SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Nama : Iis Ainun .N.
NIM :1411C2004
Kelas :S1 Medis NonReg
ADSORPSI
A. PENGERTIAN ADSORPSI
Adsorpsi adalah pemisahan bahan dari suatu campuran gas atau cair dimana bahan
yang akan di pisahkan di tarik oleh permukaan zat padat.
Dengan demikian dapat disimpulkan:
Adsorbat :senyawa terlarut yang dapat terserap ( berupa campuran gas atau cairan )
Adsorben : padatan dimana di permukaannya terjadi pengumpulan senyawa yang diserap (
berupa padatan )
B. JENIS – JENIS ADSORPSI
Berdasarkan proses terjadinya ada dua jenis adsorbsi, yaitu Adsorbsi kimia dan
adsorbsi fisika. Berikut masing- masing penjelasannya.
1. adsorpsi fisika (Physisorption)
interaksi yang terjadi antara dasorben dan adsorbat adalah gaya Van der Walls
dimana ketika gaya tarik molekul antara larutan dan permukaan media lebih besar
daripada gaya tarik substansi terlarut dan larutan, maka substansi terlarut akan
diadsorpsi oleh permukaan media. Adsorbsi fisika ini memiliki gaya tarik Van der Walls
yang kekuatannya relatif kecil. Molekul terikat sangat lemah dan energi yang dilepaskan
pada adsorpsi fisika relatif rendah sekitar 20 kJ/mol.
Contoh :
Adsorpsi oleh karbon aktif. Karbon aktif merupakan senyawa karbon yang diaktifkan
dengan cara membuat pori pada struktur karbon tersebut. Aktivasi karbon aktif pada
temperatur yang tinggi akan menghasilkan struktur berpori dan luas permukaan adsorpsi
yang besar. Semakin besar luas permukaan, maka semakin banyak substansi terlarut
yang melekat pada permukaan media adsorpsi.
2. adsorpsi kimia (Chemisorption)
Chemisorption terjadi ketika terbentuknya ikatan kimia (bukan ikatan van Dar
Wallis) antara senyawa terlarut dalam larutan dengan molekul dalam media. Chemisorpsi
terjadi diawali dengan adsorpsi fisik, yaitu partikel adsorbat tertarik ke permukaan
adsorben melalui gaya Van der Walls atau bisa melalui ikatan hidrogen. Dalam
Chemisorbption partikel melekat pada permukaan dengan membentuk ikatan kimia
(biasanya ikatan kovalen), dan cenderung mencari tempat yang memaksimumkan bilangan
koordinasi dengan substrat.Contoh : Ion exchange.
C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ADSORPSI
1) Waktu Kontak
Waktu kontak merupakan suatu hal yang sangat menentukan dalam proses adsorpsi.
Waktu kontak memungkinkan proses difusi dan penempelan molekul adsorbat
berlangsung lebih baik.
2) Karakteristik Adsorben
Ukuran partikel merupakan syarat yang penting dari suatu arang aktif untuk digunakan
sebagai adsorben. Ukuran partikel arang mempengaruhi kecepatan dimana adsorpsi
terjadi. Kecepatan adsorpsi meningkat dengan menurunnya ukuran partikel.
3) Luas Permukaan
Semakin luas permukaan adsorben, semakin banyak adsorbat yang diserap, sehingga
proses adsorpsi dapat semakin efektif. Semakin kecil ukuran diameter adsorben maka
semakin luas permukaannya. Kapasitas adsorpsi total dari suatu adsorbat tergantung
pada luas permukaan total adsorbennya.
4) Kelarutan Adsorbat
Agar adsorpsi dapat terjadi, suatu molekul harus terpisah dari larutan. Senyawa yang
mudah larut mempunyai afinitas yang kuat untuk larutannya dan karenanya lebih sukar
untuk teradsorpsi dibandingkan senyawa yang sukar larut. Akan tetapi ada perkeculian
karena banyak senyawa yang dengan kelarutan rendah sukar diadsorpsi, sedangkan
beberapa senyawa yang sangat mudah larut diadsorpsi dengan mudah. Usaha-usaha
untuk menemukan hubungan kuantitatif antara kemampuan adsorpsi dengan kelarutan
hanya sedikit yang berhasil.
5) Ukuran Molekul Adsorbat
Ukuran molekul adsorbat benar-benar penting dalam proses adsorpsi ketika molekul
masuk ke dalam mikropori suatu partikel arang untuk diserap. Adsorpsi paling kuat
ketika ukuran pori-pori adsorben cukup besar sehingga memungkinkan molekul adsorbat
untuk masuk.
6) pH
pH di mana proses adsorpsi terjadi menunjukkan pengaruh yang besar terhadap adsorpsi
itu sendiri. Hal ini dikarenakan ion hidrogen sendiri diadsorpsi dengan kuat, sebagian
karena pH mempengaruhi ionisasi dan karenanya juga mempengaruhi adsorpsi dari
beberapa senyawa. Asam organik lebih mudah diadsorpsi pada pH rendah, sedangkan
adsorpsi basa organik terjadi dengan mudah pada pH tinggi. pH optimum untuk
kebanyakan proses adsorpsi harus ditentukan dengan uji laboratorium.
7) Temperatur
Temperatur di mana proses adsorpsi terjadi akan mempengaruhi kecepatan dan jumlah
adsorpsi yang terjadi. Kecepatan adsorpsi meningkat dengan meningkatnya temperatur,
dan menurun dengan menurunnya temperatur. Namun demikian, ketika adsorpsi
merupakan proses eksoterm, derajad adsorpsi meningkat pada suhu rendah dan akan
menurun pada suhu yang lebih tinggi .
D. APLIKASI ADSORPSI
1. Pemutihan gula tebu
Gula yg masih berwarna dilarutkan dalam air kemudian dialirkan melalaui tanah diatomae
dan arang tulang. Zat-zat warna dalam gula akan diadsorpsi sehinga diperoleh gula yang
putih bersih.
2. Norit
tablet yg terbuat dari karbon aktif norit. Di dalam usus norit membentuk sistem koloid
yg dapat mengadsorpsi gas/zat racun.
3. Penjernihan air
dengan menambahkan tawas/ Aluminium sulfat (akan terhidrolisis membentuk Al(OH)3
yang berupa koloid). Koloid ini dapat mengadsorpsi zat-zat warna / zat pencemar dalam
air.
Proses adsorpsi dibedakan menjadi 3 tahap :
1. Tahap Adsorpsi
Tahap dimana terjadi proses adsorpsi
Adsorbate tertahan pada permukaan adsorbent (tertahannya gas atau uap atau molekul
pada permukaan padatan).
Pada proses adsorpsi umumnya dilakukan untuk senyawa organic dengan berat molekul
(BM) lebih besar dari 46 dan dengan konsentrasi yang kecil.. Semakin besar BM maka
proses adsorpsi akan semakin baik.
2. Tahap Desorpsi
Tahap ini merupakan kebalikan pada tahap adsorpsi, dimana adsorbate dilepaskan dari
adsorbent (lepasnya gas atau uap atau molekul pada permukaan padatan). Desorpsi dapat
dilakukan dengan beberapa cara, diantarnya adalah :
Menaikkan temperature adsorbent di atas temperature didih adsorbent, dengan cara
mengalirkan uap panas/ udara panas atau dengan pemansan
Menambahkan bahan kimia atau secara kimia
Menurunkan tekanan
3. Tahap Recovery
Tahap ini merupakan tahap pengolahan dari gas, uap atau molekul yang telah di desorpsi,
dimana reconvery dapat di lakukan dengan :
Kondensasi
Dibakar
Solidifikasi
Sumber : http://tugas-mia19.blogspot.co.id/2015/10/makalah-adsorpsi-dan-
absorpsi.html
ABSORPSI
A. PENGERTIAN ABSORPSI
Absorpsi adalah proses pemisahan bahan dari suatu campuran gas dengan cara
pengikatan bahan tersebut pada permukaan zat cair yang di ikuti dengan pelarutan.
Dengan demikian dapat disimpulkan:
Absorbat : senyawa terlarut yang dapat terserap ( berupa campuran gas )
Absorben : padatan dimana di permukaannya terjadi pengumpulan senyawa yang
diserap
(berupacairan)
B. JENIS-JENIS ABSORPSI
1. Absorbsi fisik
Absorbsi fisik merupakan absorbsi dimana gas terlarut dalam cairan penyerap tidak
disertai dengan reaksi kimia. Contoh absorbsi ini adalah absorbsi gas H2S dengan air,
metanol, propilen, dan karbonat. Penyerapan terjadi karena adanya interaksi fisik, difusi
gas ke dalam air, atau pelarutan gas ke fase cair.
Reaksi : H2S + H2O →
2. Absorbsi kimia
Absorbsi kimia merupakan absorbsi dimana gas terlarut didalam larutan penyerap
disertai dengan adanya reaksi kimia. Contoh absorbsi ini adalah absorbsi dengan adanya
larutan MEA, NaOH, K2CO3, dan sebagainya. Aplikasi dari absorbsi kimia dapat dijumpai
pada proses penyerapan gas CO2 pada pabrik amoniak.
Reaksi :CO2(g) + NaOH(aq) → NaHCO3(aq)
C. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA OPERASI ABSORPSI
1) Laju alir air. Semakin besar,penyerapan semakin baik.
2) Komposisi dalam aliran air. Jika terdapat senyawa yang mampu beraksi dengan
CO2(misalnya NaOH) maka penyerapan lebih baik.
3) Suhu operasi.Semakin rendah suhu operasi,penyerapan semakin baik.
4) Tekanan operasi.Semakin tinggi tekanan operasi, penyerapan semakin baik sampai
pada batas tertentu. Diatas tekanan maksimum (untuk hidrokarbon biasanya 4000-5000
kPa), penyerapan lebih buruk.
5) Laju alir gas. Semakin besar laju alir gas,penyerapan semakin buruk.
D. Aplikasi Industri
Absorbsi dalam dunia industri digunakan untuk meningkatkan nilai guna dari suatu zat
dengan cara merubah fasenya.
1. Proses Pembuatan Formalin
Formalin yang berfase cair berasal dari formaldehid yang berfase gas dapat
dihasilkanmelalui proses absorbsi. Teknologi proses pembuatan formalin Formal dehid
sebagai gasinput dimasukkan ke dalam reaktor. Output dari reaktor yang berupa gas
yang mempunyai suhu 1820
C di dinginkan pada kondensor hingga suhu 550
C,dimasukkan
ke dalam absorber. Keluaran dari absorber pada tingkat I mengandung larutan formalin
dengan kadar formaldehid sekitar 37 – 40%. Bagian terbesar dari metanol, air, dan
formal dehid di kondensasi di bawah air pendingin bagian dari menara, dan hampir semua
removal dari sisa metanol dan formaldehid dari gas terjadi dibagian atas absorber
dengan countercurrent contact dengan air proses
2. Proses Pembuatan Asam Nitrat
Pembuatan asam nitrat (absorpsi NO dan NO2). Proses pembuatan asam nitrat pada
tahap akhir dari proses pembuatan asam nitrat berlangsung dalam kolom absorpsi. Pada
setiap tingkat kolom terjadi reaksi oksidasi NO menjadi NO2 dan reaksi absorpsi
NO2 oleh air menjadi asam nitrat. Kolom absorpsi mempunyai empat fluks masuk dan dua
fluks keluar. Empat fluks masuk yaitu air umpan absorber, udara pemutih, gas proses,
dan asam lemah. Dua fluks keluar yaitu asam nitrat produk dan gas buang. Kolom
absorpsi dirancang untuk menghasilkan asam nitrat dengan konsentrasi 60 % berat dan
kandungan NOx gas buang tidak lebih dari 200 ppm.
Aplikasi absorbsi lainnya seperti proses pembuatan urea,produksi ethanol,
minumanberkarbonasi, fire extinguisher,dry ice,supercritical carbon dioxide dan masih
banyak lagi aplikasi absorbsi dalam industri.
Selain itu absorbsi ini juga digunakan untuk memurnikan gas yang dihasilkan dari
fermentasi kotoran sapi. Gas CO2 langsung bereaksi dengan larutan NaOH sedangkan
CH4 tidak. Dengan berkurangmya konsentrasi CO2sebagai akibat reaksi dengan NaOH,
makaperbandingan konsentrasi CH4 dengan CO2 menjadi lebih besar untuk konsentrasi
CH4. Absorbsi CO2 dari campuran biogas ke dalam larutan
NaOH dapat dilukiskan sebagaiberikut:
CO2(g)+ NaOH(aq)→ NaHCO3(aq)
NaOH(aq)+ NaHCO3→Na2CO3(s)+ HO(l)+ CO2(g)+ 2NaOH(aq)→Na2CO3(s)+ H2O(l)
Dalam kondisi alkali atau basa, pembentukan bikarbonat dapat diabaikan karena
bikarbonat bereaksi dengan OH–
membentuk CO3
2-
.
Contoh alat absorpsi
Packing Tower
Salah satu contoh packing tower adalah Packed Bed
Absorber.Packed Bed Absorber berupa tube atau pipa yang diisi dengan beberapa
packing.Cairan masuk dari bagian atas, sedangkan gas masuk dari bagian bawah.
Packed Bed Absorber
Di dalam packed bed absorber terdapat Packing yang memberikan kontak yang bagus
antar kedua fasa sehingga luas permukaan menjadi maksimum.
Ada 3 jenis packing :
1.Raschig ring: potongan pipa
L D 0,5-1 in
2. Berl saddle
3. Pall ring
Sumber : http://tugas-mia19.blogspot.co.id/2015/10/makalah-adsorpsi-dan-
absorpsi.html

More Related Content

What's hot

laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetriwd_amaliah
 
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimerlaporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimerqlp
 
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperaturlaporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperaturqlp
 
Volumetri
VolumetriVolumetri
Volumetrijundizg
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanwd_amaliah
 
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriRidha Faturachmi
 
Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)Windha Herjinda
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaasterias
 
Analisis gravimetri
Analisis gravimetriAnalisis gravimetri
Analisis gravimetriTillapia
 
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditasPenentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditasUIN Alauddin Makassar
 
236547384 pemisahan-kation-golongan-i
236547384 pemisahan-kation-golongan-i236547384 pemisahan-kation-golongan-i
236547384 pemisahan-kation-golongan-iNurwidayanti1212
 

What's hot (20)

Titrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometriTitrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometri
 
Kimia Analitik I
Kimia Analitik IKimia Analitik I
Kimia Analitik I
 
Distilasi
DistilasiDistilasi
Distilasi
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetri
 
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimerlaporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
 
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperaturlaporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
 
Volumetri
VolumetriVolumetri
Volumetri
 
Sentrifugasi
SentrifugasiSentrifugasi
Sentrifugasi
 
Laporan analisis gravimetri
Laporan analisis gravimetri Laporan analisis gravimetri
Laporan analisis gravimetri
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapan
 
7 energi bebas gibbs
7 energi bebas gibbs7 energi bebas gibbs
7 energi bebas gibbs
 
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum Permanganometri
 
Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhana
 
Analisis gravimetri
Analisis gravimetriAnalisis gravimetri
Analisis gravimetri
 
Iodometri
IodometriIodometri
Iodometri
 
Kromatografi
KromatografiKromatografi
Kromatografi
 
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditasPenentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
 
236547384 pemisahan-kation-golongan-i
236547384 pemisahan-kation-golongan-i236547384 pemisahan-kation-golongan-i
236547384 pemisahan-kation-golongan-i
 
Gravimetri. bu swatika
Gravimetri. bu swatikaGravimetri. bu swatika
Gravimetri. bu swatika
 

Similar to ADSORPSI DAN ABSORPSI

Adsorpsi kimia fisik
Adsorpsi kimia fisikAdsorpsi kimia fisik
Adsorpsi kimia fisikiriadiirwan
 
LAPRAK KOLOID DAN ADSORPSI(aryand hidayat) (1).docx
LAPRAK KOLOID DAN ADSORPSI(aryand hidayat) (1).docxLAPRAK KOLOID DAN ADSORPSI(aryand hidayat) (1).docx
LAPRAK KOLOID DAN ADSORPSI(aryand hidayat) (1).docxFikramMunandar
 
Adsorben makalah
Adsorben makalahAdsorben makalah
Adsorben makalahMia Odina
 
Permukaan 2003
Permukaan 2003Permukaan 2003
Permukaan 2003asterias
 
Pemyerapan permukaan gas-padat
Pemyerapan permukaan gas-padatPemyerapan permukaan gas-padat
Pemyerapan permukaan gas-padatAlfiah Alif
 
Termokimia
TermokimiaTermokimia
TermokimiaTillapia
 
Kimia permukaan
Kimia permukaanKimia permukaan
Kimia permukaanTillapia
 
Laporan praktikum kimia fisika i perc. viii
Laporan praktikum kimia fisika i perc. viii Laporan praktikum kimia fisika i perc. viii
Laporan praktikum kimia fisika i perc. viii Dede Suhendra
 
Adsorpsi ( kimfis )
Adsorpsi ( kimfis )Adsorpsi ( kimfis )
Adsorpsi ( kimfis )andi septi
 
Atmosfer dan pencemaran udara
Atmosfer dan pencemaran udaraAtmosfer dan pencemaran udara
Atmosfer dan pencemaran udaraHotnida D'kanda
 

Similar to ADSORPSI DAN ABSORPSI (20)

Adsorpsi kimia fisik
Adsorpsi kimia fisikAdsorpsi kimia fisik
Adsorpsi kimia fisik
 
Adsorpsi
AdsorpsiAdsorpsi
Adsorpsi
 
LAPRAK KOLOID DAN ADSORPSI(aryand hidayat) (1).docx
LAPRAK KOLOID DAN ADSORPSI(aryand hidayat) (1).docxLAPRAK KOLOID DAN ADSORPSI(aryand hidayat) (1).docx
LAPRAK KOLOID DAN ADSORPSI(aryand hidayat) (1).docx
 
Kinetika adsorpsi 2
Kinetika adsorpsi 2Kinetika adsorpsi 2
Kinetika adsorpsi 2
 
Adsorben makalah
Adsorben makalahAdsorben makalah
Adsorben makalah
 
Adsorpsi 2.pptx
Adsorpsi 2.pptxAdsorpsi 2.pptx
Adsorpsi 2.pptx
 
Permukaan 2003
Permukaan 2003Permukaan 2003
Permukaan 2003
 
Pemyerapan permukaan gas-padat
Pemyerapan permukaan gas-padatPemyerapan permukaan gas-padat
Pemyerapan permukaan gas-padat
 
Termokimia
TermokimiaTermokimia
Termokimia
 
Makalah koloid
Makalah koloidMakalah koloid
Makalah koloid
 
Kimia permukaan
Kimia permukaanKimia permukaan
Kimia permukaan
 
Adsorpsi
AdsorpsiAdsorpsi
Adsorpsi
 
Laporan praktikum kimia fisika i perc. viii
Laporan praktikum kimia fisika i perc. viii Laporan praktikum kimia fisika i perc. viii
Laporan praktikum kimia fisika i perc. viii
 
Sintesis nanopartikel
Sintesis nanopartikelSintesis nanopartikel
Sintesis nanopartikel
 
Adsorpsi ( kimfis )
Adsorpsi ( kimfis )Adsorpsi ( kimfis )
Adsorpsi ( kimfis )
 
12001445.ppt
12001445.ppt12001445.ppt
12001445.ppt
 
ppt.Kaloid
ppt.Kaloidppt.Kaloid
ppt.Kaloid
 
Bab 1 ww
Bab 1 wwBab 1 ww
Bab 1 ww
 
Sistem Koloid (Pengertian)
Sistem Koloid (Pengertian)Sistem Koloid (Pengertian)
Sistem Koloid (Pengertian)
 
Atmosfer dan pencemaran udara
Atmosfer dan pencemaran udaraAtmosfer dan pencemaran udara
Atmosfer dan pencemaran udara
 

Recently uploaded

anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 

Recently uploaded (18)

anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 

ADSORPSI DAN ABSORPSI

  • 1. Nama : Iis Ainun .N. NIM :1411C2004 Kelas :S1 Medis NonReg ADSORPSI A. PENGERTIAN ADSORPSI Adsorpsi adalah pemisahan bahan dari suatu campuran gas atau cair dimana bahan yang akan di pisahkan di tarik oleh permukaan zat padat. Dengan demikian dapat disimpulkan: Adsorbat :senyawa terlarut yang dapat terserap ( berupa campuran gas atau cairan ) Adsorben : padatan dimana di permukaannya terjadi pengumpulan senyawa yang diserap ( berupa padatan ) B. JENIS – JENIS ADSORPSI Berdasarkan proses terjadinya ada dua jenis adsorbsi, yaitu Adsorbsi kimia dan adsorbsi fisika. Berikut masing- masing penjelasannya. 1. adsorpsi fisika (Physisorption) interaksi yang terjadi antara dasorben dan adsorbat adalah gaya Van der Walls dimana ketika gaya tarik molekul antara larutan dan permukaan media lebih besar daripada gaya tarik substansi terlarut dan larutan, maka substansi terlarut akan diadsorpsi oleh permukaan media. Adsorbsi fisika ini memiliki gaya tarik Van der Walls yang kekuatannya relatif kecil. Molekul terikat sangat lemah dan energi yang dilepaskan pada adsorpsi fisika relatif rendah sekitar 20 kJ/mol. Contoh : Adsorpsi oleh karbon aktif. Karbon aktif merupakan senyawa karbon yang diaktifkan dengan cara membuat pori pada struktur karbon tersebut. Aktivasi karbon aktif pada temperatur yang tinggi akan menghasilkan struktur berpori dan luas permukaan adsorpsi yang besar. Semakin besar luas permukaan, maka semakin banyak substansi terlarut yang melekat pada permukaan media adsorpsi. 2. adsorpsi kimia (Chemisorption) Chemisorption terjadi ketika terbentuknya ikatan kimia (bukan ikatan van Dar Wallis) antara senyawa terlarut dalam larutan dengan molekul dalam media. Chemisorpsi terjadi diawali dengan adsorpsi fisik, yaitu partikel adsorbat tertarik ke permukaan adsorben melalui gaya Van der Walls atau bisa melalui ikatan hidrogen. Dalam Chemisorbption partikel melekat pada permukaan dengan membentuk ikatan kimia (biasanya ikatan kovalen), dan cenderung mencari tempat yang memaksimumkan bilangan koordinasi dengan substrat.Contoh : Ion exchange.
  • 2. C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ADSORPSI 1) Waktu Kontak Waktu kontak merupakan suatu hal yang sangat menentukan dalam proses adsorpsi. Waktu kontak memungkinkan proses difusi dan penempelan molekul adsorbat berlangsung lebih baik. 2) Karakteristik Adsorben Ukuran partikel merupakan syarat yang penting dari suatu arang aktif untuk digunakan sebagai adsorben. Ukuran partikel arang mempengaruhi kecepatan dimana adsorpsi terjadi. Kecepatan adsorpsi meningkat dengan menurunnya ukuran partikel. 3) Luas Permukaan Semakin luas permukaan adsorben, semakin banyak adsorbat yang diserap, sehingga proses adsorpsi dapat semakin efektif. Semakin kecil ukuran diameter adsorben maka semakin luas permukaannya. Kapasitas adsorpsi total dari suatu adsorbat tergantung pada luas permukaan total adsorbennya. 4) Kelarutan Adsorbat Agar adsorpsi dapat terjadi, suatu molekul harus terpisah dari larutan. Senyawa yang mudah larut mempunyai afinitas yang kuat untuk larutannya dan karenanya lebih sukar untuk teradsorpsi dibandingkan senyawa yang sukar larut. Akan tetapi ada perkeculian karena banyak senyawa yang dengan kelarutan rendah sukar diadsorpsi, sedangkan beberapa senyawa yang sangat mudah larut diadsorpsi dengan mudah. Usaha-usaha untuk menemukan hubungan kuantitatif antara kemampuan adsorpsi dengan kelarutan hanya sedikit yang berhasil. 5) Ukuran Molekul Adsorbat Ukuran molekul adsorbat benar-benar penting dalam proses adsorpsi ketika molekul masuk ke dalam mikropori suatu partikel arang untuk diserap. Adsorpsi paling kuat ketika ukuran pori-pori adsorben cukup besar sehingga memungkinkan molekul adsorbat untuk masuk. 6) pH pH di mana proses adsorpsi terjadi menunjukkan pengaruh yang besar terhadap adsorpsi itu sendiri. Hal ini dikarenakan ion hidrogen sendiri diadsorpsi dengan kuat, sebagian karena pH mempengaruhi ionisasi dan karenanya juga mempengaruhi adsorpsi dari beberapa senyawa. Asam organik lebih mudah diadsorpsi pada pH rendah, sedangkan adsorpsi basa organik terjadi dengan mudah pada pH tinggi. pH optimum untuk kebanyakan proses adsorpsi harus ditentukan dengan uji laboratorium. 7) Temperatur Temperatur di mana proses adsorpsi terjadi akan mempengaruhi kecepatan dan jumlah adsorpsi yang terjadi. Kecepatan adsorpsi meningkat dengan meningkatnya temperatur, dan menurun dengan menurunnya temperatur. Namun demikian, ketika adsorpsi merupakan proses eksoterm, derajad adsorpsi meningkat pada suhu rendah dan akan menurun pada suhu yang lebih tinggi .
  • 3. D. APLIKASI ADSORPSI 1. Pemutihan gula tebu Gula yg masih berwarna dilarutkan dalam air kemudian dialirkan melalaui tanah diatomae dan arang tulang. Zat-zat warna dalam gula akan diadsorpsi sehinga diperoleh gula yang putih bersih. 2. Norit tablet yg terbuat dari karbon aktif norit. Di dalam usus norit membentuk sistem koloid yg dapat mengadsorpsi gas/zat racun. 3. Penjernihan air dengan menambahkan tawas/ Aluminium sulfat (akan terhidrolisis membentuk Al(OH)3 yang berupa koloid). Koloid ini dapat mengadsorpsi zat-zat warna / zat pencemar dalam air. Proses adsorpsi dibedakan menjadi 3 tahap : 1. Tahap Adsorpsi Tahap dimana terjadi proses adsorpsi Adsorbate tertahan pada permukaan adsorbent (tertahannya gas atau uap atau molekul pada permukaan padatan). Pada proses adsorpsi umumnya dilakukan untuk senyawa organic dengan berat molekul (BM) lebih besar dari 46 dan dengan konsentrasi yang kecil.. Semakin besar BM maka proses adsorpsi akan semakin baik. 2. Tahap Desorpsi Tahap ini merupakan kebalikan pada tahap adsorpsi, dimana adsorbate dilepaskan dari adsorbent (lepasnya gas atau uap atau molekul pada permukaan padatan). Desorpsi dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantarnya adalah : Menaikkan temperature adsorbent di atas temperature didih adsorbent, dengan cara mengalirkan uap panas/ udara panas atau dengan pemansan Menambahkan bahan kimia atau secara kimia Menurunkan tekanan 3. Tahap Recovery Tahap ini merupakan tahap pengolahan dari gas, uap atau molekul yang telah di desorpsi, dimana reconvery dapat di lakukan dengan : Kondensasi Dibakar Solidifikasi Sumber : http://tugas-mia19.blogspot.co.id/2015/10/makalah-adsorpsi-dan- absorpsi.html
  • 4. ABSORPSI A. PENGERTIAN ABSORPSI Absorpsi adalah proses pemisahan bahan dari suatu campuran gas dengan cara pengikatan bahan tersebut pada permukaan zat cair yang di ikuti dengan pelarutan. Dengan demikian dapat disimpulkan: Absorbat : senyawa terlarut yang dapat terserap ( berupa campuran gas ) Absorben : padatan dimana di permukaannya terjadi pengumpulan senyawa yang diserap (berupacairan) B. JENIS-JENIS ABSORPSI 1. Absorbsi fisik Absorbsi fisik merupakan absorbsi dimana gas terlarut dalam cairan penyerap tidak disertai dengan reaksi kimia. Contoh absorbsi ini adalah absorbsi gas H2S dengan air, metanol, propilen, dan karbonat. Penyerapan terjadi karena adanya interaksi fisik, difusi gas ke dalam air, atau pelarutan gas ke fase cair. Reaksi : H2S + H2O → 2. Absorbsi kimia Absorbsi kimia merupakan absorbsi dimana gas terlarut didalam larutan penyerap disertai dengan adanya reaksi kimia. Contoh absorbsi ini adalah absorbsi dengan adanya larutan MEA, NaOH, K2CO3, dan sebagainya. Aplikasi dari absorbsi kimia dapat dijumpai pada proses penyerapan gas CO2 pada pabrik amoniak. Reaksi :CO2(g) + NaOH(aq) → NaHCO3(aq) C. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA OPERASI ABSORPSI 1) Laju alir air. Semakin besar,penyerapan semakin baik. 2) Komposisi dalam aliran air. Jika terdapat senyawa yang mampu beraksi dengan CO2(misalnya NaOH) maka penyerapan lebih baik. 3) Suhu operasi.Semakin rendah suhu operasi,penyerapan semakin baik. 4) Tekanan operasi.Semakin tinggi tekanan operasi, penyerapan semakin baik sampai pada batas tertentu. Diatas tekanan maksimum (untuk hidrokarbon biasanya 4000-5000 kPa), penyerapan lebih buruk. 5) Laju alir gas. Semakin besar laju alir gas,penyerapan semakin buruk. D. Aplikasi Industri Absorbsi dalam dunia industri digunakan untuk meningkatkan nilai guna dari suatu zat dengan cara merubah fasenya. 1. Proses Pembuatan Formalin
  • 5. Formalin yang berfase cair berasal dari formaldehid yang berfase gas dapat dihasilkanmelalui proses absorbsi. Teknologi proses pembuatan formalin Formal dehid sebagai gasinput dimasukkan ke dalam reaktor. Output dari reaktor yang berupa gas yang mempunyai suhu 1820 C di dinginkan pada kondensor hingga suhu 550 C,dimasukkan ke dalam absorber. Keluaran dari absorber pada tingkat I mengandung larutan formalin dengan kadar formaldehid sekitar 37 – 40%. Bagian terbesar dari metanol, air, dan formal dehid di kondensasi di bawah air pendingin bagian dari menara, dan hampir semua removal dari sisa metanol dan formaldehid dari gas terjadi dibagian atas absorber dengan countercurrent contact dengan air proses 2. Proses Pembuatan Asam Nitrat Pembuatan asam nitrat (absorpsi NO dan NO2). Proses pembuatan asam nitrat pada tahap akhir dari proses pembuatan asam nitrat berlangsung dalam kolom absorpsi. Pada setiap tingkat kolom terjadi reaksi oksidasi NO menjadi NO2 dan reaksi absorpsi NO2 oleh air menjadi asam nitrat. Kolom absorpsi mempunyai empat fluks masuk dan dua fluks keluar. Empat fluks masuk yaitu air umpan absorber, udara pemutih, gas proses, dan asam lemah. Dua fluks keluar yaitu asam nitrat produk dan gas buang. Kolom absorpsi dirancang untuk menghasilkan asam nitrat dengan konsentrasi 60 % berat dan kandungan NOx gas buang tidak lebih dari 200 ppm. Aplikasi absorbsi lainnya seperti proses pembuatan urea,produksi ethanol, minumanberkarbonasi, fire extinguisher,dry ice,supercritical carbon dioxide dan masih banyak lagi aplikasi absorbsi dalam industri. Selain itu absorbsi ini juga digunakan untuk memurnikan gas yang dihasilkan dari fermentasi kotoran sapi. Gas CO2 langsung bereaksi dengan larutan NaOH sedangkan CH4 tidak. Dengan berkurangmya konsentrasi CO2sebagai akibat reaksi dengan NaOH, makaperbandingan konsentrasi CH4 dengan CO2 menjadi lebih besar untuk konsentrasi CH4. Absorbsi CO2 dari campuran biogas ke dalam larutan NaOH dapat dilukiskan sebagaiberikut: CO2(g)+ NaOH(aq)→ NaHCO3(aq) NaOH(aq)+ NaHCO3→Na2CO3(s)+ HO(l)+ CO2(g)+ 2NaOH(aq)→Na2CO3(s)+ H2O(l) Dalam kondisi alkali atau basa, pembentukan bikarbonat dapat diabaikan karena bikarbonat bereaksi dengan OH– membentuk CO3 2- . Contoh alat absorpsi Packing Tower Salah satu contoh packing tower adalah Packed Bed Absorber.Packed Bed Absorber berupa tube atau pipa yang diisi dengan beberapa packing.Cairan masuk dari bagian atas, sedangkan gas masuk dari bagian bawah. Packed Bed Absorber Di dalam packed bed absorber terdapat Packing yang memberikan kontak yang bagus antar kedua fasa sehingga luas permukaan menjadi maksimum. Ada 3 jenis packing : 1.Raschig ring: potongan pipa
  • 6. L D 0,5-1 in 2. Berl saddle 3. Pall ring Sumber : http://tugas-mia19.blogspot.co.id/2015/10/makalah-adsorpsi-dan- absorpsi.html