Dokumen tersebut membahas tentang bakteri secara umum, mulai dari definisi, struktur sel, klasifikasi berdasarkan bentuk dan pewarnaan Gram, mekanisme pergerakan, dan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri."
2.
Bakteri, dari kata Latin bacterium
(jamak, bacteria), adalah kelompok raksasa
dari organisme hidup.
Ukurannya sangatlah kecil (mikroskopik) dan
kebanyakan uniselular (bersel
tunggal), dengan struktur sel yang relatif
sederhana tanpa nukleus/inti
sel, cytoskeleton, dan organel lain seperti
mitokondria dan kloroplas.
Istilah "bakteri" telah diterapkan untuk semua
prokariota atau untuk kelompok besar bakteri
3.
Mereka umumnya memiliki dinding
sel, seperti sel hewan dan jamur, tetapi
dengan komposisi sangat berbeda
(peptidoglikan).
Banyak yang bergerak menggunakan
flagela, yang berbeda dalam strukturnya dari
flagela kelompok lain.
4.
Bakteri adalah yang paling berkelimpahan
dari semua organisme.
Mereka tersebar (berada di mana-mana) di
tanah, air, dan sebagai simbiosis dari
organisme lain.
Banyak patogen merupakan bakteri.
Umumnya berukuran 0,5-5 µm, meski ada
jenis dapat menjangkau 0,3 mm dalam
diameter (Thiomargarita).
5.
Bakteri pertama ditemukan oleh Anthony van
Leeuwenhoek pada 1674 dengan
menggunakan mikroskop buatannya sendiri.
Istilah bacterium diperkenalkan di kemudian
hari oleh Ehrenberg pada tahun
1828, diambil dari kata Yunani bacterius yang
memiliki arti "small stick".
6.
Seperti prokariota (organisme yang tidak
memiliki selaput inti) pada umumnya, semua
bakteri memiliki struktur sel yang relatif
sederhana.
Struktur bakteri yang paling penting adalah
dinding sel.
7.
Bakteri dapat digolongkan menjadi dua
kelompok yaitu Gram positif dan Gram negatif
didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel.
Bakteri Gram positif memiliki dinding sel yang
terdiri atas lapisan peptidoglikan yang tebal dan
asam teichoic.
Sementara bakteri Gram negatif memiliki lapisan
luar, lipopolisakarida - terdiri atas membran dan
lapisan peptidoglikan yang tipis terletak pada
periplasma (di antara lapisan luar dan membran
sitoplasmik).
8.
Banyak bakteri memiliki struktur di luar sel
lainnya seperti flagela dan fimbria yang
digunakan untuk bergerak, melekat dan
konjugasi.
Beberapa bakteri juga memiliki kapsul atau
lapisan lendir yang membantu pelekatan bakteri
pada suatu permukaan dan formasi biofilm.
Bakteri juga memiliki kromosom, ribosom dan
beberapa spesies lainnya memiliki granula
makanan, vakuola gas dan magnetosom.
Beberapa bakteri mampu membentuk endospora
yang membuat mereka mampu bertahan hidup
pada lingkungan ekstrim
9.
Berdasarkan berntuknya, bakteri dibagi
menjadi tiga golongan besar, yaitu:
Basil
Kokus
Spiril
Bentuk tubuh/morfologi bakteri dipengaruhi
oleh keadaan lingkungan, medium dan usia.
Oleh karena itu untuk membandingkan
bentuk serta ukuran bakteri, kondisinya
harus sama.
Pada umumnya bakteri yang usianya lebih
muda ukurannya relatif lebih besar daripada
yang sudah tua
10.
11.
Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang
berbentuk batang atau silinder, dan
mempunyai variasi sebagai berikut:
1. Diplobacillus, jika bergandengan dua-dua
2. Streptobacillus, jika bergandengan membentuk
rantai
12.
13.
Spiril (Spirilum) adalah bakteri yang
berbentuk lengkung dan mempunyai variasi
sebagai berikut:
Vibrio, (bentuk koma), jika lengkung kurang
dari setengah lingkaran
Spiral, jika lengkung lebih dari setengah
lingkaran
14.
15.
16.
17.
Kokus (Coccus) dalah bakteri yang berbentuk
bulat seperti bola, dan mempunyai beberapa
variasi sebagai berikut:
1. Mikrococcus, jika kecil dan tunggal
2. Diplococcus, jka bergandanya dua-dua
3. Tetracoccus, jika bergandengan empat dan
membentuk bujursangkar
4. Sarcina, jika bergerombol membentuk kubus
5. Staphylococcus, jika bergerombol
6. Streptococcus, jika bergandengan membentuk
rantai
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah
suatu metode empiris untuk membedakan
spesies bakteri menjadi dua kelompok
besar, gram-positif dan gramnegatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik
dinding sel mereka.
Metode ini diberi nama berdasarkan
penemunya, ilmuwan Denmark Hans
Christian Gram (1853–1938) yang
mengembangkan teknik ini pada tahun 1884
untuk membedakan antara pneumokokus dan
bakteri Klebsiella pneumoniae.
29.
Bakteri gram-negatif adalah bakteri yang tidak
mempertahankan zat warna metil ungu pada
metode pewarnaan Gram.
Bakteri gram-positif akan mempertahankan
warna ungu gelap setelah dicuci dengan
alkohol, sementara bakteri gram-negatif tidak.
Pada uji pewarnaan Gram, suatu pewarna
penimbal (counterstain) ditambahkan setelah
metil ungu, yang membuat semua bakteri gramnegatif menjadi berwarna merah atau merah
muda.
Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan
kedua tipe bakteri ini berdasarkan perbedaan
struktur dinding sel mereka.
30.
Banyak spesies bakteri gram-negatif yang
bersifat patogen, yang berarti mereka
berbahaya bagi organisme inang.
Sifat patogen ini umumnya berkaitan dengan
komponen tertentu pada dinding sel gramnegatif, terutama lapisan lipopolisakarida
(dikenal juga dengan LPS atau endotoksin).
31.
Bakteri gram-positif adalah bakteri yang
mempertahankan zat warna metil ungu
sewaktu proses pewarnaan Gram.
Bakteri jenis ini akan berwarna biru atau ungu
di bawah mikroskop, sedangkan bakteri
gram-negatif akan berwarna merah atau
merah muda.
32.
Karakteristik utamanya adalah
tebalnyalapisan peptidoglikan pada dinding
sel.
Akibatnya, pada saat prosedur pewarnaan
Gram, meninggalkan warna biru.
Dinding sel Gram positif biasa ditemukan
pada Actinobacteria dan Firmicutes.
33.
Tidak seperti dinding sel Gram
positif, dinding sel Gram negatif memiliki
lapisan peptidoglikan yang tipis.
Hal ini menyebabkan lunturnya warna biru
saat disiram etanol.
34.
35.
Banyak spesies bakteri yang bergerak menggunakan
flagel.
Hampir semua bakteri yang berbentuk lengkung dan
sebagian yang berbentuk batang ditemukan adanya
flagel.
Sedangkan bakteri kokus jarang sekali memiliki flagel.
Ukuran flagel bakteri sangat kecil, tebalnya 0,02 – 0,1
mikro, dan panjangnya melebihi panjang sel bakteri.
Berdasarkan tempat dan jumlah flagel yang
dimiliki, bakteri dibagi menjadi lima golongan, yaitu:
◦ Atrik, tidak mempunyai flagel.
◦ Monotrik, mempunyai satu flagel pada salah satu ujungnya.
◦ Lofotrik, mempunyai sejumlah flagel pada salah satu
ujungnya.
◦ Amfitrik, mempunyai sejumlah flagel pada kedua ujungnya.
◦ Peritrik, mempunyai flagel pada seluruh permukaan tubuhnya.
36.
Filamen
Faktor virulen, H antigen
Protein flagelin, melekat pada sel melalui komplek protein
hook dan basal body
Pergerakan kuman
A.
B.
C.
D.
membran sitoplasma
Monotrichous
Lophotrichous
Amphitrichous
peritrichous
37.
38.
39.
40.
Fimbria adalah tabung protein yang menonjol
dari membran pada banyak spesies dari
Proteobacteria.
Fimbria umumnya pendek dan terdapat
banyak di seluruh permukaan sel bakteri.
Struktur pili mirip dengan fimbria dan ada di
permukaan sel bakteri namun tidak banyak.
Pili berperan dalam konjugasi bakteri.
41.
PHILI (FIMBRIAE)
Benang halus
membran sitoplasma
Faktor virulen utama
Sebagai adesin mengikat pada resepto spesifik sel/jaringan
manusia
F fili (sex phili): bakteri jantan
> pendek
> banyak
dari flagella
> kecil
Protein philin
Bersifat antigenik
42.
43.
kapsul adalah bagian asesori dari bakteri
berfungsi melindungi bakteri dari suhu atau
kondisi lingkungan yang ekstrim
44.
KAPSUL
glycocalyx
Beberapa polimer asam amino (protein)
Bacillus anthrachis, Yersinia pestis
Proteksi sel dari phagositosis, infeksi virus
Faktor virulen utama
Penghindaran ensim lisosim, lisis sel melalui komplemen
Proteksi bakteri anaaerob dari toksisitas O2
K antigen
SLIME LAYER: diffus
45.
46.
47. Struktur sel prokaryota
Tidak seperti eukaryota, kromosom bakteri
tidak dikelilingi membran-bound nucleus
melainkan ada di dalam sitoplasma sel
bakteri.
Ini berarti translasi, transkripsi dan replikasi
DNA semuanya terjadi di tempat yang sama
dan dapat berinteraksi dengan struktur
sitoplasma lainnya, salah satunya ribosom.
48.
49.
50.
Kebanyakan bakteri memiliki plasmid.
Plasmid dapat dengan mudah didapat oleh
bakteri.
Namun, bakteri juga mudah untuk
menghilangkannya.
Plasmid dapat diberikan kepada bakteri
lainnya dalam bentuk transfer gen horizontal.
51.
Membran intraselular dapat ditemui pada
bakteri fototrof, bakteri nitrifying dan bakteri
metana.
Ribosom
◦ Semua prokaryota memiliki 70S (di mana S = satuan
Svedberg) ribosom sedangkan eukaryota memiliki
80S ribosom pada sitosol mereka.
52.
Bakteri yang dapat membentuk spora :
-Clostridium
-Bacillus
Spora terbentuk pada keadaan :
proses sporulasi & germinasi
Letak spora : sentral,subterminal,terminal
53.
Sangat resisten thd kondisi tidak menguntungkan
suhu tinggi
kekeringan
bahan kimia/ desinfektan
Diameter
Letak: Sentral
subsentral
terminal
57.
Kuman yang memiliki granul sebagai
cadangan makanan :
- Mycobacterium tuberculosis
- Corynebacterium diphteriae
58.
59.
Dengan mengatur jumlah gas dalam vakuola
gasnya, bakteri dapat meningkatkan atau
mengurangi kepadatan sel mereka secara
keseluruhan dan bergerak ke atas atau bawah
dalam air
60.
Aseksual
umumnya membelah secara
amitosis, menjadi 2bagian (binary division).
generation time umumnya 15-20 menit
(kecuali M. tuberculosis: 15 - 20jam)
Seksual : peleburan kromosom 2 bakteri yang
sejenis melalui pili F (pili sex)
64.
Kondisi lingkungan yang mendukung dapat
memacu pertumbuhan dan reproduksi
bakteri.
Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan reproduksi
bakteri Adalah;
◦
◦
◦
◦
Suhu
Kelembaban
Ketersedian oksigen
Cahaya
65.
Berdasarkan kisaran suhu aktivitasnya, bakteri
dibagi menjadi 3 golongan:
1. Bakteri psikrofil, yaitu bakteri yang hidup pada daerah
suhu antara 0°– 30°C, dengan suhu optimum 15°C.
2. Bakteri mesofil, yaitu bakteri yang hidup di daerah
suhu antara 15° – 55°C, dengan suhu optimum 25° –
40°C.
3. Bakteri termofil, yaitu bakteri yang dapat hidup di
daerah suhu tinggi antara 40° – 75°C, dengan suhu
optimum 25° – 40°C
Pada tahun 1967 di Yellow Stone Park ditemukan
bakteri yang hidup dalam sumber air panas
bersuhu 93° – 94°C.
68.
Pada umumnya bakteri memerlukan
kelembaban yang cukup tinggi, kira-kira 85%.
Pengurangan kadar air dari protoplasma
menyebabkan kegiatan metabolisme terhenti,
misalnya pada proses pembekuan dan
pengeringan.
69.
Cahaya sangat berpengaruh pada proses
pertumbuhan bakteri.
Umumnya cahaya merusak sel
mikroorganisme yang tidak berklorofil.
Sinar ultraviolet dapat menyebabkan
terjadinya ionisasi komponen sel yang
berakibat menghambat pertumbuhan atau
menyebabkan kematian.
Pengaruh cahaya terhadap bakteri dapat
digunakan sebagai dasar sterilisasi atau
pengawetan bahan makanan.
70.
Jika keadaan lingkungan tidak menguntungkan
seperti suhu tinggi, kekeringan atau zat-zat kimia
tertentu, beberapa spesies dari Bacillus yang aerob
dan beberapa spesies dari Clostridium yang anaerob
dapat mempertahankan diri dengan spora.
Spora tersebut dibentuk dalam sel yang disebut
endospora.
Endospora dibentuk oleh penggumpalan protoplasma
yang sedikit sekali mengandung air.
Oleh karena itu endospora lebih tahan terhadap
keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan
dibandingkan dengan bakteri aktif.
Apabila keadaan lingkungan membaik
kembali, endospora dapat tumbuh menjadi satu sel
bakteri biasa.
Letak endospora di tengah-tengah sel bakteri atau
pada salah satu ujungnya.
71. Log of numbers of bacteria
Log
growth
phase
Stationary
phase
Death
phase
Lag
phase
0
5
Time (hr)
10
72. 1. Fase Penyesuaian diri (lag phase)
-kuman belum berkembang biak
-aktivitas metabolik meningkat
2. Fase Pembelahan (log/exponential phase)
-jumlah kuman meningkat secara eksponensial
-fase ini dapat dipertahankan dengan alat;
Kemostat & Turbidostat
3.Fase stasioner (stationary phase)
-jumlah kuman yang mati dg membelah
seimbang
4. Fase kemunduran (period of decline), death phase
-muncul bentuk involusi
73.
Bakteri bekerja secara terstruktur dalam proses
degradasi organisme atau proses pembusukan
mayat.
Proses pembusukan berawal dari
mikroorganisme, misalnya bakteri-bakteri yang
hidup di dalam usus besar manusia.
Bakteri tersebut mulai mendegradasi protein
yang terdapat dalam tubuh.
Jika seluruh jenis ikatan protein sudah
terputus, beberapa jaringan tubuh menjadi tidak
berfungsi.
Proses ini disempurnakan bakteri yang datang
dari luar tubuh mayat, bisa berasal dari
udara, tanah, ataupun air.
74.
Seluruh jenis bakteri ini menyerang hampir
seluruh sel di tubuh dengan cara menyerang
sistem pertahanan tubuh yang tidak lagi
aktif, menghancurkan jaringan otot, atau
menghasilkan enzim penghancur sel yang
disebut protease.
Kemudian dengan berbagai jenis
metabolisme, mikroorganisme mulai
memakan jaringan mati dan mencernanya.
Tak jarang kerja proses ini dibantu reaksi
kimia alami yang terjadi dalam organisme
mati.
75.
Tidak semua mikroorganisme mampu
mendegradasi mayat.
Kebanyakan mereka berasal dari jenis bakteri
heterotrof.
Bakteri ini membutuhkan molekul-molekul
organik dari organisme lain sebagai nutrisi agar
ia dapat bertahan hidup dan berkembang biak.
Berbeda dengan bakteri autotrof yang mampu
menghasilkan makanan sendiri dengan CO2
sebagai nutrisi makro serta bantuan dari cahaya
matahari atau sumber energi kimia lainnya.
76.
Jenis bakteri heterotrof biasanya hidup dan
berkembang biak pada organisme mati.
Mereka mendapatkan energi dengan
menguraikan senyawa organik pada organisme
mati.
Molekul-molekul besar seperti
protein, karbohidrat, lemak, atau senyawa
organik lain didekomposisi metabolisme tubuh
bakteri tersebut menjadi molekul-molekul
tunggal seperti asam amino, metana, gas CO2,
serta molekul-molekul lain yang mengandung
enam nutrisi utama bakteri, yaitu senyawasenyawa karbon (C), hidrogen (H), nitrogen
(N), oksigen (O), fosfor (P), serta sulfur (S).
77.
Tubuh mayat adalah tempat hidup, sumber
makanan, serta tempat berkembang biak bakteribakteri tersebut, karena tubuh terdiri dari kumpulan
protein, karbohidrat, lemak, atau senyawa organik
dan anorganik lain.
Secara biologis, tubuh makhluk hidup (khususnya
manusia) kumpulan dari unsur-unsur organik seperti
C, H, N, O, P, S, atau unsur anorganik seperti
K, Mg, Ca, Fe, Co, Zn, Cu, Mn, atau Ni.
Keseluruhan unsur tersebut dibutuhkan bakteri
heterotrof sebagai sumber nutrisi alias makanan
utama mereka.
Sementara cairan-cairan dengan pH (tingkat
keasaman suatu larutan) tertentu yang berada dalam
tubuh manusia adalah media kultur (lingkungan)
pertumbuhan yang baik bagi bakteri-bakteri
tersebut.
78.
Bau busuk dari tubuh mayat tidak hanya
mengganggu, namun juga membahayakan.
Pembusukan dimulai dengan pemutusan ikatan
protein-protein besar pada jaringan tubuh oleh
bakteri fermentasi menggunakan enzim
protease.
Kumpulan hasil pemutusan ikatan protein yang
disebut asam amino ini dicerna berbagai jenis
bakteri, misalnya bakteri acetogen.
Bakteri ini mereaksikan asam amino dengan
oksigen dalam tubuhnya untuk menghasilkan
asam asetat, hidrogen, nitrogen, serta gas
karbon dioksida.
Produk asam asetat ini menimbulkan bau.
79.
Asam asetat yang dihasilkan ini diproses kembali
oleh bakteri jenis methanogen, misalnya
Methanothermobacter thermoautotrophicum yang
biasa hidup di lingkungan kotor seperti selokan dan
pembuangan limbah (septic tank).
Asam asetat direaksikan dalam sel methanogen
dengan gas hidrogen dan karbon dioksida untuk
menghasilkan metana, air, dan karbon dioksida.
Metana dalam bentuk gas juga menghasilkan bau
busuk.
Selain asam asetat dan gas metana, beberapa bakteri
menghasilkan gas hidrogen sulfida yang baunya
seperti telur busuk.
Lebih dari itu, bau busuk mayat di lautan yang
bercampur dengan uap garam bersifat racun, karena
mampu mereduksi konsentrasi elektrolit dalam
tubuh.
80.
Produk berbahaya selain gas yang dihasilkan adalah
cairan asam dan cairan lain yang mengandung
protein toksik.
Jika cairan-cairan ini sempat menginfeksi kulit yang
luka atau terkena makanan, bukan hanya produk
beracun yang dapat masuk ke dalam tubuh tetapi
juga bakteri heterotrof patogen seperti clostridium.
Bakteri serta produk beracun ini dapat menginfeksi
manusia lewat kontaminasi makanan, minuman, atau
luka di kulit.
Karena adanya saluran masuk ini, maka berbagai
penyakit seperti malaria, diare, degradasi sel darah
merah, lemahnya sistem pertahanan tubuh, infeksi
pada luka (tetanus), bengkak, atau infeksi pada alat
kelamin menjadi ancaman yang serius.
81.
Cara mengatasi serangan mikroorganisme ini
adalah dengan menjaga makanan dan
minuman tetap steril, yaitu dengan
dipanaskan.
Mencuci tangan dan kaki dengan sabun
antiseptik cair sebelum makan.
Menjaga lingkungan agar steril dengan cara
menyemprotkan obat pensteril.
Bakteri-bakteri tersebut juga dapat dicegah
pertumbuhannya dengan cara meminum obat
antibiotik atau suntik imunitas.
82.
Cyanobacteria atau ganggang biru-hijau
adalah filum (atau "divisi") bakteri yang
mendapat energi melalui fotosintesis.
Jejak fosil cyanobacteria telah ditemukan
sejak 3,8 miliar tahun lalu.
Cyanobacteria sekarang adalah salah satu
kelompok terbesar dan terpenting bakteri di
bumi.
83.
Cyanobacteria ditemukan di hampir semua habitat
yang bisa dibayangkan, dari samudera ke air tawar ke
batu sampai tanah.
Mereka bisa bersel tunggal atau koloni.
Koloni dapat membentuk filamen ataupun lembaran.
Cyanobacteria termasuk uniselular, koloni, dan
bentuk filamen.
Beberapa koloni filamen memiliki kemampuan untuk
berdiferensiasi menjadi tiga tipe sel yang berbeda:
sel vegetatif adalah yang normal, sel fotosintesis
pada kondisi lingkungan yang baik, dan tipe
heterokista yang berdinding tebal yang mengandung
enzim nitrogenase.
84.
Setiap individu sel umumnya memiliki dinding sel
yang tebal, lentur, dan Gram negatif.
Cyanobacteria tidak memiliki flagela.
Mereka bergerak dengan meluncur sepanjang
permukaan.
Kebanyakan cyanobacteria ditemukan di air
tawar, sedangkan lainnya tinggal di
lautan, terdapat di tanah lembab, atau bahkan
kadang-kadang melembabkan batuan di gurun.
Beberapa bersimbiosis dengan lumut
kerak, tumbuhan, berbagai jenis protista, atau
spons dan menyediakan energi bagi inang.
87.
Beberapa spesies cyanobacteria memproduksi
neutrotoksin, hepatotoksin, sitotoksin, dan
endotoksin, membuat mereka berbahaya bagi
hewan dan manusia.
88.
Prokariota adalah organisme yang tidak
memiliki nuklei dan membran untuk
menyimpan bahan-bahan genetika
(berbeda sekali dengan organisme Eukariota
yang memiliki nuklei dan membran pada inti
selnya, sehingga bahan-bahan genetikanya
terkumpul di nuklei tersebut)
dan pada umumnya merupakan organisme
uniselular (tapi pada beberapa kasus, ada juga
organisme prokariota yang multiselular).
Kebanyakan prokariota adalah bakteri.
89.
Carl Woese, seorang ahli mikrobiologi dari
Amerika Serikat, membagi prokariota menjadi
bakteri dan archaea (disebut juga dengan
eubacteria dan archaebacteria) karena ada
perbedaan besar pada susunan genetik dari
keduanya.
Pembagian menjadi eukariota, bakteri, dan
archaea disebut juga dengan sistem tiga
domain
90.
Bakteri pengurai
Bakteri saprofit menguraikan tumbuhan atau
hewan yang mati, serta sisa-sisa atau kotoran
organisme.
Bakteri tersebut menguraikan
protein, karbohidrat dan senyawa organik lain
menjadi CO2, gas amoniak, dan senyawasenyawa lain yang lebih sederhana.
Oleh karena itu keberadaan bakteri ini sangat
berperan dalam mineralisasi di alam dan dengan
cara ini bakteri membersihkan dunia dari
sampah-sampah organik.
91.
Bakteri nitrifikasi
Bakteri nitrifikasi adalah bakteri-bakteri tertentu
yang mampu menyusun senyawa nitrat dari
amoniak yang berlangsung secara aerob di dalam
tanah.
Nitrifikasi terdiri atas dua tahap yaitu:
◦ Oksidasi amoniak menjadi nitrit oleh bakteri nitrit.
Proses ini dinamakan nitritasi.
◦ Oksidasi senyawa nitrit menjadi nitrat oleh bakteri
nitrat.
Prosesnya dinamakan nitratasi.
92.
Reaksi nitratasi
Dalam bidang pertanian, nitrifikasi sangat
menguntungkan karena menghasilkan
senyawa yang diperlukan oleh tanaman yaitu
nitrat.
Tetapi sebaliknya di dalam air yang
disediakan untuk sumber air minum, nitrat
yang berlebihan tidak baik karena akan
menyebabkan pertumbuhan ganggang di
permukaan air menjadi berlimpah.
93.
Bakteri nitrogen adalah bakteri yang mampu
mengikat nitrogen bebas dari udara dan
mengubahnya menjadi suatu senyawa yang
dapat diserap oleh tumbuhan.
Karena kemampuannya mengikat nitrogen di
udara, bakteri-bakteri tersebut berpengaruh
terhadap nilai ekonomi tanah pertanian.
Kelompok bakteri ini ada yang hidup bebas
maupun simbiosis.
94.
Bakteri Eschericia coli hidup di kolon (usus besar)
manusia, berfungsi membantu membusukkan
sisa pencernaan juga menghasilkan vitamin
B12, dan vitamin K yang penting dalam proses
pembekuan darah.
Dalam organ pencernaan berbagai hewan ternak
dan kuda, bakteri anaerobik membantu
mencernakan selusosa rumput menjadi zat yang
lebih sederhana sehingga dapat diserap oleh
dinding usus.
95. Beberapa makanan hasil fermentasi dan
mikroorganisme yang berperan:
1. Yoghurt susu, Lactobacillus bulgaricus dan
2.
3.
4.
5.
6.
Streptococcus thermophilus
Mentega susu, Streptococcus lactis
Terasi ikan, Lactobacillus sp.
Asinan buah-buahan buahbuahan, Lactobacillus sp.
Sosis daging, Pediococcus cerevisiae
Kefir susu, Lactobacillus bulgaricus dan
Srteptococcus lactis
96.
Antibiotik merupakan zat yang dihasilkan
oleh mikroorganisme dan mempunyai daya
hambat terhadap kegiatan mikroorganisme
lain.
Beberapa bakteri yang menghasilkan
antibiotik adalah:
Bacillus brevis, menghasilkan terotrisin
Bacillus subtilis, menghasilkan basitrasin
Bacillus polymyxa, menghasilkan polimixin
97.
Bakteri perusak makanan
◦ Beberapa spesies pengurai tumbuh di dalam makanan.
◦ Mereka mengubah makanan dan mengeluarkan hasil
metabolisme yang berupa toksin (racun).
◦ Racun tersebut berbahaya bagi kesehatan manusia.
Contohnya:
1. Clostridium botulinum, menghasilkan racun
botulinin, seringkali terdapat pada makanan
kalengan
2. Pseudomonas cocovenenans, menghasilkan asam
bongkrek, terdapat pada tempe bongkrek
3. Leuconostoc mesenteroides, penyebab pelendiran
makanan
100.
Buat makalah singkat (4-12 hal ) tentang
bakteri patogen diatas.
Isi makalah meliputi :
1.
2.
3.
4.
Morfologi dan karakteristik fisiologi bakteri.
Kelainan klinis/penyakit yang disebabkan.
Diagnosis dan laboratorium.
Pengobatan dan pencegahan.