Dalam situasi yang membingungkan, panik, kacau balau, terhinggapi rasa putus asa dikarenakan hujan tidak kunjung hadir di wilayah Jambi, oleh karena itu situasi kontijensi / ketanggap daruratan diperlukan langkah –langkah yang tepat. Sikap dan tindakan yang perlu dilakukan apabila proyek hujan buatan tidak membuahkan hasil maka tindakan kita antara lain adalah mencari jalan keluar atau alternatif, sehingga kecepatan berfikir strategis dan bertindak cepat, serta memiliki rasa empati yang tinggi terhadap penderitaan rakyatnya akibat bencana asap sangatlah diperlukan.
Kecepatan bertindak dan kecepatan berfikir strategis sangat dibutuhkan dalam kepemimpinan ketanggap daruratan, leader ships kontijensi dalam mengambil keputusan sangat dibutuhkan, kegiatan ketanggapdaruratan kita arahkan pada kegiatan penggalian sumber mata air, pembuatan areal tampungan air, penggalian kolam, empang sampai menemukan sumber mata air, kanal-kanal bersi air dan kegiatan evakuasi sangatlah diperlukan, oleh karena itu langkah-langkah yang dibutuhkan oleh pemangku kebijakan
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Solusi atasi bencana asap di wilayah Sumatera
1. SUMBANGAN PEMIKIRAN UNTUK MENGATASI BENCANA ASAP
DIWILAYAH PROVINSI JAMBI
Tulisan Inisiatif
Sebagai bagian dari rasa empati terhadap penderitaan rakyat Jambi sehubungan bencana
asap, sebagai dampak oleh para oknum, para pembakar perkebunan dan lahan yang tidak
peduli kepada kehidupan warga Jambi serta lingkungan disekitarnya
Oleh
Woro Handayani
KOMUNITAS PEDULI BENCANA ASAP JAMBI
SEPTEMBER 2015
2. 2
KEPUTUSAN STRATEGIS UNTUK EVAKUASI WARGA DAN MEMBUAT
GALIAN/TAMPUNGAN AIR PADA AREAL KARHUTLA TERKAIT
BENCANA ASAP DIWILAYAH PROVINSI JAMBI
Dalam situasi yang membingungkan, panik, kacau balau, terhinggapi
rasa putus asa dikarenakan hujan tidak kunjung hadir di wilayah Jambi, oleh
karena itu situasi kontijensi / ketanggap daruratan diperlukan langkah –
langkah yang tepat. Sikap dan tindakan yang perlu dilakukan apabila proyek
hujan buatan tidak membuahkan hasil maka tindakan kita antara lain adalah
mencari jalan keluar atau alternatif, sehingga kecepatan berfikir strategis dan
bertindak cepat, serta memiliki rasa empati yang tinggi terhadap penderitaan
rakyatnya akibat bencana asap sangatlah diperlukan.
Kecepatan bertindak dan kecepatan berfikir strategis sangat
dibutuhkan dalam kepemimpinan ketanggap daruratan, leader ships
kontijensi dalam mengambil keputusan sangat dibutuhkan, kegiatan
ketanggapdaruratan kita arahkan pada kegiatan penggalian sumber mata air,
pembuatan areal tampungan air, penggalian kolam, empang sampai
menemukan sumber mata air, kanal-kanal bersi air dan kegiatan evakuasi
sangatlah diperlukan, oleh karena itu langkah-langkah yang dibutuhkan oleh
pemangku kebijakan antara lain adalah sebagai berikut:
1. Data pemetaan wilayah kebakaran perkebunan dan lahan yang didapat
sebagai referensi untuk melakukan kegiatan, berbuat dan bersikap
(berkoordinasi, konsulidasi, rapat, dan memutuskan dengan segera, cepat
tepat, tidak bertele-tele tanpa menunda waktu);
2. Berdasarkan hasil dari pemetaan wilayah kebakaran areal perkebunan/
lahan, maka lakukan koordinasi dengan cepat, naluri Pemangku kebijakan
harus sigap dalam mengambil keputusan dan tindakan untuk
memerintahkan aparaturnya, tentang pernyataan situasi kontijensi/
ketanggap daruratan;
3. Pernyataan tanggap darurat digulirkan, tanpa terlepas dengan teori SWOT
dan renorlakdal (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengendalian) atau dengan istilah POAC sebagai langkah manajemen kita
didalam menyelenggarakan kegiatan serta upaya yang harus dilakukan;
3. 3
4. Seorang pimpinan ataupun pemangku kebijakan tidak boleh paranoid
terhadap ancaman BPK, KPK, Kejaksaan, Kepolisian terkait penggunaan
anggaran kontijensi, seorang pemangku kebijakan harus berani mengambil
resiko sekecil apapun dalam penggunaan anggaran ketanggap daruratan
yang diperuntukan kepada kepentingan masyarakat yang terkena musibah
bencana asap, dengan catatan minimalisir penyimpangan dan perlu
pengawasan berjenjang. Rasa percaya diri, jibaku, rela berkorban, dengan
doktrin jiwa ragaku demi kemanusiaan meresap dalam sanubari para
pemangku kebijakan sangatlah diperlukan ;
5. Buat kegiatan proyek padat karya yang mengedepankan pemerintah
daerah dan komponen perangkatnya (para Camat, para Kepala desa)
sebagai pelaku utamanya. Otomatis Gubernur, para Bupati / Walikota
sebagai motoriknya pada wilayahnya yang terkena bencana asap. Kegiatan
penanggulangan bencana asap agar difokuskan pada wilayah sumber asap
ataupun sumber api, terutama dalam pembuatan lahan tampungan air
dan lahan sumber mata air;
6. Pelibatan perkuatan TNI, Polri, dan aparatur lainnya (Basarnas, PNBP/BPBD
Provinsi, Kota , Kabupaten, Manggala Agni BKSDA, Polsi
Kehutanan/Jagawana, Dinas Damkar), Masyarakatpedulibencana asap dan
kebakaran, Masyarakat Potensi SAR, masuk dalam unsur bantuan
sebagaimana perkuatan pelaksana kegiatan proyek padat karya. Dalam
kegiatan proyek padat karya selaku pimpinan proyek dikedepankan dan
dilaksanakan oleh para Camat dan para kepala desa;
7. Istimasi atau perkiraan untuk pembebasan 1 Ha dalam per 100 Ha pada
areal perkebunan dan lahan yang sering terkena bencana kebakaran dan
asap sebagai kebutuhan yang mutlak atas keberadaan lahan penyedia air
dalam bentuk empang/ danau, kolam stok air guna aktifitas pemadaman
api pada areal perkembunan dan lahan yang dekat dengan sumber asap
dan api;
8. Kerahkan alat berat baik dinas PU maupun milik perusahaan perkebunan
dan para pemilik alat berat lainnya (potensi masyarakat) untuk membantu
dalam mengadakan fasilitas danau buatan, kolam stok air damkar pada
4. 4
wilayah dan lahan perkebunan maupun lahan masyarakat sebagai sumber
asap ataupun keberadaan titik api;
9. Dalam kondisi kontijensi atau ketanggap daruratan, belanjakan peralatan
mesin sedot air portable dan selang air yang sesuai dengan
peruntukkannya dengan situasilapangan yang ada sehingga berdaya guna
dan sesuai dengan peruntukkannya, jumlah kuantitas pengerahan
perkuatan lapangan;
10. Apabila indikator ISPU sudah menunjukkan label kategori SANGAT
BERBAHAYA segera lakukan evakuasi kepada warga masyarakat sebagai
bagian dari rasa tanggung jawab moril pimpinan/ pemangku kebijakan
untuk melindungi warganya dari resiko bencana asap;
11. Dalam tindakan ranah evakuasi warga, hendaknya kebutuhan
ketanggapdaruratan disesuaikan dengan kebutuhan terhadap rencana
evakuasi warga tersebut;
Berdasarkan penampakan keberadaan titik api ternyata lebih dominan
di wilayah Provinsi Sumatera Selatan, maka sudah barang tentu pemerintah
daerah wilayah tersebut juga harus bertanggung jawab untuk mengambil
langkah-langkah sebagaimana yang tersebut diatas. Rasa empati dan
keprihatinan yang luar biasa harus muncul dan tumbuh pada diri pemangku
kebijakan yang ada di wilayah Sumatera Selatan, ingat yang menderita
sekarang adalah masyarakat Provinsi Jambi, tentunya tenggang rasa atau tepo
sliro juga harus munculpada para pimpinan wilayah tersebut. Seluruh sektor di
Provinsi Jambi menjadi terkendala, termasuk sektor pendidikan dimana anak
sekolah telah diliburkan selama 1 (satu) bulan penuh, betapa meruginya anak-
anak Jambi, kemudian masyarakatnya banyak terserang penyakit ISPA dan
penyakit lainnya.
Demikian sekelumit sumbangan pemikiran ditengah kegalauan dan
kepanikan di dalam mengatasi bencana asap yang kian runyam. Berikutnya
sebagai wujud keprihatinan dan empati terhadap warga Jambi yang sedang
didera bencana asap dan menderita ISPA, serta penyakit lainnya akibat situasi
dan kondisi udara pada level yang sangat berbahaya.