SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
GIZI DAN FISOLOGI
PERTEMUAN XI
Nazhif Gifari
Ilmu Gizi & FIKES
Pendahuluan
Setiap melakukan aktivitas fisik khususnya olahraga
baik dalam kegiatan pendidikan, pelatihan atau
kebugaran, selalu dihadapkan pada kemungkinan
terjadinya cedera dan pada akhirnya dapat
berakibat terganggunya aktivitas fisik, psikis dan
prestasi.
Definisi Cedera
Cedera merupakan suatu kejadian yang datang secara
tiba-tiba baik saat melakukan aktivitas sehari-hari
maupun saat berolahraga.
Cedera merupakan rusaknya jaringan yang disebabkan
adanya kesalahan teknis, benturan, atau aktivitas fisik
yang melebihi batas beban latihan, yang dapat
menimbulkan rasa sakit akibat dari kelebihan latihan
melalui pembebanan latihan yang terlalu berat sehingga
otot dan tulang tidak lagi dalam keadaan anatomis
Jenis Cedera
Ada dua jenis cedera yang sering dialami
oleh atlet, yaitu trauma akut dan overuse
Syndrome
Trauma Akut
Trauma akut adalah suatu cedera berat yang terjadi
secara mendadak, seperti robekan ligament, otot,
tendo atau terkilir, atau bahkan patah tulang.
Cedera akut biasanya memerlukan pertolongan
profesional
SPRAIN STRAIN
?
Sprain adalah
cedera pada
ligamentum,
cedera ini yang
paling sering
terjadi pada
berbagai cabang
olahraga
Strain adalah
kerusakan pada
suatu bagian otot
karena penggunaan
yang berlebihan
ataupun stress yang
berlebihan.
Tingkat 3
Tingkat 2
Tingkat 1
SPRAIN STRAIN
• Nyeri
• Memar
• Bengkak
• Sulit
Menggerakkan
Sendi
• Nyeri
• Spasme Otot
• Kelemahan Otot
• Bengkak
• Kram
• Sulit
Menggerakkan
otot
Kram Otot
Kram otot adalah kontraksi yang terus menerus
yang dialami oleh otot atau sekelompok otot dan
mengakibatkan rasa nyeri.
Penyebab kram adalah otot yang terlalu lelah,
kurangnya pemanasan serta peregangan, adanya
gangguan sirkulasi darah yang menuju ke otot
sehingga menimbulkan kejang.
Overuse Syndrome sering dialami oleh
atlet, bermula dari adanya suatu kekuatan
yang sedikit berlebihan, namun berlangsung
berulang-ulang dalam jangka waktu lama.
• Cedera Ringan, Cedera yang tidak diikuti
kerusakaan yang berarti pada jaringan tubuh kita,
misalnya kekakuan otot dan kelelahan. Pada cedera
ringan biasanya tidak diperlukan pengobatan
apapun, dan cedera akan sembuh dengan
sendirinya setelah beberapa waktu.
• Cedera Berat, Cedera yang serius, dimana pada
cedera tersebut terdapat kerusakan jaringan tubuh,
misalnya robeknya otot atau ligamen maupun patah
tulang. Kriteria cedera berat : a) Kehilangan
substansi atau kontinuitas ; b) Rusaknya atau
robeknya pembuluh darah; c) Peradangan lokal
(ditandai oleh kalor/panas, rubor/kemerahan)
Penyebab Cedera
Faktor dari luar
• Body contact sport: sepakbola, tinju, karate.
• Alat olahraga: stick hokey, raket, bola.
• Kondisi lapangan: licin, tidak rata, becek.
Faktor dari dalam
• Faktor anatomi. Panjang tungkai yang tidak sama, arcus kaki
rata, kaki cinjit, sehingga pada waktu lari akan mengganggu
gerakan.
• Latihan gerakan /pukulan yang keliru misalnya: pukulan
backhand.
• Adanya kelemahan otot.
• Tingkat kebugaran rendah
Pencegahan Cedera, hal yang perlu dilakukan untuk
mencegah terjadinya cedera olahraga antara lain:
a. Pemeriksaan awal sebelum melakukan olahraga
untuk menentukan ada tidaknya kontraindikasi dalam
berolahraga.
b. Melakukan olahraga sesuai dengan kaidah baik,
benar, terukur dan teratur.
c. Menggunakan sarana yang sesuai dengan olahraga
yang dipilih.
d. Memperhatikan kondisi prasarana olahraga.
e. Memperhatikan lingkungan fisik seperti suhu dan
kelembaban udara sekelilingnya.
Cedera Akut
• Cedera akut ini terjadi dalam waktu 0-24 jam.
Yang paling penting adalah penangannya.
Pertama adalah evaluasi awal tentang keadaan
umum penderita, untuk menentukan apakah ada
keadaan yang mengancam kelangsungan
hidupnya bila ada tindakan pertama harus
berupa penyelamatan jiwa.
• Setelah diketahui tidak ada hal yang membahayakan jiwa atau
hal tersebut telah teratasi maka dilanjutkan upaya yang
terkenal yaitu metode PRICER :
– P – Protect : Dilindungi
– R – Rest : Diistirahatkan adalah tindakan pertolongan
pertama yang esensial penting untuk mencegah kerusakan
yang lebih lanjut.
– I – Ice : Terapi dingin, gunanya mengurangi pendarahan dan
meridakan rasa nyeri.
– C – Compression : Penekanan atau balut tekan gunanya
membantu mengurangi pembengkakan jaringan dan
pendarahan lebihlanjut.
– E – Elevation : peninggian daerah cedera gunanya
mencegah statis, mengurangi edema (pembengkakan), dan
rasa nyeri.
– R – Reverall : Merujuk kerumah sakit.
Pada masa ini rehabilitasi tergantung pada problem yang ada
antara lain berupa : pemberian modalitas terapi fisik.
1. Kompres dingin Teknik : potongan es dimasukkan dalam
kantong yang tidak tembus air lalu kompreskan pada
bagian yang cedera. Lamanya : 20-30 menit dengan
interval kira-kira 10 menit.
2. Masase es Tekniknya yaitu menggosokksn es yang telah
dibungkus dengan lama 5-7 menit, dapat diulang dengan
tenggang waktu 10 menit.
3. Pencelupan atau peredaman Tekniknya yaitu memasukkan
tubuh atau bagian tubuh kedalam bak air yang dicampur
dengan es, Lamanya 10-20 menit.
4. Semprot dingin Teknik dengan menyemprotkan kloretil atau
fluorimethane ke bagian tubuh yang cedera.
Zat Gizi dan Cedera ?
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to 11 Gizi dan Fisiologi Olahraga - 2019.pptx

Similar to 11 Gizi dan Fisiologi Olahraga - 2019.pptx (20)

Hydrotherapy
Hydrotherapy Hydrotherapy
Hydrotherapy
 
Merged
MergedMerged
Merged
 
Kecederaan dalaman
Kecederaan dalamanKecederaan dalaman
Kecederaan dalaman
 
12139008 (1).ppt
12139008 (1).ppt12139008 (1).ppt
12139008 (1).ppt
 
Tulang retak
Tulang retakTulang retak
Tulang retak
 
Materi PPCO
Materi PPCOMateri PPCO
Materi PPCO
 
Satpel rematoid artritis
Satpel rematoid artritisSatpel rematoid artritis
Satpel rematoid artritis
 
Bursitis
BursitisBursitis
Bursitis
 
Satpel rematoid artritis
Satpel rematoid artritisSatpel rematoid artritis
Satpel rematoid artritis
 
Bab 6
Bab 6Bab 6
Bab 6
 
Bab 6
Bab 6Bab 6
Bab 6
 
Cedera dalam olahraga
Cedera dalam olahragaCedera dalam olahraga
Cedera dalam olahraga
 
MIND MAP FRAKTUR.pdf
MIND MAP FRAKTUR.pdfMIND MAP FRAKTUR.pdf
MIND MAP FRAKTUR.pdf
 
Osteoarthritis
OsteoarthritisOsteoarthritis
Osteoarthritis
 
Bab 8 kecederaan bahagian atas tubuh
Bab 8 kecederaan bahagian atas tubuhBab 8 kecederaan bahagian atas tubuh
Bab 8 kecederaan bahagian atas tubuh
 
Penanganan Cidera Muskuloskelatal
Penanganan Cidera MuskuloskelatalPenanganan Cidera Muskuloskelatal
Penanganan Cidera Muskuloskelatal
 
Penanganan Cidera Muskuloskelatal
Penanganan Cidera MuskuloskelatalPenanganan Cidera Muskuloskelatal
Penanganan Cidera Muskuloskelatal
 
Askep trauma muskuloskeleta1
Askep trauma muskuloskeleta1Askep trauma muskuloskeleta1
Askep trauma muskuloskeleta1
 
Materi PPM.pdf
Materi PPM.pdfMateri PPM.pdf
Materi PPM.pdf
 
Penyuluhan Lower.pptx
Penyuluhan Lower.pptxPenyuluhan Lower.pptx
Penyuluhan Lower.pptx
 

Recently uploaded

MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 

Recently uploaded (20)

MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 

11 Gizi dan Fisiologi Olahraga - 2019.pptx

  • 1. GIZI DAN FISOLOGI PERTEMUAN XI Nazhif Gifari Ilmu Gizi & FIKES
  • 2.
  • 3.
  • 4.
  • 5. Pendahuluan Setiap melakukan aktivitas fisik khususnya olahraga baik dalam kegiatan pendidikan, pelatihan atau kebugaran, selalu dihadapkan pada kemungkinan terjadinya cedera dan pada akhirnya dapat berakibat terganggunya aktivitas fisik, psikis dan prestasi.
  • 6. Definisi Cedera Cedera merupakan suatu kejadian yang datang secara tiba-tiba baik saat melakukan aktivitas sehari-hari maupun saat berolahraga. Cedera merupakan rusaknya jaringan yang disebabkan adanya kesalahan teknis, benturan, atau aktivitas fisik yang melebihi batas beban latihan, yang dapat menimbulkan rasa sakit akibat dari kelebihan latihan melalui pembebanan latihan yang terlalu berat sehingga otot dan tulang tidak lagi dalam keadaan anatomis
  • 7. Jenis Cedera Ada dua jenis cedera yang sering dialami oleh atlet, yaitu trauma akut dan overuse Syndrome
  • 8. Trauma Akut Trauma akut adalah suatu cedera berat yang terjadi secara mendadak, seperti robekan ligament, otot, tendo atau terkilir, atau bahkan patah tulang. Cedera akut biasanya memerlukan pertolongan profesional
  • 9. SPRAIN STRAIN ? Sprain adalah cedera pada ligamentum, cedera ini yang paling sering terjadi pada berbagai cabang olahraga Strain adalah kerusakan pada suatu bagian otot karena penggunaan yang berlebihan ataupun stress yang berlebihan. Tingkat 3 Tingkat 2 Tingkat 1
  • 10. SPRAIN STRAIN • Nyeri • Memar • Bengkak • Sulit Menggerakkan Sendi • Nyeri • Spasme Otot • Kelemahan Otot • Bengkak • Kram • Sulit Menggerakkan otot
  • 11.
  • 12. Kram Otot Kram otot adalah kontraksi yang terus menerus yang dialami oleh otot atau sekelompok otot dan mengakibatkan rasa nyeri. Penyebab kram adalah otot yang terlalu lelah, kurangnya pemanasan serta peregangan, adanya gangguan sirkulasi darah yang menuju ke otot sehingga menimbulkan kejang.
  • 13.
  • 14. Overuse Syndrome sering dialami oleh atlet, bermula dari adanya suatu kekuatan yang sedikit berlebihan, namun berlangsung berulang-ulang dalam jangka waktu lama.
  • 15. • Cedera Ringan, Cedera yang tidak diikuti kerusakaan yang berarti pada jaringan tubuh kita, misalnya kekakuan otot dan kelelahan. Pada cedera ringan biasanya tidak diperlukan pengobatan apapun, dan cedera akan sembuh dengan sendirinya setelah beberapa waktu. • Cedera Berat, Cedera yang serius, dimana pada cedera tersebut terdapat kerusakan jaringan tubuh, misalnya robeknya otot atau ligamen maupun patah tulang. Kriteria cedera berat : a) Kehilangan substansi atau kontinuitas ; b) Rusaknya atau robeknya pembuluh darah; c) Peradangan lokal (ditandai oleh kalor/panas, rubor/kemerahan)
  • 16. Penyebab Cedera Faktor dari luar • Body contact sport: sepakbola, tinju, karate. • Alat olahraga: stick hokey, raket, bola. • Kondisi lapangan: licin, tidak rata, becek. Faktor dari dalam • Faktor anatomi. Panjang tungkai yang tidak sama, arcus kaki rata, kaki cinjit, sehingga pada waktu lari akan mengganggu gerakan. • Latihan gerakan /pukulan yang keliru misalnya: pukulan backhand. • Adanya kelemahan otot. • Tingkat kebugaran rendah
  • 17. Pencegahan Cedera, hal yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya cedera olahraga antara lain: a. Pemeriksaan awal sebelum melakukan olahraga untuk menentukan ada tidaknya kontraindikasi dalam berolahraga. b. Melakukan olahraga sesuai dengan kaidah baik, benar, terukur dan teratur. c. Menggunakan sarana yang sesuai dengan olahraga yang dipilih. d. Memperhatikan kondisi prasarana olahraga. e. Memperhatikan lingkungan fisik seperti suhu dan kelembaban udara sekelilingnya.
  • 18. Cedera Akut • Cedera akut ini terjadi dalam waktu 0-24 jam. Yang paling penting adalah penangannya. Pertama adalah evaluasi awal tentang keadaan umum penderita, untuk menentukan apakah ada keadaan yang mengancam kelangsungan hidupnya bila ada tindakan pertama harus berupa penyelamatan jiwa.
  • 19. • Setelah diketahui tidak ada hal yang membahayakan jiwa atau hal tersebut telah teratasi maka dilanjutkan upaya yang terkenal yaitu metode PRICER : – P – Protect : Dilindungi – R – Rest : Diistirahatkan adalah tindakan pertolongan pertama yang esensial penting untuk mencegah kerusakan yang lebih lanjut. – I – Ice : Terapi dingin, gunanya mengurangi pendarahan dan meridakan rasa nyeri. – C – Compression : Penekanan atau balut tekan gunanya membantu mengurangi pembengkakan jaringan dan pendarahan lebihlanjut. – E – Elevation : peninggian daerah cedera gunanya mencegah statis, mengurangi edema (pembengkakan), dan rasa nyeri. – R – Reverall : Merujuk kerumah sakit.
  • 20.
  • 21. Pada masa ini rehabilitasi tergantung pada problem yang ada antara lain berupa : pemberian modalitas terapi fisik. 1. Kompres dingin Teknik : potongan es dimasukkan dalam kantong yang tidak tembus air lalu kompreskan pada bagian yang cedera. Lamanya : 20-30 menit dengan interval kira-kira 10 menit. 2. Masase es Tekniknya yaitu menggosokksn es yang telah dibungkus dengan lama 5-7 menit, dapat diulang dengan tenggang waktu 10 menit. 3. Pencelupan atau peredaman Tekniknya yaitu memasukkan tubuh atau bagian tubuh kedalam bak air yang dicampur dengan es, Lamanya 10-20 menit. 4. Semprot dingin Teknik dengan menyemprotkan kloretil atau fluorimethane ke bagian tubuh yang cedera.
  • 22.
  • 23. Zat Gizi dan Cedera ?