SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Download to read offline
268 BRILIANT: Jurnal Riset dan Konseptual
Volume 3 Nomor 3, Agustus 2018
Kajian Pendekatan Analogi dalam Pembelajaran Biologi yang Bermakna
Yuningsih(1)
, Mohamad Joko Susilo(2)
1
Postgraduate Pendidikan Biologi, Program Pascasarjana Universitas Negeri
Yogyakarta,
2
Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta
Email: 1
yuningsih482@gmail.com, 2
jokoms.uad@gmail.com
Abstrak: Pembelajaran bermakna perlu
diimplementasikan oleh setiap pendidik pada setiap
materi pembelajaran, terlebih materi pembelajaran
yang abstrak. Salah satu inovasinya menggunakan
pendekatan analogi. Kajian ini bertujuan untuk
menguraikan kekuatan analogi sebagai pendekatan
untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna.
Berdasarkan hasil kajian dapat disimpulkan bahwa
pendekatan analogi merupakan proses penalaran
yang membandingkan dua buah obyek yang
memiliki kesamaan untuk menghasilkan
pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan yang
telah dimiliki peserta didik. Kekuatan analogi tidak
terbatas untuk materi berupa konsep saja,
melainkan jenis materi proses maupun struktur.
Lebih dari itu, penggunaan analogi dalam
pembelajaran menyebabkan peserta didik sulit
melupakan konsep yang sudah terpatri di otak
mereka.
Memasuki abad 21 pembelajaran dipersiapkan dalam rangka
mewujudkan generasi masa depan yang memiliki kecakapan dalam berpikir
kreatif dan menyelesaikan masalah, kreativitas dan inovasi, kolaborasi, serta
komunikasi (National Education Association, 2012, p. 7). Untuk mencapai
kecakapan tersebut tidak cukup dengan pembelajaran secara memorizing saja,
melainkan perlu adanya inovasi pembelajaran yang relevan dan bermakna.
Pembelajaran biologi di sekolah idealnya perlu ditekankan pada
pembelajaran yang berbasis kontekstual, bukan sekedar tekstual. Karena pada
hakikatnya belajar biologi itu menekankan adanya interaksi antara peserta didik
dengan obyek yang dipelajari. Interaksi tersebut memberikan peluang kepada
peserta didik untuk berlatih belajar dan mengerti bagaimana belajar,
mengembangkan potensi rasional pikir, ketrampilan, dan kepribadian serta
mengenal permasalahan biologi dan pengkajiannya (Suratsih, 2010). Namun
demikian, hingga saat ini pembelajaran masih cenderung terpusat pada
pendidik/teacher centered-learning (Hadi, 2017).
Pembelajaran yang bermakna (meaningfull learning) sebagaimana yang
digagas oleh seorang ahli psikologi pendidikan, David P. Ausubel (1963),
merupakan pembelajaran yang menekankan pada pengaitan konsep baru terhadap
pengetahuan relevan yang sudah dimiliki peserta didik (Novak, Gowin, & Kahl,
1984, p. 7). Karena pada dasarnya pengetahuan itu terbentuk dari pengalaman
individu yang bersangkutan. Jadi, belajar yang bermakna bukan sekedar
Tersedia Online di
http://www.jurnal.unublitar.ac.id/
index.php/briliant
Sejarah Artikel
Diterima pada 29 Mei 2018
Disetuji pada 22 Juni 2018
Dipublikasikan pada 13 Agustus
2018 Hal. 268-279
Kata Kunci:
pendekatan, analogi,
pembelajaran, bermakna,
meaningful
DOI:
http://dx.doi.org/10.28926/briliant
.v3i3.188
BRILIANT: Jurnal Riset dan Konseptual
Volume 3 Nomor 3, Agustus 2018
269
menghafal, melainkan peserta didik terlibat secara langsung dalam menemukan
konsep serta menghubungkannya menjadi suatu pengetahuan yang utuh. Belajar
yang demikian melibatkan sistem indra yang lebih banyak daripada sekedar
mendengarkan penjelasan pendidik. Alhasil, apabila suatu konsep sudah terpatri di
otak peserta didik, sering kali konsep tersebut sulit untuk dilupakan.
Pembelajaran bermakna perlu diimplementasikan oleh setiap pendidik
pada setiap materi pembelajaran. Terlebih materi pembelajaran yang sifatnya
abstrak, sulit dibayangkan, dan tidak tampak dengan mata telanjang. Meskipun
demikian, peserta didik terlebih dahulu perlu diberikan motivasi intrinsik supaya
lebih semangat dan membangkitkan rasa keingintahuannya. Hasil yang akan
diperoleh peserta didik akan merasakan bahwa materi yang dipelajari begitu
bermakna bagi mereka.
Meskipun demikian, untuk dapat mengaitkan pengetahuan lama dengan
pengetahuan baru, terkadang siswa mengalami kesulitan. Dalam keadaan seperti
ini perlu adanya jembatan penghubung, salah satunya berupa pendekatan analogi.
Pendekatan analogi merupakan pendekatan pembelajaran dengan cara
membandingkan dua obyek atau fenomena yang dianggap memiliki kesamaan
tertentu, baik misalnya bentuk, struktur maupun fungsinya. Pembelajaran dengan
analogi melalui metode yang telah digagas oleh para ahli, misalnya metode FAR
dipercaya mampu memotivasi peserta didik dan meningkatkan pemahaman
mereka terhadap konsep sains yang diajarkan (Harrison & Coll, 2013, pp. 38 &
41). Di samping itu, pendekatan analogi dalam pembelajaran juga dapat
meningkatkan daya penalaran peserta didik (Subali, Paidi, & Mariyam, 2015, p.
22). Pendekatan analogi sebagaimana penelitian yang telah dilakukan oleh
Yuningsih (2017b) dapat meningkatkan kreativitas peserta didik berdasarkan pola
berpikir divergen. Sedangkan, penggunaan pendekatan analogi dari hasil
penelitian oleh Aziri & Ahmad (2014) dapat meningkatkan hasil belajar peserta
didik, peserta didik memiliki pemahaman yang lebih mendalam, dan pembelajaran
lebih berkesan.
Oleh sebab itu, pentingnya pendekatan analogi ini untuk menciptakan
pembelajaran yang bermakna, sehingga peserta didik tidak sekedar menghafal,
melainkan lebih mampu menggunakan daya imajinasi, kreativitas serta inovasinya
dalam mempelajari setiap konsep/materi pelajaran. Dengan demikian, kajian ini
disusun dalam rangka untuk menguraikan kekuatan analogi sebagai pendekatan
untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna.
PEMBAHASAN
Pendekatan Analogi
Di dalam KBBI dijelaskan bahwa (1) analogi merupakan persamaan atau
persesuaian antara dua benda atau hal yang berlainan, kias; (2) analogi merupakan
kesepadanan antara bentuk bahasa yang menjadi dasar terjadinya bentuk lain; (3)
analogi merupakan sesuatu yang sama dalam bentuk, susunan, atau fungsi, tetapi
berlainan asal-usulnya sehingga tidak ada hubungan kekerabatan; (4) analogi
adalah kesamaan sebagian ciri antara dua benda atau hal yang dapat dipakai untuk
dasar perbandingan. Sementara, menganalogikan adalah membuat sesuatu yang
baru berdasarkan contoh yang sudah ada, mereka-reka bentuk kata baru dengan
mencontohkan bentuk yang telah ada (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002).
270 BRILIANT: Jurnal Riset dan Konseptual
Volume 3 Nomor 3, Agustus 2018
Analogi sering kali digunakan untuk mendeskripsikan fenomena yang
bermacam-macam tetapi saling berhubungan dan konteksnya sama (Samara,
2016). Umumnya, analogi merupakan mekanisme untuk menunjukkan hubungan
struktur diantara dua sistem, domain, atau konsep yang bervariasi jumlah
feature/kesamaanya (Asay, 2013). Analogi ini termasuk penalaran induktif yaitu
proses penalaran suatu fenomena terhadap fenomena lain yang sejenis, sehingga
apabila kedua benda beranalogi maka fenomena yang terjadi pada benda pertama
akan terjadi pada benda yang lain (Hajar & Budi, 2014).
Di dalam pembelajaran, analogi sering dikaitkan dengan penalaran
(reasoning) yang merupakan bagian kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta
didik (HOTs). Penalaran ini dapat terjadi melalui serangkaian proses mulai dari
peserta didik mengungkap kembali pengetahuan yang dimiliki atau mereka
dihadapkan dengan sejumlah fakta-fakta, kemudian mereka bertugas mencari
kesamaannya dengan cara memetakan kesamaan tersebut. Peserta didik
melakukan evaluasi atas ketepatan pemetaan kesamaan. Selanjutnya, peserta didik
bertugas menarik kesimpulan dan mengorganisaikan informasi baru. Kunci
keberhasilan penganalogian ini terletak pada kekuatan dari sejumlah pengetahuan,
kajian teori, pengalaman, maupun wawasan lain yang telah dimiliki peserta didik.
Di dalam pembelajaran sains, analogi ini dianggap sebagai suatu
pendekatan yang menarik serta cara yang cepat untuk menjelaskan obyek sains
yang tidak tampak, seperti gen, atom, enzim, dan lain-lain (Harrison & Coll, 2013,
p. 28). Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa pendekatan analogi merupakan
proses penalaran yang membandingkan dua buah obyek/fenomena yang memiliki
kesamaan untuk menghasilkan pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan yang
telah dimiliki peserta didik. Pendekatan analogi ini berperan sebagai jembatan
penghubung untuk memahamkan materi yang sulit terjangkau oleh peserta didik
melalui fenomena/obyek di sekitar yang familiar bagi mereka.
Representasi Analogi dalam Pembelajaran
Analogi dapat digambarkan dengan mengidentifikasi persamaan diantara
dua konsep (Glynn, 2008). Materi/konsep yang belum familiar diproyeksikan ke
dalam konsep yang sudah familiar oleh siswa. Misalnya, analogi sel dengan
sebuah kota. Analogi dalam hal ini bertindak sebagai penjelas konsep-konsep
materi sel yang sulit dibayangkan oleh siswa, sementara siswa tidak asing lagi
dengan kota. Ibarat sebuah kota, terdapat bangunan-bangunan dengan fungsi
masing-masing. Demikian halnya sel, memiliki organel-organel yang fungsinya
berbeda-beda. PLN diibaratkan sebagai mitokondria sebagai tempat penghasil
energy, warung makan diibaratkan sebagai kloroplas sebagai tempat
fotosintesis/penghasil makanan bagi tumbuhan, dan seterusnya. Konsep-konsep
yang familiar tersebut oleh Glynn disebut sebagai analog, sedangkan konsep yang
belum familiar disebut sebagai target. Analog dan target memiliki kesamaan
secara kedudukan maupun konseptual, tergatung tujuan dari penggunaan analogi.
Kedua konsep tersebut dapat direpresentasikan sebagaimana Gambar 1 berikut.
BRILIANT: Jurnal Riset dan Konseptual
Volume 3 Nomor 3, Agustus 2018
271
Gambar 1. Representasi Analogi (Sumber: Glynn, 2008, p. 114)
Macam-Macam Analogi dan Penggunaannya
Thiele & Treagust (1992), menggolongkan analogi menjadi 3: analogi verbal,
analogi pictorial, dan analogi personal
Analogi verbal dan pictorial oleh sering kali digunakan saat presentasi,
baik dalam bentuk teks maupun oral. Analogi ini biasanya disertakan gambar
yang mempermudah perbandingan dan kesimpulan dari target analogi. Analogi
pictorial dan verbal ini sering kali penggunaannya dilakukan secara spontan
bersamaan dan saling melengkapi, sehingga diistilahkan sebagai pictorial-verbal
analogies (Thiele & Treagust, 1992). Contoh analogi pictorial dalam
pembelajaran fotosintesis dapat disajikan pada Gambar 2 berikut.
Gambar 2. Analogi Pictorial dan Model Paper-Clip Fotosintesis
(Sumber: Wichaidit, Dechsri, & Chaivisuthangkura, 2011)
Analogi personal dipercaya dapat membantu siswa memberikan intuisi
terhadap suatu obyek benda mati dengan suatu konsep. Caranya dengan
menghubungkan konsep abstrak terhadap fenomena yang tampak seperti orang,
uang, maupun makanan (Thiele & Treagust, 1992). Contohnya, pembuluh nadi itu
seperti selang air; struktur atom seperti roti kismis (analogi ini didasarkan pada
tori atom oleh JJ. Thomson pada tahun 1897); maupun analogi reaksi terang pada
proses fotosintesis dengan kontraktor bangunan (Gambar 3).
272 BRILIANT: Jurnal Riset dan Konseptual
Volume 3 Nomor 3, Agustus 2018
Gambar 3. Analogi Reaksi Terang dengan Kontraktor Bangunan
(sumber: Campbell et al., 2008, p. 195)
Penggolongan Analogi Berdasarkan Keluasan Konten
Analogi dalam penggolongan ini dibedakan menjadi 3: analogi
sederhana, analogi diperkaya, dan analogi diperluas. Perbedaan analogi sederhana
dan analogi diperkaya terletak pada konten penjelas dari suatu konsep. Analogi
sederhana berupa deskriptif, istilah lainnya adalah analogi single(Dikmenli, 2015;
Duit, 1991). Contoh analogi sederhana bahwa sel itu seperti kotak (analogi ini
didasarkan pada pertama kali pengamatan sel gabus oleh Robert Hooke pada
tahun 1665). Analogi diperkaya dilengkapi dengan penjelasan cara kerja misalnya,
cara kerjanya enzim itu seperti kunci dan gembok (lock & key) yang dipopulerkan
oleh Emil Fischer. Keduanya memiliki sisi aktif tertentu untuk dapat bekerja
dengan baik dan kerja enzim spesifik. Apabila terdapat inhibitor yang telah
menempati sisi aktif, maka cara kerja enzim terhambat. Analogi diperluas
mengandung pemetaan yang sederhana dan diperluas, misalnya mata itu seperti
sebuah kamera. Bagian-bagian mata seperti lensa memiliki kesamaan dengan
lensa pada kamera, bagian pipil memiliki kesamaan dengan bidik kamera, bagian
iris mata sama dengan diafragma, bagian retina sama fungsinya dengan film, dan
bagian ruang yang membalikkan bayangan pada mata juga memiliki kesamaan
pada bagian kamera. Adapun perbedaannya terletak pada cara kerja fokus mata
manusia melalui kornea dengan otot mata di sekitar lensa, sedangkan fokus pada
kamera dapat dilakukan dengan cara mengubah jarak antara lensa dengan film
(Glynn, 1995; Harrison & Coll, 2013, p. 23; Salih, 2010).
Penggolongan Analogi Berdasarkan Kedudukan
Analogi dapat digunakan secara struktural yang membandingkan dua
benda yang memiliki persamaan struktur, contohnya analogi sel hewan dengan
pabrik, analogi mata dengan kamera, analogi atom dengan roti kismis. Adapun
analogi fungsional digunakan untuk membandingkan dua buah fenomena atau
benda yang memiliki persamaan fungsi, misalnya analogi ekosistem sawah
dengan ekosistem kolam. Di dalam ekosistem sawah terdapat padi yang berperan
sebagai produsen, sementara di dalam ekosistem kolam terdapat lumut, tanaman
BRILIANT: Jurnal Riset dan Konseptual
Volume 3 Nomor 3, Agustus 2018
273
air yang peran sebagai produsen dengan fungsi yang sama untuk berfotosintesis.
Di dalam ekosistem sawah terdapat organisme berkedudukan sebagai konsumen
tingkat I misalnya keong emas, sedangkan konsumen tingkat I di ekosistem kolam
adanya serangga air, demikian seterusnya (Yuningsih, 2017b).
Dalam biologi, ada juga istilah analogi dan homologi. Analogi dalam hal
ini merupakan organ-organ makhluk hidup yang memiliki struktur dasar sama,
sedangkan fungsinya berbeda misalnya analogi tangan manusia dengan sayap
burung. Struktur dasar tangan manusia dengan sayap burung memiliki kesamaan,
tetapi fungsi tangan manusia untuk membantu beraktivitas, mengangkat,
mengambil benda, mengetik, dan lain-lain sedangkan sayap burung fungsinya
untuk terbang. Sebaliknya, homologi dalam biologi merupakan organ yang
memiliki kesamaan fungsi, sedangkan struktur dasarnya berbeda. Contohnya
homologi sayap burung dengan sayap pinguin. Keduanya berupa sayap, namun
pada penguin bukan untuk terbang melainkan untuk membantu pergerakan
mengambil benda, membantu berenang dan lain-lain (Campbell et al., 2008, p.
541).
Penggolongan Analogi Berdasarkan Level Abstraksi
Analogi berdasarkan level abstraksi menurut Dikmenli (2015) dapat
digolongkan menjadi 3, konkret-konkret, abstrak-abstrak, konkret-abstrak.
Analogi antarbenda/fenomena yang konkret menghadirkan konsep analog dan
target yang keduanya nyata/dapat dilihat secara visual, sebagai contoh analogi dari
ekosistem hutan dengan ekosistem sungai (Yuningsih, 2017b). Analogi
antarbenda/fenomena yang abstrak menghadirkan konsep analog dan target yang
keduanya bersifat abstrak/tidak tampak dengan mata telanjang. Analogi konkret
dengan abstrak merupakan analogi yang pada umumnya digunakan, misalnya
analogi sel dengan pabrik (Glynn & Takahashi, 1998), analogi enzim dengan
kereta kencana (Aziri & Ahmad, 2014), dan lain-lain. Jenis analogi konkret-
abstrak ini disebut juga analogi deklaratif. Analogi deklaratif atau penjelas
merupakan metode untuk menegaskan sesuatu materi/konsep yang abstrak (belum
familiar) dengan menggunakan hal yang sudah familiar dengan peserta didik
(Glynn, 1994).
Metode Pembelajaran dalam Penerapan Pendekatan Analogi
Metode FAR (The Focus, Action, Reflect)
FAR merupakan kepanjangan dari Fokus, Aksi, dan Refleksi. Hal-hal
yang perlu diketahui peserta didik sebelum pembelajaran dengan analogi antara
lain: mengenai tujuan digunakannya analogi, obyek yang dijadikan sebagai analog
harus familiar, serta perlu dipastikan bagian analog yang dapat digunakan dengan
yang tidak dapat. Pada tahap fokus, pendidik perlu mengidentifikasi a) konsep
materi, apakah tergolong materi yang sulit, asing, ataukah abstrak; b) gagasan apa
yang sebelumnya telah diketahui peserta didik terkait dengan konsep yang akan
dipelajari; dan c) apakah analog yang digunakan sudah dikenal baik oleh peserta
didik atau asing bagi mereka. Pada tahap aksi, peserta didik bertugas
mendiskusikan bagian-bagian analog yang memiliki kemiripan dengan konsep
yang dipelajari dengan yang tidak memiliki kemiripan. Berikutnya, peserta didik
dapat memetakan kesamaan diantara kedua konsep sebagaimana representasi
analogi Gambar 1. Tahap refleksi merupakan evaluasi bagi seorang guru terhadap
274 BRILIANT: Jurnal Riset dan Konseptual
Volume 3 Nomor 3, Agustus 2018
keefektifan dalam penggunaan analogi. Apakah analogi cukup membingungkan
peserta didik atau justru mempermudah pembelajaran sehingga tujuan tercapai
(Harrison & Coll, 2013, p. 3; Treagust, Horrison, & Vencille, 1998).
Metode TWA (Teaching With Analogy)
Metode TWA ini dikembangkan oleh Glynn, dengan langkah-langkah: 1)
memperkenalkan konsep target; 2) mengingatkan kembali kepada peserta didik
tentang pengetahuan mereka terhadap konsep analog; 3) mengidentifikasi
kersamaan kedua konsep (analog dan target); 4) menghubungkan/memetakan
persamaan dari kedua konsep, 5) menunjukkan bagian analogi yang tidak relevan,
dan 6) menarik kesimpulan tentang konsep yang dipelajari (Glynn, 2008, p. 118).
Metode GMAT
GMAT kepanjangan dari The General Model of Analogy Teaching
merupakan metode pembelajaran dengan menggunakan analogi yang digagas oleh
Zeitoun (1984). Langkah-langkahnya meliputi: 1) mengukur karakteristik peserta
didik dihubungkan dengan pembelajaran analogi pada umumnya; 2) menilai
konsep prioritas terkait topik yang akan diajarkan; 3) menganalisis materi
pembelajaran sesuai topik yang akan dipelajari; 4) memutuskan analogi yang tepat
untuk digunakan; 5) menentukan karakteristik analogi yang akan digunakan; 6)
memilih strategi pembelajaran dan menyiapkan analogi yang lebih mudah
dipahami; 7) menyajikan analogi untuk peserta didik; 8) mengevaluasi
ketercapaian penggunaan analogi dalam pembelajaran; dan 9) merevisi tahapan
metode apabila terdapat kesenjangan selama pembelajaran berlangsung.
Jenis Materi yang Cocok Diajarkan dengan Pendekatan Analogi
Analogi dapat meningkatkan pembelajaran pada materi berupa konsep.
Misalnya konsep ekosistem, kedudukan komponen-komponennya, serta perannya
sebagai bagian penyusun ekosistem (Yuningsih, 2017b) maupun konsep alel
mutan dominan (Seipelt-thiemann, 2012). Analogi juga dapat menjelaskan materi
berupa proses, misalnya proses fotosintesis (Wichaidit et al., 2011); proses kerja
enzim (Aziri & Ahmad, 2014). Selain itu, analogi juga dapat digunakan untuk
meteri berupa struktur, misalnya struktur sel hewan yang dianalogikan dengan
sebuah pabrik (Glynn & Takahashi, 1998) maupun untuk mempelajari sistem
yang lebih kompleks misalnya melalui eksperimen dari model sistem tata surya
untuk mempelajari konsep peredaran atom (Vendetti, Matlen, Richland, & Bunge,
2015). Jenis materi proses lebih efektif menggunakan analogi daripada materi
berupa struktur (Harrison & Coll, 2013, p. 23).
BRILIANT: Jurnal Riset dan Konseptual
Volume 3 Nomor 3, Agustus 2018
275
Gambar 4. Analogi Sel Hewan dengan Pabrik
(Sumber: Glynn & Takahashi, 1998)
Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan Analogi Model 1
Pada model 1 pembelajaran dengan pendekatan analogi sebagaimana
yang telah dikembangkan oleh Yuningsih (2017), mengikuti metode TWA oleh
Glynn dengan tipe analogi konkret-konkret untuk materi berupa konsep. Peserta
didik disajikan tabel sebagaimana Gambar 5 berikut. Oleh karena peserta didik
sudah memiliki dasar dari materi ekosistem ini, tentu bagi mereka bukanlah
sesuatu yang sulit. Analogi dalam hal ini dilakukan dalam rangka untuk
membandingkan jenis interaksi komponen-komponen ekosistem, baik ekosistem
hutan, ekosistem padang rumput, maupun ekosistem gurun. Setelah peserta didik
menjawab seluruh pertanyaan, berikutnya disajikan soal-soal yang mengarah pada
kesimpulan.
Gambar 5. Analogi Pada Sub-Materi Interaksi Antarkomponen Ekosistem
(Sumber: Yuningsih, 2017a)
276 BRILIANT: Jurnal Riset dan Konseptual
Volume 3 Nomor 3, Agustus 2018
Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan Analogi Model 2
Pada model 2 pembelajaran dengan pendekatan analogi menggunakan
metode FAR dengan tipe analogi konkret-abstrak untuk materi berupa struktur.
Tabel 1. Metode FAR untuk Mengajar Materi Sel
Fokus Konsep Sel berwujud abstrak, mikroskopis, sulit dipahami
peserta didik SMA.
Murid Peserta didik sudah memiliki dasar konsep tentang sel
karena sudah dipelajari pada jenjang sebelumnya.
Analog Peserta didik sudah familiar dengan analogi kota, seperti
PLN, bangunan-bangunan, rumah sakit, dan lain-lain.
Aksi Mirip Pendidik menggambarkan ciri-ciri sebuah kota yang
mirip dengan sel, misalnya PLN sebagai pusat penghasil
energi beranalogi dengan mitokondria; badan golgi
beranalogi dengan pabrik yang keduanya memproduksi
bahan-bahan yang digunakan di luar sel atau kota, dan
lain-lain.
Tidak mirip Kebanyakan kota tidak memiliki dinding yang
mengelilinginya, sedangkan sel memiliki; sel dipenuhi
dengan cairan sitoplasma, sedangkan kota tidak; dan
setiap sel berdekatan dengan sel lain, sedangkan kota
tidak demikian.
Refleksi Kesimpulan Pendidik dapat melakukan wawancara dan memeriksa
pekerjaan peserta didik untuk memastikan bahwa analogi
yang digunakan sesuai dengan konsep target.
Perbaikan Pendidik dapat mengevaluasi atas penggunaan analogi
dalam pembelajaran sel sebagai bentuk perbaikan
maupun masukan pada kesempatan berikutnya.
Sumber: (Harrison & Coll, 2013, pp. 33–34).
Lebih lengkapnya, penugasan dapat disajikan pada lembar kerja peserta
didik seperti berikut.
Lembar Kerja Kelompok
Organel-organel sel memiliki kemiripan dengan bagian-bagian kota. Diskusikan
bersama teman sekelompok, bagian-bagian manakah yang memiliki kesamaan
tersebut. Silakan merujuk butu teks pelajaran. Tulis semua fungsi organel bagian
kota menurut kelompok kalian yang memiliki kemiripan! Di bawah ini ada sebuah
contoh yang dapat Anda ikuti.
Sel Fungsi Kota
Bagaimana Kemiripan Sel dengan Kota
Inti Sel Inti sel mengontrol dan
mengkoordinasikan semua
struktur dan fungsi sel, sehingga
seluruh bagiannya bekerja sama.
Pemerintah Kota mengatur jalan,
bangunan, dan pasar dengan
membuat kebijakan dan
mengontrol penerapannya.
BRILIANT: Jurnal Riset dan Konseptual
Volume 3 Nomor 3, Agustus 2018
277
Sel Fungsi Kota
Bagaimana Ketidakmiripan Sel dengan Kota
Dinding
Sel
Sel memiliki dinding yang
melindungi isi sel
Kebanyakan kota tidak memiliki
dinding yang mengelilinginya
Sumber : (Harrison & Coll, 2013, p. 35).
Manfaat Penggunaan Pendekatan Analogi
Penggunaan analogi dalam pembelajaran berguna untuk: 1) merangsang
kreativitas dan berpikir kritis; 2) mendorong daya nalar peserta didik; 3)
menghasilkan wawasan baru bagi peserta didik berdasarkan pengalaman hidup
mereka; 4) mengajarkan sesuatu yang secara kontekstual sesuai dengan kebutuhan
lingkungan belajar; 5) sebagai alat penilai diagnostik (Mayo & College, 2006;
Yuningsih, 2017b); 6) menyederhanakan ide-ide yang kompleks dan
mempermudah peserta didik dalam mengkonseptualisasikan konsep abstrak ; 7)
melibatkan pemikiran peserta didik atas pengetahuan yang telah dimiliki; 8)
menjadikan pembelajaran lebih rasional dan penuh makna (meaningfull); 9)
menumbuhkan motivasi intrinsik peserta didik melalui proses penggabungan
pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sudah dimiliki; 10) efisiensi peserta
didik dalam memahami fenomena baru dan menyelesaikan persoalan melalui
pengalaman yang pernah dilakukan (Glynn, 1994, pp. 18–19); 11) memotivasi
peserta didik; dan 12) meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap konsep
materi yang diajarkan (Harrison & Coll, 2013, pp. 38 & 41).
Keindahan analogi dengan sentuhan imajinasi dapat membantu peserta
didik lebih banyak belajar tentang konsep materi. Lebih dari itu, peserta didik
tidak memperoleh pengetahuan tentang konsep target saja, melainkan secara tidak
langsung mereka juga mengingatkan kembali atau memperdalam pengetahuan
tentang konsep analog sekaligus.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil kajian dapat disimpulkan bahwa pendekatan analogi
merupakan proses penalaran yang membandingkan dua buah obyek yang
memiliki kesamaan untuk menghasilkan pengetahuan baru berdasarkan
pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik. Pendekatan analogi ini berperan
sebagai jembatan penghubung untuk memahamkan materi yang sulit terjangkau
oleh peserta didik melalui fenomena/obyek di sekitar yang familiar bagi mereka.
Kekuatan analogi tidak terbatas untuk materi berupa konsep saja melainkan jenis
materi proses maupun struktur. Lebih dari itu, adanya penggunaan analogi dalam
pembelajaran menyebabkan peserta didik sulit melupakan konsep yang sudah
terpatri di otak mereka.
SARAN
Berdasarkan kajian yang telah disusun dapat disarankan bahwa untuk
menerapkan pendekatan analogi ini terlebih diperlukan persiapan dan penguasaan
konsep yang utuh dan matang terutama dari pendidik. Pendidik juga perlu
memanajemen waktu pembelajaran dengan baik supaya tidak terlena, karena
278 BRILIANT: Jurnal Riset dan Konseptual
Volume 3 Nomor 3, Agustus 2018
pembelajarannya memang lucu dan menarik. Pendidik harus terampil dalam
menguraikan kelemahan/bagian di luar konsep analogi. Terakhir, pendidik perlu
memaksimalkan pada bagian pembahasan dari argumen (analogi yang disusun)
peserta didik, karena disitulah letak kreativitas dan imajinasi mereka.
DAFTAR RUJUKAN
Asay, L. J. (2013). The importance of explicitly mapping instructional analogies
in science education. University of Nevada, Las Vegas.
Aziri, S. S. M., & Ahmad, C. N. C. (2014). Penggunaan modul pembelajaran dan
pengajaran berasaskan analogi terhadap pencapaian pelajar bagi topik
enzim dalam biologi tingkatan 4. Jurnal Pendidikan Sains & Matematik
Malaysia, 4(2), 91–103.
Campbell, N. A., Reece, J. B., Urry, L. A., Cain, M. L., Wasserman, S. A., &
Jackson, R. B. (2008). Biology (8th ed.). San Francisco: Pearson
Benjamin Cummings.
Dikmenli, M. (2015). A study on analogies used in new ninth grade biology
textbook. Asia-Pacific Forum on Science Learning and Teaching, 16(1),
1–20.
Duit, R. (1991). On the role of analogies and metaphors in learning science.
Science Education, 75(6), 649–672.
https://doi.org/10.1002/sce.3730750606
Glynn, S. M. (1994). Teaching science with analogy: A strategy for teacher and
textbook authors. USA.
Glynn, S. M. (1995). Conceptual bridges: Using analogies to explain scientific
concepts. The Science Teacher, 62(9), 25–27.
Glynn, S. M. (2008). Making science concepts meaningful to students: Teaching
with analogies. In Four Decades of Research in Science Education:
From Curriculum Development to Quality Improvement (pp. 113–125).
Glynn, S. M., & Takahashi, T. (1998). Learning from analogy-enhanced science
text. Journal of Research in Science Teaching, 35(10), 1129–1149.
https://doi.org/10.1002/(SICI)1098-2736(199812)35:10<1129::AID-
TEA5>3.0.CO;2-2
Hadi, S. (2017). Story-telling: Upaya meningkatkan daya simak dalam
keterampilan menyimak interaktif berbahasa. Brilliant: Jurnal Riset Dan
Konseptual, 2(2), 163–177.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.28926/briliant.v2i2.42
Hajar, I., & Budi, L. G. P. A. (2014). Penerapan strategi belajar analogi dalam
model pembelajaran langsung pada standar kompetensi menerapkan
dasar-dasar teknik digital di SMK Negeri 5 Surabaya. Jurnal Pendidikan
Teknik Elektro, 3(3), 31–37.
Harrison, A. G., & Coll, R. K. (2013). Analogi dalam kelas sains: Panduan FAR
cara menarik untuk mengajar dengan menggunakan analogi. (Tim
Indeks, Ed.). Jakarta: PT Indeks.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia (3rd ed.).
Jakarta: Balai Pustaka.
Mayo, J., & College, G. (2006). Reflective pedagogy through analogy.
Southeastern Journal of Psychology, 1–6.
National Education Association. (2012). Preparing 21st century students for a
BRILIANT: Jurnal Riset dan Konseptual
Volume 3 Nomor 3, Agustus 2018
279
global society: An educator’s guide to the ”four cs”. Retrieved June 1,
2017, from http://www.nea.org/assets/docs/A-Guide-to-Four-Cs.pdf
Novak, J. D., Gowin, B. D., & Kahl, J. B. (1984). Learning how to learn. New
York: Cmbridge University Press.
Salih, M. (2010). Developing thinking skills in Malaysian science students via an
analogical task. Journal of Science and Mathematics Education in …,
33(1), 110–128. Retrieved from
http://www.recsam.edu.my/R&D_Journals/YEAR2010/june2010vol1/ma
riah(110-128).pdf
Samara, N. A. H. (2016). Effectiveness of analogy instructional strategy on
undergraduate student’s acquisition of organic chemistry concepts in
Mutah University, Jordan. Journal of Education and Practice, 7(8), 70–
74. Retrieved from
http://search.ebscohost.com/login.aspx?direct=true&db=eric&AN=EJ109
5360&site=ehost-live
Seipelt-thiemann, R. L. (2012). Analogies for Teaching Mutant Allele Dominance
Concepts, 3(October), 884–889. https://doi.org/10.4236/ce.2012.326133
Subali, B., Paidi, & Mariyam, S. (2015). Pengembangan kreativitas:
Keterampilan proses sains aspek kehidupan pada mata pelajaran IPA di
sekolah dasar beserta cara pengukuran keasliannya. (Rohali, Ed.).
Yogyakarta: UNY Press.
Suratsih. (2010). Pengembangan modul pembelajaran biologi berbasis potensi
lokal dalam kerangka implementasi ktsp sma di Yogyakarta. Yogyakarta.
Thiele, R. B., & Treagust, D. F. (1992). Analogies in senior high school chemistry
textbooks: A critical analysis. In ICASE Research Conference in
Chemistry and Physics Education. Dortmund, Germany.
Treagust, D. F., Horrison, A. G., & Vencille, G. (1998). Teaching science
effectively with analogies: An approach for pre-service and in-service
teacher education. Journal of Science Teacher Education, 9, 85–101.
Vendetti, M. S., Matlen, B. J., Richland, L. E., & Bunge, S. A. (2015). Analogical
reasoning in the classroom: Insights from cognitive science. International
Mind, Brain, and Education Society and Wiley Periodicals, Inc, 9(2),
100–106.
Wichaidit, S., Dechsri, P., & Chaivisuthangkura, P. (2011). Using analogy and
model to enhance conceptual change in Thai middle school students. US-
China Education Review, 8(3), 333–338.
Yuningsih. (2017a). Analogipedia. Yogyakarta: Pintarstudio. Retrieved from
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.pintarstudio.analogipe
dia
Yuningsih. (2017b). Pengembangan modul pbl berbasis android menggunakan
pendekatan analogi untuk meningkatkan kreativitas berdasarkan pola
berpikir divergen siswa sma. Universitas Negeri Yogyakarta. Retrieved
from eprints.uny.ac.id/53412
Zeitoun, H. H. (1984). Teaching scientific analogies: A proposed model. Journal
Research in Science & Technological Education, 2(2), 107–125.
https://doi.org/https://doi.org/10.1080/0263514840020203.

More Related Content

What's hot

Makalah "Prosedur Pemilihan Media Pembelajaran"
Makalah  "Prosedur Pemilihan Media Pembelajaran"Makalah  "Prosedur Pemilihan Media Pembelajaran"
Makalah "Prosedur Pemilihan Media Pembelajaran"WaQhyoe Arryee
 
Pengaruh Sinar Matahari terhadap Pertumbuhan Kecambah
Pengaruh Sinar Matahari terhadap Pertumbuhan KecambahPengaruh Sinar Matahari terhadap Pertumbuhan Kecambah
Pengaruh Sinar Matahari terhadap Pertumbuhan KecambahDiah Dwi Ammarwati
 
Kisi-kisi Semseter Genap Biologi Kelas XI.docx
Kisi-kisi  Semseter Genap  Biologi Kelas XI.docxKisi-kisi  Semseter Genap  Biologi Kelas XI.docx
Kisi-kisi Semseter Genap Biologi Kelas XI.docxNaomisena1
 
Pembelajaran PKn di SD
Pembelajaran PKn di SDPembelajaran PKn di SD
Pembelajaran PKn di SDYuns Saragih
 
Silabus Biologi KELAS X / XI / XII Kurikulum 2013,
Silabus Biologi KELAS X / XI / XII Kurikulum 2013, Silabus Biologi KELAS X / XI / XII Kurikulum 2013,
Silabus Biologi KELAS X / XI / XII Kurikulum 2013, almansyahnis .
 
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SDHakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SDdodikdomek
 
etnosains dalam biologi konservasi
etnosains dalam biologi konservasietnosains dalam biologi konservasi
etnosains dalam biologi konservasiarisantomico
 
MATERI Sistem reproduksi KELAS XI SMA
MATERI Sistem reproduksi KELAS XI SMAMATERI Sistem reproduksi KELAS XI SMA
MATERI Sistem reproduksi KELAS XI SMAZona Bebas
 
MODUL 1 PDGK4202 PEMBELAJARAN IPA DI SD.pdf
MODUL 1  PDGK4202   PEMBELAJARAN IPA  DI  SD.pdfMODUL 1  PDGK4202   PEMBELAJARAN IPA  DI  SD.pdf
MODUL 1 PDGK4202 PEMBELAJARAN IPA DI SD.pdfTahang Flexter
 
KERANGKA DASAR KURIKULUM 2013
KERANGKA DASAR KURIKULUM 2013KERANGKA DASAR KURIKULUM 2013
KERANGKA DASAR KURIKULUM 2013NYAK MAULANA
 
Presentasi sistem pernapasan
Presentasi sistem pernapasanPresentasi sistem pernapasan
Presentasi sistem pernapasanArika Sari
 
Rpp evaluasi pembelajaran
Rpp evaluasi pembelajaranRpp evaluasi pembelajaran
Rpp evaluasi pembelajaranmaisya sarah
 
Rpp SAINS Kelas II Semester I
Rpp SAINS Kelas II Semester IRpp SAINS Kelas II Semester I
Rpp SAINS Kelas II Semester INastiti Rahajeng
 
RPP Problem Based Learning Pertumbuhan & Perkembangan
RPP Problem Based Learning Pertumbuhan & PerkembanganRPP Problem Based Learning Pertumbuhan & Perkembangan
RPP Problem Based Learning Pertumbuhan & PerkembanganSelly Noviyanty Yunus
 

What's hot (20)

Makalah "Prosedur Pemilihan Media Pembelajaran"
Makalah  "Prosedur Pemilihan Media Pembelajaran"Makalah  "Prosedur Pemilihan Media Pembelajaran"
Makalah "Prosedur Pemilihan Media Pembelajaran"
 
Pengaruh Sinar Matahari terhadap Pertumbuhan Kecambah
Pengaruh Sinar Matahari terhadap Pertumbuhan KecambahPengaruh Sinar Matahari terhadap Pertumbuhan Kecambah
Pengaruh Sinar Matahari terhadap Pertumbuhan Kecambah
 
Kisi-kisi Semseter Genap Biologi Kelas XI.docx
Kisi-kisi  Semseter Genap  Biologi Kelas XI.docxKisi-kisi  Semseter Genap  Biologi Kelas XI.docx
Kisi-kisi Semseter Genap Biologi Kelas XI.docx
 
Pembelajaran PKn di SD
Pembelajaran PKn di SDPembelajaran PKn di SD
Pembelajaran PKn di SD
 
ASAL USUL KEHIDUPAN (BIOLOGI SMA)
ASAL USUL KEHIDUPAN (BIOLOGI SMA)ASAL USUL KEHIDUPAN (BIOLOGI SMA)
ASAL USUL KEHIDUPAN (BIOLOGI SMA)
 
Silabus Biologi KELAS X / XI / XII Kurikulum 2013,
Silabus Biologi KELAS X / XI / XII Kurikulum 2013, Silabus Biologi KELAS X / XI / XII Kurikulum 2013,
Silabus Biologi KELAS X / XI / XII Kurikulum 2013,
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
Model pembelajaran assure
Model pembelajaran assureModel pembelajaran assure
Model pembelajaran assure
 
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SDHakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
 
etnosains dalam biologi konservasi
etnosains dalam biologi konservasietnosains dalam biologi konservasi
etnosains dalam biologi konservasi
 
MATERI Sistem reproduksi KELAS XI SMA
MATERI Sistem reproduksi KELAS XI SMAMATERI Sistem reproduksi KELAS XI SMA
MATERI Sistem reproduksi KELAS XI SMA
 
Makalah rps
Makalah rpsMakalah rps
Makalah rps
 
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UJI GOLONGAN DARAH
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UJI GOLONGAN DARAHLAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UJI GOLONGAN DARAH
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UJI GOLONGAN DARAH
 
MODUL 1 PDGK4202 PEMBELAJARAN IPA DI SD.pdf
MODUL 1  PDGK4202   PEMBELAJARAN IPA  DI  SD.pdfMODUL 1  PDGK4202   PEMBELAJARAN IPA  DI  SD.pdf
MODUL 1 PDGK4202 PEMBELAJARAN IPA DI SD.pdf
 
KERANGKA DASAR KURIKULUM 2013
KERANGKA DASAR KURIKULUM 2013KERANGKA DASAR KURIKULUM 2013
KERANGKA DASAR KURIKULUM 2013
 
Presentasi sistem pernapasan
Presentasi sistem pernapasanPresentasi sistem pernapasan
Presentasi sistem pernapasan
 
Rpp evaluasi pembelajaran
Rpp evaluasi pembelajaranRpp evaluasi pembelajaran
Rpp evaluasi pembelajaran
 
Rpp SAINS Kelas II Semester I
Rpp SAINS Kelas II Semester IRpp SAINS Kelas II Semester I
Rpp SAINS Kelas II Semester I
 
Presentasi modul 7 ipa kb 2
Presentasi modul 7 ipa kb 2Presentasi modul 7 ipa kb 2
Presentasi modul 7 ipa kb 2
 
RPP Problem Based Learning Pertumbuhan & Perkembangan
RPP Problem Based Learning Pertumbuhan & PerkembanganRPP Problem Based Learning Pertumbuhan & Perkembangan
RPP Problem Based Learning Pertumbuhan & Perkembangan
 

Similar to Kajian Pendekatan Analogi dalam Pembelajaran Biologi yang Berdayaguna

Belajar Sebagai Konstruksi Pengetahuan
Belajar Sebagai Konstruksi PengetahuanBelajar Sebagai Konstruksi Pengetahuan
Belajar Sebagai Konstruksi PengetahuanKusdian
 
46881-124592-1-PB (1).pdf
46881-124592-1-PB (1).pdf46881-124592-1-PB (1).pdf
46881-124592-1-PB (1).pdfLiraAgustriani
 
Macam macam pendekatan
Macam macam pendekatanMacam macam pendekatan
Macam macam pendekatandgielz31
 
Model pembelajaran clis
Model pembelajaran clisModel pembelajaran clis
Model pembelajaran clismartinrusmaja
 
Literasi Sains dalam Pembelajaran IPAS di Sekolah Dasar.pdf
Literasi Sains dalam Pembelajaran IPAS di Sekolah Dasar.pdfLiterasi Sains dalam Pembelajaran IPAS di Sekolah Dasar.pdf
Literasi Sains dalam Pembelajaran IPAS di Sekolah Dasar.pdfkustiyantidew94
 
Metode penelitian pendidikan
Metode penelitian pendidikanMetode penelitian pendidikan
Metode penelitian pendidikanDedi Yulianto
 
Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Gallery walk dengan Tipe Lear...
Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Gallery walk dengan Tipe Lear...Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Gallery walk dengan Tipe Lear...
Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Gallery walk dengan Tipe Lear...Universitas Indraprasta PGRI
 
Teoripemb psv
Teoripemb psvTeoripemb psv
Teoripemb psvSusan Lim
 
Tajuk 4; konstruktivisme vs latih tubi
Tajuk 4; konstruktivisme vs latih tubiTajuk 4; konstruktivisme vs latih tubi
Tajuk 4; konstruktivisme vs latih tubiArachnis Flosaeris
 
Model model pembelajaran
Model model pembelajaranModel model pembelajaran
Model model pembelajaranmarnosumarno2
 
Implikasi teori belajar konstruktivisme dalam pembelajaran matematika
Implikasi teori belajar konstruktivisme dalam pembelajaran matematikaImplikasi teori belajar konstruktivisme dalam pembelajaran matematika
Implikasi teori belajar konstruktivisme dalam pembelajaran matematikanurcahyono19
 
1 peningkatan kualitas belajar
1 peningkatan kualitas belajar1 peningkatan kualitas belajar
1 peningkatan kualitas belajarAffan Dhafir
 
Macam macampendekatan-120918023440-phpapp01
Macam macampendekatan-120918023440-phpapp01Macam macampendekatan-120918023440-phpapp01
Macam macampendekatan-120918023440-phpapp01Yuanita Papamama
 

Similar to Kajian Pendekatan Analogi dalam Pembelajaran Biologi yang Berdayaguna (20)

BAB II
BAB IIBAB II
BAB II
 
Belajar Sebagai Konstruksi Pengetahuan
Belajar Sebagai Konstruksi PengetahuanBelajar Sebagai Konstruksi Pengetahuan
Belajar Sebagai Konstruksi Pengetahuan
 
Tugas resume jurnal
Tugas resume jurnalTugas resume jurnal
Tugas resume jurnal
 
46881-124592-1-PB (1).pdf
46881-124592-1-PB (1).pdf46881-124592-1-PB (1).pdf
46881-124592-1-PB (1).pdf
 
Makalah yulia
Makalah yuliaMakalah yulia
Makalah yulia
 
Macam macam pendekatan
Macam macam pendekatanMacam macam pendekatan
Macam macam pendekatan
 
Model pembelajaran clis
Model pembelajaran clisModel pembelajaran clis
Model pembelajaran clis
 
Literasi Sains dalam Pembelajaran IPAS di Sekolah Dasar.pdf
Literasi Sains dalam Pembelajaran IPAS di Sekolah Dasar.pdfLiterasi Sains dalam Pembelajaran IPAS di Sekolah Dasar.pdf
Literasi Sains dalam Pembelajaran IPAS di Sekolah Dasar.pdf
 
Capter 2 tugs pak mustaji
Capter 2 tugs pak mustajiCapter 2 tugs pak mustaji
Capter 2 tugs pak mustaji
 
Metode penelitian pendidikan
Metode penelitian pendidikanMetode penelitian pendidikan
Metode penelitian pendidikan
 
Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Gallery walk dengan Tipe Lear...
Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Gallery walk dengan Tipe Lear...Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Gallery walk dengan Tipe Lear...
Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Gallery walk dengan Tipe Lear...
 
Esei
EseiEsei
Esei
 
Teoripemb psv
Teoripemb psvTeoripemb psv
Teoripemb psv
 
Tajuk 4; konstruktivisme vs latih tubi
Tajuk 4; konstruktivisme vs latih tubiTajuk 4; konstruktivisme vs latih tubi
Tajuk 4; konstruktivisme vs latih tubi
 
Model pembelajaran
Model pembelajaranModel pembelajaran
Model pembelajaran
 
Model model pembelajaran
Model model pembelajaranModel model pembelajaran
Model model pembelajaran
 
5. CP IPA.docx
5. CP IPA.docx5. CP IPA.docx
5. CP IPA.docx
 
Implikasi teori belajar konstruktivisme dalam pembelajaran matematika
Implikasi teori belajar konstruktivisme dalam pembelajaran matematikaImplikasi teori belajar konstruktivisme dalam pembelajaran matematika
Implikasi teori belajar konstruktivisme dalam pembelajaran matematika
 
1 peningkatan kualitas belajar
1 peningkatan kualitas belajar1 peningkatan kualitas belajar
1 peningkatan kualitas belajar
 
Macam macampendekatan-120918023440-phpapp01
Macam macampendekatan-120918023440-phpapp01Macam macampendekatan-120918023440-phpapp01
Macam macampendekatan-120918023440-phpapp01
 

More from Yuningsih Yuningsih

E book gratis-premium-panduan-menulis-buku
E book gratis-premium-panduan-menulis-bukuE book gratis-premium-panduan-menulis-buku
E book gratis-premium-panduan-menulis-bukuYuningsih Yuningsih
 
Panduan memilih-jurnal-untuk-publikasi
Panduan memilih-jurnal-untuk-publikasiPanduan memilih-jurnal-untuk-publikasi
Panduan memilih-jurnal-untuk-publikasiYuningsih Yuningsih
 
ppt-sidang tesis pengembangan modul android materi ekosistem
ppt-sidang tesis pengembangan modul android materi ekosistemppt-sidang tesis pengembangan modul android materi ekosistem
ppt-sidang tesis pengembangan modul android materi ekosistemYuningsih Yuningsih
 
Review jurnal-tesis-pengembangan modul android materi ekosistem
Review jurnal-tesis-pengembangan modul android materi ekosistemReview jurnal-tesis-pengembangan modul android materi ekosistem
Review jurnal-tesis-pengembangan modul android materi ekosistemYuningsih Yuningsih
 
Pengembangan kurikulum dan pembelajaran biologi
Pengembangan kurikulum dan pembelajaran biologiPengembangan kurikulum dan pembelajaran biologi
Pengembangan kurikulum dan pembelajaran biologiYuningsih Yuningsih
 
Jenis dan karakteristik media pembelajaran
Jenis dan karakteristik media pembelajaranJenis dan karakteristik media pembelajaran
Jenis dan karakteristik media pembelajaranYuningsih Yuningsih
 
Mapping Biology Knowledge_Kathleen m. fisher,_david_e._moody,_james_h._wand (...
Mapping Biology Knowledge_Kathleen m. fisher,_david_e._moody,_james_h._wand (...Mapping Biology Knowledge_Kathleen m. fisher,_david_e._moody,_james_h._wand (...
Mapping Biology Knowledge_Kathleen m. fisher,_david_e._moody,_james_h._wand (...Yuningsih Yuningsih
 
materi 7: konservasi sumberdaya alam
materi 7: konservasi sumberdaya alammateri 7: konservasi sumberdaya alam
materi 7: konservasi sumberdaya alamYuningsih Yuningsih
 
materi 5: partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup
materi 5: partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidupmateri 5: partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup
materi 5: partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidupYuningsih Yuningsih
 
materi 4: pengambilan keputusan dan perencanaan pengelolaan lingkungan hidup
materi 4: pengambilan keputusan dan perencanaan pengelolaan lingkungan hidupmateri 4: pengambilan keputusan dan perencanaan pengelolaan lingkungan hidup
materi 4: pengambilan keputusan dan perencanaan pengelolaan lingkungan hidupYuningsih Yuningsih
 
materi 3: mengenali ciri dasar lingkungan dan implikasi pengelolaannya
materi 3: mengenali ciri dasar lingkungan dan implikasi pengelolaannyamateri 3: mengenali ciri dasar lingkungan dan implikasi pengelolaannya
materi 3: mengenali ciri dasar lingkungan dan implikasi pengelolaannyaYuningsih Yuningsih
 
Materi 2: berbagai aspek pengelolaan lingkungan hidup
Materi 2: berbagai aspek pengelolaan lingkungan hidupMateri 2: berbagai aspek pengelolaan lingkungan hidup
Materi 2: berbagai aspek pengelolaan lingkungan hidupYuningsih Yuningsih
 
pengelolaan dan konservasi lingkungan 1
pengelolaan dan konservasi lingkungan 1pengelolaan dan konservasi lingkungan 1
pengelolaan dan konservasi lingkungan 1Yuningsih Yuningsih
 
Proceedings_DDR (Design & development research) A Guid for Novice Researchers
Proceedings_DDR (Design & development research) A Guid for Novice ResearchersProceedings_DDR (Design & development research) A Guid for Novice Researchers
Proceedings_DDR (Design & development research) A Guid for Novice ResearchersYuningsih Yuningsih
 
PPT DDR (Design and Development Research) and R&D (Research and Development)
PPT  DDR (Design and Development Research) and R&D (Research and Development)PPT  DDR (Design and Development Research) and R&D (Research and Development)
PPT DDR (Design and Development Research) and R&D (Research and Development)Yuningsih Yuningsih
 
Makalah DDR (Design and Development Research) and R&D (Research and Development)
Makalah DDR (Design and Development Research) and R&D (Research and Development)Makalah DDR (Design and Development Research) and R&D (Research and Development)
Makalah DDR (Design and Development Research) and R&D (Research and Development)Yuningsih Yuningsih
 

More from Yuningsih Yuningsih (20)

E book gratis-premium-panduan-menulis-buku
E book gratis-premium-panduan-menulis-bukuE book gratis-premium-panduan-menulis-buku
E book gratis-premium-panduan-menulis-buku
 
Panduan memilih-jurnal-untuk-publikasi
Panduan memilih-jurnal-untuk-publikasiPanduan memilih-jurnal-untuk-publikasi
Panduan memilih-jurnal-untuk-publikasi
 
Buku pintar ramadhan
Buku pintar ramadhanBuku pintar ramadhan
Buku pintar ramadhan
 
1. filsafat, konsep dan lingkup
1. filsafat, konsep dan lingkup1. filsafat, konsep dan lingkup
1. filsafat, konsep dan lingkup
 
ppt-sidang tesis pengembangan modul android materi ekosistem
ppt-sidang tesis pengembangan modul android materi ekosistemppt-sidang tesis pengembangan modul android materi ekosistem
ppt-sidang tesis pengembangan modul android materi ekosistem
 
Review jurnal-tesis-pengembangan modul android materi ekosistem
Review jurnal-tesis-pengembangan modul android materi ekosistemReview jurnal-tesis-pengembangan modul android materi ekosistem
Review jurnal-tesis-pengembangan modul android materi ekosistem
 
Pengembangan kurikulum dan pembelajaran biologi
Pengembangan kurikulum dan pembelajaran biologiPengembangan kurikulum dan pembelajaran biologi
Pengembangan kurikulum dan pembelajaran biologi
 
Lks klasifikasi tumbuhan
Lks klasifikasi tumbuhanLks klasifikasi tumbuhan
Lks klasifikasi tumbuhan
 
Jenis dan karakteristik media pembelajaran
Jenis dan karakteristik media pembelajaranJenis dan karakteristik media pembelajaran
Jenis dan karakteristik media pembelajaran
 
Emagazine keluarga mawaddah 12
Emagazine keluarga mawaddah 12Emagazine keluarga mawaddah 12
Emagazine keluarga mawaddah 12
 
Mapping Biology Knowledge_Kathleen m. fisher,_david_e._moody,_james_h._wand (...
Mapping Biology Knowledge_Kathleen m. fisher,_david_e._moody,_james_h._wand (...Mapping Biology Knowledge_Kathleen m. fisher,_david_e._moody,_james_h._wand (...
Mapping Biology Knowledge_Kathleen m. fisher,_david_e._moody,_james_h._wand (...
 
materi 7: konservasi sumberdaya alam
materi 7: konservasi sumberdaya alammateri 7: konservasi sumberdaya alam
materi 7: konservasi sumberdaya alam
 
materi 5: partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup
materi 5: partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidupmateri 5: partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup
materi 5: partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup
 
materi 4: pengambilan keputusan dan perencanaan pengelolaan lingkungan hidup
materi 4: pengambilan keputusan dan perencanaan pengelolaan lingkungan hidupmateri 4: pengambilan keputusan dan perencanaan pengelolaan lingkungan hidup
materi 4: pengambilan keputusan dan perencanaan pengelolaan lingkungan hidup
 
materi 3: mengenali ciri dasar lingkungan dan implikasi pengelolaannya
materi 3: mengenali ciri dasar lingkungan dan implikasi pengelolaannyamateri 3: mengenali ciri dasar lingkungan dan implikasi pengelolaannya
materi 3: mengenali ciri dasar lingkungan dan implikasi pengelolaannya
 
Materi 2: berbagai aspek pengelolaan lingkungan hidup
Materi 2: berbagai aspek pengelolaan lingkungan hidupMateri 2: berbagai aspek pengelolaan lingkungan hidup
Materi 2: berbagai aspek pengelolaan lingkungan hidup
 
pengelolaan dan konservasi lingkungan 1
pengelolaan dan konservasi lingkungan 1pengelolaan dan konservasi lingkungan 1
pengelolaan dan konservasi lingkungan 1
 
Proceedings_DDR (Design & development research) A Guid for Novice Researchers
Proceedings_DDR (Design & development research) A Guid for Novice ResearchersProceedings_DDR (Design & development research) A Guid for Novice Researchers
Proceedings_DDR (Design & development research) A Guid for Novice Researchers
 
PPT DDR (Design and Development Research) and R&D (Research and Development)
PPT  DDR (Design and Development Research) and R&D (Research and Development)PPT  DDR (Design and Development Research) and R&D (Research and Development)
PPT DDR (Design and Development Research) and R&D (Research and Development)
 
Makalah DDR (Design and Development Research) and R&D (Research and Development)
Makalah DDR (Design and Development Research) and R&D (Research and Development)Makalah DDR (Design and Development Research) and R&D (Research and Development)
Makalah DDR (Design and Development Research) and R&D (Research and Development)
 

Recently uploaded

tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 

Recently uploaded (20)

tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 

Kajian Pendekatan Analogi dalam Pembelajaran Biologi yang Berdayaguna

  • 1. 268 BRILIANT: Jurnal Riset dan Konseptual Volume 3 Nomor 3, Agustus 2018 Kajian Pendekatan Analogi dalam Pembelajaran Biologi yang Bermakna Yuningsih(1) , Mohamad Joko Susilo(2) 1 Postgraduate Pendidikan Biologi, Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta, 2 Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta Email: 1 yuningsih482@gmail.com, 2 jokoms.uad@gmail.com Abstrak: Pembelajaran bermakna perlu diimplementasikan oleh setiap pendidik pada setiap materi pembelajaran, terlebih materi pembelajaran yang abstrak. Salah satu inovasinya menggunakan pendekatan analogi. Kajian ini bertujuan untuk menguraikan kekuatan analogi sebagai pendekatan untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna. Berdasarkan hasil kajian dapat disimpulkan bahwa pendekatan analogi merupakan proses penalaran yang membandingkan dua buah obyek yang memiliki kesamaan untuk menghasilkan pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik. Kekuatan analogi tidak terbatas untuk materi berupa konsep saja, melainkan jenis materi proses maupun struktur. Lebih dari itu, penggunaan analogi dalam pembelajaran menyebabkan peserta didik sulit melupakan konsep yang sudah terpatri di otak mereka. Memasuki abad 21 pembelajaran dipersiapkan dalam rangka mewujudkan generasi masa depan yang memiliki kecakapan dalam berpikir kreatif dan menyelesaikan masalah, kreativitas dan inovasi, kolaborasi, serta komunikasi (National Education Association, 2012, p. 7). Untuk mencapai kecakapan tersebut tidak cukup dengan pembelajaran secara memorizing saja, melainkan perlu adanya inovasi pembelajaran yang relevan dan bermakna. Pembelajaran biologi di sekolah idealnya perlu ditekankan pada pembelajaran yang berbasis kontekstual, bukan sekedar tekstual. Karena pada hakikatnya belajar biologi itu menekankan adanya interaksi antara peserta didik dengan obyek yang dipelajari. Interaksi tersebut memberikan peluang kepada peserta didik untuk berlatih belajar dan mengerti bagaimana belajar, mengembangkan potensi rasional pikir, ketrampilan, dan kepribadian serta mengenal permasalahan biologi dan pengkajiannya (Suratsih, 2010). Namun demikian, hingga saat ini pembelajaran masih cenderung terpusat pada pendidik/teacher centered-learning (Hadi, 2017). Pembelajaran yang bermakna (meaningfull learning) sebagaimana yang digagas oleh seorang ahli psikologi pendidikan, David P. Ausubel (1963), merupakan pembelajaran yang menekankan pada pengaitan konsep baru terhadap pengetahuan relevan yang sudah dimiliki peserta didik (Novak, Gowin, & Kahl, 1984, p. 7). Karena pada dasarnya pengetahuan itu terbentuk dari pengalaman individu yang bersangkutan. Jadi, belajar yang bermakna bukan sekedar Tersedia Online di http://www.jurnal.unublitar.ac.id/ index.php/briliant Sejarah Artikel Diterima pada 29 Mei 2018 Disetuji pada 22 Juni 2018 Dipublikasikan pada 13 Agustus 2018 Hal. 268-279 Kata Kunci: pendekatan, analogi, pembelajaran, bermakna, meaningful DOI: http://dx.doi.org/10.28926/briliant .v3i3.188
  • 2. BRILIANT: Jurnal Riset dan Konseptual Volume 3 Nomor 3, Agustus 2018 269 menghafal, melainkan peserta didik terlibat secara langsung dalam menemukan konsep serta menghubungkannya menjadi suatu pengetahuan yang utuh. Belajar yang demikian melibatkan sistem indra yang lebih banyak daripada sekedar mendengarkan penjelasan pendidik. Alhasil, apabila suatu konsep sudah terpatri di otak peserta didik, sering kali konsep tersebut sulit untuk dilupakan. Pembelajaran bermakna perlu diimplementasikan oleh setiap pendidik pada setiap materi pembelajaran. Terlebih materi pembelajaran yang sifatnya abstrak, sulit dibayangkan, dan tidak tampak dengan mata telanjang. Meskipun demikian, peserta didik terlebih dahulu perlu diberikan motivasi intrinsik supaya lebih semangat dan membangkitkan rasa keingintahuannya. Hasil yang akan diperoleh peserta didik akan merasakan bahwa materi yang dipelajari begitu bermakna bagi mereka. Meskipun demikian, untuk dapat mengaitkan pengetahuan lama dengan pengetahuan baru, terkadang siswa mengalami kesulitan. Dalam keadaan seperti ini perlu adanya jembatan penghubung, salah satunya berupa pendekatan analogi. Pendekatan analogi merupakan pendekatan pembelajaran dengan cara membandingkan dua obyek atau fenomena yang dianggap memiliki kesamaan tertentu, baik misalnya bentuk, struktur maupun fungsinya. Pembelajaran dengan analogi melalui metode yang telah digagas oleh para ahli, misalnya metode FAR dipercaya mampu memotivasi peserta didik dan meningkatkan pemahaman mereka terhadap konsep sains yang diajarkan (Harrison & Coll, 2013, pp. 38 & 41). Di samping itu, pendekatan analogi dalam pembelajaran juga dapat meningkatkan daya penalaran peserta didik (Subali, Paidi, & Mariyam, 2015, p. 22). Pendekatan analogi sebagaimana penelitian yang telah dilakukan oleh Yuningsih (2017b) dapat meningkatkan kreativitas peserta didik berdasarkan pola berpikir divergen. Sedangkan, penggunaan pendekatan analogi dari hasil penelitian oleh Aziri & Ahmad (2014) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik, peserta didik memiliki pemahaman yang lebih mendalam, dan pembelajaran lebih berkesan. Oleh sebab itu, pentingnya pendekatan analogi ini untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna, sehingga peserta didik tidak sekedar menghafal, melainkan lebih mampu menggunakan daya imajinasi, kreativitas serta inovasinya dalam mempelajari setiap konsep/materi pelajaran. Dengan demikian, kajian ini disusun dalam rangka untuk menguraikan kekuatan analogi sebagai pendekatan untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna. PEMBAHASAN Pendekatan Analogi Di dalam KBBI dijelaskan bahwa (1) analogi merupakan persamaan atau persesuaian antara dua benda atau hal yang berlainan, kias; (2) analogi merupakan kesepadanan antara bentuk bahasa yang menjadi dasar terjadinya bentuk lain; (3) analogi merupakan sesuatu yang sama dalam bentuk, susunan, atau fungsi, tetapi berlainan asal-usulnya sehingga tidak ada hubungan kekerabatan; (4) analogi adalah kesamaan sebagian ciri antara dua benda atau hal yang dapat dipakai untuk dasar perbandingan. Sementara, menganalogikan adalah membuat sesuatu yang baru berdasarkan contoh yang sudah ada, mereka-reka bentuk kata baru dengan mencontohkan bentuk yang telah ada (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002).
  • 3. 270 BRILIANT: Jurnal Riset dan Konseptual Volume 3 Nomor 3, Agustus 2018 Analogi sering kali digunakan untuk mendeskripsikan fenomena yang bermacam-macam tetapi saling berhubungan dan konteksnya sama (Samara, 2016). Umumnya, analogi merupakan mekanisme untuk menunjukkan hubungan struktur diantara dua sistem, domain, atau konsep yang bervariasi jumlah feature/kesamaanya (Asay, 2013). Analogi ini termasuk penalaran induktif yaitu proses penalaran suatu fenomena terhadap fenomena lain yang sejenis, sehingga apabila kedua benda beranalogi maka fenomena yang terjadi pada benda pertama akan terjadi pada benda yang lain (Hajar & Budi, 2014). Di dalam pembelajaran, analogi sering dikaitkan dengan penalaran (reasoning) yang merupakan bagian kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik (HOTs). Penalaran ini dapat terjadi melalui serangkaian proses mulai dari peserta didik mengungkap kembali pengetahuan yang dimiliki atau mereka dihadapkan dengan sejumlah fakta-fakta, kemudian mereka bertugas mencari kesamaannya dengan cara memetakan kesamaan tersebut. Peserta didik melakukan evaluasi atas ketepatan pemetaan kesamaan. Selanjutnya, peserta didik bertugas menarik kesimpulan dan mengorganisaikan informasi baru. Kunci keberhasilan penganalogian ini terletak pada kekuatan dari sejumlah pengetahuan, kajian teori, pengalaman, maupun wawasan lain yang telah dimiliki peserta didik. Di dalam pembelajaran sains, analogi ini dianggap sebagai suatu pendekatan yang menarik serta cara yang cepat untuk menjelaskan obyek sains yang tidak tampak, seperti gen, atom, enzim, dan lain-lain (Harrison & Coll, 2013, p. 28). Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa pendekatan analogi merupakan proses penalaran yang membandingkan dua buah obyek/fenomena yang memiliki kesamaan untuk menghasilkan pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik. Pendekatan analogi ini berperan sebagai jembatan penghubung untuk memahamkan materi yang sulit terjangkau oleh peserta didik melalui fenomena/obyek di sekitar yang familiar bagi mereka. Representasi Analogi dalam Pembelajaran Analogi dapat digambarkan dengan mengidentifikasi persamaan diantara dua konsep (Glynn, 2008). Materi/konsep yang belum familiar diproyeksikan ke dalam konsep yang sudah familiar oleh siswa. Misalnya, analogi sel dengan sebuah kota. Analogi dalam hal ini bertindak sebagai penjelas konsep-konsep materi sel yang sulit dibayangkan oleh siswa, sementara siswa tidak asing lagi dengan kota. Ibarat sebuah kota, terdapat bangunan-bangunan dengan fungsi masing-masing. Demikian halnya sel, memiliki organel-organel yang fungsinya berbeda-beda. PLN diibaratkan sebagai mitokondria sebagai tempat penghasil energy, warung makan diibaratkan sebagai kloroplas sebagai tempat fotosintesis/penghasil makanan bagi tumbuhan, dan seterusnya. Konsep-konsep yang familiar tersebut oleh Glynn disebut sebagai analog, sedangkan konsep yang belum familiar disebut sebagai target. Analog dan target memiliki kesamaan secara kedudukan maupun konseptual, tergatung tujuan dari penggunaan analogi. Kedua konsep tersebut dapat direpresentasikan sebagaimana Gambar 1 berikut.
  • 4. BRILIANT: Jurnal Riset dan Konseptual Volume 3 Nomor 3, Agustus 2018 271 Gambar 1. Representasi Analogi (Sumber: Glynn, 2008, p. 114) Macam-Macam Analogi dan Penggunaannya Thiele & Treagust (1992), menggolongkan analogi menjadi 3: analogi verbal, analogi pictorial, dan analogi personal Analogi verbal dan pictorial oleh sering kali digunakan saat presentasi, baik dalam bentuk teks maupun oral. Analogi ini biasanya disertakan gambar yang mempermudah perbandingan dan kesimpulan dari target analogi. Analogi pictorial dan verbal ini sering kali penggunaannya dilakukan secara spontan bersamaan dan saling melengkapi, sehingga diistilahkan sebagai pictorial-verbal analogies (Thiele & Treagust, 1992). Contoh analogi pictorial dalam pembelajaran fotosintesis dapat disajikan pada Gambar 2 berikut. Gambar 2. Analogi Pictorial dan Model Paper-Clip Fotosintesis (Sumber: Wichaidit, Dechsri, & Chaivisuthangkura, 2011) Analogi personal dipercaya dapat membantu siswa memberikan intuisi terhadap suatu obyek benda mati dengan suatu konsep. Caranya dengan menghubungkan konsep abstrak terhadap fenomena yang tampak seperti orang, uang, maupun makanan (Thiele & Treagust, 1992). Contohnya, pembuluh nadi itu seperti selang air; struktur atom seperti roti kismis (analogi ini didasarkan pada tori atom oleh JJ. Thomson pada tahun 1897); maupun analogi reaksi terang pada proses fotosintesis dengan kontraktor bangunan (Gambar 3).
  • 5. 272 BRILIANT: Jurnal Riset dan Konseptual Volume 3 Nomor 3, Agustus 2018 Gambar 3. Analogi Reaksi Terang dengan Kontraktor Bangunan (sumber: Campbell et al., 2008, p. 195) Penggolongan Analogi Berdasarkan Keluasan Konten Analogi dalam penggolongan ini dibedakan menjadi 3: analogi sederhana, analogi diperkaya, dan analogi diperluas. Perbedaan analogi sederhana dan analogi diperkaya terletak pada konten penjelas dari suatu konsep. Analogi sederhana berupa deskriptif, istilah lainnya adalah analogi single(Dikmenli, 2015; Duit, 1991). Contoh analogi sederhana bahwa sel itu seperti kotak (analogi ini didasarkan pada pertama kali pengamatan sel gabus oleh Robert Hooke pada tahun 1665). Analogi diperkaya dilengkapi dengan penjelasan cara kerja misalnya, cara kerjanya enzim itu seperti kunci dan gembok (lock & key) yang dipopulerkan oleh Emil Fischer. Keduanya memiliki sisi aktif tertentu untuk dapat bekerja dengan baik dan kerja enzim spesifik. Apabila terdapat inhibitor yang telah menempati sisi aktif, maka cara kerja enzim terhambat. Analogi diperluas mengandung pemetaan yang sederhana dan diperluas, misalnya mata itu seperti sebuah kamera. Bagian-bagian mata seperti lensa memiliki kesamaan dengan lensa pada kamera, bagian pipil memiliki kesamaan dengan bidik kamera, bagian iris mata sama dengan diafragma, bagian retina sama fungsinya dengan film, dan bagian ruang yang membalikkan bayangan pada mata juga memiliki kesamaan pada bagian kamera. Adapun perbedaannya terletak pada cara kerja fokus mata manusia melalui kornea dengan otot mata di sekitar lensa, sedangkan fokus pada kamera dapat dilakukan dengan cara mengubah jarak antara lensa dengan film (Glynn, 1995; Harrison & Coll, 2013, p. 23; Salih, 2010). Penggolongan Analogi Berdasarkan Kedudukan Analogi dapat digunakan secara struktural yang membandingkan dua benda yang memiliki persamaan struktur, contohnya analogi sel hewan dengan pabrik, analogi mata dengan kamera, analogi atom dengan roti kismis. Adapun analogi fungsional digunakan untuk membandingkan dua buah fenomena atau benda yang memiliki persamaan fungsi, misalnya analogi ekosistem sawah dengan ekosistem kolam. Di dalam ekosistem sawah terdapat padi yang berperan sebagai produsen, sementara di dalam ekosistem kolam terdapat lumut, tanaman
  • 6. BRILIANT: Jurnal Riset dan Konseptual Volume 3 Nomor 3, Agustus 2018 273 air yang peran sebagai produsen dengan fungsi yang sama untuk berfotosintesis. Di dalam ekosistem sawah terdapat organisme berkedudukan sebagai konsumen tingkat I misalnya keong emas, sedangkan konsumen tingkat I di ekosistem kolam adanya serangga air, demikian seterusnya (Yuningsih, 2017b). Dalam biologi, ada juga istilah analogi dan homologi. Analogi dalam hal ini merupakan organ-organ makhluk hidup yang memiliki struktur dasar sama, sedangkan fungsinya berbeda misalnya analogi tangan manusia dengan sayap burung. Struktur dasar tangan manusia dengan sayap burung memiliki kesamaan, tetapi fungsi tangan manusia untuk membantu beraktivitas, mengangkat, mengambil benda, mengetik, dan lain-lain sedangkan sayap burung fungsinya untuk terbang. Sebaliknya, homologi dalam biologi merupakan organ yang memiliki kesamaan fungsi, sedangkan struktur dasarnya berbeda. Contohnya homologi sayap burung dengan sayap pinguin. Keduanya berupa sayap, namun pada penguin bukan untuk terbang melainkan untuk membantu pergerakan mengambil benda, membantu berenang dan lain-lain (Campbell et al., 2008, p. 541). Penggolongan Analogi Berdasarkan Level Abstraksi Analogi berdasarkan level abstraksi menurut Dikmenli (2015) dapat digolongkan menjadi 3, konkret-konkret, abstrak-abstrak, konkret-abstrak. Analogi antarbenda/fenomena yang konkret menghadirkan konsep analog dan target yang keduanya nyata/dapat dilihat secara visual, sebagai contoh analogi dari ekosistem hutan dengan ekosistem sungai (Yuningsih, 2017b). Analogi antarbenda/fenomena yang abstrak menghadirkan konsep analog dan target yang keduanya bersifat abstrak/tidak tampak dengan mata telanjang. Analogi konkret dengan abstrak merupakan analogi yang pada umumnya digunakan, misalnya analogi sel dengan pabrik (Glynn & Takahashi, 1998), analogi enzim dengan kereta kencana (Aziri & Ahmad, 2014), dan lain-lain. Jenis analogi konkret- abstrak ini disebut juga analogi deklaratif. Analogi deklaratif atau penjelas merupakan metode untuk menegaskan sesuatu materi/konsep yang abstrak (belum familiar) dengan menggunakan hal yang sudah familiar dengan peserta didik (Glynn, 1994). Metode Pembelajaran dalam Penerapan Pendekatan Analogi Metode FAR (The Focus, Action, Reflect) FAR merupakan kepanjangan dari Fokus, Aksi, dan Refleksi. Hal-hal yang perlu diketahui peserta didik sebelum pembelajaran dengan analogi antara lain: mengenai tujuan digunakannya analogi, obyek yang dijadikan sebagai analog harus familiar, serta perlu dipastikan bagian analog yang dapat digunakan dengan yang tidak dapat. Pada tahap fokus, pendidik perlu mengidentifikasi a) konsep materi, apakah tergolong materi yang sulit, asing, ataukah abstrak; b) gagasan apa yang sebelumnya telah diketahui peserta didik terkait dengan konsep yang akan dipelajari; dan c) apakah analog yang digunakan sudah dikenal baik oleh peserta didik atau asing bagi mereka. Pada tahap aksi, peserta didik bertugas mendiskusikan bagian-bagian analog yang memiliki kemiripan dengan konsep yang dipelajari dengan yang tidak memiliki kemiripan. Berikutnya, peserta didik dapat memetakan kesamaan diantara kedua konsep sebagaimana representasi analogi Gambar 1. Tahap refleksi merupakan evaluasi bagi seorang guru terhadap
  • 7. 274 BRILIANT: Jurnal Riset dan Konseptual Volume 3 Nomor 3, Agustus 2018 keefektifan dalam penggunaan analogi. Apakah analogi cukup membingungkan peserta didik atau justru mempermudah pembelajaran sehingga tujuan tercapai (Harrison & Coll, 2013, p. 3; Treagust, Horrison, & Vencille, 1998). Metode TWA (Teaching With Analogy) Metode TWA ini dikembangkan oleh Glynn, dengan langkah-langkah: 1) memperkenalkan konsep target; 2) mengingatkan kembali kepada peserta didik tentang pengetahuan mereka terhadap konsep analog; 3) mengidentifikasi kersamaan kedua konsep (analog dan target); 4) menghubungkan/memetakan persamaan dari kedua konsep, 5) menunjukkan bagian analogi yang tidak relevan, dan 6) menarik kesimpulan tentang konsep yang dipelajari (Glynn, 2008, p. 118). Metode GMAT GMAT kepanjangan dari The General Model of Analogy Teaching merupakan metode pembelajaran dengan menggunakan analogi yang digagas oleh Zeitoun (1984). Langkah-langkahnya meliputi: 1) mengukur karakteristik peserta didik dihubungkan dengan pembelajaran analogi pada umumnya; 2) menilai konsep prioritas terkait topik yang akan diajarkan; 3) menganalisis materi pembelajaran sesuai topik yang akan dipelajari; 4) memutuskan analogi yang tepat untuk digunakan; 5) menentukan karakteristik analogi yang akan digunakan; 6) memilih strategi pembelajaran dan menyiapkan analogi yang lebih mudah dipahami; 7) menyajikan analogi untuk peserta didik; 8) mengevaluasi ketercapaian penggunaan analogi dalam pembelajaran; dan 9) merevisi tahapan metode apabila terdapat kesenjangan selama pembelajaran berlangsung. Jenis Materi yang Cocok Diajarkan dengan Pendekatan Analogi Analogi dapat meningkatkan pembelajaran pada materi berupa konsep. Misalnya konsep ekosistem, kedudukan komponen-komponennya, serta perannya sebagai bagian penyusun ekosistem (Yuningsih, 2017b) maupun konsep alel mutan dominan (Seipelt-thiemann, 2012). Analogi juga dapat menjelaskan materi berupa proses, misalnya proses fotosintesis (Wichaidit et al., 2011); proses kerja enzim (Aziri & Ahmad, 2014). Selain itu, analogi juga dapat digunakan untuk meteri berupa struktur, misalnya struktur sel hewan yang dianalogikan dengan sebuah pabrik (Glynn & Takahashi, 1998) maupun untuk mempelajari sistem yang lebih kompleks misalnya melalui eksperimen dari model sistem tata surya untuk mempelajari konsep peredaran atom (Vendetti, Matlen, Richland, & Bunge, 2015). Jenis materi proses lebih efektif menggunakan analogi daripada materi berupa struktur (Harrison & Coll, 2013, p. 23).
  • 8. BRILIANT: Jurnal Riset dan Konseptual Volume 3 Nomor 3, Agustus 2018 275 Gambar 4. Analogi Sel Hewan dengan Pabrik (Sumber: Glynn & Takahashi, 1998) Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan Analogi Model 1 Pada model 1 pembelajaran dengan pendekatan analogi sebagaimana yang telah dikembangkan oleh Yuningsih (2017), mengikuti metode TWA oleh Glynn dengan tipe analogi konkret-konkret untuk materi berupa konsep. Peserta didik disajikan tabel sebagaimana Gambar 5 berikut. Oleh karena peserta didik sudah memiliki dasar dari materi ekosistem ini, tentu bagi mereka bukanlah sesuatu yang sulit. Analogi dalam hal ini dilakukan dalam rangka untuk membandingkan jenis interaksi komponen-komponen ekosistem, baik ekosistem hutan, ekosistem padang rumput, maupun ekosistem gurun. Setelah peserta didik menjawab seluruh pertanyaan, berikutnya disajikan soal-soal yang mengarah pada kesimpulan. Gambar 5. Analogi Pada Sub-Materi Interaksi Antarkomponen Ekosistem (Sumber: Yuningsih, 2017a)
  • 9. 276 BRILIANT: Jurnal Riset dan Konseptual Volume 3 Nomor 3, Agustus 2018 Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan Analogi Model 2 Pada model 2 pembelajaran dengan pendekatan analogi menggunakan metode FAR dengan tipe analogi konkret-abstrak untuk materi berupa struktur. Tabel 1. Metode FAR untuk Mengajar Materi Sel Fokus Konsep Sel berwujud abstrak, mikroskopis, sulit dipahami peserta didik SMA. Murid Peserta didik sudah memiliki dasar konsep tentang sel karena sudah dipelajari pada jenjang sebelumnya. Analog Peserta didik sudah familiar dengan analogi kota, seperti PLN, bangunan-bangunan, rumah sakit, dan lain-lain. Aksi Mirip Pendidik menggambarkan ciri-ciri sebuah kota yang mirip dengan sel, misalnya PLN sebagai pusat penghasil energi beranalogi dengan mitokondria; badan golgi beranalogi dengan pabrik yang keduanya memproduksi bahan-bahan yang digunakan di luar sel atau kota, dan lain-lain. Tidak mirip Kebanyakan kota tidak memiliki dinding yang mengelilinginya, sedangkan sel memiliki; sel dipenuhi dengan cairan sitoplasma, sedangkan kota tidak; dan setiap sel berdekatan dengan sel lain, sedangkan kota tidak demikian. Refleksi Kesimpulan Pendidik dapat melakukan wawancara dan memeriksa pekerjaan peserta didik untuk memastikan bahwa analogi yang digunakan sesuai dengan konsep target. Perbaikan Pendidik dapat mengevaluasi atas penggunaan analogi dalam pembelajaran sel sebagai bentuk perbaikan maupun masukan pada kesempatan berikutnya. Sumber: (Harrison & Coll, 2013, pp. 33–34). Lebih lengkapnya, penugasan dapat disajikan pada lembar kerja peserta didik seperti berikut. Lembar Kerja Kelompok Organel-organel sel memiliki kemiripan dengan bagian-bagian kota. Diskusikan bersama teman sekelompok, bagian-bagian manakah yang memiliki kesamaan tersebut. Silakan merujuk butu teks pelajaran. Tulis semua fungsi organel bagian kota menurut kelompok kalian yang memiliki kemiripan! Di bawah ini ada sebuah contoh yang dapat Anda ikuti. Sel Fungsi Kota Bagaimana Kemiripan Sel dengan Kota Inti Sel Inti sel mengontrol dan mengkoordinasikan semua struktur dan fungsi sel, sehingga seluruh bagiannya bekerja sama. Pemerintah Kota mengatur jalan, bangunan, dan pasar dengan membuat kebijakan dan mengontrol penerapannya.
  • 10. BRILIANT: Jurnal Riset dan Konseptual Volume 3 Nomor 3, Agustus 2018 277 Sel Fungsi Kota Bagaimana Ketidakmiripan Sel dengan Kota Dinding Sel Sel memiliki dinding yang melindungi isi sel Kebanyakan kota tidak memiliki dinding yang mengelilinginya Sumber : (Harrison & Coll, 2013, p. 35). Manfaat Penggunaan Pendekatan Analogi Penggunaan analogi dalam pembelajaran berguna untuk: 1) merangsang kreativitas dan berpikir kritis; 2) mendorong daya nalar peserta didik; 3) menghasilkan wawasan baru bagi peserta didik berdasarkan pengalaman hidup mereka; 4) mengajarkan sesuatu yang secara kontekstual sesuai dengan kebutuhan lingkungan belajar; 5) sebagai alat penilai diagnostik (Mayo & College, 2006; Yuningsih, 2017b); 6) menyederhanakan ide-ide yang kompleks dan mempermudah peserta didik dalam mengkonseptualisasikan konsep abstrak ; 7) melibatkan pemikiran peserta didik atas pengetahuan yang telah dimiliki; 8) menjadikan pembelajaran lebih rasional dan penuh makna (meaningfull); 9) menumbuhkan motivasi intrinsik peserta didik melalui proses penggabungan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sudah dimiliki; 10) efisiensi peserta didik dalam memahami fenomena baru dan menyelesaikan persoalan melalui pengalaman yang pernah dilakukan (Glynn, 1994, pp. 18–19); 11) memotivasi peserta didik; dan 12) meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap konsep materi yang diajarkan (Harrison & Coll, 2013, pp. 38 & 41). Keindahan analogi dengan sentuhan imajinasi dapat membantu peserta didik lebih banyak belajar tentang konsep materi. Lebih dari itu, peserta didik tidak memperoleh pengetahuan tentang konsep target saja, melainkan secara tidak langsung mereka juga mengingatkan kembali atau memperdalam pengetahuan tentang konsep analog sekaligus. KESIMPULAN Berdasarkan hasil kajian dapat disimpulkan bahwa pendekatan analogi merupakan proses penalaran yang membandingkan dua buah obyek yang memiliki kesamaan untuk menghasilkan pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik. Pendekatan analogi ini berperan sebagai jembatan penghubung untuk memahamkan materi yang sulit terjangkau oleh peserta didik melalui fenomena/obyek di sekitar yang familiar bagi mereka. Kekuatan analogi tidak terbatas untuk materi berupa konsep saja melainkan jenis materi proses maupun struktur. Lebih dari itu, adanya penggunaan analogi dalam pembelajaran menyebabkan peserta didik sulit melupakan konsep yang sudah terpatri di otak mereka. SARAN Berdasarkan kajian yang telah disusun dapat disarankan bahwa untuk menerapkan pendekatan analogi ini terlebih diperlukan persiapan dan penguasaan konsep yang utuh dan matang terutama dari pendidik. Pendidik juga perlu memanajemen waktu pembelajaran dengan baik supaya tidak terlena, karena
  • 11. 278 BRILIANT: Jurnal Riset dan Konseptual Volume 3 Nomor 3, Agustus 2018 pembelajarannya memang lucu dan menarik. Pendidik harus terampil dalam menguraikan kelemahan/bagian di luar konsep analogi. Terakhir, pendidik perlu memaksimalkan pada bagian pembahasan dari argumen (analogi yang disusun) peserta didik, karena disitulah letak kreativitas dan imajinasi mereka. DAFTAR RUJUKAN Asay, L. J. (2013). The importance of explicitly mapping instructional analogies in science education. University of Nevada, Las Vegas. Aziri, S. S. M., & Ahmad, C. N. C. (2014). Penggunaan modul pembelajaran dan pengajaran berasaskan analogi terhadap pencapaian pelajar bagi topik enzim dalam biologi tingkatan 4. Jurnal Pendidikan Sains & Matematik Malaysia, 4(2), 91–103. Campbell, N. A., Reece, J. B., Urry, L. A., Cain, M. L., Wasserman, S. A., & Jackson, R. B. (2008). Biology (8th ed.). San Francisco: Pearson Benjamin Cummings. Dikmenli, M. (2015). A study on analogies used in new ninth grade biology textbook. Asia-Pacific Forum on Science Learning and Teaching, 16(1), 1–20. Duit, R. (1991). On the role of analogies and metaphors in learning science. Science Education, 75(6), 649–672. https://doi.org/10.1002/sce.3730750606 Glynn, S. M. (1994). Teaching science with analogy: A strategy for teacher and textbook authors. USA. Glynn, S. M. (1995). Conceptual bridges: Using analogies to explain scientific concepts. The Science Teacher, 62(9), 25–27. Glynn, S. M. (2008). Making science concepts meaningful to students: Teaching with analogies. In Four Decades of Research in Science Education: From Curriculum Development to Quality Improvement (pp. 113–125). Glynn, S. M., & Takahashi, T. (1998). Learning from analogy-enhanced science text. Journal of Research in Science Teaching, 35(10), 1129–1149. https://doi.org/10.1002/(SICI)1098-2736(199812)35:10<1129::AID- TEA5>3.0.CO;2-2 Hadi, S. (2017). Story-telling: Upaya meningkatkan daya simak dalam keterampilan menyimak interaktif berbahasa. Brilliant: Jurnal Riset Dan Konseptual, 2(2), 163–177. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.28926/briliant.v2i2.42 Hajar, I., & Budi, L. G. P. A. (2014). Penerapan strategi belajar analogi dalam model pembelajaran langsung pada standar kompetensi menerapkan dasar-dasar teknik digital di SMK Negeri 5 Surabaya. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, 3(3), 31–37. Harrison, A. G., & Coll, R. K. (2013). Analogi dalam kelas sains: Panduan FAR cara menarik untuk mengajar dengan menggunakan analogi. (Tim Indeks, Ed.). Jakarta: PT Indeks. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia (3rd ed.). Jakarta: Balai Pustaka. Mayo, J., & College, G. (2006). Reflective pedagogy through analogy. Southeastern Journal of Psychology, 1–6. National Education Association. (2012). Preparing 21st century students for a
  • 12. BRILIANT: Jurnal Riset dan Konseptual Volume 3 Nomor 3, Agustus 2018 279 global society: An educator’s guide to the ”four cs”. Retrieved June 1, 2017, from http://www.nea.org/assets/docs/A-Guide-to-Four-Cs.pdf Novak, J. D., Gowin, B. D., & Kahl, J. B. (1984). Learning how to learn. New York: Cmbridge University Press. Salih, M. (2010). Developing thinking skills in Malaysian science students via an analogical task. Journal of Science and Mathematics Education in …, 33(1), 110–128. Retrieved from http://www.recsam.edu.my/R&D_Journals/YEAR2010/june2010vol1/ma riah(110-128).pdf Samara, N. A. H. (2016). Effectiveness of analogy instructional strategy on undergraduate student’s acquisition of organic chemistry concepts in Mutah University, Jordan. Journal of Education and Practice, 7(8), 70– 74. Retrieved from http://search.ebscohost.com/login.aspx?direct=true&db=eric&AN=EJ109 5360&site=ehost-live Seipelt-thiemann, R. L. (2012). Analogies for Teaching Mutant Allele Dominance Concepts, 3(October), 884–889. https://doi.org/10.4236/ce.2012.326133 Subali, B., Paidi, & Mariyam, S. (2015). Pengembangan kreativitas: Keterampilan proses sains aspek kehidupan pada mata pelajaran IPA di sekolah dasar beserta cara pengukuran keasliannya. (Rohali, Ed.). Yogyakarta: UNY Press. Suratsih. (2010). Pengembangan modul pembelajaran biologi berbasis potensi lokal dalam kerangka implementasi ktsp sma di Yogyakarta. Yogyakarta. Thiele, R. B., & Treagust, D. F. (1992). Analogies in senior high school chemistry textbooks: A critical analysis. In ICASE Research Conference in Chemistry and Physics Education. Dortmund, Germany. Treagust, D. F., Horrison, A. G., & Vencille, G. (1998). Teaching science effectively with analogies: An approach for pre-service and in-service teacher education. Journal of Science Teacher Education, 9, 85–101. Vendetti, M. S., Matlen, B. J., Richland, L. E., & Bunge, S. A. (2015). Analogical reasoning in the classroom: Insights from cognitive science. International Mind, Brain, and Education Society and Wiley Periodicals, Inc, 9(2), 100–106. Wichaidit, S., Dechsri, P., & Chaivisuthangkura, P. (2011). Using analogy and model to enhance conceptual change in Thai middle school students. US- China Education Review, 8(3), 333–338. Yuningsih. (2017a). Analogipedia. Yogyakarta: Pintarstudio. Retrieved from https://play.google.com/store/apps/details?id=com.pintarstudio.analogipe dia Yuningsih. (2017b). Pengembangan modul pbl berbasis android menggunakan pendekatan analogi untuk meningkatkan kreativitas berdasarkan pola berpikir divergen siswa sma. Universitas Negeri Yogyakarta. Retrieved from eprints.uny.ac.id/53412 Zeitoun, H. H. (1984). Teaching scientific analogies: A proposed model. Journal Research in Science & Technological Education, 2(2), 107–125. https://doi.org/https://doi.org/10.1080/0263514840020203.