SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang didasarkan pada nilai-
nilai ajaran Islam sebagaimana tercantum dalam al-Qur’an dan al-Hadits serta
dalam pemikiran para ulama dan dalam praktik sejarah umat Islam.1
Dalam
prosesnya, pendidikan Islammenjadikan tujuan sebagai sasaran ideal yang
hendak dicapai dalam program dan diproses dalam produk kependidikan Islam
atau output kependidikan Islam.2
Adapun ushuliyah menyatakan bahwa : “al-
umûr bi maqâshidika”, bahwa setiap tindakan dan aktivitas harus berorientasi
pada tujuan atau rencana yang telah ditetapkan.3
Dalam pendidikan Islam evaluasi merupakan salah satu komponen dari
sistem pendidikan Islam yang harus dilakukan secara sistematis dan terencana
sebagai alat untuk mengukur keberhasilan atau target yang akan dicapai dalam
proses pendidikan Islam dan proses pembelajaran. Dalam makalah ini akan
penulis sajikan hal-hal yang menyangkut evaluasi pendidikan Islam, dari
mulai pengertian, tujuan, prinsip, fungsi dan perannya.
Dari ungkapan-ungkapan sebagaimana terurai di atas, dapat dimengerti
bahwa pelaksanaan pembelajaran qur’an hadits sekolah menghadapi sejumlah
permasalahan yang mendesak untuk dipecahkan. Jika tidak, dikhawatirkan
justru misi utama yang hendak diemban oleh pembelajaran qur’an hadits
malah tidak atau kurang mencapai sasaran. Evaluasi atau penilaian adalah
proses yang dilakukan oleh guru untuk mengetahui, memahami, dan
menggunakan hasil kegiatan belajar siswa dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Proses penilaian harus didasarkan atas suatu selang waktu, bukan
sesaat saja. Ini berarti bahwa evaluasi merupakan kumpulan dari sederetan
1
Abudin Nata, Manajemen Pendidikan, Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia,
(Jakarta: Prenada Media Group, 2008), cet ke.3, hal. 173
2
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan
Interdisipliner, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hal. 162
3
[3]Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam,(Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2008), cet. ke 2, hal. 72
1
pengukuran yang dilakukan berkali-kali dengan suatu tujuan tertentu. Hasil
belajar anak yang diperoleh melalui evaluasi itu tidak hanya sekedar untuk
diketahui dan dipahami guru, tetapi yang lebih penting ialah agar dapat
digunakan untuk tujuan tertentu seperti kenaikan kelas, meluluskan murid dan
sebagainya.
Sering pengertian evaluasi (penilaian) dikaburkan dengan pengertian
measurement (pengukuran). Pengukuran adalah pekerjaan membandingkan
suatu hasil belajar murid dengan ukuran yang sudah ditentukan, yang disebut
standar evaluasi. Agar lebih jelas beda antara pengukuran dan penilaian, maka
berikut diberikan contoh: seorang penjahit melakukan pengukuran terhadap
seseorang, ia mengukur panjang lengan, panjang badan, lingkar dada, lingkar
pinggang dan sebagainya. Penjahit tersebut berarti melakukan pengukuran.
Apabila kemudian tukang jahit menyatakan bahwa seseorang yang pesan
pakaian itu gemuk, langsing, mempunyai ukuran badan yang ideal, maka
penjahit itu mengadakan penilaian terhadap orang yang memesan pakaian tadi.
Evaluasi dapat dilakukan dengan cara kuantitatif maupun kualitatf.
Dengan cara kuantitatif, berarti data yang dihasilkan berbentuk angka atau
skor. Sedangkan cara kualitatif berarti informasi hasil test berbentuk
pernyataan-pernyataan verbal seperti kurang, sedang, baik dan sebagainya.
Dalam melaksanakan kegiatan evaluasi, dapat digunakan dua jenis teknik
yaitu teknik tes dan non test. Teknik test biasanya digunakan untuk
mengumpulkan data mengenai aspek kemampuan, dimana kita mengenal
misalnya test hasil belajar, test inteligensi, test bakat khusus, dan sebagainya.
Sedangkan teknik non test biasanya digunakan untuk menilai aspek
kepribadian yang lain misalnya minat, pendapat, kecenderungan dan lain-lain,
dimana digunakan wawancara, angket, observasi, dan sebagainya.
Untuk mengetahui ketercapaian suatu tujuan kegiatan yaitu evaluasi.
Dengan evaluasi, maka suatu kegiatan dapat diketahui atau ditentukan tarap
kemajuannya.4
Berhasil atau tidaknya pendidikan Islam dalam mencapai
4
Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam,( Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010) cet I, hal.
307
2
tujuannya dapat dilihat setelah dilakukan evaluasi terhadap outputyang
dihasilkannya.5
Abdul Mujib dkk mengungkapkan , bahwa untuk mengetahui
pencapaian tujuan pembelajaran atau kompetensi yang diharapkan oleh
peserta didik diperoleh melalui evaluasi.6
Pada makalah ini pembahasan lebih difokuskan pada evaluasi dalam
pembelajaran Al qur’an hadits di sekolah serta problematikanya. Oleh
karenanya dalam makalah ini akan dibahas tentang pengertian evaluasi, tujuan
dan fungsi evaluasi, cara dan teknik evaluasi, dan kesulitan-kesulitan evaluasi.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas penulis dapat merumuskan beberapa
masalah, adapun rumusan-rumusan masalah yang akan dibahas nanti antara
lain:
1. Apa Pengertian Evaluasi Pendidikan ?
2. Apa ruang lingkup evaluasi ?
3. Apa fungsi evaluasi ?
4. Apa prinsip-prinsip evaluasi ?
5. Apa karakteristik evaluasi ?
C. Tujuan Penulisan
Berangkat dari rumusan masalah diatas maka terdapat tujuan yang
hendak dicapai antara lain:
1. Mengetahui bagaimana seorang guru dapat mengetahui evaluasi
2. Untuk mengetahui tujuan di adakanya evaluasi bagi seorang guru
3. Mengetahui manfaat evaluasi
4. Mengetahui apa prinsip dari evaluasi
BAB II
5
Al-Rasyidin dkk, Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, teoritis dan Prkatis, (Jakarta :
Ciputat Press, 2005), hal. 77
6
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Kalam Mulia, 2008), cet. ke 10, hal. 220
3
PEMBAHASAN
A. Pengertian Evaluasi
Secara harfiah evaluasi berasal dari bahasa Inggris, evaluation, yang
berarti penilaian dan penaksiran. Dalam bahasa Arab, dijumpai istilah
imtihân, yang berarti ujian, dan khataman yang berarti cara menilai hasil akhir
dari proses kegiatan.7
Sedangkan secara istilah, ada beberapa pendapat, namun
pada dasarnya sama, hanya berbeda dalam redaksinya saja. Oemar Hamalik
mengartikan evaluasi sebagai suatu proses penaksiran terhadap kemajuan,
pertumbuhan,dan perkembangan peserta didik untuk tujuan pendidikan.8
Sementara Abudin Nata menyatakan bahwa evaluasi sebagai proses
membandingkan situasi yang ada dengan kriteria tertentu dalam rangka
mendapatkan informasi dan menggunakannya untuk menyusun penilaian
dalam rangka membuat keputusan.9
Kemudian menurut Suharsimi Arikunto, evaluasi adalah kegiatan untuk
mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya
informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam
mengambil keputusan10
dan Edwind Wandt berpendapat evaluasi adalah: suatu
tindakan atau proses dalam menentukan nilai sesuatu.11
Adapun M. Chabib
Thoha, mengutarakan bahwa evaluasi merupakan kegiatan yang terencana
untuk mengetahui keadaan objek dengan menggunakan instrumen dan
hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.12
Dari beberapa pendapat, dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi yaitu
suatu proses dan tindakan yang terencana untuk mengumpulkan informasi
tentang kemajuan, pertumbuhan dan perkembangan (peserta didik) terhadap
tujuan (pendidikan), sehingga dapat disusun penilaiannya yang dapat
dijadikan dasar untuk membuat keputusan. Dengan demikian evaluasi bukan
7
Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005), cet ke-1, hal.
183.
8
Oemar Hamalik, Pengajaran Unit,(Bandung: Alumni, 1982), hal.106.
9
Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, cet I, hal.307
10
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, hal. 3
11
Ramayulis, Metodologi Qur’an hadits, (Jakarta: Kalam Mulia, hal. 338)
12
M. Chabib Thaha, Tehnik-tehnik Evaluasi Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo, 199, hal. 121
4
sekedar menilai suatu aktivitas secara spontan dan insedental, melainkan
merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu yang terencana, sistematik dan
berdasarkan tujuan yang jelas13
. Jadi dengan evaluasi diperoleh informasi dan
kesimpulan tentang keberhasilan suatu kegiatan, dan kemudian kita dapat
menentukan alternatif dan keputusan untuk tindakan berikutnya.
Selanjutnya, Evaluasi dalam pendidikan Islam merupakan cara atau
tehnik penilaian terhadap tingkah laku anak didik berdasarkan standar
perhitungan yang bersifat komprehensif dari seluruh aspek-aspek kehidupan
mental-psikologis dan spiritual religius, karena manusia bukan saja sosok
pribadi yang tidak hanya bersikap religius, melainkan juga berilmu dan
berketerampilan yang sanggup beramal dan berbakti kepada Tuhan dan
masyarakatnya.14
Evaluasi pendidikan Islam adalah suatu kegiatan untuk menentukan taraf
kemajuan suatu aktivitas di dalam pendidikan Islam.15
Program evaluasi ini
diterapkan dalam rangka mengetahui tingkat keberhasilan seorang pendidik
dalam menyampaikan materi pelajaran, menemukan kelemahan-kelemahan
yang dilakukan, baik berkaitan dengan materi, metode, fasilitas dan
sebagainya.16
Oleh karena itu, yang dimaksud evaluasi dalam pendidikan
Islam adalah pengambilan sejumlah keputusan yang berkaitan dengan
pendidikan Islam guna melihat sejauhmana keberhasilan pendidikan yang
selaras dengan nilai-nilai Islam sebagai tujuan dari pendidikan Islam itu
sendiri.17
Jadi evaluasi pendidikan Islam yaitu kegiatan penilaian terhadap tingkah
laku peserta didik dari keseluruhan aspek mental-psikologis dan spiritual
religius dalam pendidikan Islam, dalam hal ini tentunya yang menjadi tolak
13
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, hal. 221.
14
Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan
Interdisipliner, hal.162
15
Zuhairini, dkk., Metodik Khusus pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha Nasional, 1981), hal.139
16
Abdul Mujib & Jusuf Mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam,(Jakarta: Kencana, 2008), cet. II,
hal.211
17
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002),
cet I, hal.54
5
ukur adalah al-Qur’an dan al-Hadits. Dengan pelaksanaan evaluasi ini bukan
hanya pendidik juga keseluruhan aspek/unsur pendidikan Islam
Menurut Ralph Tayler evaluasi adalah proses yang menentukan
sejauhmana tujuan pendidikan dapat dicapai.18
Sedangkan Cronbach,
Stufflebeam dan Alkin mengartikan evaluasi dengan menyediakan informasi
untuk membuat keputusan. Pendapat lain dikemukakan oleh Malcolm dan
Provus mendefinisikan evaluasi sebagai perbedaan apa yang ada dengan
standar untuk mengetahui apakah ada selisih. Ada juga yang mengemukakan
bahwa evaluasi adalah penelitian yang sistematik atau yang teratur tentang
manfaat atau guna beberapa obyek.
Melihat dari uraian di atas maka dapat diketahui adanya perbedaan
pendapat diantara para ahli tentang definisi dari evaluasi. Namun demikian
secara garis besar masih ada titik temunya. Berkaitan dengan evaluasi dalam
pembelajaran qur’an hadits maka yang dimaksudkan adalah ingin
mengetahahui, memahami dan menggunakan hasil kegiatan belajar siswa
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
B. Tujuan dan Fungsi Evaluasi
Adapun tujuan dan fungsi hasil-hasil evaluasi pada dasarnya dapat
digolongkan menjadi empat kategori:
1. Untuk memberikan umpan balik (feedback) kepada guru sebagai dasar
untuk memperbaiki proses belajar mengajar.
2. Untuk menentukan angka/hasil belajar masing-masing murid yang antara
lain diperlukan untuk penentuan kenaikan kelas dan penentuan lulus
tidaknya murid.
3. Untuk menempatkan murid dalam situasi belajar mengajar yang tepat,
sesuai dengan tingkat kemampuan (karakteristik) lainnya yang dimiliki
murid.
18
Farida Yusuf Tayibnapis, Evaluasi Program, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hal. 3.
6
4. Untuk mengenal latar belakang (psikologi, fisik, dan lingkungan) murid
yang mengalami kesulitan-kesulitan belajar, yang hasilnya dapat
digunakan sebagai dasar dalam memecahkan kesulitan-kesulitan tersebut.19
Pelaksanaan fungsi pertama dan kedua terutama menjadi tanggung
jawab guru sedangkan pelaksanaan fungsi ketiga dan keempat lebih
merupakan tanggung jawab bimbingan dan penyuluhan. Sehubungan dengan
keempat fungsi yang dikemukakan di atas, evaluasi hasil belajar dapat
digolongkan menjadi empat jenis, yaitu:
1. Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk keperluan
memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki
proses belajar mengajar dan melaksanakan pelayanan khusus bagi
murid/siswa. Evaluasi ini jarang dipraktekkan oleh guru-guru di sekolah
sebagaiman yang seharusnya.
2. Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dlaksanakan untuk keperluan
memberikan angka kemajuan belajar murid/siswa yang sekaligus dapat
digunakan untuk pemberian laporan kepada orang tua, penentuan lenaikan
kelas, dan sebagainya.
3. Evaluasi Penempatan
Evaluasi penempatan adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk
keperluan penempatan murid/siswa pada situasi belajar mengajar yang
tepat, sesuai dengan tingkat kemampuan lainnya yang dimilikinyaa.
4. Evaluasi Diagnostik
Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk
keperluan latar belakang (psikologi, fisik, lingkungan) dari murid/ siswa
yang mengalami kesulitan-kesulitan dalam belajar, yang hasilnya dapat
digunakan sebagai dasar dalam memecahkan kesulitan-kesulitan tersebut.
19
Abdul Rachman Saleh, Pendidikan Agama dan Keagamaan Visi, Misi dan aksi (Jakarta:
Gemawindu Pancaperkasa, 2000), hal. 76.
7
Evaluasi jenis ini erat hubungannya dengan kegiatan bimbingan dan
penyuluhan di sekolah.20
Ada dua jenis pendekatan dasar dalam evaluasi :
1. Pendekatan yang bersumber pada norma (norma referenced).
Evaluasi yang menggunakan pendekatan ini menghasilkan indeks
yang relatif tentang kemampuan hasil belajar yang dicapai
murid/siswa. Dikatakan relatif, karena hasil evaluasi di sini
menggambarkan kemampuan seorang murid/siswa dibandingkan
teman-temannya yang lain dalam kelas yang sama (kelompok).
Dengan pendekatan ini, test disusun untuk dapat membedakan siswa
yang satu dengan siswa-siswa yang lain dalam hal penguasaan mereka
terhadap bahan pelajaran. Penyusuna soal didasarkan atas isi bahan
pelajaran dengan memperhitungkan perbandingan antara soal-soalyang
mudah, sedang dan sukar, agar dapat membedakan siswa yang satu
dari siswa yang lain. Evaluasi sumatif pada umumnya menggunakan
pendekatan norma referenced ini. Pendekatan ini lebih tepat
diterapkan didalam evaluasi untuk keperluan pemberian angka,
kenaikan kelas, ataupun seleksi.
2. Pendekatan bersumber pada kriteria (criterien referenced).
Evaluasi yang menggunakan pendekatan ini menghasilkan indeks
yang mutlak tentang kemampuan hasil belajar siswa. Dengan mutlak
disini dimaksudkan bahwa evaluasi ini dapat memberikan informasi
tentang apakah seorang siswa telah menguasai tujuan-tujuan
instruksional yang diinginkan atau belum, terlepas dari hasil yang
dicapai oleh temen-temannya yang lain. Karena itu alat evaluasi
hendaknya disusun sedemikian rupa sehinnga hasilnya dapat
ditafsirkan dalam hubungan standar atau kriteria tertentu. Dengan
pendekatan ini, test disusun untuk mengetahui apakah siswa telah
menguasai tujuan instruksional tertentu, bukan untuk membedakan
antara siswa yang satu dengan siswa yang lain. Evaluasi formatif pada
20
[3] Ibid, hlm. 76-77
8
umumnya menggunakan pendekatan criterien referenced ini.
Pendekatan ini cocok untuk diterapkan di dalam evaluasi untuk
keperluan menilai efektifitas program pengajaran yang diberikan dan
menilai sejauh mana siswa telah menguasai kemampuan-kemampuan
di dalam suatu program tertentu yang merupakan persyaratan untuk
mengikuti program selanjutnya.
Sementara itu Ramayulis berpendapat bahwa, sebagai salah satu
komponen penting dalam pelaksanaan pendidikan Islam, evaluasi berfungsi
untuk:
1. Mengetahui tingkat kepahaman anak didik terhadap mata pelajaran yang
disampaikan.
2. Mendorong kompetisi yang sehat antar peserta didik.
3. Mengetahui perkembangan anak didik setelah mengikuti proses belajar
mengajar.
4. Mengetahui akurat tidaknya guru dalam memilih bahan, metode dan
berbagai penyesuaian dalam kelas.21
Tidak jauh berbeda dengan Ramayulis, Armai Arief menyebutkan
beberapa fungsi evaluasi pendidikan islam sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui sejauhmana efektivitas cara belajar mengajar yang telah
dilakukan, khususnya yang berkenaan dengan anak didik.
2. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa guna mengambil keputusan
apakah materi pelajaran bisa dilanjutkan atau tidak.
3. Untuk mengumpulkan informasi tentang taraf perkembangan dan
kemajuan yang diperoleh oleh anak didik dalam rangka mencapai tujuan
yang telah ditetapkan dalam kurikulum pendidikan Islam.
4. Sebagai bahan laporan kepada wali murid tentang hasil belajar siswa yang
bersangkutan, baik berupa buku raport, piagam, sertifikat, ijazah dan lain-
lain.
21
Ramayulis, Metodologi Pengajara Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2001), hal. 319.
9
5. Untuk membandingkan hasil pembelajaran yang diperoleh sebelumnya
dengan hasil pembelajaran yang dilakukan sesudah itu, guna
meningkatkan pendidikan.22
Dari uraian tentang fungsi evaluasi tersebut di atas, tampak bahwa
evaluasi pendidikan hanya berjalan satu arah, yakni yang di evaluasi hanya
elemen siswa saja. Karena masalah cultural, kata Abdurrahman Mas’ud, anak
didik tidak memperoleh kesempatan untuk memberi umpan balik kepada
sekolah mengenai gurunya, apalagi mengevaluasi guru tersebut.23
C. Prosedur Evaluasi
Dalam evaluasi hasil belajar pertimbangan utama yang harus dilakukan
ialah menentukan apa yang akan diukur. Kemudian menganalisis dengan cepat
tujuan yang akan dicapai dalam penilaian tersebut. Akhirnya ditentukan pula
cara penafsiran hasil penilaian yang guru akan memperoleh hasil seperti yang
diharapkan. Sehubungan dengan hal tersebut untuk melakukan penilaian hasil
belajar, maka harus menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
1. Langkah persiapan yang terdiri dari dua jenis yaitu:
a. Langkah persiapan umum yang harus dilakukan pada tahap awal
penyelenggaraan penilaian misalnya guru harus menetapkan lebih
dahulu alat yang digunakan dan criteria yang dijadikan pedoman
penilaian.
b. Langkah persiapan khusus yaitu langkah yang harus dilaksanakan pada
saat akan melakukan suatu langkah penilaian tertentu misalnya
membuat alat penilaian dan menetapkan cara pencatatannya.
2. Langkah verifikasi program/rencana yang telah dibuat. Pada langkah ini
guru mengklasifikasikan rencana yang disusun menjadi dua katagori yaitu
rencana yang baik/memadai dan rencana yang kurang baik. Untuk menilai
ini diperlukan berbagai pertimbangan berdasarkan akal sehat dan cara
22
H. Ahmad Tantowi, Pendidikan Islam di Era Transformasi Global, (Semarang: PT Pustaka
Rizki Putra, 2008), hal. 31-32.
23
Abdurrahman Mas’ud, Antologi Studi Agama dan Pendidikan Islam, (Semarang: Aneka Ilmu,
2004), hal. 212
10
berpikir logis. Disamping itu obyektivitas penilaian juga perlu ditekankan
dalam menilai rencana.
3. Langkah pelaksanaan, yaitu langkah menerapkan rencana/program yang
dibuat pada langkah persiapan. Pada langkah pelaksanaan ini yang harus
diperhatikan ialah hal-hal yang berkaitan dengan jenis informasi/data yang
dikumpulkan, cara pengumpulan dan alat yang digunakan untuk
memperoleh informasi.
4. Langkah penafsiran, yaitu langkah member makna atau arti terhadap
informasi yang diperoleh. Agar tidak terjadi over estimated atau under
estimated perlu berhati-hati dalam membuat rincian kriteria/norma.24
Senada dengan rincian tersebut Edwin Wundt dan Gerald W. Brown
menyatakan bahwa langkah-langkah dalam prosedur penilaian hasil belajar
harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Apakah telah dimengerti benar tentang tujuan yang ingin dicapai?
b. Dalam hal apa keadaan itu telah dipahami sebagai keterangan/bukti?
c. Bagaimana memperoleh bukti laporan atau keterangan yang meyakinkan?
d. Bagaimana menaksir keterangan-keterangan/bukti-bukti atau apakah bukti
tersebut meyakinkan?25
Sebenarnya dengan mempertimbangkan dua jenis pertimbangan tersebut
(butir satu dan dua) sudah cukup lengkap sebagai prosedur penilaian. Oleh
karena itu dalam melakukan penilaian hasil belajar, guru perlu dan harus
mempertimbangkan terlebih dahulu tujuan melakukan penilaian dan
pemahaman guru terhadap program yang akan dilakukan.
D. Cara dan Teknik Evaluasi
Evaluasi dapat dilakukan dengan cara kuantitatif maupun kualitatf.
Dengan cara kuantitatif, berarti data yang dihasilkan berbentuk angka atau
skor. Sedangkan cara kualitatif berarti informasi hasil test berbentuk
pernyataan-pernyataan verbal seperti kurang, sedang, baik dan sebagainya.
24
Udin S winataputra,at-al, Belajar dan Pembelajaran, (Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama
Islam dan Universitas Terbuka, 1994), hal. 170.
25
Ibid, hlm. 171.
11
Dalam melaksanakan kegiatan evaluasi, dapat digunakan dua jenis
teknik yaitu teknik tes dan non test. Teknik test biasanya digunakan unutk
mengumpulkan data mengenai aspek kemampuan, dimana kita mengenal
misalnya test hasil belajar, test inteligensi, test bakat khusus, dan sebagainya.
Sedangkan teknik non test biasanya digunakan untuk menilai aspek
kepribadian yang lain misalnya minat, pendapat, kecenderungan dan lain-lain,
dimana digunakan wawancara, angket, observasi, dan sebagainya. Sedangkan
teknik test (evaluasi) antara lain : a) Jenis test yang terdiri dari tiga yaitu; test
tertulis , test lisan dan test perbuatan, b) Bentuk soal test terdiri dari; bentuk
uraian dan obyektif.26
E. Prinsip Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi agar akurat dan bermanfaat baik bagi peserta didik,
pendidik ataupun pihak yang berkepentingan, maka harus memperhatikan
prinsip-prisip sebagai berikut :27
1. Valid
Evaluasi mengukur apa yang seharusnya diukur dengan menggunakan
jenis tes yang terpercaya dan shahih. Artinya ada kesesuaian alat ukur
dengan fungsi pengukuran dan sasaran pengukuran.
2. Berorientasi kepada kompetensi
Dengan berpijak pada kompetensi, maka ukuran-ukuran keberhasilan
pembelajaran akan dapat diketahui secara jelas dan terarah.
3. Berkelanjutan/Berkesinambungan (kontinuitas)
Evaluasi harus dilakukan secara terus menerus dari waktu ke waktu untuk
mengetahui secara menyeluruh perkembangan peserta didik, sehingga
kegiatan dan unjuk kerja peserta didik dapat dipantau melalui penilaian.
Dalam ajaran Islam sangatlah diperhatikan kontinuitas, karena dengan
berpegang prinsip ini, keputusan yang diambil oleh seseorang menjadi
valid dan stabil serta menghasilkan suatu tindakan yang menguntungkan.
26
Ibid, hlm. 79-81.
27
Mujib & Mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam, 214. Lihat juga Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam,
hal. 225-226.
12
4. Menyeluruh (Komprehensif)
Evaluasi harus dilakukan secara menyeluruh, meliputi kepribadian,
ketajaman hafalan, pemahaman, ketulusan, kerajinan, sikap kerja sama,
tanggung jawab, dan sebagainya, atau dalam taksonomi Benjamin S.
Bloom lebih dikenal dengan aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
Kemudian Anderson dan Cratwallmengembangkannya menjadi 6 aspek
yaitu mengingat, mengetahui, aplikasi, analisis, kreasi dan evaluasi.
5. Bermakna
Evaluasi diharapkan mempunyai makna yang signifikan bagi semua pihak.
Untuk itu evaluasi hendaknya mudah difahami dan dapat ditindaklanjuti
oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
6. Adil dan objektif
Evaluasi harus mempertimbangkan rasa keadilan bagi peserta didik dan
objektif berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak boleh dipengaruhi
oleh hal-hal yang bersifat emosional dan irasional. Jangan karena
kebencian menjadikan ketidakobjektifan evaluasi.
7. Terbuka
Evaluasi hendaknya dilakukan secara terbuka bagi berbagai kalangan
sehingga keputusan tentang keberhasilan peserta didik jelas bagi pihak-
pihak yang berkepentingan, tanpa ada rekayasa atau sembunyi-sembunyi
yang dapat merugikan semua pihak.
8. Ikhlas
Evaluasi dilakukan dengan niat dan yang bersih, dalam rangka efisiensi
tercapainya tujuan pendidikan dan bai kepentingan peserta didik.
9. Praktis
Evaluasi dilakukan dengan mudah dimengerti dan dilaksanakan dengan
beberapa indikator, yaitu: a) hemat waktu, biaya dan tenaga; b) mudah
diadministrasikan; c) mudah menskor dan mengolahnya; dan d) mudah
ditafsirkan
10. Dicatat dan akurat
13
Hasil dari setiap evaluasi prestasi peserta didik harus secara sistematis dan
komprehensif dicatat dan disimpan, sehingga sewaktu-waktu dapat
dipergunakan.
F. Sistem Evaluasi dalam Pembelajaran Al Qur’an dan Hadist
Sistem evaluasi yang dikembangkan dalam oleh Allah Swt dan Rasul-
Nya berimplikasikan paedagogis sebagai berikut:28
1. Untuk menguji daya kemampuan manusia beriman terhadap berbagai
macam problema kehidupan yang dihadapi. Seperti tercantum dalam QS.
Al-Baqarah: 155
       
     
“dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”
2. Untuk mengetahui sejauhmana hasil pendidikan wahyu yang telah
diaplikasikan Rasulullah SAW kepada umatnya. Seperti tercantum dalam
QS. An-Naml: 40
          
          
         
         
“berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab[1097]: “Aku
akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip”.
Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya,
iapun berkata: “Ini Termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku Apakah
aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). dan Barangsiapa
yang bersyukur Maka Sesungguhnya Dia bersyukur untuk (kebaikan)
dirinya sendiri dan Barangsiapa yang ingkar, Maka Sesungguhnya
Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia”.
Juga seperti pengevaluasian Nabi Sulaiman terhadap burung hud-hud,
seperti tercantum dalam QS. Al-Naml: 27
28
Mujib & Mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam, 215. Lihat juga Lihat juga Arifin, Ilmu Pendidikan
Islam; Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis, , hal 163-164
14
        
“berkata Sulaiman: “Akan Kami lihat, apa kamu benar, ataukah kamu
Termasuk orang-orang yang berdusta.”
3. Untuk menentukan klasifikasi atau tingkat hidup keislaman atau keimanan
seseorang, seperti pengevaluasian Allah Swt terhadap Nabi Ibrahim yang
menyembelihIsmail putera yang dicintainya. Seperti tercantum dalam QS.
As-Shaffat: 103-107
       
          
        
“tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan
anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ). Dan Kami
panggillah dia: “Hai Ibrahim, Sesungguhnya kamu telah membenarkan
mimpi itu. Sesungguhnya Demikianlah Kami memberi Balasan kepada
orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu
ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan
yang besar.
4. Untuk mengukur daya kognisi, hafalan manusia dari pelajaran yang telah
diberikan pdnya, seperti pengevaluasian terhadap Nabi Adam tentang
asma-asma yang diajarkan Allah Swt kepadanya di hadapan para malaikat,
seperti tercantum dalam QS. Al-Baqarah : 31
        
      
“dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda)
seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu
berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu
mamang benar orang-orang yang benar!”
5. Memberikan semacam tabsyîr (berita gembira)bagi yang beraktivitas baik,
dan memberikan semacam iqab (siksa) bagi mereka yang beraktivitas
buruk, seperti tercantum dalam QS. Al-Zalzalah: 7-8
        
    
15
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya
Dia akan melihat (balasan)nya.Dan Barangsiapa yang mengerjakan
kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya
pula.
G. Jenis-jenis Evaluasi
Jenis-jenis evaluasi yang dapat diterapkan dalam pendidikan Islam
adalah:29
1. Evaluasi Formatif, yaitu penilaian untuk mengetahui hasil belajar yang
dicapai oleh para peserta didik setelah menyelesaikan satuan program
pembelajaran (kompetensi dasar) pada mata pelajaran tertentu.Jenis ini
diterapkan berdasarkan asumsi bahwa manusia memiliki banyak
kelemahan seperti tercantum dalam QS. An-Nisa: 28
         
“Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan
bersifat lemah”.
Dan pada mulanya tidak mengetahui apa-apa, tercantum dalam QS. An-
Nahl: 78, sehingga pengetahuan, ketrampilan, dan sikap itu tidak
dibiasakan.
        
       
“dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”.
Untuk itu Allah Swt menganjurkan agar manusia berkonsentrasi pada
suatu informasi yang didalami sampai tuntas, mulai proses pencarian,
(belajar mengajar) sampai pada tahap pengevaluasian. Setelah informasi
itu dikuasai dengan sempurna, ia dapat beralih pada informasi yang lain,
tercantum dalam QS. Al-Insyirah: 7-8
29
Mujib & Mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam, 217. Lihat juga Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam,
hal. 227-229. Yahya Qahar, Evaluasi Pendidikan Agama, (–:PT Ciawi Jaya, tt), hal. 14-21. Dan
Arifin, Ilmu Pendidikan Islam; Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis, , hal. 167-168
16
       
  
“Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah
dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada
Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”.
a. Fungsi, yaitu untuk memperbaiki proses pembelajaran ke arah yang
lebih baik dan efisien atau memperbaiki satuan/rencana pembelajaran.
b. Tujuan, yaitu untuk mengetahui penguasaan peserta didik tentang
materi yang diajarkan dalam satu satuan/rencana pembelajaran.
c. Aspek yang dinilai, terletak pada penilaian normatif yaitu hasil
kemajuan belajar peserta didik yang meliputi: pengetahuan,
keterampilan dan sikap terhadap materi ajar PAI yang disajikan.
d. Waktu pelaksanaan : akhir kegiatan pembelajaran dalam satu
satuan/rencana pembelajaran.
2. Evaluasi Sumatif, yaitu evaluasi yang dilakukan terhadap hasil belajar
peserta didik setelah mengikuti pelajaran dalam satu semester dan akhir
tahun untuk menentukan jenjang berikutnya, seperti tercantum dalam QS.
Al-Insyiqaq: 19
    
Sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan)
QS. Al-Qamar: 49
     
“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.”
a. Fungsi, yaitu untuk mengetahui angka atau nilai peserta didik setelah
mengikuti program pembelajaran dalam satu catur wulan, semester
atau akhir tahun.
b. Tujuan, untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik
setelah mengikuti program pembelajaran dalam satu catur wulan,
semester atau akhir tahunpada setiap mata pelajaran Al Qur’an dan
Hadist pada satu satuan pendidikan tertentu.
17
c. Aspek-aspek yang dinilai, yaitu kemajuan hasil belajar meliputi
pengetahuan, ketrampilan, sikap dan penguasaan peserta didik tentang
mata pelajaran yang diberikan.
d. Waktu pelaksanaan, yaitu setelah selesai mengikuti program
pembelajaran selama satu catur wulan, semester atau akhir tahun
pembelajaran pada setiap mata pelajaran Al Qur’an dan Hadist pada
satu tingkat satuan pendidikan.
3. Evaluasi penempatan (placement), yaitu evaluasi tentang peserta didik
untuk kepentingan penempatan di dalam situasi belajar yang sesuai dengan
kondisi peserta didik.
a. Fungsi, yaitu untuk mengetahui keadaan peserta didik termasuk
keadaan seluruh pribadinya, sehingga peserta didik tersebut dapat
ditempatkan pada posisi sesuai dengan potensi dan kapasitas dirinya.
b. Tujuan, yaitu untuk menempatkan peserta didik pada tempat yang
sebenarnya, berdasarkan bakat, minat, kemampuan, kesanggupan, serta
keadaan diri peserta didik sehingga peserta didik tidak mengalami
hambatan yang berarti dalam mengikuti pelajaran atau setiap program
bahan yang disajikan guru.
c. Aspek-aspek yang dinilai, meliputi keadaan fisik, bakat, kemampuan,
pengetahuan, pengalaman keterampilan, sikap dan aspek lain yang
dianggap perlu bagi kepentingan pendidikan peserta didik selanjutnya.
d. Waktu pelaksanaan, sebaiknya dilaksanakan sebelum peserta didik
menempati/menduduki kelas tertentu, bisa sewaktu penerimaan murid
baru atau setelah naik kelas.
4. Evaluasi Diagnostik, yaitu evaluasi yang dilakukan terhadap hasil
penganalisaan tentang keadaan belajar peserta didik, baik merupakan
kesulitan-kesulitan maupun hambatan-hambatan yang ditemui dalam
situasi belajar mengajar.
a. Fungsi, yaitu untuk mengetahui masalah-masalah yang diderita atau
mengganggu peserta didik, sehingga peserta didik mengalani kesulitan,
hambatan atau gangguan ketika mengikuti program pembelajaran
18
dalam satu mata pelajaran tertentu (Al Qur’an dan Hadist). Sehingga
kesulitan peserta didik tersebut dapat diusahakan pemecahannya.
b. Tujuan, yaitu untuk membantu kesulitan atau mengetahui hambatan
yang dialami peserta didik waktu mengikuti kegiatan pembelajaran
pada satu mata pelajaran tertentu (Al Qur’an dan Hadist) atau
keseluruhan program pembelajaran.
c. Aspek-aspek yang dinilai, meliputi hasil belajar, latar belakang
kehidupannya, serta semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan
pembelajaran serta waktu pelaksanaan, disesuaikan dengan keperluan
pembinaan dari suatu lembaga pendidikan, dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan para peserta didiknya.
H. Langkah-langkah Evaluasi
Secara umum, proses pengembangan penyajian dan pemanfaatan
evaluasi belajar dapat digambarkan dalam langkah-langkah berikut:30
1. Penentuan Tujuan Evaluasi
2. Penyususnan Kisi-kisi soal
3. Telaah atau review dan revisi soal
4. Uji Coba (try out)
5. Penyusunan soal
6. Penyajian tes
7. Scoring
8. Pengolahan hasil tes
9. Pelaporan hasil tes
10. Pemanfaatan hasil tes
I. Kesulitan-kesulitan dalam evaluasi
Evaluasi diperlukan untuk mengadakan perbaikan. Untuk itu diperlukan
keterangan tentang baik buruknya mutu pengajaran. Tanpa evaluasi, perbaikan
tidak mungkin. Karena itu setiap orang atau instansi yang bertanggung jawab
30
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia,tt, hal. 78
19
atas usaha pendidikan wajib mengadakan evaluasi, antara lain guru sendiri,
kepala sekolah, dan seterusnya termasuk lembaga-lembaga terkait.
Mengadakan evaluasi banyak mengandung kesulitan. Sebagai guru kita
harus mengevaluasi kegiatan mengajar kita. Menilai dan mengeritik diri
sendiri merupakan sikap obyektif, kerendahan hati dan keterbukaan untuk
melihat dan mengakui kesalahan sendiri agar ada usaha untuk mencari cara-
cara yang lain yang mungkin lebih berhasil.
Selama ini evaluasi yang dilakukan kadang-kadang hanya sampai pada
domain kognitif saja, dan itupun lebih berorientasi pada sejauh mana siswa
mampu mengingat atau menghafal sejumlah materi yang telah disampaikan
olh guru, sedangkan domain afektif, apalagi psikomotorik lepas dari proses
evaluasi. Ini berarti bahwa proses belajar mengajar hanya mengejar
penumpukan materi dan informasi. Hal inilah yang kemudian dikenal dengan
model bank education atau pendidikan gaya bank.
Evaluasi tersebut sebenarnya tidak perlu terjadi jika pelaksanaannya
benar-benar disesuaikan dengan prinsip-prinsip evaluasi. Menurut
Muhaimin,dkk, dalam pelaksanaan evaluasi pendidikan islam perlu dipegang
prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Agar evaluasi pendidikan sesuai dan dapat mencapai sasaran yang
diharapkan, maka evaluasi harus mengacu pada tujuan pendidikan yang
telah dirumuskan sebelumnya.
b. Evaluasi harus obyektif, dalam artievaluasi itu dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya, berdasarkan fakta dan data yang ada tanpa dipengaruhi
oleh unsur-unsur subyektifitas dari evaluator.
c. Evaluasi dilakukan secara komprehensif. Maksudnya evaluasi evaluasi
dilakukan secara menyeluruh, meliputi berbagai domain pendidikan yaitu
kognitif, afektif dan psikomotorik
d. Evaluasi dilakukan secara continue. Apabila pendidikan Islam dipandang
sebagai sebuah proses untuk mencapai tujuan-tujua tertentu, maka evaluasi
pendidikannya harus dilakukan secara continue (terus-menerus), dengan
memperhatikan prinsip pertama, kedua dan ketiga.
20
Tentu saja evaluasi memerlukan biaya, waktu, dan tenaga, apa lagi ruang
lingkup yang akan dinilai itu luas. Kelemahan dalam evaluasi juga dapat
disebabkan sulitnya penilaian itu sendiri. Apalagi evaluasi terhadap
pelaksanaan pembelajaran Al Qur’an dan Hadist yang semestinya ketiga ranah
pembelajaran yaitu kognitif, afektif dan psikomotor memerlukan evalauasi
secara menyeluruh (integrated).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas tentang evaluasi sistem pembelajaran al-qur’an dan
hadist dapat ditarik kesimpulan :
1. Evaluasi adalah suatu proses dan tindakan yang terencana untuk
mengumpulkan informasi tentang kemajuan, pertumbuhan dan
perkembangan (peserta didik) terhadap tujuan (pendidikan), sehingga
dapat disusun penilaiannya yang dapat dijadikan dasar untuk membuat
keputusan.
2. Evaluasi pendidikan Islam adalah suatu proses dan kegiatan penilaian
yang terencana terhadap peserta didik dari keseluruhan aspek mental-
psikologis dan spiritual religius dalam pendidikan Islamuntuk mengetahui
taraf kemajuan dalampendidikan Islam.
3. Tujuan Evaluasi yaitu : a) mengetahui kadar pemahaman peserta didik; b)
mengetahui siapa diantara peserta didik yang cerdas dan yang lemah; c)
mengumpulkan informasi; d) untuk mengetahui penguasaan peserta didik
dalam kompetensi/subkompetensi tertentu; e) untuk mengetahui kesulitan
belajar peserta didik (diagnostic test) dan untuk memberikan arah dan
lingkup pengembangan evaluasi selanjutnya.
21
4. Evaluasi dalam pendidikan Islam, secara umumsangat berguna bagi
pendidik, peserta didik, ahli fikir pendidikan Islam,politik pengambil
kebijakan pendidikan Islam, untuk membantu mereka dalam membenahi
sistem pengawasan dan mempertimbangkan kebijakan yang akan
diterapkan dalam sistem pendidikan nasional (Islam).
5. Sasaran evaluasi yaitu untuk mengevaluasi peserta didik, pendidik, materi
pendidikan, proses penyampaian materi pelajaran, dan berbagai aspek
lainnya yang berkaitan dengan materi pendidikan.
6. Prinsip Evaluasi, yaitu : valid, berorientasi kepada kompetensi,
berkelanjutan/Berkesinambungan (kontinuitas), menyeluruh
(Komprehensif), bermakna, adil dan objektif, terbuka, ikhlas, praktis,
dicatat dan akurat.
7. Sistem Evaluasi Pendidikan Islam, yaitu untuk menguji daya kemampuan
manusia beriman terhadap berbagai macam problema kehidupan yang
dihadapi, untuk mengetahui sejauhmana hasil pendidikan wahyu yang
telah diaplikasikan Rasulullah SAW kepada umatnya, untuk menentukan
klasifikasi atau tingkat hidup keislaman atau keimanan seseorang, seperti
pengevaluasian Allah Swt terhadap Nabi Ibrahim yang menyembelih
Ismail putera yang dicintainya, untuk mengukur daya kognisi, hafalan
manusia dari pelajaran yang telah diberikan padanya, seperti
pengevaluasian terhadap Nabi Adam tentang asma-asma yang diajarkan
Allah Swt kepadanya di hadapan para malaikat, serta memberikan
semacam tabsyîr (berita gembira) bagi yang beraktivitas baik, dan
memberikan semacam iqab (siksa) bagi mereka yang beraktivitas buruk.
8. Jenis-jenis Evaluasi yaitu: a) Evaluasi Formatif, b) Evaluasi Sumatif, c)
Evaluasi penempatan (placement), dan d) Evaluasi Diagnostik,
9. Langkah-langkah Evaluasi: penentuan tujuan evaluasi, penyususnan Kisi-
kisi soal, telaah atau review dan revisi soal, Uji Coba (try out),
Penyusunan soal, Penyajian tes, Scoring, pengolahan hasil tes, pelaporan
hasil tes, pemanfaatan hasil tes.
B. Saran
22
Dari pemaparan tentang evaluasi pembelajaran qur’an hadits di atas,
maka dapat dibuat beberapa saran-saran yaitu bahwa dalam pelaksanaan
evaluasi pembelajaran PAI di sekolah harus memperhatikan tata cara, teknik,
prinsip-prinsip serta tujuan dari dilaksanakannya evaluasi pembelajaran
tersebut. Dengan demikian apabila seluruh aspek yang ada dalam evaluasi
pembelajaran itu diperhatikan dengan baik maka keberhasilan guru maupun
siswa dalam proses belajar tersebut akan biasa dijadikan sebagai acuan untuk
perbaikan selanjutnya. Demikian makalah yang dapat penulis buat, mudah-
mudahan bermanfaat, bagi penulis khususnya dan bagi insan pendidikan
umumnya.Allâhu a’lam
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Mujib & Jusuf Mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam,Jakarta: Kencana, 2008.
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2008.
Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005.
Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2010.
Abudin Nata, Manajemen Pendidikan, Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam
di Indonesia, Jakarta: Prenada Media Group, 2008.
Al-Rasyidin dkk, Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, teoritis dan
Praktis, (Jakarta : Ciputat Press, 2005
.
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat
Pers, 2002.
Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi dan
Pendidikan, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1989..
John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia.
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan
Pendekatan Interdisipliner, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
M. Chabib Thaha, Tehnik-tehnik Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo,
1990
23
Mas’ud, Abdurrahman, Antologi Studi Agama dan Pendidikan Islam, Semarang:
Aneka Ilmu, 2004.
Muhaimin, at-al, Ilmu Pendidikan Islam, Surabaya: Karya Abdi Tama, tt.
Oemar Hamalik, Pengajaran Unit, Bandung: Alumni, 1982.
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta:Kalam Mulia, 2008.
Ramayulis, Metodologi Pengajara Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2001.
Ramayulis, Metodologi Qur’an hadits, Jakarta: Kalam Mulia,tt.
Saleh, Abdul Rachman, Pendidikan Agama dan Keagamaan Visi, Misi dan aksi
Jakarta: Gemawindu Pancaperkasa, 2000.
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,
1990.
Tantowi, H. Ahmad, Pendidikan Islam di Era Transformasi Global, Semarang:
PT Pustaka Rizki Putra, 2008.
Tayibnapis, Farida Yusuf, Evaluasi Program, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000),
Udin S Winataputra, at-al, Belajar dan Pembelajaran, Dirjen Pembinaan
Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka, 1994.
Zuhairini, dkk., Metodik Khusus pendidikan Agama, Surabaya: Usaha Nasional,
1981.
24

More Related Content

Viewers also liked

Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran
Konsep Dasar Evaluasi PembelajaranKonsep Dasar Evaluasi Pembelajaran
Konsep Dasar Evaluasi PembelajaranHariyatunnisa Ahmad
 
Konsep dasar evaluasi
Konsep dasar evaluasiKonsep dasar evaluasi
Konsep dasar evaluasiapil73
 
Konsep Dasar Evaluasi Belajar dan Pembelajaran
Konsep Dasar Evaluasi Belajar dan Pembelajaran Konsep Dasar Evaluasi Belajar dan Pembelajaran
Konsep Dasar Evaluasi Belajar dan Pembelajaran yuliartiramli
 
Evaluasi pendidikan islam
Evaluasi pendidikan islamEvaluasi pendidikan islam
Evaluasi pendidikan islam33335
 
Pengembangan sistem evaluasi
Pengembangan sistem evaluasiPengembangan sistem evaluasi
Pengembangan sistem evaluasitri_setiawan77
 
paradigma baru pendidikan islam
 paradigma baru pendidikan islam  paradigma baru pendidikan islam
paradigma baru pendidikan islam Mohd Kamal Jusoh
 
Tugas kelompok evaluasi pendidikan
Tugas kelompok evaluasi pendidikanTugas kelompok evaluasi pendidikan
Tugas kelompok evaluasi pendidikanTiarma Sihite
 
Kumpulan soal-kkpi-unks-2011
Kumpulan soal-kkpi-unks-2011Kumpulan soal-kkpi-unks-2011
Kumpulan soal-kkpi-unks-2011Dwie Esti
 
Buku ajar-pengemb-bahan-ajar-paud
Buku ajar-pengemb-bahan-ajar-paudBuku ajar-pengemb-bahan-ajar-paud
Buku ajar-pengemb-bahan-ajar-paudKijoko Gebleg
 
Anatomi Fisiologi Manusia
Anatomi Fisiologi Manusia Anatomi Fisiologi Manusia
Anatomi Fisiologi Manusia yuliartiramli
 
Pertanyaan seputar Sel
Pertanyaan seputar SelPertanyaan seputar Sel
Pertanyaan seputar Selyuliartiramli
 
Uas kkpi 2012 13 tingkat iii
Uas kkpi 2012 13 tingkat iiiUas kkpi 2012 13 tingkat iii
Uas kkpi 2012 13 tingkat iiiOdi Sumantri
 
Deskripsi Burung Maleo (Macrocephalon maleo)
Deskripsi Burung Maleo (Macrocephalon maleo)Deskripsi Burung Maleo (Macrocephalon maleo)
Deskripsi Burung Maleo (Macrocephalon maleo)yuliartiramli
 
Sumber belajar dan Pembelajaran
Sumber belajar dan PembelajaranSumber belajar dan Pembelajaran
Sumber belajar dan PembelajaranSEPTI PRAVITA
 
Buku alquran hadis pegangan guru Kurikulum 2013 Untuk MI
Buku alquran hadis pegangan guru Kurikulum 2013 Untuk MI Buku alquran hadis pegangan guru Kurikulum 2013 Untuk MI
Buku alquran hadis pegangan guru Kurikulum 2013 Untuk MI Tjoetnyak Izzatie
 

Viewers also liked (20)

Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran
Konsep Dasar Evaluasi PembelajaranKonsep Dasar Evaluasi Pembelajaran
Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran
 
Konsep dasar evaluasi
Konsep dasar evaluasiKonsep dasar evaluasi
Konsep dasar evaluasi
 
Konsep Dasar Evaluasi Belajar dan Pembelajaran
Konsep Dasar Evaluasi Belajar dan Pembelajaran Konsep Dasar Evaluasi Belajar dan Pembelajaran
Konsep Dasar Evaluasi Belajar dan Pembelajaran
 
Konsep dasar evaluasi (ddwk) 2016
Konsep dasar evaluasi (ddwk) 2016Konsep dasar evaluasi (ddwk) 2016
Konsep dasar evaluasi (ddwk) 2016
 
Evaluasi pendidikan islam
Evaluasi pendidikan islamEvaluasi pendidikan islam
Evaluasi pendidikan islam
 
Pengembangan sistem evaluasi
Pengembangan sistem evaluasiPengembangan sistem evaluasi
Pengembangan sistem evaluasi
 
paradigma baru pendidikan islam
 paradigma baru pendidikan islam  paradigma baru pendidikan islam
paradigma baru pendidikan islam
 
Tugas kelompok evaluasi pendidikan
Tugas kelompok evaluasi pendidikanTugas kelompok evaluasi pendidikan
Tugas kelompok evaluasi pendidikan
 
Kumpulan soal-kkpi-unks-2011
Kumpulan soal-kkpi-unks-2011Kumpulan soal-kkpi-unks-2011
Kumpulan soal-kkpi-unks-2011
 
Buku ajar-pengemb-bahan-ajar-paud
Buku ajar-pengemb-bahan-ajar-paudBuku ajar-pengemb-bahan-ajar-paud
Buku ajar-pengemb-bahan-ajar-paud
 
Soal kkpi kelas xii
Soal kkpi kelas xiiSoal kkpi kelas xii
Soal kkpi kelas xii
 
Anatomi Fisiologi Manusia
Anatomi Fisiologi Manusia Anatomi Fisiologi Manusia
Anatomi Fisiologi Manusia
 
Pertanyaan seputar Sel
Pertanyaan seputar SelPertanyaan seputar Sel
Pertanyaan seputar Sel
 
Perilaku Hewan
Perilaku HewanPerilaku Hewan
Perilaku Hewan
 
Uas kkpi 2012 13 tingkat iii
Uas kkpi 2012 13 tingkat iiiUas kkpi 2012 13 tingkat iii
Uas kkpi 2012 13 tingkat iii
 
Deskripsi Burung Maleo (Macrocephalon maleo)
Deskripsi Burung Maleo (Macrocephalon maleo)Deskripsi Burung Maleo (Macrocephalon maleo)
Deskripsi Burung Maleo (Macrocephalon maleo)
 
Sumber belajar dan Pembelajaran
Sumber belajar dan PembelajaranSumber belajar dan Pembelajaran
Sumber belajar dan Pembelajaran
 
Mikrobiologi
Mikrobiologi Mikrobiologi
Mikrobiologi
 
Ekologi Tumbuhan
Ekologi TumbuhanEkologi Tumbuhan
Ekologi Tumbuhan
 
Buku alquran hadis pegangan guru Kurikulum 2013 Untuk MI
Buku alquran hadis pegangan guru Kurikulum 2013 Untuk MI Buku alquran hadis pegangan guru Kurikulum 2013 Untuk MI
Buku alquran hadis pegangan guru Kurikulum 2013 Untuk MI
 

Similar to Evaluasi pembelajaran pendidikan agama islam di sekolah

Makalah pengembangan sistem evaluasi pai 7
Makalah pengembangan sistem evaluasi pai 7Makalah pengembangan sistem evaluasi pai 7
Makalah pengembangan sistem evaluasi pai 7Septian Muna Barakati
 
Makalah pengembangan sistem evaluasi pai 7
Makalah pengembangan sistem evaluasi pai 7Makalah pengembangan sistem evaluasi pai 7
Makalah pengembangan sistem evaluasi pai 7Warnet Raha
 
Makalah pengembangan sistem evaluasi pai 4
Makalah pengembangan sistem evaluasi pai 4Makalah pengembangan sistem evaluasi pai 4
Makalah pengembangan sistem evaluasi pai 4Septian Muna Barakati
 
PSIKOLOGI PAI EVALUASI PEMBELAJARAN.pptx
PSIKOLOGI PAI EVALUASI PEMBELAJARAN.pptxPSIKOLOGI PAI EVALUASI PEMBELAJARAN.pptx
PSIKOLOGI PAI EVALUASI PEMBELAJARAN.pptxMuhammadIkhwansah
 
Makalah pengembangan sistem evaluasi pai 4
Makalah pengembangan sistem evaluasi pai 4Makalah pengembangan sistem evaluasi pai 4
Makalah pengembangan sistem evaluasi pai 4Warnet Raha
 
Filsafat pendidikan
Filsafat pendidikanFilsafat pendidikan
Filsafat pendidikanAzmiNazarina
 
Makalah evaluasi
Makalah evaluasiMakalah evaluasi
Makalah evaluasiWarnet Raha
 
Makalah evaluasi
Makalah evaluasiMakalah evaluasi
Makalah evaluasiWarnet Raha
 
Pengukuran, penilaian dan evaluasi
Pengukuran, penilaian dan evaluasiPengukuran, penilaian dan evaluasi
Pengukuran, penilaian dan evaluasiPesa Desgamalia
 
Makalah pengembangan sistem evaluasi pai
Makalah pengembangan sistem evaluasi paiMakalah pengembangan sistem evaluasi pai
Makalah pengembangan sistem evaluasi paiSeptian Muna Barakati
 
hakekat evalusi pembelajaran
hakekat evalusi pembelajaranhakekat evalusi pembelajaran
hakekat evalusi pembelajaransuciariani
 
1. Makalah Penyusunan Instrumen Penilaian.docx
1. Makalah Penyusunan Instrumen Penilaian.docx1. Makalah Penyusunan Instrumen Penilaian.docx
1. Makalah Penyusunan Instrumen Penilaian.docxNi'matu Zuhro
 

Similar to Evaluasi pembelajaran pendidikan agama islam di sekolah (20)

Makalah pengembangan sistem evaluasi pai 7
Makalah pengembangan sistem evaluasi pai 7Makalah pengembangan sistem evaluasi pai 7
Makalah pengembangan sistem evaluasi pai 7
 
Makalah pengembangan sistem evaluasi pai 7
Makalah pengembangan sistem evaluasi pai 7Makalah pengembangan sistem evaluasi pai 7
Makalah pengembangan sistem evaluasi pai 7
 
Makalah pengembangan sistem evaluasi pai 7
Makalah pengembangan sistem evaluasi pai 7Makalah pengembangan sistem evaluasi pai 7
Makalah pengembangan sistem evaluasi pai 7
 
Makalah pengembangan sistem evaluasi pai 7
Makalah pengembangan sistem evaluasi pai 7Makalah pengembangan sistem evaluasi pai 7
Makalah pengembangan sistem evaluasi pai 7
 
Makalah pengembangan sistem evaluasi pai 4
Makalah pengembangan sistem evaluasi pai 4Makalah pengembangan sistem evaluasi pai 4
Makalah pengembangan sistem evaluasi pai 4
 
PSIKOLOGI PAI EVALUASI PEMBELAJARAN.pptx
PSIKOLOGI PAI EVALUASI PEMBELAJARAN.pptxPSIKOLOGI PAI EVALUASI PEMBELAJARAN.pptx
PSIKOLOGI PAI EVALUASI PEMBELAJARAN.pptx
 
Makalah pengembangan sistem evaluasi pai 4
Makalah pengembangan sistem evaluasi pai 4Makalah pengembangan sistem evaluasi pai 4
Makalah pengembangan sistem evaluasi pai 4
 
Makalah pengembangan sistem evaluasi pai 4
Makalah pengembangan sistem evaluasi pai 4Makalah pengembangan sistem evaluasi pai 4
Makalah pengembangan sistem evaluasi pai 4
 
Makalah pengembangan sistem evaluasi pai 4
Makalah pengembangan sistem evaluasi pai 4Makalah pengembangan sistem evaluasi pai 4
Makalah pengembangan sistem evaluasi pai 4
 
Filsafat pendidikan
Filsafat pendidikanFilsafat pendidikan
Filsafat pendidikan
 
87 435-1-pb
87 435-1-pb87 435-1-pb
87 435-1-pb
 
87 435-1-pb
87 435-1-pb87 435-1-pb
87 435-1-pb
 
Makalah evaluasi
Makalah evaluasiMakalah evaluasi
Makalah evaluasi
 
Makalah evaluasi
Makalah evaluasiMakalah evaluasi
Makalah evaluasi
 
Makalah evaluasi
Makalah evaluasiMakalah evaluasi
Makalah evaluasi
 
Makalah evaluasi
Makalah evaluasiMakalah evaluasi
Makalah evaluasi
 
Pengukuran, penilaian dan evaluasi
Pengukuran, penilaian dan evaluasiPengukuran, penilaian dan evaluasi
Pengukuran, penilaian dan evaluasi
 
Makalah pengembangan sistem evaluasi pai
Makalah pengembangan sistem evaluasi paiMakalah pengembangan sistem evaluasi pai
Makalah pengembangan sistem evaluasi pai
 
hakekat evalusi pembelajaran
hakekat evalusi pembelajaranhakekat evalusi pembelajaran
hakekat evalusi pembelajaran
 
1. Makalah Penyusunan Instrumen Penilaian.docx
1. Makalah Penyusunan Instrumen Penilaian.docx1. Makalah Penyusunan Instrumen Penilaian.docx
1. Makalah Penyusunan Instrumen Penilaian.docx
 

More from August Ruris Narendra (20)

Bab iv
Bab ivBab iv
Bab iv
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Dp
DpDp
Dp
 
Depan
DepanDepan
Depan
 
Bab iv
Bab ivBab iv
Bab iv
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Instrumen non tes
Instrumen non tesInstrumen non tes
Instrumen non tes
 
Evaluasi pembelajaran pendidikan agama islam di sekolah
Evaluasi pembelajaran pendidikan agama islam di sekolahEvaluasi pembelajaran pendidikan agama islam di sekolah
Evaluasi pembelajaran pendidikan agama islam di sekolah
 
Variasi belajar jadi
Variasi belajar jadiVariasi belajar jadi
Variasi belajar jadi
 
Variasi belajar jadi
Variasi belajar jadiVariasi belajar jadi
Variasi belajar jadi
 
Pengembangan variasi mengajar111
Pengembangan variasi mengajar111Pengembangan variasi mengajar111
Pengembangan variasi mengajar111
 
Pengelolaan kelas
Pengelolaan kelasPengelolaan kelas
Pengelolaan kelas
 
Media dalam proses pembelajaran
Media dalam proses pembelajaranMedia dalam proses pembelajaran
Media dalam proses pembelajaran
 
Makalah model-pembelajaran
Makalah model-pembelajaranMakalah model-pembelajaran
Makalah model-pembelajaran
 
Mahamai kitab tafsir
Mahamai kitab tafsirMahamai kitab tafsir
Mahamai kitab tafsir
 
Instrumen non tes
Instrumen non tesInstrumen non tes
Instrumen non tes
 

Recently uploaded

Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 

Recently uploaded (20)

Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 

Evaluasi pembelajaran pendidikan agama islam di sekolah

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang didasarkan pada nilai- nilai ajaran Islam sebagaimana tercantum dalam al-Qur’an dan al-Hadits serta dalam pemikiran para ulama dan dalam praktik sejarah umat Islam.1 Dalam prosesnya, pendidikan Islammenjadikan tujuan sebagai sasaran ideal yang hendak dicapai dalam program dan diproses dalam produk kependidikan Islam atau output kependidikan Islam.2 Adapun ushuliyah menyatakan bahwa : “al- umûr bi maqâshidika”, bahwa setiap tindakan dan aktivitas harus berorientasi pada tujuan atau rencana yang telah ditetapkan.3 Dalam pendidikan Islam evaluasi merupakan salah satu komponen dari sistem pendidikan Islam yang harus dilakukan secara sistematis dan terencana sebagai alat untuk mengukur keberhasilan atau target yang akan dicapai dalam proses pendidikan Islam dan proses pembelajaran. Dalam makalah ini akan penulis sajikan hal-hal yang menyangkut evaluasi pendidikan Islam, dari mulai pengertian, tujuan, prinsip, fungsi dan perannya. Dari ungkapan-ungkapan sebagaimana terurai di atas, dapat dimengerti bahwa pelaksanaan pembelajaran qur’an hadits sekolah menghadapi sejumlah permasalahan yang mendesak untuk dipecahkan. Jika tidak, dikhawatirkan justru misi utama yang hendak diemban oleh pembelajaran qur’an hadits malah tidak atau kurang mencapai sasaran. Evaluasi atau penilaian adalah proses yang dilakukan oleh guru untuk mengetahui, memahami, dan menggunakan hasil kegiatan belajar siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proses penilaian harus didasarkan atas suatu selang waktu, bukan sesaat saja. Ini berarti bahwa evaluasi merupakan kumpulan dari sederetan 1 Abudin Nata, Manajemen Pendidikan, Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), cet ke.3, hal. 173 2 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hal. 162 3 [3]Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam,(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), cet. ke 2, hal. 72 1
  • 2. pengukuran yang dilakukan berkali-kali dengan suatu tujuan tertentu. Hasil belajar anak yang diperoleh melalui evaluasi itu tidak hanya sekedar untuk diketahui dan dipahami guru, tetapi yang lebih penting ialah agar dapat digunakan untuk tujuan tertentu seperti kenaikan kelas, meluluskan murid dan sebagainya. Sering pengertian evaluasi (penilaian) dikaburkan dengan pengertian measurement (pengukuran). Pengukuran adalah pekerjaan membandingkan suatu hasil belajar murid dengan ukuran yang sudah ditentukan, yang disebut standar evaluasi. Agar lebih jelas beda antara pengukuran dan penilaian, maka berikut diberikan contoh: seorang penjahit melakukan pengukuran terhadap seseorang, ia mengukur panjang lengan, panjang badan, lingkar dada, lingkar pinggang dan sebagainya. Penjahit tersebut berarti melakukan pengukuran. Apabila kemudian tukang jahit menyatakan bahwa seseorang yang pesan pakaian itu gemuk, langsing, mempunyai ukuran badan yang ideal, maka penjahit itu mengadakan penilaian terhadap orang yang memesan pakaian tadi. Evaluasi dapat dilakukan dengan cara kuantitatif maupun kualitatf. Dengan cara kuantitatif, berarti data yang dihasilkan berbentuk angka atau skor. Sedangkan cara kualitatif berarti informasi hasil test berbentuk pernyataan-pernyataan verbal seperti kurang, sedang, baik dan sebagainya. Dalam melaksanakan kegiatan evaluasi, dapat digunakan dua jenis teknik yaitu teknik tes dan non test. Teknik test biasanya digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aspek kemampuan, dimana kita mengenal misalnya test hasil belajar, test inteligensi, test bakat khusus, dan sebagainya. Sedangkan teknik non test biasanya digunakan untuk menilai aspek kepribadian yang lain misalnya minat, pendapat, kecenderungan dan lain-lain, dimana digunakan wawancara, angket, observasi, dan sebagainya. Untuk mengetahui ketercapaian suatu tujuan kegiatan yaitu evaluasi. Dengan evaluasi, maka suatu kegiatan dapat diketahui atau ditentukan tarap kemajuannya.4 Berhasil atau tidaknya pendidikan Islam dalam mencapai 4 Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam,( Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010) cet I, hal. 307 2
  • 3. tujuannya dapat dilihat setelah dilakukan evaluasi terhadap outputyang dihasilkannya.5 Abdul Mujib dkk mengungkapkan , bahwa untuk mengetahui pencapaian tujuan pembelajaran atau kompetensi yang diharapkan oleh peserta didik diperoleh melalui evaluasi.6 Pada makalah ini pembahasan lebih difokuskan pada evaluasi dalam pembelajaran Al qur’an hadits di sekolah serta problematikanya. Oleh karenanya dalam makalah ini akan dibahas tentang pengertian evaluasi, tujuan dan fungsi evaluasi, cara dan teknik evaluasi, dan kesulitan-kesulitan evaluasi. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas penulis dapat merumuskan beberapa masalah, adapun rumusan-rumusan masalah yang akan dibahas nanti antara lain: 1. Apa Pengertian Evaluasi Pendidikan ? 2. Apa ruang lingkup evaluasi ? 3. Apa fungsi evaluasi ? 4. Apa prinsip-prinsip evaluasi ? 5. Apa karakteristik evaluasi ? C. Tujuan Penulisan Berangkat dari rumusan masalah diatas maka terdapat tujuan yang hendak dicapai antara lain: 1. Mengetahui bagaimana seorang guru dapat mengetahui evaluasi 2. Untuk mengetahui tujuan di adakanya evaluasi bagi seorang guru 3. Mengetahui manfaat evaluasi 4. Mengetahui apa prinsip dari evaluasi BAB II 5 Al-Rasyidin dkk, Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, teoritis dan Prkatis, (Jakarta : Ciputat Press, 2005), hal. 77 6 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Kalam Mulia, 2008), cet. ke 10, hal. 220 3
  • 4. PEMBAHASAN A. Pengertian Evaluasi Secara harfiah evaluasi berasal dari bahasa Inggris, evaluation, yang berarti penilaian dan penaksiran. Dalam bahasa Arab, dijumpai istilah imtihân, yang berarti ujian, dan khataman yang berarti cara menilai hasil akhir dari proses kegiatan.7 Sedangkan secara istilah, ada beberapa pendapat, namun pada dasarnya sama, hanya berbeda dalam redaksinya saja. Oemar Hamalik mengartikan evaluasi sebagai suatu proses penaksiran terhadap kemajuan, pertumbuhan,dan perkembangan peserta didik untuk tujuan pendidikan.8 Sementara Abudin Nata menyatakan bahwa evaluasi sebagai proses membandingkan situasi yang ada dengan kriteria tertentu dalam rangka mendapatkan informasi dan menggunakannya untuk menyusun penilaian dalam rangka membuat keputusan.9 Kemudian menurut Suharsimi Arikunto, evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan10 dan Edwind Wandt berpendapat evaluasi adalah: suatu tindakan atau proses dalam menentukan nilai sesuatu.11 Adapun M. Chabib Thoha, mengutarakan bahwa evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.12 Dari beberapa pendapat, dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi yaitu suatu proses dan tindakan yang terencana untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan, pertumbuhan dan perkembangan (peserta didik) terhadap tujuan (pendidikan), sehingga dapat disusun penilaiannya yang dapat dijadikan dasar untuk membuat keputusan. Dengan demikian evaluasi bukan 7 Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005), cet ke-1, hal. 183. 8 Oemar Hamalik, Pengajaran Unit,(Bandung: Alumni, 1982), hal.106. 9 Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, cet I, hal.307 10 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, hal. 3 11 Ramayulis, Metodologi Qur’an hadits, (Jakarta: Kalam Mulia, hal. 338) 12 M. Chabib Thaha, Tehnik-tehnik Evaluasi Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo, 199, hal. 121 4
  • 5. sekedar menilai suatu aktivitas secara spontan dan insedental, melainkan merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu yang terencana, sistematik dan berdasarkan tujuan yang jelas13 . Jadi dengan evaluasi diperoleh informasi dan kesimpulan tentang keberhasilan suatu kegiatan, dan kemudian kita dapat menentukan alternatif dan keputusan untuk tindakan berikutnya. Selanjutnya, Evaluasi dalam pendidikan Islam merupakan cara atau tehnik penilaian terhadap tingkah laku anak didik berdasarkan standar perhitungan yang bersifat komprehensif dari seluruh aspek-aspek kehidupan mental-psikologis dan spiritual religius, karena manusia bukan saja sosok pribadi yang tidak hanya bersikap religius, melainkan juga berilmu dan berketerampilan yang sanggup beramal dan berbakti kepada Tuhan dan masyarakatnya.14 Evaluasi pendidikan Islam adalah suatu kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan suatu aktivitas di dalam pendidikan Islam.15 Program evaluasi ini diterapkan dalam rangka mengetahui tingkat keberhasilan seorang pendidik dalam menyampaikan materi pelajaran, menemukan kelemahan-kelemahan yang dilakukan, baik berkaitan dengan materi, metode, fasilitas dan sebagainya.16 Oleh karena itu, yang dimaksud evaluasi dalam pendidikan Islam adalah pengambilan sejumlah keputusan yang berkaitan dengan pendidikan Islam guna melihat sejauhmana keberhasilan pendidikan yang selaras dengan nilai-nilai Islam sebagai tujuan dari pendidikan Islam itu sendiri.17 Jadi evaluasi pendidikan Islam yaitu kegiatan penilaian terhadap tingkah laku peserta didik dari keseluruhan aspek mental-psikologis dan spiritual religius dalam pendidikan Islam, dalam hal ini tentunya yang menjadi tolak 13 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, hal. 221. 14 Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, hal.162 15 Zuhairini, dkk., Metodik Khusus pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha Nasional, 1981), hal.139 16 Abdul Mujib & Jusuf Mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam,(Jakarta: Kencana, 2008), cet. II, hal.211 17 Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), cet I, hal.54 5
  • 6. ukur adalah al-Qur’an dan al-Hadits. Dengan pelaksanaan evaluasi ini bukan hanya pendidik juga keseluruhan aspek/unsur pendidikan Islam Menurut Ralph Tayler evaluasi adalah proses yang menentukan sejauhmana tujuan pendidikan dapat dicapai.18 Sedangkan Cronbach, Stufflebeam dan Alkin mengartikan evaluasi dengan menyediakan informasi untuk membuat keputusan. Pendapat lain dikemukakan oleh Malcolm dan Provus mendefinisikan evaluasi sebagai perbedaan apa yang ada dengan standar untuk mengetahui apakah ada selisih. Ada juga yang mengemukakan bahwa evaluasi adalah penelitian yang sistematik atau yang teratur tentang manfaat atau guna beberapa obyek. Melihat dari uraian di atas maka dapat diketahui adanya perbedaan pendapat diantara para ahli tentang definisi dari evaluasi. Namun demikian secara garis besar masih ada titik temunya. Berkaitan dengan evaluasi dalam pembelajaran qur’an hadits maka yang dimaksudkan adalah ingin mengetahahui, memahami dan menggunakan hasil kegiatan belajar siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. B. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Adapun tujuan dan fungsi hasil-hasil evaluasi pada dasarnya dapat digolongkan menjadi empat kategori: 1. Untuk memberikan umpan balik (feedback) kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar. 2. Untuk menentukan angka/hasil belajar masing-masing murid yang antara lain diperlukan untuk penentuan kenaikan kelas dan penentuan lulus tidaknya murid. 3. Untuk menempatkan murid dalam situasi belajar mengajar yang tepat, sesuai dengan tingkat kemampuan (karakteristik) lainnya yang dimiliki murid. 18 Farida Yusuf Tayibnapis, Evaluasi Program, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hal. 3. 6
  • 7. 4. Untuk mengenal latar belakang (psikologi, fisik, dan lingkungan) murid yang mengalami kesulitan-kesulitan belajar, yang hasilnya dapat digunakan sebagai dasar dalam memecahkan kesulitan-kesulitan tersebut.19 Pelaksanaan fungsi pertama dan kedua terutama menjadi tanggung jawab guru sedangkan pelaksanaan fungsi ketiga dan keempat lebih merupakan tanggung jawab bimbingan dan penyuluhan. Sehubungan dengan keempat fungsi yang dikemukakan di atas, evaluasi hasil belajar dapat digolongkan menjadi empat jenis, yaitu: 1. Evaluasi Formatif Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk keperluan memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan melaksanakan pelayanan khusus bagi murid/siswa. Evaluasi ini jarang dipraktekkan oleh guru-guru di sekolah sebagaiman yang seharusnya. 2. Evaluasi Sumatif Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dlaksanakan untuk keperluan memberikan angka kemajuan belajar murid/siswa yang sekaligus dapat digunakan untuk pemberian laporan kepada orang tua, penentuan lenaikan kelas, dan sebagainya. 3. Evaluasi Penempatan Evaluasi penempatan adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk keperluan penempatan murid/siswa pada situasi belajar mengajar yang tepat, sesuai dengan tingkat kemampuan lainnya yang dimilikinyaa. 4. Evaluasi Diagnostik Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk keperluan latar belakang (psikologi, fisik, lingkungan) dari murid/ siswa yang mengalami kesulitan-kesulitan dalam belajar, yang hasilnya dapat digunakan sebagai dasar dalam memecahkan kesulitan-kesulitan tersebut. 19 Abdul Rachman Saleh, Pendidikan Agama dan Keagamaan Visi, Misi dan aksi (Jakarta: Gemawindu Pancaperkasa, 2000), hal. 76. 7
  • 8. Evaluasi jenis ini erat hubungannya dengan kegiatan bimbingan dan penyuluhan di sekolah.20 Ada dua jenis pendekatan dasar dalam evaluasi : 1. Pendekatan yang bersumber pada norma (norma referenced). Evaluasi yang menggunakan pendekatan ini menghasilkan indeks yang relatif tentang kemampuan hasil belajar yang dicapai murid/siswa. Dikatakan relatif, karena hasil evaluasi di sini menggambarkan kemampuan seorang murid/siswa dibandingkan teman-temannya yang lain dalam kelas yang sama (kelompok). Dengan pendekatan ini, test disusun untuk dapat membedakan siswa yang satu dengan siswa-siswa yang lain dalam hal penguasaan mereka terhadap bahan pelajaran. Penyusuna soal didasarkan atas isi bahan pelajaran dengan memperhitungkan perbandingan antara soal-soalyang mudah, sedang dan sukar, agar dapat membedakan siswa yang satu dari siswa yang lain. Evaluasi sumatif pada umumnya menggunakan pendekatan norma referenced ini. Pendekatan ini lebih tepat diterapkan didalam evaluasi untuk keperluan pemberian angka, kenaikan kelas, ataupun seleksi. 2. Pendekatan bersumber pada kriteria (criterien referenced). Evaluasi yang menggunakan pendekatan ini menghasilkan indeks yang mutlak tentang kemampuan hasil belajar siswa. Dengan mutlak disini dimaksudkan bahwa evaluasi ini dapat memberikan informasi tentang apakah seorang siswa telah menguasai tujuan-tujuan instruksional yang diinginkan atau belum, terlepas dari hasil yang dicapai oleh temen-temannya yang lain. Karena itu alat evaluasi hendaknya disusun sedemikian rupa sehinnga hasilnya dapat ditafsirkan dalam hubungan standar atau kriteria tertentu. Dengan pendekatan ini, test disusun untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai tujuan instruksional tertentu, bukan untuk membedakan antara siswa yang satu dengan siswa yang lain. Evaluasi formatif pada 20 [3] Ibid, hlm. 76-77 8
  • 9. umumnya menggunakan pendekatan criterien referenced ini. Pendekatan ini cocok untuk diterapkan di dalam evaluasi untuk keperluan menilai efektifitas program pengajaran yang diberikan dan menilai sejauh mana siswa telah menguasai kemampuan-kemampuan di dalam suatu program tertentu yang merupakan persyaratan untuk mengikuti program selanjutnya. Sementara itu Ramayulis berpendapat bahwa, sebagai salah satu komponen penting dalam pelaksanaan pendidikan Islam, evaluasi berfungsi untuk: 1. Mengetahui tingkat kepahaman anak didik terhadap mata pelajaran yang disampaikan. 2. Mendorong kompetisi yang sehat antar peserta didik. 3. Mengetahui perkembangan anak didik setelah mengikuti proses belajar mengajar. 4. Mengetahui akurat tidaknya guru dalam memilih bahan, metode dan berbagai penyesuaian dalam kelas.21 Tidak jauh berbeda dengan Ramayulis, Armai Arief menyebutkan beberapa fungsi evaluasi pendidikan islam sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui sejauhmana efektivitas cara belajar mengajar yang telah dilakukan, khususnya yang berkenaan dengan anak didik. 2. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa guna mengambil keputusan apakah materi pelajaran bisa dilanjutkan atau tidak. 3. Untuk mengumpulkan informasi tentang taraf perkembangan dan kemajuan yang diperoleh oleh anak didik dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum pendidikan Islam. 4. Sebagai bahan laporan kepada wali murid tentang hasil belajar siswa yang bersangkutan, baik berupa buku raport, piagam, sertifikat, ijazah dan lain- lain. 21 Ramayulis, Metodologi Pengajara Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2001), hal. 319. 9
  • 10. 5. Untuk membandingkan hasil pembelajaran yang diperoleh sebelumnya dengan hasil pembelajaran yang dilakukan sesudah itu, guna meningkatkan pendidikan.22 Dari uraian tentang fungsi evaluasi tersebut di atas, tampak bahwa evaluasi pendidikan hanya berjalan satu arah, yakni yang di evaluasi hanya elemen siswa saja. Karena masalah cultural, kata Abdurrahman Mas’ud, anak didik tidak memperoleh kesempatan untuk memberi umpan balik kepada sekolah mengenai gurunya, apalagi mengevaluasi guru tersebut.23 C. Prosedur Evaluasi Dalam evaluasi hasil belajar pertimbangan utama yang harus dilakukan ialah menentukan apa yang akan diukur. Kemudian menganalisis dengan cepat tujuan yang akan dicapai dalam penilaian tersebut. Akhirnya ditentukan pula cara penafsiran hasil penilaian yang guru akan memperoleh hasil seperti yang diharapkan. Sehubungan dengan hal tersebut untuk melakukan penilaian hasil belajar, maka harus menempuh langkah-langkah sebagai berikut: 1. Langkah persiapan yang terdiri dari dua jenis yaitu: a. Langkah persiapan umum yang harus dilakukan pada tahap awal penyelenggaraan penilaian misalnya guru harus menetapkan lebih dahulu alat yang digunakan dan criteria yang dijadikan pedoman penilaian. b. Langkah persiapan khusus yaitu langkah yang harus dilaksanakan pada saat akan melakukan suatu langkah penilaian tertentu misalnya membuat alat penilaian dan menetapkan cara pencatatannya. 2. Langkah verifikasi program/rencana yang telah dibuat. Pada langkah ini guru mengklasifikasikan rencana yang disusun menjadi dua katagori yaitu rencana yang baik/memadai dan rencana yang kurang baik. Untuk menilai ini diperlukan berbagai pertimbangan berdasarkan akal sehat dan cara 22 H. Ahmad Tantowi, Pendidikan Islam di Era Transformasi Global, (Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2008), hal. 31-32. 23 Abdurrahman Mas’ud, Antologi Studi Agama dan Pendidikan Islam, (Semarang: Aneka Ilmu, 2004), hal. 212 10
  • 11. berpikir logis. Disamping itu obyektivitas penilaian juga perlu ditekankan dalam menilai rencana. 3. Langkah pelaksanaan, yaitu langkah menerapkan rencana/program yang dibuat pada langkah persiapan. Pada langkah pelaksanaan ini yang harus diperhatikan ialah hal-hal yang berkaitan dengan jenis informasi/data yang dikumpulkan, cara pengumpulan dan alat yang digunakan untuk memperoleh informasi. 4. Langkah penafsiran, yaitu langkah member makna atau arti terhadap informasi yang diperoleh. Agar tidak terjadi over estimated atau under estimated perlu berhati-hati dalam membuat rincian kriteria/norma.24 Senada dengan rincian tersebut Edwin Wundt dan Gerald W. Brown menyatakan bahwa langkah-langkah dalam prosedur penilaian hasil belajar harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: a. Apakah telah dimengerti benar tentang tujuan yang ingin dicapai? b. Dalam hal apa keadaan itu telah dipahami sebagai keterangan/bukti? c. Bagaimana memperoleh bukti laporan atau keterangan yang meyakinkan? d. Bagaimana menaksir keterangan-keterangan/bukti-bukti atau apakah bukti tersebut meyakinkan?25 Sebenarnya dengan mempertimbangkan dua jenis pertimbangan tersebut (butir satu dan dua) sudah cukup lengkap sebagai prosedur penilaian. Oleh karena itu dalam melakukan penilaian hasil belajar, guru perlu dan harus mempertimbangkan terlebih dahulu tujuan melakukan penilaian dan pemahaman guru terhadap program yang akan dilakukan. D. Cara dan Teknik Evaluasi Evaluasi dapat dilakukan dengan cara kuantitatif maupun kualitatf. Dengan cara kuantitatif, berarti data yang dihasilkan berbentuk angka atau skor. Sedangkan cara kualitatif berarti informasi hasil test berbentuk pernyataan-pernyataan verbal seperti kurang, sedang, baik dan sebagainya. 24 Udin S winataputra,at-al, Belajar dan Pembelajaran, (Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka, 1994), hal. 170. 25 Ibid, hlm. 171. 11
  • 12. Dalam melaksanakan kegiatan evaluasi, dapat digunakan dua jenis teknik yaitu teknik tes dan non test. Teknik test biasanya digunakan unutk mengumpulkan data mengenai aspek kemampuan, dimana kita mengenal misalnya test hasil belajar, test inteligensi, test bakat khusus, dan sebagainya. Sedangkan teknik non test biasanya digunakan untuk menilai aspek kepribadian yang lain misalnya minat, pendapat, kecenderungan dan lain-lain, dimana digunakan wawancara, angket, observasi, dan sebagainya. Sedangkan teknik test (evaluasi) antara lain : a) Jenis test yang terdiri dari tiga yaitu; test tertulis , test lisan dan test perbuatan, b) Bentuk soal test terdiri dari; bentuk uraian dan obyektif.26 E. Prinsip Evaluasi Pelaksanaan evaluasi agar akurat dan bermanfaat baik bagi peserta didik, pendidik ataupun pihak yang berkepentingan, maka harus memperhatikan prinsip-prisip sebagai berikut :27 1. Valid Evaluasi mengukur apa yang seharusnya diukur dengan menggunakan jenis tes yang terpercaya dan shahih. Artinya ada kesesuaian alat ukur dengan fungsi pengukuran dan sasaran pengukuran. 2. Berorientasi kepada kompetensi Dengan berpijak pada kompetensi, maka ukuran-ukuran keberhasilan pembelajaran akan dapat diketahui secara jelas dan terarah. 3. Berkelanjutan/Berkesinambungan (kontinuitas) Evaluasi harus dilakukan secara terus menerus dari waktu ke waktu untuk mengetahui secara menyeluruh perkembangan peserta didik, sehingga kegiatan dan unjuk kerja peserta didik dapat dipantau melalui penilaian. Dalam ajaran Islam sangatlah diperhatikan kontinuitas, karena dengan berpegang prinsip ini, keputusan yang diambil oleh seseorang menjadi valid dan stabil serta menghasilkan suatu tindakan yang menguntungkan. 26 Ibid, hlm. 79-81. 27 Mujib & Mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam, 214. Lihat juga Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, hal. 225-226. 12
  • 13. 4. Menyeluruh (Komprehensif) Evaluasi harus dilakukan secara menyeluruh, meliputi kepribadian, ketajaman hafalan, pemahaman, ketulusan, kerajinan, sikap kerja sama, tanggung jawab, dan sebagainya, atau dalam taksonomi Benjamin S. Bloom lebih dikenal dengan aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Kemudian Anderson dan Cratwallmengembangkannya menjadi 6 aspek yaitu mengingat, mengetahui, aplikasi, analisis, kreasi dan evaluasi. 5. Bermakna Evaluasi diharapkan mempunyai makna yang signifikan bagi semua pihak. Untuk itu evaluasi hendaknya mudah difahami dan dapat ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang berkepentingan. 6. Adil dan objektif Evaluasi harus mempertimbangkan rasa keadilan bagi peserta didik dan objektif berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak boleh dipengaruhi oleh hal-hal yang bersifat emosional dan irasional. Jangan karena kebencian menjadikan ketidakobjektifan evaluasi. 7. Terbuka Evaluasi hendaknya dilakukan secara terbuka bagi berbagai kalangan sehingga keputusan tentang keberhasilan peserta didik jelas bagi pihak- pihak yang berkepentingan, tanpa ada rekayasa atau sembunyi-sembunyi yang dapat merugikan semua pihak. 8. Ikhlas Evaluasi dilakukan dengan niat dan yang bersih, dalam rangka efisiensi tercapainya tujuan pendidikan dan bai kepentingan peserta didik. 9. Praktis Evaluasi dilakukan dengan mudah dimengerti dan dilaksanakan dengan beberapa indikator, yaitu: a) hemat waktu, biaya dan tenaga; b) mudah diadministrasikan; c) mudah menskor dan mengolahnya; dan d) mudah ditafsirkan 10. Dicatat dan akurat 13
  • 14. Hasil dari setiap evaluasi prestasi peserta didik harus secara sistematis dan komprehensif dicatat dan disimpan, sehingga sewaktu-waktu dapat dipergunakan. F. Sistem Evaluasi dalam Pembelajaran Al Qur’an dan Hadist Sistem evaluasi yang dikembangkan dalam oleh Allah Swt dan Rasul- Nya berimplikasikan paedagogis sebagai berikut:28 1. Untuk menguji daya kemampuan manusia beriman terhadap berbagai macam problema kehidupan yang dihadapi. Seperti tercantum dalam QS. Al-Baqarah: 155               “dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar” 2. Untuk mengetahui sejauhmana hasil pendidikan wahyu yang telah diaplikasikan Rasulullah SAW kepada umatnya. Seperti tercantum dalam QS. An-Naml: 40                                           “berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab[1097]: “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip”. Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: “Ini Termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku Apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). dan Barangsiapa yang bersyukur Maka Sesungguhnya Dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan Barangsiapa yang ingkar, Maka Sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia”. Juga seperti pengevaluasian Nabi Sulaiman terhadap burung hud-hud, seperti tercantum dalam QS. Al-Naml: 27 28 Mujib & Mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam, 215. Lihat juga Lihat juga Arifin, Ilmu Pendidikan Islam; Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis, , hal 163-164 14
  • 15.          “berkata Sulaiman: “Akan Kami lihat, apa kamu benar, ataukah kamu Termasuk orang-orang yang berdusta.” 3. Untuk menentukan klasifikasi atau tingkat hidup keislaman atau keimanan seseorang, seperti pengevaluasian Allah Swt terhadap Nabi Ibrahim yang menyembelihIsmail putera yang dicintainya. Seperti tercantum dalam QS. As-Shaffat: 103-107                             “tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ). Dan Kami panggillah dia: “Hai Ibrahim, Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu. Sesungguhnya Demikianlah Kami memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. 4. Untuk mengukur daya kognisi, hafalan manusia dari pelajaran yang telah diberikan pdnya, seperti pengevaluasian terhadap Nabi Adam tentang asma-asma yang diajarkan Allah Swt kepadanya di hadapan para malaikat, seperti tercantum dalam QS. Al-Baqarah : 31                 “dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!” 5. Memberikan semacam tabsyîr (berita gembira)bagi yang beraktivitas baik, dan memberikan semacam iqab (siksa) bagi mereka yang beraktivitas buruk, seperti tercantum dalam QS. Al-Zalzalah: 7-8               15
  • 16. “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya.Dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula. G. Jenis-jenis Evaluasi Jenis-jenis evaluasi yang dapat diterapkan dalam pendidikan Islam adalah:29 1. Evaluasi Formatif, yaitu penilaian untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh para peserta didik setelah menyelesaikan satuan program pembelajaran (kompetensi dasar) pada mata pelajaran tertentu.Jenis ini diterapkan berdasarkan asumsi bahwa manusia memiliki banyak kelemahan seperti tercantum dalam QS. An-Nisa: 28           “Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah”. Dan pada mulanya tidak mengetahui apa-apa, tercantum dalam QS. An- Nahl: 78, sehingga pengetahuan, ketrampilan, dan sikap itu tidak dibiasakan.                  “dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”. Untuk itu Allah Swt menganjurkan agar manusia berkonsentrasi pada suatu informasi yang didalami sampai tuntas, mulai proses pencarian, (belajar mengajar) sampai pada tahap pengevaluasian. Setelah informasi itu dikuasai dengan sempurna, ia dapat beralih pada informasi yang lain, tercantum dalam QS. Al-Insyirah: 7-8 29 Mujib & Mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam, 217. Lihat juga Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, hal. 227-229. Yahya Qahar, Evaluasi Pendidikan Agama, (–:PT Ciawi Jaya, tt), hal. 14-21. Dan Arifin, Ilmu Pendidikan Islam; Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis, , hal. 167-168 16
  • 17.            “Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”. a. Fungsi, yaitu untuk memperbaiki proses pembelajaran ke arah yang lebih baik dan efisien atau memperbaiki satuan/rencana pembelajaran. b. Tujuan, yaitu untuk mengetahui penguasaan peserta didik tentang materi yang diajarkan dalam satu satuan/rencana pembelajaran. c. Aspek yang dinilai, terletak pada penilaian normatif yaitu hasil kemajuan belajar peserta didik yang meliputi: pengetahuan, keterampilan dan sikap terhadap materi ajar PAI yang disajikan. d. Waktu pelaksanaan : akhir kegiatan pembelajaran dalam satu satuan/rencana pembelajaran. 2. Evaluasi Sumatif, yaitu evaluasi yang dilakukan terhadap hasil belajar peserta didik setelah mengikuti pelajaran dalam satu semester dan akhir tahun untuk menentukan jenjang berikutnya, seperti tercantum dalam QS. Al-Insyiqaq: 19      Sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan) QS. Al-Qamar: 49       “Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.” a. Fungsi, yaitu untuk mengetahui angka atau nilai peserta didik setelah mengikuti program pembelajaran dalam satu catur wulan, semester atau akhir tahun. b. Tujuan, untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti program pembelajaran dalam satu catur wulan, semester atau akhir tahunpada setiap mata pelajaran Al Qur’an dan Hadist pada satu satuan pendidikan tertentu. 17
  • 18. c. Aspek-aspek yang dinilai, yaitu kemajuan hasil belajar meliputi pengetahuan, ketrampilan, sikap dan penguasaan peserta didik tentang mata pelajaran yang diberikan. d. Waktu pelaksanaan, yaitu setelah selesai mengikuti program pembelajaran selama satu catur wulan, semester atau akhir tahun pembelajaran pada setiap mata pelajaran Al Qur’an dan Hadist pada satu tingkat satuan pendidikan. 3. Evaluasi penempatan (placement), yaitu evaluasi tentang peserta didik untuk kepentingan penempatan di dalam situasi belajar yang sesuai dengan kondisi peserta didik. a. Fungsi, yaitu untuk mengetahui keadaan peserta didik termasuk keadaan seluruh pribadinya, sehingga peserta didik tersebut dapat ditempatkan pada posisi sesuai dengan potensi dan kapasitas dirinya. b. Tujuan, yaitu untuk menempatkan peserta didik pada tempat yang sebenarnya, berdasarkan bakat, minat, kemampuan, kesanggupan, serta keadaan diri peserta didik sehingga peserta didik tidak mengalami hambatan yang berarti dalam mengikuti pelajaran atau setiap program bahan yang disajikan guru. c. Aspek-aspek yang dinilai, meliputi keadaan fisik, bakat, kemampuan, pengetahuan, pengalaman keterampilan, sikap dan aspek lain yang dianggap perlu bagi kepentingan pendidikan peserta didik selanjutnya. d. Waktu pelaksanaan, sebaiknya dilaksanakan sebelum peserta didik menempati/menduduki kelas tertentu, bisa sewaktu penerimaan murid baru atau setelah naik kelas. 4. Evaluasi Diagnostik, yaitu evaluasi yang dilakukan terhadap hasil penganalisaan tentang keadaan belajar peserta didik, baik merupakan kesulitan-kesulitan maupun hambatan-hambatan yang ditemui dalam situasi belajar mengajar. a. Fungsi, yaitu untuk mengetahui masalah-masalah yang diderita atau mengganggu peserta didik, sehingga peserta didik mengalani kesulitan, hambatan atau gangguan ketika mengikuti program pembelajaran 18
  • 19. dalam satu mata pelajaran tertentu (Al Qur’an dan Hadist). Sehingga kesulitan peserta didik tersebut dapat diusahakan pemecahannya. b. Tujuan, yaitu untuk membantu kesulitan atau mengetahui hambatan yang dialami peserta didik waktu mengikuti kegiatan pembelajaran pada satu mata pelajaran tertentu (Al Qur’an dan Hadist) atau keseluruhan program pembelajaran. c. Aspek-aspek yang dinilai, meliputi hasil belajar, latar belakang kehidupannya, serta semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran serta waktu pelaksanaan, disesuaikan dengan keperluan pembinaan dari suatu lembaga pendidikan, dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan para peserta didiknya. H. Langkah-langkah Evaluasi Secara umum, proses pengembangan penyajian dan pemanfaatan evaluasi belajar dapat digambarkan dalam langkah-langkah berikut:30 1. Penentuan Tujuan Evaluasi 2. Penyususnan Kisi-kisi soal 3. Telaah atau review dan revisi soal 4. Uji Coba (try out) 5. Penyusunan soal 6. Penyajian tes 7. Scoring 8. Pengolahan hasil tes 9. Pelaporan hasil tes 10. Pemanfaatan hasil tes I. Kesulitan-kesulitan dalam evaluasi Evaluasi diperlukan untuk mengadakan perbaikan. Untuk itu diperlukan keterangan tentang baik buruknya mutu pengajaran. Tanpa evaluasi, perbaikan tidak mungkin. Karena itu setiap orang atau instansi yang bertanggung jawab 30 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia,tt, hal. 78 19
  • 20. atas usaha pendidikan wajib mengadakan evaluasi, antara lain guru sendiri, kepala sekolah, dan seterusnya termasuk lembaga-lembaga terkait. Mengadakan evaluasi banyak mengandung kesulitan. Sebagai guru kita harus mengevaluasi kegiatan mengajar kita. Menilai dan mengeritik diri sendiri merupakan sikap obyektif, kerendahan hati dan keterbukaan untuk melihat dan mengakui kesalahan sendiri agar ada usaha untuk mencari cara- cara yang lain yang mungkin lebih berhasil. Selama ini evaluasi yang dilakukan kadang-kadang hanya sampai pada domain kognitif saja, dan itupun lebih berorientasi pada sejauh mana siswa mampu mengingat atau menghafal sejumlah materi yang telah disampaikan olh guru, sedangkan domain afektif, apalagi psikomotorik lepas dari proses evaluasi. Ini berarti bahwa proses belajar mengajar hanya mengejar penumpukan materi dan informasi. Hal inilah yang kemudian dikenal dengan model bank education atau pendidikan gaya bank. Evaluasi tersebut sebenarnya tidak perlu terjadi jika pelaksanaannya benar-benar disesuaikan dengan prinsip-prinsip evaluasi. Menurut Muhaimin,dkk, dalam pelaksanaan evaluasi pendidikan islam perlu dipegang prinsip-prinsip sebagai berikut: a. Agar evaluasi pendidikan sesuai dan dapat mencapai sasaran yang diharapkan, maka evaluasi harus mengacu pada tujuan pendidikan yang telah dirumuskan sebelumnya. b. Evaluasi harus obyektif, dalam artievaluasi itu dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, berdasarkan fakta dan data yang ada tanpa dipengaruhi oleh unsur-unsur subyektifitas dari evaluator. c. Evaluasi dilakukan secara komprehensif. Maksudnya evaluasi evaluasi dilakukan secara menyeluruh, meliputi berbagai domain pendidikan yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik d. Evaluasi dilakukan secara continue. Apabila pendidikan Islam dipandang sebagai sebuah proses untuk mencapai tujuan-tujua tertentu, maka evaluasi pendidikannya harus dilakukan secara continue (terus-menerus), dengan memperhatikan prinsip pertama, kedua dan ketiga. 20
  • 21. Tentu saja evaluasi memerlukan biaya, waktu, dan tenaga, apa lagi ruang lingkup yang akan dinilai itu luas. Kelemahan dalam evaluasi juga dapat disebabkan sulitnya penilaian itu sendiri. Apalagi evaluasi terhadap pelaksanaan pembelajaran Al Qur’an dan Hadist yang semestinya ketiga ranah pembelajaran yaitu kognitif, afektif dan psikomotor memerlukan evalauasi secara menyeluruh (integrated). BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian di atas tentang evaluasi sistem pembelajaran al-qur’an dan hadist dapat ditarik kesimpulan : 1. Evaluasi adalah suatu proses dan tindakan yang terencana untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan, pertumbuhan dan perkembangan (peserta didik) terhadap tujuan (pendidikan), sehingga dapat disusun penilaiannya yang dapat dijadikan dasar untuk membuat keputusan. 2. Evaluasi pendidikan Islam adalah suatu proses dan kegiatan penilaian yang terencana terhadap peserta didik dari keseluruhan aspek mental- psikologis dan spiritual religius dalam pendidikan Islamuntuk mengetahui taraf kemajuan dalampendidikan Islam. 3. Tujuan Evaluasi yaitu : a) mengetahui kadar pemahaman peserta didik; b) mengetahui siapa diantara peserta didik yang cerdas dan yang lemah; c) mengumpulkan informasi; d) untuk mengetahui penguasaan peserta didik dalam kompetensi/subkompetensi tertentu; e) untuk mengetahui kesulitan belajar peserta didik (diagnostic test) dan untuk memberikan arah dan lingkup pengembangan evaluasi selanjutnya. 21
  • 22. 4. Evaluasi dalam pendidikan Islam, secara umumsangat berguna bagi pendidik, peserta didik, ahli fikir pendidikan Islam,politik pengambil kebijakan pendidikan Islam, untuk membantu mereka dalam membenahi sistem pengawasan dan mempertimbangkan kebijakan yang akan diterapkan dalam sistem pendidikan nasional (Islam). 5. Sasaran evaluasi yaitu untuk mengevaluasi peserta didik, pendidik, materi pendidikan, proses penyampaian materi pelajaran, dan berbagai aspek lainnya yang berkaitan dengan materi pendidikan. 6. Prinsip Evaluasi, yaitu : valid, berorientasi kepada kompetensi, berkelanjutan/Berkesinambungan (kontinuitas), menyeluruh (Komprehensif), bermakna, adil dan objektif, terbuka, ikhlas, praktis, dicatat dan akurat. 7. Sistem Evaluasi Pendidikan Islam, yaitu untuk menguji daya kemampuan manusia beriman terhadap berbagai macam problema kehidupan yang dihadapi, untuk mengetahui sejauhmana hasil pendidikan wahyu yang telah diaplikasikan Rasulullah SAW kepada umatnya, untuk menentukan klasifikasi atau tingkat hidup keislaman atau keimanan seseorang, seperti pengevaluasian Allah Swt terhadap Nabi Ibrahim yang menyembelih Ismail putera yang dicintainya, untuk mengukur daya kognisi, hafalan manusia dari pelajaran yang telah diberikan padanya, seperti pengevaluasian terhadap Nabi Adam tentang asma-asma yang diajarkan Allah Swt kepadanya di hadapan para malaikat, serta memberikan semacam tabsyîr (berita gembira) bagi yang beraktivitas baik, dan memberikan semacam iqab (siksa) bagi mereka yang beraktivitas buruk. 8. Jenis-jenis Evaluasi yaitu: a) Evaluasi Formatif, b) Evaluasi Sumatif, c) Evaluasi penempatan (placement), dan d) Evaluasi Diagnostik, 9. Langkah-langkah Evaluasi: penentuan tujuan evaluasi, penyususnan Kisi- kisi soal, telaah atau review dan revisi soal, Uji Coba (try out), Penyusunan soal, Penyajian tes, Scoring, pengolahan hasil tes, pelaporan hasil tes, pemanfaatan hasil tes. B. Saran 22
  • 23. Dari pemaparan tentang evaluasi pembelajaran qur’an hadits di atas, maka dapat dibuat beberapa saran-saran yaitu bahwa dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran PAI di sekolah harus memperhatikan tata cara, teknik, prinsip-prinsip serta tujuan dari dilaksanakannya evaluasi pembelajaran tersebut. Dengan demikian apabila seluruh aspek yang ada dalam evaluasi pembelajaran itu diperhatikan dengan baik maka keberhasilan guru maupun siswa dalam proses belajar tersebut akan biasa dijadikan sebagai acuan untuk perbaikan selanjutnya. Demikian makalah yang dapat penulis buat, mudah- mudahan bermanfaat, bagi penulis khususnya dan bagi insan pendidikan umumnya.Allâhu a’lam DAFTAR PUSTAKA Abdul Mujib & Jusuf Mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam,Jakarta: Kencana, 2008. Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008. Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005. Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010. Abudin Nata, Manajemen Pendidikan, Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: Prenada Media Group, 2008. Al-Rasyidin dkk, Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, teoritis dan Praktis, (Jakarta : Ciputat Press, 2005 . Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002. Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1989.. John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia. M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, Jakarta: Bumi Aksara, 2009. M. Chabib Thaha, Tehnik-tehnik Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo, 1990 23
  • 24. Mas’ud, Abdurrahman, Antologi Studi Agama dan Pendidikan Islam, Semarang: Aneka Ilmu, 2004. Muhaimin, at-al, Ilmu Pendidikan Islam, Surabaya: Karya Abdi Tama, tt. Oemar Hamalik, Pengajaran Unit, Bandung: Alumni, 1982. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta:Kalam Mulia, 2008. Ramayulis, Metodologi Pengajara Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2001. Ramayulis, Metodologi Qur’an hadits, Jakarta: Kalam Mulia,tt. Saleh, Abdul Rachman, Pendidikan Agama dan Keagamaan Visi, Misi dan aksi Jakarta: Gemawindu Pancaperkasa, 2000. Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1990. Tantowi, H. Ahmad, Pendidikan Islam di Era Transformasi Global, Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2008. Tayibnapis, Farida Yusuf, Evaluasi Program, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), Udin S Winataputra, at-al, Belajar dan Pembelajaran, Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka, 1994. Zuhairini, dkk., Metodik Khusus pendidikan Agama, Surabaya: Usaha Nasional, 1981. 24