Kelompok 5 membahas manajemen risiko imbal hasil pada perbankan syariah. Mereka menjelaskan pengertian risiko imbal hasil, sistem bagi hasil seperti mudharabah dan musyarakah, serta beberapa pertanyaan dan jawaban terkait konsekuensi risiko imbal hasil dan faktor yang mempengaruhinya.
3. PengertianManajemenRisikoImbalHasil
Risiko imbal hasil pada perbankan syariah adalah risiko
yang muncul karena konsekuensi akad syirkah (kerjasama)
yang berupa mudharabah dan musyarakah sehingga
berdampak pada munculnya profit and loss sharing (PLS).
PLS adalah perjanjian kontraktual antara dua atau lebih
pihak yang bertransaksi yang memungkinkan mereka untuk
menyatukan sumber daya (modal) mereka untuk di
investasikan dalam suatu proyek untuk berbagi dalam
untung dan rugi finansial.
4. Sistemyang
MenerapkanPrinsip
BagiHasil
Sistem yang menerapkan prinsip bagi hasil adalah
akas mudharabah dan musyarakah. Kedua akad ini
masuk ke dalam pengkategorian pembiayaan
investasi, artinya keperluan yang diberikan kepada
nasabah adalah untuk keperluan penambahan modal
guna mengadakan rehabilitasi, perluasan usaha
ataupun pendirian proyek baru.
5. SistemBagiHasilBankSyariah
Mudharabah 01 02 Musyarakah
Mudharabah adalah akad kerja sama usaha
antara dua pihak, dimana pihak pertama
(shahibul mal) menyediakan seluruh
(100%) modal, sedangkan pihak lainnya
menjadi pengelola, keuntungan usaha
secara Mudharabah dibagi menurut
kesepakatan yang dituangkan dalam
kontrak.
Musyarakah menurut bahasa berarti “al-
ikhtilath” yang artinya campur atau
percampuran. Musyarakah berarti akad kerja
sama di antara para pemilik modal yang
mencampurkan modal mereka dengan tujuan
mencari keuntungan. Dalam musyarakah, para
mitra sama-sama menyediakan modal untuk
membiayai suatu usaha tertentu dan bekerja
bersama mengelola usaha tersebut.
7. Pertanyaan Ainun Jairah
Sebutkan bagimana penetapan kualitas dalam penerapan manajemen resiko imbal
bagi hasil ?
Jawaban :
Penetapan Peringkat Kualitas Penerapan Manajemen Risiko Untuk Risiko Imbal Hasil
Peringkat kualitas yang dibuat oleh Otoritas Jasa Keuangan ( OJK ) harus
diterapkan dalam perbankan syariah, diantaranya sebagai berikut :
1.Strong - Kualitas penerapan manajemen risiko imbal hasil sangat memadai.
Meskipun terdapatkelemahan minor, tetapi kelemahan tersebut tidak signifikan
sehingga dapatdiabaikan. 2.Satisfactory - Kualitas Penerapan Manajemen Risiko
Imbal Hasil memadai. Meskipun terdapat kelemahan minor, tetapi kelemahan
tersebut dapat diselesaikan pada bisnis normal.3.FairKualitas- Penerapan
Manajemen Risiko Imbal Hasil cukup memadai. Meskipunterdapat kelemahan
minor, tetapi kelemahan tersebut membutuhkan perhatian manajemen.
8. Ahmad Maulana
Pertanyaan
Izin bertanya kenapa dalam sistem mudharabah shohibul mal
harus menyediakan 100℅ hartanya dan di kelola oleh org lain jika
terjadi kerugian apakah tidak merugikan sebelah pihak saja,,,
Jawaban :
benar sekali dalam sistem mudharabah sohibul mal atau pemilik
harta memang menyediakan 100 persen hartanya karena itu
sudah merukan suatu ketetapan dari sistem mudharabah, beda
hal ny dengan musyarakah dan yang lainnya.
Jika terjadi kerugian maka itu sudah menjadi ketetapan dari antara
kedua belah pihak karena sesuai dengan perjanjian yang mereka
sepakati sebelumnya, dan jika kerugian itu di sebabkan oleh
kelalaian sii pengelola maka kerugian bisa ditimpakan kepada
9. Pertanyaan Noor Jelita :
Mengapa cuman akad Mudharabah dan musyarakah yang
masuk ke dalam pembahasan manajemen risiko imbal
hasil? Bukan spt murabahah dan yg lainnya?
Karena kalau akad murabahah itu simpelnya hanya
menerapkan sistem ketegasan dlm pembagian hasil dari
keuntungan yg di peroleh oleh nasabah sebesar apa,
sistemnya pada akad tsb tdk diterapkan. Tapi utk akad
Mudharabah dan musyarakah itu sdh menjelaskan dan
menerapkan prinsip sistem bagi hasil
10. Pertanyaan Noor Aina
apa konsekuensi dari risiko imbal hasil dan sebutkan faktor apa saja yg
mempengaruhi nya?
Konsekuensi dari risiko imbal hasil adalah risiko displaced commercial
risk (DCR). Displaced Commercial Risk (DCR) adalah risiko karena
adanya perubahan perilaku nasabah, di mana nasabah dana pihak
ketiga memindahkan dananya ke bank syari’ah lain yang memberikan
equivalent rate imbal hasil lebih tinggi atau ke bank konvensional, karena
tingkat suku bunga tabungan ataupun deposito lebih tinggi di bandingkan
tingkat equivalent rate imbal hasil.
ada beberapa faktor adalah:
1.Risiko komersial yang berasal dari tekanan persaingan terhadap bank
untuk menarik dan mempertahankan investor.
2.Cadangan penyaman keuntungan (PER).
3.Cadangan risiko investasi (IRR)
11. Zahratunnisa
Pertanyaan
Kenapa akad mudharabah dan musyarakah itu termsuk kedalam
investasi padahal kan disitu dia hanya meminjamkan uang yang
kemudian dikelola oleh orang lain.
Jawab
akad mudharabah masuk kedalam investasi karena pihak sohibul
mal yang meminjamkan hartanya kemudian akan di kelola oleh
mudarib,,dari sini kita dapat mengetahui bahwa hal tersebut
termasuk investasi karena di dalamnya termasuk kedalam
investasi yang akan menghasilkan keuntungan dan dibagi sesuai
kesepakatan bersama