Pendampingan dan perencanaan pembangunan desa merupakan topik utama dokumen tersebut. Dokumen ini membahas tentang pentingnya pendamping desa dan partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan berkelanjutan guna mempercepat pembangunan desa sesuai amanat UU Desa.
3. PENDAMPINGAN
Upaya yang terus menerus (berkelanjutan) dan sistematis dalam menfasilitasi
individu/ kelompok/ komunitas untuk Mengembangkan diri mereka, memberikan
ketrampilan dalam mengatasi permasalahan dan membantu menyiapkan
kemampuan-kemampuan dan ketrampilan-ketrampilan yang dibutuhkan untuk
masa depan mereka
PENDAMPING
Pendamping adalah perorangan atau lembaga yang melakukan
pendampingan, dimana antara kedua belah pihak (pendamping dan yang
didampingi) terjadi kesetaraan, kemiteraan, kerjasama dan kebersamaan
tampa ada batas golongan (kelas atau status sosial) yang tajam.
4.
5. Paradigma Masyarakat Desa
Kapitalis/
Birokrat
Petani
Gurem, Bur
uh
Tani, Buruh
Industri
Lapisan
Atas
Lapisan
Menengah
Lapisan Bawah
Solidaritas
Sosial
Paradigma Sosialis Paradigma Solidaritas
Sosial
Paradigma
Fungsional
Paradigma
Jaringan Sosial
Pemberdayaan
untuk revolusi
sosial
Pemberdayaan untuk
kemandirian
Pemberdayaan
untuk kapasitas
ekonomi
Pemberdayaan
untuk penguatan
jaringan
Fasilitasi gerakan
protes
Fasilitasi kelompok
mandiri
Fasilitasi
penguatan teknis
Fasilitasi jaringan
sosial, politik,
6. Data PNPM dan Kemiskinan
• Data statistik diperoleh dari web TNP2K:
http://tnp2k.go.id/
• Tahun data PNPM bisa berbeda 1 tahun dari data
kemiskinan
• PNPM Mandiri Perdesaan
– Cenderung meningkatkan jumlah penduduk miskin
– Cenderung meningkatkan persentase penduduk
miskin
– Peningkatan dana PNPM Mandiri Perdesaan justru
memiskinan penduduk di seluruh wilayah Indonesia
9. Keterpaduan Perencanaan Jangka
Panjang, Menengah dan Pendek
Basis UU
Jangka
Panjang
Jangka
Menengah
Jangka
Pendek
(Tahunan)
UU 25/2004:
Sistem
Perencanaan
Pembangunan
Nasional
RPJP
(25 tahunan)
RPJM
(5 tahunan)
RKP
UU 18/2003:
Keuangan Negara
- KPJM
(3 tahunan)
Renja
UU 26/2007: Tata
Ruang
RTRW (
30 tahunan)
- -
UU 6/2014: Desa - RPJM Desa
(6 tahunan)
RKP Desa
10. Keterpaduan Tipe Perencanaan
Pembangunan dan Hierarki Perencanaan
Tipe
Perencanaan
(UU25/2004)
Nasional Provinsi Kab/Kota Desa
Politis
Visi, Misi,
Prioritas
Visi, Misi Visi, Misi Visi, Misi
Teknokratis
RPJM
Nasional
RPJM Provinsi
RPJM
Kab/Kota
Penggunaan
Profil Desa
dalam RPJM
Desa
Top Down RKA-K/L - - -
Bottom Up
Musrenbang
Nasional
Musrenbang
Provinsi
Musrenbang
Kab/Kota,
Musrenbang
Kecamatan
Musrenbang
Desa
Partisipatif - - - RPJM Desa
11. Prasangka bagi Lapisan Bawah
• Prasangka teknik partisipatif hanya bagi
lapisan bawah:
– Lapisan bawah tidak bisa angka dan statistika
teknik partisipatif berbasis gambar
– Lapisan bawah tidak mengetahui
lingkungannya teknik wawancara key
informant (tokoh), FGD dipisahkan antara
lapisan atas dan bawah
– Teknik partisipatif bersifat politis lapisan
bawah hanya akan mematuhi opini lapisan
atas dalam FGD
– Teknik partisipatif yang politis tidak ilmiah
tidak bisa digunakan sebagai metode ilmiah
penyusun skripsi, tesis, disertasi
12. RPJM Desa sebagai Instrumen Keterpaduan
Percepatan Pembangunan Desa menurut UU
Desa
14. Topik Desa dalam UU Desa
Topik
Bab
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Penataan Desa √ √ √ √ √ √ √ √ √
Percepatan Pembangunan Desa √ √ √
Pembinaan Kemasyarakatan Desa √
Pemberdayaan Masyarakat √
Konsep-konsep kerangka hak asasi manusia (HAM), keadilan
sosial dan demokrasi inklusif masuk topik percepatan
pembangunan perdesaan Bab IX Pembangunan Desa dan
Pembangunan Kawasan Perdesaan, Bagian Kesatu
Pembangunan Desa, Pasal 78 Ayat 3
15. PENDAMPINGAN DALAM RPP DESAPENDAMPINGAN DALAM RPP DESAPENDAMPINGAN DALAM RPP DESAPENDAMPINGAN DALAM RPP DESA
MUSDES
PENDAMPING DESA
DANA DESA/ALOKASI DANA DESA
PEMDES BPD
MASYARAKAT
DESA
KADER
16. PENDAMPINGAN DALAM RPP DESA UNTUK KERJASAMA
DESA DAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
BIROKRASI :
KEPUTUSAN TEKNOKRATIS
DPR:
KEPUTUSAN POLITIK
DESA
KEPUTUSAN PARTISIPATIF
KEPENTINGAN KOLEKTIF
JARING
ASMARA
REGULASI
/ PROYEK
MUSRENBANGHEARING
LEGISLASI
RUANG PUBLIK
BKADBKAD
16
PENDAMPING DESA
18. Strategi Pemberdayaan dalam
Paradigma Jaringan Sosial
• Dalam UU Desa banyak kata kunci keterpaduan
pembangunan desa kolaborasi menjadi strategi utama
• Aktor kolaboratif
– Pemerintah
– Pemerintah Daerah Provinsi
– Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
– Pemerintah Desa
– Dimungkinkan swasta
– Dimungkinkan LSM atau lembaga kemasyarakatan lain
• Topik kolaborasi
– Penggunaan sumber daya alam desa
– penggunaan sumber daya manusia desa
– pengelolaan aset desa
• Pelaksana kegiatan kolaborasi
– Pemerintah Desa
– BUM Desa.
19. Pendampingan 1: Teori Pertukaran
• Exchange theory norma resiprositas
• Zero-sum game: kekuasaan oleh satu pihak berarti
kekalahan pihak lain
• P ba = D ab
• Kekuasaan (power): kemampuan memperoleh hadiah yang
bernilai
• Berbagi pengalaman membentuk norma kelompok dan
masyarakat
• Tindakan kolektif (collective action) selective benefits and
sanctions menghindari common goods/pool goods
A B•Nilai/norma
•Struktur
•Materi
20. Pendampingan 1: Village-Driven
Development dalam Arahan Teori
Pertukaran
A (kontrol
keputusan dan
sumberdaya)=
CBO
B (demand-
responsive)=
PemPus, PemDa,
Swasta, LSM
•Proyek (nilai, norma,
struktur, materi): layanan
sosial, dan infrastruktur,
manajemen aktivitas
ekonomi dan sumberdaya,
pemberdayaan penduduk
miskin, pengamanan
terhadap yang termiskin,
ketata-pemerintahan
21. Pendampingan 2: Menjawab Kritik
dalam Paradigma Solidaritas Sosial
Kritik Menjawab
Komunitas berbeda dari lapisan
bawah
Memperhitungkan suara dan
pemihakan kepada lapisan bawah
Perencanaan partisipatif hanya bagi
lapisan bawah
Mengajak seluruh lapisan berdiskusi
bersama
Prasangka bagi lapisan bawah Menyambung hasil teknik
partisipatoris dengan kajian
statistika dan politis
Lapisan atas lawan lapisan bawah Solidaritas antar lapisan sosial
Teknik partisipatoris kasar dan
cepat
Hasil dari teknik partisipatoris
karena kesepakatan sosial
Membesarkan pendamping, bukan
masyarakat
Pendamping mandiri dengan kerja
pendampingan
Teknik dilaksanakan seragam di
seluruh wilayah
Menyusun alasan kuat sebelum
melaksanakan teknik partisipatoris
22. Pendampingan 2:
Kapasitas yang
diharapkan dari
Fasilitator
(Ife, 1992)
Fasilitatif Pendidikan
Representasi Teknis
Ketrampilan dan
sumberdaya
Fasilitasi
kelompok
Animasi sosial
Mediasi
Dukungan
Konsensus
Pengorganisasi
Meningkatkan
rasa ingin tahu
Menginformasikan
Mengkonfrontir
Training
Sumberdaya
Advokasi
Media
Public relation
Jaringan
Sharing pengalaman
dan pengetahuan
Pengumpulan
data
Komputer
Presentasi
Manajemen
Kontrol
keuangan
23. Program/
Kegiatan
Program/
Kegiatan
Program/
Kegiaran
Pemerintahan
Desa
Pemerintahan Kabupaten
•Tata ruang kawasan perdesaan
•Unit-unit pelayanan (puskesmas, sekolah)
•Unit-unit pembangunan ekonomi (pasar,
irigasi, rumah potong hewan, jalan dll)
•Unit administrasi (kantor kecamatan)
•Sistem informasi terpadu
Program/
Kegiatan
Program
/Kegiata
n
Program/
Kegiaran
Pemerintahan
Desa
Musrenbang
Kecamatan & PIK
PEMBANGUNAN
KAWASAN
PERDESAAN
Kerja Sama
•Musyawarah Antar Desa
•Kelembagaan (BKAD)
•Kegiatan
23
24. Tata Kelola Desa YANG DEMOKRATISTata Kelola Desa YANG DEMOKRATIS
Musyawarah Desa
(psl. 54)
Musyawarah Desa
(psl. 54)
Kepala Desa
(psl. 25 – 53)
Kepala Desa
(psl. 25 – 53)
Badan
Permusyawaratan Desa
(BPD) (psl. 55 -65)
Badan
Permusyawaratan Desa
(BPD) (psl. 55 -65)
Warga/MasyarakatWarga/Masyarakat
Perangkat
Desa
(Pelayanan)
Perangkat
Desa
(Pelayanan)
Panitia (ad-
hok)
Panitia (ad-
hok)
BUMDesBUMDes
Klp. Special InterestKlp. Special Interest
Perwakilan Bagian
Wilayah Desa
Perwakilan Bagian
Wilayah Desa
• RPJM-Desa dan
RKP-Desa
• APB-Desa
• Peraturan Desa
• Kinerja Pemerintah
• Kerja Sama
• RPJM-Desa
• Asset Desa
• Hal-hal
Strategis
Prinsip Tata Kelola Desa
•Check and balances antara
Kepala Desa dengan Badan
Permusyawaratan desa.
•Demokrasi perwakilan +
permusyawaran.
•Proses demokrasi partisipatoris
melalui Musdes
Dipilih
langsung
Dipilih
secara
Demokratis
Lembaga
Kemasyarakat
an/Adat
Lembaga
Kemasyarakat
an/Adat
24
25. 25
PEMBIASAAN PRAKTIK SOSIAL - VDD
STRUKTUR/SKEMATA VDD
PELAKU-PELAKU VDD
PENGETAHUAN YANG TEPAT
TTG VDD
KONTROL SUMBERDAYA OLEH DESA
KONTROL PENGELOLA KEGIATAN
OLEH DESA
LEGITIMASI TINDAKAN
MASYARAKAT DESA YANG
BERBASIS HUKUM
26. 26
PENDAMPINGAN DALAM PEMBANGUNAN DESAPENDAMPINGAN DALAM PEMBANGUNAN DESAPENDAMPINGAN DALAM PEMBANGUNAN DESAPENDAMPINGAN DALAM PEMBANGUNAN DESA
MUSDES
PENDAMPING DESA
DANA DESA/ALOKASI DANA
DESA
PEMDES BPD
MASYARAK
AT
DESA
KADER
28. Asumsi PNPM1
Subsidi dalam rangka PNPM merupakan investasi
Setiap investasi harus memberikan nilai balik (keuntungan
Profit
Akumulasi cash yang
diperoleh dalam
periode tertentu
dengan dilakukannya
investasi
Benefit
Akumulasi
kemaslahatan yang
diterima oleh
benefeciries setelah
menginvestasikan
subsidi
Prinsip
Homo economicus:
Maksimalisasi utility
28
29. Penetapan target2
Pemberdayaan tidak akan memberikan hasil tanpa
ditetapkannya target (benchmark)
Strategi
benchmarking
Internal
benchamarking
Ditetapkan
berdasarkan
pencapaian periode
sebelumnya
External
benchamarking
Ditetapkan
berdasarkan
pencapaian
kelompok lain
External
benchamarking
Ditetapkan
berdasarkan
ketersediaan
sumber daya
Pengendalian
Penjaminan mutu
(quality
assurance)
Pertanggungjawa
ban mutu(quality
control)
29
30. a. Responsibility jika suatu pekerjaan telah dilaksanakan
dan selesai
b. Accountability jika suatu pekerjaan yang dilaksana-
kan memberikan kemaslahatan bagi orang banyak
(Stake holder)
Modus pertanggungjawaban3
30
32. MENGEMBANGKAN KARAKTER MASYARAKAT DAN SISTEM
EKONOMI PERDESAAN
1
Usaha
Ekonomi
Masyarakat
Daya Dukung Lingkungan
Investasi
Karakter Masyarakay
Berusaha Produktif
Pengetahuan Lokal
33. Implikasi Terhadap Sistem Inovasi Ekonomi
Perdesaan : Multilateral –No Bilateral
Implikasi Terhadap Sistem Inovasi Ekonomi
Perdesaan : Multilateral –No Bilateral
Tujuan : (better market),(better production), (better
business), (better living), (better comunity) dan
(better environment)
Proses : Belajar Sosial Multi-Pihak
FASILITATOR PELAKU
EKONOMI
PEMANGKU KEPENTINGAN
Penguatan Pemerintahan Desa, dan Kecamatan
Pusat Layanan Informasi Teknolo
34. MELACAK KOMODITAS UNGGULAN BERBASIS PASAR PRODUK2
+
+
+
+
Industri
Lapangan
Kerja
Pendapatan
Masyarakat
Daya Beli
Ketersediaan
Bahan Baku
Keberlanjutan
Paripurna
+
Penggerak Utama
(Prime Mover)
Pasar
Produk
Teknologi
BERBASIS
MASYARAKAT
36. Potensi
Desa
Skor
Rata-
rata
Rankin
gBarusar
i
Pasirwang
i
Padaawa
s
Padamuly
a
Padasuk
a
Pertanian
Hortikultura 5 5 5 5 5 25 5 1
Padi Huma 4 1 1 1 2 9 1,8 8
Padi Sawah 1 1 1 5 4 12 2,4 7
Peternaka
n
Domba 4 4 4 4 4 20 4 2
Sapi 4 2 4 2 1 13 2,6 6
Ayam 3 1 3 3 5 15 3 4
Kelinci 3 1 3 1 1 9 1,8 8
Perikanan
Lele 1 1 2 1 4 9 1,8 8
Nila 1 1 1 2 4 9 1,8 8
Mas 1 1 1 2 4 9 1,8 8
Perkebuna
n
Tembakau 3 3 2 4 2 14 2,8 5
Kopi 4 2 3 4 1 14 2,8 5
Kehutanan
Kayu2an Keras
(Hutan)
4 2 4 3 3 16
3,2
3
Kayu2an Keras
(pekarangan)
3 3 3 3 3 15
3
4
Pariwisata
Air Panas 1 1 4 1 1 8 1,6 9
Agrowisata / Air
terjun
1 1 3 3 1 9
1,8 8
SDA Lain Sumber Air 5 5 5 5 5 25 5 1
Menentukan Komoditas Unggulan
37. KAWASAN PRODUKTIF BERKELANJUTAN BERBASIS MASYARAKAT3
Kawasan Produktif
Berkelanjutan
Pengembangan Program
Terpadu Satuan Areal
Produksi
Penguatan
Kapasitas dan Sumber
Manusia
Pemanfaatan Ruang
(Tata Ruang Partisipatif)
PETANI DAN USAHAWAN PERDESAAN
PRASARANA SISTEM PENBIAYAAN
PENDAMPINGAN KOMUNIKASI
38. Mendorong Aksi Kolektif ProduktifMendorong Aksi Kolektif Produktif
To Do For
Extension
Worker
To Do To
People
To Do For
People
To Do With
People
To Do By
The
People
Bekerja
Untuk
Kepentingan
Penyuluh
Merekayasa
Masyarakat
Memasarkan
Inovasi
Kepada
Masyarakat
Bekerja
Bersama
Masyarakat
Dari, Oleh,
Untuk
Masyarakat
SEMAKIN DEMOKRATIS
Diolah dari Van De Ban and Hawkins,
(1985)
REKAYASA SOSIAL PEMASARAN
SOSIAL
PARTISIPASI
SOSIAL
40. Sentra Produksi
Perikanan
Budidaya Air
Payau (Tambak)
Sentra
Minawisata
Sentra
Produksi
Perikanan
Budidaya
Tawar
Sentra
Produksi
Budidaya
Laut
MINAPOLIS
• Pasar Abepura
Sistem Perwilayahan Pengembangan Kawasan Perdesaan Produktif
• Koya Barat, Koya Timur,
Koya Koso, Yoka dan
dan Waena
• Holtekamp
Enggros, Tobati,
Abepantai,
Nafri
Teluk Youtefa, Wisata
Pemancingan di Kolam,
Holtekamp
47. 4 MEMBANGUN SALING MEMBERDAYAKAN
Kebijakan
Tata Ruang
Pengembang
an
Masyarakat
Pengembang
an
Usaha
Masyarakat
Pembanguna
n Sektor
Daerah
Kapasitas Gerak Ekonomi Berbasis Masyarakat
48. 5 TEKNOLOGI BERBASIS KELEMBAGAAN SAHAM MASYARAKAT
Pemasaran Global Retail &
Wholesaler
Agroindustri Pengolahan Lanjutan
Tenaga Kerja Lokal
•Padat Karya
•Terampil-Bersih
•Teknologi Tepat Guna
•Rantai segar/dingin
•Kreatifitas Mitra Usaha
Manajemen Perusahaan
•Fasilitas
•Know How
•Manajemen
•Inovasi & Teknologi
Miniplant
Teknik pengolahan pasca panen unik,
cepat, akurat, bersih, efisien, rantai segar
tepat guna, padat karya, fasilitas sederhana
Petani/Nelayan Tradisional
•Produk unik, mudah rusak, volume terbatas dan tersebar, proses
produksi tepat guna dan padat karya, kualitas prima, siap pakai
•Prasarana lapangan terbatas dan tidak memadai
•Tingkat keterampilan dan pengetahuan rendah
Bahan baku
Produk
Semi-
Jadi
Produk Jadi
Unik
PRAKTIK
BISNIS
High Technology
Teknologi
Tepat Guna
PELAKU
USAHA
PELAKU
USAHA
PELAKU
USAHA
?
49. Kelembagaan Pengelola Usaha
KRITERIA/
BENTUK
FILOSOFIS MANAJERIAL LEGALITAS
UPTD a. Maksimisasi keuntungan
sosial (social benefit)
berbasis layanan
b. Kebijakan bisa terkontrol
a. Teknis pengelolaan (-)
b. Budget (+)
c. Rekapitulasi profit sulit
dilakukan
a. Undang-undang (UU) dan
struktur tatakerja SKPD
b. Surat keputusan dan
peraturan pimpinan daerah
PD a.Profit Maximization
b.Kebijakan terkontrol
a.Teknis pengelolaan (+,-)
b.Rekapitalisasi profit sulit
a.UU No.5/1962
b.Permendagri No.3/1988
(BUMD)
Koperasi a.Maksimisasi profit dan social
benefit
b. Kebijakan sesuai dengan
tujuan
a.Teknis pengelolaan (+,-)
b.Budget (+,-)
c.Rekapitalisasi profit (+)
U U dan perauturan operatif
tentang koperasi
BLUD a. Maksimisasi profit dan
social benefit
b. Kebijakan terkontrol
a.Teknis pengelolaan (+)
b.Budget (APBD,APBN dan
profit
c.Rekapitalisasi profit (+)
a. UU No.1/2004
b. PP 23/2005
c.Permendagri 61/2008
d. Permenkeu No.99/2008
50. Potensi Pengembangan BUMDesPotensi Pengembangan BUMDes
Saham
Lebih dari 51%
milik pemerintah
desa
Dana
masyarakat
desa
Penguatan
Permodalan
Hibah/
Bansos
• Kredit
murah
• Dana
bergulir
• Penyertaan
modal
• Capacity
building:
pelatihan,
pembinaan
• Infrastruktur
Manajemen Aset Skema
pembiayaan
khusus
Pemberdaya
an
Pemberd
ayaan &
pembent
ukan nilai
tambah
SDA
desa
51. 6 PEMBIAYAAN INKLUSIS : HYBRID DAN BLENDING FINANCE
Grass root level UMK Level INDAG Level
Sasaran
Petani/gapoktan/
nelayan
UMK/Koperasi Badan usaha/PT
Legalitas Informal Semiformal Formal
Feasibilitas
Non Feasible –
non Bankable
Feasible – non
Bankable
Feasible –
Bankable
Sumber Kredit
• PNPM – Degdagri
• PUAP – Deptan
• PEMD - DKP
• Dll
• Dana Bergulir: LPDB
• KUR Mikro :BRI,
Mandiri , dll
• PKBL/CSR
• KUR
• Kredit Komersial
Mekanisme bantuan
• Subsidi bunga
rendah
• SDM
• Penjaminan
• Non fisik (promosi,
SDM)
• Off taker : CSR
• Tax holiday
52. 7 MENGEMBANGKAN JEJARINGAN KERJASAMA MULTI-PIHAK
Swasta
Pemerintah
Masyarakat/Komunitas
Perguruan Tinggi
PENDAMPING
53. Kelembagaan Aksi Multi-Pihak Saling
Memberdayakan
Desa
Kelembaga
an Desa
Desa Desa Desa
PEMERINTAH
DAERAH
Stakeholders
*
Lain
Kawasan Kerjasama
Antar Desa/Kec.
Kuatkan Kerjasama
Antar Desa
Kelembaga
an Desa
Kelembaga
an Desa
Kelembaga
an Desa
Kuatkan Komunitas Desa
Kerjasama Kreatif
54. Fasilitasi Kelembagaan Pembangunan Inklusif
: Kerjasama Multi-Pihak
• Prosesnya melalui serangkaian FGD dengan SKPD, NGO,
perguruan tinggi lokal, perbankan dan swasta
• Contoh penetapan komitmen-komitmen jejaring kerjasama
dengan stakeholder lain di dalam dan luar kabupaten (IPB,
PMD-Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kelautan &
Perikanan, Kementerian Perindustrian, Kementerian
Kehutanan, BNI, PT Newmont Nusatenggara, NGO dalam dan
luar negeri)
55. PENDUDUK DAN RAGAM ETOS ETNIS PRODUKTIF
TEKNOLOGI
INKLUSIF
PASAR
PRODUK
KOMODITI
KELEMBAGAA
N USAHA
RAKYAT
PRODUK
PELUANG
KERJA
EKONOMI dan
USAHA -
RESILIESI
KEBIJAKAN
AGROEKOSOS
KEPEMUDAAN
POLITIK
EKONOMI
LOKAL
AGENDA KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INKLUSIF:AGENDA KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INKLUSIF:
METODOLOGI:
PENDAMPINGAN
TEKNIS&
MANAJMENE
REFORMA
SUMBERDAYA
AGRARIA
REFORMA
AGRARIA
TATA RUANG
KAWASAN
PEDESAAN
56. Catatan
Tiga Aktor Utama di Desa:
1.Pemerintah Desa (Kades & Aparat)
2.Badan Permusyawaratan Desa
3.Masyarakat Desa (Tokoh, Kelompok dan
Umum)
Aktor Supra Desa:
1.Pemerintah (Pusat/Provinsi/Kabupaten)
2.Pihak Ketiga Lain
57. Epilog
Tantangan Pemberdayaan dipengaruhi dan
ditentukan:
1.Posisi dan peran antar aktor utama di desa (actors interplays )
dalam Kehidupan ber”desa” (amanat UU dan bgmn
penjabaran dalam PP?): tarik menarik (potensi konflik)
kepentingan harus dapat dinegosiasikan atau diakomodasikan
dalam keseimbangan antar tindakan
2.Tata Kelola Desa dan Kelembagaan Masyarakat Desa secara
proporsional harus dapat disederhanakan (asas kelola desa)
3.Hak, Kewajiban dan Kewenangan dalam UU Desa harus
dapat diturunkan dalam arah dan tindakan nyata
sebagaimana tujuan pengaturan. Jika tidak, maka akan
terbuka elite capture atau sandera elit desa dan proses
marginalisasi masyarakat desa dalam proses ber”desa”
4.Intervensi aktor Supra Desa (Pemerintah); melalui regulasi
“petunjuk teknis, peraturan pusat daerah, pedoman” dan
sejenisnya. Termasuk diantaranya adalah Pendampingan
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa