Dokumen tersebut membahas tentang jaminan sosial tenaga kerja di Indonesia yang mencakup jaminan kecelakaan kerja, kematian, hari tua, dan pemeliharaan kesehatan. Dibahas pula jenis-jenis jaminan, cara penghitungan iuran, besaran manfaat, dan tata cara pengajuan klaim untuk masing-masing jaminan.
1. 2222..0099..1144 0011::4499
HUBUNGAN INDUSTRIAL
Sesi 4
Oleh: Mohammad Mustaqim, MM, AAAIJ, QIP
Jaminan Sosial Tenaga Kerja
• Saat Jam Kerja (Astek)
Jenis-Jenis Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Cara Penghitungan Premi Jamsostek
Jaminan untuk pekerja harian/proyek
• Diluar Jam Kerja (JKDK)
2. Pasal 99 UU No. 13 tahun 2003
1. Setiap pekerja/buruh dan keluarganya berhak
untuk memperoleh jaminan sosial tenaga kerja.
2. Jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Yang dimaksud di ayat 2 tersebut adalah UU No. 3 tahun 1992
2222..0099..1144 0011::4499
mustaqim@corpHR.com
4. 2222..0099..1144 0011::4499
Hak Dasar Karyawan
Sesuai UU No.3
Tahun 1992 dan
PP No. 14 Tahun
1993
Jaminan
Penggantian Uang
Jaminan
Pelayanan
Jaminan Kecelakaan
Kerja (JKK)
Jaminan Kematian
(JKM)
Jaminan Hari Tua
(JHT)
Jaminan
Pemeliharaan
Kesehatan (JPK)
Rawat Jalan
Rawat Inap
Penggantian Kacamata
Rawat Gigi
Rawat Melahirkan
5. Jaminan Asuransi Sosial Tenaga
Kerja
Definisi
Jaminan sosial tenaga kerja adalah suatu perlindungan bagi
tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai
pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau
berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau
keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan
kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua dan meninggal dunia.
Peserta
Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 10
(sepuluh) orang atau lebih , atau membayar upah paling
sedikit Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) sebulan, wajib
mengikutsertakan tenaga kerjanya pada Program Jamsostek
2222..0099..1144 0011::4499
(PP No. 14 / 1993)
6. 2222..0099..1144 0011::4499
Definisi Benefit Jamsostek
Kecelakaan Kerja
Kecelakaan Kerja adalah peristiwa kecelakaan yang terjadi dalam bekerja, termasuk
penyakit yang timbul dalam bekerja dan kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan
berangkat dari rumah menuju tempat kerja dan pulang ke rumah melalui jalan
yang biasa atau wajar dilalui.
Kematian
Kematian adalah peristiwa meninggal dunia yang bukan disebabkan oleh
kecelakaan kerja, seperti sakit, korban kriminilitas dan lain-lain.
Hari Tua
Hari Tua adalah kondisi dimana seorang karyawan telah mencapai usia 55 tahun
atau mengalami cacat total tetap setelah ditetapkan oleh dokter atau memenuhi
persyaratan tertentu.
Pemeliharaan Kesehatan
Hak karyawan dalam bentuk pelayanan yang diberikan jika karyawan tersebut
mengalami gangguan kesehatan. Hak pelayanan kesehatan ini berlaku bukan
hanya untuk karyawan, tapi juga untuk tanggungannya, yaitu seorang istri dan
maksimal 3 anak kandung.
7. 2222..0099..1144 0011::4499
Iuran Premi Jamsostek
Jaminan Kecelakaan Kerja
Kelompok I : 0.24% dari upah sebulan
Kelompok II : 0.54% dari upah sebulan;
Kelompok III : 0.89% dari upah sebulan;
Kelompok IV : 1.27% dari upah sebulan;
Kelompok V : 1.74 % dari upah sebulan;
Jaminan Hari Tua , sebesar 5.70% dari upah sebulan;
Jaminan Kematian, sebesar 0.30% dari upah sebulan
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan, sebesar 6% dari upah
sebulan bagi tenaga kerja yang sudah berkeluarga, dan 3%
dari upah bagi tenaga kerja yang belum menikah.
8. 2222..0099..1144 0011::4499
Catatan Iuran Premi Jamsostek
Iuran jaminan kecelakaan kerja, jaminan
kematian dan jaminan pemeliharaan kesehatan
ditanggung sepenuhnya oleh pengusaha
Iuran jaminan hari tua sebesar 3.70%
ditanggung oleh pengusaha dan sebesar 2%
ditanggung oleh tenaga kerja.
Dasar perhitungan iuran jaminan pemeliharaan
kesehatan dari upah sebulan setinggi-tingginya
Rp.1.000.000,-(satu juta rupiah)
9. Jenis Kelompok Usaha
2222..0099..1144 0011::4499
Kelompok I
Perusahaan Dagang, Bank, Konveksi, Perusahaan Jasa, dll
Kelompok II
Pabrik gula, Pabrik Rokok, Perkebunan Rakyat, Jasa Hiburan, dll
Kelompok III
Industri Makanan, Pabrik Minuman dan Alkohol, Percetakan, Perusahaan
Farmasi, Hotel, dll
Kelompok IV
Pabrik Kendaraan bermotor, Perusahaan Angkutan Darat, dll
Kelompok V
Perusahaan Angkutan Laut/Udara, Perusahaan Penggalian, Pertambangan,
Pabrik Bahan Peledak, dll
10. 2222..0099..1144 0011::4499
Ilustrasi
Seorang karyawan Bank swasta yang telah menikah
dengan dikaruniai 2 anak didaftarkan oleh
perusahaannya sebagai peserta Jamsostek untuk
benefit : JKM, JKK, JHT dan JPK. Upah terakhir
ybs adalah IDR 3.000.000,- per bulan.
Tentukan besar iuran premi per bulan yang harus
dibayarkan ke PT. Jamsostek!
Tentukan Iuran premi yang menjadi tanggung jawab dan
dibebankan kepada karyawan tsb!
11. 2222..0099..1144 0011::4499
Jawab
J K M : 0.30% x Rp 3.000.000,- = Rp 9.000,-
J H T : 5.70% x Rp.3.000.000,- = Rp 171.000,-
J K K : 0.24% x Rp.3.000.000,- = Rp 7.200,-
J P K : 6.00% x Rp.1.000.000,- = Rp 60.000,- +
Iuran Premi Jamsostek: Rp 247.200,-
Beban Karyawan:
2,00% x Rp. 3.000.000,- Rp 60.000,-
-
Beban Pengusaha: Rp 187.200,-
12. Besar Jaminan Kecelakaan Kerja (PP Nomor 64 tahun 2005) Besar Jaminan Kecelakaan Kerja (PP Nomor 64 tahun 2005)
2222..0099..1144 0011::4499
Biaya Transport
Darat Rp. 150.000,- Laut Rp. 300.000,- Udara Rp. 400.000,-
Sementara tidak mampu bekerja
4 bulan pertama 100% upah, 4 bulan kedua 75 % upah, Selanjutnya 50 % upah
Biaya Pengobatan/Perawatan
Maksimal Rp 8.000.000,-
Santunan Cacat
Total-tetap:
Sekaligus 70 % x 70 bulan upah
Berkala (2 tahun) Rp. 200.000,- per bulan
Sebagian-tetap: % tabel x 70 bulan upah
Kurang fungsi: % kurang fungsi x % tabel x 70 bulan upah.
Santunan Kematian
Sekaligus 60 % x 70 bulan upah
Berkala (2 tahun) Rp. 200.000,- per bulan
Biaya pemakaman Rp. 1.500.000,-
Biaya Rehabilitasi
Patokan harga RS DR. Suharso, Surakarta ,ditambah 40 %
Prothese anggota badan
Alat bantu (kursi roda)
13. 2222..0099..1144 0011::4499
Tabel
Prosentase
Cacat Tetap
Sebagian
MACAM CACAD TETAP SEBAGIAN % X UPAH
- Lengan kanan dari sendi bahu ke bawah 40
- Lengan kiri dari sendi bahu ke bawah 35
- Lengan kanan dari atau dari atas siku ke bawah 35
- Lengan kiri dari atau dari atas siku bawah 30
- Tangan kanan dari atau dari atas siku pergelangan ke bawah 32
- Tangan kiri dari atau dari atas pergelangan ke bawah 28
- Kedua belah kaki dari pangkal paha ke bawah 70
- Sebelah kaki dari pangkal paha ke bawah 35
- Kedua belah kaki dari mata kaki ke bawah 50
- Sebelah kaki dari mata kaki ke bawah 25
- Kedua belah mata 70
- Sebelah mata atau diplopia pada penglihatan dekat 35
- Pendengaran pada kedua belah telinga 40
- Pendengaran pada sebelah telinga 20
- Ibu jari tangan kanan 15
- Ibu jari tangan kiri 12
- Telunjuk tangan kanan 9
- Telunjuk tangan kiri 7
- Cacad hilangnya cuping hidung 30
- Perforasi sekat rongga hidung 15
- Kehilangan daya penciuman 10
- Hilangnya kemampuan kerja fisik
- 50% - 70% 40
- 25% - 50% 20
- 10% - 25% 5
- Hilangnya kemampuan kerja mental tetap 70
- Kehilangan sebagian fungsi penglihatan setiap kehilangan efisiensi
tajam penglihatan 10%
7
-
Apabila efisiensi penglihatan kanan dan kiri berbeda, maka efisiensi
penglihatan binokuler dengan rumus kehilangan efisiensi penglihatan
(3 x % ef. peng. Terbaik) + % ef.
Peng. Terburuk. Setiap kehilangan efisiensi Tajam penglihatan 10%
7
Kehilangan penglihatan warna 10
Setiap kehilangan lapangan pandang 10% 7
14. 2222..0099..1144 0011::4499
Tata Cara Pengajuan JKK
Apabila terjadi kecelakaan kerja pengusaha wajib mengisi form
jamsostek 3 (laporan kecelakaan tahap I) dan mengirimkan kepada PT.
Jamsostek tidak lebih dari 2x24 Jam terhitung sejak terjadinya
kecelakaan.
Setelah tenaga kerja dinyatakan sembuh oleh dokter yang merawat /
meninggal dunia, pengusaha wajib mengisi form 3a (laporan
kecelakaan tahap II) dan dikirim kepada PT. Jamsostek tidak lebih dari
2X 24 jam sejak tenaga kerja dinyatakan sembuh/meninggal.
Selanjutnya PT. Jamsostek akan menghitung dan membayar santunan
dan ganti rugi kecelakaan kerja yang menjadi hak tenaga
kerja/ahliwaris.
Form Jamsostek 3a berfungsi sebagai pengajuan permintaan
pembayaran jaminan disertai bukti-bukti:
Fotokopi kartu peserta.
Surat keterangan dokter yang merawat dalam bentuk form Jamsostek 3b
atau 3c.
Kwitansi biaya pengobatan dan perawatan serta kwitansi pengangkutan.
15. 2222..0099..1144 0011::4499
BBeessaarr JJaammiinnaann KKeemmaattiiaann
Dengan PP No. 14 Tahun 1993, ditetapkan :
Santunan kematian sebesar Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah);
Biaya pemakaman sebesar Rp 200.000,- (dua ratus ribu rupiah);
Dengan PP No. 83 Tahun 2000, ditetapkan :
Santunan kematian sebesar Rp 3.000.000,- (tiga juta rupiah)
Biaya pemakaman sebesar Rp 600.000,- (enam ratus ribu rupiah)
Dengan PP Nomor 64 Tahun 2005, ditetapkan :
Santunan Kematian sebesar Rp. 6.000.000,- (enam juta rupiah)
Biaya Pemakaman Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah);
Santunan Berkala sebesar Rp. 200.000,- / bulan (selama 24 bulan)
16. 2222..0099..1144 0011::4499
Tata Cara Pengajuan JKM
Pengusaha/Keluarga dari tenaga kerja yang
meninggal dunia mengisi dan mengirim form 4
kepada PT. Jamsostek disertai bukti-bukti :
Kartu peserta
Surat keterangan kematian dari Rumah
sakit/Kepolisian/Kelurahan
Identitas ahli waris (photo copy KTP/SIM dan Kartu
Keluarga)
PT. Jamsostek akan membayar jaminan kepada
yang berhak.
17. 2222..0099..1144 0011::4499
BBeessaarr JJaammiinnaann HHaarrii TTuuaa
Besarnya Jaminan Hari Tua adalah sebesar iuran yang terkumpul ditambah
dengan hasil pengembangannya, dibayarkan apabila tenaga kerja :
Mencapai umur 55 tahun atau meninggal dunia, atau cacat total tetap
Mengalami PHK setelah menjadi peserta sekurang-kurangnya 5 tahun
dengan masa tunggu 6 bulan
Pergi keluar negeri tidak kembali lagi, atau menjadi PNS/ABRI.
Jaminan hari tua dibayar kepada tenaga kerja yang telah mencapai usia 55
(lima puluh lima) tahun atau cacat total untuk selama-lamanya dapat
dilakukan :
sekaligus apabila jumlah seluruh jaminan hari tua yang harus dibayar
kurang dari Rp 3.000.000,- (tiga juta rupiah); atau
berkala apabila seluruh jumlah jaminan hari tua mencapai Rp
3.000.000,- (tiga juta rupiah) atau lebih, dan dilakukan paling lama 5
(lima) tahun.
Pembayaran jaminan hari tua secara berkala dilakukan atas pilihan
tenaga kerja yang bersangkutan.
18. 2222..0099..1144 0011::4499
Tata Cara Pengajuan JHT
Setiap permintaan JHT, tenaga kerja harus mengisi dan menyampaikan
formulir 5 Jamsostek kepada kantor Jamsostek setempat dengan
melampirkan :
Kartu peserta Jamsostek (KPJ) asli.
Kartu Identitas diri KTP/SIM (fotokopi).
Tambahan dokumen (tergantung kondisinya):
Surat Keterangan Dokter
Pernyataan tidak bekerja lagi di Indonesia
Photocopy Paspor
Photocopy VISA
Surat keterangan kematian dari Rumah Sakit/Kepolisian/Kelurahan.
Photocopy Kartu keluarga.
Photocopy surat keterangan berhenti bekerja dari perusahaan.
Surat pernyataan belum bekerja lagi
19. Hak Setelah Hubungan Kerja berakhir
Tenaga kerja yang berdasarkan keterangan dokter yang ditunjuk
dinyatakan menderita penyakit yang timbul karena hubungan kerja,
berhak memperoleh jaminan kecelakaan kerja meskipun hubungan
kerja telah berakhir.
2222..0099..1144 0011::4499
Hak atas hubungan jaminan kecelakaan kerja sebagaimana
dimaksud diatas diberikan apabila penyakit tersebut timbul dalam
jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun terhitung sejak hubungan
kerja berakhir.
Sesuai PSAK no.24-Revisi 2004 dinyatakan bahwa tiap perusahaan
selain wajib memenuhi pembayaran Imbalan kerja jangka
pendek, seperti upah,gaji, iuran jaminan sosial, cuti tahunan, cuti
sakit, bagi laba dan bonus serta imbalan non moneter, tiap
perusahaan juga diwajibkan memenuhi penyiapan pembayaran
Imbalan pasca kerja. Regulasi ini menyiratkan perlunya tiap
perusahaan mengantisipasi kewajiban masa depannya secara
bijaksana baik melalui jasa asuransi atau lembaga keuangan lainnya.
20. Penyakit Akibat Hubungan Kerja
(1)
1. Pnemokoniosis yang disebabkan debu mineral pembentuk jaringan parut
(silikosis, antrakosilikosis, asbestosis) dan silikotuberkulosis yang
silikosisnya merupakan faktor utama penyebab cacat atau kematian.
2222..0099..1144 0011::4499
2. Penyakit paru dan saluran pernapasan (bronkhopulmoner) yang
disebabkan oleh debu logam keras.
3. Penyakit paru dan saluran pernapasan (bronkhopulmoner) yang
disebabkan oleh debu kapas, vlas, henep dan sisal (bissinosis).
4. Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab sensitisasi dan zat
perangsang yang dikenal yang berada dalam proses pekerjaan.
5. Alveolitis allergika yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai akibat
penghirupan debu organik.
6. Penyakit yang disebabkan oleh berilium atau persenyawaannya yang
beracun.
7. Penyakit yang disebabkan kadmium atau persenyawaannya yang beracun.
8. Penyakit yang disebabkan fosfor atau persenyawaannya yang beracun.
9. Penyakit yang disebabkan oleh krom atau persenyawaannya yang beracun.
10. Penyakit yang disebabkan oleh mangan atau persenyawaannya yang
beracun.
21. Penyakit Akibat Hubungan Kerja
(2)
11. Penyakit yang disebabkan oleh arsen atau persenyawaannya yang
2222..0099..1144 0011::4499
beracun.
12. Penyakit yang disebabkan oleh raksa atau persenyawaannya yang
beracun.
13. Penyakit yang disebabkan oleh timbal atau persenyawaannya yang
beracun.
14. Penyakit yang disebabkan oleh fluor atau persenyawaannya yang
beracun.
15. Penyakit yang disebabkan oleh karbon disulfida.
16. Penyakit yang disebabkan oleh derivat halogen dari persenyawaan
hidrokarbon alifatik atu aromatik yang beracun.
17. Penyakit yang disebabkan oleh benzena atau homolognya yang beracun.
18. Penyakit yang disebabkan oleh derivat nitro dan amina dari benzena
atau homolognya yang beracun.
19. Penyakit yang disebabkan oleh nitrogliserin atau ester asam nitrat
lainnya.
20. Penyakit yang disebabkan oleh alkohol, glikol atau keton.
22. Penyakit Akibat Hubungan Kerja
(3)
21. Penyakit yang disebabkan oleh gas atau uap penyebab asfiksia atau
keracunan seperti karbon monoksida, hidrogensianida, hidrogen sulfida,
atau derivatnya yang beracun, amoniak seng, braso dan nikel.
22. Kelainan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan.
23. Penyakit yang disebabkan oleh getaran mekanik (kelainan-kelainan otot,
2222..0099..1144 0011::4499
urat, tulang persendian, pembuluh darah tepi atau syaraf tepi).
24. Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dalam udara yang bertekanan
lebih.
25. Penyakit yang disebabkan oleh radiasi elektro magnetik dan radiasi yang
mengion.
26. Penyakit kulit (dermatoses) yang disebabkan oleh penyebab fisik, kimiawi
atau biologik.
27. Kanker kulit epitelioma primer yang disebabkan oleh ter, pic, bitumen,
minyak mineral, antrasena atau persenyawaan, produk atau residu dari zat
tersebut.
28. Kanker paru atau mesotelioma yang disebabkan oleh asbes.
29. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit yang
didapat dalam suatu pekerjaan yang memiliki risiko kontaminasi khusus.
30. Penyakit yang disebabkan oleh suhu tinggi atau rendah atau panas radiasi
atau kelembaban udara tinggi.
31. Penyakit yang disebabkan bahan kimia lainnya termasuk bahan obat.
24. For Expatriat (TKA)
KEPUTUSAN Menakertrans RI NOMOR : KEP-67/MEN/IV/2004
2222..0099..1144 0011::4499
TENTANG
PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA BAGI TENAGA
KERJA ASING
Pasal 2
Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja asing di Indonesia wajib mengikutsertakan
tenaga kerja asing yang bersangkutan dalam Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
PERATURAN Menakertrans RI NOMOR : PER-02/MEN/XII/2004
TENTANG
PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA BAGI TENAGA
KERJA ASING
Pasal 2
Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja asing yang telah memiliki perlindungan
melalui Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja di negara asalnya yang sejenis dengan
Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja sebagaimana diatur dalam UU No.3 thn 1992
tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja, tidak wajib mengikutsertakan tenaga kerja asing
yang bersangkutan dalam Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja di Indonesia
25. Sanksi Bagi Pengusaha Yang Melanggar
2222..0099..1144 0011::4499
hukuman kurungan selama-lamanya
6 (enam) bulan atau denda
setinggi-tingginya Rp 50.000.000,-
(lima puluh juta rupiah).
Setelah diberikan peringatan tetapi
tidak melaksanakan kewajibannya
dikenakan sanksi administratif
berupa pencabutan ijin usaha.
26. KATEGORI KECELAKAAN DILUAR JAM KERJA
1. Kecelakaan yang terjadi pada waktu cuti atau hari-hari
libur lainnya, dimana yang bersangkutan bebas dari
urusan pekerjaan yang menjadi tugas dan
tanggungjawabnya, kecuali jika yang bersangkutan
mendapat panggilan atau tugas perusahaan, maka dalam
perjalanan untuk memenuhi panggilan tersebut yang
bersangkutan dijamin oleh ASTEK (termasuk cuti
menunaikan ibadah Haji).
2. Kecelakaan yang terjadi di Mess/Perkemahan yang tidak
2222..0099..1144 0011::4499
berada di lokasi (tempat) kerja.
3. Kecelakaan yang terjadi di luar waktu kerja atau dalam
rangka melakukan kegiatan bukan merupakan tugas
dari atasan untuk kepentingan perusahaan.
4. Kecelakaan yang terjadi pada waktu yang bersangkutan
meninggalkan tempat kerja untuk kepentingan pribadi.
27. Tujuan dan Manfaat JKDK
Tujuan
Perlindungan atas pekerja termasuk bagi keluarga dan Perusahaan.
Memberi ketenangan dan percaya diri sehingga tercipta disiplin kerja.
Meningkatkan kesejahteraan pekerja sehingga tercipta produktivitas dan
meningkatkan keuntungan Perusahaan.
Manfaat
Jaminan bagi pekerja dan Perusahaan.
Mendorong motivasi untuk lebih tekun bekerja.
Menciptakan Sense of Belonging dan kerjasama antara pekerja dan
Perusahaan.
Dengan pengalihan resiko kepada Asuransi, Perusahaan tidak dibebani biaya-biaya
2222..0099..1144 0011::4499
unpredictable.
Kesejahteraan pekerja akan menambah motivasi, disiplin dan rasa memiliki
sehingga meningkatkan produktivitas.
Ikut secara riil dalam memberikan kontribusi kepada Pembangunan Daerah.
28. BENEFIT PROGRAM JKDK
2222..0099..1144 0011::4499
Tunjangan Kematian diterimakan kepada ahli waris, setinggi-tingginya
60% x 60 bulan gaji/upah, ditambah uang kubur sebesar
Rp. 600.000,- (enam ratus ribu rupiah) dengan perincian sebagai
berikut :
1. 30 % X 60 bulan upah/gaji bagi janda/duda, istri/suami sah pekerja
yang meninggal.
2. 15 % X 60 bulan upah/gaji bagi setiap anak, sebanyak-banyaknya 2
(dua) anak kandung sah atau anak angkat yang disahkan yang
belum mencapai usia 21 tahun belum pernah menikah dan belum
bekerja dengan menerima upah.
3. Setinggi-tingginya 30 % X 60 bulan upah/gaji bagi bapak/ibu
apabila pekerja yang meninggal tidak mempunyai istri atau suami
atau anak.
Santunan Cacat
1. Cacat tetap sebagian sebesar % sesuai tabel x 60 bulan gaji/upah.
2. Cacat tetap total sebesar 70% x 60 bulan gaji/upah.
3. Cacat kekurangan fungsi sebesar % berkurangnya fungsi x % sesuai
tabel x 60 bulan gaji/upah.
29. PROSEDUR PEMBAYARAN IURAN / PREMI JKDK
Besarnya Iuran/Premi Program JKDK adalah 0,24 % x Upah/Gaji
satu bulan (yang tercantum dalam daftar upah perusahaan).
Perusahaan peserta Program JKDK membayar iuran/premi setiap
bulannya dengan tanggal yang telah ditentukan menurut perjanjian
ke rekening yang telah disepakati.
BUKTI SETOR dari BPD yang diterima oleh PT. Asuransi Umum
BUMIPUTERAMUDA 1967 akan dibuatkan KWITANSI PREMI
sebagai tanda terima pembayaran iuran/premi bulanan dan
dikirimkan ke Alamat Perusahaan Peserta Program JKDK.
Perusahaan peserta Program JKDK wajib mengisi secara lengkap form
AKTK 01 (DAFTAR NAMA DAN/ATAU MUTASI TENAGA KERJA)
yang baru masuk dan yang telah keluar atau mutasi kenaikan
upah/gaji.
2222..0099..1144 0011::4499