Kebijakan dan Strategi Pengembangan Korporasi Petani
Konseling keluarga sakinah
1. KONSELING KELUARGA SAKINAH
A. Dasar.
1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.
2. KMA RI Nomor 3 Tahun 1999 tentang Pembinaan Gerakan Keluarga
Sakinah.
3. Dirjen Bimas Islam Dan Urusan Haji Nomor D/PW.00/928 perihal :
Pelaksanaan Pembinaan Gerakan Keluarga Sakinah.
B. Tujuan Umum
Agar Peserta Diklat memahami hal-hal yang berkaitan dengan teknik konsultasi
perkawinan dan keluarga.
Tujuan Khusus :
1. Agar peserta memahami permasalahan problem rumah tangga
2. Agar peserta mengenal bentuk penasihatan
3. Peserta memahami syarat-syarat penasihatan
4. Peserta memahami klasifikasi permasalahan rumah tangga dan sasaran
penasihatan
5. Peserta mampu memberikan pemecahan dan masukan tentang penyelesaian
masalah perkawinan dan keluarga
C. Pembahasan
1. Pengertian :
Menurut James F Adams yang dikutip I.Djumhur dan Moh.Surya,
Conseleing adalah ” suatu pertalian timbal balik antara dua orang individu di
mana yang seorang ” counselor ’ membantu yang lain ” counselee ” supaya ia
dapat lebih memahami dirinya dalam hubungan dengan masalah-masalah hidup
yang dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu yang akan datang ”.
(I.Djumhur, Moh Surya ; 1988: 29).
Menurut H Koestur Partowisastro, counseling dalam pengertian :
a. Luas, yaitu segala ikhtiar pengaruh psikologis terhadap sesama manusia.
b. Luas, yaitu merupakan suatu hubungan yang sengaja diadakan dengan
manusia lain , dengan maksud agar dengan berbagai cara psikologis kita
dapat mempengaruhi beberapa facet kepribadian sedemikian rupa
sehingga dapat diperoleh sesuatu efek tertentu ( H.Koestoer P. 1982:15).
1
2. Inti UU Nomor 1 tahun 1974 ialah ” Ikatan lahir batin seorang pria dan
wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga ( rumah
Tangga ) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa
Undang-undang menyatakan bahwa untuk mengadakan ikatan suci dengan
tujuan rumah tangga yang sakinah itu harus dipenuhi prinsip-prinsip
tertentu. Prinsip-prinsip adalah :
a. Memiliki motivasi yang teguh untuk membentuk keluarga sakinah.
b. Melangsungkan perkawinan menurut hukum masing-masing agamanya
dan memncatatkan menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
c. Menjauhi kecendrungan untuk poligami
d. Melangsungkan perkawinan apabila calon suami telah matang jiwa
raganya, dengan usia minimal 19 tahun dan wanita 16 tahun.
e. Selalu menjaga perkawinan tidak sampai pecah atau cerai
f. Menjaga keseimbangan hak dan kedudukan istri dan suami dalam
kehidupan rumah tangga maupun dalam pergaulan di masyarakat
Bagi para muda-mudi yang akan memasuki jenjang perkawinan sering
menemui kesulitan-kesulitan atau hambatan-hambatan. Tidak saja untuk
menegakkan prinsip-.prinsip yang sangat asasi . Tidak sedikit hubungan muda-
mudi gagal mencapai jenjang perkawinan dengan akibat-akibat yang lebih
buruk lagi. Jika suatu perkawinan gagal, maka kebanyakan yang menjadi
korban adalah pihak wanita, walaupun juga tidaksedikit pria menjadi frustasi.
1. Bentuk Penasihatan :
Bentuk penasihatan perkawinan dan keluarga banyak tergantung pada
tujuan atau nasehat yang diinginkan oleh klien. Karena masalah yang
dihadapi orang yang dinasihati tidak selalu sama , maka diperlukan
pendekatan yang berbeda.
Bentuk penasihatan yang lazim dipergunakan diantaranya :
a. Wawancara atau dialog khusus.
Jika yang dinasihati seorang diri atau satu pasang calon pengantin, maka
bentuk penasihatan yang baik dalam wawancara atau dialog secara tatap
muka. Wawancara seperti ini dilakukan di tempat tertutup yang khusus
disediakan untuk itu.
2
3. b. Wawancara atau dialog umum :
Penasihatan seperti ini dapat dilakukan secara bersama-sama di tempat
tertentu dengan metode caramah atau tanya jawab serta jika perlu
dengan latihan, misalnya upacara ijab dan qabul pernikahan
c. Kunjungan Rumah ( home visit ).
Bentuk wawancara khusus sering terdapat klien yang kerena sifatnya
sangat mendasar dan sensitif, perlu diamati oleh penasehat lebih lanjut.
dan berkesinambungan. Dalam kunjungan rumah itu juga karena
penasehat berpendapat bahwa suatu penasihatan harus diberikan kepada
keluarganya. Saat ini kunjungan rumah menjadi metode yang efektif
untuk memberikan motivasi tanpa melihat ada atau tidak ada kasusnya
d. Penasihatan melalui peer grup :
Remaja saat ini kadang-kadang lebih mudah mendengar pengalaman
dari teman sebaya dari pada penasihatan yang dilakukan oleh orang tua.
Untuk itu perlu dikembangkan penasihatan peer grup. Penasihatan ini
dilakukan dengan cara curah pendapat sesama teman sebaya yang
dibimbing oleh Penasihat. Penasihat perlu mengakui dari pada
menggurui, tetapi justru lebih banyak membatasi diri dari pada
menfasilitasi pertemuan itu
e. Penasihatan melalui media cetak dan media elektronik :
Penasihatan melalui media cetak dilakukan konsultasi penasihatan
tertulis di majalah, koran, buku-buku dsb. Klien menulis surat dan
penasihat menjawab surat tersebut, misalnya surat kabar rubrik tanya
jawab keluarga.
Sedangkan penasihatan melalui media elektronik dilakukan
menggunakan sarana telpon, televisi, radio, dsb. Penasihatan ini dapat
dilaksanakan wawanca langsung antara klien dengan penasihat.
2. Syarat-syarat penasihat :
Seorang penasihat seharusnya bersikap profesional dan sungguh-sungguh
dalam setiap penasihatan yang dilakukan. Dia harus mampu menunjukan
kepribadian dan sikap tertentu untuk mendukung tugasnya. Sikap itu antara
lain :
a. Penasihat harus peka terhadap hubungan antar manusia. Ia harus
memahami hal-hal yang dikatakan dan dilakukan oleh kliennya.
3
4. b. Penasihat harus melihat kliennya sebagaimana adanya tanpa
mengindahkan perasaan sendiri, keyakinan atau prasangka yang
mungkin mempengaruhinya.
c. Penasihat yang baik mempunyai penghargaan yang terus menerus
terhadap klien serta tetap membiarkan klien mempunai kebebasan
terhadap dirinya
Karena pentingnya sikap pribadi dan integritas seorang penasihat , maka
dalam ART BP4 ditetapkan syarat-syarat penasihat diantaranya adalah :
- Sekurang-kurangnya sudah berumur 25 tahun
- Berkelakuan baik dan beramal sholeh terutama dalam kehidupan
berkeluarga,
- Menyimpan rahasia orang yang berkepentingan
- Sudah mendapat latihan penasihatan menurut keperluan.
Di samping persyaratan-persyaratan diatas seorang penasihat harus selalu
memperkaya pengetahuan dan pengalamannya, baik pengetahuan
perkawinan maupun pengetahuan lainnya, sehingga ia secara nyata
berwibawa dan percaya diri di hadapan orang yang dinasihati.
3. Klasifikasi masalah. :
Masalah ini dibatasi pada persoalan pasangan yang akan melangsungkan
perkawinan, jadi tidak termasuk konflik suami-istri yang sudah berumah
tangga. Faktor-faktor yang menimbulkan problem remaja usia nikah antara
lain :
a. Pembawaan, yaitu faktor yang ada pada individu yang dibawa
sejak lahir.
b. Penyakit-penyakit kejiwaan dan biologis.
c. Gangguan psikologis dalam perkembangan kepribadian.
d. Lingkungan, yaitu pihak ketiga keluarga, tetangga,sekolah dan
masyarakat.
4. Sarana dan fasilitas penasihatan :
Sarana dan fasilitas yang menunjang suksesnya penasihatan antara lain
a. Fisik :
Ruang kantor, ruang penasihatan, peralatan mobilitas, peralatan
elektronik, alamari arsip, file penasihatan, dsb.
4
5. b. Non fisik :
Organisasi dan tatakerja, juklak penasihatan, buku dan formulir
penasihatan serta perpustakan kerja.
5. Materi penasihatan.
Materi penasihatan disesuaikan dengan kliennya, materi harus berkembang
dan disesuaikan dengan kemajuan perkembangan masyarakat.
Ada empat materi inti yang perlu dukuasai oleh seorang penasihat, yaitu :
a. Undang-undang Perkawinan
b. Hukum Agama
c. Seluk beluk perkawinan
d. Metode Panesihatan.
D. Penutup.
Demikian garis besar materi konseling keluarga sakinah yang masih sangat
sederhana, kami yakin para peserta mampu mengembangkan dan mempraktikkan
hal ini, disesuaikan dengan kondisi dan situasi tempat tugas. Semoga bermanfaat
untuk kita semua.
Denpasar, 2 Juni 2008 M
28 Jumadil Akhir 1429 H.
5
6. b. Non fisik :
Organisasi dan tatakerja, juklak penasihatan, buku dan formulir
penasihatan serta perpustakan kerja.
5. Materi penasihatan.
Materi penasihatan disesuaikan dengan kliennya, materi harus berkembang
dan disesuaikan dengan kemajuan perkembangan masyarakat.
Ada empat materi inti yang perlu dukuasai oleh seorang penasihat, yaitu :
a. Undang-undang Perkawinan
b. Hukum Agama
c. Seluk beluk perkawinan
d. Metode Panesihatan.
D. Penutup.
Demikian garis besar materi konseling keluarga sakinah yang masih sangat
sederhana, kami yakin para peserta mampu mengembangkan dan mempraktikkan
hal ini, disesuaikan dengan kondisi dan situasi tempat tugas. Semoga bermanfaat
untuk kita semua.
Denpasar, 2 Juni 2008 M
28 Jumadil Akhir 1429 H.
5