2. Di mana terdiri dari 28 tulang dan paling sedikit 29 sendi, yang mana
memiliki fungsi utama sebagai membentuk dasar penyangga,
sebagai peredam kejut,dan sebagai penyesuai mobilitas.
Struktur Tulang Pada ankle terdiri atas pengelompokan , diantaranya
:
1.Fore foot, terdiri dari: Ossa metatarsalia dan Ossa phalangea
2.Mid foot, terdiri dari: Os. Navicularis, Os Cuboid dan Ossa
Cuneiforme.
3.Rear foot, terdiri dari: Os, Talus dan Os Calcaneus (Subtalar
joint/Talo calcanel joint).
3.
4. Struktur Ankle
Distal Fibular Joint
Ankle Joint ( Talo Crural joint )
Subtalar Joint ( Talo Calcaneal joint )
Inter Tarsal Joint
Cuboideocuneonavicular Joint
Intercurneiform Joint
Tarso metatarsal joint
12. 2. Definisi
Strain adalah bentuk cidera berupa penguluran
atau kerobekan pada struktur muskulo-
tendinous (otot dan tendon).Cedera ringan
dimana ligamentum tegang, tetapi tetap utuh di
sebut juga strain
Sprain adalah kekoyakan (avulsion) seluruh atau
sebagian dari dan disekeliling sendi, yang
disebabkan oleh daya yang tidak semestinya,
kebanyakan sprain terjadi pada pergelangan tangan
dan kaki, jari-jari tangan dan kaki.
13. Etiologi
Sprain :
• terjatuh / kecelakaan
• pukulan
• tidak melakukan pemanasan
sprain sering terjadi pada keadaan :
1. ankle joint : pemanasan atau berjalan pada jalan yang
tidak rata
2. knee joint : gerekan berputat
3. thumb : olaharagawan yang menggunakan raket
14. Strain :
• keadaan berulang
• tergelincir
• berlari, melompat dan melempar
• mengangkat benda berat
• mengangkat pada posisi canggung
16. Tingkat Cedera
Sprain dan strain level akut dapat dikategorikan menurut tingkat keparahan :
▪ Tingkat I – sejumlah serat robek dan anggota tubuh yang terkena cidera
terasa sedikit sakit dan bengkak, tapi fungsi dan kekuatan dari anggota
tubuh tersebut tidak berkurang.
▪ Tingkat II – serat yang robek lebih banyak dan area cidera terasa lebih
sakit dan bengkak, dengan pengurangan fungsi dan kekuatan.
▪ Tingkat III – jaringan lunak robek seluruhnya, dengan pengurangan
fungsi dan kekuatan secara signifikan. Tingkat III seringkali
membutuhkan tindakan operasi.
17. Tanda dan Gejala
Sprain cenderung memiliki gejala lebih lokal ke sendi yang terluka. Ketika sendi terluka, ada
kemungkinan untuk merasakan robekan pada sendi. Nyeri biasanya segera, dan tergantung pada
tingkat keparahan cedera, mungkin tidak mungkin untuk menggunakan sendi.
dan gejala keseleo/sprain termasuk
• rasa sakit,
• pembengkakan,
• memar,
• ketidakstabilan sendi, dan
• penurunan jangkauan gerak.
Strain, apakah akut atau kronis, memiliki gejala yang terlokalisasi pada kelompok otot
atau tendon yang terluka. Nyeri bisa di atas area kecil, atau area yang lebih besar, seperti
sekelompok otot. Nyeri bisa segera terjadi dalam ketegangan akut, atau mungkin tertunda dalam
kasus cedera yang berlebihan. Tanda dan gejala strain termasuk
• rasa sakit,
• peradangan,
• kejang otot,
• kram otot,
• kelemahan otot, dan
• memar dapat terjadi tetapi mungkin tertunda selama beberapa hari
18. Patofisiologi
daya atau tahanan yang kuat
daya atau tahanan yang kuat
evulsion
evulsion
kaki
kaki
jari tangan dan kaki
jari tangan dan kaki
pergelangan tangan
pergelangan tangan
Sprain
Sprain
19. Strain
Strain
Trauma
Trauma
langsung
Tidak langsung
Cedera
Cedera
Otot tertarik pada arah yang salah
Otot tertarik pada arah yang salah
kontaksi otot berlebihan
kontaksi otot berlebihan
Otot belum siap
Otot belum siap
strain / tarikan otot / robekan otot
strain / tarikan otot / robekan otot
perderahan lokal
perderahan lokal
memar
memar
nyeri
nyeri
20. Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
• memeriksan pembengkakan
• lokasi dan intensitas titik nyeri
• menentukan otot tulang atau sendi mana yang
terluka
Pemeriksaan penunjang
• X-ray
• MRI
21. a. Derajat / tingkat keseleo, dari ringan hingga parah
• Derajat pertama (tingkat 1, ringan): nyeri atau pembengkakan terbatas pada
sendi, tidak ada ketidakstabilan
• Derajat kedua (tingkat 2, sedang): nyeri sedang, bengkak, dan memar, dan
beberapa ketidakstabilan selama rentang gerak
• Derajat ketiga (tingkat 3, berat): nyeri hebat, bengkak, dan memar; sendi tidak
stabil; ligamen pecah atau robek sepenuhnya
b.Derajat / tingkat strain, dari ringan hingga parah
• Gelar pertama (tingkat 1, rendah): nyeri terbatas, kelembutan ringan
• Derajat kedua (tingkat 2, sedang): nyeri sedang; jangkauan gerak terbatas;
bengkak dan memar mungkin
• Derajat ketiga (tingkat 3, tinggi): nyeri hebat, terbatas atau tidak ada gerakan,
jaringan otot rusak berat dan robek
22. Penatalaksanaan
Rest
Tindakan Rest artinya pasien harus
mengistirahatkan dan melindungi wilayah otot
yang cedera
Kurangi aktifitas sehari-hari sebisa mungkin.
Jangan menaruh beban pada tempat yang
cedera selama 48 jam. Dapat digunakan alat
bantu seperti crutch (penopang/penyangga
tubuh yang terbuat dari kayu atau besi) untuk
mengurangi beban pada tempat yang cedera
23. ICEs ( Compres ice )
Kompres dingin atau es akan menghasilkan vasokontriksi untuk
mengurangi pembengkakan dengan meletakkan di bagian yang
terluka selama 2-3 menit tiga kali sehari dalam 24 jam pertama.
kita harus menempatkan kain di atas daerah yang cidera dengan
kantong es untuk menghindari luka akibat suhu rendah. Terapi
dengan kompres dingin ini harus dimulai dengan segera dan
diteruskan sampai 24-36 jam setelah luka terjadi
24. Compress
Tindakan Compress artinya menekan bagian yang mengalami
cedera dengan menggunakan perban khusus (ace bandage).
Perban ini di harapkan juga dapat mengikatkan kantong es di
tempatnya dan tetap di lanjutkan setelah terapi dingin ingin
menghindari serta mengurangi pembengkakan. Meskipun
balutan ini harus rapi, pastikan bahwa perban ini tidak terlalu
ketat karena dapat menimbulkan mati rasa, geli atau bahkan
menambah rasa sakit.
25. Elevation ( posisi )
Pada tindakan Elevation, pasien sebisa
mungkin harus mengangkat bagian cedera
lebih tinggi di atas jantung atau dada selama
24-36 jam pertama untuk memudahkan
kembalinya darah dan untuk mengurangi
pembengkakan.
26. Pengobatan
Untuk sprain ringan dan strain, dpat diberi pereda over-the-counter nyeri
seperti ibuprofen (Advil, Motrin IB, dll) atau acetaminophen (Tylenol).
Terapi
Dalam kasus sprain ringan atau sedang, penatalaksanaan menggunakan
kompres es ke daerah sesegera mungkin untuk meminimalkan
pembengkakan.
Operasi
Dalam beberapa kasus, seperti dalam kasus robek ligamen atau otot,
operasi dapat dipertimbangkan
28. Komplikasi
Komplikasi Sprain meliputi:
1. Dislokasi berulang akibat ligamen yang ruptur tersebut tidak sembuh dengan
sempurnah sehungga diperlukan pembedahan untuk memperbaikinya (jika diperlikan).
2. Gangguan fungsi ligamen (jika terjadi tarikan otot yang kuat sebelum sembuh dan
tarikan tersebut menyebabkan regangan pada ligamen yang ruptur, maka ligamen ini
dapat sembuh dengan bentuk memanjang,yang disertai pembentukan jaringan parut
secara berlebihan).
Komplikasi strain yang mungkin terdapat meliputi:
1. Ruptura total otot yang memerlukan perbaikan melalui pembedahan.
2. Miositis osifikan (inflamasi krnis dengan endapan menyerupai tulang) akibat
klasifikasi jaringan parut (koplikasi lanjut).