1. MOMENTUM Private Healthcare Delivery
(MPHD) Indonesia - Private Sector
PROVINSI SULAWESI SELATAN
Oleh: dr.Salwa Mochtar, Mars
Senior Program Manager – MPHD Sulawesi Selatan)
2. Deskripsi Singkat Proyek
Program USAID Momentum Private Health Care
Delivery (MPHD Indonesia – Private Sector) 2021 –
2025 bertujuan mendukung Pemerintah Indonesia
meningkatkan keterlibatan & efektivitas fasilitas
kesehatan swasta secara berkelanjutan, untuk
menyediakan layanan kesehatan ibu dan bayi baru
lahir (KIB) yang berkualitas dan berkontribusi dalam
penurunan angka kematian ibu dan bayi baru lahir.
TUJUAN
Meningkatkan akses dan mutu
layanan kesehatan Ibu dan bayi baru
lahir di fasyankes.
Memperkuat kebijakan dan regulasi
yang lebih baik bagi keterlibatan
sektor swasta.
Meningkatkan koordinasi dan
integrasi sistem kesehatan swasta-
pemerintah.
4. WILAYAH INTERVENSI MPHD
PROVINSI SULAWESI SELATAN
KABUPATEN BULUKUMBA
2 Klinik
5 PMB
1 Rumah Sakit Swasta
KABUPATEN TORAJA UTARA
2 Rumah Sakit Swasta
2 Klinik
4 PMB
KOTA MAKASSAR
10 RS Swasta
4 Klinik
1 RSUD
1 RSUD
1 RSUD
5 PMB
KABUPATEN GOWA
10 PMB
1 RSUD
3 Klinik
2 RS Swasta
1
5
1
1
2
4
4
RS RSUD Klinik
5. Fasyankes di Kota Makassar
• TPMB Sukmawati
• TPMB Renni Yuliati
• TPMB Hj.Sitti Hasniah
• TPMB Hj.A. Nani Nurcahyani
• TPMB Leli Murni
5 Tempat Praktik
Mandiri Bidan
3
• Klinik Bersalin Aura Ibu
• Klinik Bersalin Sophiara
• Klinik Azka Nadhifah
Klinik
• RSIAAnanda
• RSIA Prof. dr. H. M. Farid
• RSIAAmanat
• RSIA Kartini
• RSIA Paramount
• RSU Cahaya Medika
6 Rumah Sakit
• RS Primaya
• RS Hermina
• RSIA Sitti Hadijah 1
Muhammadiyah
• RSIA Masyita
• RSUD Kota Makassar
5 Rumah Sakit
1
• Klinik BKIA Rakyat
Klinik
Fasyankes Tahun 1
Biringkanaya
Tamalanrea
Ujung Tanah
Talo
Wajo
Bontoala
Panakkukang
Ujungpandang
Makassar
Manggala
Mariso
Mamajang
Rappocini
Tamalate
Fasyankes Tahun ke 2
TPMB
1
0
4 5
1
RS
Swasta
RSUD Klinik
7. 77%
KEMATIAN IBU TERJADI DI RUMAH SAKIT
15,6%
RUMAH
4,1%
PERJALANAN
KE RS/FASKES
2,5%
FASKES
LAIN
0,8%
LAINNYA
Sumber: Sistem Registrasi Sampel (SRS) Litbangkes Kementerian Kesehatan, 2016
8. 67,9%
KEMATIAN NEONATAL TERJADI DI RUMAH SAKIT
16,4%
RUMAH
1,9%
PERJALANAN
KE RS/FASKES
13,8%
FASKES
LAIN
1,5%
LAINNYA
Sumber: Sistem Registrasi Sampel (SRS) Litbangkes Kementerian Kesehatan, 2016
9. TIGA
TERLAMBAT
Terlambat mendapatkan pertolongan komprehensif di rumah
sakit, kurangnya kesiapan, kompetensi, pelayanan RS
(petugas, manajemen), Ketersediaan sarana, SDM, tatakelola
pelayanan, konunikasi dan jejaring rujukan.
T3 (Tempat Kematian Ketiga)
Terlambat mendapat pertolongan pertama di puskesmas,
kurangnya kesiapan, kompetensi, perilaku petugas,
ketersediaan sarana, Protap, supervisi/pembinaan, jejaring
dengan RS rujukan.
T2 (Tempat Kematian Kedua)
Terlambat mengenali tanda bahaya,
Terlambat mengambil Keputusan / merujuk.
T1 (Tempat Kematian Pertama)
10. 55%
Persalinan di
Indonesia terjadi di
fasyankes swasta
(Indonesia Family Life Survey,
2015)
55% fasyankes swasta
24% non-institusional
22% pemerintah
Hasil studi Bank Dunia di tahun 2017 menunjukkan bahwa kesiapan
fasyankes swasta dalam memberikan pelayanan KIA masih lebih
rendah dibanding fasyankes pemerintah (Maternal Health Report, 2017).
12. 44%
Perdarahan
30%
Hipertensi dalam
Kehamilan
4%
Gangguan sistem
peredaran darah
10%
Infeksi
Sumber: Profil Kesehatan Sulawesi Selatan, 2020
SEBAGIAN BESAR
KEMATIAN IBU DAN
NEONATAL DAPAT
DICEGAH
Persentase Penyebab Kematian Ibu di Provinsi Sulawesi
Selatan tahun 2020
Penyebab kematian ibu di Provinsi Sulawesi
Selatan terutama disebabkan oleh perdarahan
(44%), dan hipertensi dalam kehamilan
(30%).
DETEKSI DINI DAN PENANGANAN YANG
TEPAT DAPAT MENCEGAH KEDUA
KONDISI INI
13.
14. Kerangka Berpikir Program MPHD
• Meningkatkan ketersediaan dan kesiapan fasyankes
swasta untuk pemberian layanan KIA berkualitas.
• Penguatan sistem rujukan efektif dan efisien.
• Meningkatkan kepatuhan Faskes swasta terhadap standar mutu klinis.
• Mendorong budaya peningkatan mutu di fasilitas pelayanan kesehatan
dan pada pelaksanaan program kesehatan.
• Memberdayakan pasien, keluarga dan masyarakat.
• Memperkuat tata kelola organisasi mutu dan subsistem kesehatan yang
terkait mutu pelayanan kesehatan.
• Meningkatkan komitmen pemerintah pusat,daerah dan pemangku
kepentingan.
• Mendorong pengukuran mutu, penelitian dan pemanfaatan informasi
strategis dalam pelayanan kesehatan Ibu dan Bayi.
Hasil Jangka Menengah - 1
Meningkatkan Akses Pelayanan
Maternal dan Neonatal dari
Fasyankes Swasta (Primer dan
Rujukan) di Wilayah Intervensi.
Hasil Jangka Menengah - 2
Meningkatnya kualitas layanan
KIB yang diberikan oleh penyedia
layanan kesehatan primer dan
rujukan di beberapa kabupaten
yang menjadi target.
Hasil Jangka Menengah - 3
Menguatnya kebijakan, komitmen
pemerintah dan peran pemangku
kepentingan terhadap kualitas
layanan untuk keterlibatan sektor
swasta.
1. Meningkatnya
akses dan mutu
pelayanan KIB di
Fasyankes swasta
2. Adanya model
integrasi
pelayanan KIB
fasyankes swasta
dan pemerintah
yang bisa
direplikasi dan
berkelanjutan
Berkontribusi pada
penurunan kematian Ibu
dan bayi baru lahir yang
dapat dicegah di
Kabupaten/ Kota
Hasil Jangka Pendek dan Menengah OUTCOME DAMPAK
15. KRITERIA PEMILIHAN KABUPATEN/KOTA INTERVENSI
KOMITMEN
Memiliki Kepala
Daerah yang
berkomitmen
terhadap Program
Penurunan AKI dan
AKB
LOKUS
Merupakan lokus
Program Penurunan
AKI dan AKB dari
Kementerian
Kesehatan RI
FASYANKES
Memiliki fasyankes
swasta terbanyak
JEJARING
Memiliki potensi
jejaring rujukan yang
dapat dikuatkan
16. Fase Kegiatan (Total 25 Kabupaten/Kota)
• Melakukan asesmen dan baseline, membangun kemitraan dengan fasyankes swasta.
• Mengembangkan model mutu layanan dan membangun kapasitas fasyankes swasta.
• Memulai kegiatan di beberapa fasyankes dalam jejaring maupun non-jejaring di kabupaten prioritas.
Pengenalan (10 kabupaten/kota)
• Memperluas cakupan (ke 15 kabupaten tambahan) dan menambah fokus kegiatan.
• Memperkuat integrasi sistem informasi antara fasyankes pemerintah dan swasta.
• Mendapatkan bukti dan penyempurnaan model.
Perluasan Kegiatan (25 kabupaten/kota)
Tahun
1
(2021)
• Memastikan keberlanjutan serta kepemilikan kegiatan.
• Memperkuat tatakelola serta kapasitas pemerintah dan kesesuaian kebijakan.
• Replikasi fasyankes swasta yang lebih banyak melalui pendanaan pemeintah dan/atau swasta.
Pemantapan Kegiatan (10 kabupaten/kota)
Tahun
4-5
(2024-2025)
Tahun
2-3
(2022-2023)
17. Fokus Kegiatan Pendampingan
• Penguatan sistem rujukan melalui audit kasus, pemanfaatan SISRUTE, BPJS
(identifikasi dan advokasi).
• Pendampingan FKTP & FKRTL swasta dalam melakukan tata kelola klinis,
manajemen dan program KIA secara periodik, termasuk penyempurnaan panduan
praktik klinis (PPK), Clinical Pathway (CP) dan audit kematian (near miss), emergency
drill dan alat pantau kinerja klinis & rujukan.
Peningkatan Akses
• Penyempurnaan Panduan Praktik Klinis (PPK), Clinical Pathway (CP)
• Audit kematian/near miss, emergency drill, alat pantau kinerja.
Meningkatkan Kualitas Layanan Kesehatan
Ibu dan Bayi Baru Lahir
Photo Credit: Oscar Siagian/USAID Jalin
18. Fokus Kegiatan Pendampingan
• Pengukuran dan kepatuhan pelaporan pelayanan maternal & neonatal, Point of Care
Continuous Quality Improvement (POCQI), dan perilaku komunikasi.
• Optimalisasi audit kasus di fasyankes, penyusunan dan ujicoba standar akreditasi pelayanan
KIB di FKTP swasta.
Implementasi Budaya Mutu &
Keselamatan Pasien
Pelaksanaan survei kepuasan pelanggan, maklumat pelayanan.
Pemberdayaan Pasien/
Keluarga/Masyarakat
Photo Credit: Oscar Siagian/USAID Jalin
19. Fokus Kegiatan Pendampingan
• Pengembangan Tim Pembina Cluster Binaan (TPCB), kerjasama FKRTL dan FKTP
dalam layanan KIBBL.
• Mengembangkan perjanjian kerjasama jejaring rujukan antar fasyankes di tingkat
kabupaten/kota.
Pembinaan Model Jejaring Rujukan
• Memperkuat tata kelola organisasi mutu dan subsistem kesehatan dengan melibatkan
manajemen RS, Dinas Kesehatan, dan Kelompok Kerja (Pokja).
• Desk review terkait kebijakan Public Private Partnership dan kebijakan upaya pelayanan
KIBBL terpadu di tingkat daerah.
Penguatan Komitmen, Advokasi & Kebijakan
Photo Credit: Oscar Siagian/USAID Jalin
20. Fokus Kegiatan Pendampingan
Penguatan penggunaan dan pemanfaatan data
e-Kohort, SIMATNEO, MPDN/AMPSR, SISRUTE, SIMRS.
Sistem Informasi Digital
• Peningkatan kinerja bisnis melalui kerjasama dengan pihak swasta (non-kesehatan).
• Penguatan Bidan Delima melalui CPD (Continuing Professional Development).
Pelibatan Sektor Swasta
• Tindak lanjut pengembangan instrumen, pertemuan berkala dengan tim mentor
kabupaten/kota.
• Pengukuran indikator mutu fasyankes dan indikator program serta pengembangan
dokumen Knowledge Management.
Monitoring, Evaluasi, dan Pembelajaran
Photo Credit: Oscar Siagian/USAID Jalin
Koordinasi yang kuat dan saling melengkapi dengan program MOMENTUM Country and Global Leadership (MCGL)
Mitra utama di Kemenkes: Direktorat Mutu Akreditasi Yankes (MAY) berkoordinasi dengan Direktorat Kesehatan Keluarga, Layanan Kesehatan Primer, Layanan Kesehatan Rujukan dan PPJK
Koordinasi yang kuat dan saling melengkapi dengan program MOMENTUM Country and Global Leadership (MCGL)
Mitra utama di Kemenkes: Direktorat Mutu Akreditasi Yankes (MAY) berkoordinasi dengan Direktorat Kesehatan Keluarga, Layanan Kesehatan Primer, Layanan Kesehatan Rujukan dan PPJK
Koordinasi yang kuat dan saling melengkapi dengan program MOMENTUM Country and Global Leadership (MCGL)
Mitra utama di Kemenkes: Direktorat Mutu Akreditasi Yankes (MAY) berkoordinasi dengan Direktorat Kesehatan Keluarga, Layanan Kesehatan Primer, Layanan Kesehatan Rujukan dan PPJK
Koordinasi yang kuat dan saling melengkapi dengan program MOMENTUM Country and Global Leadership (MCGL)
Mitra utama di Kemenkes: Direktorat Mutu Akreditasi Yankes (MAY) berkoordinasi dengan Direktorat Kesehatan Keluarga, Layanan Kesehatan Primer, Layanan Kesehatan Rujukan dan PPJK