SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
MAKALAH
Tentang
SISTEM INTEGUMEN
Nama Kelompok :
1. Santi Samual
2. Karmiati Buton
Universitas Darusallam Ambon
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Prodi Biologi
2017
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta Hidayah Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
“Sistem Integumen Tubuh” tepat waktu. Kemudian Shalawat beserta salam kita
sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman
hidup yakni Al-Qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Anatomi Fisiologi Manusia
di program studi Pendidikan Biologi Universitas Darusallam Ambon. Selanjutnya penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak LA ALIMUDIN,
S.Pd, M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah Anatomi Fisiologi Manusia yang
senantiasa membimbing kami. Tak lupa kami juga mengucapkan terima kasih kepada
segenap pihak yang telah memberikan bantuan selama penulisan makalah ini.
Akhirnya kami menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam
penulisan makalah ini, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Ambon
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................
1.3 Tujuan ...............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Epidermis.............................................................................................................
2.2 Faktor Tumbuh Epidermis Dermis......................................................................
2.3 Susunan Dermis, Sirkulasi...................................................................................
2.4 Struktur Aksesoris...............................................................................................
2.5 Pengawasan Local Dari Fungsi Integument........................................................
2.6 Penuaan Dan System Integument .....................................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................
3.2 Saran ..................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sistem integumen/sistem penutup tubuh (covering) adalah suatu sistem penyusun
tubuh suatu makhluk hidup yang berhubungan langsung dengan lingkungan
luar. Fungsinya antara lain sebagai pelindung, penerima rangsang dari
luar/eksteroreseptor, respirasi, ekskresi, termoregulasi dan osmoregulasi/homeostatis.
Fungsi lain :
 Sebagai tempat cadangan makanan Lemak pada hewan yang hidup di daerah 4
musim
 Sebagai alat nutrisi / kelenjar susu, pada mamalia
 Sebagai alat gerak, sayap pada burung, sirip pada ikan,selaput renang pada katak.
 Sebagai tempat pembentukan vitamin D.
Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi,
dan menginformasika hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali
merupakan bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu, sisik,
kuku, kelenjar keringat dan produknya (keringat atau lendir). Kata ini berasal dari bahasa
Latin "integumentum", yang berarti "penutup".
Secara ilmiah kulit adalah lapisan terluar yang terdapat diluar jaringan yang
terdapat pada bagian luar yang menutupi dan melindungi permukaan tubuh, kulit
merupakan organ yang paling luas permukaan yang membungkus seluruh bagian luar
tubuh sehingga kulit sebagai pelindung tubuh terhadap bahaya bahan kimia.
Cahaya matahari mengandung sinar ultra violet dan melindungi terhadap
mikroorganisme serta menjaga keseimbangan tubuh.misanya menjadi pucat, kekuning-
kunigan, kemerah-merahan atau suhu kulit meningkat.Ganguan psikis juga dapat
mengakibatkan kelainan atau perubahan pada kulit misanya karna stres, ketakutan, dan
keadaan marah akan mengakibatkan perubahan pada kulit wajah.
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH
Dalam makalah ini kami sebagai penulis akan menjelaskan tentang :
a. Epidermis
b. Faktor Tumbuh Epidermis Dermis
c. Susunan Dermis, Sirkulasi
d. Struktur Aksesoris
e. Pengawasan Local Dari Fungsi Integument
f. Penuaan Dan System Integument
1.3 TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah :
a. Mengetahui tentang Epidermis
b. Mengetahui Faktor Tumbuh Epidermis Dermis
c. Mengetahui Susunan Dermis, Sirkulasi
d. Mengetahui Struktur Aksesoris
e. Mengetahui tentang Penuaan Dan System Integument
BAB II
2.1 EPIDERMIS
Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari epitel berlapis
gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, Langerhans dan merkel. Tebal epidermis berbeda-
beda pada berbagai tempat di tubuh, paling tebal pada telapak tangan dan kaki. Ketebalan
epidermis hanya sekitar 5 % dari seluruh ketebalan kulit. Terjadi regenerasi setiap 4-6 minggu.
Lapisan terluar kulit yang menyelimuti permukaan tubuh kita, terus menerus mengalami
pergantian sel, diperkirakan setiap hari kita mengalami kehilangan sel kulit sebanyak 250 gr tapi
selalu diimbangi dengan terjadi pembentukan sel kulit baru dengan proses mulai dari pembelahan
sel sampai dengan pelepasan sel diperlukan waktu 14-28 hari, dengan rincian 14 hari untuk
proses pembelahan sel serta diferensiasi (pematangan) dan 14 hari lagi untuk proses pelepasan
sel.
Pada lapisan ini tidak terdapat pembuluh darah, sehingga kiriman nutrisi untuk sel di
lapisan ini sangat tergantung dari kiriman darah di lapisan dermis (lapisan di bawahnya), di
lapisan epidermis juga tidak terdapat serabut-serabut syaraf, namun banyak terdapat sel-sel
langerhans yang berfungsi sebagai perlawanan kulit terhadap berbagai mikroorganisme yang
dapat menyebabkan infeksi.Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas
sampai yang terdalam)
2.1.1 lapisan lapisan epidermis
1. Stratum corneum /lapisan Horny/ lapisan tanduk/lapisan bersisik
Merupakan lapisan paling atas tersusun dari 15 -20 lapisan sel, diantara sel-selnya
terdapat lemak yang berfungsi sebagai perekat antara sel-sel, ibarat seperti susunan batu bata
dengan semen (pada gambar terlihat no.1 sel tanduk, no.2 lemak). Terdiri dari sel keratinosit yang
bisa mengelupas dan berganti.
Selain itu lemak antar sel juga untuk menstabilkan lapisan tanduk, menjaga kesediaan air
untuk kelembaban dengan kemampuan tinggi menyerap air , mencegah kulit dari kekeringan dan
dehidrasi saat penguapan akibat panasnya matahari, menjaga elastisitas dan kekenyalan kulit, dan
sebagai lapisan yang menyaring serta mencegah sel-sel kontak dengan mikroorganisme, toksin,
bahan-bahan kimia atau zat alergen yang dapat merusak. Lemak yang ada di lapisan ini di buat
oleh sel keratinocyt di lapisan stratum granulosum seperti yang sudah di jelaskan di atas. (terlihat
gambar dibawah, no.1 tempat pembuatan lemak, no.2 lapisan stratum granulosum, no.3 celah
antar sel, no.4 lemak, no.5 lapisan tanduk)
Semua sel dilapisan ini juga sudah berisi keratin, semakin ke permukaan lapisan-lapisan
sel ini akan mati dan terus menerus terlepas dan mengelupas (dapat jelas terlihat dari gambar
bagian tengah dan paling bawah, foto asli kulit yang di ambil dengan menggunakan mikroskop
elektron).
2. Stratum Lusidum
Adalah berupa garis translusen lapisan tebal sel berbentuk gepeng yang
tidak berwarna dan bening, banyak terdapat zat eleidin (lapisan
mengeras) yang ditemukan hanya pada lapisan telapak kaki dan tangan
sehingga terlihat pada bagian tersebut lebih tebal, tentusaja ketebalan ini
berfungsi sebagai pelindung. Contohnya adalah pada telapak kaki.
3. Stratum Granulosum
Sel dilapisan ini sudah merupakan sel mati dan tidak dapat membelah diri tersusun dari
sel-sel keratin atau sel yang sudah berisi bahan protein dan mengeras, dan banyak terdapat
filaggrin merupakan bahan penghubung sel keratin dengan bagian luar sel untuk tetap
memberikan nutrisi bagi sel keratin melalui cairan antar sel karena bagian sel ini semakin jauh
dari aliran darah. Pada orang kekurangan filaggrin dapat menyebabkan kulit kering bersisik dan
mengelupas secara terus menerus.
Karena letak lapisan ini makin jauh dari aliran darah maka
sedkit saja pembuluh darah yang ada di lapisan dermis mengalami
gangguan aliran darah, maka akan sangat mempengaruhi lapisan ini,
sehingga sel kulit di lapisan ini akan menjadi semakin pipih dan mati
sebelum waktunya, Ditandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng yang
intinya ditengah dan sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang dinamakan granula
keratohialin yang mengandung protein kaya akan histidin. Terdapat sel Langerhans.
4. Stratum Spinosum.
Adalah lapisan di atas sel basal tersusun dari sel keratinocyt bertugas mengisi sel-sel
dengan protein keratin yang bersifat bahan keras sehingga dapat melindungi lapisan sel basal
yang aktif membelah agar terhindar dari subtansi yang dapat merusak dan dari infeksi
mikroorganisme serta mengurangi kehilangan kelembaban sel kulit. Keratinocyt yang ada
dilapisan ini juga memproduksi lemak perekat dilapisan tanduk. Sel-sel dibagian ini ada sebagian
yang masih hidup dan aktif membelah diri terutama sel yang paling dekat dengan lapisan sel
basal. Sel-sel yang sudah penuh terisi keratin secara berangsur-angsur akan mati dan naik
kepermukaan..
Pada bagian kulit, kita tidak dapat melihat lapisan keratin ini dengan kasat mata tapi anda
dapat dengan jelas melihat zat keratin yang menjadi kuku mapun rambut, itulah dia protein
keratin. Ciri lain dari lapisan ini adalah terdapatnya hubungan antar sel dengan sel lain disebut
intercellular brigdes untuk proses pengisian keratin dan cairan yang membawa nutrisi dan oksigen
kelapisan ini (terlihat pada gambar diatas bagian hitam sel yang sudah terisi keratin
disekelilingnya berwarna putih dan saling berhubungan disebut intercellular bridges) Terdapat
berkas-berkas filament yang dinamakan tonofibril, dianggap filamen-filamen tersebut memegang
peranan penting untuk mempertahankan kohesi sel dan melindungi terhadap efek abrasi.
Epidermis pada tempat yang terus mengalami gesekan dan tekanan mempunyai stratum spinosum
dengan lebih banyak tonofibril. Stratum basale dan stratum spinosum disebut sebagai lapisan
Malfigi. Terdapat sel Langerhans.
5. Stratum Basale (Stratum Germinativum)
Lapisan terbawah dari lapisan epidermis yang
bergerak secara terus menerus menuju keatas memisahkan
antara lapisan epidermis dengan lapisan dermis, gambaran
dari lapisan ini adalah:
Disusun oleh sel basal aktif yang terus menerus membelah
diri, seperti terlihat pada gambar, sel di bagian ini mempunyai
inti (berwarna gelap) yang sangat penting dalam proses pembelahan sel, sehingga bagian inilah
yang terus menerus membuat sel-sel kulit baru untuk mengantikan bagian sel-sel yang tua dan
rusak, oleh karena itu disebut juga sel induk. lapisan ini setiap harinya selalu melakukan
pembelahan (mitosis). aktif terjadi pada malam hari antara jam 12.00 -0.400 pagi
2.1.2 Warna kulit epidermis dan Vitamin D3
Terkena paparan sinar matahari ternyata tidak seburuk yang Anda bayangkan. Mungkin
banyak anggapan yang menyatakan bahwa terkena panasnya matahari dapat menyebabkan
kejadian kanker kulit dan berbagai penyakit kulit lainnya. Namun tahukah anda vitamin D yang
dibutuhkan oleh tubuh 90%-nya berasal dari sinar matahari.
 fungsi vitamin D
Vitamin D merupakan salah satu vitamin larut lemak yang sangat dibutuhkan untuk
kesehatan, terutama kesehatan tulang. Vitamin yang sering kali disebut dengan vitamin matahari
ini, berfungsi untuk meningkatkan penyerapan kalsium yang baik untuk kesehatan tulang,
menjaga kadar kalsium dan fosfor untuk tetap normal, meningkatkan pertumbuhan sel tulang, dan
meringankan peradangan ketika terjadi infeksi di dalam tubuh.
Menurut Harvard University, diperkirakan terdapat 1 miliar orang yang mengalami
kekurangan vitamin D. Penelitian lain menemukan fakta bahwa vitamin D juga bisa mencegah
penyakit kanker payudara, multiple sclerosis, dan skizofrenia. Dari The Archive of Internal
Medicine, diketahui bahwa orang yang memiliki kadar vitamin D yang kurang, memiliki risiko
untuk meninggal dunia 2 kali lebih tinggi yang diakibatkan oleh berbagai penyakit jantung.
Bahkan penelitian yang dilakukan di Kanada menyebutkan bahwa kekurangan vitamin D
berhubungan dengan kejadian kanker payudara pada wanita.
Tidak hanya itu, penelitian yang dilaporkan dalam Archives of General Psychiatry
menemukan hubungan kekurangan vitamin D dengan peningkatan depresi pada perempuan dan
laki-laki yang berumur 65 hingga 95 tahun. Vitamin D yang rata-rata dibutuhkan oleh tubuh
adalah 15 mcg per hari dan untuk usia lebih dari 65 tahun membutuhkan vitamin D sebesar 25
mcg per hari.
Tubuh dirancang untuk memproduksi vitamin D secara otomatis ketika kulit terpapar
sinar matahari. Sinar matahari mengandung sinar ultraviolet B (UVB). Saat UV B terkena kulit,
maka kulit akan membentuk vitamin D3 (cholecalciferol) dalam jumlah besar. Vitamin D3
merupakan previtamin dari vitamin D yang akan langsung disalurkan ke hati dan ginjal untuk
menghasilkan vitamin D yang dibutuhkan oleh tubuh.
Sebenarnya, tidak perlu waktu yang lama terpapar sinar matahari untuk kulit membentuk
vitamin D3 tersebut, bahkan hanya 15 menit saja untuk orang memiliki kulit putih.
Sedangkan orang yang memiliki jenis kulit yang gelap membutuhkan waktu lebih lama, sekitar
90 menit. Namun, Anda tidak perlu ‘membakar’ kulit Anda berjam-jam untuk mendapatkan
vitamin D. Kulit yang terpapar sinar matahari dalam waktu yang sebentar saja, dapat
menghasilkan jumlah vitamin D yang dibutuhkan tubuh untuk kebutuhan sehari.
Pada dasarnya, tubuh Anda bisa memproduksi 250 mcg hingga 625 mcg dalam waktu
sebentar saja, tergantung dengan warna kulit dan pakaian yang dikenakan. Semakin banyak
bagian kulit yang terkena sinar matahari, maka semakin banyak juga vitamin D yang dihasilkan
tubuh. Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah vitamin D yang dihasilkan
Waktu untuk menyerap sinar matahari sangat berpengaruh terhadap jumlah vitamin D
yang akan dihasilkan tubuh. Ketika di pagi atau petang hari, biasanya atmosfer menghalangi sinar
matahari sehingga sinar UV B tidak dapat tembus dan tidak terkena kulit. Semakin siang,
semakin banyak vitamin D yang diproduksi. Sederhananya, semakin tinggi bayangan yang Anda
miliki, semakin sedikit vitamin D yang dihasilkan, dan sebaliknya.
 C. WARNA KULIT
Warna kulit sangat beragam, dari yang berwarna putih mulus, kuning, coklat, kemerahan
atau hitam. Setiap warna kulit mempunyai keunikan tersendiri yang jika dirawat dengan baik
dapat menampilkan karakter yang menarik. Warna kulit terutama ditentukan oleh :
 Oxyhemoglobin yang berwarna merah
 Hemoglobin tereduksi yang berwarna merah kebiruan
 Melanin yang berwarna coklat
 Keratohyalin yang memberikan penampakan opaque pada kulit, serta
 Lapisan stratum corneum yang memiliki warna putih kekuningan atau keabu- abuan.
Dari semua bahan-bahan pembangun warna kulit, yang paling menentukan warna kulit adalah
pigmen melanin. Banyaknya pigmen melanin di dalam kulit ditentukan oleh faktor-faktor ras,
individu, dan lingkungan.
2.2 Faktor Tumbuh Epidermis
Pigmentasi kulit
Didalam kulit terdapat butir-butir melanin, terutama pada stratum germinativum
pada bagian epidermis.Fungsi dari melanin adalah melindungi tubuh dari bahaya sinar
ultra violet. Cara terjadinya pembentukan melanin , adalah sebagai berikut :
o Sel-sel yang berperan dalam menghasilkan butir-butir pigmen disebut melanobast.
o Di dalam sitopasma sel terdapat enzim depaoksidase . darah membawa asam amino
tyrosin
o Tyrosin oleh enzim depaoksidase denga bantuan sinar ultra volet diubah menjadi melanin.
Faktor-faktor yang menyebabkan adanya perbedaan warna kulit antara lain:
1. Melanosit, terletak pada stratum basalis, memproduksi pigmen, melanin, yang
bertanggung jawab untuk pewarnaan kulit dari coklat sampai hitam.
2. Darah dalam pembuluh dermal di bawah lapisan epidermis dapat terlihat dari
permukaan dan menghasilkan pewarnaan merah muda . Ini lebih jelas terlihat
pada kulit orang kilit putih (Kaukasian)
3. Keberadaan dan jumlah pigmen kuning, karotin, hanya ditemukan pada stratum
korneum, dan dalam sel lemak dermis dan hipodermis, yang menyebabkan
beberapa perbedaan pada pewarnaan kulit
2.3 Susunan Dermis Dan Respirasi
Jumlah panas yang hilang dari tubuh dalam batas yang luas diatur oleh perubahan jumlah
darah yang mengalir melalui kulit. Aliran darah diakibatkan adanya perangsangan saraf
anastomosis yang berhubungan antara arteri dan venolus. Aliran darah akibat respons terhadap
adanya rangsangan dapat bervariasi. Darah dapat mengalir melalui anastomosis, kapiler
subdermal, dan pleksus vena dari reservoar (rongga penyimpanan) darah. Kulit merupakan
tempat reaksi pembuluh darah:
 Reaksi putih
Bila ujung suatu objek ditekan pada permukaan kulit maka perlahan-lahan pada titik
tekan terlihat pucat (reaksi putih). Rangsangan mekanik menimbulkan konstriksi sfingter kapiler
dan darah akan terlihat kembali sekitar 15 detik.
 Tripel respons
Bila kulit ditekan lebih keras lagi dengan alat yang runcing. Maka pada sebagian reaksi
putih terdapat kemerahan di tempat tersebut yang diikuti oleh pembengkakan dan bintik
kemerahan disekitar luka yang disebapkan dilatasi kapiler terhadap tekanan. Pembengkakan local
disebapkan oleh peningkatan permeabilitasi kapiler dan venolus. Kemerahan disebapkan oleh
dilatasi arteriola. Sedangkan denervasi disebapkan oleh hambatan saraf yang menimbulkan rasa
nyeri.
 hiperemia aktif
kelainan jumlah darah dalam suatu daerah yang dihidupkan kembali setelah periode
penyumbatan atau tekanan. Respons pembuluh darah yang terjadi pada organ dalam kulit, darah
mengalir dalam pembuluh darah yang melebar sehingga membuat kulit menjadi sangat merah
karena efek lokal hipoksia yang dipengaruhi oleh zat kimia.
Aliran darah dalam kulit melayani dua fungsi utam . pleksus venosus subkutis yang
luas mengandung sejumlah besar darah yang dapat memanaskan permukaan kulit. Anastomosis
arteriovenosa merupakan hubungan vaskuler yang besar langsung diantar arteri dan pleksus
venosus. Dinding anastomosis ini mempunyai lapisan otot yang kuat, dipersarafi oleh serabut
vasokonstriktor simpatis yang menyekresi norepinefrin.
Kecepatan aliran darah melalui kulit berubah-ubah karena diperlukan untuk mengatur
suhu tubuh. Sebagai reaksi terhadap kecepatan kegiatan metabolisme tubuh dan suhu di
sekitarnya. Pada suhu kulit biass jumlah darah yang mengalir melalui pembuluh darah kulit untuk
melayani pengaturan panas beberapa kali lebih banyak dari pada yang diperlukan untuk
memberikan kebutuhan gizi jaringan tersebut. Bila kulit terpapar pada suhu sangat dingin, aliran
darah semakin sedikit sehingga nutrisi mulai terganggu. Pertumbuhan kuku lebih lambat pada
suhu yang sangat dingin. Bila kulit dipanaskan sampai terjadi vasodilatasi maksimum aliran darah
semakin besar pada kulit, dapat terjadi pengaliran curah jantung yang besar.
Pengaturan aliran darah melalui kulit adalah untuk mengatur suhu tubuh. Aliran darah
melalui kulit diatur oleh mekanisme~!4araf, bukari oleh pengaturan setempat. Pusat pengaturan
suhu di hipotalamus anterior merupakan pusat saraf yang dapat mengatur suhu tubuh. Pemanasan
pada daerah kulit menyebabkan vasodilatasi semua pembuluh darah kulit dan menyebabkan
berkeringat. Sedangkan pendinginan menyebabkan vasokonstriksi dan berhentinya pengeluaran
keringat.
2.3.1 Persyarafan Dermis
a. Korpuskula Pacini : tekanan
Korpuskula Pacini (vater pacini) ditemukan di jaringan subkutan pada telapak tangan,
telapak kaki, jari, puting, periosteum, mesenterium, tendo, ligamen dan genetalia eksterna.
Bentuknya bundar atau lonjong, dan besar (panjang 2 mm, dan diameter 0,5 – 1 mm). Bentuk
yang paling besar dapat dilihat dengan mata telanjang, karena bentuknya mirip bawang.
Setiap korpuskulus disuplai oleh sebuah serat bermielin yang besar dan juga telah
kehilangan sarung sel schwannya pada tepi korpuskulus. Akson saraf banyak mengandung
mitokondria. Akson ini dikelilingi oleh 60 lamela yang tersusun rapat (terdiri dari sel gepeng). Sel
gepeng ini tersusun bilateral dengan dua alur longitudinal pada sisinya.
Korpuskulus ini berfungsi untuk menerima rangsangan tekanan yang dalam.
b. Korpuskula Ruffini : panas
Korpuskulus ini ditemukan pada jaringan ikat termasuk dermis dan kapsula sendi.
Mempunyai sebuah kapsula jaringan ikat tipis yang mengandung ujung akhir saraf yang
menggelembung. Korpuskulus ini merupakan mekanoreseptor, karena mirip dengan organ tendo
golgi. Korpuskulus ini terdiri dari berkas kecil serat tendo (fasikuli intrafusal) yang terbungkus
dalam kapsula berlamela. Akhir saraf tak bermielin yang bebas, bercabang disekitar berkas
tendonya. Korpuskulus ini terangsang oleh regangan atau kontraksi otot yang bersangkutan juga
untuk menerima rangsangan panas.
c. Korpuskula Krause : dingin
Korpuskulus gelembung (krause) ditemukan di daerah mukokutis (bibir dan genetalia
eksterna), pada dermis dan berhubungan dengan rambut. Korpuskel ini berbentuk bundar (sferis)
dengan diameter sekitar 50 mikron. Mempunyai sebuah kapsula tebal yang menyatu dengan
endoneurium. Di dalam korpuskulus, serat bermielin kehilangan mielin dan cabangnya tetapi
tetap diselubungi dengan sel schwann. Seratnya mungkin bercabang atau berjalan spiral dan
berakhir sebagai akhir saraf yang menggelembung sebagai gada. Korpuskel ini jumlahnya
semakin berkurang dengan bertambahnya usia.Korpuskel ini berguna sebagai mekanoreseptor
yang peka terhadap dingin.
d. Korpuskula Meissner : sentuhan
Korpuskulus peraba (Meissner) terletak pada papila dermis, khususnya pada ujung jari,
bibir, puting dan genetalia. Bentuknya silindris, sumbu panjangnya tagak lurus permukaan kulit
dan berukuran sekitar 80 mikron dan lebarnya sekitar 40 mikron. Sebuah kapsul jaringan ikat
tipis menyatu dengan perinerium saraf yang menyuplai setiap korpuskel. Pada bagian tengah
korpuskel terdapat setumpuk sel gepeng yang tersusun transversal. Beberapa sel saraf menyuplai
setiap korpuskel dan serat saraf ini mempunyai banyak cabang mulai dari yang mengandung
mielin maupun yang tak mangandung mielin. Korpuskulus ini peka terhadap sentuhan dan
memungkinkan diskriminasi/ pembedaan dua titik (mampu membedakan rangsang dua titik yang
letaknya berdekatan).
e. Korpuskula ujung saraf terbuka: rasa nyeri
Serat saraf sensorik aferen berakhir sebagai ujung akhir saraf bebas padabanyak jaringan tubuh
dan merupakan reseptor sensorik utama dalam kulit.Serat akhir saraf bebas ini merupakan serat
saraf yang tak bermielin, atau seratsaraf bermielin berdiameter kecil, yang semua telah
kehilangan pembungkusnya sebelum berakhir, dilanjutkan serat saraf terbuka yang berjalan di
antara sel epidermis. Sebuah serat saraf seringkali bercabang-cabang banyak dan mungkin
berjalan ke permukaan, sehingga hampir mencapai stratum korneum. Serat yang berbeda
mungkin menerima perasaan raba, nyeri dan suhu. Sehubungan dengan folikel rambut, banyak
cabang serat saraf yang berjalan longitudinal dan melingkari folikel rambut dalam dermis.
Beberapa saraf berhubungan dengan jaringan epitel khusus. Pada epidermisberhubungan
dengan sel folikel rambut dan mukosa oral, akhir sarafmembentuk badan akhir seperti lempengan
(diskus atau korpuskel merkel).Badan ini merupakan sel yang berwarna gelap dengan banyak
juluransitoplasma. Seperti mekanoreseptor badan ini mendeteksi pergerakan antarakeratinosit dan
kemungkinan juga gerakan epidermis sehubungan denganjaringan ikat di bawahnya. Telah
dibuktikan bahwa beberapa diskus merkelmerespon rangsangan getaran dan juga resepor terhadap
dingin.
2.3.2 Subkutan atau Hipodermis
Pada bagian subdermis ini terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak di
dalamnya.Pada lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah dan getah bening.
Untuk sel lemak pada subdermis, sel lemak dipisahkan oleh trabekula yang fibrosa. Lapisan
terdalam yang banyak mengandung sel liposit yang menghasilkan banyak lemak. Disebut juga
panikulus adiposa yang berfungsi sebagai cadangan makanan. Berfungsi juga sebagai bantalan
antara kulit dan setruktur internal seperti otot dan tulang. Sebagai mobilitas kulit, perubahan
kontur tubuh dan penyekatan panas.Sebagai bantalan terhadap trauma. Tempat penumpukan
energi.
Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh
darah dan limfe, saraf-saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan
kulit. Cabang-cabang dari pembuluh-pembuluh dan saraf-saraf menuju
lapisan kulit jangat. Jaringan ikat bawah kulit berfungsi sebagai
bantalan atau penyangga benturan bagi organ-organ tubuh bagian
dalam, membentuk kontur tubuh dan sebagai cadangan makanan.
Ketebalan dan kedalaman jaringan lemak bervariasi sepanjang kontur
tubuh, paling tebal di daerah pantat dan paling tipis terdapat di kelopak
mata. Jika usia menjadi tua, kinerja liposit dalam jaringan ikat bawah
kulit juga menurun. Bagian tubuh yang sebelumnya berisi banyak
lemak, lemaknya berkurang sehingga kulit akan mengendur serta
makin kehilangan kontur.
2.4 Struktur Aksesoris
Rambut adalah organ seperti benang yang tumbuh di kulit terutama. Rambut muncul dari
epidermis (kulit luar), walaupun berasal dari folikel rambut yang berada jauh di bawah dermis.
Struktur mirip rambut, yang disebut trikoma, juga ditemukan pada tumbuhan. Rambut terdapat di
seluruh kulit kecuali telapak tangan kaki dan bagian dorsal dari falang distal jari tangan, kaki,
penis, labia minora dan bibir.
Pertumbuhan rambut dimulai pada bulanke 3 masajanin. Mula-mula epidermis
mengalami invasike dermis. Pertumbuhan rambut pertama kali terjadi pad adaerah :alis, dagu,
bibir atas selanjutnya diikuti bagian lain yang akan di tutup kulit tipis. Invasi epidermis ini akan
menjadi folikel rambut yang nantinya akan tumbuh menjadi rambut.Pada bulanke 5 sampaike6
janin mempunyai rambut yang sangat halus yang disebut Lanugo. Sebelum lahir Lanugo rontok,
kecuali pada daerah :alis, kelopak mata dan kulitkepala. Beberapa bulan setelah lahir, rambut-
rambut ini rontok, diganti yang lebih kasar yang disebut vellus. Padamasapuber :tumbuh rambut
di sekitar saxila dan pubes. Pada pria juga tumbuh kumis, jenggot, dan lain-lain. Rambut kasar
terdapat pada :kepala, alis dan tumbuh pada masapuber, disebutsebagai “Terminal Hairs”.
 Struktur Rambut
Ada dua macam keratin rambut, yaitu :
1. Keratin Lunak :terdapat pada seluruh permukaan kulit, terutama kulit tebal, yaitu pada bagian
medulla rambut. Secara Histologis :terlihat perubahan sel-sel epidermis : mula-mula
sitoplasma mengandung keratohialin berubah menjadi sel-sel jernih (Str. Lusidum), dan
selanjutnya sel-sel mengalami keratinisasi kemudian desquamasi.
2. Keratin keras :terdapat pada kuku, kutikula dan kortex rambut. Pembentukannya tidak
melalui butir-butir keratohialin, Str. Lusidum, tetapi perubahannya terjadi perlahan-lahan dari
sel-sel epidermis yang tetap hidup, menjadi keratin. Keratin keras bersifat keras, tidak
mengalami desquamasi dan lebih banyak mengandung sullfur.
Rambut terdiri dari medula yang terdiri dari keratin lunak dan kortex serta kutikula yang terdiri
dari keratin keras.
 Medula: Merupakan bagian tengah rambut, terdiri dari sel-sel yang mengalami
keratinisasi. Sel-selnya terpisah satu sama lain, dan antara sel-sel kadang-kadang terdapat
udara / cairan. Bagian ini tak terdapat pada rambut tipis / halus.
 Kortex : Merupakan bagian terbesar dari rambut, terdiri dari sel-sel berbentuk runcing,
yang mengalami keratinisasi dan banyak mengandung pigmen.
 Kutikula : Merupakan membran tipis, terdiri dari sel-sel pipih/gepeng yang mengalami
keratinisasi, transparan. Secara mikroskopis tersusun seperti genting, terdiri dari 1-3 lapis
sel-sel yang sebagian mengalami keratinisasi.
Pada rambut terdapat folikel-folikel rambut. Folikel rambut terdiri dari komponen dermis
dan epidermis. Pada dasarnya folikel rambut bagian dermis terlihat menonjol, disebut papila yang
terdiri dari :jaringan ikat, pembuluh darah dan sel-sel saraf .Bagian luar papilla diliputi sel-sel
epitel yang disebut germinal matrik, dan ujung folikel rambut tampak membesar. Sel-sel germinal
matrik (puncak papila) berproliferasi membentuk rambut yang dapat tumbuh terus.
Dan untuk warna yang ada pada rambut tergantung kualitas dan kuantitas pigmen
korteks. Bila sedikit / kurang tampak putih. Campuran rambut putih dan berpigmen, tampak abu-
abu (uban). Rambut coklat atau hitam disebabkan oleh adanya melanin. Melanosit terdapat pada
matrix folikel rambut, yang dapat mengalami mitosis. Melanosit kemudian akan terdorong keatas.
Aliran darah untuk kulit berasal dari subkutan tepat di bawah dermis. Arteri membentuk anyaman
yang disebut retecutaneum yaitu anyaman pembuluh darah di jaringan subkutan, tepat di bawah
dermis. Cabang-cabang berjalan ke superficial dan kedalam. Fungsi vaskularisasi yang kedalam
ini adalah untuk memelihara jaringan lemak dan folikel rambut.
Cabang yang menembus stratum reticulare, member cabang ke :folikel rambut, kelenjar keringat
dan kelenjar sebasea. Pada perbatasan Str. Reticullare Str. Papilare membentuk anyaman ke 2
yang disebut Rete Sub Papillare berupa pembuluh darah yang lebih kecil. Arteriole-arteriole dari
retesubpapillare berjalan kearah epidermis dan berubah menjadi anyaman kapiler (capilary beds).
Pembuluh kapiler ini terdapat pada tepat di bawah epidermis, sekitar matrik folikel rambut,
papilla folikel rambut, sekitar kelenjar keringat dan sebasea. Selain itu di bagian superfisial di
stratum retikulare terdapat anyaman pembuluh darah yang disebut pleksuspapilaris.
Pada keadaan temperature udara lebih rendah dari tubuh maka kapiler venulae di stratum papilare
dan subpapilare menyempit sehingga temperature tubuh tidak banyak yang hilang. Bila udara
panas kelenjar keringat aktif memproduksi keringat kapiler dan venulae dilatasi penguapan
keringat.
Ada beberapa fungsi rambut, diantaranya :
 Melindungi kulit dari pengaruh buruk:Alis mata melindungi mata dari keringat agar tidak
mengalir ke mata, bulu hidung (vibrissae).
 Menyarig udara pada hidung.
 Serta berfungsi sebagai pengatur suhu.
 Pendorong penguapan keringat.
 Indera peraba yang sensitive.
Saat pertumbuhan rambut terdapat 3 fase yang akan terjadi, diantaranya :
1. Fase pertumbuhan (Anagen)
Sel-sel matriks melalui mitosis membentuk sel-sel baru mendorong sel-sel lebih tua ke atas.
Aktivitas ini lamanya 2-6 tahun
90 % dari 100.000 folikel rambut kulit kepala normal mengalami fase pertumbuhan pada satu
saat.
2. Fase Peralihan (Katagen)
Masa peralihan dimulai dari penebalan jaringan ikat di sekitar folikel rambut. Bagian tengah
akar rambut menyempit dan bagian di bawahnya melebar dan mengalami pertandukan sehingga
terbentuk gada (club)
berlangsung 2-3 minggu.
3. Fase Istirahat(Telogen)
Berlangsung kurang lebih 4 bulan, rambut mengalami kerontokan
50 – 100 lembar rambut rontok dalam tiap harinya. Faktor pendukung terjadinya kerontokan
rambut jika terjadi trauma , stress dan sebagainya.
 Kuku
Kuku tumbuh dari sel mirip gel lembut yang mati, mengeras, dan kemudian terbentuk
saat mulai tumbuh dari ujung jari. Kulit ari pada pangkal kuku berfungsi melindungi dari kotoran.
Fungsi utama kuku adalah melindungi ujung jari yang lembut dan penuh urat saraf, serta
mempertinggi daya sentuh. Secara kimia, kuku sama dengan rambut yang antara lain terbentuk
dari keratin protein yang kaya akan sulfur.
Pada kulit di bawah kuku terdapat banyak pembuluh kapiler yang memiliki suplai darah
kuat sehingga menimbulkan warna kemerah-merahan. Seperti tulang dan gigi, kuku merupakan
bagian terkeras dari tubuh karena kandungan airnya sangat sedikit. Pertumbuhan kuku jari tangan
dalam satu minggu rata-rata 0,5 – 1,5 mm, empat kali lebih cepat dari pertumbuhan kuku jari
kaki. Pertumbuhan kuku juga dipengaruhi oleh panas tubuh.
Nutrisi yang baik sangat penting bagi pertumbuhan kuku. Sebaliknya, kalau kekurangan gizi atau
menderita anoreksia nervosa, pertumbuhan kuku sangat lamban dan rapuh.
Kuku adalah bagian terminal lapisan tanduk yang menebal.
Bagian kuku terdiri dari:
 Matriks kukumerupakan pembentuk jaringan kuku yang baru.
 Dinding kuku (nail wall) merupakan lipatan-lipatan kulit yang menutupi bagian pinggir dan
atas.
 Dasar kuku (nail bed) merupakan bagian kulit yang ditutupi kuku.
 Alur kuku (nail grove) merupakan celah antar dinding dan dasar kuku.
 Akar kuku (nail root) merupakan bagian proksimal kuku.
 Lempeng kuku (nail plate) merupakan bagian tengah kuku yang dikelilingi dinding kuku.
 Lunula merupakan bagian lempeng kuku yang berwarna putih didekat akar kuku berbentuk
bulan sabit, sering tertutup oleh kulit.
 Eponikium (kutikula) merupakan dinding kuku bagian proksima, kulit arinya menutupi
bagian permukaan lempeng kuku.
 Hiponikium merupakan dasar kuku, kulit ari dibawah kuku yang bebas (free edge) menebal.
 Kelenjar keringat (sudorifera)
Kelenjar keringat (sudorifera), terdapat di lapisan dermis. Kelenjar keringat dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu ekrin dan apokrin.
 Ekrin, kelenjar keringat tubuler sederhana dan berpilin, tidak berhubungan dengan
folikel rambut, serta tersebar meluas ke seluruh tubuh terutama pada dahi, telapak tangan,
dan kaki. Sekresi keringat dari kelenjar ini mengandung air yang membantu pendinginan
melalui penguapan untuk mempertahankan suhu tubuh.
 Apokrin, kelenjar keringat yang besar dan bercabang dengan penyebaran yang terbatas
pada bagian tubuh tertentu, misalnya pada aksila (ketiak), areola payudara, dan area
genital. Sekresi dari kelenjar ini pada awalnya tidak berbau, yang kemudian akan berbau
karena bakteri.
 Kelenjar sebaseus
Kelenjar sebaseus, mengeluarkan sebum yang biasanya dialirkan ke folikel rambut. Sebum
adalah campuran lemak, zat lilin, minyak, dan pecahan-pecahan sel. Sebum berfungsi sebagai
pelembut kulit, bakterisida, dan sebagai pertahanan terhadap evaporasi
2.5 Pengawasan Local Dari Fungsi Integument ( Luka Dan Penyembuhan Luka )
Luka adalah hilang atau pun rusaknya sebagian dari jaringan tubuh. Keadaan luka ini
banyak faktor penyebabnya. Diantara penyebab dari luka adalah dapat trauma benda tajam atau
tumpul, ledakan, zat kimia, perubahan suhu, sengatan listrik, atau pun gigitan hewan. Demikian
kurang lebih dari pengertian luka. Nah kali ini Blog Keperawatan akan mencoba sharing sedikit
mengenai berbagai fase penyembuhan luka dan semoga dengan kita mengenal akan fase / tahap
penyembuhan luka ini akan bisa memberikan manfaat.Diantara mekanisme tersebut adalah
dengan adanya peningkatan aliran darah ke daerah yang rusak, membersihkan sel dan benda asing
dan perkembangan awal seluler bagian dari proses penyembuhan.
Proses penyembuhan luka terjadi secara normal tanpa bantuan, walaupun beberapa
bahan perawatan dapat membantu untuk mendukung proses penyembuhan. Sebagai contoh dalam
proses perawatan yaitu dengan melindungi area yang luka bebas dari kotoran dengan menjaga
kebersihan dan hal ini tentunya akan sangat membantu untuk meningkatkan penyembuhan
jaringan yang telah rusak atau mengalami luka.
2.6 Penuaan Dan System Integument
Pada lansia kulit mengalami atrofi, kendur, tidak elastis, kering dan berkerut. Kulit akan
kekurangan cairan sehingga menjadi tipis dan bebercak. Kekeringan kulit disebabkan atrofi
glandula sebasea dan glandula sudorifera. Menipisnya kulit ini tidak terjadi pada epidermisnya,
tetapi pada dermisnya karena terdapat perubahan pada jaringan kolagen serta jaringan elastisnya.
Bagian kecil pada kulit menjadi mudah retak dan mudah menyebabkan cechymosen. Timbul
pigmen berwarna coklat pada kulit, dikenal dengan liver spot. Perubahan kulit banyak
dipengaruhi oleh factor lingkungan antara lain, angin, dan sinar matahari terutama sinar
ultraviolet.
Perubahan Sistem Kulit pada Penuaan
Perubahan Morfologis dan Struktur Perubahan Fungsional
1. Peningkatan pigmentasi
2. Atrofi epidermis, glandula sebasea, glandula
sudorifera dan folikel rambut.
3. Degenerasi kolagen dan elastin
4. Peningkatan viskositas aliran darah
5. Mutasi somatic
6. Pengurangan jaringan sub kutan
7. Pengurangan lemak
1. Kulit mengelupas, tipis, kering, keriput
dan mudah pecah
2. Cenderung menjadi bercak senilis
3. Berwarna merah ungu
4. Atrofi kuku, perubahan warna rambut
abu-abu/putih.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem integumen adalah suatu sistem organ yang membedakan, memisahkan,
melindungi,danmenginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya.
Komponen dari Sistem ini merupakan bagian sistem organ yang terbesar,yakni mencakup :
a. kulit, merupakan lapisan terluar pada tubuh manusia. Terdiri dari dua bagia yaitu kulit tipis dan
kulit tebal.
b. Rambut merupakan organ seperti benang yang tumbuh di kulit hewan, terutama mamalia.
c. Bulu merupakan struktur keratin yang karakteristiknya terdapat pada bangsa aves,dan di anggap
sebagai modifikasi dari sisik.
d. sisik,secara umumnya berarti semacam lapisan kulit yang keras dan berhelai-helai, seperti pada
ikan, ular atau kaki ayam.
e. kuku, adalah bagian tubuh binatang yang terdapat atau tumbuh di ujung jari. Kuku tumbuh dari
sel mirip gel lembut yang mati, mengeras, dan kemudian terbentuk saat mulai tumbuh dari ujung
jari.
f. kelenjar keringat. Kelenjar keringat berupa saluran melingkar dan bermuara pada kulit ari dan
berbentuk pori-pori halus.
g. Sistem integument memiliki fungsi antara lain :
h. Pelindung dari kekeringan, invasi mikroorganisme, sinar ultraviolet, & mekanik, kimia, atau
suhu
i. Penerima sensasi; sentuhan, tekanan, nyeri, dan suhu
j. Pengatur suhu; menurunkan kehilangan panas saat suhu dingin dan meningkatkan kehilangan
panas saat suhu panas
k. Fungsi metabolik, menyimpan energi melelui cadangan lemak, sintesis vitamin D.
l. Ekskresi dan absorpsi.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Bulu
http://id.wikipedia.org/wiki/Kulit
http://id.wikipedia.org/wiki/Sisik
http://rheno-biology.blogspot.com/2010/11/sistem-integumen-manusia.htm
http://ayubenjamin1202.blogspot.co.id/2013/03/hubungan-sistem-reproduksi-dengan.html
http://bit.ly/fxzulu
http://belajaraskep.blogspot.com/2011/03/anatomi-kulit.html#ixzz3o7EWIF6B
Dian Husada. 2011. Pengaturan dan terjadinya peningkatan suhu tubuh.Diakses tanggal9
Oktober 2015, dari
http://veraendang.blogspot.co.id/p/pengaturan-dan-terjadinya-peningkatan.html
Majalah 1000guru. (2014). Demam, Apakah Selalu Merugikan?.Diaksestanggal9 Oktober 2015,
dari
http://majalah1000guru.net/2014/03/demam-apakah-selalu-merugikan/
SISTEM INTEGUMEN

More Related Content

What's hot

Asuhan Keperawatan Infeksi
Asuhan Keperawatan InfeksiAsuhan Keperawatan Infeksi
Asuhan Keperawatan InfeksiAmee Hidayat
 
Asuhan keperawatan komunitas dan contoh kasus
Asuhan keperawatan komunitas dan contoh kasusAsuhan keperawatan komunitas dan contoh kasus
Asuhan keperawatan komunitas dan contoh kasusheri damanik
 
Komunikasi terapeutik pada pasien dewasa
Komunikasi terapeutik pada pasien dewasaKomunikasi terapeutik pada pasien dewasa
Komunikasi terapeutik pada pasien dewasaandhika perceka
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfﱞﱞ ﱞﱞ ﱞﱞ
 
asuhan-keperawatan-tiroid
asuhan-keperawatan-tiroidasuhan-keperawatan-tiroid
asuhan-keperawatan-tiroidMasben27
 
Anatomi fisiologi sistem integumen 2
Anatomi fisiologi sistem integumen 2Anatomi fisiologi sistem integumen 2
Anatomi fisiologi sistem integumen 2Budi Supriyono
 
Asuhan Keperawatan pada Anak Dengan Hipospadia
Asuhan Keperawatan pada Anak Dengan HipospadiaAsuhan Keperawatan pada Anak Dengan Hipospadia
Asuhan Keperawatan pada Anak Dengan HipospadiaFransiska Oktafiani
 
Makalah falsafah dan paradigma keperawatan
Makalah falsafah dan paradigma keperawatanMakalah falsafah dan paradigma keperawatan
Makalah falsafah dan paradigma keperawatanIyounk Mandalahi
 
Askep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brAskep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brTeye Onti
 
Warna dasar luka 2
Warna dasar luka 2Warna dasar luka 2
Warna dasar luka 2Iwan Saputra
 
Dilema etik keperawatan & model pemecahan masalah
Dilema etik keperawatan & model pemecahan masalahDilema etik keperawatan & model pemecahan masalah
Dilema etik keperawatan & model pemecahan masalahRumandani Choirunisa
 
Evaluasi keperawatan
 Evaluasi keperawatan Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatanpjj_kemenkes
 
Renpra komunitas
Renpra komunitasRenpra komunitas
Renpra komunitasAbi Muhlies
 
Asuhan keperawatan
Asuhan keperawatanAsuhan keperawatan
Asuhan keperawatanari saputra
 
Aspek legal pendokumentasian Keperawatan
Aspek legal pendokumentasian KeperawatanAspek legal pendokumentasian Keperawatan
Aspek legal pendokumentasian KeperawatanAmalia Senja
 

What's hot (20)

Asuhan Keperawatan Infeksi
Asuhan Keperawatan InfeksiAsuhan Keperawatan Infeksi
Asuhan Keperawatan Infeksi
 
Askep glukoma
Askep glukomaAskep glukoma
Askep glukoma
 
Asuhan keperawatan komunitas dan contoh kasus
Asuhan keperawatan komunitas dan contoh kasusAsuhan keperawatan komunitas dan contoh kasus
Asuhan keperawatan komunitas dan contoh kasus
 
Komunikasi terapeutik pada pasien dewasa
Komunikasi terapeutik pada pasien dewasaKomunikasi terapeutik pada pasien dewasa
Komunikasi terapeutik pada pasien dewasa
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
 
Materi buku panduan komunikasi terapeutik
Materi buku panduan komunikasi terapeutikMateri buku panduan komunikasi terapeutik
Materi buku panduan komunikasi terapeutik
 
asuhan-keperawatan-tiroid
asuhan-keperawatan-tiroidasuhan-keperawatan-tiroid
asuhan-keperawatan-tiroid
 
Anatomi fisiologi sistem integumen 2
Anatomi fisiologi sistem integumen 2Anatomi fisiologi sistem integumen 2
Anatomi fisiologi sistem integumen 2
 
Asuhan Keperawatan pada Anak Dengan Hipospadia
Asuhan Keperawatan pada Anak Dengan HipospadiaAsuhan Keperawatan pada Anak Dengan Hipospadia
Asuhan Keperawatan pada Anak Dengan Hipospadia
 
Makalah falsafah dan paradigma keperawatan
Makalah falsafah dan paradigma keperawatanMakalah falsafah dan paradigma keperawatan
Makalah falsafah dan paradigma keperawatan
 
Tipe keluarga
Tipe keluargaTipe keluarga
Tipe keluarga
 
Askep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brAskep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen br
 
Warna dasar luka 2
Warna dasar luka 2Warna dasar luka 2
Warna dasar luka 2
 
Dilema etik keperawatan & model pemecahan masalah
Dilema etik keperawatan & model pemecahan masalahDilema etik keperawatan & model pemecahan masalah
Dilema etik keperawatan & model pemecahan masalah
 
teori levine
teori levineteori levine
teori levine
 
Evaluasi keperawatan
 Evaluasi keperawatan Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan
 
Renpra komunitas
Renpra komunitasRenpra komunitas
Renpra komunitas
 
Asuhan keperawatan
Asuhan keperawatanAsuhan keperawatan
Asuhan keperawatan
 
Asuhan keperawatan hipotiroid
Asuhan keperawatan hipotiroidAsuhan keperawatan hipotiroid
Asuhan keperawatan hipotiroid
 
Aspek legal pendokumentasian Keperawatan
Aspek legal pendokumentasian KeperawatanAspek legal pendokumentasian Keperawatan
Aspek legal pendokumentasian Keperawatan
 

Similar to SISTEM INTEGUMEN

Similar to SISTEM INTEGUMEN (20)

Makalah kulit
Makalah kulitMakalah kulit
Makalah kulit
 
Makalah kulit
Makalah kulitMakalah kulit
Makalah kulit
 
Makalah kulit
Makalah kulitMakalah kulit
Makalah kulit
 
Anatomi fisiologi integumen akper
Anatomi fisiologi integumen akperAnatomi fisiologi integumen akper
Anatomi fisiologi integumen akper
 
Pp.....anfis sistem integumen
Pp.....anfis sistem integumenPp.....anfis sistem integumen
Pp.....anfis sistem integumen
 
Contoh askep Sistem integumen
Contoh askep Sistem integumenContoh askep Sistem integumen
Contoh askep Sistem integumen
 
INDERA_PERABA.pptx.pdfgevsxvgvz xnknKNXSNvg
INDERA_PERABA.pptx.pdfgevsxvgvz xnknKNXSNvgINDERA_PERABA.pptx.pdfgevsxvgvz xnknKNXSNvg
INDERA_PERABA.pptx.pdfgevsxvgvz xnknKNXSNvg
 
Integumen
IntegumenIntegumen
Integumen
 
Integumen
IntegumenIntegumen
Integumen
 
ANATOMI_DAN_FISIOLOGI_KULIT.ppt
ANATOMI_DAN_FISIOLOGI_KULIT.pptANATOMI_DAN_FISIOLOGI_KULIT.ppt
ANATOMI_DAN_FISIOLOGI_KULIT.ppt
 
anatomi, histologi, dan fisiologi manusia..docx
anatomi, histologi, dan fisiologi manusia..docxanatomi, histologi, dan fisiologi manusia..docx
anatomi, histologi, dan fisiologi manusia..docx
 
Anatomi Integumen
Anatomi IntegumenAnatomi Integumen
Anatomi Integumen
 
Sph
SphSph
Sph
 
Sistem integumen
Sistem integumenSistem integumen
Sistem integumen
 
ANATOMI SISTEM INTEGUMEN Budi Antoro.ppt
ANATOMI SISTEM INTEGUMEN Budi Antoro.pptANATOMI SISTEM INTEGUMEN Budi Antoro.ppt
ANATOMI SISTEM INTEGUMEN Budi Antoro.ppt
 
MAKALAH KELOMPOK 8 PERUBAHAN SISTEM INTEGUMEN (1).pdf
MAKALAH KELOMPOK 8 PERUBAHAN SISTEM INTEGUMEN (1).pdfMAKALAH KELOMPOK 8 PERUBAHAN SISTEM INTEGUMEN (1).pdf
MAKALAH KELOMPOK 8 PERUBAHAN SISTEM INTEGUMEN (1).pdf
 
Kak fitra AKPER PEMKAB MUNA
Kak fitra AKPER PEMKAB MUNAKak fitra AKPER PEMKAB MUNA
Kak fitra AKPER PEMKAB MUNA
 
Sistem Integumen
Sistem IntegumenSistem Integumen
Sistem Integumen
 
Bab ii AKPER PEMKAB MUNA
Bab ii AKPER PEMKAB MUNA Bab ii AKPER PEMKAB MUNA
Bab ii AKPER PEMKAB MUNA
 
Anatomi dan fisiologi kulit AKPER PEMKAB MUNA
Anatomi dan fisiologi kulit AKPER PEMKAB MUNAAnatomi dan fisiologi kulit AKPER PEMKAB MUNA
Anatomi dan fisiologi kulit AKPER PEMKAB MUNA
 

Recently uploaded

kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumfebrie2
 
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaNikmah Suryandari
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaBtsDaily
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)ratnawijayanti31
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxmagfira271100
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 

Recently uploaded (10)

kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
 
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 

SISTEM INTEGUMEN

  • 1. MAKALAH Tentang SISTEM INTEGUMEN Nama Kelompok : 1. Santi Samual 2. Karmiati Buton Universitas Darusallam Ambon Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Prodi Biologi 2017
  • 2. KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta Hidayah Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Sistem Integumen Tubuh” tepat waktu. Kemudian Shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia. Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Anatomi Fisiologi Manusia di program studi Pendidikan Biologi Universitas Darusallam Ambon. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak LA ALIMUDIN, S.Pd, M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah Anatomi Fisiologi Manusia yang senantiasa membimbing kami. Tak lupa kami juga mengucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang telah memberikan bantuan selama penulisan makalah ini. Akhirnya kami menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Ambon Penulis
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR........................................................................................................ DAFTAR ISI...................................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.................................................................................................... 1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................. 1.3 Tujuan ............................................................................................................... BAB II PEMBAHASAN 2.1 Epidermis............................................................................................................. 2.2 Faktor Tumbuh Epidermis Dermis...................................................................... 2.3 Susunan Dermis, Sirkulasi................................................................................... 2.4 Struktur Aksesoris............................................................................................... 2.5 Pengawasan Local Dari Fungsi Integument........................................................ 2.6 Penuaan Dan System Integument ..................................................................... BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 3.2 Saran .................................................................................................................. DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................
  • 4. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sistem integumen/sistem penutup tubuh (covering) adalah suatu sistem penyusun tubuh suatu makhluk hidup yang berhubungan langsung dengan lingkungan luar. Fungsinya antara lain sebagai pelindung, penerima rangsang dari luar/eksteroreseptor, respirasi, ekskresi, termoregulasi dan osmoregulasi/homeostatis. Fungsi lain :  Sebagai tempat cadangan makanan Lemak pada hewan yang hidup di daerah 4 musim  Sebagai alat nutrisi / kelenjar susu, pada mamalia  Sebagai alat gerak, sayap pada burung, sirip pada ikan,selaput renang pada katak.  Sebagai tempat pembentukan vitamin D. Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan menginformasika hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali merupakan bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu, sisik, kuku, kelenjar keringat dan produknya (keringat atau lendir). Kata ini berasal dari bahasa Latin "integumentum", yang berarti "penutup". Secara ilmiah kulit adalah lapisan terluar yang terdapat diluar jaringan yang terdapat pada bagian luar yang menutupi dan melindungi permukaan tubuh, kulit merupakan organ yang paling luas permukaan yang membungkus seluruh bagian luar tubuh sehingga kulit sebagai pelindung tubuh terhadap bahaya bahan kimia. Cahaya matahari mengandung sinar ultra violet dan melindungi terhadap mikroorganisme serta menjaga keseimbangan tubuh.misanya menjadi pucat, kekuning- kunigan, kemerah-merahan atau suhu kulit meningkat.Ganguan psikis juga dapat mengakibatkan kelainan atau perubahan pada kulit misanya karna stres, ketakutan, dan keadaan marah akan mengakibatkan perubahan pada kulit wajah.
  • 5. 1.2 IDENTIFIKASI MASALAH Dalam makalah ini kami sebagai penulis akan menjelaskan tentang : a. Epidermis b. Faktor Tumbuh Epidermis Dermis c. Susunan Dermis, Sirkulasi d. Struktur Aksesoris e. Pengawasan Local Dari Fungsi Integument f. Penuaan Dan System Integument 1.3 TUJUAN PENULISAN Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah : a. Mengetahui tentang Epidermis b. Mengetahui Faktor Tumbuh Epidermis Dermis c. Mengetahui Susunan Dermis, Sirkulasi d. Mengetahui Struktur Aksesoris e. Mengetahui tentang Penuaan Dan System Integument
  • 6. BAB II 2.1 EPIDERMIS Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari epitel berlapis gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, Langerhans dan merkel. Tebal epidermis berbeda- beda pada berbagai tempat di tubuh, paling tebal pada telapak tangan dan kaki. Ketebalan epidermis hanya sekitar 5 % dari seluruh ketebalan kulit. Terjadi regenerasi setiap 4-6 minggu. Lapisan terluar kulit yang menyelimuti permukaan tubuh kita, terus menerus mengalami pergantian sel, diperkirakan setiap hari kita mengalami kehilangan sel kulit sebanyak 250 gr tapi selalu diimbangi dengan terjadi pembentukan sel kulit baru dengan proses mulai dari pembelahan sel sampai dengan pelepasan sel diperlukan waktu 14-28 hari, dengan rincian 14 hari untuk proses pembelahan sel serta diferensiasi (pematangan) dan 14 hari lagi untuk proses pelepasan sel. Pada lapisan ini tidak terdapat pembuluh darah, sehingga kiriman nutrisi untuk sel di lapisan ini sangat tergantung dari kiriman darah di lapisan dermis (lapisan di bawahnya), di lapisan epidermis juga tidak terdapat serabut-serabut syaraf, namun banyak terdapat sel-sel langerhans yang berfungsi sebagai perlawanan kulit terhadap berbagai mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi.Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas sampai yang terdalam) 2.1.1 lapisan lapisan epidermis 1. Stratum corneum /lapisan Horny/ lapisan tanduk/lapisan bersisik Merupakan lapisan paling atas tersusun dari 15 -20 lapisan sel, diantara sel-selnya terdapat lemak yang berfungsi sebagai perekat antara sel-sel, ibarat seperti susunan batu bata dengan semen (pada gambar terlihat no.1 sel tanduk, no.2 lemak). Terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan berganti.
  • 7. Selain itu lemak antar sel juga untuk menstabilkan lapisan tanduk, menjaga kesediaan air untuk kelembaban dengan kemampuan tinggi menyerap air , mencegah kulit dari kekeringan dan dehidrasi saat penguapan akibat panasnya matahari, menjaga elastisitas dan kekenyalan kulit, dan sebagai lapisan yang menyaring serta mencegah sel-sel kontak dengan mikroorganisme, toksin, bahan-bahan kimia atau zat alergen yang dapat merusak. Lemak yang ada di lapisan ini di buat oleh sel keratinocyt di lapisan stratum granulosum seperti yang sudah di jelaskan di atas. (terlihat gambar dibawah, no.1 tempat pembuatan lemak, no.2 lapisan stratum granulosum, no.3 celah antar sel, no.4 lemak, no.5 lapisan tanduk) Semua sel dilapisan ini juga sudah berisi keratin, semakin ke permukaan lapisan-lapisan sel ini akan mati dan terus menerus terlepas dan mengelupas (dapat jelas terlihat dari gambar bagian tengah dan paling bawah, foto asli kulit yang di ambil dengan menggunakan mikroskop elektron). 2. Stratum Lusidum Adalah berupa garis translusen lapisan tebal sel berbentuk gepeng yang tidak berwarna dan bening, banyak terdapat zat eleidin (lapisan mengeras) yang ditemukan hanya pada lapisan telapak kaki dan tangan sehingga terlihat pada bagian tersebut lebih tebal, tentusaja ketebalan ini berfungsi sebagai pelindung. Contohnya adalah pada telapak kaki. 3. Stratum Granulosum
  • 8. Sel dilapisan ini sudah merupakan sel mati dan tidak dapat membelah diri tersusun dari sel-sel keratin atau sel yang sudah berisi bahan protein dan mengeras, dan banyak terdapat filaggrin merupakan bahan penghubung sel keratin dengan bagian luar sel untuk tetap memberikan nutrisi bagi sel keratin melalui cairan antar sel karena bagian sel ini semakin jauh dari aliran darah. Pada orang kekurangan filaggrin dapat menyebabkan kulit kering bersisik dan mengelupas secara terus menerus. Karena letak lapisan ini makin jauh dari aliran darah maka sedkit saja pembuluh darah yang ada di lapisan dermis mengalami gangguan aliran darah, maka akan sangat mempengaruhi lapisan ini, sehingga sel kulit di lapisan ini akan menjadi semakin pipih dan mati sebelum waktunya, Ditandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng yang intinya ditengah dan sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang dinamakan granula keratohialin yang mengandung protein kaya akan histidin. Terdapat sel Langerhans. 4. Stratum Spinosum. Adalah lapisan di atas sel basal tersusun dari sel keratinocyt bertugas mengisi sel-sel dengan protein keratin yang bersifat bahan keras sehingga dapat melindungi lapisan sel basal yang aktif membelah agar terhindar dari subtansi yang dapat merusak dan dari infeksi mikroorganisme serta mengurangi kehilangan kelembaban sel kulit. Keratinocyt yang ada dilapisan ini juga memproduksi lemak perekat dilapisan tanduk. Sel-sel dibagian ini ada sebagian yang masih hidup dan aktif membelah diri terutama sel yang paling dekat dengan lapisan sel basal. Sel-sel yang sudah penuh terisi keratin secara berangsur-angsur akan mati dan naik kepermukaan.. Pada bagian kulit, kita tidak dapat melihat lapisan keratin ini dengan kasat mata tapi anda dapat dengan jelas melihat zat keratin yang menjadi kuku mapun rambut, itulah dia protein keratin. Ciri lain dari lapisan ini adalah terdapatnya hubungan antar sel dengan sel lain disebut intercellular brigdes untuk proses pengisian keratin dan cairan yang membawa nutrisi dan oksigen kelapisan ini (terlihat pada gambar diatas bagian hitam sel yang sudah terisi keratin disekelilingnya berwarna putih dan saling berhubungan disebut intercellular bridges) Terdapat berkas-berkas filament yang dinamakan tonofibril, dianggap filamen-filamen tersebut memegang peranan penting untuk mempertahankan kohesi sel dan melindungi terhadap efek abrasi. Epidermis pada tempat yang terus mengalami gesekan dan tekanan mempunyai stratum spinosum dengan lebih banyak tonofibril. Stratum basale dan stratum spinosum disebut sebagai lapisan Malfigi. Terdapat sel Langerhans.
  • 9. 5. Stratum Basale (Stratum Germinativum) Lapisan terbawah dari lapisan epidermis yang bergerak secara terus menerus menuju keatas memisahkan antara lapisan epidermis dengan lapisan dermis, gambaran dari lapisan ini adalah: Disusun oleh sel basal aktif yang terus menerus membelah diri, seperti terlihat pada gambar, sel di bagian ini mempunyai inti (berwarna gelap) yang sangat penting dalam proses pembelahan sel, sehingga bagian inilah yang terus menerus membuat sel-sel kulit baru untuk mengantikan bagian sel-sel yang tua dan rusak, oleh karena itu disebut juga sel induk. lapisan ini setiap harinya selalu melakukan pembelahan (mitosis). aktif terjadi pada malam hari antara jam 12.00 -0.400 pagi 2.1.2 Warna kulit epidermis dan Vitamin D3 Terkena paparan sinar matahari ternyata tidak seburuk yang Anda bayangkan. Mungkin banyak anggapan yang menyatakan bahwa terkena panasnya matahari dapat menyebabkan kejadian kanker kulit dan berbagai penyakit kulit lainnya. Namun tahukah anda vitamin D yang dibutuhkan oleh tubuh 90%-nya berasal dari sinar matahari.  fungsi vitamin D Vitamin D merupakan salah satu vitamin larut lemak yang sangat dibutuhkan untuk kesehatan, terutama kesehatan tulang. Vitamin yang sering kali disebut dengan vitamin matahari ini, berfungsi untuk meningkatkan penyerapan kalsium yang baik untuk kesehatan tulang, menjaga kadar kalsium dan fosfor untuk tetap normal, meningkatkan pertumbuhan sel tulang, dan meringankan peradangan ketika terjadi infeksi di dalam tubuh. Menurut Harvard University, diperkirakan terdapat 1 miliar orang yang mengalami kekurangan vitamin D. Penelitian lain menemukan fakta bahwa vitamin D juga bisa mencegah penyakit kanker payudara, multiple sclerosis, dan skizofrenia. Dari The Archive of Internal Medicine, diketahui bahwa orang yang memiliki kadar vitamin D yang kurang, memiliki risiko
  • 10. untuk meninggal dunia 2 kali lebih tinggi yang diakibatkan oleh berbagai penyakit jantung. Bahkan penelitian yang dilakukan di Kanada menyebutkan bahwa kekurangan vitamin D berhubungan dengan kejadian kanker payudara pada wanita. Tidak hanya itu, penelitian yang dilaporkan dalam Archives of General Psychiatry menemukan hubungan kekurangan vitamin D dengan peningkatan depresi pada perempuan dan laki-laki yang berumur 65 hingga 95 tahun. Vitamin D yang rata-rata dibutuhkan oleh tubuh adalah 15 mcg per hari dan untuk usia lebih dari 65 tahun membutuhkan vitamin D sebesar 25 mcg per hari. Tubuh dirancang untuk memproduksi vitamin D secara otomatis ketika kulit terpapar sinar matahari. Sinar matahari mengandung sinar ultraviolet B (UVB). Saat UV B terkena kulit, maka kulit akan membentuk vitamin D3 (cholecalciferol) dalam jumlah besar. Vitamin D3 merupakan previtamin dari vitamin D yang akan langsung disalurkan ke hati dan ginjal untuk menghasilkan vitamin D yang dibutuhkan oleh tubuh. Sebenarnya, tidak perlu waktu yang lama terpapar sinar matahari untuk kulit membentuk vitamin D3 tersebut, bahkan hanya 15 menit saja untuk orang memiliki kulit putih. Sedangkan orang yang memiliki jenis kulit yang gelap membutuhkan waktu lebih lama, sekitar 90 menit. Namun, Anda tidak perlu ‘membakar’ kulit Anda berjam-jam untuk mendapatkan vitamin D. Kulit yang terpapar sinar matahari dalam waktu yang sebentar saja, dapat menghasilkan jumlah vitamin D yang dibutuhkan tubuh untuk kebutuhan sehari. Pada dasarnya, tubuh Anda bisa memproduksi 250 mcg hingga 625 mcg dalam waktu sebentar saja, tergantung dengan warna kulit dan pakaian yang dikenakan. Semakin banyak bagian kulit yang terkena sinar matahari, maka semakin banyak juga vitamin D yang dihasilkan tubuh. Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah vitamin D yang dihasilkan Waktu untuk menyerap sinar matahari sangat berpengaruh terhadap jumlah vitamin D yang akan dihasilkan tubuh. Ketika di pagi atau petang hari, biasanya atmosfer menghalangi sinar matahari sehingga sinar UV B tidak dapat tembus dan tidak terkena kulit. Semakin siang, semakin banyak vitamin D yang diproduksi. Sederhananya, semakin tinggi bayangan yang Anda miliki, semakin sedikit vitamin D yang dihasilkan, dan sebaliknya.
  • 11.  C. WARNA KULIT Warna kulit sangat beragam, dari yang berwarna putih mulus, kuning, coklat, kemerahan atau hitam. Setiap warna kulit mempunyai keunikan tersendiri yang jika dirawat dengan baik dapat menampilkan karakter yang menarik. Warna kulit terutama ditentukan oleh :  Oxyhemoglobin yang berwarna merah  Hemoglobin tereduksi yang berwarna merah kebiruan  Melanin yang berwarna coklat  Keratohyalin yang memberikan penampakan opaque pada kulit, serta  Lapisan stratum corneum yang memiliki warna putih kekuningan atau keabu- abuan. Dari semua bahan-bahan pembangun warna kulit, yang paling menentukan warna kulit adalah pigmen melanin. Banyaknya pigmen melanin di dalam kulit ditentukan oleh faktor-faktor ras, individu, dan lingkungan. 2.2 Faktor Tumbuh Epidermis Pigmentasi kulit Didalam kulit terdapat butir-butir melanin, terutama pada stratum germinativum pada bagian epidermis.Fungsi dari melanin adalah melindungi tubuh dari bahaya sinar ultra violet. Cara terjadinya pembentukan melanin , adalah sebagai berikut : o Sel-sel yang berperan dalam menghasilkan butir-butir pigmen disebut melanobast. o Di dalam sitopasma sel terdapat enzim depaoksidase . darah membawa asam amino tyrosin o Tyrosin oleh enzim depaoksidase denga bantuan sinar ultra volet diubah menjadi melanin. Faktor-faktor yang menyebabkan adanya perbedaan warna kulit antara lain: 1. Melanosit, terletak pada stratum basalis, memproduksi pigmen, melanin, yang bertanggung jawab untuk pewarnaan kulit dari coklat sampai hitam. 2. Darah dalam pembuluh dermal di bawah lapisan epidermis dapat terlihat dari permukaan dan menghasilkan pewarnaan merah muda . Ini lebih jelas terlihat pada kulit orang kilit putih (Kaukasian)
  • 12. 3. Keberadaan dan jumlah pigmen kuning, karotin, hanya ditemukan pada stratum korneum, dan dalam sel lemak dermis dan hipodermis, yang menyebabkan beberapa perbedaan pada pewarnaan kulit 2.3 Susunan Dermis Dan Respirasi Jumlah panas yang hilang dari tubuh dalam batas yang luas diatur oleh perubahan jumlah darah yang mengalir melalui kulit. Aliran darah diakibatkan adanya perangsangan saraf anastomosis yang berhubungan antara arteri dan venolus. Aliran darah akibat respons terhadap adanya rangsangan dapat bervariasi. Darah dapat mengalir melalui anastomosis, kapiler subdermal, dan pleksus vena dari reservoar (rongga penyimpanan) darah. Kulit merupakan tempat reaksi pembuluh darah:  Reaksi putih Bila ujung suatu objek ditekan pada permukaan kulit maka perlahan-lahan pada titik tekan terlihat pucat (reaksi putih). Rangsangan mekanik menimbulkan konstriksi sfingter kapiler dan darah akan terlihat kembali sekitar 15 detik.  Tripel respons Bila kulit ditekan lebih keras lagi dengan alat yang runcing. Maka pada sebagian reaksi putih terdapat kemerahan di tempat tersebut yang diikuti oleh pembengkakan dan bintik kemerahan disekitar luka yang disebapkan dilatasi kapiler terhadap tekanan. Pembengkakan local disebapkan oleh peningkatan permeabilitasi kapiler dan venolus. Kemerahan disebapkan oleh dilatasi arteriola. Sedangkan denervasi disebapkan oleh hambatan saraf yang menimbulkan rasa nyeri.  hiperemia aktif kelainan jumlah darah dalam suatu daerah yang dihidupkan kembali setelah periode penyumbatan atau tekanan. Respons pembuluh darah yang terjadi pada organ dalam kulit, darah mengalir dalam pembuluh darah yang melebar sehingga membuat kulit menjadi sangat merah karena efek lokal hipoksia yang dipengaruhi oleh zat kimia. Aliran darah dalam kulit melayani dua fungsi utam . pleksus venosus subkutis yang luas mengandung sejumlah besar darah yang dapat memanaskan permukaan kulit. Anastomosis arteriovenosa merupakan hubungan vaskuler yang besar langsung diantar arteri dan pleksus
  • 13. venosus. Dinding anastomosis ini mempunyai lapisan otot yang kuat, dipersarafi oleh serabut vasokonstriktor simpatis yang menyekresi norepinefrin. Kecepatan aliran darah melalui kulit berubah-ubah karena diperlukan untuk mengatur suhu tubuh. Sebagai reaksi terhadap kecepatan kegiatan metabolisme tubuh dan suhu di sekitarnya. Pada suhu kulit biass jumlah darah yang mengalir melalui pembuluh darah kulit untuk melayani pengaturan panas beberapa kali lebih banyak dari pada yang diperlukan untuk memberikan kebutuhan gizi jaringan tersebut. Bila kulit terpapar pada suhu sangat dingin, aliran darah semakin sedikit sehingga nutrisi mulai terganggu. Pertumbuhan kuku lebih lambat pada suhu yang sangat dingin. Bila kulit dipanaskan sampai terjadi vasodilatasi maksimum aliran darah semakin besar pada kulit, dapat terjadi pengaliran curah jantung yang besar. Pengaturan aliran darah melalui kulit adalah untuk mengatur suhu tubuh. Aliran darah melalui kulit diatur oleh mekanisme~!4araf, bukari oleh pengaturan setempat. Pusat pengaturan suhu di hipotalamus anterior merupakan pusat saraf yang dapat mengatur suhu tubuh. Pemanasan pada daerah kulit menyebabkan vasodilatasi semua pembuluh darah kulit dan menyebabkan berkeringat. Sedangkan pendinginan menyebabkan vasokonstriksi dan berhentinya pengeluaran keringat. 2.3.1 Persyarafan Dermis a. Korpuskula Pacini : tekanan Korpuskula Pacini (vater pacini) ditemukan di jaringan subkutan pada telapak tangan, telapak kaki, jari, puting, periosteum, mesenterium, tendo, ligamen dan genetalia eksterna. Bentuknya bundar atau lonjong, dan besar (panjang 2 mm, dan diameter 0,5 – 1 mm). Bentuk yang paling besar dapat dilihat dengan mata telanjang, karena bentuknya mirip bawang. Setiap korpuskulus disuplai oleh sebuah serat bermielin yang besar dan juga telah kehilangan sarung sel schwannya pada tepi korpuskulus. Akson saraf banyak mengandung mitokondria. Akson ini dikelilingi oleh 60 lamela yang tersusun rapat (terdiri dari sel gepeng). Sel gepeng ini tersusun bilateral dengan dua alur longitudinal pada sisinya. Korpuskulus ini berfungsi untuk menerima rangsangan tekanan yang dalam. b. Korpuskula Ruffini : panas
  • 14. Korpuskulus ini ditemukan pada jaringan ikat termasuk dermis dan kapsula sendi. Mempunyai sebuah kapsula jaringan ikat tipis yang mengandung ujung akhir saraf yang menggelembung. Korpuskulus ini merupakan mekanoreseptor, karena mirip dengan organ tendo golgi. Korpuskulus ini terdiri dari berkas kecil serat tendo (fasikuli intrafusal) yang terbungkus dalam kapsula berlamela. Akhir saraf tak bermielin yang bebas, bercabang disekitar berkas tendonya. Korpuskulus ini terangsang oleh regangan atau kontraksi otot yang bersangkutan juga untuk menerima rangsangan panas. c. Korpuskula Krause : dingin Korpuskulus gelembung (krause) ditemukan di daerah mukokutis (bibir dan genetalia eksterna), pada dermis dan berhubungan dengan rambut. Korpuskel ini berbentuk bundar (sferis) dengan diameter sekitar 50 mikron. Mempunyai sebuah kapsula tebal yang menyatu dengan endoneurium. Di dalam korpuskulus, serat bermielin kehilangan mielin dan cabangnya tetapi tetap diselubungi dengan sel schwann. Seratnya mungkin bercabang atau berjalan spiral dan berakhir sebagai akhir saraf yang menggelembung sebagai gada. Korpuskel ini jumlahnya semakin berkurang dengan bertambahnya usia.Korpuskel ini berguna sebagai mekanoreseptor yang peka terhadap dingin. d. Korpuskula Meissner : sentuhan Korpuskulus peraba (Meissner) terletak pada papila dermis, khususnya pada ujung jari, bibir, puting dan genetalia. Bentuknya silindris, sumbu panjangnya tagak lurus permukaan kulit dan berukuran sekitar 80 mikron dan lebarnya sekitar 40 mikron. Sebuah kapsul jaringan ikat tipis menyatu dengan perinerium saraf yang menyuplai setiap korpuskel. Pada bagian tengah korpuskel terdapat setumpuk sel gepeng yang tersusun transversal. Beberapa sel saraf menyuplai setiap korpuskel dan serat saraf ini mempunyai banyak cabang mulai dari yang mengandung mielin maupun yang tak mangandung mielin. Korpuskulus ini peka terhadap sentuhan dan memungkinkan diskriminasi/ pembedaan dua titik (mampu membedakan rangsang dua titik yang letaknya berdekatan). e. Korpuskula ujung saraf terbuka: rasa nyeri Serat saraf sensorik aferen berakhir sebagai ujung akhir saraf bebas padabanyak jaringan tubuh dan merupakan reseptor sensorik utama dalam kulit.Serat akhir saraf bebas ini merupakan serat saraf yang tak bermielin, atau seratsaraf bermielin berdiameter kecil, yang semua telah
  • 15. kehilangan pembungkusnya sebelum berakhir, dilanjutkan serat saraf terbuka yang berjalan di antara sel epidermis. Sebuah serat saraf seringkali bercabang-cabang banyak dan mungkin berjalan ke permukaan, sehingga hampir mencapai stratum korneum. Serat yang berbeda mungkin menerima perasaan raba, nyeri dan suhu. Sehubungan dengan folikel rambut, banyak cabang serat saraf yang berjalan longitudinal dan melingkari folikel rambut dalam dermis. Beberapa saraf berhubungan dengan jaringan epitel khusus. Pada epidermisberhubungan dengan sel folikel rambut dan mukosa oral, akhir sarafmembentuk badan akhir seperti lempengan (diskus atau korpuskel merkel).Badan ini merupakan sel yang berwarna gelap dengan banyak juluransitoplasma. Seperti mekanoreseptor badan ini mendeteksi pergerakan antarakeratinosit dan kemungkinan juga gerakan epidermis sehubungan denganjaringan ikat di bawahnya. Telah dibuktikan bahwa beberapa diskus merkelmerespon rangsangan getaran dan juga resepor terhadap dingin. 2.3.2 Subkutan atau Hipodermis Pada bagian subdermis ini terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak di dalamnya.Pada lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah dan getah bening. Untuk sel lemak pada subdermis, sel lemak dipisahkan oleh trabekula yang fibrosa. Lapisan terdalam yang banyak mengandung sel liposit yang menghasilkan banyak lemak. Disebut juga panikulus adiposa yang berfungsi sebagai cadangan makanan. Berfungsi juga sebagai bantalan antara kulit dan setruktur internal seperti otot dan tulang. Sebagai mobilitas kulit, perubahan kontur tubuh dan penyekatan panas.Sebagai bantalan terhadap trauma. Tempat penumpukan energi. Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan limfe, saraf-saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-cabang dari pembuluh-pembuluh dan saraf-saraf menuju lapisan kulit jangat. Jaringan ikat bawah kulit berfungsi sebagai bantalan atau penyangga benturan bagi organ-organ tubuh bagian dalam, membentuk kontur tubuh dan sebagai cadangan makanan. Ketebalan dan kedalaman jaringan lemak bervariasi sepanjang kontur tubuh, paling tebal di daerah pantat dan paling tipis terdapat di kelopak mata. Jika usia menjadi tua, kinerja liposit dalam jaringan ikat bawah kulit juga menurun. Bagian tubuh yang sebelumnya berisi banyak
  • 16. lemak, lemaknya berkurang sehingga kulit akan mengendur serta makin kehilangan kontur. 2.4 Struktur Aksesoris Rambut adalah organ seperti benang yang tumbuh di kulit terutama. Rambut muncul dari epidermis (kulit luar), walaupun berasal dari folikel rambut yang berada jauh di bawah dermis. Struktur mirip rambut, yang disebut trikoma, juga ditemukan pada tumbuhan. Rambut terdapat di seluruh kulit kecuali telapak tangan kaki dan bagian dorsal dari falang distal jari tangan, kaki, penis, labia minora dan bibir. Pertumbuhan rambut dimulai pada bulanke 3 masajanin. Mula-mula epidermis mengalami invasike dermis. Pertumbuhan rambut pertama kali terjadi pad adaerah :alis, dagu, bibir atas selanjutnya diikuti bagian lain yang akan di tutup kulit tipis. Invasi epidermis ini akan menjadi folikel rambut yang nantinya akan tumbuh menjadi rambut.Pada bulanke 5 sampaike6 janin mempunyai rambut yang sangat halus yang disebut Lanugo. Sebelum lahir Lanugo rontok, kecuali pada daerah :alis, kelopak mata dan kulitkepala. Beberapa bulan setelah lahir, rambut- rambut ini rontok, diganti yang lebih kasar yang disebut vellus. Padamasapuber :tumbuh rambut di sekitar saxila dan pubes. Pada pria juga tumbuh kumis, jenggot, dan lain-lain. Rambut kasar terdapat pada :kepala, alis dan tumbuh pada masapuber, disebutsebagai “Terminal Hairs”.  Struktur Rambut Ada dua macam keratin rambut, yaitu : 1. Keratin Lunak :terdapat pada seluruh permukaan kulit, terutama kulit tebal, yaitu pada bagian medulla rambut. Secara Histologis :terlihat perubahan sel-sel epidermis : mula-mula sitoplasma mengandung keratohialin berubah menjadi sel-sel jernih (Str. Lusidum), dan selanjutnya sel-sel mengalami keratinisasi kemudian desquamasi. 2. Keratin keras :terdapat pada kuku, kutikula dan kortex rambut. Pembentukannya tidak melalui butir-butir keratohialin, Str. Lusidum, tetapi perubahannya terjadi perlahan-lahan dari sel-sel epidermis yang tetap hidup, menjadi keratin. Keratin keras bersifat keras, tidak mengalami desquamasi dan lebih banyak mengandung sullfur. Rambut terdiri dari medula yang terdiri dari keratin lunak dan kortex serta kutikula yang terdiri dari keratin keras.
  • 17.  Medula: Merupakan bagian tengah rambut, terdiri dari sel-sel yang mengalami keratinisasi. Sel-selnya terpisah satu sama lain, dan antara sel-sel kadang-kadang terdapat udara / cairan. Bagian ini tak terdapat pada rambut tipis / halus.  Kortex : Merupakan bagian terbesar dari rambut, terdiri dari sel-sel berbentuk runcing, yang mengalami keratinisasi dan banyak mengandung pigmen.  Kutikula : Merupakan membran tipis, terdiri dari sel-sel pipih/gepeng yang mengalami keratinisasi, transparan. Secara mikroskopis tersusun seperti genting, terdiri dari 1-3 lapis sel-sel yang sebagian mengalami keratinisasi. Pada rambut terdapat folikel-folikel rambut. Folikel rambut terdiri dari komponen dermis dan epidermis. Pada dasarnya folikel rambut bagian dermis terlihat menonjol, disebut papila yang terdiri dari :jaringan ikat, pembuluh darah dan sel-sel saraf .Bagian luar papilla diliputi sel-sel epitel yang disebut germinal matrik, dan ujung folikel rambut tampak membesar. Sel-sel germinal matrik (puncak papila) berproliferasi membentuk rambut yang dapat tumbuh terus. Dan untuk warna yang ada pada rambut tergantung kualitas dan kuantitas pigmen korteks. Bila sedikit / kurang tampak putih. Campuran rambut putih dan berpigmen, tampak abu- abu (uban). Rambut coklat atau hitam disebabkan oleh adanya melanin. Melanosit terdapat pada matrix folikel rambut, yang dapat mengalami mitosis. Melanosit kemudian akan terdorong keatas. Aliran darah untuk kulit berasal dari subkutan tepat di bawah dermis. Arteri membentuk anyaman yang disebut retecutaneum yaitu anyaman pembuluh darah di jaringan subkutan, tepat di bawah dermis. Cabang-cabang berjalan ke superficial dan kedalam. Fungsi vaskularisasi yang kedalam ini adalah untuk memelihara jaringan lemak dan folikel rambut. Cabang yang menembus stratum reticulare, member cabang ke :folikel rambut, kelenjar keringat dan kelenjar sebasea. Pada perbatasan Str. Reticullare Str. Papilare membentuk anyaman ke 2 yang disebut Rete Sub Papillare berupa pembuluh darah yang lebih kecil. Arteriole-arteriole dari retesubpapillare berjalan kearah epidermis dan berubah menjadi anyaman kapiler (capilary beds). Pembuluh kapiler ini terdapat pada tepat di bawah epidermis, sekitar matrik folikel rambut, papilla folikel rambut, sekitar kelenjar keringat dan sebasea. Selain itu di bagian superfisial di stratum retikulare terdapat anyaman pembuluh darah yang disebut pleksuspapilaris. Pada keadaan temperature udara lebih rendah dari tubuh maka kapiler venulae di stratum papilare dan subpapilare menyempit sehingga temperature tubuh tidak banyak yang hilang. Bila udara
  • 18. panas kelenjar keringat aktif memproduksi keringat kapiler dan venulae dilatasi penguapan keringat. Ada beberapa fungsi rambut, diantaranya :  Melindungi kulit dari pengaruh buruk:Alis mata melindungi mata dari keringat agar tidak mengalir ke mata, bulu hidung (vibrissae).  Menyarig udara pada hidung.  Serta berfungsi sebagai pengatur suhu.  Pendorong penguapan keringat.  Indera peraba yang sensitive. Saat pertumbuhan rambut terdapat 3 fase yang akan terjadi, diantaranya : 1. Fase pertumbuhan (Anagen) Sel-sel matriks melalui mitosis membentuk sel-sel baru mendorong sel-sel lebih tua ke atas. Aktivitas ini lamanya 2-6 tahun 90 % dari 100.000 folikel rambut kulit kepala normal mengalami fase pertumbuhan pada satu saat. 2. Fase Peralihan (Katagen) Masa peralihan dimulai dari penebalan jaringan ikat di sekitar folikel rambut. Bagian tengah akar rambut menyempit dan bagian di bawahnya melebar dan mengalami pertandukan sehingga terbentuk gada (club) berlangsung 2-3 minggu. 3. Fase Istirahat(Telogen) Berlangsung kurang lebih 4 bulan, rambut mengalami kerontokan 50 – 100 lembar rambut rontok dalam tiap harinya. Faktor pendukung terjadinya kerontokan rambut jika terjadi trauma , stress dan sebagainya.  Kuku Kuku tumbuh dari sel mirip gel lembut yang mati, mengeras, dan kemudian terbentuk saat mulai tumbuh dari ujung jari. Kulit ari pada pangkal kuku berfungsi melindungi dari kotoran.
  • 19. Fungsi utama kuku adalah melindungi ujung jari yang lembut dan penuh urat saraf, serta mempertinggi daya sentuh. Secara kimia, kuku sama dengan rambut yang antara lain terbentuk dari keratin protein yang kaya akan sulfur. Pada kulit di bawah kuku terdapat banyak pembuluh kapiler yang memiliki suplai darah kuat sehingga menimbulkan warna kemerah-merahan. Seperti tulang dan gigi, kuku merupakan bagian terkeras dari tubuh karena kandungan airnya sangat sedikit. Pertumbuhan kuku jari tangan dalam satu minggu rata-rata 0,5 – 1,5 mm, empat kali lebih cepat dari pertumbuhan kuku jari kaki. Pertumbuhan kuku juga dipengaruhi oleh panas tubuh. Nutrisi yang baik sangat penting bagi pertumbuhan kuku. Sebaliknya, kalau kekurangan gizi atau menderita anoreksia nervosa, pertumbuhan kuku sangat lamban dan rapuh. Kuku adalah bagian terminal lapisan tanduk yang menebal. Bagian kuku terdiri dari:  Matriks kukumerupakan pembentuk jaringan kuku yang baru.  Dinding kuku (nail wall) merupakan lipatan-lipatan kulit yang menutupi bagian pinggir dan atas.  Dasar kuku (nail bed) merupakan bagian kulit yang ditutupi kuku.  Alur kuku (nail grove) merupakan celah antar dinding dan dasar kuku.  Akar kuku (nail root) merupakan bagian proksimal kuku.  Lempeng kuku (nail plate) merupakan bagian tengah kuku yang dikelilingi dinding kuku.  Lunula merupakan bagian lempeng kuku yang berwarna putih didekat akar kuku berbentuk bulan sabit, sering tertutup oleh kulit.  Eponikium (kutikula) merupakan dinding kuku bagian proksima, kulit arinya menutupi bagian permukaan lempeng kuku.  Hiponikium merupakan dasar kuku, kulit ari dibawah kuku yang bebas (free edge) menebal.  Kelenjar keringat (sudorifera) Kelenjar keringat (sudorifera), terdapat di lapisan dermis. Kelenjar keringat dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu ekrin dan apokrin.  Ekrin, kelenjar keringat tubuler sederhana dan berpilin, tidak berhubungan dengan folikel rambut, serta tersebar meluas ke seluruh tubuh terutama pada dahi, telapak tangan,
  • 20. dan kaki. Sekresi keringat dari kelenjar ini mengandung air yang membantu pendinginan melalui penguapan untuk mempertahankan suhu tubuh.  Apokrin, kelenjar keringat yang besar dan bercabang dengan penyebaran yang terbatas pada bagian tubuh tertentu, misalnya pada aksila (ketiak), areola payudara, dan area genital. Sekresi dari kelenjar ini pada awalnya tidak berbau, yang kemudian akan berbau karena bakteri.  Kelenjar sebaseus Kelenjar sebaseus, mengeluarkan sebum yang biasanya dialirkan ke folikel rambut. Sebum adalah campuran lemak, zat lilin, minyak, dan pecahan-pecahan sel. Sebum berfungsi sebagai pelembut kulit, bakterisida, dan sebagai pertahanan terhadap evaporasi 2.5 Pengawasan Local Dari Fungsi Integument ( Luka Dan Penyembuhan Luka ) Luka adalah hilang atau pun rusaknya sebagian dari jaringan tubuh. Keadaan luka ini banyak faktor penyebabnya. Diantara penyebab dari luka adalah dapat trauma benda tajam atau tumpul, ledakan, zat kimia, perubahan suhu, sengatan listrik, atau pun gigitan hewan. Demikian kurang lebih dari pengertian luka. Nah kali ini Blog Keperawatan akan mencoba sharing sedikit mengenai berbagai fase penyembuhan luka dan semoga dengan kita mengenal akan fase / tahap penyembuhan luka ini akan bisa memberikan manfaat.Diantara mekanisme tersebut adalah dengan adanya peningkatan aliran darah ke daerah yang rusak, membersihkan sel dan benda asing dan perkembangan awal seluler bagian dari proses penyembuhan. Proses penyembuhan luka terjadi secara normal tanpa bantuan, walaupun beberapa bahan perawatan dapat membantu untuk mendukung proses penyembuhan. Sebagai contoh dalam proses perawatan yaitu dengan melindungi area yang luka bebas dari kotoran dengan menjaga kebersihan dan hal ini tentunya akan sangat membantu untuk meningkatkan penyembuhan jaringan yang telah rusak atau mengalami luka. 2.6 Penuaan Dan System Integument Pada lansia kulit mengalami atrofi, kendur, tidak elastis, kering dan berkerut. Kulit akan kekurangan cairan sehingga menjadi tipis dan bebercak. Kekeringan kulit disebabkan atrofi glandula sebasea dan glandula sudorifera. Menipisnya kulit ini tidak terjadi pada epidermisnya, tetapi pada dermisnya karena terdapat perubahan pada jaringan kolagen serta jaringan elastisnya. Bagian kecil pada kulit menjadi mudah retak dan mudah menyebabkan cechymosen. Timbul pigmen berwarna coklat pada kulit, dikenal dengan liver spot. Perubahan kulit banyak
  • 21. dipengaruhi oleh factor lingkungan antara lain, angin, dan sinar matahari terutama sinar ultraviolet. Perubahan Sistem Kulit pada Penuaan Perubahan Morfologis dan Struktur Perubahan Fungsional 1. Peningkatan pigmentasi 2. Atrofi epidermis, glandula sebasea, glandula sudorifera dan folikel rambut. 3. Degenerasi kolagen dan elastin 4. Peningkatan viskositas aliran darah 5. Mutasi somatic 6. Pengurangan jaringan sub kutan 7. Pengurangan lemak 1. Kulit mengelupas, tipis, kering, keriput dan mudah pecah 2. Cenderung menjadi bercak senilis 3. Berwarna merah ungu 4. Atrofi kuku, perubahan warna rambut abu-abu/putih.
  • 22. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Sistem integumen adalah suatu sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi,danmenginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Komponen dari Sistem ini merupakan bagian sistem organ yang terbesar,yakni mencakup : a. kulit, merupakan lapisan terluar pada tubuh manusia. Terdiri dari dua bagia yaitu kulit tipis dan kulit tebal. b. Rambut merupakan organ seperti benang yang tumbuh di kulit hewan, terutama mamalia. c. Bulu merupakan struktur keratin yang karakteristiknya terdapat pada bangsa aves,dan di anggap sebagai modifikasi dari sisik. d. sisik,secara umumnya berarti semacam lapisan kulit yang keras dan berhelai-helai, seperti pada ikan, ular atau kaki ayam. e. kuku, adalah bagian tubuh binatang yang terdapat atau tumbuh di ujung jari. Kuku tumbuh dari sel mirip gel lembut yang mati, mengeras, dan kemudian terbentuk saat mulai tumbuh dari ujung jari. f. kelenjar keringat. Kelenjar keringat berupa saluran melingkar dan bermuara pada kulit ari dan berbentuk pori-pori halus. g. Sistem integument memiliki fungsi antara lain : h. Pelindung dari kekeringan, invasi mikroorganisme, sinar ultraviolet, & mekanik, kimia, atau suhu i. Penerima sensasi; sentuhan, tekanan, nyeri, dan suhu j. Pengatur suhu; menurunkan kehilangan panas saat suhu dingin dan meningkatkan kehilangan panas saat suhu panas k. Fungsi metabolik, menyimpan energi melelui cadangan lemak, sintesis vitamin D. l. Ekskresi dan absorpsi.
  • 23. DAFTAR PUSTAKA http://id.wikipedia.org/wiki/Bulu http://id.wikipedia.org/wiki/Kulit http://id.wikipedia.org/wiki/Sisik http://rheno-biology.blogspot.com/2010/11/sistem-integumen-manusia.htm http://ayubenjamin1202.blogspot.co.id/2013/03/hubungan-sistem-reproduksi-dengan.html http://bit.ly/fxzulu http://belajaraskep.blogspot.com/2011/03/anatomi-kulit.html#ixzz3o7EWIF6B Dian Husada. 2011. Pengaturan dan terjadinya peningkatan suhu tubuh.Diakses tanggal9 Oktober 2015, dari http://veraendang.blogspot.co.id/p/pengaturan-dan-terjadinya-peningkatan.html Majalah 1000guru. (2014). Demam, Apakah Selalu Merugikan?.Diaksestanggal9 Oktober 2015, dari http://majalah1000guru.net/2014/03/demam-apakah-selalu-merugikan/