SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
Download to read offline
Bab 1
Muatan dan Materi
(ref: Bab 23)
1.1 Teori
⇒ Elektromagnetisme ⇒ Muatan listrik ⇒ Konduktor, isolator, dan semi-
konduktor ⇒ Coulomb dan ampere ⇒ Hukum Coulomb ⇒ Superposisi
untuk banyak muatan titik ⇒ Muatan itu terkuantisasi ⇒ Sifat kelistrikan
bahan ⇒ Muatan itu terkonservasi
1.1.1 Elektromagnetisme
Elektromagnetisme adalah deskripsi mengenai interaksi yang melibatkan muatan
listrik. Elektromagnetisme klasik, yang dirangkum dalam persamaan Maxwell,
mencakup fenomena kelistrikan, kemagnetan, induksi elektromagnetik (generator
listrik), dan radiasi elektromagnetik, yang juga mencakup semua fenomena optik.
1.1.2 Muatan listrik
Kekuatan interaksi elektromagnetik partikel sebagian ditentukan oleh muatan lis-
triknya, yang dapat berjenis positid atau negatif. Muatan sejenis tolak- menolak,
muatan lain jenis tarik-menarik. Benda dengan jumlah muatan positif dan nega-
tif yang sama banyak dikatakan netral secara elektrik, sementara itu benda yang
kelebihan salah satu jenis muatan dikatakan ’termuatani’ secara elektrik.
1
2 BAB 1. MUATAN DAN MATERI
1.1.3 Konduktor, isolator, dan semikonduktor
Konduktor adalah bahan dengan partikel bermuatan yang bebas bergerak (elek-
tron dalam logam) dalam jumlah yang signifikan banyak. Partikel bermuatan da-
lam isolator tidaklah bebas. Semikonduktor berada di antara sifat konduktor dan
isolator.
1.1.4 Coulomb dan ampere
Satuan SI untuk muatan adalah coulomb (C). Coulomb didefinisikan dalam satuan
arus ampere (A) sebagai muatan yang melintasi titik tertentu ketika arus yang
mengalir adalah satu ampere; lihat Pers.(1.1).
Hubungan arus dan muatan
Arus dan muatan mempunyai hubungan
q = it (1.1)
dengan q: muatan, i: arus, t: waktu. Contoh 1 menggambarkan muatan listrik
dalam jumlah besar yang berada dalam sampel bahan biasa.
1.1.5 Hukum Coulomb
Hukum Coulomb menerangkan gaya antara muatan-muatan (titik) kecil diam. Da-
lam bentuk SI,
F =
1
4π 0
q1
q2
(1.2)
0 secara eksperimental ditetapkan sebesar 8, 854 × 10−12
C2
/N2
· m2
. Sementara
itu
1/4π 0 = 8, 99 × 109
N · m2
/C2
.
1.1.6 Superposisi untuk banyak muatan titik
Gaya tarik-menarik atau tolak-menolak antar dua muatan titik diam bekerja se-
panjang garis penghubung dua muatan itu. Bila ada lebih dari dua muatan, Pers.
(1.2) berlaku untuk gaya antar masing-masing pasangan. Selanjutnya gaya re-
sultan pada setiap muatan dihitung (dengan prinsip superposisi) sebagai jumlahan
vektor dari gaya-gaya yang bekerja pada muatan itu yang disebabkan oleh semua
muatan lainnya.
1.2. CONTOH SOAL 3
1.1.7 Muatan itu terkuantisasi
Muatan listrik itu terkuantisasi. Artinya, setiap muatan yang ditemukan di alam
dapat dituliskan sebagai ne, dengan n adalah bilangan bulat positif atau negatif
dan e adalah konstanta alam yang dinamakan muatan elektron; nilainya didekati
dengan 1, 602x10−19
C.
1.1.8 Sifat kelistrikan bahan
Bahan seperti yang biasa kita jumpai dapat dipandang tersusun dari proton, ne-
utron, dan elektron yang sifat-sifatnya dirangkum dalam Tabel 23-1. Atom me-
ngandung inti kecil padat yang bermuatan positif (yang terdiri dari neutron dan
proton) dan dikelilingi olen awan elektron yang tertarik ke inti akibat gaya elek-
trik. Kebanyakan gaya yang biasa kita alami seperti gaya gesekan, tekanan FLui-
da, gaya kontak antar permukaan pejal, dan gaya elastik semuanya merupakan ma-
nifestasi dari interaksi elektrik antara partikel-partikel bermuatan penyusun atom.
Contoh 3 dan 4 memperlihatkan bahwa gaya elektrik adalah jauh lebih besar da-
ripada gravitasi ketika kedua interaksi ini terjadi secara simultan, dan bahwa gaya
nuklir itu jauh lebih besar lagi.
1.1.9 Muatan itu terkonservasi
Muatan listrik selain terkuantiFIkasi juga terkonservasi. Artinya, muatan netto
(dalam jumlahan aljabarnya) dari sistem muatan yang terisolasi tidak akan beru-
bah, tak peduli di situ telah terjadi interaksi apapun.
1.2 Contoh Soal
(Soal 24:21)
1.3 Latihan
c 2001 Nurkhamid http://www.nurid.net paknurid@nurid.net
Bab 2
Medan Listrik
(ref: Bab 24)
2.1 Teori
⇒ Interpretasi medan atas gaya listrik ⇒ Definisi medan listrik ⇒ Garis-
garis gaya ⇒ Medan akibat satu atau beberapa muatan titik ⇒ Gaya dan
percepatan dalam medan listrik ⇒ Dipol listrik ⇒ Torsi pada dipol listrik
⇒ Energi potensial dipol listrik
2.1.1 Interpretasi medan atas gaya listrik
Salah satu cara untuk menerangkan gaya listrik antara dua muatan adalah dengan
menganggap setiap muatan menimbulkan medan listrik dalam ruang di sekitarnya.
Masing-masing muatan itu kemudian berinteraksi dengan medan yang dihasilkan
di tempatnya masing-masing.
2.1.2 Definisi medan listrik
Kita mendefinisikan medan listrik di suatu titik dalam ruang menurut gaya elektrik
yang menimpa muatan uji kecil yang ditempatkan di titik itu. Persamaan untuk
mendefinisikan ini adalah
E = F/q0. (2.1)
Medan listrik didefinisikan sebagai limit hasil bagi di atas ketika q0 mendekati
nol bila nilai yang diperoleh dengan Pers. (2.1) berbeda-beda untuk muatan yang
berbeda.
4
2.1. TEORI 5
2.1.3 Garis-garis gaya
Garis-garis gaya merupakan cara yang enak untuk menyatakan medan listrik. Ga-
ris tersebut digambar sedemikian hingga garis singgungnya menunjukkan arah
medan dan sedemikian hingga jumlah garis per satuan luas penampang lintang
yang tegak lurus dengan garis itu sebanding dengan kekuatan medan itu. Jumlah
garis yang meninggalkan sebarang partikel bermuatan juga sebanding dengan mu-
atannnya. Pasal 24-3 menunjukkan garis-garis medan untuk lembar muatan luas,
bola bermuatan, dua muatan sama sejenis, dan dua muatan sama berlawanan.
2.1.4 Medan akibat satu atau beberapa muatan titik
Sebarang medan listrik dapat dihitung dengan hukum Coulomb bila diketahui lo-
kasi dan muatan dari partikel bermuatan yang menyebabkannya. Medan akibat
satu muatan titik mempunyai magnitude
E =
1
4π 0
q
r2
(2.2)
Arah medan menjauhi muatan bila muatan positif dan menuju muatan bila negatif.
Medan akibat beberapa muatan
Medan akibat beberapa muatan titik dihitung dengan menjumlahkan, secara vek-
tor, kontribusi dari masing-masing muatan titik. Ini dinamakan prinsip superposi-
si. Operasi penjumlahan akan berubah menjadi operasi integrasi ( ) bila muatan
penyebab medan tidak lagi diskret tetapi terdistribusi secara kontinyu. Contoh 3,
4, dan 5 mengilustrasikan macam-macam hitungan ini.
2.1.5 Gaya dan percepatan dalam medan listrik
Muatan titik dalam medan listrik E akan mengalami gaya elektrik
F = Eq (2.3)
dan percepatan sesuai dengan hukum Newton ke dua (F = ma). Contoh 6, 7, dan
8 mengilustrasikan aplikasi prinsip ini untuk partikel bermuatan yang bergerak
dalam medan listrik uniform.
6 BAB 2. MEDAN LISTRIK
2.1.6 Dipol listrik
Konfigurasi dua muatan sama besar tetapi berlawanan jenis ±q yang terpisah se-
jauh 2a dinamakan dipol listrik. Dipol listrik dapat dijelaskan dalam momen dipol
vektor p dengan magnitude 2aq dan arah sejajar dengan garis dari muatan negatif
ke positif. Medan akibat dipol listrik dijelaskan dalam Contoh 3 dan Problem 26.
2.1.7 Torsi pada dipol listrik
Dipol dalam medan listrik uniform tidak mengalami gaya netto tetapi mengalami
torsi τ dengan
τ = p × E. (2.4)
Torsi ini cenderung membelokkan dipol ke arah sejajar dengan medan.
2.1.8 Energi potensial dipol listrik
Energi potensial dipol dalam medan listrik dapat dihitung dengan
U = −p · E. (2.5)
2.2 Contoh Soal
(Soal 24:21)
Hitung medan listrik E (ke mana arah dan berapa besarnya) di titik perpotongan
diagonal P dari bujur sangkar dalam Gambar 2.1.
Jawab:
Bujur sangkar dengan sisi a akan mempunyai panjang diagonal (a2 + a2) =
a
√
2. Titik perpotongan diagonal P akan membagi diagonal sama panjang. Se-
hingga jarak dari P ke muatan 1 dan P ke muatan 3 adalah sama panjang, yakni
(1/2)a
√
2. Medan listrik akibat muatan 1 (E1) dan akibat muatan 2 (E2) berkeku-
atan sama besar tetapi arahnya berlawanan. Sehingga resultan dari E1 + E2 = 0.
Kuat medan listrik E di titik P adalah hasil superposisi (penjumlahan vektor) dari
E1 + E2 + E3 = 0 + E3 = E3. dengan E3 = 1
4π 0
2q
( 1
2
a
√
2)2 = q
π 0a2
E = E1 + E2 + E3 = 0 + E3 = E3.
2.3. LATIHAN 7
Gambar 2.1: Mencari E akibat 3 muatan titik.
Sehingga E = q
π 0a2
Jadi besar medan listrik di perpotongan diagonal bujursangkar P adalah q
π 0a2
dengan arah seperti arah E2 (lihat gambar, yakni menjauhi muatan 2 menyamping
ke kiri atas dengan sudut 45o
dari horizontal).
2.3 Latihan
c 2001 Nurkhamid http://www.nurid.net paknurid@nurid.net
Bab 3
Hukum Gauss
(ref: Bab 25)
3.1 Teori
3.1.1 Hukum Gauss
Hukum Gauss dan hukum Coulomb, meski dinyatakan dalam bentuk yang berbe-
da, keduanya merupakan cara yang ekivalen untuk menjelaskan hubungan antara
muatan dan medan listrik. Hukum Gauss adalah
0ΦE =q (3.1)
denganΦE adalah flux medan listrik melalui permukaan tertutup khayal yang da-
pat dibuat dalam medan ini. Muatan q di atas adalah muatan yang ada di dalam
permukaan Gauss saja; muatan di luar tidak ikut memberi kontribusi terbentuknya
flux dan tidak diperhitungkan dalam penerapan persamaan di atas.
3.1.2 Flux Medan Listrik
Flux ΦE dapat dihitung dari
ΦE = E.dS (3.2)
Pembahasan yang berhubungan dengan Gambar 25-3 menunjukkan bagaimana
perhitungan ini dapat dilakukan dalam kasus umum dan Contoh 1 menerangkan
kasus khusus sederhana. Gambar 25-2 secara kualitatif memperlihatkan empat
kasus sederhana penerapan hukum Gauss.
8
3.1. TEORI 9
3.1.3 Hukum Coulomb dan Hukum Gauss
Hukum Coulomb dengan mudah dapat dijabarkan dari hukum Gauss, caranya li-
hat Pasal 25-5. Uji eksperimen yang saksama atas hukum Gauss, juga hukum
Coulomb, dijelaskan dalam Pasal 25-7. Seperti diperlihatkan Tabel 25-1, ekspo-
nen dari r dalam hukum Coulomb sekarang diketahui tepat ’2’ dalam ketakpastian
eksperimental 3 x 10−16
.
Dengan menggunakan hukum Gauss, dalam beberapa kasus dengan meman-
faatkan sifat simetri, bisa dijabarkan persamaan-persamaan penting. Diantaranya
adalah:
3.1.4 Muatan pada Konduktor
Kelebihan muatan pada konduktor yang terisolasi (dalam ekuilibrium) seluruhnya
akan berada di luar permukaan. (Pasal 25-6)
3.1.5 Medan di luar muatan sferis (bola)
Medan listrik di luar sebarang distribusi muatan sferis akan selalu mengarah radial
dan dengan magnitude
E =
1
4π 0
q
r2
(3.3)
dengan q adalah muatan total.
3.1.6 Medan di dalam muatan sferis
Medan listrik di dalam sebarang distribusi muatan sferis selalu mengarah radial
dan dengan magnitude
E =
1
4π 0
q
r2
(3.4)
dengan q adalah bagian dari q yang tercakup dalam bola dengan radius r dengan
pusat sumbu di pusat simetri.
3.1.7 Medan di dalam muatan sferis homogen
Medan listrik di dalam muatan sferis homogen selalu mengarah radial dan dengan
magnitude
E =
1
4π 0
qr
R3
(3.5)
10 BAB 3. HUKUM GAUSS
3.1.8 Medan akibat muatan garis tak hingga
Medan listrik akibat muatan garis tak hingga selalu mengarah tegak lurus ke garis
itu dan dengan magnitude
E =
λ
2π 0r
(3.6)
3.1.9 Medan akibat muatan bidang tak hingga
Medan listrik akibat muatan bidang tak hingga selalu mengarah tegak lurus bidang
itu dan dengan magnitude
E =
σ
2 0
(3.7)
3.1.10 Medan di dekat konduktor bermuatan
Medan listrik di dekat konduktor bermuatan, yang muatannya dalam kondisi eku-
ilibrium, selalu mengarah tegak lurus permukaan dan dengan besar
E =
σ
0
(3.8)
3.2 Contoh Soal
3.3 Latihan
c 2001 Nurkhamid http://www.nurid.net paknurid@nurid.net
Bab 4
Potensial Listrik
(ref: Bab 26)
4.1 Teori
4.1.1 Beda Potensial Listrik
Bila gaya eksternal melakukan usaha Wab dalam memindahkan muatan uji q0 dari
titik A ke titik B dalam medan listrik, maka beda potensial listrik antara kedua
titik ini dapat dihitung dengan rumus
VB − VA =
WAB
q0
(4.1)
Wab (dan juga VB - VA) nilainya tidak tergantung pada lintasan yang diambil; lihat
Gambar 26-1.
4.1.2 Potensial Listrik V dan satuan Volt
Titik A di atas sering dianggap sebagai titik acuan universal, yang terletak di tak
hingga, dan VA diberi nilai sebarang nol. Titik B karenanya merupakan titik me-
dan umum, yang potensial listriknya adalah VB (atau V saja; lihat pers. 26-2).
Satuan SI untuk potensial listrik adalah volt, yang didefinisikan sebagai 1 jou-
le/coulomb.
11
12 BAB 4. POTENSIAL LISTRIK
4.1.3 Permukaan Ekuipotensial
Permukaan ekuipotensial merupakan tempat kedudukan titik-titik dengan potensi-
al listrik yang sama. Usaha yang dilakukan untuk memindahkan muatan dari satu
permukaan ekuipotensial ke yang lain tidak tergantung pada letak titik awal dan
akhir pada permukaan ini atau pada sifat lintasan yang menghubungkannya; lihat
Gambar 26-2. Garis-garis gaya yang berhubungan dengan medan listrik selalu
tegak lurus dengan keluarga permukaan ekuipotensial ini; lihat Gambar 26-15.
4.1.4 Menghitung V dari E
Bila medan listrik E diketahui di semua area tertentu, beda potensial antara dua
sebarang titik dalam area itu dihitung dengan
VB − VA = −
B
A
E . dl (4.2)
Di sini integral garis dilakukan sepanjang sebarang lintasan yang menghubungkan
A dan B. Penerapan persamaan ini dapat dilihat di contoh 1 dan 2.
4.1.5 Menghitung E dari V
Sebaliknya, bila potensial V (x, y, z) diketahui di semua daerah tertentu, kompo-
nen Edapat ditemukan dengan pendiferensialan, atau
Ex = −
∂V
∂x
, Ey = −
∂V
∂y
, Ez = −
∂V
∂z
(4.3)
Persamaan 4.2 dan 4.3 merupakan relasi timbal balik yang menghubungkan E dan
V.
4.1.6 Potensial akibat muatan titik atau distribusi muatan
Bila titik A dalam pers. 4.2 dipilih berada di tak hingga dan bila kita menentukan
VA = 0, potensial akibat satu muatan titik dapat dihitung (dari pers. 4.2 dan pers.
24-4) dengan
V (= VB) =
1
4π 0
q
r
. (4.4)
Untuk distribusi muatan kontinyu ini dapat diperluas menjadi
V =
1
4π 0
dq
r
(4.5)
dengan integral dikerjakan pada seluruh muatan. Lihat Contoh 3, 4, 5, dan 6.
4.1. TEORI 13
4.1.7 Dipol Listrik
Dua muatan sama besar tapi berlawanan ±q yang terpisah sejauh 2a akan mem-
bentuk dipol listrik. Momen dipolnya p menunjuk dari muatan negatif ke positif
dan mempunyai besar 2qa. Potensial akibat dipol adalah
V (r, θ) =
1
4π 0
p cos θ
r2
(untuk r 2a) (4.6)
dengan r dan θ didefinisikan dari Gambar 26-9. Banyak molekul mempunyai
momen dipol intrinsik (Gambar 26-11). SEperti diperlihatkan Gambar 26-12,
momen dipol dapat juga diimbaskan dari medan listrik eksternal.
4.1.8 Energi potensial listrik
Energi potensial listrik dari sistem muatan titik didefinisikan sebagai usaha yang
diperlukan untuk merakit sistem itu, mulai dari muatan diam dan berada di tak
hingga satu sama lain. Untuk dua muatan, energi dihitung dengan rumus
U(= W) =
1
4π 0
q1q2
r
. (4.7)
Pemakaian rumus lihat Contoh 7 dan 8.
4.1.9 Konduktor Bermuatan dan Generator Elektrostatis
Dari Pasal 25-6 diperlihatkan bahwa kelebihan muatan yang ditempatkan pada
konduktor (bila sudah ekuilbrium) akan berada dipermukaan luarnya. Dengan ka-
ta lain kita katakan bahwa dalam pendistribusian muatan, muatan itu menjadikan
seluruh konduktor, termasuk kedua permukaan dan titik-titik di dalamnya, me-
nuju ke potensial yang uniform. Gambar 26-17 menunjukkan V (r)—dan juga
E(r)— untuk bola penghantar bermuatan atau kulit sferis. Pemikiran seperti ini
bisa untuk menjelaskan cara kerja generator elektrosatis. Contoh 10 dan Gambar
26-18 menunjukkan prinsip kerjanya. Jelas bahwa bila antara dua konduktor dihu-
bungkan dalam gambar itu, muatan q pada bola dalam seluruhnya akan berpindah
ke kulit luar, tak peduli berapapun jumlah muatan yang sudah ada di luar.
14 BAB 4. POTENSIAL LISTRIK
4.2 Contoh Soal
4.3 Soal Latihan
c 2001 Nurkhamid http://www.nurid.net paknurid@nurid.net
Bab 5
Kapasitor dan Dielektrik
(ref: Bab 27)
5.1 Teori
5.1.1 Kapasitor dan kapasitansi
Kapasitor terbentuk atas dua (pelat) konduktor terisolasi dengan masing-masing
mengandung muatan sama banyak tapi berlawanan +q dan −q. Kapasitansi dide-
finisikan dari
q = CV (5.1)
dengan V adalah beda potensial antara dua pelat. Satuan SI untuk kapasitansi
adalah farad (1 farad = 1 coulomb/volt).
5.1.2 Kapasitor pelat paralel
Kapasitor pelat paralel tersusun atas 2 pelat paralel dengan luas A dan jarak antar
pelat d. Dalam ruang hampa, dengan penjabaran menggunakan hukum Gauss
kapasitansinya adalah
C =
0A
d
; (5.2)
lihat Contoh 1.
15
16 BAB 5. KAPASITOR DAN DIELEKTRIK
5.1.3 Kapasitor silindris
Kapasitor silindris terdiri atas dua silinder sesumbu yang panjang dengan panjang
l. Bila jejari dalam dan luar adalah a dan b, kapasitansi dihitung dengan
C =
2π 0l
ln(b/a)
, (5.3)
lihat Contoh 2.
5.1.4 Kapasitor bola
Kapasitor bola tersusun atas pelat dalam dan luar dengan jejari a dan b; kapasi-
tansinya (lihat Soal 22) adalah
C = 4π 0
ab
(b − a)
. (5.4)
Bila b → ∞ dan a = R, seperti dalam Contoh 3, maka kita dapatkan kapasi-
tansi bola terisolasi, atau
C = 4π 0R. (5.5)
5.1.5 Kapasitor seri dan paralel
Kapasitansi ekivalen Ceq dari gabungan beberapa kapasitor yang dirangkai seri
(lihat Contoh 4) dan paralel (lihat Soal 3) adalah
seri : 1
Ceq
= 1
C1
+ 1
C2
+ 1
C3
. . . (5.6)
paralel : Ceq = C1 + C2 + C3 . . . (5.7)
5.1.6 Energi dan kerapatan energi
Energi potensial U yang tersimpan di dalam kapasitor dengan rumus
U =
1
2
CV 2
, (5.8)
didefinisikan sebagai usaha yang diperlukan untuk mengisi muatan. Energi ini
enaknya dipandang sebagai energi yang tersimpan di dalam medan listrik E yang
5.1. TEORI 17
ada di kapasitor itu. Dengan perluasan ini secara umum kita dapat mengasosia-
sikan energi yang tesimpan dengan medan listrik, tanpa mempedulikan asal mula
medan listriknya. Kerapatan energi u dirumuskan sebagai
u =
1
2
0E2
, (5.9)
dengan asumsi E ada di ruang hampa.
5.1.7 Kapasitansi dengan dielektrik
Gambar 27-6a, b menunjukkan ruang di antara pelat-pelat kapasitor yang sepe-
nuhnya diisi dengan bahan dielektrik. Eksperimen menunjukkan bahwa dielektrik
menaikkan kapasitansi C sebesar faktor κ. Faktor ini merupakan karakteristik
bahan (lihat Tabel 27-1) dan dinamakan konstanta dielektrik.
5.1.8 Energi dan kerapatan energi dengan dielektrik
Untuk beda potensial tetap, kenaikan kapasitansi yang disebabkan oleh penam-
bahan dielektrik akan berarti pula (lihat Gbr. 27-6a dan Pers. 5.8) bahwa energi U
yang tersimpan di kapasitor juga naik dengan faktor κ. Diperluas, Pers. 5.9 untuk
kerapatan energi akan menghasilkan generalisasi
u =
1
2
κ 0E2
. (5.10)
Pengaruh penambahan dieletrik ini dapat dipahami secara fisis berdasarkan
atas kerja medan listrik pada dipol listrik permanen atau terimbas dalam batang
dielektrik. Seperti digambarkan dalam Gbr. 27-8, hasilnya berupa terbentuknya
muatan-muatan permukaan imbas, yang mengakibatkan pelemahan medan di da-
lam batang dielektrik.
5.1.9 Hukum Gauss dalam dielektrik
Ketika ada dielektrik, hukum Gauss dapat dibawa ke bentuk umum sebagai
0 (kE) · dS = q. (5.11)
Di sini q hanya meliputi muatan bebas saja, yakni muatan permukaan akibat
imbas yang ikut diperhitungkan dengan dimasukkannya κ di dalam integral. Con-
toh 8 menerapkan persamaan ini ke kasus khusus yang penting.
18 BAB 5. KAPASITOR DAN DIELEKTRIK
5.2 Contoh Soal
5.3 Soal Latihan
c 2001 Nurkhamid http://www.nurid.net paknurid@nurid.net
Bab 6
Arus Listrik dan Hambatan
(ref: Bab 28)
6.1 Teori
6.1.1 Arus dan rapat arus
Arus i
Arus listrik i dalam konduktor didefinisikan sebagai
i =
dq
dt
. (6.1)
Di sini dq adalah jumlah muatan yang lewat dalam waktu dt melalui permuka-
an hipotetis yang memotong konduktor. Bila arus steady, nilainya akan sama di
semua penampang lintang.
Rapat arus j
Arus (skalar) terkait dengan rapat arus j (vektor) dengan hubungan
i = j · dS (6.2)
dengan dS adalah elemen luas dan integral dilakukan di seluruh permukaan yang
memotong penampang lintang konduktor.
19
20 BAB 6. ARUS LISTRIK DAN HAMBATAN
Konvensi tanda
Arah j pada sebarang titik adalah seperti arah gerak muatan positif bila muatan itu
ditempatkan di titik itu; lihat Gbr. 28-1 dan Contoh 1. Kita sering melabeli arus i
dengan panah untuk mengingatkan kita akan arah vektor rapat arus penyebabnya.
Laju hanyut rerata pembawa muatan
Ketika medan listrik E diberikan dalam konduktor, pembawa muatan (diasumsi-
kan positif) akan mendapat laju hanyut vd ke arah E, yang terkait dengan rapat
arus melalui rumus
j = (ne)vd (6.3)
dengan (ne) adalah rapat muatan.
6.1.2 Hambatan konduktor
Hambatan R antara dua sebarang permukaan ekuipotensial konduktor didefinisi-
kan dari
R = V/i (6.4)
dengan V adalah beda potensial antara kedua permukaan dan i adalah arus. Satuan
SI untuk R adalah ohm (= 1 V/A); disingkat Ω.
6.1.3 Resistivitas bahan
Persamaan serupa mendefinisikan resistivitas bahan ρ, yakni
ρ = E/j (6.5)
dengan E adalah medan listrik; lihat Tabel 28-1. Untuk konduktor silindris kita
dapat menghitung R dari
R = ρl/A; (6.6)
lihat Contoh 3.
6.1. TEORI 21
Perubahan ρ terhadap suhu
Resistivitas ρ bahan pada umumnya berubah terhadap suhu. Kebanyakan, terma-
suk logam, perubahan ini cukup didekati dengan hubungan linear empirik dengan
persamaan
ρ = ρ0[1 + α(T − T0)]. (6.7)
dengan ρ0 adalah resistivitas bahan pada suhu acuan T0, α adalah koefisien suhu
rerata resistivitas untuk kisaran suhu tertentu; lihat Tabel 28-1 dan Gbr. 28-2.
6.1.4 Hukum Ohm
Ditinjau hukum Ohm untuk konduktor dan bahan.
Konduktor
Konduktor tertentu memenuhi hukum Ohm bila resistansi R tidak tergantung pa-
da beda potensial terpasang V . Artinya, ada hubungan antara V dan i dengan
persamaan V = iR; bandingkan Gbr. 28-4 dan 28-5.
Bahan
Bahan tertentu memenuhi hukum Ohm bila resistivitasnya tidak tergantung pada
medan listrik terpasang E. Ini mengisyaratkan adanya hubungan linear antara E
dan rapat arus j dengan persamaan
E = ρj. (6.8)
6.1.5 Resistivitas logam
Dengan memperlakukan elektron konduksi dalam logam seperti molekul-molekuk
gas, kita bisa menjabarkan persamaan untuk resistivitas logam, berikut ini
ρ =
m
ne2τ
. (6.9)
Di sini n adalah jumlah elektron per satuan volume dan τ adalah waktu rerata an-
tar tumbukan elektron dengan susunan (kisi-kisi) inti-inti ion. Pembahasan yang
didasarkan atas Gbr. 28-6 menunjukkan bahwa τ tidak tergantung E dan karena-
nya bisa menjelaskan dipenuhinya hukum Ohm oleh logam; lihat Contoh 4.
22 BAB 6. ARUS LISTRIK DAN HAMBATAN
6.1.6 Daya
Daya P atau laju transfer energi dalam peranti elektrik dengan beda potensial V
dibuat konstan adalah
P = iV. (6.10)
6.1.7 Hukum Joule
Bila peranti itu berupa resistor, Pers. 6.10 dapat ditulis sebagai
P = i2
R = V 2
/R, (6.11)
dua bentuk hukum Joule yang ekivalen; lihat Contoh 5. Dalam resitor, energi
potensial listrik ditransfer ke kisi-kisi dengan menghanyutkan pembawa muatan,
yang mewujud sebagai energi termal internal.
6.2 Contoh Soal
6.3 Soal Latihan
c 2001 Nurkhamid http://kuliah.nurid.net paknurid@nurid.net
Dokumen ini diproduksi dengan LATEX2ε—sebagai pengalaman pertama meng-
olah dokumen dengan LATEX2ε.

More Related Content

What's hot

03 bab2
03 bab203 bab2
03 bab21habib
 
167618810 potensial-listrik
167618810 potensial-listrik167618810 potensial-listrik
167618810 potensial-listrikKevin Adit
 
Tugas olim hukum coulomb
Tugas olim hukum coulombTugas olim hukum coulomb
Tugas olim hukum coulomb-Yuniati Said
 
Soal latihan muatan dan medan listrik
Soal latihan muatan dan medan listrikSoal latihan muatan dan medan listrik
Soal latihan muatan dan medan listrikHastuti ELINS
 
Listrik statis
Listrik statisListrik statis
Listrik statisauliarika
 
pertemuan 1 Hukum Coulumb
pertemuan 1 Hukum Coulumbpertemuan 1 Hukum Coulumb
pertemuan 1 Hukum CoulumbMario Yuven
 
soal-soal ujian fisika dasar 2 Univ.Ahmad Dahlan
soal-soal ujian fisika dasar 2 Univ.Ahmad Dahlansoal-soal ujian fisika dasar 2 Univ.Ahmad Dahlan
soal-soal ujian fisika dasar 2 Univ.Ahmad DahlanPutri Cintya
 
Listrik statis-fix
Listrik statis-fixListrik statis-fix
Listrik statis-fixBudi Santoso
 
Diktat fisika dasar ii
Diktat fisika dasar iiDiktat fisika dasar ii
Diktat fisika dasar iipinkycantik
 
Fisika Hukum Coulomb PPT SMAN 7 Tangerang
Fisika Hukum Coulomb PPT SMAN 7 Tangerang Fisika Hukum Coulomb PPT SMAN 7 Tangerang
Fisika Hukum Coulomb PPT SMAN 7 Tangerang Muhammad Naufal
 
01.muatan listrik dan hukum coulomb
01.muatan listrik dan hukum coulomb01.muatan listrik dan hukum coulomb
01.muatan listrik dan hukum coulombnovi hendriadi
 
02 listrik statis 2
02 listrik statis 202 listrik statis 2
02 listrik statis 2Ari Yanti
 
Bab 4 muatan listrik
Bab 4 muatan listrikBab 4 muatan listrik
Bab 4 muatan listrikIyan Uyee
 
listrik statik
listrik statiklistrik statik
listrik statikStudent
 
Listrik statis firman ahyuda
Listrik statis  firman ahyudaListrik statis  firman ahyuda
Listrik statis firman ahyudafirmanahyuda
 

What's hot (20)

03 bab2
03 bab203 bab2
03 bab2
 
167618810 potensial-listrik
167618810 potensial-listrik167618810 potensial-listrik
167618810 potensial-listrik
 
Tugas olim hukum coulomb
Tugas olim hukum coulombTugas olim hukum coulomb
Tugas olim hukum coulomb
 
3.medan listrik-baru
3.medan listrik-baru3.medan listrik-baru
3.medan listrik-baru
 
Soal latihan muatan dan medan listrik
Soal latihan muatan dan medan listrikSoal latihan muatan dan medan listrik
Soal latihan muatan dan medan listrik
 
2 medan listrik 1
2 medan listrik 12 medan listrik 1
2 medan listrik 1
 
Listrik statis
Listrik statisListrik statis
Listrik statis
 
3 medan listrik 2
3 medan listrik 23 medan listrik 2
3 medan listrik 2
 
pertemuan 1 Hukum Coulumb
pertemuan 1 Hukum Coulumbpertemuan 1 Hukum Coulumb
pertemuan 1 Hukum Coulumb
 
soal-soal ujian fisika dasar 2 Univ.Ahmad Dahlan
soal-soal ujian fisika dasar 2 Univ.Ahmad Dahlansoal-soal ujian fisika dasar 2 Univ.Ahmad Dahlan
soal-soal ujian fisika dasar 2 Univ.Ahmad Dahlan
 
Listrik statis-fix
Listrik statis-fixListrik statis-fix
Listrik statis-fix
 
teori kuantum
teori kuantumteori kuantum
teori kuantum
 
medan listrik
 medan listrik medan listrik
medan listrik
 
Diktat fisika dasar ii
Diktat fisika dasar iiDiktat fisika dasar ii
Diktat fisika dasar ii
 
Fisika Hukum Coulomb PPT SMAN 7 Tangerang
Fisika Hukum Coulomb PPT SMAN 7 Tangerang Fisika Hukum Coulomb PPT SMAN 7 Tangerang
Fisika Hukum Coulomb PPT SMAN 7 Tangerang
 
01.muatan listrik dan hukum coulomb
01.muatan listrik dan hukum coulomb01.muatan listrik dan hukum coulomb
01.muatan listrik dan hukum coulomb
 
02 listrik statis 2
02 listrik statis 202 listrik statis 2
02 listrik statis 2
 
Bab 4 muatan listrik
Bab 4 muatan listrikBab 4 muatan listrik
Bab 4 muatan listrik
 
listrik statik
listrik statiklistrik statik
listrik statik
 
Listrik statis firman ahyuda
Listrik statis  firman ahyudaListrik statis  firman ahyuda
Listrik statis firman ahyuda
 

Viewers also liked

Soal soal fisika
Soal soal fisikaSoal soal fisika
Soal soal fisikaddhirf
 
Energi potensial listrik bermuatan
Energi potensial listrik bermuatan Energi potensial listrik bermuatan
Energi potensial listrik bermuatan kholifahifa
 
Makalah "Medan Listrik dalam Dielektrik"
Makalah "Medan Listrik dalam Dielektrik"Makalah "Medan Listrik dalam Dielektrik"
Makalah "Medan Listrik dalam Dielektrik"Nurfaizatul Jannah
 
Listrik Statis, Medan Magnet dan Induksi Elektromagnet Fisika Kelas 12
Listrik Statis, Medan Magnet dan Induksi Elektromagnet Fisika Kelas 12 Listrik Statis, Medan Magnet dan Induksi Elektromagnet Fisika Kelas 12
Listrik Statis, Medan Magnet dan Induksi Elektromagnet Fisika Kelas 12 Yuli Siregar
 
Etika berinternet dan social network
Etika berinternet dan social networkEtika berinternet dan social network
Etika berinternet dan social networkAdrian Excel
 
Etika Dalam Internet
Etika Dalam InternetEtika Dalam Internet
Etika Dalam InternetRizka Aprilia
 
Laporan Rumus Rumus Lensa (O1)
Laporan Rumus Rumus Lensa (O1)Laporan Rumus Rumus Lensa (O1)
Laporan Rumus Rumus Lensa (O1)GGM Spektafest
 
Soal jawab pembahasan_un_2008_pakarfisika
Soal jawab pembahasan_un_2008_pakarfisikaSoal jawab pembahasan_un_2008_pakarfisika
Soal jawab pembahasan_un_2008_pakarfisikafiqihnurhakiki
 
MODUL FISIKA LISTRIK DAN MAGNET
MODUL FISIKA LISTRIK DAN MAGNETMODUL FISIKA LISTRIK DAN MAGNET
MODUL FISIKA LISTRIK DAN MAGNETHarisman Nizar
 
Signal conditioning
Signal conditioningSignal conditioning
Signal conditioningFani Hakim
 
Kumpulan solal listrik dan magnet beserta jawaban
Kumpulan solal listrik dan magnet beserta jawabanKumpulan solal listrik dan magnet beserta jawaban
Kumpulan solal listrik dan magnet beserta jawabanHarisman Nizar
 
Medan elektromagnetik 2
Medan elektromagnetik 2Medan elektromagnetik 2
Medan elektromagnetik 2sinta novita
 

Viewers also liked (19)

Soal soal fisika
Soal soal fisikaSoal soal fisika
Soal soal fisika
 
DIELEKTRIK PADA TEKNIK TEGANGAN TINGGI
DIELEKTRIK PADA TEKNIK TEGANGAN TINGGI DIELEKTRIK PADA TEKNIK TEGANGAN TINGGI
DIELEKTRIK PADA TEKNIK TEGANGAN TINGGI
 
Energi potensial listrik bermuatan
Energi potensial listrik bermuatan Energi potensial listrik bermuatan
Energi potensial listrik bermuatan
 
Vektor
VektorVektor
Vektor
 
Makalah "Medan Listrik dalam Dielektrik"
Makalah "Medan Listrik dalam Dielektrik"Makalah "Medan Listrik dalam Dielektrik"
Makalah "Medan Listrik dalam Dielektrik"
 
gradien matkul anvek
gradien matkul anvekgradien matkul anvek
gradien matkul anvek
 
03 bab2
03 bab203 bab2
03 bab2
 
Listrik Statis, Medan Magnet dan Induksi Elektromagnet Fisika Kelas 12
Listrik Statis, Medan Magnet dan Induksi Elektromagnet Fisika Kelas 12 Listrik Statis, Medan Magnet dan Induksi Elektromagnet Fisika Kelas 12
Listrik Statis, Medan Magnet dan Induksi Elektromagnet Fisika Kelas 12
 
Etika berinternet dan social network
Etika berinternet dan social networkEtika berinternet dan social network
Etika berinternet dan social network
 
Etika Dalam Internet
Etika Dalam InternetEtika Dalam Internet
Etika Dalam Internet
 
Laporan Rumus Rumus Lensa (O1)
Laporan Rumus Rumus Lensa (O1)Laporan Rumus Rumus Lensa (O1)
Laporan Rumus Rumus Lensa (O1)
 
6 Divergensi dan CURL
6 Divergensi dan CURL6 Divergensi dan CURL
6 Divergensi dan CURL
 
Un fisika 2003
Un fisika 2003Un fisika 2003
Un fisika 2003
 
Soal jawab pembahasan_un_2008_pakarfisika
Soal jawab pembahasan_un_2008_pakarfisikaSoal jawab pembahasan_un_2008_pakarfisika
Soal jawab pembahasan_un_2008_pakarfisika
 
MODUL FISIKA LISTRIK DAN MAGNET
MODUL FISIKA LISTRIK DAN MAGNETMODUL FISIKA LISTRIK DAN MAGNET
MODUL FISIKA LISTRIK DAN MAGNET
 
Signal conditioning
Signal conditioningSignal conditioning
Signal conditioning
 
Kumpulan solal listrik dan magnet beserta jawaban
Kumpulan solal listrik dan magnet beserta jawabanKumpulan solal listrik dan magnet beserta jawaban
Kumpulan solal listrik dan magnet beserta jawaban
 
Medan elektromagnetik 2
Medan elektromagnetik 2Medan elektromagnetik 2
Medan elektromagnetik 2
 
Kuat medan listrik
Kuat medan listrikKuat medan listrik
Kuat medan listrik
 

Similar to Muatan

listrik statis salinan salinan salinan salinan (1) salinan.pptx
listrik statis salinan salinan salinan salinan (1) salinan.pptxlistrik statis salinan salinan salinan salinan (1) salinan.pptx
listrik statis salinan salinan salinan salinan (1) salinan.pptxyadnya2
 
Kd 3.2 Listrik Statis
Kd 3.2 Listrik StatisKd 3.2 Listrik Statis
Kd 3.2 Listrik StatisPetrus Lahat
 
PPT FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12
PPT FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12PPT FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12
PPT FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12ShafrinaLee
 
Elektrostatika.ppt
Elektrostatika.pptElektrostatika.ppt
Elektrostatika.pptCecepSanusi2
 
Fisika - Listrik Statis
Fisika - Listrik StatisFisika - Listrik Statis
Fisika - Listrik StatisFatimahFF
 
FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12 MIPA 6 SMAN 7 TANGERANG
FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12 MIPA 6 SMAN 7 TANGERANGFISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12 MIPA 6 SMAN 7 TANGERANG
FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12 MIPA 6 SMAN 7 TANGERANGAstari Sari
 
01.muatan listrik dan hukum coulomb
01.muatan listrik dan hukum coulomb01.muatan listrik dan hukum coulomb
01.muatan listrik dan hukum coulombnovi hendriadi
 
Listrik statis
Listrik statisListrik statis
Listrik statisdamar_kp3
 
Listrik Statis fisika SMAN 7 TANGERANG kelas 12 MIPA 4
Listrik Statis fisika SMAN 7 TANGERANG kelas 12 MIPA 4Listrik Statis fisika SMAN 7 TANGERANG kelas 12 MIPA 4
Listrik Statis fisika SMAN 7 TANGERANG kelas 12 MIPA 4nurul izza
 
Teori bahan isolasi-Syamsir Abduh
Teori bahan isolasi-Syamsir AbduhTeori bahan isolasi-Syamsir Abduh
Teori bahan isolasi-Syamsir AbduhTrisakti University
 
Modul 1 muatan dan medan listrik
Modul 1 muatan dan medan listrikModul 1 muatan dan medan listrik
Modul 1 muatan dan medan listrikHastuti ELINS
 
Gelombang elektromagnetik
Gelombang elektromagnetikGelombang elektromagnetik
Gelombang elektromagnetikNurul Shufa
 
DASAR_TEKNIK_ELEKTRO.pptx
DASAR_TEKNIK_ELEKTRO.pptxDASAR_TEKNIK_ELEKTRO.pptx
DASAR_TEKNIK_ELEKTRO.pptxDwiPratiwi50
 
Medan Listrik Pertemuan 5.pptx
Medan Listrik Pertemuan 5.pptxMedan Listrik Pertemuan 5.pptx
Medan Listrik Pertemuan 5.pptxendarwati12
 
Bab 2 listrik statis dan dinamis
Bab 2   listrik statis dan dinamisBab 2   listrik statis dan dinamis
Bab 2 listrik statis dan dinamiseli priyatna laidan
 
LISTRIK STATIS
LISTRIK STATIS LISTRIK STATIS
LISTRIK STATIS Mr. FM
 

Similar to Muatan (20)

listrik statis salinan salinan salinan salinan (1) salinan.pptx
listrik statis salinan salinan salinan salinan (1) salinan.pptxlistrik statis salinan salinan salinan salinan (1) salinan.pptx
listrik statis salinan salinan salinan salinan (1) salinan.pptx
 
Kd 3.2 Listrik Statis
Kd 3.2 Listrik StatisKd 3.2 Listrik Statis
Kd 3.2 Listrik Statis
 
PPT FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12
PPT FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12PPT FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12
PPT FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12
 
Elektrostatika.ppt
Elektrostatika.pptElektrostatika.ppt
Elektrostatika.ppt
 
Fisika - Listrik Statis
Fisika - Listrik StatisFisika - Listrik Statis
Fisika - Listrik Statis
 
52165275 konsep-elektrostatik
52165275 konsep-elektrostatik52165275 konsep-elektrostatik
52165275 konsep-elektrostatik
 
LISTRIK STATIS.ppt
LISTRIK STATIS.pptLISTRIK STATIS.ppt
LISTRIK STATIS.ppt
 
FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12 MIPA 6 SMAN 7 TANGERANG
FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12 MIPA 6 SMAN 7 TANGERANGFISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12 MIPA 6 SMAN 7 TANGERANG
FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12 MIPA 6 SMAN 7 TANGERANG
 
Listrik statis
Listrik statisListrik statis
Listrik statis
 
01.muatan listrik dan hukum coulomb
01.muatan listrik dan hukum coulomb01.muatan listrik dan hukum coulomb
01.muatan listrik dan hukum coulomb
 
Listrik statis
Listrik statisListrik statis
Listrik statis
 
Ppt hukum ohm bag 1
Ppt hukum ohm bag 1Ppt hukum ohm bag 1
Ppt hukum ohm bag 1
 
Listrik Statis fisika SMAN 7 TANGERANG kelas 12 MIPA 4
Listrik Statis fisika SMAN 7 TANGERANG kelas 12 MIPA 4Listrik Statis fisika SMAN 7 TANGERANG kelas 12 MIPA 4
Listrik Statis fisika SMAN 7 TANGERANG kelas 12 MIPA 4
 
Teori bahan isolasi-Syamsir Abduh
Teori bahan isolasi-Syamsir AbduhTeori bahan isolasi-Syamsir Abduh
Teori bahan isolasi-Syamsir Abduh
 
Modul 1 muatan dan medan listrik
Modul 1 muatan dan medan listrikModul 1 muatan dan medan listrik
Modul 1 muatan dan medan listrik
 
Gelombang elektromagnetik
Gelombang elektromagnetikGelombang elektromagnetik
Gelombang elektromagnetik
 
DASAR_TEKNIK_ELEKTRO.pptx
DASAR_TEKNIK_ELEKTRO.pptxDASAR_TEKNIK_ELEKTRO.pptx
DASAR_TEKNIK_ELEKTRO.pptx
 
Medan Listrik Pertemuan 5.pptx
Medan Listrik Pertemuan 5.pptxMedan Listrik Pertemuan 5.pptx
Medan Listrik Pertemuan 5.pptx
 
Bab 2 listrik statis dan dinamis
Bab 2   listrik statis dan dinamisBab 2   listrik statis dan dinamis
Bab 2 listrik statis dan dinamis
 
LISTRIK STATIS
LISTRIK STATIS LISTRIK STATIS
LISTRIK STATIS
 

Recently uploaded

TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)ratnawijayanti31
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxSDN1Wayhalom
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxSitiRukmanah5
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumfebrie2
 
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptxFisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptxPutriAriatna
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 

Recently uploaded (12)

TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
 
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptxFisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 

Muatan

  • 1. Bab 1 Muatan dan Materi (ref: Bab 23) 1.1 Teori ⇒ Elektromagnetisme ⇒ Muatan listrik ⇒ Konduktor, isolator, dan semi- konduktor ⇒ Coulomb dan ampere ⇒ Hukum Coulomb ⇒ Superposisi untuk banyak muatan titik ⇒ Muatan itu terkuantisasi ⇒ Sifat kelistrikan bahan ⇒ Muatan itu terkonservasi 1.1.1 Elektromagnetisme Elektromagnetisme adalah deskripsi mengenai interaksi yang melibatkan muatan listrik. Elektromagnetisme klasik, yang dirangkum dalam persamaan Maxwell, mencakup fenomena kelistrikan, kemagnetan, induksi elektromagnetik (generator listrik), dan radiasi elektromagnetik, yang juga mencakup semua fenomena optik. 1.1.2 Muatan listrik Kekuatan interaksi elektromagnetik partikel sebagian ditentukan oleh muatan lis- triknya, yang dapat berjenis positid atau negatif. Muatan sejenis tolak- menolak, muatan lain jenis tarik-menarik. Benda dengan jumlah muatan positif dan nega- tif yang sama banyak dikatakan netral secara elektrik, sementara itu benda yang kelebihan salah satu jenis muatan dikatakan ’termuatani’ secara elektrik. 1
  • 2. 2 BAB 1. MUATAN DAN MATERI 1.1.3 Konduktor, isolator, dan semikonduktor Konduktor adalah bahan dengan partikel bermuatan yang bebas bergerak (elek- tron dalam logam) dalam jumlah yang signifikan banyak. Partikel bermuatan da- lam isolator tidaklah bebas. Semikonduktor berada di antara sifat konduktor dan isolator. 1.1.4 Coulomb dan ampere Satuan SI untuk muatan adalah coulomb (C). Coulomb didefinisikan dalam satuan arus ampere (A) sebagai muatan yang melintasi titik tertentu ketika arus yang mengalir adalah satu ampere; lihat Pers.(1.1). Hubungan arus dan muatan Arus dan muatan mempunyai hubungan q = it (1.1) dengan q: muatan, i: arus, t: waktu. Contoh 1 menggambarkan muatan listrik dalam jumlah besar yang berada dalam sampel bahan biasa. 1.1.5 Hukum Coulomb Hukum Coulomb menerangkan gaya antara muatan-muatan (titik) kecil diam. Da- lam bentuk SI, F = 1 4π 0 q1 q2 (1.2) 0 secara eksperimental ditetapkan sebesar 8, 854 × 10−12 C2 /N2 · m2 . Sementara itu 1/4π 0 = 8, 99 × 109 N · m2 /C2 . 1.1.6 Superposisi untuk banyak muatan titik Gaya tarik-menarik atau tolak-menolak antar dua muatan titik diam bekerja se- panjang garis penghubung dua muatan itu. Bila ada lebih dari dua muatan, Pers. (1.2) berlaku untuk gaya antar masing-masing pasangan. Selanjutnya gaya re- sultan pada setiap muatan dihitung (dengan prinsip superposisi) sebagai jumlahan vektor dari gaya-gaya yang bekerja pada muatan itu yang disebabkan oleh semua muatan lainnya.
  • 3. 1.2. CONTOH SOAL 3 1.1.7 Muatan itu terkuantisasi Muatan listrik itu terkuantisasi. Artinya, setiap muatan yang ditemukan di alam dapat dituliskan sebagai ne, dengan n adalah bilangan bulat positif atau negatif dan e adalah konstanta alam yang dinamakan muatan elektron; nilainya didekati dengan 1, 602x10−19 C. 1.1.8 Sifat kelistrikan bahan Bahan seperti yang biasa kita jumpai dapat dipandang tersusun dari proton, ne- utron, dan elektron yang sifat-sifatnya dirangkum dalam Tabel 23-1. Atom me- ngandung inti kecil padat yang bermuatan positif (yang terdiri dari neutron dan proton) dan dikelilingi olen awan elektron yang tertarik ke inti akibat gaya elek- trik. Kebanyakan gaya yang biasa kita alami seperti gaya gesekan, tekanan FLui- da, gaya kontak antar permukaan pejal, dan gaya elastik semuanya merupakan ma- nifestasi dari interaksi elektrik antara partikel-partikel bermuatan penyusun atom. Contoh 3 dan 4 memperlihatkan bahwa gaya elektrik adalah jauh lebih besar da- ripada gravitasi ketika kedua interaksi ini terjadi secara simultan, dan bahwa gaya nuklir itu jauh lebih besar lagi. 1.1.9 Muatan itu terkonservasi Muatan listrik selain terkuantiFIkasi juga terkonservasi. Artinya, muatan netto (dalam jumlahan aljabarnya) dari sistem muatan yang terisolasi tidak akan beru- bah, tak peduli di situ telah terjadi interaksi apapun. 1.2 Contoh Soal (Soal 24:21) 1.3 Latihan c 2001 Nurkhamid http://www.nurid.net paknurid@nurid.net
  • 4. Bab 2 Medan Listrik (ref: Bab 24) 2.1 Teori ⇒ Interpretasi medan atas gaya listrik ⇒ Definisi medan listrik ⇒ Garis- garis gaya ⇒ Medan akibat satu atau beberapa muatan titik ⇒ Gaya dan percepatan dalam medan listrik ⇒ Dipol listrik ⇒ Torsi pada dipol listrik ⇒ Energi potensial dipol listrik 2.1.1 Interpretasi medan atas gaya listrik Salah satu cara untuk menerangkan gaya listrik antara dua muatan adalah dengan menganggap setiap muatan menimbulkan medan listrik dalam ruang di sekitarnya. Masing-masing muatan itu kemudian berinteraksi dengan medan yang dihasilkan di tempatnya masing-masing. 2.1.2 Definisi medan listrik Kita mendefinisikan medan listrik di suatu titik dalam ruang menurut gaya elektrik yang menimpa muatan uji kecil yang ditempatkan di titik itu. Persamaan untuk mendefinisikan ini adalah E = F/q0. (2.1) Medan listrik didefinisikan sebagai limit hasil bagi di atas ketika q0 mendekati nol bila nilai yang diperoleh dengan Pers. (2.1) berbeda-beda untuk muatan yang berbeda. 4
  • 5. 2.1. TEORI 5 2.1.3 Garis-garis gaya Garis-garis gaya merupakan cara yang enak untuk menyatakan medan listrik. Ga- ris tersebut digambar sedemikian hingga garis singgungnya menunjukkan arah medan dan sedemikian hingga jumlah garis per satuan luas penampang lintang yang tegak lurus dengan garis itu sebanding dengan kekuatan medan itu. Jumlah garis yang meninggalkan sebarang partikel bermuatan juga sebanding dengan mu- atannnya. Pasal 24-3 menunjukkan garis-garis medan untuk lembar muatan luas, bola bermuatan, dua muatan sama sejenis, dan dua muatan sama berlawanan. 2.1.4 Medan akibat satu atau beberapa muatan titik Sebarang medan listrik dapat dihitung dengan hukum Coulomb bila diketahui lo- kasi dan muatan dari partikel bermuatan yang menyebabkannya. Medan akibat satu muatan titik mempunyai magnitude E = 1 4π 0 q r2 (2.2) Arah medan menjauhi muatan bila muatan positif dan menuju muatan bila negatif. Medan akibat beberapa muatan Medan akibat beberapa muatan titik dihitung dengan menjumlahkan, secara vek- tor, kontribusi dari masing-masing muatan titik. Ini dinamakan prinsip superposi- si. Operasi penjumlahan akan berubah menjadi operasi integrasi ( ) bila muatan penyebab medan tidak lagi diskret tetapi terdistribusi secara kontinyu. Contoh 3, 4, dan 5 mengilustrasikan macam-macam hitungan ini. 2.1.5 Gaya dan percepatan dalam medan listrik Muatan titik dalam medan listrik E akan mengalami gaya elektrik F = Eq (2.3) dan percepatan sesuai dengan hukum Newton ke dua (F = ma). Contoh 6, 7, dan 8 mengilustrasikan aplikasi prinsip ini untuk partikel bermuatan yang bergerak dalam medan listrik uniform.
  • 6. 6 BAB 2. MEDAN LISTRIK 2.1.6 Dipol listrik Konfigurasi dua muatan sama besar tetapi berlawanan jenis ±q yang terpisah se- jauh 2a dinamakan dipol listrik. Dipol listrik dapat dijelaskan dalam momen dipol vektor p dengan magnitude 2aq dan arah sejajar dengan garis dari muatan negatif ke positif. Medan akibat dipol listrik dijelaskan dalam Contoh 3 dan Problem 26. 2.1.7 Torsi pada dipol listrik Dipol dalam medan listrik uniform tidak mengalami gaya netto tetapi mengalami torsi τ dengan τ = p × E. (2.4) Torsi ini cenderung membelokkan dipol ke arah sejajar dengan medan. 2.1.8 Energi potensial dipol listrik Energi potensial dipol dalam medan listrik dapat dihitung dengan U = −p · E. (2.5) 2.2 Contoh Soal (Soal 24:21) Hitung medan listrik E (ke mana arah dan berapa besarnya) di titik perpotongan diagonal P dari bujur sangkar dalam Gambar 2.1. Jawab: Bujur sangkar dengan sisi a akan mempunyai panjang diagonal (a2 + a2) = a √ 2. Titik perpotongan diagonal P akan membagi diagonal sama panjang. Se- hingga jarak dari P ke muatan 1 dan P ke muatan 3 adalah sama panjang, yakni (1/2)a √ 2. Medan listrik akibat muatan 1 (E1) dan akibat muatan 2 (E2) berkeku- atan sama besar tetapi arahnya berlawanan. Sehingga resultan dari E1 + E2 = 0. Kuat medan listrik E di titik P adalah hasil superposisi (penjumlahan vektor) dari E1 + E2 + E3 = 0 + E3 = E3. dengan E3 = 1 4π 0 2q ( 1 2 a √ 2)2 = q π 0a2 E = E1 + E2 + E3 = 0 + E3 = E3.
  • 7. 2.3. LATIHAN 7 Gambar 2.1: Mencari E akibat 3 muatan titik. Sehingga E = q π 0a2 Jadi besar medan listrik di perpotongan diagonal bujursangkar P adalah q π 0a2 dengan arah seperti arah E2 (lihat gambar, yakni menjauhi muatan 2 menyamping ke kiri atas dengan sudut 45o dari horizontal). 2.3 Latihan c 2001 Nurkhamid http://www.nurid.net paknurid@nurid.net
  • 8. Bab 3 Hukum Gauss (ref: Bab 25) 3.1 Teori 3.1.1 Hukum Gauss Hukum Gauss dan hukum Coulomb, meski dinyatakan dalam bentuk yang berbe- da, keduanya merupakan cara yang ekivalen untuk menjelaskan hubungan antara muatan dan medan listrik. Hukum Gauss adalah 0ΦE =q (3.1) denganΦE adalah flux medan listrik melalui permukaan tertutup khayal yang da- pat dibuat dalam medan ini. Muatan q di atas adalah muatan yang ada di dalam permukaan Gauss saja; muatan di luar tidak ikut memberi kontribusi terbentuknya flux dan tidak diperhitungkan dalam penerapan persamaan di atas. 3.1.2 Flux Medan Listrik Flux ΦE dapat dihitung dari ΦE = E.dS (3.2) Pembahasan yang berhubungan dengan Gambar 25-3 menunjukkan bagaimana perhitungan ini dapat dilakukan dalam kasus umum dan Contoh 1 menerangkan kasus khusus sederhana. Gambar 25-2 secara kualitatif memperlihatkan empat kasus sederhana penerapan hukum Gauss. 8
  • 9. 3.1. TEORI 9 3.1.3 Hukum Coulomb dan Hukum Gauss Hukum Coulomb dengan mudah dapat dijabarkan dari hukum Gauss, caranya li- hat Pasal 25-5. Uji eksperimen yang saksama atas hukum Gauss, juga hukum Coulomb, dijelaskan dalam Pasal 25-7. Seperti diperlihatkan Tabel 25-1, ekspo- nen dari r dalam hukum Coulomb sekarang diketahui tepat ’2’ dalam ketakpastian eksperimental 3 x 10−16 . Dengan menggunakan hukum Gauss, dalam beberapa kasus dengan meman- faatkan sifat simetri, bisa dijabarkan persamaan-persamaan penting. Diantaranya adalah: 3.1.4 Muatan pada Konduktor Kelebihan muatan pada konduktor yang terisolasi (dalam ekuilibrium) seluruhnya akan berada di luar permukaan. (Pasal 25-6) 3.1.5 Medan di luar muatan sferis (bola) Medan listrik di luar sebarang distribusi muatan sferis akan selalu mengarah radial dan dengan magnitude E = 1 4π 0 q r2 (3.3) dengan q adalah muatan total. 3.1.6 Medan di dalam muatan sferis Medan listrik di dalam sebarang distribusi muatan sferis selalu mengarah radial dan dengan magnitude E = 1 4π 0 q r2 (3.4) dengan q adalah bagian dari q yang tercakup dalam bola dengan radius r dengan pusat sumbu di pusat simetri. 3.1.7 Medan di dalam muatan sferis homogen Medan listrik di dalam muatan sferis homogen selalu mengarah radial dan dengan magnitude E = 1 4π 0 qr R3 (3.5)
  • 10. 10 BAB 3. HUKUM GAUSS 3.1.8 Medan akibat muatan garis tak hingga Medan listrik akibat muatan garis tak hingga selalu mengarah tegak lurus ke garis itu dan dengan magnitude E = λ 2π 0r (3.6) 3.1.9 Medan akibat muatan bidang tak hingga Medan listrik akibat muatan bidang tak hingga selalu mengarah tegak lurus bidang itu dan dengan magnitude E = σ 2 0 (3.7) 3.1.10 Medan di dekat konduktor bermuatan Medan listrik di dekat konduktor bermuatan, yang muatannya dalam kondisi eku- ilibrium, selalu mengarah tegak lurus permukaan dan dengan besar E = σ 0 (3.8) 3.2 Contoh Soal 3.3 Latihan c 2001 Nurkhamid http://www.nurid.net paknurid@nurid.net
  • 11. Bab 4 Potensial Listrik (ref: Bab 26) 4.1 Teori 4.1.1 Beda Potensial Listrik Bila gaya eksternal melakukan usaha Wab dalam memindahkan muatan uji q0 dari titik A ke titik B dalam medan listrik, maka beda potensial listrik antara kedua titik ini dapat dihitung dengan rumus VB − VA = WAB q0 (4.1) Wab (dan juga VB - VA) nilainya tidak tergantung pada lintasan yang diambil; lihat Gambar 26-1. 4.1.2 Potensial Listrik V dan satuan Volt Titik A di atas sering dianggap sebagai titik acuan universal, yang terletak di tak hingga, dan VA diberi nilai sebarang nol. Titik B karenanya merupakan titik me- dan umum, yang potensial listriknya adalah VB (atau V saja; lihat pers. 26-2). Satuan SI untuk potensial listrik adalah volt, yang didefinisikan sebagai 1 jou- le/coulomb. 11
  • 12. 12 BAB 4. POTENSIAL LISTRIK 4.1.3 Permukaan Ekuipotensial Permukaan ekuipotensial merupakan tempat kedudukan titik-titik dengan potensi- al listrik yang sama. Usaha yang dilakukan untuk memindahkan muatan dari satu permukaan ekuipotensial ke yang lain tidak tergantung pada letak titik awal dan akhir pada permukaan ini atau pada sifat lintasan yang menghubungkannya; lihat Gambar 26-2. Garis-garis gaya yang berhubungan dengan medan listrik selalu tegak lurus dengan keluarga permukaan ekuipotensial ini; lihat Gambar 26-15. 4.1.4 Menghitung V dari E Bila medan listrik E diketahui di semua area tertentu, beda potensial antara dua sebarang titik dalam area itu dihitung dengan VB − VA = − B A E . dl (4.2) Di sini integral garis dilakukan sepanjang sebarang lintasan yang menghubungkan A dan B. Penerapan persamaan ini dapat dilihat di contoh 1 dan 2. 4.1.5 Menghitung E dari V Sebaliknya, bila potensial V (x, y, z) diketahui di semua daerah tertentu, kompo- nen Edapat ditemukan dengan pendiferensialan, atau Ex = − ∂V ∂x , Ey = − ∂V ∂y , Ez = − ∂V ∂z (4.3) Persamaan 4.2 dan 4.3 merupakan relasi timbal balik yang menghubungkan E dan V. 4.1.6 Potensial akibat muatan titik atau distribusi muatan Bila titik A dalam pers. 4.2 dipilih berada di tak hingga dan bila kita menentukan VA = 0, potensial akibat satu muatan titik dapat dihitung (dari pers. 4.2 dan pers. 24-4) dengan V (= VB) = 1 4π 0 q r . (4.4) Untuk distribusi muatan kontinyu ini dapat diperluas menjadi V = 1 4π 0 dq r (4.5) dengan integral dikerjakan pada seluruh muatan. Lihat Contoh 3, 4, 5, dan 6.
  • 13. 4.1. TEORI 13 4.1.7 Dipol Listrik Dua muatan sama besar tapi berlawanan ±q yang terpisah sejauh 2a akan mem- bentuk dipol listrik. Momen dipolnya p menunjuk dari muatan negatif ke positif dan mempunyai besar 2qa. Potensial akibat dipol adalah V (r, θ) = 1 4π 0 p cos θ r2 (untuk r 2a) (4.6) dengan r dan θ didefinisikan dari Gambar 26-9. Banyak molekul mempunyai momen dipol intrinsik (Gambar 26-11). SEperti diperlihatkan Gambar 26-12, momen dipol dapat juga diimbaskan dari medan listrik eksternal. 4.1.8 Energi potensial listrik Energi potensial listrik dari sistem muatan titik didefinisikan sebagai usaha yang diperlukan untuk merakit sistem itu, mulai dari muatan diam dan berada di tak hingga satu sama lain. Untuk dua muatan, energi dihitung dengan rumus U(= W) = 1 4π 0 q1q2 r . (4.7) Pemakaian rumus lihat Contoh 7 dan 8. 4.1.9 Konduktor Bermuatan dan Generator Elektrostatis Dari Pasal 25-6 diperlihatkan bahwa kelebihan muatan yang ditempatkan pada konduktor (bila sudah ekuilbrium) akan berada dipermukaan luarnya. Dengan ka- ta lain kita katakan bahwa dalam pendistribusian muatan, muatan itu menjadikan seluruh konduktor, termasuk kedua permukaan dan titik-titik di dalamnya, me- nuju ke potensial yang uniform. Gambar 26-17 menunjukkan V (r)—dan juga E(r)— untuk bola penghantar bermuatan atau kulit sferis. Pemikiran seperti ini bisa untuk menjelaskan cara kerja generator elektrosatis. Contoh 10 dan Gambar 26-18 menunjukkan prinsip kerjanya. Jelas bahwa bila antara dua konduktor dihu- bungkan dalam gambar itu, muatan q pada bola dalam seluruhnya akan berpindah ke kulit luar, tak peduli berapapun jumlah muatan yang sudah ada di luar.
  • 14. 14 BAB 4. POTENSIAL LISTRIK 4.2 Contoh Soal 4.3 Soal Latihan c 2001 Nurkhamid http://www.nurid.net paknurid@nurid.net
  • 15. Bab 5 Kapasitor dan Dielektrik (ref: Bab 27) 5.1 Teori 5.1.1 Kapasitor dan kapasitansi Kapasitor terbentuk atas dua (pelat) konduktor terisolasi dengan masing-masing mengandung muatan sama banyak tapi berlawanan +q dan −q. Kapasitansi dide- finisikan dari q = CV (5.1) dengan V adalah beda potensial antara dua pelat. Satuan SI untuk kapasitansi adalah farad (1 farad = 1 coulomb/volt). 5.1.2 Kapasitor pelat paralel Kapasitor pelat paralel tersusun atas 2 pelat paralel dengan luas A dan jarak antar pelat d. Dalam ruang hampa, dengan penjabaran menggunakan hukum Gauss kapasitansinya adalah C = 0A d ; (5.2) lihat Contoh 1. 15
  • 16. 16 BAB 5. KAPASITOR DAN DIELEKTRIK 5.1.3 Kapasitor silindris Kapasitor silindris terdiri atas dua silinder sesumbu yang panjang dengan panjang l. Bila jejari dalam dan luar adalah a dan b, kapasitansi dihitung dengan C = 2π 0l ln(b/a) , (5.3) lihat Contoh 2. 5.1.4 Kapasitor bola Kapasitor bola tersusun atas pelat dalam dan luar dengan jejari a dan b; kapasi- tansinya (lihat Soal 22) adalah C = 4π 0 ab (b − a) . (5.4) Bila b → ∞ dan a = R, seperti dalam Contoh 3, maka kita dapatkan kapasi- tansi bola terisolasi, atau C = 4π 0R. (5.5) 5.1.5 Kapasitor seri dan paralel Kapasitansi ekivalen Ceq dari gabungan beberapa kapasitor yang dirangkai seri (lihat Contoh 4) dan paralel (lihat Soal 3) adalah seri : 1 Ceq = 1 C1 + 1 C2 + 1 C3 . . . (5.6) paralel : Ceq = C1 + C2 + C3 . . . (5.7) 5.1.6 Energi dan kerapatan energi Energi potensial U yang tersimpan di dalam kapasitor dengan rumus U = 1 2 CV 2 , (5.8) didefinisikan sebagai usaha yang diperlukan untuk mengisi muatan. Energi ini enaknya dipandang sebagai energi yang tersimpan di dalam medan listrik E yang
  • 17. 5.1. TEORI 17 ada di kapasitor itu. Dengan perluasan ini secara umum kita dapat mengasosia- sikan energi yang tesimpan dengan medan listrik, tanpa mempedulikan asal mula medan listriknya. Kerapatan energi u dirumuskan sebagai u = 1 2 0E2 , (5.9) dengan asumsi E ada di ruang hampa. 5.1.7 Kapasitansi dengan dielektrik Gambar 27-6a, b menunjukkan ruang di antara pelat-pelat kapasitor yang sepe- nuhnya diisi dengan bahan dielektrik. Eksperimen menunjukkan bahwa dielektrik menaikkan kapasitansi C sebesar faktor κ. Faktor ini merupakan karakteristik bahan (lihat Tabel 27-1) dan dinamakan konstanta dielektrik. 5.1.8 Energi dan kerapatan energi dengan dielektrik Untuk beda potensial tetap, kenaikan kapasitansi yang disebabkan oleh penam- bahan dielektrik akan berarti pula (lihat Gbr. 27-6a dan Pers. 5.8) bahwa energi U yang tersimpan di kapasitor juga naik dengan faktor κ. Diperluas, Pers. 5.9 untuk kerapatan energi akan menghasilkan generalisasi u = 1 2 κ 0E2 . (5.10) Pengaruh penambahan dieletrik ini dapat dipahami secara fisis berdasarkan atas kerja medan listrik pada dipol listrik permanen atau terimbas dalam batang dielektrik. Seperti digambarkan dalam Gbr. 27-8, hasilnya berupa terbentuknya muatan-muatan permukaan imbas, yang mengakibatkan pelemahan medan di da- lam batang dielektrik. 5.1.9 Hukum Gauss dalam dielektrik Ketika ada dielektrik, hukum Gauss dapat dibawa ke bentuk umum sebagai 0 (kE) · dS = q. (5.11) Di sini q hanya meliputi muatan bebas saja, yakni muatan permukaan akibat imbas yang ikut diperhitungkan dengan dimasukkannya κ di dalam integral. Con- toh 8 menerapkan persamaan ini ke kasus khusus yang penting.
  • 18. 18 BAB 5. KAPASITOR DAN DIELEKTRIK 5.2 Contoh Soal 5.3 Soal Latihan c 2001 Nurkhamid http://www.nurid.net paknurid@nurid.net
  • 19. Bab 6 Arus Listrik dan Hambatan (ref: Bab 28) 6.1 Teori 6.1.1 Arus dan rapat arus Arus i Arus listrik i dalam konduktor didefinisikan sebagai i = dq dt . (6.1) Di sini dq adalah jumlah muatan yang lewat dalam waktu dt melalui permuka- an hipotetis yang memotong konduktor. Bila arus steady, nilainya akan sama di semua penampang lintang. Rapat arus j Arus (skalar) terkait dengan rapat arus j (vektor) dengan hubungan i = j · dS (6.2) dengan dS adalah elemen luas dan integral dilakukan di seluruh permukaan yang memotong penampang lintang konduktor. 19
  • 20. 20 BAB 6. ARUS LISTRIK DAN HAMBATAN Konvensi tanda Arah j pada sebarang titik adalah seperti arah gerak muatan positif bila muatan itu ditempatkan di titik itu; lihat Gbr. 28-1 dan Contoh 1. Kita sering melabeli arus i dengan panah untuk mengingatkan kita akan arah vektor rapat arus penyebabnya. Laju hanyut rerata pembawa muatan Ketika medan listrik E diberikan dalam konduktor, pembawa muatan (diasumsi- kan positif) akan mendapat laju hanyut vd ke arah E, yang terkait dengan rapat arus melalui rumus j = (ne)vd (6.3) dengan (ne) adalah rapat muatan. 6.1.2 Hambatan konduktor Hambatan R antara dua sebarang permukaan ekuipotensial konduktor didefinisi- kan dari R = V/i (6.4) dengan V adalah beda potensial antara kedua permukaan dan i adalah arus. Satuan SI untuk R adalah ohm (= 1 V/A); disingkat Ω. 6.1.3 Resistivitas bahan Persamaan serupa mendefinisikan resistivitas bahan ρ, yakni ρ = E/j (6.5) dengan E adalah medan listrik; lihat Tabel 28-1. Untuk konduktor silindris kita dapat menghitung R dari R = ρl/A; (6.6) lihat Contoh 3.
  • 21. 6.1. TEORI 21 Perubahan ρ terhadap suhu Resistivitas ρ bahan pada umumnya berubah terhadap suhu. Kebanyakan, terma- suk logam, perubahan ini cukup didekati dengan hubungan linear empirik dengan persamaan ρ = ρ0[1 + α(T − T0)]. (6.7) dengan ρ0 adalah resistivitas bahan pada suhu acuan T0, α adalah koefisien suhu rerata resistivitas untuk kisaran suhu tertentu; lihat Tabel 28-1 dan Gbr. 28-2. 6.1.4 Hukum Ohm Ditinjau hukum Ohm untuk konduktor dan bahan. Konduktor Konduktor tertentu memenuhi hukum Ohm bila resistansi R tidak tergantung pa- da beda potensial terpasang V . Artinya, ada hubungan antara V dan i dengan persamaan V = iR; bandingkan Gbr. 28-4 dan 28-5. Bahan Bahan tertentu memenuhi hukum Ohm bila resistivitasnya tidak tergantung pada medan listrik terpasang E. Ini mengisyaratkan adanya hubungan linear antara E dan rapat arus j dengan persamaan E = ρj. (6.8) 6.1.5 Resistivitas logam Dengan memperlakukan elektron konduksi dalam logam seperti molekul-molekuk gas, kita bisa menjabarkan persamaan untuk resistivitas logam, berikut ini ρ = m ne2τ . (6.9) Di sini n adalah jumlah elektron per satuan volume dan τ adalah waktu rerata an- tar tumbukan elektron dengan susunan (kisi-kisi) inti-inti ion. Pembahasan yang didasarkan atas Gbr. 28-6 menunjukkan bahwa τ tidak tergantung E dan karena- nya bisa menjelaskan dipenuhinya hukum Ohm oleh logam; lihat Contoh 4.
  • 22. 22 BAB 6. ARUS LISTRIK DAN HAMBATAN 6.1.6 Daya Daya P atau laju transfer energi dalam peranti elektrik dengan beda potensial V dibuat konstan adalah P = iV. (6.10) 6.1.7 Hukum Joule Bila peranti itu berupa resistor, Pers. 6.10 dapat ditulis sebagai P = i2 R = V 2 /R, (6.11) dua bentuk hukum Joule yang ekivalen; lihat Contoh 5. Dalam resitor, energi potensial listrik ditransfer ke kisi-kisi dengan menghanyutkan pembawa muatan, yang mewujud sebagai energi termal internal. 6.2 Contoh Soal 6.3 Soal Latihan c 2001 Nurkhamid http://kuliah.nurid.net paknurid@nurid.net Dokumen ini diproduksi dengan LATEX2ε—sebagai pengalaman pertama meng- olah dokumen dengan LATEX2ε.