3. Pengertian Mikologi
Mikologi adalah suatu kajian ilmu yang mempelajari tentang fungi atau
jamur, baik secara morfologi hingga sifat dari jamur. Mikologi juga dapat
diartikan sebagai suatu studi keilmuan yang mempelajari tentang protista
eukariotik nonfotosintetik yang disebut dengan fungi. Fungi atau jamur
(cendawan) adalah mikroorganisme heterotrof yang memanfaatkan bahan
atau senyawa organik untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya.
Mikologi secara umum membahas tentang beberapa hal yang berkaitan
dengan jamur.
4. Sifat- Sifat Umum Mikologi
Mikologi (jamur) termasuk organisme eukariotik yang
tidak berklorofil, bersifat heterotrofik, berkembang biak
secara seksual dan aseksual, dan beberapa memiliki
bagian-bagian tubuh berbentuk filament dengan dinding
sel yang mengandung kitin, ada yang bersifat parasitik
yaitu mendapat makanan organik dari inangnya yang
masih hidup dan ada yang saprofitik yang mendapatkan
makanan dari bahan organik yang sudah matidan dapat
menguraikan sampah, kotoran hewan, bangkai serta
bahan organik lainnya (tergolong pengurai).
5. Morfologi Mikologi
Ukuran sel penyusun struktur berbeda pada masing-masing jenis jamur anggota
jamur yang besar yang memiliki diameter 10-20 µm hal ini yang membedakan
antara sel jamur dan sel bakteri yang hanya rata-rata memiliki 1 um. Panjang
hifa berbeda-beda tergantung dari berbagai faktor antara lain bagaimana jamur
itu ditumbuhkan. Dalam pemeriksaan mengunakan mikroskop kadang-kadang
hal ini menimbulkan kesalahan karena sifat hifa yang lentur dan mudah patah.
sehingga hifa tampak memendek dan mengalami perubahan struktur.
Pada pertumbuhannya hifa jamur tersusun membelit-belit dan membuat pola
anyaman-anyaman berupa suatu masa yang dinamakan miselium. Miselium ini
dapat terlihat secara makroskopik Bentuk warna miselium juga bermacam-
macam hal ini dapat membantu dalam identifikasi jamur. Warna pada koloni
jamur (miselium) dapat terbentuk setelah jamur membentuk spora.
Koloni jamur dapat dilihat secara makroskopik, tapi pada kenyataannya
masing-masing selnya bersifat makroskopik jamur tersusun dari benang-benang
memanjang dan berhubungan, benang ini dinamakan hifa.
6. Morfologi Mikologi
Koloni jamur dapat dilihat secara makroskopik, tapi pada kenyataannya masing-masing selnya bersifat
makroskopik jamur tersusun dari benang-benang memanjang dan berhubungan, benang ini dinamakan hifa.
Hifa adalah elemen terkecil dari jamur, yaitu berupa benang-benang filamen yang terdiri dari sel- sel yang
mempunyai dinding, protoplasma, inti dan biasanya mempunyai sekat. Hifa yang mempunyai sekat disebut hifa
sunositik. Benang benang hifa ini bercabang dan bila membentuk anyaman disebut miselium (Siregar, 1998).
Hifa merupakan benang benang (filamen) yang terdiri dari komponen dinding sel, cairan sel (protoplasma) dan
inti (nucleus). Pada umumnya hifa mempunyai sekat(septa)dan dibedakan menjadi tiga macam yaitu hifa
vegetatif, hifa udara dan hifa produktif.
Hifa vegetatif menuju kearah substrat (kebawah). Hifa ini berfungsi untuk mengambil zat-zat makanan. Hifa
udara menuju kearah udara (keatas) hifa ini berfungsi untuk pengambilan oksigen. Hifa produktif merupakan hifa
yang pada umumnya menjulang keatas substrat, hifa ini berfungsi untuk membentuk alat-alat reproduksi seperti
konidiaspora, konidiofora dan lain-lain
Menurut bentuknya hifa dibedakan menjadi tiga macam yaitu: hifa bersepta, hifa tidak bersepta,dan hifa semu.
Hifa bersepta merupakan bentuk benang yang dibatasi oleh dinding pemisah sehingga hifa terpisah-pisah menjadi
banyak sel-sel. Hifa tidak bersepta merupakan hifa yang didalamnya tidak dibatasi oleh sekat-sekat/dinding,hifa
ini tampak sebagai sel-sel yang memanjang seperti pipa Hifa semu merupakan hifa yang seakan-akan menyerupai
rangkaian sel- sel,tetapi sel-sel tersebut sewaktu-waktu dapat terpisah.
7. Hifa
Hifa adalah elemen terkecil dari jamur, yaitu berupa benang-benang filamen yang terdiri dari sel- sel yang
mempunyai dinding, protoplasma, inti dan biasanya mempunyai sekat. Hifa yang mempunyai sekat disebut hifa
sunositik. Benang benang hifa ini bercabang dan bila membentuk anyaman disebut miselium (Siregar, 1998).
Hifa merupakan benang benang (filamen) yang terdiri dari komponen dinding sel, cairan sel (protoplasma) dan
inti (nucleus). Pada umumnya hifa mempunyai sekat(septa)dan dibedakan menjadi tiga macam yaitu hifa
vegetatif, hifa udara dan hifa produktif.
Hifa vegetatif menuju kearah substrat (kebawah). Hifa ini berfungsi untuk mengambil zat-zat makanan. Hifa
udara menuju kearah udara (keatas) hifa ini berfungsi untuk pengambilan oksigen. Hifa produktif merupakan hifa
yang pada umumnya menjulang keatas substrat, hifa ini berfungsi untuk membentuk alat-alat reproduksi seperti
konidiaspora, konidiofora dan lain-lain
Menurut bentuknya hifa dibedakan menjadi tiga macam yaitu: hifa bersepta, hifa tidak bersepta,dan hifa semu.
Hifa bersepta merupakan bentuk benang yang dibatasi oleh dinding pemisah sehingga hifa terpisah-pisah menjadi
banyak sel-sel. Hifa tidak bersepta merupakan hifa yang didalamnya tidak dibatasi oleh sekat-sekat/dinding,hifa
ini tampak sebagai sel-sel yang memanjang seperti pipa Hifa semu merupakan hifa yang seakan-akan menyerupai
rangkaian sel- sel,tetapi sel-sel tersebut sewaktu-waktu dapat terpisah.
8. Spora
Spora jamur merupakan alat
reproduksi. Reproduksi jamur
dapat dilakukan secara
vegetatif dan generatif Oleh
karena itu spora yang
dihasilkan oleh jamur
dibedakan menjadi dua yaitu:
spora seksual dan aseksual.
10. Spora Seksual
Spora seksual yaitu spora yang dibentuk dalam suatu
organ khusus dimana sebelumnya terjadi
penggabungan dari hifa dan gabunggan ini akhirnya
membentuk alat reproduksi yang khas yaitu;
1. Askospora: spora-spora yang dibentuk dalam suatu
kantong atauaskus misalnya pada golongan jamur
Ascomycetes.
2. Basiodospora: spora yang dibentuk pada bagian
atas basidium. Masalnya pada golongan
basidiomycetes.
3. Oospora: Spora yang dibentuk dalam oosit
askospora dibentuk dalam askus, misalnya pada
golongan jamur Ascomycetes.
11. Spora Aseksual
Yaitu spora yang langsung dibentuk oleh hifa tanpa melalui penggabungan dari hifa-
hifa produktif. Ada tiga jenis spora aseksual yaitu:
a) Talospora
1) Artospora, yaitu spora-spora yang langsung dibentuk dalam satu hifa atau
miselium, dengan membagi proto plasma.
2) Blastospora: yaitu anak sel yang dibentuk dari suatu sel atau induk,
umumnya pada ragi.
3) Klamidiospora yaitu dari suatu hifa pada bagian tengahnya membentuk
tonjolan protoplasma, dan selanjutnya protoplasma terbagi-bagi menjadi
spora.
b) Konidospora
Dibentuk dari ujung hifa, disini protoplasma membagi diri dimana ada dua macam
bentuk yaitu, makro dan mikro konidia.
c) Sporagiospora
Dibentuk dari sporangium yaitu dari ujung hifa atau miselium khusus yang berbentuk
benjolan, benjolan itu dibentuk oleh spora. Morfologi jamur atau mikologi dibedakan
berdasarkan bentuk koloninya.
12. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Jamur
Berikut ini faktor-faktor yang dapat memengaruhi pertumbuhan jamur.
1. Oksigen Khamir (yeast) tumbuh dengan baik bila terdapat cukup oksigen, tetapi beberapa spesies dapat
tumbuh pada kondisi tanpa oksigen. Kapang (mould) dapat tumbuh hanya jika terdapat oksigen.
2. Kadar air Ahli mikrobiologi menjelaskan efek dari kadar air lingkungan pada mikroba sebagai water
activity (a.w), yaitu dari tekanan uap air pada larutan dengan tekanan uap air pada temperatur dan
tekanan yang sama. Larutan homogen mempunyai rasio 2 mendekati 3. Kebanyakan khamir (yeast) dan
kapang (mould) membutuhkan nilai a. w. sebesar 0,9-1 untuk dapat hidup.
3. Temperatur
4. Khamir (yeast) dan Kapang (mould) dapat dimatikan pada temperatur 60° C selama 15 menit.
5. pH
6. Khamir (yeast) dan Kapa (mould) dapat tumbuh pada ph 2-8
7. Khamir (Yeast)
Khamir (yeast) adalah salah satu mikroorganisme yang termasuk dalam golongan fungi yang dibedakan bentuknya
dari kapang (mould) karena berbentuk uniseluler. Reproduksi vegetatif pada khamir (yeast) terutama. dengan cara
pertunasan. Sebagai sel tunggal, khamir (yeast) tumbuh dan berkembang biak lebih cepat dibanding kapang (mould)
yang tumbuh dengan pembentukan filamen. Khamir (yeast) sebagian daur hidupnya bersifat saprofit dan ada juga
bersifat parasitik. Sel khamir (yeast) mempunyai ukuran yang bervariasi, yaitu dengan panjang 1-5 µm sampai 20-50
µm dan lebar 1-10 µm (Pelczar, 2005).
13. Ciri – ciri Jamur Ciri-ciri Jamur
Bentuk pertumbuhan jamur yang termasuk kelompok true fungi dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu khamir
(yeast, sel ragi, uniseluler); kapang (mold,mould, multiseluler); dan cendawan (mushroom, berdaging, multiseluler).
Fungi (Jamur) dapat dikelompokkan menjadi 3 grup berdasarkan strukturnya yaitu:
1. Jamur lendir (slime mold) yang secara evolusioner berbeda dengan yang lain (Gambar 1). Jamur lendir
dapat tumbuh sebagai fase protoplasmik tanpa dinding sel, sering memangsa bakteri dan partikel
makanan lain dengan fagositosis. Jamur lendir kadang dikelompokkan sebagai fungi karena memproduksi
spora, meskipun dinding selnya didominasi galaktosamin dibandingkan kitin. Jamur lendir termasuk
kelompok fungi tingkat rendah yang mempunyai kemampuan bergerak (motil). Klasifikasi fungi menurut
Alexopoulus (1996) sudah tidak memasukkan jamur lendir (myxomycota) dalam kingdom fungi.
2. Grup seperti fungi (fungus-like), yaitu Oomycota dengan dinding sel selulosa dan banyak ciri lain seperti
tumbuhan. Gambar 1 memperlihatkan kedudukan Oomycota dalam sistem klasifikasi. Kelompok ini
berkerabat dekat dengan Diatom dan Stramenopila. Oomycota mempunyai ciri hidup seperti fungi dan
beberapa speciesnya bersifat patogen terhadap tumbuhan
3. Fungi sebenarnya (true fungi), mempunyai dinding sel terdiri dari kitin. Grup ini dibedakan menjadi
Chytridiomycota, Zygomycota, Ascomycota, Deuteromycota, dan Basidiomycota. Klasifikasi fungi
menurut Alexopoulus (1996) yang termasuk true fungi adalah Chytridiomycota, Zygomycota,
Ascomycota, dan Basidiomycota.
14. Kesimpulan
Mikologi adalah suatu kajian ilmu yang mempelajari tentang fungi atau jamur, baik
secara morfologi hingga sifat dari jamur. Mikologi juga dapat diartikan sebagai suatu
studi keilmuan yang mempelajari tentang protista eukariotik nonfotosintetik yang
disebut dengan fungi Para mikolog, yang merupakan ilmuwan yang mempelajari jamur,
melakukan berbagai kegiatan penelitian, mulai dari mengidentifikasi spesies jamur yang
berbeda hingga memahami siklus hidup dan interaksi mereka dengan organisme lain.
Fungi atau jamur (cendawan) adalah mikroorganisme heterotrof yang memanfaatkan
bahan atau senyawa organik untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya.
Mikologi secara umum membahas tentang beberapa hal yang berkaitan dengan jamur,
yakni:
• Sifat umum jamur, yaitu kajian terkait sifat jamur (menguntungkan atau merugikan).
• Morfologi jamur, yakni kajian tentang bentuk jamur.
Sifat- Sifat Umum Mikologi
Jamur bersifat heterotrofik, yaitu organisme yang tidak mempunyai klorofil sehingga
tidak dapat membuat makanan sendiri melalui fotosintesis seperti tanaman. Untuk
hidup, jamur memerlukan zat organik yang berasal dari tumbuhan, hewan, serangga,
dan lain-lain.