1. 1
Parasitologi lingkungan
• Batasan / definisi
• Macam parasit yg mencemari lingkungan
• Faktor yang mempengaruhi kehidupan parasit di
lingkungan
• Bentuk / stadium parasit yg dpt hidup di lingkungan
• Cara pengambilan sampel / pemeriksaan parasit di lingk
• Kaitan parasit tsb dalam bidang kesehatan
• Cara penularan / infeksi pada manusia
• Cara diagnosis
• Cara pengobatan
• Cara pencegahan
2. 2
Macam parasit yg mencemari lingkungan
• Definisi parasit:
– Organisme yg terdiri atas satu sel (protozoa) / banyak sel
(helminth / cacing) yg hidupnya tergantung pd hospes
• Macam parasit (protozoa) yg mencemari lingkungan:
– Entamoeba histolitika
– Entamoeba coli
– Balantidium coli
– Giardia lamblia
– Trichomonas vaginalis
– Toxoplasma gondii
4. 4
Entamoeba histolitika
• Daerah penyebaran:
– Daerah tropik & sub-tropik
– Keadaan lingkungan jelek
• Morfologi:
– Trofozoit: bergerak aktif, bentuknya tidak beraturan
tidak mempunyai dinding, di luar hospes segera mati
– Kista: bentuknya bulat, mempunyai dinding shg tahan hidup
infektif, mencemari lingkungan
• Faktor-faktor yg mempengaruhi kehidupannya di lingk.
– Keadaan tanah sinar matahari lansung
– Zat kimia kelembaban suhu
5. 5
Viability kista di lingkungan
Dalam tanah:
• Suhu 370 C dapat hidup selama 5 jam
• Suhu 250 C dapat hidup selama 16 jam
• Suhu 50 C dapat hidup selama 96 jam
• Suhu 500 C dapat hidup selama 5 menit
Dalam air:
• Suhu 370 C dapat hidup selama 2 hari
• Suhu 220 C dapat hidup selama 9 hari
• Suhu 00 C dapat hidup selama 60 hari
• Mati ok sinar ultra-violet panjang gelombang 2537À
6. 6
Lingkaran hidup & cara penularan
• Hospes difinitif: manusia
• Habitat: usus besar / colon
• Vektor mekanik: Musca domestca / lalat rumah
Periplanata americana / kecoa
• Bentuk infektif: kista berinti 4
• Cara infeksi: makanan / minuman terkontaminasi kista
(food / water borne disease)
• Kista yg masuk bersama makanan di dlm colon akan
berubah menjadi trofozoit.
9. 9
• Patogenesis:
– Trofozoit melukai mucosa colon, perforasi
• Gejala klinis:
– Menyebabkan amoebiasis disentri
– Diarhea disertai lendir dan darah
– Kelainan pada organ: hati, paru-paru, otak
• Diagnosis pd penderita:
– Memeriksa faeces: kista / trofozoit
• Diagnosis lingkungan:
– Memeriksa tanah, sayuran, buah-buahan: kista
• Pengobatan:
– Metronidasol
• Pencegahan: mengobati sumber infeksi, memperbaiki
lingkungan (BAB, higiene sanitasi makanan / minuman)
10. 10
Isolasi / pemeriksaan kista dari bahan pangan
(buah-buahan, sayuran)
• Buah-buahan / sayuran dicuci dg air / NaOH 0,2%
• Air cucian disentrifugasi 1500 ppm selama 5 menit
• Bagian supernatan dibuang
• Endapan diambil dengan pipet, diteteskan pada gelas
obyek
• Lugol / eosin / garam fisiologis diteteskan pada smpel yg
telah berada di gelas obyek
• Sampel diperiksa dengan mikroskop cahaya, perbesaran
lensa obyektif 40X
11. 11
Isolasi / pemeriksaan kista dari tanah yg tercemar
• Sampel tanah 2 gr di masukkan kedlm tabung sentrifus
• Air suling ditambahkan ke dalam tabung sentrifus
• Disentrifugasi 2000 ppm / 3 menit, cairan supernatan
dibuang
• Diulang beberapa kali sampai cairan supernatan jernih
• Endapan dilarutkan dlm magnesium sulfat jenuh
• Larutan magnesium sulfat jenuh ditambahkan sampai
kepermukaan tabung
• Gelas obyek diletakkan pd permukaan tabung, kemudian
diwarnai dgn lugol / eosin, diperiksa dengan mikroskop
13. 13
Giardia lamblia
(food water borne disease)
• Daerah penyebaran:
– Daerah tropik / sub-tropik
– Keadaan lingkungan jelak
– Keadaan sosial ekonomi rendah
• Morfologi:
– Trofozoit: tdp di dlm hospes, diluar hospes segera mati
tidak mencemari lingkungan
dpt bergerak dg menggunakan flagela
– Kista: di dlm hospes / di luar hospes
di luar hospes dpt hidup > lama, mencemari lingkungan
bentuknya oval, mempunyai dinding
infektif (kista yg berinti 4)
14. 14
ii
Faktor yg mempengaruhi kehidupan di lingkungan:
• Keadaan tanah suhu
• Kelembaban zat kimia
• sinar matahari langsung
Lingkaran hidup:
• Hospes difinitif: manusia (Anak-anak)
• Hospes antara: Musca domestica,
Periplanata americana
• Habitat: duodernum
• Bentuk infektif: kista
• Cara infeksi: makanan / minuman yg tercemar
18. 18
Balantidium coli
(food water borne disease)
• Daerah penyebaran:
– Tropik, sub-tropik
– Keadaan lingkungan jelek
– Peternakan babi
– Sosial ekonomi rendah
• Morfologi:
– Trofozoit: di dalam hospes
di luar hospes segera mati
bergerak aktif dg cilia
– Kista: tdp dlm hospes
dpt hidup lama diluar hospes
btk bulat mempunyai dinding, sifatnya infektif
19. 19
ii
Faktor yg memepengaruhi kehidupan diluar hospes:
• Zat kimia sinar matahari
• Suhu kelembaban
• Keadaan tanah
Cara penularan / lingkaran hidup:
• Hospes difinitif: manusia, babi (zoonosis)
• Hospes antara: Musca domestica
Periplanata americana
• Habitat: usus besar / colon
• Bentuk infektif: kista
• Cara infeksi:
– Makanan / minuman terkontaminasi kista
– Food water borne disease
25. 25
Toxoplasma gondii
• Penyebaran:
– Tropik, sub-tropik
– Keadaan lingkungan jelek
– Hewan kucing
• Morfologi:
– Trofozoit: diluar hospes mati, bentuknya seperti koma
berinti satu, tidak bergerak aktif, dpt hidup dlm hospes
– Kista: dlm hospes dsb kista (tdp dlm jaringan)
diluar hospes dsb ookista (tdp dlm faeces kucing)
btk bulat mempunyai dinding
ookista hidup > lama diluar hospes & mencemari lingk
26. 26
ii
Faktor yg mempengaruhi kehidupan di luar hospes:
• Suhu keadaan tanah
• Zat kimia kelembaban
• Sinar matahari langsung
Cara penularan / lingkaran hidup:
• Hospes difinitif: kucing
• Hospes antara: tikus, sapi, babi, kambing, ayam
• Habitat:
– Hospes difinitif: epitel usus
– Hospes antara: jaringan / otot
• Bentuk infektif: ookista / kista
• Manusia dpt terinfeksi:
– Makanan tercemar ookista (lalat, kecoa sbg vektor mekanik)
– Congenital
– Daging yg mengandung kista tanpa dimasak dg baik
38. 38
Trichomonas vaginalis
• Daerah penyebaran:
– Lingkungan baik / jelek
– Sosial ekonomi baik / jelek
• Morfologi:
– Trofozoit: bergerak dg flagela, hanya hidup dlm hospes
diluar hospes segera mati, anaerob, berinti satu
– Bentuk kista tidak ada
• Faktor yg mempengaruhi kehidupan diluar hospes:
– Suhu
– Zat kimia
– Sinar matahari
– pH larutan / air / asam (3,8-4,4)
42. 42
Nematoda intestinal / usus
(tanda-tanda umum)
• Bentuknya silindris, memanjang, tidak bersegmen
• Panjang bervariasi: mm s/d beberapa cm
• Tubuhnya tertutup kutikula
• Mempunyai jenis kelamin terpisah
• Saluran pencernaan sempurna
• Mempunyai rongga tubuh
• Mempunyai sistem reproduksi sederhana
• Mempunyai sistem syaraf sederhana
• Mempunyai sistem ekskresi sederhana
• Ovipar (bertelur)
43. 43
Ascaris lumbricoides
(cacing gelang, cacing perut)
• Daerah penyebaran:
– Tropik / sub-tropik
– Keadaan sosial ekonomi / lingkungan jelek
– Musca domestica, Periplanata americana
– Golongan soil transmitted helminth
• Morfologi:
– Dewasa: jenis kelamin terpisah, panjang: 25-30 cm
diluar hospes, btk dewasa segera mati
– Telur: fertil (mengandung ovum & menetas menjadi larva)
infertil (tidak dpt berkembang / menetas menjadi larva)
mencemari lingkungan, dpt hidup: 40 hari
-- Larva: didalam hospes
44. 44
i
Faktor-faktor yg mempengaruhi kehidupan diluar hospes
• Suhu kelembaban
• sinar matahari zat kimia
• Keadaan tanah
Cara penularan / lingkaran hidup:
• Hospes difinitif: manusia
• Hospes antara / vektor mekanik: lalat, kecoa
• Habitat: usus halus
• Bentuk infektif: telur yang mengandung larva
• Cara infeksi: makanan / minuman yang tercemar telur
infektif
51. 51
Trichuris trichiura
( cacing cambuk)
• Daerah penyebaran:
– Tropis, sub-tropis
– Lingkungan / sosial ekonomi jelek
– House fly, cokroach
– Soil transmitted helminth
• Morfologi:
– Dewasa: jenis kelamin terpisah, panjangnya:4-5 cm
diluar hospes cepat mati, tidak mencemari lingkungan
– Telur: bentuk spt tong, dinding tebal, mencemari lingkungan
di luar hospes : 10-40 hari
fertil
– Larva: di dalam hospes, di luar hospes mati
52. 52
1
• Faktor-faktor yg mempengaruhi kehidupan:
– Keadaan tanah sinar matahari lansung
– Suhu kelembaban
– Zat kimia
• Cara penularan / lingkaran hidup:
– Hospes difinitif: manusia
– Hospes antara / vektor mekanik: lalat, kecoa
– Habitat: usus besar / colon (menembus mucosa usus)
– Bentuk infektif: telur yg mengandung larva
– Cara infeksi: makanan / minuman yang dicemari telur yang
mengandung larva
Telur keluar dari hospes bersama faeces & mengandung
ovum, jatuh di tanah berkembang menjadi telur + larva
58. 58
Hook worm
(cacing tambang, cacing kait)
• Macam spesies:
– Necator americanus (banyak terdapat di Indonesia)
– Ancylostoma duodenale
• Daerah penyebaran:
– Daerah tropik / sub-tropik
– Lingkungan / sosial ekonomi jelek
– Tidak memakai alas kaki soil transmitted helminth
• Morfologi:
– Dewasa: jenis kelamin terpisah, panjang 1cm
tidak mencemari lingkungan, mempunyai kait / gigi
– Telur: mencemari lingkungan, btk oval, dinding tipis jernih (2hari)
– Larva: rhabditiform, filariform (mencemari lingkungan: 10 hari)
59. 59
i
• Faktor yg mempengaruhi kehidupan di luar hospes:
– Suhu kelembaban
– Keadaan tanah sinar matahari
– Zat kimia
• Cara penularan / lingkaran hidup:
– Hospes difinitif: manusia
– Habitat: usus halus
– Vektor / hospes antara: --
– Bentuk infektif: larva filariform
– Cara infeksi: menembus kulit antara jari kaki
• Patogenesis:
– Gigi mengkaitkan diri / melukai mucosa usus: perdarahan kronis
• Gejala klinis: anemia, lemah badan, kulit seperti jerami
62. 62
i
• Diagnosis penderita:
– Memeriksa faeces: telur (N. americanus = A. duodenale)
– Memeriksa faeces Harada mori: larva
• Diagnosis lingkungan
– Memeriksa tanah: telur, larva (metode Berman)
– Memeriksa sayuran, buah-buahan: telur
• Pengobatan:
– Combantrin (pirantel pamoat)
– Sulfas ferosus (Fe) utk mengobati anemianya
• Pencegahan:
– Mengobati sumber infeksi
– Pengobatan masal periodik
– Memperbaiki lingkungan
– Memakai alas kaki
63. 63
Cara pemeriksaan larva di dalam tanah
(metode Baerman)
• Diambil lapisa tanah pada permukaan: 2 gram
• Tanah di campur dengan pasir
• Campuran tanah + pasir diletakkan pd kertas saring
• Kertas saring di masukkan ke dalam petridish
• Diberi sedikit air, larva akan bergerak kedalam
• Air diambil dengan pipet, dimasukkan kedalam tabung
sentrifus
• Tabung sentrifus yg berisi air disentrifugasi
• Bagian supernatan dibuang, bagian endapan diperiksa
66. 66
Enterobius vermicularis
(cacing kremi, pin worm)
• Daerah penyebaran:
– Tropik, sub tropik
– Tidak termasuk soil transmitted helminth
• Morfologi:
– Dewasa: jenis kelamin terpisah, panjang: 1cm, tidak mencemari
lingkungan
– Telur: btknya seperti huruf D, telah mengandung embrio
mencemari lingkungan (di luar hospes): 48 jam
-- Larva: di dalam hospes, tidak mencemari lingkungan
• Faktor yg mempengaruhi kehidupan:
– suhu kelembaban
– Zat kimia sinar matahari
• Tidak termasuk gol soil transmitted helminth
67. 67
Lingkaran hidup / cara penularan
• Hospes difinitif: manusia
• Habitat: coecum / sigmoid (menempel pada mucosa)
• Vektor: - (penyebaran dg cara inhalasi)
• Bentuk infektif: telur yg mengandung larva
• Cara infeksi: auto infeksi
makanan / minuman terkontaminasi
retro-infeksi
Gejala klinis: terutama pada anak-anak
pruritus ani
gangguan tidur (insomnia)
70. 70
i
• Diagnosis penderita:
– Menemukan btk dewasa disekitar anus
– Menemukan telur disekitar anus: anal swab
• Diagnosis lingkungan:
– Menemukan telur di lantai
– Menemukan telur pd buah-buahan
• Pengobatan:
– Upixon,
– combantrin
• Pencegahan:
– Mengobati sumber infeksi
– Makanan / minuman tidak terkontaminasi
– Membiasakan anak mencuci tangan sebelum makan
74. 74
Strongyloides stercoralis
• Daerah penyebaran:
– Tropik / sub-tropik
– Keadaan lingkungan / sosial ekonomi jelek
– Kebiasaan tidak memakai alas kaki
– Termasuk soil transmitted helminth
• Morfologi:
– Dewasa: di dalam hospes
di luar hospes mencemari lingkungan
jenis kelamin terpisah, parthenogenesis
ovovivipar
– Larva: rhabditiform
filariform merupakan bentuk infektifnya
mencemari lingkungan
75. 75
i
• Faktor yg memepengaruhi kehidupan:
– Suhu sinar matahari
– Zat kimia kelembaban
– Keadaan tanah
• Lingkaran hidup / cara penularan:
– Hospes difinitif: manusia
– Hospes antara: -
– Habitat: usus halus
– Bentuk infektif: larva filariform
– Cara infeksi: menembus kulit kaki hospes
auto-infeksi
• Gejala klinis:
– diarhea, peradangan pada kulit
77. 77
i
• Diagnosis pada penderita:
– pemeriksaan faeces menemukan larva rhabditiform
• Diagnosis lingkungan
– Pemeriksaan tanah menemukan btk dewasa / larva dg metode
Baerman: tanah dicampur dg pasir
diletakkan pada kertas saring
kertas saring dimasukkan kedalam petridish
diberi sedikit air, larva akan bergerak kedalam air
disentrifugasi, diperiksa endapannya
• Pengobatan:
– Tiobendasol
• Pencegahan:
– Mengobati sumber infeksi
– Memperbaiki lingkungan, memakai alas kaki
79. 79
Cestoda
(tanda-tanda umum)
• Pipih dorso-ventral, bersegmen-segmen
• Ukuran bervariasi: mm s/d beberapa meter
• Stadium dewasa di dalam usus manusia / hewan
• Tubuh: kepala, leher & badan (strobila)
• Kepala: alat hisap, kadang-kadang kait
• Strobila: beberapa segmen (imatur, matur & gravid)
• Jenis kelamin tidak terpisah (hermaphrodit)
• Tidak mempunyai rongga tubuh
• Tidak mempunyai saluran cerna
• Mempunyai sistem reproduksi sempurna
• Mempunyai sistem syaraf & ekskresi: sederhana
81. 81
Taenia saginata
(food borne disease)
• Daerah penyebaran:
– Daerah peternakan sapi
– Makan daging sapi yg tidak dimasak dg baik
– Keadaan lingkungan yg jelek
• Morfologi:
– Dewasa: panjang 5-10m, pipih bersegmen spt pita
tidak mencemari lingkungan, hidup dlm hospes
– Telur: mencemari lingkungan, tahan thd faktor luar (suhu, zat
kimia, sinar matahari, kelembaban) sampai 1-2 bulan
– Larva: cysticercus bovis / cacing gelembung
tidak mencemari lingkungan
tdp di dalam jaringan otot sapi (hospes antara)
83. 83
Cara penularan / lingkaran hidup
• Hospes difinitif: manusia
• Hospes antara: sapi
• Habitat: usus halus
• Bentuk infektif: larva / cysticercus bovis
• Cara infeksi: makan daging sapi yg mengandung larva
tanpa dimasak dengan baik
• Patogenesis:
– Btk dewasa melekatkan diri pd mucosa usus hospes
sehingga terjadi malnutrisi dan diarhea
88. 88
i
• Diagnosis penderita:
– Memeriksa faeces menemukan btk telur, proglotid gravid
• Diagnosis lingkungan:
– Memeriksa tanah, sayuran, buah-buahan: telur
– Memeriksa daging sapi: larva / cysticercus bovis
• Pengobatan:
– Niclosamid, praziquantel
• Pencegahan:
– Mengobati sumber infeksi
– Memperbaiki lingkungan
– Memasak daging sebelum dimakan shg warnanya berubah
89. 89
Cara pemeriksaan larva dalam jaringan otot
secara langsung
• Bahan & alat yg diperlukan:
– Jarum biopsi / pisau yg tajam
– Gelas benda yg bersih & kering
– Karet pengikat, gelas jar
• Cara kerja:
– Kapsula dlm jar otot diambil dg jarum biopsi
– Kapsula ditekan di antara kedua gelas benda
– Kedua gelas benda diikat kuat-kuat, agar kapsula tampak jernih
– Dimasukkan kedalam jar, didiamkan selama ½ -1jam
– Diperiksa di bawah mikroskop dg perbesaran lemah, bila
ditemukan larva dengan perbesaran kuat
90. 90
Cara pemeriksaan larva dalam jaringan otot
secara tidak langsung
• Bahan & alat:
– Artificial digestive fluid (cairan cerna):
pepsine 5 gram
HCL 7 ml
air suling 1000ml
– Penggiling daging / blender / tissue grinder
– Erlenmeyer, incubator, corong Baerman, gelas benda, gelas
penutup
– Sentrifuge, pipet, magnetic stirer
• Cara kerja:
– Jaringan otot digiling dg blender
– Masukkan dlm erlenmeyer, ditambahkan 20 bagian cairan cerna
91. 91
i
• Cara kerja (lanjutan):
– Dicampur sampai rata dg magnetic stirer di masukkan
kedalam incubator 370C selama 12-24 jam
– Ditambahkan air hangat shg 3x volume semula
– Tuangkan campuran tersebut ke dalam corong
Baerman dan didiamkan 1-2 jam
– Larva akan turun menuju kebawah corong Baerman
– Cairan di bagian bawah corong Baerman diambil dg
pipet, diteteskan pd gelas obyek, ditutup dg gelas
penutup dan diperiksa di bawah mikroskop dg
perbesaran lemah utk melihat ada tidaknya larva
– Jika tidak ditemukan larva, seluruh cairan yg terdapat
dibagian bawah corong Baerman dipusingkan, dan
endapan diperiksa terhadap adanya larva.
92. 92
Taenia solium
(food borne disease)
• Daerah penyebaran:
– Peternakan babi
– Keadaan lingkungan jelek
– Makan daging babi yg tidak dimasak dg baik
• Morfologi:
– Dewasa: pipih seperti pita bersegmen, panjang: 2-3 m
tidak mencemari lingkungan, di dalam hospes
– Telur: btk bulat, dinding tebal
mencemari lingkungan (tanah, sayuran, buah-buahan)
tahan terhadap pengaruh luar (suhu, zat kimia, sinar
matahari, kelembaban), dpt hidup 1-2 bulan
– Larva: tdp dlm jar otot hospes antara
tidak mencemari lingkungan
94. 94
Cara penularan / lingkaran hidup
• Hospes difinitif: manusia
• Hospes antara: babi
• Habitat: usus halus
• Bentuk infektif:
– larva (Cysticercus cellulose) menyebabkan taeniasis
– Telur menyebabkan cysticercosis
• Cara infeksi: makan daging babi yg mengandung larva
tanpa di masak dg baik
• Patogenesis:
– Dewasa: mengkaitkan diri pd mucosa usus (diarhea)
– Larva: mengkista pd jar otot (mialgia)
100. 100
Echinococcus granulosus
(food / water borne disease)
• Daerah penyebaran:
– Keadaan lingkungan jelek
– Penduduk banyak memelihara anjing
• Morfologi:
– Dewasa: pipih seperti pita bersegmen-segmen, panjang: 3-6mm
tidak mencemari lingkungan, di dalam hospes
diluar hospes segera mati
– Telur: bentuk bulat berdinding tebal, bergaris radier
hidup diluar hospes mencemari lingkungan: 1-2 bulan
dipengaruhi faktor luar: suhu, zat kimia, sinar matahari,
kelembaban
-- larva: kista hidatid dalam hospes antara (kambing, babi, sapi)
102. 102
Cara penularan
(lingkaran hidup)
• Hospes difinitif: anjing
• Hospes antara: kambing, biri-biri, babi, sapi
• Habitat: usus halus
• Bentuk infektif:
– larva (kista hidatid) berkembang dewasa dlm anjing
– Telur berkembang menjadi larva pd manusia (hidatidosis)
• Cara infeksi: makanan / minuman yg terkontaminasi telur
• Patogenesis:
– Kista hidatid dlm organ (hepar, paru, otak) menyebabkan
hidatidosis
– Menyebabkan fungsi organ terganggu
106. 106
i
• Diagnosis:
– Penderita (hidatidosis): serologis, radiologis
– Lingkungan: menemukan telur pd sayuran, tanah, buah-buahan
• Pengobatan: albendazol
• Pencegahan:
– Mengobati sumber infeksi
– Memperbaiki lingkungan
– Memelihara anjing yg sehat
107. 107
Kista protozoa, telur nematoda & cestoda yg ditemukan
di lingkungan (sayuran, tanah, buah-buahan)
108. 108
Diphyllobothrium latum
(food borne disease)
• Daerah penyebaran:
– Keadaan lingkungan jelek (BAB di air / selokan)
– Kebiasaan makan ikan (Salmon) yg tidak dimasak dg baik
• Morfologi:
– Dewasa: pipih seperti pita bersegmen-segmen, panjang 10m
diluar hospes segera mati
– Telur: bentuk oval, mempunyai operculum
ditanah akan mati, tetapi jika berada dlm air menjadi larva
– Larva: dpt hidup diluar hospes terutama di air tawar
larva stad. 1: coracidium dpt hidup 1-2 minggu
larva stad. 2: procercoid dlm cyclop dpt hidup 2-3 minggu
larva stad. 3: pleurocercoid dlm ikan dpt hidup 3 minggu
110. 110
Cara penularan
(lingkaran hidup)
• Hospes difinitif:
– Manusia, hewan carnivora (kucing, anjing)
– Habitat: usus halus
• Hospes antara
– pertama: gol. Crustacea (cyclops & diaptomus)
– Kedua: ikan air tawar (Salmon)
• Bentuk infektif:
– larva stad. III (pleurocercoid)
• Cara infeksi:
– makan ikan yg mengandung pleurocercoid tidak dimasak dg baik
113. 113
i
• Petogenesis:
– Bentuk dewasa mengabsorbsi vit B12
• Gejala klinis:
– Diarhea
– Anemia def. vit. B12
• Diaqgnosis penderita:
– Memeriksa faeces: telur
• Diagnosis lingkungan:
– Memeriksa air: telur/coracidium
• Pengobatan:
– Niclosamid, praziquantel
• Pencegahan:
– Mengobati sumber infeksi
– Memperbaiki lingkungan
– Memasak ikan sebelum dimakan
114. 114
Trematoda
Tanda-tanda umum:
• Pipih seperti daun
• Mempunyai dua buah alat hisap sucker:
– Oral sucker dan Ventral sucker
• Hermaphrodite
• Tidak mempunyai rongga tubuh
• Sistem pencernaan & ekskresi: belum sempurna
• Ovipar
• Telur mempunyai operculum & menetas dalam air
• Mempunyai dua macam hospes antara
• Bentuk infektifnya : metacercaria
115. 115
Fasciola hepatica
• Daerah penyebaran:
– Keadaan lingkungan jelek (kebiasan BAB di air)
– Peternakan (biri-biri, kambing, sapi)
• Morfologi:
– Dewasa: dlm hospes, diluar hospes mati (tidak mencemari lingk)
btk pipih seperti daun
– Telur: btk oval, dinding tebal, mempunyai operculum
dpt hidup diluar hospes, tu diair & mencemari lingkungan
dlm waktu 3 minggu segera menetas menjadi mirasidium
– Mirasidium: hidup diair & mencemari lingkungan
– Sporokista & redia: hospes antara pertama (keong: 8 minggu)
– Cercaria: hidup diair & mencemari lingkungan
– Metacercaria: hospes antara kedua (tanaman air
116. 116
Cara penularan
(lingkaran hidup)
• Hospes difinitif:
– Manusia
– Hewan herbivora: kambing, biri-biri, sapi
• Hospes antara pertama:
– Keong / snail: Limnea truncatula (sporokista, redia)
• Hospes antara kedua:
– Tanaman air (metacercaria)
• Habitat:
– Saluran hati (ductus hepaticus)
• Bentuk infektif:
– Metacercaria
• Cara infeksi:
– Makan tanaman air yg mengandung metacercaria tanpa dimasak dg
baik
118. 118
i
• Gejala klinis:
– Hepatomegali (pembesaran hepar)
– Halzoun disease
• Diagnosis penderita:
– Memeriksa faeces: menemukan telur
• Diagnosis lingkungan:
– Memeriksa air: menemukan telur, miracidium, cercaria
– Memeriksa tanaman air: menemukan metacercaria
• Pengobatan:
– Bithionol, praziquantel
• Pencegahan:
– Mengobati sumber infeksi
– Memperbaiki lingkungan
– Menurunkan populasi keong, memasak tanaman air
119. 119
Fasciolopsis buski
• Daerah penyebaran:
– Keadaan lingkungan jelek (BAB di air)
– Banyak keong jenis Segmentina
• Morfologi:
– Dewasa: dlm hospes tidak mencemari lingkungan, btk pipih
seperti daun
– Telur: btk oval, mempunyai dinding & operculum
hidup diluar hospes mencemari lingkungan tu di air
dlm waktu 7 minggu menetas menjadi mirasidium
– Mirasidium: dlm air, mencemari lingkungan
– Sporokista, redia: dlm hospes antara / keong (30 hari)
– Cercaria: dlm air mencemari lingkungan
– Metacercaria: menempel pd tanaman air (hospes antara ke II)
120. 120
Cara penularan
(lingkaran hidup)
• Hospes difinitif:
– Manusia, babi
• Hospes antara pertama:
– Keong jenis Segmentina: sporokista & redia
• Hospes antara kedua:
– Tanaman air: metacercaria
• Habitat:
– Usus halus
• Bentuk infektif:
– Metacercaria
• Cara infeksi: makan tanaman air yg mengandung metacercaria
123. 123
i
• Gejala klinis:
– Diarhea, malnutrisi, anemia
• Diagnosis penderita:
– Memeriksa faeces: telur
• Diagnosis lingkungan:
– Memeriksa air: telur, mirasidium, cercaria
– Memeriksa tanaman air: metacercaria
• Pengobatan:
– Tetrachlor ethilen
• Pencegahan:
– Mengobati sumber infeksi
– Memperbaiki lingkungan (BAB)
– Mengurangi populasi keong Segmentina
– Memasak tanaman air sebelum dimakan
124. 124
Clonorchis sinensis
• Daerah penyebaran:
– Keadaan lingkungan jelek (BAB di air)
– Kebiasaan makan ikan (Cyprinus) tanpa di masak
• Morfologi:
– Dewasa: btk pipih seperti daun, diluar hospes segera mati
– Telur: hidup diluar hospes, mencemari lingkungan tu di air
btk oval, mempunyai operculum, mempunyai spina di post
telah mengandung embrio, tidak menetas dlm air
– Mirasidium, sporokista, redia: dlm hospes antara ke I (keong)
memerlukan waktu: 3 minggu
– Cercaria: mencemari air
– Metacercaria: dlm ikan Cyprinus (hospes antara ke II
125. 125
Lingkaran hidup
(cara penularan)
• Hospes difinitif:
– Manusia
– Hewan carnivora
• Hospes antara pertama:
– Keong (Bithynia): mirasidium, sporokista, redia, cercaria
• Hospes antara kedua:
– Ikan air tawar Cyprinus: metacercaria
• Habitat: saluran empedu
• Bentuk infektif: metacercaria
• Cara infeksi:
– Makan ikan yg mengandung metacercaria tanpa dimasak
128. 128
i
• Gejala klinis: hepatomegali
• Diagnosis penderita:
– Memeriksa faeces: telur
• Diagnosis lingkungan:
– Memeriksa air: telur, cercaria
– Memeriksa ikan: metacercaria
• Pengobatan:
– Praziquantel, bithionol
• Pencegahan:
– Mengobati sumber infeksi
– Memperbaiki lingkungan (BAB)
– Mengurangi populasi keong (molucicide)
– Memasak ikan yg mengandung metacercaria sebelum dimakan
129. 129
Paragonimus westermani
• Daerah penyebaran:
– Keadaan lingkungan jelek (BAB di air, membuang sputum di air)
– Kebiasaan makan crustacea / crab tanpa dimasak dg baik
– Banyak keong Melania libertina
• Morfologi:
– Dewasa: oval seperti biji kopi,segera mati, tidak mencemari lingk
– Telur: oval, mempunyai operculum, keluar dari hospes bersama
faeces / sputum & mencemari lingkungan tu air
– Mirasidium, sporoksta, redia, cercaria ekor mereduksi: didalam
keong (HP I)
– Cercaria: mencemari air
– Metacercaria: dalam crab / crustacea (HP II)
130. 130
Lingkaran hidup
(cara penularan)
• Hospes difinitif:
– Manusia
– Hewan carnivora (anjing, kucing, harimau)
• Hospes antara pertama:
– Keong Melania libertina (sporokista, redia, cercaria)
• Hospes antara kedua:
– Crab / crustacea (metacercaria)
• Habitat: paru-paru
• Bentuk infektif: metacercaria
• Cara infeksi:
• Makan crab / crustacea yg mengandung metacercaria
135. 135
Schistosoma
(haematobium, mansoni, japonicum)
Tanda-tanda umum:
• Termasuk trematoda darah
• Bentuk gilig memanjang
• Jenis kelamin terpisah
• Jenis jantan < betina
• Jenis jantan: canalis gynaecophorus
• Mempunyai dua buah alat hisap
• Telur tidak punya operculum &
mengandung mirasidium
136. 136
.
Daerah penyebaran:
• Sulawesi (di sekitar D. Lindu) S. japonicum
• Keadaan lingkungan jelek
• Matapencaharian petani
• Banyak ditemukan keong jenis Oncomelania
Morfologi:
• Dewasa: hidup dlm hospes, diluar hospes segera mati
tidak mencemari lingkungan
• Telur: bulat, tidak mempunyai operculum
mengandung mirasidium, tonjolan antero-lateral
mencemari air
• Mirasidium, sporokista (dlm keong), cercaria
137. 137
Lingkaran hidup
• Hospes difinitif: manusia
• Hospes antara: keong (Oncomelania)
– Bentuk sporokista dan cercaria
• Habitat: pembuluh darah balik disekitar colon
• Bentuk infektif: cercaria
• Cara infeksi: cercaria menembus kulit pada
waktu kerja di sawah atau mandi di danau
144. 144
Parasit yg penyebarannya berkaitan dg
lingkungan
Nematoda jaringan:
• Wuchereria bancrofti
– Nyamuk Culex
• Brugia malayi (paling banyak ditemukan di Indonesia)
– Nyamuk Anopheles atau nyamuk Mansonia
• Brugia timori
– Nyamuk Anopheles
Protozoa darah:
• Plamodium vivax, falciparum dan malariae
– Nyamuk Anopheles
145. 145
Wuchereria bancrofti
(arthropoda borne disease)
Daerah penyebaran / faktor resiko:
• Tropis, sub-tropis
• Perkotaan, perdesaan
• Keadaan lingkungan jelek sbg sarang nyamuk Culex
• Sosial ekonomi rendah kemungkinan kontak dg nyamuk
sangat besar
– Tidur tidak memakai kelambu
– Nyamuk Culex mudah masuk kedalam rumah
– Malam hari suka keladang
– Banyak genangan air kotor
146. 146
Morfologi
(dewasa, mikrofilaria dan larva)
Dewasa:
• Seperti benang
• Hidup dlm saluran limfe hospes
• Jantan: 5 cm, betina: 10 cm
Mikrofilaria:
• Dalam darah jari pada saat tertentu (malam hari)
Larva:
• Dalam nyamuk Culex yang berperan sebagai vektor
biologis
148. 148
Mikrofilaria Wuchereria bancrofti
Ciri-ciri:
• Mempunyai selubung
• Ruang kepala: panjang = lebar
• Inti merata
• Ujung posterior tidak ditemukan
inti
• Kadang-kadang ditemukan dlm
urin
• Periodik nokturnal: ditemukan
dlm darah ujung jari, malam hari
149. 149
Lingkaran hidup:
Hospes difinitif:
• Manusia
Hospes antara:
• Nyamuk Culex
Habitat:
• Sistem limfe
Bentuk infektif:
• Larva stad III
Cara infeksi:
• Gigitan nyamuk
154. 154
.
Gejala klinis:
• Menimbulkan penyakit kaki gajah / elephantiasis
• Stad dewasa menyumbat saluran limfe:
– Kaki & alat genital membengkak
Diagnosis penderita:
• Pemeriksaan darah ujung jari pd malam hari
Diagnosis lingkungan:
• Memeriksa larva dalam nyamuk
Pengobatan:
• Dietilkarbamasin (DEK): efektif pd stadium awal
Pencegahan:
• Mengobati sumber infeksi
• Memperbaiki lingkungan / menghilangkan sarang
nyamuk
• Menghindarkan diri dari gigitan nyamuk
156. 156
Brugia malayi
(arthropoda borne disease)
Daerah penyebaran / faktor resiko:
• Tropis / sub-tropis
• Keadaan lingkungan jelek
– Daerah pedesaan berawa-rawa
• Banyak nyamuk Mansonia / Anopheles
• Keadaan sosial ekonomi rendah:
– Pekerjaan berladang
– Mencari kayu dihutan
– Sering tidur diluar rumah
157. 157
Morfologi
(dewasa, mikrofilaria, larva)
Stadium dewasa:
• Bentuknya hampir sama dg
Wuchereria bancrofti
Mikrofilaria:
• Mempunyai selubung
• Ruang kepala: p = 2x lebar
• Intinya mengelompok
• Ujung post. ditemukan 2 inti terpisah
• Ditemukan dlm darah ujung jari:
– Malam hari
Larva:
• Nyamuk Mansonia / Anopheles
158. 158
Lingkaran hidup
Hospes difinitif:
• Manusia / kera (zoonosis)
Hospes antara:
• Nyamuk Mansonia rawa-rawa
• Nyamuk Anopheles persawahan
Habitat:
• Sistem limfe
Bentuk infektif: larva stadium III
Cara infeksi:
• Gigitan nyamuk yang mengendung larva stad III
166. 166
.
Gejala klinis:
• Menimbulkan penyakit elephantiasis / kaki gajah
• Stad dewasa menymbat saluran limfe inguinal
– Kaki di bawah lutut membengkak
Diagnosis penderita:
• Pemeriksaan darah ujung jari pd waktu malam
Diagnosis lingkungan:
• Memeriksa larva dalam nyamuk
Pengobatan (efektif pd stadium awal):
• Dietilkarbamasin (DEK)
Pencegahan:
• Mengobati sumber infeksi (manusia dan kera)
• Memperbaiki lingkungan (sarang nyamuk dihilangkan)
• Tidak kontak dg nyamuk
168. 168
Brugia timori
(arthropoda borne disease)
Daerah penyebaran / faktor resiko:
• Indonesia bag timur
• Pedesaan
• Keadaan lingkungan jelek
– Banyak sarang nyamuk Anopheles
• Keadaan sosial ekonomi rendah
• Kontak nyamuk >>>
• Tidur tanpa kelambu
• Kemungkinan nyamuk masuk rumah >>>
• Sering keluar rumah waktu malam (pekerjaan ?)
169. 169
Morfologi
(dewasa, mikrofilaria dan larva)
Stad dewasa:
• Bentuknya ~ W. bancrofti ~ B malayi
Stad mikrofilaria ( ~ Brugia malayi )
• Mempunyai selubung
• Ruang kepala: p = 3x lebar
• Inti mengelompok
• Ujung post ditemukan 2 inti
• Dalam darah ujung jari: malam hari
170. 170
Lingkaran hidup
Hospes difinitif:
• Manusia
Hospes antara:
• Nyamuk Anopheles persawahan
Habitat:
• Sistem limfe (kelenjar limfe / saluran limfe)
Bentuk infektif:
• Larva stadium III
Cara infeksi:
• Gigitan nyamuk yg mengandung larva stadium III
171. 171
.
• Gejala klinis:
– Hampir sama dengan Brugia malayi
• Diagnosis penderita:
– Pemeriksaan darah ujung jari: untuk melhat mikrofilaria
• Diagnosis lingkungan:
– Memeriksa adanya larva dalam nyamuk
• Pengobatan:
– Efektif pada stadium awal: DEK
• Pencegahan:
– Mengobati sumber infeksi
– Menghindarkan diri dari gigitan nyamuk
– Memperbaiki lingkungan
– Mengurangi populasi nyamuk: dg insektisida / larvisida
172. 172
Pencegahan filariasis berwawasan lingkungan
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
• Menentukan nyamuk yg berperan sebagai vektor
– Seksi nyamuk menemukan larva
• Mengetahui bionomik nyamuk sebagai vektor:
– Resting places
– Breeding places
– Night biter / day biter
– Exophagic / endophagic
• Menentukan insektisida yang toleran:
– Adultisida
– larvisida
173. 173
Malaria
(arthropoda borne disease)
Penyebab: protozoa darah
• Plasmodium vivax (paling banyak di Indonesia)
• Plasmodium falciparum (paling berbahaya)
• Plasmodium malariae (di Indonesia sangat jarang)
• Plasmodium ovale (di Indonesia tidak ada)
Penyebaran:
• Daerah tropis / sub-tropis
• Keadaan lingkungan jelek (sarang nyamuk)
• Keadaan sos-ek rendah (daerah pedesaan)
– Sering keladang
– Tidur tanpa klambu, kontak dg nyamuk
174. 174
Tanda-tanda umum Plasmodium:
• Sifatnya intra-selular (di dalam sel eritrosit)
• Di dlm siklus hidupnya:
– Siklus aseksual (sizogoni) di dlm hospes vertebrata (manusia)
– Siklus seksual (sporogoni di dlm hospes invertebrata (nyamuk)
• Siklus sizogoni ada beberapa bentuk Plasmodium:
– Trofozoit, sizont, merozoit, gametosit (dlm darah manusia)
• Siklus sporogoni ada beberapa bentuk Plasmodium:
– Zigote, ookinete, ookista, sporokista, sporozoit
– Sporozoit ditemukan dlm kelenjar ludah nyamuk
• Termasuk golongan sporozoa
181. 181
Bentuk Plasmodium yang ditemukan dalam
lingkungan tidak secara langsung
Bentuk Plasmodium dlm siklus sporogoni (dlm nyamuk):
• Zygote
• Ookinete
• Ookista
• Sporokista
• Sporozoite (berada dlm kelenjar ludah nyamuk)
Untuk menemukan sporozoite:
• Nyamuk dipisahkan antara kepala, thorak dan abdomen
• Bagian thorax diseksi utk mendapatkan kelenjar ludah
• Jika nyamuk bereperan sbg vektor: bentuk sporozoite
182. 182
Plasmodium vivax
• Menimbulkan penyakit malaria tertiana benignam
• Paling banyak ditemukan di Indonesia
Faktor resiko / pendukung:
• Banyak ditemukan dinegara tropis / sub tropis
• Keadaan lingkungan jelek (sarang nyamuk)
• Kontak dg nyamuk >>>
• Sosial ekonomi rendah
• Tidur diluar rumah
• Malam hari sering keladang
• Pendidikan rendah
186. 186
Gejala klinis, cara penularan
Gejala klinis:
• Panas menggigil berkeringat setiap 48 jam selama 15-30
menit
• Hepato-splenomegali
• Anemia
Cara penularan:
• Gigitan nyamuk Anopheles yg mengandung sporozoit
• Transfusi darah
• Congenital (ibu hamil terinfeksi dapat menular kejanin dg
melewati placenta / tali pusat)
187. 187
Diagnosis, pengobatan
Diagnosis penderita:
• Pemeriksaan darah terutama pada waktu panas
Diagnosis lingkungan:
• Memeriksa sporozoit pd kelenjar ludah nyamuk
– Single disection
– Mass disection
– ELISA
Pengobatan:
• Chloroquin
• Pirimitamin
188. 188
Pencegahan berwawasan lingkungan
• Menentukan vektor:
– Dg cara menemukan sporozoit dlm kelenjar ludah nyamuk
• Mengetahui bionomik vektor:
– Resting places
– Breeding places
– Feeding habit:
night biter, day biter
exophagic, endophagic
• Insektisida: adultisida / larvisida (yg masih toleran)
• Penyuluhan kesehatan masyarakat
• Menghindarkan diri kontak dengan nyamuk
191. 191
Plasmodium falciparum
• Menimbulkan penyakit malaria tertiana malignam
• Timbul panas menggigil setiap 36 jam selama 15-30
menit
• Gejala lainnya:
– Black water fever (urine seperti air teh)
– Anemia berat, hepato-splenomegali
– Ikterus
• Dpt berakibat kematian oleh karena dpt sampai keotak
menimbulkan malaria cerebral
• Kadang-kadang dpt terjadi infeksi campuran dg
Plasmodium vivax
194. 194
Plasmodium malariae
• Menimbulkan penyakit malaria quartana
• Timbul panas menggigil setiap 72 jam selama 15-30
menit
• Gejala lainnya:
– Anemia
– Hepato-splenomegali
• Jarang ditemukan di Indonesia oleh karena:
– Siklus sporogoni Plasmodium malariae memerlukan waktu lama
(16 hari) pada hal umur nyamuk Anopheles di Indonesia rata-
rata hanya 14 hari. Sehingga belum terbentuk sporozoit nyamuk
telah mati akibatnya jarang sekali nyamuk yang mengandung
stadium sporozoit Plasmodium malaria