Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya kebersihan lingkungan sekolah bagi proses belajar mengajar. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain: (1) Lingkungan bersih dapat mendorong semangat belajar siswa, (2) menjadi keunggulan sekolah, dan (3) berpengaruh terhadap otak manusia untuk berfikir. Dokumen ini juga membahas berbagai teori belajar dan pentingnya memanfaatkan lingkun
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seringkali kita mendengar slogan-slogan di berbagai tempat terutama di
sekoloah, yang isinya mengajak kita untuk menjaga kebersihan lingkungan. Akan
tetapi slogan tadi tidak kita pedulikan, slogan tadi fungsinya hanya seperti hiasan
belaka tanpa ada isinya, padahal isi dari sebuah slogan sangat penting bagi kita.
Banyak slogan yang mengajak kita untuk menjaga kebersihan, tapi apa
kenyataannya ? Siswa masih membuang sampah sembarangan, selain ini siswa
juga merobek - robek kertas dalam kelas dan bila memakan jajan di tempat A
bungkusnya dibuangnya juga di tempat A, padahal di tempat-tempat tersebut telah
disediakan tempat sampah.
Tentu kita tidak mau sekolah kita menjadi kotor, kumuh dan penuh dengan
sampah. Disamping itu sampah yang kita buang sembarangan tadi juga dapat
mencemari lingkungan, baik di dalam kelas maupun di luar kelas dan juga dapat
menyebabkan suasana belajar kita tidak nyaman.
B. Permasalahan / Rumusan masalah
Ada beberapa permasalahan penting yang harus kita bahas dalam makalah
ini, diantaranya adalah :
1) Kebersihan lingkungan mendorong semangat belajar siswa
Dalam setiap aspek dan perilaku siswa tentunya tampak dari
kebiasaan nya setiap hari. Demikianlah dengan lingkungan kelas bahkan
lingkungan sekolah sekalipun. Bila lingkungan sekolah maupun
lingkungan kelas termasuk ruangan kelas bersih dan ditata sebaik –
baiknya, maka motivasi belajar yang timbulpun akan mengajak sahabat –
sahabat untuk semangat dalam mengikuti pembelajaran.
2) Kebersihan lingkungan menjadi keunggulan sekolah
Kita tahu, bahwa kebersihan lingkungan sekolah juga berdampak
dan berpengaruh besar bagi siswa terlebih lagi bagi sekolah itu sendiri.
Karena semua orang pasti menyelidiki situasi maupun keadaan sekolah
2. 2
sebelum menjadi siswa disekolah tersebut. Jadi, untuk menjaga nama baik
sekolah, setiap penggerak – penggeraknya harus menjaga kebersihan dan
kenyamanan di sekolah serta keamanan disekolah. Terlebih dahulu bagi
para siswa / siswi di SMP Negeri 32 Padang.
3) Perilaku sebagai cermin sekolah
Dalam setiap aspek, perilaku suatu individu mempengaruhi
karakter masa depannya. Dengan demikian, sekolah dinilai oleh
masyarakat setempat dengan melihat berbagai macam karakteristik
seseorang siswa maupun sekelompok orang siswa di SMP Negeri 32
Padang. Inilah yang disebut dengan cermin kepribadian. Yaitu
memperlihatkan karakteristik seorang siswa di SMP Negeri 32 Padang.
4) Kebersihan dapat memperlancar otak manusia
Perlu kita tahu bahwa lingkungan bersih atau tidaknya berdampak
besar bagi otak manusia. Karena oksigen berupa O2 yang dihirup melalui
paru – paru sebagian besar berfungsi untuk memperlancar peredaran darah
melalui saraf otak manusia. Hal inilah yang selalu dikhawatirkan oleh
manusia. Sehingga mereka dapat menjaga kebersihan lingkungan
disekitarya.
5) Penanaman pohon baik untuk lingkungan
Penanaman pohon kembali atau yang paling identik dengan
penghijauan dapat mempengaruhi besarnya jumlah oksigen yang dapat
dihirup oleh manusia. Bila dilingkungan sekolah ditanami pohon – pohon
rindang, maka di tempat itu pasti banyak terdapat oksigen yang bersih dan
segar. Dan pohon – pohonan juga dapat mengurangi polusi dan sinar
matahari secara langsung.
C. Tujuan Penulisan Makalah
Pada topik kali ini, kami ingin membangun peran penting dalam
menciptakan lingkungan sehat. Karena, bila lingkungan sehat maka semua
mahkluk hidup yang ada disekeliling kita akan dapat bernafas dengan baik.
Terutama kita sebagai siswa dapat menerima materi pembelajaran dengan baik.
Karena bila ruangan kelas bersih, pastilah udara akan sejuk.
3. 3
Dan oleh karena itu otak dapat menjalankan fungsi dan kegunaannya
dengan sempurna. Otak dapat bekerja dengan cepat. Jika lingkungan sehat dan
bersih, otak dapat bekerja melebihi dari benda cepat apapun yang pernah ada.
Karena otak memiliki berjuta – juta rangsangan yang meliputi dan melindungi
otak agar otak dapat bekerja dengan maksimal.
Setidaknya, dengan menjaga kebersihan, kita juga telah melestarikan dan
menjaga maupun menghargai bakat kita dalam Iptek. Karena orang sukses pasti
berasal dari lingkungan yang sehat dan bersih. Sehingga ia dapat berfokus pada
pembelajaran yang ia terima.
4. 4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori - Teori Belajar
Menurut Sukmadinata (2004 : 167) Teori- teori belajar bersumber dari
teori atau aliran – aliran psikologi. Secara garis besar dikenal ada tiga rumpun
besar psikologi yaitu : teori disiplin mental, behaviorisme, dan kognitif- gestalt -
field.
1. Teori disiplin mental
Menurut rumpun psikologi ini individu memiliki kekuatan
kemampuan, atau potensi-potensi tertentu. Belajar adalah pengembangan dari
kekuatan - kekuatan kemampuan dan potensi-potensi tersebut. Bagaimana
proses pengembangan kekuatan-kekuatan tersebut tiap aliran atau teori
mengemukakan pandangan yang berbeda.
2. Teori behaviorisme
Rumpun teori ini disebut behaviorisme karena sangat menekankan
perilaku atau tingkah laku yang dapat diamati. Teori - teori dalam rumpun ini
bersifat molekular, karena memandang kehidupan individu terdiri atas unsur -
unsur seperti halnya molekul- molekul.
3. Teori cognitif-gestalt- field
Rumpun ketiga adalah kognitif – gestalt – field. Kalau rumpun
behaviorisme bersifat molekular (menekankan unsur - unsur), maka rumpun
ini bersifat molar atau bersifat keseluruhan dan keterpaduan. Teori kognitif,
dikembangkan oleh para ahli psikologi kognitif, teori ini berbeda dengan
behaviorisme, bahwa yang utama pada kehidupan manusia adalah
mengetahui (knowing) dan bukan respons.
Namun untuk memulai semua itu perlulah kita ketahui terlebih dahulu
bagaimana prinsip pengelolaan sistem, dimana terdapat perbedaan pendekatan
paradigma top - down dan paradigma bottom - up dalam berbagai lapisan.
Diantaranya pada sistem pendidikan pendekatan paradigma top-down berupa
menentukan ketentuan untuk membudayakan peserta didik sedangkan paradigma
bottom-up menjamin aturan pokok dan tersedianya sumber daya.
5. 5
Pada sistem pengelolaan menurut paradigma top - down harus mampu
menunjukkan petunjuk operasional sedangkan paradigma bottom - up hanya
menyediakan informasi yang ada dan mengatur sumber daya yang diperlukan
tanpa perlu menunjukan petunjuk operasionalnya. Pada paradigma top - down
sistem belajar pembelajaran harus mampu melaksanakan petunjuk dan mengawasi
agar segala sesuatunya sesuai dengan petunjuk yang ada.
Namun menurut paradigma bottom-up sistem belajar pembelajaran harus
bisa merancang terlebih dahulu pedoman yang akan dilaksanakan dan mengelola
sumber belajar agar dapat menarik minat siswa sehingga pengalaman belajar
siswa yaitu mampu memecahkan masalah belajar. Berbeda dengan paradigma top-
down dimana pengalaman belajar siswa hanya merespon pelajaran.
Setelah memahami mengenai paradigma top - down dan bottom-up maka
seorang guru dalam menggunakan media pendidikan yang efektif, harus memiliki
pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan / pengajaran.
Pengetahuan tersebut menurut Oemar Hamalik (1985 : 16), dalam Asnawir &
Usman (2002 : 18) :
1. Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar
mengajar.
2. Media berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan.
3. Penggunaan media dalam proses belajar mengajar.
4. Hubungan antara metode mengajar dengan metode pendidikan.
5. Nilai dan manfaat media pendidikan.
6. Memilih dan menggunakan media pendidikan.
7. Mengetahui berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan.
8. Mengetahui penggunaan media pendidikan dalam setiap mata pelajaran
yang diajarkan.
9. Melakukan usaha - usaha inovasi dalam media pendidikan. Karena itu
media pendidikan sangat penting sekali untuk menungjang pencapaian
tujuan dari pendidikian itu sendiri.
Lingkungan adalah sesuatu gejala alam yang ada disekitar kita, dimana
terdapat interaksi antara faktor biotik (hidup) dan faktor abiotik (tak hidup).
Lingkungan menyediakan rangsangan (stimulus) terhadap individu dan sebaliknya
6. 6
individu memberikan respons terhadap lingkungan. Dalam proses interaksi itu
dapat terjadi perubahan pada diri individu berupa perubahan tingkah laku.Oemar
Hamalik (2004 : 194) dalam teorinya “Kembali ke Alam” menunjukan betapa
pentingnya pengaruh alam terhadap perkembangan peserta didik. Menurut Oemar
Hamalik (2004 : 195).
Lingkungan (environment) sebagai dasar pengajaran adalah faktor
kondisional yang mempengaruhi tingkah laku individu dan merupakan faktor
belajar yang penting. Lingkungan yang berada disekitar kita dapat dijadikan
sebagai sumber belajar. Lingkungan meliputi: Masyarakat disekeliling sekolah ;
Lingkungan fisik disekitar sekolah, Bahan - bahan yang tersisa atau tidak dipakai
dan bahan - bahan bekas dan bila diolah dapat dimanfaatkan sebagai sumber atau
alat bantu dalam belajar; dan Peristiwa alam dan peristiwa yang terjadi dalam
masyarakat.
Jadi media pembelajaran lingkungan adalah pemahaman terhadap gejala
atau tingkah laku tertentu dari objek atau pengamatan ilimiah terhadap sesuatu
yang ada di sekitar sebagai bahan pengajaran siswa sebelum dan sesudah
menerima materi dari sekolah dengan membawa pengalaman dan penemuan
dengan apa yang mereka temui di lingkungan mereka.
Dengan adanya pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran ini
guru berharap siswa akan lebih akrab dengan lingkungan sehingga menumbuhkan
rasa cinta akan lingkungan sekitarnya. Langkah awal yang dapat dilakukan
(Asnawir & Usman, 2002 : 109):
1. Menanami halaman sekolah dengan tumbuh-tumbuhan dan bunga-bunga.
2. Membawa tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan kedalam kelas.
3. Mengusahakan mengoleksi rumput - rumputan dan daun - daunan
(herbarium), serangga (insektarium), ikan dan binatang air (aquarium).
4. Menggunakan batu-batuan dan kerang - kerangan, semua ini dapat
dijadikan sebagai sumber pelajaran.
Pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran ini lebih bermakna
disebabkan para siswa dihadapkan langsung dengan peristiwa dan keadaan yang
sebenarnya secara alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual, dan kebenarannya
dapat dipertanggung jawabkan. Banyak keuntungan yang diperoleh dari kegiatan
7. 7
mempelajari lingkungan dalam proses belajar mengajar ( Sudjana & Rivai, 2002 :
208) :
1. Kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan siswa duduk di
kelas berjam-jam, sehingga motivasi belajar siswa akan lebih tinggi.
2. Hakikat belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan langsung
dengan situasi dan keadaan yang sebenarnya atau bersifat alami.
3. Bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih kaya serta lebih faktual sehingga
kebenarannya lebih akurat,
4. Kegiatan belajar lebih komprehensif dan lebih aktif sebab dapat dilakukan
dengan berbagai cara seperti mengamati, bertanya atau wawancara,
membuktikan atau mendemonstrasikan, menguji fakta.
5. Sumber belajar menjadi lebih kaya sebab lingkungan yang dapat dipelajari
bisa beraneka ragam seperti lingkungan sosial, lingkungan alam,
lingkungan buatan, dan lain-lain, dan Siswa dapat memahami dan
menghayati aspek - aspek kehidupan yang ada dilingkungannya, sehingga
dapat membentuk pribadi yang tidak asing dengan kehidupan di sekitarnya,
serta dapat memupuk rasa cinta akan lingkungan.
Selain itu untuk memanfaatkan lingkungan sekitar harus memenuhi
beberapa syarat tertentu diantaranya :
1. Harus sesuai dengan garis - garis besar program pengajaran.
2. Dapat menarik perhatian siswa.
3. Hidup dan berkembang di tengah - tengah masyarakat,
4. Dapat mengembangkan keterampilan anak berinteraksi dengan lingkungan.
5. Berhubungan erat dengan lingkungan siswa, dan
6. Dapat mengembangkan pengalaman dan pengetahuan siswa.
Pada dasarnya pelaporan kegiatan hasil belajar merupakan kegiatan
mengkomunikasikan dan menjelaskan hasil penilaian seorang guru terhadap
perkembangan siswa. Kemudian informasi mengenai hasil penilaian proses dan
hasil belajar serta hasil mengajar yaitu berupa penguasaan indikator yang telah
ditetapkan, oleh peserta didik informasi hasil penilaian ini dapat digunakan
sebagai sarana untuk memotivasi peserta didik dalam pencapaian pembelajaran,
agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Bentuk laporan hasil penilaian
8. 8
proses dan hasil belajar meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor Haryati
(2007 : 115).
Menurut Sudjana (2002 : 45) dalam proses belajar - mengajar, tipe hasil
belajar yang diharapkan dapat dicapai siswa penting diketahui oleh guru, agar
guru dapat merancang atau mendesain pengajaran secara tepat dan penuh arti.
Setiap proses belajar-mengajar keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil
belajar yang dicapai siswa, disamping diukur dari segi prosesnya. Artinya,
seberapa jauh tipe hasil belajar yang dimiliki siswa. Tipe hasil belajar harus
nampak dalam tujuan itulah yang akan dicapai oleh proses belajar-mengajar.
9. 9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lingkungan merupakan salah satu tempat atau wahana untuk digunakan
sebagai media pembelajaran dalam proses belajar mengajar, karena dapat
menumbuhkan minat dan merangsang mereka untuk berbuat dan
membuktikannya. Hal ini sangat baik dan cocok dilakukan dalam mata pelajaran
biologi, karena pemahaman para siswa tentang biologi adalah ilmu hafalan dan
tidak bermanfaat bagi kehidupan dan juga akibat dari pengalaman belajar yang
bersifat verbalistis dan tidak pernah diajak belajar keluar kelas sedangkan dalam
ilmu biologi harus sesuai dengan apa yang ada dalam alam ini karena, biologi
didalam Sekolah Menengah Atas merupakan Mata pelajaran sains dimana
siswanya dituntut untuk dapat memahami konsep biologi dan mengembangkan
daya nalar untuk memecahkan masalah yang dihadapi sehari - hari.
B.Saran
Agar penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar berhasil dengan baik,
perlu dilakukan langkah-langkah : perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut.
Dalam langkah - langkah tersebut, guru dan siswa terlibat aktif sehingga kegiatan
pemanfaatan lingkungan tersebut menjadi tanggung jawab bersama.
10. 10
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan khadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
hanya dengan Rahmat dan Penyertaan-Nya kami dapat menyelesaikan karya tulis
ilmiah yang berjudul “ Lingkungan Sekolah “ ini. Dengan karya tulis ini, kita
dapat belajar dan dapat memahami cara hidup sehat dan aktif dalam kegiatan
KMB di sekolah.
Kami sebagai penulis pastinya memiliki beberapa tujuan penting dalam
menyampaikan karya tulis ini. Diantaranya adalah : untuk menjaga kebersihan
lingkungan sekolah, agar dapat menjaga kebersihan di ruangan kelas. Tujuan ini
pastinya agar siswa – siswi dapat mengikuti dan menerima pelajaran yang
diberikan oleh Bapak / Ibu guru di SMP Negeri 32 Padang ini dengan aktif dan
semangat. Sehingga apa yang disampaikan oleh Bapak / Ibu guru dapat diterima
dan dicerna otak.
Dengan demikian, kita semuanya harus menjaga kebersihan lingkungan
kita di SMP Negeri 32 Padang. Karena bila lingkungan bersih, maka setiap siswa
akan dapat menghirup oksigen yang bersih dan ramah lingkungan. Sehingga otak
manusia dapat berfungsi di saat pekarangan kelas dan sekolah bersih tanpa ada
sampah atau sejenisnya.
Padang, Januari 2014
Penulis
i
11. 11
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………….…………………………………………. i
DAFTAR ISI………………………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………. 1
B. Permasalahan / Rumusan masalah……………………………... 1
C. Tujuan Penulisan Makalah……………………………………... 2
BAB II : PEMBAHASAN
A. Teori Belajar……………………………………………………. 4
BAB III PENUTUP
A. Saran……………………………………………………………. 9
B. Kesimpulan……………………………………………………... 9
DAFTAR PUSTAKA
ii