Esensi dari kegiatan pemberdayaan adalah kegiatan pendampingan. Kegiatan pendampingan merupakan upaya untuk menyertakan masyarakat dalam mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu mencapai kualitas kehidupan yang lebih baik. Selain itu diarahkan untuk memfasilitasi proses pengambilan keputusan yang terkait dengan masalah masyarakat, kebutuhan masyarakat, membangun kemampuan dalam meningkatkan pendapatan, melaksanakan usaha yang berskala bisnis serta mengembangkan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan partisipatif.
Seri 8 Buku UU No 6 Tahun 2014 - Ketahanan masyarakat desa
KPMD
1. KADER PEMBERDAYAAN
MAYARAKAT DESA
(KPMD)
Musawirah, Balatmas Makassar, 2019
1. Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD).
2. Konsep Pendampingan Masyarakat.
3. Etos Kerja Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa.
MATA LATIH : 3
Disampaikan pada Pelatihan Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa Angk. XI
Asal Kec. Latimojong, Kabupaten Luwu
Provinsi Sulawesi Barat, Tahun 2019
Oleh :
Musawirah
PSM BLM Makassar
2. SML. 3.2.
KONSEP PENDAMPINGAN MASYARAKAT
Setelah pembelajaran ini,
diharapkan peserta mampu :
1. Menjelaskan hakekat
pendampingan
masyarakat.
2. Menjelaskan prinsip-
prinsip pendampingan
masyarakat.
3. Menjelaskan kedudukan
pendamping masyarakat.
3. Apa itu
Pemberdayaan
Masyarakat ?
Pemberdayaan masyarakat
adalah proses pembangunan
SDM/masyarakat itu sendiri dalam
bentuk penggalian kemampuan
pribadi, kreatifitas, kompetensi
dan daya pikir serta tindakan yang
lebih baik dari waktu sebelumnya.
4. UU NO. 6/2014
TENTANG DESA
Pasal 1 Butir 12
Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah
upaya mengembangkan kemandirian
dan kesejahteraan masyarakat
dengan meningkatkan pengetahuan,
sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan,
kesadaran, serta memanfaatkan sumber
daya melalui penetapan kebijakan,
program, kegiatan, dan pendampingan
yang sesuai dengan esensi masalah dan
prioritas kebutuhan masyarakat Desa.
Pemberdayaan
Masyarakat Desa
5. Proses pemberdayaan dilakukan
terus menerus bersama
masyarakat maupun komunitas.
Perubahan membutuhkan waktu
dalam upaya mencapai
masyarakat berdaya, memiliki
kekuasaan, dan punya
pengetahuan dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya.
HAKEKAT
PENDAMPINGAN
Untuk
mandiri &
sejahtera
PENDAMPINGAN
6. Untuk memperkuat kemandirian dan kedaulatan Desa
diperlukan pendampingan yang memfasilitasi interaksi
dinamis antara warga dan pemerintahan Desa serta
lembaga-lembaga Desa yang lainnya.
7. Kegiatan yang dilakukan bersama-
sama masyarakat dalam mencermati
persoalan nyata yang dihadapi di
lapangan selanjutnya mendiskusikan
bersama untuk mencari alternatif
pemecahan kearah peningkatan
kapasitas produktivitas masyarakat.
PENGERTIAN
PENDAMPINGAN
Kegiatan pemberdayaan masyarakat
dengan menempatkan tenaga
pendamping yang berperan sebagai
fasilitator, komunikator, dinamisator.
10. PRINSIP
PENDAMPINGAN
MASYARAKAT DESA
TERBUKA
Pendampingan masyarakat desa dapat dilakukan oleh
semua pihak yang memiliki kepedulian terhadap
kemandirian desa.
MEMBANTU
BERJENJANG
SESUAI
KEBUTUHAN
KEBERDAYAAN &
KEMANDIRIAN
Pendampingan masyarakat desa bersifat membantu
desa tanpa menggantikan peran dan tanggung jawab
pihak yang didampingi dalam pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat desa.
Pendampingan masyarakat desa diselenggarakan oleh
kementerian/Lembaga dan pemda secara berjenjang
sesuai dengan lingkup kewenangan masing-masing.
Pendampingan masyarakat desa diselenggarakan
berdasarkan pd kebutuhan desa & kawasan perdesaan
dgn mempertimbangkan kondisi geografis, demografis,
karakteristik ekonomi, sosial, dan budaya.
Pendampingan masyarakat desa bertumpu pd
prakarsa, kemampuan masy. dan perangkat desa,
serta berupaya mengembangkan keberdayaan,
menciptakan kemandirian, serta menghindarkan
ketergantungan.
11. Adanya kepercayaan (trust) antar pihak yang berhubungan
dalam proses pendampingan, khususnya antara dampingan
dengan pendamping, dan pendamping dengan dirinya.
Kunci keberhasilan dari pendampingan yang
berhasil dan berdaya guna
Semangat untuk melakukan dan menghasilkan perubahan
(komitmen, konsistensi, kepekaan dan “hati”).
Koordinasi antara pendamping.
Keleluasaan/flesibilitas yang diberikan kepada pendamping
untuk melaksanakan kegiatan, khususnya yang bersifat
insidental atau respons terhadap kebutuhan sesaat dan
mendadak.
Partisipasi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders),
masyarakat, dan pihak lainnya.
1
12. Mediasi dan advocacy (bekerjasama dengan lembaga lain,
mengusahakan perubahan kebijakan demi kepentingan
dampingan).
Kunci keberhasilan dari pendampingan yang
berhasil dan berdaya guna
Penerapan strategi yang tepat sesuai dengan situasi dan
kondisi yang dihadapi.
Kemauan untuk bersikap kreatif, inovatif dan selalu mencari
alternatif kegiatan.
Memahami masalah (pengalaman, kepekaan).
Persediaan sumber daya yang memadai (sumber daya
manusia baik dalam hal jumlah maupun pengalaman dan
kemampuan, serta fasilitas penunjang.
2
13. PENDAMPINGAN MASYARAKAT DESA
dilaksanakan oleh Pendamping yg terdiri
atas :
Tenaga Pendamping
Profesional
Kader Pemberdayaan
Masyarakat Desa
Pihak Ketiga
1. Pendamping Lokal Desa (PLD)
2. Pendamping Desa (Kec)
3. Pendamping Teknis (Kec)
4. Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat
(Kab/Kota/Provinsi dan Pusat)
1. LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
2. PT (Perguruan Tinggi)
3. Organisasi Kemasyarakatan
4. Perusahaan
5. Individu yang memiliki keahlian khusus yang
dibutuhkan masyarakat desa
1
2
3
14. TENAGA
PENDAMPING
PROFESIONAL
Pendamping Lokal Desa
• Bertugas mendampingi desa dalam
penyelenggaraan pemerintahan desa, kerja
sama desa, pengembangan BUM Desa, &
pembangunan yang berskala lokal desa.
Pendamping Desa
• Bertugas mendampingi desa dalam
penyelenggaraan pemerintahan desa, kerja
sama desa, pengembangan BUM Desa, &
pembangunan yang berskala lokal desa.
• Bertugas mengoordinasikan dan
melaksanakan pendampingan desa, sarana
prasarana desa, BUMDESMA, kerjasama
desa, dan kawasan pedesaan.
Pendamping Teknis
• Bertugas mendampingi desa dalam
pelaksanaan program dan kegiatan sectoral.
15. TA Kabupaten Kota, bertugas :
a. Melaksanakan pengelolaan pelayanan sosial
dasar, pengembangan usaha ekonomi Desa,
pendayagunaan sumber daya alam dan teknologi
tepat guna, pembangunan sarana prasarana Desa,
dan Pemberdayaan Masyarakat Desa:
b. Membantu pemerintah daerah kabupaten/kota
dalam pelaksanaan Pendampingan Masyarakat
Desa;
c. Membantu pemerintah daerah kabupaten/kota
dalam penyusunan kebijakan terkait Desa;
d. Melakukan pengendalian, supervisi, dan
monitoring terhadap pelaksanaan tugas
pendamping Desa, pendamping teknis dan
pendamping lokal Desa;
e. Membantu memfasilitasi dan mengoordinasikan
pelaksanaan pendampingan Desa oleh Perangkat
Daerah; dan
f. Melaporkan perkembangan pelaksanaan program
dan kegiatan pendampingan masyarakat Desa
kepada tenaga ahli provinsi.
Tenaga Ahli
Pemberdayaan
Masyarakat
16. TA Provinsi, bertugas :
a. Membantu pemerintah daerah provinsi dalam
penyusunan kebijakan terkait Desa;
b. Membantu pemerintah daerah provinsi dalam
pelaksanaan pendampingan masyarakat
Desa;
c. Melakukan pengendalian, supervisi, dan
monitoring terhadap pelaksanaan tugas
tenaga ahli kabupaten/kota;
d. Membantu memfasilitasi dan
mengoordinasikan pelaksanaan
Pendampingan Desa oleh perangkat daerah
provinsi; dan
e. Melaporkan perkembangan pelaksanaan
program dan kegiatan Pendampingan
Masyarakat Desa kepada tenaga ahli pusat.
Tenaga Ahli
Pemberdayaan
Masyarakat
17. TA Pusat, bertugas :
a. Membantu Kementerian dalam penyusunan
kebijakan terkait Desa;
b. Membantu Kementerian dalam pelaksanaan
Pendampingan Masyarakat Desa;
c. Melakukan pengendalian, supervisi, dan
monitoring terhadap pelaksanaan tugas
tenaga ahli provinsi, tenaga ahli
kabupaten/kota, pendamping Desa,
pendamping teknis, dan pendamping lokal
Desa; dan
d. Melaporkan perkembangan pelaksanaan
program dan kegiatan pendampingan
masyarakat Desa kepada Menteri melalui
Pimpinan Tinggi Madya yang membidangi
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat
Desa.
Tenaga Ahli
Pemberdayaan
Masyarakat
18. • Kesetaraan gender.
• Hak-hak asasi manusia
dan hak-hak dasar (right
base approach).
• Anti kekerasan &
diskriminasi.
• Resolusi dan mengelola
konflik.
• Tata pemerintahan yg
baik.
• Prinsip-prinsip
komunikasi perubahan
perilaku.
HAL HAL YANG PERLU
DIPAHAMI PENDAMPING
20. BAHAN DISKUSI : KETERAMPILAN YANG HARUS DIMILIKI OLEH KPMD
PADA PENDAMPINGAN DESA
Keterampilan Dasar
1. …..
2. …..
3. …..
4. …..
5. …..
6. …..
7. …...
21. BAHAN DISKUSI : KETERAMPILAN YANG HARUS DIMILIKI OLEH KPMD
PADA PENDAMPINGAN DESA
Keterampilan
Dasar
Kepekaan dan
Kemampuan
Analisis
Pemecahan
Masalah Evaluasi
Menjelaskan
sesuatu secara
singkat dan jelas
Membantu orang
lain merumuskan
permasalahannya
Membantu orang
lain menemukan
pemecahan
masalah
Menerima kritik
orang lain
Mendengarkan
pendapat orang
lain dengan aktif
Membangkitkan
kepercayaan orang
lain akan
kemampuannya
Menyampaikan
gagasan secara
efektif
Mengendalikan
perubahan yang
terjadi diluar
dugaan
Membangun
suasana saling
percaya
Memancing
pendapat orang lain
akan tentang
sesuatu
Menyimpulkan
diskusi
Menerima
kegagalan
sendiri
……………………… ………………. ………………… ………………
22.
23. 1. Mengubah masyarakat menuju pertumbuhan.
Dalam pendampingan, pendamping secara berkesinambungan memfasilitasi orang
yang didampingi agar dapat menjadi agen perubahan bagi diri dan lingkungannya.
2. Membantu masyarakat mencapai pemahaman diri secara penuh dan utuh.
Pendampingan dilakukan agar masyarakat dapat memahami kekuatan dan
kelemahan yang ada pada dirinya.
3. Membantu masyarakat untuk belajar berkomunikasi dengan lebih sehat. Merupakan
bantuan kepada masyarakat agar dapat menciptakan komunikasi yang baik.
4. Membantu masyarakat untuk berlatih tingkah laku baru yang lebih sehat.
Pendamping dalam tujuan ini akan memfasilitasi masyarakat untuk menciptakan dan
berlatih perilaku baru yang lebih baik dan lebih sehat.
5. Membantu masyarakat agar belajar mengungkapkan diri secara penuh dan utuh.
Pendampingan yang ditujukan agar masyarakat dapat lebih spontan, kreatif dan
efektif mengekspresikan perasaan, keinginan dan aspirasinya.
6. Membantu masyarakat agar dapat bertahan. Pendamping akan melakukan
pendampingan agar masyarakat dapat bertahan pada masa kini, menerima keadaan
dengan lapang dada dan mengatur kehidupan dengan kondisi yang baru.
7. Membantu masyarakat untuk menghilangkan gejala-gejala yang dapat membuatnya
TUJUAN
PENDAMPINGAN
24. FUNGSI PENDAMPINGAN
1. Fungsi Penyembuhan (Healing) Fungsi ini di pakai oleh pendamping ketika melihat keadaan
yang perlu dikembalikan kekeadaan semula atau mendekati keadaan semula. Fungsi ini
dipakai untuk membantu orang yang didampingi menghilangkan gejala-gejala dan tingkah
laku yang disfungsional sehingga dia tidak menampakkan lagi gejala yang mengganggu dan
dapat berfungsi kembali secara normal sama seperti sebelum mengalami krisis.
2. Fungsi Membimbing (Guiding) Fungsi membimbing ini dilakukan pada waktu orang harus
mengambil keputusan tertentu tentang masa depannya. Dalam hal ini, klien sedang dalam
proses pengambilan keputusan.
3. Fungsi Menopang (Sustaining) Fungsi ini dilakukan bila klien tidak mungkin kembali ke
keadaan semula. Fungsi menopang digunakan sekarang sebagaimana adanya, kemudian
berdiri diatas kaki sendiri dalam keadaan baru, bertumbuh secara penuh dan utuh.
4. Fungsi Memperbaiki Hubungan (Renconciling) Fungsi ini dipakai untuk membantu klien bila
mengalami konflik batin dengan pihak lain yang mengakibatkan putus dan rusaknya
hubungan.
5. Fungsi membebaskan ( Liberating, empowering, capacity building) Fungsi ini dapat juga di
sebut sebagai “membebaskan” (liberating) atau “memampukan” (empowering) atau
memperkuat (capacity building).
25. Proses pendampingan berpusat pada 4 bidang
tugas/fungsi, yaitu :
1. Pemungkinan (enabling) atau Fasilitasi Merupakan fungsi yang berkaitan dengan
pemberian motivasi dan kesempatan bagi masyarakat. Beberapa tugas pekerja
sosial yang berkaitan dengan fungsi ini antara lain menjadi model, melakukan
mediasi dan negosiasi, membangun konsensus bersama, serta melakukan
manajemen sumber. 2. Penguatan (empowering) Fungsi ini berkaitan dengan
pendidikan dan pelatihan guna memperkuat kapasitas masyarakat (capacity
building). Pendamping berperan aktif sebagai agen yang memberikan masukan
positif dan direktif berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya serta bertukar
gagasan dengan pengetahuan dan pengalaman masyarakat yang didampinginya,
membangkitkan kesadaran masyarakat, menyampaikan informasi, melakukan
konfrontasi, menyelenggarakan pelatihan bagi masyarakat adalah beberapa tugas
yang berkaitan fungsi penguatan. 3. Perlindungan (Protecting) Fungsi ini berkaitan
dengan interaksi antara pendamping dengan lembagalembaga eksternal atas nama
dan demi kepentingan masyarakat dampingannya. Dalam kaitan dengan fungsi ini
seorang pendamping bertugas mencari sumber-sumber melakukan pembelaan,
menggunakan media, meningkatkan hubungan masyarakat dan membangun
jaringan kerja, sebagai konsultasi. 4. Mendukungan (supporting) Mengacu pada
aplikasi keterampilan yang bersifat praktis yang dapat mendukung terjadinya
perubahan positif pada masyarakat. Dalam hal ini pendamping dituntut tidak hanya
mampu menjadi manajer perubahan yang mengorganisasi kelompok, melainkan
pula mampu melaksanakan tugas-tugas teknis sesuai dengan berbagai keterampilan
26. Kunci keberhasilan dari pendampingan yang berhasil dan berdaya guna,
dijelaskan pula oleh Laurike & Adi (2004,h.66), sebagai berikut: 1. Adanya
kepercayaan (trust) antar pihak yang berhubungan dalam proses
pendampingan, khususnya antara dampingan dengan pendamping, dan
pendamping dengan dirinya. 2. Semangat untuk melakukan dan
menghasilkan perubahan (komitmen, konsistensi, kepekaan dan “hati”). 3.
Koordinasi antara pendamping dengan LSM. 4. Keleluasaan/flesibilitas yang
diberikan kepada pendamping/LSM untuk melaksanakan kegiatan,
khususnya yang bersifat insidental atau respons terhadap kebutuhan sesaat
dan mendadak. 5. Partisipasi pihak-pihak yang berkepentingan
(stakeholders) seperti anak jalanan sendiri, orang tua anak jalanan,
masyarakat sekitar anak jalanan, dan lain-lain. Partisipasi anak dalam
program melibatkan anak secara aktif dalam berbagai tahap kegiatan,
pendidikan sebaya, meningkatkan potensi menjadi yang utama. 6. Mediasi
dan advocacy (bekerjasama dengan lembaga lain, mengusahakan perubahan
kebijakan demi kepentingan dampingan). 7. Penerapan strategi yang tepat
sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi. 8. Kemauan untuk bersikap
kreatif, inovatif dan selalu mencari alternatif kegiatan. 9. Memahami
masalah (pengalaman, kepekaan).
10. Persediaan sumber daya yang memadai (sumber daya manusia baik
dalam hal jumlah maupun pengalaman dan kemampuan, serta fasilitas
penunjang.