SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
LAPORAN PRAKTIKUM
ADSORPSI DAN KOLOID
Disusun oleh :
Nama : AYAND HIDAYAT
Stambuk : 09320230219
Kelas/Kelompok : C7/3(tiga)
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang ukuran partikelnya
terletak antara ukuran partikel larutan sejati dan ukuran partikel suspensi
kasar. Sistem koloid dibedakan atas tingkat wujud fase terdispersi dan
medium pendispersinya.
Sistem koloid dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai
contoh cat adalah sistem koloid yang merupakan campuran heterogen zat
padat pada koloid yang tersebar merata dalam zat cair Sistem koloid
merupakan suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan
dan suspensi (campuran kasar), contohnya lem, kanji, santan, dan jeli.
Analisis sistem koloid diawali oleh percobaan Thomas Graham.
Thomas Graham menemukan bahwa berbagai larutan misalnya HCl dan NaCl
mudah berdifusi, sedangkan zat-zat seperti kanji, gelatin dan putih telur sangat
lambat atau sama sekali tidak berdifusi. Ia menemukan waktu difusi relatif
untuk berbagai zat. Oleh karena zat yang mudah berdifusi biasanya berbentuk
kristal dalam keadaan padat, Graham menyebutnya kristaloid. Sedangkan,
zat-zat yang sukar berdifusi disebutnya koloid.
Istilah koloid berasal dari bahasa Yunani, yaitu "kolla" dan "oid". Kolla
berarti lem sedangkan oid berarti seperti. Dalam hal ini yang dikaitkan dengan
lem adalah sifat difusinya, sebab sistem koloid mempunyai nilai difusi yang
rendah seperti lem. Kita dapat membandingkan tiga jenis campuran yaitu
campuran kopi dalam air, campuran garam dalam air dan campuran susu
dalam air. Ketika kita mencampurkan kopi dalam air, ternyata kopi tidak larut
dalam air. Walaupun campuran ini diaduk, lambat laun kopi akan memisah.
Campuran seperti ini kita sebut suspensi. Suspensi bersifat heterogen, tidak
kontinu, sehingga merupakan sistem dua fase. Ukuran partikel tersuspensi
lebih besar dari 100 nm. Suspensi dapat dipisahkan dengan penyaringan
(Mose Y, 2021).
1.2 Tujuan Percobaan
Mempelajari sistem koloid dan daya arang aktif terhadap asam asetat dengan
berbagai macam kosentrasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Adsorpsi
Adsorpsi adalah proses perpindahan massa pada permukaan
pori-pori dalam butiran adsorben. Adsorpsi dapat terjadi karena adanya
energi permukaan dan gaya tarik menarik permukaan. Activated carbon
adalah suatu bahan yang berupa karbon amorf yang sebagian besar terdiridari
karbon bebas serta mempunyai kemampuan daya jerap (adsorpsi) yang baik.
Activated carbon digunakan sebagai bahan pemucat (penghilang zat warna),
penjerap gas, penjerap logam, dan sebagainya. Dari bahan tersebut yang
paling sering dipergunakan sebagaibahan adsorben adalah activated carbon
(Sains dan Teknologi Lingkungan et al., n.d.)
Substansi yang terkonsentrasi pada permukaan didefinisikan sebagai
adsorbat dan material dimana adsorbat terakumulasi didefinisikan sebagai
adsorben. Adsorpsi adalah suatu proses yang terjadi ketika suatu fluida (cairan
maupun gas) terikat kepada suatu padatan dan akhirnya membentuk suatu film
(lapisan tipis) pada permukaan padatan tersebut. Berbeda dengan absorpsi,
dimana fluida terserap oleh fuida lainnya dengan membentuk suatu larutan.
Adsorpsi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu adsorpsi fisika (disebabkan
oleh gaya Van Der Waals penyebab terjadinya kondensasi gas untuk
membentuk cairan yang ada pada permukaan adsorben) dan adsorpsi kimia
(terjadi reaksi antara zat yang dijerap dengan adsorben, banyaknya zat yang
teradsorbsi tergantung pada sifat khas zat padatnya yang merupakan fungsi
tekanan dan suhu).
Proses adsorpsi dapat berlangsung jika suatu permukaan padatan dan molekul-
molekul gas atau cair, dikontakan dengan molekul-molekul tersebut, maka
didalamnya terdapat gaya kohesif termasuk gaya hidrostatik dan gaya ikatan
hydrogen yang bekerja diantara molekul seluruh material.
Gaya-gaya yang tidak seimbang pada batas fasa tersebut menyebabkan
perubahan-perubahan konsentrasi molekul pada interface solid/fluida. Untuk
mengetahui karakteristik yang terjadi dalam proses adsorpsi dapat diilustrasikan
dengan gambar 2.1 dibawah ini.
Desorp/melepaskan
Gambar 2.1 Gambar adsorpsi dan desorpsi (joejaworski.files).
Padatan berpori yang menghisap (adsorption) dan melepaskan
(desorption) suatu fluida disebut adsorben. Molekul fluida yang dihisap tetapi
tidak terakumulasi/melekat kepermukaan adsorben disebut adsorptive,
sedangkan yang terakumulasi/melekat disebut adsorbat. Adsorpsi adalah
suatu proses yang terjadi ketika suatu fluida (cairan maupun gas) terikat
kepada suatu padatan dan akhirnya membentuk suatu film (lapisan tipis) pada
permukaan padatan tersebut .
Jika fenomena adsorpsi biasanya disebabkan terutama oleh gaya Van
der Waals dan gaya hidrostatik antara molekul adsorbat, maka atom yang
membentuk permukaan adsorben tanpa adanya ikatan kimia disebut adsorpsi
fisika. Adsorpsi dapat berlangsung jika suatu permukaan padatan dan
molekul-molekul gas atau cair. Dan jika terjadi interaksi secara kimia antara
adsorbat dan adsorben, maka fenomena tersebut disebut adsorpsi kimia. Pada
dasarnya adsorben itu sendiri dibagi menjadi tiga yaitu:
1. Adsorben yang mengadsorpsi secara fisik (karbon aktif, silika gel dan
zeolit)
2. Adsorben yang mengadsorpsi secara kimia (calcium cholide, metal
hydride, dan complex salts ), dan
3. Composite adsorbent adsorben yang mengadsorpsi secara kimia dan
Adsorp/meng
hisap
fisika (Budilaksono, 2007).
2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Adsorpsi
Performa mesin pendingin adsorpsi sangat dipengaruhi baik oleh
perpindahan kalor maupun perpindahan massa. Sedangkan daya adsorpsi
dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu:
a. Tekanan (P), Tekanan yang dimaksud adalah tekanan adsorbat. Kenaikan
tekanan adsorbat dapat menaikan jumlah yang diadsopsi.
b. Temperatur absolut (T), Temperatur ytang dimaksud adalah temperatur
adsorbat. Pada saat molekul-molekul gas atau adsorbat melekat pada
permukaan adsorben akan terjadi pembebasan sejumlah energi yang
dinamakan pristiwa eksotermis. Berkurangnya temperatur akan
menambah jumlah adsorbat yang teradsopsi demikian juga untuk pristiwa
sebaliknya.
c. Interaksi potensial (E), interaksi potensial antara adsorbat dengan dinding
adsorben sangat bervariasi, tergantung dari sifat adsorbat-adsorben
(Bambang, 2004)
d. Jenis adsorbat
1. Ukuran molekul adsorbat
Ukuran molekul yang sesuai merupakan hal penting agar proses
adsorpsi dapat terjadi, karena molekul-molekul yang dapat diadsorpsi
adalah molekul-molekul yang diameternya lebih kecil atau sama
dengan diameter pori adsorben.
2. Kepolaran zat
Apabila berdiameter sama, molekul-molekul polar lebih kuat
diadsorpsi daripada molekul-molekul tidak polar. Molekul-molekul
yang lebih polar dapat menggantikan molekul-molekul yangkurang
polar yang terlebih dahulu teradsorpsi.
e. Karakteristik adsorben
1. Kemurnian adsorben sebagai zat untuk mengadsorpsi, maka adsorben
yang lebih murni lebih diinginkan karena kemampuan adsorpsi lebih baik.
2. Luas permukaan dan volume pori adsorben Jumlah molekul adsorbat
yang meningkat dengan bertambahnya luas volume pori adsorben.
2.3 Adsorben
Kemampuan kerja alat untuk menghasilkan suhu yang rendah sangat
dipengaruhi oleh jenis adsorben. Dimana penyerapan adsorben dipengaruhi
oleh volume yang dipakai, dan luas permukaan spesifik.
Karakteristik adsorben yang dibutuhkan untuk adsorpsi yang baik:
1. Luas permukaan adsorben. Semakin besar luas permukaan maka semakin
besar pula daya adsorpsinya, karena proses adsorpsi terjadi pada
permukaan adsorben.
2. Tidak ada perubahan volume yang berarti selama proses adsorpsi dan
desorpsi.
3. Kemurnian adsorben. Adsorben yang memiliki tingkat kemurnian tinggi,
daya adsorpsinya lebih baik.
4. Jenis/gugus fungsi atom yang ada pada permukaan adsorben. Sifat – sifat
atom di permukaan berkaitan dengan interaksi molekuler antara adsorbat
dan adorben yang lebih besar pada adsorbat tertentu
2.3.1 Macam-macam adsorben yang umum digunakan
Untuk proses adsorbsi dan desorpsi ada 3 jenis adsorben yang
baisadipakai yaitu :
1. Silika gel
Silika gel cenderung mengikat adsorbat dengan energi yang
relatif lebih kecil dan membutuhkan temperatur yang rendah untuk
proses desorpsinya, dibandingkan alat untuk menghasilkan suhu
jika menggunakan adsorben lain seperti karbon atau zeolit.
Kemampuan desorpsi silika gel meningkat dengan meningkatnya
temperatur. Kandungan air dalam silika gel akan hilang dan
menyebabkan kemampuan adsorpsinya hilang Silika gel terbuat
dari silika dengan ikatan kimia mengandung air kurang lebih 5%.
Pada umumnya temperatur kerja silika gel sampai pada
200°C, jika dioperasikan lebih dari batas temperatur
kerjanya maka kandungan air dalam silika gel akan hilang
dan menyebabkan kemampuan adsorpsinya hilang.
2. Aktif Karbon
Aktif karbon dapat dibuat dari batu bara, kayu, dan
tempurung kelapa melalui proses pyrolizing dan carburizing pada
temperatur 700 sampai 800°C. Hampir semua adsorbat dapat
diserap oleh karbon aktif kecuali air.
Aktif karbon dapat ditemukan dalam bentuk bubuk dan
granular. Pada umumnya karbon aktif dapat mengadsorpsi
metanol atau amonia sampai dengan 30%, bahkan karbon aktif
super dapat mengadsorpsi sampai dua kalinya.
3. Zeolit
Zeolit mengandung kristal zeolit yaitu mineral aluminosilicate
yang disebut sebagai penyaring molekul. Mineral aluminosilicate
ini terbentuk secara alami. Zeolit buatan dibuat dan dikembangkan
untuk tujuan khusus, diantaranya 4A, 5A, 10X, dan 13X yang
memiliki volume rongga antara 0.05 sampai 0.30 cm3
/gram dan
dapat dipanaskan sampai 500°C tanpa harus kehilangan mampu
adsorpsi dan regenerasinya. Zeolit 4A (NaA) digunakan untuk
mengeringkan dan memisahkan campuran hydrocarbon. Zeolit
5A (CaA) digunakan untuk memisahakan paraffins dan beberapa
Cyclic hydrocarbon. Zeolit 10X (CaX) dan 13X (NaX) memiliki
diameter pori yang lebih besar sehingga dapat mengadsorpsi
adsorbat pada umumnya.
2.4 Adsorbat
Adsorbat yang biasa digunakan untuk pendinginan adalah air,
metanol,dan ammonia
2.4.1 Air
Merupakan adsorbat yang ideal karena memiliki kalor laten
spesifik terbesar, mudah didapat, murah, dan tidak beracun. Air
dapat dijadikan pasangan zeolit, dan silika gel. Tekanan penguapan
air yang rendah merupakan keterbatasan air sebagai adsorbat,
sehingga menyebabkan:
1. Temperatur penguapan rendah (100°C), sehingga penggunaan air
terbatas hanya untuk air-conditioning dan chilling.
2. Tekanan sistem selalu dibawah tekanan normal (1 atm). Sistem
harus memiliki instalasi yang tidak bocor agar udara tidak masuk.
3. Rendahnya tekanan penguapan air menyebabkan rendah nyatekanan
proses adsorpsi di batasi oleh transfer massa.
2.4.2 Metanol
Di banyak hal kemampuan atau performa metanol berada
diantara air dan ammonia. Metanol memiliki tekanan penguapan
yang lebih tinggi dibandingkan dengan air (meskipun pada tekanan
1 atm), sehingga sangat cocok untuk membuat es. Meskipun
demikian pada temperatur lebih dari 120 °C, tekanan menjadi tidak
stabil. Untuk temperatur aplikasi lebih dari 200 °C adsorben yang
biasa digunakan adalah karbon aktif, silika gel, dan zeolit.
2.4.3 Ammonia
Besarnya panas laten spesifik ammonia adalah setengah
lebih rendah dari panas laten spesifik air, pada temperatur 0°C dan
memiliki tekanan penguapan yang tinggi. Ammonia memiliki
keuntungan yang ramah lingkungan dan dapat digunakan sebagai
refrigeran sampai -40°C, dandapat dipanaskan sampai 200°C.
Kerugian dari ammonia:
1. Beracun, sehingga penggunaannya dibatasi.
2. Tidak dapat ditampung pada instalasi yang terbuat dari
tembaga atau campurannya
BAB III
PROSEDUR KERJA
3.1 Alat
3.1.1 Alat
Gambar 3.1 Gelas Piala Gambar 3.1 Batang pengaduk
Gambar 3.1 Corong Gambar 3.1 Erlenmeyer
Gambar 3.1 Buret Gambar 3.1 Pipet tetes
Gambar 3.1 Kertas saring Gambar 3.1 Pipet Ukur
3.1.1 Bahan-bahan:
a) Asam Asetat (CH3COOH) Kosentrasi 0,1 M, 0,2 M, 0,3 M, 0,4 M.
b) Natrium Hidroksida (NaOH) 0,2 M
c) Indikator PP
d) Arang
3.2 Cara kerja
3.2.1 Adsorpsi Dan Koloid
Pertama-tama kami menyapkan alat dan bahan, kemudian
menyiapkan larutan (CH3COOH) dalam 4 Kosentrasi yaitu 0,1 M, 0,2
M, 0,3 M, 0,4 M. Kami mengambil 4 buah gelas piala, untuk gelas
pertama kami menambahkan 20mL (CH3COOH) 0,1 M, untuk gelas ke
dua kami menambahkan (CH3COOH) 0,2 M dan seterusnya sampai
gelas terakhir. Setelah itu kami menambahkan arang 0,5gram pada
keempat gelas berisi asam asetat tadi. Kemudian kami mengaduk hingga
15 menit sebanyak 3 kali dengan selisi waktu 5 menit. Setelah selesai
mengaduk, kami menyaring ke dalam erelenmeyer menggunakan kertas
saring kemudian memipet sebanyak 10mL filtrap pada gelas 1 kedalam.
Erlenmeyer nomor 1, menetesi dengan inidikator PP dan titrasi dengan
NaOH 0,2 M. Kemudia kami mencatat volume NaOh yang digunakan,
setelah itu kami mengulang prosedur di atas dengan filtrap no 2 (untuk
setiap kosentrasi kami melakukan titrasi sebanyak 1 kali. Dari data di
atas kami menghitung berat molekul asam asetat yang terabsorpsi untuk
masing-masing kosentrasi dan selanjutnya kami catat di dalam tabel
hasil pengamatan kami.
DAFTAR PUSTAKA
Sains dan Teknologi Lingkungan, J., al Kholif, M., & Diah Indah Pratiwi, W. (n.d.).
Penurunan Kadar Chemical Oxygen Demand (Cod) Dan Fosfat Pada Limbah
Laundry Dengan Metode Adsorpsi.
Budilaksono, Dawuh, “Pengujian Alat Pendingin Sistim Adsorpsi Berdasarkan Variasi
Tekanan Maksimum Desorpsi Untuk Pengembangan Menggunakan Solar Collector”,
Skripsi Fakultas Teknik Universitas Indonesia, .
Anonim. Koloid. http://repository.usu.ac.id (Diakses pada tanggal 29 Oktober 2021 pukul
20:14).
Anonim. Koloid. http://romdhonis.staff.gunadarma.ac.id. (Diakses pada tanggal 29
Oktober 2019 pukul 20:45).
Brady,J.E.Kimia Universitas Jilid 1.Jakarta:Bina Rupa Aksara.1992.
Petrucci, R.H.Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 2.Jakarta:Erlangga.1987.
SISTEM KOLOID Page 7 Sumardjo, Damin.
Pengantar Kimia. Jakarta:EGC.2008. Syukri. Kimia Dasar. Bandung:ITB.1999. Oxtoby,
David W, dkk. Kimia Modern. Jakarta: Erlangga. 2021

More Related Content

Similar to Adsorpsi dan Koloid (20)

Kimia permukaan
Kimia permukaanKimia permukaan
Kimia permukaan
 
Makalah koloid 9
Makalah koloid 9Makalah koloid 9
Makalah koloid 9
 
Makalah koloid4
Makalah koloid4Makalah koloid4
Makalah koloid4
 
Pemyerapan permukaan gas-padat
Pemyerapan permukaan gas-padatPemyerapan permukaan gas-padat
Pemyerapan permukaan gas-padat
 
Makalah koloid 9
Makalah koloid 9Makalah koloid 9
Makalah koloid 9
 
Laporan praktikum kimia fisika i perc. viii
Laporan praktikum kimia fisika i perc. viii Laporan praktikum kimia fisika i perc. viii
Laporan praktikum kimia fisika i perc. viii
 
MAKALAH_KOLOID_LENGKAP.pdf
MAKALAH_KOLOID_LENGKAP.pdfMAKALAH_KOLOID_LENGKAP.pdf
MAKALAH_KOLOID_LENGKAP.pdf
 
Tugas ulfaaaa
Tugas ulfaaaaTugas ulfaaaa
Tugas ulfaaaa
 
Makalah koloid3
Makalah koloid3Makalah koloid3
Makalah koloid3
 
Makalah koloid3
Makalah koloid3Makalah koloid3
Makalah koloid3
 
Koloid, suspensi dan larutan.ppt
Koloid, suspensi dan larutan.pptKoloid, suspensi dan larutan.ppt
Koloid, suspensi dan larutan.ppt
 
Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 
Adsorpsi ( kimfis )
Adsorpsi ( kimfis )Adsorpsi ( kimfis )
Adsorpsi ( kimfis )
 
Sistem Koloid
Sistem KoloidSistem Koloid
Sistem Koloid
 
Adsorpsi 2.pptx
Adsorpsi 2.pptxAdsorpsi 2.pptx
Adsorpsi 2.pptx
 
Koloid kimia
Koloid kimiaKoloid kimia
Koloid kimia
 
Sifat sifat koloid t
Sifat sifat koloid tSifat sifat koloid t
Sifat sifat koloid t
 
Sistem koloid
Sistem koloidSistem koloid
Sistem koloid
 
Sistem koloid
Sistem koloidSistem koloid
Sistem koloid
 
Makalah sistem koloid
Makalah sistem koloidMakalah sistem koloid
Makalah sistem koloid
 

Recently uploaded

Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiCristianoRonaldo185977
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxImahMagwa
 

Recently uploaded (7)

Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
 

Adsorpsi dan Koloid

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM ADSORPSI DAN KOLOID Disusun oleh : Nama : AYAND HIDAYAT Stambuk : 09320230219 Kelas/Kelompok : C7/3(tiga) PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR 2023
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang ukuran partikelnya terletak antara ukuran partikel larutan sejati dan ukuran partikel suspensi kasar. Sistem koloid dibedakan atas tingkat wujud fase terdispersi dan medium pendispersinya. Sistem koloid dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh cat adalah sistem koloid yang merupakan campuran heterogen zat padat pada koloid yang tersebar merata dalam zat cair Sistem koloid merupakan suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi (campuran kasar), contohnya lem, kanji, santan, dan jeli. Analisis sistem koloid diawali oleh percobaan Thomas Graham. Thomas Graham menemukan bahwa berbagai larutan misalnya HCl dan NaCl mudah berdifusi, sedangkan zat-zat seperti kanji, gelatin dan putih telur sangat lambat atau sama sekali tidak berdifusi. Ia menemukan waktu difusi relatif untuk berbagai zat. Oleh karena zat yang mudah berdifusi biasanya berbentuk kristal dalam keadaan padat, Graham menyebutnya kristaloid. Sedangkan, zat-zat yang sukar berdifusi disebutnya koloid. Istilah koloid berasal dari bahasa Yunani, yaitu "kolla" dan "oid". Kolla berarti lem sedangkan oid berarti seperti. Dalam hal ini yang dikaitkan dengan lem adalah sifat difusinya, sebab sistem koloid mempunyai nilai difusi yang rendah seperti lem. Kita dapat membandingkan tiga jenis campuran yaitu campuran kopi dalam air, campuran garam dalam air dan campuran susu dalam air. Ketika kita mencampurkan kopi dalam air, ternyata kopi tidak larut dalam air. Walaupun campuran ini diaduk, lambat laun kopi akan memisah. Campuran seperti ini kita sebut suspensi. Suspensi bersifat heterogen, tidak kontinu, sehingga merupakan sistem dua fase. Ukuran partikel tersuspensi lebih besar dari 100 nm. Suspensi dapat dipisahkan dengan penyaringan (Mose Y, 2021).
  • 3. 1.2 Tujuan Percobaan Mempelajari sistem koloid dan daya arang aktif terhadap asam asetat dengan berbagai macam kosentrasi.
  • 4. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Adsorpsi Adsorpsi adalah proses perpindahan massa pada permukaan pori-pori dalam butiran adsorben. Adsorpsi dapat terjadi karena adanya energi permukaan dan gaya tarik menarik permukaan. Activated carbon adalah suatu bahan yang berupa karbon amorf yang sebagian besar terdiridari karbon bebas serta mempunyai kemampuan daya jerap (adsorpsi) yang baik. Activated carbon digunakan sebagai bahan pemucat (penghilang zat warna), penjerap gas, penjerap logam, dan sebagainya. Dari bahan tersebut yang paling sering dipergunakan sebagaibahan adsorben adalah activated carbon (Sains dan Teknologi Lingkungan et al., n.d.) Substansi yang terkonsentrasi pada permukaan didefinisikan sebagai adsorbat dan material dimana adsorbat terakumulasi didefinisikan sebagai adsorben. Adsorpsi adalah suatu proses yang terjadi ketika suatu fluida (cairan maupun gas) terikat kepada suatu padatan dan akhirnya membentuk suatu film (lapisan tipis) pada permukaan padatan tersebut. Berbeda dengan absorpsi, dimana fluida terserap oleh fuida lainnya dengan membentuk suatu larutan. Adsorpsi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu adsorpsi fisika (disebabkan oleh gaya Van Der Waals penyebab terjadinya kondensasi gas untuk membentuk cairan yang ada pada permukaan adsorben) dan adsorpsi kimia (terjadi reaksi antara zat yang dijerap dengan adsorben, banyaknya zat yang teradsorbsi tergantung pada sifat khas zat padatnya yang merupakan fungsi tekanan dan suhu). Proses adsorpsi dapat berlangsung jika suatu permukaan padatan dan molekul- molekul gas atau cair, dikontakan dengan molekul-molekul tersebut, maka didalamnya terdapat gaya kohesif termasuk gaya hidrostatik dan gaya ikatan hydrogen yang bekerja diantara molekul seluruh material. Gaya-gaya yang tidak seimbang pada batas fasa tersebut menyebabkan perubahan-perubahan konsentrasi molekul pada interface solid/fluida. Untuk mengetahui karakteristik yang terjadi dalam proses adsorpsi dapat diilustrasikan
  • 5. dengan gambar 2.1 dibawah ini. Desorp/melepaskan Gambar 2.1 Gambar adsorpsi dan desorpsi (joejaworski.files). Padatan berpori yang menghisap (adsorption) dan melepaskan (desorption) suatu fluida disebut adsorben. Molekul fluida yang dihisap tetapi tidak terakumulasi/melekat kepermukaan adsorben disebut adsorptive, sedangkan yang terakumulasi/melekat disebut adsorbat. Adsorpsi adalah suatu proses yang terjadi ketika suatu fluida (cairan maupun gas) terikat kepada suatu padatan dan akhirnya membentuk suatu film (lapisan tipis) pada permukaan padatan tersebut . Jika fenomena adsorpsi biasanya disebabkan terutama oleh gaya Van der Waals dan gaya hidrostatik antara molekul adsorbat, maka atom yang membentuk permukaan adsorben tanpa adanya ikatan kimia disebut adsorpsi fisika. Adsorpsi dapat berlangsung jika suatu permukaan padatan dan molekul-molekul gas atau cair. Dan jika terjadi interaksi secara kimia antara adsorbat dan adsorben, maka fenomena tersebut disebut adsorpsi kimia. Pada dasarnya adsorben itu sendiri dibagi menjadi tiga yaitu: 1. Adsorben yang mengadsorpsi secara fisik (karbon aktif, silika gel dan zeolit) 2. Adsorben yang mengadsorpsi secara kimia (calcium cholide, metal hydride, dan complex salts ), dan 3. Composite adsorbent adsorben yang mengadsorpsi secara kimia dan Adsorp/meng hisap
  • 6. fisika (Budilaksono, 2007). 2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Adsorpsi Performa mesin pendingin adsorpsi sangat dipengaruhi baik oleh perpindahan kalor maupun perpindahan massa. Sedangkan daya adsorpsi dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu: a. Tekanan (P), Tekanan yang dimaksud adalah tekanan adsorbat. Kenaikan tekanan adsorbat dapat menaikan jumlah yang diadsopsi. b. Temperatur absolut (T), Temperatur ytang dimaksud adalah temperatur adsorbat. Pada saat molekul-molekul gas atau adsorbat melekat pada permukaan adsorben akan terjadi pembebasan sejumlah energi yang dinamakan pristiwa eksotermis. Berkurangnya temperatur akan menambah jumlah adsorbat yang teradsopsi demikian juga untuk pristiwa sebaliknya. c. Interaksi potensial (E), interaksi potensial antara adsorbat dengan dinding adsorben sangat bervariasi, tergantung dari sifat adsorbat-adsorben (Bambang, 2004) d. Jenis adsorbat 1. Ukuran molekul adsorbat Ukuran molekul yang sesuai merupakan hal penting agar proses adsorpsi dapat terjadi, karena molekul-molekul yang dapat diadsorpsi adalah molekul-molekul yang diameternya lebih kecil atau sama dengan diameter pori adsorben. 2. Kepolaran zat Apabila berdiameter sama, molekul-molekul polar lebih kuat diadsorpsi daripada molekul-molekul tidak polar. Molekul-molekul yang lebih polar dapat menggantikan molekul-molekul yangkurang polar yang terlebih dahulu teradsorpsi. e. Karakteristik adsorben 1. Kemurnian adsorben sebagai zat untuk mengadsorpsi, maka adsorben yang lebih murni lebih diinginkan karena kemampuan adsorpsi lebih baik.
  • 7. 2. Luas permukaan dan volume pori adsorben Jumlah molekul adsorbat yang meningkat dengan bertambahnya luas volume pori adsorben. 2.3 Adsorben Kemampuan kerja alat untuk menghasilkan suhu yang rendah sangat dipengaruhi oleh jenis adsorben. Dimana penyerapan adsorben dipengaruhi oleh volume yang dipakai, dan luas permukaan spesifik. Karakteristik adsorben yang dibutuhkan untuk adsorpsi yang baik: 1. Luas permukaan adsorben. Semakin besar luas permukaan maka semakin besar pula daya adsorpsinya, karena proses adsorpsi terjadi pada permukaan adsorben. 2. Tidak ada perubahan volume yang berarti selama proses adsorpsi dan desorpsi. 3. Kemurnian adsorben. Adsorben yang memiliki tingkat kemurnian tinggi, daya adsorpsinya lebih baik. 4. Jenis/gugus fungsi atom yang ada pada permukaan adsorben. Sifat – sifat atom di permukaan berkaitan dengan interaksi molekuler antara adsorbat dan adorben yang lebih besar pada adsorbat tertentu 2.3.1 Macam-macam adsorben yang umum digunakan Untuk proses adsorbsi dan desorpsi ada 3 jenis adsorben yang baisadipakai yaitu : 1. Silika gel Silika gel cenderung mengikat adsorbat dengan energi yang relatif lebih kecil dan membutuhkan temperatur yang rendah untuk proses desorpsinya, dibandingkan alat untuk menghasilkan suhu jika menggunakan adsorben lain seperti karbon atau zeolit. Kemampuan desorpsi silika gel meningkat dengan meningkatnya temperatur. Kandungan air dalam silika gel akan hilang dan menyebabkan kemampuan adsorpsinya hilang Silika gel terbuat dari silika dengan ikatan kimia mengandung air kurang lebih 5%. Pada umumnya temperatur kerja silika gel sampai pada 200°C, jika dioperasikan lebih dari batas temperatur
  • 8. kerjanya maka kandungan air dalam silika gel akan hilang dan menyebabkan kemampuan adsorpsinya hilang. 2. Aktif Karbon Aktif karbon dapat dibuat dari batu bara, kayu, dan tempurung kelapa melalui proses pyrolizing dan carburizing pada temperatur 700 sampai 800°C. Hampir semua adsorbat dapat diserap oleh karbon aktif kecuali air. Aktif karbon dapat ditemukan dalam bentuk bubuk dan granular. Pada umumnya karbon aktif dapat mengadsorpsi metanol atau amonia sampai dengan 30%, bahkan karbon aktif super dapat mengadsorpsi sampai dua kalinya. 3. Zeolit Zeolit mengandung kristal zeolit yaitu mineral aluminosilicate yang disebut sebagai penyaring molekul. Mineral aluminosilicate ini terbentuk secara alami. Zeolit buatan dibuat dan dikembangkan untuk tujuan khusus, diantaranya 4A, 5A, 10X, dan 13X yang memiliki volume rongga antara 0.05 sampai 0.30 cm3 /gram dan dapat dipanaskan sampai 500°C tanpa harus kehilangan mampu adsorpsi dan regenerasinya. Zeolit 4A (NaA) digunakan untuk mengeringkan dan memisahkan campuran hydrocarbon. Zeolit 5A (CaA) digunakan untuk memisahakan paraffins dan beberapa Cyclic hydrocarbon. Zeolit 10X (CaX) dan 13X (NaX) memiliki diameter pori yang lebih besar sehingga dapat mengadsorpsi adsorbat pada umumnya. 2.4 Adsorbat Adsorbat yang biasa digunakan untuk pendinginan adalah air, metanol,dan ammonia 2.4.1 Air Merupakan adsorbat yang ideal karena memiliki kalor laten spesifik terbesar, mudah didapat, murah, dan tidak beracun. Air dapat dijadikan pasangan zeolit, dan silika gel. Tekanan penguapan
  • 9. air yang rendah merupakan keterbatasan air sebagai adsorbat, sehingga menyebabkan: 1. Temperatur penguapan rendah (100°C), sehingga penggunaan air terbatas hanya untuk air-conditioning dan chilling. 2. Tekanan sistem selalu dibawah tekanan normal (1 atm). Sistem harus memiliki instalasi yang tidak bocor agar udara tidak masuk. 3. Rendahnya tekanan penguapan air menyebabkan rendah nyatekanan proses adsorpsi di batasi oleh transfer massa. 2.4.2 Metanol Di banyak hal kemampuan atau performa metanol berada diantara air dan ammonia. Metanol memiliki tekanan penguapan yang lebih tinggi dibandingkan dengan air (meskipun pada tekanan 1 atm), sehingga sangat cocok untuk membuat es. Meskipun demikian pada temperatur lebih dari 120 °C, tekanan menjadi tidak stabil. Untuk temperatur aplikasi lebih dari 200 °C adsorben yang biasa digunakan adalah karbon aktif, silika gel, dan zeolit. 2.4.3 Ammonia Besarnya panas laten spesifik ammonia adalah setengah lebih rendah dari panas laten spesifik air, pada temperatur 0°C dan memiliki tekanan penguapan yang tinggi. Ammonia memiliki keuntungan yang ramah lingkungan dan dapat digunakan sebagai refrigeran sampai -40°C, dandapat dipanaskan sampai 200°C. Kerugian dari ammonia: 1. Beracun, sehingga penggunaannya dibatasi. 2. Tidak dapat ditampung pada instalasi yang terbuat dari tembaga atau campurannya
  • 10. BAB III PROSEDUR KERJA 3.1 Alat 3.1.1 Alat Gambar 3.1 Gelas Piala Gambar 3.1 Batang pengaduk Gambar 3.1 Corong Gambar 3.1 Erlenmeyer Gambar 3.1 Buret Gambar 3.1 Pipet tetes Gambar 3.1 Kertas saring Gambar 3.1 Pipet Ukur
  • 11. 3.1.1 Bahan-bahan: a) Asam Asetat (CH3COOH) Kosentrasi 0,1 M, 0,2 M, 0,3 M, 0,4 M. b) Natrium Hidroksida (NaOH) 0,2 M c) Indikator PP d) Arang 3.2 Cara kerja 3.2.1 Adsorpsi Dan Koloid Pertama-tama kami menyapkan alat dan bahan, kemudian menyiapkan larutan (CH3COOH) dalam 4 Kosentrasi yaitu 0,1 M, 0,2 M, 0,3 M, 0,4 M. Kami mengambil 4 buah gelas piala, untuk gelas pertama kami menambahkan 20mL (CH3COOH) 0,1 M, untuk gelas ke dua kami menambahkan (CH3COOH) 0,2 M dan seterusnya sampai gelas terakhir. Setelah itu kami menambahkan arang 0,5gram pada keempat gelas berisi asam asetat tadi. Kemudian kami mengaduk hingga 15 menit sebanyak 3 kali dengan selisi waktu 5 menit. Setelah selesai mengaduk, kami menyaring ke dalam erelenmeyer menggunakan kertas saring kemudian memipet sebanyak 10mL filtrap pada gelas 1 kedalam. Erlenmeyer nomor 1, menetesi dengan inidikator PP dan titrasi dengan NaOH 0,2 M. Kemudia kami mencatat volume NaOh yang digunakan, setelah itu kami mengulang prosedur di atas dengan filtrap no 2 (untuk setiap kosentrasi kami melakukan titrasi sebanyak 1 kali. Dari data di atas kami menghitung berat molekul asam asetat yang terabsorpsi untuk masing-masing kosentrasi dan selanjutnya kami catat di dalam tabel hasil pengamatan kami.
  • 12. DAFTAR PUSTAKA Sains dan Teknologi Lingkungan, J., al Kholif, M., & Diah Indah Pratiwi, W. (n.d.). Penurunan Kadar Chemical Oxygen Demand (Cod) Dan Fosfat Pada Limbah Laundry Dengan Metode Adsorpsi. Budilaksono, Dawuh, “Pengujian Alat Pendingin Sistim Adsorpsi Berdasarkan Variasi Tekanan Maksimum Desorpsi Untuk Pengembangan Menggunakan Solar Collector”, Skripsi Fakultas Teknik Universitas Indonesia, . Anonim. Koloid. http://repository.usu.ac.id (Diakses pada tanggal 29 Oktober 2021 pukul 20:14). Anonim. Koloid. http://romdhonis.staff.gunadarma.ac.id. (Diakses pada tanggal 29 Oktober 2019 pukul 20:45). Brady,J.E.Kimia Universitas Jilid 1.Jakarta:Bina Rupa Aksara.1992. Petrucci, R.H.Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 2.Jakarta:Erlangga.1987. SISTEM KOLOID Page 7 Sumardjo, Damin. Pengantar Kimia. Jakarta:EGC.2008. Syukri. Kimia Dasar. Bandung:ITB.1999. Oxtoby, David W, dkk. Kimia Modern. Jakarta: Erlangga. 2021