Program KIP (Kampong Improvement Program) berbasis Tridaya Studi Kasus Kampung Wisata Jodipan Kota Malang Jawa Timur membahas perubahan Kampung Jodipan menjadi kampung wisata dan dampaknya. Perubahan fisik kampung meningkatkan perekonomian warga dan kesejahteraan mereka. Kerja sama warga dan kesadaran akan kebersihan lingkungan membantu keberhasilan program.
1. “Program KIP (Kampong
Improvement Program)
berbasis Tridaya Studi Kasus
Kampung Wisata Jodipan
Kota Malang Jawa Timur”
Di Review Oleh:
Winda Magribfa Limbanadi
NIM: (20021105010)
Oleh: Moh. Najib Abdillah
Mahasiswa Program Magister Ilmu
Administrasi Universitas Islam Malang
2. AGENDA PEMBAHASAN
3 UNSUR TRIDAYA
KESIMPULAN
LATAR BELAKANG WILAYAH
PENDAHULUAN
KAJIAN TEORI
PEMBAHASAN
Gambar:
Kondisi
Lingkungan
Kelurahan
Jodipan
3. LATAR BELAKANG
Kelurahan Jodipan merupakan salah satu Kelurahan
Desa Wisata yang terletak di Kecamatan Blimbing,
Kota Malang, Provinsi Jawa Timur. Kelurahan yang
terkenal dengan Kampung Warna-Warninya ini
memiliki jumlah penduduk sebanyak 11.750 jiwa
yang terbagi menjadi 5.877 jiwa penduduk laki-laki
serta 5.873 jiwa penduduk perempuan. (Sumber
data BPS Kecamatan Blimbing tahun 2020).
Gambar: Peta Resiko Bencana Kelurahan Jodipan
4. KAJIAN TEORI
Arti kata kampung dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
adalah suatu Desa yang terdiri dari kelompok rumah yg merupakan
bagian kota (biasanya dihuni orang berpenghasilan rendah); (2) n
desa; dusun; (3) n kesatuan administrasi terkecil yg menempati
wilayah tertentu, terletak di bawah kecamatan; (4) a terkebelakang
(belum modern); berkaitan dengan kebiasaan di kampung; kolot
Pertumbuhan daerah pemukiman yang diakibatkan oleh tingkat
pertumbuhan penduduk yang cukup pesat menyebabkan lingkungan
perumahan sangat membutuhkan peningkatan dan perbaikan
fasilitas-fasilitas yang ada, khususnya lingkungan kampung. Agar
masyarakat dapat tinggal dalam lingkungan perumahan yang sehat
dan nyaman, maka salah satu usaha yang harus dilakukan adalah
dengan mengadakan perbaikan terhadap lingkungan rumah itu. Hal
ini bisa dilakukan dengan biaya swadaya dari masyarakat sendiri atau
mendapat bantuan dari pemerintah. Salah satu program pemerintah
untuk membantu penyediaan fasilitas perumahan di kampung adalah
Kampung Improvement Programme yang dikenal dengan KIP.
(Sumber: Dinas Pekerjaan Umum, 1987)
Menurut Johan Silas komponen standar KIP yang lebih
umum dilaksanakan di kampung Surabaya adalah :
1. Jalan kendaraan (sampai dengan 300 meter)
2. Jalan setapak (sesuai kebutuhan setempat)
3. Pengadaan air bersih (melayani lebih-kurang 30 KK)
4. Saluran air hujan (dengan gorong-gorongrtya)
5. MCK (Mandi, Cuci, Kakus) umumnya berupa
komponen tambahan, karena untuk daerah perkotaan
hampir semua rumah sudah memiliki secara
perorangan)
Gambar: Johan Silas tokoh
arsitektur Indonesia,
terutama dalam bidang
perumahan, permukiman,
perkotaan, dan lingkungan.
7. PEMBAHASAN
Pada isi pembahasan dari Si Penulis terbagi menjadi:
1. Faktor Pendukung Perubahan Kampung Wisata Jodipan
(Aspek Sumber Daya Manusia, Aspek Sarana dan
Prasarana)
2. Faktor Penghambat Perubahan Kampung Wisata
Jodipan (Hambatan Dari Segi Lingkungan, Hambatan
Dari Segi Dukungan Pemerintah, Hambatan Dari Segi
Warga Masyarakat)
3. Dampak Sosial Perubahan Kampung Wisata Jodipan
(Pola Pandang Terhadap Kebersihan, Pola
Kebersamaan Warga, Kesadaran Akan Pentingnya
Pendidikan)
4. Dampak Ekonomi Perubahan Kampung Wisata Jodipan
8. Sebelumnya untuk mencari penghasilan warga kelurahan Jodipan harus bekerja diluar wilayah kampung, hal
ini karena tidak ada lapangan pekerjaan dan kesempatan lapangan pekerjaan yang baik di sekitar mereka. Jika
sebelumnya warga yang sebelumnya berada di pinggiran sungai yang memang tidak memiliki pendidikan
tinggi ini bekerja sebagai penarik becak, pengumpul batu, pedagang asongan, agro bell dan lain-lain yang
dinilai pekerjaan kelas bawah, banyak juga yang hanya bekerja serabutan.
Namun setelah adanya perubahan bentuk fisik kampung menjadi kampung wisata maka perlahan banyak
lapangan pekerjaan terbuka lebar. Salah satunya menjadi tukang parkir bagi kendaraan pengunjung, penjaga
tiket yang masuk dari tiga pintu utama, penjual makanan atau minuman sekitar wilayah wisata, penjual
kerajinan tangan dan lain-lain. Hal tersebut dipengaruhi karena banyaknya pengunjung yang datang.
Terdapat empat pintu masuk untuk memasuki kampung warna-warni, salah satunya berada di jembatan kaca
yang menghubungkan kampung Tridi dengan Kampung Warna-warni. Tiket masuk sendiri seharga Rp. 3000
per orang, belum termasuk parkir dan tiket masuk ke jembatan kaca yang baru saja dibangun sebagai akses
untuk masuk ke kampung tridi yang berada di seberang kampung warna-warni.
Hasil penjualan tiket tidak serta merta dibagikan begitu saja kepada warga, namun disimpan oleh bendahara
sebagai kas untuk perbaikan dan penambahan wahana baru bagi kampung tersebut juga digunakan sebagai
pengganti iuran wajib kampung seperti iuran kematian, iuran RT-RW, iuran kebersihan dan lain-lain, dan
pembagian sembako gratis setiap enam bulan sekali kepada warga.
Dari adanya kampung wisata ini setidaknya beban hidup warga kampung Jodipan sedikit terbantu, karena
apabila ada warga yang meninggal, maka seluruh biaya pemakaman akan langsung ditanggung dari uang
kas, juga bagi keluarga yang ditinggalkan akan mendapat uang santunan kematian atau uang duka. Begitu
juga dengan warga yang harus mendapatkan rawat inap dirumah sakit, maka akan ada sejumlah uang kas
yang dikeluarkan untuk membantu perawatan warga kampung Jodipan.
UNSUR EKONOMI MASYARAKAT
3 UNSUR TRIDAYA
9. Salah satu unsur pembinaan manusia yaitu membuat Program Kampung Tangguh Kreatif. Selaku
Ketua RW 6 Jodipan, Lutfi menyampaikan bahwa dengan peresmian RW 6 sebagai Kampung Tangguh
Kreatif diharapkan dapat membawa berkah dan bermanfaat bagi masyarakat khususnya di wilayah
Jodipan. Sebelum peresmian Kampung Tangguh Kreatif dengan penandatanganan prasasti, Dandim
0833 kota Malang menyampaikan bahwa beberapa ketangguhan yang harus dimiliki Kampung
Tangguh antara lain tangguh dalam hal kesehatan, pangan, keamanan, informasi serta Sumber Daya
Manusianya.
Selain itu, Partisipasi masyarakat Kampung Jodipan dianalisis berdasarkan macam macam partisipasi,
berdasarkan wawancara masyarakat, maka hasilnya adalah sebagai berikut:
a) kegiatan fisik, masyarakat melakukan kerja bakti untuk membersihkan kampung mereka sebelum
dilakukan pengecatan dan mereka tetap berusaha untuk menjaga kebersihan kampung mereka, selain
itu mereka juga membantu menyiapkan perlengkapan untuk pengecatan; (
b) partisipasi dalam bentuk iuran uang/ barang, masyarakat menyediakan makanan dan minuman bagi
para karyawan PT. Indana paint yang melakukan pengecatan; (
c) partisipasi dalam bentuk dukungan, masyarakat memberikan dukungan penuh pada pembangunan
Kampung Jodipan, sehingga bisa menjadi kampung wisata seperti saat ini, hal ini ditunjukkan dengan
kemauan mereka untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang telah dimusyawarahkan di dalam rapat-
rapat;
(d) partisipasi dalam pengambilan keputusan, masyarakat diajak untuk membahas tawaran dari
mahasiswa UMM dan juga PT. Indana Paint, kemudian diberikan kesempatan untuk memberikan
pendapatnya, maka secara langsung mereka juga ikut berpartisipasi dalam pengambilan keputusan;
(e) Partisipasi representatif, masyarakat Kampung Jodipan pada saat-saat tertentu memberikan
kepercayaan mereka kepada Ketua RT maupun Ketuan RW untuk berhubungan dengan pihak-pihak
luar, misalnya dengan Pemerintah Kota Malang.
UNSUR PEMBINAAN MANUSIA
3 UNSUR TRIDAYA
10. Pola Pembinaan Lingkungan kehidupan masyarakat kampung Jodipan sebelum
terjadinya perubahan menjadi kampung wisata bisa dikatakan sebagian besar sama
seperti kehidupan normal warga masyarakat pada umumnya, hanya saja dalam segi
kebersihan, penataan ruang, pekerjaan dan pola pikir telah mengalami perubahan
yang sangat signifikan menuju kearah yang lebih baik. Hal ini berkaitan erat juga
dengan telah adanya petugas yang mengumpulkan dan mengambil sampah setiap
harinya, setidaknya setiap sore atau malam hari sampah tersebut diambil setelah
pengunjung atau wisatawan telah sepi. Ketegasan dari pihak ketua RW juga
memberikan pengaruh yang luar biasa untuk mengatasi permasalahan sampah.
Dengan pemberian reward berupa pembebasan iuran wajib bagi kampung berupa
pembebasan iuran kematian, iuran kebersihan dan lain-lain bagi mereka yang
berhenti membuang sampah sembarangan. Pada umumnya tempat wisata
memang jarang yang terbebas dari sampah, hal ini tidak bisa diberlakukan di
kampung wisata Jodipan, karena selain sebagai tempat wisata, ini adalah lokasi
hunian, akan sangat tidak nyaman jika dipenuhi dengan sampah, jadi sebisa
mungkin warga masyarakat memang menjaga kebersihan khususnya disekitar
rumah mereka masing-masing. Jalan-jalan yang berada di depan rumah warga pun
di cat warna-warni agar tidak terlihat kotor, adapun dana yang digunakan adalah
dana yang berasal dari penjualan tiket yang terkumpul. Apabila payung-payung
atau hiasan-hiasan yang dipasang sudah terlihat kusam atau rusak, maka dengan
segera akan diperbarui.
UNSUR PEMBINAAN LINGKUNGAN
3 UNSUR TRIDAYA
11. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Program KIP (Kampong Improvement Program) berbasis Tridaya Studi
Kasus Kampung Wisata Jodipan Kota Malang Jawa Timur maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Perubahan yang terjadi pada kampung wisata menyebabkan peningkatan perekonomian, dimana banyak
warganya yang sangat terbantu dengan adanya perubahan yang terjadi, selain itu kesejahteraan
warganya mulai mengalami peningkatan.
2. Proses perubahan kampung warna-warni didukung oleh kerjasama yang baik antar warga
masyarakatnya, kekompakan dan kerukunan menjadi salah satu elemen penting keberhasilan program
ini, warga masyarakat juga terbuka dengan ide-ide baru yang datang dan mereka menyambutnya dengan
tangan terbuka.
3. Kesadaran warga dalam menjaga kebersihan lingkungan dan bekerja sama bahu membahu dalam setiap
permasalahan yang dihadapi kampung mereka menjadi salah satu faktor penting yang digunakan untuk
mencapai kesejahteraan bersama.
Demikian manfaat dari Program KIP (Kampung Improvement Program) berbasis Tridaya Studi Kasus
Kampung Wisata Jodipan Kota Malang Jawa Timur yang sangat berpengaruh bagi ekonomi, pembinaan
manusia serta lingkungan masyarakatnya.