SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
TEORI BAHAN ISOLASI
Syamsir Abduh
Jurusan Teknik Elektro, FTI-Universitas Trisakti
Jl. Kyai Tapa No 1 Jakarta, 11440
syamsir@trisakti.ac.id

1. 1 Medan Listrik
Apabila pada suat titik diletakkan muatan listrik, maka muatan listrik lain di sekitar
muatan tersebut akan mengalami gaya listrik. Hal ini menunjukkan bahwa di sekitar muatan
tersebut terdapat medan listrik. Jadi yang dimaksud dengan muatan listri adalah ruang di sekitar
benda bermuatan listrik dimana pengaruh gaya listrik masih dapat dirasakan oleh benda-benda
bermuatan listrik lainnya di sekitar ruang tersebut. Seperti pada medan gravitasi, medan listrik
merupakan medan gaya sehingga kuat medan listrik merupakan suatu besaran vector. Untuk
menentukan kuat medan listrik pada suatu titik, ditempatkan pada titik itu muatan titik uji (test
charge) q’. Jika F adalah gaya yang dialami oleh muatan q’, maka kuat medan listrik pada titik
tersebut adalah :

( 1.1 )

= kuat medan listrik dalam Newton/Coulomb

1
1. 2. Kuat Medan Listrik oleh Muatan Titik
Misalkan muatan titik q sebagai sumber medan listrik berjarak r dari titik P, maka gaya
listrik pada muatan uji q’ yang ditempatkan pada titik P adalah :

Dengan menggunakan persamaaan ( 1.1 ), maka kuat medan listrik di titik P :

(1.2)

= Vektor satuan yang arahnya dari q ke titik P.

2
Gambar 1.1
(a) Kuat medan di titik P bila q muatan positif
(b) Kuat medan di titik P bila q muatan negativf

Sedangkam untuk kuat medan listrik, di titik P yang jaraknya dari muatan q1,q2,q3,…,qn
berturut-turut r1,r2, r3,….,rn , dapat dihitung dengan menjumlahkan secara vekor kuat medan di
titik P oleh masing-masing muatan.

( 1.3 )

= vector satuan yang arahnya dari qi ke titik P.

3
1.3 Garis Gaya Listrik
Untuk mempermudah pengertian tentang medan listrik, maka dibuat suatu konsep garis
gaya listrik yang digunakan sebagai alat bantu untuk mengetahui sifat dan arah medan listrik.
Medan listrik digambarkan dengan garis-garis khayal yang dinamakan garis-garis medan.

4
Gambar 1.2
Garis Gaya Muatan Positif

Gambar 1.3
Garis Gaya Muatan Negatif

Gambar 1.4

Gambar 1.5

Garis Gaya Listrik

Garis Gaya Listrik

Dua Muatan Titik Sejenis

Dua Muatan Titik Berlawanan

Jumlah garis gaya yang menembus suatu permukaan secara tegak lurus pada setiap titik
sebanding dengan kuat medan di titik itu.
5
{

}

( 1.4 )

N = banyaknya garis gaya

= Permitivitas ruang hampa

E

= Kuat medan yang tegak lurus bidang A.

A = luas permukaan yang ditembus garis gaya

Menurut kaidah hukum gauss :
Jumlah netto garis-garis gaya yang memotong suatu permukaan tertutup dalam arah keluar sama
dengan jumlah netto muatas positif yang terdapat didalam permukaan tersebut.
Kalimat tersebut jika ditulis dalam persamaan matematik dibawah ini.

N=q

( 1.5 )

6
( 1.6 )

Persamaan diatas dapat dibuktikan denagan menganalisa suatu muatan sebesar q yang
ditempatkan di udara. Besar medan listrik pada titik L yang berjarak r dari muatan q tersebut,
adalah :

Jika kita buat bola berpusat di q dengan jari-jari r, maka banyaknya garis gaya yang menembus

luas permukaan bola

yang melalui titik L adalah :

=

Karena E=

, maka :

7
N = q …………………………………( terbukti )

1. 4 Konduktor dan Isolator
1.4.1 Konduktor dan Isolator Menurut Teori Atom
Suatu bahan dikatakan memiliki sifat konduktor atau isolator berdasarkan banyaknya
electron bebas yang terdapat di dalam bahan tersebut. Karena pergerakan arus listrik adalah
pergerakan electron-elektron bebas yang membawa muatan, maka bahan yang memiliki electron
bebas akan sangat mudah menghantarkan arus listrik, dan ini dinamakan konduktor. Sedangkan
bahan

yang tidak memiliki electron bebas, dinamakan isolator karena tidak dapat

menghantarkan arus listrik.
Pengertian electron bebas ini dapat ditinjau dari banyaknya electron bebas pada suatu pita
konduksi. Dan pita konduksi ini, dapat dipelajari dengan melihat cara pembentukan pita-pita
energy.

8
Gambar 1.6

Tingkat-tingkat energi elektron dalam medan listrik
Yang timbul oleh inti atom dalam zat padat

Tingkat energy yang berkelompok dalam setiap satuan yang masing-masing jumlahnya 2N,
dimana N adalah banyaknya atom dalam zat padat.
Untuk memahami tingkat-tingkat energy lebih lanjut, maka dibawah ini diuraikan bahwa :
Pita Energi

: daerah/selang energi yang diperkenankan untuk electron dalam Kristal

Celah energi : daerah/selang yang tidak diperkenankan untuk electron dalam Kristal
9
Pita valensi

: pita energi terakhir yang terisi penuh electron

Pita konduksi : pita energi berikutnya setelah pita valensi
Sebagai contoj konduktor, kita tinjau logam natrium (Na). satu atom Na mengandung 11
elektron, maka dikatakan logam natrium mengandung 11 N electron, dimana N adalah
banyaknya atom dalam zat padat. Berarti logam natrium tersebut akan mengisi pita-pita energy
sebanyak 11N electron. Menurut azas pauli, setiap pita energy hanya boleh diisi palng banyak
2N electron pada setiap tingkatan. Electron-elektron akan mengisi mulai dari tingkat terendah,
pada saat suhu mutlak T= 0o K.

Pengisian 11N electron ke dalam pita energy dapat kita lihat pada tabel 1.1 :

Tabel 1.1 Pengisian pita energy oleh electron-elektron pada logam Na
Pita Energi

Banyaknya elektron

Pertama (terendah)

Diisi 2N elektron

Kedua

Diisi 2N elektron

Ketiga

Diisi 2N elektron

Keempat

Diisi 2N elektron

Kelima

Diisi 2N elektron

Keenam (terakhir)

Diisi 1N elektron

10
Dari tabel 2.1 di atas jelas terlihat pada pita keenam, pita konduksi hanya terisi oleh 1N electron
yang berarti hanya ½ nya. Pada pita keenam ini electron dapat bergerak dengan lincah karena
pita energy hanya terisi separuhnya. Pergerakan electron-elektron inilah yang menyebabkan
logam natrium dapat menghantarkan arus listrik dengan mudah, sehingga logam tersebut
tergolong dalam konduktor.
Untuk lebih jelas lagi dapat kita lihat pada gambar dibawah ini :

11
Gambar 1.7
Pengisian Pita Energi pada Logam Natrium

Sebagai contoh untuk isolator, kita tinjau intan yang disusun oleh atom-atom Karbon ( C ).
Masing-masing atom Karbon memilik 6 elektron, sehingga intan mengandung 6N electron.
Pengisian pita-pita energy pada intan dapat kita lihat pada tabel 1.2 :

Tabel 1.2 pengisian pita energy oleh electron-elektron pada intan
Pita Energy
Pertama
Kedua
Ketiga

Banyaknya electron
Diisi 2N electron
Diisi 2N elektron
Diisi 2N elektron

Pada tabel 1.2 jelas terlihat, pada pita energy ketiga ( terakhir ) terisi penuh sehingga electronelektron tersebut tidak lincah ( sukar bergerak ). Oleh sebab itu, intan sukar menghantarkan arus
listrik dan tergolong dalam jenis isolator.
Untuk lebih jelas lagi dapat kita lihat pada gambar di bawah ini.

12
Gambar 1.8 Pengisian Pita Energi pada Intan
1.5 Penghantar Terisolasi
Bila sebuah muatan berlebih ditempatkan sembarangan pada sebuah penghantar
terisolasi, maka muatan tersebut akan menimbulkan medan listrik di dalam penghantar. Medan
ini bekerja pada pembawa muatan dari penghantar (electron) dan menyebabkan electron
bergerak, yakni electron menghasilkan arus internal. Arus ini mendistribusikan kembali muatan
berlebih tersebut sedemikian rupa sehingga medan listrik internal akan berkurang besarnya
secara otomatis. Akhirnya medan listrik di dalam penghantar menjadi nol dimana-mana, dan arus
secara otomatis akan berhenti, dan kondisi elektrostastik pun berlaku. Hal ini sesuai dengan
hukum gauss, yakni :
Sebuah muatan berlebih ( excess charge ), yang di tempatkan pada sebuah penghantar terisolasi,
seluruhnya akan tinggal berada pada permukaan sebelah luar.

13
Gambar 1.9
Sebuah penghantar logam yang terisolasi

Gambar 1.9 adalah penampang dari sebuah penghantar terisolasi yang bentuknya
sembarang dan yang menyangkut sebuah muatan berlebih q. Garis-garis yang terputus-putus
memperlihatkan sebuah permukaan gauss yang terletak pada jarak kecil dibawah permukaan
penghantar yang sesungguhnya. Walaupun permukaan gauss tersebut dapat dibuat sedekat
mungkin kepada permukaan yang sebenernya seperti yang kita inginkan, namun kita perlu
mengingat bahwa permukaan gauss berada di dalam permukaan tersebut.
1.6 Bahan-Bahan Isolasi
Bahan isolasi yang berbentuk padat ada bermacam-macam dan sering digunakan adalah
bahan isolasi padat yang dibuat secara sintetis mempunyai berat jenis yang rendah dimana
merupakan campuran dari bermacam-macam bahan,guna memenuhi syarat dan karakteristik
yang lebih baik.Dalam perkembangannya bahan isolasi sintesis inilah yang sering digunakan.
Untuk isolasi kabael banyak digunakan bahan sintesis yang merupakan campuran dari bahan
dammar(resin). Dammar mempunyai sifat menjadi lunak atau cair jika dipanaskan. Kebanyakan
14
bahan dammar ini tidak larut dalam air, tetapi larut dalam bahan organic tertentu. Bahan isolasi
sintesis yang berdasarkan dama dapat dibagi menjadi 2 golongan :
1.Thermo plastic
Bahan ini apabila dipanaskan akan menjadi lunak dan mudah dibentuk. Proses ini dapat
dilakukan berulang-ulang karena pemanasan tidak akan menimbulkan unsure kimia yang baru
atau dengan kata lain tidak menimbulkan unsure reaksi kimia.dapat larut dalam larutan tertentu.
Yang termasuk dalam golongan ini adalah :

a.Polyvinyl chloride, disingkat PVC
b.Polyethylene, disingkat PE

2. Thermo setting
Bahan ini mempunyai sifati yang lebih keras disbanding bahan thermoplastic Karena bahan ini
memerlukan vulkanisasi yang akan menyebabkan reaksi kimia yang permanen. Jika dipanaskan
tidak dapat meleleh lagi sehingga dapat digunakan pada temperature yang tinggi.yang termasuk
dalam golongan ini adalah :
a. Karet ( Butyl dan Ethylene Propylene rubber/ EPR)
b. Cross linked polyethene, disingkat XLPE

15
Bahan isolasi padat yang merupakan hasil campuran dammar ini yang paling sering digunakan
pada bahan isolasi kabel.

1.6.1 Kertas Diresapi Minyak ( Impregnated Paper )
Pada umumnya bahan dasar kertas adalah kayu yang diolah melalui proses kimia, dimana
kertas terdiri dari serat-serat panjang yang berbentuk pipa-pipa halus.
Sifat-sifat yang dimiliki kertas sebagai bahan isolasi :
c. Factor rugi dielektrik antara 0,0009 sampai 0,004
d. Temperature kerja 650C
e. Ketahanan dielektrik 80kv/mm
f. Mengisap uap/cairan
Untuk memperbaiki sifat-sifat isolasi, kertas harus diresapi dengan minyak isolasi atau
kompon khusus ( non draining compound ). Fungsi minyak isolasi/kompon sebagai bahan isolasi
yang menggantikan udara yang terdapat pada pori-pori kertas diantara lapisan-lapisan kertas.
Minyak yang digunakan adalah minyak mineral, askarel ( chlorinated hydrocarbon ) atau
campuran resin. Minyak isolasi / kompon harus bebas asam dan mempunyai sifat kimia yang
stabil dan mempunyai kekentalan rendah pada waktu peresapan dan kekentalan yang tinggi pada
waktu kerja, guna mencegah pengeringan. Walaupun tidak dikembangkan lagi, sampai sekarang
isolasi kertas masih banyak dipergunakan pada kabel tegangan menengah.

16
1.6.2 Polyvinyl Chloride
Merupakan suatu campuran antara dammar ( resin ) sebagai bahan dasar dengan plastic,
filter serta bahan-bahan pembantu lain untuk memperbaiki sifat listrik dan mutu hasil produksi.
Campuran chlor yang terkandung dalam bahan ini membuat PVC mempunyai ketahanan
terhadap api, jadi bila terbakar dapat dipadamkan sendiri.
Polyvinyl chloride cukup tahan juga terhadap asam, alkali dan air namun dapat larut
dalam beberapa larutan tertentu. Selain itu PVC juga mempunyai karakteristik yang baik. Bila
diberi warna hitam akan tahan terhadap cuaca, karena itu PVC juga bisa dipergunakan sebagai
bahan selubung. Tetapi sifat listriknya tidak sebaik bahan plastic lainnya, sehingga sering
dipergunakan sebagai isolasi pada kabel transmisi tegangan dan frekuensi rendah.

Gambar 1.10 Struktur Kimia PVC
1.6.3. Bahan Karet

Bahan karet yang digunakan merupakan campuran antara karet dengan bahanbahan lainyang meningkatkan dan memperbaiki sifat isolasinya. Ketahanan terhadap
air,gesekan.kuat tarik dapat diperoleh dengan pemilihan bahan yang tepat.
17
Jenis-jenis isolasi dari bahan karet, antara lain:

1. Butyl Rubber(butyl)
Merupakan bahan yang tahan air,ozon dan cuaca serta mempunyai sifat listrik
yang baik. Kelemahanya adalah tidak tahan terhadap minyak dan tidak
memadamkan api bila terbakar

2. Neoprene
Pada umunya dipakai sebagai bahan selubung luar. Mempunyai ketahanan
terhadap minyak, sinar matahari dan cuaca. Dapat memadamkan nyala api bila
terbakar walaupun kemampuanya belum memadai.

3. Ethylene Propylene Rubber (EPR)
Kemampuanya tidak berbeda dengan bahan karet lainya, hanya mempunyai
kelebihan dalam hal ketahanan thermal.

1.6.4 Polyethylene (PE)
Merupakan bahan isolasi dengan sifat listrik, ketahanan terhadap air dan
fleksibilitas pada suhu rendah yang baik. Mempunyai sifat mekanis yang keras. Tidak
dapat memadamkan api sendiri, bila terbakar. Isolasi polyethylene pada umumnya
digunakan untuk tegangan tinggi karena factor daya dielektrik (tangen&) relative rendah
dan tegangan kegagalan ( breakdown ) cukup tinggi.
1. Low Density Polyyethylene
2. Medium Density Polyethylene

18
3. High Density Polyethylene
Struktur kimia polyethylene jika dibandingkan dengan PVC hanya berbeda sedikit,
Dimana beberapa atom hydrogen dalam polyethylene diganti dengan atom chlor.
Struktur kimia polyethylene.

Gambar 1.11 Struktur kimia polyethylene

Namun demikian PE dan PVC mempunyai sifat dan karakterristik yang berbeda. PE
memiliki permitivitas dan faktor daya yang lebih baik disbanding PVC . PE tidak dapat
menahan jalanya nyala api jika terbakar, sedangkan PVC dapat memadamkan nyala api.

1.6.5 Cross linked polyethylene ( XLPE )
Cross linked polyethylene diperoleh dengan merubah bahan thermoplastic dari “ low
density polyethylene “ menjadi bahan thermosetting dengan proses “ cross linking “. Pada
polyethylene molekul-molekul karbon dan hydrogen mempunyai bentuk seperi rantai yang

19
fleksibel, rantai-rantai ini saling berdiri sendiri. Pada temperature tinggi, molekul-molekul ini
mudah berubah bentuk, sedangkan molekul-molekul XLPE terikat dalam jaringan dan lebih
tahan terhadap perubahan suhu dan bentuk.

Gambar 1.12 Struktur Kimia ‘Cross Linked Polyethylene (XLPE)

1.7 Dielektrik
Dielektrik adalah bahan yang tidak memiliki electron bebas. Pada kebanyakan kapasitor,
ruang di antara kedua plat diisi dengan bahan dielektrik agar dengan ukuran yang kecil di
peroleh kapasitansi yang besar. Hal ini disebabkan harga kapasitansi akan bertambah dengan
factor K jika seluruh ruang di antara kedua plat diiisi dengan bahan dielektrik. K merupakan
suatu besaran tak berdimensi yang menggambarkan kemampuan dielektrik untuk mengurangi
atau memperkecil medan listrik luar di dalam dielektrik, dan besaran ini disebut tetapan
dielektrik.

1.7.1 Gambaran Atomik Bahan Dielektrik
Pada bagian ini akan di tinjau sifat-sifat bahan dielekrik bila bahan tersebut diletakkan
dalam medan listrik. Perhatikan suatu kapasitor plat sejajar yang bermuatan q ( gambar 1.13a),

20
andaikan

rapat muatan permukaan pada plat, maka kuat medan listrik di antara kedua plat

kapasitor adalah :

Eo =

(2.7)

Jika ruang di antara kedua plat diisi dielektrik, timbullah muatan induksi qi pada
permukaan dielektrik seperti terlihat pada gambar 1.13 b.

Gambar 1.13
(a) Kapasitor Pita Sejajar Tanpa Dielektrik
(b) Muatan Induksi pada Permukaan Dielektrik

Muatan induksi ini menghasilkan medan listrik induksi Ei didalam dielektrik yang
arahnya berlawanan dengan arah medan listrik Eo. Akibatnya, kuat medan listrik total di dalam
dielektrik dilemahkan.
Timbulnya muatan induksi pada permukaan dielektrik dapat di jelaskan sebagai berikut.
Molekul-molekul dalam bahan dielektrik mempunyai muatan positif dan muatan negative yang
dapat terorientasi oleh medan listirk luar. Molekul bahan dielektrik dapat berupa molekul non
polar atau molekul polar. Pada molekul nonpolar pusat-pusat muatan negative dan positif
21
berhimpit, sedangkan pada molekul polar tidak berhimpit, sehingga molekul-molekul polar
merupakan dipole-dipol listrik yang sangat kecil.
Dalan pengaruh medan listrik luar, matan molekul-molekul nonpolar bergeser sedikit
seperti pada gambar 1.14 b.

Gambar 1.14 Perilaku Molekul Non-Polar
(a) Bila Tidak Ada Medan Listrik Luar
(b) Bila ada Medan Listrik Luar

Molekul-molekul tersebut dikatakan terpolarisasi oleh medan listrik luar, dan
mengasilkan dipole listrik yang disebut dipol terinduksi.
Bahan dielektrik yang terdiri atas molekul-molekul polar dikatakan mempunyai dipoledipol ini acak bila tidak ada medan listrik luar, sperti terlihat pada gambar 1.15 a. bila bajan
tersebut berada dalm medan listrik luar, gaya listrik terhadap masing-masing dipole akan
menimbulkan suatu kopel ( momen gaya ) yang cenderung mengatur arah dipole menjadi sama
dengan arah medan listrik luar , makin bear kuat medan listrik luar, makin besar keraturan arah
dipole dan dikatakan bahwa dielektrik yang bersangjutan ( secara keseluruhan ) terpolarisasi.

22
Gambar 1.15 Prilaku molekul polar
(a) Bila tidak ada medan listrik luar
(b)

Bila ada medan listrik luar

Bila suatu bahan dielektrik berada dalam medan listrik, baik bahan tersebut
molekul – molekulnya, polar maupun nonpolar, pengaruh total yang dihasilkan medan
listrik luar terhadap bahan tersebut pada hakikatnya sama, seperti terlihat pada gambar
1.16.

Gambar 1.16
Polarisasi bahan dielektrik dalam medan listrik menghasilkan muatan induksi pada
permukaan dielektrik

Dalam daerah yang tipis di permukaan – permukaan (pada gambar 1.16
ditunjukkan dengan garis titik – titik), terdapat muatan lebih, negatif pada lapisan
23
permukaan kiri dan positif pada lapisan permukaan kanan. Muatan pada lapisan – lapisan
ini merupakan muatan induksi pada permukaan dielektrik. Muatan tersebut bukan muatan
bebas, tetapi masing – masing terikat pada molekulnya. Di bagian lain dari dielektrik (di
bawah permukaan) muatan netto per satuan volume rata – rata nol.
Kuat medan listrik total di dalam dielektrik adalah super posisi kedua medan
listrik E0 dan Ei, sehingga diperoleh:

E = E0 – Ei =

(1.8)

Besarnya rapat muatan induksi permukaan

berbanding lurus dengan besar kuat

medan listrik di dalam dielektrik E, asalkan E tersebut tidak terlalu besar. Secara
matematis dirumuskan:

Tetapan perbandingan Xe menggambarkan besar kecilnya induksi pada bahan
dielektrik dan dinamakan suseptibilitas listrik. Dari persamaan 1.8 dan persamaan 1.9
diperoleh:

E=

=

E

24
E+

E=

Didefinisikan tetapan dielektrik K :

( 1.10 )

Sehingga :

( 1.11 )

Didefinisikan permitivitas dielektrik :

( 1.12 )

Sehingga persamaan 2.11 menjadi :

25
( 1.13 )

1.7.2 Dielektrik dalam Keadaan Seri
Dalam keadaan seri medan listrik pada dielektrik dianggap seragam ( lihat gambar 1.24),
arus bocor fluks dapat diabaikan dan konsentrasi fluks pada pinggiran juga dapat diabaikan. Oleh
karena perpindahan (displacement) netral sama, maka :

Gambar 1.17
Dielektrik dalam keadaan seri

Dn1 = Dn2
En1 =

1

( 1.14 )
En2

2

( 1.15 )

Dimana :
D = Kerapatan fluks listrik (C/m2)

26
= Permitivitas dielektrik

En1,En2 = Kuat medan =

Oleh sebab itu, tegangan pada masing-masing dielektrik V1,V2 sebagai fungsi dari seluruh
tegangan V adalah :

( 1.16 )

( 1.17 )

Bila terdapat n dielektrik dalam keadaan seri, maka gradient atau kuat medannya pada
suatu titik x adalah :

( 1.18 )

27
= Konstanta dielektrik pada jarak x dari pusat penghantar

28

More Related Content

What's hot

Gaya Elektrostatis kelas IX bab I
Gaya Elektrostatis kelas IX bab IGaya Elektrostatis kelas IX bab I
Gaya Elektrostatis kelas IX bab Inurul ikhsani
 
Bab 2 listrik statis dan dinamis
Bab 2   listrik statis dan dinamisBab 2   listrik statis dan dinamis
Bab 2 listrik statis dan dinamiseli priyatna laidan
 
Fisika SMP kelas 9 oleh Evi Damayanti
Fisika SMP kelas 9 oleh Evi DamayantiFisika SMP kelas 9 oleh Evi Damayanti
Fisika SMP kelas 9 oleh Evi DamayantiEvi Damayanti
 
Listrik statis firman ahyuda
Listrik statis  firman ahyudaListrik statis  firman ahyuda
Listrik statis firman ahyudafirmanahyuda
 
Intan gita sabrina 103224201(1)
Intan gita sabrina 103224201(1)Intan gita sabrina 103224201(1)
Intan gita sabrina 103224201(1)Ichan Shabrina
 
Konduktor dan semikonduktor
Konduktor dan semikonduktor Konduktor dan semikonduktor
Konduktor dan semikonduktor Ida Farida Ch
 
Listrik statis
Listrik statisListrik statis
Listrik statisrar84tm
 
Bab 8 -listrik-dan-elektronika1
Bab 8 -listrik-dan-elektronika1Bab 8 -listrik-dan-elektronika1
Bab 8 -listrik-dan-elektronika1Slamet Setiyono
 
Elektronika Analog - Semikonduktor
Elektronika Analog - SemikonduktorElektronika Analog - Semikonduktor
Elektronika Analog - Semikonduktorfiernadr
 
Modul kelas x unit 8 listrik dinamis
Modul kelas x unit 8   listrik dinamisModul kelas x unit 8   listrik dinamis
Modul kelas x unit 8 listrik dinamisEko Supriyadi
 
Bab 1 Listrik Statis
Bab 1 Listrik StatisBab 1 Listrik Statis
Bab 1 Listrik StatisMustahal SSi
 

What's hot (19)

Pp fisika elektrostatika
Pp fisika elektrostatikaPp fisika elektrostatika
Pp fisika elektrostatika
 
Gaya Elektrostatis kelas IX bab I
Gaya Elektrostatis kelas IX bab IGaya Elektrostatis kelas IX bab I
Gaya Elektrostatis kelas IX bab I
 
Bab 2 listrik statis dan dinamis
Bab 2   listrik statis dan dinamisBab 2   listrik statis dan dinamis
Bab 2 listrik statis dan dinamis
 
Fisika SMP kelas 9 oleh Evi Damayanti
Fisika SMP kelas 9 oleh Evi DamayantiFisika SMP kelas 9 oleh Evi Damayanti
Fisika SMP kelas 9 oleh Evi Damayanti
 
Listrik statis firman ahyuda
Listrik statis  firman ahyudaListrik statis  firman ahyuda
Listrik statis firman ahyuda
 
Listrik statis
Listrik statisListrik statis
Listrik statis
 
Intan gita sabrina 103224201(1)
Intan gita sabrina 103224201(1)Intan gita sabrina 103224201(1)
Intan gita sabrina 103224201(1)
 
Teori Pita Energi
Teori Pita EnergiTeori Pita Energi
Teori Pita Energi
 
Teori pita 2
Teori pita 2Teori pita 2
Teori pita 2
 
Konduktor dan semikonduktor
Konduktor dan semikonduktor Konduktor dan semikonduktor
Konduktor dan semikonduktor
 
Listrik statis
Listrik statisListrik statis
Listrik statis
 
Kuliah 1 listrik statis
Kuliah 1 listrik statisKuliah 1 listrik statis
Kuliah 1 listrik statis
 
Listrik statis
Listrik statisListrik statis
Listrik statis
 
Fisika listrik statis
Fisika listrik statisFisika listrik statis
Fisika listrik statis
 
Bab 8 -listrik-dan-elektronika1
Bab 8 -listrik-dan-elektronika1Bab 8 -listrik-dan-elektronika1
Bab 8 -listrik-dan-elektronika1
 
soal fisika elektrostatis
soal fisika elektrostatissoal fisika elektrostatis
soal fisika elektrostatis
 
Elektronika Analog - Semikonduktor
Elektronika Analog - SemikonduktorElektronika Analog - Semikonduktor
Elektronika Analog - Semikonduktor
 
Modul kelas x unit 8 listrik dinamis
Modul kelas x unit 8   listrik dinamisModul kelas x unit 8   listrik dinamis
Modul kelas x unit 8 listrik dinamis
 
Bab 1 Listrik Statis
Bab 1 Listrik StatisBab 1 Listrik Statis
Bab 1 Listrik Statis
 

Similar to Teori bahan isolasi-Syamsir Abduh

Fisika - Listrik Statis
Fisika - Listrik StatisFisika - Listrik Statis
Fisika - Listrik StatisFatimahFF
 
Bab01 arus-dan-tegangan-listrik
Bab01 arus-dan-tegangan-listrikBab01 arus-dan-tegangan-listrik
Bab01 arus-dan-tegangan-listrikDE Trisna
 
Kd 3.2 Listrik Statis
Kd 3.2 Listrik StatisKd 3.2 Listrik Statis
Kd 3.2 Listrik StatisPetrus Lahat
 
Listrik statis
Listrik statisListrik statis
Listrik statisdamar_kp3
 
PPT FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12
PPT FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12PPT FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12
PPT FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12ShafrinaLee
 
PRESENTASI - TEKNIK TEGANGAN TINGGI - KABEL TENAGA LISTRIK - RAFI REZA & GAL...
PRESENTASI - TEKNIK TEGANGAN TINGGI - KABEL TENAGA LISTRIK -  RAFI REZA & GAL...PRESENTASI - TEKNIK TEGANGAN TINGGI - KABEL TENAGA LISTRIK -  RAFI REZA & GAL...
PRESENTASI - TEKNIK TEGANGAN TINGGI - KABEL TENAGA LISTRIK - RAFI REZA & GAL...RafiReza4
 
Listrik Statis dan Listrik Dinamis
Listrik Statis dan Listrik DinamisListrik Statis dan Listrik Dinamis
Listrik Statis dan Listrik DinamisLianita Dian
 
Kb 1 modul-5_fis_zat_padat
Kb 1 modul-5_fis_zat_padatKb 1 modul-5_fis_zat_padat
Kb 1 modul-5_fis_zat_padatIka Permata Sari
 
Listrik statis - Fisika
Listrik statis - FisikaListrik statis - Fisika
Listrik statis - FisikaLulu Zakiah
 
KONSEP DAN PENOMENA KUANTUM.pptx
KONSEP DAN PENOMENA KUANTUM.pptxKONSEP DAN PENOMENA KUANTUM.pptx
KONSEP DAN PENOMENA KUANTUM.pptxAgiesSahirwan
 

Similar to Teori bahan isolasi-Syamsir Abduh (20)

Fisika - Listrik Statis
Fisika - Listrik StatisFisika - Listrik Statis
Fisika - Listrik Statis
 
Bab01 arus-dan-tegangan-listrik
Bab01 arus-dan-tegangan-listrikBab01 arus-dan-tegangan-listrik
Bab01 arus-dan-tegangan-listrik
 
Fisika
FisikaFisika
Fisika
 
semikonduktor
semikonduktorsemikonduktor
semikonduktor
 
Kd 3.2 Listrik Statis
Kd 3.2 Listrik StatisKd 3.2 Listrik Statis
Kd 3.2 Listrik Statis
 
Listrik statis
Listrik statisListrik statis
Listrik statis
 
listrik dinamis sma
listrik dinamis smalistrik dinamis sma
listrik dinamis sma
 
PPT FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12
PPT FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12PPT FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12
PPT FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12
 
listrik statis SMA FISIKA SEKOLAH
listrik statis SMA FISIKA SEKOLAHlistrik statis SMA FISIKA SEKOLAH
listrik statis SMA FISIKA SEKOLAH
 
LISTRIK STATIS.ppt
LISTRIK STATIS.pptLISTRIK STATIS.ppt
LISTRIK STATIS.ppt
 
PRESENTASI - TEKNIK TEGANGAN TINGGI - KABEL TENAGA LISTRIK - RAFI REZA & GAL...
PRESENTASI - TEKNIK TEGANGAN TINGGI - KABEL TENAGA LISTRIK -  RAFI REZA & GAL...PRESENTASI - TEKNIK TEGANGAN TINGGI - KABEL TENAGA LISTRIK -  RAFI REZA & GAL...
PRESENTASI - TEKNIK TEGANGAN TINGGI - KABEL TENAGA LISTRIK - RAFI REZA & GAL...
 
Listrik Statis dan Listrik Dinamis
Listrik Statis dan Listrik DinamisListrik Statis dan Listrik Dinamis
Listrik Statis dan Listrik Dinamis
 
Kb 1 modul-5_fis_zat_padat
Kb 1 modul-5_fis_zat_padatKb 1 modul-5_fis_zat_padat
Kb 1 modul-5_fis_zat_padat
 
Listrik statis - Fisika
Listrik statis - FisikaListrik statis - Fisika
Listrik statis - Fisika
 
Bab vi kel. ii
Bab vi kel. iiBab vi kel. ii
Bab vi kel. ii
 
Kuliah 1 listrik statis
Kuliah 1 listrik statisKuliah 1 listrik statis
Kuliah 1 listrik statis
 
semikonduktor
semikonduktorsemikonduktor
semikonduktor
 
KONSEP DAN PENOMENA KUANTUM.pptx
KONSEP DAN PENOMENA KUANTUM.pptxKONSEP DAN PENOMENA KUANTUM.pptx
KONSEP DAN PENOMENA KUANTUM.pptx
 
Rangkaian Listrik
Rangkaian ListrikRangkaian Listrik
Rangkaian Listrik
 
semikonduktor
semikonduktorsemikonduktor
semikonduktor
 

More from Trisakti University

Sinopsis metro tv 23 okt peran energi nuklir
Sinopsis metro tv 23 okt  peran energi nuklirSinopsis metro tv 23 okt  peran energi nuklir
Sinopsis metro tv 23 okt peran energi nuklirTrisakti University
 
Thesis nogroho, rizki aditya august 2011-1
Thesis nogroho, rizki aditya august 2011-1Thesis nogroho, rizki aditya august 2011-1
Thesis nogroho, rizki aditya august 2011-1Trisakti University
 
Thesis narulita, riri suci juli 2011-trisakti university jakarta
Thesis narulita, riri suci  juli 2011-trisakti university jakartaThesis narulita, riri suci  juli 2011-trisakti university jakarta
Thesis narulita, riri suci juli 2011-trisakti university jakartaTrisakti University
 
Thesis legowo dwi kartiko, kresno september 2010-1
Thesis legowo dwi kartiko, kresno september 2010-1Thesis legowo dwi kartiko, kresno september 2010-1
Thesis legowo dwi kartiko, kresno september 2010-1Trisakti University
 
Thesis kurniawan, dicky july 2009-1
Thesis kurniawan, dicky july 2009-1Thesis kurniawan, dicky july 2009-1
Thesis kurniawan, dicky july 2009-1Trisakti University
 
Theses mahardjono,andhiko march 2011-1
Theses mahardjono,andhiko march 2011-1Theses mahardjono,andhiko march 2011-1
Theses mahardjono,andhiko march 2011-1Trisakti University
 
Theses mahardika ardha february 2010-supervisor_prof. syamsir abduh
Theses mahardika ardha february 2010-supervisor_prof. syamsir abduhTheses mahardika ardha february 2010-supervisor_prof. syamsir abduh
Theses mahardika ardha february 2010-supervisor_prof. syamsir abduhTrisakti University
 
Theses septimiriawati, yenny july 2009-supervisor_prof. syamsir abduh
Theses septimiriawati, yenny july 2009-supervisor_prof. syamsir abduhTheses septimiriawati, yenny july 2009-supervisor_prof. syamsir abduh
Theses septimiriawati, yenny july 2009-supervisor_prof. syamsir abduhTrisakti University
 
Thesis nogroho, rizki aditya august 2011-Trisakti University-Jakarta
Thesis nogroho, rizki aditya august 2011-Trisakti University-JakartaThesis nogroho, rizki aditya august 2011-Trisakti University-Jakarta
Thesis nogroho, rizki aditya august 2011-Trisakti University-JakartaTrisakti University
 
Thesis narulita, riri suci juli 2011-trisakti university jakarta
Thesis narulita, riri suci  juli 2011-trisakti university jakartaThesis narulita, riri suci  juli 2011-trisakti university jakarta
Thesis narulita, riri suci juli 2011-trisakti university jakartaTrisakti University
 
Thesis legowo dwi kartiko, kresno september 2010. Trisakti University Jakarta
Thesis legowo dwi kartiko, kresno september 2010. Trisakti University JakartaThesis legowo dwi kartiko, kresno september 2010. Trisakti University Jakarta
Thesis legowo dwi kartiko, kresno september 2010. Trisakti University JakartaTrisakti University
 
Thesis kurniawan, dicky july 2009-Trisakti University Jakarta
Thesis kurniawan, dicky july 2009-Trisakti University JakartaThesis kurniawan, dicky july 2009-Trisakti University Jakarta
Thesis kurniawan, dicky july 2009-Trisakti University JakartaTrisakti University
 
Peran Metrologi dalam Kebijakan Energi Nasional
Peran Metrologi dalam Kebijakan Energi NasionalPeran Metrologi dalam Kebijakan Energi Nasional
Peran Metrologi dalam Kebijakan Energi NasionalTrisakti University
 
Ken sosialisasi kelembagaan 28042015-lombok-ntb
Ken sosialisasi kelembagaan  28042015-lombok-ntbKen sosialisasi kelembagaan  28042015-lombok-ntb
Ken sosialisasi kelembagaan 28042015-lombok-ntbTrisakti University
 
Opening remaks workshop iea-english version
Opening remaks workshop iea-english versionOpening remaks workshop iea-english version
Opening remaks workshop iea-english versionTrisakti University
 
Syamsir abduh-cv (english version)-2013
Syamsir abduh-cv (english version)-2013Syamsir abduh-cv (english version)-2013
Syamsir abduh-cv (english version)-2013Trisakti University
 

More from Trisakti University (20)

Sinopsis metro tv 23 okt peran energi nuklir
Sinopsis metro tv 23 okt  peran energi nuklirSinopsis metro tv 23 okt  peran energi nuklir
Sinopsis metro tv 23 okt peran energi nuklir
 
Thesis nogroho, rizki aditya august 2011-1
Thesis nogroho, rizki aditya august 2011-1Thesis nogroho, rizki aditya august 2011-1
Thesis nogroho, rizki aditya august 2011-1
 
Thesis narulita, riri suci juli 2011-trisakti university jakarta
Thesis narulita, riri suci  juli 2011-trisakti university jakartaThesis narulita, riri suci  juli 2011-trisakti university jakarta
Thesis narulita, riri suci juli 2011-trisakti university jakarta
 
Thesis legowo dwi kartiko, kresno september 2010-1
Thesis legowo dwi kartiko, kresno september 2010-1Thesis legowo dwi kartiko, kresno september 2010-1
Thesis legowo dwi kartiko, kresno september 2010-1
 
Thesis kurniawan, dicky july 2009-1
Thesis kurniawan, dicky july 2009-1Thesis kurniawan, dicky july 2009-1
Thesis kurniawan, dicky july 2009-1
 
Theses mahardjono,andhiko march 2011-1
Theses mahardjono,andhiko march 2011-1Theses mahardjono,andhiko march 2011-1
Theses mahardjono,andhiko march 2011-1
 
Ground Fault Detector 3 G
Ground Fault Detector 3 GGround Fault Detector 3 G
Ground Fault Detector 3 G
 
Theses mahardika ardha february 2010-supervisor_prof. syamsir abduh
Theses mahardika ardha february 2010-supervisor_prof. syamsir abduhTheses mahardika ardha february 2010-supervisor_prof. syamsir abduh
Theses mahardika ardha february 2010-supervisor_prof. syamsir abduh
 
Theses septimiriawati, yenny july 2009-supervisor_prof. syamsir abduh
Theses septimiriawati, yenny july 2009-supervisor_prof. syamsir abduhTheses septimiriawati, yenny july 2009-supervisor_prof. syamsir abduh
Theses septimiriawati, yenny july 2009-supervisor_prof. syamsir abduh
 
Thesis nogroho, rizki aditya august 2011-Trisakti University-Jakarta
Thesis nogroho, rizki aditya august 2011-Trisakti University-JakartaThesis nogroho, rizki aditya august 2011-Trisakti University-Jakarta
Thesis nogroho, rizki aditya august 2011-Trisakti University-Jakarta
 
Thesis narulita, riri suci juli 2011-trisakti university jakarta
Thesis narulita, riri suci  juli 2011-trisakti university jakartaThesis narulita, riri suci  juli 2011-trisakti university jakarta
Thesis narulita, riri suci juli 2011-trisakti university jakarta
 
Thesis legowo dwi kartiko, kresno september 2010. Trisakti University Jakarta
Thesis legowo dwi kartiko, kresno september 2010. Trisakti University JakartaThesis legowo dwi kartiko, kresno september 2010. Trisakti University Jakarta
Thesis legowo dwi kartiko, kresno september 2010. Trisakti University Jakarta
 
Thesis kurniawan, dicky july 2009-Trisakti University Jakarta
Thesis kurniawan, dicky july 2009-Trisakti University JakartaThesis kurniawan, dicky july 2009-Trisakti University Jakarta
Thesis kurniawan, dicky july 2009-Trisakti University Jakarta
 
Peran Metrologi dalam Kebijakan Energi Nasional
Peran Metrologi dalam Kebijakan Energi NasionalPeran Metrologi dalam Kebijakan Energi Nasional
Peran Metrologi dalam Kebijakan Energi Nasional
 
Ken forum koordinasi 15042015
Ken forum koordinasi  15042015Ken forum koordinasi  15042015
Ken forum koordinasi 15042015
 
Ken 02052015 surabaya-its
Ken  02052015 surabaya-itsKen  02052015 surabaya-its
Ken 02052015 surabaya-its
 
Ken sosialisasi kelembagaan 28042015-lombok-ntb
Ken sosialisasi kelembagaan  28042015-lombok-ntbKen sosialisasi kelembagaan  28042015-lombok-ntb
Ken sosialisasi kelembagaan 28042015-lombok-ntb
 
Opening remaks workshop iea-english version
Opening remaks workshop iea-english versionOpening remaks workshop iea-english version
Opening remaks workshop iea-english version
 
SK Dewan Juri SNI Award
SK Dewan Juri SNI AwardSK Dewan Juri SNI Award
SK Dewan Juri SNI Award
 
Syamsir abduh-cv (english version)-2013
Syamsir abduh-cv (english version)-2013Syamsir abduh-cv (english version)-2013
Syamsir abduh-cv (english version)-2013
 

Recently uploaded

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 

Recently uploaded (20)

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 

Teori bahan isolasi-Syamsir Abduh

  • 1. TEORI BAHAN ISOLASI Syamsir Abduh Jurusan Teknik Elektro, FTI-Universitas Trisakti Jl. Kyai Tapa No 1 Jakarta, 11440 syamsir@trisakti.ac.id 1. 1 Medan Listrik Apabila pada suat titik diletakkan muatan listrik, maka muatan listrik lain di sekitar muatan tersebut akan mengalami gaya listrik. Hal ini menunjukkan bahwa di sekitar muatan tersebut terdapat medan listrik. Jadi yang dimaksud dengan muatan listri adalah ruang di sekitar benda bermuatan listrik dimana pengaruh gaya listrik masih dapat dirasakan oleh benda-benda bermuatan listrik lainnya di sekitar ruang tersebut. Seperti pada medan gravitasi, medan listrik merupakan medan gaya sehingga kuat medan listrik merupakan suatu besaran vector. Untuk menentukan kuat medan listrik pada suatu titik, ditempatkan pada titik itu muatan titik uji (test charge) q’. Jika F adalah gaya yang dialami oleh muatan q’, maka kuat medan listrik pada titik tersebut adalah : ( 1.1 ) = kuat medan listrik dalam Newton/Coulomb 1
  • 2. 1. 2. Kuat Medan Listrik oleh Muatan Titik Misalkan muatan titik q sebagai sumber medan listrik berjarak r dari titik P, maka gaya listrik pada muatan uji q’ yang ditempatkan pada titik P adalah : Dengan menggunakan persamaaan ( 1.1 ), maka kuat medan listrik di titik P : (1.2) = Vektor satuan yang arahnya dari q ke titik P. 2
  • 3. Gambar 1.1 (a) Kuat medan di titik P bila q muatan positif (b) Kuat medan di titik P bila q muatan negativf Sedangkam untuk kuat medan listrik, di titik P yang jaraknya dari muatan q1,q2,q3,…,qn berturut-turut r1,r2, r3,….,rn , dapat dihitung dengan menjumlahkan secara vekor kuat medan di titik P oleh masing-masing muatan. ( 1.3 ) = vector satuan yang arahnya dari qi ke titik P. 3
  • 4. 1.3 Garis Gaya Listrik Untuk mempermudah pengertian tentang medan listrik, maka dibuat suatu konsep garis gaya listrik yang digunakan sebagai alat bantu untuk mengetahui sifat dan arah medan listrik. Medan listrik digambarkan dengan garis-garis khayal yang dinamakan garis-garis medan. 4
  • 5. Gambar 1.2 Garis Gaya Muatan Positif Gambar 1.3 Garis Gaya Muatan Negatif Gambar 1.4 Gambar 1.5 Garis Gaya Listrik Garis Gaya Listrik Dua Muatan Titik Sejenis Dua Muatan Titik Berlawanan Jumlah garis gaya yang menembus suatu permukaan secara tegak lurus pada setiap titik sebanding dengan kuat medan di titik itu. 5
  • 6. { } ( 1.4 ) N = banyaknya garis gaya = Permitivitas ruang hampa E = Kuat medan yang tegak lurus bidang A. A = luas permukaan yang ditembus garis gaya Menurut kaidah hukum gauss : Jumlah netto garis-garis gaya yang memotong suatu permukaan tertutup dalam arah keluar sama dengan jumlah netto muatas positif yang terdapat didalam permukaan tersebut. Kalimat tersebut jika ditulis dalam persamaan matematik dibawah ini. N=q ( 1.5 ) 6
  • 7. ( 1.6 ) Persamaan diatas dapat dibuktikan denagan menganalisa suatu muatan sebesar q yang ditempatkan di udara. Besar medan listrik pada titik L yang berjarak r dari muatan q tersebut, adalah : Jika kita buat bola berpusat di q dengan jari-jari r, maka banyaknya garis gaya yang menembus luas permukaan bola yang melalui titik L adalah : = Karena E= , maka : 7
  • 8. N = q …………………………………( terbukti ) 1. 4 Konduktor dan Isolator 1.4.1 Konduktor dan Isolator Menurut Teori Atom Suatu bahan dikatakan memiliki sifat konduktor atau isolator berdasarkan banyaknya electron bebas yang terdapat di dalam bahan tersebut. Karena pergerakan arus listrik adalah pergerakan electron-elektron bebas yang membawa muatan, maka bahan yang memiliki electron bebas akan sangat mudah menghantarkan arus listrik, dan ini dinamakan konduktor. Sedangkan bahan yang tidak memiliki electron bebas, dinamakan isolator karena tidak dapat menghantarkan arus listrik. Pengertian electron bebas ini dapat ditinjau dari banyaknya electron bebas pada suatu pita konduksi. Dan pita konduksi ini, dapat dipelajari dengan melihat cara pembentukan pita-pita energy. 8
  • 9. Gambar 1.6 Tingkat-tingkat energi elektron dalam medan listrik Yang timbul oleh inti atom dalam zat padat Tingkat energy yang berkelompok dalam setiap satuan yang masing-masing jumlahnya 2N, dimana N adalah banyaknya atom dalam zat padat. Untuk memahami tingkat-tingkat energy lebih lanjut, maka dibawah ini diuraikan bahwa : Pita Energi : daerah/selang energi yang diperkenankan untuk electron dalam Kristal Celah energi : daerah/selang yang tidak diperkenankan untuk electron dalam Kristal 9
  • 10. Pita valensi : pita energi terakhir yang terisi penuh electron Pita konduksi : pita energi berikutnya setelah pita valensi Sebagai contoj konduktor, kita tinjau logam natrium (Na). satu atom Na mengandung 11 elektron, maka dikatakan logam natrium mengandung 11 N electron, dimana N adalah banyaknya atom dalam zat padat. Berarti logam natrium tersebut akan mengisi pita-pita energy sebanyak 11N electron. Menurut azas pauli, setiap pita energy hanya boleh diisi palng banyak 2N electron pada setiap tingkatan. Electron-elektron akan mengisi mulai dari tingkat terendah, pada saat suhu mutlak T= 0o K. Pengisian 11N electron ke dalam pita energy dapat kita lihat pada tabel 1.1 : Tabel 1.1 Pengisian pita energy oleh electron-elektron pada logam Na Pita Energi Banyaknya elektron Pertama (terendah) Diisi 2N elektron Kedua Diisi 2N elektron Ketiga Diisi 2N elektron Keempat Diisi 2N elektron Kelima Diisi 2N elektron Keenam (terakhir) Diisi 1N elektron 10
  • 11. Dari tabel 2.1 di atas jelas terlihat pada pita keenam, pita konduksi hanya terisi oleh 1N electron yang berarti hanya ½ nya. Pada pita keenam ini electron dapat bergerak dengan lincah karena pita energy hanya terisi separuhnya. Pergerakan electron-elektron inilah yang menyebabkan logam natrium dapat menghantarkan arus listrik dengan mudah, sehingga logam tersebut tergolong dalam konduktor. Untuk lebih jelas lagi dapat kita lihat pada gambar dibawah ini : 11
  • 12. Gambar 1.7 Pengisian Pita Energi pada Logam Natrium Sebagai contoh untuk isolator, kita tinjau intan yang disusun oleh atom-atom Karbon ( C ). Masing-masing atom Karbon memilik 6 elektron, sehingga intan mengandung 6N electron. Pengisian pita-pita energy pada intan dapat kita lihat pada tabel 1.2 : Tabel 1.2 pengisian pita energy oleh electron-elektron pada intan Pita Energy Pertama Kedua Ketiga Banyaknya electron Diisi 2N electron Diisi 2N elektron Diisi 2N elektron Pada tabel 1.2 jelas terlihat, pada pita energy ketiga ( terakhir ) terisi penuh sehingga electronelektron tersebut tidak lincah ( sukar bergerak ). Oleh sebab itu, intan sukar menghantarkan arus listrik dan tergolong dalam jenis isolator. Untuk lebih jelas lagi dapat kita lihat pada gambar di bawah ini. 12
  • 13. Gambar 1.8 Pengisian Pita Energi pada Intan 1.5 Penghantar Terisolasi Bila sebuah muatan berlebih ditempatkan sembarangan pada sebuah penghantar terisolasi, maka muatan tersebut akan menimbulkan medan listrik di dalam penghantar. Medan ini bekerja pada pembawa muatan dari penghantar (electron) dan menyebabkan electron bergerak, yakni electron menghasilkan arus internal. Arus ini mendistribusikan kembali muatan berlebih tersebut sedemikian rupa sehingga medan listrik internal akan berkurang besarnya secara otomatis. Akhirnya medan listrik di dalam penghantar menjadi nol dimana-mana, dan arus secara otomatis akan berhenti, dan kondisi elektrostastik pun berlaku. Hal ini sesuai dengan hukum gauss, yakni : Sebuah muatan berlebih ( excess charge ), yang di tempatkan pada sebuah penghantar terisolasi, seluruhnya akan tinggal berada pada permukaan sebelah luar. 13
  • 14. Gambar 1.9 Sebuah penghantar logam yang terisolasi Gambar 1.9 adalah penampang dari sebuah penghantar terisolasi yang bentuknya sembarang dan yang menyangkut sebuah muatan berlebih q. Garis-garis yang terputus-putus memperlihatkan sebuah permukaan gauss yang terletak pada jarak kecil dibawah permukaan penghantar yang sesungguhnya. Walaupun permukaan gauss tersebut dapat dibuat sedekat mungkin kepada permukaan yang sebenernya seperti yang kita inginkan, namun kita perlu mengingat bahwa permukaan gauss berada di dalam permukaan tersebut. 1.6 Bahan-Bahan Isolasi Bahan isolasi yang berbentuk padat ada bermacam-macam dan sering digunakan adalah bahan isolasi padat yang dibuat secara sintetis mempunyai berat jenis yang rendah dimana merupakan campuran dari bermacam-macam bahan,guna memenuhi syarat dan karakteristik yang lebih baik.Dalam perkembangannya bahan isolasi sintesis inilah yang sering digunakan. Untuk isolasi kabael banyak digunakan bahan sintesis yang merupakan campuran dari bahan dammar(resin). Dammar mempunyai sifat menjadi lunak atau cair jika dipanaskan. Kebanyakan 14
  • 15. bahan dammar ini tidak larut dalam air, tetapi larut dalam bahan organic tertentu. Bahan isolasi sintesis yang berdasarkan dama dapat dibagi menjadi 2 golongan : 1.Thermo plastic Bahan ini apabila dipanaskan akan menjadi lunak dan mudah dibentuk. Proses ini dapat dilakukan berulang-ulang karena pemanasan tidak akan menimbulkan unsure kimia yang baru atau dengan kata lain tidak menimbulkan unsure reaksi kimia.dapat larut dalam larutan tertentu. Yang termasuk dalam golongan ini adalah : a.Polyvinyl chloride, disingkat PVC b.Polyethylene, disingkat PE 2. Thermo setting Bahan ini mempunyai sifati yang lebih keras disbanding bahan thermoplastic Karena bahan ini memerlukan vulkanisasi yang akan menyebabkan reaksi kimia yang permanen. Jika dipanaskan tidak dapat meleleh lagi sehingga dapat digunakan pada temperature yang tinggi.yang termasuk dalam golongan ini adalah : a. Karet ( Butyl dan Ethylene Propylene rubber/ EPR) b. Cross linked polyethene, disingkat XLPE 15
  • 16. Bahan isolasi padat yang merupakan hasil campuran dammar ini yang paling sering digunakan pada bahan isolasi kabel. 1.6.1 Kertas Diresapi Minyak ( Impregnated Paper ) Pada umumnya bahan dasar kertas adalah kayu yang diolah melalui proses kimia, dimana kertas terdiri dari serat-serat panjang yang berbentuk pipa-pipa halus. Sifat-sifat yang dimiliki kertas sebagai bahan isolasi : c. Factor rugi dielektrik antara 0,0009 sampai 0,004 d. Temperature kerja 650C e. Ketahanan dielektrik 80kv/mm f. Mengisap uap/cairan Untuk memperbaiki sifat-sifat isolasi, kertas harus diresapi dengan minyak isolasi atau kompon khusus ( non draining compound ). Fungsi minyak isolasi/kompon sebagai bahan isolasi yang menggantikan udara yang terdapat pada pori-pori kertas diantara lapisan-lapisan kertas. Minyak yang digunakan adalah minyak mineral, askarel ( chlorinated hydrocarbon ) atau campuran resin. Minyak isolasi / kompon harus bebas asam dan mempunyai sifat kimia yang stabil dan mempunyai kekentalan rendah pada waktu peresapan dan kekentalan yang tinggi pada waktu kerja, guna mencegah pengeringan. Walaupun tidak dikembangkan lagi, sampai sekarang isolasi kertas masih banyak dipergunakan pada kabel tegangan menengah. 16
  • 17. 1.6.2 Polyvinyl Chloride Merupakan suatu campuran antara dammar ( resin ) sebagai bahan dasar dengan plastic, filter serta bahan-bahan pembantu lain untuk memperbaiki sifat listrik dan mutu hasil produksi. Campuran chlor yang terkandung dalam bahan ini membuat PVC mempunyai ketahanan terhadap api, jadi bila terbakar dapat dipadamkan sendiri. Polyvinyl chloride cukup tahan juga terhadap asam, alkali dan air namun dapat larut dalam beberapa larutan tertentu. Selain itu PVC juga mempunyai karakteristik yang baik. Bila diberi warna hitam akan tahan terhadap cuaca, karena itu PVC juga bisa dipergunakan sebagai bahan selubung. Tetapi sifat listriknya tidak sebaik bahan plastic lainnya, sehingga sering dipergunakan sebagai isolasi pada kabel transmisi tegangan dan frekuensi rendah. Gambar 1.10 Struktur Kimia PVC 1.6.3. Bahan Karet Bahan karet yang digunakan merupakan campuran antara karet dengan bahanbahan lainyang meningkatkan dan memperbaiki sifat isolasinya. Ketahanan terhadap air,gesekan.kuat tarik dapat diperoleh dengan pemilihan bahan yang tepat. 17
  • 18. Jenis-jenis isolasi dari bahan karet, antara lain: 1. Butyl Rubber(butyl) Merupakan bahan yang tahan air,ozon dan cuaca serta mempunyai sifat listrik yang baik. Kelemahanya adalah tidak tahan terhadap minyak dan tidak memadamkan api bila terbakar 2. Neoprene Pada umunya dipakai sebagai bahan selubung luar. Mempunyai ketahanan terhadap minyak, sinar matahari dan cuaca. Dapat memadamkan nyala api bila terbakar walaupun kemampuanya belum memadai. 3. Ethylene Propylene Rubber (EPR) Kemampuanya tidak berbeda dengan bahan karet lainya, hanya mempunyai kelebihan dalam hal ketahanan thermal. 1.6.4 Polyethylene (PE) Merupakan bahan isolasi dengan sifat listrik, ketahanan terhadap air dan fleksibilitas pada suhu rendah yang baik. Mempunyai sifat mekanis yang keras. Tidak dapat memadamkan api sendiri, bila terbakar. Isolasi polyethylene pada umumnya digunakan untuk tegangan tinggi karena factor daya dielektrik (tangen&) relative rendah dan tegangan kegagalan ( breakdown ) cukup tinggi. 1. Low Density Polyyethylene 2. Medium Density Polyethylene 18
  • 19. 3. High Density Polyethylene Struktur kimia polyethylene jika dibandingkan dengan PVC hanya berbeda sedikit, Dimana beberapa atom hydrogen dalam polyethylene diganti dengan atom chlor. Struktur kimia polyethylene. Gambar 1.11 Struktur kimia polyethylene Namun demikian PE dan PVC mempunyai sifat dan karakterristik yang berbeda. PE memiliki permitivitas dan faktor daya yang lebih baik disbanding PVC . PE tidak dapat menahan jalanya nyala api jika terbakar, sedangkan PVC dapat memadamkan nyala api. 1.6.5 Cross linked polyethylene ( XLPE ) Cross linked polyethylene diperoleh dengan merubah bahan thermoplastic dari “ low density polyethylene “ menjadi bahan thermosetting dengan proses “ cross linking “. Pada polyethylene molekul-molekul karbon dan hydrogen mempunyai bentuk seperi rantai yang 19
  • 20. fleksibel, rantai-rantai ini saling berdiri sendiri. Pada temperature tinggi, molekul-molekul ini mudah berubah bentuk, sedangkan molekul-molekul XLPE terikat dalam jaringan dan lebih tahan terhadap perubahan suhu dan bentuk. Gambar 1.12 Struktur Kimia ‘Cross Linked Polyethylene (XLPE) 1.7 Dielektrik Dielektrik adalah bahan yang tidak memiliki electron bebas. Pada kebanyakan kapasitor, ruang di antara kedua plat diisi dengan bahan dielektrik agar dengan ukuran yang kecil di peroleh kapasitansi yang besar. Hal ini disebabkan harga kapasitansi akan bertambah dengan factor K jika seluruh ruang di antara kedua plat diiisi dengan bahan dielektrik. K merupakan suatu besaran tak berdimensi yang menggambarkan kemampuan dielektrik untuk mengurangi atau memperkecil medan listrik luar di dalam dielektrik, dan besaran ini disebut tetapan dielektrik. 1.7.1 Gambaran Atomik Bahan Dielektrik Pada bagian ini akan di tinjau sifat-sifat bahan dielekrik bila bahan tersebut diletakkan dalam medan listrik. Perhatikan suatu kapasitor plat sejajar yang bermuatan q ( gambar 1.13a), 20
  • 21. andaikan rapat muatan permukaan pada plat, maka kuat medan listrik di antara kedua plat kapasitor adalah : Eo = (2.7) Jika ruang di antara kedua plat diisi dielektrik, timbullah muatan induksi qi pada permukaan dielektrik seperti terlihat pada gambar 1.13 b. Gambar 1.13 (a) Kapasitor Pita Sejajar Tanpa Dielektrik (b) Muatan Induksi pada Permukaan Dielektrik Muatan induksi ini menghasilkan medan listrik induksi Ei didalam dielektrik yang arahnya berlawanan dengan arah medan listrik Eo. Akibatnya, kuat medan listrik total di dalam dielektrik dilemahkan. Timbulnya muatan induksi pada permukaan dielektrik dapat di jelaskan sebagai berikut. Molekul-molekul dalam bahan dielektrik mempunyai muatan positif dan muatan negative yang dapat terorientasi oleh medan listirk luar. Molekul bahan dielektrik dapat berupa molekul non polar atau molekul polar. Pada molekul nonpolar pusat-pusat muatan negative dan positif 21
  • 22. berhimpit, sedangkan pada molekul polar tidak berhimpit, sehingga molekul-molekul polar merupakan dipole-dipol listrik yang sangat kecil. Dalan pengaruh medan listrik luar, matan molekul-molekul nonpolar bergeser sedikit seperti pada gambar 1.14 b. Gambar 1.14 Perilaku Molekul Non-Polar (a) Bila Tidak Ada Medan Listrik Luar (b) Bila ada Medan Listrik Luar Molekul-molekul tersebut dikatakan terpolarisasi oleh medan listrik luar, dan mengasilkan dipole listrik yang disebut dipol terinduksi. Bahan dielektrik yang terdiri atas molekul-molekul polar dikatakan mempunyai dipoledipol ini acak bila tidak ada medan listrik luar, sperti terlihat pada gambar 1.15 a. bila bajan tersebut berada dalm medan listrik luar, gaya listrik terhadap masing-masing dipole akan menimbulkan suatu kopel ( momen gaya ) yang cenderung mengatur arah dipole menjadi sama dengan arah medan listrik luar , makin bear kuat medan listrik luar, makin besar keraturan arah dipole dan dikatakan bahwa dielektrik yang bersangjutan ( secara keseluruhan ) terpolarisasi. 22
  • 23. Gambar 1.15 Prilaku molekul polar (a) Bila tidak ada medan listrik luar (b) Bila ada medan listrik luar Bila suatu bahan dielektrik berada dalam medan listrik, baik bahan tersebut molekul – molekulnya, polar maupun nonpolar, pengaruh total yang dihasilkan medan listrik luar terhadap bahan tersebut pada hakikatnya sama, seperti terlihat pada gambar 1.16. Gambar 1.16 Polarisasi bahan dielektrik dalam medan listrik menghasilkan muatan induksi pada permukaan dielektrik Dalam daerah yang tipis di permukaan – permukaan (pada gambar 1.16 ditunjukkan dengan garis titik – titik), terdapat muatan lebih, negatif pada lapisan 23
  • 24. permukaan kiri dan positif pada lapisan permukaan kanan. Muatan pada lapisan – lapisan ini merupakan muatan induksi pada permukaan dielektrik. Muatan tersebut bukan muatan bebas, tetapi masing – masing terikat pada molekulnya. Di bagian lain dari dielektrik (di bawah permukaan) muatan netto per satuan volume rata – rata nol. Kuat medan listrik total di dalam dielektrik adalah super posisi kedua medan listrik E0 dan Ei, sehingga diperoleh: E = E0 – Ei = (1.8) Besarnya rapat muatan induksi permukaan berbanding lurus dengan besar kuat medan listrik di dalam dielektrik E, asalkan E tersebut tidak terlalu besar. Secara matematis dirumuskan: Tetapan perbandingan Xe menggambarkan besar kecilnya induksi pada bahan dielektrik dan dinamakan suseptibilitas listrik. Dari persamaan 1.8 dan persamaan 1.9 diperoleh: E= = E 24
  • 25. E+ E= Didefinisikan tetapan dielektrik K : ( 1.10 ) Sehingga : ( 1.11 ) Didefinisikan permitivitas dielektrik : ( 1.12 ) Sehingga persamaan 2.11 menjadi : 25
  • 26. ( 1.13 ) 1.7.2 Dielektrik dalam Keadaan Seri Dalam keadaan seri medan listrik pada dielektrik dianggap seragam ( lihat gambar 1.24), arus bocor fluks dapat diabaikan dan konsentrasi fluks pada pinggiran juga dapat diabaikan. Oleh karena perpindahan (displacement) netral sama, maka : Gambar 1.17 Dielektrik dalam keadaan seri Dn1 = Dn2 En1 = 1 ( 1.14 ) En2 2 ( 1.15 ) Dimana : D = Kerapatan fluks listrik (C/m2) 26
  • 27. = Permitivitas dielektrik En1,En2 = Kuat medan = Oleh sebab itu, tegangan pada masing-masing dielektrik V1,V2 sebagai fungsi dari seluruh tegangan V adalah : ( 1.16 ) ( 1.17 ) Bila terdapat n dielektrik dalam keadaan seri, maka gradient atau kuat medannya pada suatu titik x adalah : ( 1.18 ) 27
  • 28. = Konstanta dielektrik pada jarak x dari pusat penghantar 28