Teori perancangan kota membahas proses perencanaan kota dan hasil desainnya secara terpadu. Dokumen ini menjelaskan tiga teori utama perancangan kota yaitu teori figure/ground yang menganalisis pola hubungan antara bangunan dan ruang terbuka, teori linkage yang mempelajari hubungan antar tempat, dan teori place yang melihat makna suatu kawasan.
2. Pendahuluan
• Ada anggapan: perencana kota berfokus pada
suatu PROSES yaitu RENCANA. Sedangkan
perancangan kota lebih menekankan pada
PRODUK nya yaitu DESAIN.
• Padahal proses seharusnya berorientasi hasil agar
memiliki tujuan yg konkret. Sedangkan agar
tercipta hasil yg baik seharusnya memperhatikan
proses pembuatannya.
• Maka perlu pendekatan perancangan kota secara
terpadu yaitu melihat kota sebagai produk dan
sebagai proses.
3. Strategi terhadap masalah struktur massa perkotaan
dan struktur ruang perkotaan :
1) Elemen-elemen perkotaan yg sdh ada perlu
diperkuat supaya kawasan itu lebih jelas dalam
realitasnya
2) Elemen-elemen perkotaan yg masih berbenturan
dlm suatu kawasan perlu ditransformasikan supaya
lebih mendukung realitasnya.
3) Elemen-elemen perkotaan yg belum ada perlu
diperkenalkan supaya kawasan itu lebih berarti
dalam realitasnya
5. Teori Figure/Ground
• Dipahami melalui pola perkotaan dg
hubungan antara bentuk yg dibangun
(building mass / solid) dan ruang terbuka
(open space / void).
• Tujuan Analisis Figure/Ground:
mengidentifikasi sebuah tekstur dan pola-
pola tata ruang perkotaan (urban fabric)
mengidentifikasi masalah keteraturan
massa/ruang perkotaan
8. Poche adalah gambaran massa bangunan (solid) yang memperjelas konfigurasi
ruang eksterior (void) secara teknis dapat berupa dinding, dan bentuk massa
bangunan lainnya dijelaskan melalui objek berwarna hitam pada gambar
rencana/rancang.
9. homogen yang jelas, di mana ada hanya satu pola penataan
heterogen, di mana dua (atau lebih) pola berbenturan
menyebar dengan kecenderungan kacau
Urban Fabric
10. Teori Linkage
• Membahas hubungan sebuah tempat dg yg
lain dari berbagai aspek sebagai generator
perkotaan.
• Tujuan analisis linkage:
Memperhatikan dan menegaskan hubungan-
hubungan dan gerakan-gerakan (dinamika)
sebuah tata ruang perkotaan (urban fabric)
11. Linkage Visual
Garis: menghubungkan secara langsung dua tempat dengan satu deretan massa
(bangunan atau pohon).
Koridor: dibentuk oleh dua deretan massa (bangunan atau pohon) yang
membentuk sebuah ruang.
Sisi: menghubungkan dua kawasan dengan satu massa. Mirip dengan elemen garis
namun sisi bersifat tidak langsung.
Sumbu: mirip dengan elemen koridor , namun dalam menghubungkan dua daerah
lebih mengutamakan salah satu daerah saja.
Irama: menghubungkan dua tempat dengan variasi massa dan ruang.
12. Linkage Struktural
Tambahan: melanjutkan pola pembangunan yang sudah ada
sebelumnya.
Sambungan: memperkenalkan pola baru pada lingkungan
kawasan.
Tembusan: terdapat dua atau lebih pola yang sudah ada di
sekitarnya dan akan disatukan sebagai pola-pola yang sekaligus
menembus didalam suatu kawasan.
13. Compositional form: merancang objek-objek seperti komposisi
dimensi dan individual yg hub. antara masing-masing agak abstrak
Mega form: menghubungkan struktur-struktur seperti bingkai
linear/grid dicapai melalui hirarki-hirarki yg open ended
Group form: penambahan akumulasi bentuk dan struktur yg
biasanya berdiri di samping ruang terbuka publik. Dikembangkan
secara organis.
Linkage Kolektif
Compositional Form Mega form Group form
14. Teori Place
• Membahas makna sebuah kawasan sebagai
sebuah tempat perkotaan secara arsitektural.
• Hakikat teori place terletak pada pemahaman
budaya dan karakteristik manusia terhadap
tempatnya.
• Tujuan analisis place :
Memberi pengertian mengenai ruang kota
melalui tanda kehidupan perkotaannya
Memberi pengertian mengenai ruang kota secara
kontekstual
Elemen penyusun place akan disampaikan pada pertemuan selanjutnya ....
16. Terima Kasih
Sumber:
Trancik, Roger. (1986). Finding Lost Space, New York, Van
Nostrand Reinhold Company.
Zahnd, Markus (2006). Perancangan Kota Secara Terpadu.
Kanisius, Yogyakarta