SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Download to read offline
1 
DAFTAR ISI 
DAFTAR ISI..............................................................................1 
BAB 24. CAHAYA : OPTIK GEOMETRIK................................2 
24.1 Prinsip Huygen dan Difraksi........................................2 
24.2 Hukum-Hukum Pembiasan.........................................2 
24.3 Interferensi Cahaya.....................................................3 
24.4 Dispersi.......................................................................5 
24.5 Spektrometer..............................................................5 
24.6 Polarisasi....................................................................6 
24.7 Quis 24........................................................................7
2 
BAB 24. CAHAYA : OPTIK GEOMETRIK 
24.1 Prinsip Huygen dan Difraksi 
Ilmuwan Newton telah menjelaskan adanya sifat pemantulan dan pembiasan dari cahay yang percobaannya pernah dilakukan pada tahun 1620-an.Christian Huygens dengan percobaannya, menjelaskan bahwa cahay seperti halnya charakter, dimana cahaya yang dilewatkan pada celah sempit , maka pada celah tersebut seolah olah akan bertindak sebagai sumber yang baru. Keadaan ini yang dikenal sebagai prinsip Huygens. Tahun 1803, Thomas Young memperlihatkan adanya peristiwa interferensi cahaya. Percobaan ini mendukung adanya sifat bahwa cahaya adalah merupakan gelombang. Perkembangan teori ini mencapai puncaknya setelah Maxwell menemukan teory Unified tentang penjalaran gelombang elektromagnetik. . 
Cahaya memancarkan sinarnya berasal dari sumber titik. Dari sumber ini cahaya memancar ke segala arah dengan muka gelombangnya berbentuk bola. Kulit bola berada pada satu muka gelombang. 
Untuk cahaya yang diteruskan ke medium kedua, akan mengalami pembelokan arah jalar. peristiwa ini disebut pembiasan atau refraksi 
24.2 Hukum-Hukum Pembiasan 
.Jika kita melihat benda yang berada didalam air maka benda akan kelihatan lebih dekat. hal ini karena peristiwa pembiasan (refraksi). Peristiwa pembiasan ini disebabkan oleh perbedaan kecepatan jalr cahaya di udara dan di medium lain ,misalkan air, kaca. Prinsip ini dapat dikonstruksikan dengan menggunakan prinsip Huygens.
Karena kecepatan jalar cahaya di kedua medium berbeda, maka dalam waktu yang sama jarak antara muka gelombang yang satu dengan yang berikutnya pada kedua medium akan berbeda. Untuk di medium 1 , maka dalam waktu t adalah V1 t, sedangkan untuk mediaum 2, adalah V2 t.. 
Hukum pembiasan Snellius dapat diperoleh langsung dari prinsip Huygens. 
Gambar 24.1. Penjalaran cahaya pada medium yang berbeda. 
Perhatikan kedua segitiga (ΔADC dan ΔADB). Dari kedua segi tiga ini diperoleh : 
Sin θ1 = V1 t / AD, dan Sin θ2 = V2 t / AD, dimana V1 t = BD dan V2 t = AC. 
Sehingga 2121VV Sin Sin= θθ 
karena V1 = c/n1 da V2 = c/n2, maka diperoleh : n1 Sin θ1 = n2 Sin θ2. 
Perlu diketahui , bahwa ketika cahaya merambat dari satu medium ke medium lain, maka frekwuensinya tidak berubah., tetapi panjang gelombangnya berubah. Hal ini nampak pada gambar 24.1. Jika t = periode gelombang, maka V1 T = λ1, dan V2 T = λ2. 
24.3 Interferensi Cahaya 
Salah satu sifat gelombang adalah dapat mengalami peristiwa interferensi. Seperi halnya untuk gelombang yang lain, cahaya dapat mengalami interferensi. Pola interferensi ini terlihat dalam pola garis gelap-terang-gelap-terang.. dst. Jika cahaya didatangkan pada penghalang, yangmempunyai dua celah kecil, maka kedua celah ini akan bertindak sebagai sumber gelombang . (prinsip Huygens). Kedua sumber gelombang ini akan berinteferensi. Interferensi akan saling menguatkan dan saling melemahkan. Interferensi yang menguatkan menghasilkan pola terang, sedangkan interferensi yang melemahkan akan menghasilkan pola gelap. 
Interferensi menguatkan diperoleh jika terdapat berbedaan antara lintasan optik dari kedua sumber 
Untuk interferensi maksimum atau menguatkan : 
d = ( 2 n ) x . 1/2 λ bilangan genap x 1/2 λ 
3
Untuk interferensi minimum atau melemahkan : 
d = (2 n +1 ) 1/2 λ bilangan ganjil x 1/2 λ 
Gambar : 24.2 Interferensi dua celah. 
Pola interferensi , tidak hanya terjadi seperti kasus diatas. Interferensi cahaya dapat terjadi dari bermacam cara, diantaranya terjadi akibat lepisan tipis misalnya Cincin Newton.. Cincin Newton terjadi jika cahaya datang pada sistem lensa cembung yang ditempatkan mendatar, dengan bagian kelengkungannya menghadap ke bawah seperti nampah pada gambar 24.3. 
Gambar 24.3. peristiwa interferensi Cincin Newton 
Kedua sinart yang sejajar, menuju mata atau detektor dapat menimbulkan pola gelap- terang- gelap-terang. Hal ini disebabkan oleh beda jarak tempuh lintasan optis dari kedua sinar tersebut. 
4
, 
24.4 Dispersi 
Cahaya polychromatis adalah cahaya yang mempunyai bermacam-macam panjang gelombang. Jika cahaya ini didatangkan pada sisi prisma, maka akibat adanya perbedaan indeks bias dari masing-masing panjang gelombang, maka cahaya yang keluar mengalami peristiwa penguraian atau lebih dikenal sebagai peristiwa dispersi. Spektrum dispersinya nampak pada gambar 24.4. 
Gambar 24.4. Spektrum Dispersi. 
Cahaya putih merupakan campuran dari semua panjang gelombang cahaya tampak. Ketika cahaya ini jatuh pada sisi prisma, panjang gelombang yang berbeda ini dibelokkan dengan derajat yangberbeda pula, sesuai dengan hukum Snellius. karena indeks bias yang lebih besar untuk panjang gelombang yang lebih pendek, maka cahaya ungu akan dibelokkan paling jauh dan merah akan dibelokkan paling dekat. 
Contoh yang sering dijumpai dalam peristiwa dispersi adalah pelangi, yang timbul di alam. Pada sore hari, matahari berada di sebelah barat kita, dan jika terjadi hujan di belahan barat kita, maka akan nampak pelangi di langit bagian timur kita. 
24.5 Spektrometer 
Spektrometer adalah alat yang dipakai untuk mengukur panjang gelombang cahaya dengan akurat yaitu dengan menggunakan kisi difraksi. atau prisma untuk memisahkan panjang gelombang cahaya yang berbeda. 
Prinsip kerja dari Spektrometer adalah, cahaya di datangkan lewat celah sempit yang disebut kolimator. Kolimator ini merupakan focus lensa, sehingga cahay yang diteruskan akan bersifat 
5
sejajar. Cahaya yang sejajar, kemudian diteruskan ke kisi untuk kemudian ditangkap oleh teleskope yang posisinya dapat digerakkan. Pada posisi teleskope tertentu yaitu pada sudut θ, merupakan posisi yang sesuai dengan terjadinya pola terang (pola maksimum), maka hubungan panjang gelombang cahaya memenuhi persamaan : θ=λ md Sin 
dimana m adalah bilangan bulat yang merepresentasikan orde, dan d harak antara garis-gartis pada kisi. Dengan mengukur nilai θ, maka nilai panjang gelombang (λ) dari cahaya dapat diukur. 
Alat ini juga dapat dipakai untuk menentukan ada tidaknya jenis-jenis molekul tertentu pada specimen lanoratorium dimana analisa kimia tidak dapat dipakai. 
24.6 Polarisasi 
Peristiwa pengkutuban arah getar dari gelombang disebut polarisasi. Karena cahaya adalah gelombang elektromagnetik dimana mempunyai arah getar yang tegak lurus arah penjalaran, maka cahaya dapat mengalami polarisasi. Hal ini telah diterangkan oleh Teori maxwell mengenai cahaya sebagai gelombang elektromagnetik ,. Dalam teorinya Maxwelkl meramalkan bahwa peristiwa polarisasi cahaya menghasilkan arah getar yang diambil sebagai vektor medan listrik. 
Alat yang dapat dipakai untuk menghasilkan cahaya terpolarisasi bidang dari cahaya yang tidak terpolasrisasi karena hanya komponen cahaya yang paralel dengan sumbu yang ditransmisikan disebut Polaroid. 
Fungsi lain dari polaroid dalah dapat dipakai untuk menentukan apakah cahaya terpolarisasi, apa bidang polarisasinya, 
Polarisai juga dapat terjadi dari peristipa pantulan. Ketika cahaya datang pad apermukaan non logam pada sembarang sudut (asal tidak tegak lurus), berkas pantulan terpolarisasi telah terpolarisasi lebih dahulu pada bidang yang sejajar permukaan. Ini berarti komponen yang tegak lurus bidang permukaan telah diserap atau ditransmisikan. 
Besarnya polarisasi pada berkas pantulan bergantung pada sudut datang cahaya. Sudut ini yang disebut sudut polarisasi, yang nilainya memenuhi persamaan : 12Pnn tan=θ 
6
Sudut ini etrjadi jika θp + θr = 90o. 
dimana n1 adalah indeks bias materi dimana cahaya datang, dan n2 adalah indeks bias diluar materi. 
Jika indeks bias diluar materi n = 1, (untuk udara), maka 
tan θ = n1 
Sudut poalrisasi θP disebut sudut Brewster dan persamaan diatas disebut hukum Brewster. 
24.7 Quis 24 
1. Cahaya datang dengan panjanggelombang 680 nm, jatuh pada celah ganda dan menghasilkan pola interferensi dimana pinggiran orde ke-empat berada 48 mm dari pinggiran pusat pad alazar zang jauhnza 1.5 m. Berapa jarak antar celah?. 
2. Cahaya monochromatis jatuh pada celah zang lebarnza 3.00 x 10-3 mm. Jika sudut antara pinggiran gelap pertama di kedua sisi maksimum pusat adalah 37o, berapa panjang gelombang cahaya yang digunakan. 
3. a. Berapa sudut Brewster untuk permukaan udara - kaca ( n = 1.52). 
b. Berapa sudut Brewster untuk berlian zang dimasukkan dalam air jika cahaya menimpa berlian ketika berjalan di air.. 
7
8

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

gelombang (Difraksi) #by : m_nk
gelombang (Difraksi) #by : m_nkgelombang (Difraksi) #by : m_nk
gelombang (Difraksi) #by : m_nk
 
Tugas presentasi fisika(kelompok)
Tugas presentasi fisika(kelompok)Tugas presentasi fisika(kelompok)
Tugas presentasi fisika(kelompok)
 
Interferensi
InterferensiInterferensi
Interferensi
 
Difraksi franhoufer
Difraksi franhouferDifraksi franhoufer
Difraksi franhoufer
 
Difraksi gelombang
Difraksi gelombangDifraksi gelombang
Difraksi gelombang
 
Gej gelombang cahaya ok
Gej gelombang cahaya okGej gelombang cahaya ok
Gej gelombang cahaya ok
 
Pertemuan 3 optika fisi ss
Pertemuan 3 optika fisi ssPertemuan 3 optika fisi ss
Pertemuan 3 optika fisi ss
 
Gelombang cahaya UNNES
Gelombang cahaya UNNESGelombang cahaya UNNES
Gelombang cahaya UNNES
 
Gelombang cahaya fisika sma
Gelombang cahaya fisika smaGelombang cahaya fisika sma
Gelombang cahaya fisika sma
 
Makalah fisika interferensi dan difraksi cahaya 12 SMA
Makalah fisika interferensi dan difraksi cahaya 12 SMAMakalah fisika interferensi dan difraksi cahaya 12 SMA
Makalah fisika interferensi dan difraksi cahaya 12 SMA
 
Bab 3 cahaya KELAS XII
Bab 3 cahaya KELAS XII Bab 3 cahaya KELAS XII
Bab 3 cahaya KELAS XII
 
O1 interferometer michelson
O1 interferometer michelsonO1 interferometer michelson
O1 interferometer michelson
 
Gelombang cahaya dan gelombang bunyi fisek 3
Gelombang cahaya dan gelombang bunyi fisek 3Gelombang cahaya dan gelombang bunyi fisek 3
Gelombang cahaya dan gelombang bunyi fisek 3
 
Getaran mekanik 7
Getaran mekanik 7Getaran mekanik 7
Getaran mekanik 7
 
Bab 11 getaran
Bab 11 getaranBab 11 getaran
Bab 11 getaran
 
Pembiasan pada kaca plan paralel dan prisma
Pembiasan pada kaca plan paralel dan prismaPembiasan pada kaca plan paralel dan prisma
Pembiasan pada kaca plan paralel dan prisma
 
Presentasi interferensi 2
Presentasi interferensi 2Presentasi interferensi 2
Presentasi interferensi 2
 
PPT Interferensi Cahaya
PPT Interferensi CahayaPPT Interferensi Cahaya
PPT Interferensi Cahaya
 
Optika Fisis
Optika Fisis Optika Fisis
Optika Fisis
 
gelombang cahaya dan bunyi
gelombang cahaya dan bunyigelombang cahaya dan bunyi
gelombang cahaya dan bunyi
 

Viewers also liked

Understanding accounting standards
Understanding accounting standardsUnderstanding accounting standards
Understanding accounting standardsRajendra Patra
 
Examples of the Best Financial Ratios for Analysis: Best Financial Ratios to ...
Examples of the Best Financial Ratios for Analysis: Best Financial Ratios to ...Examples of the Best Financial Ratios for Analysis: Best Financial Ratios to ...
Examples of the Best Financial Ratios for Analysis: Best Financial Ratios to ...The-KPI-Examples-Review
 
Pepsi & Coca Cola Financial Analysis
Pepsi & Coca Cola Financial AnalysisPepsi & Coca Cola Financial Analysis
Pepsi & Coca Cola Financial AnalysisHassan Shahzad
 
accounts ppt on ratio analysis
accounts ppt on ratio analysisaccounts ppt on ratio analysis
accounts ppt on ratio analysisvaishali_bansal
 
Coca-Cola Financial Analysis
Coca-Cola Financial AnalysisCoca-Cola Financial Analysis
Coca-Cola Financial AnalysisElie Obeid
 
Ppt on accounting standards
Ppt on accounting standardsPpt on accounting standards
Ppt on accounting standardsKunal Kapadia
 
automated teller machines
automated teller  machinesautomated teller  machines
automated teller machinestejinderubs
 
Ratio Analysis of Coca-Cola
Ratio Analysis of Coca-ColaRatio Analysis of Coca-Cola
Ratio Analysis of Coca-ColaWajid Ali
 
My Top 10 slides on presentations
My Top 10 slides on presentationsMy Top 10 slides on presentations
My Top 10 slides on presentationsAlexei Kapterev
 
10 Slides to ATM
10 Slides to ATM10 Slides to ATM
10 Slides to ATMseanraz
 
Accounting Presentation
Accounting PresentationAccounting Presentation
Accounting PresentationSvtuition
 
Presentation on fraud prevention, detection & control
Presentation on fraud prevention, detection & controlPresentation on fraud prevention, detection & control
Presentation on fraud prevention, detection & controlDominic Sroda Korkoryi
 
Accounting standards ppt from 1 to 10
Accounting standards ppt from 1 to 10Accounting standards ppt from 1 to 10
Accounting standards ppt from 1 to 10Prahlad Kulkarni
 

Viewers also liked (16)

Good Tax Vs. Bad Tax
Good Tax Vs. Bad TaxGood Tax Vs. Bad Tax
Good Tax Vs. Bad Tax
 
Uber - Business Strategy
Uber - Business StrategyUber - Business Strategy
Uber - Business Strategy
 
Understanding accounting standards
Understanding accounting standardsUnderstanding accounting standards
Understanding accounting standards
 
Examples of the Best Financial Ratios for Analysis: Best Financial Ratios to ...
Examples of the Best Financial Ratios for Analysis: Best Financial Ratios to ...Examples of the Best Financial Ratios for Analysis: Best Financial Ratios to ...
Examples of the Best Financial Ratios for Analysis: Best Financial Ratios to ...
 
Pepsi & Coca Cola Financial Analysis
Pepsi & Coca Cola Financial AnalysisPepsi & Coca Cola Financial Analysis
Pepsi & Coca Cola Financial Analysis
 
accounts ppt on ratio analysis
accounts ppt on ratio analysisaccounts ppt on ratio analysis
accounts ppt on ratio analysis
 
Coca-Cola Financial Analysis
Coca-Cola Financial AnalysisCoca-Cola Financial Analysis
Coca-Cola Financial Analysis
 
Ppt on accounting standards
Ppt on accounting standardsPpt on accounting standards
Ppt on accounting standards
 
automated teller machines
automated teller  machinesautomated teller  machines
automated teller machines
 
Ratio Analysis of Coca-Cola
Ratio Analysis of Coca-ColaRatio Analysis of Coca-Cola
Ratio Analysis of Coca-Cola
 
My Top 10 slides on presentations
My Top 10 slides on presentationsMy Top 10 slides on presentations
My Top 10 slides on presentations
 
10 Slides to ATM
10 Slides to ATM10 Slides to ATM
10 Slides to ATM
 
Accounting Presentation
Accounting PresentationAccounting Presentation
Accounting Presentation
 
Presentation on fraud prevention, detection & control
Presentation on fraud prevention, detection & controlPresentation on fraud prevention, detection & control
Presentation on fraud prevention, detection & control
 
Accounting standards ppt from 1 to 10
Accounting standards ppt from 1 to 10Accounting standards ppt from 1 to 10
Accounting standards ppt from 1 to 10
 
UBER Strategy
UBER StrategyUBER Strategy
UBER Strategy
 

Similar to OPTIMALKAN-JUDUL-BAB-24-CAHAYA

Similar to OPTIMALKAN-JUDUL-BAB-24-CAHAYA (20)

Refraksi Cahaya
Refraksi CahayaRefraksi Cahaya
Refraksi Cahaya
 
Gelombang cahaya fisika unnes
Gelombang cahaya fisika unnesGelombang cahaya fisika unnes
Gelombang cahaya fisika unnes
 
Pw point physic
Pw point physicPw point physic
Pw point physic
 
Kisi difraksi
Kisi difraksiKisi difraksi
Kisi difraksi
 
Materi Gelombang Cahaya.pptx
Materi Gelombang Cahaya.pptxMateri Gelombang Cahaya.pptx
Materi Gelombang Cahaya.pptx
 
Fisika (PEMBIASAN CAHAYA)
Fisika (PEMBIASAN CAHAYA)Fisika (PEMBIASAN CAHAYA)
Fisika (PEMBIASAN CAHAYA)
 
Laporan - Indek Bias
Laporan - Indek Bias Laporan - Indek Bias
Laporan - Indek Bias
 
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balikPpt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
 
Sifat sifat cahaya
Sifat sifat cahayaSifat sifat cahaya
Sifat sifat cahaya
 
Gelombang Cahaya
Gelombang CahayaGelombang Cahaya
Gelombang Cahaya
 
Bab 3 Optika Fisis.pptx
Bab 3 Optika Fisis.pptxBab 3 Optika Fisis.pptx
Bab 3 Optika Fisis.pptx
 
Spektrometer
SpektrometerSpektrometer
Spektrometer
 
Optika Geometri
Optika GeometriOptika Geometri
Optika Geometri
 
Optik cahaya
Optik cahayaOptik cahaya
Optik cahaya
 
Kelompok 5
Kelompok 5Kelompok 5
Kelompok 5
 
cahaya sebagai gelombang
cahaya sebagai gelombangcahaya sebagai gelombang
cahaya sebagai gelombang
 
Struktur Atom Presentation
Struktur Atom PresentationStruktur Atom Presentation
Struktur Atom Presentation
 
ppt ipa kel 3.pptx
ppt ipa kel 3.pptxppt ipa kel 3.pptx
ppt ipa kel 3.pptx
 
Laporan Resmi Percobaan Spektrometer
Laporan Resmi Percobaan SpektrometerLaporan Resmi Percobaan Spektrometer
Laporan Resmi Percobaan Spektrometer
 
Cahaya dan alat optik
Cahaya dan alat optikCahaya dan alat optik
Cahaya dan alat optik
 

Recently uploaded

UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxImahMagwa
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Shary Armonitha
 
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxPENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxheru687292
 

Recently uploaded (7)

UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
 
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxPENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
 

OPTIMALKAN-JUDUL-BAB-24-CAHAYA

  • 1. 1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI..............................................................................1 BAB 24. CAHAYA : OPTIK GEOMETRIK................................2 24.1 Prinsip Huygen dan Difraksi........................................2 24.2 Hukum-Hukum Pembiasan.........................................2 24.3 Interferensi Cahaya.....................................................3 24.4 Dispersi.......................................................................5 24.5 Spektrometer..............................................................5 24.6 Polarisasi....................................................................6 24.7 Quis 24........................................................................7
  • 2. 2 BAB 24. CAHAYA : OPTIK GEOMETRIK 24.1 Prinsip Huygen dan Difraksi Ilmuwan Newton telah menjelaskan adanya sifat pemantulan dan pembiasan dari cahay yang percobaannya pernah dilakukan pada tahun 1620-an.Christian Huygens dengan percobaannya, menjelaskan bahwa cahay seperti halnya charakter, dimana cahaya yang dilewatkan pada celah sempit , maka pada celah tersebut seolah olah akan bertindak sebagai sumber yang baru. Keadaan ini yang dikenal sebagai prinsip Huygens. Tahun 1803, Thomas Young memperlihatkan adanya peristiwa interferensi cahaya. Percobaan ini mendukung adanya sifat bahwa cahaya adalah merupakan gelombang. Perkembangan teori ini mencapai puncaknya setelah Maxwell menemukan teory Unified tentang penjalaran gelombang elektromagnetik. . Cahaya memancarkan sinarnya berasal dari sumber titik. Dari sumber ini cahaya memancar ke segala arah dengan muka gelombangnya berbentuk bola. Kulit bola berada pada satu muka gelombang. Untuk cahaya yang diteruskan ke medium kedua, akan mengalami pembelokan arah jalar. peristiwa ini disebut pembiasan atau refraksi 24.2 Hukum-Hukum Pembiasan .Jika kita melihat benda yang berada didalam air maka benda akan kelihatan lebih dekat. hal ini karena peristiwa pembiasan (refraksi). Peristiwa pembiasan ini disebabkan oleh perbedaan kecepatan jalr cahaya di udara dan di medium lain ,misalkan air, kaca. Prinsip ini dapat dikonstruksikan dengan menggunakan prinsip Huygens.
  • 3. Karena kecepatan jalar cahaya di kedua medium berbeda, maka dalam waktu yang sama jarak antara muka gelombang yang satu dengan yang berikutnya pada kedua medium akan berbeda. Untuk di medium 1 , maka dalam waktu t adalah V1 t, sedangkan untuk mediaum 2, adalah V2 t.. Hukum pembiasan Snellius dapat diperoleh langsung dari prinsip Huygens. Gambar 24.1. Penjalaran cahaya pada medium yang berbeda. Perhatikan kedua segitiga (ΔADC dan ΔADB). Dari kedua segi tiga ini diperoleh : Sin θ1 = V1 t / AD, dan Sin θ2 = V2 t / AD, dimana V1 t = BD dan V2 t = AC. Sehingga 2121VV Sin Sin= θθ karena V1 = c/n1 da V2 = c/n2, maka diperoleh : n1 Sin θ1 = n2 Sin θ2. Perlu diketahui , bahwa ketika cahaya merambat dari satu medium ke medium lain, maka frekwuensinya tidak berubah., tetapi panjang gelombangnya berubah. Hal ini nampak pada gambar 24.1. Jika t = periode gelombang, maka V1 T = λ1, dan V2 T = λ2. 24.3 Interferensi Cahaya Salah satu sifat gelombang adalah dapat mengalami peristiwa interferensi. Seperi halnya untuk gelombang yang lain, cahaya dapat mengalami interferensi. Pola interferensi ini terlihat dalam pola garis gelap-terang-gelap-terang.. dst. Jika cahaya didatangkan pada penghalang, yangmempunyai dua celah kecil, maka kedua celah ini akan bertindak sebagai sumber gelombang . (prinsip Huygens). Kedua sumber gelombang ini akan berinteferensi. Interferensi akan saling menguatkan dan saling melemahkan. Interferensi yang menguatkan menghasilkan pola terang, sedangkan interferensi yang melemahkan akan menghasilkan pola gelap. Interferensi menguatkan diperoleh jika terdapat berbedaan antara lintasan optik dari kedua sumber Untuk interferensi maksimum atau menguatkan : d = ( 2 n ) x . 1/2 λ bilangan genap x 1/2 λ 3
  • 4. Untuk interferensi minimum atau melemahkan : d = (2 n +1 ) 1/2 λ bilangan ganjil x 1/2 λ Gambar : 24.2 Interferensi dua celah. Pola interferensi , tidak hanya terjadi seperti kasus diatas. Interferensi cahaya dapat terjadi dari bermacam cara, diantaranya terjadi akibat lepisan tipis misalnya Cincin Newton.. Cincin Newton terjadi jika cahaya datang pada sistem lensa cembung yang ditempatkan mendatar, dengan bagian kelengkungannya menghadap ke bawah seperti nampah pada gambar 24.3. Gambar 24.3. peristiwa interferensi Cincin Newton Kedua sinart yang sejajar, menuju mata atau detektor dapat menimbulkan pola gelap- terang- gelap-terang. Hal ini disebabkan oleh beda jarak tempuh lintasan optis dari kedua sinar tersebut. 4
  • 5. , 24.4 Dispersi Cahaya polychromatis adalah cahaya yang mempunyai bermacam-macam panjang gelombang. Jika cahaya ini didatangkan pada sisi prisma, maka akibat adanya perbedaan indeks bias dari masing-masing panjang gelombang, maka cahaya yang keluar mengalami peristiwa penguraian atau lebih dikenal sebagai peristiwa dispersi. Spektrum dispersinya nampak pada gambar 24.4. Gambar 24.4. Spektrum Dispersi. Cahaya putih merupakan campuran dari semua panjang gelombang cahaya tampak. Ketika cahaya ini jatuh pada sisi prisma, panjang gelombang yang berbeda ini dibelokkan dengan derajat yangberbeda pula, sesuai dengan hukum Snellius. karena indeks bias yang lebih besar untuk panjang gelombang yang lebih pendek, maka cahaya ungu akan dibelokkan paling jauh dan merah akan dibelokkan paling dekat. Contoh yang sering dijumpai dalam peristiwa dispersi adalah pelangi, yang timbul di alam. Pada sore hari, matahari berada di sebelah barat kita, dan jika terjadi hujan di belahan barat kita, maka akan nampak pelangi di langit bagian timur kita. 24.5 Spektrometer Spektrometer adalah alat yang dipakai untuk mengukur panjang gelombang cahaya dengan akurat yaitu dengan menggunakan kisi difraksi. atau prisma untuk memisahkan panjang gelombang cahaya yang berbeda. Prinsip kerja dari Spektrometer adalah, cahaya di datangkan lewat celah sempit yang disebut kolimator. Kolimator ini merupakan focus lensa, sehingga cahay yang diteruskan akan bersifat 5
  • 6. sejajar. Cahaya yang sejajar, kemudian diteruskan ke kisi untuk kemudian ditangkap oleh teleskope yang posisinya dapat digerakkan. Pada posisi teleskope tertentu yaitu pada sudut θ, merupakan posisi yang sesuai dengan terjadinya pola terang (pola maksimum), maka hubungan panjang gelombang cahaya memenuhi persamaan : θ=λ md Sin dimana m adalah bilangan bulat yang merepresentasikan orde, dan d harak antara garis-gartis pada kisi. Dengan mengukur nilai θ, maka nilai panjang gelombang (λ) dari cahaya dapat diukur. Alat ini juga dapat dipakai untuk menentukan ada tidaknya jenis-jenis molekul tertentu pada specimen lanoratorium dimana analisa kimia tidak dapat dipakai. 24.6 Polarisasi Peristiwa pengkutuban arah getar dari gelombang disebut polarisasi. Karena cahaya adalah gelombang elektromagnetik dimana mempunyai arah getar yang tegak lurus arah penjalaran, maka cahaya dapat mengalami polarisasi. Hal ini telah diterangkan oleh Teori maxwell mengenai cahaya sebagai gelombang elektromagnetik ,. Dalam teorinya Maxwelkl meramalkan bahwa peristiwa polarisasi cahaya menghasilkan arah getar yang diambil sebagai vektor medan listrik. Alat yang dapat dipakai untuk menghasilkan cahaya terpolarisasi bidang dari cahaya yang tidak terpolasrisasi karena hanya komponen cahaya yang paralel dengan sumbu yang ditransmisikan disebut Polaroid. Fungsi lain dari polaroid dalah dapat dipakai untuk menentukan apakah cahaya terpolarisasi, apa bidang polarisasinya, Polarisai juga dapat terjadi dari peristipa pantulan. Ketika cahaya datang pad apermukaan non logam pada sembarang sudut (asal tidak tegak lurus), berkas pantulan terpolarisasi telah terpolarisasi lebih dahulu pada bidang yang sejajar permukaan. Ini berarti komponen yang tegak lurus bidang permukaan telah diserap atau ditransmisikan. Besarnya polarisasi pada berkas pantulan bergantung pada sudut datang cahaya. Sudut ini yang disebut sudut polarisasi, yang nilainya memenuhi persamaan : 12Pnn tan=θ 6
  • 7. Sudut ini etrjadi jika θp + θr = 90o. dimana n1 adalah indeks bias materi dimana cahaya datang, dan n2 adalah indeks bias diluar materi. Jika indeks bias diluar materi n = 1, (untuk udara), maka tan θ = n1 Sudut poalrisasi θP disebut sudut Brewster dan persamaan diatas disebut hukum Brewster. 24.7 Quis 24 1. Cahaya datang dengan panjanggelombang 680 nm, jatuh pada celah ganda dan menghasilkan pola interferensi dimana pinggiran orde ke-empat berada 48 mm dari pinggiran pusat pad alazar zang jauhnza 1.5 m. Berapa jarak antar celah?. 2. Cahaya monochromatis jatuh pada celah zang lebarnza 3.00 x 10-3 mm. Jika sudut antara pinggiran gelap pertama di kedua sisi maksimum pusat adalah 37o, berapa panjang gelombang cahaya yang digunakan. 3. a. Berapa sudut Brewster untuk permukaan udara - kaca ( n = 1.52). b. Berapa sudut Brewster untuk berlian zang dimasukkan dalam air jika cahaya menimpa berlian ketika berjalan di air.. 7
  • 8. 8