Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya ketahanan keluarga dan mengelola konflik secara konstruktif. Lima aspek ketahanan keluarga yang disebutkan adalah memiliki nilai-nilai Islam yang kuat, kemandirian ekonomi, mampu menghadapi goncangan, memainkan peran sosial, dan mampu menyelesaikan masalah. Dokumen tersebut juga memberikan panduan untuk mencegah, menghadapi, dan menyelesaikan konflik se
2. Pernikahan yang menjadi pintu
gerbang dalam pembangunan
keluarga merupakan sesuatu
yang amat penting.
Kalimat dalam aqad nikah
yang begitu mudah dan ringan
diucapkan sebenarnya
memiliki konsekuensi dan
tanggungjawab yang sangat
berat
3. Bagaimana dari pernikahan itu
terwujud rumah tangga yang baik,
melahirkan generasi yang baik dan
memberi manfaat kebaikan bagi
agama, masyarakat, bangsa dan
negara.
Terwujudnya ketahanan keluarga
menjadi sesuatu yang amat penting
agar perjalanan keluarga bisa
berlangsung sebagaimana yang
diharapkan, baik harapan orang yang
berusaha membangun kehidupan
keluarga, keluarga besarnya maupun
masyarakat sekitarnya
4. 5 Aspek ketahanan keluarga yang
harus dimiliki :
1. Memiliki Kemandirian Nilai Islam
Pengaruh era globalisasi sedemikian
besar, memiliki kemandirian nilai
menjadi perkara yang amat penting,
karena sesama anggota keluarga
memang tidak bisa saling mengawasi
setiap saat, bahkan tingkat kesibukan
yang tinggi membuat anggota
keluarga sulit berkomunikasi
meskipun alat-alat komunikasi sudah
semakin canggih.
5. 2. Memiliki Kemandirian Ekonomi
Setiap manusia membutuhkan
makan, minum, berpakaian,
bertempat tinggal, berkendaraan
dan sebagainya hingga
pengembangan diri. Untuk
memenuhi semua itu,
dibutuhkan pendanaan dalam
jumlah yang cukup yang
didapatkan dengan cara yang
halal.
6. 3. Tahan Menghadapi Goncangan Keluarga
Kehidupan keluarga tidak lepas dari
berbagai goncangan yang bisa
membahayakan keluarga, ada konflik
suami-isteri, ketidakharmonisan antara
menantu dengan mertua bahkan dengan
orang tuanya sendiri, hubungan orang
tua dengan anak atau sebaliknya yang
tidak menyenangkan, campur tangan
keluarga besar dalam menghadapi
persoalan keluarga sampai pengaruh
tetangga atau masyarakat sekitar yang
tidak selalu baik dalam perjalanan
keluarga.
7. 4.Keuletan dan Ketangguhan Dalam
Memainkan Peran Sosial
Keshalehan seorang muslim tidak hanya
bersifat pribadi dalam arti ia menjadi baik
hanya untuk kepentingan diri dan
keluarganya, tapi keshalehannya juga
harus ditunjukkan dalam bentuk
keshalehan sosial. Hal ini karena di dalam
Islam ada dua hubungan yang harus
dijalin, yakni hubungan vertikal kepada
Allah swt yang biasa disebut dengan
hablum minallah dan hubungan horizontal
kepada sesama manusia dan sekitarnya
yang disebut dengan hablum minannas.
8. 5. Mampu Menyelesaikan Problema
Yang Dihadapi
Menjalani kehidupan keluarga seringkali
berhadapan dengan berbagai problema,
jangankan kehidupan keluarga, kehidupan
pribadi saja tidak pernah sepi dari persoalan.
Kadangkala satu persoalan belum bisa
dipecahkan namun sudah muncul lagi
persoalan berikut yang bisa jadi lebih berat.
Dalam situasi menghadapi problema hidup,
sangat penting bagi insan keluarga untuk
terus mengokohkan ketaqwaan kepada Allah
swt sebab dalam kamus kehidupan orang
bertaqwa tidak ada istilah jalan buntu dalam
arti persoalan tidak bisa dipecahkan
9. Dalam konteks yang luas, KONFLIK
dipahami berdasarkan dua sudut
pandang, yaitu: tradisional dan
kontemporer . Dalam pandangan
tradisional, konflik dianggap
sebagai sesuatu yang buruk yang
harus dihindari. Pandangan ini
sangat menghindari adanya konflik
karena dinilai sebagai faktor
penyebab pecahnya suatu kelompok
atau organisasi.
10. Seringkali konflik dikaitkan
dengan kemarahan, agresivitas,
dan pertentangan baik secara
fisik maupun dengan kata-kata
kasar
Apabila telah terjadi konflik,
pasti akan menimbulkan sikap
emosi dari tiap orang di
kelompok atau organisasi itu
sehingga akan menimbulkan
konflik yang lebih besar.
11. Pandangan kontemporer mengenai
konflik didasarkan pada anggapan
bahwa konflik merupakan sesuatu
yang tidak dapat dielakkan sebagai
konsekuensi logis interaksi
manusia. Yang menjadi persoalan
bukanlah bagaimana menghindari
konflik, tapi bagaimana
menanganinya secara tepat
sehingga tidak merusak hubungan
antarpribadi bahkan merusak
tujuan kelompok.
12. Konflik dianggap sebagai
suatu hal yang wajar di
dalam kehidupan keluarga,
sosial dan organisasi.
Konflik bukan dijadikan
suatu hal yang destruktif,
melainkan harus dijadikan
suatu hal konstruktif untuk
membangun kelompok.
13.
14.
15. Bagaimana Menghadapi Konflik
Karena konflik adalah sesuatu yang tidak bisa
dihindari, maka yang diperlukan adalah
manajemen menghadapi dan mengelola
konflik. Agar konflik tidak membuat
hancurnya keluarga, namun justru bisa
menjadi bagian dari penyubur cinta kasih
dalam rumah tangga.
Berikut ini beberpa petunjuk praktis
bagaimana manajemen konflik dalam rumah
tangga.
Pertama, Sebelum Terjadi Konflik
a. Milikilah kesepakatan dengan pasangan,
bagaimana
langkah keluar dari konflik
16. b. Kuatkan motivasi, bahwa berumah tangga
adalah ibadah
Motivasi ini yang menggerakkan bahtera
kehidupan rumah tangga anda. Jika anda selalu
menguatkan motivasi ibadah dalam rumah
tangga, akan membawa suasana yang nyaman
dalam kehidupan. Motivasi ibadah ini
sesungguhnya telah meredam banyak sekali
potensi konflik.
c. Kuatkan visi keluarga, untuk mendapatkan
kebahagiaan dunia dan akhirat
Visi akan menjadi panduan arah kehidupan
rumah tangga anda. Visi adalah pernyataan luhur
yang akan anda capai dalam kehidupan keluarga.
Visi menggambarkan “siapa jatidiri keluarga
anda”.
17. d. Milikilah ketrampilan
komunikasi
Biasakan mengobrol dengan
pasangan, jangan ada
sumbatan dalam
berkomunikasi. Tidak perlu
membuat kesepakatan waktu-
waktu khusus, karena
komunikasi bisa dilakukan
kapan saja, dimana saja,
dengan sarana apa saja.
18. Kedua, Saat Konflik
a. Redam emosi dan kemarahan
dalam-dalam
Bicaralah dalam suasana yang
enak dan nyaman. Jangan
berbicara dalam suasana
emosional. Jangan sekali-kali
mengambil keputusan dalam
suasana emosional. Jangan turuti
ego anda. Tenanglah, sabarlah.
“Badai pasti berlalu”.
19. b. Kembalikan kepada motivasi dan visi
berumah tangga yang anda miliki
Inilah guna motivasi dan visi keluarga. Saat
menghadapi konflik ingatlah motivasi anda
berumah tangga adalah ibadah. Ingatlah
bahwa visi keluarga anda adalah untuk
mendapatkan surga dunia dan surga akhirat.
c. Laksanakan kesepakatan anda “langkah
keluar dari konflik”
Anda telah memiliki kesepakatan langkah
keluar dari konflik. Seperti anda membawa
payung, tinggal anda gunakan saat hujan tiba.
Anda tidak dibuat bingung akan melangkah
kemana, karena kesepakatan telah anda miliki.
20. d.Jangan berpikir hitam putih, “siapa salah
siapa benar”
Dalam menghadapi konflik suami dan isteri,
jangan terpaku pada pemikiran pembuktian
siapa yang salah dan siapa yang benar.
Berpikirlah “win win solution”, mencoba
mencari solusi dengan semua pihak
dimenangkan.
e. Selesaikan oleh anda berdua
Hadapilah konflik oleh anda berdua. Jangan
melebar kemana-mana. Pihak ketiga
(keluarga besar, konsultan, lembaga
konsultasi, dll) hanya dilibatkan saat seluruh
cara tidak membawa hasil perbaikan. Anda
berdua harus di pihak yang sama, “Ini
masalah kita”.
21. f.Jangan pernah menampakkan konflik di depan
anak-anak
Bahaya, dan negatif bagi anak-anak anda jika
tampak anda konflik di hadapan mereka.
Bersikaplah baik di hadapan anak-anak. Jangan
ajari konflik, jangan buat mereka trauma dan
frustrasi menghadapi ayah ibunya.
Ketiga, Setelah Konflik
a. Lupakan konflik anda, dan jangan ungkit lagi
Sudahlah, semua sudah berlalu. Sudah terlanjur
terjadi. Tak akan bisa ditarik kembali. Maka
sikap yang tepat adalah, segera lupakan konflik
itu. Fokus pada kehidupan keluarga, masa depan
anak-anak, merenda hari esok yang lebih baik.
Harapan itu selalu ada. anda.
22. d. Berpikir positif
Miliki kebiasaan berpikir positif. Setiap
kejadian dalam hidup pasti ada hikmahnya
untuk pendewasaan diri dan keluarga kita.
Setiap masalah pasti ada jalan keluar yang
akan semakin membawa kematangan dalam
menjalani kehidupan selanjutnya. Tak ada
yang sia-sia dalam hidup kita.
e. Jangan anda ceritakan konflik anda kepada
orang lain
Cukuplah anda simpan dan anda catat
berkas konflik di atas pasir pantai. Jangan
dipahat di lempeng besi. Tak perlu orang
lain tahu konlik yang anda hadapi.
23.
24.
25.
26. 1. ZAWAAJ=Relasi Berpasangan
2. MITSAAQAN GHALIZAN =Cara Pandang
3. MU’ASYARAH BIL MA’RUF=Perilaku Saling
Berbuat Baik
4. MUSYAWARAH=Rembugan Bersama
27. 1. Kedekatan Emosi : bentuk rasa kasih sayang,
mawwadah wa rahmah suami istri
2. Gairah : adanya dorongan untuk mendapatkan
kepuasan seksual dari pasangganya
3. Komitmen : ikatan perkawinan yg kokoh antara
suami istri