SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
1
Elektrostatis
2.1 Medan Listrik
2.1.1 Pendahuluan
Masalah mendasar dari teori elektromagnetik berharap dapat dipecahkan
pada (Gambar 2.1.) ini. Kami memiliki beberapa muatan listrik, ql, q2, q3,.... (yang
disebut muatan sumber); Gaya apa yang mereka berikan pada muatan lain,
dimana Q (disebut muatan uji)? Posisi dari muatan sumber diberikan (sebagai
fungsi dari waktu); lintasan partikel uji harus dihitung. Secara umum, baik muatan
sumber dan muatan uji berada dalam gerakan.
Solusi untuk masalah ini difasilitasi oleh prinsip superposisi, yang
menyatakan bahwa interaksi antara dua muatan sama sekali tidak terpengaruh
oleh kehadiran lain. Ini berarti bahwa untuk menentukan gaya pada Q, pertama-
tama kita dapat menghitung gaya F1, karena untuk q1 saja (mengabaikan semua
yang lain); maka kita menghitung gaya F2, karena q2 saja; dan sebagainya.
Akhirnya, kita mengambil jumlah vektor dari semua gaya : F = F1 + F2 +
F3+โ€ฆโ€ฆ. . Dengan demikian, jika kita dapat menemukan gaya pada Q karena
muatan sumber q tunggal, pada prinsipnya dilakukan (sisanya hanya masalah
mengulangi operasi yang sama berulang-ulang, dan menambahkan semuanya). "
Nah, pada pandangan pertama ini terdengar sangat mudah: Mengapa saya
tidak hanya menuliskan rumus untuk gaya pada Q karena q, dan dilakukan dengan
hal itu? dalam Bab 10 Anda akan terkejut melihat itu pada tahap ini, karena tidak
hanya gaya pada Q tergantung pada pemisahan jarak antara muatan (Gambar.
2.2), hal ini juga tergantung pada kedua kecepatan dan percepatan q. Selain itu,
itu bukan hanya pada posisi, kecepatan, dan percepatan q sekarang bahwa materi:
elektromagnetik bergerak pada kecepatan cahaya, jadi Q adalah posisi, kecepatan,
dan percepatan q sebelumnya memiliki beberapa waktu.
2
Gambar 2.1 Gambar 2.2
Oleh karena itu, terlepas dari fakta bahwa pertanyaan dasar ("Apakah gaya
pada Q karena pengaruh q'?. Sementara itu, teori yang kita kembangkan akan
memungkinkan solusi lebih pada masalah elektromagnetik yang tidak
menampilkan diri dalam format yang cukup sederhana ini. Untuk memulainya,
kita akan mempertimbangkan kasus khusus dari elektrostatika di mana semua
muatan sumber stasioner (meskipun muatan uji dapat bergerak).
2.1.2 Hukum Coulomb
Apakah gaya pada muatan uji Q karena satu titik muatan q yang sedang
berada pada jarak ? Jawaban (berdasarkan percobaan) diberikan oleh hukum
Coulomb:
Konstanta โˆˆ0 disebut permitivitas ruang hampa. Dalam unit S1, di mana
gaya dalam Newton (N), jarak dalam meter (m), dan muatan dalam coulomb (C)
,
Gaya adalah sebanding dengan produk dari muatan dan berbanding
terbalikdengan kuadrat jarak pemisah. adalah vektor pemisahan dari r' (lokasi
q) untuk r (lokasi Q):
Muatan sumber
Muatan uji
(2.1)
3
adalah besaran, dan adalah arahnya. Titik gaya sepanjang garis dari q ke
Q. jika q dan Q memiliki tanda yang sama maka tolak menolak , dan tarik menarik
jika tanda-tanda mereka berlawanan.
Hukum Coulomb dan prinsip superposisi merupakan masukan fisik
elektrostatika, kecuali untuk beberapa properti khusus dari materi, adalah
elaborasi matematika dari aturan-aturan dasar.
2.1.3 Medan Listrik
Jika kita memiliki beberapa muatan titik q1,q2,.......qn, pada jarak r1, r2, r3,
dari Q, gaya total pada Q adalah
atau ๐‘ญ = ๐‘„๐‘ฌ (2.3)
dimana
E disebut medan listrik dari muatan sumber. Perhatikan bahwa itu adalah
fungsi posisi (r), karena pemisahan vektor ri , tergantung pada lokasi titik medan P
(Gbr. 2.3). tapi itu tidak membuat referensi ke muatan uji Q. Medan listrik adalah
besaran vektor yang bervariasi dari titik ke titik dan ditentukan oleh konfigurasi
muatan sumber; secara fisik, E (r) adalah gaya per satuan muatan yang akan
diberikan pada muatan uji, jika Anda menempatkan satu di P.
Gambar 2.3
(2.2)
(2.4)
4
2.1.4 Distribusi Muatan Kontinu
Definisi kita tentang medan listrik pada (Persamaan. 2.4), mengasumsikan
bahwa sumber medan adalah kumpulan diskrit titik muatan qi. Jika, sebaliknya,
muatan didistribusikan terus-menerus pada beberapa wilayah, penjumlahan
menjadi bentuk integral (Gambar 2.5a.):
Gambar 2.4
Gambar 2.5
Jika muatan itu tersebar di sepanjang garis (Gambar. 2.5b), dengan
muatan-per-unit-panjang ๐œ†, maka ๐‘‘๐‘ž = ๐œ†๐‘‘ ๐‘™โ€ฒ
(dimana ๐‘‘๐‘™;
merupakan elemen
panjang sepanjang garis); jika muatan itu diolesi keluar melalui permukaan
(Gambar. 2.5c), dengan muatan -per-unit-daerah ๐œŽ, maka ๐‘‘๐‘ž = ๐œŽ๐‘‘๐‘Žโ€ฒ
(di mana
๐‘‘๐‘Žโ€ฒ
adalah elemen daerah di permukaan); dan jika muatan itu mengisi volume
(Gambar. 2.5d), dengan muatan -per-unit volume ๐œŒ, maka d๐œŒ = ๐œŒd๐œ' (di mana ๐‘‘๐œโ€ฒ
merupakan elemen volume):
๐‘‘๐‘ž โŸถ ๐œ†๐‘‘๐‘™โ€ฒ
โˆผ ๐œŽ๐‘‘๐‘Žโ€ฒ
โˆผ ๐œŒ๐‘‘๐œโ€ฒ
Dengan demikian medan listrik dari muatan garis adalah
(2.5)
(2.6)
5
Untuk muatan permukaan
Dan untuk muatan volum,
Persamaan 2.8 sendiri sering disebut sebagai "hukum Coulomb," karena
itu adalah langkah yang singkat dari aslinya (2.1), dan karena muatan volume
dalam arti yang paling umum dan kasus realistis. Harap dicatat dengan seksama
makna dari rdi formula ini. Awalnya, di Persamaan. 2.4, ri berdiri untuk vektor
dari muatan sumber qi ke titik medan r. dengan demikian, di pers. 2.5-2.8, r
adalah vektor dari dq (oleh karena itu dari d๐‘™', d๐‘Žโ€ฒ
, atau ๐‘‘๐œ;
) ke titik medan ๐’“2
.
2.2 Divergence dan Curl Medan elektrostatik
2.2.1 Garis Medan, Flux, dan Gauss Hukum
Pada prinsipnya, kita sudah selesai dengan subjek elektrostatik. Persamaan
2.8 memberitahu kita bagaimana menghitung medan distribusi muatan, dan
persamaan. 2.3 memberitahu kita apa yang berlaku pada muatan Q
ditempatkan di bidang. Sebagian besar sisa elektrostatika dikhususkan untuk alat
dan trik untuk menghindari integral tersebut. Semuanya dimulai dengan
divergensi dan curl dari E.
Saya akan menghitung divergensi E langsung dari Persamaan. 2.8, di Sect.
2.2.2, tapi pertama-tama saya ingin menunjukkan Anda pendekatan yang lebih
kualitatif, dan mungkin lebih mencerahkan, dan intuitif. Mari kita mulai dengan
kasus yang sederhana: muatan titik q, terletak di daerah asal :
(2.7)
(2.8)
(2.10)
6
Untuk mendapatkan medan ini, saya mungkin membuat sketsa beberapa
vektor, seperti pada Gambar. 2.12a. Karena medan jatuh seperti l/r2, vektor
mendapatkan lebih pendek saat Anda pergi lebih jauh dari
asal ; mereka selalu menunjuk ke luar secara radial. Tapi ada cara yang lebih baik
untuk mewakili medan ini, dan itu dihubungkan oleh panah, untuk membentuk
garis-garis medan (Gambar. 2.12b). Anda mungkin berpikir bahwa saya telah
membuang informasi tentang kekuatan medan, yang terkandung dalam panah
yang panjang.
Besarnya medan ditunjukkan dengan kerapatan garis-garis medan:
kekuatannya dekat pada pusat di mana garis-garis medan dekat
bersama-sama, dan lemah jika jauh, di mana mereka relatif berjauhan.
Sebenarnya, diagram garis medan adalah khayalan , ketika saya menggambar
pada permukaan dua dimensi, untuk kerapatan garis melewati lingkaran dengan
jari-jari r adalah jumlah dibagi dengan (๐‘›/2๐œ‹๐‘Ÿ), seperti (l / r), tidak (l /r2). Tapi
jika Anda membayangkan model tiga dimensi (dengan jarum mencuat ke segala
arah), maka kerapatan garis adalah jumlah total dibagi dengan luas lingkup
(๐‘›/4๐œ‹๐‘Ÿ2
), yang seperti (l/r2).
Gambar.2.12
7
Gambar 2.13
Diagram tersebut mewakili medan yang lebih rumit. Jika muatan q
mendapat 8 garis, maka 2q mendapat 16. Garis-garis medan mulai
pada muatan positif dan berakhir pada yang negatif; Garis-garis medan tidak bisa
begitu saja dihentikan, meskipun Garis-garis medan dapat memperpanjang ke tak
terbatas. Selain itu, garis-garis medan tidak bisa memotong di persimpangan,
Medan akan memiliki dua arah yang berbeda sekaligus. Mulailah dengan
menggambar garis di lingkungan muatan masing-masing, dan kemudian
menghubungkan mereka atau memperpanjang mereka hingga tak terbatas
(Gambar. 2.13 dan 2.14).
Gambar.2.14
8
Gambar 2.15
Model ini fluks E melewati permukaan S.
ฮฆ ๐ธ = โˆซ ๐‘ฌ. ๐‘‘๐’‚๐‘†
(2.11)
adalah ukuran dari "jumlah garis medan" melewati S. Saya menempatkan ini
dalam tanda kutip karena Tentu saja kita hanya bisa menggambar sampel yang
representatif dari jumlah garis medan akan tak terbatas.
Tapi untuk tingkat sampling yang diberikan fluks sebanding dengan
jumlah baris yang ditarik, karena kekuatan medan, sebanding dengan kepadatan
garis medan (jumlah per satuan luas), dan karenanya E.da sebanding dengan
jumlah garis lewat melalui daerah da sangat kecil. (Dot product memilih
komponen da bersama arah E, seperti yang ditunjukkan pada Gambar. 2.15.
Hanya daerahdalam bidang tegak lurus E yang kita miliki dalam pikiran ketika
kita mengatakan bahwa kepadatan garis medan adalah jumlah per unit luas area.)
Hal ini menunjukkan bahwa fluks melalui permukaan tertutup adalah
ukuran dari total muatan sebelah dalam. Untuk garis-garis medan yang berasal
dari muatan positif harus melalui permukaan atau berakhir di dalam muatan
negatif pada (Gambar. 2.16a). Di sisi lain, muatan keluar permukaan akan
memberikan kontribusi untuk total fluks, karena garis-garis medan melalui satu
sisi dan keluar dari sisi yang lain (Gambar. 2.1 6b). Ini adalah esensi dari hukum
Gauss. Sekarang mari kita membuatnya kuantitatif.
9
Gambar 2.16
Dalam kasus muatan titik q pada titik asal, fluks E melalui bola dengan jari-jari r
adalah.
โˆฎ ๐‘ฌ . ๐‘‘๐’‚ = โˆซ
1
4๐œ‹๐œ–0
(
๐‘ž
๐‘Ÿ2
๐’“ฬ‚). ( ๐’“ ๐Ÿ
sin ๐œƒ๐‘‘๐œƒ๐‘‘๐œ™๐’“ฬ‚) =
1
๐œ–0
๐‘ž
Perhatikan bahwa jari-jari bola dibatalkan, untuk sementara luas
permukaan naik sebagai r2, medan turun sebagai 1/ r2, sehingga produk konstan.
Dalam hal gambar garis medan , ini masuk akal, karena jumlah garis-garis medan
yang sama melewati bidang apapun berpusat pada titik asal, terlepas dari
ukurannya. Bahkan, hal itu tidak harus menjadi bola-permukaan tertutup, apapun
bentuknya, akan terperangkap dalam jumlah yang sama pada garis-garis medan.
Terbukti tbahwa flux melalui setiap permukaan melampirkan muatan adalah ๐‘ž/๐œ–0
Sekarang anggaplah bahwa muatan โ€“muatan tunggal di titik asal, banyak
muatan berserakan. Menurut prinsip superposisi, total medan adalah (vektor)
jumlah semua medan masing-masing:
๐‘ฌ = โˆ‘ ๐ธ๐‘–
๐‘›
๐‘–=1
Fluks melalui permukaan yang melingkungi mereka semua adalah
โˆฎ ๐‘ฌ. ๐‘‘๐’‚ = โˆ‘ (โˆฎ ๐‘ฌ ๐‘–. ๐‘‘๐’‚)
๐‘›
๐‘–=1
= โˆ‘(
1
๐œ–0
๐‘ž๐‘–)
๐’
๐’Š=๐Ÿ
Untuk permukaan tertutup maka
โˆฎ ๐‘ฌ. ๐‘‘๐’‚ =
1
๐œ–0
๐‘„๐‘’๐‘›๐‘
๐‘†
di mana Qenc adalah total muatan tertutup dalam permukaan. Ini adalah
pernyataan kuantitatif hukum Gauss. Meskipun tidak mengandung informasi yang
belum hadir di Hukum Coulomb dan prinsip superposisi.
10
Perhatikan bahwa semua itu bergantung pada l/ r2 karakter hukum Coulomb;
tanpa pembatalan penting dari ๐‘Ÿโ€ฒ
dalam Pers. 2.12 tidak akan terjadi, dan total
fluks E akan tergantung pada permukaan yang dipilih, bukan hanya pada total
muatan tertutup. Yang Lainnya gaya l/ r2 (Saya berpikir khususnya hukum
gravitasi Newton universal) akan mematuhi "Hukum Gauss" dari mereka sendiri,
dan aplikasi yang kami keembangkan di sini terbawa langsung.
Seperti berdiri, hukum Gauss pada persamaan integral, tapi kita bisa
dengan mudah mengubahnya menjadi differensial satu, dengan menerapkan
teorema divergensi:
โˆฎ ๐‘ฌ. ๐‘‘๐’‚ = โˆซ( ๐›. ๐‘ฌ) ๐‘‘๐œ
๐‘ฃ๐‘†
Menulis ulang Q enc, pada kerapatan muatan ๐œŒ, kita memiliki
๐‘„๐‘’๐‘›๐‘ = โˆซ ๐œŒ๐‘‘๐œ
๐‘ฃ
Jadi hukum Gauss menjadi
โˆซ( ๐›. ๐‘ฌ) ๐‘‘๐œ = โˆซ (
๐œŒ
๐œ–0
) ๐‘‘๐œ
๐‘ฃ๐‘ฃ
Dan karena ini berlaku untuk setiap volume, integran harus sama
๐›. ๐‘ฌ =
1
๐œ–0
๐œŒ (2.14)
Persamaan 2.14 membawa pesan yang sama seperti Persamaan. 2.13; itu
adalah diferensial dari hukum Gauss. Perbedaan Versi adalah lebih rapi, tapi
bentuk integral memiliki keuntungan di dalamnya yang mengakomodasi titik,
garis, dan muatan permukaan yang lebih alami.
2.2.2 Divergence E
Mari kita kembali, sekarang, dan menghitung divergensi E langsung dari
Persamaan. 2.8:
(2.15)
11
(secara original integrasi lebih dari volume yang ditempati oleh muatan, tapi
mungkin juga memperpanjang ke semua ruang, karena ๐œŒ= 0 di wilayah eksterior
pula). Memperhatikan bahwa r- bergantung dalam
Kita peroleh
Inilah divergensi kita hitung dalam Pers. 1.100
Demikian
Yang merupakan hukum Gauss dalam bentuk diferensial (2.14). Untuk
memulihkan bentuk integral (2.13), kita menjalankan argumen sebelumnya secara
terbalik-mengintegrasikan lebih dari volume dan menerapkan teorema divergensi:
2.2.3 Aplikasi Hukum Gauss
Aku harus mengganggu perkembangan teoritis pada titik ini untuk
menunjukkan kepada Anda kekuatan hukum Gauss yang luar biasa, dalam bentuk
yang tidak terpisahkan.
Contoh 2.2
Cari medan di luar lingkup muatan solid yang dibebankan seragam dari radius R
dan total muatan q.
Solusi. : Gambarlah sebuah permukaan bola di jari-jari r > R (. Gambar 2.18); ini
disebut "permukaan Gaussian". hukum Gauss mengatakan bahwa untuk
permukaan ini (seperti untuk yang lain).
(2.16)
12
โˆฎ ๐‘ฌ. ๐‘‘๐’‚ =
1
โˆˆ0
๐‘„๐‘’๐‘›๐‘
๐‘†
Dan ๐‘„๐‘’๐‘›๐‘ = ๐‘ž. Sepintas ini tampaknya tidak mendapatkan kita sangat jauh, karena
kuantitas yang kami ingin (E) adalah didalam permukaan integral., simetri
memungkinkan kita untuk mengambil E dari bawah tanda integral: E tentu titik
radial, sehingga kita bisa menggunakan dot produk.
โˆซ ๐‘ฌ. ๐‘‘๐’‚
๐‘†
= โˆซ| ๐‘ฌ| ๐‘‘๐‘Ž
๐‘†
Gambar 2.18
Besaran E konstan melalui permukaan Gauss, sehingga bentuk integral luarnya
menjadi
โˆซ ๐‘ฌ. ๐‘‘๐’‚
๐‘†
= | ๐‘ฌ| โˆซ ๐‘‘๐‘Ž
๐‘†
= | ๐‘ฌ|4๐œ‹๐‘Ÿ2
Maka | ๐‘ฌ|4๐œ‹๐‘Ÿ2
=
1
โˆˆ0
๐‘ž
Atau ๐‘ฌ =
1
4๐œ‹โˆˆ0
๐‘ž
๐‘Ÿ2 ๐’“ฬ‚
Hukum Gauss selalu benar, tetapi tidak selalu berguna. Jika ๐œŒ belum
seragam (atau, Bagaimanapun, tidak berbentuk bulat simetris), atau jika saya telah
memilih beberapa bentuk lain untuk permukaan Gaussian, itu akan tetap menjadi
benar bahwa fluks E adalah (1/โˆˆ0)๐‘ž, aku tidak akan telah yakin bahwa E berada
diarah yang sama dengan da dan konstan dalam besaran atas permukaan, dan
tidak bisa menarik | ๐‘ฌ| dari keluar integral.
13
Simetri sangat penting untuk penerapan hukum Gauss ini . Sebagai yang
saya tahu, hanya ada tiga jenis simetri:
1. simetri Bulat. Membuat permukaan Gaussian bola konsentris.
2. simetri silinder. Membuat permukaan Gaussian silinder koaksial
(Gbr. 2.19).
3. Pesawat simetri. Gunakan Gaussian "kotak obat," yang melintasi
permukaan (Gbr. 2.20).
Meskipun (2) dan (3) secara teknis memerlukan silinder panjang tak
terhingga, dan bidang memanjang sampai tak terbatas ke segala arah, kita akan
sering menggunakan mereka untuk mendapatkan jawaban perkiraan untuk
"panjang" silinder atau "besar" permukaan bidang, pada titik-titik yang jauh dari
tepi.
Gambar 2.19 Gambar 2.20
2.2.4 Curl E
Saya akan menghitung curl dari E, seperti pada divergensi di Sect. 2.2.1,
dengan mempelajari terlebih dahulu konfigurasi yang sederhana. muatan titik
pada titik asal. Dalam hal ini
๐‘ฌ =
1
4๐œ‹ โˆˆ0
๐‘ž
๐‘Ÿ2
๐’“ฬ‚
Sekarang, lihat Gambar. 2.12 kita harus meyakinkan bahwa curl dari
medan ini harus nol, tapi Saya kira kita harus datang dengan sesuatu yang sedikit
lebih ketat dari itu. Bagaimana jika kita menghitung integral garis medan ini dari
beberapa titik a untuk beberapa titik lain b (Gambar 2.29.):
โˆซ ๐‘ฌ. ๐‘‘๐’
๐‘
๐‘Ž
14
Dalam koordinat bola, ๐‘‘๐’ = ๐‘‘๐‘Ÿ ๐’“ฬ‚ + ๐‘Ÿ ๐‘‘๐œƒ ๐œฝฬ‚ + ๐‘Ÿ sin ๐œƒ ๐‘‘๐œ™ ๐“ฬ‚ , sehingga
๐‘ฌ. ๐‘‘๐’ =
1
4๐œ‹ โˆˆ0
๐‘ž
๐‘Ÿ2
๐‘‘๐‘Ÿ
Sehubungan Dengan Itu,
โˆซ ๐‘ฌ. ๐‘‘๐’ =
1
4๐œ‹โˆˆ0
โˆซ
๐‘ž
๐‘Ÿ2 ๐‘‘๐‘Ÿ
๐‘
๐‘Ž
=
โˆ’1
4๐œ‹โˆˆ0
๐‘
๐‘Ž
๐‘ž
๐‘Ÿ
|
๐‘Ÿ ๐‘Ž
๐‘Ÿ ๐‘
=
1
4๐œ‹ โˆˆ0
(
๐‘ž
๐‘Ÿ ๐‘Ž
โˆ’
๐‘ž
๐‘Ÿ ๐‘
) (2.18)
dimana ๐‘Ÿ๐‘Ž adalah jarak dari titik asal ke titik a dan rb adalah jarak ke b. itu
integral tertutup jelas nol (untuk itu ๐‘Ÿ๐‘Ž = ๐‘Ÿ ๐‘).
โˆฎ ๐‘ฌ. ๐‘‘๐’ = 0 (2.19)
Gambar 2.29
dan karenanya, menerapkan Teorema Stoke
๐› ๐’™ ๐‘ฌ = 0 (2.20)
Sekarang, saya membuktikan pers. 2.19 dan 2.20 hanya untuk medan pada
muatan titik pada titik asal tersebut, tetapi hasil ini tidak membuat referensi untuk
semua pilihan koordinat; mereka juga tidak mementingkan dimana muatan
berada. Selain itu, jika kita memiliki banyak muatan, prinsip superposisi
menyatakan bahwa medan total adalah penjumlahan vektor dari masing-masing
medan:
๐‘ฌ = ๐‘ฌ ๐Ÿ + ๐‘ฌ ๐Ÿ + โ‹ฏ.
Maka
๐› ๐‘ฅ๐‘ฌ = ๐› ๐ฑ ( ๐‘ฌ ๐Ÿ + ๐‘ฌ ๐Ÿ + โ‹ฏ. ) = ( ๐› x ๐‘ฌ ๐Ÿ)+ ( ๐› x ๐‘ฌ ๐Ÿ)+ โ‹ฏ = ๐ŸŽ
Dengan demikian, pers. 2.19 dan 2.20 untuk distribusi muatan statis .
15
DAFTAR PUSTAKA
Griffiths,David J & Reed College.1999. Introduction to Electrodynamics. Prentice
Hall Upper Saddle River, New Jersey.

More Related Content

What's hot

magnetostatika.ppt
magnetostatika.pptmagnetostatika.ppt
magnetostatika.pptmuliani7
ย 
Fisika Zat Padat
Fisika Zat PadatFisika Zat Padat
Fisika Zat PadatBiqom Helda Zia
ย 
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)Albara I Arizona
ย 
Arus dan Konduktor
Arus dan KonduktorArus dan Konduktor
Arus dan KonduktorReynes E. Tekay
ย 
Laporan Resmi Percobaan Tetes Minyak Milikan
Laporan Resmi Percobaan Tetes Minyak MilikanLaporan Resmi Percobaan Tetes Minyak Milikan
Laporan Resmi Percobaan Tetes Minyak MilikanLatifatul Hidayah
ย 
3 medan listrik 2
3 medan listrik 23 medan listrik 2
3 medan listrik 2Simon Patabang
ย 
Powerpoint Hukum Gauss & Energi Potensial Listrik dan Potensial Listrik
Powerpoint Hukum Gauss & Energi Potensial Listrik dan Potensial ListrikPowerpoint Hukum Gauss & Energi Potensial Listrik dan Potensial Listrik
Powerpoint Hukum Gauss & Energi Potensial Listrik dan Potensial ListrikIndri Sukmawati Rahayu
ย 
Magnetostatics
Magnetostatics Magnetostatics
Magnetostatics Septiko Aji
ย 
Mk listrik magnet v2
Mk listrik magnet v2Mk listrik magnet v2
Mk listrik magnet v2Erma Susanty
ย 
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasikRyzkha Gso
ย 
Laporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Laporan Eksperimen Efek FotolistrikLaporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Laporan Eksperimen Efek FotolistrikNurfaizatul Jannah
ย 
sistem banyak partikel
sistem banyak partikelsistem banyak partikel
sistem banyak partikelFitriyana Migumi
ย 
Fluks listrik dan hukum gauss
Fluks listrik dan hukum gaussFluks listrik dan hukum gauss
Fluks listrik dan hukum gausszendeling
ย 
Rangkaian Penapis RC
Rangkaian Penapis RCRangkaian Penapis RC
Rangkaian Penapis RCWahyu Pratama
ย 
2 medan listrik 1
2 medan listrik 12 medan listrik 1
2 medan listrik 1Simon Patabang
ย 
Transmission line waveguide
Transmission line waveguide Transmission line waveguide
Transmission line waveguide Muhammad Didik Wijaya
ย 
Fungsi Distribusi Bose-Enstein & Fungsi Distribusi Fermi Dirac
Fungsi Distribusi Bose-Enstein & Fungsi Distribusi Fermi DiracFungsi Distribusi Bose-Enstein & Fungsi Distribusi Fermi Dirac
Fungsi Distribusi Bose-Enstein & Fungsi Distribusi Fermi DiracSamantars17
ย 
Pert 14 refleksi dan transmisi gelombang em pada bidang medium
Pert 14 refleksi dan transmisi gelombang em pada bidang mediumPert 14 refleksi dan transmisi gelombang em pada bidang medium
Pert 14 refleksi dan transmisi gelombang em pada bidang mediumjayamartha
ย 
Induksi Medan Magnet
Induksi Medan MagnetInduksi Medan Magnet
Induksi Medan MagnetErick Alexander
ย 

What's hot (20)

magnetostatika.ppt
magnetostatika.pptmagnetostatika.ppt
magnetostatika.ppt
ย 
Fisika Zat Padat
Fisika Zat PadatFisika Zat Padat
Fisika Zat Padat
ย 
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
ย 
Arus dan Konduktor
Arus dan KonduktorArus dan Konduktor
Arus dan Konduktor
ย 
Laporan Resmi Percobaan Tetes Minyak Milikan
Laporan Resmi Percobaan Tetes Minyak MilikanLaporan Resmi Percobaan Tetes Minyak Milikan
Laporan Resmi Percobaan Tetes Minyak Milikan
ย 
3 medan listrik 2
3 medan listrik 23 medan listrik 2
3 medan listrik 2
ย 
Powerpoint Hukum Gauss & Energi Potensial Listrik dan Potensial Listrik
Powerpoint Hukum Gauss & Energi Potensial Listrik dan Potensial ListrikPowerpoint Hukum Gauss & Energi Potensial Listrik dan Potensial Listrik
Powerpoint Hukum Gauss & Energi Potensial Listrik dan Potensial Listrik
ย 
Magnetostatics
Magnetostatics Magnetostatics
Magnetostatics
ย 
Mk listrik magnet v2
Mk listrik magnet v2Mk listrik magnet v2
Mk listrik magnet v2
ย 
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik
ย 
Laporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Laporan Eksperimen Efek FotolistrikLaporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Laporan Eksperimen Efek Fotolistrik
ย 
sistem banyak partikel
sistem banyak partikelsistem banyak partikel
sistem banyak partikel
ย 
Fluks listrik dan hukum gauss
Fluks listrik dan hukum gaussFluks listrik dan hukum gauss
Fluks listrik dan hukum gauss
ย 
Rangkaian Penapis RC
Rangkaian Penapis RCRangkaian Penapis RC
Rangkaian Penapis RC
ย 
2 medan listrik 1
2 medan listrik 12 medan listrik 1
2 medan listrik 1
ย 
Transmission line waveguide
Transmission line waveguide Transmission line waveguide
Transmission line waveguide
ย 
Fungsi Distribusi Bose-Enstein & Fungsi Distribusi Fermi Dirac
Fungsi Distribusi Bose-Enstein & Fungsi Distribusi Fermi DiracFungsi Distribusi Bose-Enstein & Fungsi Distribusi Fermi Dirac
Fungsi Distribusi Bose-Enstein & Fungsi Distribusi Fermi Dirac
ย 
Pert 14 refleksi dan transmisi gelombang em pada bidang medium
Pert 14 refleksi dan transmisi gelombang em pada bidang mediumPert 14 refleksi dan transmisi gelombang em pada bidang medium
Pert 14 refleksi dan transmisi gelombang em pada bidang medium
ย 
Induksi Medan Magnet
Induksi Medan MagnetInduksi Medan Magnet
Induksi Medan Magnet
ย 
Teori Pita Energi
Teori Pita EnergiTeori Pita Energi
Teori Pita Energi
ย 

Viewers also liked

Elektrostatis
ElektrostatisElektrostatis
ElektrostatisHesti Radean
ย 
Gaya Elektrostatis kelas IX bab I
Gaya Elektrostatis kelas IX bab IGaya Elektrostatis kelas IX bab I
Gaya Elektrostatis kelas IX bab Inurul ikhsani
ย 
Elektrostatik pengantar
Elektrostatik pengantarElektrostatik pengantar
Elektrostatik pengantarpagio
ย 
Media listrik dinamis
Media listrik dinamisMedia listrik dinamis
Media listrik dinamisFKIP UHO
ย 
7905 bab 3
7905 bab 37905 bab 3
7905 bab 3muli ani
ย 
soal fisika elektrostatis
soal fisika elektrostatissoal fisika elektrostatis
soal fisika elektrostatis'Primsya Badruzzaman
ย 
ppt elektrolisis
ppt elektrolisisppt elektrolisis
ppt elektrolisisSiti Khoirunika
ย 
Fisika listrik statis
Fisika listrik statisFisika listrik statis
Fisika listrik statisLia Bisma Karizma
ย 
Kuliah 1 listrik statis
Kuliah 1 listrik statisKuliah 1 listrik statis
Kuliah 1 listrik statisYohanes Nugroho
ย 
Book
BookBook
Bookmuli ani
ย 
Ppt. listrik-statis
Ppt. listrik-statisPpt. listrik-statis
Ppt. listrik-statisHusain Anker
ย 
Makalah listrik sederhana
Makalah listrik sederhanaMakalah listrik sederhana
Makalah listrik sederhanaHasan Adriyadinata
ย 

Viewers also liked (12)

Elektrostatis
ElektrostatisElektrostatis
Elektrostatis
ย 
Gaya Elektrostatis kelas IX bab I
Gaya Elektrostatis kelas IX bab IGaya Elektrostatis kelas IX bab I
Gaya Elektrostatis kelas IX bab I
ย 
Elektrostatik pengantar
Elektrostatik pengantarElektrostatik pengantar
Elektrostatik pengantar
ย 
Media listrik dinamis
Media listrik dinamisMedia listrik dinamis
Media listrik dinamis
ย 
7905 bab 3
7905 bab 37905 bab 3
7905 bab 3
ย 
soal fisika elektrostatis
soal fisika elektrostatissoal fisika elektrostatis
soal fisika elektrostatis
ย 
ppt elektrolisis
ppt elektrolisisppt elektrolisis
ppt elektrolisis
ย 
Fisika listrik statis
Fisika listrik statisFisika listrik statis
Fisika listrik statis
ย 
Kuliah 1 listrik statis
Kuliah 1 listrik statisKuliah 1 listrik statis
Kuliah 1 listrik statis
ย 
Book
BookBook
Book
ย 
Ppt. listrik-statis
Ppt. listrik-statisPpt. listrik-statis
Ppt. listrik-statis
ย 
Makalah listrik sederhana
Makalah listrik sederhanaMakalah listrik sederhana
Makalah listrik sederhana
ย 

Similar to Makalh elektrostatis

Pertemuan 3
Pertemuan 3Pertemuan 3
Pertemuan 3NoviaUtami8
ย 
02 listrik statis 2
02 listrik statis 202 listrik statis 2
02 listrik statis 2rina mirda
ย 
Soal fisika listrik..
Soal fisika listrik..Soal fisika listrik..
Soal fisika listrik..Nengah Surata
ย 
medan________________________listrik.ppt
medan________________________listrik.pptmedan________________________listrik.ppt
medan________________________listrik.ppttf23052022
ย 
02 listrik statis 2
02 listrik statis 202 listrik statis 2
02 listrik statis 2Ari Yanti
ย 
Listrik Statis petemuan 4.ppt
Listrik Statis petemuan 4.pptListrik Statis petemuan 4.ppt
Listrik Statis petemuan 4.pptjennypuspitasari1
ย 
Bab 1 Medan Listrik dan Hukum Gauss part 1.pdf
Bab 1 Medan Listrik dan Hukum Gauss part 1.pdfBab 1 Medan Listrik dan Hukum Gauss part 1.pdf
Bab 1 Medan Listrik dan Hukum Gauss part 1.pdfalicia530920
ย 
medan listrik
medan listrikmedan listrik
medan listrikwandasaputra93
ย 
1 medan listrik ok
1  medan listrik ok1  medan listrik ok
1 medan listrik okLilis Sartika
ย 
MEDAN LISTRIK.pptx
MEDAN LISTRIK.pptxMEDAN LISTRIK.pptx
MEDAN LISTRIK.pptxOgaSriLestyana
ย 
menjelaskan_pengertian_medan_listrik____
menjelaskan_pengertian_medan_listrik____menjelaskan_pengertian_medan_listrik____
menjelaskan_pengertian_medan_listrik____FataMubarak
ย 
6 potensial listrik
6 potensial listrik6 potensial listrik
6 potensial listrikSimon Patabang
ย 
Medan magnet sebagai_medan_listrik
Medan magnet sebagai_medan_listrikMedan magnet sebagai_medan_listrik
Medan magnet sebagai_medan_listrikeli priyatna laidan
ย 
Gaya coulumb & intensitas medan listrik
Gaya coulumb & intensitas medan listrikGaya coulumb & intensitas medan listrik
Gaya coulumb & intensitas medan listrikRahmat Dani
ย 
Potensial listrik dan kapasitor
Potensial listrik dan kapasitor Potensial listrik dan kapasitor
Potensial listrik dan kapasitor Natalia Devita
ย 
Medan listrik
Medan listrikMedan listrik
Medan listrikIsti Qomah
ย 
Makalah listrik magnet hukum gauss dan potensial skalar
Makalah listrik magnet hukum gauss dan potensial skalarMakalah listrik magnet hukum gauss dan potensial skalar
Makalah listrik magnet hukum gauss dan potensial skalarClaudia Waloni
ย 

Similar to Makalh elektrostatis (20)

Pertemuan 3
Pertemuan 3Pertemuan 3
Pertemuan 3
ย 
02 listrik statis 2
02 listrik statis 202 listrik statis 2
02 listrik statis 2
ย 
Soal fisika listrik..
Soal fisika listrik..Soal fisika listrik..
Soal fisika listrik..
ย 
medan________________________listrik.ppt
medan________________________listrik.pptmedan________________________listrik.ppt
medan________________________listrik.ppt
ย 
02 listrik statis 2
02 listrik statis 202 listrik statis 2
02 listrik statis 2
ย 
Listrik Statis petemuan 4.ppt
Listrik Statis petemuan 4.pptListrik Statis petemuan 4.ppt
Listrik Statis petemuan 4.ppt
ย 
Bab 1 Medan Listrik dan Hukum Gauss part 1.pdf
Bab 1 Medan Listrik dan Hukum Gauss part 1.pdfBab 1 Medan Listrik dan Hukum Gauss part 1.pdf
Bab 1 Medan Listrik dan Hukum Gauss part 1.pdf
ย 
Medan listrik
Medan listrikMedan listrik
Medan listrik
ย 
medan listrik
 medan listrik medan listrik
medan listrik
ย 
medan listrik
medan listrikmedan listrik
medan listrik
ย 
1 medan listrik ok
1  medan listrik ok1  medan listrik ok
1 medan listrik ok
ย 
MEDAN LISTRIK.pptx
MEDAN LISTRIK.pptxMEDAN LISTRIK.pptx
MEDAN LISTRIK.pptx
ย 
menjelaskan_pengertian_medan_listrik____
menjelaskan_pengertian_medan_listrik____menjelaskan_pengertian_medan_listrik____
menjelaskan_pengertian_medan_listrik____
ย 
6 potensial listrik
6 potensial listrik6 potensial listrik
6 potensial listrik
ย 
Medan magnet sebagai_medan_listrik
Medan magnet sebagai_medan_listrikMedan magnet sebagai_medan_listrik
Medan magnet sebagai_medan_listrik
ย 
Gaya coulumb & intensitas medan listrik
Gaya coulumb & intensitas medan listrikGaya coulumb & intensitas medan listrik
Gaya coulumb & intensitas medan listrik
ย 
Potensial listrik dan kapasitor
Potensial listrik dan kapasitor Potensial listrik dan kapasitor
Potensial listrik dan kapasitor
ย 
Medan listrik
Medan listrikMedan listrik
Medan listrik
ย 
Makalah listrik magnet hukum gauss dan potensial skalar
Makalah listrik magnet hukum gauss dan potensial skalarMakalah listrik magnet hukum gauss dan potensial skalar
Makalah listrik magnet hukum gauss dan potensial skalar
ย 
Fisika
FisikaFisika
Fisika
ย 

Recently uploaded

Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
ย 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
ย 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
ย 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
ย 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
ย 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
ย 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
ย 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
ย 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
ย 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
ย 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
ย 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
ย 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
ย 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
ย 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
ย 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
ย 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
ย 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
ย 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
ย 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
ย 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
ย 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
ย 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
ย 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
ย 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
ย 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
ย 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
ย 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
ย 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
ย 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
ย 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
ย 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
ย 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
ย 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
ย 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
ย 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
ย 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
ย 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
ย 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
ย 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
ย 

Makalh elektrostatis

  • 1. 1 Elektrostatis 2.1 Medan Listrik 2.1.1 Pendahuluan Masalah mendasar dari teori elektromagnetik berharap dapat dipecahkan pada (Gambar 2.1.) ini. Kami memiliki beberapa muatan listrik, ql, q2, q3,.... (yang disebut muatan sumber); Gaya apa yang mereka berikan pada muatan lain, dimana Q (disebut muatan uji)? Posisi dari muatan sumber diberikan (sebagai fungsi dari waktu); lintasan partikel uji harus dihitung. Secara umum, baik muatan sumber dan muatan uji berada dalam gerakan. Solusi untuk masalah ini difasilitasi oleh prinsip superposisi, yang menyatakan bahwa interaksi antara dua muatan sama sekali tidak terpengaruh oleh kehadiran lain. Ini berarti bahwa untuk menentukan gaya pada Q, pertama- tama kita dapat menghitung gaya F1, karena untuk q1 saja (mengabaikan semua yang lain); maka kita menghitung gaya F2, karena q2 saja; dan sebagainya. Akhirnya, kita mengambil jumlah vektor dari semua gaya : F = F1 + F2 + F3+โ€ฆโ€ฆ. . Dengan demikian, jika kita dapat menemukan gaya pada Q karena muatan sumber q tunggal, pada prinsipnya dilakukan (sisanya hanya masalah mengulangi operasi yang sama berulang-ulang, dan menambahkan semuanya). " Nah, pada pandangan pertama ini terdengar sangat mudah: Mengapa saya tidak hanya menuliskan rumus untuk gaya pada Q karena q, dan dilakukan dengan hal itu? dalam Bab 10 Anda akan terkejut melihat itu pada tahap ini, karena tidak hanya gaya pada Q tergantung pada pemisahan jarak antara muatan (Gambar. 2.2), hal ini juga tergantung pada kedua kecepatan dan percepatan q. Selain itu, itu bukan hanya pada posisi, kecepatan, dan percepatan q sekarang bahwa materi: elektromagnetik bergerak pada kecepatan cahaya, jadi Q adalah posisi, kecepatan, dan percepatan q sebelumnya memiliki beberapa waktu.
  • 2. 2 Gambar 2.1 Gambar 2.2 Oleh karena itu, terlepas dari fakta bahwa pertanyaan dasar ("Apakah gaya pada Q karena pengaruh q'?. Sementara itu, teori yang kita kembangkan akan memungkinkan solusi lebih pada masalah elektromagnetik yang tidak menampilkan diri dalam format yang cukup sederhana ini. Untuk memulainya, kita akan mempertimbangkan kasus khusus dari elektrostatika di mana semua muatan sumber stasioner (meskipun muatan uji dapat bergerak). 2.1.2 Hukum Coulomb Apakah gaya pada muatan uji Q karena satu titik muatan q yang sedang berada pada jarak ? Jawaban (berdasarkan percobaan) diberikan oleh hukum Coulomb: Konstanta โˆˆ0 disebut permitivitas ruang hampa. Dalam unit S1, di mana gaya dalam Newton (N), jarak dalam meter (m), dan muatan dalam coulomb (C) , Gaya adalah sebanding dengan produk dari muatan dan berbanding terbalikdengan kuadrat jarak pemisah. adalah vektor pemisahan dari r' (lokasi q) untuk r (lokasi Q): Muatan sumber Muatan uji (2.1)
  • 3. 3 adalah besaran, dan adalah arahnya. Titik gaya sepanjang garis dari q ke Q. jika q dan Q memiliki tanda yang sama maka tolak menolak , dan tarik menarik jika tanda-tanda mereka berlawanan. Hukum Coulomb dan prinsip superposisi merupakan masukan fisik elektrostatika, kecuali untuk beberapa properti khusus dari materi, adalah elaborasi matematika dari aturan-aturan dasar. 2.1.3 Medan Listrik Jika kita memiliki beberapa muatan titik q1,q2,.......qn, pada jarak r1, r2, r3, dari Q, gaya total pada Q adalah atau ๐‘ญ = ๐‘„๐‘ฌ (2.3) dimana E disebut medan listrik dari muatan sumber. Perhatikan bahwa itu adalah fungsi posisi (r), karena pemisahan vektor ri , tergantung pada lokasi titik medan P (Gbr. 2.3). tapi itu tidak membuat referensi ke muatan uji Q. Medan listrik adalah besaran vektor yang bervariasi dari titik ke titik dan ditentukan oleh konfigurasi muatan sumber; secara fisik, E (r) adalah gaya per satuan muatan yang akan diberikan pada muatan uji, jika Anda menempatkan satu di P. Gambar 2.3 (2.2) (2.4)
  • 4. 4 2.1.4 Distribusi Muatan Kontinu Definisi kita tentang medan listrik pada (Persamaan. 2.4), mengasumsikan bahwa sumber medan adalah kumpulan diskrit titik muatan qi. Jika, sebaliknya, muatan didistribusikan terus-menerus pada beberapa wilayah, penjumlahan menjadi bentuk integral (Gambar 2.5a.): Gambar 2.4 Gambar 2.5 Jika muatan itu tersebar di sepanjang garis (Gambar. 2.5b), dengan muatan-per-unit-panjang ๐œ†, maka ๐‘‘๐‘ž = ๐œ†๐‘‘ ๐‘™โ€ฒ (dimana ๐‘‘๐‘™; merupakan elemen panjang sepanjang garis); jika muatan itu diolesi keluar melalui permukaan (Gambar. 2.5c), dengan muatan -per-unit-daerah ๐œŽ, maka ๐‘‘๐‘ž = ๐œŽ๐‘‘๐‘Žโ€ฒ (di mana ๐‘‘๐‘Žโ€ฒ adalah elemen daerah di permukaan); dan jika muatan itu mengisi volume (Gambar. 2.5d), dengan muatan -per-unit volume ๐œŒ, maka d๐œŒ = ๐œŒd๐œ' (di mana ๐‘‘๐œโ€ฒ merupakan elemen volume): ๐‘‘๐‘ž โŸถ ๐œ†๐‘‘๐‘™โ€ฒ โˆผ ๐œŽ๐‘‘๐‘Žโ€ฒ โˆผ ๐œŒ๐‘‘๐œโ€ฒ Dengan demikian medan listrik dari muatan garis adalah (2.5) (2.6)
  • 5. 5 Untuk muatan permukaan Dan untuk muatan volum, Persamaan 2.8 sendiri sering disebut sebagai "hukum Coulomb," karena itu adalah langkah yang singkat dari aslinya (2.1), dan karena muatan volume dalam arti yang paling umum dan kasus realistis. Harap dicatat dengan seksama makna dari rdi formula ini. Awalnya, di Persamaan. 2.4, ri berdiri untuk vektor dari muatan sumber qi ke titik medan r. dengan demikian, di pers. 2.5-2.8, r adalah vektor dari dq (oleh karena itu dari d๐‘™', d๐‘Žโ€ฒ , atau ๐‘‘๐œ; ) ke titik medan ๐’“2 . 2.2 Divergence dan Curl Medan elektrostatik 2.2.1 Garis Medan, Flux, dan Gauss Hukum Pada prinsipnya, kita sudah selesai dengan subjek elektrostatik. Persamaan 2.8 memberitahu kita bagaimana menghitung medan distribusi muatan, dan persamaan. 2.3 memberitahu kita apa yang berlaku pada muatan Q ditempatkan di bidang. Sebagian besar sisa elektrostatika dikhususkan untuk alat dan trik untuk menghindari integral tersebut. Semuanya dimulai dengan divergensi dan curl dari E. Saya akan menghitung divergensi E langsung dari Persamaan. 2.8, di Sect. 2.2.2, tapi pertama-tama saya ingin menunjukkan Anda pendekatan yang lebih kualitatif, dan mungkin lebih mencerahkan, dan intuitif. Mari kita mulai dengan kasus yang sederhana: muatan titik q, terletak di daerah asal : (2.7) (2.8) (2.10)
  • 6. 6 Untuk mendapatkan medan ini, saya mungkin membuat sketsa beberapa vektor, seperti pada Gambar. 2.12a. Karena medan jatuh seperti l/r2, vektor mendapatkan lebih pendek saat Anda pergi lebih jauh dari asal ; mereka selalu menunjuk ke luar secara radial. Tapi ada cara yang lebih baik untuk mewakili medan ini, dan itu dihubungkan oleh panah, untuk membentuk garis-garis medan (Gambar. 2.12b). Anda mungkin berpikir bahwa saya telah membuang informasi tentang kekuatan medan, yang terkandung dalam panah yang panjang. Besarnya medan ditunjukkan dengan kerapatan garis-garis medan: kekuatannya dekat pada pusat di mana garis-garis medan dekat bersama-sama, dan lemah jika jauh, di mana mereka relatif berjauhan. Sebenarnya, diagram garis medan adalah khayalan , ketika saya menggambar pada permukaan dua dimensi, untuk kerapatan garis melewati lingkaran dengan jari-jari r adalah jumlah dibagi dengan (๐‘›/2๐œ‹๐‘Ÿ), seperti (l / r), tidak (l /r2). Tapi jika Anda membayangkan model tiga dimensi (dengan jarum mencuat ke segala arah), maka kerapatan garis adalah jumlah total dibagi dengan luas lingkup (๐‘›/4๐œ‹๐‘Ÿ2 ), yang seperti (l/r2). Gambar.2.12
  • 7. 7 Gambar 2.13 Diagram tersebut mewakili medan yang lebih rumit. Jika muatan q mendapat 8 garis, maka 2q mendapat 16. Garis-garis medan mulai pada muatan positif dan berakhir pada yang negatif; Garis-garis medan tidak bisa begitu saja dihentikan, meskipun Garis-garis medan dapat memperpanjang ke tak terbatas. Selain itu, garis-garis medan tidak bisa memotong di persimpangan, Medan akan memiliki dua arah yang berbeda sekaligus. Mulailah dengan menggambar garis di lingkungan muatan masing-masing, dan kemudian menghubungkan mereka atau memperpanjang mereka hingga tak terbatas (Gambar. 2.13 dan 2.14). Gambar.2.14
  • 8. 8 Gambar 2.15 Model ini fluks E melewati permukaan S. ฮฆ ๐ธ = โˆซ ๐‘ฌ. ๐‘‘๐’‚๐‘† (2.11) adalah ukuran dari "jumlah garis medan" melewati S. Saya menempatkan ini dalam tanda kutip karena Tentu saja kita hanya bisa menggambar sampel yang representatif dari jumlah garis medan akan tak terbatas. Tapi untuk tingkat sampling yang diberikan fluks sebanding dengan jumlah baris yang ditarik, karena kekuatan medan, sebanding dengan kepadatan garis medan (jumlah per satuan luas), dan karenanya E.da sebanding dengan jumlah garis lewat melalui daerah da sangat kecil. (Dot product memilih komponen da bersama arah E, seperti yang ditunjukkan pada Gambar. 2.15. Hanya daerahdalam bidang tegak lurus E yang kita miliki dalam pikiran ketika kita mengatakan bahwa kepadatan garis medan adalah jumlah per unit luas area.) Hal ini menunjukkan bahwa fluks melalui permukaan tertutup adalah ukuran dari total muatan sebelah dalam. Untuk garis-garis medan yang berasal dari muatan positif harus melalui permukaan atau berakhir di dalam muatan negatif pada (Gambar. 2.16a). Di sisi lain, muatan keluar permukaan akan memberikan kontribusi untuk total fluks, karena garis-garis medan melalui satu sisi dan keluar dari sisi yang lain (Gambar. 2.1 6b). Ini adalah esensi dari hukum Gauss. Sekarang mari kita membuatnya kuantitatif.
  • 9. 9 Gambar 2.16 Dalam kasus muatan titik q pada titik asal, fluks E melalui bola dengan jari-jari r adalah. โˆฎ ๐‘ฌ . ๐‘‘๐’‚ = โˆซ 1 4๐œ‹๐œ–0 ( ๐‘ž ๐‘Ÿ2 ๐’“ฬ‚). ( ๐’“ ๐Ÿ sin ๐œƒ๐‘‘๐œƒ๐‘‘๐œ™๐’“ฬ‚) = 1 ๐œ–0 ๐‘ž Perhatikan bahwa jari-jari bola dibatalkan, untuk sementara luas permukaan naik sebagai r2, medan turun sebagai 1/ r2, sehingga produk konstan. Dalam hal gambar garis medan , ini masuk akal, karena jumlah garis-garis medan yang sama melewati bidang apapun berpusat pada titik asal, terlepas dari ukurannya. Bahkan, hal itu tidak harus menjadi bola-permukaan tertutup, apapun bentuknya, akan terperangkap dalam jumlah yang sama pada garis-garis medan. Terbukti tbahwa flux melalui setiap permukaan melampirkan muatan adalah ๐‘ž/๐œ–0 Sekarang anggaplah bahwa muatan โ€“muatan tunggal di titik asal, banyak muatan berserakan. Menurut prinsip superposisi, total medan adalah (vektor) jumlah semua medan masing-masing: ๐‘ฌ = โˆ‘ ๐ธ๐‘– ๐‘› ๐‘–=1 Fluks melalui permukaan yang melingkungi mereka semua adalah โˆฎ ๐‘ฌ. ๐‘‘๐’‚ = โˆ‘ (โˆฎ ๐‘ฌ ๐‘–. ๐‘‘๐’‚) ๐‘› ๐‘–=1 = โˆ‘( 1 ๐œ–0 ๐‘ž๐‘–) ๐’ ๐’Š=๐Ÿ Untuk permukaan tertutup maka โˆฎ ๐‘ฌ. ๐‘‘๐’‚ = 1 ๐œ–0 ๐‘„๐‘’๐‘›๐‘ ๐‘† di mana Qenc adalah total muatan tertutup dalam permukaan. Ini adalah pernyataan kuantitatif hukum Gauss. Meskipun tidak mengandung informasi yang belum hadir di Hukum Coulomb dan prinsip superposisi.
  • 10. 10 Perhatikan bahwa semua itu bergantung pada l/ r2 karakter hukum Coulomb; tanpa pembatalan penting dari ๐‘Ÿโ€ฒ dalam Pers. 2.12 tidak akan terjadi, dan total fluks E akan tergantung pada permukaan yang dipilih, bukan hanya pada total muatan tertutup. Yang Lainnya gaya l/ r2 (Saya berpikir khususnya hukum gravitasi Newton universal) akan mematuhi "Hukum Gauss" dari mereka sendiri, dan aplikasi yang kami keembangkan di sini terbawa langsung. Seperti berdiri, hukum Gauss pada persamaan integral, tapi kita bisa dengan mudah mengubahnya menjadi differensial satu, dengan menerapkan teorema divergensi: โˆฎ ๐‘ฌ. ๐‘‘๐’‚ = โˆซ( ๐›. ๐‘ฌ) ๐‘‘๐œ ๐‘ฃ๐‘† Menulis ulang Q enc, pada kerapatan muatan ๐œŒ, kita memiliki ๐‘„๐‘’๐‘›๐‘ = โˆซ ๐œŒ๐‘‘๐œ ๐‘ฃ Jadi hukum Gauss menjadi โˆซ( ๐›. ๐‘ฌ) ๐‘‘๐œ = โˆซ ( ๐œŒ ๐œ–0 ) ๐‘‘๐œ ๐‘ฃ๐‘ฃ Dan karena ini berlaku untuk setiap volume, integran harus sama ๐›. ๐‘ฌ = 1 ๐œ–0 ๐œŒ (2.14) Persamaan 2.14 membawa pesan yang sama seperti Persamaan. 2.13; itu adalah diferensial dari hukum Gauss. Perbedaan Versi adalah lebih rapi, tapi bentuk integral memiliki keuntungan di dalamnya yang mengakomodasi titik, garis, dan muatan permukaan yang lebih alami. 2.2.2 Divergence E Mari kita kembali, sekarang, dan menghitung divergensi E langsung dari Persamaan. 2.8: (2.15)
  • 11. 11 (secara original integrasi lebih dari volume yang ditempati oleh muatan, tapi mungkin juga memperpanjang ke semua ruang, karena ๐œŒ= 0 di wilayah eksterior pula). Memperhatikan bahwa r- bergantung dalam Kita peroleh Inilah divergensi kita hitung dalam Pers. 1.100 Demikian Yang merupakan hukum Gauss dalam bentuk diferensial (2.14). Untuk memulihkan bentuk integral (2.13), kita menjalankan argumen sebelumnya secara terbalik-mengintegrasikan lebih dari volume dan menerapkan teorema divergensi: 2.2.3 Aplikasi Hukum Gauss Aku harus mengganggu perkembangan teoritis pada titik ini untuk menunjukkan kepada Anda kekuatan hukum Gauss yang luar biasa, dalam bentuk yang tidak terpisahkan. Contoh 2.2 Cari medan di luar lingkup muatan solid yang dibebankan seragam dari radius R dan total muatan q. Solusi. : Gambarlah sebuah permukaan bola di jari-jari r > R (. Gambar 2.18); ini disebut "permukaan Gaussian". hukum Gauss mengatakan bahwa untuk permukaan ini (seperti untuk yang lain). (2.16)
  • 12. 12 โˆฎ ๐‘ฌ. ๐‘‘๐’‚ = 1 โˆˆ0 ๐‘„๐‘’๐‘›๐‘ ๐‘† Dan ๐‘„๐‘’๐‘›๐‘ = ๐‘ž. Sepintas ini tampaknya tidak mendapatkan kita sangat jauh, karena kuantitas yang kami ingin (E) adalah didalam permukaan integral., simetri memungkinkan kita untuk mengambil E dari bawah tanda integral: E tentu titik radial, sehingga kita bisa menggunakan dot produk. โˆซ ๐‘ฌ. ๐‘‘๐’‚ ๐‘† = โˆซ| ๐‘ฌ| ๐‘‘๐‘Ž ๐‘† Gambar 2.18 Besaran E konstan melalui permukaan Gauss, sehingga bentuk integral luarnya menjadi โˆซ ๐‘ฌ. ๐‘‘๐’‚ ๐‘† = | ๐‘ฌ| โˆซ ๐‘‘๐‘Ž ๐‘† = | ๐‘ฌ|4๐œ‹๐‘Ÿ2 Maka | ๐‘ฌ|4๐œ‹๐‘Ÿ2 = 1 โˆˆ0 ๐‘ž Atau ๐‘ฌ = 1 4๐œ‹โˆˆ0 ๐‘ž ๐‘Ÿ2 ๐’“ฬ‚ Hukum Gauss selalu benar, tetapi tidak selalu berguna. Jika ๐œŒ belum seragam (atau, Bagaimanapun, tidak berbentuk bulat simetris), atau jika saya telah memilih beberapa bentuk lain untuk permukaan Gaussian, itu akan tetap menjadi benar bahwa fluks E adalah (1/โˆˆ0)๐‘ž, aku tidak akan telah yakin bahwa E berada diarah yang sama dengan da dan konstan dalam besaran atas permukaan, dan tidak bisa menarik | ๐‘ฌ| dari keluar integral.
  • 13. 13 Simetri sangat penting untuk penerapan hukum Gauss ini . Sebagai yang saya tahu, hanya ada tiga jenis simetri: 1. simetri Bulat. Membuat permukaan Gaussian bola konsentris. 2. simetri silinder. Membuat permukaan Gaussian silinder koaksial (Gbr. 2.19). 3. Pesawat simetri. Gunakan Gaussian "kotak obat," yang melintasi permukaan (Gbr. 2.20). Meskipun (2) dan (3) secara teknis memerlukan silinder panjang tak terhingga, dan bidang memanjang sampai tak terbatas ke segala arah, kita akan sering menggunakan mereka untuk mendapatkan jawaban perkiraan untuk "panjang" silinder atau "besar" permukaan bidang, pada titik-titik yang jauh dari tepi. Gambar 2.19 Gambar 2.20 2.2.4 Curl E Saya akan menghitung curl dari E, seperti pada divergensi di Sect. 2.2.1, dengan mempelajari terlebih dahulu konfigurasi yang sederhana. muatan titik pada titik asal. Dalam hal ini ๐‘ฌ = 1 4๐œ‹ โˆˆ0 ๐‘ž ๐‘Ÿ2 ๐’“ฬ‚ Sekarang, lihat Gambar. 2.12 kita harus meyakinkan bahwa curl dari medan ini harus nol, tapi Saya kira kita harus datang dengan sesuatu yang sedikit lebih ketat dari itu. Bagaimana jika kita menghitung integral garis medan ini dari beberapa titik a untuk beberapa titik lain b (Gambar 2.29.): โˆซ ๐‘ฌ. ๐‘‘๐’ ๐‘ ๐‘Ž
  • 14. 14 Dalam koordinat bola, ๐‘‘๐’ = ๐‘‘๐‘Ÿ ๐’“ฬ‚ + ๐‘Ÿ ๐‘‘๐œƒ ๐œฝฬ‚ + ๐‘Ÿ sin ๐œƒ ๐‘‘๐œ™ ๐“ฬ‚ , sehingga ๐‘ฌ. ๐‘‘๐’ = 1 4๐œ‹ โˆˆ0 ๐‘ž ๐‘Ÿ2 ๐‘‘๐‘Ÿ Sehubungan Dengan Itu, โˆซ ๐‘ฌ. ๐‘‘๐’ = 1 4๐œ‹โˆˆ0 โˆซ ๐‘ž ๐‘Ÿ2 ๐‘‘๐‘Ÿ ๐‘ ๐‘Ž = โˆ’1 4๐œ‹โˆˆ0 ๐‘ ๐‘Ž ๐‘ž ๐‘Ÿ | ๐‘Ÿ ๐‘Ž ๐‘Ÿ ๐‘ = 1 4๐œ‹ โˆˆ0 ( ๐‘ž ๐‘Ÿ ๐‘Ž โˆ’ ๐‘ž ๐‘Ÿ ๐‘ ) (2.18) dimana ๐‘Ÿ๐‘Ž adalah jarak dari titik asal ke titik a dan rb adalah jarak ke b. itu integral tertutup jelas nol (untuk itu ๐‘Ÿ๐‘Ž = ๐‘Ÿ ๐‘). โˆฎ ๐‘ฌ. ๐‘‘๐’ = 0 (2.19) Gambar 2.29 dan karenanya, menerapkan Teorema Stoke ๐› ๐’™ ๐‘ฌ = 0 (2.20) Sekarang, saya membuktikan pers. 2.19 dan 2.20 hanya untuk medan pada muatan titik pada titik asal tersebut, tetapi hasil ini tidak membuat referensi untuk semua pilihan koordinat; mereka juga tidak mementingkan dimana muatan berada. Selain itu, jika kita memiliki banyak muatan, prinsip superposisi menyatakan bahwa medan total adalah penjumlahan vektor dari masing-masing medan: ๐‘ฌ = ๐‘ฌ ๐Ÿ + ๐‘ฌ ๐Ÿ + โ‹ฏ. Maka ๐› ๐‘ฅ๐‘ฌ = ๐› ๐ฑ ( ๐‘ฌ ๐Ÿ + ๐‘ฌ ๐Ÿ + โ‹ฏ. ) = ( ๐› x ๐‘ฌ ๐Ÿ)+ ( ๐› x ๐‘ฌ ๐Ÿ)+ โ‹ฏ = ๐ŸŽ Dengan demikian, pers. 2.19 dan 2.20 untuk distribusi muatan statis .
  • 15. 15 DAFTAR PUSTAKA Griffiths,David J & Reed College.1999. Introduction to Electrodynamics. Prentice Hall Upper Saddle River, New Jersey.