1. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada saat melakukan pengamatan tentang jamur atau fungi kita harus
terlebih mengetahui tentang mikologi . mikologi adalah sesuatu ilmu yang
mempelejari tentanh segala sesuatu tentang jamur . Mikologi merupakan suatu
ilmu pengetahuan yang masi kurang diminati di Indonesia. Istilah fungi atau
jamur selalu dikaitkan dengan suatu penyakit karena memang masih kurang
dipahami oleh masyarakat luas pada umumnya (Gandjar,1999) .
Pada dasarnya jamur atau fungi adalah nama regnum dari
sekelompok besar mahluk hidup eukariotik heterotrof yang mencerna
makanannya diluar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi kedalam sel-selnya.
Fungi memiliki bermacam-macam bentuk. Acuan mengenai sebagian besar
anggota fungi adalah jamur, kapang,khamir, atau ragi medskipun seringkali
yang dimaksud adalah penampilan luar yang tampak, bukan spesiesnya sendiri
(Dwidjoseputro,2005) .
Fungi tidak hanya sebagai parasit tapi ada juga fungi yang
mengungtungkan. Fungi berperan penting dalam kehidupan kita sehari-hari,
karena mampu mendaur ulang unsur-unsur yang ada di alam yang diperlukan
mahluk hidup lainnya. Hanya jamur-jamur tingkat rendah(mikrofungi) masuk
dalam bidang mikrobiologi (Gandjar, 1999) .
Oleh karena itu penelitian atau pengamatan ini dilakukan untuk
mengetahui jenis-jenis fungi apa saja yang ada pada sampel r oti berjamur dan
struktur fungi itu sendiri.
1.2 Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui jenis fungi apasaja yang ada pada sampel rotidan
struktur fungi tersebut
2. Untuk mengetahui perbedaan dari yeast atau khamir dengan
kapang(filamentous)
3. Untuk mengetahui ciri-ciri fungi
2. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Untuk mendapatkan gambaran dari golongan jamur seluruhnya dapat
diberikan ikhtisar sebagai berikut (menurut ALEXOPOULOS, 1962). Thallophyta
yang tidak berklorofil terbagi atas:
1. Phylum schizomycophyta (bakteri)
2. Phylum Myxomycophyta(jamur lendir)
3. Phylum Eumycophyta(jamur benar)
Phylum Eumycophyta ini terbagi atas empat kelas yaitu:
1. Kelas Phycomycetes
2. Kelas Ascomycetes
3. Kelas deuteromycetes atau fungi imperfecti (jamur tak sempurna)
4. Kelas basidiomycetes
Adapun yang penting dalam pembicaraan mikrobiologi adalah kelas
myxomycetes,phycomycetes,ascomycetes dan kelas deuteromycetes
(Dwidjoseputro,2005) .
Perbedaan yang penting antara kelas phycomycetes dan kelas
ascomycetes ialah bahwa misselium phycomycetes itu serupa tabung panjang
yang tidak terbagi-bagi. Sedang misselium ascomycetes itu serupa tabung panjang
yag bersekat-sekat. Misselium dapat bercabang-cabang lebat. Suatu helai cabang
disebut hifa(hytphe). Tubuh myxomycetes tidak terdiri atas hifa atau misselium,
tetapi berupa seonngok plasma yang tidak selalu terwadahi dalam suatu sel
(Dwidjoseputro,2005) .
Fungi adalah mikroorganisme tidak berklorofil, berbentuk hifa atau sel
tunggal, eukariotik, berdinding sel dari kitin ata selulosa berreproduksi seksual
dan aseksual. Dalam kehidupan fungi merupakan kingdom tersendiri, karena cara
mendapatkan makanannya berbeda dari organisme eukariotik lainnya yaitu
melalui absorbsi. Sebagian besar tubuh fungi terdiri atas benang-benang yang
disebut hifa, yang saling berhubungan menjalin semacam jala, yaitu misselium.
3. Misselium dapat dibedakan atas , misselium vegetatif yang berfungsi menyerap
nutrient dari lingkungan, dan misselium fertil yang berfungsi dalam mereproduksi
(Gandjar, 1999) .
Jamur berbiak secara vegetatif dan generatif dengan berbagai macam
spora. Macam spora yang terjadi dengan tiada perkawinan ialah :
a. Spora biasa yag terjadi karena protoplasma dalam suatu sel tertentu
berkelompok-kelompok kecil, masing-masing mempunyai membran
serta inti sendiri. Sel tempat terjadinya spora ini disebut sporangium,
dan sporanya disebut sporangiospora.
b. Konidiospora yaitu spora yang terjadi karena ujung suatu hifa
terbelah-belah seperti tasbih. Didalam hal ini tidak ada sporangium,
tiap spora disebut konidiospora atau konidia saja, sedang tangkai
pembawa konidia, disebut konidiofor
c. Pada beberapa spesie bagian-bagian misselium dapat membesar serta
berdinding tebal, bagian itu merupakan alat pembiak yang disebut
klamidospora.
d. Jika bagian-bagian misselium itu tidak menjadi lebih besar daripada
aslinya, maka bagian-bagian itu disebut artrospora (serupa batu bata),
ooidiospora atau oidia(serupa telur saja)
Kebanyakan spesies jamur dapat membiak secara vegetatif maupun
secara generatif. Pembiakan secara generatif atau seksual dilaluan dengan
isogamet atau dengan heterogamet (anisogamet). Pada beberapa spesies perbedaan
morfologi antara jenis kelamin itu belum nampak sehingga semuanya kita sebut
isogamet, kadang-kadang kita beri tanda pengenal + dan - ,untuk membedakan
jenisnya (Dwidjoseputro,2005) .
Fungi memiliki berbagai macam penampilan, tergantung pada spesienya.
Fungi terdiri dari kapang dan khamir. Kapang bersifat filamenteous ,sedangkan
khamir uniseluler. Bagian terbesar suatu kapang secara potensial mampu untuk
tumbuh dan berkembang biak. Inokulasi fragmen yang kecil sekali pada medium
sudah cukup untuk memulai individu baru.hal ini diperoleh dengan menanamkan
4. inokulum pada medium segar dengan bantuan jamur transfer, suatu cara yang
serupa dengan yang digunakan untuk bakteri. Bedanya ialah bahwa jarum yang
dipakai untuk kapang itu lebih kaku, dan ujungnya pipih agar dapat memotong
misselium (Pelczar,2008) .
Secaraa alamiah cendawan berkembang biak dengan berbagai cara, baik
secara aseksual dengan pembelahan, penguncupan, atau pembentukan spor,
penguncupan, atau pembentukan spora dapat pula secara seksual dengaan
peleburan nuleus dari dua sel induknya. Pada pembelahan suatu sel membagi diri
untuk membentuk dua sel anak yang serupa. Pada penguncupan suatu sel tumbuh
dari penonjolan kecil pada sel inangnya (Pelczar,2008) .
Spora aseksual yang berfungsi untuk menyebarkan spesies dibentuk
dalam jumlah besar. Ada banyak spora aseksual :
1. Konidiospora atau konidium. Konidium dibentuk dibentuk diujung
atau disisi suatu hifa.
2. Sporangiospora. Spora bersel satu ini terbentuk didalam kantung
yang disebut sporangium di ujung hifa khusus (sporangiofor).
3. Oidium atau artospora. Spora bersel satu ini terbentuk karena
terputusnya sel-sel hifa.
4. Klamiodiospora. Spora bersel satu yang berdinding tebal ini sangat
resisiten terhadap keadaan yang buruk terbentuk dari sel-sel lifa
somatik.
5. Blastospora. Tunas atuau kuncup pada sel-sel khamir disebut
blastopora (Pelczar,2008)
Kapang bereproduksi secara aseksual dengan menghasikan arthokonidia,
blastokonidia, klamidiospora, konidia, sporangospora, dan secara seksual
dengan menghasilkan askospora, basidospora dan zigospora (Gandjar,1999).
Jamur jenis Ascomycetes mempunyai miselium yang bersekat-sekat.
Pembiakan secara vegetatif dilakukan dengan konidia, sedang pembiakan
secara generatif dilakukan spora-spora yang dibentuk dalam kakus. Contoh-
5. contoh Ascomycetes yang terkenal ialah : Aspergilus, penicilium
(Dwidjoseputro,2005).
Jamur jenis Ascomycetes miseliumnya tidak bersekat –sekat. Warna
miselium putih, jika tua agak coklat kekuning-kiningan , kebanyakan
spongarium berwarna kehitam-hitaman. Coyoh Phycomycetes : Phytophthora,
saprolegnia, Mucor, Rhizopus/ jika spesies Rhizopus oryzae merupakan Ragi
(dwidjoseputro,2005).
Ada empat kelas fungi : Phycomycetes, Ascomycetes, Basidiomycetes
dan Deuterumycetes. Kebanyakan fungi yang merupakan patogen bagi
manusia dijumpai didalam kelas Deuteromycetes meskipun bukan merupakn
kelompok taskonan tunggal, kapang lendir merupakan sekempulan
mikroorganisme renik yang mempunyai ciri-ciri serta daur hidup
morfogenetik (berubah bentuk ) seperti amoeba (Pelczar,2008).
Jamur lendir banyak kedapatan di tempat sampah atau tempat-tempat
basah sebagai pemakan “SAMPAH” dan ada juga yang parasit
(Dwidjoseeputro,2005).
6. BAB III
METODE KERJA
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum kili ini tentang Pengamatan Jamur Mikroskopis dilaksanakan
pada hari Kamis, 21 April 2011 pukul 13.00-15.00 WITA dan dilanjutka
identifikasi pada hari Sabtu, 23 april 2011 pukul 16.30 – 17.30 WITA. Bertempat
di Laboratorium Mikrobilologi dan Bioteknologi Fakulta Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman Samarinda.
3.2 Alat
- Cawan Petri
- Lamiar air flow
- Kaca penutup
- Kaca preparat
- Lampu bunsen
- Pinset
- Mikroskop
- Jarum ose
- Gelas ukur
- Inkubator
- Pisau silet
(+)i
3.3 Bahan
- Roti berjamur
- Media PDA
- Alkohol 70%
- Aquades
- Kertas label
- Tissue
(+)i
3.4 Cara Kerja
7. 3.4.1 cara karja metode blok squere
1) Media PDA dipotong persegi dangan silet
2) Difiksasi jarum ose dengan lampu bunsen hingga pijar
3) Diambil media PDA yang berbentuk kotak /persegi pada cawan petri
menggunakan jarum ose
4) Diletakkan pada objek glas yang berada pada cawan perti
5) Dipijarkan kembali jarum ose, lalu disentuhkan pada sampel roti,
kemudiaan disentuhkan lagi pada keempat sisi media PDA.
6) Dipijarkan pinset lalu diambil coverglas dan dicelupkan pada alkohol
70% dan dipanaskan di ats uap lampu bunsen.
7) Diletakkan coverglas diatas objek glass.
8) Diinkubasi selama 48 jam pada suhu 370C
9) Diambil objek glass yang sudah di inkubasi
10) Diletakkan objaek glass dibawah mikroskop lalu diamati bentuk dan
jenisya
11) Diidentifikasi morfologi fungi yang didapat
12) Digambar struktur fungi yang didapat dan terlihat dibawah mikroskop.
8. BAB IV
HASIL DAN PENGAMATAN
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel pengamatan pertumbuhan jamur mikroskopis sampel roti
NO Objek Keterangan
Sampel Roti Perbesaran 4 x 10
Jamur Hitam Media PDA
Ket : 1. Cawan Petri
2. Objek gelas
3. Konidia
4. Konidiofor
5. Strigma
Sampel Roti Perbesaran 10 x 10
Jamur Hitam Media PDA
Ket : 1. Cawan petri
2. Objek gelas
3.Strigma
4. Konidia
5. Konidiofor
6. Hifa
9. 4.2 Pembahasan
Untuk mendapatkan gambaran dari golongan jamur seluruhnya dapat
diberikan ikhtisar sebagai berikut (menurut ALEXOPOULOS, 1962). Thallophyta
yang tidak berklorofil terbagi atas:
1. Phylum schizomycophyta (bakteri)
2. Phylum Myxomycophyta(jamur lendir)
3. Phylum Eumycophyta(jamur benar)
Phylum Eumycophyta ini terbagi atas empat kelas yaitu:
1. Kelas Phycomycetes
2. Kelas Ascomycetes
3. Kelas deuteromycetes atau fungi imperfecti (jamur tak sempurna)
4. Kelas basidiomycetes (Dwidjoseputro,2005) .
Fungi mikroskopis dibedakan menjadi : yeast, /ragi /khamir yang terdiri
dari satu sel seluler/uniseluler. Filamentous fungi terdiri dari kapang contonya
Aspergillus, penicillium, rhizopus, mucor yang merupakan jamur pada kelas
phycomycetes. Sebagian besar ini termasuk kedalam genus yang lebih tiggi
tingkat perkembangannya didalam kelas phycomycetes, bereproduksi baik secara
aseksual maupun seksual dan mereka bukan patogen opurtunis. Secara seksual,
jenis khamir schizosaccharomyces memperbanyak diri melalui pembelahan biner
melintang, begitu pula saccharomyces cerevisiae memperbanyak diri secara
aseksual dengan bertunas, mereka jamur pada kelas ascomycetes dan yang
terakhir terdiri dari cendawan (Gandjar,1999) .
Dari hasil pengamatan diperoleh 2 jenis jamur yang berbeda namun
masih dalam satu kelas ascomycetes yaitu aspergillus penicillium. Dari sampel
roti dicawan yang pertama ,yang berisi media agar PDA menghasilkan jamur yang
berwarna hitam dengan perbesaran 4x 10 dan metode block square diperoleh
gambar bagian-bagian jamur tersebut yaitu: konidia, strigma, konidiofor.
Sementara pada sampel roti dicawan roti kedua yang juga berisi media agar PDA
menghasilkan jamur yang kehijau-hijauan dengan dominan hitam menggunakan
10. perbesaran 10 x 10 dan metode block square diperoleh gambar, bagian-bagian
jamur tersebut yang tampak melalui mikroskop yaitu : strigma, konidiofor,
konidia, dan hifa.
Khamir sangat beragam ukurannya, berkisar antara 1 – 5 nanometer
lebarnya dan panjangnya dari 5 – 30 nm atau lebih. Biasanya berbentuk telur atau
bola.. khamir tidak dilengkapi flagelum atau orgn-organ penggerak lainnya.
Bersifat fakultatif yang akan hidup baik dalam keadaan aeorobik maupun
anaerobik (Pelczar,2008) .
Cendawan adalah organisme heterotrofit, yang memerlukan senyawa
organik untuk nutrisinya. Cendawan dapat lebih bertahan dalam keadaan alam
sekitar yang tidak menguntungkan dibandingkan dengan jasad-jasad renik
lainnya. Dapat tumbuh dengan suhu optimum, 220 - 300 C untuk jenis saprofitik,
30-370C untuk jenis patogenik, dan mendekati 0oC. Cendawan mampu
memanfaatkan berbagai macam bahan untuk gizinya. Heterotrof tidak dapat
mengguakan senyawa karbon anorganik (Pelczar,2008) .
Kapang bersifat filamentous. Tubuhnya terdiri dari dua bagian :
miselium dan spora. Miselium merupakan kumpulan berbagai filamen yang
dinamakan hifa. Lebarnya 5 sampai 10 nm, dibandingkan sel bakteri yang
biasanya berdiameter 1 nm. Secara potensial mampu untuk tumbuh dan
berkembang biak. Kapang adalah mikroorganisme dalam keadaan aerobik sejati.
Reproduksi aseksualnya dengan pembentukan konidia dalam jumlah besar
(Pelczar,2008).
Ragi dipakai untuk menyebut adonan atau ramuan yang digunakan
dalam pembuatan berbagai makanan dan minuman seperti tempe, oncom, tape,
roti, anggur, bir, brem dan lain-lainnya. Ragi untuk tempe terdiri dari Rhizopus
dan Mucor. Ragi utuk oncom terdiri atas Neurospora sitopila dari golongan
Ascomycetes. Ragi untuk tape meropakan campuran untuk populasi, dimana
terdapat spesies-spesies dari genus aspergilus, saccharomycetes, Caudida,
Hansclula.
11. Aspergilus terdapat dimana-mana sebagai saprofit. Makana yang kita
biarkan terbuka mudah sekali dihinggapi aspergilus. Khususnya pada roti yang
telah membusuk. Aspergilus fumigatus menyebabkan penyakit paru-paru pada
hewan dan kadang-kadang pada manusia. Koloni yang sudah menghasilkan spora
warnanya menjadi coklat kekuning-kuningan, kehijau-hijauan, atau kehitam-
hitaman.
Penicilium terdapat dikeju pada penicilium camberti, penicilium serupa
dengan aspergilus bedanya terletak dalam sususnan konidianya. Penicilium
notatum , penicilium chrysogenum menghasilkan zat antibiotik.
Rhizopus hidup sebagai saprofit dan beberapa spesies lain hidup sebagai
parasit pada tumbuh-tumbuhan. Rhizopus nignicam kedapatan diman-mana.
Rhizopus itu banyak menyerupai mucor, hanya miselium Rhizopus terbagi-bagi
atas stolon, yang menghasilkan alat-alat serupa akar (rhizoida) dan sporangiofor.
Pada praktikum kali ini tentang pengamatan jamur mikroskopis
digunakn metode block square. Pada metode ini , media PDA yang telah memadat
didalam cawan petri dipotong dengan ukuran 1cmx1cm dengan menggunakn
pisau silet yang telah ddisterilkan. Kemudian media yang dipotong diletakkan
diatas objek glass untuk kemudian diolesi oleh kultur fungi dengan menggunakan
jarum ose. Setelah itu media PDA ini ditutup dengan cover glass agar
pertumbuhan dapat diamati lewat mikroskop. Metode block square yaitu salah
satu metode yang digunakan untuk meneliti jamur atua fungi dengan
menggunakan cover gkass sebagai penutup pada media perkembangan fungi
digunakan menanam fungi serta berfungsi sebagai penghambat bakteri selain gas
dan mold(Dwidjoseputro,2005).
Pada praktikum ini tidak lepas dari beberapa kesalahan misalnya adanya
peralatan yang tidak berkontaminasi, proses sterilisasi tidak sempurna, ose yang
digunakan untuk mensuspensi barteri terlalu panas, pergolesan jamur yang tidak
tepat pada block agar yang menyebabkan fungi tiadak tumbuh merata pada
,media.
12. BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praaktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa:
1. Fungi yang terdapat pada sampel roti 1 adalah Aspergillus,sp.
Yaitu jamur yang kedapatan dimana-mana sebagai saprofit.
Fungi ini menyebabkan penyakit paru-paru pada hewan dan
maunusia. Strukturnya sama seperti Penicillium,sp pada sampel
roti 2 hanya saja susunan konidianya berbeda. Stukturnya yaitu
strigma, konidia, konidiofor dan hifa.
2. Pebedaan dari fungi Yeast yaitu berbiak dengan tunas/ buddi,
sedangkan fungi kapang (fillamentous) berbiak dengan spora
atau miselium(hifa).
3. Fungi memiliki ciri-ciri terdapat miselium berwarna putih mudah
terlihat pada substrat yang membusuk, di tubuhnya terdapat
aneka warna. Tubuh fungi lebih mencolok karena langsung dapat
di lihat dengan kasat mata, sedangkan miselium vegetatif
menggunakan mikroskop.
5.2 Saran
Sebaiknya dalam pelaksanaan praktikum selanjutnya tidak hanya
menggunakan jamur jenis Ascomycetes akan tetapi juga jenis jamur
klas Deuteromycetes atau jamur lendir agar praktikan lebih
mengetahui dan membedakan struktur fungi yang berbeda klas atau
golongan.
13. DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro,D.2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan :
Jakarta
Gandjar, indriwati,dkk.1999. Pengenalan Kapang Tropik Umum.
Yayasan Obor Indonesia : Jakarta
Pelczar,dan Chan.2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Universitas
Indonesia Press : Jakarta