4. 4 2 1 3 5
PIRAMIDA
1. Ideologi
2. Politik
3. Ekonomi
4. Sosial
5. Budaya
R = Resultante
Ketahanan
Nasional
R
KELIMA PUNCAK PIRAMIDA SAMA PENTINGNYA
DENGAN RESULTANTE KETAHANAN NASIONAL
7. SYSTEM PENJAS
SYSTEM :
KESELURUHAN YANG
TERSTRUKTUR DARI
LANDASAN , TUJUAN DAN
CARA MENCAPAI TUJUAN
TUJUAN
CARA
MENCAPAI
TUJUAN
LANDASAN
FILSAFAT DAN
ILMU
PENGETAHUAN
8. REKREASI
1. DILAKUKAN ATAS KEHENDAK SENDIRI
2. DITERIMA MASYARAKAT
3. MEMBERI KEPUASAN
4. BERPENGARUH POSITIF
5. NON SURVIVAL
6. BIG MUSCLE ACTIVITIES
7. WAKTU LUANG
9. • Bagian integral dari pendidikan
• Meningkatkan individu
Secara: organik
neuromuskuler
intelektual
emosional
• Melalui aktivitas fisik
10. PENDIDIKAN JASMANI
PENDIDIKAN JASMANI ADALAH BAGIAN INTEGRAL
DARI PENDIDIKAN SECARA KESELURUHAN YANG
BERTUJUAN MENINGKATKAN INDIVIDU SECARA
ORGANIK, NEUROMUSKULER, INTELEKTUAL DAN
EMOSIONAL MELALUI AKTIVITAS FISIK.
11. OLAHRAGA (ICSPE : SPORT)
• SETIAP AKTIVITAS FISIK BERUPA PERMAINAN
YANG BERISIKAN PERJUANGAN (STRUGGLE)
MELAWAN UNSUR-UNSUR ALAM, ORANG LAIN
MAUPUN DIRI SENDIRI ADALAH SPORT.
• FAIR PLAY:
1. MEMURNIKAN SPORT
2. MENJADIKAN ALAT AMPUH BAGI PENDIDIKAN
12. Fair Play:
• Sikap memandang lawan sebagai kawan
bermain
• Olympic movement: olahraga bebas politik
• Baron P.de Coubertin: the most important
thing is not to win but to take part
13. • UNESCO (ICSPE) 1/3 to 1/6 of the total schooltime
should be devoted to physical activity
• Jangan memaksa anak berlatih lebih dari
keinginannya sendiri, meskipun ia sangat berbakat
• Latihan-latihan hendaknya general dan cenderung ke
arah sport sesuai dengan meningkatnya usia anak
• Bompa: Belum ada bukti bahwa memulai usia dini
akan melahirkan prestasi kemudian. Satu-satunya
alasan ialah aktivitas fisik merupakan hal yang sangat
penting bagi remaja dan mereka memiliki waktu
luang yang banyak.
14. Penjas Sport
Pendidikan * kinerja motorik
Multilateral * spesifik
child centered * subject centered
seluas gerak * gerak fungsional
hidup sehari-hari cabang ybs
ekstra perhatian * ditinggalkan bagi anak
lamban (pindah)
tanpa pembakuan * dibakukan
tak harus bertanding * pertandingan
gain score * final score
partisipasi wajib * bebas
talent scouting * cari atlet berbekat
entry behavior
15. Sport Organizing
Bimbingan
Kepengurusan :
• Personalia
• Decision Making
Teknik :
• Coaching
• Seleksi
Arbitral :
• Perwasitan
• Sistim pertandingan
Officiating :
• Persiapan
• Perlawatan
Dukungan
Medicine:
• Advis Latihan
• Cedera
Psikologik:
• Advis Latihan
• Relasi
Kemasyarakatan:
• Program
• Masa Depan Atlet
Dana
Pengembangan
Partisipasi
Akomodasi
Jenis Olahraga
Budaya
16. Decision Making dalam SPORT
A. Keputusan dibuat pimpinan
B. Masalah dibicarakan, masing-masing membuat
keputusan sendiri, yang bisa sama atau berbeda
bahkan bertentangan
C. Pemimpin turun sebagai peserta biasa berunding
membuat keputusan
Pelatih Atlet A, B individual C
Pengurus Atlet B – A
Wasit Atlet A
Pemb. Pusat Pelatih C – A
Pengurus Pelatih C – A
Peng. Cab Klub B
Pengurus Komisi B
17. MANUSIA INDONESIA BARU
• Industrialisasi – globalisasi – “society of exploding problems
without solution”
• Tradisional - transisi – modern
– sikap kompetitif (fair competition)
– rasional
– lugas
– product oriented
– menghargai waktu
– menguasai alam
– bugar fisik mental sosial (sss)
– orang lain sbg. Pribadi
– kontrak sosial
– kerjasama industrial
18. KONSEP DASAR
Gagasan ilmu aktivitas fisik tidak dapat
dipahami tanpa terlebih dahulu mendefinisikan
beberapa konsep lain antaranya, berikut ini
adalah yang paling penting: disiplin bidang
studi subfield studi daerah praktek (atau
wilayah layanan) profesional.
19. Disiplin A adalah salah satu daerah ilmiah
utama atau primer dari pengetahuan
manusia. (misalnya matematika atau
fisika). Hal ini dapat berkembang tanpa
daerah terkait praktek profesional.
20. Sebuah bidang studi hasil dari integrasi
pengetahuan yang berasal dari beberapa
disiplin dan diterapkan dalam satu atau lebih
praktek profesional (misalnya obat-obatan,
farmakologi, gizi, rekayasa genetika).