2. MATERI
• Materi Pokok 1 : Konsep Komunikasi Diagolis
dan Komunikasi Antar Pribadi dalam
Pencegahan Stunting.
• Materi Pokok 2 : Prinsip Komunikasi Antar
Pribadi.
• Materi Pokok 3 : Jenis-Jenis Komunikasi Antar
Pribadi.
• Materi Pokok 4 : Enam Perilaku Prioritas
dalam Pencegahan Stunting melalui KAP.
3. Materi 1. Konsep Komunikasi Diagolis dan Komunikasi
Antar Pribadi Dalam Pencegahan Stunting
• Komunikasi Proses menyampaikan dan
menerima pesan
informasi/perasaan/pandangan mengenai
suatu topik diantara dua orang/lebih agar
memperoleh pemahaman yang sama, baik
secara verbal/non verbal.
• Komunikasi dianggap berhasil jika pesan
dapat dimengerti penerima sesuai yang
diharapkan penyampainya.
4. • Pesan yang disampaikan oleh komunikator.
• Makna yang dipahami/ditangkap oleh
komunikan/khalayak/sasaran.
• Komunikasi Diagolis komunikasi dua arah,
sehingga antara komunikator dan komunikan
melakukan proses saling tukar informasi dan
respon sehingga isi/materi/substansi yg
dibicarakan saling dipahami.
5. Materi 2. Prinsip Komunikasi Antar
Pribadi.
• Secara sederhana KAP dalam pembelajaran ini
bentuk komunikasi yg berlangsung dengan tatap
muka; bertemu secara langsung, saling melihat
wajah, mendengarkan suara, dapat mengamati
gerak gerik, bahkan melakukan sentuhan kpd
lawan bicara.
• KAP dalam keseharian penyuluhan, interaksi
dalam kelompok kecil, guru dengan murid, diskusi
kelompok, pendidikan sebaya, komunikasi
orangtua – anak/ suami – istri.
• Video Call = KAP?
6. • Sebagai alat berkomunikasi, manusia merupakan
ciptaan ALLAH yang paling sempurna; manusia bisa
bernyanyi, bercerita, menari dll.
• Masalahnya kita belum memanfaatkan semua
kecakapan manusia secara maksimal.
• KAP yang ingin mengantar ke arah perubahan perilaku
mensyaratkan petugas untuk memanfaatkan semua
sumber dan kecakapankomunikasi yang ada pada
dirinya. Bukan hanya kata-kata saja, namun yang
berdampak, bercerita, membujuk, mendongeng,
bergerak, menari, bermain drama dsb.
7. Tiga Prinsip KAP.
Komunikasi bersama sasaran/masyarakat harus
berlangsung dalam situasi:
1. Menyenangkan dan menambah keakraban,
2. Semua bicara dan mendengarkan,
3. Ke arah aksi, perubahan perilaku.
8. Menyenangkan dan menambah keakraban;
senyum, tertawa, rileks, tanpa
tekanan/ketakutan.
• Prinsipnya : Petugas perlu berkomunikasi
dengan sasaran bukan hanya dalam rangka
menyelesaikan tugas tapi juga membangun
hubungan baik/keakraban. Petugas jangan
datang hanya jika ada kepentingan.
• Apakah nakes dan masyarakat sudah akrab?
9. Semua bicara dan mendengarkan.
• Petugas lapangan bukan hanya berbagi informasi
saja tapi juga perlu mendengar pendapat
masyarakat dari pengalaman kesehariannya yang
selama ini menjadi panduan/kebiasaan
masyarakat.
• Bicara – mendengarkan adalah bentuk saling
menghargai. Saat orang dihargai orang bukan
hanya hadir secara fisik tapi hadir juga dalam
pikiran/hatinya.
10. Ke Arah Aksi Perubahan Perilaku.
• Komunikasi yang menyenangkan dan
menambah keakraban sangat baik, apalagi
memberi kesempatan semua orang berbicara
dan saling mendengarkan.
• Misalnya; ibu hamil yang semula tidak suka
dengan TTD, kemudian sampai di rumah
berubah ingin minum TTD.
11. Untuk mengantar ke perubahan perilaku, petugas
dapat mengelola percakapan yang mengingatkan
orang pada mimpi, harapan, kekhawatiran, dan
menawarkan manfaat atau resiko jangka pendek.
Sasaran harus diantar ke gerbang perubahan
perilaku; intensi/tekad yang kuat, agar
pembelajaran yang didapat, dipahami dan
disetujuinya benar-benar bertindak lanjut
perubahan perilaku.
12. Materi 3. Jenis-jenis Komunikasi Antar
Pribadi.
• Komunikasi antar pribadi dari satu orang ke
satu orang.
• Komunikasi antar pribadi dari satu orang ke
kelompok.
• Komunikasi antar pribadi dari kelompok ke
kelompok.
13. Materi 4. Enam Perilaku Prioritas Dalam
Pencegahan Stunting Melalui KAP.
• Ibu hamil mengkonsumsi Tablet Tambah
Darah setiap hari selama kehamilan. Anemia
pada ibu hamil merupakan salah satu
penyebab bayi lahir dengan BBLR. Anak yang
BBLR berpotensi mengalami gangguan
pertumbuhan dan perkembangan dimasa
akan datang.
14. • Ibu Hamil mengikuti kelas Ibu Hamil minimal
4 kali selama masa kehamilan. Kelas ibu hamil
adalah pertemuan antara Nakes dan kader
dengan para ibu hamil. Dalam kegiatan ini ibu
hamil akan mendapatkan berbagai informasi
seputar kehamilan termasuk tanda bahaya
kehamilan. Ibu hamil diharapkan rutin
mengikuti kelas ibu hamil minimal 4 kali
selama masa kehamilan.
15. • Ibu melakukan Pemberian Makanan pada
Bayi dan Anak (PMBA) secara tepat;
melakukan inisiasi Menyusui Dini; Memberi
ASI Ekslusif pada Bayi 0 – 6 Bulan, serta
memberi makanan pendamping ASI dan
makanan lokal, sambil terus memberi ASI
hingga anak berusia 2 tahun.
16. • Ibu membawa balita secara rutin ke
Posyandu sebulan sekali untuk pemeriksaan
tumbuh kembang. Ibu/pengasuh diharapkan
membawa balita ke posyandu untuk dipantau
tumbuh kembangnya secara rutin. Dengan
membawa balita ke posyandu secara rutin,
kader/nakes dapat melihat jika terdapat
tanda-tanda pertumbuhan bayi/balita tsb
mengarah ke stunting.
17. • Ibu, anak dan seluruh keluarga cuci tangan pakai
sabun (CTPS) dengan air mengalir di waktu-
waktu penting. Salah satu penyebab terjadinya
gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada
balita adalah terjadinya infeksi yang berulang.
Salah satu infeksi berulang yang sering terjadi
adalah diare pada bayi/balita. Tangan yang tidak
dicuci dengan sabun dan air mengalir dapat
memindahkan kotoran/kuman ketika menyiapkan
makanan bayi/balita yang akhirnya bisa
menyebabkan diare.
18. • Ibu, anak dan seluruh keluarga menggunakan
jamban sehat. Selain CTPS yang tidak
dilakukan oleh ibu/pengasuh, faktor lain yang
menyebabkan diare adalah adanya vektor
(lalat) yang hinggap dari kotoran (tinja) ke
makanan /piring/gelas/sendok bayi atau
balita. Jika masyarakat menggunakan jamban
sehat maka vektor memiliki esempatan yang
terbatas untuk membawa kuman dari tinja ke
makanan/perangkat makanan keluarga.