SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
Mata Kuliah
Landasan Pendidikan
Dosen Pembina:
Dr. Anselmus J.E. Toenlioe, M.Pd
Universitas Negeri Malang
Program Pascasarjana
Prodi Teknologi Pembelajaran
Disampaikan Oleh:
Yudi Rohmad
Profil
Tokoh
Sekilas
Sejarah
Konsep
Dasar
Implikasi
Pendidikan
1. Bagaimana sejarah munculnya?
2. Siapa saja tokoh-tokoh utamanya?
3. Bagaimana prinsip/konsep dasarnya?
4. Bagaimana implikasinya dalam pendidikan?
Socrates
(469-339 SM)
P l a t o
(427-347 SM)
nativism
Aristoteles
(384-322 SM)
empirism
Rene Descartes (1596-1650)
Thomas Hobes (1588-1679)
John Locke (1632-1705)
George Berkeley (1685-1753)
David Hume (1711-1776)
Thomas Reid (1710-1796)
Immanuel Kant (1724-1804)
Franz J. Gall (1758-1828)
John Stuart Mill (1806-1873)
setelah 2000 tahun
Charles Darwin
(1809-1882)
teori evolusi
Francis Galton
(1822-1911)
Sigmud Freud
(1856-1939)
Herman
Ebbinghaus
(1850-1909)
“proses mental lebih tinggi”
dari belajar dan memori
diteliti secara eksperimental
VOLUNTARISME
Wilhem Wundt (1832-1920)
STRUKTURALISME
Edward Titchener (1867-1927)
FUNGSIONALISME
William James (1842-1910)
John Dewey (1859-1952)
James R. Angell (1869-1949)
Ivan Pavlov
(1849-1936)
Edward
Thorndike
(1871-1949)
BEHAVIORISME
John B. Watson (1878-1958)
Edwin Guthrie, Clark Hull,
Edward Tolman, BF Skinner
TEP-UM-2016
No Nama Tokoh Lahir Wafat Minat Studi Kebangsaan
1. Ivan Petrovich Pavlov 26‒09‒1849 27‒02‒1936 Fisiologi, Fisika Russia
2. Edward Lee Thorndike 31‒08‒1874 09‒08‒1949 Psikologi Amerika Serikat
3. John Broadus Watson 09‒01‒1878 25‒09‒1958 Psikologi, Filsafat Amerika Serikat
4. Clark Leonard Hull 24‒05‒1884 10‒05‒1952 Matematika, Psikologi Amerika Serikat
5. Edwin Ray Guthrie 09‒01‒1886 23‒04‒1959 Matematika, Psikologi Amerika Serikat
6. Edward Chace Tolman 14‒04‒1886 19‒11‒1959 Elektrokimia, Psikologi Amerika Serikat
7. Burrhus Frederic Skinner 20‒03‒1904 18‒08‒1990 Psikologi Amerika Serikat
Tahun Nama Ilmuwan (Lahir-Wafat) Buku/Artikel/Penghargaan
1859 Charles R. Darwin (1809-1882) On the Origin of Species
1872 Charles R. Darwin (1809-1882) The Expression of Emotions in Man and Animals
1882 George J. Romanes (1848-1894) Animal Intelligence
1884 George J. Romanes (1848-1894) Mental Evolution in Animals
1891 Conwy L. Morgan (1842-1936) An Introduction to Comparative Psychology
1904 Ivan P. Pavlov (1849-1936) Nobel Prize in Physiology and Medicine
1908 Margaret F. Washburn (1871-1939) The Animal Mind
1911 Edward L. Thorndike (1871-1949) Animal Intelligence
Pemeringkatan didasarkan pada frekuensi dari tiga variabel: kutipan dalam jurnal, kutipan dalam pengantar buku teks psikologi, dan
respon survei. Survei dikirim ke 1.725 anggota dari American Psychological Society, meminta mereka untuk menyebut daftar psikolog
ternama abad ini. Sumber: http://www.apa.org/monitor/julaug02/eminent.aspx
(Survei ‘The Review of General Psychology’ Vol. 6 No. 2, dipublikasikan tahun 2002)
01. B.F. Skinner
02. Jean Piaget
03. Sigmund Freud
04. Albert Bandura
05. Leon Festinger
06. Carl R. Rogers
07. Stanley Schachter
08. Neal E. Miller
09. Edward L. Thorndike
10. A.H. Maslow
11. Gordon W. Allport
12. Erik H. Erikson
13. Hans J. Eysenck
14. William James
15. David C. McClelland
16. Raymond B. Cattell
17. John B. Watson
18. Kurt Lewin
19. Donald O. Hebb
20. George A. Miller
21. Clark L. Hull
22. Jerome Kagan
23. Carl G. Jung
24. Ivan P. Pavlov
25. Walter Mischel
26. Harry F. Harlow
27. J.P. Guilford
28. Jerome S. Bruner
29. Ernest R. Hilgard
30. Lawrence Kohlberg
31. Martin E.P. Seligman
32. Ulric Neisser
33. Donald T. Campbell
34. Roger Brown
35. R.B. Zajonc
36. Endel Tulving
37. Herbert A. Simon
38. Noam Chomsky
39. Edward E. Jones
40. Charles E. Osgood
41. Solomon E. Asch
42. Gordon H. Bower
43. Harold H. Kelley
44. Roger W. Sperry
45. Edward C. Tolman
46. Stanley Milgram
47. Arthur R. Jensen
48. Lee J. Cronbach
49. John Bowlby
50. Wolfgang Köhler
51. David Wechsler
52. S.S. Stevens
53. Joseph Wolpe
54. D.E. Broadbent
55. Roger N. Shepard
56. Michael I. Posner
57. T.M. Newcomb
58. Elizabeth F. Loftus
59. Paul Ekman
60. Robert J. Sternberg
61. Karl S. Lashley
62. Kenneth Spence
63. Morton Deutsch
64. Julian B. Rotter
65. Konrad Lorenz
66. Benton Underwood
67. Alfred Adler
68. Michael Rutter
69. Alexander R. Luria
70. Eleanor E. Maccoby
71. Robert Plomin
72. G. Stanley Hall
73. Lewis M. Terman
74. Eleanor J. Gibson
75. Paul E. Meehl
76. Leonard Berkowitz
77. William K. Estes
78. Eliot Aronson
79. Irving L. Janis
80. Richard S. Lazarus
81. W. Gary Cannon
82. Allen L. Edwards
83. Lev S. Vygotsky
84. Robert Rosenthal
85. Milton Rokeach
86. John Garcia
87. James J. Gibson
88. David Rumelhart
89. L.L. Thurston
90. Margaret Washburn
91. Robert Woodworth
92. Edwin G. Boring
93. John Dewey
94. Amos Tversky
95. Wilhelm Wundt
96. Herman A. Witkin
97. Mary D. Ainsworth
98. Orval H. Mowrer
99. Anna Freud
Classical Conditioning.
Pavlov
FISIOLOGI & FISIKA
Pavlov Classical Conditioning
Generalization
Discrimination
Excitation
Inhibition
Irradiation
Concentration
Extinction
Desensitization
1. Tinggal di ruangan yang dipenuhi poster/foto laba-laba.
2. Tinggal di ruangan dengan laba-laba asli yang diawetkan.
3. Tinggal di ruangan dengan laba-laba hidup di kotak kaca.
4. Masuk ke area penuh laba-laba hidup dan menyentuh langsung.
Connectionism & Contiguity
Bentuk paling dasar
dari proses belajar:
Trial & Error
Selecting & Connecting
Thorndike
ayam, kucing, tikus, anjing, ikan, kera, manusia dewasa.
• Ketika seseorang siap untuk melakukan suatu tindakan,
maka melakukannya akan memuaskan.
• Ketika seseorang siap untuk melakukan suatu tindakan,
maka tidak melakukannya akan menjengkelkan.
• Ketika seseorang belum siap untuk melakukan suatu
tindakan tetapi dipaksa melakukannya, maka
melakukannya akan menjengkelkan.
Hukum Kesiapan (Law of Readiness)
Hukum Latihan (Law of Exercise)
Hukum Akibat (Law of Effect)
Revised 1929
L A W Sebelum September 1929 Setelah September 1929
Law of Exercise
(Hukum Latihan)
Hubungan antara stimulus dan
respon akan sangat kuat bila
sering dilakukan pelatihan dan
pengulangan, dan menjadi lemah
jika latihan tidak diteruskan.
Latihan atau perulangan (excercise)
sebuah situasi tidak dapat
meningkatkan kecenderungan
akan hadirnya respon yang sama
di masa mendatang.
Law of Effect
(Hukum Akibat)
Imbalan (reward) akan meningkat-
kan koneksi S-R yang diharapkan;
Hukuman (punishment) akan
melemahkan koneksi S-R yang
tidak diharapkan.
Imbalan akan meningkatkan
strength of connection (kekuatan
koneksi), tetapi hukuman tidak
memberi pengaruh apa-apa
terhadap kekuatan koneksi.
International Congress of Psychology
New Haven, Connecticut, September 1929
John
Dewey
William
James
Edward
Thorndike
Thorndike adalah tokoh ketiga yang
berperan merintis psikologi pendidikan
“Educational Psychology” = 3 volume
“Thorndike Award” Penghargaan tertinggi oleh
Divisi Psikologi Pendidikan di
American Psychological Association (APA)
“Psychology as the Behaviorist Views It” (1913) first paragraph:
Psikologi sebagaimana dilihat behavioris adalah cabang eksperimen objektif murni dari
ilmu alam. Tujuan teoritisnya adalah prediksi dan kontrol perilaku.
Introspeksi bukan bagian esensial dari metodenya. Nilai ilmiah dari datanya tidak ter-
gantung pada kesiapannya untuk diinterpretasikan dalam term kesadaran. Behavioris,
dalam usahanya untuk mendapatkan skema respon hewan, tidak mengakui adanya
perbedaan antara manusia dan hewan. Perilaku manusia, dengan semua kecanggihan
dan kompleksitasnya, hanyalah bagian dari skema total penelitian behavioristik.
Lahirnya Behaviorisme >>>> John B. Watson
Stimulus Respons
Aktivitas Mental
&Proses Mental
PSIKOLOGI
“S-R”
“Give me a dozen healthy infants, well-formed, and my own specified world to bring them up in and I'll
guarantee to take any one at random and train him to become any type of specialist I might select —
doctor, lawyer, artist, merchant-chief and, yes, even beggar-man and thief, regardless of his talents,
penchants, tendencies, abilities, vocations, and race of his ancestors.” (Watson, 1930:82)
“Beri aku selusin bayi yang sehat, berfisik bagus, dan dunia
yang aku rancang sendiri untuk membesarkan mereka dan
aku jamin bisa memilih salah satu secara acak dan
membentuk mereka menjadi manusia spesialis apa saja
yang aku tentukan—dokter, pengacara, seniman,
pengusaha dan ya, meskipun pengemis dan pencuri,
terlepas dari bakatnya, hobi, kecenderungan, kemampuan,
minat, dan ras leluhurnya”
Watson, J.B. 1930. Behaviorism (Revised edition). Chicago: University of Chicago Press
Little Albert Experiment (1920)
Watson
Contiguity
Frequency
Reinforcement
 Hukuman tidak membentuk sebuah respon alternatif terhadap stimulus.
 Hukuman yang diberikan setelah terjadinya respon tidak dapat
memengaruhi asosiasi antara stimulus dan respon.
 Hukuman yang diberikan ketika respon sedang dilakukan dapat
mengganggu atau menekan kebiasaan, tetapi tidak mengubahnya.
 Ancaman hukuman dapat menjadi sesuatu yang menyenangkan dan
mendukung kebiasaan yang akan diubah. (Schunk, 2012:120)
Guthrie: Hukuman tidak efektif untuk mengubah kebiasaan:
Contiguity : Kejadian-kejadian datang susul-menyusul dalam rentang
waktu yang sangat pendek antara stimulus dan respon.
Frequency : Semakin sering kejadian-kejadian muncul bersama-sama,
semakin kuat asosiasi di antara kejadian-kejadian itu.
Watson & Guthrie = Reinforcement tidak perlu.
Contiguity Conditioning
Guthrie
Guthrie: Thorndike, Skinner, Hull, Pavlov, dan Watson masih sangat subyektif.
Contiguity
Reinforcement
Metode Penjelasan Contoh
Ambang
(threshold)
Memberikan stimulus lemah, menaik-
kan stimulus, tetapi menjaganya
tetap di bawah ambang batas yang
akan menghasilkan respon yang tak
diinginkan.
Anak yang tidak suka makan sayuran;
berikan sayuran dalam gigitan kecil atau
campur dengan makanan yang disukai-
nya; seiring waktu, kuantitas sayuran
dalam makanan dapat ditingkatkan.
Kelelahan
(fatigue)
Dengan hadirnya stimulus, paksalah
anak untuk melakukan respon yang
tidak kita inginkan secara berulang-
ulang sampai ia capek.
Anak yang suka membuat pesawat mainan
dari kertas di kelas; berikan setumpuk
kertas bekas dan suruhlah membuat
pesawat dari seluruh kertas tersebut.
Respon Tak Sesuai
(incompatible
response)
Dengan hadirnya stimulus, mintalah
anak membuat respon yang tak sesuai
dengan respon yang diinginkan.
Kebiasaan ngemil sambil nonton TV; jaga
agar tangan tetap sibuk (misalnya mengisi
TTS); seiring waktu, nonton TV akan
menjadi tanda melakukan aktifitas selain
makan camilan.
Clark Leonard Hull (1884-1952) .
Hull
S1
S2
S3
S3
S4
s1
s2
s3
s3
s4
ṡ r R
Drive : Pembelajar harus menginginkan sesuatu
Cue : Pembelajar harus memerhatikan sesuatu
Response : Pembelajar harus melakukan sesuatu
Reinforcement :
Respon pembelajar harus membuatnya
mendapatkan sesuatu yang diinginkannya.
mereduksi dorongan = syarat yang diperlukan untuk belajar.
 Terlalu sedikit kecemasan, tidak akan menimbulkan proses belajar
(karena tidak ada dorongan yang akan direduksi)
 Terlalu banyak kecemasan, akan mengganggu proses belajar.
 Kecemasan ringan = posisi terbaik untuk belajar.
Purposive Behaviorism
Tolman
Setiap perilaku
ada tujuan
KARAKTER TUJUAN
• Kekhususan
(specificity)
• Proksimitas
(proximity)
• Tingkat Kesulitan
(difficulty)
meningkatkan
persepsi diri, motivasi dan
pembelajaran
Operant Conditioning
free will
is illusion
www.bfskinner.org
Skinner
1966−1967 : President of the Pavlovian Society of North America (PSNA)
Aktifitas Mental
Instrospeksi
Dorongan
Motivasi
Tujuan
Harus
Obyektif!
Bisa diamati
& diukur
Programmed Learning
(or Programmed Instruction)
ALTERNATIF CONTOH
Mengubah stimulus-stimulus
diskriminatif
Memisahkan tempat duduk siswa
berperilaku buruk dari siswa lain yang
juga berperilaku buruk
Membiarkan perilaku yang tidak
diinginkan terus berlanjut
Siswa yang berdiri padahal seharusnya
duduk, disuruh untuk berdiri terus
Mengacuhkan perilaku yang
tidak diinginkan
Tidak mengacuhkan perilaku-perilaku
negatif ringan supaya tidak diperkuat
oleh perhatian guru
Mengondisikan perilaku yang
tidak sesuai
Menguatkan kemajuan belajar hanya
ketika siswa tidak berperilaku buruk
Positive/Negative
Reinforcement
Hukuman
(Punishment)
hukuman hanya membuat respon tertentu menjadi berkurang
 Terlalu banyak kontrol yang tidak diinginkan. Meskipun siswa jarang
menerima hukuman fisik, mereka sering mengerjakan tugas bukan
karena mereka ingin belajar atau karena menikmatinya, tetapi lebih
disebabkan oleh keinginan menghindari hukuman.
 Penguatan jarang diberikan di sekolah, dan ketika diberikan seringkali
pada saat yang tidak tepat. Guru memerhatikan siswa hanya selama
beberapa menit setiap harinya. Guru hanya memerhatikan siswa (dengan
komentar negatif) saat siswa berperilaku tidak baik. Sedangkan saat siswa
berbuat baik tidak mendapat perhatian (dengan komentar yang positif)
dari guru. (Schunk, 2012:141-143)
Skinner : “Humanist of the Year” (1972)
American Humanist Association
MODEL
Pembelajaran
BEHAVIORISTIK
Direct Instruction (DI)
Programmed Instruction (PI)
Computer-Assisted Instruction (CAI)
Precision Teaching (PT)
Applied Behavioral Analysis (ABA)
Karakteristik
Teacher centered: Guru mengontrol, mengarahkan, dan
menentukan apa yang dipelajari dan bagaimana caranya.
Orientasi tugas: tugas primer = pembelajaran akademik
materi dasar, seperti membaca, menulis, berhitung.
Konsentrasi prestasi: harapan tinggi bahwa siswa akan
dapat dan berhasil belajar.
Akuntabilitas siswa: siswa = akuntabel untuk tugas
akademik, saling kerja sama, berbagi materi sesama siswa.
Afeksi non-negatif: guru memastikan siswa merasa aman
secara psikologis dan terlindungi.
“Pembelajaran yang mengarahkan siswa
secara langsung dengan cara yang paling efisien”
melibatkan pengaturan materi pelajaran atau praktik ke dalam bagian-bagian
kecil yang disebut kerangka. Siswa merespon pertanyaan atau masalah
(stimulus) dalam setiap kerangka. Jika jawaban siswa benar, mereka menerima
penguatan positif dan kerangka berikutnya disajikan. Ketika siswa merespon
secara salah, mereka diminta untuk mengulangi atau diberikan informasi lebih
untuk membantu siswa menemukan jawaban.
mengacu kepada penggunaan komputer untuk menampilkan
Pembelajaran Terprogram.
www.abainternational.org
Model pembelajaran ini banyak digunakan dalam ranah klinis (rumah sakit,
penjara, sekolah) untuk memodifikasi perilaku klien menuju pola yang lebih
normal atau dapat diterima. Model ABA ini selalu menggunakan prinsip
pengondisian operan-nya Skinner, dan sampai saat ini masih aktif dalam
komunitas dan jurnal-jurnalnya.
Model pengajaran ketepatan ini muncul ketika para pelajar menguasai fakta
atau keahlian, kemudian dilanjutkan mempraktikkan keahlian ini sampai
mereka meraih tingkat ketepatan atau kelancaran yang tinggi.
Atau dalam kata lain, model pembelajaran ini disebut sebagai
“latihan menciptakan kesempurnaan”.
Tiga peran besar dalam penelitian psikologi:
• Memberikan kontribusi yang besar berupa teknik eksperimen yang sangat
bermanfaat ketika digunakan dalam penelitian mengenai kognisi.
• Membuat banyak penemuan, khususnya mengenai sifat pembelajaran, yang
sekarang harus dijelaskan oleh semua teori dalam psikologi.
• Membawa kita pada pandangan canggih mengenai bagaimana hewan meng-
gunakan informasi untuk membuat pilihan yang pada akhirnya menginspirasi
banyak karya-karya kontemporer.
(Grafen & Herrnstein dalam Smith & Kosslyn, 2014:6)
Sejak Watson, pada dasarnya semua psikolog mempelajari perilaku. Bahkan para psikolog kognitif
menggunakan perilaku untuk mengukur kejadian kognitif. Karena alasan ini, dapat dikatakan bahwa
semua psikolog kontemporer adalah behavioris. (Hergenhahn & Olson, 2015:50-51)
• Watson jauh dari komplit dalam menangani problem-problem mendetail
dalam hal pembelajaran, ia tidak cermat dan tidak konsisten ketika
membahas pembelajaran kompleks (Hill, 2014:53).
• Pembelajaran manusia itu berbeda secara mendasar dengan pembelajaran
hewan karena pembelajaran manusia lebih kompleks, luas, cepat dan
biasanya melibatkan bahasa (Schunk, 2012:3).
• Ketika pengondisian klasik dipakai untuk memodifikasi perilaku situasinya
lebih menyerupai brainwashing daripada pendidikan (Schunk, 2012:221).
• Behaviorisme tidak mampu menjelaskan perilaku manusia yang paling
menarik, yaitu bahasa (Chomsky dalam Smith & Kosslyn, 2014:6).
• Behaviorisme gagal memberikan pemahaman mengenai sifat persepsi,
memori, perilaku pengambilan keputusan.
Perbedaan Dua Kutub Paradigma
BEHAVIORISTIK KONSTRUKTIVISTIK
PENGETAHUAN
 Bersifat objektif, pasti, tetap, terstruktur, teratur
 MIND = alat penjiplak
PENGETAHUAN
 Bersifat non-objektif, selalu berubah, temporer
 MIND = alat interpretasi
SI-BELAJAR
 Dihadapkan pada aturan yang jelas yang ditetap-
kan lebih dulu secara ketat
 Pembiasaan (disiplin) = sangat esensial
 Ketaatan enentu keberhasilan
SI-BELAJAR
 Dihadapkan pada lingkungan belajar yang
bebas sesuai keunikan si-belajar
 Kebebasan = sangat esensial
 Kebebasan = penentu keberhasilan
PROSES PEMBELAJARAN
 Belajar = perolehan pengetahuan
 Mengajar = transfer pengetahuan
 Kontrol belajar = sistem di luar diri si-belajar
PROSES PEMBELAJARAN
 Belajar = pemaknaan pengetahuan
 Mengajar = memaknai pengetahuan
 Kontrol belajar = si-belajar
TUJUAN PEMBELAJARAN
 Menekankan pada penambahan pengetahuan,
seseorang disebut telah belajar apabila mampu
mengungkapkan kembali apa yang telah dipelajari
TUJUAN PEMBELAJARAN
 Menekankan pada penciptaan pemahaman,
yang menuntut aktivitas kreatif-produktif
dalam konteks nyata
Degeng, N.S. 1998. Mencari Paradigma Baru Pemecahan Masalah Belajar Dari Keteraturan Menuju ke Kesemrawutan (Pidato
Pengukuhan Guru Besar IKIP Malang). Malang: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang
Perbedaan Dua Kutub Paradigma
BEHAVIORISTIK KONSTRUKTIVISTIK
STRATEGI PEMBELAJARAN
 Keterampilan terisolasi
 Mengikuti urutan kurikulum ketat
 Aktivitas belajar mengikuti buku teks
 Menekankan pada hasil
STRATEGI PEMBELAJARAN
 Pengetahuan digunakan secara bermakna
 Mengikuti pandangan si-belajar
 Aktivitas belajar dalam konteks nyata
 Menekankan pada proses
EVALUASI PEMBELAJARAN
 Respon pasif
 Menuntut satu jawaban benar
 Bagian terpisah dari belajar
 Penilaian Acuan Patokan (PAP)
EVALUASI PEMBELAJARAN
 Penyusunan makna secara aktif
 Menuntut pemecahan ganda
 Bagian utuh dari belajar
 Penilaian Acuan Norma (PAN)
HASIL BELAJAR
 Pemahaman yang sama dengan pengajar
 Kegagalan = kesalahan, harus dihukum
 Keberhasilan atau kemampuan = perilaku
yang pantas dipuji atau diberi hadiah
HASIL BELAJAR
 Pemahaman bisa berbeda dengan pengajar
 Kegagalan atau keberhasilan, kemampuan atau
ketidakmampuan dilihat sebagai interpretasi
berbeda yang keduanya perlu dihargai
“Jangan pernah
membayangkan bahwa
kau tahu segala-galanya.
Betapapun tingginya
penghargaan orang
kepadamu, kau harus
berani mengatakan ‘Saya
masih bodoh’. Jangan
pernah dikuasai oleh
kesombongan.”
(Pavlov dalam Hergenhahn & Olson, 2015:183
Berlatihlah untuk sabar dan disiplin. Pelajari cara
mengerjakan karya ilmiah meski membosankan.
Mari diskusi

More Related Content

What's hot

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA KULIT
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA  KULITSISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA  KULIT
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA KULITM.A.W.Khairurrijal
 
Perkembangan Sosial dan Emosi Anak Usia 7-11 Tahun (Psikologi Perkembangan)
Perkembangan Sosial dan Emosi Anak Usia 7-11 Tahun (Psikologi Perkembangan)Perkembangan Sosial dan Emosi Anak Usia 7-11 Tahun (Psikologi Perkembangan)
Perkembangan Sosial dan Emosi Anak Usia 7-11 Tahun (Psikologi Perkembangan)atone_lotus
 
Power Point Interaktif Sistem Reproduksi Manusia
Power Point Interaktif Sistem Reproduksi ManusiaPower Point Interaktif Sistem Reproduksi Manusia
Power Point Interaktif Sistem Reproduksi ManusiaFirdhani Hayani
 
Rpp ekskresi welly
Rpp ekskresi wellyRpp ekskresi welly
Rpp ekskresi wellyWelly Andrei
 
Sistem Pencernaan Hewan
Sistem Pencernaan HewanSistem Pencernaan Hewan
Sistem Pencernaan HewanAdy Erfy D'Nc
 
Politik dan Strategi Nasional (Kewarganegaraan)
Politik dan Strategi Nasional (Kewarganegaraan)Politik dan Strategi Nasional (Kewarganegaraan)
Politik dan Strategi Nasional (Kewarganegaraan)Vallen Hoven
 
Struktur fungsi dan perkembangan akar
Struktur  fungsi dan perkembangan akarStruktur  fungsi dan perkembangan akar
Struktur fungsi dan perkembangan akarAlen Pepa
 
osmoregulasi pada hewan
osmoregulasi pada hewanosmoregulasi pada hewan
osmoregulasi pada hewanikhsan saputra
 
Laporan ekosistem darat, buatan, perairan
Laporan ekosistem darat, buatan, perairanLaporan ekosistem darat, buatan, perairan
Laporan ekosistem darat, buatan, perairanFirlita Nurul Kharisma
 
Anatomi Fisiologi Metabolisme dan Endokrin
Anatomi Fisiologi Metabolisme dan EndokrinAnatomi Fisiologi Metabolisme dan Endokrin
Anatomi Fisiologi Metabolisme dan EndokrinPrastuti Waraharini
 
Tat & rorschach full
Tat & rorschach fullTat & rorschach full
Tat & rorschach fullDD's Dindils
 
Sistem integumen
Sistem integumenSistem integumen
Sistem integumenEva Utami
 
ppt Sistem pencernaan
ppt Sistem pencernaan ppt Sistem pencernaan
ppt Sistem pencernaan sinupid
 
SISTEM PEREDARAN DARAH VERTEBRATA
SISTEM PEREDARAN DARAH VERTEBRATASISTEM PEREDARAN DARAH VERTEBRATA
SISTEM PEREDARAN DARAH VERTEBRATAnurahlina08
 
Gambaran kepribadian menurut sigmund freud
Gambaran kepribadian menurut sigmund freudGambaran kepribadian menurut sigmund freud
Gambaran kepribadian menurut sigmund freudAgung Andi Nurul Patta
 

What's hot (20)

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA KULIT
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA  KULITSISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA  KULIT
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA KULIT
 
Perkembangan Sosial dan Emosi Anak Usia 7-11 Tahun (Psikologi Perkembangan)
Perkembangan Sosial dan Emosi Anak Usia 7-11 Tahun (Psikologi Perkembangan)Perkembangan Sosial dan Emosi Anak Usia 7-11 Tahun (Psikologi Perkembangan)
Perkembangan Sosial dan Emosi Anak Usia 7-11 Tahun (Psikologi Perkembangan)
 
Power Point Interaktif Sistem Reproduksi Manusia
Power Point Interaktif Sistem Reproduksi ManusiaPower Point Interaktif Sistem Reproduksi Manusia
Power Point Interaktif Sistem Reproduksi Manusia
 
Jarinngan sekresi
Jarinngan sekresiJarinngan sekresi
Jarinngan sekresi
 
Farmakog semen
Farmakog semenFarmakog semen
Farmakog semen
 
Rpp ekskresi welly
Rpp ekskresi wellyRpp ekskresi welly
Rpp ekskresi welly
 
Sistem Pencernaan Hewan
Sistem Pencernaan HewanSistem Pencernaan Hewan
Sistem Pencernaan Hewan
 
Hormon
HormonHormon
Hormon
 
Hormon sintesis pria
Hormon sintesis pria Hormon sintesis pria
Hormon sintesis pria
 
Anatomi fisiologi sistem integumen
Anatomi fisiologi sistem integumenAnatomi fisiologi sistem integumen
Anatomi fisiologi sistem integumen
 
Politik dan Strategi Nasional (Kewarganegaraan)
Politik dan Strategi Nasional (Kewarganegaraan)Politik dan Strategi Nasional (Kewarganegaraan)
Politik dan Strategi Nasional (Kewarganegaraan)
 
Struktur fungsi dan perkembangan akar
Struktur  fungsi dan perkembangan akarStruktur  fungsi dan perkembangan akar
Struktur fungsi dan perkembangan akar
 
osmoregulasi pada hewan
osmoregulasi pada hewanosmoregulasi pada hewan
osmoregulasi pada hewan
 
Laporan ekosistem darat, buatan, perairan
Laporan ekosistem darat, buatan, perairanLaporan ekosistem darat, buatan, perairan
Laporan ekosistem darat, buatan, perairan
 
Anatomi Fisiologi Metabolisme dan Endokrin
Anatomi Fisiologi Metabolisme dan EndokrinAnatomi Fisiologi Metabolisme dan Endokrin
Anatomi Fisiologi Metabolisme dan Endokrin
 
Tat & rorschach full
Tat & rorschach fullTat & rorschach full
Tat & rorschach full
 
Sistem integumen
Sistem integumenSistem integumen
Sistem integumen
 
ppt Sistem pencernaan
ppt Sistem pencernaan ppt Sistem pencernaan
ppt Sistem pencernaan
 
SISTEM PEREDARAN DARAH VERTEBRATA
SISTEM PEREDARAN DARAH VERTEBRATASISTEM PEREDARAN DARAH VERTEBRATA
SISTEM PEREDARAN DARAH VERTEBRATA
 
Gambaran kepribadian menurut sigmund freud
Gambaran kepribadian menurut sigmund freudGambaran kepribadian menurut sigmund freud
Gambaran kepribadian menurut sigmund freud
 

Similar to Psikologi Behaviorisme dan Pendidikan

Psikologi sosial bab i
Psikologi sosial bab iPsikologi sosial bab i
Psikologi sosial bab iWulan Cioel
 
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERSTEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERSIlma Urrutyana
 
PSI UMUM KELOMPOK 6.pptx
PSI UMUM KELOMPOK 6.pptxPSI UMUM KELOMPOK 6.pptx
PSI UMUM KELOMPOK 6.pptxChelikaSyafira
 
Psikologi Kepribadian Carl Rogers
Psikologi Kepribadian Carl RogersPsikologi Kepribadian Carl Rogers
Psikologi Kepribadian Carl RogersJay Mi
 
Aliran psikologi behavioristik
Aliran psikologi behavioristikAliran psikologi behavioristik
Aliran psikologi behavioristikUzi Ilman
 
Teoribehaviorisme 120927042438 phpapp02(1)
Teoribehaviorisme 120927042438 phpapp02(1)Teoribehaviorisme 120927042438 phpapp02(1)
Teoribehaviorisme 120927042438 phpapp02(1)Eri Nugraha
 
Dasar dasar pemahaman-perilaku_individu_[compatibility_mode]
Dasar dasar pemahaman-perilaku_individu_[compatibility_mode]Dasar dasar pemahaman-perilaku_individu_[compatibility_mode]
Dasar dasar pemahaman-perilaku_individu_[compatibility_mode]Muhammad Nuroni
 
Ppt bu reni
Ppt bu reniPpt bu reni
Ppt bu renimayang96
 
bahanklasikal soio.docx
bahanklasikal soio.docxbahanklasikal soio.docx
bahanklasikal soio.docxChorong Park
 
Teori Behaviorisme (Psikologi Perkembangan)
Teori Behaviorisme (Psikologi Perkembangan)Teori Behaviorisme (Psikologi Perkembangan)
Teori Behaviorisme (Psikologi Perkembangan)atone_lotus
 
Teori ilmu sosial s3 6-15 (prof nyoman)
Teori ilmu sosial s3 6-15 (prof nyoman)Teori ilmu sosial s3 6-15 (prof nyoman)
Teori ilmu sosial s3 6-15 (prof nyoman)DIP IPDN Angkatan 3
 
Makalah metode penelitian dalam Psikologi Sosial
Makalah metode penelitian dalam Psikologi SosialMakalah metode penelitian dalam Psikologi Sosial
Makalah metode penelitian dalam Psikologi SosialAnis Qurli
 
Batasan_dan_Ruang_Lingkup_EKOLOGI_HEWAN.pdf
Batasan_dan_Ruang_Lingkup_EKOLOGI_HEWAN.pdfBatasan_dan_Ruang_Lingkup_EKOLOGI_HEWAN.pdf
Batasan_dan_Ruang_Lingkup_EKOLOGI_HEWAN.pdfAgathaHaselvin
 
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri SendiriMakalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendirifebedwi
 

Similar to Psikologi Behaviorisme dan Pendidikan (20)

B.F. Skinner
B.F. SkinnerB.F. Skinner
B.F. Skinner
 
Tugas biografi robert sesi woodworth
Tugas biografi robert sesi woodworthTugas biografi robert sesi woodworth
Tugas biografi robert sesi woodworth
 
Psikologi sosial bab i
Psikologi sosial bab iPsikologi sosial bab i
Psikologi sosial bab i
 
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERSTEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
 
PSI UMUM KELOMPOK 6.pptx
PSI UMUM KELOMPOK 6.pptxPSI UMUM KELOMPOK 6.pptx
PSI UMUM KELOMPOK 6.pptx
 
Psikologi Kepribadian Carl Rogers
Psikologi Kepribadian Carl RogersPsikologi Kepribadian Carl Rogers
Psikologi Kepribadian Carl Rogers
 
Aliran psikologi behavioristik
Aliran psikologi behavioristikAliran psikologi behavioristik
Aliran psikologi behavioristik
 
Teoribehaviorisme 120927042438 phpapp02(1)
Teoribehaviorisme 120927042438 phpapp02(1)Teoribehaviorisme 120927042438 phpapp02(1)
Teoribehaviorisme 120927042438 phpapp02(1)
 
Filsafat ilmu
Filsafat ilmuFilsafat ilmu
Filsafat ilmu
 
Ilmu alamiah dasar
Ilmu alamiah dasarIlmu alamiah dasar
Ilmu alamiah dasar
 
Ilmu alamiah dasar
Ilmu alamiah dasarIlmu alamiah dasar
Ilmu alamiah dasar
 
Dasar dasar pemahaman-perilaku_individu_[compatibility_mode]
Dasar dasar pemahaman-perilaku_individu_[compatibility_mode]Dasar dasar pemahaman-perilaku_individu_[compatibility_mode]
Dasar dasar pemahaman-perilaku_individu_[compatibility_mode]
 
Ppt bu reni
Ppt bu reniPpt bu reni
Ppt bu reni
 
bahanklasikal soio.docx
bahanklasikal soio.docxbahanklasikal soio.docx
bahanklasikal soio.docx
 
Teori Behaviorisme (Psikologi Perkembangan)
Teori Behaviorisme (Psikologi Perkembangan)Teori Behaviorisme (Psikologi Perkembangan)
Teori Behaviorisme (Psikologi Perkembangan)
 
Teori ilmu sosial s3 6-15 (prof nyoman)
Teori ilmu sosial s3 6-15 (prof nyoman)Teori ilmu sosial s3 6-15 (prof nyoman)
Teori ilmu sosial s3 6-15 (prof nyoman)
 
Makalah metode penelitian dalam Psikologi Sosial
Makalah metode penelitian dalam Psikologi SosialMakalah metode penelitian dalam Psikologi Sosial
Makalah metode penelitian dalam Psikologi Sosial
 
Teori humanistik
Teori humanistikTeori humanistik
Teori humanistik
 
Batasan_dan_Ruang_Lingkup_EKOLOGI_HEWAN.pdf
Batasan_dan_Ruang_Lingkup_EKOLOGI_HEWAN.pdfBatasan_dan_Ruang_Lingkup_EKOLOGI_HEWAN.pdf
Batasan_dan_Ruang_Lingkup_EKOLOGI_HEWAN.pdf
 
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri SendiriMakalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
 

Recently uploaded

BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 

Recently uploaded (20)

BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 

Psikologi Behaviorisme dan Pendidikan

  • 1. Mata Kuliah Landasan Pendidikan Dosen Pembina: Dr. Anselmus J.E. Toenlioe, M.Pd Universitas Negeri Malang Program Pascasarjana Prodi Teknologi Pembelajaran Disampaikan Oleh: Yudi Rohmad
  • 2. Profil Tokoh Sekilas Sejarah Konsep Dasar Implikasi Pendidikan 1. Bagaimana sejarah munculnya? 2. Siapa saja tokoh-tokoh utamanya? 3. Bagaimana prinsip/konsep dasarnya? 4. Bagaimana implikasinya dalam pendidikan?
  • 3. Socrates (469-339 SM) P l a t o (427-347 SM) nativism Aristoteles (384-322 SM) empirism Rene Descartes (1596-1650) Thomas Hobes (1588-1679) John Locke (1632-1705) George Berkeley (1685-1753) David Hume (1711-1776) Thomas Reid (1710-1796) Immanuel Kant (1724-1804) Franz J. Gall (1758-1828) John Stuart Mill (1806-1873) setelah 2000 tahun Charles Darwin (1809-1882) teori evolusi Francis Galton (1822-1911) Sigmud Freud (1856-1939) Herman Ebbinghaus (1850-1909) “proses mental lebih tinggi” dari belajar dan memori diteliti secara eksperimental VOLUNTARISME Wilhem Wundt (1832-1920) STRUKTURALISME Edward Titchener (1867-1927) FUNGSIONALISME William James (1842-1910) John Dewey (1859-1952) James R. Angell (1869-1949) Ivan Pavlov (1849-1936) Edward Thorndike (1871-1949) BEHAVIORISME John B. Watson (1878-1958) Edwin Guthrie, Clark Hull, Edward Tolman, BF Skinner TEP-UM-2016
  • 4.
  • 5. No Nama Tokoh Lahir Wafat Minat Studi Kebangsaan 1. Ivan Petrovich Pavlov 26‒09‒1849 27‒02‒1936 Fisiologi, Fisika Russia 2. Edward Lee Thorndike 31‒08‒1874 09‒08‒1949 Psikologi Amerika Serikat 3. John Broadus Watson 09‒01‒1878 25‒09‒1958 Psikologi, Filsafat Amerika Serikat 4. Clark Leonard Hull 24‒05‒1884 10‒05‒1952 Matematika, Psikologi Amerika Serikat 5. Edwin Ray Guthrie 09‒01‒1886 23‒04‒1959 Matematika, Psikologi Amerika Serikat 6. Edward Chace Tolman 14‒04‒1886 19‒11‒1959 Elektrokimia, Psikologi Amerika Serikat 7. Burrhus Frederic Skinner 20‒03‒1904 18‒08‒1990 Psikologi Amerika Serikat Tahun Nama Ilmuwan (Lahir-Wafat) Buku/Artikel/Penghargaan 1859 Charles R. Darwin (1809-1882) On the Origin of Species 1872 Charles R. Darwin (1809-1882) The Expression of Emotions in Man and Animals 1882 George J. Romanes (1848-1894) Animal Intelligence 1884 George J. Romanes (1848-1894) Mental Evolution in Animals 1891 Conwy L. Morgan (1842-1936) An Introduction to Comparative Psychology 1904 Ivan P. Pavlov (1849-1936) Nobel Prize in Physiology and Medicine 1908 Margaret F. Washburn (1871-1939) The Animal Mind 1911 Edward L. Thorndike (1871-1949) Animal Intelligence
  • 6. Pemeringkatan didasarkan pada frekuensi dari tiga variabel: kutipan dalam jurnal, kutipan dalam pengantar buku teks psikologi, dan respon survei. Survei dikirim ke 1.725 anggota dari American Psychological Society, meminta mereka untuk menyebut daftar psikolog ternama abad ini. Sumber: http://www.apa.org/monitor/julaug02/eminent.aspx (Survei ‘The Review of General Psychology’ Vol. 6 No. 2, dipublikasikan tahun 2002) 01. B.F. Skinner 02. Jean Piaget 03. Sigmund Freud 04. Albert Bandura 05. Leon Festinger 06. Carl R. Rogers 07. Stanley Schachter 08. Neal E. Miller 09. Edward L. Thorndike 10. A.H. Maslow 11. Gordon W. Allport 12. Erik H. Erikson 13. Hans J. Eysenck 14. William James 15. David C. McClelland 16. Raymond B. Cattell 17. John B. Watson 18. Kurt Lewin 19. Donald O. Hebb 20. George A. Miller 21. Clark L. Hull 22. Jerome Kagan 23. Carl G. Jung 24. Ivan P. Pavlov 25. Walter Mischel 26. Harry F. Harlow 27. J.P. Guilford 28. Jerome S. Bruner 29. Ernest R. Hilgard 30. Lawrence Kohlberg 31. Martin E.P. Seligman 32. Ulric Neisser 33. Donald T. Campbell 34. Roger Brown 35. R.B. Zajonc 36. Endel Tulving 37. Herbert A. Simon 38. Noam Chomsky 39. Edward E. Jones 40. Charles E. Osgood 41. Solomon E. Asch 42. Gordon H. Bower 43. Harold H. Kelley 44. Roger W. Sperry 45. Edward C. Tolman 46. Stanley Milgram 47. Arthur R. Jensen 48. Lee J. Cronbach 49. John Bowlby 50. Wolfgang Köhler 51. David Wechsler 52. S.S. Stevens 53. Joseph Wolpe 54. D.E. Broadbent 55. Roger N. Shepard 56. Michael I. Posner 57. T.M. Newcomb 58. Elizabeth F. Loftus 59. Paul Ekman 60. Robert J. Sternberg 61. Karl S. Lashley 62. Kenneth Spence 63. Morton Deutsch 64. Julian B. Rotter 65. Konrad Lorenz 66. Benton Underwood 67. Alfred Adler 68. Michael Rutter 69. Alexander R. Luria 70. Eleanor E. Maccoby 71. Robert Plomin 72. G. Stanley Hall 73. Lewis M. Terman 74. Eleanor J. Gibson 75. Paul E. Meehl 76. Leonard Berkowitz 77. William K. Estes 78. Eliot Aronson 79. Irving L. Janis 80. Richard S. Lazarus 81. W. Gary Cannon 82. Allen L. Edwards 83. Lev S. Vygotsky 84. Robert Rosenthal 85. Milton Rokeach 86. John Garcia 87. James J. Gibson 88. David Rumelhart 89. L.L. Thurston 90. Margaret Washburn 91. Robert Woodworth 92. Edwin G. Boring 93. John Dewey 94. Amos Tversky 95. Wilhelm Wundt 96. Herman A. Witkin 97. Mary D. Ainsworth 98. Orval H. Mowrer 99. Anna Freud
  • 9. 1. Tinggal di ruangan yang dipenuhi poster/foto laba-laba. 2. Tinggal di ruangan dengan laba-laba asli yang diawetkan. 3. Tinggal di ruangan dengan laba-laba hidup di kotak kaca. 4. Masuk ke area penuh laba-laba hidup dan menyentuh langsung.
  • 10. Connectionism & Contiguity Bentuk paling dasar dari proses belajar: Trial & Error Selecting & Connecting Thorndike ayam, kucing, tikus, anjing, ikan, kera, manusia dewasa.
  • 11. • Ketika seseorang siap untuk melakukan suatu tindakan, maka melakukannya akan memuaskan. • Ketika seseorang siap untuk melakukan suatu tindakan, maka tidak melakukannya akan menjengkelkan. • Ketika seseorang belum siap untuk melakukan suatu tindakan tetapi dipaksa melakukannya, maka melakukannya akan menjengkelkan. Hukum Kesiapan (Law of Readiness) Hukum Latihan (Law of Exercise) Hukum Akibat (Law of Effect) Revised 1929
  • 12. L A W Sebelum September 1929 Setelah September 1929 Law of Exercise (Hukum Latihan) Hubungan antara stimulus dan respon akan sangat kuat bila sering dilakukan pelatihan dan pengulangan, dan menjadi lemah jika latihan tidak diteruskan. Latihan atau perulangan (excercise) sebuah situasi tidak dapat meningkatkan kecenderungan akan hadirnya respon yang sama di masa mendatang. Law of Effect (Hukum Akibat) Imbalan (reward) akan meningkat- kan koneksi S-R yang diharapkan; Hukuman (punishment) akan melemahkan koneksi S-R yang tidak diharapkan. Imbalan akan meningkatkan strength of connection (kekuatan koneksi), tetapi hukuman tidak memberi pengaruh apa-apa terhadap kekuatan koneksi. International Congress of Psychology New Haven, Connecticut, September 1929
  • 13. John Dewey William James Edward Thorndike Thorndike adalah tokoh ketiga yang berperan merintis psikologi pendidikan “Educational Psychology” = 3 volume “Thorndike Award” Penghargaan tertinggi oleh Divisi Psikologi Pendidikan di American Psychological Association (APA)
  • 14. “Psychology as the Behaviorist Views It” (1913) first paragraph: Psikologi sebagaimana dilihat behavioris adalah cabang eksperimen objektif murni dari ilmu alam. Tujuan teoritisnya adalah prediksi dan kontrol perilaku. Introspeksi bukan bagian esensial dari metodenya. Nilai ilmiah dari datanya tidak ter- gantung pada kesiapannya untuk diinterpretasikan dalam term kesadaran. Behavioris, dalam usahanya untuk mendapatkan skema respon hewan, tidak mengakui adanya perbedaan antara manusia dan hewan. Perilaku manusia, dengan semua kecanggihan dan kompleksitasnya, hanyalah bagian dari skema total penelitian behavioristik. Lahirnya Behaviorisme >>>> John B. Watson Stimulus Respons Aktivitas Mental &Proses Mental PSIKOLOGI “S-R”
  • 15. “Give me a dozen healthy infants, well-formed, and my own specified world to bring them up in and I'll guarantee to take any one at random and train him to become any type of specialist I might select — doctor, lawyer, artist, merchant-chief and, yes, even beggar-man and thief, regardless of his talents, penchants, tendencies, abilities, vocations, and race of his ancestors.” (Watson, 1930:82) “Beri aku selusin bayi yang sehat, berfisik bagus, dan dunia yang aku rancang sendiri untuk membesarkan mereka dan aku jamin bisa memilih salah satu secara acak dan membentuk mereka menjadi manusia spesialis apa saja yang aku tentukan—dokter, pengacara, seniman, pengusaha dan ya, meskipun pengemis dan pencuri, terlepas dari bakatnya, hobi, kecenderungan, kemampuan, minat, dan ras leluhurnya” Watson, J.B. 1930. Behaviorism (Revised edition). Chicago: University of Chicago Press
  • 16. Little Albert Experiment (1920) Watson Contiguity Frequency Reinforcement
  • 17.  Hukuman tidak membentuk sebuah respon alternatif terhadap stimulus.  Hukuman yang diberikan setelah terjadinya respon tidak dapat memengaruhi asosiasi antara stimulus dan respon.  Hukuman yang diberikan ketika respon sedang dilakukan dapat mengganggu atau menekan kebiasaan, tetapi tidak mengubahnya.  Ancaman hukuman dapat menjadi sesuatu yang menyenangkan dan mendukung kebiasaan yang akan diubah. (Schunk, 2012:120) Guthrie: Hukuman tidak efektif untuk mengubah kebiasaan: Contiguity : Kejadian-kejadian datang susul-menyusul dalam rentang waktu yang sangat pendek antara stimulus dan respon. Frequency : Semakin sering kejadian-kejadian muncul bersama-sama, semakin kuat asosiasi di antara kejadian-kejadian itu. Watson & Guthrie = Reinforcement tidak perlu.
  • 18. Contiguity Conditioning Guthrie Guthrie: Thorndike, Skinner, Hull, Pavlov, dan Watson masih sangat subyektif. Contiguity Reinforcement
  • 19. Metode Penjelasan Contoh Ambang (threshold) Memberikan stimulus lemah, menaik- kan stimulus, tetapi menjaganya tetap di bawah ambang batas yang akan menghasilkan respon yang tak diinginkan. Anak yang tidak suka makan sayuran; berikan sayuran dalam gigitan kecil atau campur dengan makanan yang disukai- nya; seiring waktu, kuantitas sayuran dalam makanan dapat ditingkatkan. Kelelahan (fatigue) Dengan hadirnya stimulus, paksalah anak untuk melakukan respon yang tidak kita inginkan secara berulang- ulang sampai ia capek. Anak yang suka membuat pesawat mainan dari kertas di kelas; berikan setumpuk kertas bekas dan suruhlah membuat pesawat dari seluruh kertas tersebut. Respon Tak Sesuai (incompatible response) Dengan hadirnya stimulus, mintalah anak membuat respon yang tak sesuai dengan respon yang diinginkan. Kebiasaan ngemil sambil nonton TV; jaga agar tangan tetap sibuk (misalnya mengisi TTS); seiring waktu, nonton TV akan menjadi tanda melakukan aktifitas selain makan camilan.
  • 20. Clark Leonard Hull (1884-1952) . Hull S1 S2 S3 S3 S4 s1 s2 s3 s3 s4 ṡ r R
  • 21. Drive : Pembelajar harus menginginkan sesuatu Cue : Pembelajar harus memerhatikan sesuatu Response : Pembelajar harus melakukan sesuatu Reinforcement : Respon pembelajar harus membuatnya mendapatkan sesuatu yang diinginkannya. mereduksi dorongan = syarat yang diperlukan untuk belajar.  Terlalu sedikit kecemasan, tidak akan menimbulkan proses belajar (karena tidak ada dorongan yang akan direduksi)  Terlalu banyak kecemasan, akan mengganggu proses belajar.  Kecemasan ringan = posisi terbaik untuk belajar.
  • 23. KARAKTER TUJUAN • Kekhususan (specificity) • Proksimitas (proximity) • Tingkat Kesulitan (difficulty) meningkatkan persepsi diri, motivasi dan pembelajaran
  • 24. Operant Conditioning free will is illusion www.bfskinner.org Skinner 1966−1967 : President of the Pavlovian Society of North America (PSNA)
  • 27. ALTERNATIF CONTOH Mengubah stimulus-stimulus diskriminatif Memisahkan tempat duduk siswa berperilaku buruk dari siswa lain yang juga berperilaku buruk Membiarkan perilaku yang tidak diinginkan terus berlanjut Siswa yang berdiri padahal seharusnya duduk, disuruh untuk berdiri terus Mengacuhkan perilaku yang tidak diinginkan Tidak mengacuhkan perilaku-perilaku negatif ringan supaya tidak diperkuat oleh perhatian guru Mengondisikan perilaku yang tidak sesuai Menguatkan kemajuan belajar hanya ketika siswa tidak berperilaku buruk Positive/Negative Reinforcement Hukuman (Punishment) hukuman hanya membuat respon tertentu menjadi berkurang
  • 28.  Terlalu banyak kontrol yang tidak diinginkan. Meskipun siswa jarang menerima hukuman fisik, mereka sering mengerjakan tugas bukan karena mereka ingin belajar atau karena menikmatinya, tetapi lebih disebabkan oleh keinginan menghindari hukuman.  Penguatan jarang diberikan di sekolah, dan ketika diberikan seringkali pada saat yang tidak tepat. Guru memerhatikan siswa hanya selama beberapa menit setiap harinya. Guru hanya memerhatikan siswa (dengan komentar negatif) saat siswa berperilaku tidak baik. Sedangkan saat siswa berbuat baik tidak mendapat perhatian (dengan komentar yang positif) dari guru. (Schunk, 2012:141-143) Skinner : “Humanist of the Year” (1972) American Humanist Association
  • 29. MODEL Pembelajaran BEHAVIORISTIK Direct Instruction (DI) Programmed Instruction (PI) Computer-Assisted Instruction (CAI) Precision Teaching (PT) Applied Behavioral Analysis (ABA)
  • 30. Karakteristik Teacher centered: Guru mengontrol, mengarahkan, dan menentukan apa yang dipelajari dan bagaimana caranya. Orientasi tugas: tugas primer = pembelajaran akademik materi dasar, seperti membaca, menulis, berhitung. Konsentrasi prestasi: harapan tinggi bahwa siswa akan dapat dan berhasil belajar. Akuntabilitas siswa: siswa = akuntabel untuk tugas akademik, saling kerja sama, berbagi materi sesama siswa. Afeksi non-negatif: guru memastikan siswa merasa aman secara psikologis dan terlindungi. “Pembelajaran yang mengarahkan siswa secara langsung dengan cara yang paling efisien”
  • 31. melibatkan pengaturan materi pelajaran atau praktik ke dalam bagian-bagian kecil yang disebut kerangka. Siswa merespon pertanyaan atau masalah (stimulus) dalam setiap kerangka. Jika jawaban siswa benar, mereka menerima penguatan positif dan kerangka berikutnya disajikan. Ketika siswa merespon secara salah, mereka diminta untuk mengulangi atau diberikan informasi lebih untuk membantu siswa menemukan jawaban. mengacu kepada penggunaan komputer untuk menampilkan Pembelajaran Terprogram.
  • 32. www.abainternational.org Model pembelajaran ini banyak digunakan dalam ranah klinis (rumah sakit, penjara, sekolah) untuk memodifikasi perilaku klien menuju pola yang lebih normal atau dapat diterima. Model ABA ini selalu menggunakan prinsip pengondisian operan-nya Skinner, dan sampai saat ini masih aktif dalam komunitas dan jurnal-jurnalnya. Model pengajaran ketepatan ini muncul ketika para pelajar menguasai fakta atau keahlian, kemudian dilanjutkan mempraktikkan keahlian ini sampai mereka meraih tingkat ketepatan atau kelancaran yang tinggi. Atau dalam kata lain, model pembelajaran ini disebut sebagai “latihan menciptakan kesempurnaan”.
  • 33. Tiga peran besar dalam penelitian psikologi: • Memberikan kontribusi yang besar berupa teknik eksperimen yang sangat bermanfaat ketika digunakan dalam penelitian mengenai kognisi. • Membuat banyak penemuan, khususnya mengenai sifat pembelajaran, yang sekarang harus dijelaskan oleh semua teori dalam psikologi. • Membawa kita pada pandangan canggih mengenai bagaimana hewan meng- gunakan informasi untuk membuat pilihan yang pada akhirnya menginspirasi banyak karya-karya kontemporer. (Grafen & Herrnstein dalam Smith & Kosslyn, 2014:6) Sejak Watson, pada dasarnya semua psikolog mempelajari perilaku. Bahkan para psikolog kognitif menggunakan perilaku untuk mengukur kejadian kognitif. Karena alasan ini, dapat dikatakan bahwa semua psikolog kontemporer adalah behavioris. (Hergenhahn & Olson, 2015:50-51)
  • 34. • Watson jauh dari komplit dalam menangani problem-problem mendetail dalam hal pembelajaran, ia tidak cermat dan tidak konsisten ketika membahas pembelajaran kompleks (Hill, 2014:53). • Pembelajaran manusia itu berbeda secara mendasar dengan pembelajaran hewan karena pembelajaran manusia lebih kompleks, luas, cepat dan biasanya melibatkan bahasa (Schunk, 2012:3). • Ketika pengondisian klasik dipakai untuk memodifikasi perilaku situasinya lebih menyerupai brainwashing daripada pendidikan (Schunk, 2012:221). • Behaviorisme tidak mampu menjelaskan perilaku manusia yang paling menarik, yaitu bahasa (Chomsky dalam Smith & Kosslyn, 2014:6). • Behaviorisme gagal memberikan pemahaman mengenai sifat persepsi, memori, perilaku pengambilan keputusan.
  • 35. Perbedaan Dua Kutub Paradigma BEHAVIORISTIK KONSTRUKTIVISTIK PENGETAHUAN  Bersifat objektif, pasti, tetap, terstruktur, teratur  MIND = alat penjiplak PENGETAHUAN  Bersifat non-objektif, selalu berubah, temporer  MIND = alat interpretasi SI-BELAJAR  Dihadapkan pada aturan yang jelas yang ditetap- kan lebih dulu secara ketat  Pembiasaan (disiplin) = sangat esensial  Ketaatan enentu keberhasilan SI-BELAJAR  Dihadapkan pada lingkungan belajar yang bebas sesuai keunikan si-belajar  Kebebasan = sangat esensial  Kebebasan = penentu keberhasilan PROSES PEMBELAJARAN  Belajar = perolehan pengetahuan  Mengajar = transfer pengetahuan  Kontrol belajar = sistem di luar diri si-belajar PROSES PEMBELAJARAN  Belajar = pemaknaan pengetahuan  Mengajar = memaknai pengetahuan  Kontrol belajar = si-belajar TUJUAN PEMBELAJARAN  Menekankan pada penambahan pengetahuan, seseorang disebut telah belajar apabila mampu mengungkapkan kembali apa yang telah dipelajari TUJUAN PEMBELAJARAN  Menekankan pada penciptaan pemahaman, yang menuntut aktivitas kreatif-produktif dalam konteks nyata
  • 36. Degeng, N.S. 1998. Mencari Paradigma Baru Pemecahan Masalah Belajar Dari Keteraturan Menuju ke Kesemrawutan (Pidato Pengukuhan Guru Besar IKIP Malang). Malang: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang Perbedaan Dua Kutub Paradigma BEHAVIORISTIK KONSTRUKTIVISTIK STRATEGI PEMBELAJARAN  Keterampilan terisolasi  Mengikuti urutan kurikulum ketat  Aktivitas belajar mengikuti buku teks  Menekankan pada hasil STRATEGI PEMBELAJARAN  Pengetahuan digunakan secara bermakna  Mengikuti pandangan si-belajar  Aktivitas belajar dalam konteks nyata  Menekankan pada proses EVALUASI PEMBELAJARAN  Respon pasif  Menuntut satu jawaban benar  Bagian terpisah dari belajar  Penilaian Acuan Patokan (PAP) EVALUASI PEMBELAJARAN  Penyusunan makna secara aktif  Menuntut pemecahan ganda  Bagian utuh dari belajar  Penilaian Acuan Norma (PAN) HASIL BELAJAR  Pemahaman yang sama dengan pengajar  Kegagalan = kesalahan, harus dihukum  Keberhasilan atau kemampuan = perilaku yang pantas dipuji atau diberi hadiah HASIL BELAJAR  Pemahaman bisa berbeda dengan pengajar  Kegagalan atau keberhasilan, kemampuan atau ketidakmampuan dilihat sebagai interpretasi berbeda yang keduanya perlu dihargai
  • 37. “Jangan pernah membayangkan bahwa kau tahu segala-galanya. Betapapun tingginya penghargaan orang kepadamu, kau harus berani mengatakan ‘Saya masih bodoh’. Jangan pernah dikuasai oleh kesombongan.” (Pavlov dalam Hergenhahn & Olson, 2015:183 Berlatihlah untuk sabar dan disiplin. Pelajari cara mengerjakan karya ilmiah meski membosankan. Mari diskusi