Dokumen tersebut membahas tentang kualifikasi dan kompetensi pengawas sekolah di Indonesia serta isu-isu terkait dan solusinya. Kualifikasi pengawas sekolah meliputi pendidikan minimum, pengalaman mengajar, usia, dan pangkat. Kompetensi pengawas mencakup kepribadian, supervisi, evaluasi, penelitian, dan sosial. Isu utama adalah sebaran pengawas yang tidak merata dan kualitas pengawas yang
1. KOMPETENSI
PENGAWAS DI
SEKOLAH DASAR
Oleh:
Eka Amalia Lestari (2208146)
Ana Mardiana (2208401)
Deni Ramdani (2208841)
Sarah Fauziah (2208423)
Rena Andriana (2208209)
Yusuf Khoerul Rizal (2208918)
4. Kualifikasi Pengawas Sekolah
a. Berpendidikan minimum sarjana (S1) atau
diploma empat D-IV kependidikan dari
perguruan tinggi terakreditasi;
b. Pengalaman kerja guru TK/RA atau SD/MI
minimal 4 tahun untuk menjadi pengawas;
c. Memiliki pangkat minimum piñata, golongan
ruang III/c;
d. Berusia setinggi-tingginya 50 tahun, sejak
diangkat sebagai pengawas satuan pendidikan;
e. Memenuhi kompetensi pengawas melalui uji
kompetensi (seleksi pengawas).
Kualifikasi Pengawas
Taman Kanak-Kanak / Raudhatul Athfal
(TK/RA) & Sekolah Dasar/ Madrasah
Ibtidaiyah adalah sebagai berikut :
a. Memiliki pendidikan minimum magister (S2)
kependidikan dengan berbasis sarjana S1
dalam rumpun mata pelajaran yang relevan
b. Guru SMP/ MTs bersertifikat pendidik
c. Guru SMA/ MA bersertifikat pendidik
d. Memiliki pangkat minimum piñata, golongan
ruang III/c;
e. Berusia setinggi-tingginya 50 tahun, sejak
diangkat sebagai pengawas satuan pendidikan;
f. Memenuhi kompetensi sebagai pengawas
satuan pendidikan yang dapat diperoleh melalui
uji kompetensi ( seleksi pengawas );
g. Lulus seleksi pengawas satuan pendidikan.
Kaulifikasi Pengawas Sekolah Menengah
Pertama/ Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs,
Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah
(SMA/MA) dan Sekolah Menengah Kejuruan/
Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK)
adalah sebagai berikut:
01 02
5. Kompetensi Pengawas Sekolah
1)Kompetensi Kepribadian; 2) Kompetensi Supervisi Manajerial; 3) Kompetensi Supervisi
Akademik; 4) Kompetensi Evaluasi Pendidikan; 5) Kompetensi Penelitian Pengembangan;
6) Kompetensi Sosial
Kompetensi Pengawas Taman Kanak-kana/Raudatul Athfal (TK/RA) dan
Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI)
1)Kompetensi Kepribadian; 2) Kompetensi Supervisi Manajerial; 3) Kompetensi Supervisi
Akademik; 4) Kompetensi Evaluasi Pendidikan; 5) Kompetensi Penelitian Pengembangan;
6) Kompetensi Sosial
Kompetensi Pengawas Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) dan
Pengawas Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) dalam Rumpun Mata
Pelajaran yang relevan (MIPA dan TIK, IPS, Bahasa, Olahraga Kesehatan atau Seni
Budaya)
1)Kompetensi Kepribadian; 2) Kompetensi Supervisi Manajerial; 3) Kompetensi Supervisi
Akademik; 4) Kompetensi Evaluasi Pendidikan; 5) Kompetensi Penelitian Pengembangan;
6) Kompetensi Sosial
Kompetensi Pengawas Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan
(SMK/MAK) dalam Rumpun Mata Pelajaran yang Relevan (MIPA dan TIK, IPS, Bahasa,
Olahraga Kesehatan, Seni Budaya, Teknik dan Industri, Pertanian dan Kehutanan, Bisnis
dan Manajemen, Pariwisata, Kesejahteraan Masyarakat, atau Seni dan Kerajinan)
01
02
03
7. Tugas Pokok Pengawas Sekolah adalah melaksanakan
tugas pengawasan akademik dan manajerial pada
satuan pendidikan yang meliputi penyusunan program
pengawasan, pelaksanaan pembinaan, pemantauan
pelaksanaan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan,
penilaian, pembimbingan dan pelatihan professional
Guru, evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan,
dan pelaksanaan tugas kepengawasan di daerah
khusus.
8. Pelaksanaan tugas pokok pengawas
sekolah
TUGAS
01 02 03 04 05
Monitoring
Supervisi
Penilaian
Pembinaan/
Pengembangan
Pelaporan
Dan
Tindak
Lanjut
10. Sasaran pengawasan bagi setiap
Pengawas Sekolah
Daerah khusus, beban kerja
pengawas sekolah
sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) paling sedikit 5 (lima)
satuan pendidikan secara lintas
tingkat satuan dan jenjang
pendidikan
Taman kanak-kanak/raudathul athfal dan
sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah paling
sedikit 10 satuan pendidikan dan/atau 60
(enam puluh) Guru;
Sekolah menengah
pertama/madrasah tsanawiyah
dan sekolah menengah
atas/madrasah aliyah/sekolah
menengah kejuruan/madrasah
aliyah kejuruan paling sedikit 7
satuan pendidikan dan/atau 40
(empat puluh) Guru mata
pelajaran/kelompok mata
pelajaran
Sekolah luar biasa paling sedikit 5
satuan pendidikan dan/atau 40
(empat puluh) Guru
Pengawas bimbingan dan
konseling paling sedikit 40
(empat puluh) Guru bimbingan
dan konseling
11. Unsur dan sub unsur kegiatan Pengawas
Sekolah
A B
C D
Pendidikan
Pengembangan
profesi
Pengawasan akademik
dan manajerial
Penunjang tugas
Pengawas Sekolah
13. Isu Kontemporer dan solusinya
Pengawas sekolah
merupakan orang-orang
“super”, jumlahnya sangat
terbatas. Olehnya itu, pada
beberapa daerah
Pengawas Sekolah
memiliki jangkauan kerja
yang sangat luas. Pada
satu kabupaten, hanya
terdapat satu pengawas
sekolah untuk mata
pelajaran tertentu. Proporsi
kerja yang besar, dapat
menjadi permasalahan
dalam tugas supervisi.
Sebaran Supervisor
(Pengawas) tidak
merata
Rendahnya kualitas
pengawas sekolah di
Indonesia lantaran sistem
rekruitmen yang tidak
profesional, yaitu proses
seleksi berdasarkan
keberpihakan (favoritism)
dan pertimbangan politis
di tingkat daerah.
Kualitas Pengawas
Sekolah tidak
sesuai dengan
Standar Komptensi
Pengawas
Sistem perekrutan pengawas sekolah
cenderung dilakukan asal-asalan yang
menyebabkan mutu pengawas sekolah
minim. Hasil kajian ACDP umumnya
menunjukkan bahwa pengawas
sekolah memiliki rapor merah dalam
aspek penelitian dan pengawasan
akademik. Para pengawas sekolah
belum memahami bagaimana cara
menganalisis kinerja sekolah maupun
menilai karya ilmiah guru.Menurut dia,
seharusnya pengawas sekolah
memiliki kapasitas dan pengetahuan di
atas guru dan kepala sekolah karena
pengawas yang memastikan guru dan
kepala sekolah tersebut menjalankan
tugas dan fungsinya.
Sistem Perekrutan Pengawas
masih asal - asalan
14. KESIMPULAN
bahwa peran pengawas besar sekali dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan
dilaksanakan secara bertahap dan terencana serta didukung oleh tenaga pengawas sekolah
yang professional dengan baik. Bertanggung jawab atas keberhasilan sebuah pendidikan dan
pengajaran disekolah/ madrasah. Unsur manajemen sekolah harus berperan secara maksimal
yakni peran kepala sekolah guru, serta tenaga kependidikan lainnya. Kenapa demikian karena
jika unsur manajemen sekolah tidak berdaya bahkan tidak bergerak maju dengan semestinya
sehingga sulit sekolah/ madrasah untuk maju kedepan. Membangun mutu pendidikan perlu
waktu dan proses. Di samping itu memerlukan pengetahuan dan keterampilan mendiagnosis
proses dan hasil yang tidak memenuhi kriteria. Karena itu perbaikan proses dan mengasah
keterampilan untuk menghasilkan produk yang bermutu memerlukan ketelatenan dan
pembaharuan yang terus menerus.
“
“
16. DISKUSI
1. Bu Risma (Kelompok 1)
Setuju, melihat masa kerja yang akan diampu sebagai pengawas akan lama. Selain itu perekrutan sebagai guru
penggerak sudah dirasa mencukupi kualifikasi perekrutan pengawas
2. Bu Siti (Kelompok 10)
Bahwasannya sesuai dengan dengan PP Nomor 57 tahun 2021 yang menyatakan bahwa pengawas sekolah
dihapuskan.
3. Bu Sri (Kelompok 5)
Tidak Setuju, karena hasil dari program Guru Penggerak, sekolah penggerak danlainya saat ini, belum dapat
diinterpretasikan berdampak atau tidaknya.
4.Bapak Agus (Kelompok 6)
Setuju, karena dalam proses Guru Penggerak tidak abal-abal. Namun baiknya Status Guru Penggerak tidak dijadikan
sebagai kualifikasi khusus atau syarat wajib sehingga tidak menutup kpeluang bagi yang lainnya
5. Bu Susi (Kelompok 1)
Setuju, bahwa calon KS dan Pengawas dari Guru penggerak. Karena Guru penggerak bukan menjadi syarat satu2nya.