SlideShare a Scribd company logo
1 of 57
PENERAPAN KESEHATAN
LINGKUNGAN PADA KEJADIAN
LUAR BIASA DAN BENCANA
ENVIRONMENTAL HEALTH –TL
AKATIRTA 2018
PENANGGULANGAN KEJADIAN LUAR
BIASA (KLB)
KLB / BENCANA
FREKWENSI :
1.PENYAKIT MENULAR YG BERBASIS LINGK.
( DIARE, DBD)
2. KERACUNAN MAKANAN
MASALAH KESEHATAN
BERDAMPAK :
1. Meningkatnya kesakitan/kematian
2. Berdampak sosial ekonomi
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
1
3
5
7
9
11
13
15
17
19
21
23
25
27
29
31
33
35
37
39
KLB tanpa SKD KLB
Tindakan
Lambat
hari
Kasus
yang
tertangani
Deteksi
Lambat
Kasus
Pertama
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
1
3
5
7
9
11
13
15
17
19
21
23
25
27
29
31
33
35
37
39
KLB dengan SKD KLB
HARI
Kasus
potensial yang
dapat dicegah
Deteksi
DINI
Tindakan
CEPAT
LINGKUP MATERI
1. PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI
2. PENANGGULANGAN KLB
MANFAAT :
SEBAGAI PEDOMAN PEMBELAJARAN
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI DAN
PENANGGULANGAN KLB
INDIKATOR HASIL BELAJAR
1. MAHASISWA MEMAHAMI
TAHAPAN PENANGGULANGAN KLB
(PE KLB & BENCANA)
2. MAHASISWA MAMPU MENGENALI
FAKTOR RISIKO PENYAKIT
PENYEBAB KLB
3. MAHASISWA MAMPU MEMBUAT
LAPORAN PENYELIDIKAN KLB
ISI MATERI
1. TAHAPAN PE
2. TUJUAN PE
3. UKURAN EPIDEMIOLOGI
4. PENENTUAN FAKTOR RISIKO
5. PENANGGULANGAN FR
6. PELAPORAN
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI KLB
PENYELIDIKAN :
Upaya pencarian  Pemastian
Sifat – sifat penyebab
EPIDEMIOLOGI :
Penyakit
Populasi
Faktor determinan
Variabel epidemiologi :
1. Tempat
2. Orang
3. Waktu
Ukuran epidemiologi :
1. AR
2. CFR
3. OR
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI :
SEMUA KEG YG DILAKUKAN UNTUK
MEMASTIKAN ADANYA PEND PENYAKIT YG DPT
MENIMBULKAN KLB, MENGENAI SIFAT
PENYEBAB DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
TERJADINYA & PENYEBARLUASANNYA
TUJUAN PE :
UNTUK MENENTUKAN JENIS PENYAKIT YG
MENIMBULKAN KLB & CARA MENCEGAH
MELUASNYA DAERAH/POPULASI YANG TERKENA
& CARA PEMBERANTASANNYA
Langkah PE
1. Konfirmasi/penegakan diagnosa
2. Menentukan bahwa kjd  KLB
3. Mendiskripsikan KLB
4. Rumusan hypotesa
5. Rencana Penyelidikan yg detail
6. Pelaksanaan
7. Analisa & interpretasi data
8. Tes hipotesa dan rumusan kesimpulan
9. Penentuan tindakan penanggulangan
10. Pelaporan
PENENTUAN FAKTOR RESIKO
GUNAKAN TABEL 2 X 2
SYARAT YG HRS DIPENUH :
DATA KASUS DAN KONTROL
SAKIT
MAKAN
+ -
+
-
a b
c d
OR = a.d
b.c
Interpretasi
OR = 1 , faktor risiko bersifat netral;
risiko kelompok terpajan sama dengan
kelompok tidak terpajan.
OR > 1 ; Confient Interval (CI) > 1
faktor risiko menyebabkan sakit
OR < 1 ; Confient Interval (CI) < 1
faktor risiko mencegah sakit
PENANGGULANGAN KLB
1. TUJUAN
MENGHENTIKAN
MEMBATASI PENYEBARAN
2. KEBIJAKSANAAN DAN STRATEGI
1. KEBIJAKSANAAN
• UPAYA PENANGGULANGAN  DINI
• KLB PENYK. MENULAR & KERACUNAN HRS :
DILAPORKAN, PE, DITANGGULANGI
• UPAYA PENANGGULANGAN  SPECIFIK
&TERPADU
• PENANGG. KEG. BERKELANJUTAN, PELAKS
KONSISTEN, TERUS MENERUS (LP & LS)
STRATEGI
1. IDENTIFIKASI PENYK & KERACN PEMANTAUAN
EVALUASI BERDSARKAN ANALISIS
EPIDEMIOLOGI
2. UPAYA PENANGGULANGAN KLB & KERACUNAN
 TERPADU, LS (PEM. DAN MASY.)
•UPAYA PENANGGULANGAN  SPECIFIK &TERPADU
•PENANGG. KEG. BERKELANJUTAN, PELAKS
KONSISTEN, TERUS MENERUS (LP & LS)
KEGIATAN POKOK PENANGGULANGAN KLB:
1. PENETAPAN POPULASI RENTAN WAKTU, TPT &
KELOMPOK MASY.
2. UPAYA PENCEGAHAN  PERBAIKAN KEADAAN
3. MEMANTAPKAN SKD KLB
4. MEMANTAPKAN KEADAAN KESIAP SIAGAAN
MENGHADAPI KLB
5. PE & PENANGGULANGAN KLB
6. KAJIAN INFORMASI/DATA KLB
MANFAAT DITETAPKAN POPULASI RENTAN :
1. PENENTU PRIORITAS PENCEGAHAN
2. PENENTU PRIORITAS PENANGGULANGAN
LANGKAH PENETAPAN POPULASI RENTAN
1. PERKIRAAN
2. PENGUMPULAN DATA
3. PENGOLAHAN DATA & PENYAJIAN DATA
4. ANALISIS & INTERPRETASI (PENARIKAN
KESIMPULAN)
5. DESSIMINASI INFORMASI
2. RENCANA PENANGGULANGAN :
 TEMPAT/SASARAN
 METODE
-Menyesuaikan di lapangan
-kegiatan pengobatan/perawatan
-penyelidikan lanjutan
-pencegahan penyebarluasan penyakit
-pengawasan tindakan pencegahan
RENCANA PENANGGULANGAN :
-Penyampaian informasi
-Penyampaian laporan
Tim penanggulangan
Sarana
waktu
3. PELAKSANAAN PENANGGULANGAN
 PUSKESMAS
MENYUSUN RENC KEG
MELAPOR KE JJRAN DIATASNYA  W1
PELAKSANAAN (PENYULUHAN)
MELAPORKAN KEGIATAN
KABUPATEN
MEMBERIKAN BANTUAN SARANA, BIAYA,
BAHAN, TENAGA
MENGAJUKAN BANTUAN  BUPATI, PROP
MELAPORKAN HASIL KEG  PROP.
GempaBanjir Kebakaran
Hutan
Kekeringa
n
TsunamiAngin
Badai
LongsorGunung
Api
BAB III BENCANA DAN SANITASI
DARURAT
Konflik
PERMASALAHAN KES TERKAIT DENGAN SITUASI
BENCANA DAN PENGUNGSIAN
Bencana
Korban sakit/
mati
Masalah
medis
Pengungsi Masalah
Kesmas
10 Tugas Prioritas Penanggulangan
Pengungsi Bidang Kesehatan
• Initial assessment 
• Air dan sanitasi 
• Makanan dan Gizi
• Tempat Tinggal
• Imunisasi Campak
• Pengendalian Penyakit dan KLB
• Surveilans Kesehatan Masyarakat
• Pelayanan Kesehatan Darurat
• Sumber Daya Manuasia
• Koordinasi
LINGKUP MATERI
• BENCANA
• - Pengertian Bencana
• - Contoh-contoh
bencana
• Siklus bencana
• SANITASI
• - Kepmenkes R.I
Nomor
1357/Menkes/SK/XII/
2001 Tentang standar
minimal
Penanggulangan
masalah Bencana dan
Pengungsi>>>Kesling
KEGIATAN SANITASI DARURAT:
•Pengawasan dan Perbaikan Kualitas Air dan Sanitasi
• Materi tentang air lebih banyak, terutama
untuk yang praktis
•Pembuangan Kotoran
•Pengelolaan Sampah
•Pembuangan Limbah Padat dan Cair
•Promosi Kesehatan
Perlu penilaian
cepat masalah
kesehatan?
Ditambahkan Kuesioner :Penilain Cepat
Kesehatan Dalam Penangulangan Bencana
Implementasi : Soal Latihan
(Analisa Risiko,pemetaan,sistem Peringatan Dini,langkah Saat Bencana
Datang,penanganan Setelah Bencana)
INDIKATOR HASIL BELAJAR
1. MHSW BISA MELAKSANAKAN
RAPID HEALTH ASSESMENT (RHA)
2. MHSW BISA MERENCANAKAN
KEBUTUHAN SANITASI DARURAT
LANGKAH-LANGKAH (1)
• 1. Analisis Risiko Bencana
(Kapan,dimana,Kelompok
rentan,persiapan pra bencana)
• 2.Membuat Peta Ancaman
• 3.Sistem Peringatan Dini
(Pemerintah.Lokal:kentongan)
• 4.Saat Bencana Datang
LANGKAH-LANGKAH (2)
• a) Rapid Assesment dan program prioritas
:1-2 hari
• b) Outline program design : 1-2 hari
• c).Pelaksanaan Aksi : Days/Weeks
• d). Design Detail program : 1-2 hari
• e). Implementasi: Month/years
• 5.Penanganan setelah Bencana (jangka
pendek,jangka menengah,jangka panjang)
STANDAR / PERSYARATAN
1. PENYEDIAAN AIR BERSIH. --->
diarahkan untuk memenuhi kebutuhan minimal air bersih
bagi pengungsi
- min 5 ltr/org pd hari pertama
- hari berikutnya 20 ltr/org/hari
- Tangki air 2 m kubik utk 100 orang
15 m kubik utk 750 orang
- Jml kran 6 – 8 utk setiap tangki air
- Tersedia jerigen 20 ltr utk setiap KK
2. PENGAWASAN KUALITAS AIR :
- mikrobiologis
- pemeriksaan 1 kali/minggu
3. PEMBUANGAN KOTORAN/JAMBAN:
- Jamban : 1 buah / 20 org.
- Jarak dari tenda : Min 50 meter.
- Tersedia air utk pembersihan
- Tdk gelap atau ada penerangan pd malam hari
- Konstruksi hrs kuat dan dilengkapi tutup
4. PEMBUANGAN SAMPAH:
Tempat Sampah :
1 bh(Kap 50-100 ltr) untuk 25-50 Org/hr
Bak Sampah :2m X 5m X 2m / 500 Org.
Berupa Parit : 2m X 1,5m X 1m /200 Org.
Kantung plastik ukuran 1 m x 0,6 m utk 1 keluarga
Pengangkutan sampah maksimal 3 hari sekali
5. PENGELOLAAN MAKANAN
Pengawasan diarahkan pada :
• Kualitas dan Keamanan bahan makanan
• Kebersihan Peralatan/Perabotan
• Kebersihan Petugas Penjamah Makanan
• Tempat Pengolahan dan Penyimpanan Makanan
• Ketersediaan Air Bersih.
6. PENGENDALIAN VEKTOR
Lalat :
- Perbaikan Tempat Pembuangan sampah
- Penyemprotan Insektisida pada Tempat
Penampungan sampah.
Nyamuk:
- Penyemprotan Insektisida
- Pemberantasan Breeding Places.
7. PEMBUANGAN AIR LIMBAH.
Harus dibuang ke tempat tertentu/lubang
dg jarak 30 – 50 mtr dari tenda
8. TEMPAT PENAMPUNGAN PENGUNGSI:
- Luas area 3 – 4 hektar per 1000 orang
- Jarak minimum antar tenda 2 m2
- Luas area/tenda minimum 2 m2
- Luas barak minimum 3,5 – 5,5 m2/orang
- Tersedia fasilitas air bersih dan sanitasi
- Tersedia pencahayaan cukup
9. PENYULUHAN :
Diarahkan pada Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS).
Contoh :
- Cuci tangan sebelum makan dan
setelah BAB
- Minum air yang telah dimasak.
- BAB di Jamban.
- Buang Sampah pada Tempat Sampah.
BAHAN-BAHAN KES. LINGKUNGAN:
• Kaporit.
• PAC (Penjernih Air Cepat)
• Aquatab
• Air Rahmat
• Kantong Plastik Sampah.
• Insektisida
• Bahan Penyuluhan (Poster, Spanduk, Leaflet)
PERALATAN:
• Sanitarian Kit.
• Komparator Sisa Chlor& pH Test Kit.
• Tangki Air.
• Slab Portable.
• Mist Blower/Spray can/Swing Fog.
• Masker
• Hipokhlorinator
• IPAM
SUMBER DAYA
1. Tenaga Pelaksana
2. Dana Operasional
PENJERNIHAN AIR CEPAT
1. Alumunium Sulfat (Tawas)
- sediakan air baku yg akan disaring sebanyak 20 ltr
- tuangkan ½ sendok the bubuk tawas kedlm air tsb
- aduk perlahan selama 5 menit
- biarkan selama 10 – 20 menit sampai terbentuk flok/
gumpalan
- pisahkan air yg jernih dari endapan
- utk air minum hrs direbus dahulu atau diberi aquatab
2. Poly Alumunium Chlorine (PAC)
- sediakan air yg akan disaring sebanyak 100 ltr
- bila pH air tsb rendah tuangkan bubuk kapur
terlebih dahulu agar pH netral
- tuangkan larutan PAC kedlm air baku dan diaduk
perlahan selama 5 menit sampai larutan merata
- biarkan selama 5 - 10 menit sampai terbentuk
flok/gumpalan dan mengendap
- pisahkan air yg jernih dari endapan
- utk air minum hrs direbus atau diberi aquatabs
DESINFEKSI AIR
1. Kaporit {Ca(OCl)2}
- Air yg telah jernih perlu di desinfeksi dg kaporit
- kaporrit yg dibthkan utk 1 KK (5 jiwa) dg sisa klor 0,2
mg/ltr adalah 72 mg/hr utk desinfeksi 100 ltr air
2. Aquatabs
- setiap tablet aquatabs (8,5 mg) utk desinfeksi 20 ltr
air bersih
- setiap KK dibthkan 5 tablet aquatabs per hari utk
desinfeksi 100 ltr air
Perlu pak,
tapi…!!!!!
Harus ada
komitmen dan
kesiapan berbagai
pihak !!!!!!!
Apa perlu
dilakukan upaya
sanitasi darurat
pada waktu
bencana ?
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
REPUBLIK INDONESIA
Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU)
Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) adalah laporan kualitas udara kepada
masyarakat untuk menerangkan seberapa bersih atau tercemarnya kualitas udara dan
bagaimana dampaknya terhadap kesehatan setelah menghirup udara tersebut selama
beberapa jam/hari/bulan. Penetapan ISPU ini mempertimbangkan tingkat mutu udara
terhadap kesehatan manusia, hewan, tumbuhan, bangunan dan nilai estetika.
ISPU Ditetapkan Berdasarkan 5 Pencemar
•Karbon Monooksida (CO)
•Sulfur Dioksida (SO2)
•Nitrogen Dioksida (NO2)
•Ozon Permukaan (O3)
•Partikel Debu (PM10)
ISPU
Tingkat
Pencemaran
Udara
Dampak Kesehatan
0–50 Baik Tingkat kualitas udara yang tidak memberikan efek bagi kesehatan
manusia atau hewan dan tidak berpengaruh pada tumbuhan, bangunan
ataupun nilai estetika
51–100 Sedang Kualitas udara yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia
ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitive dan
nilai estetika
101–199 Tidak Sehat Tingkat kualitas udara yang bersifat merugikan pada manusia ataupun
kelompok hewan yang sensitive atau bias menimbulkan kerusakan pada
tumbuhan ataupun nilai estetika
200–299 Sangat Tidak
Sehat
Tingkat kualitas udara yang dapat merugikan kesehatan pada sejumlah
segmen populasi yang terpapar
300–500 Berbahaya Tingkat kualitas udara berbahaya yang secara umum dapat merugikan
kesehatan yang serius pada populasi
ISPU dan Dampak Kesehatan
Copyright© Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI 2014

More Related Content

Similar to Week 14 penerapan keslingk pada bencana

Peningkatan higyene dan sanitasi ttupm
Peningkatan higyene dan sanitasi ttupmPeningkatan higyene dan sanitasi ttupm
Peningkatan higyene dan sanitasi ttupmEndang Sri Lestari
 
#2- Materi gambaran capaian TFU.ppt
#2- Materi gambaran capaian TFU.ppt#2- Materi gambaran capaian TFU.ppt
#2- Materi gambaran capaian TFU.pptTiyalestari3
 
Manajemen Kedaruratan Kesehatan Lingkungan
Manajemen Kedaruratan Kesehatan LingkunganManajemen Kedaruratan Kesehatan Lingkungan
Manajemen Kedaruratan Kesehatan LingkunganSafira Sahida
 
pelatihan penanggulangan KLB dan wabah untuk tim gerak cepat di Puskesmas
pelatihan penanggulangan KLB dan wabah untuk tim gerak cepat di Puskesmaspelatihan penanggulangan KLB dan wabah untuk tim gerak cepat di Puskesmas
pelatihan penanggulangan KLB dan wabah untuk tim gerak cepat di Puskesmasrisa677527
 
Standar Pelayanan Kesehatan
Standar Pelayanan Kesehatan Standar Pelayanan Kesehatan
Standar Pelayanan Kesehatan Bambang Fadhil
 
Materi KESLING SEKOLAH Juli 2017.pptx
Materi KESLING SEKOLAH Juli 2017.pptxMateri KESLING SEKOLAH Juli 2017.pptx
Materi KESLING SEKOLAH Juli 2017.pptxAbdulR22
 
MI.4-Pengolahan-Limbah-Cair-Fasyankes_Edit.pdf
MI.4-Pengolahan-Limbah-Cair-Fasyankes_Edit.pdfMI.4-Pengolahan-Limbah-Cair-Fasyankes_Edit.pdf
MI.4-Pengolahan-Limbah-Cair-Fasyankes_Edit.pdfHendrawanSetya
 
Keamanan pangan di sekolah
Keamanan pangan di sekolahKeamanan pangan di sekolah
Keamanan pangan di sekolahrengramgress
 
materipelatihanjumantik-100628011751-phpapp02.pdf
materipelatihanjumantik-100628011751-phpapp02.pdfmateripelatihanjumantik-100628011751-phpapp02.pdf
materipelatihanjumantik-100628011751-phpapp02.pdfAinaChristina
 
Perhitungan terapi cairan, tx ikan, kesempatan berkarier di bidang obat hewan
Perhitungan terapi cairan, tx ikan, kesempatan berkarier di bidang obat hewanPerhitungan terapi cairan, tx ikan, kesempatan berkarier di bidang obat hewan
Perhitungan terapi cairan, tx ikan, kesempatan berkarier di bidang obat hewanLazuardi ardi
 
Leptospirosis atau Kencing Tikus - Komunikasi Kesihatan
Leptospirosis atau Kencing Tikus - Komunikasi KesihatanLeptospirosis atau Kencing Tikus - Komunikasi Kesihatan
Leptospirosis atau Kencing Tikus - Komunikasi KesihatanYonizam Syahrul
 
Sanitasi dan Kesehatan lingkungan
Sanitasi dan Kesehatan lingkunganSanitasi dan Kesehatan lingkungan
Sanitasi dan Kesehatan lingkunganSepti Ratnasari
 
Mi2 b kb6 sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasa
Mi2 b kb6 sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasaMi2 b kb6 sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasa
Mi2 b kb6 sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasapjj_kemenkes
 

Similar to Week 14 penerapan keslingk pada bencana (20)

HACCP
HACCPHACCP
HACCP
 
Kesehatan lingkungan
Kesehatan lingkungan Kesehatan lingkungan
Kesehatan lingkungan
 
Peningkatan higyene dan sanitasi ttupm
Peningkatan higyene dan sanitasi ttupmPeningkatan higyene dan sanitasi ttupm
Peningkatan higyene dan sanitasi ttupm
 
#2- Materi gambaran capaian TFU.ppt
#2- Materi gambaran capaian TFU.ppt#2- Materi gambaran capaian TFU.ppt
#2- Materi gambaran capaian TFU.ppt
 
Manajemen Kedaruratan Kesehatan Lingkungan
Manajemen Kedaruratan Kesehatan LingkunganManajemen Kedaruratan Kesehatan Lingkungan
Manajemen Kedaruratan Kesehatan Lingkungan
 
Upaya kesling dalam bencana
Upaya kesling dalam bencanaUpaya kesling dalam bencana
Upaya kesling dalam bencana
 
Materi inti iv jan-2013
Materi inti iv  jan-2013Materi inti iv  jan-2013
Materi inti iv jan-2013
 
pelatihan penanggulangan KLB dan wabah untuk tim gerak cepat di Puskesmas
pelatihan penanggulangan KLB dan wabah untuk tim gerak cepat di Puskesmaspelatihan penanggulangan KLB dan wabah untuk tim gerak cepat di Puskesmas
pelatihan penanggulangan KLB dan wabah untuk tim gerak cepat di Puskesmas
 
Standar Pelayanan Kesehatan
Standar Pelayanan Kesehatan Standar Pelayanan Kesehatan
Standar Pelayanan Kesehatan
 
Materi KESLING SEKOLAH Juli 2017.pptx
Materi KESLING SEKOLAH Juli 2017.pptxMateri KESLING SEKOLAH Juli 2017.pptx
Materi KESLING SEKOLAH Juli 2017.pptx
 
MI.4-Pengolahan-Limbah-Cair-Fasyankes_Edit.pdf
MI.4-Pengolahan-Limbah-Cair-Fasyankes_Edit.pdfMI.4-Pengolahan-Limbah-Cair-Fasyankes_Edit.pdf
MI.4-Pengolahan-Limbah-Cair-Fasyankes_Edit.pdf
 
Keamanan pangan di sekolah
Keamanan pangan di sekolahKeamanan pangan di sekolah
Keamanan pangan di sekolah
 
materipelatihanjumantik-100628011751-phpapp02.pdf
materipelatihanjumantik-100628011751-phpapp02.pdfmateripelatihanjumantik-100628011751-phpapp02.pdf
materipelatihanjumantik-100628011751-phpapp02.pdf
 
Sistem Kewaspadaan Dini KLB
Sistem Kewaspadaan Dini KLBSistem Kewaspadaan Dini KLB
Sistem Kewaspadaan Dini KLB
 
Puskesmas
PuskesmasPuskesmas
Puskesmas
 
Perhitungan terapi cairan, tx ikan, kesempatan berkarier di bidang obat hewan
Perhitungan terapi cairan, tx ikan, kesempatan berkarier di bidang obat hewanPerhitungan terapi cairan, tx ikan, kesempatan berkarier di bidang obat hewan
Perhitungan terapi cairan, tx ikan, kesempatan berkarier di bidang obat hewan
 
Leptospirosis atau Kencing Tikus - Komunikasi Kesihatan
Leptospirosis atau Kencing Tikus - Komunikasi KesihatanLeptospirosis atau Kencing Tikus - Komunikasi Kesihatan
Leptospirosis atau Kencing Tikus - Komunikasi Kesihatan
 
Sanitasi dan Kesehatan lingkungan
Sanitasi dan Kesehatan lingkunganSanitasi dan Kesehatan lingkungan
Sanitasi dan Kesehatan lingkungan
 
Pokok bahasan SKD KLB
Pokok bahasan SKD KLBPokok bahasan SKD KLB
Pokok bahasan SKD KLB
 
Mi2 b kb6 sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasa
Mi2 b kb6 sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasaMi2 b kb6 sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasa
Mi2 b kb6 sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasa
 

More from sunarto bin sudi

Week 15 parasitologi lingkungan
Week 15   parasitologi lingkunganWeek 15   parasitologi lingkungan
Week 15 parasitologi lingkungansunarto bin sudi
 
Week 13 pengamanan dampak radiasi
Week 13   pengamanan dampak radiasiWeek 13   pengamanan dampak radiasi
Week 13 pengamanan dampak radiasisunarto bin sudi
 
Week 12 pengendalian vektor penyakit dan binatang pengganggu
Week 12   pengendalian vektor penyakit dan binatang penggangguWeek 12   pengendalian vektor penyakit dan binatang pengganggu
Week 12 pengendalian vektor penyakit dan binatang pengganggusunarto bin sudi
 
Week 11 sanitasi industri, perkantoran, dan tempat-tempat umum
Week 11  sanitasi industri, perkantoran, dan tempat-tempat umumWeek 11  sanitasi industri, perkantoran, dan tempat-tempat umum
Week 11 sanitasi industri, perkantoran, dan tempat-tempat umumsunarto bin sudi
 
Week 10 hygiene dan sanitasi makanan
Week 10   hygiene dan sanitasi makananWeek 10   hygiene dan sanitasi makanan
Week 10 hygiene dan sanitasi makanansunarto bin sudi
 
Week 09 pengelolaan tinja dan air limbah (ptal)
Week 09   pengelolaan tinja dan air limbah  (ptal)Week 09   pengelolaan tinja dan air limbah  (ptal)
Week 09 pengelolaan tinja dan air limbah (ptal)sunarto bin sudi
 
Week 08.a dioksin senyawa b3 penyebab kanker
Week 08.a   dioksin senyawa b3 penyebab kankerWeek 08.a   dioksin senyawa b3 penyebab kanker
Week 08.a dioksin senyawa b3 penyebab kankersunarto bin sudi
 
Week 08 pengelolaan sampah &amp; limbah padat
Week 08   pengelolaan sampah &amp; limbah padatWeek 08   pengelolaan sampah &amp; limbah padat
Week 08 pengelolaan sampah &amp; limbah padatsunarto bin sudi
 
Week 07 penyehatan air minum
Week 07  penyehatan air minumWeek 07  penyehatan air minum
Week 07 penyehatan air minumsunarto bin sudi
 
Week 06 dasar - dasar amdal
Week 06   dasar - dasar amdalWeek 06   dasar - dasar amdal
Week 06 dasar - dasar amdalsunarto bin sudi
 
Week 05 environmental risk assessment
Week 05   environmental risk assessmentWeek 05   environmental risk assessment
Week 05 environmental risk assessmentsunarto bin sudi
 
Week 04.a dampak logam berat bagi kesehatan
Week 04.a dampak logam berat bagi kesehatanWeek 04.a dampak logam berat bagi kesehatan
Week 04.a dampak logam berat bagi kesehatansunarto bin sudi
 
Week 04 pengaruh pencemaran lingkungan terhadap kesehatan
Week 04   pengaruh  pencemaran lingkungan terhadap  kesehatanWeek 04   pengaruh  pencemaran lingkungan terhadap  kesehatan
Week 04 pengaruh pencemaran lingkungan terhadap kesehatansunarto bin sudi
 
Week 03 konsep hubungan manusia dengan lingkungan
Week 03   konsep hubungan manusia dengan lingkunganWeek 03   konsep hubungan manusia dengan lingkungan
Week 03 konsep hubungan manusia dengan lingkungansunarto bin sudi
 
Week 02 pendekatan epidemiologis dalam kesehatan lingkungan
Week 02   pendekatan epidemiologis dalam kesehatan lingkunganWeek 02   pendekatan epidemiologis dalam kesehatan lingkungan
Week 02 pendekatan epidemiologis dalam kesehatan lingkungansunarto bin sudi
 
Week 01 pengantar ilmu kesehatan lingkungan
Week 01   pengantar ilmu kesehatan lingkunganWeek 01   pengantar ilmu kesehatan lingkungan
Week 01 pengantar ilmu kesehatan lingkungansunarto bin sudi
 

More from sunarto bin sudi (17)

Week 15 parasitologi lingkungan
Week 15   parasitologi lingkunganWeek 15   parasitologi lingkungan
Week 15 parasitologi lingkungan
 
Week 13 pengamanan dampak radiasi
Week 13   pengamanan dampak radiasiWeek 13   pengamanan dampak radiasi
Week 13 pengamanan dampak radiasi
 
Week 12 pengendalian vektor penyakit dan binatang pengganggu
Week 12   pengendalian vektor penyakit dan binatang penggangguWeek 12   pengendalian vektor penyakit dan binatang pengganggu
Week 12 pengendalian vektor penyakit dan binatang pengganggu
 
Week 11 sanitasi industri, perkantoran, dan tempat-tempat umum
Week 11  sanitasi industri, perkantoran, dan tempat-tempat umumWeek 11  sanitasi industri, perkantoran, dan tempat-tempat umum
Week 11 sanitasi industri, perkantoran, dan tempat-tempat umum
 
Week 10 hygiene dan sanitasi makanan
Week 10   hygiene dan sanitasi makananWeek 10   hygiene dan sanitasi makanan
Week 10 hygiene dan sanitasi makanan
 
Week 09 pengelolaan tinja dan air limbah (ptal)
Week 09   pengelolaan tinja dan air limbah  (ptal)Week 09   pengelolaan tinja dan air limbah  (ptal)
Week 09 pengelolaan tinja dan air limbah (ptal)
 
Week 08.a dioksin senyawa b3 penyebab kanker
Week 08.a   dioksin senyawa b3 penyebab kankerWeek 08.a   dioksin senyawa b3 penyebab kanker
Week 08.a dioksin senyawa b3 penyebab kanker
 
Week 08 pengelolaan sampah &amp; limbah padat
Week 08   pengelolaan sampah &amp; limbah padatWeek 08   pengelolaan sampah &amp; limbah padat
Week 08 pengelolaan sampah &amp; limbah padat
 
Week 07 penyehatan air minum
Week 07  penyehatan air minumWeek 07  penyehatan air minum
Week 07 penyehatan air minum
 
Week 06.a adkl
Week 06.a   adklWeek 06.a   adkl
Week 06.a adkl
 
Week 06 dasar - dasar amdal
Week 06   dasar - dasar amdalWeek 06   dasar - dasar amdal
Week 06 dasar - dasar amdal
 
Week 05 environmental risk assessment
Week 05   environmental risk assessmentWeek 05   environmental risk assessment
Week 05 environmental risk assessment
 
Week 04.a dampak logam berat bagi kesehatan
Week 04.a dampak logam berat bagi kesehatanWeek 04.a dampak logam berat bagi kesehatan
Week 04.a dampak logam berat bagi kesehatan
 
Week 04 pengaruh pencemaran lingkungan terhadap kesehatan
Week 04   pengaruh  pencemaran lingkungan terhadap  kesehatanWeek 04   pengaruh  pencemaran lingkungan terhadap  kesehatan
Week 04 pengaruh pencemaran lingkungan terhadap kesehatan
 
Week 03 konsep hubungan manusia dengan lingkungan
Week 03   konsep hubungan manusia dengan lingkunganWeek 03   konsep hubungan manusia dengan lingkungan
Week 03 konsep hubungan manusia dengan lingkungan
 
Week 02 pendekatan epidemiologis dalam kesehatan lingkungan
Week 02   pendekatan epidemiologis dalam kesehatan lingkunganWeek 02   pendekatan epidemiologis dalam kesehatan lingkungan
Week 02 pendekatan epidemiologis dalam kesehatan lingkungan
 
Week 01 pengantar ilmu kesehatan lingkungan
Week 01   pengantar ilmu kesehatan lingkunganWeek 01   pengantar ilmu kesehatan lingkungan
Week 01 pengantar ilmu kesehatan lingkungan
 

Week 14 penerapan keslingk pada bencana

  • 1. PENERAPAN KESEHATAN LINGKUNGAN PADA KEJADIAN LUAR BIASA DAN BENCANA ENVIRONMENTAL HEALTH –TL AKATIRTA 2018
  • 2. PENANGGULANGAN KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) KLB / BENCANA FREKWENSI : 1.PENYAKIT MENULAR YG BERBASIS LINGK. ( DIARE, DBD) 2. KERACUNAN MAKANAN MASALAH KESEHATAN BERDAMPAK : 1. Meningkatnya kesakitan/kematian 2. Berdampak sosial ekonomi
  • 3. 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 KLB tanpa SKD KLB Tindakan Lambat hari Kasus yang tertangani Deteksi Lambat Kasus Pertama
  • 4. 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 KLB dengan SKD KLB HARI Kasus potensial yang dapat dicegah Deteksi DINI Tindakan CEPAT
  • 5. LINGKUP MATERI 1. PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI 2. PENANGGULANGAN KLB MANFAAT : SEBAGAI PEDOMAN PEMBELAJARAN PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI DAN PENANGGULANGAN KLB
  • 6. INDIKATOR HASIL BELAJAR 1. MAHASISWA MEMAHAMI TAHAPAN PENANGGULANGAN KLB (PE KLB & BENCANA) 2. MAHASISWA MAMPU MENGENALI FAKTOR RISIKO PENYAKIT PENYEBAB KLB 3. MAHASISWA MAMPU MEMBUAT LAPORAN PENYELIDIKAN KLB
  • 7. ISI MATERI 1. TAHAPAN PE 2. TUJUAN PE 3. UKURAN EPIDEMIOLOGI 4. PENENTUAN FAKTOR RISIKO 5. PENANGGULANGAN FR 6. PELAPORAN
  • 8. PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI KLB PENYELIDIKAN : Upaya pencarian  Pemastian Sifat – sifat penyebab EPIDEMIOLOGI : Penyakit Populasi Faktor determinan
  • 9. Variabel epidemiologi : 1. Tempat 2. Orang 3. Waktu Ukuran epidemiologi : 1. AR 2. CFR 3. OR
  • 10. PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI : SEMUA KEG YG DILAKUKAN UNTUK MEMASTIKAN ADANYA PEND PENYAKIT YG DPT MENIMBULKAN KLB, MENGENAI SIFAT PENYEBAB DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA & PENYEBARLUASANNYA TUJUAN PE : UNTUK MENENTUKAN JENIS PENYAKIT YG MENIMBULKAN KLB & CARA MENCEGAH MELUASNYA DAERAH/POPULASI YANG TERKENA & CARA PEMBERANTASANNYA
  • 11. Langkah PE 1. Konfirmasi/penegakan diagnosa 2. Menentukan bahwa kjd  KLB 3. Mendiskripsikan KLB 4. Rumusan hypotesa 5. Rencana Penyelidikan yg detail 6. Pelaksanaan 7. Analisa & interpretasi data 8. Tes hipotesa dan rumusan kesimpulan 9. Penentuan tindakan penanggulangan 10. Pelaporan
  • 12. PENENTUAN FAKTOR RESIKO GUNAKAN TABEL 2 X 2 SYARAT YG HRS DIPENUH : DATA KASUS DAN KONTROL SAKIT MAKAN + - + - a b c d OR = a.d b.c Interpretasi OR = 1 , faktor risiko bersifat netral; risiko kelompok terpajan sama dengan kelompok tidak terpajan. OR > 1 ; Confient Interval (CI) > 1 faktor risiko menyebabkan sakit OR < 1 ; Confient Interval (CI) < 1 faktor risiko mencegah sakit
  • 13.
  • 14. PENANGGULANGAN KLB 1. TUJUAN MENGHENTIKAN MEMBATASI PENYEBARAN 2. KEBIJAKSANAAN DAN STRATEGI 1. KEBIJAKSANAAN • UPAYA PENANGGULANGAN  DINI • KLB PENYK. MENULAR & KERACUNAN HRS : DILAPORKAN, PE, DITANGGULANGI • UPAYA PENANGGULANGAN  SPECIFIK &TERPADU • PENANGG. KEG. BERKELANJUTAN, PELAKS KONSISTEN, TERUS MENERUS (LP & LS)
  • 15. STRATEGI 1. IDENTIFIKASI PENYK & KERACN PEMANTAUAN EVALUASI BERDSARKAN ANALISIS EPIDEMIOLOGI 2. UPAYA PENANGGULANGAN KLB & KERACUNAN  TERPADU, LS (PEM. DAN MASY.) •UPAYA PENANGGULANGAN  SPECIFIK &TERPADU •PENANGG. KEG. BERKELANJUTAN, PELAKS KONSISTEN, TERUS MENERUS (LP & LS)
  • 16. KEGIATAN POKOK PENANGGULANGAN KLB: 1. PENETAPAN POPULASI RENTAN WAKTU, TPT & KELOMPOK MASY. 2. UPAYA PENCEGAHAN  PERBAIKAN KEADAAN 3. MEMANTAPKAN SKD KLB 4. MEMANTAPKAN KEADAAN KESIAP SIAGAAN MENGHADAPI KLB 5. PE & PENANGGULANGAN KLB 6. KAJIAN INFORMASI/DATA KLB
  • 17. MANFAAT DITETAPKAN POPULASI RENTAN : 1. PENENTU PRIORITAS PENCEGAHAN 2. PENENTU PRIORITAS PENANGGULANGAN LANGKAH PENETAPAN POPULASI RENTAN 1. PERKIRAAN 2. PENGUMPULAN DATA 3. PENGOLAHAN DATA & PENYAJIAN DATA 4. ANALISIS & INTERPRETASI (PENARIKAN KESIMPULAN) 5. DESSIMINASI INFORMASI
  • 18. 2. RENCANA PENANGGULANGAN :  TEMPAT/SASARAN  METODE -Menyesuaikan di lapangan -kegiatan pengobatan/perawatan -penyelidikan lanjutan -pencegahan penyebarluasan penyakit -pengawasan tindakan pencegahan
  • 19. RENCANA PENANGGULANGAN : -Penyampaian informasi -Penyampaian laporan Tim penanggulangan Sarana waktu 3. PELAKSANAAN PENANGGULANGAN  PUSKESMAS MENYUSUN RENC KEG MELAPOR KE JJRAN DIATASNYA  W1 PELAKSANAAN (PENYULUHAN) MELAPORKAN KEGIATAN
  • 20. KABUPATEN MEMBERIKAN BANTUAN SARANA, BIAYA, BAHAN, TENAGA MENGAJUKAN BANTUAN  BUPATI, PROP MELAPORKAN HASIL KEG  PROP.
  • 22. PERMASALAHAN KES TERKAIT DENGAN SITUASI BENCANA DAN PENGUNGSIAN Bencana Korban sakit/ mati Masalah medis Pengungsi Masalah Kesmas
  • 23. 10 Tugas Prioritas Penanggulangan Pengungsi Bidang Kesehatan • Initial assessment  • Air dan sanitasi  • Makanan dan Gizi • Tempat Tinggal • Imunisasi Campak • Pengendalian Penyakit dan KLB • Surveilans Kesehatan Masyarakat • Pelayanan Kesehatan Darurat • Sumber Daya Manuasia • Koordinasi
  • 24. LINGKUP MATERI • BENCANA • - Pengertian Bencana • - Contoh-contoh bencana • Siklus bencana • SANITASI • - Kepmenkes R.I Nomor 1357/Menkes/SK/XII/ 2001 Tentang standar minimal Penanggulangan masalah Bencana dan Pengungsi>>>Kesling
  • 25. KEGIATAN SANITASI DARURAT: •Pengawasan dan Perbaikan Kualitas Air dan Sanitasi • Materi tentang air lebih banyak, terutama untuk yang praktis •Pembuangan Kotoran •Pengelolaan Sampah •Pembuangan Limbah Padat dan Cair •Promosi Kesehatan
  • 27. Ditambahkan Kuesioner :Penilain Cepat Kesehatan Dalam Penangulangan Bencana Implementasi : Soal Latihan (Analisa Risiko,pemetaan,sistem Peringatan Dini,langkah Saat Bencana Datang,penanganan Setelah Bencana)
  • 28. INDIKATOR HASIL BELAJAR 1. MHSW BISA MELAKSANAKAN RAPID HEALTH ASSESMENT (RHA)
  • 29. 2. MHSW BISA MERENCANAKAN KEBUTUHAN SANITASI DARURAT
  • 30. LANGKAH-LANGKAH (1) • 1. Analisis Risiko Bencana (Kapan,dimana,Kelompok rentan,persiapan pra bencana) • 2.Membuat Peta Ancaman • 3.Sistem Peringatan Dini (Pemerintah.Lokal:kentongan) • 4.Saat Bencana Datang
  • 31. LANGKAH-LANGKAH (2) • a) Rapid Assesment dan program prioritas :1-2 hari • b) Outline program design : 1-2 hari • c).Pelaksanaan Aksi : Days/Weeks • d). Design Detail program : 1-2 hari • e). Implementasi: Month/years • 5.Penanganan setelah Bencana (jangka pendek,jangka menengah,jangka panjang)
  • 32. STANDAR / PERSYARATAN 1. PENYEDIAAN AIR BERSIH. ---> diarahkan untuk memenuhi kebutuhan minimal air bersih bagi pengungsi - min 5 ltr/org pd hari pertama - hari berikutnya 20 ltr/org/hari - Tangki air 2 m kubik utk 100 orang 15 m kubik utk 750 orang - Jml kran 6 – 8 utk setiap tangki air - Tersedia jerigen 20 ltr utk setiap KK 2. PENGAWASAN KUALITAS AIR : - mikrobiologis - pemeriksaan 1 kali/minggu
  • 33. 3. PEMBUANGAN KOTORAN/JAMBAN: - Jamban : 1 buah / 20 org. - Jarak dari tenda : Min 50 meter. - Tersedia air utk pembersihan - Tdk gelap atau ada penerangan pd malam hari - Konstruksi hrs kuat dan dilengkapi tutup 4. PEMBUANGAN SAMPAH: Tempat Sampah : 1 bh(Kap 50-100 ltr) untuk 25-50 Org/hr Bak Sampah :2m X 5m X 2m / 500 Org. Berupa Parit : 2m X 1,5m X 1m /200 Org. Kantung plastik ukuran 1 m x 0,6 m utk 1 keluarga Pengangkutan sampah maksimal 3 hari sekali
  • 34. 5. PENGELOLAAN MAKANAN Pengawasan diarahkan pada : • Kualitas dan Keamanan bahan makanan • Kebersihan Peralatan/Perabotan • Kebersihan Petugas Penjamah Makanan • Tempat Pengolahan dan Penyimpanan Makanan • Ketersediaan Air Bersih.
  • 35. 6. PENGENDALIAN VEKTOR Lalat : - Perbaikan Tempat Pembuangan sampah - Penyemprotan Insektisida pada Tempat Penampungan sampah. Nyamuk: - Penyemprotan Insektisida - Pemberantasan Breeding Places.
  • 36. 7. PEMBUANGAN AIR LIMBAH. Harus dibuang ke tempat tertentu/lubang dg jarak 30 – 50 mtr dari tenda 8. TEMPAT PENAMPUNGAN PENGUNGSI: - Luas area 3 – 4 hektar per 1000 orang - Jarak minimum antar tenda 2 m2 - Luas area/tenda minimum 2 m2 - Luas barak minimum 3,5 – 5,5 m2/orang - Tersedia fasilitas air bersih dan sanitasi - Tersedia pencahayaan cukup
  • 37. 9. PENYULUHAN : Diarahkan pada Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Contoh : - Cuci tangan sebelum makan dan setelah BAB - Minum air yang telah dimasak. - BAB di Jamban. - Buang Sampah pada Tempat Sampah.
  • 38. BAHAN-BAHAN KES. LINGKUNGAN: • Kaporit. • PAC (Penjernih Air Cepat) • Aquatab • Air Rahmat • Kantong Plastik Sampah. • Insektisida • Bahan Penyuluhan (Poster, Spanduk, Leaflet)
  • 39. PERALATAN: • Sanitarian Kit. • Komparator Sisa Chlor& pH Test Kit. • Tangki Air. • Slab Portable. • Mist Blower/Spray can/Swing Fog. • Masker • Hipokhlorinator • IPAM
  • 40. SUMBER DAYA 1. Tenaga Pelaksana 2. Dana Operasional
  • 41.
  • 42.
  • 43.
  • 44.
  • 45.
  • 46.
  • 47.
  • 48.
  • 49.
  • 50.
  • 51. PENJERNIHAN AIR CEPAT 1. Alumunium Sulfat (Tawas) - sediakan air baku yg akan disaring sebanyak 20 ltr - tuangkan ½ sendok the bubuk tawas kedlm air tsb - aduk perlahan selama 5 menit - biarkan selama 10 – 20 menit sampai terbentuk flok/ gumpalan - pisahkan air yg jernih dari endapan - utk air minum hrs direbus dahulu atau diberi aquatab
  • 52. 2. Poly Alumunium Chlorine (PAC) - sediakan air yg akan disaring sebanyak 100 ltr - bila pH air tsb rendah tuangkan bubuk kapur terlebih dahulu agar pH netral - tuangkan larutan PAC kedlm air baku dan diaduk perlahan selama 5 menit sampai larutan merata - biarkan selama 5 - 10 menit sampai terbentuk flok/gumpalan dan mengendap - pisahkan air yg jernih dari endapan - utk air minum hrs direbus atau diberi aquatabs
  • 53. DESINFEKSI AIR 1. Kaporit {Ca(OCl)2} - Air yg telah jernih perlu di desinfeksi dg kaporit - kaporrit yg dibthkan utk 1 KK (5 jiwa) dg sisa klor 0,2 mg/ltr adalah 72 mg/hr utk desinfeksi 100 ltr air 2. Aquatabs - setiap tablet aquatabs (8,5 mg) utk desinfeksi 20 ltr air bersih - setiap KK dibthkan 5 tablet aquatabs per hari utk desinfeksi 100 ltr air
  • 54. Perlu pak, tapi…!!!!! Harus ada komitmen dan kesiapan berbagai pihak !!!!!!! Apa perlu dilakukan upaya sanitasi darurat pada waktu bencana ?
  • 55.
  • 56. KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) adalah laporan kualitas udara kepada masyarakat untuk menerangkan seberapa bersih atau tercemarnya kualitas udara dan bagaimana dampaknya terhadap kesehatan setelah menghirup udara tersebut selama beberapa jam/hari/bulan. Penetapan ISPU ini mempertimbangkan tingkat mutu udara terhadap kesehatan manusia, hewan, tumbuhan, bangunan dan nilai estetika. ISPU Ditetapkan Berdasarkan 5 Pencemar •Karbon Monooksida (CO) •Sulfur Dioksida (SO2) •Nitrogen Dioksida (NO2) •Ozon Permukaan (O3) •Partikel Debu (PM10)
  • 57. ISPU Tingkat Pencemaran Udara Dampak Kesehatan 0–50 Baik Tingkat kualitas udara yang tidak memberikan efek bagi kesehatan manusia atau hewan dan tidak berpengaruh pada tumbuhan, bangunan ataupun nilai estetika 51–100 Sedang Kualitas udara yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitive dan nilai estetika 101–199 Tidak Sehat Tingkat kualitas udara yang bersifat merugikan pada manusia ataupun kelompok hewan yang sensitive atau bias menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika 200–299 Sangat Tidak Sehat Tingkat kualitas udara yang dapat merugikan kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang terpapar 300–500 Berbahaya Tingkat kualitas udara berbahaya yang secara umum dapat merugikan kesehatan yang serius pada populasi ISPU dan Dampak Kesehatan Copyright© Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI 2014