SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
Oleh
RENY CHAIDIR SKp,M.Kep
Pengertian
 Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan
negatif atau positif yang dapat mempertahankan
ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang
lama. ( Brunner dan Suddarth, 1996).
Klasifikasi
 Ventilasi mekanik diklasifikasikan berdasarkan cara
alat tersebut mendukung ventilasi, dua kategori
umum adalah ventilator tekanan negatif dan tekanan
positif.
Ventilator Tekanan Negatif
 Ventilator tekanan negatif mengeluarkan tekanan negatif
pada dada eksternal. Dengan mengurangi tekanan intra
toraks selama inspirasi memungkinkan udara mengalir ke
dalam paru-paru sehingga Memenuhi volumenya.
 Ventilator jenis ini digunakan terutama pada gagal nafas
kronik yang berhubungn dengan kondisi neurovaskular.
Seperti poliomyelitis, distrofi muscular, sklerosisi lateral
amiotrifik dan miastenia gravis.
 Penggunaan tidak sesuai untuk pasien yang tidak stabil
atau pasien yang kondisinya membutuhkan perubahan
ventilasi sering.
Ventilator Tekanan Positif
 Ventilator tekanan positif menggembungkan paru-paru
dengan mengeluarkan tekanan positif pada jalan nafas
dengan demikian mendorong alveoli untuk
mengembang selama inspirasi. Pada ventilator jenis ini
diperlukan intubasi endotrakeal atau trakeostomi.
Ventilator ini secara luas digunakan pada klien dengan
penyakit paru primer. Terdapat tiga jenis ventilator
tekanan positif yaitu tekanan bersiklus, waktu bersiklus
dan volume bersiklus.
 Ventilator tekanan bersiklus adalah ventilator tekanan
positif yang mengakhiri inspirasi ketika tekanan preset
telah tercapai. Dengan kata lain siklus ventilator hidup
mengantarkan aliran udara sampai tekanan tertentu
yang telah ditetapkan seluruhnya tercapai, dan
kemudian siklus mati.
 Ventilator tekanan bersiklus dimaksudkan hanya untuk
jangka waktu pendek di ruang pemulihan. Ventilator
waktu bersiklus adalah ventilator mengakhiri atau
mengendalikan inspirasi setelah waktu ditentukan. Volume
udara yang diterima klien diatur oleh kepanjangan
inspirasi dan frekuensi aliran udara .
 Ventilator ini digunakan pada neonatus dan bayi.
Ventilator volume bersiklus yaitu ventilator yang
mengalirkan volume udara pada setiap inspirasi yang telah
ditentukan. Jika volume preset telah dikirimkan pada klien
, siklus ventilator mati dan ekshalasi terjadi secara pasif.
 Ventilator volume bersiklus sejauh ini adalah ventilator
tekanan positif yang paling banyak digunakan.
Gambaran ventilasi mekanik yang
ideal adalah :
 Sederhana, mudah dan murah
 Dapat memberikan volume tidak kurang 1500cc dengan
frekuensi nafas hingga 60X/menit dan dapat diatur ratio I/E.
 Dapat digunakan dan cocok digunakan dengan berbagai alat
penunjang pernafasan yang lain.
 Dapat dirangkai dengan PEEP
 Dapat memonitor tekanan , volume inhalasi, volume ekshalasi,
volume tidal, frekuensi nafas, dan konsentrasi oksigen inhalasi
 Mempunyai fasilitas untuk humidifikasi serta penambahan obat
didalamnya
 Mempunyai fasilitas untuk SIMV, CPAP, Pressure Support
 Mudah membersihkan dan mensterilkannya.
Indikasi Klinik
1. Kegagalan Ventilasi
• Neuromuscular Disease
• Central Nervous System disease
• Depresi system saraf pusat
• Musculosceletal disease
• Ketidakmampuan thoraks untuk ventilasi
2. Kegagalan pertukaran gas
• Gagal nafas akut
• Gagal nafas kronik
• Gagal jantung kiri
• Penyakit paru-gangguan difusi
• Penyakit paru-ventilasi / perfusi mismatch
Modus Operasional
Untuk menentukan modus operasional ventilator
terdapat empat parameter yang diperlukan untuk
pengaturan pada penggunaan volume cycle
ventilator, yaitu :
• Frekuensi pernafasan permenit
• Tidal volume
• Konsentrasi oksigen (FiO2)
• Positive end respiratory pressure
Pada klien dewasa, frekuensi ventilator diatur antara
12-15 x / menit. Tidal volume istirahat 7 ml / kg BB,
dengan ventilasi mekanik tidal volume yang digunakan
adalah 10-15 ml / kg BB. Untuk mengkompensasi dead
space dan untuk meminimalkan atelektase (Way, 1994
dikutip dari LeMone and Burke, 1996).
Jumlah oksigen ditentukan berdasarkan perubahan
persentasi oksigen dalam gas. Karena resiko keracunan
oksigen dan fibrosis pulmonal maka FiO2 diatur dengan
level rendah. PO2 dan saturasi oksigen arteri digunakan
untuk menentukan konsentrasi oksigen. PEEP
digunakan untuk mencegah kolaps alveoli dan untuk
meningkatkan difusi alveolikapiler.
Modus operasional ventilasi mekanik terdiri dari
:
1. Controlled VentilationVentilator mengontrol volume
dan frekuensi pernafasan. Indikasi untuk pemakaian
ventilator meliputi pasien dengan apnoe.
Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan
negatif atau positif yang dapat mempertahankan
ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang
lama.Ventilator tipe ini meningkatkan kerja
pernafasan klien.
2. Assist/Control
Ventilator jenis ini dapat mengontrol ventilasi,
volume tidal dan kecepatan. Bila klien gagal untuk
ventilasi, maka ventilator secara otomatis. Ventilator
ini diatur berdasarkan atas frekuensi pernafasan yang
spontan dari klien, biasanya digunakan pada tahap
pertama pemakaian ventilator.
3. Intermitten Mandatory Ventilation
Model ini digunakan pada pernafasan asinkron
dalam penggunaan model kontrol, klien dengan
hiperventilasi. Klien yang bernafas spontan
dilengkapi dengan mesin dan sewaktu-waktu diambil
alih oleh ventilator.
4. Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)
SIMV dapat digunakan untuk ventilasi dengan tekanan
udara rendah, otot tidak begitu lelah dan efek barotrauma
minimal. Pemberian gas melalui nafas spontan biasanya
tergantung pada aktivasi klien. Indikasi pada pernafasan
spontan tapi tidal volume dan/atau frekuensi nafas
kurang adekuat.
5. Positive End-Expiratory pressure
Modus yang digunakan dengan menahan tekanan akhir
ekspirasi positif dengan tujuan untuk mencegah
Atelektasis. Dengan terbukanya jalan nafas oleh karena
tekanan yang tinggi, atelektasis akan dapat dihindari.
Indikasi pada klien yang menederita ARDS dan gagal
jantung kongestif yang massif dan pneumonia difus. Efek
samping dapat menyebabkan venous return menurun,
barotrauma dan penurunman curah jantung.
Continious Positive Airway Pressure. (CPAP)
Ventilator ini berkemampuan untuk meningkatakan
FRC. Biasanya digunakan untuk penyapihan
ventilator.
Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul dari penggunaan ventilasi
mekanik, yaitu :
1. Obstruksi jalan nafas
2. Hipertensi
3. Tension pneumotoraks
4. Atelektase
5. Infeksi pulmonal
6. Kelainan fungsi gastrointestinal ; dilatasi lambung,
perdarahan gastrointestinal.
7. Kelainan fungsi ginjal
8. Kelainan fungsi susunan saraf pusat
Pengkajian
Perawat mempunyai peranan penting mengkaji status pasien dan fungsi
ventilator. Dalam mengkaji klien, perawat mengevaluasi hal-hal berikut :
• Tanda-tanda vital
• Bukti adanya hipoksia
• Frekuensi dan pola pernafasan
• Bunyi nafas
• Status neurologis
• Volume tidal, ventilasi semenit , kapasitas vital kuat
• Kebutuhan pengisapan
• Upaya ventilasi spontan klien
• Status nutrisi
• Status psikologis
Pengkajian Kardiovaskuler
Perubahan dalam curah jantung dapat terjadi sebagai
akibat ventilator tekanan positif. Tekanan intratoraks
positif selama inspirasi menekan jantung dan pembuluh
darah besar dengan demikian mengurangi arus balik vena
dan curah jantung. Tekanan positif yang berlebihan dapat
menyebabkan pneumotoraks spontan akibat trauma pada
alveoli. Kondisi ini dapat cepat berkembang menjadi
pneumotoraks tension, yang lebih jauh lagi mengganggu
arus balik vena, curah jantung dan tekanan darah. Untuk
mengevaluasi fungsi jantung perawat terutama harus
memperhatikan tanda dan gejala hipoksemia dan hipoksia
(gelisah,gugup, kelam fakir, takikardi, takipnoe, pucat yang
berkembang menjadi sianosis, berkeringat dan penurunan
haluaran urin).
Pengkajian Peralatan
Ventilator juga harus dikaji untuk memastikan bahwa ventilator
pengaturannya telah dibuat dengan tepat. Dalam memantau ventilator, perawat
harus memperhatikan hal-hal berikut :
• Jenis ventilator
• Cara pengendalain (Controlled, Assist Control, dll)
• Pengaturan volume tidal dan frekunsi
• Pengaturan FIO2 (fraksi oksigen yang diinspirasi)
• ekanan inspirasi yang dicapai dan batasan tekanan.
• Adanya air dalam selang,terlepas sambungan atau terlipatnya selang.
• Humidifikasi
• Alarm
• PEEP
Catatan
Jika terjadi malfungsi system ventilator, dan jika masalah tidak dapat
diidentifikasi dan diperbaiki dengan cepat, perawat harus siap memberikan
ventilasi kepada klien dengan menggunakan Bag Resuscitation Manual.
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Diagnostik yang perlu dilakukan pada klien dengan ventilasi
mekanik yaitu :
1. Pemeriksaan fungsi paru
2. Analisa gas darah arteri
3. Kapasitas vital paru
4. Kapasitas vital kuat
5. Volume tidal
6. Inspirasi negative kuat
7. Ventilasi semenit
8. Tekanan inspirasi
9. Volume ekspirasi kuat
10. Aliran-volume
11. Sinar X dada
12. Status nutrisi / elaktrolit.
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan mayor klien dapat mencakup :
1. Kerusakan pertukaran gas yang brhubungan dengan penyakit
yang mendasari, atau penyesuaian pengaturan ventilator
selama stabilisasi atau penyapihan .
2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan
dengan pembentukan lendir yang berkaitan dengan ventilasi
mekanik tekanan positif . Risiko terhadap trauma dan infeksi
yang berhubungan dengan intubasi endotrakea dan
trakeostomi. Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan
dengan ketergantungan ventilator.
3. Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan
tekanan selang endotrakea dan pemasangan pada ventilator.
Koping individu tidak efektif dan ketidakberdayaan yang
berhubungan dengan ketergantungan pada ventilator.
Masalah kolaboratif /Komplikasi
Potensial
• Melawan kerja ventilator
• Masalah-masalah ventilator – peningkatan dalam
tekanan jalan nafas nafas
puncak ; penurunan tekanan ; kehilangan volume
• Gangguan kardiovaskuler
• Barotrauma dan pneumothoraks
• Infeksi paru
Perencanaan dan Implementasi
1. Tujuan utama bagi pasien yaitu : pertukaran gas optimal;
penurunan
2. akumulasi lendir; tidak terdapat trauma atau infeksi ;
pencapaian mobilisasi yang
3. optimal ; penyesuaian terhadap metode komunikasi non
verbal ; mendapatkan
4. tindakan koping yang berhasil ; dan tidak terjadi
komplikasi.
5. Asuhan keperawatan pada pasien dengan ventilasi
mekanik
6. membutuhkan teknik dan keterampilan interpersonal
yang unik, antara lain :
Meningkatkan pertukaran gas
Tujuan menyeluruh ventilasi mekanik adalah untuk
mengoptimalkan pertukaran gas dengan mempertahankan
ventilasi alveolar dan pengiriman oksigen. Perubahan dalam
pertukaran gas dapat dikarenakan penyakit yang mendasari atau
factor mekanis yang berhubungan dengan penyesuaian dari mesin
dengan pasien.
Pertukaran gas yang tidak adekuat dapat berhubungan dengan
faktor-faktor yang sangat beragam; tingkat kesadaran, atelektasis,
kelebihan cairan, nyeri insisi, atau penyakit primer seperti
pneumonia.
Intervensi keperawatan yang penting pada klien yang
mendapat ventilasi mekanik yaitu auskultasi paru dan interpretasi
gas darah arteri.
Penatalaksanaan jalan nafas
Ventilasi tekanan positif kontinu meningkatkan
pembentukan sekresi apapun kondisi pasien yang mendasari.
Perawat harus mengidentifikasi adanya sekresi dengan
auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam.
Tindakan untuk membersihakn jalan nafas termasuk
pengisapan, fisioterapi dada, perubahan posisi yang sering,
dan peningkatan mobilitas secepat mungkin. Humidifikasi
dengan cara ventilator dipertahankan untuk membantu
pengenceran sekresi sehingga sekresi lebih mudah
dikeluarkan. Bronkodilator baik intravena maupun inhalasi,
diberikan sesuai dengan resep untuk mendilatasi bronkiolus
Mencegah trauma dan infeksi
Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan
selang endotrakea atau trakeostomi. Selang ventilator diposisikan
sedemikian rupa sehingga hanya sedikit kemungkinan tertarik atau
penyimpangan selang dalam trakea. Perawatan trakeostomi
dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika diindikasikan karena
peningkatan resiko infeksi. Higiene oral sering dilakukan karena
rongga oral merupakan sumber utama kontaminasi paru-paru
pada pasien yang diintubasi pada pasien lemah. Adanya selang
nasogastrik dan penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi
mekanik juga telah mempredisposisikan pasien pada pneumonia
nosokomial akibat aspirasi. Pasien juga diposisikan dengan kepala
dinaikkan lebih tinggi dari perut sedapat mungkin untuk
mengurangi potensial aspirasi isi lambung.
Peningkatan tingkat mobilitas
optimal
Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan
dengan ventilator. Mobilitas dan aktivitas otot
sangat bermanfaat karena menstimuli pernafasan
dan memperbaiki mental. Latihan rentang gerak
pasif/aktif dilakukan tiap 8 jam untuk mencegah
atrofi otot, kontraktur dan statis vena.
Meningkatkan komunikasi optimal
Metode komunikasi alternatif harus
dikembangkan untuk pasien dengan ventilasi
mekanik. Bila keterbatasan pasien diketahui,
perawat menggunakan pendekatan komunikasi;
membaca gerak bibir, menggunakan kertas dan
pensil, bahasa gerak tubuh, papan komunikasi,
papan pengumuman. Ahli terapi bahasadapat
membantu dalam menentuka metode yang paling
sesuai untuk pasien.
Meningkatkan kemampuan
koping.
Dengan memberikan dorongan pada klien untuk
mengungkapkan perasaan mengenai ventilator, kondisi pasien dan
lingkungan secara umum sangat bermanfaat. Memberikan
penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk mengurangi
ansietas dan membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit.
Klien mungkin menjadi menarik diri atau depresi selama ventilasi
mekanik terutama jika berkepanjangan akibatnya perawat harus
menginformasikan tentang kemajuannya pada klien, bila
memungkinkan pengalihan perhatian seperti menonton TV,
bermain musik atau berjalan-jalan jika sesuai dan memungkinkan
dilakukan. Teknik penurunan stress (pijatan punggung, tindakan
relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan memampukan
klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan
ketergantungan pada ventilator
Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang
diberikan antara lain :
1. Menunjukkan pertukaran gas, kadar gas darah arteri,
tekanan arteri pulmonal dan tanda-tanda vital yang
adekuat.
2. Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi
lendir yang minimal.
3. Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan
suhu tubuh dan jumlah sel darah putih.
4. Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan.
5. Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis, gerak
tubuh atau alat komunikasi lainnya.
6. Dapat mengatasi masalah secara efektif.
Penyapihan dari ventilasi mekanik
Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik :
1. Tes penyapihan
• Kapasitas vital 10-15 cc / kg
• Volume tidal 4-5 cc / kg
• Ventilasi menit 6-10 l
• Frekuensi permenit < 20 permenit
2. Pengaturan ventilator
• FiO2 < 50%
• Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP) : 0
3. Gas darah arteri
• PaCO2 normal
• PaO2 60-70 mmHg
• PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit
diperbaiki
4. Selang Endotrakeal
• Posisi diatas karina pada foto Rontgen
• Ukuran : diameter 8.5 mm
5. Nutrisi
• Kalori perhari 2000-2500 kal
• Waktu : 1 jam sebelum makan
6. Jalan nafas
• Sekresi : antibiotik bila terjadi perubahan warna,
penghisapan (suctioning)
• Bronkospasme : kontrol dengan Beta Adrenergik,
Tiofilin atau Steroid
• Posisi : duduk, semi fowler
7. Obat-obatan
• Agen sedative : dihentikan lebih dari 24 jam
• Agen paralise : dihentikan lebih dari 24 jam
8. Emosi
Persiapan psikologis terhadap penyapihan
9. Fisik
Stabil, istirahat terpenuhi

More Related Content

Similar to VENTILASI MECANIK

303816350 prinsip-dasar-ventilator
303816350 prinsip-dasar-ventilator303816350 prinsip-dasar-ventilator
303816350 prinsip-dasar-ventilatorTianAlyasin
 
Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA
Fisioterapi dada dan batuk efektif  AKPER PEMKAB MUNA Fisioterapi dada dan batuk efektif  AKPER PEMKAB MUNA
Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA
Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA
Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Setting awal venti untuk tentiran.pdf
Setting awal venti untuk tentiran.pdfSetting awal venti untuk tentiran.pdf
Setting awal venti untuk tentiran.pdfIvanVeriswan
 
BASIC MECHANICAL VENTILATOR.pptx
BASIC MECHANICAL VENTILATOR.pptxBASIC MECHANICAL VENTILATOR.pptx
BASIC MECHANICAL VENTILATOR.pptxAriniSabila6
 
Asuhan Keperawatan pasien dengan Emboli Paru.pptx
Asuhan Keperawatan pasien dengan Emboli Paru.pptxAsuhan Keperawatan pasien dengan Emboli Paru.pptx
Asuhan Keperawatan pasien dengan Emboli Paru.pptxSetianaalirusi28
 
Ventilator paul
Ventilator paulVentilator paul
Ventilator paulPaulus M.
 
PPT Ventilator.pptx
PPT Ventilator.pptxPPT Ventilator.pptx
PPT Ventilator.pptxDaichan4
 
Ventilasi Mekanis RSUD Asy Syifa' Sumbawa.pptx
Ventilasi Mekanis RSUD Asy Syifa' Sumbawa.pptxVentilasi Mekanis RSUD Asy Syifa' Sumbawa.pptx
Ventilasi Mekanis RSUD Asy Syifa' Sumbawa.pptxRTISanglah
 
Gagal Nafas
Gagal NafasGagal Nafas
Gagal NafasArif WR
 
Askep kegawatdaruratan akiba1
Askep kegawatdaruratan akiba1Askep kegawatdaruratan akiba1
Askep kegawatdaruratan akiba1sharklasers22
 
Kegawatdaruratan respirasi
Kegawatdaruratan respirasiKegawatdaruratan respirasi
Kegawatdaruratan respirasiNurul Sari
 

Similar to VENTILASI MECANIK (20)

303816350 prinsip-dasar-ventilator
303816350 prinsip-dasar-ventilator303816350 prinsip-dasar-ventilator
303816350 prinsip-dasar-ventilator
 
Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA
Fisioterapi dada dan batuk efektif  AKPER PEMKAB MUNA Fisioterapi dada dan batuk efektif  AKPER PEMKAB MUNA
Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA
 
Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA
Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA
Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep ventilasi mekanik
Askep  ventilasi mekanikAskep  ventilasi mekanik
Askep ventilasi mekanik
 
Setting awal venti untuk tentiran.pdf
Setting awal venti untuk tentiran.pdfSetting awal venti untuk tentiran.pdf
Setting awal venti untuk tentiran.pdf
 
BASIC MECHANICAL VENTILATOR.pptx
BASIC MECHANICAL VENTILATOR.pptxBASIC MECHANICAL VENTILATOR.pptx
BASIC MECHANICAL VENTILATOR.pptx
 
Asuhan keperawatan pada asma brochial
Asuhan keperawatan pada asma brochialAsuhan keperawatan pada asma brochial
Asuhan keperawatan pada asma brochial
 
Asuhan Keperawatan pasien dengan Emboli Paru.pptx
Asuhan Keperawatan pasien dengan Emboli Paru.pptxAsuhan Keperawatan pasien dengan Emboli Paru.pptx
Asuhan Keperawatan pasien dengan Emboli Paru.pptx
 
Algoritma acls
Algoritma aclsAlgoritma acls
Algoritma acls
 
Ventilator paul
Ventilator paulVentilator paul
Ventilator paul
 
PPT Ventilator.pptx
PPT Ventilator.pptxPPT Ventilator.pptx
PPT Ventilator.pptx
 
Ards AKPER PEMKAB MUNA
Ards AKPER PEMKAB MUNA Ards AKPER PEMKAB MUNA
Ards AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep ards
Askep ardsAskep ards
Askep ards
 
Ventilasi Mekanis RSUD Asy Syifa' Sumbawa.pptx
Ventilasi Mekanis RSUD Asy Syifa' Sumbawa.pptxVentilasi Mekanis RSUD Asy Syifa' Sumbawa.pptx
Ventilasi Mekanis RSUD Asy Syifa' Sumbawa.pptx
 
Kdk oksigenisasi1
Kdk oksigenisasi1Kdk oksigenisasi1
Kdk oksigenisasi1
 
Gagal Nafas
Gagal NafasGagal Nafas
Gagal Nafas
 
Makalah spirometri
Makalah spirometriMakalah spirometri
Makalah spirometri
 
Askep kegawatdaruratan akiba1
Askep kegawatdaruratan akiba1Askep kegawatdaruratan akiba1
Askep kegawatdaruratan akiba1
 
ASKEP trauma dada
ASKEP trauma dadaASKEP trauma dada
ASKEP trauma dada
 
Kegawatdaruratan respirasi
Kegawatdaruratan respirasiKegawatdaruratan respirasi
Kegawatdaruratan respirasi
 

Recently uploaded

PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxMelisaBSelawati
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxIrfanNersMaulana
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 

Recently uploaded (20)

PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 

VENTILASI MECANIK

  • 2. Pengertian  Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama. ( Brunner dan Suddarth, 1996).
  • 3. Klasifikasi  Ventilasi mekanik diklasifikasikan berdasarkan cara alat tersebut mendukung ventilasi, dua kategori umum adalah ventilator tekanan negatif dan tekanan positif.
  • 4. Ventilator Tekanan Negatif  Ventilator tekanan negatif mengeluarkan tekanan negatif pada dada eksternal. Dengan mengurangi tekanan intra toraks selama inspirasi memungkinkan udara mengalir ke dalam paru-paru sehingga Memenuhi volumenya.  Ventilator jenis ini digunakan terutama pada gagal nafas kronik yang berhubungn dengan kondisi neurovaskular. Seperti poliomyelitis, distrofi muscular, sklerosisi lateral amiotrifik dan miastenia gravis.  Penggunaan tidak sesuai untuk pasien yang tidak stabil atau pasien yang kondisinya membutuhkan perubahan ventilasi sering.
  • 5. Ventilator Tekanan Positif  Ventilator tekanan positif menggembungkan paru-paru dengan mengeluarkan tekanan positif pada jalan nafas dengan demikian mendorong alveoli untuk mengembang selama inspirasi. Pada ventilator jenis ini diperlukan intubasi endotrakeal atau trakeostomi. Ventilator ini secara luas digunakan pada klien dengan penyakit paru primer. Terdapat tiga jenis ventilator tekanan positif yaitu tekanan bersiklus, waktu bersiklus dan volume bersiklus.  Ventilator tekanan bersiklus adalah ventilator tekanan positif yang mengakhiri inspirasi ketika tekanan preset telah tercapai. Dengan kata lain siklus ventilator hidup mengantarkan aliran udara sampai tekanan tertentu yang telah ditetapkan seluruhnya tercapai, dan kemudian siklus mati.
  • 6.  Ventilator tekanan bersiklus dimaksudkan hanya untuk jangka waktu pendek di ruang pemulihan. Ventilator waktu bersiklus adalah ventilator mengakhiri atau mengendalikan inspirasi setelah waktu ditentukan. Volume udara yang diterima klien diatur oleh kepanjangan inspirasi dan frekuensi aliran udara .  Ventilator ini digunakan pada neonatus dan bayi. Ventilator volume bersiklus yaitu ventilator yang mengalirkan volume udara pada setiap inspirasi yang telah ditentukan. Jika volume preset telah dikirimkan pada klien , siklus ventilator mati dan ekshalasi terjadi secara pasif.  Ventilator volume bersiklus sejauh ini adalah ventilator tekanan positif yang paling banyak digunakan.
  • 7. Gambaran ventilasi mekanik yang ideal adalah :  Sederhana, mudah dan murah  Dapat memberikan volume tidak kurang 1500cc dengan frekuensi nafas hingga 60X/menit dan dapat diatur ratio I/E.  Dapat digunakan dan cocok digunakan dengan berbagai alat penunjang pernafasan yang lain.  Dapat dirangkai dengan PEEP  Dapat memonitor tekanan , volume inhalasi, volume ekshalasi, volume tidal, frekuensi nafas, dan konsentrasi oksigen inhalasi  Mempunyai fasilitas untuk humidifikasi serta penambahan obat didalamnya  Mempunyai fasilitas untuk SIMV, CPAP, Pressure Support  Mudah membersihkan dan mensterilkannya.
  • 8. Indikasi Klinik 1. Kegagalan Ventilasi • Neuromuscular Disease • Central Nervous System disease • Depresi system saraf pusat • Musculosceletal disease • Ketidakmampuan thoraks untuk ventilasi 2. Kegagalan pertukaran gas • Gagal nafas akut • Gagal nafas kronik • Gagal jantung kiri • Penyakit paru-gangguan difusi • Penyakit paru-ventilasi / perfusi mismatch
  • 9. Modus Operasional Untuk menentukan modus operasional ventilator terdapat empat parameter yang diperlukan untuk pengaturan pada penggunaan volume cycle ventilator, yaitu : • Frekuensi pernafasan permenit • Tidal volume • Konsentrasi oksigen (FiO2) • Positive end respiratory pressure
  • 10. Pada klien dewasa, frekuensi ventilator diatur antara 12-15 x / menit. Tidal volume istirahat 7 ml / kg BB, dengan ventilasi mekanik tidal volume yang digunakan adalah 10-15 ml / kg BB. Untuk mengkompensasi dead space dan untuk meminimalkan atelektase (Way, 1994 dikutip dari LeMone and Burke, 1996). Jumlah oksigen ditentukan berdasarkan perubahan persentasi oksigen dalam gas. Karena resiko keracunan oksigen dan fibrosis pulmonal maka FiO2 diatur dengan level rendah. PO2 dan saturasi oksigen arteri digunakan untuk menentukan konsentrasi oksigen. PEEP digunakan untuk mencegah kolaps alveoli dan untuk meningkatkan difusi alveolikapiler.
  • 11. Modus operasional ventilasi mekanik terdiri dari : 1. Controlled VentilationVentilator mengontrol volume dan frekuensi pernafasan. Indikasi untuk pemakaian ventilator meliputi pasien dengan apnoe. Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama.Ventilator tipe ini meningkatkan kerja pernafasan klien.
  • 12. 2. Assist/Control Ventilator jenis ini dapat mengontrol ventilasi, volume tidal dan kecepatan. Bila klien gagal untuk ventilasi, maka ventilator secara otomatis. Ventilator ini diatur berdasarkan atas frekuensi pernafasan yang spontan dari klien, biasanya digunakan pada tahap pertama pemakaian ventilator. 3. Intermitten Mandatory Ventilation Model ini digunakan pada pernafasan asinkron dalam penggunaan model kontrol, klien dengan hiperventilasi. Klien yang bernafas spontan dilengkapi dengan mesin dan sewaktu-waktu diambil alih oleh ventilator.
  • 13. 4. Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV) SIMV dapat digunakan untuk ventilasi dengan tekanan udara rendah, otot tidak begitu lelah dan efek barotrauma minimal. Pemberian gas melalui nafas spontan biasanya tergantung pada aktivasi klien. Indikasi pada pernafasan spontan tapi tidal volume dan/atau frekuensi nafas kurang adekuat. 5. Positive End-Expiratory pressure Modus yang digunakan dengan menahan tekanan akhir ekspirasi positif dengan tujuan untuk mencegah Atelektasis. Dengan terbukanya jalan nafas oleh karena tekanan yang tinggi, atelektasis akan dapat dihindari. Indikasi pada klien yang menederita ARDS dan gagal jantung kongestif yang massif dan pneumonia difus. Efek samping dapat menyebabkan venous return menurun, barotrauma dan penurunman curah jantung.
  • 14. Continious Positive Airway Pressure. (CPAP) Ventilator ini berkemampuan untuk meningkatakan FRC. Biasanya digunakan untuk penyapihan ventilator.
  • 15. Komplikasi Komplikasi yang dapat timbul dari penggunaan ventilasi mekanik, yaitu : 1. Obstruksi jalan nafas 2. Hipertensi 3. Tension pneumotoraks 4. Atelektase 5. Infeksi pulmonal 6. Kelainan fungsi gastrointestinal ; dilatasi lambung, perdarahan gastrointestinal. 7. Kelainan fungsi ginjal 8. Kelainan fungsi susunan saraf pusat
  • 16. Pengkajian Perawat mempunyai peranan penting mengkaji status pasien dan fungsi ventilator. Dalam mengkaji klien, perawat mengevaluasi hal-hal berikut : • Tanda-tanda vital • Bukti adanya hipoksia • Frekuensi dan pola pernafasan • Bunyi nafas • Status neurologis • Volume tidal, ventilasi semenit , kapasitas vital kuat • Kebutuhan pengisapan • Upaya ventilasi spontan klien • Status nutrisi • Status psikologis
  • 17. Pengkajian Kardiovaskuler Perubahan dalam curah jantung dapat terjadi sebagai akibat ventilator tekanan positif. Tekanan intratoraks positif selama inspirasi menekan jantung dan pembuluh darah besar dengan demikian mengurangi arus balik vena dan curah jantung. Tekanan positif yang berlebihan dapat menyebabkan pneumotoraks spontan akibat trauma pada alveoli. Kondisi ini dapat cepat berkembang menjadi pneumotoraks tension, yang lebih jauh lagi mengganggu arus balik vena, curah jantung dan tekanan darah. Untuk mengevaluasi fungsi jantung perawat terutama harus memperhatikan tanda dan gejala hipoksemia dan hipoksia (gelisah,gugup, kelam fakir, takikardi, takipnoe, pucat yang berkembang menjadi sianosis, berkeringat dan penurunan haluaran urin).
  • 18. Pengkajian Peralatan Ventilator juga harus dikaji untuk memastikan bahwa ventilator pengaturannya telah dibuat dengan tepat. Dalam memantau ventilator, perawat harus memperhatikan hal-hal berikut : • Jenis ventilator • Cara pengendalain (Controlled, Assist Control, dll) • Pengaturan volume tidal dan frekunsi • Pengaturan FIO2 (fraksi oksigen yang diinspirasi) • ekanan inspirasi yang dicapai dan batasan tekanan. • Adanya air dalam selang,terlepas sambungan atau terlipatnya selang. • Humidifikasi • Alarm • PEEP Catatan Jika terjadi malfungsi system ventilator, dan jika masalah tidak dapat diidentifikasi dan diperbaiki dengan cepat, perawat harus siap memberikan ventilasi kepada klien dengan menggunakan Bag Resuscitation Manual.
  • 19. Pemeriksaan Diagnostik Pemeriksaan Diagnostik yang perlu dilakukan pada klien dengan ventilasi mekanik yaitu : 1. Pemeriksaan fungsi paru 2. Analisa gas darah arteri 3. Kapasitas vital paru 4. Kapasitas vital kuat 5. Volume tidal 6. Inspirasi negative kuat 7. Ventilasi semenit 8. Tekanan inspirasi 9. Volume ekspirasi kuat 10. Aliran-volume 11. Sinar X dada 12. Status nutrisi / elaktrolit.
  • 20. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan mayor klien dapat mencakup : 1. Kerusakan pertukaran gas yang brhubungan dengan penyakit yang mendasari, atau penyesuaian pengaturan ventilator selama stabilisasi atau penyapihan . 2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif . Risiko terhadap trauma dan infeksi yang berhubungan dengan intubasi endotrakea dan trakeostomi. Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan ketergantungan ventilator. 3. Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan tekanan selang endotrakea dan pemasangan pada ventilator. Koping individu tidak efektif dan ketidakberdayaan yang berhubungan dengan ketergantungan pada ventilator.
  • 21. Masalah kolaboratif /Komplikasi Potensial • Melawan kerja ventilator • Masalah-masalah ventilator – peningkatan dalam tekanan jalan nafas nafas puncak ; penurunan tekanan ; kehilangan volume • Gangguan kardiovaskuler • Barotrauma dan pneumothoraks • Infeksi paru
  • 22. Perencanaan dan Implementasi 1. Tujuan utama bagi pasien yaitu : pertukaran gas optimal; penurunan 2. akumulasi lendir; tidak terdapat trauma atau infeksi ; pencapaian mobilisasi yang 3. optimal ; penyesuaian terhadap metode komunikasi non verbal ; mendapatkan 4. tindakan koping yang berhasil ; dan tidak terjadi komplikasi. 5. Asuhan keperawatan pada pasien dengan ventilasi mekanik 6. membutuhkan teknik dan keterampilan interpersonal yang unik, antara lain :
  • 23. Meningkatkan pertukaran gas Tujuan menyeluruh ventilasi mekanik adalah untuk mengoptimalkan pertukaran gas dengan mempertahankan ventilasi alveolar dan pengiriman oksigen. Perubahan dalam pertukaran gas dapat dikarenakan penyakit yang mendasari atau factor mekanis yang berhubungan dengan penyesuaian dari mesin dengan pasien. Pertukaran gas yang tidak adekuat dapat berhubungan dengan faktor-faktor yang sangat beragam; tingkat kesadaran, atelektasis, kelebihan cairan, nyeri insisi, atau penyakit primer seperti pneumonia. Intervensi keperawatan yang penting pada klien yang mendapat ventilasi mekanik yaitu auskultasi paru dan interpretasi gas darah arteri.
  • 24. Penatalaksanaan jalan nafas Ventilasi tekanan positif kontinu meningkatkan pembentukan sekresi apapun kondisi pasien yang mendasari. Perawat harus mengidentifikasi adanya sekresi dengan auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam. Tindakan untuk membersihakn jalan nafas termasuk pengisapan, fisioterapi dada, perubahan posisi yang sering, dan peningkatan mobilitas secepat mungkin. Humidifikasi dengan cara ventilator dipertahankan untuk membantu pengenceran sekresi sehingga sekresi lebih mudah dikeluarkan. Bronkodilator baik intravena maupun inhalasi, diberikan sesuai dengan resep untuk mendilatasi bronkiolus
  • 25. Mencegah trauma dan infeksi Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan selang endotrakea atau trakeostomi. Selang ventilator diposisikan sedemikian rupa sehingga hanya sedikit kemungkinan tertarik atau penyimpangan selang dalam trakea. Perawatan trakeostomi dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika diindikasikan karena peningkatan resiko infeksi. Higiene oral sering dilakukan karena rongga oral merupakan sumber utama kontaminasi paru-paru pada pasien yang diintubasi pada pasien lemah. Adanya selang nasogastrik dan penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi mekanik juga telah mempredisposisikan pasien pada pneumonia nosokomial akibat aspirasi. Pasien juga diposisikan dengan kepala dinaikkan lebih tinggi dari perut sedapat mungkin untuk mengurangi potensial aspirasi isi lambung.
  • 26. Peningkatan tingkat mobilitas optimal Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan dengan ventilator. Mobilitas dan aktivitas otot sangat bermanfaat karena menstimuli pernafasan dan memperbaiki mental. Latihan rentang gerak pasif/aktif dilakukan tiap 8 jam untuk mencegah atrofi otot, kontraktur dan statis vena.
  • 27. Meningkatkan komunikasi optimal Metode komunikasi alternatif harus dikembangkan untuk pasien dengan ventilasi mekanik. Bila keterbatasan pasien diketahui, perawat menggunakan pendekatan komunikasi; membaca gerak bibir, menggunakan kertas dan pensil, bahasa gerak tubuh, papan komunikasi, papan pengumuman. Ahli terapi bahasadapat membantu dalam menentuka metode yang paling sesuai untuk pasien.
  • 28. Meningkatkan kemampuan koping. Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai ventilator, kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat bermanfaat. Memberikan penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk mengurangi ansietas dan membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit. Klien mungkin menjadi menarik diri atau depresi selama ventilasi mekanik terutama jika berkepanjangan akibatnya perawat harus menginformasikan tentang kemajuannya pada klien, bila memungkinkan pengalihan perhatian seperti menonton TV, bermain musik atau berjalan-jalan jika sesuai dan memungkinkan dilakukan. Teknik penurunan stress (pijatan punggung, tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan memampukan klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan ketergantungan pada ventilator
  • 29. Evaluasi Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan antara lain : 1. Menunjukkan pertukaran gas, kadar gas darah arteri, tekanan arteri pulmonal dan tanda-tanda vital yang adekuat. 2. Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal. 3. Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel darah putih. 4. Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan. 5. Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis, gerak tubuh atau alat komunikasi lainnya. 6. Dapat mengatasi masalah secara efektif.
  • 30. Penyapihan dari ventilasi mekanik Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik : 1. Tes penyapihan • Kapasitas vital 10-15 cc / kg • Volume tidal 4-5 cc / kg • Ventilasi menit 6-10 l • Frekuensi permenit < 20 permenit
  • 31. 2. Pengaturan ventilator • FiO2 < 50% • Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP) : 0 3. Gas darah arteri • PaCO2 normal • PaO2 60-70 mmHg • PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki 4. Selang Endotrakeal • Posisi diatas karina pada foto Rontgen • Ukuran : diameter 8.5 mm 5. Nutrisi • Kalori perhari 2000-2500 kal • Waktu : 1 jam sebelum makan
  • 32. 6. Jalan nafas • Sekresi : antibiotik bila terjadi perubahan warna, penghisapan (suctioning) • Bronkospasme : kontrol dengan Beta Adrenergik, Tiofilin atau Steroid • Posisi : duduk, semi fowler 7. Obat-obatan • Agen sedative : dihentikan lebih dari 24 jam • Agen paralise : dihentikan lebih dari 24 jam 8. Emosi Persiapan psikologis terhadap penyapihan 9. Fisik Stabil, istirahat terpenuhi