Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis puisi lama, puisi baru, dan puisi kontemporer. Puisi lama terikat oleh aturan tertentu seperti jumlah baris dan suku kata, sedangkan puisi baru dan kontemporer lebih bebas dalam bentuknya. Puisi kontemporer memiliki ciri khas penulisan yang unik.
1. KELOMPOK 1
1. Arvina Lutfiana (04)
2. Gumelar Galih P (09)
3. Novi Setiawati H (19)
4. Rizky Tyas P (21)
2.
3.
4.
5. Ciri puisi lama:
a.Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal
nama pengarangnya.
b.Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi
merupakan sastra lisan.
6. Ciri puisi lama:
c. Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti
jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata
maupun rima.
b. Peninggalan sastra Melayu lama
8. 1. Pantun
Pantun adalah sebuah puisi lama yang terdiri atas
4 baris dalam satu baitnya. Baris pertama dan
kedua disebut sampiran, dan baris ketiga dan
keempat adalah isi; bersajak a-b-a-b.
Ciri – ciri :
Setiap bait terdiri 4 baris
Baris 1 dan 2 sebagai sampiran
Baris 3 dan 4 merupakan isi
9. Bersajak a – b – a – b
Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
Berasal dari Melayu (Indonesia)
Contoh :
Berlari-lari mengejar kancil
Kancilnya mati di tembak musuh
Jika besok ingin berhasil
Belajarlah dengan sungguh-sungguh
10. 2. Talibun
Talibun yaitu pantun yang jumlah baris tiap
baitnya lebih dari empat buah. Tiap-tiap
baitnya selalu berjumlah genap, yakni: 4, 6, 8,
10 dan seterusnya.
Ciri-ciri
Jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi
harus genap misalnya 6, 8, 10 dan seterusnya.
Jika satu bait berisi enam baris, susunannya
tiga sampiran dan tiga isi.
11. Jika satu bait berisi delapan baris, susunannya
empat sampiran dan empat isi.
Apabila enam baris sajaknya a – b – c – a – b – c.
Bila terdiri dari delapan baris, sajaknya a – b – c – d
– a – b – c – d
Contoh :
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak pun beli sampiran
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari isi
Induk semang cari dahulu
12. 3. Seloka
Seloka disebut juga pantun berbingkai, yaitu
kalimat kedua dan keempat bait pertama
diulang kembali pengucapannya menjadi
kalimat pertama dan ketiga bait kedua.
Ciri-ciri :
Ditulis empat baris memakai bentuk pantun atau
syair,
Namun ada seloka yang ditulis lebih dari empat
baris.
13. Contoh :
Lurus jalan ke Payakumbuh
Kayu jati bertimbal jalan
Di mana hati takkan rusuh
Ibu mati bapak berjalan
14. 4. Gurindam
Gurindam adalah puisi lama yang isi dan tema
yang terkandung di dalamnya sama dengan
pantun, yaitu sama-sama mengandung nasihat-
nasihat, bersifat mendidik, dan berisi tentang
agama. Terdiri atas dua baris tiap-tiap baitnya.
Ciri-ciri gurindam
Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau
perjanjian
15. Baris kedua berisikan jawabannya atau akibat dari
masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi.
Contoh :
Kurang pikir kurang siasat (a)
Tentu dirimu akan tersesat (a)
Barang siapa tinggalkan sembahyang (b)
Bagai rumah tiada bertiang (b)
Jika suami tiada berhati lurus (c)
Istripun kelak menjadi kurus (c)
16. 5. Syair
Syair mirip dengan pantun yang sama-sama memiliki 4
baris tiap satu bait. Pantun bersajak ab-ab, sedangkan
syair bersajak aa-aa.
Ciri-ciri :
Terdiri dari 4 baris
Berirama aaaa
Keempat baris tersebut mengandung arti atau maksud
penyair
17. Contoh :
Pada zaman dahulu kala (a)
Tersebutlah sebuah cerita (a)
Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)
18. 6. Mantera
Mantera adalah karya sastra lama yang berisi puji-
pujian terhadap suatu yang gaib atau yang dianggap
keramat. Biasanya diucapkan secara lisan oleh para
pawing atau dukun pada saat upacara keagamaan.
19. Ciri-ciri:
Berirama akhir abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde.
Bersifat lisan, sakti atau magis
Adanya perulangan
Metafora merupakan unsur penting
Bersifat esoferik (bahasa khusus antara pembicara
dan lawan bicara) dan misterius
Lebih bebas dibanding puisi rakyat lainnya dalam
hal suku kata, baris dan persajakan.
20. Contoh :
Mantram gayatri
Om bhur bhuvah swah,
Tat savitur varenyam,
Bhargo devasya dimahi,
Dhoyo yo nah pracodayat.
Artinya: o cahaya bersinar yang telah melahirkan
semua loka atau dunia kesadaran, o tuhan yang
muncul elalui sinarnya matahari sinarilah budi kami.
21. 7. Bidal
Bidal adalah salah satu bentuk puisi lama/puisi
melayu. Sekarang ini bidal dapat didefinisikan
seagai peribahasa yang mengandung nasihat,
peringatan, sindiran, dsb.
Ciri-ciri :
- Bahasa berkiasan.
- Sebagai lambang suatu perbuatan.
- Kiasan yang berima dan bersajak.
22. Contoh :
Anak nalayan mambaok cangkua, mananam ubi
ditanah Derek.
Baban sakoyan dapek dipikua, budi seketek taraso
barek.
Artinya: Beban yang berat dapat dipikul, tapi bidi
sedikit terasa berat.
23. 8. Tamsil
Tamsil adalah kata-kata kiasan yang bersajak,
berirama, dalam bahasa banjar yang disusun
sedemikian rupa dalam bentuk baris-baris puisi.
Contoh :
Baudur supan
Bamara takutan
Bagana kada tahan
24. 9. Karmina
Karmina adalah pantun kilat seperti pantun namun
sangat pendek.
Ciri-ciri :
Setiap bait merupakan bagian dari keseluruhan.
Bersajak aa-aa, aa-bb
Bersifat epik: mengisahkan seorang pahlawan.
25. Tidak memiliki sampiran, hanya memiliki isi.
Semua baris diawali huruf capital.
Semua baris diakhiri koma, kecuali baris ke-4
diakhiri tanda titik.
Mengandung dua hal yang bertentangan yaitu
rayuan dan perintah.
Contoh :
Dahulu parang, sekarang besi
Dahulu sayang, sekarang benci
26. PUISI BARU
Suatu jenis puisi modern yang sudah tidak
terikat lagi oleh aturan-aturan atau dibuat secara
bebas oleh sang pengarang.
Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada
puisi lama baik dalam segi jumlah baris, suku
kata maupun rima.
27. Ciri-ciri puisi baru:
Bentuk puisi baru rapi, serta simetris.
Mempunyai sajak akhir (sajaknya teratur).
Sebagian besar puisi baru terdiri dari 4 seuntai.
Tidak terikat pada sebuah aturan. (Baik dari segi
baris, suku kata dan rimanya semuanya bebas).
Dibuat atas dasar kemauan sang pengarang puisi
(penulis).
Tiap barisnya terdiri atas sebuah gatra (kesatuan
sintaksis). saling berhubungan dan setiap gatranya
terdiri atas dua kata.
28. Jenis-jenis puisi baru
a) Menurut isinya :
Balada, adalah jenis puisi baru berisi mengenai
sebuah al kisah atau cerita tentang sesuatu atau
seseorang.
Romance, adalah jenis puisi baru yang berisi
tentang sebuah luapan perasaan cinta, kasih
dan sayang.
Himne, adalah jenis puisi baru yang berisi
mengenai sebuah pujaan untuk tuhan, tanah air
atau pahlawan.
29. Jenis-jenis puisi baru
a) Menurut isinya :
Epigram, adalah jenis puisi baru yang berisi
mengenai tuntutan atau ajaran hidup.
Ode, adalah jenis puisi baru yang berisi mengenai
sanjungan untuk orang yang telah berjasa.
Elegi, adalah jenis puisi baru yang berisi mengenai
ratapan tangis atau kesedihan.
Satire, adalah jenis puisi baru yang berisi mengenai
sebuah sindiran atau sebuah kritikan.
30. Menurut bentuknya :
Distikon, adalah jenis puisi baru yang tiap bait dari puisi ini
terdiri atas 2 baris saja.
Terzina, adalah jenis puisi baru yang tiap baitnya terdiri atas
3 baris.
Kuatrain, adalah jenis puisi baru yang mana tiap bait dari
puisi ini terdiri atas 4 baris.
Kuint, adalah jenis puisi baru yang tiap bait dari puisi ini
terdiri dari 5 baris.
31. Menurut bentuknya :
Sektet, adalah jenis puisi baru yang tiap baitnya terdiri dari
6 baris.
Septime, adalah jenis puisi baru yang tiap baitnya terdiri
atas 7 baris.
Oktaf atau Stanza, adalah jenis puisi baru yang tiap baitnya
terdiri atas 8 baris.
Soneta, adalah jenis puisi baru yang baitnya terdiri dari 14
baris yang mana terbagi menjadi dua, dua bait pertama
masing-masing terdiri dari 4 baris, dan bait keduanya
masing-masing 3 baris.
32. Contoh puisi baru berdasarkan isinya (Elegi)
Senja Di Pelabuhan Kecil
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap
33. Contoh puisi baru berdasarkan bentuk
(Terzina)
Dalam ribaan bahagia datang
Tersenyum bagai kencana
Mengharum bagai cendana
Dalam bahagia cinta tiba melayang
Bersinar bagai matahari
Mewarna bagaikan sari
34.
35.
36. Ciri-ciri puisi Kontemporer:
1.Tipografi unik.
2.Penulisan kata, baris, dan bait menyimpang
dari penulisan puisi pada umumnya.
3.Terjadi kemaetan bunyi, bahkan hampir tidak
dapat dibaca karena kadang-kadang hanya
berupa beberapa tanda baca yang
disejajarkan.
4.Menggunakan idiom-idiom yang inkonvesional.
37. 5. Memerhatikan kemerduan bunyi.
6. Banyak pengulangan kata, frasa, atau
kelompok kata.
7. Kadang-kadang mencampuradukkan kata atau
kalimat bahasa indonesia dengan kata atau
kalimat bahasa asing atau bahasa daerah.
8. Pada umumnya bertemakan kritikan.
9. Maknanya sulit dimengerti.
38. Puisi kontemporer terbagi atas 3 jenis, yaitu :
a. Puisi Mantra
Puisi yang menggunakan bentuk mantra
b. Puisi Mbeling
Puisi yang bersifat kelakar, berisi kritik sosial,
dan ejekan terhadap sikap penyair yang serius
dalam menghadapi puisi.
c. Puisi Konkret
Puisi yang mementingkan bentuk grafis dan
bentuknya mirip gambar.
39. Contoh puisi kontemporer (Mantra)
MIAUWWW!
tiap kata lahir karena ada arti
apa ku dalam kuburMu ku kubur
siapa ku dalam kuburMu ku kubur
dimana ku dalam kuburMu ku kubur
mengapa ku dalam kuburMu ku kubur
bagaimana ku dalam kuburMu ku kubur
kuburmu kuburku dalam kuburMu ku kubur
bagaimana mu dalam kuburku ku kubur
mengapa mu dalam kuburku ku kubur
dimana mu dalam kuburku ku kubur
siapa mu dalam kuburku ku kubur
apa mu dalam kuburku ku kubur
sekarang rial ngerti akan arti
kucing ini tak lagi mau maki
hujatkan tanya pada diri
ia takkan miau lagi
minta di beri
miauw!
40. Puisi Lama Puisi Baru Puisi
Kontemporer
Bersifat
anonim
Diketahui
nama
pengarang
Diketahui
nama
pengarang
Terikat oleh
aturan
Tidak terikat
pada aturan
Tidak terikat
pada aturan
Sangat terikat
oleh aturan-
aturan seperti
jumlah baris
tiap bait,
jumlah suku
kata maupun
rima.
Bertuknya
rapi dan
simetris
Penulisan
kata, baris
dan bait
menyimpang
dari penulisan
puisi pada
umumnya.