10. Pengembangan Multimedia Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk Mendorong
Perilaku Pro Sosial Siswa di SDIT Alam Yogyakarta.
26. 23
Contoh Penelitian R&D
PENYUSUNAN SUMBER BELAJAR BIOLOGI BERBASIS WEBSITE PADA MATERI
VIRUS UNTUK SISWA KELAS X SEMESTER I SEBAGAI ALTERNATIF
SUMBER BELAJAR BIOLOGI MANDIRI
Sri Hartini
Pendidikan Biologi
05304241014
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk dalam penelitian Research and Development (penelitian dan
pengembangan). Penelitian Research and Development adalah metode penelitian yang
digunakan untuk menghasilkan produk. Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah
sumber belajar berbasis website.
A. Prosedur Penyusunan
Prosedur penyusunan sumber belajar dikembangkan dengan memodifikasi model
pengembangan instruksional yang dirumuskan oleh Picciano, Phoenix University
(Alarcon,2002; Campbell et al, 2003) yang ditulis oleh Paidi dalam disertasinya. Model ini
dikenal dengan nama 4D atau 4-D (Define, Design, Develop, and Disseminate). Tahapan
model 4-D tersebut dalam penelitian ini diadaptasi sebagai 4 langkah sebagai berikut:
1. Define
Tahap ini meliputi tahap menentukan urgensi penyusunan sumber belajar berbasis
webite, menentukan materi pokok dan pengumpulan materi yang disesuaikan dengan
kompetensi (SK, KD), tujuan dan indikator pembelajaran
2. Design
Tahap ini merupakan tahap merancang penyusunan skenario sumber belajar biologi
secara mandiri pada materi virus
3. Develop
Tahap ini meliputi tahap pembuatan sumber belajar berbasis website, penilaian
reviewer internal, eksternal dan uji coba terbatas kepada siswa.
4. Disseminate
Tahap ini merupakan tahap sosialisasi sumber belajar yang telah disusun kepada
dosen, guru biologi, teman sejawat, dan siswa
27. 24
Langkah-langkah skematis pengembangan 4-D, dapat dilihat sebagai berikut:
Gambar 6. Bagan alur penyusunan sumber belajar berbasis website pada materi pokok
virus untuk siswa kelas X semester I
C. Subyek dan Obyek Penelitian
Subyek penelitian ini dibagi menjadi 2 kelompok yaitu reviewer intrenal terdiri dari dosen ahli
materi, dosen ahli media, dan teman sejawat, dan reviewer eksteral yaitu guru. Selain itu,
dilakukan uji coba terbatas kepada 15 siswa kelas X SMA N 9 Yogyakarta. Kualifikasi yang
harus dimiliki untuk menjadi reviewer dan siswa untuk uji coba terbatas adalah sebagai berikut:
1. Ahli Materi
Tahap 2. Design
sumber belajar berbasis
Konsultasi kepada
dosen pembimbing
Tahap 4. Disseminate
Sosialisasi sumber belajar berbasis website pada materi virus untuk kelas X semster I
Tahap 1. Define
a. Urgensi penyusunan sumber belajar berbasis website
b. Menentukan materi pokok pelajaran
c. Menentukan kompetensi (SK dan KD) , tujuan dan indikator pembelajaran
Draft/ skenario rancangan sumber
belajar berbasis website
Tahap 3. Develop
sumber belajar berbasis website
sumber belajar berbasis
website
Revisi II
sumber belajar berbasis website
Revisi III
Produk akhir Sumber belajar berbasis
website
Review oleh reviewer internal
Review oleh reviewer eksternal
Uji coba terbatas 15 siswa
Revisi I
28. 25
Reviewer yang menjadi ahli materi adalah dosen yang menguasai materi tentang Virus
(dosen mikrobiologi).
2. Ahli Media
Reviewer yang menjadi ahli media adalah dosen yang menguasai program/aplikasi untuk
menyusun media pembelajaran.
3. Teman sejawat
Peneliti memilih 3 reviewer teman sejawat dengan mempertimbangkan kualifikasi
sebagai berikut:
- Mahasiswa pendidikan biologi minimal semester VII dan sudah menempuh
KKNdan PPL
- Dapat mengoperasikan komputer, terutama internet.
4. Guru biologi
Peneliti memilih 3 guru Biologi, dengan mempertimbangkan kualifikasi sebagai
berikut :
- Pernah Mengajarkan materi virus
- Dapat mengoperasikan komputer terutama internet
5. Kualifikasi siswa
Peneliti melakukan uji terbatas kepada 15 siswa kelas X, dengan
mempertimbangkan kualifikasi sebagai berikut :
- Siswa SMA atau MA
- Dapat mengoperasikan komputer terutama internet
Obyek dalam penelitian ini adalah produk sumber belajar berbasis website pada materi virus
untuk kelas X semester I
D. Instrumen Pengumpulan data
Untuk mengetahui pendapat para ahli (expert) tentang kualitas sumber belajar yang berbasis
website, digunakan instrumen berupa angket. Angket ini terdiri dari dua macam yaitu angket
kualitas website dan angket tanggapan siswa tentang website dengan materi pokok virus. Angket
ini menggunakan skala Likert dengan 4 alternatif pilihan yaitu Sangat Baik (SB), Baik (B),
Kurang (K), Sangat Kurang (SK) untuk angket kualitas website dan Sangat Setuju (SS), Setuju
(S), Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju (TS) untuk angket tanggapan siswa. Validasi angket
dilakukan dengan cara bimbingan dengan dosen pembimbing
Angket ini meliputi beberapa aspek, yaitu :
1. Aspek materi dan alat evaluasi
2. Aspek ketepatan bahasa
29. 26
3. Apek kualitas tampilan
4. Aspek kemudahan mengoperasikan
5. Aspek ketepatan pemilihan aplikasi untuk belajar mandiri
E. Teknik Analisis Data
Data kualitatif yang berupa saran, masukan, koreksi dan kritik yang diberikan dari
reviewer diseleksi relevansinya. Kemudian saran yang yang dianggap relevan oleh peneliti
digunakan sebagai bahan revisi sumber belajar berbasis website.
Sedangkan analisis untuk data kuantitatif yang berupa penilaian SB, B, K, SK dan SS,
S, KS, TS yang diperoleh dari reviewer dikonversi ke data nominal yang berupa presentase.
Data ini diperoleh dengan cara menghitung rata-rata jawaban berdasarkan skor setiap
jawaban dari reviewer (Sugiyono, 2008:137). Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai
berikut :
1. Hasil penilaian dari kelompok reviewer berupa kategori kualitas sumber belajar
berbasis website dikodekan dengan skala kuantitatif sebagai berikut:
Tabel 1. Pengkodean kategori kualitas sumber belajar berbasis website
Kategori Skor Penilaian
SK (Sangat Kurang) / TS (Tidak Setuju) 1
K (Kurang) / KS (Kurang Setuju) 2
B (Baik) / S (Setuju) 3
SB (Sangat Baik) / SS (Sangat Setuju) 4
2. Setelah data terkumpul dari reviewer , kemudian dianalisis dengan cara menghitung
jumlah skor yang diperoleh dari peneliti dibagi jumlah skor ideal untuk seluruh item
dikalikan 100% (Sugiyono, 2008:137)
Secara matematis dapat dinyatakan dengan persamaan :
Presentase tingkat penilaian =
∑
x 100%
Penilaian Kualitas sumber belajar berbasis website dalam skala kualitatif
Tabel 2. Tingkat penilaian dan kategori penskoran hasil review
Tingkat Penilaian Kategori
25% - 37,5% Sangat Kurang / Tidak Setuju
37,6% - 62,5% Kurang / Kurang Setuju
62,6% - 87,5% Baik / Setuju
87,6% - 100% Sangat Baik / Sangat Setuju
3. Setelah semua data dihitung presentase dan dikategorikan, kemudian direkap dalam
tabel sebgai berikut :
30. 27
Tabel 3. Rekapitulasi data dari reviewer dosen ahli pada sumber belajar berbasis
website dalam skala kuatitatif
No Komponen penilaian
Penilaian (%)
Reviewer ke-
Rata-rata
Nilai (%)
Kategori
1 2 3
1. Komponen materi dan
alat evaluasi
2. Komponen Ketepatan
Bahasa
3. Kualitas Tampilan
Website
4. Kualitas Kemudahan
Pengoperasian
Kualitas sumber belajar berbasis website secara keseluruhan adalah
Tabel 4. Rekapitulasi data dari reviewer guru pada sumber belajar berbasis website
untuk materi virus
No Komponen penilaian
Penilaian (%)
Reviewer ke- Rata-rata
Nilai (%)
Kategori
1 2 3
1. Komponen materi dan alat
evaluasi
2. Komponen Ketepatan
Bahasa
3. Kualitas Tampilan Website
4. Kualitas Kemudahan
Pengoperasian
Kualitas sumber belajar berbasis website secara keseluruhan adalah
Tabel 5. Rekapitulasi data dari reviewer siswa pada sumber belajar berbasis website
untuk materi virus
No
Aspek Penilaian Penilaian(%)
Reviewer ke-
Rata-rata
Nilai (%) Kategori
31. 28
B. PENELITIAN DESIGN AND DEVELOPMENT RESEARCH (DDR)
1. PENGERTIAN DDR
Design and Development Research (DDR) merupakan jenis penelitian inquiri
unik untuk cakupan desain instruksional dan teknologi (IDT) yang dipersembahkan
untuk mencipatakan pengetahuan baru dan validasi dari praktik yang ada. DDR
merupakan disiplin ilmu yang mempelajari tentang perkembangan sebuah produk atau
program yang bertujuan untuk meningkat salah satu produk yang dikembangkan atau
pengembang (Hasan (2003). Hevner et al. (2004) mendefinisikan D&DR sebagai
desain sains yang menciptakan dan mengevaluasi TI (teknologi informasi) artifak yang
ditujukan untuk menjawab identifikasi persoalan organisasi. Richey dan Klien (2007:
1) mendefiniskan DDR sebagai berikut.
“The systematic study of design, development and evaluation processes with the
aim of establishing an empirical basis for the creation of instructional products and
tools an new or enhanced models that govern their development”.
Design and Development Research merupakan salah satu jenis penelitian
pragmatik yang menawarkan suatu cara untuk menguji teori dan memvalidasi praktik
yang terus-menerus dilakukan secara esensial melalui tradisi yang tidak menantang.
Suatu cara untuk menetapkan prosedur-prosedur, teknik-teknik, dan peralatan-
peralatan baru yang didasarkan pada suatu analisis metodik tentang kasus-kasus
spesifik.
Desain pengembangan produk dan program pembelajaran dipandang oleh
banyak orang menjadi jantung dari bidang desain dan teknologi pembelajaran. Para
praktisi dalam bidang ini biasanya mengikuti model-model dan prosedur-prosedur
sistematik yang sudah ditetapkan secara baik untuk merancang dan mengembangkan
intervensi-intervensi pembelajaran dan non pembelajaran. Pendekatan ini didukung
dan digunakan secara luas dalam lingkungan pendidikan dan pelatihan. Pendekatan-
pendekatan ini menyangkut serangkaian karakteristik umum, meliputi pemilihan isi
dan strategi yang sesuai dengan tujuan-tujuan tersebut, suatu proses evaluasi rutin
prioritas produk untuk menyelesaikan proyek penelitian, dan assessment tentang hasil
pembelajaran dan performansi.
32. 29
Berdasarkan pengertian D&DR menurut para ahli tersebut dapat disimpulkan
bahwa DDR merupakan penelitian pengembangan dan proses evaluasi dalam bidang
sains dengan tujuan empirik yang berdasar pada penciptaan instruksional produk dan
alat atau model baru yang dikembangkan. Penelitian D&DR memiliki karakteristik
sebagai berikut.
a. Hasil penelitian D&DR yaitu memproduksi beberapa bentuk artefak.
b. Proses D&DR merupakan penelitian yang sesungguhnya, dan perlu dibedakan
dengan produk pengembangan.
Atefak
Artefak desain penelitian dapat berupa pengembangan alat baru, produk, atau
proses. Artefak juga termasuk beberapa pendapatan yang bukan sesunggunya, seperti
pengembangan dari:
a. Teori baru tentang dasar penyebab suatu masalah.
b. Model baru desain dan pengembangan seperti Spiral Model of the systems
development life cycle (SDLC).
c. Metode dan proses baru untuk implementasi model atau penggunaan alat, dan
d. Sebelum aplikasi dilakukan uji alat, model, atau metode untuk sebuah persoalan
dalam konteks baru.
Framework D&DR
a. Semua penelitian harus berawal dari sebuah masalah yang sesuai dengan jenis
penelitian yang akan dilakukan.
b. Semua penelitian harus berdasarkan pada pertanyaan penelitian yang dapat dijawab
oleh jenis penelitian yang akan dilakukan.
c. Semua penelitian harus menyatakan asumsi, limitasi, dan delimitasi pada yang
peneliti dasarkan.
d. Penelitian hanya dapat memproduksi hasil yang dapat diperoleh dari metode yang
digunakan.
e. Semua peneliti harus mengkomunikasikan kesimpulan yang mendukung hasil
penelitian.
2. PENELITIAN DDR SEBAGAI PENGETAHUAN ILIMIAH
33. 30
Opini tentang peran penelitian pada desain dan pengembangan sering
bergantung pada konsep seseorang tentang apakah desain dan pengembangan itu
aktual, seperti desain dan pengembangan sebagai sebuah pengetahuan ilmiah
(science). Sebagai pengetahuan ilmiah desain dan pengembangan harus dibatasi oleh
pengertian-pengertian yang dibangun atas dasar penelitan-penelitian empiris yang
replicated. Model-model dan prosedur-prosedur kita harus divalidasi. Berbagai
pemecahan terhadap masalah-masalah harus didukung oleh data. Hal ini bukanlah
sebuah posisi yang secara universal dapat diterima. Davies (1981 dalam Richey dan
Klein, 2007: 7) mempertanyakan apakah bidang ini sebuah seni, sebuah kerajinan,
atau sebuah pengetahuan ilmiah, pilihan untuk orientasi artistic. Davies memandang
desain dan pengembangan sebuah pengetahuan ilimiah, pilihan untuk orientasi
artistic. Davies juga memandang desain dan pengembangan sebuah proses holistic,
sesuatu yang tidak dapat dianalisis dan diperiksa secara sederhana. Suatu pandangan
yang menekan sistematik lewat sistemik.
Para ahli lain juga menelusuri hakikat esensial dari bidang ini. Sebagai contoh
studi Visscher dan Gustafson (Richey dan Klein (2007: 3) tentang praktik, para
perancang pembelajaran memperlihatkan bahwa sebagian perancang pembelajaran
memperlihatkan bahwa sebagai perancang mengikuti sebuah paradigma desain
instrumental yang berakar pada ilmu pengetahuan alam. Pendekatan ini termasuk
model desain pembelajaran tradisional.
3. DASAR-DASAR PENGETAHUAN DDR
Menurut Richey dan Klein (2007: 3) dasar-dasar pengetahuan desain dan
pengembangan memiliki enam komponen utama. Keenam komponen ini mengarahkan
fokusnya pada elemen-elemen yang berbeda dari usaha desain dan pengembangan,
yaitu:
a. Siswa dan bagaimana mereka belajar,
b. Konteks tempat belajar dan performasi yang muncul,
c. Hakikat isi pembelajaran dan bagaimana ia diurutkan,
d. Strategi dan aktivitas pembelajaran yang dilaksanakan,
e. Media dan sistem penyampaian yang digunakan, dan yang terakhir
f. Perancang itu sendiri dan proses yang mereka ikuti.
34. 31
Dasar pengetahuan ini telah dipertajam beberapa tahun yang lalu oleh kombinasi
dari teori dan penelitian fungsional dari disiplin lain maupun teori dan penelitian
fundasional dari disiplin lain maupun teori dan penelitian pada desain dan
pengembangan pembelajaran. Terdapat tiga garis kunci penelitian dan teori yang
sangat berpengaruh pada dasar pengetahuan desain dan pengembangan, yaitu:
a. Teori belajar dan penelitian psikologis
b. Teori pembelajaran dan penelitian belajar mengajar
c. Teori komunikasi dan penelitian desain pesan
Teori belajar dan penelitian psikologis menyediakan fondasi yang dominan
untuk pengetahuan dan praktik yang berhubungan dengan : (a) siswa dan proses
belajar, (b) konteks belajar dan transfer (c) strategi pembelajarn. Desain pembelajaran
(instructional design). Teori pembelajaran dan penelitian belajar-mengajar
menyediakan fondasi untuk pengetahuan dan praktik yang berhubungan dengan: (a)
struktur isi dan urutan, (b) strategi pembelajaran, dan (c) media dan sistem
penyampaian. Sementara itu, teori komunikasi dan penelitian desain pesan
menyediakan fondasi utama untuk pengetahuan dan praktik yang berhubungan dengan
media dan system penyampaian.
4. RUANG LINGKUP PENELITIAN DDR
Penelitian desain dan Pengembangan mencakup suatu spektrum yang luas dalam
aktivitas dan peminatan. Dengan bentuk yang sederhana, dapat merupakan salah satu
dari:
a. Studi tentang proses dan pengaruh desain khusus dan usaha pengembangan
b. Studi tentang desain dan proses pengembangan sebagai suatu keseluruhan, atau
komponen-komponen proses tertentu.
Penelitian seperti ini melibatkan seseorang meneliti desain dan karya
pengembangan orang lain. Penelitian ini juga melibatkan seseorang membuat desain
dan melakukan kegiatan pengembangan dan meneliti prosesnya waktu yang sama.
Dalam kasus yang lain, terdapat perbedaan antara membuat desain dan melakukan
pengembangan serta meneliti proses.
Memahami hakikat penelitian ini merupakan suatu materi tentang pemahaman
bagaiman rentangan masalah penelitian ini dapat diaplikasikan. Penelitian ini juga
35. 32
merupakan suatu proses untuk mengetahui perhatian atau peminatan penelitian dan
usaha-usaha yang bukan merupakan bagian dari orientasi ini. Penelitian desain dan
pengembangan mengarah pada produksi pengetahuan, suatu pemahaman yang lebih
lengkap tentang lapangan, dan kemampuan untuk membuat prediksi. Penelitian desain
dan pengembangan menyelesaikan dengan baik tujuan-tujuan melalui dua kategori
yang luas dari proyek penelitian.
Memahami kategori-kategori ini memudahkan apresiasi tentang penelitian
desain dan pengembangan secara luas dan mendalam. Dalam jenis penelitian desain
dan pengembangan ini muncul berbagai variasi penelitian selama bertahun-tahun.
Tabel berikut memperlihatkan beberapa garis studi ini (Richey dan Klein, 2007: 8).
Tabel 6. Representative Cluster of Design and Development Research (Richey dan
Klein, 2007: 8)
Design & Development Research
Comprehensive Design and
Development Project
· Instructional product & Program
· Non-instructional Product &Program
Specific Project Phase
· Analysis
· Design
· Development
· Evaluation
Design & Development Tools
· Tool Development
· Tool Use
Model Development
· Comprehensive Model Development
· Development of Model Component Process
Model Validation
· Internal validation of Model Components
· External Validation of Model Impact
Model Use
· Study of Condition imapcing Model Use
· Designer Decision-Making Research
· Designer Expertise & Characteristics Research
Rangkaian penelitian ini tidak sama ada atau dapat mapan dalam dua devisi
utama penelitian desain dan pengembangan. Walaupun begitu keduanya
memperlihatkan ruang lingkup yang luas dari penelitian yang terlihat di dalam domain
penelitian desain dan pengembangan.
5. METODE DAN STRATEGI PENELITIAN DDR
Menurut Richey dan Klein (2007: 8) Design and Development Research terdiri
dari dua kategori utama yaitu: (a) product and tool research, dan (b) model research.
Penelitian pada kategori pengembangan produk tahapannya ialah analisis (analysis),
perencanaan (design), pengembangan (development), dan evaluasi (evaluation).
Sedangkan pengembangan tool pada dasarnya sama dengan pengembangan produk
36. 33
akan tetapi lebih dititik beratkan pada (1) pengembangan (tool development), dan (2)
penggunaannya (tool use). Penelitian model meliputi tahap (1) pengembangan, (2)
validasi, atau (3) penggunaan model.
Proses yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian model menurut
Richey dan Klein (2007: 65), karena penelitian yang dilaksanakan adalah
pengembangan modul dan proses pembelajarannya yang memiliki struktur seperti
model pembelajaran. Langkah-langkah penelitian pengembangan tersebut secara detail
meliputi: (1) pengembangan, (2) validasi, dan/atau (3) penelitian penggunaan.
Prosedur pengembangan meliputi dua langkah pengembangan yaitu: (1)
pengembangan secara komprehensif, dan (2) proses pengembangan komponen-
komponennya. Sebelum melaksanakan pengem-bangan didahului dengan studi
pendahuluan untuk mengidentifikasi model pembelajaran yang saat ini diterapkan oleh
subyek penelitian.
Penelitian pengembangan menggunakan suatu variasi yang luas dari metodologi.
Kebanyakan penelitian dan pengembangan baik penelitian produk dan peralatan
maupun penelitian model tergantung pada suatu variasi teknik kualitatif, antara lain
studi kasus, wawancara, review dokumen,dan observasi. Teknik-teknik penelitian
evaluasi (kuantitaif atau kualitatif) juga dilibatkan dalam banyak studi yang berfokus
pada pengembangan produk dan peralatan. Studi-studi pengembangan dan
penggunaan model sering menggunakan teknik-teknik penelitian survey, sementara
studi validasi model sering menggunakan desain eksperimental tradisional. Beberapa
penelitian yang paling umum menggunakan metode-metode penelitian desain dan
pengembangan terlihat dalam tabel berikut:
Tabel 7. Common Methods Employed in Design and Development Research (Richey
dan Klein, 2007: 40)
Type of Research Project Emphasis Research Methods Employed
Product & Tool
Research
Comprehensive
Design &
Development Projects
Case Study, Content Analysis, Evaluation,
field Observation, In-Depth Interview
Product & Tool
Research
Phases of Design &
Development
Case Study, Content Analysis, Expert
Review, Field Observation , in-Depth
Interview, Survey
Product & Tool
Research
Tool Development &
Use
Evaluation, Expert Review, In-Depth
Interview survey
37. 34
Model Research Model Development Case Study, Delphi, in-Depth Interview,
Literature Review, Survey, Think-Aloud
Methods
Model Research Model Validation Experimental, Expert Review, In-Depth
Interview
Model Research Model Use Case Study, Content Analysis, Field
Observation, In-Depth Interview, Survey,
Think-Aloud Methods
Nunamaker et al (1991), mengidentifikasi lima kejadian penting dalam
melakukan penelitian DDR, antara lain sebagai berikut.
1. Mengkonstruksikan konseptual framework,
2. Mengembangkan sistem arsitektur,
3. Menganalisis dan mendesain sistem,
4. Membuat prototype, dan
5. Menguji dan mengevaluasi prototype.
Peffers et al. (2007) memperluas tahapan menjadi 6 tahap model, meliputi:
1. Mengidentifikasi masalah pendukung penelitian,
2. Mendeskripsikan obyek,
3. Mendesain dan mengembangkan artefak,
4. Menguji subyek artefak,
5. Mengevaluasi hasil dari pengujian, dan
6. Mengkomunikasikan hasilnya.
Gambar 7. Enam tahapan pendekatam penelitian D&DR (Peffers, et al., 2007).
a. Mengidentifikasi Masalah
Hevner et al. (2004) mengidentifikasi 5 faktor yang mempengaruhi permasalahan
design and development, yang meliputi:
1. Faktor-faktor lingkungan seperti persyaratan dan kendala yang didefinisikan.
2. Sebuah kompleksitas yang mengikat pada permasalahan dan solusi yang mungkin
dilakukan.
3. Sebuah fleksibilitas dan potensi untuk mengubah solusi yang mungkin.
4. Sebuah solusi yang kurang lebih secara parsial bergantung pada kreativitas
manusia.
Identify the
problem (a)
Describe the
objectives (b)
Design &
develop the
artifact (c)
Test the
artifact (d)
Evaluatine
testing result
(e)
Communicate
the testing
result (f)
38. 35
5. Sebuah solusi yang kurang lebih secara parsial bergantung pada upaya
kolaboratif.
b. Mendeskripsikan Tujuan
Tujuan penelitian berusaha dikemas pada pertanyaan penelitian yang mendasari
pembelajaran. Pertanyaan tersebut harus secara jelas berhubungan dengan
permasalahan dan belum benar-benar diketahui atau memiliki jawaban yang
terdokumentasi. Pembingkaian design and development research terpusat pada
merancang, mengembangkan, menguji, dan mengevaluasi artefak (Ellis & Levy,
2010).
Contoh pertanyaan penelitian berdasarkan Ellis & Levy (2010)
Fase Penelitian Contoh Pertanyaan Penelitian
Mengidentifikasi Tujuan Apakah kebutuhan harus ditemukan
produk untuk menyampaikan
masalah?
Merancang dan Mengembangkan Apakah poin keputusan utama pada
proses design and development,
pilihan yang tersedia pada masing-
masing poin, dan pilihan optimal
diantara pilihan-pilihan tersebut?
Menguji dan Mengevaluasi Dengan cara apa pengembangan
produk tercukupi dan tidak tercukupi
kebutuhan spesifiknya?
Mengkomunikasikan Apakah perubahan yang terindikasi
pada produk?
c. Merancang dan Mengembangkan Artefak
Peneliti disarankan mengikuti model design pembelajaran dalam membingkai
pendekatannya untuk merancang dan mengembangkan artefak. Tiga faktor yang
termasuk dalam fase design and development meliputi membangun kerangka berfikir
konseptual termasuk fungsi dan kebutuhan sistem, menganalisis solusi alternatif dan
merancang arsitektur sistem, menciptakan beberapa bentuk prototype alat atau model
yang dikembangkan.
d. Pengujian dan Evaluasi
Metode tertentu digunakan untuk menguji dan mengevaluasi artefak aktifitas
penelitian design and development termasuk observasi dan indikator tidak langsung
dari survey, questionnairs, wawancara, dan observasi lainnya Richard & Klein (2007)
dalam (Ellis & Levy, 2010).
e. Mengkomunikasikan Hasil dan Kesimpulan
Hasil dan kesimpulan berhubungan secara dekat dengan pertanyaan penelitian
dalam pembelajaran. Hasil berupa fakta yaitu jawaban dan bukti pendukung dari
pertanyaan penelitian. Kesimpulan menghubungkan jawaban dan permasalahan serta
merupakan kontribusi pengetahuan (Ellis & Levy, 2010).
39. 36
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan mengenai penelitian R&D dan DDR dapat disimpulkan sebagai
berikut.
1. Penelitian dan pengembangan (R&D) adalah suatu rangkaian proses atau langkah-
langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk
yang telah ada, sedangkan penelitian DDR merupakan penelitian pengembangan dan
proses evaluasi dalam bidang sains dengan tujuan empiric yang berdasar pada
penciptaan instruksional produk dan alat atau model baru yang dikembangkan.
2. Karakteristik dari penelitian dan pengembangan (R&D) adalah penelitian ini
berbentuk “siklus”, sedangkan karakteristik penelitian DDR yaitu hasil penelitian
D&DR yaitu memproduksi beberapa bentuk artefak, dan proses D&DR merupakan
penelitian yang sesungguhnya.
3. Prosedur pelaksanaan penelitian dan pengembangan (R&D) menurut Sugiyono
(2010: 409) terdiri atas 10 langkah, yaitu potensi dan masalah, pengumpulan data,
desain produk, validasi desain, revisi desain, uji coba produk, revisi produk, uji coba
pemakaian, revisi produk, dan produksi masal, sedangkan prosedur penelitian DDR
menurut Peffers et al. (2007), terdiri dari 5 langkah, antara lain (1) mengidentifikasi
masalah pendukung penelitian, (2) mendeskripsikan obyek, (3) menguji subyek
artefak, (4) mengevaluasi hasil dari pengujian, dan (5) mengkomunikasikan hasilnya.
4. Model penelitian dan pengembangan (R&D) versi lain adalah R&D: versi Dick and
Carey, versi Borg and Gall, versi 4D, versi ADDIE, dan versi Kemp.
40. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. “Penelitian Desain dan Pengembangan”. http://www.teknologipendidikan.net/
2009/07/27/penelitian-desain-dan-pengembangan/. Diakses tanggal 8 November
2015.
Arifin, Zainal. 2011. Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Borg, W.R. and Gall, M.D. 1983. Educational Research: An Introduction. London: Longman,
Inc.
Dick, W. And Carey, L. 1996. The Sistematic Design of Instruction. New York: Harper Collin
Publishers.
Kamiyana, G. 2010. “Skripsi Penelitian Pengembangan”.
http://gedekamiyana.blogspot.co.id/2010/02/skripsi-penelitian-pengembangan-
pada.html. Diakses tanggal 8 November 2015.
Kemendiknas UNY. 2010. Pedoman Tesis dan Disertasi Program Pasca Sarjana Universitas
Negeri Yogyakarta. Yogyakarta: Pascasarjana UNY.
Kurniasih, S. 2014. “Pengembangan Model”. http://sitikurniasihpaudku.blogspot.co.id/2014
/02/pengembangan-model.html. Diakses tanggal 8 November 2015.
Paidi. 2011. Diktat Perkuliahan MPPB (Metodologi Penelitian Pendidikan Biologi).
Yogyakarta: Jurdik Biologi, FMIPA, UNY.
Richey, Rita C. and Klein, James D.2007. Design and Development Research: Methods,
Strategies, and Issues. Mahwah, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates,
Publishers.
Sukmadinata, N.S. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Offset.
Trianto. 2010. Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi Pendidikan dan
Tenaga Kependidikan. Jakarta: Kencana.