SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
TUGAS : KMB I
DOSEN : YATABA,S.KEp,NS

HERpEX SIMpLEKS DAN HERpEX ZOOSTER

OLEH:
KELOMPOK III
•

ANDI ARAS

•

HERY FANTRI WIJAYA.S

•

SAIDIN

•

VEVIANTI MAVIKA SARI

•

NURJAYA

•

WD.HERLIANTI

AKADEMI KEpERAWATAN pEMERINTAH
KABUpATEN MUNA
TAHUN 2012

KATA PENGATAR

“Syukur Alhamdulillah” ungkapan yang patutu dipanjatkan kehadirat Allah SWT
atas limpahan rahmat, kasih sayang dan pertolongan – Nya sehingga makalah yang berjudul
“ASKEP PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISITEM INTEGUMEN AKIBAT
VIRUS Herpes Zoster Dan Herpes Simpleks” ini dapat terselesaikan sebagaimana yang
diharapkan. Shalawat dan Taslim kepada Rasulullah SAW, keluarga, dan pengikutnya hingga
hari kiamat.
Adalah penting bagi manasiswa memahami serta menginterprestaikan suatu
asuhan keperawatan sehingga nanti dilapangan dalam hal mempraktekan segala tindakan
yang berhubungan dengna penyakit ini dapat melakukannya dengan baik. Oleh karena itu,
penyusun merasa perlu penyajian makalah yang dapat mendukung salah satu indikator
pembelajaran Etika Keperawatan itu sendiri.
Dengan segala kerendahan hati, penyusun menyampaikan bahwa makalah ini
masih banyak kekurang sehingga diperlukan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna
penyempurnaan makalah ini. Namun terlepas dari kekurangan yang ada, semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi para penggunanya “Mahasiswa AKPER PEMKAB MUNA”.

Raha, September 2012

Penyusun
DAFTAR ISI
Kata pengantar...................................................................................................................i
Daftar isi............................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Tujuan....................................................................................................................1
Bab II Pembahasan.............................................................................................................2
A. Pengertian...............................................................................................................2
B. Etiologi....................................................................................................................
C. Patofisiologi.............................................................................................................
D. Tanda dan Gejala.....................................................................................................
E. Komplikasi................................................................................................................
F. Pemeriksaan Penunjang...........................................................................................
G. Penatalaksanaan Medik..............................................................................................
H. Konsep Keperawatan..................................................................................................
Bab III Penutup..................................................................................................................
A. Kesimpulan...............................................................................................................
B. Saran..........................................................................................................................
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Banyak diantara kita kalau sedang mengidap suatu penyakit seperti halnya
dengan herpes zoster tidak menghiraukannya. Nanti setelah dianggap besar, disaat
inilah barulah diambil suatu tindakan. Pada hal jenis penyakit ini sangat berbahaya.
Herpes zoster ini sendiri disebabkan oleh infeksi virus varisela zoster yang dapat
menyerang kulit dan mukosa.Infeksi ini merupakan reaksi virus yang terjadi setelah
infeksi primer. Sedangkan Herpes Simpleks disebabkan oleh virus Herpes Simpleks
tipe I dan tipe Iiyang ditandai adanya fesikel yang berkelpmpok diatas kulit yang
sembab dan merah.
Di dalam makalah kami ini kami akan membahas lebih lanjut dan lebih
terperinci mengenai “Herpes Zoster & Heps Zoster”.
B. TUJUAN
1. Agar mahasiswa dapat memahami dan mengetahui penyakit Herpes zoster &
Herpes Simpleks
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan menginterprestasikan suatu tindakan untuk
menangani penyakit herpes zoster dan herpes simpleks ini sendiri
C. TINJAUAN PUSTAKA
Teknik penulisan makalah ini adalah tinjauan pustaka dengan mengambil
literatur – literatur atau teori – teori melalui buku – buku yang berkaitan dan informasi
melalui layanan internet.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Herpes Zoster
A. Pengertian
Herpes Zoster adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi firus varizela
zoster yang menyerang kulit dan mukosa, infeksi ini merupakan reaktivasi firus yang
terjadi setelah infeksi primer.
B. Etiologi
Reaktivasi firus varisela zoster
C. Patofisiologi
Virus ini berdiam diganglion posterior susunan saraf tepi dan ganglion
kranalis kelainan kulit yang timbul memberikan lokasi yang setingkat dengan daerah
persyarafan ganglion tersebut. Kadang firus ini juga menyerang ganglion anterior,
bagian motorik kranalis sehingga memberikan gejala – gejala gangguan motorik.
D. Tanda & Gejala
Daerah yang paling sering terkena adalah daerah torakal. Frekuensi penyakt
ini pada pria dan wanita. Sedangkan mengenai umur lebih sering pada orang
dewasa.Sebelum tingga gejala kulit terhadap gejala prodromal seperti demam, pusing,
malaise, maupun lokal seperti nyeri otot-tulang, gatal, pegal, dan sebagainya. Setelah
timbul eritema yang dalam waktu singkat menjadi vesikel yang berkelimpok dengan
dasar kulit yang eritema dan edema.
Vesikel ini berisi cairan jernih kemudian menjadi keruh (berwarna abu-abu)
dapat menjadi pastala dan krusta. Kadang vesikel mengandung darah yang disebut
herpes zoster haemoragik dapat pula timbul infeksi sekunder sehingga menimbulkan
ulkus dengan penyembuhan berupa sikatrikas.
E. Komplikasi
Pada usia lanjut lebih dari 40 tahun kemungkinan terjadi neuralgia pasca
herpetik.
F. Pemerikasaan Penunjang
Pada pemerikasaan percobaan Tzanck dapat ditemukan sel datia berinti
banyak.
G. Penetalaksanaan medis
Pada herpes zoster oftalmikus mengingat komplikasinya diberikan antiviral
atau imunostimulator. Obat-obat ini juga dapat diberikan pada penderita dengan
defesiensi imunitas.
Indikasi pemberian kortikosteroid ialah untuk sindrom Ramsay Hunt.
Pemberian harus sedini-dininya untuk mencegah terjadinya parasialis. Terapi sering
digabungkan dengan obat antiviral untuk mencegah finrosis ganglion.

H. Konsep asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
A. Pengumpulan Data
 Sistem pernapasan
Bersihan jalan napas dan pola napas baik
 Sistem kardiovaskuler
Tekanan darah dan nadi dalam keadaan normal
 Sistem pencernaan
Pola makan baik, nafsu makan kurang baik dan terjadi malaise.
 Sistem perkemihan
BAK dan BAB dalam keadaan baik dan normal
 Sistem integumen
Adanya eritema, edema, pustule dan krusta.
 Sistem muscoloskeletal
- Nyeri otot-tulang
- Pegal
- Paralitas oto muka
B. Pengelompokan Data
1. Data Subjektif
Biasanya klien mengatakan :
• Demam
• Pusing
• Malaise
• Nyeri otot-tulang
• Gatal dan pegal
• Hipenestesi
• Stres pada penyakitnya
• Perasaan tidak ada harapan dan tidak berdaya
2. Data Objektif
• Eritema, vesikel yang berkelompok dengan dasar kulit yang
eritema dan edema. Vesikel berisi cairan jernih kemudian menjadi
keruh (berwarnah abu-abu) dapat menjadi pustule dan krusta.
Kadang vesikel mengandung darah, dapat pula timbul infeksi
sekunder sehingga menimbulkan aleus dengan penyembuhan
berupa sikatrik.
•

•
•

Dapat pula dijumpai pembesaran kelenjar lymve regional. Lokasi
penyakit ini adalan unilateral dan bersifat dermafonal sesuai
dengan tempat persyarafan.
Paralitas oto muka
Klien nampak pusing

C. Analisa Data
Problem
Gangguan rasa
nyaman nyeri

Gangguan
integritas kulit

Etiologi
VHS
Nukles sel
Infeksi primer
Timbu vesikel-vesikel
Edema kulit yang berat
Nyeri
VHS
Infeksi primer
Dermis dan epidermis
Gingivos stomstis
Gangguan integritas kulit

Ansietas

Adanya penyakit
Kurang terpapannya informasi
Kurang pengetahuan
Stress psikologis
Ansietas

Ganggaun
konsep

Adanya penyakit
Adanya lesi pada wajah
Dapat mengandung rasa malu
pasien

Symptom
DS : pusing, nyeri otot,
tulang pegal
DO : erupsi kulit
berupa papul eritema
vesikel, pustula,krusta
DS : klien mengatakan
gatal-gatal
DO :
• Kulit eritem
vesikel
• Krusta pustula
• Paralitas oto
muka
DS :
• Klien
mengatakan
takut wajahnya
cacat
• Klien
mengatakan
stres pada
penyaktnya
DO :
• Tampak
khawatir lesi
pada wajahnya
• Klien tampak
cemas dan takut
DS : pasien engatakan
perasaan tidak ada
harapan dan tidak
berdaya
Pasien menjadi rendah diri
Konsep diri terganggu

DO : Adanya masalah
dalam hubungan
interpersonal

2. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan rasa nyeri berhubungan dengan infeksi virus, ditandai dengan
DS : pusing, nyeri otot, tulang pegal
DO : erupsi kuliit berupa papul eritema, vesikel, pustula, krusta.
2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan vesikel yangmudah pecah,
editandai dengan :
DS : DO : kulit eritem vesikel, krusta pustula
3. Ansietas berhubungan dengan adanya lesi pada wajah, ditandai dengan :
DS :
-

Klien mengatakan takut wajahnya cacat

-

Klien mengatakan stres pada penyaktnya

DO :
-

Tampak khawatir lesi pada wajah

-

Klien tampak cemas dan takut

4. Gangguan konsep diri berhubungan dengan adanya penyakit yang ditandai
dengan :
DS : pasien mengatakan perasaan tidak ada harapan dan tidak berdaya
DO :
-

penghindaran terhadap kontak sosial

-

adanya masalah dalam hubungan interpersonal
3. Perencanaan
No

Tujuan

1

Tujuan :
Rasa nyaman terpenuhi
setelah tindakan
keperawatan
Kriteria hasil :
- Rasa nyeri
berkurang /
hilang
- Klien bisa
istrahat dengan
cukup
- Ekspresi wajah
tenang

2

Tujuan:
Integritas kulit tubuh
kembali dalam waktu
7-10 hari
Kriteria hasil:
- Tidak ada lesi
baru
- Lesi lama
mengalami
infolusi

•

Tujuan :
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
cemas akan hilang /
berkurang
Kriteria hasil :

•

3

Rencana
Intervensi
• Kaji kualitas
kuantitas nyeri dan
kaji respon klien
terhadap nyeri
• Ajarkan teknik
distrasi dan relaksasi
• Libatkan keluarga
untuk menciptakan
lingkungan yang
terapeutik
• Kolaborasi
pemberian sesuai
program

•

•

•

•

Kaji tingkat
kerusakan kulit
Jauhkan lesi dari
manipulasi dan
kontaminasi
Berikan diet TKTP

Kaji tingkat
kecemasan klien
Jelaskan tentang
penyakitnya dan
prosedur perawatan
Tingkatkan

keperawatan
Rasional
• Mengidentifikasi
kebutuhan untuk
interfensi dan juga
tanda-tanda
perkembangan/
resolusi komplikasi
• Untuk mengurangi
rasa nyeri dengan
cara mengalihkan
pasien terhadap
nyeri
• Memberi semangat
pasien dan
mempercepat proses
penyembuhan
• Untuk menurunkan
atau mengurangi
nyeri
• Mengetahui sejauh
mana tingkat
keparahan
kerusakan kulit
• Agar tidak
terkontaminasi oleh
bakteri yang bersifat
patogen yang akan
menyebabkan
infeksi
• Agar tidak terjadi
tingkat keparahan
dan akan
mempercepat proses
penyembuhan.
• Mengetahui sejauh
mana pasien takut
dengan penyakit
yang dideritanya
• Diharapkan dapat
mengerti dengan
-

-

Pasien merasa
yakin
penyakitnya
akan sembuh
sempurna
Lesi tidak ada
infeksi sekunder

•

hubungan terapeutik
Libatkan keluarga
untuk memberi
dukungan

•

•

4

Tujuan :
Setelah diberikan
tindakan keperawatan
pasien mulai meraas
percaya diri dan mau
berinteraksi dengan orla
Kriteria hasil :
- Pasien mulai
mengerti tentang
penyakitnya
- Pasien mulai
berinteraksi dan
bersosialisasi
dengan baik

•
•

•

Beri penjelasan
tentang penyakitnya
Tingkatkan mental
pasien dengan
memberi contoh
kasus yang sama
Libatkan keluarga
untuk untuk memberi
suport pada pasien

•

•

keadaan dan
menambah
pengetahuan klien
Membantu pasien
mempercepat proses
penyembuhan
penyakitnya
Pasien akan merasa
diperhatikan dan
dapat memberi
semangat
Agar pasien dapat
mengerti tentang
penyakitnya
Untuk
menghilangkan
perasaan rendah diri
dan membentuk
pasien untuk
menerima keadaan
dirinya
2. Herpes Simpleks
A. Pengertian
Herpes simpleks adalah penyakit seksual yang disebabkan oleh virus herpes simpleks
tipe 1 atau tipe II yang ditandai adanya vesikel yang berkelompok diatas kulit yang sembab dan
merah. Vesikel ini paling sering terdapat disekitar mulut, hidung, daerah genital, dan biokong,
walaupun dapat juga terjadi dibagian tubuh lain. Berdasarkan perbedaan imunilogi dan kliks, virus
herpes simpleks dapat dibedakan menjadi 2 tipe yaitu :
1. Virus herpes simpleks tipe I
2. virus herpes simpleks tipe II
B. Etiologi
Penyakit ini disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe I dan tipe II. Virus herpes
simpleks tipe I berperan dalam kelainan disekitar mulut sedangkan virus simpleks tipe II berperan
dalam kelainan disekitar genital. Daerah sering ini sring kacau karena adanya cara hubungan seksual
seperti oral-genital, sehingga herpes yang terdapat di daerah genital kadang-kadang disebabkan oleh
virus herpes simpleks tipe I sedangkan di daerah muulut dan rongga mulut dapat diakibatkan oleh
virus herpes simpleks tipe II.
C. Patofisiologi
Penyakit ini tersebar diseluruh dunia dan menyerang baik priaa dan wanita dengan
frekuensi yang tidak berbeda. Infeksi virus herpes simpleks tipe I biasanya dimulai pada usia anakanak, sedangkan infeksi virus herpes simpleks tipe II biasanya terjadi pada usia dewasa dan
berhubungan dengan peningkatan aktivitas seksual.
D. Tanda & Gejala
Gejala herpes simpleks dapat bervariasi dari atu individu ke individu lain. Infeksi
pertama berlangsung lebih lama dan lebih berat, kira-kira 3 minggu dan disertai gejala lain seperti
demam, lema, nyeri disekitar mulut, tidak mau makan.
E. Pemeriksaan Penunjang
Diagnosi herpes biasanya ditegakkan berdasarkan anmnesis dn penampilan klinis.
Diagnosis dapat dibuat diperkuat dengan melakukkan biakan herpes, yang positif pada sekitar 80%
penderita. Tes Tsank positif pada 50% - 80% penderita herpes. Pada tes ini bhan dari fesikel
diletakkan pada gelas objek dan diwarnai deengan biru toilidin 1%. Dari hapusan yang diambiil dari
penderita herpes simpleks dapat terlihat sel-sel raksa yang berinti banyak dan besar.
F. Penatalaksanaan Medis
Untuk mengobati herpes simpleks, dokter memberikan pengobatan antivirus dalam
bentuk krim dan pil. Pengobatan ini tidak dapat menyembhkan hepes simpleks, namun dapat
mengurangi durasi terja FDA antara lain : Acyclovir, Valacyclovir dan Famcyclovir. Jika seseorang
telah mendapat pengobatan untuuk herpes simpleks, maka pasangan seksualnya disarankan untuk
diperiksa, dan bila perlu diobati juga walaupun tidak ada gejala. Hal ini akan mengurangi resiko
terjadinya komplikasi yang serius pada infeksi herpen simpleks yang tidak terdiagnosis atau
mencegah penyebaran infeksi ini ke orang lain.
G. Konsep Askep
1. Pengkajian
A. Pengumpulan Data
 Riwayat kesehatan sekarang
a. Keluhan utama : Nyeri
b. Riwayat kesehatan utama
Yang menyebabkan nyeri adalah adanya vesikel
c. Riwayat kesehatan masa lalu
-

Apakah klien pernah menderita penyakiit yang sama ?

-

Apakah klien pernah dirawat dirumah sakit ?

-

Pakh klien prnah menderita alergi ?

d. Riwayat kesehatan sebelumnya
Apakah ada keeluarga yang menderita penyakit yang sama atau penyakit
lain dan keturunan ?
 Pola aktivitas sehari – hari

B. Klasifikasi Data
1. Data Ssubjektif
-

Rasa nyeri pada daerah mulut

-

Sering demam dan menggil

-

Leman dan cepat lelah

-

Malas makan

-

Klien bertanya mengenai penyakit yang dialami

-

Mearas kuurang percaya diri

2. Data Objektif
-

dinya p Tampak meringis

-

Badan terasa hangat

-

Nampakm lemah dan letih

-

Porsi makan tidak disiapkan
-

Nampak tidak ada selera / naafsu makan

-

Berat badan turun

-

Tampak gelisah

-

Tampak malu dengan keadaannya.

C. Analisa Data
No

Problem

1

DS :
klien mengatakanmerasa
nyeri pada daerah mulut
DO :
Klien nempak meringis

Etiologi

Symptom
Infeksi primer
Peradangan
Hipotalamus

Nyeri

Gangguan korteks serebri

2

DS :
-

-

-

DO :
3

4

Nyeri dipersepsikan
Infeksi primer
Klien mengatakan
sering demam dan
menggil
Klien mengatakan
badannya terasa
panas
Klien mengatakan
lemah dan cepat
lelah
Badan klien terasa
hangat
Klien nempak lemah
dan letih

DS :
Klien mengatakan malas
makan
DO :
- Porsi makan tidak
dihabiskan
- Klien nampak
kurang selera/nafsu
makan
- Berat badan turun
DS :
Klien mengatakan merasa

Peradangan
Pyrogen endogen
Stimulasi di hipotalamus

Gangguan rasa nyaman
dan panas

Pergeseran set point
Gangguan rasa nyaman dan
panas

Peradangan
Timbul kelemahan
Nafsu makan berkurang
Malas makan
Nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh
Pembentukan vesikel yang
berkelpompok

Nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
kurang percaya diri
DO :

kusta

Klien tampak malu dengasn
penampilannya
5

Gangguan body image

Kerusakan integritas kulit
Gangguan body image

DS :

Kurang informasi

Klien bertanya mengenai
penyakit yang dialaminya

Salah interprestasi
Kurang pengetahuan

Kurang pengetahuan

DO :
Klien tampak gelisah

2. Dianosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyeri, berhubungan dengan ulserasi dan gatal ditandai dengan :
DS : klien mengatakan merasa nyeri pada daerah mulut
DO : klien tampak meringis
2. Gangguan rasa nyaman (panas) berhubungan dengan peradangan ditandai dengan :
DS :
-

Klien mengatakan sering demam dan menggigil

-

Klien mengatakan badannya terasa panas

-

Klien mengatakan lemah dan cepat lelah

DO :
-

Badan klien terasa hangat

-

Klien nampak lemah dan letih

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d kurang nafsu makan ditandai dengan :
DS : klien mengatakn malas makan
DO :
-

Porsi makan tidak dihabiskan

-

Klien nampak kurang selera/nafsu makan

-

Berat badan turun

4. Gangguan body image behubungan dengan integrasi kulit ditandai dengan :
DS : Klien bertanya mengenai penyakit yang dialaminya
DO : Klien tampak gelisah
5. Ansietas berhubunga dengan kurang pengetahuan tentang penyakitnya di tandai dengan :
DS : Klien bertanya mengenai penyakit yang dialaminya
DO : Klien tampak gelisah
3. Rencana Keperawatan
No

Tujuan

1

Tupan : setelah diberi tindakan
keperawatan selama 3 hari nyeri
berkurang
Tupen : setelah diberi tindakan
keperawatan selama 1 hari nteri
teratasi dengan kriteria :
-

Menyatakan tingkat
nyeri menurun

-

Tidak ad petunjuk non
verbal tentang nyeri,
ulserasi dan gatal

Infeksi
1. Kajinpeneyab kult
terssa gatal dan nyeri
yang diarasakan
klien
2. Anjurkan kopmpre
uilserasi, jangan
menggsruj jika
kitwsa
3. Alihkan perhatian
klien sangan nyeri
4. Kolaborasi pembrian
aspirin dan analgeti

Rasional
1. Memperoleh data
dasar dan
memudahkan dalam
menentukan intervensi
lebid lanjut
2. Menghindari
terwujudnya lesi yang
berulang akibat
garukkan yang
memburuk ulserasi
3. Mengalihkan perhatian
dengan mengajak
berdiskusi diharapkan
nyeri tidak
dipersepsikan
4. Aspirin dan
analgetikefektif untuk
mengontrol nyeri
2

Tupan : Setelah diberi tindakan
keperawatan selama 3 hari suhu
tubuh membaik
Tupen : Setelah diberi tindakan
keperawatan selam 1 hari suhu
tubuh berangsur normal dengan
kriteria :
-

3

Tidak ada menggigil
atau gemetar
Klien tampak lebih
tenang

1. Ukur suhu setiap 2
jam

1. Untuk mengetahui
perubahan suhu

2. Berikan kompres
hangat
3. Berikan selimut tiois

2. Membuka pori-pori
kulit sehingga
meningkatkan
penguapan

4. Atur ventilasi yang
cukup

3. Untuk meningkatkan
evaporasi panas

5. Anjurkan minum air
sebanyak mungkin

4. Menuurunkan panas
dengan prinsip radiasi
5. Untuk mengimbangi /
mengganti cairan yang
keluar akigat evaporasi

Ekspresi wajah klien
cerah

Tupan : Setelah diberi tindakan
keperawatan selam a 3 hari
kebutuhan nutrisi terpenuhi
Tupen : Setelah diberi tindakan
keperawatan selama 1 hari
kebutuhan nutrisi membaik
dengan kriteria :

1. Kaji pola makan
2. Memberi makananan
dalam bentuk yang
menarik

2. Membantu
meningkatkan nafsu
makan

Nafsu makan kembali normal
4

Tupan : setelah diberi tindakan
keperawatan selama body image
terpenuuhi
Tupen : setelah diberikan
tindakan keperawatan selama 1
hari body image teratasi dengan
kritrian:
-

5

1. Observasi gangguan
body iamage
2. Dorong pasien untuk
bertanya atau
mengekspresikan
perasaannya

Menyatakan
penerimaanterhadap
situasi diri

Tupan : setelah diberi tindakan
keperawatan selam a 3 hari
perasaan bingung berkurang.

1. Dengan pemahaman
yang jelas mengenai
penyakitnya klien
dapat beradaptasiv dan
membantu dalam
pelaksanaan
perawatannya
2. Dukungan akan
membawa klien
mengenal dirinya
membagi perasaan
akan mengurangi
gangguan perasaannya
serta menunjukkan
bahwa pasien
menerima
pembelajaran

Mekanisme koping yang
efektif

-

1. Mengetahui tingkat
nafsu makan
klien,makanan yang
disuka dan tidak
disuka

1. Observasi tingkat
kecemasan klien

1. Sebagai data dasar
untuk melanjutkan
Tupen : setelah diberi tindakan
keperawatan selama 1 hari
perasaan klien tampak tenang
dengan kriteria :
-

2. Membantu kliien agar
dapat memahami
penyakitnya.

Kooperatif dalam terapi
& perawatan

-

intervensi selanjutnya

Menjawab secara verbal
pertanyaan yang
diberikan tentang
penyakitnya

-

2. Berikan penjelasan
kepda klien tentang
penyakitnya

Bebas dari kebingungan

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Herpes Zoster adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi firus varizela zoster
yang menyerang kulit dan mukosa, infeksi ini merupakan reaktivasi firus yang
terjadi setelah infeksi primer.
2. Herpes simpleks adalah penyakit seksual yang disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe
1 atau tipe II yang ditandai adanya vesikel yang berkelompok diatas kulit yang sembab
dan merah.

3. Pengidap penyakit Herpes zoster dan Herpes Simpleks manifestasinya dapat
menimbulkan penurunan harga diri atau akan menutup diri dari pergaulan,dan lain
sebagainya
B. SARAN
Herpes zoster & Herpes simpleks merupakan penyakit yang jarang
ditemukan namun penting untuk diketahui oleh seorang perawat. Oleh karena itu,
kita sebagai mahasisiwa Akademi Keperawatan harus mengetahui cara menangani
dan memberikan asuhan keperawatan pada klien yang menderita penyakit tersebut.
Sehungga jika kita menemukan kasus dilapangan, setidaknya kita sudah mengenal
penyakit ini.
DAFTAR PUSTAKA
www.google.co.id
www.virus-herpes-zoster.blogspot.co.id
www.virus-herpes-simpleks.blogspot.co.id
ASKEP PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN AKIBAT VIRUS HERPES ZOSTER DAN HERPES SIMPLEKS

More Related Content

What's hot (20)

Asuhan keperawatan tbc
Asuhan keperawatan tbcAsuhan keperawatan tbc
Asuhan keperawatan tbc
 
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada LukaKonsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
 
Askep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brAskep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen br
 
Pembahasan Soal UKOM KMB
Pembahasan Soal UKOM KMBPembahasan Soal UKOM KMB
Pembahasan Soal UKOM KMB
 
7. asuhan keperawatan pada tonsilitis
7. asuhan keperawatan pada tonsilitis7. asuhan keperawatan pada tonsilitis
7. asuhan keperawatan pada tonsilitis
 
Tugas askep kasus hipertensi
Tugas askep kasus hipertensiTugas askep kasus hipertensi
Tugas askep kasus hipertensi
 
Asuhan keperawatan luka bakar
Asuhan keperawatan luka bakarAsuhan keperawatan luka bakar
Asuhan keperawatan luka bakar
 
Asuhan keperawatan
Asuhan keperawatanAsuhan keperawatan
Asuhan keperawatan
 
DHF
DHFDHF
DHF
 
5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga
 
Asuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
Asuhan Keperawatan dengan Klien AnemiaAsuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
Asuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
 
Askep diare
Askep diareAskep diare
Askep diare
 
Asuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berdukaAsuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berduka
 
Sp isolasi sosial
Sp isolasi sosialSp isolasi sosial
Sp isolasi sosial
 
Ii. askep hipertensi
Ii. askep hipertensiIi. askep hipertensi
Ii. askep hipertensi
 
Asuhan keperawatan kanker kulit
Asuhan keperawatan kanker kulitAsuhan keperawatan kanker kulit
Asuhan keperawatan kanker kulit
 
Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri
 
Keperawatan transkultural 2
Keperawatan transkultural 2Keperawatan transkultural 2
Keperawatan transkultural 2
 
Konsep dan-perspektif-kmb
Konsep dan-perspektif-kmbKonsep dan-perspektif-kmb
Konsep dan-perspektif-kmb
 
Askep diabetes mellitus
Askep diabetes mellitusAskep diabetes mellitus
Askep diabetes mellitus
 

Viewers also liked

Askep dengan kasus Herpes zoster
Askep dengan kasus Herpes zosterAskep dengan kasus Herpes zoster
Askep dengan kasus Herpes zosterervinpramita
 
Penyimpangan kdm kasus morbili AKPER PEMKAB MUNA
Penyimpangan kdm kasus morbili AKPER PEMKAB MUNA Penyimpangan kdm kasus morbili AKPER PEMKAB MUNA
Penyimpangan kdm kasus morbili AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Bagan pathway ispa pada anak
Bagan pathway ispa pada anakBagan pathway ispa pada anak
Bagan pathway ispa pada anakJufriPrabu
 
Laporan pendahuluan kolelitiasis
Laporan pendahuluan kolelitiasisLaporan pendahuluan kolelitiasis
Laporan pendahuluan kolelitiasisHaryani Nuravindari
 

Viewers also liked (20)

Askep dengan kasus Herpes zoster
Askep dengan kasus Herpes zosterAskep dengan kasus Herpes zoster
Askep dengan kasus Herpes zoster
 
Penyimpangan kdm kasus morbili AKPER PEMKAB MUNA
Penyimpangan kdm kasus morbili AKPER PEMKAB MUNA Penyimpangan kdm kasus morbili AKPER PEMKAB MUNA
Penyimpangan kdm kasus morbili AKPER PEMKAB MUNA
 
Penyimpangan kdm goiter
Penyimpangan kdm goiterPenyimpangan kdm goiter
Penyimpangan kdm goiter
 
Peritonitis AKPER PEMKAB MUNA
Peritonitis  AKPER PEMKAB MUNA Peritonitis  AKPER PEMKAB MUNA
Peritonitis AKPER PEMKAB MUNA
 
Kolelitiasis
KolelitiasisKolelitiasis
Kolelitiasis
 
Askep herpes zoster AKPER PEMKAB MUNA
Askep herpes zoster AKPER PEMKAB MUNA Askep herpes zoster AKPER PEMKAB MUNA
Askep herpes zoster AKPER PEMKAB MUNA
 
Otalgia kita
Otalgia kitaOtalgia kita
Otalgia kita
 
Laporan kasus ii
Laporan kasus iiLaporan kasus ii
Laporan kasus ii
 
Penyimpangan kdm atelektasis
Penyimpangan kdm atelektasisPenyimpangan kdm atelektasis
Penyimpangan kdm atelektasis
 
Penyimpangan kdm kanker rongga mulut
Penyimpangan kdm kanker rongga mulutPenyimpangan kdm kanker rongga mulut
Penyimpangan kdm kanker rongga mulut
 
Penyakit paru
Penyakit paruPenyakit paru
Penyakit paru
 
Askep app n kdm
Askep app n kdmAskep app n kdm
Askep app n kdm
 
Kdm hepatitis AKPER PEMKAB MUNA
Kdm hepatitis  AKPER PEMKAB MUNA Kdm hepatitis  AKPER PEMKAB MUNA
Kdm hepatitis AKPER PEMKAB MUNA
 
Penyimpangan kdm batu ginjal
Penyimpangan kdm batu ginjalPenyimpangan kdm batu ginjal
Penyimpangan kdm batu ginjal
 
Penyimpangan kdm
Penyimpangan kdmPenyimpangan kdm
Penyimpangan kdm
 
Makalah kanker kolon print
Makalah kanker kolon printMakalah kanker kolon print
Makalah kanker kolon print
 
Penyimpangan kdm ca mamae
Penyimpangan kdm ca mamaePenyimpangan kdm ca mamae
Penyimpangan kdm ca mamae
 
Bagan pathway ispa pada anak
Bagan pathway ispa pada anakBagan pathway ispa pada anak
Bagan pathway ispa pada anak
 
Penyimpangan kdm infark miokard akut
Penyimpangan kdm infark miokard akutPenyimpangan kdm infark miokard akut
Penyimpangan kdm infark miokard akut
 
Laporan pendahuluan kolelitiasis
Laporan pendahuluan kolelitiasisLaporan pendahuluan kolelitiasis
Laporan pendahuluan kolelitiasis
 

Similar to ASKEP PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN AKIBAT VIRUS HERPES ZOSTER DAN HERPES SIMPLEKS

Similar to ASKEP PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN AKIBAT VIRUS HERPES ZOSTER DAN HERPES SIMPLEKS (20)

LAPORAN KASUS_PKM PAGESANGAN_dr Tsanya Fuady.pptx
LAPORAN KASUS_PKM PAGESANGAN_dr Tsanya Fuady.pptxLAPORAN KASUS_PKM PAGESANGAN_dr Tsanya Fuady.pptx
LAPORAN KASUS_PKM PAGESANGAN_dr Tsanya Fuady.pptx
 
Tinea kruris
Tinea krurisTinea kruris
Tinea kruris
 
Tinea kruris
Tinea krurisTinea kruris
Tinea kruris
 
Tinea kapitis
Tinea kapitisTinea kapitis
Tinea kapitis
 
Tinea kapitis
Tinea kapitisTinea kapitis
Tinea kapitis
 
Askep tinea kapitis
Askep tinea kapitisAskep tinea kapitis
Askep tinea kapitis
 
Askep tinea kapitis
Askep tinea kapitisAskep tinea kapitis
Askep tinea kapitis
 
206432773 case-varicella-kulkel-1
206432773 case-varicella-kulkel-1206432773 case-varicella-kulkel-1
206432773 case-varicella-kulkel-1
 
Askep tinea kapitis
Askep tinea kapitisAskep tinea kapitis
Askep tinea kapitis
 
Askep tinea kapitis AKPER PEMKAB MUNA
Askep tinea kapitis AKPER PEMKAB MUNA Askep tinea kapitis AKPER PEMKAB MUNA
Askep tinea kapitis AKPER PEMKAB MUNA
 
Tinea kapitis AKPER PEMKAB MUNA
Tinea kapitis AKPER PEMKAB MUNA Tinea kapitis AKPER PEMKAB MUNA
Tinea kapitis AKPER PEMKAB MUNA
 
Dk pemicu 4
Dk  pemicu 4Dk  pemicu 4
Dk pemicu 4
 
PENYAKIT KUSTA (LEPROSY)
PENYAKIT KUSTA (LEPROSY)PENYAKIT KUSTA (LEPROSY)
PENYAKIT KUSTA (LEPROSY)
 
Dermatitis seboroik
Dermatitis seboroikDermatitis seboroik
Dermatitis seboroik
 
Tinea kruris AKPER PEMKAB MUNA
Tinea kruris  AKPER PEMKAB MUNA Tinea kruris  AKPER PEMKAB MUNA
Tinea kruris AKPER PEMKAB MUNA
 
Infeksi Varicella Zoster dan Rubella
Infeksi Varicella Zoster dan RubellaInfeksi Varicella Zoster dan Rubella
Infeksi Varicella Zoster dan Rubella
 
Impetigo bullosa
Impetigo bullosaImpetigo bullosa
Impetigo bullosa
 
Prurigo nodularis
Prurigo nodularisPrurigo nodularis
Prurigo nodularis
 
Farmakoterapi herpes dan HIV/AIDS
Farmakoterapi herpes dan HIV/AIDSFarmakoterapi herpes dan HIV/AIDS
Farmakoterapi herpes dan HIV/AIDS
 
151642549 satuan-acara-penyuluhan-ssj
151642549 satuan-acara-penyuluhan-ssj151642549 satuan-acara-penyuluhan-ssj
151642549 satuan-acara-penyuluhan-ssj
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

ASKEP PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN AKIBAT VIRUS HERPES ZOSTER DAN HERPES SIMPLEKS

  • 1. TUGAS : KMB I DOSEN : YATABA,S.KEp,NS HERpEX SIMpLEKS DAN HERpEX ZOOSTER OLEH: KELOMPOK III • ANDI ARAS • HERY FANTRI WIJAYA.S • SAIDIN • VEVIANTI MAVIKA SARI • NURJAYA • WD.HERLIANTI AKADEMI KEpERAWATAN pEMERINTAH KABUpATEN MUNA
  • 2. TAHUN 2012 KATA PENGATAR “Syukur Alhamdulillah” ungkapan yang patutu dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, kasih sayang dan pertolongan – Nya sehingga makalah yang berjudul “ASKEP PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISITEM INTEGUMEN AKIBAT VIRUS Herpes Zoster Dan Herpes Simpleks” ini dapat terselesaikan sebagaimana yang diharapkan. Shalawat dan Taslim kepada Rasulullah SAW, keluarga, dan pengikutnya hingga hari kiamat. Adalah penting bagi manasiswa memahami serta menginterprestaikan suatu asuhan keperawatan sehingga nanti dilapangan dalam hal mempraktekan segala tindakan yang berhubungan dengna penyakit ini dapat melakukannya dengan baik. Oleh karena itu, penyusun merasa perlu penyajian makalah yang dapat mendukung salah satu indikator pembelajaran Etika Keperawatan itu sendiri. Dengan segala kerendahan hati, penyusun menyampaikan bahwa makalah ini masih banyak kekurang sehingga diperlukan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna penyempurnaan makalah ini. Namun terlepas dari kekurangan yang ada, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para penggunanya “Mahasiswa AKPER PEMKAB MUNA”. Raha, September 2012 Penyusun
  • 3. DAFTAR ISI Kata pengantar...................................................................................................................i Daftar isi............................................................................................................................ii Bab I Pendahuluan.............................................................................................................1 A. Latar Belakang.......................................................................................................1 B. Tujuan....................................................................................................................1 Bab II Pembahasan.............................................................................................................2 A. Pengertian...............................................................................................................2 B. Etiologi.................................................................................................................... C. Patofisiologi............................................................................................................. D. Tanda dan Gejala..................................................................................................... E. Komplikasi................................................................................................................ F. Pemeriksaan Penunjang........................................................................................... G. Penatalaksanaan Medik.............................................................................................. H. Konsep Keperawatan.................................................................................................. Bab III Penutup.................................................................................................................. A. Kesimpulan............................................................................................................... B. Saran.......................................................................................................................... Daftar Pustaka
  • 4. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Banyak diantara kita kalau sedang mengidap suatu penyakit seperti halnya dengan herpes zoster tidak menghiraukannya. Nanti setelah dianggap besar, disaat inilah barulah diambil suatu tindakan. Pada hal jenis penyakit ini sangat berbahaya. Herpes zoster ini sendiri disebabkan oleh infeksi virus varisela zoster yang dapat menyerang kulit dan mukosa.Infeksi ini merupakan reaksi virus yang terjadi setelah infeksi primer. Sedangkan Herpes Simpleks disebabkan oleh virus Herpes Simpleks tipe I dan tipe Iiyang ditandai adanya fesikel yang berkelpmpok diatas kulit yang sembab dan merah. Di dalam makalah kami ini kami akan membahas lebih lanjut dan lebih terperinci mengenai “Herpes Zoster & Heps Zoster”. B. TUJUAN 1. Agar mahasiswa dapat memahami dan mengetahui penyakit Herpes zoster & Herpes Simpleks 2. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan menginterprestasikan suatu tindakan untuk menangani penyakit herpes zoster dan herpes simpleks ini sendiri C. TINJAUAN PUSTAKA Teknik penulisan makalah ini adalah tinjauan pustaka dengan mengambil literatur – literatur atau teori – teori melalui buku – buku yang berkaitan dan informasi melalui layanan internet.
  • 5. BAB II PEMBAHASAN 1. Herpes Zoster A. Pengertian Herpes Zoster adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi firus varizela zoster yang menyerang kulit dan mukosa, infeksi ini merupakan reaktivasi firus yang terjadi setelah infeksi primer. B. Etiologi Reaktivasi firus varisela zoster C. Patofisiologi Virus ini berdiam diganglion posterior susunan saraf tepi dan ganglion kranalis kelainan kulit yang timbul memberikan lokasi yang setingkat dengan daerah persyarafan ganglion tersebut. Kadang firus ini juga menyerang ganglion anterior, bagian motorik kranalis sehingga memberikan gejala – gejala gangguan motorik. D. Tanda & Gejala Daerah yang paling sering terkena adalah daerah torakal. Frekuensi penyakt ini pada pria dan wanita. Sedangkan mengenai umur lebih sering pada orang dewasa.Sebelum tingga gejala kulit terhadap gejala prodromal seperti demam, pusing, malaise, maupun lokal seperti nyeri otot-tulang, gatal, pegal, dan sebagainya. Setelah timbul eritema yang dalam waktu singkat menjadi vesikel yang berkelimpok dengan dasar kulit yang eritema dan edema. Vesikel ini berisi cairan jernih kemudian menjadi keruh (berwarna abu-abu) dapat menjadi pastala dan krusta. Kadang vesikel mengandung darah yang disebut herpes zoster haemoragik dapat pula timbul infeksi sekunder sehingga menimbulkan ulkus dengan penyembuhan berupa sikatrikas. E. Komplikasi Pada usia lanjut lebih dari 40 tahun kemungkinan terjadi neuralgia pasca herpetik. F. Pemerikasaan Penunjang Pada pemerikasaan percobaan Tzanck dapat ditemukan sel datia berinti banyak. G. Penetalaksanaan medis Pada herpes zoster oftalmikus mengingat komplikasinya diberikan antiviral atau imunostimulator. Obat-obat ini juga dapat diberikan pada penderita dengan defesiensi imunitas.
  • 6. Indikasi pemberian kortikosteroid ialah untuk sindrom Ramsay Hunt. Pemberian harus sedini-dininya untuk mencegah terjadinya parasialis. Terapi sering digabungkan dengan obat antiviral untuk mencegah finrosis ganglion. H. Konsep asuhan Keperawatan 1. Pengkajian A. Pengumpulan Data  Sistem pernapasan Bersihan jalan napas dan pola napas baik  Sistem kardiovaskuler Tekanan darah dan nadi dalam keadaan normal  Sistem pencernaan Pola makan baik, nafsu makan kurang baik dan terjadi malaise.  Sistem perkemihan BAK dan BAB dalam keadaan baik dan normal  Sistem integumen Adanya eritema, edema, pustule dan krusta.  Sistem muscoloskeletal - Nyeri otot-tulang - Pegal - Paralitas oto muka B. Pengelompokan Data 1. Data Subjektif Biasanya klien mengatakan : • Demam • Pusing • Malaise • Nyeri otot-tulang • Gatal dan pegal • Hipenestesi • Stres pada penyakitnya • Perasaan tidak ada harapan dan tidak berdaya 2. Data Objektif • Eritema, vesikel yang berkelompok dengan dasar kulit yang eritema dan edema. Vesikel berisi cairan jernih kemudian menjadi keruh (berwarnah abu-abu) dapat menjadi pustule dan krusta. Kadang vesikel mengandung darah, dapat pula timbul infeksi sekunder sehingga menimbulkan aleus dengan penyembuhan berupa sikatrik.
  • 7. • • • Dapat pula dijumpai pembesaran kelenjar lymve regional. Lokasi penyakit ini adalan unilateral dan bersifat dermafonal sesuai dengan tempat persyarafan. Paralitas oto muka Klien nampak pusing C. Analisa Data Problem Gangguan rasa nyaman nyeri Gangguan integritas kulit Etiologi VHS Nukles sel Infeksi primer Timbu vesikel-vesikel Edema kulit yang berat Nyeri VHS Infeksi primer Dermis dan epidermis Gingivos stomstis Gangguan integritas kulit Ansietas Adanya penyakit Kurang terpapannya informasi Kurang pengetahuan Stress psikologis Ansietas Ganggaun konsep Adanya penyakit Adanya lesi pada wajah Dapat mengandung rasa malu pasien Symptom DS : pusing, nyeri otot, tulang pegal DO : erupsi kulit berupa papul eritema vesikel, pustula,krusta DS : klien mengatakan gatal-gatal DO : • Kulit eritem vesikel • Krusta pustula • Paralitas oto muka DS : • Klien mengatakan takut wajahnya cacat • Klien mengatakan stres pada penyaktnya DO : • Tampak khawatir lesi pada wajahnya • Klien tampak cemas dan takut DS : pasien engatakan perasaan tidak ada harapan dan tidak berdaya
  • 8. Pasien menjadi rendah diri Konsep diri terganggu DO : Adanya masalah dalam hubungan interpersonal 2. Diagnosa keperawatan 1. Gangguan rasa nyeri berhubungan dengan infeksi virus, ditandai dengan DS : pusing, nyeri otot, tulang pegal DO : erupsi kuliit berupa papul eritema, vesikel, pustula, krusta. 2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan vesikel yangmudah pecah, editandai dengan : DS : DO : kulit eritem vesikel, krusta pustula 3. Ansietas berhubungan dengan adanya lesi pada wajah, ditandai dengan : DS : - Klien mengatakan takut wajahnya cacat - Klien mengatakan stres pada penyaktnya DO : - Tampak khawatir lesi pada wajah - Klien tampak cemas dan takut 4. Gangguan konsep diri berhubungan dengan adanya penyakit yang ditandai dengan : DS : pasien mengatakan perasaan tidak ada harapan dan tidak berdaya DO : - penghindaran terhadap kontak sosial - adanya masalah dalam hubungan interpersonal
  • 9. 3. Perencanaan No Tujuan 1 Tujuan : Rasa nyaman terpenuhi setelah tindakan keperawatan Kriteria hasil : - Rasa nyeri berkurang / hilang - Klien bisa istrahat dengan cukup - Ekspresi wajah tenang 2 Tujuan: Integritas kulit tubuh kembali dalam waktu 7-10 hari Kriteria hasil: - Tidak ada lesi baru - Lesi lama mengalami infolusi • Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan cemas akan hilang / berkurang Kriteria hasil : • 3 Rencana Intervensi • Kaji kualitas kuantitas nyeri dan kaji respon klien terhadap nyeri • Ajarkan teknik distrasi dan relaksasi • Libatkan keluarga untuk menciptakan lingkungan yang terapeutik • Kolaborasi pemberian sesuai program • • • • Kaji tingkat kerusakan kulit Jauhkan lesi dari manipulasi dan kontaminasi Berikan diet TKTP Kaji tingkat kecemasan klien Jelaskan tentang penyakitnya dan prosedur perawatan Tingkatkan keperawatan Rasional • Mengidentifikasi kebutuhan untuk interfensi dan juga tanda-tanda perkembangan/ resolusi komplikasi • Untuk mengurangi rasa nyeri dengan cara mengalihkan pasien terhadap nyeri • Memberi semangat pasien dan mempercepat proses penyembuhan • Untuk menurunkan atau mengurangi nyeri • Mengetahui sejauh mana tingkat keparahan kerusakan kulit • Agar tidak terkontaminasi oleh bakteri yang bersifat patogen yang akan menyebabkan infeksi • Agar tidak terjadi tingkat keparahan dan akan mempercepat proses penyembuhan. • Mengetahui sejauh mana pasien takut dengan penyakit yang dideritanya • Diharapkan dapat mengerti dengan
  • 10. - - Pasien merasa yakin penyakitnya akan sembuh sempurna Lesi tidak ada infeksi sekunder • hubungan terapeutik Libatkan keluarga untuk memberi dukungan • • 4 Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan pasien mulai meraas percaya diri dan mau berinteraksi dengan orla Kriteria hasil : - Pasien mulai mengerti tentang penyakitnya - Pasien mulai berinteraksi dan bersosialisasi dengan baik • • • Beri penjelasan tentang penyakitnya Tingkatkan mental pasien dengan memberi contoh kasus yang sama Libatkan keluarga untuk untuk memberi suport pada pasien • • keadaan dan menambah pengetahuan klien Membantu pasien mempercepat proses penyembuhan penyakitnya Pasien akan merasa diperhatikan dan dapat memberi semangat Agar pasien dapat mengerti tentang penyakitnya Untuk menghilangkan perasaan rendah diri dan membentuk pasien untuk menerima keadaan dirinya
  • 11. 2. Herpes Simpleks A. Pengertian Herpes simpleks adalah penyakit seksual yang disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe 1 atau tipe II yang ditandai adanya vesikel yang berkelompok diatas kulit yang sembab dan merah. Vesikel ini paling sering terdapat disekitar mulut, hidung, daerah genital, dan biokong, walaupun dapat juga terjadi dibagian tubuh lain. Berdasarkan perbedaan imunilogi dan kliks, virus herpes simpleks dapat dibedakan menjadi 2 tipe yaitu : 1. Virus herpes simpleks tipe I 2. virus herpes simpleks tipe II B. Etiologi Penyakit ini disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe I dan tipe II. Virus herpes simpleks tipe I berperan dalam kelainan disekitar mulut sedangkan virus simpleks tipe II berperan dalam kelainan disekitar genital. Daerah sering ini sring kacau karena adanya cara hubungan seksual seperti oral-genital, sehingga herpes yang terdapat di daerah genital kadang-kadang disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe I sedangkan di daerah muulut dan rongga mulut dapat diakibatkan oleh virus herpes simpleks tipe II. C. Patofisiologi Penyakit ini tersebar diseluruh dunia dan menyerang baik priaa dan wanita dengan frekuensi yang tidak berbeda. Infeksi virus herpes simpleks tipe I biasanya dimulai pada usia anakanak, sedangkan infeksi virus herpes simpleks tipe II biasanya terjadi pada usia dewasa dan berhubungan dengan peningkatan aktivitas seksual. D. Tanda & Gejala Gejala herpes simpleks dapat bervariasi dari atu individu ke individu lain. Infeksi pertama berlangsung lebih lama dan lebih berat, kira-kira 3 minggu dan disertai gejala lain seperti demam, lema, nyeri disekitar mulut, tidak mau makan. E. Pemeriksaan Penunjang Diagnosi herpes biasanya ditegakkan berdasarkan anmnesis dn penampilan klinis. Diagnosis dapat dibuat diperkuat dengan melakukkan biakan herpes, yang positif pada sekitar 80% penderita. Tes Tsank positif pada 50% - 80% penderita herpes. Pada tes ini bhan dari fesikel diletakkan pada gelas objek dan diwarnai deengan biru toilidin 1%. Dari hapusan yang diambiil dari penderita herpes simpleks dapat terlihat sel-sel raksa yang berinti banyak dan besar. F. Penatalaksanaan Medis Untuk mengobati herpes simpleks, dokter memberikan pengobatan antivirus dalam bentuk krim dan pil. Pengobatan ini tidak dapat menyembhkan hepes simpleks, namun dapat mengurangi durasi terja FDA antara lain : Acyclovir, Valacyclovir dan Famcyclovir. Jika seseorang telah mendapat pengobatan untuuk herpes simpleks, maka pasangan seksualnya disarankan untuk diperiksa, dan bila perlu diobati juga walaupun tidak ada gejala. Hal ini akan mengurangi resiko terjadinya komplikasi yang serius pada infeksi herpen simpleks yang tidak terdiagnosis atau mencegah penyebaran infeksi ini ke orang lain.
  • 12. G. Konsep Askep 1. Pengkajian A. Pengumpulan Data  Riwayat kesehatan sekarang a. Keluhan utama : Nyeri b. Riwayat kesehatan utama Yang menyebabkan nyeri adalah adanya vesikel c. Riwayat kesehatan masa lalu - Apakah klien pernah menderita penyakiit yang sama ? - Apakah klien pernah dirawat dirumah sakit ? - Pakh klien prnah menderita alergi ? d. Riwayat kesehatan sebelumnya Apakah ada keeluarga yang menderita penyakit yang sama atau penyakit lain dan keturunan ?  Pola aktivitas sehari – hari B. Klasifikasi Data 1. Data Ssubjektif - Rasa nyeri pada daerah mulut - Sering demam dan menggil - Leman dan cepat lelah - Malas makan - Klien bertanya mengenai penyakit yang dialami - Mearas kuurang percaya diri 2. Data Objektif - dinya p Tampak meringis - Badan terasa hangat - Nampakm lemah dan letih - Porsi makan tidak disiapkan
  • 13. - Nampak tidak ada selera / naafsu makan - Berat badan turun - Tampak gelisah - Tampak malu dengan keadaannya. C. Analisa Data No Problem 1 DS : klien mengatakanmerasa nyeri pada daerah mulut DO : Klien nempak meringis Etiologi Symptom Infeksi primer Peradangan Hipotalamus Nyeri Gangguan korteks serebri 2 DS : - - - DO : 3 4 Nyeri dipersepsikan Infeksi primer Klien mengatakan sering demam dan menggil Klien mengatakan badannya terasa panas Klien mengatakan lemah dan cepat lelah Badan klien terasa hangat Klien nempak lemah dan letih DS : Klien mengatakan malas makan DO : - Porsi makan tidak dihabiskan - Klien nampak kurang selera/nafsu makan - Berat badan turun DS : Klien mengatakan merasa Peradangan Pyrogen endogen Stimulasi di hipotalamus Gangguan rasa nyaman dan panas Pergeseran set point Gangguan rasa nyaman dan panas Peradangan Timbul kelemahan Nafsu makan berkurang Malas makan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Pembentukan vesikel yang berkelpompok Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
  • 14. kurang percaya diri DO : kusta Klien tampak malu dengasn penampilannya 5 Gangguan body image Kerusakan integritas kulit Gangguan body image DS : Kurang informasi Klien bertanya mengenai penyakit yang dialaminya Salah interprestasi Kurang pengetahuan Kurang pengetahuan DO : Klien tampak gelisah 2. Dianosa Keperawatan 1. Gangguan rasa nyeri, berhubungan dengan ulserasi dan gatal ditandai dengan : DS : klien mengatakan merasa nyeri pada daerah mulut DO : klien tampak meringis 2. Gangguan rasa nyaman (panas) berhubungan dengan peradangan ditandai dengan : DS : - Klien mengatakan sering demam dan menggigil - Klien mengatakan badannya terasa panas - Klien mengatakan lemah dan cepat lelah DO : - Badan klien terasa hangat - Klien nampak lemah dan letih 3. Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d kurang nafsu makan ditandai dengan : DS : klien mengatakn malas makan DO : - Porsi makan tidak dihabiskan - Klien nampak kurang selera/nafsu makan - Berat badan turun 4. Gangguan body image behubungan dengan integrasi kulit ditandai dengan :
  • 15. DS : Klien bertanya mengenai penyakit yang dialaminya DO : Klien tampak gelisah 5. Ansietas berhubunga dengan kurang pengetahuan tentang penyakitnya di tandai dengan : DS : Klien bertanya mengenai penyakit yang dialaminya DO : Klien tampak gelisah 3. Rencana Keperawatan No Tujuan 1 Tupan : setelah diberi tindakan keperawatan selama 3 hari nyeri berkurang Tupen : setelah diberi tindakan keperawatan selama 1 hari nteri teratasi dengan kriteria : - Menyatakan tingkat nyeri menurun - Tidak ad petunjuk non verbal tentang nyeri, ulserasi dan gatal Infeksi 1. Kajinpeneyab kult terssa gatal dan nyeri yang diarasakan klien 2. Anjurkan kopmpre uilserasi, jangan menggsruj jika kitwsa 3. Alihkan perhatian klien sangan nyeri 4. Kolaborasi pembrian aspirin dan analgeti Rasional 1. Memperoleh data dasar dan memudahkan dalam menentukan intervensi lebid lanjut 2. Menghindari terwujudnya lesi yang berulang akibat garukkan yang memburuk ulserasi 3. Mengalihkan perhatian dengan mengajak berdiskusi diharapkan nyeri tidak dipersepsikan 4. Aspirin dan analgetikefektif untuk mengontrol nyeri
  • 16. 2 Tupan : Setelah diberi tindakan keperawatan selama 3 hari suhu tubuh membaik Tupen : Setelah diberi tindakan keperawatan selam 1 hari suhu tubuh berangsur normal dengan kriteria : - 3 Tidak ada menggigil atau gemetar Klien tampak lebih tenang 1. Ukur suhu setiap 2 jam 1. Untuk mengetahui perubahan suhu 2. Berikan kompres hangat 3. Berikan selimut tiois 2. Membuka pori-pori kulit sehingga meningkatkan penguapan 4. Atur ventilasi yang cukup 3. Untuk meningkatkan evaporasi panas 5. Anjurkan minum air sebanyak mungkin 4. Menuurunkan panas dengan prinsip radiasi 5. Untuk mengimbangi / mengganti cairan yang keluar akigat evaporasi Ekspresi wajah klien cerah Tupan : Setelah diberi tindakan keperawatan selam a 3 hari kebutuhan nutrisi terpenuhi Tupen : Setelah diberi tindakan keperawatan selama 1 hari kebutuhan nutrisi membaik dengan kriteria : 1. Kaji pola makan 2. Memberi makananan dalam bentuk yang menarik 2. Membantu meningkatkan nafsu makan Nafsu makan kembali normal 4 Tupan : setelah diberi tindakan keperawatan selama body image terpenuuhi Tupen : setelah diberikan tindakan keperawatan selama 1 hari body image teratasi dengan kritrian: - 5 1. Observasi gangguan body iamage 2. Dorong pasien untuk bertanya atau mengekspresikan perasaannya Menyatakan penerimaanterhadap situasi diri Tupan : setelah diberi tindakan keperawatan selam a 3 hari perasaan bingung berkurang. 1. Dengan pemahaman yang jelas mengenai penyakitnya klien dapat beradaptasiv dan membantu dalam pelaksanaan perawatannya 2. Dukungan akan membawa klien mengenal dirinya membagi perasaan akan mengurangi gangguan perasaannya serta menunjukkan bahwa pasien menerima pembelajaran Mekanisme koping yang efektif - 1. Mengetahui tingkat nafsu makan klien,makanan yang disuka dan tidak disuka 1. Observasi tingkat kecemasan klien 1. Sebagai data dasar untuk melanjutkan
  • 17. Tupen : setelah diberi tindakan keperawatan selama 1 hari perasaan klien tampak tenang dengan kriteria : - 2. Membantu kliien agar dapat memahami penyakitnya. Kooperatif dalam terapi & perawatan - intervensi selanjutnya Menjawab secara verbal pertanyaan yang diberikan tentang penyakitnya - 2. Berikan penjelasan kepda klien tentang penyakitnya Bebas dari kebingungan BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Herpes Zoster adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi firus varizela zoster yang menyerang kulit dan mukosa, infeksi ini merupakan reaktivasi firus yang terjadi setelah infeksi primer. 2. Herpes simpleks adalah penyakit seksual yang disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe 1 atau tipe II yang ditandai adanya vesikel yang berkelompok diatas kulit yang sembab dan merah. 3. Pengidap penyakit Herpes zoster dan Herpes Simpleks manifestasinya dapat menimbulkan penurunan harga diri atau akan menutup diri dari pergaulan,dan lain sebagainya B. SARAN Herpes zoster & Herpes simpleks merupakan penyakit yang jarang ditemukan namun penting untuk diketahui oleh seorang perawat. Oleh karena itu, kita sebagai mahasisiwa Akademi Keperawatan harus mengetahui cara menangani dan memberikan asuhan keperawatan pada klien yang menderita penyakit tersebut. Sehungga jika kita menemukan kasus dilapangan, setidaknya kita sudah mengenal penyakit ini.