SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I
DETERMINE OF ACIDITY PORUS SUBSTANCES

Disusun Oleh :
K-113-12-001-F
K-113-12-015-F

LABORATORIUM KIMIA FISIKA
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2013
LEMBAR PENGESAHAN

Nomor Lab

: k-113-12-001-f, k-113-12-015-f

NIM

: 1203111788, 1203113505

Kelas / Kelompok

: A / VIII

Tanggal Praktikum

: 04 Desember 2013

Judul Praktikum

: Keasaman Zat Berpori

Pekanbaru, 27 Desember 2013
Praktikan

k-113-12-001-f
NIM. 1203111788

k-113-12-015-f
NIM. 1203113505

Menyetujui,

Mengetahui,

Koordinator Asisten Praktikum Kimia Fisika I

(Ade Priyanto,S.Si)
NIM.1110247272

Asisten

(Mhd. Reza Pahlevi)
NIM. 1003121327
DETERMINE OF ACIDITY POROUS SUBSTANCE
ABSTRACT
Tujuan dari percobaan penentuan keasaman zat berpori ini adalah untuk menentukan tingkat
keasaman suatu zat yang memiliki pori berbeda-beda. Adsorbsi ( penyerapan ) adalah suatu
proses pemisahan komponen dari suatu fasa fluida berpindah

kepermukaan zat padat.

Adsorbat adalah substansi yang terserap atau substansi yang akan dipisahkan dari pelarutnya.
Adsorben adalah suatu media penyerap. Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah
metode titrasi. Zat berpori yang digunakan pada percobaan ini adalah lempung dan arrang
yang telah dikalsinasi. Pada suasana asam, NaOH yang terpakai untuk arang adalah 5 mL
sedangkan untuk lempung adalah 4 mL. pada suasana basa, HCl yang terpakai untuk arang
adalah 2,5 mL sedangkan untuk lempung adalah 3 mL. berdasarkan hasil percobaan, persen
konsentrasi pada suasana asam untuk arang adalah 0 %, untuk lempung adalah 1,46 %,
sedangkan pada suasana basa untuk arang adalah 3,65 %, untuk lempung adalah 2,92 %.
I. Purpose

1. Menentukan tingkat keasaman suatu zat yang memiliki pori berbeda
2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi proses penyerapan dalam adsorpsi
3. Mengetahui cara-cara mengukur keasaman suatu zat

II. Theory
Pada umumnya semua asam mempunyai sifat tertentu. Jumlah ion H+ dalam
air digunakan untuk menentukan derajat keasaman atau kebasaan suatu zat.
Semakin zat tersebut memiliki keasaman tinggi, semakin banyak ion H+ dalam air
(Anggraini, 2012).

Adsorpsi merupakan proses pemisahan dimana komponen dari suatu fase
fluida berpindah ke permukaan zat padat yang menyerap (adsorben). Biasanya
pertikel-pertikel kecil zat penyerap dan yang umum dilepaskan pada adsorpsi
kimia yang merupakan ikatan kuat antara penyerap dan zat yang diserap hingga
terjadi proses yang bolak balik (Achmadi, 2012).
Kinetikaadsorpsimenyatakanadanya

proses

penyerapansuatuzatolehadsorbendalamfungsiwaktu.
Adsorpsiterjadidalampermukaanzatpadatkarenaadanyadayatarik

atom

ataumolekulpadapermukaanzatpadat.Molekulmolekulpadapermukaanzatpadatatauzatcair,
karenatidakadagaya-gaya

lain

mempunyaigayatarikkearahdalam,

yang

mengimbangi.Adanya

gay-

gayainimenyebabkanzatpadatdanzatcair,
mempunyaigayaadsorpsi.Absorbsiberbedadenganadsorpsi, padaabsorpsizat yang
diserapmasukkedalamadsorbensedangkanpadaadsorpsizat

yang

diseraphanyaterdapat di permukaannya (Sukardjo, 1990).
Proses

adsorpsi

yang

terjadipadakimisorpsi,

partikelmelekatpadapermukaandenganmembentukikatankimia
(biasanyaikatankovalen),

dancendrungmencaritempat

yang

memaksimumkanbilangankoordinasinyadengansubstrat.Peristiwaadsorpsidisebab
kanolehgayatarikmolekul-molekul di permukaanadsorbens. Diamanaadsorben
yang

biasadigunakandalampercobaanadalahkarbonaktif,

sedangkanzat

yang

diserapadalahasamasetat (Keenan, 1999).
Adsorpsi (penjerapan) adalah suatu proses pemisahan komponen dari
suatu fluida berpindah ke permukaan zat padat yang menyerap (adsorben).
Biasanya partikel-partikel kecil zat penyerap dilepas pada adsorbsi kimia yang
merupakan ikatan kuat antara penyerap dan zat yaang diserap himgga tidak
mungkin terjadi proses yang bolak balik. Adsorbat adalah substansi yang terserap
atau substansi yang akan dipisahkan dari pelarutnya, sedangkan adsorban adalah
merupakan suatu media penyerap yang dalam hal ini berupa senyawa karbon
(Tim Labor Kimia Fisika, 2013).
Peristiwaadsorpsi yang terjadijikaberadapadapermukaanduafase yang
bersihditambahkankomponenketiga,
makakomponenketigainiakansangatmempengaruhuisifatpermukaan

(Atkins,

1990).
Bayangkan suatu bahan padat dengan permukaan yang bersih dan kering.
Jika permukaan ini dialiri suatu fluida-gas, cairan atau larutan. Terdapat suatu
kecendrungan dimana molekul-molekul gas, pelarut, atau zat terlarut akan
berinteraksi dengan permukaan zat padat. Jika bahan padat itu dipisahkan dengan
sangat halus atau sangat berpori atau dengan kata lain, jika permukaannya sangat
luas maka daerah adsorpsi yang terjadi mungkin cukup besar. Sebagai contoh,
jika suatu zat adsorben yang baik seperti misalnya arang yang dibuat secara
khusus dimasukkan kedalam bejana yang berisi gas, penurunan tekanan ketika
permukaan yang menarik molekul-molekul gas akan dapat diukur dengan mudah
(Underwood, 1989).
Adsorbsisecaraumumadalah proses penggumpalansubtansiterlarut (soluble)
yang

adadalamlarutan,

olehpermukaanzatataubendapenyerap,

dimanaterjadisuatuikatankimiafisikaantarasubtansidenganpenyerapannya.
Adsorbsidapatdikelompokkanmenjadidua, yaitu ;
1. Adsorbsi fisik, yaitu berhubungan dengan gaya Van der Waals dan merupakan
suatu proses bolak – balik apabila daya tarik menarik antara zat terlarut dan
adsorben lebih besar daya tarik menarik antara zat terlarut dengan pelarutnya
maka zat yang terlarut akan diadsorbsi pada permukaan adsorben.
2. Adsorbsi kimia, yaitu reaksi yang terjadi antara zat padat dan zat terlarut yang
teradsorbsi (Fera, 2012).
Ada beberapafaktor yang mempengaruhidayaserapadsorpsi, yaitu :
1. Sifat Serapan
Adsorpsiakanbertambahbesarsesuaidenganbertambahnyaukuranmolekulserap
andaristurktur

yang

sama,

Adsorbsijugadipengaruhiolehgugusfungsi,

sepertidalamderet
posisigugusfungsi,

homolog.
ikatanrangkap,

strukturrantaidarisenyawaserapan.
2. Temperatur/ suhu

Faktor yang mempengaruhi suhu proses adsoprsi adalah viskositas dan
stabilitas thermal senyawa serapan. Jika pemanasan tidak mempengaruhi sifatsifat senyawa serapan, seperti terjadi perubahan warna mau dekomposisi, maka
perlakuan dilakukan pada titik didihnya.

3. pH (Derajat Keasaman)

Adsorpsi akan meningkat bila pH diturunkan, yaitu dengan penambahan
asam-asam mineral. Ini disebabkan karena kemampuan asam mineral untuk
mengurangi ionisasi asam organik tersebut.

4. Waktu Singgung

Waktu yang dibutuhkan berbanding terbalik dengan jumlah arang yang
digunakan (Fera, 2012).
Aplikasi adsorpsi sering kita jumpai pada kehidupan sehari-hari. Misalnya,
pada sistem pengolahan air limbah industri tekstil yang banyak ditujukan untuk
menghilangkan warna dan yang umum digunakan adalah koagulasi-flokulasi.
Alternatif pengganti untuk proses koagulasi-flokulasi adalah proses adsorpsi dengan
menggunakan karbon aktif (Achmadi,2012).

Keragaman sifat-sifat permukaan adsorben komersial ini merupakan suatu
masalah bagi ahli kromatografi. Pada beberapa kasus, hanya dengan mencuci sebuah
adsorben seperti alumma dengan asam atau alkali, kita dapat mengubah perilakunya,
dan temperatur dimana adsorben tersebut dikeringka juga bisa menjadi hal yang
penting (Underwood, 1989).

Adsorben-adsorben yang paling lazim adalah zat padat yang secara kasar
dapat dikarakterisasi sebagai polar. Ini mencakup bahan-bahan anorganik seperti
kalsium dan magnesium karbonat, gel, silika, dan aluminium oksida atau bahan-bahan
organik seperti sukrosa, amilum, dan selulosa. Adsorben seperti itu memperlihatkan
afinitas yang tinggi terhadap zat terlarut polar, teruatam jika pelarut dari zat terlarut
tersebut rendah (Underwood, 1989).
Kebanyakanzatpengadsorpsiadalahadsorben.Bahan-bahan

yang

berpori,

danadsorpsiberlangsungterutamapadadinding-dindingpori (Achmadi, 2012)
Proses

adsorpsidapatdigambarkansebagai

proses

dimanamolekulmeninggalkanlarutandanmenempelpadapermukaanzatadsorbenakibatki
miadanfisika. Ahlipengolahan air membagiadsorpsimenjaditigalangkah, yaitu :
Makrotransport : perpindahan zat pencemar, disebut juga adsorbat (zat yang
diadsorpsi), di dalam air menuju permukaan adsorban.
Mikrotransport : perpindahan adsorbat menuju pori-pori di dalam adsorban.
Sorpsi : pelekatan zat adsorbat ke dinding pori-pori atau jaringan pembuluh
kapiler mikroskopis (Achmadi,2012).
Kekuataninteraksiadsorbatdenganadsorbendipengaruhiolehsifatdariadsorbatma
upunadsorbennya.Gejala yang umumdipakaiuntukmeramalkankomponenmana yang
diadsorpsilebihkuatadalahkepolaranadsorbendenganadsorbatnya.Apabilaadsorbennya
bersifat

polar,

makakomponen

yang

bersifat

polar

akanterikatlebihkuatdibandingkandengankomponen yang kurang polar (Fera, 2012).
Pemakaiankarbonaktifdalamtangkiaerasilumpuraktifmenghasilkanefisiensipen
golahan yang lebihbaikdanbiaya yang lebihekonomisdibandingkan proses koagulasiflokulasidan proses adsorpsidengakarbonaktif (Achmadi, 2012).
III. Equipments and Materials
a. Equipments used
1. Burette 50 ml : 1 pieces
2. Erlenmeyer Flask 50 ml : 2 pieces
3. Beaker Glass 50 ml : 5 pieces
4. Stand and Clamp : 1 set
5. Dropper : 2 pieces
6. Spatula : 1 piece
7. Funnel : 1 piece
8. Bottle Spray : 1 piece
9. Measuring Cylinder 5 ml : 1 piece
10. Measuring Cilinder 25 ml : 1 piece
11. Erlenmeyer Flask 100 ml : 2 pieces
b. Materials Used
1. Hydrochloric Acid (HCl) 0,1 N
2. Sodium Hydroxide (NaOH) 0,1 N
3. Phenolphtalein
4. Methyl Red
5. Aquadest
6. Clay
7. Charcoal
8. Filter Paper
9. Aluminium Foil
IV.

Scheme Work
Four beaker glass were prepared.

Two beaker glass was added by 0,5 grams clay and two other glass was added by
0,5 grams charcoal.

HCl 0,1 N 10 ml was added to charcoal and clay NaOH 0,1 N 10 ml was added to
charcoal and clay was waited about 10 minutes.

Then it was filtered with filter paper and each filtrate put into beaker glass.

Each filtred was taken about 5 ml and put into the erlenmeyer flask.

Filtrate of clay and charcoal acidic were added to the phenolphtalein indicator
then titrated with NaOH.

Filtrate of clay and charcoal base were added to the methyl red indicator then
titrated with HCl.

Volume of NaOH HCl that used were recorded.
V.

Data and Result Observation
a. Suasana Asam
HCl

V HCl

V NaOH

Lempung

5 ml

4 ml

Arang

5ml

3,8 ml

b. Suasana Basa
NaOH

V NaOH

V HCl

Lempung

5 ml

4 ml

Arang

5 ml

3,5 ml

VI. Calculate
1. Konsentrasi
a. Asam ( arang )
V HCl . N HCl = V NaOH . N NaOH
5 mL . N HCl = 5 mL . 0,1 N
N HCl = 0,5 N / 5
N HCl = 0,1 N
b. Asam ( lempung )
V HCl . N HCl = V NaOH . N NaOH
5 mL . N HCl = 4 mL . 0,1 N
N HCl = 0,4 N / 5
N HCl = 0,08 N
c. Basa ( arang )
V HCl . N HCl = V NaOH . N NaOH
2,5 mL . 0,1 N = 5 mL . N NaOH
N NaOH = 0,25 N / 5
N NaOH = 0,05 N
d. Basa ( lempung )
V HCl . N HCl = V NaOH . N NaOH
3 mL . 0,1 N = 5 mL . N NaOH
N NaOH = 0,3 N / 5
N NaOH = 0,06 N

2. Konsentrasi Total
a. Asam ( arang )
Ctotal = Cawal - Cakhir
= 0,1 N – 0,1 N
=0N
b. Asam ( lempung )
Ctotal = Cawal - Cakhir
= 0,1 N – 0,08 N
= 0,02 N
c. Basa ( arang )
Ctotal = Cawal - Cakhir
= 0,1 N – 0,05 N
= 0,05 N
d. Basa ( lempung )
Ctotal = Cawal - Cakhir
= 0,1 N – 0,06 N
= 0, 09 N

3. % Konsentrasi
a. Asam ( arang )
b. Asam ( lempung )

c. Basa ( arang )

d. Basa ( lempung )

VII. Chemical Reaction
1. HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O(l)
2. SiO4 . AlO2(s) + 4 HCl(aq) [Al(SiCl4)]3+(aq) + 2H2O(l) + 4O2(g)
3. SiO4 . AlO6(s) + 4NaOH(aq) [ Al(SiOH)4]3+(aq) + 2Na2O(aq) + 4O2(g)
4. –C-C-C-C + H+ Cl- -C-C-C-C-Cl + H+
5. –C-C-C-C + Na+ OH- -C-C-C-C-OH + Na+
VIII. Discussion
Penentuan keasaman zat berpori ini bertujuan untuk menentukan tingkat keasaman
suatu zat yang memiliki pori berbeda-beda. Pada percobaan ini dilakukan perendaman atau
penambahan pada arang dan lempung yang berbeda bertujuan untuk memberikan suasana
atau kondisi pada arang dan lempung sehingga pada percobaan ini ada lempung dan arang
suasana asam dan juga arang dan lempung dalam suasana basa, yang bertujuan untuk
membandingkan daya penyerapan arang dan lempung pada suasana asam dan basa. Setelah
ditambahkan HCl maupun NaOH, arang adan lempung dikocok untuk melarutkan arang
maupun lempung dengan HCl maupun NaOH.
Pendiaman campuran dilakukan selama 10 menit untuk menyerap zat-zat pengotor
yang terdapat pada HCl maupun NaOH oleh arang dan juga lempung. Penyaringan dilakukan
untuk memisahkan HCl maupun NaOH dengan arang dan lempung. Filtrat HCl maupun
NaOH diambil, pada filtrate HCl ditambahkan Fenolftalein karena Fenolftalein merupakan
indicator basa yang apabila ditambahkan kedalam asam akan membentuk larutan yang tidak
berwarna dan juga karena filtrate HCl tersebut dititrasi dengan basa, yaitu NaOH, agar mudah
mengamati perubahan warnanya pada saat tercapai titik ekivalen atau titik akhir titrasinya.
Sedangkan pada filtrate NaOH ditambahkan kedalam basa akan membentuk larutan berwarna
kuning dan juga karena filtrate NaOH tersebut dititrasi dengan asam, yaitu HCl agar mudah
mengamati perubahan warnanya saat mencapai titik akhir titrasinya. Dari percobaan yang
dilakukan, didapatkanlah data percobaan pada suasana asam, volume NaOH yang terpakai,
yang menggunakan arang sebagai adsorbennya adalah 5 mL, sedangkan yang menggunakan
lempung sebagai adsorbennya adalah 4 mL. Data percobaan pada suasana basa, volume HCl
yang terpakai yang menggunakan arang sebagai adsorbennya adalah 2,5 mL, sedangkan yang
menggunakan lempung sebagai adsorbennya adalah 3 mL. berdasarkan perhitungan persen
konsentrasi pada suasana asam yang adsorbennya arang diperoleh persen konsentrasinya 0%
sedangkan yang adsorbenmya lempung persen konsentrasinya 1,46 %. Hal ini berarti
lempung lebih bagus daripada arang digunakan sebagai adsorben, berdasarkan besarnya
persen konsentrasi. Sedangkan persen konsentrasi pada suasana basa yang adsorbennya
arang, persen konsentrasinya adalah 3,65 % sedangkan yang adsorbennya lempung, persen
konsentrasinya adalah 2,92 %. Berdasarkan persen konsentrasinya, adsorben yang bagus
digunakan adalah arang. Pada percobaan ini yang digunakan sebagai adsorbat adalah HCl dan
NaOH sedangkan adsorbennya adalah arang dan lempung. Berdasarkan teori, adsorben yang
bagus adalah lempung, tapi pada percobaan yang dilakukan dari hasil yang diperoleh pada
suasana basa besar yang besar pada adsorben arang. Hal ini dapat terjadi karena kesalahan
pada saat melakukan titrasi.

IX. Question and Answer
1. Jelaskan karakterisasi lempung secara lengkap!
Jawab:
Lempung adalah hidrat alumina silika dan beberapa diantaranya mengandung alkali
dan alkali tanah sebagai kompone penting. Lempung mempunyai sifat liat dan
kristain. Atom-atomnya tersusun pada pola geometris tertentu. Partikel lempung
berukuran 0,002 mm dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron lempung
yang dipakai sebagai penyerap dan penapis molekul memerlukan proses dehidrasi
terlebih dahulu untuk mencapai keadaan bebas air sehingga terbentuk pori-pori
lempung.
Tanah
lempung
memiliki
ciri-ciri
sebagai
berikut
:
a. Tanah sulit menyerap air sehingga tidak cocok untuk dijadikan lahan pertanian.
b. Tekstur tanahnya cenderung lengket bila dalam keadaan basa lemah dan basa kuat
menyatu antara tanah yang satu dengan tanah yang lain.
c. Dalam keadaan kering, butiran tanahnya terpecah-pecah secara halus.
d. Merupakan bahan baku [embuatan tembakau dan kerajinan tangan lainnya dalam
pembuatannya harus dibakar dengan suhu diatas 100 c.
2. Sebutkan dan jelaskan faktor yang mempengaruhi proses penyerapn absorpsi!
Jawab :
a. Luas Permukaan
Semakin luas permukaan adsorbsi, maka semakin banyak zat yang teradsorpsi.
b. Jenis Adsorbat
1. Peningkatan polaristabilitas adsorbat akan meningkat kemampuan adsorpsi
molekul yang mempunyai polaristabilitas yang tinggi (polar).
2. Peningkatan berat molekul adsorbat dapat meningkatkan kemampuan
adsorpsi.
3. Adsorbat dengan rantai bercabang biasanya lebih mudah diadsorpsi
dibandingkan rantai yang lurus.
c. Konsentrasi Adsorbat
Semakin besar konsentrasi, semakin banyak jumlah substansi yang terkumpul.
d. Struktur Molekul Adsorbat
Hidroksil dan amino mengurangi kemampuan penyisihan sedangkan nitrogen
meningkatkan penyisihan.
e. Temperatur
Pemanasan yang terlalu tinggi dapat merusak absorban, sehingga kemampuan
penyerapan menurun.
f. pH
pH larutan mempengaruhi kelarutan ion logam, aktivitas gugus fungsi pada
absorben dan kompetisi ion logam dalam proses adsoprsi.
g. Kecepatan Pengadukan
Bila pengadukan terlalu lambat maka proses adsorpsi berlangsung lambat, tetapi
bila pengadukan terlalu cepat kemungkinan struktur adsorben cepat rusak sehinga
proses adsorpsi kurabg optimal.
h. Waktu Kontak
Penentuan waktu kontak yang menghasilkan kapasitas adsorpsi maksimum terjadi
pada waktu kesetimbangan.
3. Apa yang dimaksud dengan proses titrasi, titran, titrat, titik akhir titrasi dan indikator!
Jawab :
a. Proses titrasi adalah metode analisa kimia kuantitatif untuk menentukan
konsentrasi suatu larutan / reaktan.
b. Titran adalah suatu larutan yang mengandung reagensia dan konsentrasi yang
telah diketahui dan biasanya larutan yang berada dalam buret.
c. Titrat adalah zat yang telah dititrasi dan ingin diketahui konsentrasinya biasanya
larutan yang berada dalam erlenmeyer.
d. Titik akhir titrasi adalah titik saat insikator menunjukkan gejala yang menandai
bahwa titk ekivalen telah tercapai.
e. Indikator adalah senyawa organik yang dapat mempertahankan warna berbeda
dalam larutan yang bersifat asam maupun basa.
4. Sebutkan dan jelaskan cara-cara mengukur keasaman suatu larutann!
Jawab :
a. Kertas lakmus
Pengukuran dengan kertas lakmus hanya bersifat pendekatan karea tidak bisa
mengetahui nilai pH sebenarnya dan kertas lakmus hanya digunakan satu kali
saja. Jika suatu larutan mengubah kertas lakmus menjadi biru, berarti larutan
tersebut bersifat basa. Jika suatu larutan mengubah kertas lakmus menjadi merah,
berarti larutan tersebut bersifat asam.
b. pH meter
pH meter terdiri dari elektroda pengukur pH yang bekerja dengan adanya arus
listrik. Pengukuran dengan pH meter lebih akurat dari pada dengan kertas lakmus,
karena pH larutan dapat terukur dengan nilai tertentu. Selain itu, pH meter dapat
digunakan berulang-ulang.
c. Indikator asam-basa
Zat kimia mempunyai warna berbeda dalam larutan asam dan larutan basa.
Contoh pada phenolphtalein jika dalam suasana asam maka warna yang dihasilkan
bening, dan dalam suasana basa akan berwarna merah muda.
d. Indikator alam
Indikator yang berasal dari alam, seperti bunga sepatu dan lain-lain.
e. Indikator universal
Indikator yang dapat digunakan untuk menunjukkan pH suatu larutan dengan
warna yang telah tertera pada kotak indikator.

X. Conclution
1. Tingkat keasaman arang dan lempung berdasarkan hasil percobaan labih bersifat
asam atau asam kuat lempung daripada arang karena persen konsentrasinya lebih
besar, konsentrasi berbanding terbalik dengan pH.
2. Berdasakan pengertian adsorpsi, adsorbat, dan adsorban pada percobaan ini
dilakukan proses pemisahan komponen lain yang bercampur dengan HCl maupun
NaOH atau zat pengotor tapi yang diamati hanya pada permukaan campuran, media
penyerapnya adalah arang dan lempung.
3. Lempung merupakan mineral yang berarti banyak terdapat dialam, lempung
tersusun dari tetrahedral Si-O dan octahedral Al-O.
4. Cara menentukan keasaman pada lempung dan juga arang adalah dengan
menggunakan indicator phenolftalein.
5. Berdasarkan hasil percobaan, persen konsentrasi arang pada suasana asam adalah
0% sedangkan persentase konsentrasi lempung adalah 1,46%. Pada suasana basa
persen konsentrasi arang adalah 3,65% sedangkan persen konsentrasi lempung 2,92
%.
XI.Reference
Achmadi. 2012. Jurnal Kimia Fisika Penentuan Entalpi Adsorpsi.
http://achmadi.wordpress.com/2012/04/28/jurnal-kimia-fisika-penentuanadsorpsi/. Diakses tanggal 1 Desember 2013.
Anggraini. 2012. Penentuan Skala Keasaman dan Kabasaan.
http://Anggraini.www.rumus-fisika.com/2012/09/penentuan-skala-keasaman-dankebasaan.html. Diakses tanggal 1 Desember 2013.
Fera. 2012. Adsorpsi.
http://ferrapramadewi.wordpress.com/2012/adsorpsi/author/ferrazukhrufia/page/
2/. Diakses tanggal 1 Desember.
Keenan. 1999. Kimia untuk Universitas. Erlangga, Jakarta.
Sukardjo. 1990. Kimia Koordinasi. PT. Rineka Cipata, Jakarta.
Tim Labor Kimia Fisika. 2013. Penuntun Praktikum Kimia Fisika 1. Fmipa-UR, Pekanbaru.
Underwood. 1989. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga, Jakarta.
DETERMINE ACIDITY POROUS

More Related Content

What's hot

Asidimetri dan alkalimetri
Asidimetri dan alkalimetriAsidimetri dan alkalimetri
Asidimetri dan alkalimetriJuli ana
 
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdagangan
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdaganganLaporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdagangan
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdaganganNita Mardiana
 
KROMATOGRAFI GAS PPT
KROMATOGRAFI GAS PPTKROMATOGRAFI GAS PPT
KROMATOGRAFI GAS PPTNida Faradisa
 
Laporan praktikum - isoterm freundlich
Laporan praktikum - isoterm freundlichLaporan praktikum - isoterm freundlich
Laporan praktikum - isoterm freundlichFirda Shabrina
 
Atomic Absorption Spectrophotometer
Atomic Absorption SpectrophotometerAtomic Absorption Spectrophotometer
Atomic Absorption SpectrophotometerYusrizal Azmi
 
Aplikasi titrasi argentometri
Aplikasi titrasi argentometriAplikasi titrasi argentometri
Aplikasi titrasi argentometriKustian Permana
 
Spektrofotometer Serapan Atom
Spektrofotometer Serapan AtomSpektrofotometer Serapan Atom
Spektrofotometer Serapan AtomSyarif Hamdani
 
titrasi pengendapan Argentometri
titrasi pengendapan Argentometri titrasi pengendapan Argentometri
titrasi pengendapan Argentometri Afif Randika
 
Titrasi Balik bu yuni
Titrasi Balik bu yuniTitrasi Balik bu yuni
Titrasi Balik bu yuniaji indras
 
LAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriLAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriqlp
 
pembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatpembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatYasherly Amrina
 
Pengenalan peralatan laboratorium kimia sederhana
Pengenalan peralatan laboratorium kimia sederhanaPengenalan peralatan laboratorium kimia sederhana
Pengenalan peralatan laboratorium kimia sederhanaKlara Tri Meiyana
 
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basaAnalisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basaMeiseti Awan
 

What's hot (20)

Asidimetri dan alkalimetri
Asidimetri dan alkalimetriAsidimetri dan alkalimetri
Asidimetri dan alkalimetri
 
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdagangan
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdaganganLaporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdagangan
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdagangan
 
KROMATOGRAFI GAS PPT
KROMATOGRAFI GAS PPTKROMATOGRAFI GAS PPT
KROMATOGRAFI GAS PPT
 
Laporan praktikum - isoterm freundlich
Laporan praktikum - isoterm freundlichLaporan praktikum - isoterm freundlich
Laporan praktikum - isoterm freundlich
 
Kelarutan sebagai fungsi suhu
Kelarutan sebagai fungsi suhuKelarutan sebagai fungsi suhu
Kelarutan sebagai fungsi suhu
 
Atomic Absorption Spectrophotometer
Atomic Absorption SpectrophotometerAtomic Absorption Spectrophotometer
Atomic Absorption Spectrophotometer
 
Aplikasi titrasi argentometri
Aplikasi titrasi argentometriAplikasi titrasi argentometri
Aplikasi titrasi argentometri
 
Spektrofotometer Serapan Atom
Spektrofotometer Serapan AtomSpektrofotometer Serapan Atom
Spektrofotometer Serapan Atom
 
Laporan Praktikum Timbal Balik Fenol-Air
Laporan Praktikum Timbal Balik Fenol-AirLaporan Praktikum Timbal Balik Fenol-Air
Laporan Praktikum Timbal Balik Fenol-Air
 
titrasi pengendapan Argentometri
titrasi pengendapan Argentometri titrasi pengendapan Argentometri
titrasi pengendapan Argentometri
 
Titrasi Balik bu yuni
Titrasi Balik bu yuniTitrasi Balik bu yuni
Titrasi Balik bu yuni
 
Konformasi isomer
Konformasi isomerKonformasi isomer
Konformasi isomer
 
Kromatografi gas
Kromatografi gasKromatografi gas
Kromatografi gas
 
LAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriLAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetri
 
pembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatpembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfat
 
Pengenalan peralatan laboratorium kimia sederhana
Pengenalan peralatan laboratorium kimia sederhanaPengenalan peralatan laboratorium kimia sederhana
Pengenalan peralatan laboratorium kimia sederhana
 
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basaAnalisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
 
Laporan spektronic-20
Laporan spektronic-20Laporan spektronic-20
Laporan spektronic-20
 
Uv vis
Uv visUv vis
Uv vis
 
Tegangan permukaan
Tegangan permukaanTegangan permukaan
Tegangan permukaan
 

Viewers also liked

Laporan praktikum kimia fisika
Laporan praktikum kimia fisika Laporan praktikum kimia fisika
Laporan praktikum kimia fisika Dede Suhendra
 
Reaktivitas Ion-Ion Logam Transisi
Reaktivitas Ion-Ion Logam TransisiReaktivitas Ion-Ion Logam Transisi
Reaktivitas Ion-Ion Logam TransisiRihlatul adni
 
Kimia fisika II Viskositas
Kimia fisika II ViskositasKimia fisika II Viskositas
Kimia fisika II Viskositasmery gita
 
Laporan mingguan Sifat Fisik Zat devi
Laporan mingguan Sifat Fisik Zat deviLaporan mingguan Sifat Fisik Zat devi
Laporan mingguan Sifat Fisik Zat devidevirmdhni
 
Laporan praktikum - wujud zat
Laporan praktikum - wujud zatLaporan praktikum - wujud zat
Laporan praktikum - wujud zatFirda Shabrina
 
Kimia fisika II Viskositas
Kimia fisika II ViskositasKimia fisika II Viskositas
Kimia fisika II Viskositasmery gita
 
Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i Dede Suhendra
 
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-lapraklaporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprakpraditya_21
 
laporan praktikum
laporan praktikum laporan praktikum
laporan praktikum asterias
 
Laporan Praktikum Kimia Elektrolisis
Laporan Praktikum Kimia ElektrolisisLaporan Praktikum Kimia Elektrolisis
Laporan Praktikum Kimia ElektrolisisRevika Nurul Fadillah
 
Ketetapan kesetimbangan
Ketetapan kesetimbangan Ketetapan kesetimbangan
Ketetapan kesetimbangan Dede Suhendra
 
Laporan pratikum vi perubahan wujud zat
Laporan pratikum vi perubahan wujud zatLaporan pratikum vi perubahan wujud zat
Laporan pratikum vi perubahan wujud zatMaRis Aini
 
Laporan Praktikum Sifat-sifat Fisik dari Zat
Laporan Praktikum Sifat-sifat Fisik dari ZatLaporan Praktikum Sifat-sifat Fisik dari Zat
Laporan Praktikum Sifat-sifat Fisik dari ZatErnalia Rosita
 
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsilaporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsiWd-Amalia Wd-Amalia
 

Viewers also liked (20)

Laporan praktikum kimia fisika
Laporan praktikum kimia fisika Laporan praktikum kimia fisika
Laporan praktikum kimia fisika
 
Reaktivitas Ion-Ion Logam Transisi
Reaktivitas Ion-Ion Logam TransisiReaktivitas Ion-Ion Logam Transisi
Reaktivitas Ion-Ion Logam Transisi
 
Kimia fisika II Viskositas
Kimia fisika II ViskositasKimia fisika II Viskositas
Kimia fisika II Viskositas
 
laju aliran
laju aliran laju aliran
laju aliran
 
Isi
Isi Isi
Isi
 
Percobaan ii mirna
Percobaan ii mirnaPercobaan ii mirna
Percobaan ii mirna
 
Laporan mingguan Sifat Fisik Zat devi
Laporan mingguan Sifat Fisik Zat deviLaporan mingguan Sifat Fisik Zat devi
Laporan mingguan Sifat Fisik Zat devi
 
11. energi kisi
11. energi kisi11. energi kisi
11. energi kisi
 
Laporan praktikum - wujud zat
Laporan praktikum - wujud zatLaporan praktikum - wujud zat
Laporan praktikum - wujud zat
 
Kimia fisika II Viskositas
Kimia fisika II ViskositasKimia fisika II Viskositas
Kimia fisika II Viskositas
 
Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i
 
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-lapraklaporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
 
laporan praktikum
laporan praktikum laporan praktikum
laporan praktikum
 
Laporan Praktikum Kimia Elektrolisis
Laporan Praktikum Kimia ElektrolisisLaporan Praktikum Kimia Elektrolisis
Laporan Praktikum Kimia Elektrolisis
 
Ketetapan kesetimbangan
Ketetapan kesetimbangan Ketetapan kesetimbangan
Ketetapan kesetimbangan
 
Laporan pratikum vi perubahan wujud zat
Laporan pratikum vi perubahan wujud zatLaporan pratikum vi perubahan wujud zat
Laporan pratikum vi perubahan wujud zat
 
PP flavonoid
PP flavonoidPP flavonoid
PP flavonoid
 
Laporan Praktikum Sifat-sifat Fisik dari Zat
Laporan Praktikum Sifat-sifat Fisik dari ZatLaporan Praktikum Sifat-sifat Fisik dari Zat
Laporan Praktikum Sifat-sifat Fisik dari Zat
 
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsilaporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
 
Penuntun praktikum kimia dasar 1
Penuntun praktikum kimia dasar 1Penuntun praktikum kimia dasar 1
Penuntun praktikum kimia dasar 1
 

Similar to DETERMINE ACIDITY POROUS

LAPRAK KOLOID DAN ADSORPSI(aryand hidayat) (1).docx
LAPRAK KOLOID DAN ADSORPSI(aryand hidayat) (1).docxLAPRAK KOLOID DAN ADSORPSI(aryand hidayat) (1).docx
LAPRAK KOLOID DAN ADSORPSI(aryand hidayat) (1).docxFikramMunandar
 
Adsorpsi kimia fisik
Adsorpsi kimia fisikAdsorpsi kimia fisik
Adsorpsi kimia fisikiriadiirwan
 
Adsorben makalah
Adsorben makalahAdsorben makalah
Adsorben makalahMia Odina
 
Termokimia
TermokimiaTermokimia
TermokimiaTillapia
 
Kimia permukaan
Kimia permukaanKimia permukaan
Kimia permukaanTillapia
 
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) SurfaktanPenentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) SurfaktanAhmad Dzikrullah
 
Diffusion in-solids-difusi-dalam-padatan
Diffusion in-solids-difusi-dalam-padatanDiffusion in-solids-difusi-dalam-padatan
Diffusion in-solids-difusi-dalam-padatanriski890
 
Pemyerapan permukaan gas-padat
Pemyerapan permukaan gas-padatPemyerapan permukaan gas-padat
Pemyerapan permukaan gas-padatAlfiah Alif
 
Absorpsi atau penyerapan zat aktif adalah masuknya molekul e
Absorpsi atau penyerapan zat aktif adalah masuknya molekul eAbsorpsi atau penyerapan zat aktif adalah masuknya molekul e
Absorpsi atau penyerapan zat aktif adalah masuknya molekul easepkurniawan12
 
Adsorpsi ( kimfis )
Adsorpsi ( kimfis )Adsorpsi ( kimfis )
Adsorpsi ( kimfis )andi septi
 

Similar to DETERMINE ACIDITY POROUS (20)

Kinetika adsorpsi 2
Kinetika adsorpsi 2Kinetika adsorpsi 2
Kinetika adsorpsi 2
 
LAPRAK KOLOID DAN ADSORPSI(aryand hidayat) (1).docx
LAPRAK KOLOID DAN ADSORPSI(aryand hidayat) (1).docxLAPRAK KOLOID DAN ADSORPSI(aryand hidayat) (1).docx
LAPRAK KOLOID DAN ADSORPSI(aryand hidayat) (1).docx
 
Adsorpsi
AdsorpsiAdsorpsi
Adsorpsi
 
Adsorpsi
AdsorpsiAdsorpsi
Adsorpsi
 
Adsorpsi kimia fisik
Adsorpsi kimia fisikAdsorpsi kimia fisik
Adsorpsi kimia fisik
 
Adsorben makalah
Adsorben makalahAdsorben makalah
Adsorben makalah
 
Termokimia
TermokimiaTermokimia
Termokimia
 
Kimia permukaan
Kimia permukaanKimia permukaan
Kimia permukaan
 
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) SurfaktanPenentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
 
Laporan kir
Laporan kirLaporan kir
Laporan kir
 
12001445.ppt
12001445.ppt12001445.ppt
12001445.ppt
 
Makalah koloid
Makalah koloidMakalah koloid
Makalah koloid
 
ppt.Kaloid
ppt.Kaloidppt.Kaloid
ppt.Kaloid
 
Diffusion in-solids-difusi-dalam-padatan
Diffusion in-solids-difusi-dalam-padatanDiffusion in-solids-difusi-dalam-padatan
Diffusion in-solids-difusi-dalam-padatan
 
Pemyerapan permukaan gas-padat
Pemyerapan permukaan gas-padatPemyerapan permukaan gas-padat
Pemyerapan permukaan gas-padat
 
Kir
KirKir
Kir
 
Sintesis nanopartikel
Sintesis nanopartikelSintesis nanopartikel
Sintesis nanopartikel
 
Absorpsi atau penyerapan zat aktif adalah masuknya molekul e
Absorpsi atau penyerapan zat aktif adalah masuknya molekul eAbsorpsi atau penyerapan zat aktif adalah masuknya molekul e
Absorpsi atau penyerapan zat aktif adalah masuknya molekul e
 
Adsorpsi 2.pptx
Adsorpsi 2.pptxAdsorpsi 2.pptx
Adsorpsi 2.pptx
 
Adsorpsi ( kimfis )
Adsorpsi ( kimfis )Adsorpsi ( kimfis )
Adsorpsi ( kimfis )
 

More from Dede Suhendra

More from Dede Suhendra (8)

Laporan praktikum kimfis kel ix
Laporan praktikum kimfis kel ixLaporan praktikum kimfis kel ix
Laporan praktikum kimfis kel ix
 
Diagram tiga komponen
Diagram tiga komponen Diagram tiga komponen
Diagram tiga komponen
 
Tegangan permukaan
Tegangan permukaan Tegangan permukaan
Tegangan permukaan
 
Destilation of biner solution
Destilation of biner solution Destilation of biner solution
Destilation of biner solution
 
Model ikatan kimia
Model ikatan kimia Model ikatan kimia
Model ikatan kimia
 
ikatan kimia
ikatan kimiaikatan kimia
ikatan kimia
 
Kartu merah
Kartu merahKartu merah
Kartu merah
 
orbital molekul
orbital molekulorbital molekul
orbital molekul
 

Recently uploaded

Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptYanseBetnaArte
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 

Recently uploaded (20)

Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 

DETERMINE ACIDITY POROUS

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I DETERMINE OF ACIDITY PORUS SUBSTANCES Disusun Oleh : K-113-12-001-F K-113-12-015-F LABORATORIUM KIMIA FISIKA JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2013
  • 2. LEMBAR PENGESAHAN Nomor Lab : k-113-12-001-f, k-113-12-015-f NIM : 1203111788, 1203113505 Kelas / Kelompok : A / VIII Tanggal Praktikum : 04 Desember 2013 Judul Praktikum : Keasaman Zat Berpori Pekanbaru, 27 Desember 2013 Praktikan k-113-12-001-f NIM. 1203111788 k-113-12-015-f NIM. 1203113505 Menyetujui, Mengetahui, Koordinator Asisten Praktikum Kimia Fisika I (Ade Priyanto,S.Si) NIM.1110247272 Asisten (Mhd. Reza Pahlevi) NIM. 1003121327
  • 3. DETERMINE OF ACIDITY POROUS SUBSTANCE ABSTRACT Tujuan dari percobaan penentuan keasaman zat berpori ini adalah untuk menentukan tingkat keasaman suatu zat yang memiliki pori berbeda-beda. Adsorbsi ( penyerapan ) adalah suatu proses pemisahan komponen dari suatu fasa fluida berpindah kepermukaan zat padat. Adsorbat adalah substansi yang terserap atau substansi yang akan dipisahkan dari pelarutnya. Adsorben adalah suatu media penyerap. Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah metode titrasi. Zat berpori yang digunakan pada percobaan ini adalah lempung dan arrang yang telah dikalsinasi. Pada suasana asam, NaOH yang terpakai untuk arang adalah 5 mL sedangkan untuk lempung adalah 4 mL. pada suasana basa, HCl yang terpakai untuk arang adalah 2,5 mL sedangkan untuk lempung adalah 3 mL. berdasarkan hasil percobaan, persen konsentrasi pada suasana asam untuk arang adalah 0 %, untuk lempung adalah 1,46 %, sedangkan pada suasana basa untuk arang adalah 3,65 %, untuk lempung adalah 2,92 %.
  • 4. I. Purpose 1. Menentukan tingkat keasaman suatu zat yang memiliki pori berbeda 2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi proses penyerapan dalam adsorpsi 3. Mengetahui cara-cara mengukur keasaman suatu zat II. Theory Pada umumnya semua asam mempunyai sifat tertentu. Jumlah ion H+ dalam air digunakan untuk menentukan derajat keasaman atau kebasaan suatu zat. Semakin zat tersebut memiliki keasaman tinggi, semakin banyak ion H+ dalam air (Anggraini, 2012). Adsorpsi merupakan proses pemisahan dimana komponen dari suatu fase fluida berpindah ke permukaan zat padat yang menyerap (adsorben). Biasanya pertikel-pertikel kecil zat penyerap dan yang umum dilepaskan pada adsorpsi kimia yang merupakan ikatan kuat antara penyerap dan zat yang diserap hingga terjadi proses yang bolak balik (Achmadi, 2012). Kinetikaadsorpsimenyatakanadanya proses penyerapansuatuzatolehadsorbendalamfungsiwaktu. Adsorpsiterjadidalampermukaanzatpadatkarenaadanyadayatarik atom ataumolekulpadapermukaanzatpadat.Molekulmolekulpadapermukaanzatpadatatauzatcair, karenatidakadagaya-gaya lain mempunyaigayatarikkearahdalam, yang mengimbangi.Adanya gay- gayainimenyebabkanzatpadatdanzatcair, mempunyaigayaadsorpsi.Absorbsiberbedadenganadsorpsi, padaabsorpsizat yang diserapmasukkedalamadsorbensedangkanpadaadsorpsizat yang diseraphanyaterdapat di permukaannya (Sukardjo, 1990). Proses adsorpsi yang terjadipadakimisorpsi, partikelmelekatpadapermukaandenganmembentukikatankimia (biasanyaikatankovalen), dancendrungmencaritempat yang memaksimumkanbilangankoordinasinyadengansubstrat.Peristiwaadsorpsidisebab
  • 5. kanolehgayatarikmolekul-molekul di permukaanadsorbens. Diamanaadsorben yang biasadigunakandalampercobaanadalahkarbonaktif, sedangkanzat yang diserapadalahasamasetat (Keenan, 1999). Adsorpsi (penjerapan) adalah suatu proses pemisahan komponen dari suatu fluida berpindah ke permukaan zat padat yang menyerap (adsorben). Biasanya partikel-partikel kecil zat penyerap dilepas pada adsorbsi kimia yang merupakan ikatan kuat antara penyerap dan zat yaang diserap himgga tidak mungkin terjadi proses yang bolak balik. Adsorbat adalah substansi yang terserap atau substansi yang akan dipisahkan dari pelarutnya, sedangkan adsorban adalah merupakan suatu media penyerap yang dalam hal ini berupa senyawa karbon (Tim Labor Kimia Fisika, 2013). Peristiwaadsorpsi yang terjadijikaberadapadapermukaanduafase yang bersihditambahkankomponenketiga, makakomponenketigainiakansangatmempengaruhuisifatpermukaan (Atkins, 1990). Bayangkan suatu bahan padat dengan permukaan yang bersih dan kering. Jika permukaan ini dialiri suatu fluida-gas, cairan atau larutan. Terdapat suatu kecendrungan dimana molekul-molekul gas, pelarut, atau zat terlarut akan berinteraksi dengan permukaan zat padat. Jika bahan padat itu dipisahkan dengan sangat halus atau sangat berpori atau dengan kata lain, jika permukaannya sangat luas maka daerah adsorpsi yang terjadi mungkin cukup besar. Sebagai contoh, jika suatu zat adsorben yang baik seperti misalnya arang yang dibuat secara khusus dimasukkan kedalam bejana yang berisi gas, penurunan tekanan ketika permukaan yang menarik molekul-molekul gas akan dapat diukur dengan mudah (Underwood, 1989). Adsorbsisecaraumumadalah proses penggumpalansubtansiterlarut (soluble) yang adadalamlarutan, olehpermukaanzatataubendapenyerap, dimanaterjadisuatuikatankimiafisikaantarasubtansidenganpenyerapannya. Adsorbsidapatdikelompokkanmenjadidua, yaitu ;
  • 6. 1. Adsorbsi fisik, yaitu berhubungan dengan gaya Van der Waals dan merupakan suatu proses bolak – balik apabila daya tarik menarik antara zat terlarut dan adsorben lebih besar daya tarik menarik antara zat terlarut dengan pelarutnya maka zat yang terlarut akan diadsorbsi pada permukaan adsorben. 2. Adsorbsi kimia, yaitu reaksi yang terjadi antara zat padat dan zat terlarut yang teradsorbsi (Fera, 2012). Ada beberapafaktor yang mempengaruhidayaserapadsorpsi, yaitu : 1. Sifat Serapan Adsorpsiakanbertambahbesarsesuaidenganbertambahnyaukuranmolekulserap andaristurktur yang sama, Adsorbsijugadipengaruhiolehgugusfungsi, sepertidalamderet posisigugusfungsi, homolog. ikatanrangkap, strukturrantaidarisenyawaserapan. 2. Temperatur/ suhu Faktor yang mempengaruhi suhu proses adsoprsi adalah viskositas dan stabilitas thermal senyawa serapan. Jika pemanasan tidak mempengaruhi sifatsifat senyawa serapan, seperti terjadi perubahan warna mau dekomposisi, maka perlakuan dilakukan pada titik didihnya. 3. pH (Derajat Keasaman) Adsorpsi akan meningkat bila pH diturunkan, yaitu dengan penambahan asam-asam mineral. Ini disebabkan karena kemampuan asam mineral untuk mengurangi ionisasi asam organik tersebut. 4. Waktu Singgung Waktu yang dibutuhkan berbanding terbalik dengan jumlah arang yang digunakan (Fera, 2012).
  • 7. Aplikasi adsorpsi sering kita jumpai pada kehidupan sehari-hari. Misalnya, pada sistem pengolahan air limbah industri tekstil yang banyak ditujukan untuk menghilangkan warna dan yang umum digunakan adalah koagulasi-flokulasi. Alternatif pengganti untuk proses koagulasi-flokulasi adalah proses adsorpsi dengan menggunakan karbon aktif (Achmadi,2012). Keragaman sifat-sifat permukaan adsorben komersial ini merupakan suatu masalah bagi ahli kromatografi. Pada beberapa kasus, hanya dengan mencuci sebuah adsorben seperti alumma dengan asam atau alkali, kita dapat mengubah perilakunya, dan temperatur dimana adsorben tersebut dikeringka juga bisa menjadi hal yang penting (Underwood, 1989). Adsorben-adsorben yang paling lazim adalah zat padat yang secara kasar dapat dikarakterisasi sebagai polar. Ini mencakup bahan-bahan anorganik seperti kalsium dan magnesium karbonat, gel, silika, dan aluminium oksida atau bahan-bahan organik seperti sukrosa, amilum, dan selulosa. Adsorben seperti itu memperlihatkan afinitas yang tinggi terhadap zat terlarut polar, teruatam jika pelarut dari zat terlarut tersebut rendah (Underwood, 1989). Kebanyakanzatpengadsorpsiadalahadsorben.Bahan-bahan yang berpori, danadsorpsiberlangsungterutamapadadinding-dindingpori (Achmadi, 2012) Proses adsorpsidapatdigambarkansebagai proses dimanamolekulmeninggalkanlarutandanmenempelpadapermukaanzatadsorbenakibatki miadanfisika. Ahlipengolahan air membagiadsorpsimenjaditigalangkah, yaitu : Makrotransport : perpindahan zat pencemar, disebut juga adsorbat (zat yang diadsorpsi), di dalam air menuju permukaan adsorban. Mikrotransport : perpindahan adsorbat menuju pori-pori di dalam adsorban. Sorpsi : pelekatan zat adsorbat ke dinding pori-pori atau jaringan pembuluh kapiler mikroskopis (Achmadi,2012). Kekuataninteraksiadsorbatdenganadsorbendipengaruhiolehsifatdariadsorbatma upunadsorbennya.Gejala yang umumdipakaiuntukmeramalkankomponenmana yang diadsorpsilebihkuatadalahkepolaranadsorbendenganadsorbatnya.Apabilaadsorbennya
  • 8. bersifat polar, makakomponen yang bersifat polar akanterikatlebihkuatdibandingkandengankomponen yang kurang polar (Fera, 2012). Pemakaiankarbonaktifdalamtangkiaerasilumpuraktifmenghasilkanefisiensipen golahan yang lebihbaikdanbiaya yang lebihekonomisdibandingkan proses koagulasiflokulasidan proses adsorpsidengakarbonaktif (Achmadi, 2012). III. Equipments and Materials a. Equipments used 1. Burette 50 ml : 1 pieces 2. Erlenmeyer Flask 50 ml : 2 pieces 3. Beaker Glass 50 ml : 5 pieces 4. Stand and Clamp : 1 set 5. Dropper : 2 pieces 6. Spatula : 1 piece 7. Funnel : 1 piece 8. Bottle Spray : 1 piece 9. Measuring Cylinder 5 ml : 1 piece 10. Measuring Cilinder 25 ml : 1 piece 11. Erlenmeyer Flask 100 ml : 2 pieces b. Materials Used 1. Hydrochloric Acid (HCl) 0,1 N 2. Sodium Hydroxide (NaOH) 0,1 N 3. Phenolphtalein 4. Methyl Red 5. Aquadest 6. Clay 7. Charcoal 8. Filter Paper 9. Aluminium Foil
  • 9. IV. Scheme Work Four beaker glass were prepared. Two beaker glass was added by 0,5 grams clay and two other glass was added by 0,5 grams charcoal. HCl 0,1 N 10 ml was added to charcoal and clay NaOH 0,1 N 10 ml was added to charcoal and clay was waited about 10 minutes. Then it was filtered with filter paper and each filtrate put into beaker glass. Each filtred was taken about 5 ml and put into the erlenmeyer flask. Filtrate of clay and charcoal acidic were added to the phenolphtalein indicator then titrated with NaOH. Filtrate of clay and charcoal base were added to the methyl red indicator then titrated with HCl. Volume of NaOH HCl that used were recorded.
  • 10. V. Data and Result Observation a. Suasana Asam HCl V HCl V NaOH Lempung 5 ml 4 ml Arang 5ml 3,8 ml b. Suasana Basa NaOH V NaOH V HCl Lempung 5 ml 4 ml Arang 5 ml 3,5 ml VI. Calculate 1. Konsentrasi a. Asam ( arang ) V HCl . N HCl = V NaOH . N NaOH 5 mL . N HCl = 5 mL . 0,1 N N HCl = 0,5 N / 5 N HCl = 0,1 N b. Asam ( lempung ) V HCl . N HCl = V NaOH . N NaOH 5 mL . N HCl = 4 mL . 0,1 N N HCl = 0,4 N / 5 N HCl = 0,08 N c. Basa ( arang ) V HCl . N HCl = V NaOH . N NaOH 2,5 mL . 0,1 N = 5 mL . N NaOH N NaOH = 0,25 N / 5 N NaOH = 0,05 N
  • 11. d. Basa ( lempung ) V HCl . N HCl = V NaOH . N NaOH 3 mL . 0,1 N = 5 mL . N NaOH N NaOH = 0,3 N / 5 N NaOH = 0,06 N 2. Konsentrasi Total a. Asam ( arang ) Ctotal = Cawal - Cakhir = 0,1 N – 0,1 N =0N b. Asam ( lempung ) Ctotal = Cawal - Cakhir = 0,1 N – 0,08 N = 0,02 N c. Basa ( arang ) Ctotal = Cawal - Cakhir = 0,1 N – 0,05 N = 0,05 N d. Basa ( lempung ) Ctotal = Cawal - Cakhir = 0,1 N – 0,06 N = 0, 09 N 3. % Konsentrasi a. Asam ( arang )
  • 12. b. Asam ( lempung ) c. Basa ( arang ) d. Basa ( lempung ) VII. Chemical Reaction 1. HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O(l) 2. SiO4 . AlO2(s) + 4 HCl(aq) [Al(SiCl4)]3+(aq) + 2H2O(l) + 4O2(g) 3. SiO4 . AlO6(s) + 4NaOH(aq) [ Al(SiOH)4]3+(aq) + 2Na2O(aq) + 4O2(g) 4. –C-C-C-C + H+ Cl- -C-C-C-C-Cl + H+ 5. –C-C-C-C + Na+ OH- -C-C-C-C-OH + Na+
  • 13. VIII. Discussion Penentuan keasaman zat berpori ini bertujuan untuk menentukan tingkat keasaman suatu zat yang memiliki pori berbeda-beda. Pada percobaan ini dilakukan perendaman atau penambahan pada arang dan lempung yang berbeda bertujuan untuk memberikan suasana atau kondisi pada arang dan lempung sehingga pada percobaan ini ada lempung dan arang suasana asam dan juga arang dan lempung dalam suasana basa, yang bertujuan untuk membandingkan daya penyerapan arang dan lempung pada suasana asam dan basa. Setelah ditambahkan HCl maupun NaOH, arang adan lempung dikocok untuk melarutkan arang maupun lempung dengan HCl maupun NaOH. Pendiaman campuran dilakukan selama 10 menit untuk menyerap zat-zat pengotor yang terdapat pada HCl maupun NaOH oleh arang dan juga lempung. Penyaringan dilakukan untuk memisahkan HCl maupun NaOH dengan arang dan lempung. Filtrat HCl maupun NaOH diambil, pada filtrate HCl ditambahkan Fenolftalein karena Fenolftalein merupakan indicator basa yang apabila ditambahkan kedalam asam akan membentuk larutan yang tidak berwarna dan juga karena filtrate HCl tersebut dititrasi dengan basa, yaitu NaOH, agar mudah mengamati perubahan warnanya pada saat tercapai titik ekivalen atau titik akhir titrasinya. Sedangkan pada filtrate NaOH ditambahkan kedalam basa akan membentuk larutan berwarna kuning dan juga karena filtrate NaOH tersebut dititrasi dengan asam, yaitu HCl agar mudah mengamati perubahan warnanya saat mencapai titik akhir titrasinya. Dari percobaan yang dilakukan, didapatkanlah data percobaan pada suasana asam, volume NaOH yang terpakai, yang menggunakan arang sebagai adsorbennya adalah 5 mL, sedangkan yang menggunakan lempung sebagai adsorbennya adalah 4 mL. Data percobaan pada suasana basa, volume HCl yang terpakai yang menggunakan arang sebagai adsorbennya adalah 2,5 mL, sedangkan yang menggunakan lempung sebagai adsorbennya adalah 3 mL. berdasarkan perhitungan persen konsentrasi pada suasana asam yang adsorbennya arang diperoleh persen konsentrasinya 0% sedangkan yang adsorbenmya lempung persen konsentrasinya 1,46 %. Hal ini berarti lempung lebih bagus daripada arang digunakan sebagai adsorben, berdasarkan besarnya persen konsentrasi. Sedangkan persen konsentrasi pada suasana basa yang adsorbennya arang, persen konsentrasinya adalah 3,65 % sedangkan yang adsorbennya lempung, persen konsentrasinya adalah 2,92 %. Berdasarkan persen konsentrasinya, adsorben yang bagus digunakan adalah arang. Pada percobaan ini yang digunakan sebagai adsorbat adalah HCl dan NaOH sedangkan adsorbennya adalah arang dan lempung. Berdasarkan teori, adsorben yang bagus adalah lempung, tapi pada percobaan yang dilakukan dari hasil yang diperoleh pada
  • 14. suasana basa besar yang besar pada adsorben arang. Hal ini dapat terjadi karena kesalahan pada saat melakukan titrasi. IX. Question and Answer 1. Jelaskan karakterisasi lempung secara lengkap! Jawab: Lempung adalah hidrat alumina silika dan beberapa diantaranya mengandung alkali dan alkali tanah sebagai kompone penting. Lempung mempunyai sifat liat dan kristain. Atom-atomnya tersusun pada pola geometris tertentu. Partikel lempung berukuran 0,002 mm dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron lempung yang dipakai sebagai penyerap dan penapis molekul memerlukan proses dehidrasi terlebih dahulu untuk mencapai keadaan bebas air sehingga terbentuk pori-pori lempung. Tanah lempung memiliki ciri-ciri sebagai berikut : a. Tanah sulit menyerap air sehingga tidak cocok untuk dijadikan lahan pertanian. b. Tekstur tanahnya cenderung lengket bila dalam keadaan basa lemah dan basa kuat menyatu antara tanah yang satu dengan tanah yang lain. c. Dalam keadaan kering, butiran tanahnya terpecah-pecah secara halus. d. Merupakan bahan baku [embuatan tembakau dan kerajinan tangan lainnya dalam pembuatannya harus dibakar dengan suhu diatas 100 c. 2. Sebutkan dan jelaskan faktor yang mempengaruhi proses penyerapn absorpsi! Jawab : a. Luas Permukaan Semakin luas permukaan adsorbsi, maka semakin banyak zat yang teradsorpsi. b. Jenis Adsorbat 1. Peningkatan polaristabilitas adsorbat akan meningkat kemampuan adsorpsi molekul yang mempunyai polaristabilitas yang tinggi (polar). 2. Peningkatan berat molekul adsorbat dapat meningkatkan kemampuan adsorpsi. 3. Adsorbat dengan rantai bercabang biasanya lebih mudah diadsorpsi dibandingkan rantai yang lurus. c. Konsentrasi Adsorbat Semakin besar konsentrasi, semakin banyak jumlah substansi yang terkumpul. d. Struktur Molekul Adsorbat Hidroksil dan amino mengurangi kemampuan penyisihan sedangkan nitrogen meningkatkan penyisihan. e. Temperatur Pemanasan yang terlalu tinggi dapat merusak absorban, sehingga kemampuan penyerapan menurun.
  • 15. f. pH pH larutan mempengaruhi kelarutan ion logam, aktivitas gugus fungsi pada absorben dan kompetisi ion logam dalam proses adsoprsi. g. Kecepatan Pengadukan Bila pengadukan terlalu lambat maka proses adsorpsi berlangsung lambat, tetapi bila pengadukan terlalu cepat kemungkinan struktur adsorben cepat rusak sehinga proses adsorpsi kurabg optimal. h. Waktu Kontak Penentuan waktu kontak yang menghasilkan kapasitas adsorpsi maksimum terjadi pada waktu kesetimbangan. 3. Apa yang dimaksud dengan proses titrasi, titran, titrat, titik akhir titrasi dan indikator! Jawab : a. Proses titrasi adalah metode analisa kimia kuantitatif untuk menentukan konsentrasi suatu larutan / reaktan. b. Titran adalah suatu larutan yang mengandung reagensia dan konsentrasi yang telah diketahui dan biasanya larutan yang berada dalam buret. c. Titrat adalah zat yang telah dititrasi dan ingin diketahui konsentrasinya biasanya larutan yang berada dalam erlenmeyer. d. Titik akhir titrasi adalah titik saat insikator menunjukkan gejala yang menandai bahwa titk ekivalen telah tercapai. e. Indikator adalah senyawa organik yang dapat mempertahankan warna berbeda dalam larutan yang bersifat asam maupun basa. 4. Sebutkan dan jelaskan cara-cara mengukur keasaman suatu larutann! Jawab : a. Kertas lakmus Pengukuran dengan kertas lakmus hanya bersifat pendekatan karea tidak bisa mengetahui nilai pH sebenarnya dan kertas lakmus hanya digunakan satu kali saja. Jika suatu larutan mengubah kertas lakmus menjadi biru, berarti larutan tersebut bersifat basa. Jika suatu larutan mengubah kertas lakmus menjadi merah, berarti larutan tersebut bersifat asam. b. pH meter pH meter terdiri dari elektroda pengukur pH yang bekerja dengan adanya arus listrik. Pengukuran dengan pH meter lebih akurat dari pada dengan kertas lakmus, karena pH larutan dapat terukur dengan nilai tertentu. Selain itu, pH meter dapat digunakan berulang-ulang. c. Indikator asam-basa Zat kimia mempunyai warna berbeda dalam larutan asam dan larutan basa. Contoh pada phenolphtalein jika dalam suasana asam maka warna yang dihasilkan bening, dan dalam suasana basa akan berwarna merah muda. d. Indikator alam Indikator yang berasal dari alam, seperti bunga sepatu dan lain-lain. e. Indikator universal
  • 16. Indikator yang dapat digunakan untuk menunjukkan pH suatu larutan dengan warna yang telah tertera pada kotak indikator. X. Conclution 1. Tingkat keasaman arang dan lempung berdasarkan hasil percobaan labih bersifat asam atau asam kuat lempung daripada arang karena persen konsentrasinya lebih besar, konsentrasi berbanding terbalik dengan pH. 2. Berdasakan pengertian adsorpsi, adsorbat, dan adsorban pada percobaan ini dilakukan proses pemisahan komponen lain yang bercampur dengan HCl maupun NaOH atau zat pengotor tapi yang diamati hanya pada permukaan campuran, media penyerapnya adalah arang dan lempung. 3. Lempung merupakan mineral yang berarti banyak terdapat dialam, lempung tersusun dari tetrahedral Si-O dan octahedral Al-O. 4. Cara menentukan keasaman pada lempung dan juga arang adalah dengan menggunakan indicator phenolftalein. 5. Berdasarkan hasil percobaan, persen konsentrasi arang pada suasana asam adalah 0% sedangkan persentase konsentrasi lempung adalah 1,46%. Pada suasana basa persen konsentrasi arang adalah 3,65% sedangkan persen konsentrasi lempung 2,92 %.
  • 17. XI.Reference Achmadi. 2012. Jurnal Kimia Fisika Penentuan Entalpi Adsorpsi. http://achmadi.wordpress.com/2012/04/28/jurnal-kimia-fisika-penentuanadsorpsi/. Diakses tanggal 1 Desember 2013. Anggraini. 2012. Penentuan Skala Keasaman dan Kabasaan. http://Anggraini.www.rumus-fisika.com/2012/09/penentuan-skala-keasaman-dankebasaan.html. Diakses tanggal 1 Desember 2013. Fera. 2012. Adsorpsi. http://ferrapramadewi.wordpress.com/2012/adsorpsi/author/ferrazukhrufia/page/ 2/. Diakses tanggal 1 Desember. Keenan. 1999. Kimia untuk Universitas. Erlangga, Jakarta. Sukardjo. 1990. Kimia Koordinasi. PT. Rineka Cipata, Jakarta. Tim Labor Kimia Fisika. 2013. Penuntun Praktikum Kimia Fisika 1. Fmipa-UR, Pekanbaru. Underwood. 1989. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga, Jakarta.