2. • Kesehatan anak menyediakan berbagai macam disiplin
komunitas berdasarkan pelayanan, menawarkan
pelayanan kesehatan pada perkembangan bayi dengan
dukungan pemerintah dan keluarga. Suatu model baru
dari keperawatan kesehatan anak diperkenalkan di barat
moreton pada tahun 2000; [the Open Plan Approach
(OPA)]. Menyediakan suatu pelayanan serupa ke model
sebelumnya.
• Pelayanan kesehatan anak perbedaan model
perawatan yang digunakan sulit untuk menentukan
efektiffitas meningkatkan hasil kesehatan
kekurangan dari pemakai pelayanan kesehatan anak dan
kinerja kunci sebagai indicator untuk mengkaji
pelayanan.
3. • Kebiasaan, pada beberapa area dari Queensland
perawatan pelayanan kesehatan anak tidak spesifik
mengidentifikasi anak dengan factor resiko
Sistem pertemuan terjadwal
Efektif mengetahui efektifitas model keperawatan anak
Pada tahun 2000 di perkenalkan suatu model
keperawatan baru oleh perawat (OPA),
pelayanan ini telah di evaluasi secara positif oleh klien
perlu evaluasi formal
4. • perlu dilakukan penelitian untuk membandingkan model
pertemuan individu dengan grup (OPA)
• TUJUAN
Untuk menganalisa pola dari kehadiran klien sebelum dan
setelah pengenalan pelayanan OPA, dan untuk
menentukan keberadaan dari perbedaan hasil antara
keduanya dengan pendekatan pelayanan kesehatan anak
5. 1. Rancangan Penelitian
Desain study komparatif, suatu analisa dalam bentuk
dokumen retrospektif dari data klien.
2. Subjek Penelitian
Sampel acak dari 200 data klien tahun 1999.
Sampel acak dari 200 data klien tahun 2001
Semua keluarga dengan bayi baru lahir yang hadir di klinik
OPA.
Klien yang home visite dan hidup didaerah pelayanan
kesehatan tidak dimasukkan dalam penelitian.
6. 3. Tempat Penelitian
Queensland, Australia
4. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
• Menggunakan teknik random sampling sesuai kriteria. Pra-
desain yaitu koleksi data mentah kemudian data klien di
ekstrak dan dimasukkan kedalam suatu database statistic
(SPSS versi 13). Data diuji berdasarkan susunan sebagai
berikut
a) Angka menyusui
b) Frekuensi dan pola kehadiran dan ketidak hadiran klien
c) Kehadiran dari klien untuk pemeriksaan dan imunisasi
d) Dan angka penyerahan ke pelayanan lain seperti dokter
umum dan pusat rawat inap.
e) Data dianalisis menggunakan analisa statistic deskriptif
inferensial
Data dianalisis menggunakan analisa statistic deskriptif
inferensial
7. Table 1. Demographic
information (n = 400) Pre-OPA (200) Post-OPA
(200)
Total (n) Significance
Maternal age 33.12 31.88 399 ns
(SD 16.81) SD 16.31)
(n = 199 ) (n = 200)
Documentation of maternal
education level
n = 2 n = 123 125 p < 0.001
df = 1
Ethnicity Australian Australian 400 ns
(192) (186)
New
Zealand (3)
New
Zealand
(3) (5)
Other (5) Other (9)
Indigenous family attendance n = 3 n = 3 6 ns
Families receiving
unemployment benefits
n = 45 n = 76 121 p = 0.003,
t = 11.68,
8. 5. Hasil
• Dari sampel data demografi (Tabel 1) menunjukkan bahwa kedua
sampel pada pra dan post OPA adalah serupa, dalam grup post OPA
terdapat pengaruh yang signifikan dari keluarga yang mengakses
pelayanan
• Pola penyerahan
Di lihat dari pola penyerahan dari ibu, tidak ada perbedaan yang
signifikan dari kedua model. Lebih dari separuh keluarga tidak
melakukan penyerahan ke jasa lain
• Pola dari kehadiran
Pada semua sampel didapatkan orang tua yang mengunjungi tempat
pelayanan adalah ibu bersama dengan anaknya. Angka rata-rata
kunjungan per orang periode 18 bulan kehadiran didapatkan 10,05
kunjungan pada pra OPA dan 8,9 kunjungan pada model OPA.
Walaupun mengalami pengurangan kunjungan, secara statistic hal ini
tidak berpengaruh nyata pada kedua model
• Perkembangan bayi, imunisasi dan nutrisi
Data dianalisis untuk menentukan jumlah angka kehadiran keluarga
secara rutin terkait pengkajian perkembangan berdasarkan usia. (lihat
Tabel. 2).. Didapatkan sampel pada pre dan post OPA kebanyakan
wanita mengakses pelayanan konsultasi sebelum memberikan ASI,
tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kedua kelompok model.
10. DATA 2005
• Setelah data pre dan post OPA dibandingkan (1999 dan 2001),
terdapat perbedaan yang signifikan diantara kedua model pelayanan
dan diidentifikasi pada area berikut
• Lama kontak dengan pelayanan
Pada statistic terdapat peningkatan yang signifikan
• Jangka waktu menyusui
Data Tahun 2005 terdapat peningkatan perempuan yang menyusui
sampai pada usia anak lebih dari 12 bulan
• Kehadiran pada pengkajian perkembangan
Kehadiran lebih sedikit pada 0 – 4 minggu pada pre OPA (Tahun 1999
dan 2001). Pada grup post OPA 2005 terdapat kecenderungan
kehadiran lebih sedikit lagi.
• Diskusi dari Plagiocephaly
Data Tahun 2005 mengalami peningkatan dari diskusi ini.
• Diskusi dari SIDS dan proteksi pencegahan
Data Tahun 2005 didapatkan strategi pencegahan yang lebih baik
• Pengkajian untuk PND menggunakan EPND
Pengkajian untuk frekuensi PND menggunakan skala EPND didukung
data pada Tahun 2001 dan 2005. Kecepatan diagnosis dari PND
adalah sama.
11. • Kesimpulan
Indicator kesehatan dari data klien seperti menyusui, durasi
dan angka penyerahan dikaji dan dibandingkan pada
evaluasi ini. Hasil menandai bahwa diantara kedua model
sangat serupa. Dengan mempertimbangkan lingkungan
ekonomi dari perawatan kesehatan.
OPA disini berpengaruh baik, dan signifikan lebih murah
untuk disediakan
12. • Penelitian tersebut sebagai salah satu usaha dalam
rangka peningkatan kesehatan ibu dan anak khususnya
pada keluarga dengan anak usia dini
• Tidak melenceng jauh pada negara kita Indonesia,
pelayanan perawatan anak di Indonesia juga telah
mengalami perubahan yang signifikan salah satunya
adalah memperluas tempat-tempat pelayanan
kesehatan. Pendidikan untuk orang tua telah ditekankan,
dan penekanannya ditempatkan pada pendekatan yang
terintegrasi untuk perkembangan anak secara
menyeluruh. Kesadaran masyarakat tentang betapa
pentingnya perawatan anak usia dini telah meningkat
sesuai dengan permintaan
13. • Salah satu tempat pelayanan kesehatan terkait adalah
Pelayanan terpadu POSYANDU dan BKB (Bina Keluarga
Balita)
mendukung penyediaan pelayanan anak usia dini
Posyandu merupakan pusat kesehatan masyarakat dimana
ibu-ibu hamil dan menyusui datang untuk menerima
perawatan kesehatan (misalnya gizi tambahan, imunisasi
dan lain-lain) untuk diri mereka dan juga anak mereka.
Sekarang mulai berubah menjadi pusat pelayanan yang
lebih luas untuk ibu-ibu dimana mereka datang 2 kali
sebulan bukan saja untuk menerima perawatan kesehatan
tetapi juga untuk belajar tentang orang tua yang
memberikan pelayanan pada anak-anaknya khususnya
anak usia dini
14. • Suatu inovasi terbaru apabila model perawatan diatas
diaplikasikan di Indonesia khususnya pada daerah dengan
status social ekonomi yang rendah, nutrisi buruk dan akses
ke tempat pelayanan kesehatan yang sulit, sehingga sulit
dicapai status kesehatan yang optimal. Tenaga kesehatan
terjun langsung kerumah masyarakat yang membutuhkan
khususnya pada keluarga dengan bayi baru lahir,
memberikan konsultasi atau informasi terperinci terkait
kesehatan anak tentu juga merupakan manajemen sumber
daya yang baik dalam meningkatkan kemandirian orang tua.