SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
Environmental Health
TL – AKATIRTA, 2018

a. Kegunaan:
- Baterai,foil, keramik, tekstil
- Emetik yang berisi antimoni potasium tartrat
b. Dosis fatal:
- 100-200 mg
c. Manifestasi:
- Gangguan gastrointestinal ( konesti dan edema)
iritan pada membran mukus dan jaringan
- Degenerasi lemak pada parenkhim hepar
ANTIMONI = Cl 3 Sb

- STIBIN
b. Batas pemejanan: 0,1 ppm
c. Manifestasi:
- Hemolisis dan iritasi pada SSP
d. Keracunan akut:
 Tertelan
- Mual, muntah, diare dengan darah
- Nefritis dan hepatitis
ANTIMONI = Cl 3 Sb

Terhirup
- Mual, muntah, sakit kepala, hemolisis
e. Keracunan kronik:
- Konjungtivitis, BB↓, anemia
f. Laboratorium:
- Sel darah merah ↓
- Eosinofil 25 %
- Urin -- Hb
ANTIMONI = Cl 3 Sb

g. Pengobatan:
- Akut: bilas lambung dan emesis
- Kronik: Antidotum: dimerkaprol
h. Klasifikasi
- Iritan dan berbahaya
ANTIMONI = Cl 3 Sb

a. Kegunaan:
- Racun semut, insektisida, bahan wall paper, cat
pada keramik dan gelas
b. Dosis fatal:
- 120 mg
- Toksik karena bereaksi dengan sulfhidril ( Sh)
ensim dan pada metabolisme sel
c. Manifestasi:
- Gangguan gastrointestinal
ARSEN = As

d. Keracunan akut:
 Tertelan:
- Terbakar pada kerongkongan, muntah, kejang dan
koma
 Terhirup:
- Batuk, edema paru dan sianosis
e. Keracunan kronik:
 Tertelan dan terhirup:
- SSP, alopesia, dermatitis, ginjal, kardiovaskuler,
salivasi, sirosis hati, anemia, anemia aplastik, BB ↓
ARSEN = As

f. Laboratorium:
Akut:
- Urin: sel darah merah, protein, gangguan
gastrointestinal
- Serum: met Hb
Kronik:
- Rambut, kuku, urin, anemia dan faeses
- Fungsi ginjal dan hepar -- terganggu
ARSEN = As

g. Pengobatan:
 Akut:
- Bilas lambung atau emesis
- Obat: dimerkaprol atau penisilamin
- Dehidrasi,anuria,edema paru dan kerusakan hepar -
 obati
 Kronik:
- Dimerkaprol
h. Klasifikasi:
- Racun dan karsinogenik
ARSEN = As

a. Kegunaan:
- Alat elektrik, tube sinar katode
b. Batas pemejanan: 0,002 mg / m3
c. Manifestasi:
- Sulit bernafas
d. Keracunan akut:
 Terhirup:
- Demam,batuk, pneumonitis akut dan sianosis
 Kulit: dermatitis akut
 Mata: konjungtivitis
BERILIUM = Be

e. Keracunan kronik:
Terhirup:
- BB ↓, sulit bernafas, pulmo granulomatosis
(berylliosis ).
Kulit:
- Eksema
f. Laboratorium sinar X:
- Akut pneumonitis: gambaran diffuse pada paru
- Kronik: berylliois: gambaran snowstorm pada
paru
BERILIUM = Be

g. Pengobatan:
Akut: sianosis -- O2 (40-60%)
- Antidotum: kalsium edetat
Kronik:
- Perbaiki: P02 arterial
- Kena kulit atau mata: cuci dengan air
- Rasa sakit: salep anestesi lokal
BERILIUM = Be

a. Kegunaan:
- Campuran solder perak
b. Batas pemejanan: 0,04 mg/ m3
c. Manifestasi:
- Iritasi pada paru dan ginjal
d. Keracunan akut:
 Tertelan: mual, muntah, rasa logam pada mulut,
sakit kepala, diare, salivasi, kerusakan hepar
dan ginjal
 Terhirup: demam dan batuk
CADMIUM = Cd

e. Keracunan kronik:
Terhirup:
- Anemia, batuk, BB ↓, sulit bernafas, gangguan
pada hepar dan ginjal
f. Laboratorium:
- Hematuria, proteinuria
- Sedimen eritrosin ↑
- Pneumonia bronkhial
CADMIUM = Cd

g. Pengobatan:
Terhirup:
- Edema paru: kalsium edetat
Tertelan:
- Iritasi gastrointestinal: milk dan kalsium disodium
edetat
- Obati kerusakan ginjal dan hepar
h. Klasifikasi:
- Racun
CADMIUM = Cd

a. Kegunaan:
b. Baterai, industri cat, solder, pengolahan karet,
gasoline( tetraetil Pb), pelapis perhiasan --
seperti mutiara
c. Dosis letal: 0,5 gram
- Limit pemejanan diudara: 0,15 mg/ m3
- Limit pemejajan pada makanan; 2,56 mg/kg
- Limit pemejanan pada tetraetil Pb: 0,07 mg/ m3
d. Manifestasi:
- Anemia, gangguan gastrointestinal dan SSP
Lead = Plumbum = Pb

e. Keracunan akut:
 Tertelan:
 Rasa logam pada mulut, muntah, diare, faeses hitam,
oliguria, kolaps dan koma
f. Keracunan kronik:
 Tertelan, terhirup dan absorpsi kulit:
- Rasa lelah, sakit kepala, konstipasi, rasa logam pada
mulut, tidak mau makan, BB ↓, anemia
- Pada wanita: siklus haid terganggu, kejang dan
keguguran
Lead = Plumbum = Pb

g. Laboratrorium:
- Hb -- << 13 gram / 100 ml
- Lead dalam urin -- >> 0,08 mg/hari
h. Pengobatan:
- Bilas lambung dengan magnesium / natrium
sulfas atau emesis
- Edema serebral- manitol, prednisolon atau
kortikosteroid lain
I. Klasifikasi:
- Racun
Lead = Plumbum = Pb

a. Kegunaan:
- Isi termometer, lampu dan baterai
b. Dosis letal : 1 gram
c. Manifestasi:
- Anuria Nefritis pada glomeruler dan tubuler
- Mukosa sal. gastrointestinal- inflamasi, kongesti dan koagulasi
d. Keracunan akut (tertelan):
- Rasa logam, sakit abdomen, muntah, diare bercampur darah
- Inhalasi: stomatitis, salivasi, pneumonitis dan kerusakan ginjal
MERKURI = Hg

e. Keracunan kronis ( tertelan):
- Dermatitis, stomatitis, salivasi, anemia, anuria dan kerusakan
hepar, ginjal
- Inhalasi atau kontak kulit: tremor, salivasi, cemas, nefritis,
anoreksia, depresi mental dan halusinasi
f. Laboratorium:
- Proteinuria dan hematuria
g. Pengobatan:
- Bilas lambung, hemodialisis, anuria
- Antidotum: dimerkaprol
I . Klasifikasi:
- Racun
MERKURI = Hg

a. Kegunaan:
- Pemasakan kulit dan anti karat pada radiator
b. Dosis letal : 5 gram
c. Manifestasi:
- iritasi
d. Keracunan akut ( tertelan): pusing, mual,muntah , shock,
oliguria dan anuria ( † -- uremia )
e. Keracunan kronis ( inhalasi dan absorpsi kulit)
- Perdarahan, konjungtivitis, lakrimasi dan hepatitis
f. Laboratorium:
- Proteinuria dan hematuria
- Kerusakan sel hepar
Cromium = Cr

g. Pengobatan:
- Bilas lambung atau emesis
- Oliguria & anuria-- kontrol cairan elektrolit
- Kerusakan hepar --- diet tinggi : KH, Protein
h. Klasifikasi:
- Iritan dan racun
Cromium = Cr

a. Kegunaan:
- Campuran antiseptik (protein silver)
b. Dosis fatal: < 2 gram
- Batas pemejanan: 0,01 mg/m3
c. Manifestasi:
- Muntah, membran mukus hitam dan kolaps
d. Keracunan akut:
 Tertelan silver nitrat:
- Sakit dan terbakar pada mulut, kulit dan membran mukosa
hitam, muntah warna hitam, diare,anuria, kejang koma
dan †
SILVER = Perak = Ag

e. Keracunan kronik:
- Aplikasi komponen pada kulit dan membran mukusa,
diskolorisasi pada kulit dan konjungtivitis
f. Pengobatan:
- Akut: Air yang berisi NaCl
- Obati: shock dan met Hb
- Iritasi lambung: milk, meperidin, kodein
- Kronik: belum ada ???
h. Klasifikasi:
- Racun
SILVER = Perak = Ag

a. Kegunaan:
- Pembasmi roden dan insektisida
b. Dosis letal: 1 mg / kg
- Batas pemejanan: 0,1 mg/m3
c. Manifestasi:
- Erosi pada gastrointestinal, edema pada paru dan
gangguan pada hepar
d. Keracunan akut:
 Tertelan:
- mual, muntah, aritmia jantung, nafas bau bawang putih,
oliguria dan †
FOSFOR (KUNING) = F

 Terhirup:
- Tekanan darah ↓, sulit bernafas, muntah, aritmia jantung,
kejang,koma dan †
e. Keracunan kronik :
 Gigi dan rahang edema dan nekrosis, mudah lelah, tidak
mau makan, anemia dan tulang mudah patah
f. Laboratorium:
- Kegagalan fungsi hepar
- Blood urea Nitrogen (BUN) dan bilirubin ↑ ---- asidosis
- Hematuria dan proteinuria
FOSFOR (KUNING) = F

g. Pengobatan:
Akut: bilas lambung
- Obati: shock, edema paru dan kerusakan hepar
Kronik:
- Obati; Nekrosis
h. Klasifikasi:
- Mudah terbakar dan beracun
FOSFOR (KUNING) = F

 WASSALAM

More Related Content

More from sunarto bin sudi

Week 08 pengelolaan sampah &amp; limbah padat
Week 08   pengelolaan sampah &amp; limbah padatWeek 08   pengelolaan sampah &amp; limbah padat
Week 08 pengelolaan sampah &amp; limbah padatsunarto bin sudi
 
Week 07 penyehatan air minum
Week 07  penyehatan air minumWeek 07  penyehatan air minum
Week 07 penyehatan air minumsunarto bin sudi
 
Week 06 dasar - dasar amdal
Week 06   dasar - dasar amdalWeek 06   dasar - dasar amdal
Week 06 dasar - dasar amdalsunarto bin sudi
 
Week 05 environmental risk assessment
Week 05   environmental risk assessmentWeek 05   environmental risk assessment
Week 05 environmental risk assessmentsunarto bin sudi
 
Week 04 pengaruh pencemaran lingkungan terhadap kesehatan
Week 04   pengaruh  pencemaran lingkungan terhadap  kesehatanWeek 04   pengaruh  pencemaran lingkungan terhadap  kesehatan
Week 04 pengaruh pencemaran lingkungan terhadap kesehatansunarto bin sudi
 
Week 03 konsep hubungan manusia dengan lingkungan
Week 03   konsep hubungan manusia dengan lingkunganWeek 03   konsep hubungan manusia dengan lingkungan
Week 03 konsep hubungan manusia dengan lingkungansunarto bin sudi
 
Week 02 pendekatan epidemiologis dalam kesehatan lingkungan
Week 02   pendekatan epidemiologis dalam kesehatan lingkunganWeek 02   pendekatan epidemiologis dalam kesehatan lingkungan
Week 02 pendekatan epidemiologis dalam kesehatan lingkungansunarto bin sudi
 
Week 01 pengantar ilmu kesehatan lingkungan
Week 01   pengantar ilmu kesehatan lingkunganWeek 01   pengantar ilmu kesehatan lingkungan
Week 01 pengantar ilmu kesehatan lingkungansunarto bin sudi
 

More from sunarto bin sudi (9)

Week 08 pengelolaan sampah &amp; limbah padat
Week 08   pengelolaan sampah &amp; limbah padatWeek 08   pengelolaan sampah &amp; limbah padat
Week 08 pengelolaan sampah &amp; limbah padat
 
Week 07 penyehatan air minum
Week 07  penyehatan air minumWeek 07  penyehatan air minum
Week 07 penyehatan air minum
 
Week 06.a adkl
Week 06.a   adklWeek 06.a   adkl
Week 06.a adkl
 
Week 06 dasar - dasar amdal
Week 06   dasar - dasar amdalWeek 06   dasar - dasar amdal
Week 06 dasar - dasar amdal
 
Week 05 environmental risk assessment
Week 05   environmental risk assessmentWeek 05   environmental risk assessment
Week 05 environmental risk assessment
 
Week 04 pengaruh pencemaran lingkungan terhadap kesehatan
Week 04   pengaruh  pencemaran lingkungan terhadap  kesehatanWeek 04   pengaruh  pencemaran lingkungan terhadap  kesehatan
Week 04 pengaruh pencemaran lingkungan terhadap kesehatan
 
Week 03 konsep hubungan manusia dengan lingkungan
Week 03   konsep hubungan manusia dengan lingkunganWeek 03   konsep hubungan manusia dengan lingkungan
Week 03 konsep hubungan manusia dengan lingkungan
 
Week 02 pendekatan epidemiologis dalam kesehatan lingkungan
Week 02   pendekatan epidemiologis dalam kesehatan lingkunganWeek 02   pendekatan epidemiologis dalam kesehatan lingkungan
Week 02 pendekatan epidemiologis dalam kesehatan lingkungan
 
Week 01 pengantar ilmu kesehatan lingkungan
Week 01   pengantar ilmu kesehatan lingkunganWeek 01   pengantar ilmu kesehatan lingkungan
Week 01 pengantar ilmu kesehatan lingkungan
 

Week 04.a dampak logam berat bagi kesehatan

  • 2.  a. Kegunaan: - Baterai,foil, keramik, tekstil - Emetik yang berisi antimoni potasium tartrat b. Dosis fatal: - 100-200 mg c. Manifestasi: - Gangguan gastrointestinal ( konesti dan edema) iritan pada membran mukus dan jaringan - Degenerasi lemak pada parenkhim hepar ANTIMONI = Cl 3 Sb
  • 3.  - STIBIN b. Batas pemejanan: 0,1 ppm c. Manifestasi: - Hemolisis dan iritasi pada SSP d. Keracunan akut:  Tertelan - Mual, muntah, diare dengan darah - Nefritis dan hepatitis ANTIMONI = Cl 3 Sb
  • 4.  Terhirup - Mual, muntah, sakit kepala, hemolisis e. Keracunan kronik: - Konjungtivitis, BB↓, anemia f. Laboratorium: - Sel darah merah ↓ - Eosinofil 25 % - Urin -- Hb ANTIMONI = Cl 3 Sb
  • 5.  g. Pengobatan: - Akut: bilas lambung dan emesis - Kronik: Antidotum: dimerkaprol h. Klasifikasi - Iritan dan berbahaya ANTIMONI = Cl 3 Sb
  • 6.  a. Kegunaan: - Racun semut, insektisida, bahan wall paper, cat pada keramik dan gelas b. Dosis fatal: - 120 mg - Toksik karena bereaksi dengan sulfhidril ( Sh) ensim dan pada metabolisme sel c. Manifestasi: - Gangguan gastrointestinal ARSEN = As
  • 7.  d. Keracunan akut:  Tertelan: - Terbakar pada kerongkongan, muntah, kejang dan koma  Terhirup: - Batuk, edema paru dan sianosis e. Keracunan kronik:  Tertelan dan terhirup: - SSP, alopesia, dermatitis, ginjal, kardiovaskuler, salivasi, sirosis hati, anemia, anemia aplastik, BB ↓ ARSEN = As
  • 8.  f. Laboratorium: Akut: - Urin: sel darah merah, protein, gangguan gastrointestinal - Serum: met Hb Kronik: - Rambut, kuku, urin, anemia dan faeses - Fungsi ginjal dan hepar -- terganggu ARSEN = As
  • 9.  g. Pengobatan:  Akut: - Bilas lambung atau emesis - Obat: dimerkaprol atau penisilamin - Dehidrasi,anuria,edema paru dan kerusakan hepar -  obati  Kronik: - Dimerkaprol h. Klasifikasi: - Racun dan karsinogenik ARSEN = As
  • 10.  a. Kegunaan: - Alat elektrik, tube sinar katode b. Batas pemejanan: 0,002 mg / m3 c. Manifestasi: - Sulit bernafas d. Keracunan akut:  Terhirup: - Demam,batuk, pneumonitis akut dan sianosis  Kulit: dermatitis akut  Mata: konjungtivitis BERILIUM = Be
  • 11.  e. Keracunan kronik: Terhirup: - BB ↓, sulit bernafas, pulmo granulomatosis (berylliosis ). Kulit: - Eksema f. Laboratorium sinar X: - Akut pneumonitis: gambaran diffuse pada paru - Kronik: berylliois: gambaran snowstorm pada paru BERILIUM = Be
  • 12.  g. Pengobatan: Akut: sianosis -- O2 (40-60%) - Antidotum: kalsium edetat Kronik: - Perbaiki: P02 arterial - Kena kulit atau mata: cuci dengan air - Rasa sakit: salep anestesi lokal BERILIUM = Be
  • 13.  a. Kegunaan: - Campuran solder perak b. Batas pemejanan: 0,04 mg/ m3 c. Manifestasi: - Iritasi pada paru dan ginjal d. Keracunan akut:  Tertelan: mual, muntah, rasa logam pada mulut, sakit kepala, diare, salivasi, kerusakan hepar dan ginjal  Terhirup: demam dan batuk CADMIUM = Cd
  • 14.  e. Keracunan kronik: Terhirup: - Anemia, batuk, BB ↓, sulit bernafas, gangguan pada hepar dan ginjal f. Laboratorium: - Hematuria, proteinuria - Sedimen eritrosin ↑ - Pneumonia bronkhial CADMIUM = Cd
  • 15.  g. Pengobatan: Terhirup: - Edema paru: kalsium edetat Tertelan: - Iritasi gastrointestinal: milk dan kalsium disodium edetat - Obati kerusakan ginjal dan hepar h. Klasifikasi: - Racun CADMIUM = Cd
  • 16.  a. Kegunaan: b. Baterai, industri cat, solder, pengolahan karet, gasoline( tetraetil Pb), pelapis perhiasan -- seperti mutiara c. Dosis letal: 0,5 gram - Limit pemejanan diudara: 0,15 mg/ m3 - Limit pemejajan pada makanan; 2,56 mg/kg - Limit pemejanan pada tetraetil Pb: 0,07 mg/ m3 d. Manifestasi: - Anemia, gangguan gastrointestinal dan SSP Lead = Plumbum = Pb
  • 17.  e. Keracunan akut:  Tertelan:  Rasa logam pada mulut, muntah, diare, faeses hitam, oliguria, kolaps dan koma f. Keracunan kronik:  Tertelan, terhirup dan absorpsi kulit: - Rasa lelah, sakit kepala, konstipasi, rasa logam pada mulut, tidak mau makan, BB ↓, anemia - Pada wanita: siklus haid terganggu, kejang dan keguguran Lead = Plumbum = Pb
  • 18.  g. Laboratrorium: - Hb -- << 13 gram / 100 ml - Lead dalam urin -- >> 0,08 mg/hari h. Pengobatan: - Bilas lambung dengan magnesium / natrium sulfas atau emesis - Edema serebral- manitol, prednisolon atau kortikosteroid lain I. Klasifikasi: - Racun Lead = Plumbum = Pb
  • 19.  a. Kegunaan: - Isi termometer, lampu dan baterai b. Dosis letal : 1 gram c. Manifestasi: - Anuria Nefritis pada glomeruler dan tubuler - Mukosa sal. gastrointestinal- inflamasi, kongesti dan koagulasi d. Keracunan akut (tertelan): - Rasa logam, sakit abdomen, muntah, diare bercampur darah - Inhalasi: stomatitis, salivasi, pneumonitis dan kerusakan ginjal MERKURI = Hg
  • 20.  e. Keracunan kronis ( tertelan): - Dermatitis, stomatitis, salivasi, anemia, anuria dan kerusakan hepar, ginjal - Inhalasi atau kontak kulit: tremor, salivasi, cemas, nefritis, anoreksia, depresi mental dan halusinasi f. Laboratorium: - Proteinuria dan hematuria g. Pengobatan: - Bilas lambung, hemodialisis, anuria - Antidotum: dimerkaprol I . Klasifikasi: - Racun MERKURI = Hg
  • 21.  a. Kegunaan: - Pemasakan kulit dan anti karat pada radiator b. Dosis letal : 5 gram c. Manifestasi: - iritasi d. Keracunan akut ( tertelan): pusing, mual,muntah , shock, oliguria dan anuria ( † -- uremia ) e. Keracunan kronis ( inhalasi dan absorpsi kulit) - Perdarahan, konjungtivitis, lakrimasi dan hepatitis f. Laboratorium: - Proteinuria dan hematuria - Kerusakan sel hepar Cromium = Cr
  • 22.  g. Pengobatan: - Bilas lambung atau emesis - Oliguria & anuria-- kontrol cairan elektrolit - Kerusakan hepar --- diet tinggi : KH, Protein h. Klasifikasi: - Iritan dan racun Cromium = Cr
  • 23.  a. Kegunaan: - Campuran antiseptik (protein silver) b. Dosis fatal: < 2 gram - Batas pemejanan: 0,01 mg/m3 c. Manifestasi: - Muntah, membran mukus hitam dan kolaps d. Keracunan akut:  Tertelan silver nitrat: - Sakit dan terbakar pada mulut, kulit dan membran mukosa hitam, muntah warna hitam, diare,anuria, kejang koma dan † SILVER = Perak = Ag
  • 24.  e. Keracunan kronik: - Aplikasi komponen pada kulit dan membran mukusa, diskolorisasi pada kulit dan konjungtivitis f. Pengobatan: - Akut: Air yang berisi NaCl - Obati: shock dan met Hb - Iritasi lambung: milk, meperidin, kodein - Kronik: belum ada ??? h. Klasifikasi: - Racun SILVER = Perak = Ag
  • 25.  a. Kegunaan: - Pembasmi roden dan insektisida b. Dosis letal: 1 mg / kg - Batas pemejanan: 0,1 mg/m3 c. Manifestasi: - Erosi pada gastrointestinal, edema pada paru dan gangguan pada hepar d. Keracunan akut:  Tertelan: - mual, muntah, aritmia jantung, nafas bau bawang putih, oliguria dan † FOSFOR (KUNING) = F
  • 26.   Terhirup: - Tekanan darah ↓, sulit bernafas, muntah, aritmia jantung, kejang,koma dan † e. Keracunan kronik :  Gigi dan rahang edema dan nekrosis, mudah lelah, tidak mau makan, anemia dan tulang mudah patah f. Laboratorium: - Kegagalan fungsi hepar - Blood urea Nitrogen (BUN) dan bilirubin ↑ ---- asidosis - Hematuria dan proteinuria FOSFOR (KUNING) = F
  • 27.  g. Pengobatan: Akut: bilas lambung - Obati: shock, edema paru dan kerusakan hepar Kronik: - Obati; Nekrosis h. Klasifikasi: - Mudah terbakar dan beracun FOSFOR (KUNING) = F