SlideShare a Scribd company logo
1 of 46
SUBDIT FASHARKAN
MATERI PELATIHAN HAK ASASI MANUSIA
belanda
“grondrechten”“mensenrechten”
“fundamentele
rechten”
“Rechten van
den mens”
Hak Kodrat
Hak Asasi
Manusia
Hak Dasar
Manusia
Hak yang melekat pada diri manusia yang harus dilindungi dan
dihormati
Hak
Fundamental
inggiris
“basic rights”“Human Rights”
“fundamental
rights”
“Natural rights”
Hak Kodrat
Manusia
Hak asasi
Manusia
Hak Dasar
Manusia
Hak yang melekat pada diri manusia
yang harus dilindungi dan dihormati
Hak
Fundamental
prancis
“grundrechte”
“droits de
I’homme”
“droits
fundamentaux”
“menchenrechte
”
Hak kodrat
Manusia
Hak asasi
manusia
Hak dasar
manusia
Hak yang melekat pada diri manusia yang harus dilindungi dan
dihormati
Hak
fundamental
indonesia
Hak dasar
manusia
Hak asasi
manusia
Hak
fundamental
Hak kodrat
manusia
“Natural
rights”
“Human
Rights”
“basic rights”
Hak yang melekat pada diri manusia yang harus dilindungi dan
dihormati
“fundamental
rights”
Dari peristilahan tersebut dapat dipahami bahwa hak
asasi manusia diartikan sebagai:
Hak yang melekat pada diri manusia secara kodrati,
universal dan langgeng yang dibawa oleh mansia
semejak manusia itu lahir.
Disebut hak kodrat karena:
Kodratlah yang menciptakan dan mengilhami
akal budi dan pendapat manusia.
Setiap orang dilahirkan dengan hak-hak kodrati
tersebut.
Hak-hak kodrati itu dimiliki manusia dalam
kedaan alamiah (state of nature) dan kemudian
dibawanya dalam hidup bermasyarakat.
1. Hak asasi merupakan hak yang
memperoleh pengakuan secara
internasional
2. Konotasi hak asasi manusia
terkait erat dengan asas-asas idea
dan politis
3. Hak asasi dimuat dalam
dokumen politik sehingga
sifatnya lebih dinamis
1. Hak dasar merupakan hak
yang diakui melalui hukum
nasional
2. Konotasi hak dasar terkait
erat dengan asas-asas idea
dan yuridis
3. Hak dasar dituangkan
dalam dokumen yuridis
sehingga sipatnya terkesan
statis
Sejarah perjuangan
hak asasi manusia
NO PRIODE HAK ASASI MANUSIA YANG
DIPERJUANGKAN
DOKUMEN
1 2005
1500
SM
Perjuangan Nabi Ibrahim melawan kezaliman
Raja Namrudz yang memaksakan harus
menyembah berhala. Hak yang diperjuangkan:
KEBEBASAN BERAGAMA
KITAB SUCI
Shuhuf
Ibrahim
2 1500
s/d
1000
SM
Perlawanan Nabi Musa, memerdekakan bangsa
Yahudi dari perbudakan raja Fir’aun agar
bebas dari kesewenang-wenangan raja yang
merasa dirinya sebagai Tuhan. Hak yang
diperjuangkan: KEBEBASAN BERAGAMA dan
Penghapusan Perbudakan
KITAB SUCI
Shuhuf
Musa
3 2100
SM
Raja Hammurabi Penguasa Babilonia
menetapkan aturan hukum dalam
konstitusi negaranya yang menjamin
keadilan bagi warganya. Hak yang
diperjuangkan pada masa itu:
- Keadilan;
- Mencegah ankara murka;
- Mencegah penindasan rakyat
Konstitusi
Negara
4 1500
SM
Perintah Raja Thutmose dari Mesir
kepada ketua Mahkamah Agung
Pekhmire berisi: Keharusan bertindak
berbuat sama untuk semua orang.
Perintah ini melahirkan;
1. Asas persamaan dimuka hukum;
2. Asas peradilan bebas dan tidak
memihak
Titah Raja
Perintah
5 600
s/d
200
SM
Di Athena Yunani. Raja Solon telah
menyusun Undang-Undang yang
menjamin keadilan dan persamaan bagi
setiap warganya. Membentuk Heliaie
yaitu Mahkamah Keadilan untuk
melindungi orang-orang miskin dan
Majelis Rakyat atau Acdesia. Hak yang
diperjuangkan pada masa itu:
1. Asas Insonomia (Persamaan dimka
hukum;
2. Isogoria (Kebebasan berbicara)
Konstitusi
Negara
6 30 SM
s/d
200 M
Ajaran yang dibawa Nabi Isa untuk
saling mengasihi sesama manusia dan
menghargai hak-hak orang lain. Hak
yang diperjuangkan: Persamaan Hak dan
saling menghormati
KITAB SUCI
Injil
7 610 M Diturunkan kepada Nabi Muhamad
SAW banyak mengajarkan tentang
toleransi, berbuat adil, tidak boleh
memaksa, bijaksana, menerapkan kasih
sayang. Hak yang diperjuangkan hak
asasi secara universal dan memberikan
rahmat, kepada seluruh alam semesta
dan sebagainya.
KITAB SUCI
Al Qur’an
8 1215 Dirumuskannya hak asasi manusia
dalam piagam Magna Charta, isu
pokoknya adalah bahwa kewenangan
harus memberikan perlindungan atas
hak asasi. Hak yang diperjuangkan:
1. hak politik;
2. ekonomi dan sosial;
3. Perlindungan atas hak-hak individu.
PIAGAM
Magna
Charta
tahun 1215
9 1689 Pembatasan Kekuasaan Raja dan
perlindungan hak Asasi Manusia seperti:
Hak untuk mengajukan petisi; hak
berdebat bebas; Raja memungut pajak
kalau harus izin dari Great Council;
Orang tidak boleh ditangkap, dipenjara,
disiksa atau disita miliknya, tanpa cukup
alasan menurut hukum negara.
Act of
settlement
10 1670 Ditetapkan Hobeas Corpus Act, yang
berisi titah atau perintah Raja agar
setiap orang yang ditahan segera
dihadapkan kemuka hakim dan diberi
tahu atas tuduhan apa ia ditahan. Dari
sinilah berasal prinsip hukum bahwa;
setiap orang yang ditahan harus atas
perintah hakim.
Undang-
undang
11 1776 Declaration of Independent pada tahun
1776, yaitu pernyataan kemerdekaan
Amerika. Deklarasi ini memuat antara
lain:
1. Kebebasan;
2. hak untuk hidup
3. pengejaran kebahagiaan.
4. Persamaan hak
5. Pemerintahan yang adil.
Declaration
of
Independent
tahun
1776
12 1948 Dideklarasikannya pernyataan hak asasi
manusia sedunia (Universal Declaration
of Human Rihts), memuat rumusan hak
asasi manusia secara lengkap. Berlaku
universal, tanpa memandang batas-batas
wilayah negara, ras,agama, dll.
Deklarasi
PANDANGAN
HUKUM
ALAM
PANDANGAN
POSITIVISME
HUKUM
PANDANGAN
BANGSA
INDONESIA
NEGARA NEGARA
PANDANGAN
PENGANUT
MARXISME
TUHAN TUHAN
SUMBER HAK ASASI
MANUSIA
GENERASI HAK
Generasi
pertama
• Universal Declaration of Human Rights (Pernyataan Umum Ham sedunia); Elemen dasar konsepsi hak
asasi manusia generasi pertama; prinsip integritas manusia,
kebutuhan dasar manusia, dan prinsip kebebasan sipil dan
politik.
Generasi
Kedua
• International Covenant on Economic, Social and Cultural Rights. kemajuan ekonomi, sosial dan
kebudayaan, termasuk hak atas pendidikan, hak untuk
menentukan status politik, hak untuk menikmati ragam
penemuan ilmiah, dan lain-lain sebagainya.
Generasi
ketiga
• rights to development; Hak untuk atau atas pembangunan ini antara lain meliputi hak
untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan, dan hak untuk menikmati
hasil-hasil pembangunan tersebut, menikmati hasil-hasil dari perkembangan
ekonomi, sosial dan kebudayaan, pendidikan, kesehatan, distribusi pendapatan,
kesempatan kerja, dan lain-lain sebagainya.
Generasi
ketiga
• Environment rights, yaitu hak atas lingkungan yang sehat
termasuk pengelolaan dan pemanfaatan lingkungan untuk
kesejahteraan manusia.
substansi HAm
Substansi utama hak asasi manusia adalah:
kebebasan dan hak atas privasi.
Catatan:
• Kebebasan adalah kemampuan manusia untuk memberi
arti dan arah hidupnya, serta kemampuan untuk
menerima atau menolak kemungkinan-kemungkinan dan
nilai-nilai yang ditawarkan pada manusia oleh kehidupan.
• Hak privasi adalah hak pribadi yang tidak bisa diganggu
gugat
Sipat Universal dari Declarasi HAM
Sifat universal dari deklarasi tersebut nampak jelas dari
perumusannya.
1. Semua artikel dalam deklarasi tersebut senantiasa dimulai
dengan kata-kata yang mengandung makna universal
seperti : everyone, no one, men, women;
2. Validitasnya tidak terbatas pada negara tertentu;
3. Deklarasi tersebut tidak hanya merupakan seruan kepada
bangsa-bangsa, tetapi kepada setiap individu dan setiap
lembaga masyarakat;
4. Organ PBB dalam mempertahankan hak-hak asasi
manusia demi tercapainya perdamaian dan keamanan
dunia tidak hanya terbatas pada negara-negara anggota
PBB tapi termasuk negara-benara bukan anggota PBB.
1. Pada intinya konsep hak asasi mengandung arti bahwa hak tersebut
diperuntukkan bagi manusia, jadi hak asasi yang diberikan pada
manusia itu harus dilihat secara universal tanpa membedakan ras,
agama, kebangsaan, jenis kelamin maupun budaya.
2. Konsep hak asasi manusia bersifat umum, tidak terbagi dalam
wilayah-wilayah dan berlakunya tidak memandang batas-batas
wilayah negara.
3. Kesatuan konsep hak asasi manusia telah dirumuskan dalam suatu
piagam yang pada kenyataan diterima oleh setiap negara.
4. Kemajuan ilmu dan teknologi, membawa pengaruh yang kuat
terhadap budaya, sehingga setiap negara saling tergantung dan
bersifat transnasional. Jadi hampir mustahil menggariskan secara
tegas batas budaya dan etnis suatu negara.
Pemikiran teoritis argumentatif yang mendukung
pendekatan universal terhadap hak asasi:
eksistensi HAmEksistensi Hak Asasi Manusia
1.Pada saat hak asasi belum dirumuskan dalam
dokumen-dokumen resmi hak tersebut eksis
sebagai hak kodrat yang merupakan pemberian
dari Tuhan sebagai hak yang harus dihormati.
2.Pada saat hak asasi tersebut dirumuskan dalam
Deklarasi dan diimplementasikan dalam hukum
internasional hak tersebut eksis sebagai hak moral
yang harus dipedomani.
3.Pada saat hak asasi dirumuskan dalam Konstitusi
dan hukum nasional hak tersebut eksis sebagai hak
hukum yang harus dilindungi dan ditegakkan
secara hukum
Pokok pikiran dikeluarkan UU No. 39/1999
1. Tuhan Yang Maha Esa adalah pencipta alam semesta dengan segala
isinya;
2. Pada dasarnya, manusia dianugerahi jiwa, bentuk struktur,
kemampuan, kemauan serta berbagai kemudahan oleh Penciptanya
untuk menjamin kelanjutan hidupnya;
3. Untuk melindungi, mempertahankan dan meningkatkan martabat
manusia, diperlukan pengakuan dan perlindungan hak asasi manusia,
karena tanpa hal tersebut manusia akan kehilangan sifat dan
martabatnya, sehingga dapat mendorong manusia menjadi serigala
bagi manusia lainnya (homo homini lupus);
4. Manusia merupakan makhluk sosial maka hak asasi manusia yang
satu dibatasi oleh oleh hak asasi manusia yang lain, sehingga
kebebasan atau hak asasi manusia bukanlah tanpa batas;
5. Hak asasi manusia tidak boleh dilenyapkan oleh siapapun dan dalam
keadaan apapun dan dalam situasi yang bagaimanapun;
6. Setiap hak asasi manusia mengandung kewajiban untuk menghormati
hak asasi manusia orang lain sehingga di dalam hak asasi manusia
PERLINDUNGAN Ham
Perlindungan terhadap hak asasi
dilakukan dengan cara:
1. Hak asasi harus mendapat jaminan
secara konstitusional;
2. Hak asasi harus dirumuskan dalam
undang-undang;
3. Hak asasi harus ditegakkan melalui
badan peradilan yang bebas dan
tidak memihak
Pelanggaran ham
• Pelanggaran ham biasa adalah semua
pelanggaran terhadap hak-hak asasi
manusia diluar kategori pelanggaran ham
berat;
• Pelanggaran ham berat adalah;
1. kejahatan genosida, yaitu kejahatan yang dilakukan dengan
maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau
sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok etnis, kelompok agama;
2. kejahatan kemanusiaan, yaitu perbuatan yang dilakukan
sebagaian dari serangan yang meluas atau sistematik, sebagai
lanjutan kebijakan penguasa atau kebijakan yang berhubungan
dengan organisasi kekuasaan yang diketahuinya bahwa serangan
tersebut ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil.
bentuk kejahatan genosida
1. membunuh anggota kelompok; pengertian anggota
kelompok disini adalah seorang atau lebih anggota
kelompok;
2. mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat
terhadap anggota-anggota kelompok;
3. menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan
mengakibatkan kemusnahan secara fisik baik seluruh atau
sebagiannya;
4. memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan
mencegah kelahiran di dalam kelompok; atau
5. memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok
tertentu ke kelompok lain.
bentuk kejahatan kemanusiaan
1. melakukan pembunuhan sebagaimana diatur
dalam Pasal 340 KUHP;
2. pemusnahan, termasuk perbuatan yang
menimbulkan penderitaan yang dilakukan
dengan sengaja seperti perbuatan menghambat
pemasokan barang makanan dan obat-obatan
yang dapat menimbulkan pemusnahan pada
sebagian penduduk;
3. perbudakan yang di dalamnya termasuk
perdagangan manusia khususnya perdagangan
wanita dan perdagangan anak-anak;
4. pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa,
yaitu pemindahan orang secara paksa dengan cara
pengusiran atau tindakan pemaksaan yang lain dari
daerah dimana mereka bertempat tinggal secara sah,
tanpa didasari oleh alasan yang diijinkan oleh hukum
internasional;
5. perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan
fisik lain secara sewenang-wenang yang melanggar
(asas-asas) ketentuan pokok hukum internasional;
6. penyiksaan; yaitu perbuatan yang dilakukan dengan
sengaja dan melawan hukum menimbulkan kesakitan
atau penderitaan yang berat, baik fisik maupun mental
terhadap seseorang tahanan atau seseorang yang berada
di bawah pengawasan;
7.perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara
paksa, pemaksaan kehamilan, pemandulan atau
strelisasi secara paksa atau bentuk-bentuk
kekerasan seksual lain yang setara;
8. penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu
atau perkumpulan yang didasari persamaan
paham politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya,
agama, jenis kelamin atau alasan lain yang telah
diakui secara universal sebagai hal yang dilarang
menurut hukum internasional;
9. penghilangan orang secara paksa yaitu berupa
penangkapan, penahan atau penculikan seseorang oleh
atau dengan kuasa, dukungan atau persetujuan dari
negara atau kebijakan organisasi, diikuti oleh penolakan
mengakui perampasan kemerdekaan tersebut atau untuk
memberikan informasi tentang nasib atau keberadaan
orang tersebut, dengan maksud untuk melepaskan dari
perlindungan hukum dalam jangka waktu yang panjang;
10.kejahatan apartheid, yaitu perbuatan tidak manusiawi
dengan sifat-sifat dan kriteria sebagaimana kejahatan
genosida yang dilakukan dalam konteks suatu rezim
kelembagaan berupa penindasan dan dominasi oleh suatu
kelompok atas kelompok ras lain dan dilakukan dengan
maksud untuk mempertahankan rezim itu.
pengadilan ham
T E R I T O R I A L
NASIONALITAS AKTIF
TIDAK BERLAKU BAGI PELAKU YANG
NASIONALITAS AKTIF
T E R I T O R I A L
PELANGGARAN HAM BERAT
(GROSS VIOLATION OF HUMAN RIGHTS)
G E N O C I D E CRIMES AGAINST HUMANITY
LEMBAGA DALAM PROSES
HUKUM ACARA PERADILAN
HAK ASASI MANUSIA
Proses
Penyelidikan
Penyelidik
Komnasham
Proses Penyidikan
dan Penuntutan
Penyidik dan
Penuntut
Umum
Jaksa Agung
Penyidik &
PU. Adhoc
Proses
Pemeriksaan
Pengadilan
Persidangan
Majelis Hakim
5 (lima) orang
PROSES HUKUM DALAM ACARA PERADILAN HAM
1. PENANGKAPAN
2. PENAHANAN
3. PENYELIDIKIAN
4. PENYIDIKAN
5. PENUNTUTAN
6. PEMERIKSAAN SIDANG PENGADILAN
Penangkapan
1. Kewenangan Penangkapan hanya pada Jaksa Agung;
2. Jangka waktu penangkapan hanya paling lama untuk 1
(satu) hari
Penahanan
pertama
30 hari
Jaksa Agung
Diperpanjang
penahanan
20 hari
Ketua
Pengadilan
Ham
Diperpanjang
penahanan
20 hari
Ketua
Pengadilan
Ham
Penahanan DalamPenuntutan
Penahanan
pertama
90 hari
Jaksa Agung
Diperpanjang
penahanan
90 hari
Ketua
Pengadilan
Ham
Diperpanjang
penahanan
60 hari
Ketua
Pengadilan
Ham
Penahanan DalamPenyidikan
Penahanan
Pengadilan
90 hari
Ketua
Pengadilan
Ham
Perpanjangan
penahanan
30 hari
Ketua
Pengadilan
Ham
Penahananpadatingkat pemeriksaanpersidangantingkat pertama
Ketua
Mahkamah
Agung
Perpanjangan
Penahanan
60 hari
Ketua
Mahkamah
Agung
30 hari
Perpanjangan
Penahanan
Perpanjangan
PenahananPenahanan
30 hari60 hari
Ketua
Pengadilan
Tinggi Ham
Ketua
Pengadilan
Tinggi Ham
PemeriksaanTingkat Banding
dan Tingkat Kasasi
PENYELIDIKAN
1. Penyelidik Komnasham
2. Komnasham dapat membentuk Tim Penyelidik
3. Penyelidik memberitahukan kepada Penyidik
dimulainya penyelidikan
4. Kesimpulan Penyelidikan disampaikan kepada
Penyidik, 7 hari setelah menyerahkan hasil
penyelidikan
5. Apabila dikembalikan oleh Penyidik, dalam
jangka 30 hari sejak dikembalikan penyelidik
wajib melengkapi kekurangan tersebut.
PENGADUAN
1. Setiap orang dan atau kelompok yang memiliki alasan kuat bahwa
hak asasinya telah dilanggar dapat mengajukan laporan dan
pengaduan lisan atau tertulis pada Komnas HAM.
2. Pengaduan hanya akan mendapatkan pelayanan apabila disertai
dengan identitas pengadu yang benar dan keterangan atau bukti
awal yang jelas tentang materi yang diadukan.
3. Dalam hal pengaduan dilakukan oleh pihak lain, maka pengaduan
harus disertai persetujuan dari pihak yang hak asasinya dilanggar
sebagai korban, kecuali untuk pelanggaran hak asasi manusia
tertentu berdasarkan pertimbangan Komnas HAM.
4. Pengaduan pelanggaran hak asasi manusia sebagaimana dimaksud
meliputi pula pengaduan melalui perwakilan mengenai pelanggaran
hak asasi manusia yang dialami oleh kelompok masyarakat.
PEMERIKSAAN PENGADUAN
Pemeriksaan atas pengaduan kepada Komnas HAM tidak
dilakukan atau dihentikan apabila :
1) tidak memiliki bukti awal yang memadai;
2) materi pengaduan bukan masalah pelanggaran hak
asasi manusia;
3) pengaduan diajukan dengan itikad buruk atau ternyata
tidak ada kesungguhan dari pengadu;
4) terdapat upaya hukum yang lebih efektif bagi
penyelesaian materi pengaduan; atau
5) sedang berlangsung penyelesaian melalui upaya hukum
yang tersedia sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
6. Mekanisme pelaksanaan kewenangan untuk tidak
melakukan atau menghentikan pemeriksaan sebagaimana
dimaksud, ditetapkan dengan Peraturan Tata Tertib
Komnas HAM.
7. Dalam hal tertentu dan bila dipandang perlu, guna
melindungi kepentingan dan hak asasi yang bersangkutan
atau terwujudnya penyelesaian terhadap masalah yang
ada, Komnas HAM dapat menetapkan untuk merahasiakan
identitas pengadu, dan pemberi keterangan atau bukti
lainnya serta pihak yang terkait dengan materi aduan atau
pemantauan.
8. Komnas HAM dapat menetapkan untuk merahasiakan atau
membatasi penyebarluasan suatu keterangan atau atau
bukti lain yang diperoleh Komnas HAM, yang berkaitan
dengan materi pengaduan atau pemantauan.
1) membahayakan keamanan dan keselamatan negara;
2) membahayakan keselamatan dan ketertiban umum;
3) membahayakan keselamatan perorangan;
4) mencemarkan nama baik perorangan;
5) membocorkan rahasia negara atau hal-hal yang wajib
dirahasiakan dalam proses pengambilan keputusan Pemerintah;
6) membocorkan hal-hal yang wajib dirahasiakan dalam proses
penyidikan, penuntutan, dan persidangan suatu perkara pidana;
7) Menghambat penyelesaian terhadap masalah yang ada,
8) membocorkan hal-hal yang termasuk dalam rahasia dagang;
10. Pemeriksaan pelanggaran hak asasi manusia dilakukan secara
tertutup, kecuali ditentukan lain oleh Komnas HAM.
11. Pihak pengadu, korban, saksi, dan atau pihak lainnya yang terkait
wajib memenuhi permintaan Komnas HAM.
9. Penetapan sebagaimana dimaksud, didasarkan pada pertimbangan
bahwa penyebarluasan keterangan atau bukti lainnya tersebut
dapat;
KEWENANGAN PENYELIDIK
1. Melakukan penyelidikan dan pemeriksaan terhadap peristiwa yang
timbul dalam masyarakat yang berdasarkan sifat atau lingkupnya
patut diduga terdapat pelanggaran hak asasi manusia yang berat;
2. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang atau kelompok
orang tentang terjadinya pelanggaran hak asasi manusia yang
berat, serta mencari keterangan dan barang bukti;
3. Memanggil pihak pengadu, korban, atau pihak yang diadukan
untuk diminta dan didengar keterangannya;
4. Memanggil saksi untuk diminta dan didengar kesaksiannya;
5. Meninjau dan mengumpulkan keterangan di tempat kejadian dan
tempat lainnya yang dianggap perlu;
6. Memanggil pihak terkait untuk memberikan keterangan secara
tertulis atau menyerahkan dokumen yang diperlukan sesuai dengan
aslinya;
7. Atas perintah penyidik dapat melakukan tindakan berupa:
1). Pemeriksaan surat;
2). Penggeledahan dan penyitaan;
8. pemeriksaan setempat terhadap rumah, pekarangan, bangunan,
dan tempat-tempat lainnya yang diduduki atau dimiliki pihak
tertentu;
9. mendatangkan ahli dalam hubungan dengan penyelidikan.
10. Apabila seseorang yang dipanggil tidak datang menghadap atau
menolak memberikan keterangannya, Komnas HAM dapat meminta
bantuan Ketua Pengadilan untuk pemenuhan panggilan secara
paksa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
PENYIDIKAN
1. Penyidikan perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat
dilakukan oleh Jaksa Agung.
2. Dalam pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud Jaksa Agung dapat
mengangkat penyidik ad hoc yang terdiri atas unsur pemerintah dan
atau masyarakat.
3. Penyidikan sebagaimana dimaksud wajib diselesaikan paling lambat
90 (sembilan puluh) hari terhitung sejak tanggal hasil penyelidikan
diterima dan dinyatakan lengkap oleh penyidik.
4. Jangka waktu dapat diperpanjang untuk waktu paling lama 90
(sembilan puluh) hari oleh Ketua Pengadilan HAM sesuai dengan
daerah hukumnya.
5. Dalam hal jangka waktu habis dan penyidikan belum dapat
diselesaikan, penyidikan dapat diperpanjang paling lama 60 (enam
puluh) hari oleh Ketua Pengadilan HAM sesuai dengan daerah
hukumnya.
6. Apabila dalam jangka waktu tersebut habis dan dari hasil
penyidikan tidak diperoleh bukti yang cukup, maka wajib
dikeluarkan surat perintah penghentian penyidikan oleh
Jaksa Agung.
7. Setelah surat perintah penghentian penyidikan
dikeluarkan, penyidikan hanya dapat dibuka kembali dan
dilanjutkan apabila terdapat alasan dan bukti lain yang
melengkapi hasil penyidikan untuk dilakukan penuntutan.
8. Dalam hal penghentian penyidikan tidak dapat diterima
oleh korban atau keluarganya, maka korban, keluarga
sedarah atau semenda dalam garis lurus ke atas atau ke
bawah sampai dengan derajat ketiga, berhak mengajukan
praperadilan kepada Ketua Pengadilan HAM sesuai
dengan daerah hukumnya dan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
PENUNTUTAN
1. Penuntutan perkara pelanggaran hak asasi manusia yang
berat dilakukan oleh Jaksa Agung.
2. Dalam pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud Jaksa
Agung dapat mengangkat penuntut umum ad hoc yang
terdiri atas unsur pemerintah dan atau masyarakat.
3. Penuntutan wajib dilaksanakan paling lambat 70 (tujuh
puluh) hari terhitung sejak tanggal hasil penyidikan
diterima.
4. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia sewaktu-waktu
dapat meminta keterangan secara tertulis kepada Jaksa
Agung mengenai perkembangan penyidikan dan
penuntutan perkara pelanggaran hak asasi manusia yang
berat.
PEMERIKSAAN PENGADILAN
MAJELIS HAKIM terdiri dari 5 (lima ) orang, 2 (dua)
orang Hakim karir dan 3 (tiga) orang Hakim Ad hoc:
Masa Pemeriksaan persidangan dibatasi:
Pemeriksaan Tingkat Pertama : 180 hari
Pemeriksaan Tingkat Banding : 90 hari
Pemeriksaan Tingkat Kasasi : 90 hari
mauliate

More Related Content

What's hot

Pemajuan, Penghormatan, dan Perlindungan Hak Asasi Manusia
Pemajuan, Penghormatan, dan Perlindungan Hak Asasi ManusiaPemajuan, Penghormatan, dan Perlindungan Hak Asasi Manusia
Pemajuan, Penghormatan, dan Perlindungan Hak Asasi ManusiaMade Lisando
 
Pemajuan, Penghormatan, dan Perlindungan Hak Asasi Manusia - Pkn
Pemajuan, Penghormatan, dan Perlindungan Hak Asasi Manusia - PknPemajuan, Penghormatan, dan Perlindungan Hak Asasi Manusia - Pkn
Pemajuan, Penghormatan, dan Perlindungan Hak Asasi Manusia - PknIndah Maharani
 
Bab iii hak asasi manusia
Bab iii hak asasi manusiaBab iii hak asasi manusia
Bab iii hak asasi manusiawowwwwwiii
 
Makalah Hukum dan HAM (Sejarah Perkembangan HAM)
Makalah Hukum dan HAM (Sejarah Perkembangan HAM)Makalah Hukum dan HAM (Sejarah Perkembangan HAM)
Makalah Hukum dan HAM (Sejarah Perkembangan HAM)Fenti Anita Sari
 
Hak asasi manusia dalam pancasila dan uud 1945 (modul pancasila)
Hak asasi manusia dalam pancasila dan uud 1945 (modul pancasila)Hak asasi manusia dalam pancasila dan uud 1945 (modul pancasila)
Hak asasi manusia dalam pancasila dan uud 1945 (modul pancasila)fikri asyura
 
4. perkembangan ham di indonesia`
4. perkembangan ham di indonesia`4. perkembangan ham di indonesia`
4. perkembangan ham di indonesia`HIMA KS FISIP UNPAD
 
Bab 5 ham dan rule of the law
Bab 5 ham dan rule of the lawBab 5 ham dan rule of the law
Bab 5 ham dan rule of the lawTitikbudiarti
 
13 Hak Asasi
13 Hak Asasi13 Hak Asasi
13 Hak AsasiWanBK Leo
 
HAM dan Rule Of Law
HAM dan Rule Of LawHAM dan Rule Of Law
HAM dan Rule Of Lawguntorotama
 
Perkembangan ham di indonesia
Perkembangan ham di indonesiaPerkembangan ham di indonesia
Perkembangan ham di indonesiaArief Marbot
 
Isi makalah kewarganegaraan
Isi makalah kewarganegaraanIsi makalah kewarganegaraan
Isi makalah kewarganegaraanDina Anjelina
 
7. ham dan rule of law (Acuan 2006)
7. ham dan rule of law (Acuan 2006) 7. ham dan rule of law (Acuan 2006)
7. ham dan rule of law (Acuan 2006) Fajar Zain
 
materi Hukum dan ham
materi Hukum dan ham materi Hukum dan ham
materi Hukum dan ham Bang Ucok
 

What's hot (19)

Ham kelas x
Ham kelas xHam kelas x
Ham kelas x
 
Pemajuan, Penghormatan, dan Perlindungan Hak Asasi Manusia
Pemajuan, Penghormatan, dan Perlindungan Hak Asasi ManusiaPemajuan, Penghormatan, dan Perlindungan Hak Asasi Manusia
Pemajuan, Penghormatan, dan Perlindungan Hak Asasi Manusia
 
Pemajuan, Penghormatan, dan Perlindungan Hak Asasi Manusia - Pkn
Pemajuan, Penghormatan, dan Perlindungan Hak Asasi Manusia - PknPemajuan, Penghormatan, dan Perlindungan Hak Asasi Manusia - Pkn
Pemajuan, Penghormatan, dan Perlindungan Hak Asasi Manusia - Pkn
 
3. perkembangan ham di dunia
3. perkembangan ham di dunia3. perkembangan ham di dunia
3. perkembangan ham di dunia
 
Bab iii hak asasi manusia
Bab iii hak asasi manusiaBab iii hak asasi manusia
Bab iii hak asasi manusia
 
Makalah Hukum dan HAM (Sejarah Perkembangan HAM)
Makalah Hukum dan HAM (Sejarah Perkembangan HAM)Makalah Hukum dan HAM (Sejarah Perkembangan HAM)
Makalah Hukum dan HAM (Sejarah Perkembangan HAM)
 
Hak asasi manusia dalam pancasila dan uud 1945 (modul pancasila)
Hak asasi manusia dalam pancasila dan uud 1945 (modul pancasila)Hak asasi manusia dalam pancasila dan uud 1945 (modul pancasila)
Hak asasi manusia dalam pancasila dan uud 1945 (modul pancasila)
 
Sejarah singkat ham
Sejarah singkat hamSejarah singkat ham
Sejarah singkat ham
 
4. perkembangan ham di indonesia`
4. perkembangan ham di indonesia`4. perkembangan ham di indonesia`
4. perkembangan ham di indonesia`
 
Bab 5 ham dan rule of the law
Bab 5 ham dan rule of the lawBab 5 ham dan rule of the law
Bab 5 ham dan rule of the law
 
Hak Asasi Manusia (PKn)
Hak Asasi Manusia (PKn)Hak Asasi Manusia (PKn)
Hak Asasi Manusia (PKn)
 
HAK ASASI MANUSIA
HAK ASASI MANUSIAHAK ASASI MANUSIA
HAK ASASI MANUSIA
 
13 Hak Asasi
13 Hak Asasi13 Hak Asasi
13 Hak Asasi
 
Sejarah hak asasi
Sejarah hak asasiSejarah hak asasi
Sejarah hak asasi
 
HAM dan Rule Of Law
HAM dan Rule Of LawHAM dan Rule Of Law
HAM dan Rule Of Law
 
Perkembangan ham di indonesia
Perkembangan ham di indonesiaPerkembangan ham di indonesia
Perkembangan ham di indonesia
 
Isi makalah kewarganegaraan
Isi makalah kewarganegaraanIsi makalah kewarganegaraan
Isi makalah kewarganegaraan
 
7. ham dan rule of law (Acuan 2006)
7. ham dan rule of law (Acuan 2006) 7. ham dan rule of law (Acuan 2006)
7. ham dan rule of law (Acuan 2006)
 
materi Hukum dan ham
materi Hukum dan ham materi Hukum dan ham
materi Hukum dan ham
 

Similar to Pelatihan Hak asasi manusia (ham) Ditpolair Polda Jambi;AKBP H. DADANG DK,AMd Mar,SH,SIP,MH.

Similar to Pelatihan Hak asasi manusia (ham) Ditpolair Polda Jambi;AKBP H. DADANG DK,AMd Mar,SH,SIP,MH. (20)

Makalah Rule of law_dan_hak_asasi_manusia_tugas
Makalah Rule of law_dan_hak_asasi_manusia_tugasMakalah Rule of law_dan_hak_asasi_manusia_tugas
Makalah Rule of law_dan_hak_asasi_manusia_tugas
 
Konsep HAM XI 1.pptx
Konsep HAM XI 1.pptxKonsep HAM XI 1.pptx
Konsep HAM XI 1.pptx
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Hak asasi manusia
Hak asasi manusiaHak asasi manusia
Hak asasi manusia
 
Makalah ham
Makalah hamMakalah ham
Makalah ham
 
HAM
HAMHAM
HAM
 
Iv hak asasi manusia
Iv hak asasi manusiaIv hak asasi manusia
Iv hak asasi manusia
 
Hak asasi manusia dalam pancasila
Hak asasi manusia dalam pancasilaHak asasi manusia dalam pancasila
Hak asasi manusia dalam pancasila
 
Hak Asasi Manusia dalam Islam
Hak Asasi Manusia dalam IslamHak Asasi Manusia dalam Islam
Hak Asasi Manusia dalam Islam
 
Bab 6. ham
Bab 6. hamBab 6. ham
Bab 6. ham
 
HAM PERSPEKTIF ISLAM.pptx
HAM PERSPEKTIF ISLAM.pptxHAM PERSPEKTIF ISLAM.pptx
HAM PERSPEKTIF ISLAM.pptx
 
PKN KEL 3.pptx
PKN KEL 3.pptxPKN KEL 3.pptx
PKN KEL 3.pptx
 
GAK PENTING CUMA COPAS HAHAA
GAK PENTING CUMA COPAS HAHAAGAK PENTING CUMA COPAS HAHAA
GAK PENTING CUMA COPAS HAHAA
 
Hak asasi manusia
Hak asasi manusiaHak asasi manusia
Hak asasi manusia
 
123
123123
123
 
Ham dalam pandangan_islam
Ham dalam pandangan_islamHam dalam pandangan_islam
Ham dalam pandangan_islam
 
Hak Asasi Manusia di indonesiakikuehjkha
Hak Asasi Manusia di indonesiakikuehjkhaHak Asasi Manusia di indonesiakikuehjkha
Hak Asasi Manusia di indonesiakikuehjkha
 
Konsep dan perkembangan ham dan kewarganegaraan
Konsep dan perkembangan ham dan kewarganegaraan Konsep dan perkembangan ham dan kewarganegaraan
Konsep dan perkembangan ham dan kewarganegaraan
 
PPT HUKUM HAM.ppt
PPT HUKUM HAM.pptPPT HUKUM HAM.ppt
PPT HUKUM HAM.ppt
 
Ham
HamHam
Ham
 

More from Woro Handayani

Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)
Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)
Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)Woro Handayani
 
Bahan 2; MANAJEMEN OPERASIONAL KEPOLISIAN (MOP); AKBP DADANG DK,;SPN POLDA JAMBI
Bahan 2; MANAJEMEN OPERASIONAL KEPOLISIAN (MOP); AKBP DADANG DK,;SPN POLDA JAMBIBahan 2; MANAJEMEN OPERASIONAL KEPOLISIAN (MOP); AKBP DADANG DK,;SPN POLDA JAMBI
Bahan 2; MANAJEMEN OPERASIONAL KEPOLISIAN (MOP); AKBP DADANG DK,;SPN POLDA JAMBIWoro Handayani
 
Bahan MANAJEMEN OPERASIONAL KEPOLISIAN (MOP); AKBP DADANG DK,;SPN POLDA JAMBI
Bahan MANAJEMEN OPERASIONAL KEPOLISIAN (MOP); AKBP DADANG DK,;SPN POLDA JAMBIBahan MANAJEMEN OPERASIONAL KEPOLISIAN (MOP); AKBP DADANG DK,;SPN POLDA JAMBI
Bahan MANAJEMEN OPERASIONAL KEPOLISIAN (MOP); AKBP DADANG DK,;SPN POLDA JAMBIWoro Handayani
 
MANAJEMEN FUNGSI TEKNIS POLRI; AKBP DADANG DK
MANAJEMEN FUNGSI TEKNIS POLRI; AKBP DADANG DKMANAJEMEN FUNGSI TEKNIS POLRI; AKBP DADANG DK
MANAJEMEN FUNGSI TEKNIS POLRI; AKBP DADANG DKWoro Handayani
 
Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek
Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para KapolsekHanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek
Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para KapolsekWoro Handayani
 
Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)
Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)
Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)Woro Handayani
 
SOP Menata Administrasi Harwat Kapal Patroli Polisi; Subditfasharkan Ditpolair
SOP Menata Administrasi Harwat  Kapal Patroli Polisi; Subditfasharkan DitpolairSOP Menata Administrasi Harwat  Kapal Patroli Polisi; Subditfasharkan Ditpolair
SOP Menata Administrasi Harwat Kapal Patroli Polisi; Subditfasharkan DitpolairWoro Handayani
 
HUT POLAIRUD KE-64 Sunatan massal
HUT POLAIRUD KE-64 Sunatan massal HUT POLAIRUD KE-64 Sunatan massal
HUT POLAIRUD KE-64 Sunatan massal Woro Handayani
 
HUT POLAIRUD KE-64 Rencana sunatan massal.
HUT POLAIRUD KE-64 Rencana  sunatan massal.HUT POLAIRUD KE-64 Rencana  sunatan massal.
HUT POLAIRUD KE-64 Rencana sunatan massal.Woro Handayani
 
HUT POLAIRUD KE-64 Rencana sunatan massal. POLDA JAMBI
HUT POLAIRUD KE-64 Rencana  sunatan massal. POLDA JAMBIHUT POLAIRUD KE-64 Rencana  sunatan massal. POLDA JAMBI
HUT POLAIRUD KE-64 Rencana sunatan massal. POLDA JAMBIWoro Handayani
 
Slide Paparan subditfasharkan 2015;AKBP DADANG DK,SIP,SH,MH. Media berbagi i...
Slide Paparan  subditfasharkan 2015;AKBP DADANG DK,SIP,SH,MH. Media berbagi i...Slide Paparan  subditfasharkan 2015;AKBP DADANG DK,SIP,SH,MH. Media berbagi i...
Slide Paparan subditfasharkan 2015;AKBP DADANG DK,SIP,SH,MH. Media berbagi i...Woro Handayani
 
MATERI PAPARAN FASHARKAN- 2015;AKBP DADANG DK,SIP,SH,MH. Media berbagi ilmu a...
MATERI PAPARAN FASHARKAN- 2015;AKBP DADANG DK,SIP,SH,MH. Media berbagi ilmu a...MATERI PAPARAN FASHARKAN- 2015;AKBP DADANG DK,SIP,SH,MH. Media berbagi ilmu a...
MATERI PAPARAN FASHARKAN- 2015;AKBP DADANG DK,SIP,SH,MH. Media berbagi ilmu a...Woro Handayani
 
Fenomena pembiaran pembakaran perkebunan & lahan
Fenomena pembiaran pembakaran perkebunan & lahanFenomena pembiaran pembakaran perkebunan & lahan
Fenomena pembiaran pembakaran perkebunan & lahanWoro Handayani
 
Strategi pembelajaran dalam bencana asap; WORO HANDAYANI SPd,MPd
Strategi pembelajaran dalam bencana asap; WORO HANDAYANI SPd,MPdStrategi pembelajaran dalam bencana asap; WORO HANDAYANI SPd,MPd
Strategi pembelajaran dalam bencana asap; WORO HANDAYANI SPd,MPdWoro Handayani
 
Solusi atasi bencana asap diwilayah Sumatera: WORO HANDAYANI,SPd,MPd
Solusi atasi bencana asap diwilayah Sumatera: WORO HANDAYANI,SPd,MPdSolusi atasi bencana asap diwilayah Sumatera: WORO HANDAYANI,SPd,MPd
Solusi atasi bencana asap diwilayah Sumatera: WORO HANDAYANI,SPd,MPdWoro Handayani
 
Solusi atasi bencana asap di wilayah Sumatera
Solusi atasi bencana asap di wilayah SumateraSolusi atasi bencana asap di wilayah Sumatera
Solusi atasi bencana asap di wilayah SumateraWoro Handayani
 
Kurikulum sadar lingkungan cegah kebakaran1;WORO HANDAYANI SPd
Kurikulum sadar lingkungan cegah kebakaran1;WORO HANDAYANI SPdKurikulum sadar lingkungan cegah kebakaran1;WORO HANDAYANI SPd
Kurikulum sadar lingkungan cegah kebakaran1;WORO HANDAYANI SPdWoro Handayani
 
Kurikulum sadar lingkungan cegah kebakaran:WORO HANDAYANI,SPd,MPd
Kurikulum sadar lingkungan cegah kebakaran:WORO HANDAYANI,SPd,MPdKurikulum sadar lingkungan cegah kebakaran:WORO HANDAYANI,SPd,MPd
Kurikulum sadar lingkungan cegah kebakaran:WORO HANDAYANI,SPd,MPdWoro Handayani
 
Cara mengatasi kebakaran lahan dan hutan;AKBP DADANG DK-JAMBI
Cara mengatasi kebakaran lahan dan hutan;AKBP DADANG DK-JAMBICara mengatasi kebakaran lahan dan hutan;AKBP DADANG DK-JAMBI
Cara mengatasi kebakaran lahan dan hutan;AKBP DADANG DK-JAMBIWoro Handayani
 
Strategi jitu hadapi bencana asap karlahut; AKBP DADANG DK-JAMBI
Strategi jitu hadapi bencana asap karlahut; AKBP DADANG DK-JAMBIStrategi jitu hadapi bencana asap karlahut; AKBP DADANG DK-JAMBI
Strategi jitu hadapi bencana asap karlahut; AKBP DADANG DK-JAMBIWoro Handayani
 

More from Woro Handayani (20)

Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)
Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)
Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)
 
Bahan 2; MANAJEMEN OPERASIONAL KEPOLISIAN (MOP); AKBP DADANG DK,;SPN POLDA JAMBI
Bahan 2; MANAJEMEN OPERASIONAL KEPOLISIAN (MOP); AKBP DADANG DK,;SPN POLDA JAMBIBahan 2; MANAJEMEN OPERASIONAL KEPOLISIAN (MOP); AKBP DADANG DK,;SPN POLDA JAMBI
Bahan 2; MANAJEMEN OPERASIONAL KEPOLISIAN (MOP); AKBP DADANG DK,;SPN POLDA JAMBI
 
Bahan MANAJEMEN OPERASIONAL KEPOLISIAN (MOP); AKBP DADANG DK,;SPN POLDA JAMBI
Bahan MANAJEMEN OPERASIONAL KEPOLISIAN (MOP); AKBP DADANG DK,;SPN POLDA JAMBIBahan MANAJEMEN OPERASIONAL KEPOLISIAN (MOP); AKBP DADANG DK,;SPN POLDA JAMBI
Bahan MANAJEMEN OPERASIONAL KEPOLISIAN (MOP); AKBP DADANG DK,;SPN POLDA JAMBI
 
MANAJEMEN FUNGSI TEKNIS POLRI; AKBP DADANG DK
MANAJEMEN FUNGSI TEKNIS POLRI; AKBP DADANG DKMANAJEMEN FUNGSI TEKNIS POLRI; AKBP DADANG DK
MANAJEMEN FUNGSI TEKNIS POLRI; AKBP DADANG DK
 
Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek
Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para KapolsekHanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek
Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek
 
Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)
Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)
Bahan Belajar (Hanjar) Pelatihan Menejemen Kewilayahan (Kapolsek)
 
SOP Menata Administrasi Harwat Kapal Patroli Polisi; Subditfasharkan Ditpolair
SOP Menata Administrasi Harwat  Kapal Patroli Polisi; Subditfasharkan DitpolairSOP Menata Administrasi Harwat  Kapal Patroli Polisi; Subditfasharkan Ditpolair
SOP Menata Administrasi Harwat Kapal Patroli Polisi; Subditfasharkan Ditpolair
 
HUT POLAIRUD KE-64 Sunatan massal
HUT POLAIRUD KE-64 Sunatan massal HUT POLAIRUD KE-64 Sunatan massal
HUT POLAIRUD KE-64 Sunatan massal
 
HUT POLAIRUD KE-64 Rencana sunatan massal.
HUT POLAIRUD KE-64 Rencana  sunatan massal.HUT POLAIRUD KE-64 Rencana  sunatan massal.
HUT POLAIRUD KE-64 Rencana sunatan massal.
 
HUT POLAIRUD KE-64 Rencana sunatan massal. POLDA JAMBI
HUT POLAIRUD KE-64 Rencana  sunatan massal. POLDA JAMBIHUT POLAIRUD KE-64 Rencana  sunatan massal. POLDA JAMBI
HUT POLAIRUD KE-64 Rencana sunatan massal. POLDA JAMBI
 
Slide Paparan subditfasharkan 2015;AKBP DADANG DK,SIP,SH,MH. Media berbagi i...
Slide Paparan  subditfasharkan 2015;AKBP DADANG DK,SIP,SH,MH. Media berbagi i...Slide Paparan  subditfasharkan 2015;AKBP DADANG DK,SIP,SH,MH. Media berbagi i...
Slide Paparan subditfasharkan 2015;AKBP DADANG DK,SIP,SH,MH. Media berbagi i...
 
MATERI PAPARAN FASHARKAN- 2015;AKBP DADANG DK,SIP,SH,MH. Media berbagi ilmu a...
MATERI PAPARAN FASHARKAN- 2015;AKBP DADANG DK,SIP,SH,MH. Media berbagi ilmu a...MATERI PAPARAN FASHARKAN- 2015;AKBP DADANG DK,SIP,SH,MH. Media berbagi ilmu a...
MATERI PAPARAN FASHARKAN- 2015;AKBP DADANG DK,SIP,SH,MH. Media berbagi ilmu a...
 
Fenomena pembiaran pembakaran perkebunan & lahan
Fenomena pembiaran pembakaran perkebunan & lahanFenomena pembiaran pembakaran perkebunan & lahan
Fenomena pembiaran pembakaran perkebunan & lahan
 
Strategi pembelajaran dalam bencana asap; WORO HANDAYANI SPd,MPd
Strategi pembelajaran dalam bencana asap; WORO HANDAYANI SPd,MPdStrategi pembelajaran dalam bencana asap; WORO HANDAYANI SPd,MPd
Strategi pembelajaran dalam bencana asap; WORO HANDAYANI SPd,MPd
 
Solusi atasi bencana asap diwilayah Sumatera: WORO HANDAYANI,SPd,MPd
Solusi atasi bencana asap diwilayah Sumatera: WORO HANDAYANI,SPd,MPdSolusi atasi bencana asap diwilayah Sumatera: WORO HANDAYANI,SPd,MPd
Solusi atasi bencana asap diwilayah Sumatera: WORO HANDAYANI,SPd,MPd
 
Solusi atasi bencana asap di wilayah Sumatera
Solusi atasi bencana asap di wilayah SumateraSolusi atasi bencana asap di wilayah Sumatera
Solusi atasi bencana asap di wilayah Sumatera
 
Kurikulum sadar lingkungan cegah kebakaran1;WORO HANDAYANI SPd
Kurikulum sadar lingkungan cegah kebakaran1;WORO HANDAYANI SPdKurikulum sadar lingkungan cegah kebakaran1;WORO HANDAYANI SPd
Kurikulum sadar lingkungan cegah kebakaran1;WORO HANDAYANI SPd
 
Kurikulum sadar lingkungan cegah kebakaran:WORO HANDAYANI,SPd,MPd
Kurikulum sadar lingkungan cegah kebakaran:WORO HANDAYANI,SPd,MPdKurikulum sadar lingkungan cegah kebakaran:WORO HANDAYANI,SPd,MPd
Kurikulum sadar lingkungan cegah kebakaran:WORO HANDAYANI,SPd,MPd
 
Cara mengatasi kebakaran lahan dan hutan;AKBP DADANG DK-JAMBI
Cara mengatasi kebakaran lahan dan hutan;AKBP DADANG DK-JAMBICara mengatasi kebakaran lahan dan hutan;AKBP DADANG DK-JAMBI
Cara mengatasi kebakaran lahan dan hutan;AKBP DADANG DK-JAMBI
 
Strategi jitu hadapi bencana asap karlahut; AKBP DADANG DK-JAMBI
Strategi jitu hadapi bencana asap karlahut; AKBP DADANG DK-JAMBIStrategi jitu hadapi bencana asap karlahut; AKBP DADANG DK-JAMBI
Strategi jitu hadapi bencana asap karlahut; AKBP DADANG DK-JAMBI
 

Recently uploaded

BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 

Pelatihan Hak asasi manusia (ham) Ditpolair Polda Jambi;AKBP H. DADANG DK,AMd Mar,SH,SIP,MH.

  • 2. belanda “grondrechten”“mensenrechten” “fundamentele rechten” “Rechten van den mens” Hak Kodrat Hak Asasi Manusia Hak Dasar Manusia Hak yang melekat pada diri manusia yang harus dilindungi dan dihormati Hak Fundamental
  • 3. inggiris “basic rights”“Human Rights” “fundamental rights” “Natural rights” Hak Kodrat Manusia Hak asasi Manusia Hak Dasar Manusia Hak yang melekat pada diri manusia yang harus dilindungi dan dihormati Hak Fundamental
  • 4. prancis “grundrechte” “droits de I’homme” “droits fundamentaux” “menchenrechte ” Hak kodrat Manusia Hak asasi manusia Hak dasar manusia Hak yang melekat pada diri manusia yang harus dilindungi dan dihormati Hak fundamental
  • 5. indonesia Hak dasar manusia Hak asasi manusia Hak fundamental Hak kodrat manusia “Natural rights” “Human Rights” “basic rights” Hak yang melekat pada diri manusia yang harus dilindungi dan dihormati “fundamental rights”
  • 6. Dari peristilahan tersebut dapat dipahami bahwa hak asasi manusia diartikan sebagai: Hak yang melekat pada diri manusia secara kodrati, universal dan langgeng yang dibawa oleh mansia semejak manusia itu lahir. Disebut hak kodrat karena: Kodratlah yang menciptakan dan mengilhami akal budi dan pendapat manusia. Setiap orang dilahirkan dengan hak-hak kodrati tersebut. Hak-hak kodrati itu dimiliki manusia dalam kedaan alamiah (state of nature) dan kemudian dibawanya dalam hidup bermasyarakat.
  • 7. 1. Hak asasi merupakan hak yang memperoleh pengakuan secara internasional 2. Konotasi hak asasi manusia terkait erat dengan asas-asas idea dan politis 3. Hak asasi dimuat dalam dokumen politik sehingga sifatnya lebih dinamis 1. Hak dasar merupakan hak yang diakui melalui hukum nasional 2. Konotasi hak dasar terkait erat dengan asas-asas idea dan yuridis 3. Hak dasar dituangkan dalam dokumen yuridis sehingga sipatnya terkesan statis
  • 8. Sejarah perjuangan hak asasi manusia NO PRIODE HAK ASASI MANUSIA YANG DIPERJUANGKAN DOKUMEN 1 2005 1500 SM Perjuangan Nabi Ibrahim melawan kezaliman Raja Namrudz yang memaksakan harus menyembah berhala. Hak yang diperjuangkan: KEBEBASAN BERAGAMA KITAB SUCI Shuhuf Ibrahim 2 1500 s/d 1000 SM Perlawanan Nabi Musa, memerdekakan bangsa Yahudi dari perbudakan raja Fir’aun agar bebas dari kesewenang-wenangan raja yang merasa dirinya sebagai Tuhan. Hak yang diperjuangkan: KEBEBASAN BERAGAMA dan Penghapusan Perbudakan KITAB SUCI Shuhuf Musa
  • 9. 3 2100 SM Raja Hammurabi Penguasa Babilonia menetapkan aturan hukum dalam konstitusi negaranya yang menjamin keadilan bagi warganya. Hak yang diperjuangkan pada masa itu: - Keadilan; - Mencegah ankara murka; - Mencegah penindasan rakyat Konstitusi Negara 4 1500 SM Perintah Raja Thutmose dari Mesir kepada ketua Mahkamah Agung Pekhmire berisi: Keharusan bertindak berbuat sama untuk semua orang. Perintah ini melahirkan; 1. Asas persamaan dimuka hukum; 2. Asas peradilan bebas dan tidak memihak Titah Raja Perintah
  • 10. 5 600 s/d 200 SM Di Athena Yunani. Raja Solon telah menyusun Undang-Undang yang menjamin keadilan dan persamaan bagi setiap warganya. Membentuk Heliaie yaitu Mahkamah Keadilan untuk melindungi orang-orang miskin dan Majelis Rakyat atau Acdesia. Hak yang diperjuangkan pada masa itu: 1. Asas Insonomia (Persamaan dimka hukum; 2. Isogoria (Kebebasan berbicara) Konstitusi Negara 6 30 SM s/d 200 M Ajaran yang dibawa Nabi Isa untuk saling mengasihi sesama manusia dan menghargai hak-hak orang lain. Hak yang diperjuangkan: Persamaan Hak dan saling menghormati KITAB SUCI Injil
  • 11. 7 610 M Diturunkan kepada Nabi Muhamad SAW banyak mengajarkan tentang toleransi, berbuat adil, tidak boleh memaksa, bijaksana, menerapkan kasih sayang. Hak yang diperjuangkan hak asasi secara universal dan memberikan rahmat, kepada seluruh alam semesta dan sebagainya. KITAB SUCI Al Qur’an 8 1215 Dirumuskannya hak asasi manusia dalam piagam Magna Charta, isu pokoknya adalah bahwa kewenangan harus memberikan perlindungan atas hak asasi. Hak yang diperjuangkan: 1. hak politik; 2. ekonomi dan sosial; 3. Perlindungan atas hak-hak individu. PIAGAM Magna Charta tahun 1215
  • 12. 9 1689 Pembatasan Kekuasaan Raja dan perlindungan hak Asasi Manusia seperti: Hak untuk mengajukan petisi; hak berdebat bebas; Raja memungut pajak kalau harus izin dari Great Council; Orang tidak boleh ditangkap, dipenjara, disiksa atau disita miliknya, tanpa cukup alasan menurut hukum negara. Act of settlement 10 1670 Ditetapkan Hobeas Corpus Act, yang berisi titah atau perintah Raja agar setiap orang yang ditahan segera dihadapkan kemuka hakim dan diberi tahu atas tuduhan apa ia ditahan. Dari sinilah berasal prinsip hukum bahwa; setiap orang yang ditahan harus atas perintah hakim. Undang- undang
  • 13. 11 1776 Declaration of Independent pada tahun 1776, yaitu pernyataan kemerdekaan Amerika. Deklarasi ini memuat antara lain: 1. Kebebasan; 2. hak untuk hidup 3. pengejaran kebahagiaan. 4. Persamaan hak 5. Pemerintahan yang adil. Declaration of Independent tahun 1776 12 1948 Dideklarasikannya pernyataan hak asasi manusia sedunia (Universal Declaration of Human Rihts), memuat rumusan hak asasi manusia secara lengkap. Berlaku universal, tanpa memandang batas-batas wilayah negara, ras,agama, dll. Deklarasi
  • 15. GENERASI HAK Generasi pertama • Universal Declaration of Human Rights (Pernyataan Umum Ham sedunia); Elemen dasar konsepsi hak asasi manusia generasi pertama; prinsip integritas manusia, kebutuhan dasar manusia, dan prinsip kebebasan sipil dan politik. Generasi Kedua • International Covenant on Economic, Social and Cultural Rights. kemajuan ekonomi, sosial dan kebudayaan, termasuk hak atas pendidikan, hak untuk menentukan status politik, hak untuk menikmati ragam penemuan ilmiah, dan lain-lain sebagainya. Generasi ketiga • rights to development; Hak untuk atau atas pembangunan ini antara lain meliputi hak untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan, dan hak untuk menikmati hasil-hasil pembangunan tersebut, menikmati hasil-hasil dari perkembangan ekonomi, sosial dan kebudayaan, pendidikan, kesehatan, distribusi pendapatan, kesempatan kerja, dan lain-lain sebagainya. Generasi ketiga • Environment rights, yaitu hak atas lingkungan yang sehat termasuk pengelolaan dan pemanfaatan lingkungan untuk kesejahteraan manusia.
  • 16. substansi HAm Substansi utama hak asasi manusia adalah: kebebasan dan hak atas privasi. Catatan: • Kebebasan adalah kemampuan manusia untuk memberi arti dan arah hidupnya, serta kemampuan untuk menerima atau menolak kemungkinan-kemungkinan dan nilai-nilai yang ditawarkan pada manusia oleh kehidupan. • Hak privasi adalah hak pribadi yang tidak bisa diganggu gugat
  • 17. Sipat Universal dari Declarasi HAM Sifat universal dari deklarasi tersebut nampak jelas dari perumusannya. 1. Semua artikel dalam deklarasi tersebut senantiasa dimulai dengan kata-kata yang mengandung makna universal seperti : everyone, no one, men, women; 2. Validitasnya tidak terbatas pada negara tertentu; 3. Deklarasi tersebut tidak hanya merupakan seruan kepada bangsa-bangsa, tetapi kepada setiap individu dan setiap lembaga masyarakat; 4. Organ PBB dalam mempertahankan hak-hak asasi manusia demi tercapainya perdamaian dan keamanan dunia tidak hanya terbatas pada negara-negara anggota PBB tapi termasuk negara-benara bukan anggota PBB.
  • 18. 1. Pada intinya konsep hak asasi mengandung arti bahwa hak tersebut diperuntukkan bagi manusia, jadi hak asasi yang diberikan pada manusia itu harus dilihat secara universal tanpa membedakan ras, agama, kebangsaan, jenis kelamin maupun budaya. 2. Konsep hak asasi manusia bersifat umum, tidak terbagi dalam wilayah-wilayah dan berlakunya tidak memandang batas-batas wilayah negara. 3. Kesatuan konsep hak asasi manusia telah dirumuskan dalam suatu piagam yang pada kenyataan diterima oleh setiap negara. 4. Kemajuan ilmu dan teknologi, membawa pengaruh yang kuat terhadap budaya, sehingga setiap negara saling tergantung dan bersifat transnasional. Jadi hampir mustahil menggariskan secara tegas batas budaya dan etnis suatu negara. Pemikiran teoritis argumentatif yang mendukung pendekatan universal terhadap hak asasi:
  • 19. eksistensi HAmEksistensi Hak Asasi Manusia 1.Pada saat hak asasi belum dirumuskan dalam dokumen-dokumen resmi hak tersebut eksis sebagai hak kodrat yang merupakan pemberian dari Tuhan sebagai hak yang harus dihormati. 2.Pada saat hak asasi tersebut dirumuskan dalam Deklarasi dan diimplementasikan dalam hukum internasional hak tersebut eksis sebagai hak moral yang harus dipedomani. 3.Pada saat hak asasi dirumuskan dalam Konstitusi dan hukum nasional hak tersebut eksis sebagai hak hukum yang harus dilindungi dan ditegakkan secara hukum
  • 20. Pokok pikiran dikeluarkan UU No. 39/1999 1. Tuhan Yang Maha Esa adalah pencipta alam semesta dengan segala isinya; 2. Pada dasarnya, manusia dianugerahi jiwa, bentuk struktur, kemampuan, kemauan serta berbagai kemudahan oleh Penciptanya untuk menjamin kelanjutan hidupnya; 3. Untuk melindungi, mempertahankan dan meningkatkan martabat manusia, diperlukan pengakuan dan perlindungan hak asasi manusia, karena tanpa hal tersebut manusia akan kehilangan sifat dan martabatnya, sehingga dapat mendorong manusia menjadi serigala bagi manusia lainnya (homo homini lupus); 4. Manusia merupakan makhluk sosial maka hak asasi manusia yang satu dibatasi oleh oleh hak asasi manusia yang lain, sehingga kebebasan atau hak asasi manusia bukanlah tanpa batas; 5. Hak asasi manusia tidak boleh dilenyapkan oleh siapapun dan dalam keadaan apapun dan dalam situasi yang bagaimanapun; 6. Setiap hak asasi manusia mengandung kewajiban untuk menghormati hak asasi manusia orang lain sehingga di dalam hak asasi manusia
  • 21. PERLINDUNGAN Ham Perlindungan terhadap hak asasi dilakukan dengan cara: 1. Hak asasi harus mendapat jaminan secara konstitusional; 2. Hak asasi harus dirumuskan dalam undang-undang; 3. Hak asasi harus ditegakkan melalui badan peradilan yang bebas dan tidak memihak
  • 22. Pelanggaran ham • Pelanggaran ham biasa adalah semua pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia diluar kategori pelanggaran ham berat; • Pelanggaran ham berat adalah; 1. kejahatan genosida, yaitu kejahatan yang dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok etnis, kelompok agama; 2. kejahatan kemanusiaan, yaitu perbuatan yang dilakukan sebagaian dari serangan yang meluas atau sistematik, sebagai lanjutan kebijakan penguasa atau kebijakan yang berhubungan dengan organisasi kekuasaan yang diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil.
  • 23. bentuk kejahatan genosida 1. membunuh anggota kelompok; pengertian anggota kelompok disini adalah seorang atau lebih anggota kelompok; 2. mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap anggota-anggota kelompok; 3. menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan kemusnahan secara fisik baik seluruh atau sebagiannya; 4. memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di dalam kelompok; atau 5. memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke kelompok lain.
  • 24. bentuk kejahatan kemanusiaan 1. melakukan pembunuhan sebagaimana diatur dalam Pasal 340 KUHP; 2. pemusnahan, termasuk perbuatan yang menimbulkan penderitaan yang dilakukan dengan sengaja seperti perbuatan menghambat pemasokan barang makanan dan obat-obatan yang dapat menimbulkan pemusnahan pada sebagian penduduk; 3. perbudakan yang di dalamnya termasuk perdagangan manusia khususnya perdagangan wanita dan perdagangan anak-anak;
  • 25. 4. pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa, yaitu pemindahan orang secara paksa dengan cara pengusiran atau tindakan pemaksaan yang lain dari daerah dimana mereka bertempat tinggal secara sah, tanpa didasari oleh alasan yang diijinkan oleh hukum internasional; 5. perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara sewenang-wenang yang melanggar (asas-asas) ketentuan pokok hukum internasional; 6. penyiksaan; yaitu perbuatan yang dilakukan dengan sengaja dan melawan hukum menimbulkan kesakitan atau penderitaan yang berat, baik fisik maupun mental terhadap seseorang tahanan atau seseorang yang berada di bawah pengawasan;
  • 26. 7.perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan kehamilan, pemandulan atau strelisasi secara paksa atau bentuk-bentuk kekerasan seksual lain yang setara; 8. penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari persamaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis kelamin atau alasan lain yang telah diakui secara universal sebagai hal yang dilarang menurut hukum internasional;
  • 27. 9. penghilangan orang secara paksa yaitu berupa penangkapan, penahan atau penculikan seseorang oleh atau dengan kuasa, dukungan atau persetujuan dari negara atau kebijakan organisasi, diikuti oleh penolakan mengakui perampasan kemerdekaan tersebut atau untuk memberikan informasi tentang nasib atau keberadaan orang tersebut, dengan maksud untuk melepaskan dari perlindungan hukum dalam jangka waktu yang panjang; 10.kejahatan apartheid, yaitu perbuatan tidak manusiawi dengan sifat-sifat dan kriteria sebagaimana kejahatan genosida yang dilakukan dalam konteks suatu rezim kelembagaan berupa penindasan dan dominasi oleh suatu kelompok atas kelompok ras lain dan dilakukan dengan maksud untuk mempertahankan rezim itu.
  • 28. pengadilan ham T E R I T O R I A L NASIONALITAS AKTIF TIDAK BERLAKU BAGI PELAKU YANG NASIONALITAS AKTIF T E R I T O R I A L PELANGGARAN HAM BERAT (GROSS VIOLATION OF HUMAN RIGHTS) G E N O C I D E CRIMES AGAINST HUMANITY
  • 29. LEMBAGA DALAM PROSES HUKUM ACARA PERADILAN HAK ASASI MANUSIA Proses Penyelidikan Penyelidik Komnasham Proses Penyidikan dan Penuntutan Penyidik dan Penuntut Umum Jaksa Agung Penyidik & PU. Adhoc Proses Pemeriksaan Pengadilan Persidangan Majelis Hakim 5 (lima) orang
  • 30. PROSES HUKUM DALAM ACARA PERADILAN HAM 1. PENANGKAPAN 2. PENAHANAN 3. PENYELIDIKIAN 4. PENYIDIKAN 5. PENUNTUTAN 6. PEMERIKSAAN SIDANG PENGADILAN Penangkapan 1. Kewenangan Penangkapan hanya pada Jaksa Agung; 2. Jangka waktu penangkapan hanya paling lama untuk 1 (satu) hari
  • 31. Penahanan pertama 30 hari Jaksa Agung Diperpanjang penahanan 20 hari Ketua Pengadilan Ham Diperpanjang penahanan 20 hari Ketua Pengadilan Ham Penahanan DalamPenuntutan
  • 32. Penahanan pertama 90 hari Jaksa Agung Diperpanjang penahanan 90 hari Ketua Pengadilan Ham Diperpanjang penahanan 60 hari Ketua Pengadilan Ham Penahanan DalamPenyidikan
  • 34. Ketua Mahkamah Agung Perpanjangan Penahanan 60 hari Ketua Mahkamah Agung 30 hari Perpanjangan Penahanan Perpanjangan PenahananPenahanan 30 hari60 hari Ketua Pengadilan Tinggi Ham Ketua Pengadilan Tinggi Ham PemeriksaanTingkat Banding dan Tingkat Kasasi
  • 35. PENYELIDIKAN 1. Penyelidik Komnasham 2. Komnasham dapat membentuk Tim Penyelidik 3. Penyelidik memberitahukan kepada Penyidik dimulainya penyelidikan 4. Kesimpulan Penyelidikan disampaikan kepada Penyidik, 7 hari setelah menyerahkan hasil penyelidikan 5. Apabila dikembalikan oleh Penyidik, dalam jangka 30 hari sejak dikembalikan penyelidik wajib melengkapi kekurangan tersebut.
  • 36. PENGADUAN 1. Setiap orang dan atau kelompok yang memiliki alasan kuat bahwa hak asasinya telah dilanggar dapat mengajukan laporan dan pengaduan lisan atau tertulis pada Komnas HAM. 2. Pengaduan hanya akan mendapatkan pelayanan apabila disertai dengan identitas pengadu yang benar dan keterangan atau bukti awal yang jelas tentang materi yang diadukan. 3. Dalam hal pengaduan dilakukan oleh pihak lain, maka pengaduan harus disertai persetujuan dari pihak yang hak asasinya dilanggar sebagai korban, kecuali untuk pelanggaran hak asasi manusia tertentu berdasarkan pertimbangan Komnas HAM. 4. Pengaduan pelanggaran hak asasi manusia sebagaimana dimaksud meliputi pula pengaduan melalui perwakilan mengenai pelanggaran hak asasi manusia yang dialami oleh kelompok masyarakat.
  • 37. PEMERIKSAAN PENGADUAN Pemeriksaan atas pengaduan kepada Komnas HAM tidak dilakukan atau dihentikan apabila : 1) tidak memiliki bukti awal yang memadai; 2) materi pengaduan bukan masalah pelanggaran hak asasi manusia; 3) pengaduan diajukan dengan itikad buruk atau ternyata tidak ada kesungguhan dari pengadu; 4) terdapat upaya hukum yang lebih efektif bagi penyelesaian materi pengaduan; atau 5) sedang berlangsung penyelesaian melalui upaya hukum yang tersedia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
  • 38. 6. Mekanisme pelaksanaan kewenangan untuk tidak melakukan atau menghentikan pemeriksaan sebagaimana dimaksud, ditetapkan dengan Peraturan Tata Tertib Komnas HAM. 7. Dalam hal tertentu dan bila dipandang perlu, guna melindungi kepentingan dan hak asasi yang bersangkutan atau terwujudnya penyelesaian terhadap masalah yang ada, Komnas HAM dapat menetapkan untuk merahasiakan identitas pengadu, dan pemberi keterangan atau bukti lainnya serta pihak yang terkait dengan materi aduan atau pemantauan. 8. Komnas HAM dapat menetapkan untuk merahasiakan atau membatasi penyebarluasan suatu keterangan atau atau bukti lain yang diperoleh Komnas HAM, yang berkaitan dengan materi pengaduan atau pemantauan.
  • 39. 1) membahayakan keamanan dan keselamatan negara; 2) membahayakan keselamatan dan ketertiban umum; 3) membahayakan keselamatan perorangan; 4) mencemarkan nama baik perorangan; 5) membocorkan rahasia negara atau hal-hal yang wajib dirahasiakan dalam proses pengambilan keputusan Pemerintah; 6) membocorkan hal-hal yang wajib dirahasiakan dalam proses penyidikan, penuntutan, dan persidangan suatu perkara pidana; 7) Menghambat penyelesaian terhadap masalah yang ada, 8) membocorkan hal-hal yang termasuk dalam rahasia dagang; 10. Pemeriksaan pelanggaran hak asasi manusia dilakukan secara tertutup, kecuali ditentukan lain oleh Komnas HAM. 11. Pihak pengadu, korban, saksi, dan atau pihak lainnya yang terkait wajib memenuhi permintaan Komnas HAM. 9. Penetapan sebagaimana dimaksud, didasarkan pada pertimbangan bahwa penyebarluasan keterangan atau bukti lainnya tersebut dapat;
  • 40. KEWENANGAN PENYELIDIK 1. Melakukan penyelidikan dan pemeriksaan terhadap peristiwa yang timbul dalam masyarakat yang berdasarkan sifat atau lingkupnya patut diduga terdapat pelanggaran hak asasi manusia yang berat; 2. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang atau kelompok orang tentang terjadinya pelanggaran hak asasi manusia yang berat, serta mencari keterangan dan barang bukti; 3. Memanggil pihak pengadu, korban, atau pihak yang diadukan untuk diminta dan didengar keterangannya; 4. Memanggil saksi untuk diminta dan didengar kesaksiannya; 5. Meninjau dan mengumpulkan keterangan di tempat kejadian dan tempat lainnya yang dianggap perlu; 6. Memanggil pihak terkait untuk memberikan keterangan secara tertulis atau menyerahkan dokumen yang diperlukan sesuai dengan aslinya;
  • 41. 7. Atas perintah penyidik dapat melakukan tindakan berupa: 1). Pemeriksaan surat; 2). Penggeledahan dan penyitaan; 8. pemeriksaan setempat terhadap rumah, pekarangan, bangunan, dan tempat-tempat lainnya yang diduduki atau dimiliki pihak tertentu; 9. mendatangkan ahli dalam hubungan dengan penyelidikan. 10. Apabila seseorang yang dipanggil tidak datang menghadap atau menolak memberikan keterangannya, Komnas HAM dapat meminta bantuan Ketua Pengadilan untuk pemenuhan panggilan secara paksa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
  • 42. PENYIDIKAN 1. Penyidikan perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat dilakukan oleh Jaksa Agung. 2. Dalam pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud Jaksa Agung dapat mengangkat penyidik ad hoc yang terdiri atas unsur pemerintah dan atau masyarakat. 3. Penyidikan sebagaimana dimaksud wajib diselesaikan paling lambat 90 (sembilan puluh) hari terhitung sejak tanggal hasil penyelidikan diterima dan dinyatakan lengkap oleh penyidik. 4. Jangka waktu dapat diperpanjang untuk waktu paling lama 90 (sembilan puluh) hari oleh Ketua Pengadilan HAM sesuai dengan daerah hukumnya. 5. Dalam hal jangka waktu habis dan penyidikan belum dapat diselesaikan, penyidikan dapat diperpanjang paling lama 60 (enam puluh) hari oleh Ketua Pengadilan HAM sesuai dengan daerah hukumnya.
  • 43. 6. Apabila dalam jangka waktu tersebut habis dan dari hasil penyidikan tidak diperoleh bukti yang cukup, maka wajib dikeluarkan surat perintah penghentian penyidikan oleh Jaksa Agung. 7. Setelah surat perintah penghentian penyidikan dikeluarkan, penyidikan hanya dapat dibuka kembali dan dilanjutkan apabila terdapat alasan dan bukti lain yang melengkapi hasil penyidikan untuk dilakukan penuntutan. 8. Dalam hal penghentian penyidikan tidak dapat diterima oleh korban atau keluarganya, maka korban, keluarga sedarah atau semenda dalam garis lurus ke atas atau ke bawah sampai dengan derajat ketiga, berhak mengajukan praperadilan kepada Ketua Pengadilan HAM sesuai dengan daerah hukumnya dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
  • 44. PENUNTUTAN 1. Penuntutan perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat dilakukan oleh Jaksa Agung. 2. Dalam pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud Jaksa Agung dapat mengangkat penuntut umum ad hoc yang terdiri atas unsur pemerintah dan atau masyarakat. 3. Penuntutan wajib dilaksanakan paling lambat 70 (tujuh puluh) hari terhitung sejak tanggal hasil penyidikan diterima. 4. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia sewaktu-waktu dapat meminta keterangan secara tertulis kepada Jaksa Agung mengenai perkembangan penyidikan dan penuntutan perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat.
  • 45. PEMERIKSAAN PENGADILAN MAJELIS HAKIM terdiri dari 5 (lima ) orang, 2 (dua) orang Hakim karir dan 3 (tiga) orang Hakim Ad hoc: Masa Pemeriksaan persidangan dibatasi: Pemeriksaan Tingkat Pertama : 180 hari Pemeriksaan Tingkat Banding : 90 hari Pemeriksaan Tingkat Kasasi : 90 hari