SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
TES PSIKOLOGI
DWI ATMAJA, SPd, MPsi
tes itu adalah tugas dan serangkaian tugas
yang berbentuk berbagai pertanyaan dan atau
perintah
tes itu diberikan pada testee (seorang atau
lebih)
tingkah laku testee dalam menjalani tes itu
dibandingkan dengan sesuatu, yaitu standar
atau tingkah laku testee yang lain.

PENGUKURAN PSIKOLOGIS DAN
PSIKOTES
 Psikologi ilmu pengetahuan yang
mempunyai hubungan yang erat dengan
bimbingan.
 Psikologi suatu ilmu pengetahuan untuk
memahami tingkah laku manusia baik yang
mereka sadari maupun yang tidak mereka
sadari, dalam usaha membantu individu untuk
menyelesaikan masalahnya.
 Bebeapa metode untuk membantu individu
menyelesaikan masalahnya (Frieda, 1985):
(1) pengamatan
(2) wawancara, dan
(3) tes
Pengamatan untuk melihat gejala yang
nampak, dimana gejala tadi dianggap
sebagai proses perwujudan dari proses
kejiwaan yang dialami oleh seseorang.
Wawancara ingin mendapatkan data
tentang sejarah kehidupan seseorang yang
penting untuk mengetahui perkembangan
kehidupan dan permasalahan yang ingin
dipahami.
 Pengalaman yang terjadi pada suatu
periode kehidupan seseorang, mungkin
merupakan suatu titik awal dari permasa-
lahan yang dihadapi individu pada masa
sekarang.
 Kelemahan kedua metode tersebut
memungkinkan terjadinya pengaruh hallo
(hallo effect), atau faktor subjektivitas
dari orang yang melihat atau mewawan-
carai.
 Kelemahan lainnyahanya
didapatkan data tingkah laku,
pikiran dan perasaan yang disadari,
sedangkan hal–hal yang tidak
disadari, yang dapat juga menjadi
sumber timbulnya permasalahann,
tidak/ kurang dapat terungkap
melalui kedua metode tadi.
 Psikotes Untuk mengatasi
berbagai kelemahan di atas
 Metode psikotes mempergunakan berbagai
alat diagnostik yang dapat mengukur dan
mengetahui taraf kecerdasan, arah minat,
sikap, struktur kepribadian dan hal lain dari
proses kejiwaan ataupun berbagai hal yang
mempengaruhi proses kejiwaaan yang terjadi
pada diri orang yang membutuhkan bantuan.
 Dalam menganalisis hasil tes, data dari hasil
tes pengamatan dan wawancara sangat
penting untuk dipertimbangkan, sehingga
diagnosa dan kemungkinan treatment (ban-
tuan terapi) yang akan dilaksanakan sudah
mempertimbangkan hasil pengenalan lengkap
tentang diri klien.
 Istilah psikotes tidak sesuai dipergunakan
untuk mendapakan pemahaman tentang diri
seseorang secara menyeluruh
 Lebih tepat mempergunakan istilah
pengukuran psikologis karena istilah
pengukuran psikologis ini didasarkan atas
anggapan bahwa setiap individu adalah
berbeda satu dengan yang lain, disamping
adanya persamaan tertentu.
SYARAT PENGGUNAAN TES
PSIKOLOGIS
 Menghindarkan kekeliruan atau
ketidaktepatan terhadap makna tes, yang
dapat mempengaruhi hasil sebenarnya secara
optimalHasil dari tes psikologis
(pengukuran psikologis) sangat dipengaruhi
oleh keadaan fisik, kesehatan, dan kedaan
psikologis testee.
 Individu/ petugas yang melakukan
pemeriksaan psikologis (tester) harus me-
menuhi persyaratan tertentu
Dalam administrasi tes antara lain perlu
diperhatikan bahwa:
Pemeriksa harus cukup menguasai dan
berpengalaman dalam penggunaan metode tes
yang dipakai
Pemeriksa harus dapat memberi kesempatan
yang sama kepada semua orang untuk dapat
mengungkapkan keadaan dirinya masing–masing
melalui tes itu
Untuk memperoleh hasil yang optimal harus
terlebih dahulu dibentuk Rapport (hubungan yang
baik) antar pemeriksa dan yang diperiksa. Dengan
perkataan lain, orang yang diperiksa perlu mempu-
nyai perasaan bahwa ia ingin dan mau bekerja
sama dengan pemeriksa
Pemeriksa (pelaksana tes) harus mengenal
situasi pemeriksaan psikologis yang baik,
ketepatan waktu untuk melakukan peme-
riksaan, dan lain–lain.
Alat tes harus sudah dilakukan
pengukuran validasi dan reliabilitasnya;
kejelasan tulisan gambar pada alat tes; dan
sebagainya.
SYARAT TES PSIKOLOGIS YANG
BAIK
 Pengertian pemeriksaan psikilologis sebagai
usaha untuk:
mengukur kapasitas seseorang guna memperoleh
berbagai keterampilan dalam hubungan dengan
pekerjaannya
melihat berbagai pola perilaku yang dapat diterima
masyarakat sekitar
menilai kapasitas produktivitas seseorang dalam
pendidikan, pekerjaan, kehidupan sosial, dan lain–
lain.
Syarat tes psikologis yang baik
 TES HARUS VALID sejauh mana tes tes
itu mengukur apa yang harus diukur
 Berbagai validitas:
face validitytelah mengukur apa yang seharus-
nya di ukur
content validity isi tes dapat mengungkapkan
kemampuan testee
construct validity telah cocok dengan
kontruksi teoritis sebagai dasar dari mana item tes
itu dibuat
Predictive validity dan Concurent
Validity
predictive validity lebih menunjukkan kepada
apa yang kiranya akan terjadi di waktu yang akan
datang
Concurent Validity  lebih menunjukkan
hubungan antara tes score yang dicapai dengan
keadaan sekarang
Factory validity: pengertian ini timbul dari teori
faktor. Masalah valid tidaknya suatu tes diuji dari
berbagai faktor yang ingin diukur dengan tes itu.
Jadi suatu tes dikatakan valid kalau tes tersebut
mengukur berbagai faktor yang seharusnya
diukur.
 TES HARUS RELIABLEsejauh mana
tes ini ajeg, atau disebut juga keajegan
suatu tes.
 Reliabilitas mengandung persamaan
dengan dalam hal keduanya dibandingkan
dengan sesuatu. Bedanya kalau
vadilitavaliditas alat pembandingnya
adalah sesuatu hal yang ada di luar tes itu
(atau item tes) yaitu kriteria, sedangkan
para reliabilitas alat pembanding itu
adalah tes itu sendiri
 Metode penyelidikan reliabilitas:
Split half atau internal consistency
Retes approach
Alternate form atau equivqlence
form
 TES HARUS
DISTANDARISASIKAN
 supaya setiap orang yang dites
(testee) mendapat perlakuan yang
benar–benar sama.
 Hal yang perlu distandardisasikan:
materi tes
penyelenggaraan tes
scoring tes
interpretasi hasil testing
 TES HARUS OBYEKTIF
 Obyektifitas suatu tes ditinjau dari segi
apakah tester baik tes administrator maupun
tes interpreter mempunyai pengaruh
terhadap pernilaian hasil testing. Jadi yang
obyektif itu adalah penilaiannya. Tes yang
objektif akan memberikan hasil yang sama
walaupun dinilai oleh tester yang berlainan
 TES YANG (HARUS) DISKRIMINATIF
Tes dimaksudkan untuk dapat
mengungkap gejala tertentu dan me-
nunjukkan perbedaan (diskriminasi)
gejala tersebut pada individu yang satu
dan individu yang lain. Jadi tes yang dis-
kriminatif akan menunjukkan berbagai
perbedaan yang kecil mengenai sifat
faktor tertentu pada individu yang ber-
beda.
 TES HARUS KOMPREHENSIF
Tes yang komprehensif dapat sekaligus
mengungkapkan (menyelidiki) banyak
hal. Terutama dalam tes prestasi belajar,
hal ini sangat penting. Tes yang cukup
komprehensif akan mampu
mengungkapkan pengetahuan testee
mengenai segala hal yang harus
dipelajari, jadi hal ini juga mencegah
dorongan untuk berspekulasi.
 TES HARUS MUDAH DIGUNAKAN
Tes adalah suatu alat yang nilainya
sangat tergantung kepada kegunaaanya.
Kalau mempergunakannya sukar, maka
tes tersebut rendah nilainya. Makin
tinggi taraf syarat–syarat tersebut pada
suatu tes, semakin baiklah tes tersebut.
TUJUAN TESTING PSIKOLOGIS
 Secara garis besar tujuan melakukan
tes psikologis ada 2 macam yaitu
(Suryabrata, 1984):
 Research
 Diagnosis psikologis
 Testing untuk tujuan research:
Research untuk penyusunan tes tes
psikologi harus disusun berdasarkan hasil
research yang secara ilmiah benar–benar
dapat dipertanggung-jawabkan. Contoh:
 Research untuk explorasi sifat–sifat psikologis
tertentu pada kelompok masyarakat tertentu.
Misalnya: research mengenai bakat khusus
pada murid SMA, untuk mengetahui potensi
generasi muda suatu masyarakat.
 Research untuk versifikasi sifat atau sikap
tertentu dalam masyarakat. Untuk meyakinkan
hal tersebut dilakukan tesing psikologis.
 Research untuk menerangkan dan
menunjukkan penyelesaian problem sosial
tertentu. Problem sosial yang ada atau
timbul dalam masyarakat seringkali
membutuhkan pendekatan secara
psikologis dengan research dan tesing.
 Testing dengan tujuan diagnosis
psikologis
dianosis untuk kepentingan seleksi
diagnosis untuk keperluan pemilihan jabatan
(pekerjaan) atau lapangan studi
diagnosis untuk keperluan psikoterapi
diagnosis untuk kepentingan bimbingan dan
penyuluhan dalam belajar
PENGGUNAAN TES DALAM
PENDIDIKAN
 Tes psikologis dalam bidang
pendidikan dapat dibagi menjadi 3
golongan besar (Gunarsa, 1985):
◦ (1) tes intelegensi umum,
◦ (2) tes bakat, dan
◦ (3) tes kepribadian
 Penggunaan tes intelegensi umum 
diperoleh suatu gambaran mengenai kecer-
dasan umum seseorang:
Untuk tujuan seleksi
Untuk tujuan diagnostik
Penggunaan Tes Bakat
Penggunaan tes kepribadian
End of this part

More Related Content

What's hot

Psikologi forensik
Psikologi forensikPsikologi forensik
Psikologi forensikAfra Balqis
 
Sensasi dan Persepsi
Sensasi dan PersepsiSensasi dan Persepsi
Sensasi dan Persepsithoyyibatus
 
Psikologi Kepribadian Gordon Allport
Psikologi Kepribadian Gordon AllportPsikologi Kepribadian Gordon Allport
Psikologi Kepribadian Gordon AllportWulandari Rima Kumari
 
Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"
Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"
Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"Tri Astuti Utomo (iyas)
 
Tat & rorschach full MAKALAH
Tat & rorschach full MAKALAHTat & rorschach full MAKALAH
Tat & rorschach full MAKALAHDD's Dindils
 
Pengantar Psikopatologi Anak
Pengantar Psikopatologi AnakPengantar Psikopatologi Anak
Pengantar Psikopatologi Anakbungaazzahra
 
Teknik dasar komunikasi dalam konseling
Teknik dasar komunikasi dalam konselingTeknik dasar komunikasi dalam konseling
Teknik dasar komunikasi dalam konselingAna Minnie
 
Psikodiagnostik observasi
Psikodiagnostik observasiPsikodiagnostik observasi
Psikodiagnostik observasiSeta Wicaksana
 
SELF dari Sudut Pandang Psikologi Sosial
SELF dari Sudut Pandang Psikologi SosialSELF dari Sudut Pandang Psikologi Sosial
SELF dari Sudut Pandang Psikologi Sosialajengseptiana
 
SEJARAH PSIKOLOGI ABNORMAL.ppt
SEJARAH PSIKOLOGI ABNORMAL.pptSEJARAH PSIKOLOGI ABNORMAL.ppt
SEJARAH PSIKOLOGI ABNORMAL.pptashrafkhairulAzam
 
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianPsikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianAfra Balqis
 
PERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN PENYESUAIAN TERHADAP PEKERJAAN
PERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN PENYESUAIAN TERHADAP PEKERJAANPERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN PENYESUAIAN TERHADAP PEKERJAAN
PERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN PENYESUAIAN TERHADAP PEKERJAANNur Arifaizal Basri
 

What's hot (20)

Psikologi forensik
Psikologi forensikPsikologi forensik
Psikologi forensik
 
Tes kognitif & nonkognitif
Tes kognitif & nonkognitifTes kognitif & nonkognitif
Tes kognitif & nonkognitif
 
Konformitas
KonformitasKonformitas
Konformitas
 
Sensasi dan Persepsi
Sensasi dan PersepsiSensasi dan Persepsi
Sensasi dan Persepsi
 
teori erik erikson
 teori erik erikson teori erik erikson
teori erik erikson
 
Materi psikometri ss
Materi psikometri ssMateri psikometri ss
Materi psikometri ss
 
Psikologi Kepribadian Gordon Allport
Psikologi Kepribadian Gordon AllportPsikologi Kepribadian Gordon Allport
Psikologi Kepribadian Gordon Allport
 
Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"
Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"
Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"
 
Emosi
EmosiEmosi
Emosi
 
Skala Psikologi
Skala PsikologiSkala Psikologi
Skala Psikologi
 
Thurstone
ThurstoneThurstone
Thurstone
 
Tat & rorschach full MAKALAH
Tat & rorschach full MAKALAHTat & rorschach full MAKALAH
Tat & rorschach full MAKALAH
 
Pengantar Psikopatologi Anak
Pengantar Psikopatologi AnakPengantar Psikopatologi Anak
Pengantar Psikopatologi Anak
 
Teknik dasar komunikasi dalam konseling
Teknik dasar komunikasi dalam konselingTeknik dasar komunikasi dalam konseling
Teknik dasar komunikasi dalam konseling
 
Psikodiagnostik observasi
Psikodiagnostik observasiPsikodiagnostik observasi
Psikodiagnostik observasi
 
Psikologi Kepribadian HANS EYSENCK
Psikologi Kepribadian HANS EYSENCKPsikologi Kepribadian HANS EYSENCK
Psikologi Kepribadian HANS EYSENCK
 
SELF dari Sudut Pandang Psikologi Sosial
SELF dari Sudut Pandang Psikologi SosialSELF dari Sudut Pandang Psikologi Sosial
SELF dari Sudut Pandang Psikologi Sosial
 
SEJARAH PSIKOLOGI ABNORMAL.ppt
SEJARAH PSIKOLOGI ABNORMAL.pptSEJARAH PSIKOLOGI ABNORMAL.ppt
SEJARAH PSIKOLOGI ABNORMAL.ppt
 
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianPsikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
 
PERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN PENYESUAIAN TERHADAP PEKERJAAN
PERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN PENYESUAIAN TERHADAP PEKERJAANPERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN PENYESUAIAN TERHADAP PEKERJAAN
PERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN PENYESUAIAN TERHADAP PEKERJAAN
 

Similar to PSIKOLOGI TES DAN PENGUKURAN

Pert 2 jenis jenis penelitian
Pert 2 jenis jenis penelitianPert 2 jenis jenis penelitian
Pert 2 jenis jenis penelitiandedidarwis
 
Pengukuran dan Uji Psikologis
Pengukuran dan Uji PsikologisPengukuran dan Uji Psikologis
Pengukuran dan Uji Psikologispjj_kemenkes
 
Pengukuran dan Uji Psikologis
Pengukuran dan Uji PsikologisPengukuran dan Uji Psikologis
Pengukuran dan Uji Psikologispjj_kemenkes
 
Teknik tes dan teknik nontes sebagai alat evaluasi hasil belajar
Teknik tes dan teknik nontes sebagai alat evaluasi hasil belajarTeknik tes dan teknik nontes sebagai alat evaluasi hasil belajar
Teknik tes dan teknik nontes sebagai alat evaluasi hasil belajarKumala Lestari
 
Validitas tes
Validitas tesValiditas tes
Validitas tesBun Faris
 
Metode Risat Akuntansi Keperilakuan
Metode Risat Akuntansi KeperilakuanMetode Risat Akuntansi Keperilakuan
Metode Risat Akuntansi KeperilakuanYohanaMagdalenaK
 
pendekatan dan metode dalam psikologi perkembangan
pendekatan dan metode dalam psikologi  perkembanganpendekatan dan metode dalam psikologi  perkembangan
pendekatan dan metode dalam psikologi perkembangansolehanlovesallah
 
Pendekatan dan metode dalam psikologi perkembangan
Pendekatan dan metode dalam psikologi perkembanganPendekatan dan metode dalam psikologi perkembangan
Pendekatan dan metode dalam psikologi perkembangansolehan7
 
Metode penelitian
Metode penelitianMetode penelitian
Metode penelitiandianeato
 
Metodologi Penelitian
Metodologi PenelitianMetodologi Penelitian
Metodologi PenelitianBank Miko
 
8991 01 metodologi
8991 01 metodologi8991 01 metodologi
8991 01 metodologifdsriwahyuni
 
Metodologi Penelitian
Metodologi PenelitianMetodologi Penelitian
Metodologi PenelitianTian Sarwoyo
 
Psikologi modul 2 kb 4
Psikologi modul 2 kb 4Psikologi modul 2 kb 4
Psikologi modul 2 kb 4Uwes Chaeruman
 

Similar to PSIKOLOGI TES DAN PENGUKURAN (20)

psikotes
psikotespsikotes
psikotes
 
Pert 2 jenis jenis penelitian
Pert 2 jenis jenis penelitianPert 2 jenis jenis penelitian
Pert 2 jenis jenis penelitian
 
Pengukuran dan Uji Psikologis
Pengukuran dan Uji PsikologisPengukuran dan Uji Psikologis
Pengukuran dan Uji Psikologis
 
Pengukuran dan Uji Psikologis
Pengukuran dan Uji PsikologisPengukuran dan Uji Psikologis
Pengukuran dan Uji Psikologis
 
Teknik tes dan teknik nontes sebagai alat evaluasi hasil belajar
Teknik tes dan teknik nontes sebagai alat evaluasi hasil belajarTeknik tes dan teknik nontes sebagai alat evaluasi hasil belajar
Teknik tes dan teknik nontes sebagai alat evaluasi hasil belajar
 
META ANALISIS
META ANALISISMETA ANALISIS
META ANALISIS
 
Validitas tes
Validitas tesValiditas tes
Validitas tes
 
Metode Risat Akuntansi Keperilakuan
Metode Risat Akuntansi KeperilakuanMetode Risat Akuntansi Keperilakuan
Metode Risat Akuntansi Keperilakuan
 
Portofolio Evaluasi Pendidikan
Portofolio Evaluasi PendidikanPortofolio Evaluasi Pendidikan
Portofolio Evaluasi Pendidikan
 
pendekatan dan metode dalam psikologi perkembangan
pendekatan dan metode dalam psikologi  perkembanganpendekatan dan metode dalam psikologi  perkembangan
pendekatan dan metode dalam psikologi perkembangan
 
Pendekatan dan metode dalam psikologi perkembangan
Pendekatan dan metode dalam psikologi perkembanganPendekatan dan metode dalam psikologi perkembangan
Pendekatan dan metode dalam psikologi perkembangan
 
P3 metode penelitian
P3 metode penelitianP3 metode penelitian
P3 metode penelitian
 
Makalah Tes dan Nontes
Makalah Tes dan NontesMakalah Tes dan Nontes
Makalah Tes dan Nontes
 
Metode penelitian
Metode penelitianMetode penelitian
Metode penelitian
 
Makalah
Makalah Makalah
Makalah
 
Metode penelitian dalam psikologi klinis
Metode penelitian dalam psikologi klinisMetode penelitian dalam psikologi klinis
Metode penelitian dalam psikologi klinis
 
Metodologi Penelitian
Metodologi PenelitianMetodologi Penelitian
Metodologi Penelitian
 
8991 01 metodologi
8991 01 metodologi8991 01 metodologi
8991 01 metodologi
 
Metodologi Penelitian
Metodologi PenelitianMetodologi Penelitian
Metodologi Penelitian
 
Psikologi modul 2 kb 4
Psikologi modul 2 kb 4Psikologi modul 2 kb 4
Psikologi modul 2 kb 4
 

Recently uploaded

Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 

Recently uploaded (20)

Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 

PSIKOLOGI TES DAN PENGUKURAN

  • 2. tes itu adalah tugas dan serangkaian tugas yang berbentuk berbagai pertanyaan dan atau perintah tes itu diberikan pada testee (seorang atau lebih) tingkah laku testee dalam menjalani tes itu dibandingkan dengan sesuatu, yaitu standar atau tingkah laku testee yang lain. 
  • 3. PENGUKURAN PSIKOLOGIS DAN PSIKOTES  Psikologi ilmu pengetahuan yang mempunyai hubungan yang erat dengan bimbingan.  Psikologi suatu ilmu pengetahuan untuk memahami tingkah laku manusia baik yang mereka sadari maupun yang tidak mereka sadari, dalam usaha membantu individu untuk menyelesaikan masalahnya.
  • 4.  Bebeapa metode untuk membantu individu menyelesaikan masalahnya (Frieda, 1985): (1) pengamatan (2) wawancara, dan (3) tes Pengamatan untuk melihat gejala yang nampak, dimana gejala tadi dianggap sebagai proses perwujudan dari proses kejiwaan yang dialami oleh seseorang. Wawancara ingin mendapatkan data tentang sejarah kehidupan seseorang yang penting untuk mengetahui perkembangan kehidupan dan permasalahan yang ingin dipahami.
  • 5.  Pengalaman yang terjadi pada suatu periode kehidupan seseorang, mungkin merupakan suatu titik awal dari permasa- lahan yang dihadapi individu pada masa sekarang.  Kelemahan kedua metode tersebut memungkinkan terjadinya pengaruh hallo (hallo effect), atau faktor subjektivitas dari orang yang melihat atau mewawan- carai.
  • 6.  Kelemahan lainnyahanya didapatkan data tingkah laku, pikiran dan perasaan yang disadari, sedangkan hal–hal yang tidak disadari, yang dapat juga menjadi sumber timbulnya permasalahann, tidak/ kurang dapat terungkap melalui kedua metode tadi.  Psikotes Untuk mengatasi berbagai kelemahan di atas
  • 7.  Metode psikotes mempergunakan berbagai alat diagnostik yang dapat mengukur dan mengetahui taraf kecerdasan, arah minat, sikap, struktur kepribadian dan hal lain dari proses kejiwaan ataupun berbagai hal yang mempengaruhi proses kejiwaaan yang terjadi pada diri orang yang membutuhkan bantuan.  Dalam menganalisis hasil tes, data dari hasil tes pengamatan dan wawancara sangat penting untuk dipertimbangkan, sehingga diagnosa dan kemungkinan treatment (ban- tuan terapi) yang akan dilaksanakan sudah mempertimbangkan hasil pengenalan lengkap tentang diri klien.
  • 8.  Istilah psikotes tidak sesuai dipergunakan untuk mendapakan pemahaman tentang diri seseorang secara menyeluruh  Lebih tepat mempergunakan istilah pengukuran psikologis karena istilah pengukuran psikologis ini didasarkan atas anggapan bahwa setiap individu adalah berbeda satu dengan yang lain, disamping adanya persamaan tertentu.
  • 9. SYARAT PENGGUNAAN TES PSIKOLOGIS  Menghindarkan kekeliruan atau ketidaktepatan terhadap makna tes, yang dapat mempengaruhi hasil sebenarnya secara optimalHasil dari tes psikologis (pengukuran psikologis) sangat dipengaruhi oleh keadaan fisik, kesehatan, dan kedaan psikologis testee.  Individu/ petugas yang melakukan pemeriksaan psikologis (tester) harus me- menuhi persyaratan tertentu
  • 10. Dalam administrasi tes antara lain perlu diperhatikan bahwa: Pemeriksa harus cukup menguasai dan berpengalaman dalam penggunaan metode tes yang dipakai Pemeriksa harus dapat memberi kesempatan yang sama kepada semua orang untuk dapat mengungkapkan keadaan dirinya masing–masing melalui tes itu Untuk memperoleh hasil yang optimal harus terlebih dahulu dibentuk Rapport (hubungan yang baik) antar pemeriksa dan yang diperiksa. Dengan perkataan lain, orang yang diperiksa perlu mempu- nyai perasaan bahwa ia ingin dan mau bekerja sama dengan pemeriksa
  • 11. Pemeriksa (pelaksana tes) harus mengenal situasi pemeriksaan psikologis yang baik, ketepatan waktu untuk melakukan peme- riksaan, dan lain–lain. Alat tes harus sudah dilakukan pengukuran validasi dan reliabilitasnya; kejelasan tulisan gambar pada alat tes; dan sebagainya.
  • 12. SYARAT TES PSIKOLOGIS YANG BAIK  Pengertian pemeriksaan psikilologis sebagai usaha untuk: mengukur kapasitas seseorang guna memperoleh berbagai keterampilan dalam hubungan dengan pekerjaannya melihat berbagai pola perilaku yang dapat diterima masyarakat sekitar menilai kapasitas produktivitas seseorang dalam pendidikan, pekerjaan, kehidupan sosial, dan lain– lain.
  • 13. Syarat tes psikologis yang baik  TES HARUS VALID sejauh mana tes tes itu mengukur apa yang harus diukur  Berbagai validitas: face validitytelah mengukur apa yang seharus- nya di ukur content validity isi tes dapat mengungkapkan kemampuan testee construct validity telah cocok dengan kontruksi teoritis sebagai dasar dari mana item tes itu dibuat
  • 14. Predictive validity dan Concurent Validity predictive validity lebih menunjukkan kepada apa yang kiranya akan terjadi di waktu yang akan datang Concurent Validity  lebih menunjukkan hubungan antara tes score yang dicapai dengan keadaan sekarang Factory validity: pengertian ini timbul dari teori faktor. Masalah valid tidaknya suatu tes diuji dari berbagai faktor yang ingin diukur dengan tes itu. Jadi suatu tes dikatakan valid kalau tes tersebut mengukur berbagai faktor yang seharusnya diukur.
  • 15.  TES HARUS RELIABLEsejauh mana tes ini ajeg, atau disebut juga keajegan suatu tes.  Reliabilitas mengandung persamaan dengan dalam hal keduanya dibandingkan dengan sesuatu. Bedanya kalau vadilitavaliditas alat pembandingnya adalah sesuatu hal yang ada di luar tes itu (atau item tes) yaitu kriteria, sedangkan para reliabilitas alat pembanding itu adalah tes itu sendiri
  • 16.  Metode penyelidikan reliabilitas: Split half atau internal consistency Retes approach Alternate form atau equivqlence form
  • 17.  TES HARUS DISTANDARISASIKAN  supaya setiap orang yang dites (testee) mendapat perlakuan yang benar–benar sama.  Hal yang perlu distandardisasikan: materi tes penyelenggaraan tes scoring tes interpretasi hasil testing
  • 18.  TES HARUS OBYEKTIF  Obyektifitas suatu tes ditinjau dari segi apakah tester baik tes administrator maupun tes interpreter mempunyai pengaruh terhadap pernilaian hasil testing. Jadi yang obyektif itu adalah penilaiannya. Tes yang objektif akan memberikan hasil yang sama walaupun dinilai oleh tester yang berlainan
  • 19.  TES YANG (HARUS) DISKRIMINATIF Tes dimaksudkan untuk dapat mengungkap gejala tertentu dan me- nunjukkan perbedaan (diskriminasi) gejala tersebut pada individu yang satu dan individu yang lain. Jadi tes yang dis- kriminatif akan menunjukkan berbagai perbedaan yang kecil mengenai sifat faktor tertentu pada individu yang ber- beda.
  • 20.  TES HARUS KOMPREHENSIF Tes yang komprehensif dapat sekaligus mengungkapkan (menyelidiki) banyak hal. Terutama dalam tes prestasi belajar, hal ini sangat penting. Tes yang cukup komprehensif akan mampu mengungkapkan pengetahuan testee mengenai segala hal yang harus dipelajari, jadi hal ini juga mencegah dorongan untuk berspekulasi.
  • 21.  TES HARUS MUDAH DIGUNAKAN Tes adalah suatu alat yang nilainya sangat tergantung kepada kegunaaanya. Kalau mempergunakannya sukar, maka tes tersebut rendah nilainya. Makin tinggi taraf syarat–syarat tersebut pada suatu tes, semakin baiklah tes tersebut.
  • 22. TUJUAN TESTING PSIKOLOGIS  Secara garis besar tujuan melakukan tes psikologis ada 2 macam yaitu (Suryabrata, 1984):  Research  Diagnosis psikologis
  • 23.  Testing untuk tujuan research: Research untuk penyusunan tes tes psikologi harus disusun berdasarkan hasil research yang secara ilmiah benar–benar dapat dipertanggung-jawabkan. Contoh:  Research untuk explorasi sifat–sifat psikologis tertentu pada kelompok masyarakat tertentu. Misalnya: research mengenai bakat khusus pada murid SMA, untuk mengetahui potensi generasi muda suatu masyarakat.  Research untuk versifikasi sifat atau sikap tertentu dalam masyarakat. Untuk meyakinkan hal tersebut dilakukan tesing psikologis.
  • 24.  Research untuk menerangkan dan menunjukkan penyelesaian problem sosial tertentu. Problem sosial yang ada atau timbul dalam masyarakat seringkali membutuhkan pendekatan secara psikologis dengan research dan tesing.
  • 25.  Testing dengan tujuan diagnosis psikologis dianosis untuk kepentingan seleksi diagnosis untuk keperluan pemilihan jabatan (pekerjaan) atau lapangan studi diagnosis untuk keperluan psikoterapi diagnosis untuk kepentingan bimbingan dan penyuluhan dalam belajar
  • 26. PENGGUNAAN TES DALAM PENDIDIKAN  Tes psikologis dalam bidang pendidikan dapat dibagi menjadi 3 golongan besar (Gunarsa, 1985): ◦ (1) tes intelegensi umum, ◦ (2) tes bakat, dan ◦ (3) tes kepribadian
  • 27.  Penggunaan tes intelegensi umum  diperoleh suatu gambaran mengenai kecer- dasan umum seseorang: Untuk tujuan seleksi Untuk tujuan diagnostik Penggunaan Tes Bakat Penggunaan tes kepribadian
  • 28. End of this part