SlideShare a Scribd company logo
1 of 38
Download to read offline
Perkembangan Hewan
Siti Rabiatul Fajri, S. Si., M.Pd
KOMPETENSI DASAR
• Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengetahui beberapa
istilah yang akan digunakan pada matakuliah SPH serta
mampu menguraikan proses pembelahan sel
2
INDIKATOR
• Mendeskripsikan beberapa istilah yang ada di matakuliah
SPH. Seperti; embriology, gametogénesis, spermatogenesis,
orgamogenesis dll
• Memahami beberapa teori-teori pertumbuhan,
• Menjelaskan proses pembelahan sel
• Membedakan pembelahan sel secara mitosis dan miosis
• Menguraikan siklus sel
3
MATERI 1
Pendahuluan dan Pembelahan Sel
4
5
Embryologi
 Ilmu tentang Pembentukan dan perkembangan embryo.
 Embryo/mudigah: Mahluk yang sedang dalam tingkat tumbuh (perubahan
dari dari bentuk yang sederhana  kompleks dan dewasa) dalam tubuh
induk (dalam rahim) maupun di luar tubuh induk (dalam telur).
 Fase pertumbuhan: Pre-natal dan post-natal. Embryologi hanya
difokuskan pada pre-natal.
 Embryologi berkaitan dengan reproduksi, tahapannya: Masa persiapan 
Masa perkawinan  Masa pembuahan  Masa pertumbuhan embryo 
Masa kelahiran.
 Penerapan embryologi: taksonomi (pembedaan berdasarkan tahapan
embryonya), prediksi kelainan anatomi/teratologi, Obsgin/ART,
perancangan metode/teknologi KB, deteksi agen polutan/sbg indikator
biologis, dll.
6
Teori Pertumbuhan
Ada 2 teori pertumbuhan:
Teori Preformasi (Marcello Malpighi, 1628-1694)
 Diterbitkan dalam Proceedings The Royal Society of London (“De Ovo
Incubato”).
 Pendapat: Berbagai bagian embryo sudah terdapat lengkap dalam telur.
 Tumbuh menjadi 2 aliran: Ovulisme (bagian embryo terdapat pada
telur) dan Animalculisme (bagian embryo terdapat pada
sperma/homunculus).
 Aristoteles (384-322 SM) menulis keadaan yang berlawanan dengan teori
ini, berdasarkan pengamatan pada embryo ayam.  “De Generatione
Animalium” dan “De Historia Animalium”  Pertumbuhan organ yang
bertahap.
7
Homunculus = Miniatur manusia yang
(diduga) ada dalam sel sperma
Ide preformasi: Kehidupan dimulai
dengan apa yang ada dalam sel
sperma.
● Manusia mini dengan organ yang
telah lengkap.
● Telur hanya merupakan tempat
tumbuh.
● Sperma merangsang pertumbuh-
an embryo.
8
Teori Epigenesis
 Bantahan terhadap teori pertama, yaitu dalam telur/sperma tidak ada alat-
alat/ bagian embryo (tapi tumbuh secara berangsur).
 Didukung oleh beberapa ilmuwan:
W. Harvey (1578-1657)  Semua hewan berasal dari telur (=Ex ovo
omnia).
Spallanzani (1729-1299)  Emberyogenesis memerlukan sesuatu dari
individu jantan dan betina
C. F. Wolff (1733-1794)  Pengamatan pertumbuhan usus ayam
M. Schleiden dan T. Schwann (1839)  teori sel (=sel adalah unit dasar
kehidupan)
Virchow (1859)  Sel berasal dari sel yang ada lebih dulu (=Omne cellula
e cellula).
 Didukung juga oleh penemuan (Anthoni van Leuwenhoek, 1677) dan
pengamatan intensif menggunakan mikroskop.
9
Periode Pertumbuhan Embryo
1. Periode persiapan  Gametogenesis hingga perkawinan
2. Periode pembuahan  Gamet menuju tempat fertilisasi hingga terjadi
fertilisasi (dan semua peristiwa yang menyertainya)
3. Periode pertumbuhan awal, dibagi lagi:
A. Tingkat pembelahan  Perubahan sel pertama setelah terjadi
fertilisasi
B. Tingkat blastula  Struktur menyerupai bola dengan ronga di tengah
(= blastocoel)
C. Tingkat gastrula  Terbentuknya lapis benih (germ layer)
D. Tingkat tubulasi  Awal terbentuknya bakal organ
4. Periode antara (hampir semua invertebrata dan beberapa vertebrata)
5. Periode pertumbuhan akhir  Pertumbuhan organ yang definitif hingga
lahir/telur menetas
10
Reproduksi
Reproduksi  Memperbanyak diri
Tujuan: Mempertahankan/menambah kehadiran spesies di alam.
Cara reproduksi:
1. Aseksual  Tanpa perkawinan, Cth: Pembelahan sederhana/amitosis,
spora, tunas, autotomi (regenerasi). Terdapat pada bakteri, protozoa dan
pada sebagian invertebrata.
2. Seksual  Dengan perkawinan  Terjadi pertemuan antar gamet jantan
(spermatozoa) dan betina (ovum)  zigot  embryo.
Gamet jantan  mikrogamet, motil, dibentuk di testis.
Gamet betina  makrogamet, banyak mengandung sitoplasma, non-
motil, dibentuk di ovarium.
11
Reproduksi Aseksual
12
Reproduksi Seksual
13
Gamet
Jantan & Betina
14
Alat reproduksi:
1. Alat reproduksi primer/utama = gonad. Pada individu jantan = testis, pada
individu betina = ovarium.
2. Alat reproduksi sekunder/tambahan = saluran dan kelenjar yang mendukung kerja
sistem reproduksi.
Pengelompokan lain:
1. Genitalia dalam = saluran dan kelenjar (yang ada dalam tubuh)
Jantan = Testis, duktus epididimis, vas deferens, kelenjar prostat, vesikula
seminalis
Betina = Ovarium, tuba, uterus, vagina dan banyak kelenjar (bukan organ yang
spesifik)
2. Genitalia luar
Jantan = penis
Betina = vulva (muara vagina)
15
Sistem Reproduksi Pria
16
Sistem reproduksi Wanita
17
Sex  Jenis kelamin
Pembagian:
1. Dioecious  1 individu, 1 jenis (alat) kelamin. Terdapat pada beberapa
invertebrata yang maju dan vertebrata.
2. Monoecious/hermafrodit  1 individu, 2 jenis (alat) kelamin. Terdapat
pada sebagian besar invertebrata.
Binatang dioecious tetap harus melakukan perkawinan/kopulasi (2
individu) untuk membentuk keturunan.
Anomali/kelainan = pseudohermafrodit  disebabkan oleh kelainan
kromosomal.
18
Organ reproduksi
dioecious pada
Platyhelminthes
(cacing pipih)
19
Gametogenesis
Binatang diecious  gonad = testis atau ovarium.
Binatang monoecious  gonad = ovotestis
Tahapan dalam gametogenesis:
1. Perbanyakan  Proliferasi dengan mitosis berulang gametogonium (sel
induk gamet).
2. Pertumbuhan  Gametogonium membesar  Gametosit I
3. Pematangan  Pematangan gametosit I via meiosis I membentuk
gametosit II  via meiosis II membentuk gametid.
4. Perubahan bentuk  Gametid bertransformasi membentuk gamet.
Jantan = spermatogonium  spermatosit I & II  spermatid  spermatozoa.
Betina = oogonium  oosit I & II  ootid  Ovum.
20
Pembelahan Sel
Embryogenesis memerlukan gamet  fertilisasi.
Gamet dibentuk dengan sebagian besar melalui pembelahan sel
(mitosis dan miosis, tergantung pada fase gamotogenesis).
Pembelahan pada gametogonium terjadi pada:
1. Inti = karyokinesis
2. Sitoplasma = sitokinesis
Karyokinesis mendahului sitokinesis
21
Pembelahan sel:
1. Mitosis
- Terjadi duplikasi set kromosom  Hasil pembelahan memiliki set
kromosom sama dengan sel induk (2N  2N)
- Sekali pembelahan
- Terjadi pada sel/jaringan somatis
- Fase pembelahan: (P, M, A, T)
2. Meiosis
- Terjadi reduksi set kromosom  Hasil pembelahan memiliki set
kromosom setengah dari sel induk (2N  N)
- Dua kali pembelahan (pembelahan 1 mirip-mitosis + pembelahan
2/reduktif)
- Terjadi pada sel/jaringan germinatif
- Fase pembelahan: P1 (P (L, Z, P, D, D), M, A, T) - interkinesis - P2
(P, M, A, T)
22
Mitosis
Pra mitosis:
 Kromatid (interaksi kromosom +
protein) berbentuk seperti benang
akan menjadi lebih tebal (=
kromatin).
 Lengan kromatid dihubungkan satu
sama lain dengan struktur
sentromer.
 Sebelum mitosis terjadi, kromatid
akan mengganda (membentuk
sister chromatids) yang terhubung
dengan sentromer yang nantinya
akan bergerak ke kutub sel  tiap
sel baru akan memiliki set
kromosom yang tetap (2n).
23
Proses Mitosis
Profase
 Kromosom/kromatid menjadi lebih padat (tampak pada mikroskop
cahaya) dan benang/mitotic spindle mulai terbentuk.
 Mitotic spindle (terbuat dari microtubule) akan membentuk kekuatan
mekanik yang mendorong kromatid bergerak menuju kutub-kutub sel.
 Mitotic spindle muncul dari struktur sentrosom, yang mengandung
struktur pengatur microtubule yang disebut sentriol.
 Membran pembungkus inti membesar kemudian menghilang.
 Pada akhir profase, mitotic spindle akan melekat pada kromosom pada
struktur yang disebut kinetochore. Sentrosom kemudian bergerak ke
kutub-kutub sel dan kinetochore akan membawa kromosom ke
pertengahan/bidang ekuatorial sel.
24
25
Metafase
 Pergerakan sentrosom telah mencapai kutub sel dan kromosom telah
berada di bidang ekuatorial/metafase (digerakkan oleh kinetokor).
 Pembentukan mitotic spindle telah sempurna dan semua kromatid telah
terikat pada mitotic spindle (pada kinetokor).
Anafase
Mitotic spindle memendek dan menarik kromatid (via kinetokor) menuju ke
masing-masing kutub sel  masing kutub mendapat porsi yang sama.
Telofase dan Sitokinesis
Pada telofase membran inti mulai terbentuk kembali di sekeliling kromosom
dan mitotic spindle (beserta apparatusnya) mulai menghilang. Telofase akan
diikuti oleh pembelahan sitoplasma (sitokinesis), membentuk 2 sel anakan
baru.
26
27
Sitokinesis
28
Siklus Sel
Siklus sel = waktu yang diperlukan suatu
sel dari saat mulai terbentuk dari
pembelahan hingga mengalami
pembelahan lagi
Siklus sel terdiri dari:
 Fase G1 (Gap 1)  Sintesis komponen
sitoplasma
 Fase S (Sintesis)  Periode replikasi
DNA
 Fase G2 (Gap 2)  Periode komponen
sitoplasma  persiapan mitosis
 Fase M (Mitosis)  Periode mitosis
Sel mamalia memiliki waktu generasi 18-
24 jam, tdd: 7-9 jam fase G1, 6-8 jam fase
S, 4 jam fase G2, dan 30-45 menit fase M
 didapat via mengamatan mikroskopis
29
Siklus sel diatur oleh adanya interaksi
protein-protein regulator yang bersifat
spesifik pada tiap fase pembelahan (=
Protein kinase dan siklin) dan protein
faktor pertumbuhan yang mengatur
proten-protein regulator tersebut 
menciptakan checkpoint pada tiap fase
Checkpoint G2 = G2 tidak akan jadi M
apabila ukuran sel tidak cukup dan tidak
terjadi replikasi kromosom.
Checkpoint M = Pembelahan tidak akan
terjadi apabila kromosom tidak melekat
pada mitotic spindle/ gelendong.
Checkpoint G1 = Tidak akan terjadi
replikasi DNA apabila nutrien tidak cukup
banyak , ukuran sel tidak cukup besar
dan tidak ada faktor pertumbuhan.
Checkpoint G2
Checkpoint M
Checkpoint G1
30
Meiosis
 Sebelum memasuki proses meiosis akan terjadi duplikasi kromosom (via
replikasi DNA) = kromosom homolog  Setiap kromosom homolog tdd 2
pasang sister chromatids yang dihubungkan satu sama lain oleh
sentromer.
 Pembelahan pertama (Meiosis I) terjadi ketika pasangan kromosom
terpisah = masing-masing bergerak ke sel anakan  setiap sel anakan
mendapat setengah dari set kromosom total dan masih berupa
homolog/sister chromatids.
 Pembelahan kedua (Meiosis II) terjadi ketika homolog/sister chromatids
terpisah = masing-masing bergerak ke sel anakan  setiap sel anakan
mendapatkan setengah dari set kromosom total dan tidak lagi berbentuk
homolog/sister chromatids (N).
 Ketika terjadi fertilisasi akan dihaslkan zigot dengan jumlah set kromosom
yang lengkap (2N)
31
Meiosis (Cont’d)
32
Meiosis (Cont’d)
Meiosis I
 Pra-Meiosis  Kromosom bereplikasi membentuk kromosom
homolog/ (tdd 2 pasang sister chromatids).
 Profase I  Terjadi sinapsis (kromosom homolog berpasangan) 
membentuk tetrad/bivalen (tdd 4 sister chromatids dari 2 kromosom
homolog).
Terjadi crossing over (= pindah silang) pada struktur chiasma (titik
silangnya = chiasmata)  terjadi proses rekombinasi genetis.
 Metafase I  Pasangan kromosom homolog bergerak ke bidang ekuator
sel.
 Anafase I  Kromosom homolog bergerak/berpisah menuju ke kutub-
kutub sel.
 Telofase I  Kromosom ada di kutub-kutub sel dan terjadi pembelahan
sitoplasma (sitokinesis).
33
Meiosis (Cont’d)
34
Meiosis (Cont’d)
Meiosis II
 Profase II  Kromosom homolog bergerak ke bidang ekuator sel.
 Metafase II  Kromosom homolog berada di bidang ekuator sel.
 Anafase II  Kromosom homolog berpisah dan penyusunnya bergerak ke
kutub-kutub sel.
 Telofase II  Sister chromatid berada di kutub-kutub sel dan diikuti
dengan pembelahan sitoplasma (sitokinesis)  Sister chromatid menjadi
unit kromosom independen
Hasil akhir = sel anakan dengan kromosom haploid yang memiliki kombinasi
material genetis dari sel parental  sifatnya tidak sama dengan kromosom
sel parental  tidak dijumpai pada perkembang-biakan aseksual yang
berbasis pada mitosis  membentuk salinan = clone.
35
Meiosis (Cont’d)
36
Meiosis (Cont’d)
37
Meiosis (Cont’d)
Keterangan Mitosis Meiosis
Jumlah pembelahan sel
Jumlah set kromosom sel
anakan dibanding dengan
parental
Sinapsis homolog
Crossing over
Perubahan kromosom anakan
dibandingkan parental
Fungsi dan siklus hidup
Satu
Sama
Tidak terjadi
Tidak ada
Identik
Reproduksi aseksual,
perbanyakan sel somatis
Dua
Setengahnya
Terjadi
Minimal satu per pasangan
kromosom/tetrad
Terjadi rekombinasi dari
kromosom parental
Reproduksi sel germinatif
Perbandingan Mitosis vs Meiosis
End of Slides
38

More Related Content

Similar to 01 - Intro.pdf

Pembelahan sel (Ramandhika Abi Karami)
Pembelahan sel (Ramandhika Abi Karami)Pembelahan sel (Ramandhika Abi Karami)
Pembelahan sel (Ramandhika Abi Karami)RamandhikaAbiKarami
 
Proses terjadinya manusia berdasarkan IPTEK
Proses terjadinya manusia berdasarkan IPTEKProses terjadinya manusia berdasarkan IPTEK
Proses terjadinya manusia berdasarkan IPTEKmugnisulaeman
 
Pembelahn Sel mitosis-meiosis.ppt
Pembelahn Sel mitosis-meiosis.pptPembelahn Sel mitosis-meiosis.ppt
Pembelahn Sel mitosis-meiosis.pptyenniernita51
 
Genetika dan Reproduksi Sel
Genetika dan Reproduksi SelGenetika dan Reproduksi Sel
Genetika dan Reproduksi SelSulistia Rini
 
Power Point Homework IPA 9 Ed. 2019.pptx
Power Point Homework IPA 9 Ed. 2019.pptxPower Point Homework IPA 9 Ed. 2019.pptx
Power Point Homework IPA 9 Ed. 2019.pptxLARASATIPRIHANTARI
 
Pembelahan Sel hewan dan tumbuhan powerpoint
Pembelahan Sel hewan dan tumbuhan powerpointPembelahan Sel hewan dan tumbuhan powerpoint
Pembelahan Sel hewan dan tumbuhan powerpointverlitarochma1
 
Materi Pembelahan Sel (GAMETOGENESIS) - Ikramina Yusti Amina.pdf
Materi Pembelahan Sel (GAMETOGENESIS) - Ikramina Yusti Amina.pdfMateri Pembelahan Sel (GAMETOGENESIS) - Ikramina Yusti Amina.pdf
Materi Pembelahan Sel (GAMETOGENESIS) - Ikramina Yusti Amina.pdfUstiAya
 
PEWARISAN_SIFAT_GENETIKA.pptx
PEWARISAN_SIFAT_GENETIKA.pptxPEWARISAN_SIFAT_GENETIKA.pptx
PEWARISAN_SIFAT_GENETIKA.pptxhalohaibandung97
 
MATERI PEMBELAHAN SEL BAB 4 KELAS 12 MARIYAH MITTAQUL JANNAH.pptx
MATERI PEMBELAHAN SEL BAB 4 KELAS 12 MARIYAH MITTAQUL JANNAH.pptxMATERI PEMBELAHAN SEL BAB 4 KELAS 12 MARIYAH MITTAQUL JANNAH.pptx
MATERI PEMBELAHAN SEL BAB 4 KELAS 12 MARIYAH MITTAQUL JANNAH.pptxFIRYAL14
 
Pembelahan sel ( mitosis n meiosis )
Pembelahan sel ( mitosis n meiosis )Pembelahan sel ( mitosis n meiosis )
Pembelahan sel ( mitosis n meiosis )riacantik96
 
Gametogenesis
GametogenesisGametogenesis
Gametogenesiscouky
 
Resume pembelahan sel Kayla Julia Andini 12 IPS 1
Resume pembelahan sel Kayla Julia Andini 12 IPS 1Resume pembelahan sel Kayla Julia Andini 12 IPS 1
Resume pembelahan sel Kayla Julia Andini 12 IPS 1CitraAgustina4
 
ppt kls 9.pptx
ppt kls 9.pptxppt kls 9.pptx
ppt kls 9.pptxainunlatar
 

Similar to 01 - Intro.pdf (20)

Pembelahan sel (Ramandhika Abi Karami)
Pembelahan sel (Ramandhika Abi Karami)Pembelahan sel (Ramandhika Abi Karami)
Pembelahan sel (Ramandhika Abi Karami)
 
Proses terjadinya manusia berdasarkan IPTEK
Proses terjadinya manusia berdasarkan IPTEKProses terjadinya manusia berdasarkan IPTEK
Proses terjadinya manusia berdasarkan IPTEK
 
Pembelahn Sel mitosis-meiosis.ppt
Pembelahn Sel mitosis-meiosis.pptPembelahn Sel mitosis-meiosis.ppt
Pembelahn Sel mitosis-meiosis.ppt
 
Genetika dan Reproduksi Sel
Genetika dan Reproduksi SelGenetika dan Reproduksi Sel
Genetika dan Reproduksi Sel
 
Power Point Homework IPA 9 Ed. 2019.pptx
Power Point Homework IPA 9 Ed. 2019.pptxPower Point Homework IPA 9 Ed. 2019.pptx
Power Point Homework IPA 9 Ed. 2019.pptx
 
Ppt miosis mitosis
Ppt miosis mitosisPpt miosis mitosis
Ppt miosis mitosis
 
Pembelahan Sel hewan dan tumbuhan powerpoint
Pembelahan Sel hewan dan tumbuhan powerpointPembelahan Sel hewan dan tumbuhan powerpoint
Pembelahan Sel hewan dan tumbuhan powerpoint
 
sistem reproduksi
sistem reproduksisistem reproduksi
sistem reproduksi
 
Materi Pembelahan Sel (GAMETOGENESIS) - Ikramina Yusti Amina.pdf
Materi Pembelahan Sel (GAMETOGENESIS) - Ikramina Yusti Amina.pdfMateri Pembelahan Sel (GAMETOGENESIS) - Ikramina Yusti Amina.pdf
Materi Pembelahan Sel (GAMETOGENESIS) - Ikramina Yusti Amina.pdf
 
PEWARISAN_SIFAT_GENETIKA.pptx
PEWARISAN_SIFAT_GENETIKA.pptxPEWARISAN_SIFAT_GENETIKA.pptx
PEWARISAN_SIFAT_GENETIKA.pptx
 
Lks wesi -pembelahan sel-
Lks wesi  -pembelahan sel-Lks wesi  -pembelahan sel-
Lks wesi -pembelahan sel-
 
MATERI PEMBELAHAN SEL BAB 4 KELAS 12 MARIYAH MITTAQUL JANNAH.pptx
MATERI PEMBELAHAN SEL BAB 4 KELAS 12 MARIYAH MITTAQUL JANNAH.pptxMATERI PEMBELAHAN SEL BAB 4 KELAS 12 MARIYAH MITTAQUL JANNAH.pptx
MATERI PEMBELAHAN SEL BAB 4 KELAS 12 MARIYAH MITTAQUL JANNAH.pptx
 
Meiosis
MeiosisMeiosis
Meiosis
 
Lesson 5.1
Lesson 5.1Lesson 5.1
Lesson 5.1
 
PPT M2 KB3
PPT M2 KB3PPT M2 KB3
PPT M2 KB3
 
Pembelahan sel ( mitosis n meiosis )
Pembelahan sel ( mitosis n meiosis )Pembelahan sel ( mitosis n meiosis )
Pembelahan sel ( mitosis n meiosis )
 
Reproduksi
ReproduksiReproduksi
Reproduksi
 
Gametogenesis
GametogenesisGametogenesis
Gametogenesis
 
Resume pembelahan sel Kayla Julia Andini 12 IPS 1
Resume pembelahan sel Kayla Julia Andini 12 IPS 1Resume pembelahan sel Kayla Julia Andini 12 IPS 1
Resume pembelahan sel Kayla Julia Andini 12 IPS 1
 
ppt kls 9.pptx
ppt kls 9.pptxppt kls 9.pptx
ppt kls 9.pptx
 

Recently uploaded

Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 

Recently uploaded (20)

Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 

01 - Intro.pdf

  • 1. Perkembangan Hewan Siti Rabiatul Fajri, S. Si., M.Pd
  • 2. KOMPETENSI DASAR • Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengetahui beberapa istilah yang akan digunakan pada matakuliah SPH serta mampu menguraikan proses pembelahan sel 2
  • 3. INDIKATOR • Mendeskripsikan beberapa istilah yang ada di matakuliah SPH. Seperti; embriology, gametogénesis, spermatogenesis, orgamogenesis dll • Memahami beberapa teori-teori pertumbuhan, • Menjelaskan proses pembelahan sel • Membedakan pembelahan sel secara mitosis dan miosis • Menguraikan siklus sel 3
  • 4. MATERI 1 Pendahuluan dan Pembelahan Sel 4
  • 5. 5 Embryologi  Ilmu tentang Pembentukan dan perkembangan embryo.  Embryo/mudigah: Mahluk yang sedang dalam tingkat tumbuh (perubahan dari dari bentuk yang sederhana  kompleks dan dewasa) dalam tubuh induk (dalam rahim) maupun di luar tubuh induk (dalam telur).  Fase pertumbuhan: Pre-natal dan post-natal. Embryologi hanya difokuskan pada pre-natal.  Embryologi berkaitan dengan reproduksi, tahapannya: Masa persiapan  Masa perkawinan  Masa pembuahan  Masa pertumbuhan embryo  Masa kelahiran.  Penerapan embryologi: taksonomi (pembedaan berdasarkan tahapan embryonya), prediksi kelainan anatomi/teratologi, Obsgin/ART, perancangan metode/teknologi KB, deteksi agen polutan/sbg indikator biologis, dll.
  • 6. 6 Teori Pertumbuhan Ada 2 teori pertumbuhan: Teori Preformasi (Marcello Malpighi, 1628-1694)  Diterbitkan dalam Proceedings The Royal Society of London (“De Ovo Incubato”).  Pendapat: Berbagai bagian embryo sudah terdapat lengkap dalam telur.  Tumbuh menjadi 2 aliran: Ovulisme (bagian embryo terdapat pada telur) dan Animalculisme (bagian embryo terdapat pada sperma/homunculus).  Aristoteles (384-322 SM) menulis keadaan yang berlawanan dengan teori ini, berdasarkan pengamatan pada embryo ayam.  “De Generatione Animalium” dan “De Historia Animalium”  Pertumbuhan organ yang bertahap.
  • 7. 7 Homunculus = Miniatur manusia yang (diduga) ada dalam sel sperma Ide preformasi: Kehidupan dimulai dengan apa yang ada dalam sel sperma. ● Manusia mini dengan organ yang telah lengkap. ● Telur hanya merupakan tempat tumbuh. ● Sperma merangsang pertumbuh- an embryo.
  • 8. 8 Teori Epigenesis  Bantahan terhadap teori pertama, yaitu dalam telur/sperma tidak ada alat- alat/ bagian embryo (tapi tumbuh secara berangsur).  Didukung oleh beberapa ilmuwan: W. Harvey (1578-1657)  Semua hewan berasal dari telur (=Ex ovo omnia). Spallanzani (1729-1299)  Emberyogenesis memerlukan sesuatu dari individu jantan dan betina C. F. Wolff (1733-1794)  Pengamatan pertumbuhan usus ayam M. Schleiden dan T. Schwann (1839)  teori sel (=sel adalah unit dasar kehidupan) Virchow (1859)  Sel berasal dari sel yang ada lebih dulu (=Omne cellula e cellula).  Didukung juga oleh penemuan (Anthoni van Leuwenhoek, 1677) dan pengamatan intensif menggunakan mikroskop.
  • 9. 9 Periode Pertumbuhan Embryo 1. Periode persiapan  Gametogenesis hingga perkawinan 2. Periode pembuahan  Gamet menuju tempat fertilisasi hingga terjadi fertilisasi (dan semua peristiwa yang menyertainya) 3. Periode pertumbuhan awal, dibagi lagi: A. Tingkat pembelahan  Perubahan sel pertama setelah terjadi fertilisasi B. Tingkat blastula  Struktur menyerupai bola dengan ronga di tengah (= blastocoel) C. Tingkat gastrula  Terbentuknya lapis benih (germ layer) D. Tingkat tubulasi  Awal terbentuknya bakal organ 4. Periode antara (hampir semua invertebrata dan beberapa vertebrata) 5. Periode pertumbuhan akhir  Pertumbuhan organ yang definitif hingga lahir/telur menetas
  • 10. 10 Reproduksi Reproduksi  Memperbanyak diri Tujuan: Mempertahankan/menambah kehadiran spesies di alam. Cara reproduksi: 1. Aseksual  Tanpa perkawinan, Cth: Pembelahan sederhana/amitosis, spora, tunas, autotomi (regenerasi). Terdapat pada bakteri, protozoa dan pada sebagian invertebrata. 2. Seksual  Dengan perkawinan  Terjadi pertemuan antar gamet jantan (spermatozoa) dan betina (ovum)  zigot  embryo. Gamet jantan  mikrogamet, motil, dibentuk di testis. Gamet betina  makrogamet, banyak mengandung sitoplasma, non- motil, dibentuk di ovarium.
  • 14. 14 Alat reproduksi: 1. Alat reproduksi primer/utama = gonad. Pada individu jantan = testis, pada individu betina = ovarium. 2. Alat reproduksi sekunder/tambahan = saluran dan kelenjar yang mendukung kerja sistem reproduksi. Pengelompokan lain: 1. Genitalia dalam = saluran dan kelenjar (yang ada dalam tubuh) Jantan = Testis, duktus epididimis, vas deferens, kelenjar prostat, vesikula seminalis Betina = Ovarium, tuba, uterus, vagina dan banyak kelenjar (bukan organ yang spesifik) 2. Genitalia luar Jantan = penis Betina = vulva (muara vagina)
  • 17. 17 Sex  Jenis kelamin Pembagian: 1. Dioecious  1 individu, 1 jenis (alat) kelamin. Terdapat pada beberapa invertebrata yang maju dan vertebrata. 2. Monoecious/hermafrodit  1 individu, 2 jenis (alat) kelamin. Terdapat pada sebagian besar invertebrata. Binatang dioecious tetap harus melakukan perkawinan/kopulasi (2 individu) untuk membentuk keturunan. Anomali/kelainan = pseudohermafrodit  disebabkan oleh kelainan kromosomal.
  • 19. 19 Gametogenesis Binatang diecious  gonad = testis atau ovarium. Binatang monoecious  gonad = ovotestis Tahapan dalam gametogenesis: 1. Perbanyakan  Proliferasi dengan mitosis berulang gametogonium (sel induk gamet). 2. Pertumbuhan  Gametogonium membesar  Gametosit I 3. Pematangan  Pematangan gametosit I via meiosis I membentuk gametosit II  via meiosis II membentuk gametid. 4. Perubahan bentuk  Gametid bertransformasi membentuk gamet. Jantan = spermatogonium  spermatosit I & II  spermatid  spermatozoa. Betina = oogonium  oosit I & II  ootid  Ovum.
  • 20. 20 Pembelahan Sel Embryogenesis memerlukan gamet  fertilisasi. Gamet dibentuk dengan sebagian besar melalui pembelahan sel (mitosis dan miosis, tergantung pada fase gamotogenesis). Pembelahan pada gametogonium terjadi pada: 1. Inti = karyokinesis 2. Sitoplasma = sitokinesis Karyokinesis mendahului sitokinesis
  • 21. 21 Pembelahan sel: 1. Mitosis - Terjadi duplikasi set kromosom  Hasil pembelahan memiliki set kromosom sama dengan sel induk (2N  2N) - Sekali pembelahan - Terjadi pada sel/jaringan somatis - Fase pembelahan: (P, M, A, T) 2. Meiosis - Terjadi reduksi set kromosom  Hasil pembelahan memiliki set kromosom setengah dari sel induk (2N  N) - Dua kali pembelahan (pembelahan 1 mirip-mitosis + pembelahan 2/reduktif) - Terjadi pada sel/jaringan germinatif - Fase pembelahan: P1 (P (L, Z, P, D, D), M, A, T) - interkinesis - P2 (P, M, A, T)
  • 22. 22 Mitosis Pra mitosis:  Kromatid (interaksi kromosom + protein) berbentuk seperti benang akan menjadi lebih tebal (= kromatin).  Lengan kromatid dihubungkan satu sama lain dengan struktur sentromer.  Sebelum mitosis terjadi, kromatid akan mengganda (membentuk sister chromatids) yang terhubung dengan sentromer yang nantinya akan bergerak ke kutub sel  tiap sel baru akan memiliki set kromosom yang tetap (2n).
  • 23. 23 Proses Mitosis Profase  Kromosom/kromatid menjadi lebih padat (tampak pada mikroskop cahaya) dan benang/mitotic spindle mulai terbentuk.  Mitotic spindle (terbuat dari microtubule) akan membentuk kekuatan mekanik yang mendorong kromatid bergerak menuju kutub-kutub sel.  Mitotic spindle muncul dari struktur sentrosom, yang mengandung struktur pengatur microtubule yang disebut sentriol.  Membran pembungkus inti membesar kemudian menghilang.  Pada akhir profase, mitotic spindle akan melekat pada kromosom pada struktur yang disebut kinetochore. Sentrosom kemudian bergerak ke kutub-kutub sel dan kinetochore akan membawa kromosom ke pertengahan/bidang ekuatorial sel.
  • 24. 24
  • 25. 25 Metafase  Pergerakan sentrosom telah mencapai kutub sel dan kromosom telah berada di bidang ekuatorial/metafase (digerakkan oleh kinetokor).  Pembentukan mitotic spindle telah sempurna dan semua kromatid telah terikat pada mitotic spindle (pada kinetokor). Anafase Mitotic spindle memendek dan menarik kromatid (via kinetokor) menuju ke masing-masing kutub sel  masing kutub mendapat porsi yang sama. Telofase dan Sitokinesis Pada telofase membran inti mulai terbentuk kembali di sekeliling kromosom dan mitotic spindle (beserta apparatusnya) mulai menghilang. Telofase akan diikuti oleh pembelahan sitoplasma (sitokinesis), membentuk 2 sel anakan baru.
  • 26. 26
  • 28. 28 Siklus Sel Siklus sel = waktu yang diperlukan suatu sel dari saat mulai terbentuk dari pembelahan hingga mengalami pembelahan lagi Siklus sel terdiri dari:  Fase G1 (Gap 1)  Sintesis komponen sitoplasma  Fase S (Sintesis)  Periode replikasi DNA  Fase G2 (Gap 2)  Periode komponen sitoplasma  persiapan mitosis  Fase M (Mitosis)  Periode mitosis Sel mamalia memiliki waktu generasi 18- 24 jam, tdd: 7-9 jam fase G1, 6-8 jam fase S, 4 jam fase G2, dan 30-45 menit fase M  didapat via mengamatan mikroskopis
  • 29. 29 Siklus sel diatur oleh adanya interaksi protein-protein regulator yang bersifat spesifik pada tiap fase pembelahan (= Protein kinase dan siklin) dan protein faktor pertumbuhan yang mengatur proten-protein regulator tersebut  menciptakan checkpoint pada tiap fase Checkpoint G2 = G2 tidak akan jadi M apabila ukuran sel tidak cukup dan tidak terjadi replikasi kromosom. Checkpoint M = Pembelahan tidak akan terjadi apabila kromosom tidak melekat pada mitotic spindle/ gelendong. Checkpoint G1 = Tidak akan terjadi replikasi DNA apabila nutrien tidak cukup banyak , ukuran sel tidak cukup besar dan tidak ada faktor pertumbuhan. Checkpoint G2 Checkpoint M Checkpoint G1
  • 30. 30 Meiosis  Sebelum memasuki proses meiosis akan terjadi duplikasi kromosom (via replikasi DNA) = kromosom homolog  Setiap kromosom homolog tdd 2 pasang sister chromatids yang dihubungkan satu sama lain oleh sentromer.  Pembelahan pertama (Meiosis I) terjadi ketika pasangan kromosom terpisah = masing-masing bergerak ke sel anakan  setiap sel anakan mendapat setengah dari set kromosom total dan masih berupa homolog/sister chromatids.  Pembelahan kedua (Meiosis II) terjadi ketika homolog/sister chromatids terpisah = masing-masing bergerak ke sel anakan  setiap sel anakan mendapatkan setengah dari set kromosom total dan tidak lagi berbentuk homolog/sister chromatids (N).  Ketika terjadi fertilisasi akan dihaslkan zigot dengan jumlah set kromosom yang lengkap (2N)
  • 32. 32 Meiosis (Cont’d) Meiosis I  Pra-Meiosis  Kromosom bereplikasi membentuk kromosom homolog/ (tdd 2 pasang sister chromatids).  Profase I  Terjadi sinapsis (kromosom homolog berpasangan)  membentuk tetrad/bivalen (tdd 4 sister chromatids dari 2 kromosom homolog). Terjadi crossing over (= pindah silang) pada struktur chiasma (titik silangnya = chiasmata)  terjadi proses rekombinasi genetis.  Metafase I  Pasangan kromosom homolog bergerak ke bidang ekuator sel.  Anafase I  Kromosom homolog bergerak/berpisah menuju ke kutub- kutub sel.  Telofase I  Kromosom ada di kutub-kutub sel dan terjadi pembelahan sitoplasma (sitokinesis).
  • 34. 34 Meiosis (Cont’d) Meiosis II  Profase II  Kromosom homolog bergerak ke bidang ekuator sel.  Metafase II  Kromosom homolog berada di bidang ekuator sel.  Anafase II  Kromosom homolog berpisah dan penyusunnya bergerak ke kutub-kutub sel.  Telofase II  Sister chromatid berada di kutub-kutub sel dan diikuti dengan pembelahan sitoplasma (sitokinesis)  Sister chromatid menjadi unit kromosom independen Hasil akhir = sel anakan dengan kromosom haploid yang memiliki kombinasi material genetis dari sel parental  sifatnya tidak sama dengan kromosom sel parental  tidak dijumpai pada perkembang-biakan aseksual yang berbasis pada mitosis  membentuk salinan = clone.
  • 37. 37 Meiosis (Cont’d) Keterangan Mitosis Meiosis Jumlah pembelahan sel Jumlah set kromosom sel anakan dibanding dengan parental Sinapsis homolog Crossing over Perubahan kromosom anakan dibandingkan parental Fungsi dan siklus hidup Satu Sama Tidak terjadi Tidak ada Identik Reproduksi aseksual, perbanyakan sel somatis Dua Setengahnya Terjadi Minimal satu per pasangan kromosom/tetrad Terjadi rekombinasi dari kromosom parental Reproduksi sel germinatif Perbandingan Mitosis vs Meiosis