SlideShare a Scribd company logo
1 of 43
Download to read offline
Bandung, November 2015
Corporate Governance








Dasar Hukum Organisasi Bisnis/Perusahaan di Indonesia:
 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek voor Indonesie)
 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (Wetboek Van Koophandel voor Indonesie)
 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
Bentuk-bentuk organisasi perusahaan:
 Perusahaan Perseorangan
 Persekutuan Firma
 Perseroan Komanditer (Commanditer Vennootschap/CV)
 Perseroan Terbatas
 Koperasi
 Yayasan
 BUMN
 Other derivative forms of corporation
Bentuk-Bentuk Organisasi Perusahaan
Perusahaan Perseorangan
Perusahaan Persekutuan
Berbadan Hukum
Spec:
 Perseroan Terbatas (Tertutup)
 Perseroan Terbatas (Terbuka)
 Koperasi
 Yayasan
 BUMN
Tidak – Berbadan Hukum
Spec:
 Maatschap (Pers. Perdata)
 Vennootschap onder eene firma (Firma)
 Commanditaire vennootschap (CV)
Perusahaan adalah setiap kegiatan
usaha yang dilakukan secara
tetap/terus-menerus dengan tujuan
untuk mencapai atau mencari
keuntungan/laba baik yang
dilaksanakan oleh orang
perseorangan maupun oleh badan
usaha baik badan usaha yang tidak
berbadan hukum maupun badan
usaha yang berbadan hukum yang
didirikan dan berada di wilayah RI.
UU No. 8 th. 1997 (Dokumen Perusahaan):
Naamloze
Vennootschaap (NV)
cooperatie
Stichting
Eenmanszaak/Sole Proprietorship
staat een eigen bedrijf
Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Adalah semua perusahaan dalam bentuk apapun dan bergerak dalam bidang usaha
apapun yang sebagian atau seluruh modalnya merupakan kekayaan negara, kecuali
ditentukan lain berdasarkan undang-undang
Modal BUMN ada 2 kemungkinan:
1. Seluruh modal persero dimiliki oleh negara
2. Sebagian modal persero (paling sedikit 51%) dimiliki oleh negara dan sebagian
modal lainnya dimiliki oleh swasta
Ciri-ciri utama BUMN adalah:
 Profit oriented
 Legal status : owned its name and capital, legally bind agreement,
covenant, etc with other parties
 Vital services (Public services)
 To perform legal acts, sued or sue
 State owned capital, and can be obtained loans  debt securities
 Spec: PT. Telkom Indonesia, PT. KA-Indonesia, PT. Rajawali Indonesia,
etc
Perseroan Terbatas
Dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis yaitu:
1. Klasifikasi Perseroan Terbatas atas dasar diperjualbelikannya saham di Bursa Efek
 Perseroan Terbatas Tertutup
adalah PT yang saham-sahamnya tidak diperjual-belikan di Bursa Efek
 Perseroan Terbatas Terbuka
adalah PT yang sahamnya sudah diperjual-belikan di Bursa Efek dan
perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang sudah go public.
2. Klasifikasi PT berdasarkan asal mula penanaman modal yaitu:
 PT. PMDN
 PT. PMA
 PT. Non PMA/PMDN
3. Klasifikasi PT berdasarkan ada tidaknya kelompok usaha yaitu:
 Holding Company:
 Full Holding Company
 Quasy Holding Company
 Non Holding Company
 Subsidiary Company
 Affiliated Company
Perseroan Terbatas
Dapat dilakukan re-formation melalui berbagai model/forms:
 Combination  skalabilitas, supply chain, sharehoder’
needs, competitiveness, etc.
 Integration  vertical, horizontal, conglomeration, etc.
 Specialty  Specialization, Differentiation, etc.
 Concentrate/Condense  Cartel, Trust, Holding, Syndicate,
Concern, Joint Venture, Trade Association, Gentlemen
Agreement, etc.
 Merger & Acquisition  Consolidation (Amalgamation),
Merger (by economic, law), Acquisition, Strategic Alliance,
Derivative forms of Merger (triangular, back door, reverse,
etc.)
Adapted from Wolfgang Korndörfer, Allgemeine
Betriebswirtschaftslehre (Wiesbaden, 1988), pp.
128-132; Wilfried Feldenkirchen, "Concentration
Process," pp. 113-115.
A Spectrum of InterFirm Cooperation
Spot Markets
Oligopolistic Competition (Implicit Collusion)
Trade/Industry Assosiations
Contractual or Condition Cartels
Type or Standards Cartels
Environmental Safety
Product Quality Processes
Patent or Patent-Licensing Cartels
Calculation Cartels
Discounting Cartels
Tender Cartels
Customer Cartels
Specialization Cartels
Territorial Cartels
Quota Cartels
Convention or Gentlement’s Agreements
Price Cartels
Syndicates
Import/Export Cartels
Rationalization Cartels
Recession Cartels
Emergency or Structural Crisis
Cooperative Marketing/Purchasing Arrangements
Long-Term Contracts
Networks
Enterprise Groups
Sub-Contractors
Non-Equity Strategic Alliances
Equity-Based Joint Venture
Firms
Markets ........
Private Self-
Regulation  .....
(Associations)
Cartels ..........
Hierarchies  ...
Procedural
Illegal
Hard-Core
Industrial/
Social Policy
Low Internalization
High Internalization
Regulation

 Type of Businesses (perdagangan, industri, dsb)
 Scope of Businesses
 The Parties involved
 Risk ownership
 Accountability limit (company's debts)
 Investment
 Profit Sharing
 Time period (company’s stint)
 Regulation relates
 Country Risk Factor (in case of Cross Border)
 Security exchange (in case of Public)
 Etc.
 Respective market
 Competitors
 Other administrative considerations




































Monitoring
Information & Communication
Control Activities
Risk Response
Risk Assessment
Event Identification
Objective Setting
Internal Environment
DIVISION
BUSINESSUNIT
SUBSIDIARY
STRATEGIC
OPERATIONS
REPORTING
COMPLIANCE
ENTITY-LEVEL








–


Voluntarily Governance:
 A “comply and explain” system
 Disclosed a data description clearly
 An assessment of board quality
 Influence of Access to Capital
 Influence of Competitive Pressure
 Shareholding structure
Mandatory Governance:
 IDX regulation
 SOX
 Indonesia’ Laws
 Indonesia’ Regulations
 Any consent and approval of
government bodies.







Pasal 1 angka 2 UUPT, menyatakan organ PT terdiri atas: Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS), Direksi, dan Dewan Komisaris.
Corporate Organs’ tasks, inter alia melakukan pengurusan PT, melakukan
hubungan hukum dengan pihak ketiga untuk dan atas nama PT.
Berkembangnya sebuah perusahaan sangat
dipengaruhi oleh struktur corporate governance:
 the Anglo-American atau Common Law model
 one tier (unitary board model)
 the Continental European model atau Civil Law
model  two tier model
Berdasarkan struktur organ, maka Indonesia menggunakan Model struktur the
Continental European model atau Civil Law model (Two Tier Model)
Terdapat pemisahan antara fungsi pengawasan dengan fungsi pengurusan perseroan. Hal ini terlihat
adanya pemisahan fungsi tersebut pada angka 6 pasal yang sama yang menyatakan bahwa Dewan
Komisaris adalah Organ Perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan/atau
khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada Direksi.
Bagaimana Menurut Anda?
Tentang Direksi:
Pasal 1 angka 5 UUPT, bahwa,
“Direksi adalah Organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh
atas pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan, sesuai dengan maksud
dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan, baik di dalam maupun di luar
pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar.”
Pasal-pasal yang dapat dirumuskan sebagai kewajiban Direksi di dalam pengurusan
Perseroan diantaranya adalah:
1. Pasal 44 ayat (2)  Pengurangan Aset;
2. Pasal 50  Shs List;
3. Pasal 56 ayat (3)  Pemindahan Hak atas Saham;
4. Pasal 66  FR;
5. Pasal 68 ayat (1)  Audit FR;
6. Pasal 79  GM;
7. Pasal 97  Pengurusan Perseroan;
8. Pasal 100 ayat (1)  Shs list, etc.;
9. Pasal 101 ayat (1) Shs Board;
10.Pasal 102 ayat (1)  Pengalihan kekayaan Perseroan.
Secara umum direksi bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan, hal ini
diatur dalam ketentuan UUPT Pasal 1 angka 5. Tanggung jawab penuh terhadap
pengurusan perseroan tersebut harus dilakukan dengan mengikuti ketentuan yang
berlaku, artinya terbatas pada maksud dan tujuan yang tercantum dalam anggaran
dasar perseroan.
Pengertian Responsibility (based on: Oxford Advanced Learner’s
Dictionary):
 A duty to deal with or take care of somebody/something, so that you
may be blamed if something goes wrong; e.g.: We are recruiting a
sales manager with responsibility for the European market. They have
responsibility for ensuring that the rules are enforced. It is their
responsibility to ensure that the rules are enforced.
 A duty to help or take care of somebody because of your job,
position, etc.; e.g.: She feels a strong sense of responsibility towards
her employees. I think we have a moral responsibility to help these
countries.
Makna berikutnya adalah sesuatu yang telah dilakukan harus ditanggung akibatnya
beserta segala risiko yang mungkin timbul dari dilaksanakannya tindakan tersebut,
seorang direksi dianggap bertanggung jawab terhadap keputusan-keputusan yang diambil
dan tindakan-tindakan yang dilakukan berkaitan dengan tindakan pengurusan
perusahaan.
Beberapa Pasal dalam UUPT yang mengatur ‘responsibility’:
a. Pasal 14 ayat (1);
b. Pasal 37 ayat (3);
c. Pasal 69 ayat (3);
d. Pasal 72 ayat (6);
e. Pasal 95 ayat (4);
f. Pasal 101 ayat (2);
g. Pasal 104 ayat (2);
h. Pasal 133.
 pengurusan, buyback, FR, Dividen, Perbuatan hukum, kepemilikan saham, Kepailitan, M&As.
Basic principles included the following:
1. An ultra vires transaction cannot be ratified by shareholders, even if they wish it to be
ratified.
2. The doctrine of estoppel usually precluded reliance on the defense of ultra vires where
the transaction was fully performed by one party
3. A fortiori, a transaction which was fully performed by both parties could not be
attacked.
4. If the contract was fully executor, the defense of ultra vires might be raised by either
party.
5. If the contract was partially performed, and the performance was held to be insufficient
to bring the doctrine of estoppel into play, a suit for quasi contract for recovery of
benefits conferred was available.
6. If an agent of the corporation committed a tort within the scope of his or her
employment, the corporation could not defend on the ground the act was ultra vires.
7. Business Judgment Rules?
8. the piercing corporate veil.
As a state owned company, many Laws and regulations
should be considered:
1. UUD 1945
2. KUHP
3. KUHPerdata
4. UU 40 tahun 2007 tentang PT
5. UU 36 tahun 1999 tentang
telekomunikasi
6. UU 5 Tahun 1999 Tentang Larangan
Praktek Monopoli dan Persaingan
Usaha Tidak Sehat
7. UU 8 Tahun 1999 Tentang
Perlindungan Konsumen
8. UU 11 tahun 2008 Tentang ITE
9. UU 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta
10. UU 19 tahun 2003 tentang BUMN
11. UU 1 tahun 1967 tentang PMA
12. UU 30 tahun 1999 tentang ADR
13. Peraturan Pemerintah
14. Convention
15. State Agreement
16. Directives
17. Joint Declaration
18. Protokol-Protokol Internasional
19. Peraturan Internal Perusahaan
20. Etc.
Faktor perubahan external dan internal  potensi ‘kesalahan’.
Potensi kesalahan akibat:
 Ketidak-patuhan pada ‘laws and regulation’  Public (tuntutan)
 Ketidak-patuhan pada ‘contractual obligation’  Civil (gugatan)
 Ketidak-patuhan pada peraturan internal perusahaan  Business process,
governance, reporting, etc. (sometimes bisa mengarah ke ranah public).
Telkom telah memiliki peraturan perusahaan untuk
mengesampingkan (to derogate) ketentuan yang berlaku (peraturan
internal) melalui:
 KD. 19/HK.000/COP-D000000/2007 tentang
Mekanisme Pelaporan dan Penyelesaian Atas
Rupa-Rupa Pengesampingan.
 KD. 58/HK.000/COP-D0021000/2007 tentang
Nota Regularisasi
Now on,
We called PD!
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan ‘pengesampingan’ terhadap ketentuan
yang ada, antara lain:
Rationale 
 Mempercepat pengambilan keputusan (businesses).
 Market oriented.
 Tidak merupakan bagian dari ‘fraud’ dan kecurangan.
 Tidak melanggar disiplin (kesengajaan).
Proposes 
 Disclosure (as a report) to the boards.
 Perbaikan Business process, policies,
etc.
 As the lesson to be learned, instead of
being a ‘fait accompli’ to be imposed.
 Part of governance.
Corporate Governance

More Related Content

What's hot

02 enterprise risk management coso framework telkom 2011
02 enterprise risk management   coso framework telkom 201102 enterprise risk management   coso framework telkom 2011
02 enterprise risk management coso framework telkom 2011wisnu wardhana, i nyoman
 
Manajemen Risiko 05 Risiko Kerusakan Properti & Liabilities
Manajemen Risiko 05 Risiko Kerusakan Properti & LiabilitiesManajemen Risiko 05 Risiko Kerusakan Properti & Liabilities
Manajemen Risiko 05 Risiko Kerusakan Properti & LiabilitiesJudianto Nugroho
 
Governance, Risk, and Compliance Services
Governance, Risk, and Compliance ServicesGovernance, Risk, and Compliance Services
Governance, Risk, and Compliance ServicesCapgemini
 
04 enterprise risk management telkom 2011 technical risk assessment
04 enterprise risk management   telkom 2011 technical risk assessment04 enterprise risk management   telkom 2011 technical risk assessment
04 enterprise risk management telkom 2011 technical risk assessmentwisnu wardhana, i nyoman
 
Obligasi konversi bagian 1 pendahuluan
Obligasi konversi bagian 1 pendahuluanObligasi konversi bagian 1 pendahuluan
Obligasi konversi bagian 1 pendahuluanFuturum2
 
manajemen risiko coso-erm, as/nzs ISO 31000, basel, pbi, spip
manajemen risiko coso-erm, as/nzs ISO 31000, basel, pbi, spipmanajemen risiko coso-erm, as/nzs ISO 31000, basel, pbi, spip
manajemen risiko coso-erm, as/nzs ISO 31000, basel, pbi, spipReza Yudhalaksana
 
Manajemen Risiko 20 perusahaan non keuangan
Manajemen Risiko 20 perusahaan non keuanganManajemen Risiko 20 perusahaan non keuangan
Manajemen Risiko 20 perusahaan non keuanganJudianto Nugroho
 
Enterprise risk management in practice telkom 2016
Enterprise risk management in practice   telkom 2016Enterprise risk management in practice   telkom 2016
Enterprise risk management in practice telkom 2016wisnu wardhana, i nyoman
 
Manajemen Risiko 16 instrumen derivatif
Manajemen Risiko 16 instrumen derivatifManajemen Risiko 16 instrumen derivatif
Manajemen Risiko 16 instrumen derivatifJudianto Nugroho
 
09 enterprise risk management telkom 2011 key risk indicators
09 enterprise risk management   telkom 2011 key risk indicators09 enterprise risk management   telkom 2011 key risk indicators
09 enterprise risk management telkom 2011 key risk indicatorswisnu wardhana, i nyoman
 
Materi PPT - Enterprise Risk Management.pptx
Materi PPT - Enterprise Risk Management.pptxMateri PPT - Enterprise Risk Management.pptx
Materi PPT - Enterprise Risk Management.pptxRiskaDamayanti52
 
Analisis Kasus Gojek Manajemen Strategi
Analisis Kasus Gojek Manajemen StrategiAnalisis Kasus Gojek Manajemen Strategi
Analisis Kasus Gojek Manajemen StrategiFarizDS
 
Tugas Manajemen Resiko
Tugas Manajemen ResikoTugas Manajemen Resiko
Tugas Manajemen ResikoDani Setiawan
 

What's hot (20)

02 enterprise risk management coso framework telkom 2011
02 enterprise risk management   coso framework telkom 201102 enterprise risk management   coso framework telkom 2011
02 enterprise risk management coso framework telkom 2011
 
Manajemen Risiko 05 Risiko Kerusakan Properti & Liabilities
Manajemen Risiko 05 Risiko Kerusakan Properti & LiabilitiesManajemen Risiko 05 Risiko Kerusakan Properti & Liabilities
Manajemen Risiko 05 Risiko Kerusakan Properti & Liabilities
 
GRC Fundamentals
GRC FundamentalsGRC Fundamentals
GRC Fundamentals
 
"MAINSTREAMING GRC INTO BUSINESS PROCESS"
"MAINSTREAMING GRC INTO BUSINESS PROCESS""MAINSTREAMING GRC INTO BUSINESS PROCESS"
"MAINSTREAMING GRC INTO BUSINESS PROCESS"
 
Governance, Risk, and Compliance Services
Governance, Risk, and Compliance ServicesGovernance, Risk, and Compliance Services
Governance, Risk, and Compliance Services
 
04 enterprise risk management telkom 2011 technical risk assessment
04 enterprise risk management   telkom 2011 technical risk assessment04 enterprise risk management   telkom 2011 technical risk assessment
04 enterprise risk management telkom 2011 technical risk assessment
 
Obligasi konversi bagian 1 pendahuluan
Obligasi konversi bagian 1 pendahuluanObligasi konversi bagian 1 pendahuluan
Obligasi konversi bagian 1 pendahuluan
 
manajemen risiko coso-erm, as/nzs ISO 31000, basel, pbi, spip
manajemen risiko coso-erm, as/nzs ISO 31000, basel, pbi, spipmanajemen risiko coso-erm, as/nzs ISO 31000, basel, pbi, spip
manajemen risiko coso-erm, as/nzs ISO 31000, basel, pbi, spip
 
Manajemen Risiko 20 perusahaan non keuangan
Manajemen Risiko 20 perusahaan non keuanganManajemen Risiko 20 perusahaan non keuangan
Manajemen Risiko 20 perusahaan non keuangan
 
Manajemen risiko asuransi
Manajemen risiko asuransiManajemen risiko asuransi
Manajemen risiko asuransi
 
Pendanaan/Modal
Pendanaan/ModalPendanaan/Modal
Pendanaan/Modal
 
Enterprise risk management in practice telkom 2016
Enterprise risk management in practice   telkom 2016Enterprise risk management in practice   telkom 2016
Enterprise risk management in practice telkom 2016
 
Kuliah 2 bentuk badan usaha
Kuliah 2 bentuk badan usahaKuliah 2 bentuk badan usaha
Kuliah 2 bentuk badan usaha
 
Manajemen Risiko 16 instrumen derivatif
Manajemen Risiko 16 instrumen derivatifManajemen Risiko 16 instrumen derivatif
Manajemen Risiko 16 instrumen derivatif
 
Implementasi ERM dan Internal Control-
Implementasi ERM dan Internal Control-Implementasi ERM dan Internal Control-
Implementasi ERM dan Internal Control-
 
09 enterprise risk management telkom 2011 key risk indicators
09 enterprise risk management   telkom 2011 key risk indicators09 enterprise risk management   telkom 2011 key risk indicators
09 enterprise risk management telkom 2011 key risk indicators
 
Materi PPT - Enterprise Risk Management.pptx
Materi PPT - Enterprise Risk Management.pptxMateri PPT - Enterprise Risk Management.pptx
Materi PPT - Enterprise Risk Management.pptx
 
manajemen risiko operasional
manajemen risiko operasionalmanajemen risiko operasional
manajemen risiko operasional
 
Analisis Kasus Gojek Manajemen Strategi
Analisis Kasus Gojek Manajemen StrategiAnalisis Kasus Gojek Manajemen Strategi
Analisis Kasus Gojek Manajemen Strategi
 
Tugas Manajemen Resiko
Tugas Manajemen ResikoTugas Manajemen Resiko
Tugas Manajemen Resiko
 

Similar to Bentuk Organisasi Bisnis di Indonesia

Bentuk badan usaha
Bentuk badan usahaBentuk badan usaha
Bentuk badan usahamailinursal
 
Pengantar bisnis session 3 - bentuk perusahaan
Pengantar bisnis   session 3 - bentuk perusahaanPengantar bisnis   session 3 - bentuk perusahaan
Pengantar bisnis session 3 - bentuk perusahaanHansshev
 
BE & GG, Poltak Bobby, Hapzi Ali, Shareholders and the markets for corporate...
BE & GG, Poltak Bobby,  Hapzi Ali, Shareholders and the markets for corporate...BE & GG, Poltak Bobby,  Hapzi Ali, Shareholders and the markets for corporate...
BE & GG, Poltak Bobby, Hapzi Ali, Shareholders and the markets for corporate...Bobby Sirait
 
Operasional perusahan(tanggung jawab komisaris independen dalam gcg)
Operasional perusahan(tanggung jawab komisaris independen dalam gcg)Operasional perusahan(tanggung jawab komisaris independen dalam gcg)
Operasional perusahan(tanggung jawab komisaris independen dalam gcg)Agung Kharisma
 
(06) sim,khansa ranindia, hapzi ali akuntansi, universitas mercu buana, 2017
(06) sim,khansa ranindia, hapzi ali akuntansi, universitas mercu buana, 2017(06) sim,khansa ranindia, hapzi ali akuntansi, universitas mercu buana, 2017
(06) sim,khansa ranindia, hapzi ali akuntansi, universitas mercu buana, 2017khansaranindia
 
Perseroan terbatas in Bahasa
Perseroan terbatas in BahasaPerseroan terbatas in Bahasa
Perseroan terbatas in BahasaYesica Adicondro
 
3. hbl, indah kayani, hapzi ali, bentuk badan hukum perseroan terbatas,2018
3. hbl, indah kayani, hapzi ali, bentuk badan hukum perseroan terbatas,20183. hbl, indah kayani, hapzi ali, bentuk badan hukum perseroan terbatas,2018
3. hbl, indah kayani, hapzi ali, bentuk badan hukum perseroan terbatas,2018indah kayani
 
11 h u ku m s y i r k a h 2
11 h u ku m  s y i r k a h 211 h u ku m  s y i r k a h 2
11 h u ku m s y i r k a h 2Encep Bahauddin
 
Be & gg, aprilini khaterin johan, hapzi ali, penerapan good corporate governa...
Be & gg, aprilini khaterin johan, hapzi ali, penerapan good corporate governa...Be & gg, aprilini khaterin johan, hapzi ali, penerapan good corporate governa...
Be & gg, aprilini khaterin johan, hapzi ali, penerapan good corporate governa...Aprilini Khaterin Johan
 
hkm bisnis.pdf
hkm bisnis.pdfhkm bisnis.pdf
hkm bisnis.pdfRokiitlay
 
Be & gg, indra sigit anggita, hapzi ali, the corporate culture infact and...
Be & gg, indra sigit anggita, hapzi ali, the corporate culture infact and...Be & gg, indra sigit anggita, hapzi ali, the corporate culture infact and...
Be & gg, indra sigit anggita, hapzi ali, the corporate culture infact and...PT. PLN (Persero)
 
10.2 HUKUM SYIRKAH KAPITALIS
10.2 HUKUM SYIRKAH KAPITALIS10.2 HUKUM SYIRKAH KAPITALIS
10.2 HUKUM SYIRKAH KAPITALISfissilmikaffah1
 
Macam macam perusahaan syariah dan landasan akadnya
Macam macam perusahaan syariah dan landasan akadnyaMacam macam perusahaan syariah dan landasan akadnya
Macam macam perusahaan syariah dan landasan akadnyaWahid Alimudin
 
Final - X 5. Lembaga Jasa Keuangan.pptx
Final - X 5. Lembaga Jasa Keuangan.pptxFinal - X 5. Lembaga Jasa Keuangan.pptx
Final - X 5. Lembaga Jasa Keuangan.pptxrikimanimoy
 
3, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
3, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 20193, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
3, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019riskiariyani2976
 
HUKUM PERUSAHAAN yang tidak bisa menjadi ng.ppt
HUKUM PERUSAHAAN yang tidak bisa menjadi ng.pptHUKUM PERUSAHAAN yang tidak bisa menjadi ng.ppt
HUKUM PERUSAHAAN yang tidak bisa menjadi ng.pptRirisSitinjak2
 
Ekonomi Bisnis - KD 3.7 Bentuk-Bentuk Badan Usaha.pptx
Ekonomi Bisnis - KD 3.7 Bentuk-Bentuk Badan Usaha.pptxEkonomi Bisnis - KD 3.7 Bentuk-Bentuk Badan Usaha.pptx
Ekonomi Bisnis - KD 3.7 Bentuk-Bentuk Badan Usaha.pptxYuliaPujiawati1
 
BE & GG, Maya Dwi Indrawati, Hapzi Ali, Tugas UAS GCG pada PT Timah Persero TBk
BE & GG, Maya Dwi Indrawati, Hapzi Ali, Tugas UAS GCG pada PT Timah Persero TBkBE & GG, Maya Dwi Indrawati, Hapzi Ali, Tugas UAS GCG pada PT Timah Persero TBk
BE & GG, Maya Dwi Indrawati, Hapzi Ali, Tugas UAS GCG pada PT Timah Persero TBkmaya indrawati
 

Similar to Bentuk Organisasi Bisnis di Indonesia (20)

Pb 5
Pb 5Pb 5
Pb 5
 
Bentuk badan usaha
Bentuk badan usahaBentuk badan usaha
Bentuk badan usaha
 
Pengantar bisnis session 3 - bentuk perusahaan
Pengantar bisnis   session 3 - bentuk perusahaanPengantar bisnis   session 3 - bentuk perusahaan
Pengantar bisnis session 3 - bentuk perusahaan
 
BE & GG, Poltak Bobby, Hapzi Ali, Shareholders and the markets for corporate...
BE & GG, Poltak Bobby,  Hapzi Ali, Shareholders and the markets for corporate...BE & GG, Poltak Bobby,  Hapzi Ali, Shareholders and the markets for corporate...
BE & GG, Poltak Bobby, Hapzi Ali, Shareholders and the markets for corporate...
 
Operasional perusahan(tanggung jawab komisaris independen dalam gcg)
Operasional perusahan(tanggung jawab komisaris independen dalam gcg)Operasional perusahan(tanggung jawab komisaris independen dalam gcg)
Operasional perusahan(tanggung jawab komisaris independen dalam gcg)
 
(06) sim,khansa ranindia, hapzi ali akuntansi, universitas mercu buana, 2017
(06) sim,khansa ranindia, hapzi ali akuntansi, universitas mercu buana, 2017(06) sim,khansa ranindia, hapzi ali akuntansi, universitas mercu buana, 2017
(06) sim,khansa ranindia, hapzi ali akuntansi, universitas mercu buana, 2017
 
Perseroan terbatas in Bahasa
Perseroan terbatas in BahasaPerseroan terbatas in Bahasa
Perseroan terbatas in Bahasa
 
Badan usaha
Badan usahaBadan usaha
Badan usaha
 
3. hbl, indah kayani, hapzi ali, bentuk badan hukum perseroan terbatas,2018
3. hbl, indah kayani, hapzi ali, bentuk badan hukum perseroan terbatas,20183. hbl, indah kayani, hapzi ali, bentuk badan hukum perseroan terbatas,2018
3. hbl, indah kayani, hapzi ali, bentuk badan hukum perseroan terbatas,2018
 
11 h u ku m s y i r k a h 2
11 h u ku m  s y i r k a h 211 h u ku m  s y i r k a h 2
11 h u ku m s y i r k a h 2
 
Be & gg, aprilini khaterin johan, hapzi ali, penerapan good corporate governa...
Be & gg, aprilini khaterin johan, hapzi ali, penerapan good corporate governa...Be & gg, aprilini khaterin johan, hapzi ali, penerapan good corporate governa...
Be & gg, aprilini khaterin johan, hapzi ali, penerapan good corporate governa...
 
hkm bisnis.pdf
hkm bisnis.pdfhkm bisnis.pdf
hkm bisnis.pdf
 
Be & gg, indra sigit anggita, hapzi ali, the corporate culture infact and...
Be & gg, indra sigit anggita, hapzi ali, the corporate culture infact and...Be & gg, indra sigit anggita, hapzi ali, the corporate culture infact and...
Be & gg, indra sigit anggita, hapzi ali, the corporate culture infact and...
 
10.2 HUKUM SYIRKAH KAPITALIS
10.2 HUKUM SYIRKAH KAPITALIS10.2 HUKUM SYIRKAH KAPITALIS
10.2 HUKUM SYIRKAH KAPITALIS
 
Macam macam perusahaan syariah dan landasan akadnya
Macam macam perusahaan syariah dan landasan akadnyaMacam macam perusahaan syariah dan landasan akadnya
Macam macam perusahaan syariah dan landasan akadnya
 
Final - X 5. Lembaga Jasa Keuangan.pptx
Final - X 5. Lembaga Jasa Keuangan.pptxFinal - X 5. Lembaga Jasa Keuangan.pptx
Final - X 5. Lembaga Jasa Keuangan.pptx
 
3, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
3, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 20193, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
3, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
 
HUKUM PERUSAHAAN yang tidak bisa menjadi ng.ppt
HUKUM PERUSAHAAN yang tidak bisa menjadi ng.pptHUKUM PERUSAHAAN yang tidak bisa menjadi ng.ppt
HUKUM PERUSAHAAN yang tidak bisa menjadi ng.ppt
 
Ekonomi Bisnis - KD 3.7 Bentuk-Bentuk Badan Usaha.pptx
Ekonomi Bisnis - KD 3.7 Bentuk-Bentuk Badan Usaha.pptxEkonomi Bisnis - KD 3.7 Bentuk-Bentuk Badan Usaha.pptx
Ekonomi Bisnis - KD 3.7 Bentuk-Bentuk Badan Usaha.pptx
 
BE & GG, Maya Dwi Indrawati, Hapzi Ali, Tugas UAS GCG pada PT Timah Persero TBk
BE & GG, Maya Dwi Indrawati, Hapzi Ali, Tugas UAS GCG pada PT Timah Persero TBkBE & GG, Maya Dwi Indrawati, Hapzi Ali, Tugas UAS GCG pada PT Timah Persero TBk
BE & GG, Maya Dwi Indrawati, Hapzi Ali, Tugas UAS GCG pada PT Timah Persero TBk
 

More from wisnu wardhana, i nyoman

Legal presentation konsepsi business judgment rule doctrine - telkom indon...
Legal presentation   konsepsi  business judgment rule doctrine - telkom indon...Legal presentation   konsepsi  business judgment rule doctrine - telkom indon...
Legal presentation konsepsi business judgment rule doctrine - telkom indon...wisnu wardhana, i nyoman
 
Mvno in malaysia legal and regulatory requirement
Mvno in malaysia   legal and regulatory requirementMvno in malaysia   legal and regulatory requirement
Mvno in malaysia legal and regulatory requirementwisnu wardhana, i nyoman
 

More from wisnu wardhana, i nyoman (20)

Business law module 10
Business law   module 10Business law   module 10
Business law module 10
 
Business law module 9
Business law   module 9Business law   module 9
Business law module 9
 
Business law module 8
Business law   module 8Business law   module 8
Business law module 8
 
Business law module 7
Business law   module 7Business law   module 7
Business law module 7
 
Business law module 6
Business law   module 6Business law   module 6
Business law module 6
 
Business law module 5
Business law   module 5Business law   module 5
Business law module 5
 
Business law module 4
Business law   module 4Business law   module 4
Business law module 4
 
Business law module 3
Business law   module 3Business law   module 3
Business law module 3
 
Business law module 2
Business law   module 2Business law   module 2
Business law module 2
 
Business law module 1
Business law   module 1Business law   module 1
Business law module 1
 
Mergers & Acquisitions XII
Mergers & Acquisitions XIIMergers & Acquisitions XII
Mergers & Acquisitions XII
 
Mergers & Acquisitions X dan XI
Mergers & Acquisitions X dan XIMergers & Acquisitions X dan XI
Mergers & Acquisitions X dan XI
 
Mergers & Acquisitions IX
Mergers & Acquisitions IXMergers & Acquisitions IX
Mergers & Acquisitions IX
 
Mergers & Acquisitions VIII
Mergers & Acquisitions VIIIMergers & Acquisitions VIII
Mergers & Acquisitions VIII
 
Mergers & Acquisitions VII
Mergers & Acquisitions VIIMergers & Acquisitions VII
Mergers & Acquisitions VII
 
Mergers & Acquisitions VI
Mergers & Acquisitions VIMergers & Acquisitions VI
Mergers & Acquisitions VI
 
Mergers & Acquisitions III
Mergers & Acquisitions IIIMergers & Acquisitions III
Mergers & Acquisitions III
 
Merger & Acquisition I-II
Merger & Acquisition I-IIMerger & Acquisition I-II
Merger & Acquisition I-II
 
Legal presentation konsepsi business judgment rule doctrine - telkom indon...
Legal presentation   konsepsi  business judgment rule doctrine - telkom indon...Legal presentation   konsepsi  business judgment rule doctrine - telkom indon...
Legal presentation konsepsi business judgment rule doctrine - telkom indon...
 
Mvno in malaysia legal and regulatory requirement
Mvno in malaysia   legal and regulatory requirementMvno in malaysia   legal and regulatory requirement
Mvno in malaysia legal and regulatory requirement
 

Recently uploaded

pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptJhonatanMuram
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxendang nainggolan
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)ErhaSyam
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanIqbaalKamalludin1
 
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxHukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxAudyNayaAulia
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxmuhammadarsyad77
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptAlMaliki1
 
pengantar Kapita selekta hukum bisnis
pengantar    Kapita selekta hukum bisnispengantar    Kapita selekta hukum bisnis
pengantar Kapita selekta hukum bisnisilhamsumartoputra
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaYogaJanuarR
 

Recently uploaded (10)

pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
 
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxHukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
pengantar Kapita selekta hukum bisnis
pengantar    Kapita selekta hukum bisnispengantar    Kapita selekta hukum bisnis
pengantar Kapita selekta hukum bisnis
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
 

Bentuk Organisasi Bisnis di Indonesia

  • 2.
  • 5.
  • 6.
  • 7.
  • 8.
  • 9. Dasar Hukum Organisasi Bisnis/Perusahaan di Indonesia:  Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek voor Indonesie)  Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (Wetboek Van Koophandel voor Indonesie)  Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Bentuk-bentuk organisasi perusahaan:  Perusahaan Perseorangan  Persekutuan Firma  Perseroan Komanditer (Commanditer Vennootschap/CV)  Perseroan Terbatas  Koperasi  Yayasan  BUMN  Other derivative forms of corporation
  • 10. Bentuk-Bentuk Organisasi Perusahaan Perusahaan Perseorangan Perusahaan Persekutuan Berbadan Hukum Spec:  Perseroan Terbatas (Tertutup)  Perseroan Terbatas (Terbuka)  Koperasi  Yayasan  BUMN Tidak – Berbadan Hukum Spec:  Maatschap (Pers. Perdata)  Vennootschap onder eene firma (Firma)  Commanditaire vennootschap (CV) Perusahaan adalah setiap kegiatan usaha yang dilakukan secara tetap/terus-menerus dengan tujuan untuk mencapai atau mencari keuntungan/laba baik yang dilaksanakan oleh orang perseorangan maupun oleh badan usaha baik badan usaha yang tidak berbadan hukum maupun badan usaha yang berbadan hukum yang didirikan dan berada di wilayah RI. UU No. 8 th. 1997 (Dokumen Perusahaan): Naamloze Vennootschaap (NV) cooperatie Stichting Eenmanszaak/Sole Proprietorship staat een eigen bedrijf
  • 11. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Adalah semua perusahaan dalam bentuk apapun dan bergerak dalam bidang usaha apapun yang sebagian atau seluruh modalnya merupakan kekayaan negara, kecuali ditentukan lain berdasarkan undang-undang Modal BUMN ada 2 kemungkinan: 1. Seluruh modal persero dimiliki oleh negara 2. Sebagian modal persero (paling sedikit 51%) dimiliki oleh negara dan sebagian modal lainnya dimiliki oleh swasta Ciri-ciri utama BUMN adalah:  Profit oriented  Legal status : owned its name and capital, legally bind agreement, covenant, etc with other parties  Vital services (Public services)  To perform legal acts, sued or sue  State owned capital, and can be obtained loans  debt securities  Spec: PT. Telkom Indonesia, PT. KA-Indonesia, PT. Rajawali Indonesia, etc
  • 12. Perseroan Terbatas Dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis yaitu: 1. Klasifikasi Perseroan Terbatas atas dasar diperjualbelikannya saham di Bursa Efek  Perseroan Terbatas Tertutup adalah PT yang saham-sahamnya tidak diperjual-belikan di Bursa Efek  Perseroan Terbatas Terbuka adalah PT yang sahamnya sudah diperjual-belikan di Bursa Efek dan perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang sudah go public. 2. Klasifikasi PT berdasarkan asal mula penanaman modal yaitu:  PT. PMDN  PT. PMA  PT. Non PMA/PMDN 3. Klasifikasi PT berdasarkan ada tidaknya kelompok usaha yaitu:  Holding Company:  Full Holding Company  Quasy Holding Company  Non Holding Company  Subsidiary Company  Affiliated Company
  • 13. Perseroan Terbatas Dapat dilakukan re-formation melalui berbagai model/forms:  Combination  skalabilitas, supply chain, sharehoder’ needs, competitiveness, etc.  Integration  vertical, horizontal, conglomeration, etc.  Specialty  Specialization, Differentiation, etc.  Concentrate/Condense  Cartel, Trust, Holding, Syndicate, Concern, Joint Venture, Trade Association, Gentlemen Agreement, etc.  Merger & Acquisition  Consolidation (Amalgamation), Merger (by economic, law), Acquisition, Strategic Alliance, Derivative forms of Merger (triangular, back door, reverse, etc.)
  • 14. Adapted from Wolfgang Korndörfer, Allgemeine Betriebswirtschaftslehre (Wiesbaden, 1988), pp. 128-132; Wilfried Feldenkirchen, "Concentration Process," pp. 113-115. A Spectrum of InterFirm Cooperation Spot Markets Oligopolistic Competition (Implicit Collusion) Trade/Industry Assosiations Contractual or Condition Cartels Type or Standards Cartels Environmental Safety Product Quality Processes Patent or Patent-Licensing Cartels Calculation Cartels Discounting Cartels Tender Cartels Customer Cartels Specialization Cartels Territorial Cartels Quota Cartels Convention or Gentlement’s Agreements Price Cartels Syndicates Import/Export Cartels Rationalization Cartels Recession Cartels Emergency or Structural Crisis Cooperative Marketing/Purchasing Arrangements Long-Term Contracts Networks Enterprise Groups Sub-Contractors Non-Equity Strategic Alliances Equity-Based Joint Venture Firms Markets ........ Private Self- Regulation  ..... (Associations) Cartels .......... Hierarchies  ... Procedural Illegal Hard-Core Industrial/ Social Policy Low Internalization High Internalization Regulation 
  • 15.  Type of Businesses (perdagangan, industri, dsb)  Scope of Businesses  The Parties involved  Risk ownership  Accountability limit (company's debts)  Investment  Profit Sharing  Time period (company’s stint)  Regulation relates  Country Risk Factor (in case of Cross Border)  Security exchange (in case of Public)  Etc.  Respective market  Competitors  Other administrative considerations
  • 18.
  • 20.
  • 21.
  • 22.
  • 24. Monitoring Information & Communication Control Activities Risk Response Risk Assessment Event Identification Objective Setting Internal Environment DIVISION BUSINESSUNIT SUBSIDIARY STRATEGIC OPERATIONS REPORTING COMPLIANCE ENTITY-LEVEL        
  • 25.
  • 26.
  • 27.
  • 29. Voluntarily Governance:  A “comply and explain” system  Disclosed a data description clearly  An assessment of board quality  Influence of Access to Capital  Influence of Competitive Pressure  Shareholding structure Mandatory Governance:  IDX regulation  SOX  Indonesia’ Laws  Indonesia’ Regulations  Any consent and approval of government bodies.
  • 30.
  • 31.
  • 33.
  • 34. Pasal 1 angka 2 UUPT, menyatakan organ PT terdiri atas: Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Direksi, dan Dewan Komisaris. Corporate Organs’ tasks, inter alia melakukan pengurusan PT, melakukan hubungan hukum dengan pihak ketiga untuk dan atas nama PT. Berkembangnya sebuah perusahaan sangat dipengaruhi oleh struktur corporate governance:  the Anglo-American atau Common Law model  one tier (unitary board model)  the Continental European model atau Civil Law model  two tier model
  • 35. Berdasarkan struktur organ, maka Indonesia menggunakan Model struktur the Continental European model atau Civil Law model (Two Tier Model) Terdapat pemisahan antara fungsi pengawasan dengan fungsi pengurusan perseroan. Hal ini terlihat adanya pemisahan fungsi tersebut pada angka 6 pasal yang sama yang menyatakan bahwa Dewan Komisaris adalah Organ Perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada Direksi. Bagaimana Menurut Anda? Tentang Direksi: Pasal 1 angka 5 UUPT, bahwa, “Direksi adalah Organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar.”
  • 36. Pasal-pasal yang dapat dirumuskan sebagai kewajiban Direksi di dalam pengurusan Perseroan diantaranya adalah: 1. Pasal 44 ayat (2)  Pengurangan Aset; 2. Pasal 50  Shs List; 3. Pasal 56 ayat (3)  Pemindahan Hak atas Saham; 4. Pasal 66  FR; 5. Pasal 68 ayat (1)  Audit FR; 6. Pasal 79  GM; 7. Pasal 97  Pengurusan Perseroan; 8. Pasal 100 ayat (1)  Shs list, etc.; 9. Pasal 101 ayat (1) Shs Board; 10.Pasal 102 ayat (1)  Pengalihan kekayaan Perseroan.
  • 37. Secara umum direksi bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan, hal ini diatur dalam ketentuan UUPT Pasal 1 angka 5. Tanggung jawab penuh terhadap pengurusan perseroan tersebut harus dilakukan dengan mengikuti ketentuan yang berlaku, artinya terbatas pada maksud dan tujuan yang tercantum dalam anggaran dasar perseroan. Pengertian Responsibility (based on: Oxford Advanced Learner’s Dictionary):  A duty to deal with or take care of somebody/something, so that you may be blamed if something goes wrong; e.g.: We are recruiting a sales manager with responsibility for the European market. They have responsibility for ensuring that the rules are enforced. It is their responsibility to ensure that the rules are enforced.  A duty to help or take care of somebody because of your job, position, etc.; e.g.: She feels a strong sense of responsibility towards her employees. I think we have a moral responsibility to help these countries.
  • 38. Makna berikutnya adalah sesuatu yang telah dilakukan harus ditanggung akibatnya beserta segala risiko yang mungkin timbul dari dilaksanakannya tindakan tersebut, seorang direksi dianggap bertanggung jawab terhadap keputusan-keputusan yang diambil dan tindakan-tindakan yang dilakukan berkaitan dengan tindakan pengurusan perusahaan. Beberapa Pasal dalam UUPT yang mengatur ‘responsibility’: a. Pasal 14 ayat (1); b. Pasal 37 ayat (3); c. Pasal 69 ayat (3); d. Pasal 72 ayat (6); e. Pasal 95 ayat (4); f. Pasal 101 ayat (2); g. Pasal 104 ayat (2); h. Pasal 133.  pengurusan, buyback, FR, Dividen, Perbuatan hukum, kepemilikan saham, Kepailitan, M&As.
  • 39. Basic principles included the following: 1. An ultra vires transaction cannot be ratified by shareholders, even if they wish it to be ratified. 2. The doctrine of estoppel usually precluded reliance on the defense of ultra vires where the transaction was fully performed by one party 3. A fortiori, a transaction which was fully performed by both parties could not be attacked. 4. If the contract was fully executor, the defense of ultra vires might be raised by either party. 5. If the contract was partially performed, and the performance was held to be insufficient to bring the doctrine of estoppel into play, a suit for quasi contract for recovery of benefits conferred was available. 6. If an agent of the corporation committed a tort within the scope of his or her employment, the corporation could not defend on the ground the act was ultra vires. 7. Business Judgment Rules? 8. the piercing corporate veil.
  • 40. As a state owned company, many Laws and regulations should be considered: 1. UUD 1945 2. KUHP 3. KUHPerdata 4. UU 40 tahun 2007 tentang PT 5. UU 36 tahun 1999 tentang telekomunikasi 6. UU 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat 7. UU 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen 8. UU 11 tahun 2008 Tentang ITE 9. UU 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta 10. UU 19 tahun 2003 tentang BUMN 11. UU 1 tahun 1967 tentang PMA 12. UU 30 tahun 1999 tentang ADR 13. Peraturan Pemerintah 14. Convention 15. State Agreement 16. Directives 17. Joint Declaration 18. Protokol-Protokol Internasional 19. Peraturan Internal Perusahaan 20. Etc.
  • 41. Faktor perubahan external dan internal  potensi ‘kesalahan’. Potensi kesalahan akibat:  Ketidak-patuhan pada ‘laws and regulation’  Public (tuntutan)  Ketidak-patuhan pada ‘contractual obligation’  Civil (gugatan)  Ketidak-patuhan pada peraturan internal perusahaan  Business process, governance, reporting, etc. (sometimes bisa mengarah ke ranah public). Telkom telah memiliki peraturan perusahaan untuk mengesampingkan (to derogate) ketentuan yang berlaku (peraturan internal) melalui:  KD. 19/HK.000/COP-D000000/2007 tentang Mekanisme Pelaporan dan Penyelesaian Atas Rupa-Rupa Pengesampingan.  KD. 58/HK.000/COP-D0021000/2007 tentang Nota Regularisasi Now on, We called PD!
  • 42. Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan ‘pengesampingan’ terhadap ketentuan yang ada, antara lain: Rationale   Mempercepat pengambilan keputusan (businesses).  Market oriented.  Tidak merupakan bagian dari ‘fraud’ dan kecurangan.  Tidak melanggar disiplin (kesengajaan). Proposes   Disclosure (as a report) to the boards.  Perbaikan Business process, policies, etc.  As the lesson to be learned, instead of being a ‘fait accompli’ to be imposed.  Part of governance.