SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
Download to read offline
PENDAHULUAN
Di dalam modul ini Anda akan mempelajari Teori Pita Energi yang mencakup : asal mula
celah energi, model elektron hampir bebas, model Kronig-Penney, dan persamaan sentral. Oleh
karena itu, sebelum mempelajari modul ini Anda terlebih dahulu harus mempelajari modul
nomor 4 dari matakuliah Fisika zat padat.Materi kuliah dalam modul ini merupakan pengayaan
dari materi dalam matakuliah Fisika Dasar.
Pengetahuan yang akan Anda peroleh dari modul ini akan barmanfaat untuk
memperdalam pengetahuan anda tetang teori pita energi yang biasa Anda pelajari di SMU dan
dalam Fisika Dasar.
Setelah mempelajari modul ini Anda diharapakan dapat mencapai beberapa tujuan
instruksional khusus, sebagai berikut:
Anda harus dapat
1. menjelaskan asal mula celah energi.
2. menggunakan persamaan sentral untuk menentukan nilai celah energi.
3. menjelaskan arti lebar pita energi.
4. menjelaskan mengapa lebar setiap pita energi selalu sama.
5. menjelaskan pita energi untuk isolator, semikonduktor, dan konduktor.
Materi kuliah dalam modul ini akan disajikan dalam urutan sebagai berikut:
1. KB. 1 Asal mula celah energi. Di dalam KB. 1 ini Anda akan mempelajari sub-pokok
bahasan : model elektron hampir bebas, dan teorema Bloch.
2. KB. 2 Nilai celah energi. Dalam KB. 2 ini Anda akan mempelajari sub-pokok bahasan:
model Kronig-Penney dan persamaan sentral. Agar Anda dapat mempelajari modul ini
dengan baik, ikutilah petunjuk belajar
berikut ini.
1. Bacalah tujuan instruksional khusus untuk modul ini.
2. Baca dan pelajari dengan seksama uraian setiap kegiatan belajar.
3. Salinlah konsep dasar dan persamaan-persamaan penting ke dalam buku latihan Anda.
4. Perhatikan dan pelajari dengan baik contoh-contoh soal/masalah dalam setiap kegiatan
belajar.
5. Kerjakan semua soal latihan dan usahakan tanpa melihat kunci jawaban terlebih dahulu.
KB 1. Asal Mula Energi Celah
Teori elektron bebas yang dijelaskan dalam modul nomor 4 Fisika Zat Padat telah
berhasil menjelaskan berbagai macam sifat-sifat termal (panas) suatu logam. Tetapi masih
banyak sifat-sifat logam lainnya yang tidak dapat dijelaskan dengan menggunakan teori elektron
bebas. Sebagai contoh mengapa beberapa logam dengan jumlah elektron bebas yang banyak
dapat bersifat sebagai konduktor, sedangkan logam-logam dengan jumlah elektron konduksi
sedikit akan bersifat sebagai isolator. Sifat-sifat logam seperti ini tidak dapat dijelaskan dengan
menggunakan teori elektron bebas. Masih banyak hal lain yang berkaitan dengan sifat logam
yang tidak dapat dijelaskan oleh teori tersebut, seperti misalnya perubahan resistivitas konduktor
oleh adanya perubahan suhu, dan sifat-sifat semikonduktor.
Kegagalan teori elektron bebas dalam menjelaskan hal-hal tersebut di atas disebabkan
oleh penyederhanaan yang berlebihan tentang elektron konduksi. Menurut teori elektron bebas,
elektron konduksi (elektron valensi) dianggap mengalami energi potensial yang tetap atau
bahkan tidak memiliki energi potensial dari inti atom dan elektron-elektron lainya di dalam atom.
(Untuk tujuan penyederhanaan, inti atom dan elektron-elektron lainya di dalam atom akan kita
sebut sebagai pusat atom atau badan atom yang merupakan terjemahan dari bahasa inggris
“core”). Oleh karena itu, menurut teori elektron bebas, elektron konduksi ini bebas bergerak di
dalam kristal dan hanya dibatasi oleh permukaan kristal itu sendiri. Tetapi kenyaataannya, energi
potensial akibat badan atom itu tidaklah tetap, tetapi energi potensial itu merupakan fungsi posisi
elektron. Artinya, nilai energi ini bergantung pada posisi elektron tersebut di dalam kristal diukur
relatif terhadap inti atom. Di samping itu, energi potensial itu juga mungkin timbul akibat adanya
elektron-elektron konduksi lainnya di dalam kristal itu. Jadi keadaan energi potensial yang
sebenarnya di dalam kristal adalah sangat komplek. Oleh karena itu, kembali disini kita akan
mencoba menggunakan pendekatan yang lebih baik dari pada pendekatan yang digunakan dalam
teori elektron bebas. Pendekatan itu adalah bahwa badan atom atom itu dianggap diam dan
energi potensial itu merupakan fungsi yang periodik dengan perioda sebesar konstanta kisi (a)
kristal, seperti ditunjukkan pada Gambar 1. Pendekatan ini atau asumsi ini didasarkan pada
kenyataan bahwa atom-atom di dalam kristal disebarkan secara periodik pada setiap titik kisi. Di
samping itu, asumsi ini menganggap bahwa energi potensial akibat elektron-elektron lainnya
adalah konstan.
Gambar 1. Energi potensial (Ep) elektron sebegai fungsi posisi (x) dalam sebuah kristal satu
dimensi yang periodik dengan perioda sama dengan konstanta kisi a. Kurva paling
kanan menyatakan energi potensial di sekitar permukaan kristal.
Ep
x
a
Energi potensial yang periodik itu merupakan landasan dari teori pita energi dalam zat
padat. Tingkah laku sebuah elektron di dalam potensial seperti itu dijelaskan dengan cara
mengkonstruksi fungsi gelombang elektron dengan menggunakan pendekatan satu elektron.
Dalam pendekatan ini, fungsi gelombang total untuk sistem diperoleh dari gabungan fungsi
gelombang setiap elektron. Dengan kata lain, medan listrik yang dialami sebuah elektron tertentu
dianggap sebagai resultan dari medan listrik inti dan medan listrik rata-rata elektron lainnya.
Gerak elektron di dalam energi potensial listrik periodik ini menghasilkan hal-hal berikut:
1. Pita-pita energi yang dipisahkan oleh energi celah.
2. Fungsi energi elektron E(k) adalah periodik (lihat Gambar 1)
Kedua hal ini tidak dapat diterangkan oleh model elektron bebas. Menurut teori elektron bebas,
energi elektron adalah merupakan fungsi kuadratik dari vektor gelombang (k) dan tidak
menunjukan adanya energi celah.
Nah sekarang marilah kita bahas secara fisik asal mula celah-celah energi. Untuk
keperluan ini kita akan menggunakan kristal satu dimensi dengan konstanta kisi sebesar a.
Menurut toeri elektron bebas (V = 0), energi elektron bebas adalah
E = h2
k2
/2m. (1)
sehingga menurut teori ini, kurva E sebagai fungsi k adalah seperti ditunjukkan pada Gambar 2.
Dalam Gambar 2 ini, nilai energi adalah kontinyus untuk semua nilai k. Artinya kita tidak
menemukan adanya celah energi dimana elektron dilarang berada. Inilah kegagalan teori elektron
bebas dalam menjelaskan perbedaan antara isolator, semikonduktor, dan konduktor. Oleh karena
itu, agar kita dapat memahami perbedaan tersebut, kita menggunakan teori yang mirip dengan
teori elektron bebas tetapi sedikit dimodifikasi, yaitu teori elektron hampir bebas atau sering
disebut model elektron hampir bebas.
Gambar 2. Energi seabagi fungsi vektor gelombang k menurut model elektron bebas.
Menurut model elektron hampir bebas (V (x) ≠ 0) energi elektron tidak lagi kontinyus untuk
semua nilai k, tetapi tepat pada nilai-nilai k tertentu, tingkat energi elektron mengalami
diskontinyu, yaitu pada nilai-nilai k = + n π/a, dimana n = 1, 2, 3, dan seterusnya. Dengan
demikian, kurva energi (E) sebagai fungsi vektor gelombang (k) tidak lagi seperti kurva yang
ditunjukkan dalam Gambar 2 di atas, tetapi seperti kurva yang ditunjukkan dalam Gambar 3.
E
k
E
Eg
A
B
A
B
Gambar 3. Kurva energi (E) sebagai fungsi vektor gelombang (k) dalam sebuah kristal
monoatomik satu dimensi dengan konstanta kristal sebesar a. Celah energi Eg yang
ditunjukkan terjadi pada k = + π/a.
Dari modul Fisika Zat Padat terdahulu Anda sudah mengetahui bahwa syarat terjadinya difraksi
Bragg adalah: (catatan: huruf yang dicetak tebal menyatakan besaran vektor)
(k + G)2
= k2
. (2)
Dalam satu dimensi, persamaan (2) menjadi
k2
+ 2 k . G + G2
= k2
. (3)
Untuk kristal satu dimensi, k berimpit dengan G, sehingga 2 k . G = 2 k . G cos 0 = 2 k .
G. Dengan demikian, persamaan (3) menjadi
k2
+ 2 k . G + G2
= k2
(semua besaran disini sekarang adalah skalar).
k = + ½ G (4)
dimana G = n (2π/a) adalah vektor kisi resiprok dan n adalah bilangan bulat. Jadi, persamaan (4)
dapat ditulis sebagai berikut:
k = + ½ G = + n π/a, (5)
Difraksi pertama terjadi dan celah energi pertama terjadi untuk nilai k = + π/a. Ingat bahwa
daerah antara - π/a dengan + π/a disebut daerah Brillouin pertama. Celah energi-celah energi
yang lainnya terjadi untuk nilai-nilai k yang merupakan kelipatan dari + π/a.
Fungsi gelombang di k = + π/a bukan merupakan gelombang berjalan e + iπx/a
dari elektron
bebas, tetapi fungsi gelombang di titik k = + π/a adalah merupakan gabungan antara gelombang
yang berjalan ke kanan dan ke kiri. Dengan kata lain, fungsi gelombang di titik k = + π/a
merupakan fungsi gelombang hasil interferensi antara gelombang yang berjalan ke kanan dan ke
kiri. Hal ini dapat terjadi jika syarat difraksi Bragg terpenuhi oleh fungsi gelombang k. Hasilnya,
fungsi gelombang di titik k = + π/a merupakan gelombang berdiri. Fungsi gelombang berdiri
tersebut terdiri atas dua macam, yaitu fungsi gelombang yang saling menguatkan dan fungsi
gelombang yang saling melemahkan. Secara matematik, kedua fungsi gelombang berdiri tersebut
dapat dibentuk dari fungsi gelombang yang berjalan ke kanan dan ke kiri, yaitu sebagai berikut:
ψ (+) = exp (iπx/a) + exp (- iπx/a) = 2 cos (πx/a) (5)
dan
ψ (-) = exp (iπx/a) - exp (- iπx/a) = 2i sin (πx/a) (6)
Kedua fungsi gelombang ψ (+) dan ψ(-) menumpukkan elektron di dua tempat yang berbeda,
dan karena itu, kedua kelompok elektron itu memiliki nilai energi potensial yang berbeda. Inilah
asal mula adanya celah energi. Hal ini dapat dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut.
Ep
x
ρ (+)
ρ (-)
Gambar 4. Rapat peluang (rapat muatan) ρ (+) dan ρ (-) di sekitar inti atom dalam sebuah kristal
satu dimensi
Rapat peluang (ρ) atau dalam hal ini sama dengan rapat muatan (karena fungsi
gelombang yang kita bicarakan adalah fungsi gelombang elektron) untuk kedua gelombang
berdiri di atas adalah sebagai berikut:
ρ(+) = ψ∗
(+)ψ(+) = | ψ(+) |2
= 4 cos2
πx/a (7)
ρ(-) = ψ∗
(-)ψ(-) = | ψ (-)|2
= 4 sin2
πx/a (8)
Persamaan (7) akan menumpukkan elektron (muatan-muatan negatif) di atas ion-ion positif (di
atas badan atom) yang dipusatkan di titik-titik x = 0, + a, + 2a, + 3a, dst, lihat Gambar 4. Jadi
kelompok elektron ini berada di daerah yang berenergi potensial rendah, lihat Gambar 4.
Sedangkan persamaan (8) akan menumpukkan elektron-elektron tersebut di tengah-tengah antara
ion-ion positif tersebut, sehingga elektron-elektron ini memiliki energi potensial yang tinggi.
(Catatan: dalam hal ini, apa yang kita maksud dengan ion-ion positif adalah inti atom dan
Energi potensial
tinggi
Energi potensial
rendah
elektron-elektron bagian dalam atau sering kita sebut dengan badan atom, kecuali elektron
konduksi, sebab atom-atom itu akan diionisasi pada saat elektron valensi diambil untuk dijadikan
elektron konduksi)
Fungsi gelombang di titik A tepat di bawah celah energi pada Gambar 3 di atas adalah
ψ (+) sedangkan di titik B tepat di atas celah energi adalah ψ (-). Tepat pada batas dearah
Brillouin pertama, yaitu di k = + π/a kedua fungsi gelombang ψ (+) dan ψ (-) yang dinormalisasi
masing masing adalah √2 cos πx/a dan √2 sin πx/a. Jika kita misalkan energi potensial sebuah
elektron di titik x dalam kristal itu adalah
U(x) = U cos 2πx/a,
maka kita dapat menentukan nilai energi celah, Eg (yaitu perbedaan energi potensial antara kedua
kelompok elektron) sebagai berikut:
Eg = ∫
1
0
dx U(x) {|ψ (+)|2
− |ψ(-)|2
} (9)
Eg = ∫
1
0
dx U cos (2πx/a){| √2 cos πx/a|2
- |√2 sin πx/a|2
}
Eg = 2 ∫
1
0
dx U cos (2πx/a){|cos πx/a|2
- |sin πx/a|2
}, (10)
dan dari trigonometri Anda tahu bahwa cos 2α = cos2
α - sin2
α, sehingga
|cos πx/a|2
- |sin πx/a|2
= cos2
(πx/a) – sin2
(πx/a) = cos (2πx/a). Jadi persamaan (10) dapat ditulis
sebagai berikut:
Eg = 2 U ∫
1
0
dx cos (2πx/a) cos (2πx/a)
Eg = 2 U ∫
1
0
dx cos2
(2πx/a) = 2 U ∫
1
0
dx [1 - sin2
(2πx/a)]. (11)
Eg = 2 U{ ∫
1
0
dx - ∫
1
0
dx sin2
(2πx/a)} (12)
Seperti Anda ketahui bahwa suku pertama dalam kurung { } dari persamaan (12) adalah benilai
1. Selanjutnya marilah kita hitung suku kedua dalam tanda kurung { }dari persamaan (12). Dari
matematika, Anda tahu bahwa
∫
1
0
dy sin2
y = ½ y – ¼ sin 2y. (13)
Sekarang kita misalkan
y = x , (14)
sehingga dy/dx = 1 atau
dx = dy. (15)
Dari persamaan (14) Anda lihat bahwa jika
x = 0, y = 0
x = 1, y = 1
Substitusikan persamaan-persamaan (14) dan (15) ke dalam suku kedua dari persamaan (12).
Hasilnya adalah
∫
1
0
dx sin2
(2πx/a) = ∫
1
0
dy sin2
(2πy) =
1
0
y)2(2sin
4
1
-y
2
1






π
= ½ - 0
= ½ (16)
Akhirnya, substitusikan persamaan (16) ke dalam persamaan (12), sehingga Anda memperoleh:
Eg = 2 U{ ∫
1
0
dx - ∫
1
0
dx sin2
(2πx/a)} = 2U {1 – ½ } = U (17)
Jadi, nilai energi celah ini sama dengan komponen dari deret Fourier energi potensial.
Contoh. Sebuah kristal satu dimensi memiliki energi potensial sebesar U(x) = 2 cos 2πx/a
elektron volt, dimana a adalah konstanta kisi kristal tersebut. Tentukanlah nilai kedua rapat
peluang di titik x = ½ a dan tentukan pula celah energi kristal tersebut.
Jawab:
a. Rapat peluang
ρ (+) = 2 cos2
π (1/2) = 0
ρ (-) = 2 sin2
π (1/2) = 2.
b. Gunakan persamaan (17). Menurut persamaan (17) di atas, nilai celah energi (Eg) itu haruslah
sama dengan 2 elektron volt.
Latihan.
Sebuah kristal satu dimensi memiliki energi potensial sebesar U(x) = 2 exp (iπx/a) elektron volt,
dimana a adalah konstanta kisi kristal tersebut. Tentukanlah nilai kedua rapat peluang di titik x =
¼ a dan tentukan pula celah energi kristal tersebut.
Petunjuk menjawab soal latihan.
a. Gunakan Persamaan (9)
b. Gunakan fungsi gelombang ψ (+) = √2 cos πx/a dan ψ(-) = √2 sin πx/a.
c. Ikuti langkah matemaika seperti dalam contoh di atas.
Di dalam pelajaran Fisika di SMA, Anda biasa diberi materi pelajaran tentang teori pitan energi
yang biasa dinyatakan dalam bentuk bagan pita seperti berikut di bawah ini.
Pita Valensi
Pita konduksi
Eg
Gambar 5. Model teori pita energi di jenjang Sekolah Menengah Atas. Lebar pita dalam arah
horizontal belum diberi arti fisis apa-apa.
Anda sudah memahami arti sumbu vertikal dalam bagan yang ditunjukkan dalam Gambar 5 di
atas, yaitu sebagai sumbu energi, sehingga lebar pita dalam arah vertikal sama dengan lebar
rentang energi dari pita tersebut. Tetapi apakah arti lebar pita dalam arah horizontal ? Apakah
nama sumbu horizontal dalam bagan tersebut ? Jawabnya adalah bahwa lebar pita dalam arah
horizontal menyatakan lebar satu daerah Brillouin, dan sumbu horizontal menyatakan sumbu
vektor gelombang (k). Hal ini dapat dijelaskan dengan menggunakan Gambar 3 di atas, yaitu
tentang kurva energi (E) sebagai fungsi vektor gelombang (k) dalam sebuah kristal monoatomik
satu dimensi dengan konstanta kristal sebesar a. Seperti dijelaskan di atas bahwa celah energi
terjadi untuk nilai-nilai k = + π/a, + 2π/a, + 3π/a, + 4π/a, dst. Hal ini jika dilukiskan maka akan
tampak seperti pada Gambar 6 berikut ini.
Eg-2
Eg-3
Eg-4
E
Daerah Brillouin
ke -4
Daerah Brillouin
ke -3
Gambar 6. Daerah Brillouin ke-1 sampai ke-4. Lebar setiap daerah Brillouin selalu sama, yaitu
sebesar 2π/a.
Dari Gambar 6 tampak bahwa lebar setiap daerah Brillouin adalah selalu sama, yaitu sebesar
2π/a. Oleh karena itu, lebar pita dalam Gambar 5 di atas selalu sama. Dalam hal ini satu daerah
Brillouin menyatakan satu pita energi.
Adanya energi celah ini merupakan karakteristik yang sangat penting dalam logam.
Energi celah ini merupakan hasil interaksi antara fungsi gelombang elektron konduksi dengan
badan atom (core) dalam kristal. Selanjutnya, marilah kita bahas nilai energi celah tersebut
secara matematik. Untuk itu, pertama kita tentukan fungsi gelombang elektron dalam kristal
yang periodik. Fungsi gelombang elektron itu akan kita tentukan dengan menggunakan teorema
Bloch.
1. Teorema Bloch
Anda ketahui bahwa persamaan Schrodinger untuk elektron yang bergerak dalam energi
potensial yang nilainya tetap (V0) dan satu dimensi dapat ditulis dalam bentuk persamaan
berikut:
2
2
dx
)x(d ψ
+ 2
m2
h
(E – V0) ψ(x) = 0. (1)
dengan solusi untuk persamaan tersebut adalah berupa gelombang bidang (datar) yang
berbentuk sebagai berikut:
ψ(x) = e+ ikx
(2)
dimana (E – V0) = h2
k2
/2m = energi kinetik.
Untuk elektron yang bergerak dalam energi potensial periodik satu dimensi, persamaan
Schrodingernya adalah sebagai berikut:
2
2
dx
)x(d ψ
+ 2
m2
h
(E – V(x)) ψ(x) = 0 (3)
Di sini V(x) tidak lagi konstan, tetapi merupakan fungsi dari posisi (x). Di samping itu,
energi potensial V(x) ini adalah juga periodik dengan perioda sama dengan konstanta kisi (a).
Artinya,
V(x) = V(x + a) (4)
Solusi untuk persamaan (3) di atas diatur oleh sebuah teorema, yaitu teorema Bloch.
Berdasarkan teorema ini, solusi untuk persamaan (3) di atas adalah sama dengan
gelombang-gelombang datar (seperti pada persamaan (2) di atas) yang dimodulasi oleh
sebuah fungsi uk(x) yang memiliki perioda yang sama dengan konstanta kisi (a).
Jadi menurut teorema tersebut, solusi yang cocok untuk persamaan (3) adalah
ψ(x) = e+ ikx
uk(x) (5)
dimana uk(x) = uk(x + a).
Persamaan (5) sering disebut sebagai fungsi Bloch. Fungsi Bloch ini akan digunakan dalam
KB 2 modul ini untuk menghitung nilai energi celah dengan menggunakan persamaan
sentral.
Rangkuman.
1. Pendekatan tentang energi potensial. Pendekatan yang digunakan untuk mempelajari teori
pita energi menyatakan bahwa badan atom atom itu dianggap diam dan energi potensial itu
merupakan fungsi yang periodik dengan perioda sebesar konstanta kisi (a) kristal.
2. Teori yang digunakan untuk memahami teori pita energi adalah teori elektron hampir bebas
atau sering disebut model elektron hampir bebas.
3. Menurut model elektron hampir bebas, kurva energi sebagai fungsi vektor gelombang adalah
sebagai berikut.
Kurva energi (E) sebagai fungsi vektor gelombang (k) dalam sebuah kristal monoatomik satu
dimensi dengan konstanta kristal sebesar a. Celah energi Eg yang ditunjukkan terjadi pada k
= + π/a.
4. Celah energi-celah energi terjadi untuk nilai-nilai k = + nπ/a, dimana n = 1, 2, 3, dst.
E
k
Eg
π/a− π/a
A
B
A
B
5. fungsi gelombang di titik k = + π/a merupakan fungsi gelombang hasil
interferensi antara gelombang yang berjalan ke kanan dan ke kiri. Hasilnya, fungsi
gelombang di titik k = + π/a merupakan gelombang berdiri
ψ (+) = exp (iπx/a) + exp (- iπx/a) = 2 cos (πx/a)
dan
ψ (-) = exp (iπx/a) - exp (- iπx/a) = 2i sin (πx/a)
Kedua fungsi gelombang ψ (+) dan ψ(-) menumpukkan elektron di dua tempat yang berbeda,
dan karena itu, kedua kelompok elektron itu memiliki nilai energi potensial yang berbeda.
Akibatnya timbulah celah energi. Inilah asal mula celah energi.
6. Rapat peluang atau rapat muatan adalah
ρ(+) = ψ∗
(+)ψ(+) = | ψ(+) |2
= 4 cos2
πx/a
ρ(-) = ψ∗
(-)ψ(-) = | ψ (-)|2
= 4 sin2
πx/a
7. Jika energi potensial sebuah elektron di titik x dalam kristal itu adalah
U(x) = U cos 2πx/a,
maka nilai energi celah itu sama dengan U.
8. Lebar pita energi dalam arah horizontal adalah selalu sama, yaitu sebesar 2π/a. Lebar pita ini
sama dengan lebar satu daerah Brillouin.
9. Energi celah ini merupakan hasil interaksi antara fungsi gelombang elektron konduksi
dengan badan atom (core) dalam kristal.
10. Fungsi Bloch dinyatakan dalam bentuk matematik
ψ(x) = e+ ikx
uk(x).
Tes Formatif –1.
Petunjuk.
Jawablah semua pertanyaan/soal di bawah ini dengan cara memberi tanda silang pada huruf di
depan option yang disediakan.
1. Menurut teori elektron hampir bebas, energi potensial elektron valensi akibat adanya inti
atom dan elektron-elektron lainnya adalah
a. tetap.
b. merupakan fungsi yang periodik.
c. nol.
d. tidak menentu.
2. Menurut teori elektron hampir bebas, celah energi terjadi untuk nilai-nilai vektor gelombang
k :
a. + nπ/a
b. + na/π
c. + nπ/2a
d. + na/2π
3. Fungsi gelombang tepat di atas celah energi adalah sama dengan
a. 2i sin (πx/a)
b. exp (iπx/a)
c. 2 cos (πx/a)
d. exp (-iπx/a)
4. Fungsi gelombang tepat di bawah celah energi adalah sama dengan
a. 2i sin (πx/a)
b. exp (iπx/a)
c. 2 cos (πx/a)
d. exp (-iπx/a)
5. Rapat muatan ρ(+) = |ψ(+)|2
menumpukan elektron
a. di tengah-tengah antara dua inti atom
b. merata di antara dua atom.
c. di ujung kristal
d. di atas inti atom.
6. Rapat muatan ρ(−) = |ψ(−)|2
menumpukan elektron
a. merata di antara dua atom.
b. di tengah-tengah antara dua inti atom
c. di ujung kristal
d. di atas inti atom.
7. Lebar pita energi dalam arah horizontal adalah selalu sama, yaitu sebesar
a. π/a.
b. a/π.
c. 2π/a.
d. a/2π.
8. Lebar pita energi dalam arah horizontal adalah sama dengan lebar,
a. ½ daerah Brillouin.
b. 1 daerah Brillouin.
c. ¼ daerah Brillouin.
d. 2 daerah Brillouin.
9. Energi potensial sebuah elektron konduksi di suatu titik x dalam sebuah kristal satu dimensi
dinyatakan oleh U(x) = 4 cos 2πx/a elektron volt, dimana a menyatakan konstanta kisi kristal
tersebut. Berapakah nilai celah energi kristal itu ?
a. 2 elektron volt.
b. ½ elektron volt.
c. 4 elektron volt.
d. ¼ elektron volt.
10. Fungsi Bloch dapat dinyatakan oleh persamaan gelombang berikut:
a. ψ(x) = e+ ikx
/uk(x).
b. ψ(x) = e+ ikx
uk(x).
c. ψ(x) = uk(x)/e+ ikx
.
d. ψ(x) = e+ ikx
+ uk(x).
Tindak Lanjut (Balikan):
Cocokanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif 1 pada akhir modul ini,
dan berilah skor (nilai) sesuai dengan bobot nilai setiap soal yang dijawab dengan benar.
Kemudian jumlahkan skor yang Anda peroleh lalu gunakan rumus di bawah ini untuk
mengetahui tingkat penguasaan (TP) Anda terhadap materi KB-1 ini.
Rumus (TP) = (jumlah skor yang diperoleh/skor total) x 100 %
Arti TP yang Anda peroleh adalah sebagai berikut :
90 % - 100 % = baik sekali.
80 % - 89 % = baik
70 % - 79 % = cukup
< 70 % = rendah.
Apabila TP Anda > 80 %, maka Anda boleh melanjutkan pada materi KB 2, dan Selamat !!,
Tetapi jika TP Anda < 80 %, Anda harus mengulang materi KB-1 di atas terutama bagian-bagian
yang belum Anda kuasai.

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balikPpt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
 
9 semikonduktor
9 semikonduktor9 semikonduktor
9 semikonduktor
 
Struktur atomik
Struktur atomikStruktur atomik
Struktur atomik
 
Bahan bahan listrik-bahan_magnetik
Bahan bahan listrik-bahan_magnetikBahan bahan listrik-bahan_magnetik
Bahan bahan listrik-bahan_magnetik
 
Makalah zat padat
Makalah zat padatMakalah zat padat
Makalah zat padat
 
Atom berelektron banyak
Atom berelektron banyakAtom berelektron banyak
Atom berelektron banyak
 
semikonduktor
semikonduktorsemikonduktor
semikonduktor
 
Model-model Energi dalam Zat Padat
Model-model Energi dalam Zat PadatModel-model Energi dalam Zat Padat
Model-model Energi dalam Zat Padat
 
Kesetimbangan radioaktif riska
Kesetimbangan radioaktif riskaKesetimbangan radioaktif riska
Kesetimbangan radioaktif riska
 
Difraksi Sinar-X
Difraksi Sinar-XDifraksi Sinar-X
Difraksi Sinar-X
 
Ketidakpastian Heisenberg
Ketidakpastian HeisenbergKetidakpastian Heisenberg
Ketidakpastian Heisenberg
 
14708251062_Fathurrahman_Model-model Inti
14708251062_Fathurrahman_Model-model Inti14708251062_Fathurrahman_Model-model Inti
14708251062_Fathurrahman_Model-model Inti
 
01b model atom
01b model atom01b model atom
01b model atom
 
TOPIK KE 3 PESAWAT SISNAR X.pptx
TOPIK KE 3 PESAWAT SISNAR X.pptxTOPIK KE 3 PESAWAT SISNAR X.pptx
TOPIK KE 3 PESAWAT SISNAR X.pptx
 
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika Inti
 
Material semikonduktor
Material semikonduktor Material semikonduktor
Material semikonduktor
 
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuanDifraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
 
Mekanika lagrange
Mekanika lagrangeMekanika lagrange
Mekanika lagrange
 
Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2
 
Ikatan Kristal - Fisika Zat Padat
Ikatan Kristal - Fisika Zat PadatIkatan Kristal - Fisika Zat Padat
Ikatan Kristal - Fisika Zat Padat
 

Similar to TEORI PITA ENERGI

Struktur atom dan sistem periodik
Struktur atom dan sistem periodikStruktur atom dan sistem periodik
Struktur atom dan sistem periodikujangsupiandi
 
Dualisme gelombang-partikel
Dualisme gelombang-partikelDualisme gelombang-partikel
Dualisme gelombang-partikelauliarika
 
Bab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xi
Bab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xiBab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xi
Bab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xiSinta Sry
 
Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01
Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01
Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01sanoptri
 
Bab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XI
Bab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XIBab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XI
Bab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XIBayu Ariantika Irsan
 
Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia
Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia
Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia wafiqasfari
 
Teori atom modern (Teori Mekanika Kuantum)
Teori atom modern (Teori Mekanika Kuantum)Teori atom modern (Teori Mekanika Kuantum)
Teori atom modern (Teori Mekanika Kuantum)Kalderizer
 
struktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimia
struktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimiastruktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimia
struktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimiamfebri26
 
47928667 konfigurasi-elektron
47928667 konfigurasi-elektron47928667 konfigurasi-elektron
47928667 konfigurasi-elektronWarnet Raha
 
Dualisme gelombang-partikel
Dualisme gelombang-partikelDualisme gelombang-partikel
Dualisme gelombang-partikelSiti Hartati
 
Pendahuluan dan teori atom
Pendahuluan dan teori atomPendahuluan dan teori atom
Pendahuluan dan teori atomMilla Andista
 
Senyawa berikatan ion
Senyawa berikatan ionSenyawa berikatan ion
Senyawa berikatan ionDwi Karyani
 
Chapter 12. electrical properties , William D.Callister
Chapter 12. electrical properties , William D.CallisterChapter 12. electrical properties , William D.Callister
Chapter 12. electrical properties , William D.CallisterAgam Real
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantumHana Dango
 

Similar to TEORI PITA ENERGI (20)

Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Sifat partikel dan gelombang
Sifat partikel dan gelombangSifat partikel dan gelombang
Sifat partikel dan gelombang
 
Struktur atom dan sistem periodik
Struktur atom dan sistem periodikStruktur atom dan sistem periodik
Struktur atom dan sistem periodik
 
Dualisme gelombang-partikel
Dualisme gelombang-partikelDualisme gelombang-partikel
Dualisme gelombang-partikel
 
Bab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xi
Bab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xiBab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xi
Bab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xi
 
Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01
Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01
Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01
 
Bab1 stru
Bab1 struBab1 stru
Bab1 stru
 
Bab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XI
Bab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XIBab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XI
Bab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XI
 
Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia
Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia
Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia
 
Teori atom modern (Teori Mekanika Kuantum)
Teori atom modern (Teori Mekanika Kuantum)Teori atom modern (Teori Mekanika Kuantum)
Teori atom modern (Teori Mekanika Kuantum)
 
struktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimia
struktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimiastruktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimia
struktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimia
 
47928667 konfigurasi-elektron
47928667 konfigurasi-elektron47928667 konfigurasi-elektron
47928667 konfigurasi-elektron
 
47928667 konfigurasi-elektron
47928667 konfigurasi-elektron47928667 konfigurasi-elektron
47928667 konfigurasi-elektron
 
Makalah fisika-atom
Makalah fisika-atomMakalah fisika-atom
Makalah fisika-atom
 
Dualisme gelombang-partikel
Dualisme gelombang-partikelDualisme gelombang-partikel
Dualisme gelombang-partikel
 
Pendahuluan dan teori atom
Pendahuluan dan teori atomPendahuluan dan teori atom
Pendahuluan dan teori atom
 
Senyawa berikatan ion
Senyawa berikatan ionSenyawa berikatan ion
Senyawa berikatan ion
 
Chapter 12. electrical properties , William D.Callister
Chapter 12. electrical properties , William D.CallisterChapter 12. electrical properties , William D.Callister
Chapter 12. electrical properties , William D.Callister
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantum
 
PP STRUKTUR ATOM HIDROGEN
PP STRUKTUR ATOM HIDROGENPP STRUKTUR ATOM HIDROGEN
PP STRUKTUR ATOM HIDROGEN
 

Recently uploaded

Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 

Recently uploaded (20)

Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 

TEORI PITA ENERGI

  • 1. PENDAHULUAN Di dalam modul ini Anda akan mempelajari Teori Pita Energi yang mencakup : asal mula celah energi, model elektron hampir bebas, model Kronig-Penney, dan persamaan sentral. Oleh karena itu, sebelum mempelajari modul ini Anda terlebih dahulu harus mempelajari modul nomor 4 dari matakuliah Fisika zat padat.Materi kuliah dalam modul ini merupakan pengayaan dari materi dalam matakuliah Fisika Dasar. Pengetahuan yang akan Anda peroleh dari modul ini akan barmanfaat untuk memperdalam pengetahuan anda tetang teori pita energi yang biasa Anda pelajari di SMU dan dalam Fisika Dasar. Setelah mempelajari modul ini Anda diharapakan dapat mencapai beberapa tujuan instruksional khusus, sebagai berikut: Anda harus dapat 1. menjelaskan asal mula celah energi. 2. menggunakan persamaan sentral untuk menentukan nilai celah energi. 3. menjelaskan arti lebar pita energi. 4. menjelaskan mengapa lebar setiap pita energi selalu sama. 5. menjelaskan pita energi untuk isolator, semikonduktor, dan konduktor. Materi kuliah dalam modul ini akan disajikan dalam urutan sebagai berikut: 1. KB. 1 Asal mula celah energi. Di dalam KB. 1 ini Anda akan mempelajari sub-pokok bahasan : model elektron hampir bebas, dan teorema Bloch. 2. KB. 2 Nilai celah energi. Dalam KB. 2 ini Anda akan mempelajari sub-pokok bahasan: model Kronig-Penney dan persamaan sentral. Agar Anda dapat mempelajari modul ini dengan baik, ikutilah petunjuk belajar berikut ini. 1. Bacalah tujuan instruksional khusus untuk modul ini. 2. Baca dan pelajari dengan seksama uraian setiap kegiatan belajar. 3. Salinlah konsep dasar dan persamaan-persamaan penting ke dalam buku latihan Anda.
  • 2. 4. Perhatikan dan pelajari dengan baik contoh-contoh soal/masalah dalam setiap kegiatan belajar. 5. Kerjakan semua soal latihan dan usahakan tanpa melihat kunci jawaban terlebih dahulu.
  • 3. KB 1. Asal Mula Energi Celah Teori elektron bebas yang dijelaskan dalam modul nomor 4 Fisika Zat Padat telah berhasil menjelaskan berbagai macam sifat-sifat termal (panas) suatu logam. Tetapi masih banyak sifat-sifat logam lainnya yang tidak dapat dijelaskan dengan menggunakan teori elektron bebas. Sebagai contoh mengapa beberapa logam dengan jumlah elektron bebas yang banyak dapat bersifat sebagai konduktor, sedangkan logam-logam dengan jumlah elektron konduksi sedikit akan bersifat sebagai isolator. Sifat-sifat logam seperti ini tidak dapat dijelaskan dengan menggunakan teori elektron bebas. Masih banyak hal lain yang berkaitan dengan sifat logam yang tidak dapat dijelaskan oleh teori tersebut, seperti misalnya perubahan resistivitas konduktor oleh adanya perubahan suhu, dan sifat-sifat semikonduktor. Kegagalan teori elektron bebas dalam menjelaskan hal-hal tersebut di atas disebabkan oleh penyederhanaan yang berlebihan tentang elektron konduksi. Menurut teori elektron bebas, elektron konduksi (elektron valensi) dianggap mengalami energi potensial yang tetap atau bahkan tidak memiliki energi potensial dari inti atom dan elektron-elektron lainya di dalam atom. (Untuk tujuan penyederhanaan, inti atom dan elektron-elektron lainya di dalam atom akan kita sebut sebagai pusat atom atau badan atom yang merupakan terjemahan dari bahasa inggris “core”). Oleh karena itu, menurut teori elektron bebas, elektron konduksi ini bebas bergerak di dalam kristal dan hanya dibatasi oleh permukaan kristal itu sendiri. Tetapi kenyaataannya, energi potensial akibat badan atom itu tidaklah tetap, tetapi energi potensial itu merupakan fungsi posisi elektron. Artinya, nilai energi ini bergantung pada posisi elektron tersebut di dalam kristal diukur relatif terhadap inti atom. Di samping itu, energi potensial itu juga mungkin timbul akibat adanya elektron-elektron konduksi lainnya di dalam kristal itu. Jadi keadaan energi potensial yang
  • 4. sebenarnya di dalam kristal adalah sangat komplek. Oleh karena itu, kembali disini kita akan mencoba menggunakan pendekatan yang lebih baik dari pada pendekatan yang digunakan dalam teori elektron bebas. Pendekatan itu adalah bahwa badan atom atom itu dianggap diam dan energi potensial itu merupakan fungsi yang periodik dengan perioda sebesar konstanta kisi (a) kristal, seperti ditunjukkan pada Gambar 1. Pendekatan ini atau asumsi ini didasarkan pada kenyataan bahwa atom-atom di dalam kristal disebarkan secara periodik pada setiap titik kisi. Di samping itu, asumsi ini menganggap bahwa energi potensial akibat elektron-elektron lainnya adalah konstan. Gambar 1. Energi potensial (Ep) elektron sebegai fungsi posisi (x) dalam sebuah kristal satu dimensi yang periodik dengan perioda sama dengan konstanta kisi a. Kurva paling kanan menyatakan energi potensial di sekitar permukaan kristal. Ep x a
  • 5. Energi potensial yang periodik itu merupakan landasan dari teori pita energi dalam zat padat. Tingkah laku sebuah elektron di dalam potensial seperti itu dijelaskan dengan cara mengkonstruksi fungsi gelombang elektron dengan menggunakan pendekatan satu elektron. Dalam pendekatan ini, fungsi gelombang total untuk sistem diperoleh dari gabungan fungsi gelombang setiap elektron. Dengan kata lain, medan listrik yang dialami sebuah elektron tertentu dianggap sebagai resultan dari medan listrik inti dan medan listrik rata-rata elektron lainnya. Gerak elektron di dalam energi potensial listrik periodik ini menghasilkan hal-hal berikut: 1. Pita-pita energi yang dipisahkan oleh energi celah. 2. Fungsi energi elektron E(k) adalah periodik (lihat Gambar 1) Kedua hal ini tidak dapat diterangkan oleh model elektron bebas. Menurut teori elektron bebas, energi elektron adalah merupakan fungsi kuadratik dari vektor gelombang (k) dan tidak menunjukan adanya energi celah. Nah sekarang marilah kita bahas secara fisik asal mula celah-celah energi. Untuk keperluan ini kita akan menggunakan kristal satu dimensi dengan konstanta kisi sebesar a. Menurut toeri elektron bebas (V = 0), energi elektron bebas adalah E = h2 k2 /2m. (1) sehingga menurut teori ini, kurva E sebagai fungsi k adalah seperti ditunjukkan pada Gambar 2. Dalam Gambar 2 ini, nilai energi adalah kontinyus untuk semua nilai k. Artinya kita tidak menemukan adanya celah energi dimana elektron dilarang berada. Inilah kegagalan teori elektron bebas dalam menjelaskan perbedaan antara isolator, semikonduktor, dan konduktor. Oleh karena itu, agar kita dapat memahami perbedaan tersebut, kita menggunakan teori yang mirip dengan teori elektron bebas tetapi sedikit dimodifikasi, yaitu teori elektron hampir bebas atau sering disebut model elektron hampir bebas.
  • 6. Gambar 2. Energi seabagi fungsi vektor gelombang k menurut model elektron bebas. Menurut model elektron hampir bebas (V (x) ≠ 0) energi elektron tidak lagi kontinyus untuk semua nilai k, tetapi tepat pada nilai-nilai k tertentu, tingkat energi elektron mengalami diskontinyu, yaitu pada nilai-nilai k = + n π/a, dimana n = 1, 2, 3, dan seterusnya. Dengan demikian, kurva energi (E) sebagai fungsi vektor gelombang (k) tidak lagi seperti kurva yang ditunjukkan dalam Gambar 2 di atas, tetapi seperti kurva yang ditunjukkan dalam Gambar 3. E k E Eg A B A B
  • 7. Gambar 3. Kurva energi (E) sebagai fungsi vektor gelombang (k) dalam sebuah kristal monoatomik satu dimensi dengan konstanta kristal sebesar a. Celah energi Eg yang ditunjukkan terjadi pada k = + π/a. Dari modul Fisika Zat Padat terdahulu Anda sudah mengetahui bahwa syarat terjadinya difraksi Bragg adalah: (catatan: huruf yang dicetak tebal menyatakan besaran vektor) (k + G)2 = k2 . (2) Dalam satu dimensi, persamaan (2) menjadi k2 + 2 k . G + G2 = k2 . (3) Untuk kristal satu dimensi, k berimpit dengan G, sehingga 2 k . G = 2 k . G cos 0 = 2 k . G. Dengan demikian, persamaan (3) menjadi k2 + 2 k . G + G2 = k2 (semua besaran disini sekarang adalah skalar). k = + ½ G (4) dimana G = n (2π/a) adalah vektor kisi resiprok dan n adalah bilangan bulat. Jadi, persamaan (4) dapat ditulis sebagai berikut: k = + ½ G = + n π/a, (5)
  • 8. Difraksi pertama terjadi dan celah energi pertama terjadi untuk nilai k = + π/a. Ingat bahwa daerah antara - π/a dengan + π/a disebut daerah Brillouin pertama. Celah energi-celah energi yang lainnya terjadi untuk nilai-nilai k yang merupakan kelipatan dari + π/a. Fungsi gelombang di k = + π/a bukan merupakan gelombang berjalan e + iπx/a dari elektron bebas, tetapi fungsi gelombang di titik k = + π/a adalah merupakan gabungan antara gelombang yang berjalan ke kanan dan ke kiri. Dengan kata lain, fungsi gelombang di titik k = + π/a merupakan fungsi gelombang hasil interferensi antara gelombang yang berjalan ke kanan dan ke kiri. Hal ini dapat terjadi jika syarat difraksi Bragg terpenuhi oleh fungsi gelombang k. Hasilnya, fungsi gelombang di titik k = + π/a merupakan gelombang berdiri. Fungsi gelombang berdiri tersebut terdiri atas dua macam, yaitu fungsi gelombang yang saling menguatkan dan fungsi gelombang yang saling melemahkan. Secara matematik, kedua fungsi gelombang berdiri tersebut dapat dibentuk dari fungsi gelombang yang berjalan ke kanan dan ke kiri, yaitu sebagai berikut: ψ (+) = exp (iπx/a) + exp (- iπx/a) = 2 cos (πx/a) (5) dan ψ (-) = exp (iπx/a) - exp (- iπx/a) = 2i sin (πx/a) (6) Kedua fungsi gelombang ψ (+) dan ψ(-) menumpukkan elektron di dua tempat yang berbeda, dan karena itu, kedua kelompok elektron itu memiliki nilai energi potensial yang berbeda. Inilah asal mula adanya celah energi. Hal ini dapat dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut. Ep x ρ (+) ρ (-)
  • 9. Gambar 4. Rapat peluang (rapat muatan) ρ (+) dan ρ (-) di sekitar inti atom dalam sebuah kristal satu dimensi Rapat peluang (ρ) atau dalam hal ini sama dengan rapat muatan (karena fungsi gelombang yang kita bicarakan adalah fungsi gelombang elektron) untuk kedua gelombang berdiri di atas adalah sebagai berikut: ρ(+) = ψ∗ (+)ψ(+) = | ψ(+) |2 = 4 cos2 πx/a (7) ρ(-) = ψ∗ (-)ψ(-) = | ψ (-)|2 = 4 sin2 πx/a (8) Persamaan (7) akan menumpukkan elektron (muatan-muatan negatif) di atas ion-ion positif (di atas badan atom) yang dipusatkan di titik-titik x = 0, + a, + 2a, + 3a, dst, lihat Gambar 4. Jadi kelompok elektron ini berada di daerah yang berenergi potensial rendah, lihat Gambar 4. Sedangkan persamaan (8) akan menumpukkan elektron-elektron tersebut di tengah-tengah antara ion-ion positif tersebut, sehingga elektron-elektron ini memiliki energi potensial yang tinggi. (Catatan: dalam hal ini, apa yang kita maksud dengan ion-ion positif adalah inti atom dan Energi potensial tinggi Energi potensial rendah
  • 10. elektron-elektron bagian dalam atau sering kita sebut dengan badan atom, kecuali elektron konduksi, sebab atom-atom itu akan diionisasi pada saat elektron valensi diambil untuk dijadikan elektron konduksi) Fungsi gelombang di titik A tepat di bawah celah energi pada Gambar 3 di atas adalah ψ (+) sedangkan di titik B tepat di atas celah energi adalah ψ (-). Tepat pada batas dearah Brillouin pertama, yaitu di k = + π/a kedua fungsi gelombang ψ (+) dan ψ (-) yang dinormalisasi masing masing adalah √2 cos πx/a dan √2 sin πx/a. Jika kita misalkan energi potensial sebuah elektron di titik x dalam kristal itu adalah U(x) = U cos 2πx/a, maka kita dapat menentukan nilai energi celah, Eg (yaitu perbedaan energi potensial antara kedua kelompok elektron) sebagai berikut: Eg = ∫ 1 0 dx U(x) {|ψ (+)|2 − |ψ(-)|2 } (9) Eg = ∫ 1 0 dx U cos (2πx/a){| √2 cos πx/a|2 - |√2 sin πx/a|2 } Eg = 2 ∫ 1 0 dx U cos (2πx/a){|cos πx/a|2 - |sin πx/a|2 }, (10) dan dari trigonometri Anda tahu bahwa cos 2α = cos2 α - sin2 α, sehingga |cos πx/a|2 - |sin πx/a|2 = cos2 (πx/a) – sin2 (πx/a) = cos (2πx/a). Jadi persamaan (10) dapat ditulis sebagai berikut: Eg = 2 U ∫ 1 0 dx cos (2πx/a) cos (2πx/a) Eg = 2 U ∫ 1 0 dx cos2 (2πx/a) = 2 U ∫ 1 0 dx [1 - sin2 (2πx/a)]. (11)
  • 11. Eg = 2 U{ ∫ 1 0 dx - ∫ 1 0 dx sin2 (2πx/a)} (12) Seperti Anda ketahui bahwa suku pertama dalam kurung { } dari persamaan (12) adalah benilai 1. Selanjutnya marilah kita hitung suku kedua dalam tanda kurung { }dari persamaan (12). Dari matematika, Anda tahu bahwa ∫ 1 0 dy sin2 y = ½ y – ¼ sin 2y. (13) Sekarang kita misalkan y = x , (14) sehingga dy/dx = 1 atau dx = dy. (15) Dari persamaan (14) Anda lihat bahwa jika x = 0, y = 0 x = 1, y = 1 Substitusikan persamaan-persamaan (14) dan (15) ke dalam suku kedua dari persamaan (12). Hasilnya adalah ∫ 1 0 dx sin2 (2πx/a) = ∫ 1 0 dy sin2 (2πy) = 1 0 y)2(2sin 4 1 -y 2 1       π = ½ - 0 = ½ (16) Akhirnya, substitusikan persamaan (16) ke dalam persamaan (12), sehingga Anda memperoleh: Eg = 2 U{ ∫ 1 0 dx - ∫ 1 0 dx sin2 (2πx/a)} = 2U {1 – ½ } = U (17) Jadi, nilai energi celah ini sama dengan komponen dari deret Fourier energi potensial.
  • 12. Contoh. Sebuah kristal satu dimensi memiliki energi potensial sebesar U(x) = 2 cos 2πx/a elektron volt, dimana a adalah konstanta kisi kristal tersebut. Tentukanlah nilai kedua rapat peluang di titik x = ½ a dan tentukan pula celah energi kristal tersebut. Jawab: a. Rapat peluang ρ (+) = 2 cos2 π (1/2) = 0 ρ (-) = 2 sin2 π (1/2) = 2. b. Gunakan persamaan (17). Menurut persamaan (17) di atas, nilai celah energi (Eg) itu haruslah sama dengan 2 elektron volt. Latihan. Sebuah kristal satu dimensi memiliki energi potensial sebesar U(x) = 2 exp (iπx/a) elektron volt, dimana a adalah konstanta kisi kristal tersebut. Tentukanlah nilai kedua rapat peluang di titik x = ¼ a dan tentukan pula celah energi kristal tersebut. Petunjuk menjawab soal latihan. a. Gunakan Persamaan (9) b. Gunakan fungsi gelombang ψ (+) = √2 cos πx/a dan ψ(-) = √2 sin πx/a. c. Ikuti langkah matemaika seperti dalam contoh di atas. Di dalam pelajaran Fisika di SMA, Anda biasa diberi materi pelajaran tentang teori pitan energi yang biasa dinyatakan dalam bentuk bagan pita seperti berikut di bawah ini. Pita Valensi Pita konduksi Eg
  • 13. Gambar 5. Model teori pita energi di jenjang Sekolah Menengah Atas. Lebar pita dalam arah horizontal belum diberi arti fisis apa-apa. Anda sudah memahami arti sumbu vertikal dalam bagan yang ditunjukkan dalam Gambar 5 di atas, yaitu sebagai sumbu energi, sehingga lebar pita dalam arah vertikal sama dengan lebar rentang energi dari pita tersebut. Tetapi apakah arti lebar pita dalam arah horizontal ? Apakah nama sumbu horizontal dalam bagan tersebut ? Jawabnya adalah bahwa lebar pita dalam arah horizontal menyatakan lebar satu daerah Brillouin, dan sumbu horizontal menyatakan sumbu vektor gelombang (k). Hal ini dapat dijelaskan dengan menggunakan Gambar 3 di atas, yaitu tentang kurva energi (E) sebagai fungsi vektor gelombang (k) dalam sebuah kristal monoatomik satu dimensi dengan konstanta kristal sebesar a. Seperti dijelaskan di atas bahwa celah energi terjadi untuk nilai-nilai k = + π/a, + 2π/a, + 3π/a, + 4π/a, dst. Hal ini jika dilukiskan maka akan tampak seperti pada Gambar 6 berikut ini. Eg-2 Eg-3 Eg-4 E Daerah Brillouin ke -4 Daerah Brillouin ke -3
  • 14. Gambar 6. Daerah Brillouin ke-1 sampai ke-4. Lebar setiap daerah Brillouin selalu sama, yaitu sebesar 2π/a. Dari Gambar 6 tampak bahwa lebar setiap daerah Brillouin adalah selalu sama, yaitu sebesar 2π/a. Oleh karena itu, lebar pita dalam Gambar 5 di atas selalu sama. Dalam hal ini satu daerah Brillouin menyatakan satu pita energi. Adanya energi celah ini merupakan karakteristik yang sangat penting dalam logam. Energi celah ini merupakan hasil interaksi antara fungsi gelombang elektron konduksi dengan badan atom (core) dalam kristal. Selanjutnya, marilah kita bahas nilai energi celah tersebut
  • 15. secara matematik. Untuk itu, pertama kita tentukan fungsi gelombang elektron dalam kristal yang periodik. Fungsi gelombang elektron itu akan kita tentukan dengan menggunakan teorema Bloch. 1. Teorema Bloch Anda ketahui bahwa persamaan Schrodinger untuk elektron yang bergerak dalam energi potensial yang nilainya tetap (V0) dan satu dimensi dapat ditulis dalam bentuk persamaan berikut: 2 2 dx )x(d ψ + 2 m2 h (E – V0) ψ(x) = 0. (1) dengan solusi untuk persamaan tersebut adalah berupa gelombang bidang (datar) yang berbentuk sebagai berikut: ψ(x) = e+ ikx (2) dimana (E – V0) = h2 k2 /2m = energi kinetik. Untuk elektron yang bergerak dalam energi potensial periodik satu dimensi, persamaan Schrodingernya adalah sebagai berikut: 2 2 dx )x(d ψ + 2 m2 h (E – V(x)) ψ(x) = 0 (3) Di sini V(x) tidak lagi konstan, tetapi merupakan fungsi dari posisi (x). Di samping itu, energi potensial V(x) ini adalah juga periodik dengan perioda sama dengan konstanta kisi (a). Artinya, V(x) = V(x + a) (4) Solusi untuk persamaan (3) di atas diatur oleh sebuah teorema, yaitu teorema Bloch. Berdasarkan teorema ini, solusi untuk persamaan (3) di atas adalah sama dengan
  • 16. gelombang-gelombang datar (seperti pada persamaan (2) di atas) yang dimodulasi oleh sebuah fungsi uk(x) yang memiliki perioda yang sama dengan konstanta kisi (a). Jadi menurut teorema tersebut, solusi yang cocok untuk persamaan (3) adalah ψ(x) = e+ ikx uk(x) (5) dimana uk(x) = uk(x + a). Persamaan (5) sering disebut sebagai fungsi Bloch. Fungsi Bloch ini akan digunakan dalam KB 2 modul ini untuk menghitung nilai energi celah dengan menggunakan persamaan sentral.
  • 17. Rangkuman. 1. Pendekatan tentang energi potensial. Pendekatan yang digunakan untuk mempelajari teori pita energi menyatakan bahwa badan atom atom itu dianggap diam dan energi potensial itu merupakan fungsi yang periodik dengan perioda sebesar konstanta kisi (a) kristal. 2. Teori yang digunakan untuk memahami teori pita energi adalah teori elektron hampir bebas atau sering disebut model elektron hampir bebas. 3. Menurut model elektron hampir bebas, kurva energi sebagai fungsi vektor gelombang adalah sebagai berikut. Kurva energi (E) sebagai fungsi vektor gelombang (k) dalam sebuah kristal monoatomik satu dimensi dengan konstanta kristal sebesar a. Celah energi Eg yang ditunjukkan terjadi pada k = + π/a. 4. Celah energi-celah energi terjadi untuk nilai-nilai k = + nπ/a, dimana n = 1, 2, 3, dst. E k Eg π/a− π/a A B A B
  • 18. 5. fungsi gelombang di titik k = + π/a merupakan fungsi gelombang hasil interferensi antara gelombang yang berjalan ke kanan dan ke kiri. Hasilnya, fungsi gelombang di titik k = + π/a merupakan gelombang berdiri ψ (+) = exp (iπx/a) + exp (- iπx/a) = 2 cos (πx/a) dan ψ (-) = exp (iπx/a) - exp (- iπx/a) = 2i sin (πx/a) Kedua fungsi gelombang ψ (+) dan ψ(-) menumpukkan elektron di dua tempat yang berbeda, dan karena itu, kedua kelompok elektron itu memiliki nilai energi potensial yang berbeda. Akibatnya timbulah celah energi. Inilah asal mula celah energi. 6. Rapat peluang atau rapat muatan adalah ρ(+) = ψ∗ (+)ψ(+) = | ψ(+) |2 = 4 cos2 πx/a ρ(-) = ψ∗ (-)ψ(-) = | ψ (-)|2 = 4 sin2 πx/a 7. Jika energi potensial sebuah elektron di titik x dalam kristal itu adalah U(x) = U cos 2πx/a, maka nilai energi celah itu sama dengan U. 8. Lebar pita energi dalam arah horizontal adalah selalu sama, yaitu sebesar 2π/a. Lebar pita ini sama dengan lebar satu daerah Brillouin. 9. Energi celah ini merupakan hasil interaksi antara fungsi gelombang elektron konduksi dengan badan atom (core) dalam kristal. 10. Fungsi Bloch dinyatakan dalam bentuk matematik ψ(x) = e+ ikx uk(x).
  • 19. Tes Formatif –1. Petunjuk. Jawablah semua pertanyaan/soal di bawah ini dengan cara memberi tanda silang pada huruf di depan option yang disediakan. 1. Menurut teori elektron hampir bebas, energi potensial elektron valensi akibat adanya inti atom dan elektron-elektron lainnya adalah a. tetap. b. merupakan fungsi yang periodik. c. nol. d. tidak menentu. 2. Menurut teori elektron hampir bebas, celah energi terjadi untuk nilai-nilai vektor gelombang k : a. + nπ/a b. + na/π c. + nπ/2a d. + na/2π 3. Fungsi gelombang tepat di atas celah energi adalah sama dengan a. 2i sin (πx/a) b. exp (iπx/a) c. 2 cos (πx/a) d. exp (-iπx/a) 4. Fungsi gelombang tepat di bawah celah energi adalah sama dengan a. 2i sin (πx/a) b. exp (iπx/a) c. 2 cos (πx/a) d. exp (-iπx/a) 5. Rapat muatan ρ(+) = |ψ(+)|2 menumpukan elektron a. di tengah-tengah antara dua inti atom b. merata di antara dua atom. c. di ujung kristal
  • 20. d. di atas inti atom. 6. Rapat muatan ρ(−) = |ψ(−)|2 menumpukan elektron a. merata di antara dua atom. b. di tengah-tengah antara dua inti atom c. di ujung kristal d. di atas inti atom. 7. Lebar pita energi dalam arah horizontal adalah selalu sama, yaitu sebesar a. π/a. b. a/π. c. 2π/a. d. a/2π. 8. Lebar pita energi dalam arah horizontal adalah sama dengan lebar, a. ½ daerah Brillouin. b. 1 daerah Brillouin. c. ¼ daerah Brillouin. d. 2 daerah Brillouin. 9. Energi potensial sebuah elektron konduksi di suatu titik x dalam sebuah kristal satu dimensi dinyatakan oleh U(x) = 4 cos 2πx/a elektron volt, dimana a menyatakan konstanta kisi kristal tersebut. Berapakah nilai celah energi kristal itu ? a. 2 elektron volt. b. ½ elektron volt. c. 4 elektron volt. d. ¼ elektron volt. 10. Fungsi Bloch dapat dinyatakan oleh persamaan gelombang berikut: a. ψ(x) = e+ ikx /uk(x). b. ψ(x) = e+ ikx uk(x). c. ψ(x) = uk(x)/e+ ikx . d. ψ(x) = e+ ikx + uk(x).
  • 21. Tindak Lanjut (Balikan): Cocokanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif 1 pada akhir modul ini, dan berilah skor (nilai) sesuai dengan bobot nilai setiap soal yang dijawab dengan benar. Kemudian jumlahkan skor yang Anda peroleh lalu gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan (TP) Anda terhadap materi KB-1 ini. Rumus (TP) = (jumlah skor yang diperoleh/skor total) x 100 % Arti TP yang Anda peroleh adalah sebagai berikut : 90 % - 100 % = baik sekali. 80 % - 89 % = baik 70 % - 79 % = cukup < 70 % = rendah. Apabila TP Anda > 80 %, maka Anda boleh melanjutkan pada materi KB 2, dan Selamat !!, Tetapi jika TP Anda < 80 %, Anda harus mengulang materi KB-1 di atas terutama bagian-bagian yang belum Anda kuasai.