Landasan pendidikan bermula dari tokoh-tokoh Yunani kuno seperti Socrates dan Plato yang memperkenalkan konsep nativisme dan empirism. Perkembangan selanjutnya terjadi pada abad ke-17 dengan munculnya tokoh-tokoh seperti Descartes, Hobbes, dan Locke yang memperkenalkan empirisme. Pada abad ke-19 terjadi perkembangan besar dengan munculnya teori evolusi Darwin dan berbagai penelitian ilmiah di bidang psikologi
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Psikologi Behaviorisme dan Pendidikan
1. Mata Kuliah
Landasan Pendidikan
Dosen Pembina:
Dr. Anselmus J.E. Toenlioe, M.Pd
Universitas Negeri Malang
Program Pascasarjana
Prodi Teknologi Pembelajaran
Disampaikan Oleh:
Yudi Rohmad
3. Socrates
(469-339 SM)
P l a t o
(427-347 SM)
nativism
Aristoteles
(384-322 SM)
empirism
Rene Descartes (1596-1650)
Thomas Hobes (1588-1679)
John Locke (1632-1705)
George Berkeley (1685-1753)
David Hume (1711-1776)
Thomas Reid (1710-1796)
Immanuel Kant (1724-1804)
Franz J. Gall (1758-1828)
John Stuart Mill (1806-1873)
setelah 2000 tahun
Charles Darwin
(1809-1882)
teori evolusi
Francis Galton
(1822-1911)
Sigmud Freud
(1856-1939)
Herman
Ebbinghaus
(1850-1909)
“proses mental lebih tinggi”
dari belajar dan memori
diteliti secara eksperimental
VOLUNTARISME
Wilhem Wundt (1832-1920)
STRUKTURALISME
Edward Titchener (1867-1927)
FUNGSIONALISME
William James (1842-1910)
John Dewey (1859-1952)
James R. Angell (1869-1949)
Ivan Pavlov
(1849-1936)
Edward
Thorndike
(1871-1949)
BEHAVIORISME
John B. Watson (1878-1958)
Edwin Guthrie, Clark Hull,
Edward Tolman, BF Skinner
TEP-UM-2016
4.
5. No Nama Tokoh Lahir Wafat Minat Studi Kebangsaan
1. Ivan Petrovich Pavlov 26‒09‒1849 27‒02‒1936 Fisiologi, Fisika Russia
2. Edward Lee Thorndike 31‒08‒1874 09‒08‒1949 Psikologi Amerika Serikat
3. John Broadus Watson 09‒01‒1878 25‒09‒1958 Psikologi, Filsafat Amerika Serikat
4. Clark Leonard Hull 24‒05‒1884 10‒05‒1952 Matematika, Psikologi Amerika Serikat
5. Edwin Ray Guthrie 09‒01‒1886 23‒04‒1959 Matematika, Psikologi Amerika Serikat
6. Edward Chace Tolman 14‒04‒1886 19‒11‒1959 Elektrokimia, Psikologi Amerika Serikat
7. Burrhus Frederic Skinner 20‒03‒1904 18‒08‒1990 Psikologi Amerika Serikat
Tahun Nama Ilmuwan (Lahir-Wafat) Buku/Artikel/Penghargaan
1859 Charles R. Darwin (1809-1882) On the Origin of Species
1872 Charles R. Darwin (1809-1882) The Expression of Emotions in Man and Animals
1882 George J. Romanes (1848-1894) Animal Intelligence
1884 George J. Romanes (1848-1894) Mental Evolution in Animals
1891 Conwy L. Morgan (1842-1936) An Introduction to Comparative Psychology
1904 Ivan P. Pavlov (1849-1936) Nobel Prize in Physiology and Medicine
1908 Margaret F. Washburn (1871-1939) The Animal Mind
1911 Edward L. Thorndike (1871-1949) Animal Intelligence
6. Pemeringkatan didasarkan pada frekuensi dari tiga variabel: kutipan dalam jurnal, kutipan dalam pengantar buku teks psikologi, dan
respon survei. Survei dikirim ke 1.725 anggota dari American Psychological Society, meminta mereka untuk menyebut daftar psikolog
ternama abad ini. Sumber: http://www.apa.org/monitor/julaug02/eminent.aspx
(Survei ‘The Review of General Psychology’ Vol. 6 No. 2, dipublikasikan tahun 2002)
01. B.F. Skinner
02. Jean Piaget
03. Sigmund Freud
04. Albert Bandura
05. Leon Festinger
06. Carl R. Rogers
07. Stanley Schachter
08. Neal E. Miller
09. Edward L. Thorndike
10. A.H. Maslow
11. Gordon W. Allport
12. Erik H. Erikson
13. Hans J. Eysenck
14. William James
15. David C. McClelland
16. Raymond B. Cattell
17. John B. Watson
18. Kurt Lewin
19. Donald O. Hebb
20. George A. Miller
21. Clark L. Hull
22. Jerome Kagan
23. Carl G. Jung
24. Ivan P. Pavlov
25. Walter Mischel
26. Harry F. Harlow
27. J.P. Guilford
28. Jerome S. Bruner
29. Ernest R. Hilgard
30. Lawrence Kohlberg
31. Martin E.P. Seligman
32. Ulric Neisser
33. Donald T. Campbell
34. Roger Brown
35. R.B. Zajonc
36. Endel Tulving
37. Herbert A. Simon
38. Noam Chomsky
39. Edward E. Jones
40. Charles E. Osgood
41. Solomon E. Asch
42. Gordon H. Bower
43. Harold H. Kelley
44. Roger W. Sperry
45. Edward C. Tolman
46. Stanley Milgram
47. Arthur R. Jensen
48. Lee J. Cronbach
49. John Bowlby
50. Wolfgang Köhler
51. David Wechsler
52. S.S. Stevens
53. Joseph Wolpe
54. D.E. Broadbent
55. Roger N. Shepard
56. Michael I. Posner
57. T.M. Newcomb
58. Elizabeth F. Loftus
59. Paul Ekman
60. Robert J. Sternberg
61. Karl S. Lashley
62. Kenneth Spence
63. Morton Deutsch
64. Julian B. Rotter
65. Konrad Lorenz
66. Benton Underwood
67. Alfred Adler
68. Michael Rutter
69. Alexander R. Luria
70. Eleanor E. Maccoby
71. Robert Plomin
72. G. Stanley Hall
73. Lewis M. Terman
74. Eleanor J. Gibson
75. Paul E. Meehl
76. Leonard Berkowitz
77. William K. Estes
78. Eliot Aronson
79. Irving L. Janis
80. Richard S. Lazarus
81. W. Gary Cannon
82. Allen L. Edwards
83. Lev S. Vygotsky
84. Robert Rosenthal
85. Milton Rokeach
86. John Garcia
87. James J. Gibson
88. David Rumelhart
89. L.L. Thurston
90. Margaret Washburn
91. Robert Woodworth
92. Edwin G. Boring
93. John Dewey
94. Amos Tversky
95. Wilhelm Wundt
96. Herman A. Witkin
97. Mary D. Ainsworth
98. Orval H. Mowrer
99. Anna Freud
9. 1. Tinggal di ruangan yang dipenuhi poster/foto laba-laba.
2. Tinggal di ruangan dengan laba-laba asli yang diawetkan.
3. Tinggal di ruangan dengan laba-laba hidup di kotak kaca.
4. Masuk ke area penuh laba-laba hidup dan menyentuh langsung.
10. Connectionism & Contiguity
Bentuk paling dasar
dari proses belajar:
Trial & Error
Selecting & Connecting
Thorndike
ayam, kucing, tikus, anjing, ikan, kera, manusia dewasa.
11. • Ketika seseorang siap untuk melakukan suatu tindakan,
maka melakukannya akan memuaskan.
• Ketika seseorang siap untuk melakukan suatu tindakan,
maka tidak melakukannya akan menjengkelkan.
• Ketika seseorang belum siap untuk melakukan suatu
tindakan tetapi dipaksa melakukannya, maka
melakukannya akan menjengkelkan.
Hukum Kesiapan (Law of Readiness)
Hukum Latihan (Law of Exercise)
Hukum Akibat (Law of Effect)
Revised 1929
12. L A W Sebelum September 1929 Setelah September 1929
Law of Exercise
(Hukum Latihan)
Hubungan antara stimulus dan
respon akan sangat kuat bila
sering dilakukan pelatihan dan
pengulangan, dan menjadi lemah
jika latihan tidak diteruskan.
Latihan atau perulangan (excercise)
sebuah situasi tidak dapat
meningkatkan kecenderungan
akan hadirnya respon yang sama
di masa mendatang.
Law of Effect
(Hukum Akibat)
Imbalan (reward) akan meningkat-
kan koneksi S-R yang diharapkan;
Hukuman (punishment) akan
melemahkan koneksi S-R yang
tidak diharapkan.
Imbalan akan meningkatkan
strength of connection (kekuatan
koneksi), tetapi hukuman tidak
memberi pengaruh apa-apa
terhadap kekuatan koneksi.
International Congress of Psychology
New Haven, Connecticut, September 1929
13. John
Dewey
William
James
Edward
Thorndike
Thorndike adalah tokoh ketiga yang
berperan merintis psikologi pendidikan
“Educational Psychology” = 3 volume
“Thorndike Award” Penghargaan tertinggi oleh
Divisi Psikologi Pendidikan di
American Psychological Association (APA)
14. “Psychology as the Behaviorist Views It” (1913) first paragraph:
Psikologi sebagaimana dilihat behavioris adalah cabang eksperimen objektif murni dari
ilmu alam. Tujuan teoritisnya adalah prediksi dan kontrol perilaku.
Introspeksi bukan bagian esensial dari metodenya. Nilai ilmiah dari datanya tidak ter-
gantung pada kesiapannya untuk diinterpretasikan dalam term kesadaran. Behavioris,
dalam usahanya untuk mendapatkan skema respon hewan, tidak mengakui adanya
perbedaan antara manusia dan hewan. Perilaku manusia, dengan semua kecanggihan
dan kompleksitasnya, hanyalah bagian dari skema total penelitian behavioristik.
Lahirnya Behaviorisme >>>> John B. Watson
Stimulus Respons
Aktivitas Mental
&Proses Mental
PSIKOLOGI
“S-R”
15. “Give me a dozen healthy infants, well-formed, and my own specified world to bring them up in and I'll
guarantee to take any one at random and train him to become any type of specialist I might select —
doctor, lawyer, artist, merchant-chief and, yes, even beggar-man and thief, regardless of his talents,
penchants, tendencies, abilities, vocations, and race of his ancestors.” (Watson, 1930:82)
“Beri aku selusin bayi yang sehat, berfisik bagus, dan dunia
yang aku rancang sendiri untuk membesarkan mereka dan
aku jamin bisa memilih salah satu secara acak dan
membentuk mereka menjadi manusia spesialis apa saja
yang aku tentukan—dokter, pengacara, seniman,
pengusaha dan ya, meskipun pengemis dan pencuri,
terlepas dari bakatnya, hobi, kecenderungan, kemampuan,
minat, dan ras leluhurnya”
Watson, J.B. 1930. Behaviorism (Revised edition). Chicago: University of Chicago Press
17. Hukuman tidak membentuk sebuah respon alternatif terhadap stimulus.
Hukuman yang diberikan setelah terjadinya respon tidak dapat
memengaruhi asosiasi antara stimulus dan respon.
Hukuman yang diberikan ketika respon sedang dilakukan dapat
mengganggu atau menekan kebiasaan, tetapi tidak mengubahnya.
Ancaman hukuman dapat menjadi sesuatu yang menyenangkan dan
mendukung kebiasaan yang akan diubah. (Schunk, 2012:120)
Guthrie: Hukuman tidak efektif untuk mengubah kebiasaan:
Contiguity : Kejadian-kejadian datang susul-menyusul dalam rentang
waktu yang sangat pendek antara stimulus dan respon.
Frequency : Semakin sering kejadian-kejadian muncul bersama-sama,
semakin kuat asosiasi di antara kejadian-kejadian itu.
Watson & Guthrie = Reinforcement tidak perlu.
19. Metode Penjelasan Contoh
Ambang
(threshold)
Memberikan stimulus lemah, menaik-
kan stimulus, tetapi menjaganya
tetap di bawah ambang batas yang
akan menghasilkan respon yang tak
diinginkan.
Anak yang tidak suka makan sayuran;
berikan sayuran dalam gigitan kecil atau
campur dengan makanan yang disukai-
nya; seiring waktu, kuantitas sayuran
dalam makanan dapat ditingkatkan.
Kelelahan
(fatigue)
Dengan hadirnya stimulus, paksalah
anak untuk melakukan respon yang
tidak kita inginkan secara berulang-
ulang sampai ia capek.
Anak yang suka membuat pesawat mainan
dari kertas di kelas; berikan setumpuk
kertas bekas dan suruhlah membuat
pesawat dari seluruh kertas tersebut.
Respon Tak Sesuai
(incompatible
response)
Dengan hadirnya stimulus, mintalah
anak membuat respon yang tak sesuai
dengan respon yang diinginkan.
Kebiasaan ngemil sambil nonton TV; jaga
agar tangan tetap sibuk (misalnya mengisi
TTS); seiring waktu, nonton TV akan
menjadi tanda melakukan aktifitas selain
makan camilan.
20. Clark Leonard Hull (1884-1952) .
Hull
S1
S2
S3
S3
S4
s1
s2
s3
s3
s4
ṡ r R
21. Drive : Pembelajar harus menginginkan sesuatu
Cue : Pembelajar harus memerhatikan sesuatu
Response : Pembelajar harus melakukan sesuatu
Reinforcement :
Respon pembelajar harus membuatnya
mendapatkan sesuatu yang diinginkannya.
mereduksi dorongan = syarat yang diperlukan untuk belajar.
Terlalu sedikit kecemasan, tidak akan menimbulkan proses belajar
(karena tidak ada dorongan yang akan direduksi)
Terlalu banyak kecemasan, akan mengganggu proses belajar.
Kecemasan ringan = posisi terbaik untuk belajar.
27. ALTERNATIF CONTOH
Mengubah stimulus-stimulus
diskriminatif
Memisahkan tempat duduk siswa
berperilaku buruk dari siswa lain yang
juga berperilaku buruk
Membiarkan perilaku yang tidak
diinginkan terus berlanjut
Siswa yang berdiri padahal seharusnya
duduk, disuruh untuk berdiri terus
Mengacuhkan perilaku yang
tidak diinginkan
Tidak mengacuhkan perilaku-perilaku
negatif ringan supaya tidak diperkuat
oleh perhatian guru
Mengondisikan perilaku yang
tidak sesuai
Menguatkan kemajuan belajar hanya
ketika siswa tidak berperilaku buruk
Positive/Negative
Reinforcement
Hukuman
(Punishment)
hukuman hanya membuat respon tertentu menjadi berkurang
28. Terlalu banyak kontrol yang tidak diinginkan. Meskipun siswa jarang
menerima hukuman fisik, mereka sering mengerjakan tugas bukan
karena mereka ingin belajar atau karena menikmatinya, tetapi lebih
disebabkan oleh keinginan menghindari hukuman.
Penguatan jarang diberikan di sekolah, dan ketika diberikan seringkali
pada saat yang tidak tepat. Guru memerhatikan siswa hanya selama
beberapa menit setiap harinya. Guru hanya memerhatikan siswa (dengan
komentar negatif) saat siswa berperilaku tidak baik. Sedangkan saat siswa
berbuat baik tidak mendapat perhatian (dengan komentar yang positif)
dari guru. (Schunk, 2012:141-143)
Skinner : “Humanist of the Year” (1972)
American Humanist Association
30. Karakteristik
Teacher centered: Guru mengontrol, mengarahkan, dan
menentukan apa yang dipelajari dan bagaimana caranya.
Orientasi tugas: tugas primer = pembelajaran akademik
materi dasar, seperti membaca, menulis, berhitung.
Konsentrasi prestasi: harapan tinggi bahwa siswa akan
dapat dan berhasil belajar.
Akuntabilitas siswa: siswa = akuntabel untuk tugas
akademik, saling kerja sama, berbagi materi sesama siswa.
Afeksi non-negatif: guru memastikan siswa merasa aman
secara psikologis dan terlindungi.
“Pembelajaran yang mengarahkan siswa
secara langsung dengan cara yang paling efisien”
31. melibatkan pengaturan materi pelajaran atau praktik ke dalam bagian-bagian
kecil yang disebut kerangka. Siswa merespon pertanyaan atau masalah
(stimulus) dalam setiap kerangka. Jika jawaban siswa benar, mereka menerima
penguatan positif dan kerangka berikutnya disajikan. Ketika siswa merespon
secara salah, mereka diminta untuk mengulangi atau diberikan informasi lebih
untuk membantu siswa menemukan jawaban.
mengacu kepada penggunaan komputer untuk menampilkan
Pembelajaran Terprogram.
32. www.abainternational.org
Model pembelajaran ini banyak digunakan dalam ranah klinis (rumah sakit,
penjara, sekolah) untuk memodifikasi perilaku klien menuju pola yang lebih
normal atau dapat diterima. Model ABA ini selalu menggunakan prinsip
pengondisian operan-nya Skinner, dan sampai saat ini masih aktif dalam
komunitas dan jurnal-jurnalnya.
Model pengajaran ketepatan ini muncul ketika para pelajar menguasai fakta
atau keahlian, kemudian dilanjutkan mempraktikkan keahlian ini sampai
mereka meraih tingkat ketepatan atau kelancaran yang tinggi.
Atau dalam kata lain, model pembelajaran ini disebut sebagai
“latihan menciptakan kesempurnaan”.
33. Tiga peran besar dalam penelitian psikologi:
• Memberikan kontribusi yang besar berupa teknik eksperimen yang sangat
bermanfaat ketika digunakan dalam penelitian mengenai kognisi.
• Membuat banyak penemuan, khususnya mengenai sifat pembelajaran, yang
sekarang harus dijelaskan oleh semua teori dalam psikologi.
• Membawa kita pada pandangan canggih mengenai bagaimana hewan meng-
gunakan informasi untuk membuat pilihan yang pada akhirnya menginspirasi
banyak karya-karya kontemporer.
(Grafen & Herrnstein dalam Smith & Kosslyn, 2014:6)
Sejak Watson, pada dasarnya semua psikolog mempelajari perilaku. Bahkan para psikolog kognitif
menggunakan perilaku untuk mengukur kejadian kognitif. Karena alasan ini, dapat dikatakan bahwa
semua psikolog kontemporer adalah behavioris. (Hergenhahn & Olson, 2015:50-51)
34. • Watson jauh dari komplit dalam menangani problem-problem mendetail
dalam hal pembelajaran, ia tidak cermat dan tidak konsisten ketika
membahas pembelajaran kompleks (Hill, 2014:53).
• Pembelajaran manusia itu berbeda secara mendasar dengan pembelajaran
hewan karena pembelajaran manusia lebih kompleks, luas, cepat dan
biasanya melibatkan bahasa (Schunk, 2012:3).
• Ketika pengondisian klasik dipakai untuk memodifikasi perilaku situasinya
lebih menyerupai brainwashing daripada pendidikan (Schunk, 2012:221).
• Behaviorisme tidak mampu menjelaskan perilaku manusia yang paling
menarik, yaitu bahasa (Chomsky dalam Smith & Kosslyn, 2014:6).
• Behaviorisme gagal memberikan pemahaman mengenai sifat persepsi,
memori, perilaku pengambilan keputusan.
35. Perbedaan Dua Kutub Paradigma
BEHAVIORISTIK KONSTRUKTIVISTIK
PENGETAHUAN
Bersifat objektif, pasti, tetap, terstruktur, teratur
MIND = alat penjiplak
PENGETAHUAN
Bersifat non-objektif, selalu berubah, temporer
MIND = alat interpretasi
SI-BELAJAR
Dihadapkan pada aturan yang jelas yang ditetap-
kan lebih dulu secara ketat
Pembiasaan (disiplin) = sangat esensial
Ketaatan enentu keberhasilan
SI-BELAJAR
Dihadapkan pada lingkungan belajar yang
bebas sesuai keunikan si-belajar
Kebebasan = sangat esensial
Kebebasan = penentu keberhasilan
PROSES PEMBELAJARAN
Belajar = perolehan pengetahuan
Mengajar = transfer pengetahuan
Kontrol belajar = sistem di luar diri si-belajar
PROSES PEMBELAJARAN
Belajar = pemaknaan pengetahuan
Mengajar = memaknai pengetahuan
Kontrol belajar = si-belajar
TUJUAN PEMBELAJARAN
Menekankan pada penambahan pengetahuan,
seseorang disebut telah belajar apabila mampu
mengungkapkan kembali apa yang telah dipelajari
TUJUAN PEMBELAJARAN
Menekankan pada penciptaan pemahaman,
yang menuntut aktivitas kreatif-produktif
dalam konteks nyata
36. Degeng, N.S. 1998. Mencari Paradigma Baru Pemecahan Masalah Belajar Dari Keteraturan Menuju ke Kesemrawutan (Pidato
Pengukuhan Guru Besar IKIP Malang). Malang: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang
Perbedaan Dua Kutub Paradigma
BEHAVIORISTIK KONSTRUKTIVISTIK
STRATEGI PEMBELAJARAN
Keterampilan terisolasi
Mengikuti urutan kurikulum ketat
Aktivitas belajar mengikuti buku teks
Menekankan pada hasil
STRATEGI PEMBELAJARAN
Pengetahuan digunakan secara bermakna
Mengikuti pandangan si-belajar
Aktivitas belajar dalam konteks nyata
Menekankan pada proses
EVALUASI PEMBELAJARAN
Respon pasif
Menuntut satu jawaban benar
Bagian terpisah dari belajar
Penilaian Acuan Patokan (PAP)
EVALUASI PEMBELAJARAN
Penyusunan makna secara aktif
Menuntut pemecahan ganda
Bagian utuh dari belajar
Penilaian Acuan Norma (PAN)
HASIL BELAJAR
Pemahaman yang sama dengan pengajar
Kegagalan = kesalahan, harus dihukum
Keberhasilan atau kemampuan = perilaku
yang pantas dipuji atau diberi hadiah
HASIL BELAJAR
Pemahaman bisa berbeda dengan pengajar
Kegagalan atau keberhasilan, kemampuan atau
ketidakmampuan dilihat sebagai interpretasi
berbeda yang keduanya perlu dihargai
37. “Jangan pernah
membayangkan bahwa
kau tahu segala-galanya.
Betapapun tingginya
penghargaan orang
kepadamu, kau harus
berani mengatakan ‘Saya
masih bodoh’. Jangan
pernah dikuasai oleh
kesombongan.”
(Pavlov dalam Hergenhahn & Olson, 2015:183
Berlatihlah untuk sabar dan disiplin. Pelajari cara
mengerjakan karya ilmiah meski membosankan.
Mari diskusi