Dokumen tersebut membahas tentang likuiditas dan manajemen likuiditas bank. Likuiditas bank adalah kemampuan bank untuk memenuhi penarikan dana nasabah dan kewajiban yang jatuh tempo. Manajemen likuiditas melibatkan perkiraan kebutuhan dana dan penyediaan kas secara terus menerus untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek dan panjang. Bank perlu memelihara cadangan primer dan sekunder serta akses ke pasar uang untuk menjaga likuiditas
2. Pengertian Likuiditas:
- Likuiditas bank berkaitan dengan kemampuan
suatu bank untuk menghimpun sejumlah tertentu
dana dengan biaya tertentu dan dalam jangka
waktu tertentu
- Likuiditas adalah kemampuan bank untuk
memenuhi semua penarikan dana oleh nasabah
deposan, kewajiban yang telah jatuh tempo, dan
memenuhi permintaan kredit tanpa ada
penundaan
- Likuiditas berarti memiliki sumber dana yang
cukup tersedia untuk memenuhi semua
kewajiban
3. Liquidity Management :
• Suatu kegiatan monitoring secara terus
menerus akan kebutuhan kas yang seketika
dihadapi bank baik jangka pendek maupun
jangka panjang.
• Manajemen likuiditas melibatkan perkiraan
permintaan dana oleh masyarakat dan
penyediaan cadangan untuk memenuhi
semua kebutuhan
• Manajemen likuiditas melibatkan perkiraan
kebutuhan dan penyediaan kas secara terus
menerus baik kebutuhan jangka pendek atau
musiman maupun kebutuhan jangka panjang
4. Yang harus dilakukan bank agar tetap
likuid:
1.Memiliki Primary Reserve yang sesuai
dengan likuiditasnya
2.Memiliki Secondary Reserve yang baik
3.Mempunyai akses ke Pasar Uang
untuk mendapatkan dana setiap kali
diperlukan
5. Kebutuhan likuiditas cabang suatu bank
akan sangat dipengaruhi beberapa hal
sebagai berikut:
1.Kebijakan Kas Minimum
2.Pemenuhan untuk kebutuhan penarikan Giro atau
Tabungan
3.Jumlah Deposito yang jatuh tempo, dan yang
otomatis rollover
4.Besarnya cicilan Kredit yang jatuh tempo, dan
kemungkinan terjadinya tunggakan
6. Primary Reserve (Reserve Requirement atau
Giro Wajib Minimum)
- Dana yang harus disisihkan oleh bank untuk
cadangan yang wajib dipelihara sesuai
ketentuan BI dalam bentuk saldo giro pada BI
- Primary Reserve yang ditetapkan oleh BI
minimal 6,5% dari total Dana Pihak Ketiga untuk
valuta Rupiah dan 3% dari Dana Pihak Ketiga
untuk valuta asing
Rasio GWM = Giro pada BI x 100%
DPK
7. Secondary Reserve (Cadangan Sekunder):
cadangan yang berfungsi sebagai penyangga
Primary Reserve dalam bentuk investasi jangka
pendek yang likuid
Cadangan sekunder ditempatkan dalam bentuk
surat berharga (Marketable Securities) yang
memenuhi criteria sebagai berikut:
- Short Terms (berjangka pendek)
- High Quality (berkualitas tinggi)
- Marketable (mudah diperjualbelikan)
8. Pasar Uang:
• Tempat transaksi surat berharga jangka
pendek ( kurang dari satu tahun)
• Bersifat abstrak (tidak ada tempat
transaksi khusus)
• Transaksi melalui alat telekomunikasi
• Tidak ada badan pengawas khusus
seperti Bapepam di pasar modal
9. Jenis-jenis tingkat kesulitan dalam pengelolaan
likuiditas:
1. Kesulitan likuiditas temporer
o Bank tersebut masih mempunyai likuiditas yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan operasional hariannya, tetapi jatuh
temponya tidak match dengan kebutuhan pada saat itu.
o Kesulitan tersebut bisa diakibatkan karena Kliring Penyerahan
dengan Kliring Penerimaan sebagai akibat dari telah terjadi cut
off time pada Bank Sentral sehingga untuk kebutuhan Kas
atau Giro pada BI saat itu saldonya menjadi tidak cukup atau
negatif. Padahal keesokan harinya dana-dana tersebut telah
bisa diterima secara efektif oleh bank yang bersangkutan
Diatasi dengan:
- Pinjaman di pasar uang
- Melikuidasi cadangan sekunder
- Menjual SBPU
10. 2. Kesulitan likuiditas Struktural
o Kesulitan tersebut timbul karena adanya mismatch
yang lebih lama dibandingkan dengan kesulitan
likuiditas temporer, umumnya disebabkan karena
pemberian loan jangka waktunya tidak sesuai
dengan jangka waktu tersedianya sumber dana.
Diatasi dengan:
- Pinjaman jangka panjang
- Tambahan modal
11. Jenis-Jenis Resiko Dalam Penempatan Dana
1.Liquidity Risk
o Resiko yang timbul karena tidak dapat dipenuhinya
kewajiban pada saat dibutuhkan, yang diakibatkan oleh
tidak cukupnya alat likuiditas pada bank (jangka pendek).
2. Interest Rate Risk
• Resiko yang timbul karena perubahan tingkat bunga
sebagai akibat mismatch position yang dilakukan bank,
yaiu perbedaan bunga antara sumber dana dengan
penggunaan dana.
1.Credit Risk
o Resiko yang timbul apabila peminjam tidak dapat
mengembalikan dana yang dipinjam dan bunga yang
harus dibayarnya.
12. 4. Management Risk
• Resiko yang penyebabnya dari dalam bank itu
sendiri (kerusakan fisik maupun tindakan pegawai
bank)
5. Exchange Risk
• Resiko karena perubahan nilai tukar
6. Sovereign Risk
• Resiko yang ditimbulkan karena peraturan negara.
Misalnya pembatasan pengeluaran devisa.
13. 7. Legal Risk
• Resiko yang ditimbulkan karena pelanggaran
peraturan atau yang ditimbulkan karena aspek
yuridis yang berkaitan dengan kegiatan operasionl
yang secara legal tidak memberikan perlindungan
yang memadai bagi bank. Misal keabsahan surat
berharga.
8. Operational Risk
• Resiko yang ditimbulkan oleh kegiatan operasional
bank sehari-hari. Misal keputusan pemberian kredit
dilakukan oleh pejabat yang tidak sesuai dengan
kewenangannya.