SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
KONSELING KELUARGA SAKINAH
A. Dasar.
1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.
2. KMA RI Nomor 3 Tahun 1999 tentang Pembinaan Gerakan Keluarga
Sakinah.
3. Dirjen Bimas Islam Dan Urusan Haji Nomor D/PW.00/928 perihal :
Pelaksanaan Pembinaan Gerakan Keluarga Sakinah.
B. Tujuan Umum
Agar Peserta Diklat memahami hal-hal yang berkaitan dengan teknik konsultasi
perkawinan dan keluarga.
Tujuan Khusus :
1. Agar peserta memahami permasalahan problem rumah tangga
2. Agar peserta mengenal bentuk penasihatan
3. Peserta memahami syarat-syarat penasihatan
4. Peserta memahami klasifikasi permasalahan rumah tangga dan sasaran
penasihatan
5. Peserta mampu memberikan pemecahan dan masukan tentang penyelesaian
masalah perkawinan dan keluarga
C. Pembahasan
1. Pengertian :
Menurut James F Adams yang dikutip I.Djumhur dan Moh.Surya,
Conseleing adalah ” suatu pertalian timbal balik antara dua orang individu di
mana yang seorang ” counselor ’ membantu yang lain ” counselee ” supaya ia
dapat lebih memahami dirinya dalam hubungan dengan masalah-masalah hidup
yang dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu yang akan datang ”.
(I.Djumhur, Moh Surya ; 1988: 29).
Menurut H Koestur Partowisastro, counseling dalam pengertian :
a. Luas, yaitu segala ikhtiar pengaruh psikologis terhadap sesama manusia.
b. Luas, yaitu merupakan suatu hubungan yang sengaja diadakan dengan
manusia lain , dengan maksud agar dengan berbagai cara psikologis kita
dapat mempengaruhi beberapa facet kepribadian sedemikian rupa
sehingga dapat diperoleh sesuatu efek tertentu ( H.Koestoer P. 1982:15).
1
Inti UU Nomor 1 tahun 1974 ialah ” Ikatan lahir batin seorang pria dan
wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga ( rumah
Tangga ) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa
Undang-undang menyatakan bahwa untuk mengadakan ikatan suci dengan
tujuan rumah tangga yang sakinah itu harus dipenuhi prinsip-prinsip
tertentu. Prinsip-prinsip adalah :
a. Memiliki motivasi yang teguh untuk membentuk keluarga sakinah.
b. Melangsungkan perkawinan menurut hukum masing-masing agamanya
dan memncatatkan menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
c. Menjauhi kecendrungan untuk poligami
d. Melangsungkan perkawinan apabila calon suami telah matang jiwa
raganya, dengan usia minimal 19 tahun dan wanita 16 tahun.
e. Selalu menjaga perkawinan tidak sampai pecah atau cerai
f. Menjaga keseimbangan hak dan kedudukan istri dan suami dalam
kehidupan rumah tangga maupun dalam pergaulan di masyarakat
Bagi para muda-mudi yang akan memasuki jenjang perkawinan sering
menemui kesulitan-kesulitan atau hambatan-hambatan. Tidak saja untuk
menegakkan prinsip-.prinsip yang sangat asasi . Tidak sedikit hubungan muda-
mudi gagal mencapai jenjang perkawinan dengan akibat-akibat yang lebih
buruk lagi. Jika suatu perkawinan gagal, maka kebanyakan yang menjadi
korban adalah pihak wanita, walaupun juga tidaksedikit pria menjadi frustasi.
1. Bentuk Penasihatan :
Bentuk penasihatan perkawinan dan keluarga banyak tergantung pada
tujuan atau nasehat yang diinginkan oleh klien. Karena masalah yang
dihadapi orang yang dinasihati tidak selalu sama , maka diperlukan
pendekatan yang berbeda.
Bentuk penasihatan yang lazim dipergunakan diantaranya :
a. Wawancara atau dialog khusus.
Jika yang dinasihati seorang diri atau satu pasang calon pengantin, maka
bentuk penasihatan yang baik dalam wawancara atau dialog secara tatap
muka. Wawancara seperti ini dilakukan di tempat tertutup yang khusus
disediakan untuk itu.
2
b. Wawancara atau dialog umum :
Penasihatan seperti ini dapat dilakukan secara bersama-sama di tempat
tertentu dengan metode caramah atau tanya jawab serta jika perlu
dengan latihan, misalnya upacara ijab dan qabul pernikahan
c. Kunjungan Rumah ( home visit ).
Bentuk wawancara khusus sering terdapat klien yang kerena sifatnya
sangat mendasar dan sensitif, perlu diamati oleh penasehat lebih lanjut.
dan berkesinambungan. Dalam kunjungan rumah itu juga karena
penasehat berpendapat bahwa suatu penasihatan harus diberikan kepada
keluarganya. Saat ini kunjungan rumah menjadi metode yang efektif
untuk memberikan motivasi tanpa melihat ada atau tidak ada kasusnya
d. Penasihatan melalui peer grup :
Remaja saat ini kadang-kadang lebih mudah mendengar pengalaman
dari teman sebaya dari pada penasihatan yang dilakukan oleh orang tua.
Untuk itu perlu dikembangkan penasihatan peer grup. Penasihatan ini
dilakukan dengan cara curah pendapat sesama teman sebaya yang
dibimbing oleh Penasihat. Penasihat perlu mengakui dari pada
menggurui, tetapi justru lebih banyak membatasi diri dari pada
menfasilitasi pertemuan itu
e. Penasihatan melalui media cetak dan media elektronik :
Penasihatan melalui media cetak dilakukan konsultasi penasihatan
tertulis di majalah, koran, buku-buku dsb. Klien menulis surat dan
penasihat menjawab surat tersebut, misalnya surat kabar rubrik tanya
jawab keluarga.
Sedangkan penasihatan melalui media elektronik dilakukan
menggunakan sarana telpon, televisi, radio, dsb. Penasihatan ini dapat
dilaksanakan wawanca langsung antara klien dengan penasihat.
2. Syarat-syarat penasihat :
Seorang penasihat seharusnya bersikap profesional dan sungguh-sungguh
dalam setiap penasihatan yang dilakukan. Dia harus mampu menunjukan
kepribadian dan sikap tertentu untuk mendukung tugasnya. Sikap itu antara
lain :
a. Penasihat harus peka terhadap hubungan antar manusia. Ia harus
memahami hal-hal yang dikatakan dan dilakukan oleh kliennya.
3
b. Penasihat harus melihat kliennya sebagaimana adanya tanpa
mengindahkan perasaan sendiri, keyakinan atau prasangka yang
mungkin mempengaruhinya.
c. Penasihat yang baik mempunyai penghargaan yang terus menerus
terhadap klien serta tetap membiarkan klien mempunai kebebasan
terhadap dirinya
Karena pentingnya sikap pribadi dan integritas seorang penasihat , maka
dalam ART BP4 ditetapkan syarat-syarat penasihat diantaranya adalah :
- Sekurang-kurangnya sudah berumur 25 tahun
- Berkelakuan baik dan beramal sholeh terutama dalam kehidupan
berkeluarga,
- Menyimpan rahasia orang yang berkepentingan
- Sudah mendapat latihan penasihatan menurut keperluan.
Di samping persyaratan-persyaratan diatas seorang penasihat harus selalu
memperkaya pengetahuan dan pengalamannya, baik pengetahuan
perkawinan maupun pengetahuan lainnya, sehingga ia secara nyata
berwibawa dan percaya diri di hadapan orang yang dinasihati.
3. Klasifikasi masalah. :
Masalah ini dibatasi pada persoalan pasangan yang akan melangsungkan
perkawinan, jadi tidak termasuk konflik suami-istri yang sudah berumah
tangga. Faktor-faktor yang menimbulkan problem remaja usia nikah antara
lain :
a. Pembawaan, yaitu faktor yang ada pada individu yang dibawa
sejak lahir.
b. Penyakit-penyakit kejiwaan dan biologis.
c. Gangguan psikologis dalam perkembangan kepribadian.
d. Lingkungan, yaitu pihak ketiga keluarga, tetangga,sekolah dan
masyarakat.
4. Sarana dan fasilitas penasihatan :
Sarana dan fasilitas yang menunjang suksesnya penasihatan antara lain
a. Fisik :
Ruang kantor, ruang penasihatan, peralatan mobilitas, peralatan
elektronik, alamari arsip, file penasihatan, dsb.
4
b. Non fisik :
Organisasi dan tatakerja, juklak penasihatan, buku dan formulir
penasihatan serta perpustakan kerja.
5. Materi penasihatan.
Materi penasihatan disesuaikan dengan kliennya, materi harus berkembang
dan disesuaikan dengan kemajuan perkembangan masyarakat.
Ada empat materi inti yang perlu dukuasai oleh seorang penasihat, yaitu :
a. Undang-undang Perkawinan
b. Hukum Agama
c. Seluk beluk perkawinan
d. Metode Panesihatan.
D. Penutup.
Demikian garis besar materi konseling keluarga sakinah yang masih sangat
sederhana, kami yakin para peserta mampu mengembangkan dan mempraktikkan
hal ini, disesuaikan dengan kondisi dan situasi tempat tugas. Semoga bermanfaat
untuk kita semua.
Denpasar, 2 Juni 2008 M
28 Jumadil Akhir 1429 H.
5
b. Non fisik :
Organisasi dan tatakerja, juklak penasihatan, buku dan formulir
penasihatan serta perpustakan kerja.
5. Materi penasihatan.
Materi penasihatan disesuaikan dengan kliennya, materi harus berkembang
dan disesuaikan dengan kemajuan perkembangan masyarakat.
Ada empat materi inti yang perlu dukuasai oleh seorang penasihat, yaitu :
a. Undang-undang Perkawinan
b. Hukum Agama
c. Seluk beluk perkawinan
d. Metode Panesihatan.
D. Penutup.
Demikian garis besar materi konseling keluarga sakinah yang masih sangat
sederhana, kami yakin para peserta mampu mengembangkan dan mempraktikkan
hal ini, disesuaikan dengan kondisi dan situasi tempat tugas. Semoga bermanfaat
untuk kita semua.
Denpasar, 2 Juni 2008 M
28 Jumadil Akhir 1429 H.
5

More Related Content

Similar to Konseling keluarga sakinah

Hbef 2203 bimbingan dan kaunseling
Hbef 2203 bimbingan dan kaunselingHbef 2203 bimbingan dan kaunseling
Hbef 2203 bimbingan dan kaunseling
ajajamelia
 
Hbef 2203 bimbingan dan kaunseling
Hbef 2203 bimbingan dan kaunselingHbef 2203 bimbingan dan kaunseling
Hbef 2203 bimbingan dan kaunseling
ajajamelia
 
Kb 1 komunikasi kebidanan modul 4
Kb 1 komunikasi kebidanan modul 4Kb 1 komunikasi kebidanan modul 4
Kb 1 komunikasi kebidanan modul 4
Uwes Chaeruman
 
Tugas presentation2
Tugas presentation2Tugas presentation2
Tugas presentation2
iryantitya
 
Makalah pengaruh pemahaman diri terhadap kip
Makalah pengaruh pemahaman diri terhadap kipMakalah pengaruh pemahaman diri terhadap kip
Makalah pengaruh pemahaman diri terhadap kip
OleJyo1
 
Hbl 2, mei ika,hapzi ali, sengketa ekonomi, mercubuana
Hbl 2, mei ika,hapzi ali, sengketa ekonomi, mercubuanaHbl 2, mei ika,hapzi ali, sengketa ekonomi, mercubuana
Hbl 2, mei ika,hapzi ali, sengketa ekonomi, mercubuana
MeikaSihombimg
 
17272886 kemahiran-kaunseling-kelompok
17272886 kemahiran-kaunseling-kelompok17272886 kemahiran-kaunseling-kelompok
17272886 kemahiran-kaunseling-kelompok
Alif Hassan
 

Similar to Konseling keluarga sakinah (20)

Hbef 2203 bimbingan dan kaunseling
Hbef 2203 bimbingan dan kaunselingHbef 2203 bimbingan dan kaunseling
Hbef 2203 bimbingan dan kaunseling
 
Hbef 2203 bimbingan dan kaunseling
Hbef 2203 bimbingan dan kaunselingHbef 2203 bimbingan dan kaunseling
Hbef 2203 bimbingan dan kaunseling
 
Kb 1 komunikasi kebidanan modul 4
Kb 1 komunikasi kebidanan modul 4Kb 1 komunikasi kebidanan modul 4
Kb 1 komunikasi kebidanan modul 4
 
peta kognitif
peta kognitif peta kognitif
peta kognitif
 
Bab 1 bk
Bab 1 bkBab 1 bk
Bab 1 bk
 
Analisis transaksional
Analisis transaksionalAnalisis transaksional
Analisis transaksional
 
Interview Konseling Jurusan Bimbingan Konsleing
Interview Konseling Jurusan Bimbingan KonsleingInterview Konseling Jurusan Bimbingan Konsleing
Interview Konseling Jurusan Bimbingan Konsleing
 
RPP-BAB-6-Ketentuan-Pernikahan-dalam-Islam (2).docx
RPP-BAB-6-Ketentuan-Pernikahan-dalam-Islam (2).docxRPP-BAB-6-Ketentuan-Pernikahan-dalam-Islam (2).docx
RPP-BAB-6-Ketentuan-Pernikahan-dalam-Islam (2).docx
 
NOTA RINGKAS EDU3107
NOTA RINGKAS EDU3107NOTA RINGKAS EDU3107
NOTA RINGKAS EDU3107
 
Tugas presentation2
Tugas presentation2Tugas presentation2
Tugas presentation2
 
Kaunselor bukan guru disiplin
Kaunselor bukan guru disiplinKaunselor bukan guru disiplin
Kaunselor bukan guru disiplin
 
Bab 6 konseling penggembalaan
Bab 6 konseling penggembalaanBab 6 konseling penggembalaan
Bab 6 konseling penggembalaan
 
Makalah pengaruh pemahaman diri terhadap kip
Makalah pengaruh pemahaman diri terhadap kipMakalah pengaruh pemahaman diri terhadap kip
Makalah pengaruh pemahaman diri terhadap kip
 
Hbl 2, mei ika,hapzi ali, sengketa ekonomi, mercubuana
Hbl 2, mei ika,hapzi ali, sengketa ekonomi, mercubuanaHbl 2, mei ika,hapzi ali, sengketa ekonomi, mercubuana
Hbl 2, mei ika,hapzi ali, sengketa ekonomi, mercubuana
 
pengaruh Perceraian orang tua dan dampak terhadap anak
pengaruh Perceraian orang tua dan dampak terhadap anakpengaruh Perceraian orang tua dan dampak terhadap anak
pengaruh Perceraian orang tua dan dampak terhadap anak
 
BAB II.docx
BAB II.docxBAB II.docx
BAB II.docx
 
Ketahanan keluarga
Ketahanan keluargaKetahanan keluarga
Ketahanan keluarga
 
17272886 kemahiran-kaunseling-kelompok
17272886 kemahiran-kaunseling-kelompok17272886 kemahiran-kaunseling-kelompok
17272886 kemahiran-kaunseling-kelompok
 
Materi buku ajar tetes mata 1
Materi buku ajar tetes mata 1Materi buku ajar tetes mata 1
Materi buku ajar tetes mata 1
 
Seks bebas
Seks bebasSeks bebas
Seks bebas
 

Recently uploaded

Toko Obat Kuat Di Medan 081227526446 Jual Viagra Asli Di Medan
Toko Obat Kuat Di Medan 081227526446 Jual Viagra Asli Di MedanToko Obat Kuat Di Medan 081227526446 Jual Viagra Asli Di Medan
Toko Obat Kuat Di Medan 081227526446 Jual Viagra Asli Di Medan
alimenyut76
 
Bahan Materi Kebijakan Publik untuk pendidikan tinggi
Bahan Materi Kebijakan Publik untuk pendidikan tinggiBahan Materi Kebijakan Publik untuk pendidikan tinggi
Bahan Materi Kebijakan Publik untuk pendidikan tinggi
290165
 
Dashboard UPT 4.0 kolaborasi dengan pemda.pptx
Dashboard UPT 4.0 kolaborasi dengan pemda.pptxDashboard UPT 4.0 kolaborasi dengan pemda.pptx
Dashboard UPT 4.0 kolaborasi dengan pemda.pptx
PututJokoWibowo
 
02 PPT Peran Masyarakat dalam Peningkatan Budaya Integritas di Lingkungan Kem...
02 PPT Peran Masyarakat dalam Peningkatan Budaya Integritas di Lingkungan Kem...02 PPT Peran Masyarakat dalam Peningkatan Budaya Integritas di Lingkungan Kem...
02 PPT Peran Masyarakat dalam Peningkatan Budaya Integritas di Lingkungan Kem...
gulieglue
 

Recently uploaded (12)

Toko Obat Kuat Di Medan 081227526446 Jual Viagra Asli Di Medan
Toko Obat Kuat Di Medan 081227526446 Jual Viagra Asli Di MedanToko Obat Kuat Di Medan 081227526446 Jual Viagra Asli Di Medan
Toko Obat Kuat Di Medan 081227526446 Jual Viagra Asli Di Medan
 
Masterplan IAD-PSDA Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat
Masterplan IAD-PSDA Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan BaratMasterplan IAD-PSDA Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat
Masterplan IAD-PSDA Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat
 
Inovasi Kebijakan dalam Administrasi Publik
Inovasi Kebijakan dalam Administrasi PublikInovasi Kebijakan dalam Administrasi Publik
Inovasi Kebijakan dalam Administrasi Publik
 
Bahan Materi Kebijakan Publik untuk pendidikan tinggi
Bahan Materi Kebijakan Publik untuk pendidikan tinggiBahan Materi Kebijakan Publik untuk pendidikan tinggi
Bahan Materi Kebijakan Publik untuk pendidikan tinggi
 
03_pengelolaan kinerja guru semester 1 di PMM
03_pengelolaan kinerja guru semester 1 di PMM03_pengelolaan kinerja guru semester 1 di PMM
03_pengelolaan kinerja guru semester 1 di PMM
 
Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa PemerintahPerencanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
 
Dashboard UPT 4.0 kolaborasi dengan pemda.pptx
Dashboard UPT 4.0 kolaborasi dengan pemda.pptxDashboard UPT 4.0 kolaborasi dengan pemda.pptx
Dashboard UPT 4.0 kolaborasi dengan pemda.pptx
 
Materi Pengelolaan Keuangan desa dan aset
Materi Pengelolaan Keuangan desa dan asetMateri Pengelolaan Keuangan desa dan aset
Materi Pengelolaan Keuangan desa dan aset
 
02 PPT Peran Masyarakat dalam Peningkatan Budaya Integritas di Lingkungan Kem...
02 PPT Peran Masyarakat dalam Peningkatan Budaya Integritas di Lingkungan Kem...02 PPT Peran Masyarakat dalam Peningkatan Budaya Integritas di Lingkungan Kem...
02 PPT Peran Masyarakat dalam Peningkatan Budaya Integritas di Lingkungan Kem...
 
Perbandingan Pemerintahan - Sistem Pemerintahan Trias Politica di Indonesia
Perbandingan Pemerintahan - Sistem Pemerintahan Trias Politica di IndonesiaPerbandingan Pemerintahan - Sistem Pemerintahan Trias Politica di Indonesia
Perbandingan Pemerintahan - Sistem Pemerintahan Trias Politica di Indonesia
 
Tugas dan kewenangan PKA dan PPK dalam PBJ .pptx
Tugas dan kewenangan PKA dan PPK dalam PBJ .pptxTugas dan kewenangan PKA dan PPK dalam PBJ .pptx
Tugas dan kewenangan PKA dan PPK dalam PBJ .pptx
 
Kebijakan dan Strategi Pengembangan Korporasi Petani
Kebijakan dan Strategi Pengembangan Korporasi PetaniKebijakan dan Strategi Pengembangan Korporasi Petani
Kebijakan dan Strategi Pengembangan Korporasi Petani
 

Konseling keluarga sakinah

  • 1. KONSELING KELUARGA SAKINAH A. Dasar. 1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. 2. KMA RI Nomor 3 Tahun 1999 tentang Pembinaan Gerakan Keluarga Sakinah. 3. Dirjen Bimas Islam Dan Urusan Haji Nomor D/PW.00/928 perihal : Pelaksanaan Pembinaan Gerakan Keluarga Sakinah. B. Tujuan Umum Agar Peserta Diklat memahami hal-hal yang berkaitan dengan teknik konsultasi perkawinan dan keluarga. Tujuan Khusus : 1. Agar peserta memahami permasalahan problem rumah tangga 2. Agar peserta mengenal bentuk penasihatan 3. Peserta memahami syarat-syarat penasihatan 4. Peserta memahami klasifikasi permasalahan rumah tangga dan sasaran penasihatan 5. Peserta mampu memberikan pemecahan dan masukan tentang penyelesaian masalah perkawinan dan keluarga C. Pembahasan 1. Pengertian : Menurut James F Adams yang dikutip I.Djumhur dan Moh.Surya, Conseleing adalah ” suatu pertalian timbal balik antara dua orang individu di mana yang seorang ” counselor ’ membantu yang lain ” counselee ” supaya ia dapat lebih memahami dirinya dalam hubungan dengan masalah-masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu yang akan datang ”. (I.Djumhur, Moh Surya ; 1988: 29). Menurut H Koestur Partowisastro, counseling dalam pengertian : a. Luas, yaitu segala ikhtiar pengaruh psikologis terhadap sesama manusia. b. Luas, yaitu merupakan suatu hubungan yang sengaja diadakan dengan manusia lain , dengan maksud agar dengan berbagai cara psikologis kita dapat mempengaruhi beberapa facet kepribadian sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh sesuatu efek tertentu ( H.Koestoer P. 1982:15). 1
  • 2. Inti UU Nomor 1 tahun 1974 ialah ” Ikatan lahir batin seorang pria dan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga ( rumah Tangga ) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa Undang-undang menyatakan bahwa untuk mengadakan ikatan suci dengan tujuan rumah tangga yang sakinah itu harus dipenuhi prinsip-prinsip tertentu. Prinsip-prinsip adalah : a. Memiliki motivasi yang teguh untuk membentuk keluarga sakinah. b. Melangsungkan perkawinan menurut hukum masing-masing agamanya dan memncatatkan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. c. Menjauhi kecendrungan untuk poligami d. Melangsungkan perkawinan apabila calon suami telah matang jiwa raganya, dengan usia minimal 19 tahun dan wanita 16 tahun. e. Selalu menjaga perkawinan tidak sampai pecah atau cerai f. Menjaga keseimbangan hak dan kedudukan istri dan suami dalam kehidupan rumah tangga maupun dalam pergaulan di masyarakat Bagi para muda-mudi yang akan memasuki jenjang perkawinan sering menemui kesulitan-kesulitan atau hambatan-hambatan. Tidak saja untuk menegakkan prinsip-.prinsip yang sangat asasi . Tidak sedikit hubungan muda- mudi gagal mencapai jenjang perkawinan dengan akibat-akibat yang lebih buruk lagi. Jika suatu perkawinan gagal, maka kebanyakan yang menjadi korban adalah pihak wanita, walaupun juga tidaksedikit pria menjadi frustasi. 1. Bentuk Penasihatan : Bentuk penasihatan perkawinan dan keluarga banyak tergantung pada tujuan atau nasehat yang diinginkan oleh klien. Karena masalah yang dihadapi orang yang dinasihati tidak selalu sama , maka diperlukan pendekatan yang berbeda. Bentuk penasihatan yang lazim dipergunakan diantaranya : a. Wawancara atau dialog khusus. Jika yang dinasihati seorang diri atau satu pasang calon pengantin, maka bentuk penasihatan yang baik dalam wawancara atau dialog secara tatap muka. Wawancara seperti ini dilakukan di tempat tertutup yang khusus disediakan untuk itu. 2
  • 3. b. Wawancara atau dialog umum : Penasihatan seperti ini dapat dilakukan secara bersama-sama di tempat tertentu dengan metode caramah atau tanya jawab serta jika perlu dengan latihan, misalnya upacara ijab dan qabul pernikahan c. Kunjungan Rumah ( home visit ). Bentuk wawancara khusus sering terdapat klien yang kerena sifatnya sangat mendasar dan sensitif, perlu diamati oleh penasehat lebih lanjut. dan berkesinambungan. Dalam kunjungan rumah itu juga karena penasehat berpendapat bahwa suatu penasihatan harus diberikan kepada keluarganya. Saat ini kunjungan rumah menjadi metode yang efektif untuk memberikan motivasi tanpa melihat ada atau tidak ada kasusnya d. Penasihatan melalui peer grup : Remaja saat ini kadang-kadang lebih mudah mendengar pengalaman dari teman sebaya dari pada penasihatan yang dilakukan oleh orang tua. Untuk itu perlu dikembangkan penasihatan peer grup. Penasihatan ini dilakukan dengan cara curah pendapat sesama teman sebaya yang dibimbing oleh Penasihat. Penasihat perlu mengakui dari pada menggurui, tetapi justru lebih banyak membatasi diri dari pada menfasilitasi pertemuan itu e. Penasihatan melalui media cetak dan media elektronik : Penasihatan melalui media cetak dilakukan konsultasi penasihatan tertulis di majalah, koran, buku-buku dsb. Klien menulis surat dan penasihat menjawab surat tersebut, misalnya surat kabar rubrik tanya jawab keluarga. Sedangkan penasihatan melalui media elektronik dilakukan menggunakan sarana telpon, televisi, radio, dsb. Penasihatan ini dapat dilaksanakan wawanca langsung antara klien dengan penasihat. 2. Syarat-syarat penasihat : Seorang penasihat seharusnya bersikap profesional dan sungguh-sungguh dalam setiap penasihatan yang dilakukan. Dia harus mampu menunjukan kepribadian dan sikap tertentu untuk mendukung tugasnya. Sikap itu antara lain : a. Penasihat harus peka terhadap hubungan antar manusia. Ia harus memahami hal-hal yang dikatakan dan dilakukan oleh kliennya. 3
  • 4. b. Penasihat harus melihat kliennya sebagaimana adanya tanpa mengindahkan perasaan sendiri, keyakinan atau prasangka yang mungkin mempengaruhinya. c. Penasihat yang baik mempunyai penghargaan yang terus menerus terhadap klien serta tetap membiarkan klien mempunai kebebasan terhadap dirinya Karena pentingnya sikap pribadi dan integritas seorang penasihat , maka dalam ART BP4 ditetapkan syarat-syarat penasihat diantaranya adalah : - Sekurang-kurangnya sudah berumur 25 tahun - Berkelakuan baik dan beramal sholeh terutama dalam kehidupan berkeluarga, - Menyimpan rahasia orang yang berkepentingan - Sudah mendapat latihan penasihatan menurut keperluan. Di samping persyaratan-persyaratan diatas seorang penasihat harus selalu memperkaya pengetahuan dan pengalamannya, baik pengetahuan perkawinan maupun pengetahuan lainnya, sehingga ia secara nyata berwibawa dan percaya diri di hadapan orang yang dinasihati. 3. Klasifikasi masalah. : Masalah ini dibatasi pada persoalan pasangan yang akan melangsungkan perkawinan, jadi tidak termasuk konflik suami-istri yang sudah berumah tangga. Faktor-faktor yang menimbulkan problem remaja usia nikah antara lain : a. Pembawaan, yaitu faktor yang ada pada individu yang dibawa sejak lahir. b. Penyakit-penyakit kejiwaan dan biologis. c. Gangguan psikologis dalam perkembangan kepribadian. d. Lingkungan, yaitu pihak ketiga keluarga, tetangga,sekolah dan masyarakat. 4. Sarana dan fasilitas penasihatan : Sarana dan fasilitas yang menunjang suksesnya penasihatan antara lain a. Fisik : Ruang kantor, ruang penasihatan, peralatan mobilitas, peralatan elektronik, alamari arsip, file penasihatan, dsb. 4
  • 5. b. Non fisik : Organisasi dan tatakerja, juklak penasihatan, buku dan formulir penasihatan serta perpustakan kerja. 5. Materi penasihatan. Materi penasihatan disesuaikan dengan kliennya, materi harus berkembang dan disesuaikan dengan kemajuan perkembangan masyarakat. Ada empat materi inti yang perlu dukuasai oleh seorang penasihat, yaitu : a. Undang-undang Perkawinan b. Hukum Agama c. Seluk beluk perkawinan d. Metode Panesihatan. D. Penutup. Demikian garis besar materi konseling keluarga sakinah yang masih sangat sederhana, kami yakin para peserta mampu mengembangkan dan mempraktikkan hal ini, disesuaikan dengan kondisi dan situasi tempat tugas. Semoga bermanfaat untuk kita semua. Denpasar, 2 Juni 2008 M 28 Jumadil Akhir 1429 H. 5
  • 6. b. Non fisik : Organisasi dan tatakerja, juklak penasihatan, buku dan formulir penasihatan serta perpustakan kerja. 5. Materi penasihatan. Materi penasihatan disesuaikan dengan kliennya, materi harus berkembang dan disesuaikan dengan kemajuan perkembangan masyarakat. Ada empat materi inti yang perlu dukuasai oleh seorang penasihat, yaitu : a. Undang-undang Perkawinan b. Hukum Agama c. Seluk beluk perkawinan d. Metode Panesihatan. D. Penutup. Demikian garis besar materi konseling keluarga sakinah yang masih sangat sederhana, kami yakin para peserta mampu mengembangkan dan mempraktikkan hal ini, disesuaikan dengan kondisi dan situasi tempat tugas. Semoga bermanfaat untuk kita semua. Denpasar, 2 Juni 2008 M 28 Jumadil Akhir 1429 H. 5